Transcript
Page 1: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin

pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta

tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa saat setelahmengkonsumsi suatu jenis

makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah satu dari sekian

banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai. Tubuh kita memiliki

serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan.

Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme

tersebut kita kenal sebagai sistem kekebalan atau imun. Secara singkat sistem kerja

dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing misalnya bakteri atau virus memasuki

tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari bahan asing

penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar) yang hanya akan membasmi

protein khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh

kita disebut antibodi. Sedangkan protein asing yang akan diserang dan

dilumpuhkannya disebut antigen.

Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus

menemui dua protein asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan

pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata lain, kita harus diserang terlebih

dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus campak tubuh

tidak akan begitu bermasalah, tapi masalah akan menjadi serius jika tubuh

berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya,

mereka yang selamat dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan

tubuh mereka yang bekerja cepat dan mulai memproduksi antibodi dalam waktu

singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat, mereka yang terinfeksi akan kurang

beruntung.

2.      Rumusan Masalah

a.       Apa definisi dermatitis ?

Page 2: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

b.      Apa saja klasifikasi dari dermatitis ?

c.       Apa saja etiologi dermatitis ?

d.      Bagaimana manifestasi klinis pada dermatitis?

e.       Apa saja pemeriksaan penunjang pada dermatitis ?

f.        Bagaimana penatatalaksanaaan pada dermatitis ?

g.       Apa saja komplikasi akibat dermatitis ?

h.      Bagaimana askep pada klien dermatitis ?

3.      Tujuan

a.       Mengetahui apa definisi dermatitis

b.      Mengetahui apa saja klasifikasi dari dermatitis

c.       Mengetahui apa saja etiologi dermatitis

d.      Mengetahui bagaimana manifestasi klinis pada dermatitis

e.       Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada dermatitis

f.        Mengetahui bagaimana penatatalaksanaaan pada dermatitis

g.       Mengetahui apa saja komplikasi akibat dermatitis

h.      Mengetahui bagaimana askep pada klien dermatitis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1DEFINISI

2.1.1        Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons

terhadap pengaruh faktor ekstrogen dan faktor endogen menimbulkan kelainan klinis yang

berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel skuama likenifikasi) dan

gatal. (Suria Djuanda dan Sri Adi Sulasito.2004)

2.1.2        Dermatitis merupakan sejenis pola reaksi peradangan kulit yang bisa dicetuskan

oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. (Robin Graham-Brown Tony

Burns:Lecture note dermatologi.2000)

2.1.3        Dermatitis merupakan inflamasi khusus pada kulit yang disebabkan oleh zat-zat

dari luar (external) dan dari dalam (internal). (Sigfrid freger:Kontak dermatitis.2000)

Page 3: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

2.1.4        Dermatitis suatu epidermo-dermitis yang secara klinis ditandai oleh keluhan

pruritus dan tanda lesi polimorfi bersama-sama atau menyusul. (petrus Andrianto : Kapita

selekta Dermato-Venerologi.1998)

2.1.5        Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap

pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-

resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, likenifikasi, dan keluhan gatal).

    Eritema : Kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler

yang reversible.

    Edema : Membengkak

    Papula : Penonjolan kulit dengan diameter <0,5 cm

    Vesikel : Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari 1/2 cm garis

tengah dan mempunyai dasar,

    Skuama : Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.

    Likenifikasi : Penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas.

    Rasa gatal yang mungkin berat

Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami

peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai

jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,

memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti

tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas

menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam

beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala  Dermatitis yang muncul

dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda.

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala

berbeda.

2.2  KLASIFIKASI

Eksogen

1.      Dermatitis kontak iritan primer

2.      Dermatitis kontak alergi

Page 4: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

Endogen

1.      Dermatitis atopic

2.      Dermatitis seboroik

3.      Dermatitis discoid

4.      Dermatitis varikosa

5.      Eksema endogen pada telapak tangan dan telapak kaki

6.      Dermatitis asteatotik

2.2.1        Dermatitis kontak iritan primer

Yang termasuk iritan primer yang secara fisik merusak kulit adalah asam, basa deterjen,

dan produk-produk minyak bumi.

Pengobatannya sederhana, baik dengan mencegah agar tidak terjadi kontak antara pasien

dengan iritan

Iritan yang bisa menyebabkan Dermatitis Kontak :

         Asam kuat (hidroklorida, hidroflorida, asam nitrat, asam sulfat)

         Basa kuat (kalsium hidroksida,kalium hidroksida, natrium hidroksida)

         Detergent

         Resin epoksi

         Etilen oksida

         Fiberglass

         Minyak (lubricant)

         Pelarut-pelarut organic

         Agen oksidator

         Plasticizer

         Serpihan kayu

2.2.2        Dermatitis kontak alergi

Penyakit ini timbul akibat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap suatu

allergen eksternal. Beberapa zat kimia merupakan allergen yang cukup kuat, yang dengan

Page 5: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

sekali paparan bisa menyebabkan terjadinya sensitisasi, sedangkan zat kimia lain

memerlukan paparan berulang-ulang.

Yang sering menyebabkan dermatitis kontak adalah nikel, colophony, bahan-bahan aditif

karet, kromat, cat rambut, dan obat-obat topical, baik sebagai bahan aktif utama maupun

sebagai bahan dasar.

2.2.3        Dermatitis atopic

         Dermatitis atopik adalah dermatitis yang terjadi pada orang yang mempunyai riwayat

atopi. (dr. Irma D.Roesyanto-Mahadi)

         Dematitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal

yang berhubungan dengan atopi ( Suria Djuanda dan Sri Adi Sulasito)

Istilah atopic menunjukan adanya suatu predisposisi genetic bagi timbulnya eczema, asma,

dan hay fever. Ekzema ini biasanya menyerang daerah lipatan yang khas-pergelangan

tangan, fosa antekubiti, fosa poplitea, dan dorsum pedis.

Kulit menjadi kering dan terasa gatal. Sebagai akibat dari selalu digaruk atau digosok

daerah yang terkena bisa menebal (likenfikasi).

2.2.4        Dermatitis seboroik

Dematitis Semboroik adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tumbuh

berambut terutama pada kulit kepala, alis mata, dan muka, kronik dan superfisial. ( Suria

Djuanda dan Sri Adi Sulasito).

Dermatitis seboroik menyerang kuit kepala, wajah, daerah presternal, punggung bagian

atas, dan daerah-daerah lipatan. Pada kulit kepala yang terkena bisa ditemukan adanya

pembentukan skuama yang luas dan gatal dengan dasar yang eritematosa. Pada wajah

didapatkan eritema berskuama pada lipatan nasolabial, dahi, alis mata, dan daerah janggut.

Lesi di daerah dada seringkali berbatas jelas. Serangan di daerah lipatan menimbulkan

eritema yang sedikit basah dan berminyak.

Dermatitis seboroik yang hebat terutama didapatkan pada penderita AIDS.

2.2.5        Eksema discoid

Page 6: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

Pada kelainan ini, timbul eksema yang tersebar, berbatas jelas, mengeluarkan eksudat, dan

ditutupi krusta, yang terdapat pada tubuh dan ekstremitas. Suatu steroid topical yang

poten biasanya diperlukan untuk mengendalikan kondisi ini. Etiologi kelainan ini belum

diketahui.

2.2.6        Eksema varikosa

Hipertensi vena kronis sering dihubungkan dengan perubahan eksematosa pada tungkai.

Penyebaran sekunder ke bagian depan lengan bisa terjadi.

Steroid topical dengan potensi ringan atau sedang biasanya akan menekan eksema.

2.2.7        Eksema endogen pada telapak tangan dan telapak kaki

Suatu bentuk eksema yang terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, disertai

pembentukan bula dikenal dengan nama pomfoliks akut. Sering didapatkan adanya infeksi

bakteri sekunder.

2.2.8        Eksema asteatotika

Seiring bertambahnya usia, kadar lemak yang terdapat pada stratum korneum berkurang,

sehingga kulit orang lanjut usia sangat peka terhadap bahan pelarut minyak. Eksema

asteatotika (yang juga disebut eksema craquele) biasanya ditemukan pada tungkai, tetapi

bisa juga terdapat pada perut bagian bawah, lengan, dan kadang-kadang diseluruh tubuh.

2.2          ETIOLOGI

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :

detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya :

bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopic .(Adhi

Djuanda,2005)

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi

penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda

pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi

infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit

Page 7: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada

kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh

dan .Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera

periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.

2.3          MANIFESTASI KLINIK

Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain

itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan

dan gangguan fungsi kulit (function laisa).Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tgas an

terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan

eritema dan edema.Edema sangat jelas pada klit yang longgar misalya muka (terutama

palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna .Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.

Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat sumber

dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian

membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai

infeksi.Dermatitis sika (kering) berarti tiak madidans bila gelembung-gelumbung

mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti

dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi,

artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele

telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.

2.4           PEMERIKSAAN PENUNJANG

  Laboratorium

1.      Darah; Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin.

2.      Urin; pemeriksaan Hispatologi

3.      Uji kulit, alergen, uji IgE spesifik, pada dermatitis atopik

4.      Pemeriksaan kultur bakteri apabila ada komplikasi infeksi sekunder bakteri, pada

dermatitis kontak iritan

  Penunjang : pemeriksaan histopatologi

  Tes tempel dan tes tusuk

Page 8: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

2.5           PENATALAKSANAAN MEDIS

  Umum

1.      Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2.      Mengatasi hipotermia

3.      Perbaikan kesadaran umum

4.      Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

  Khusus pengobatan spesifik tergantung kausa. Umumnya dengan kortikosteroid dengan

dosis awal 40-60 mg prednison/hari. Antibiotika diberikan terutama untuk kasus-kasus

yang eksofoliasinya dalam keadaan lembab untuk menghindari infeksi.

  Pengobatan Sistemik

  Pada kasus ringan dapat diberi : antihistamin dikombinasi dengan

antiserotonin,antibradikinin, anti-SRA dan sebagainya.

  Pada kasus akut dan berat dapat diberi kontikosteroid.

  Pengobatan Topikal

  Dermatitis akut/basah (madidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka). Bila

subkutan diberi lusio (bedak kocok),krim,pasta, atau linimentum (pasta pendingin). Krim

diberikan pada daerah yang berambut, sedangakan pasta pada daerah yang tidak

berambut, bila kronik diberi salap.

  Makin berat atau akut penyakitnya makin rendah presentase obat spesifik.

  Perawatan inap di isolasi

  Konsultasi : Penyakit dalam, mata, ICU

2.6         KOMPLIKASI

a.       Eosinofilia: jumlah eosinofil dalam darah meningkat

b.      sindrom pernapasan akut

c.       gangguan ginjal

d.      dishidrosis dan uretritis

Page 9: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

e.       Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus,

jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.

f.        Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

g.       Infeksi bakteri sekunder, yang menyebabkan timbulnya folikulitis atau impetigo.

2.8 Asuhan Keperawatan

2.8.1 PENGKAJIAN.

a. Identitas Pasien.

b. Keluhan Utama.

Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.

c. Riwayat Kesehatan.

1.      Riwayat Penyakit Sekarang :

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan

utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.

2.      Riwayat Penyakit Dahulu :

Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.

3.      Riwayat Penyakit Keluarga :

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit

lainnya.

4.      Riwayat Psikososial :

Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami

stress yang berkepanjangan.

5.      Riwayat Pemakaian Obat :

Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau

pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

2.8.2 POLA FUNGSIONAL GORDON

1.      Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan

a)     Persepsi terhadap penyakit :

Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah

pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut

mengganggu aktivitas pasien.

b)     Penggunaan :

Page 10: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

1.      Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik,

antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan

antispasmotik dan obat anti-parkinson

2.      Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup

klien.

2.      Pola Nutrisi/Metabolisme

a.       Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan

malam )

b.      Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau

alergi

c.       Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan

d.      Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang

mengandung vitamin antioksidant

3.      Pola Eliminasi

a.       Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan karakteristiknya

b.      Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi

c.       Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu

untuk miksi dan defekasi.

4.      Pola Aktivitas/Olahraga

a.       Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit.

b.      Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena

yang terganggu adalah kulitnya   

c.       keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.

5.      Pola Istirahat/Tidur

a.       Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien

b.      Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang

berhubungan dengan gangguan pada kulit

Page 11: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

c.       Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?

6.      Pola Kognitif/Persepsi

a.       Kaji status mental klien

b.      Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu

c.       Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi

penyebab kecemasan klien

d.      Kaji penglihatan dan pendengaran klien.

e.       Kaji apakah klien mengalami vertigo

f.        Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.

7.      Pola Persepsi dan Konsep Diri

a.       Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah

kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya

b.      Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau

takut

c.       Apakah ada hal yang menjadi pikirannya

8.      Pola Peran Hubungan

a.       Tanyakan apa pekerjaan pasien

b.      Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan,

teman, dll.

c.       Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien

9.      Pola Seksualitas/Reproduksi

a.       Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya

b.      Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan

menopause

c.       Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan

kebutuhan seks

Page 12: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

10.  Pola Koping-Toleransi Stres

a.       Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan

diri )

b.      Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya

(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress

atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.

11.  Pola Keyakinan-Nilai

a.       Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta

seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada

Tuhannya lebih berfikiran positif.

2.8.3        PEMERIKSAAN FISIK.

         Meliputi seluruh area kulit, membran mukosa, kulit kepala & kuku

         Prosedur utama pemeriksaan: inspeksi & palpasi

         Lepas pakaian & berikan selimut

         Individual precautions: sarung tangan

         Ruangan terang & hangat, bantuan light utk menyinari lesi

         Tampilan umum dikaji dari: warna, suhu, kelembaban, tekstur, lesi, vaskularitas,

mobilitas, kondisi rambut & kuku

         Turgor, edema & elastisitas harus dinilai dg palpasi

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : -

DO : Seluruh tubuh berwarna

kemerahan dengan skuama

berwarna putih diatasnya

Zat Kimia Kerusakan

integritas

kulit : eritema

Page 13: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

dan mengelupas

2 DS : Klien mengatakan nyeri

ditangan seperti terbakar

DO : Paien terlihat menyeringai,

tekanan darah 140/90

mmHg, nadi 100x/menit

Agen

cidera:zat

kimia

Nyeri akut

3 DS : -

DO : kemerahan pada kulit,

terdapat vesikel dan bula.

Terjadi pembengkakan

pada kulit.

Kerusakan

jaringan

Resiko infeksi

4 DS: Klien mengatakan malu

dan tidak percaya diri

DO : Klien menutupi bagian

tubuhnya dengan selimut,

menarik diri

Penyakit:

dermatitis

Gangguan

citra tubuh

2.8.4        Diagnosa Keperawatan

1.      Kerusakan integritas kulit: eritema berhubungan dengan zat kimia (00046)

2.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera: zat kimia (00132)

3.      Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (00004)

4.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit:dermatitis (00118)

2.8.5  Intervensi keperawatan

N

o

NOC NIC RASIONAL

1 Menunjukkan

integritas jaringan:

kulit dan

membrane mukosa

ditandai dengan

indicator 5 (tidak

1.      Bersihkan kulit saat terkena

kotoran.

2.      Minimalkan terpajannya

kulit pada lembab.

3.      Lakukan perawatan

luka/kulit secara rutin yang

1.      Menceggah terjadinya resiko

infeksi.

2.      Mencegah terpajan pada

organism infeksius

3.      Menyiapkan jaringan untuk

penanaman dan menurunkan

Page 14: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

ada gangguan).

Terbebas dari

adanya lesi jaringan

Keutuhan kulit

dapat meliputi tindakan

berikut:

-Lindungi pasien dari

kontaminasi

-miringkan dan atur posisi

kembali pasien secara sering

4. ajarkan anggota keluarga/

pemberi asuhan tentang

tanda kerusakan kulit, jika

diperlukan.

resiko infeksi

4.      Memberi pengetahuan pada

keluarga tentang tanda tanda

infeksi untuk mencegah

terjadinya infeksi yang lain

2 Menunjukan

tingkat nyeri

dibuktikan dengan

indikator 2 (nyeri

ringan)

1.      Minta pasien untuk menilai

nyeri pada skala 1-10.

2.      Lakukan pengkajian nyeri

yang komprehensif meliputi

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas

atau keparahan nyeri, dan

faktor presipitasinya.

3.      Berikan informasi tentang

nyeri, seperti penyebab

nyeri, seberapa lama akan

berlangsung, dan antisipasi

ketidaknyamanan dari

prosedur.

4.      Kolaborasi pemberian

analgesic.

1.      Untuk mengetahui tingkat

nyeri

2.      Perubahan

lokasi/karakter/intensitas

nyeri dapat mengindikasikan

terjadinya komplikasi atau

perbaikan/kembalinya fungsi

saraf/sensasi.

3.      Agar pasien mengenal

berbagai penyebab nyeri

yang dia rasakan.

4.      Analgesik digunakan untuk

mengurangi rasa nyeri

3 Teterbebas dari

tanda atau gejala

infeksi

1.      Pantau tanda dan gejala

infeksi.

2.      Pantau hasil laboratorium.

3.      Instruksikan untuk menjaga

1.      Mengetahui sedini mungkin

bila terjadi infeksi dan

pencegahannya.

2.      Hasil laboratorium dapat

Page 15: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

hygiene pribadi untuk.

melindungi tubuh terhadap

infeksi.

4.      Ajarkan kepada pasien dan

keluarganya tanda/gejala

infeksi dan kapan harus

melaporkannya ke pusat

kesehatan.

5.      Kolaborasi pemberian

antibiotic bila diperlukan.

digunakan sebagai pacuan

untuk mengetahui infeksi.

3.      Kurangnya hygiene pribadi/

deficit perawatan diri bias

menyebabkan infeksi.

4.      Agar keluarga dan pasien

mengetahui

5.      Diberikan secara profilaktif

dan untuk mengatasi infeksi.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan 

Dermatitis sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda

dan gejalanya beragam, seperti gatal, lesi kulit, kemerahanl,dll. Pendiagnosaan

dermatitis dapat di tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni tes darah lengkap, uji

allergen kulit, dll.

3.2Saran 

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda–tanda DERMATITIS dan

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis yang secara benar.

Page 16: Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Ktiteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009 – 2011.

Jakarta : EGC

Brown, Robin Graham dan Tony Burns. 2002. Lecture notes on dermatology. Jakarta: EGC

Goldstein, Beth G dan Adam O Goldstein. 1998. Dermatologi Praktis. Jakarta: EGC

Andrianto, Pentrus dan Tan Eng Tie. 1998. Kapita Selekta. Jakarta: EGC

Diposkan oleh Nova Setiawan di 03:27 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:


Top Related