
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
1/67
BAB I
PENDAHULUAN
Morbili (disebut juga rubeola, red measles atau hard measles) merupakan penyakit virus menular
dan menimbulkan dampak yang serius.Seseorang yang tidak mendapat vaksin virus ini memiliki
risiko lebih tinggi terkena morbili.Morbili lebih sering terjadi pada seseorang yang rentan
(mereka yang tidak pernah terkena penyakit ini sebelumnya atau yang tidak mendapat vaksin)
yang melakukan perjalanan.Morbili menular melalui kontak langsung melalui droplet infeksi
maupun penyebaran udara.Transmisi juga terjadi melalui kontak maupun sentuhan dengan bahan
yang terkontaminasi dan kemudian tersentuh mata, hidung, dan/atau mulut. Transmisi morbili
mulai dari 4 hari sebelum sampai 4 hari sesudah ruam kemerahan munul, maksimal terjadi
mulai dari onset prodromal (atau gejala pertama) yaitu !"4 hari setelah ruam kemerahan
munul.#
$iasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup. $ayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan
kekebalan seara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4"% bulan dan setelah umur tersebut
kekebalan akan berkurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.&,!
1
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
2/67
BAB II
PRESENTASI KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH
STATUS PASIEN KASUS I
Nama Mahasiswa : Justhesa Fit!ia"i F#P Pem$im$i"%: D!# Ki!a"a& S'#A
NIM : ()(#(*#+,- Ta".a ta"%a" :
IDENTITAS PASIEN
'ama n. *
+enis kelamin erempuan
-mur # tahun ! bulan
Tempat/ tanggal lahir +akarta, # ktober
Suku bangsa $eta0i
gama 1slam
endidikan "
lamat 2lender, +akarta Timur
2
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
3/67
ORANG TUA/ 0ALI
yah 1bu
'ama Tn. 3
-mur 4 tahun
ekerjaan S0asta
endidikan SM
Suku bangsa $eta0i
gama 1slam
lamat 2lender, +akarta
Timur
'ama 'y. S
-mur ! tahun
ekerjaan 1bu rumah tangga
endidikan SM
Suku bangsa $eta0i
gama 1slam
lamat 2lender, +akarta
Timur
5ubungan dengan orang tua asien merupakan anak kandung.
1. ANAMNESIS
*okasi $angsal lantai % Timur, kamar %#6
Tanggal / 0aktu 6 7ebruari % pukul %. 81$
Tanggal masuk 4 7ebruari % pukul #.6 81$
2eluhan utama 9emam sejak & minggu sebelum masuk rumah sakit.
2eluhan tambahan 2eluar bintik"bintik merah di seluruh tubuh, batuk
berdahak, pilek, diare, sesak.
. :i0ayat enyakit Sekarang
asien datang ke 1;9 :S-9 $udhi sih pada tanggal 4/&/% jam #.6 0ib
dengan keluhan demam sejak & minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
$erdasarkan anamnesis pada ibu pasien, a0alnya ibu merasakan panas padadaerah kepala dan perut anaknya kemudian panasnyateraba oleh ibunya menjalar
ke seluruh tubuh anaknya. Selama # minggudemam naik turun,, saat itu juga ibu
pasien memba0anya ke dokter untuk berobat. Setelah mengkonsumsi obat
tersebut, demam hilang kemudian diikuti munul bintik"bintik merah juga pasien
menderita pilek. Satu hari sebelum diba0a ke 1;9 :S-9 $udhi sih, pasien
3
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
4/67
batuk disertai dahak ber0arna kuning kehijauan, diare air ber0arna okelat tidak
berlendir dan berdarah sebanyak & minggu
2eadaan bayi
$erat lahir &.? gr
anjang lahir 4> m
*ingkar kepala Tidak tahu
*angsung menangis (@)
2emerahan (@)
2uning (")'ilai ;: Tidak tahu
2elainan ba0aan Tidak ada
2esimpulan ri0ayat kehamilan/ persalinan 2ontrol kehamilan baik, persalinan spontan,
ukup bulan, berat badan lahir sesuai dengan masa kehamilan, tidak ada kelainan atau penyakit
yang membutuhkan pera0atan di rumah sakit.
4
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
5/67
9. :i0ayat erkembangan
ertumbuhan gigi 1 *upa ('ormal 6"> bulan)
;angguan perkembangan mental Tidak ada
sikomotor Tengkurap *upa ('ormal !"4 bulan)
9uduk *upa ('ormal %"> bulan)
$erdiri *upa ('ormal >"#& bulan)
$erjalan > bulan ('ormal #! bulan)
$iara #& bulan ('ormal >"#& bulan)
Membaa dan menulis "
erkembangan pubertas Tanda seks sekunder (")
2esimpulan ri0ayat pertumbuhan dan perkembangan Tidak ada kelainan
3. :i0ayat Makanan
-mur
(bulan)S1/S1 $uah / $iskuit $ubur Susu 'asi Tim
A & S1 " " "
& A 4 S1 " " "
4 A % S1 " " "
% A S1 @ @ "
A # S1 @ @ @
# "#& S1 @ @ @
2esulitan makan ibu pasien mengatakan selama sakit pasien masih mau minum susu
(S1)
7. :i0ayat 1munisasi
Baksin 9asar ( umur ) -langan ( umur )
$=; # bulan " " " "
5
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
6/67
9T / T & bulan 4 bulan % bulan " "
olio bulan & bulan 4 bulan " "
=ampak " " " " "
5epatitis $ bulan # bulan % bulan " "
2esimpulan ri0ayat imunisasi Imu"isasi .asa! $e1um 1e"%2a'.
;. :i0ayat 2eluarga
a# Riwaat Pe"a2it Ke1ua!%a:. 9ari keterangan ibu pasien, di anggota keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit darah tinggi, kening manis, alergi.
$# Riwaat Ke$iasaa": Tidak ada keluarga pasien yang tinggal serumah yang
merokok, suka meminum alkohol atau mengkonsumsi obat"obatan terlarang.
Kesim'u1a" !iwaat 2e1ua!%a: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki gejala
serupa. :i0ayat transfusi darah (").
5. :i0ayat *ingkungan$erdasarkan keterangan ibu pasien, di sekitar rumahnya anak"anak tetangga sedang
terkena ampak
Kesim'u1a" 2ea.aa" 1i"%2u"%a": 2eadaan lingkungan kurang baik.
1. :i0ayat Sosial dan 3konomi
1bu pasien mengatakan untuk saat ini penghasilan suaminya masih dapat memenuhi
kebutuhan mereka untuk makan seadanya.
Kesim'u1a" s3sia1 e23"3mi: asien berasal dari keluarga dengan taraf sosial ekonomi
menengah ke ba0ah.
I#PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
KEADAAN UMUM
2esan Sakit Tam'a2 sa2it se.a"%
6
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
7/67
2esadaran =ompos mentis
2esan ;iCi Gi4i 2u!a"%
DATA ANTROPOMETRI
$erat $adan sekarang ,6 kg *ingkar 2epala 4 m
$erat $adan sebelum sakit # kg *ingkar *engan tas #4 m
anjang $adan ?! m
STATUS GI5I
6 $$ / - D ,6/#,? < #E D ?>,4E (;iCi kurang menurut persentase =9= &)
6 T$/- D ?!/?% < #Esevere stunting menurut pelletier #>>!
D ?!/#6 bulanFp6 " Gp6giCi kurang menurut kurva =9= &
6 $$/T$ D ,6/#,? < #E D ?>,4EgiCi kurang menurut 0aterlo0 #>?&
6 *2 D 4 m ( ("&) S9 A (@&) S9 normoephali menurut 2urva 'ellhaus)
Kesim'u1a" status %i4i :9ari ketiga parameter yang digunakan diatas didapatkan giCi
kurangH hal ini menandakan bah0a yang dialami pasien sekarang ialah suatu 2e2u!a"%a"
%i4i#
TANDA VITAL
Tekanan 9arah >/? mm5g
'adi #
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
8/67
'yeri tarik aurikula "/" 'yeri tekan tragus "/"
*iang telinga *apang Membran timpani Sulit dinilai
Serumen "/" :efleks ahaya Sulit dinilai=airan "/"
HIDUNG :$entuk Simetris 'apas uping hidung " / "
Sekret "/" 9eviasi septum "
Mukosa hiperemis "/" 2onka eutrofi @/@
BIBIR: kering ("), sianosis (").
MULUT:
" Mukosa mulut puat, oral higiene kurang baik, trismus ("), mukosa gusi dan pipi merah
muda, ulkus ("), halitosis (")." *idah 'ormoglosia, puat ("), ulkus ("), hiperemis (") massa ("), atrofi papil ("), coated
tongue(").
TENGGOROKAN
" rkus faring simetris, hiperemis ("). Tonsil T#"T# tenang, kripta tidak melebar, detritus
("). 7aring hiperemis ("), granula ("), massa ("), '9 (")
LEHER:
6 $entuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun 2;$, tidak
tampak deviasi trakea.
6 Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
6 Tidak teraba pembesaran 2;$ submandibula, konsistensi kenyal, tidak nyeri tekan.
6 Trakea teraba di tengah.
THORAKS :
JANTUNG
I"s'e2si 1tus ordis tidak tampak
Pa1'asi 1tus ordis teraba pada 1=S B linea midklavikularis sinistra
Pe!2usi $atas kiri jantung 1=S B linea midklavikularis sinistra $atas kanan jantung 1=S 111 A B linea sternalis de
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
9/67
6 sonor di kedua lapang paru.
6 $atas paru dan hepar di 1=S B1 linea midklavikularis de
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
10/67
:efleks patologis (") (")
*ain"lain 3dema (") 3dema (")
PUNGGUNG
" $entuk tulang belakang normal, tidak terdapat deviasi, benjolan ("), ruam (")
KULIT:
6 Tampak plak eritematous hiperpigmentasi difus miliar generalisata.
TANDA RANGSANG MENINGEAL :
2aku kuduk (")
$rudCinski 1 (") (")
$rudCinski 11 (") (")
*aseIue (") (")
2erniI (") (")
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Peme!i2saa" .a!ah 1e"%2a' :
Ta"%%a1 ;6++6,(+< 5asil 1nterpretasi
3ritrosit !,? juta/ u* 'ormal
5emoglobin >,> g/ d* Me"u!u"
5ematokrit !E Me"u!u"
*eukosit #6,? ribu/ J* 'ormal
Trombosit &?./ J* 'ormal
M=B #,> f* 'ormal
M=5 &?,# pg 'ormal
M=5= !!,# g/ d* 'ormal
:98 #!,>E 'ormal
;9S &% mg/ d* Me"i"%2at
10
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
11/67
F3t3 th3!a= :
11
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
12/67
II# RESUME
asien perempuan usia #tahun ! bulan datang dengan keluhan demam sejak & minggu
yang lalu. $erdasarkan anamnesis pada ibu pasien, a0alnya ibu merasakan panas pada
daerah kepala dan perut anaknya kemudian panasnyateraba oleh ibunya menjalar ke seluruh
tubuh anaknya. Selama # minggu demam naik turun,, saat itu juga ibu pasien memba0anya
ke dokter untuk berobat. Setelah mengkonsumsi obat tersebut, demam hilang kemudian
diikuti munul bintik"bintik merah juga pasien menderita pilek. Satu hari sebelum diba0a ke
1;9 :S-9 $udhi sih, pasien batuk disertai dahak ber0arna kuning kehijauan, diare air
ber0arna okelat tidak berlendir dan berdarah sebanyak &/% mm5g, 'D #
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
13/67
III# DIAGNOSIS BANDING
Morbili
3ksantema Subitum
IV# DIAGNOSIS KERJA
Morbili stadium konvalesensi
$ronkopneumonia
nemia
;iCi 2urang
V# PEMERIKSAAN ANJURAN
*aboratorium darah rutin
VI# TATALAKSANA
N3"6me.i2ame"t3sa
#. Tirah $aring.
&. emberian makanan sesuai kebutuhan kalori #& kkal/kg$$
Me.i2ame"t3sa
o injeksi efotao injeksi gentamiin #
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
14/67
9emam (@) ,
sesak (@), menret
(@), tampak
bintik"bintik
merah kehitaman
di seluruh tubuh
(@)
TSS, =M
$$ D ,6 kgS D !?,%K=
: D 4%
Mata ka "/", si "/"5idung seret @/@
Mulut sianosis (")
Thora< or bj 1"11 regular,gallop ("), murmur (")
ulmo S' vesikuler, 0h "/",
:h @/@
bdomen supel, $-(@)3
#
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
15/67
Peme!i2saa" ?isi2 Te3!i
15
T9 >/% mm5g,
'D #,> g/d*
o 5t D !E
o ;9S D &% mg/d*
7oto thora E giCi
kurang
o $$/- Gp6giCi buruk
berdasarkan kurva =9= &
o T$/- GEsevere
stunting berdasarkan pelletier
#>>! dan Fp6 " Gp6giCi
kurang berdasarkan kurva
=9= &
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
16/67
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
17/67
,#+# DEFINISI
Morbili merupakan penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan ! stadium, yaitu
stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan
dengan demam, konjungtivitis dan berak koplik.#,&
Morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa *atin), yang kemudian dalam bahasa +erman
disebut dengan nama masern, dalam bahasa 1slandia dikenal dengan nama mislingar dan
measles dalam bahasa 1nggris, dan dalam bahasa 1ndonesia penyakit ini disebut dengan penyakit
ampak. Morbili merupakan penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus,
dengan gejala"gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran
pernapasan, gejala"gejala mata, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang ber0arna merah dan
diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.#,&,!
,#,# ETIOLOGI
enyakit ini disebabkan oleh golongan paramy
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
18/67
;ambar &.#. Birus Morbili
,#)# EPIDEMIOLOGI
$iasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup. $ayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan
kekebalan seara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4"% bulan dan setelah umur tersebut
kekebalan akan berkurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. $ila si ibu belum pernah
menderita menderita morbili ketika ia hamil # atau & bulan, maka 6E kemungkinan akan
mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga maka ia
mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan ba0aan atau seorang anak dengan berat
badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian meninggal sebelum usia # tahun.&,!
,#;# PATOFISIOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. 2elainan ini terdapat pada
kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. enularannya seara droplet terutama
selama stadium kataralis. -mumnya menyerang pada usia % bulan sampai 6 tahun.#,&,!,4
9i kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. $erak
koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan berak pada lesi kulit.
:eaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan
membrana mukosa trakeobronkial. neumonitis interstisial akibat dari virus ampak mengambil
18
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
19/67
bentuk pneumonia sel raksasa 5eht. $ronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
sekunder.&,!,4
;ambar &.&. atofisiologi Morbili
19
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
20/67
enelitian terbaru mengenai morbili, virus yang menjadi agen penyebab diantaranya
measles virus (MB), canine distemper virus (=9B), rinderpest virus (:B), Peste des petits
ruminants virus (:B). Birus ini melakukan replikasi pada organ limfoid yang kemudian
menekan sistem imun yang ditandai dengan limpopenia. =94% merupakan molekul pertama
yang ditemukan sebagai reseptor morbili, =94% juga sebagai reseptor in vivo. Birus ini
kemudian memberi signal ke limfosit yang selanjutnya akan mengaktivasi S*M, yang
diketahui juga sebagai =9#6 yang merupakan reseptor selular dari virus"virus ini. rotein
S*M tidak hanya berfungsi sebagai co-reseptor untuk aktivasi limfosit dan/atau adhesi, tetapi
juga memiliki fungsi sebagai reseptor selular untuk jalan masuk virus morbili (cellular entry
receptors).4
,#
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
21/67
;ambar &.!.Kopliks Spot
&. Stadium 3rupsi.
2oriCa dan batuk"batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum
dan palatum mole. 2adang"kadang terlihat pula berak koplik. Terjadinya eritema yang
berbentuk makula"papula disertai menaiknya suhu badan. 9iantara makula terdapat kulit yang
normal. Mula"mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang ba0ah. 2adang"kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. :asa
gatal, muka bengkak. :uam menapai anggota ba0ah pada hari ketiga dan akan menghilang
dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula
dan di daerah leher belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan
muntah. Bariasi dari morbili yang biasa ini adalah black measlesN, yaitu morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
21
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
22/67
;ambar &.4. :uam 2emerahan (rash)
!. Stadium 2onvalesensi.
3rupsi berkurang meninggalkan bekas yang ber0arna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
lama"kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak 1ndonesia sering
ditemukan pula kulit yang bersisik. 5iperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk
morbili. ada penyakit"penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal keuali bila ada komplikasi.
;ambar &.6. Stadium 2onvalesensi (ruam hiperpigmentasi)
22
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
23/67
,#># DIAGNOSIS BANDING,&
#. ;erman Measles.
ada penyakit ini tidak ada berak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah
suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
&. 3ksantema Subitum.
:uam akan munul bila suhu badan menjadi normal. :ubeola infantum (eksantema
subitum) dibedakan dari ampak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam
menghilang. :uam rubella dan infeksi enterovirus enderung untuk kurang menolok daripada
ruam ampak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. 8alaupun batuk ada pada
banyak infeksi riketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada ampak khas terlibat.
Tidak adanya batuk atau ri0ayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu
mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam
yang agak serupa dengan ruam ampak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. ada
meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. :uam papuler halus difus pada demam
skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.
,#*# KOMPLIKASI
o ada penderita ampak dapat terjadi komplikasi yang terjadi sebagai akibat replikasi virus atau
karena superinfeksi bakteri antara lain&,!,4,%,?
titis Media kut 9apat terjadi karena infeksi bakterial sekunder.
3nsefalitis
o 9apat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang menderita ampak atau dalam satu
bulan setelah mendapat imunisasi dengan vaksin virus ampak hidup, pada penderita yang
sedang mendapat pengobatan imunosupresif dan sebagai Subacute sclerosing panencephalitis
(SS3). ngka kejadian ensefalitis setelah infeksi ampak adalah # #. kasus, sedangkan
ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus ampak hidup adalah #,#% tiap #.. dosis. SS3
jarang terjadi hanya sekitar # per #. dan terjadi beberapa tahun setelah infeksi dimana lebih
dari 6E kasus"kasus SS3 pernah menderita ampak pada & tahun pertama umur kehidupan.
enyebabnya tidak jelas tetapi ada bukti"bukti bah0a virus ampak memegang peranan dalam
23
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
24/67
patogenesisnya. SS3 yang terjadi setelah vaksinasi ampak didapatkan kira"kira ! tahun
kemudian.
$ronkopneumonia
o 9apat disebabkan oleh virus morbilia atau oleh neuomoous, Streptoous, Staphyloous.
$ronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan
malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun misalnya tuberkulosis, leukemia dan lain"
lain.
2ebutaan
o Terjadi karena virus ampak memperepat episode defisiensi vitamin yang akhirnya dapat
menyebabkan
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
25/67
,#+(# PENEGAHAN+&)&*
1munisasi aktif ini dilakukan dengan menggunakan strain Sh0arC dan Moraten. Baksin
tersebut diberikan seara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
enegahan juga dengan imunisasi pasif.
25
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
26/67
BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI+,&+)&+;&+
neumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di ba0ah
6 tahun.9iperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, kurang lebih & juta anak
balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di frika dan sia
Tenggara.neumonia lebih sering dijumpai di negara berkembang dibandingkan negara maju.
Menurut survei kesehatan anak nasional ( S2' ) , &?,%E kematian bayi dan &&,E
kematian balita di 1ndonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia.
26
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
27/67
;ambar 6. enyebab 2ematian ada $alita ada Tahun & ( 85/=hild 5ealth 3pidemiology :eferene ;roup
(=53:;) )
ETIOLOGI-&+>
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh infeksi mikroorganisme ( virus, bakteri,
jamur, parasit ) dan sebagain keil disebabkan oleh hal lain, seperti aspirasi makanan dan asam
lambung, benda asing, senya0a hidrokarbon, reaksi hipersensitivitas, dan drug " or radiation
induced pneumonitis.%,>-sia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan penumonia anak terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis,
dan strategi pengobatan.
ada neonatus sering terjadi pneumonia akibat transmisi vertikal ibu A anak yang
berhubungan dengan proses persalinan. 1nfeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi
dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekoneum, airan amnion, atau dari serviks ibu. Spektrum
mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi keil meliputi Streptococcus group $,
#hlamydia trachomatis, dan bakteri ;ram negatif seperti $. coli, Pseudomonas sp, atau
Klebsiella sp. disamping bakteri utama penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumoniae.
1nfeksi oleh #hlamydia trachomatisakibat transmisi dari ibu selama proses persalinan sering
terjadi pada bayi di ba0ah & bulan. enularan transplasenta juga dapat terjadi dengan
mikroorganisme Toksoplasma, :ubela, virus Sitomegalo, dan virus 5erpes simpleks ( T:=5 ),
Barisela A Ooster, dan%isteria monocytogenes.
ada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia lebih sering disebabkan oleh
infeksi Streptococcus pneumoniae,&aemophillus influen'aetipe $, dan Staphylococcus aureus,
sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan
infeksi!ycoplasma pneumoniae.
9i negara maju, pneumonia pada anak tertuama disebabkan oleh virus, di samping
bakteri, atau ampuran bakteri dan virus.Birkki dkk.melakukan penelitian pada pneumonia anak
dan menemukan etiologi virus saja sebanyak !&E, ampuran bakteri dan virus !E, dan bakteri
saja &&E. Birus yang terbanyak menyebabkan pneumonia antara lain adalah (espiratory
Synctial irus( :SB ), (hinovirus, dan virus Parainfluen'ae. $akteri yang terbanyak adalah
Streptococcus pneumoniae, &aemophillus influen'ae tipe $, dan !ycoplasma
pneumoniae.2elompok anak berusia & tahun ke atas mempunyai etiologi infeksi bakteri yang
27
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
28/67
lebih banyak dibandingkan dengan anak berusia di ba0ah & tahun.'amun, seara klinis
umumnya pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia virus. 9aftar etiologi
pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia yang bersumber dari data di negara maju
dapat terlihat pada Tabel #.
Tabel #. 3tiologi pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negar maju
-S1 3T1*;1 P'; S3:1'; 3T1*;1P'; +:';
*ahir A & hari $2T3:1 $2T3:1
$. colli $akteri anaerob
Streptococcus group Streptococcus group *
%isteria monocytogenes &aemophillus influen'ae
Streptococcus pneumoniae
+reaplasma urealyticum
B1:-SBirus Sitomegalo
Birus 5erpes simpleks
! minggu A ! bulan $2T3:1 $2T3:1
#hlamydia trachomatis ordetella pertussis
Streptococcus pneumoniae &aemophillus influen'ae tipe
$
B1:-S !oraella catharalis
Birus deno Staphylococcus aureus
Birus 1nfluenCa +reaplasma urealyticum
Birus arainfluenCa #, &, ! B1:-S
(espitatory Syncytical irus Birus Sitomegalo
4 bulan A 6 tahun $2T3:1 $2T3:1
#hlamydia pneumoniae &aemophillus influen'ae tipe
!ycoplasma pneumoniae !oraella catharalis
Streptococcus pneumoniae eisseria meningitidis
B1:-S Staphylococcus aureus
Birus deno B1:-S
Birus 1nfluenCa Birus Barisela"Ooster
Birus arainfluenCa
Birus :ino
(espiratory Synncytial virus
6 tahun A remaja $2T3:1 $2T3:1
#hlamydia pneumoniae &aemophillus influen'ae
!ycoplasma pneumoniae %egionella sp
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
28
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
29/67
B1:-S
Birus deno
Birus 3pstein"$arr
Birus 1nfluenCa
Birus arainfluenCa
Birus :ino(espiratory Syncytial irus
Birus Barisela"Ooster
FAKTOR RISIKO-&+
DIAGNOSIS BANDING +@
+# P"eum3"ia 13$a!is
$iasanya pada anak yang lebih besar disertai badan menggigil dan kejang pada
bayi keil. Suhu naik epat sampai !> A 4 o= dan biasanya tipe kontinua. Terdapat sesak
nafas, nafas uping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut dan nyeri dada. nak lebih
suka tidur pada sisi yang terkena. ada foto rotgen terlihat adanya konsolidasi pada satu
atau beberapa lobus.
,# B!3"2i313itis
9ia0ali infeksi saluran nafas bagian atas, subfebris, sesak nafas, nafas uping
hidung, retraksi interostal dan suprasternal, terdengar 0heeCing, ronki nyaring halus
41
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
42/67
pada auskultasi. ;ambaran labarotorium dalam batas normal, kimia darah
menggambarkan asidosis respiratotik ataupun metabolik.
)# As'i!asi $e".a asi"%
da ri0ayat tersedak, stridor atau distress pernapasan tiba A tiba, hee'ingatau
suara pernapasan yang menurun yang bersifat fokal.
;# Tu$e!2u13sis
ada T$, terdapat kontak dengan pasien T$ de0asa, uji tuberkulin positif ( F
# mm atau pada keadaan imunosupresi F 6 mm ), demam & minggu atau lebih, batuk !
minggu atau lebih, pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun, pembengkakan
kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifik, pembengkakan tulang/sendi
punggung, panggulm lutut, dan falang, dan dapat disertai nafsu makan menurun dan
malaise yang dapat ditegakkan melalui skor T$.
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
43/67
analgetik/antipiretik.enggunaan antibiotik yang tepat merupakan kuni utama keberhasilan
pengobatan.Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia yang diduga
disebabkan oleh bakteri. 2arena identifikasi dini mikroorganisme tidak umum dilakukan, maka
pemilihan antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman empiris yang didasarkan pada kemungkinan
etiologi penyebab dengan mempertimbangkan usia dan keadaan klinis pasien serta faktor
epidiemiologis.
+# P"eum3"ia Rawat Ja1a"
ada pneumonia ringan ra0at jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama seara
oral, misalnya amoksisilin &6 mg/kg$$ atau kotrimoksaCol 4 mg/kg$$ TM dan &
mg/kg$$ sulfametoksaCol dua kali sehari selama ! hari. Makrolid, baik eritromisin
maupun makrolid baru, dapat digunakan sebagai terapi alternatif beta A laktam untukpengobatan inisial pneumonia, dengan pertimbangan adanya aktivitas ganda terhadap S.
pneumoniaedan bakteri atipik.
Setalah itu, anjurkan ibu untuk memberi makan anak.'asihati ibu untuk
memba0a kembali anaknya setelah & hari atau lebih kalau keadaan anak memburuk atau
tidak dapat minum atau menyusui. $ila pernapasannya membaik ( melambat ), demam
berkurang, nafsu makan membaik, lanjutkan pengobatan sampai selesai ! hari. +ika
frekuensi pernapasan, demam, dan nafsu makan tidak ada perubahan, ganti ke antibiotik
lini kedua dan nasihati ibu untuk kembali & hari lagi.+ika ada tanda pneumonia berat,
ra0at anak di rumah sakit dan tangani sesuai pedoman pneumonia berat.
,# P"eum3"ia Rawat I"a'
Te!a'i A"ti$i3ti2
emilihan antibiotik lini pertama dapat menggunakan golongan beta A laktam atau
kloramfenikol.ada pneumonia yang tidak responsif terhadap beta A laktam dan
kloramfenikol, dapat diberikan antibiotik seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin,
sesuai dengan petunjuk etiologi yang ditemukan.ntibiotik diteruskan selama ? A # hari
pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi.ada neonatus dan bayi keil, terapi
a0al antibiotik intravena harus dimulai sesegera mungkin.leh karena pada neonatus dan
bayi keil sering terjadi sepsis dan meningitis, antibiotik yang direkomendasikan adalah
43
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
44/67
antibiotik spektrum luas seperti kombinasi betalaktam/klavulanat dengan aminoglikosid,
atau sefalosporin generasi ketiga.
85 menganjurkan pemberian ampisilin/amoksisilin &6 A 6 mg/kg$$/kali 1B
atau 1M setiap % jam yang dipantau dalam &4 jam selama ?& jam pertama. $ila anak
memberi respons yang baik maka diberikan selama 6 hari.Selanjutnya terapi dilanjutkan
di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral #6 mg/kg$$/kali tiga kali sehari
untuk 6 hari berikutnya.
ada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah
antibiotik beta A laktam dengan/tanpa klavulanatH pada kasus yang lebih berat diberikan
beta A laktam/klavulanat dikombinasikan dengan makrolid baru intravena, atau
sefalosporin generasi ketiga.$ila pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah stabil,
antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat jalan selama # hari.
$ila keadaan klinis memburuk sebelum 4 jam atau terdapat keadaan yang berat
maka ditambahkan kloramfenikol &6 mg/kg$$/kali 1B atau 1M setiap jam. $ila pasien
datang dengan keadaan klinis yang berat segera berikan oksigen dan pengobatan
kombinasi ampisilin A kloramfenikol atau ampisilin A gentamisin.Sebagai alternatif, beri
seftriakson A # mg/kg$$ 1B atau 1M sekali sehari. $ila tidak membaik dalan 4
jam, maka bila mungkin foto toraks.
pabila diduga pneumonia stafilokokal, ganti antibiotik dengan gentamisin ?,6
mg/kg$$ 1M sekali sehari dan klokasilin 6 mg/kg$$ 1M atau 1B setiap % jam atau
klindamisin #6 mg/kg$$/hari hingga ! kali pemberian. $ila keadaan anak membaik,
lanjutkan kloksasilin atau diklokasilin seara oral 4 kali sehari sampai seara keseluruhan
menapai ! minggu atau klindamisin oral selama & minggu.
Te!a'i O2si%e"
$eri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat. $ila tersedia pulse
oksimeter, gunakan sebagai panduan untuk terapi oksigen ( berikan pada anak dengan
saturaso G >E, anak yang tidak stabil. 5entikan pemberian oksigen bila saturasi tetap
stabil F >E.emberian oksigen setelah saat ini tidak berguna.
Te!a'i Pe"u"a"%
44
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
45/67
$ila anak disetai demam yang tampaknya menyebabkan distres, beri antipiretik
seperti parasetamol.$ila ditemukaan adanya hee'ing,beri bronkodilator kerja epat.$ila
terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan
dengan alat penghisap seara perlahan.astikan anak mendapatkan kebutuhan airan
runatan yang sesuai, tetapi hati A hati terhadap kelebihan airan/overhidrasi.njurkan
pemberian S1 dan airan oral.+ika anak tidak dapat minum, pasang pipa nasogastrik dan
berikan airan rumatan dalam jumlah sedikit tapi sering. +ika asupan airan oral
menukupi, jangan menggunakan pipa nasogastrik untuk meningkatkan asupan, karena
akan meningkatkan risiko pneumonia aspirasi. +ika oksigen diberikan bersamaan dengan
airan nasogastrik, pasang keduanya pada lubang hidung yang sama.
KOMPLIKASI-
2omplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pnemothoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.3mpiema torasis
merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri. 2eurigaan ke arah
empiema apabila terdapat demam persisten, ditemukan tanda klinis dan gambaran foto dada yang
mendukung ( bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal, pekak pada perkusi,
gambaran foto dada menunjukkan adanya airan pada satu atau kedua sisi dada ). 3fusi pleura,
abses paru dapat juga terjadi.
1lten 7 dkk.melaporkan mengenai komplikasi miokarditis (tekanan sistolik ventrikel
kanan meningkat, kreatinin kinase meningkat, dan gagal jantung) yang ukup tinggi pada seri
pneumonia anak berusia &"&4 bulan. leh karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal,
maka dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik noninvasif seperti 32;,
ekokardiografi, dan pemeriksaan enCim.
PENEGAHAN
enyakit bronkopneumonia dapat diegah dengan menghindari kontak dengan penderita
atau mengobati seara dini penyakit"penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya
bronkopneumonia ini. Selain itu hal"hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya
tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti ara hidup sehat, makan
makanan bergiCi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang ukup, rajin berolahraga, dll.
45
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
46/67
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain
vaksinasi Pneumokokus, vaksinasi &. influen'a, vaksinasi ariselayang dianjurkan pada anak
dengan daya tahan tubuh rendah, dimana vaksin influenCa yang diberikan pada anak sebelum
anak sakit.3fektivitas vaksin pneumokok adalah sebesar ?E dan untuk &. influen'ae sebesar
>6E. 1nfeksi&. influen'aedapat diegah dengan rifampiin bagi kontak di rumah tangga atau
tempat penitipan anak.#,#>
PROGNOSIS
neumonia biasanya sembuh total dengan mortalitas kurang dari # E. Mortalitas dapa
lebih tinggi didapatkan pada anak"anak dengan keadaan malnutrisi energi A protein dan datang
terlambat untuk pengobatan.1nteraksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama
diketahui.1nfeksi berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan
hilangnya Cat"Cat giCi esensial tubuh.Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif
pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. 2edua A duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi
bersama A sama dengan infeksi memberi dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan
dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri. neumonia biasanya tidak
mempengaruhi tumbuh kembang anak.#,#>
STATUS GI5I
3T1*;1
Status giCi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Seara garis besar
penyebab anak kekurangan giCi disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan anak sering
sakit atau terkena infeksi. Selain itu giCi buruk dipengaruhi oleh faktor lain seperti sosial
ekonomi, kepadatan penduduk, kemiskinan, dan lain"lain.&6,&%
. 7aktor utama penyebab giCi buruk pada anak&!
#. eranan diet
nak sering tidak ukup mendapatkan makanan bergiCi seimbang terutama dalam segi
protein dan karbohidratnya. 9iet yang mengandung ukup energi tetapi kurang protein
akan menyebabkan anak menjadi penderita k0ashiokor, sedangkan diet kurang energi
0alaupun Cat giCi esensialnya seimbang akan menyebabkan anak menjadi penderita
46
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
47/67
marasmus. ola makan yang salah seperti pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
usia akan menimbulkan masalah giCi pada anak. =ontohnya anak usia tertentu sudah
diberikan makanan yang seharusnya belum dianjurkan untuk usianya, sebaliknya anak
telah mele0ati usia tertentu tetapi tetap diberikan makanan yang seharusnya sudah tidak
diberikan lagi pada usianya. Selain itu mitos atau keperayaan di masyarakat atau
keluarga dalam pemberian makanan seperti berpantang makanan tertentu akan
memberikan andil terjadinya giCi buruk pada anak.
&. eranan penyakit atau infeksi
enyakit atau infeksi menjadi penyebab terbesar kedua setelah asupan makanan yang
tidak seimbang. Telah lama diketahui adanya hubungan yang erat antara malnutrisi dan
penyakit infeksi terutama di negara tertinggal maupun di negara berkembang seperti
1ndonesia, dimana kesadaran akan kebersihan diri (personal hygiene) masih kurang, dan
adanya penyakit infeksi kronik seperti Tuberkulosis dan aingan pada anak"anak. 2aitan
antara infeksi dan kurang giCi sangat sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait
dan saling memperberat. 2ondisi infeksi kronik akan menyebabkan anak menjadi kurang
giCi yang pada akhirnya memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan tubuh
sehingga memudahkan terjadinya infeksi baru pada anak.
$. 7aktor lain penyebab giCi buruk pada anak&6,&%
#. eranan sosial ekonomiTidak tersedianya makanan yang adekuat terkait langsung dengan masalah sosial
ekonomi, dan kemiskinan. 9ata di indonesia dan negara lain menunjukan adanya
hubungan timbal balik antara kurang giCi dengan masalah"masalah sosial yang terjadi di
masyarakat terutama masalah kemiskinan yang pada akhirnya mempengaruhi
ketersedian makanan serta keragaman makanan yang dikonsumsi. $anyak masyarakat
yang masih menganut sistem bah0a orang tua harus lebih mendapatkan porsi makanan
yang lebih banyak dan lebih bergiCi daripada anak"anaknya karena mereka harus bekerja
keras untuk menghidupi keluarganya sedangkan anak"anak hanya bermain dirumah
sehingga tidak perlu mendapat asupan yang bergiCi. Selain itu adanya faktor"faktor lain
seperti poligami, seorang suami dengan banyak istri dan anak membuat pendapatan
suami tersebut tidak dapat menukupi makan istri"istri dan anak"anaknya, serta tingginya
tingkat pereraian, dimana sebelumnya suami dan istri bersama"sama menari nafkah
47
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
48/67
untuk menghidupi anak"anaknya, kini hanya tinggal istri yang menghidupi anaknya
sebagai orang tua tunggal (single parrent).
&. eranan kepadatan penduduk
9alam kongresnya di :oma pada tahun #>?4, 8orld 7ood rganiCation memaparkan
bah0a meningkatnya jumlah penduduk yang epat tanpa diimbangi dengan
bertambahnya persediaan pangan maupun bahan makanan setempat yang memadai
merupakan sebab utama krisis pangan.Marasmus dapat terjadi jika suatu daerah terlalu
padat penduduknya dengan keadaan higiene yang buruk, ontohnya dikota"kota besar
yang laju pertambahan penduduknya sangat besar akibat arus urbanisasi dan tingginya
angka kelahiran menyebabkan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. ada
akhirnya ketersediaan makanan yang ada tidak akan menukupi lagi untuk memenuhi
kebutuhan makanan masyarakat di daerah tersebut.
T71S1*;1
Malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. 7aktor"faktor ini
dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab),
environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi
faktor lain ikut menentukan. Marasmus adalah ompensated malnutrition atau sebuah
mekanisme adaptasi tubuh terhadap kekurangan energi dalam 0aktu yang lama. 9alam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk empertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi.2emampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan
lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, tetapi kemampuan
tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit. kibatnya katabolisme protein terjadi setelah
beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan di ginjal. Selama kurangnya intake makanan, jaringan lemak akan dipeah jadi asam lemak,
gliserol dan keton bodies. Setelah lemak tidak dapat menukupi kebutuhan energi, maka otot
dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan. ada akhirnya setelah semua tidak dapat memenuhi kebutuhan akan energi lagi,
48
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
49/67
protein akan dipeah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh. roses ini berjalan
menahun, dan merupakan respon adaptasi terhadap ketidak ukupan asupan energi dan protein.&&
2*S1712S1&6
2lasifikasi menurut 8ellome pada M3 berat dapat digunakan sampai usia lebih dari &
tahun. 2lasifikasi menurut 8ellome ini sangat sederhana karena hanya melihat E $$/- dan
ada atau tidaknya edema.Terdapat kategori kurang giCi ini meliputi anak dengan 3M sedang
atau yang mendekati 3M berat tapi tanpa edema, pada keadaan ini E $$/- berada diatas %E.
Ta$e1 +#2lasifikasi M3 berat menurut 8ellome Trust
BB/U De"%a" e.ema Ta"'a e.ema
%" 20ashiorkor 2urang ;iCi
G% Marasmus" k0ashiorkor Marasmus
Ta$e1 ,#2lasifikasi M3 berat menurut ;omeC
K1asi?i2asi BB/U
'ormal F>
;rade 1 ( Mallnutrisi :ingan) ?6">.>
;rade 11 ( Mallnutrisi sedang) %"?4.>
;rade 111 (Mallnutrisi $erat) G%
'T:M3T:1
$erat $adan
$erat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan
diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat.5asil pengukuran berat badan
dipetakan pada kurva standar $erat badan/ -mur ($$/-) dan $erat $adan/ Tinggi $adan
($$/T$). dapun interpretasi pengukuran berat badan yaitu&6
49
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
50/67
$$/- dibandingkan dengan auan standard (=9= &) dan dinyatakan dalam
persentase&6
F #& E disebut giCi lebih
A #& E disebut giCi baik
% A E tanpa edema H giCi kurang dengan edema H giCi buruk (k0ashiorkor)
G %E giCi buruk tanpa edema (marasmus) dengan edema (marasmus A
k0ashiorkor)
Tinggi $adan (T$)
Tinggi badan pasien harus diukur pada tiap kunjungan . engukuran berat badan akan
memberikan informasi yang bermakna kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan
fisis anak. Seperti pada pengukuran berat badan, untuk pengukuran tinggi badan juga diperlukan
informasi umur yang tepat, jenis kelamin dan baku yang diau yaitu =9= &.&6
1nterpretasi dari dari T$/- dibandingkan standar baku berupa&6
> A ## E baik/normal
? A > E tinggi kurang
G ? E tinggi sangat kurang
:asio $erat $adan menurut tinggi badan ($$/T$)
:asio $$/T$ bila dikombinasikan dengan beraat badan menurut umur dan tinggi badan
menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena ia
menerminkan proporsi tubuh serta dapat membedakan antar 0astingN dan stuntingN atau
pera0akan pendek. 1ndeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan #!
m, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan #46 m. Setelah itu rasio $$/T$ tidak begitu
banyak artinya, karena adanya perepatan tumbuh (groth spurt). 2euntungan indeks ini adalah
tidak diperlukannya faktor umur, yang seringkali tidak diketahui seara tepat.&4,&6
50
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
51/67
$$/T$ (E) D ($$ terukur saat itu) ($$ standar sesuai untuk T$ terukur) < #E,
interpretasi di nilai sebagai berikut&6
F #& E besitas
## A #& E ver0eight
> A ## E normal
? A > E giCi kurang
G ? E giCi buruk
;3+* 2*1'1S
ada kasus malnutrisi yang berat, gejala klinis terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu
k0ashiokor dan marasmus.ada kenyataannya jarang sekali ditemukan suatu kasus yang hanya
menggambarkan salah satu dari bagian tertentu saja.Sering kali pada kebanyakan anak"anak
penderita giCi buruk, yang ditemukan merupakan perpaduan gejala dan tanda dari kedua bentuk
malnutrisi berat tersebut. Marasmus lebih sering ditemukan pada anak"anak diba0ah usia satu
tahun, sedangkan insiden pada anak"anak dengan k0ashiokor terjadi pada usia satu hingga enam
tahun. ada beberapa negara seperti di sia dan frika, marasmus juga didapatkan pada anak
yang lebih de0asa dari usia satu tahun (toddlers), sedangkan di =hili, marasmus terjadi pada
bulan pertama kehidupan anak tersebutnya.&&,&!
;ejala pertama dari malnutrisi tipe marasmus adalah kegagalan tumbuh kembang. ada
kasus yang lebih berat, pertumbuhan bahkan dapat terhenti sama sekali. Selain itu didapatkan
penurunan aktifias fisik dan keterlambatan perkembangan psikomotorik. ada saat dilakukan
pemeriksaan fisik, akan ditemukan suara tangisan anak yang monoton, lemah, dan tanpa air
mata, lemak subkutan menghilang dan lemak pada telapak kaki juga menghilang sehingga
memberikan kesan tapak kaki seperti orang de0asa. 2ulit anak menjadi tipis dan halus, mudah
terjadi luka tergantung adanya defisiensi nutrisi lain yang ikut menyertai keadaan marasmus.
2aki dan tangan menjadi kurus karena otot"otot lengan serta tungkai mengalami atrofi disertai
lemak subkutan yang turut menghilang.ada pemeriksaan protein serum, ditemukan hasil yang
51
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
52/67
normal atau sedikit meningkat.Selain itu keadaan yang terlihat menolok adalah hilangnya lemak
subkutan pada 0ajah. kibatnya ialah 0ajah anak menjadi lonjong, berkeriput dan tampak lebih
tua (old man fae). Tulang rusuk tampak lebih jelas.9inding perut hipotonus dan kulitnya
longgar.$erat badan turun menjadi kurang dari %E berat badan menurut usianya.Suhu tubuh
bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.=engeng dan re0el serta lebih sering disertai
diare kronik atau konstipasi, serta penyakit kronik. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan
menjadi berkurang.&!,&4
ada kasus malnutrisi k0ashiokor marasmik ditemukan perpaduan gejala antara
k0ashiokor dan marasmus.2eadaan ini ditemukan pada anak"anak yang makanan sehari"harinya
tidak mendapatkan ukup protein dan energi untuk pertumbuhan yang normal. ada anak"anak
penderita kasus ini disamping terjadi penurunan berat badan diba0ah %E berat badan normal
seusianya, juga memperlihatkan tanda"tanda k0ashiokor, seperti edema, kelainan rambut,
kelainan kulit, dan kelainan biokimia0i. 2elainan rambut pada k0ashiokor adalah rambut
menjadi lebih mudah diabut tanpa reaksi sakit dari penderita, 0arna rambut menjadi lebih
merah, ataupun kelabu hingga putih.2elainan kulit yang khas pada penyakit ini ialah raCy
pavement dermatosis, yaitu kulit menjadi tampak berak menyerupai petehiae yang lambat laun
menjadi hitam dan mengelupas di tengahnya, menjadikan daerah sekitarnya kemerahan dan
dikelilingi batas"batas yang masih hitam. danya pembesaran hati dan juga anemia ringan
dikarenakan kekurangan berbagai faktor yang turut mengiringi kekurangan protein, seperti Cat
besi, asam folat, vitamin $#&, vitamin =, dan tembaga. Selain itu juga ditemukan kelainan
biokimia0i seperti albumin serum yang menurun, globulin serum yang menurun, dan kadar
kolesterol yang rendah.&!,&6
91;'S1S
9iagnosis marasmus dibuat berdasarkan gambaran klinis,tetapi untuk mengetahui
penyebab harus dilakukan anamnesismakanan dan kebiasaan makan anak serta ri0ayat penyakit
yanglalu.ada a0alnya, terjadi kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan
berat badan sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi
berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang.*emak pada daerah pipih adalah bagian
terakhir yang hilang sehingga untuk beberapa 0aktu muka bayi tampak relative normal sampai
nantinya menyusut dan berkeriput.bdomen dapat kembung atau datar dan gambaran usus dapat
52
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
53/67
dengan mudah dilihat.Terjadi atrofi otot dengan akibat hipotoni.Suhu biasanya subnormal, nadi
mungkin lambat, dan angka metabolism basal enderung menurun.Mula"mula bayi mungkin
re0el, tetapi kemudian menjadi lesu dan nafsu makan hilang. $ayi biasanya konstipasi, tetapi
dapat munul diare dengan buang air besar sering, tinja berisi muus dan sedikit. &4,&6
=iri dari marasmus antara lain&4,&6
" enampilan 0ajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
" erubahan mental
" 2ulit kering, dingin dan kendur
" :ambut kering, tipis dan mudah rontok
" *emak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang
" tot atrofi sehingga tulang terlihat jelas
" Sering diare atau konstipasi
" 2adang terdapat bradikardi
" Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya
" 2adang frekuensi pernafasan menurun
Selain itu marasmus harus dapat dibedakan dengan kasus malnutrisi lainnya yaitu
k0ashiokor agar tidak terjadi kesalahan dalam penegakkan diagnosa yang dapat berpengaruh
pada tindak lanjut kasus ini.20ashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari malnutrisi
protein berat (M3 berat) dengan masukan kalori yang ukup.$entuk malnutrisi yang paling
serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama yang berada didaerah industri belum
berkembang. 20ashiorkor berarti anak tersingkirkanN, yaitu anak yang tidak lagi menghisap,
gejalanya dapat menjadi jelas sejak masa bayi a0al sampai sekitar usia 6 tahun, biasanya
sesudah menyapih dari S1. 8alaupun penambahan tinggi dan berat badan diperepat dengan
pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat badan anak normal.&4
=iri dari 20ashiorkor menurut antara lain&4,&6
" erubahan mental sampai apatis
53
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
54/67
" Sering dijumpai 3dema
" trofi otot
" ;angguan sistem gastrointestinal
" erubahan rambut dan kulit
" embesaran hati
" nemia
3'=3;5'
Tindakan penegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila
penyebabnya diketahui.-saha"usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang
baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan giCi. $eberapa diantaranya ialah&6,&
#. emberian air susu ibu (S1) sampai umur & tahun merupakan sumber energi yang paling
baik untuk bayi.&. 9itambah dengan pemberian makanan tambahan bergiCi dan berprotein serta energi
tinggi pada anak sejak umur % bulan ke atas
!. enegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan
4. emberian imunisasi.
6. Mengikuti program keluarga berenana untuk menegah kehamilan terlalu kerap.%. enyuluhan/pendidikan giCi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha
penegahan jangka panjang.
?. emantauan (surveillane) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang
giCi, dengan ara penimbangan berat badan tiap bulan.
. Meningkatkan hasil produksi pertanian agar persediaan makan menukupi.
>. Memperbaiki infrastruktur pemasaran dan mensubsidi harga bahan makanan#. Melakukan program transmigrasi ke daerah lain agar terjadi pemerataan penduduk.
entingnya 9eteksi 9an 1ntervensi 9ini
Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengelolaan giCi buruk memerlukan
kerjasama yang komprehensif dari semua pihak.Tidak hanya dari dokter maupun tenaga medis,
namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka masyarakat maupun agama dan pemerintah.
54
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
55/67
*angkah a0al pengelolaan giCi buruk adalah mengatasi kega0atan yang ditimbulkannya,
dilanjutkan dengan frekuen feedingN ( pemberian makan yang sering, pemantauan akseptabilitas
diet ( penerimaan tubuh terhadap diet yang diberikan), pengelolaan infeksi dan pemberian
stimulasi. erlunya pemberian diet seimbang, ukup kalori dan protein serta pentingnya edukasi
pemberian makan yang benar sesuai umur anak. ada daerah endemis giCi buruk, diperlukan
tambahan distribusi makanan yang memadai.&%,&
osyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak dalam melakukan skrining atau deteksi
dini dan pelayanan pertama menjadi vital dalam penegahan kasus giCi buruk saat
ini.enggunaan kartu menuju sehat dan pemberian makanan tambahan di posyandu perlu
digalakkan lagi.Tindakan epat pada balita yang &< berturut"turut tidak naik timbangan berat
badannya untuk segera mendapat akses pelayanan dan edukasi lebih lanjut, dapat menjadi sarana
deteksi dan intervensi yang efektif.Termasuk juga peningkatan akupan imunisasi untuk
menghindari penyakit yang dapat diegah, serta propaganda kebersihan personal maupun
lingkungan. emuka masyarakat maupun agama akan sangat efektif jika membantu dalam
pemberian edukasi pada masyarakat, terutama dalam menanggulangi kebiasaan atau mitos"mitos
yang salah pada pemberian makan pada anak.&%,&
3'T*2S''
Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori dan
tinggi protein serta menegah kekambuhan.enderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat
jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik, sedangkan penderita yang
mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain"lain perlu mendapat pera0atan di
rumah sakit. enatalaksanaan penderita yang dira0at di :S dibagi dalam dua fase.&&,&,&>,!
ada fase initial, tujuan yan diharapkan adalah untuk menangani atau menegah
hipoglikemia, hipotermi, dan dehidrasi.Tahap a0al yaitu &4"4 jam per"tama merupakan masakritis, yaitu tindakan untuk menyelamat"kan ji0a, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi
atau asidosis dengan pemberian airan intravena. =airan yang diberikan ialah larutan 9arro0"
;luosa atau :inger *atat 9e
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
56/67
5ipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah diba0ah !% =. ada keadaan ini
anak harus dihangatkan. =ara yang dapat dilakukan adalah ibu atau orang de0asa lain mendekap
anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode 2anguru). erlu dijaga agar anak tetap dapat
bernafas.
Semua anak, menurut guideline dari 85, diberikan antibioti untuk menegah
komplikasi yang berupa infeksi, namun pemberian antibioti yang spesifik tergantung dari
diagnosis, keparahan, dan keadaan klinis dari anak tersebut. ada anak diatas & tahun diberikan
obat anti parasite sesuai dari protool
Tahap kedua yaitu penyesuaian.Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi
airan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap
pemberianmakanan.ada hari"hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak !"%
kalori/kg $$/hari atau rata"rata 6 kalori/kg $$/hari, dengan protein #"#,6 g/kg $$/hari. +umlah
ini dinaikkan seara berangsur"angsur tiap #"& hari sehingga menapai #6"#?6 kalori/kg
$$/hari dengan protein !"6 g/kg $$/hari.8aktu yang diperlukan untuk menapai diet tinggi
kalori tinggi protein ini lebih kurang ?"# hari.=airan diberikan sebanyak #6 ml/kg $$/hari.
7ormula yang biasa diberikan dalam tahap ini adalah 7"?6 yang mengandung ?6kal/#ml dan
,> protein/#ml) yang diberika terus menerus setiap & jam.&!,&6,&>
emberian vitamin dan mineral yaitu vitamin diberikan sebanyak &..i.u peroral
atau #. i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan &. i.u. oral.
Bitamin diberikan tanpa melihat ada/tidaknya gejala defisiensi Bitamin untuk menegah
terjadinya
7ase rehabilitasi dimulai saat nafsu makan anak meningkat dan infeksi yang ada berhasil
ditangani. 7ormula 7"?6 diganti menjadi 7"# yang dikurangi kadar gulanya untuk mengurangi
osmolaritasnya. +enis makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah susu
dan diberikan bergantian dengan 7"#. 9alam pemilihan jenis makanan perlu diperhatikan berat
56
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
57/67
badan penderita. 9ianjurkan untuk memakai pedoman $$ kurang dari ? kg diberikan makanan
untuk bayi dengan makanan utama ialah susu formula atau susu yang dimodifikasi, seara
bertahap ditambahkan makanan lumat dan makanan lunak. enderita dengan $$ di atas ? kg
diberikan makanan untuk anak di atas # tahun, dalam bentuk makanan air kemudian makanan
lunak dan makanan padat.&&,&,&>
Ta$e1 +. Sepuluh langkah tatalaksana giCi buruk&&,&
N3 Ti".a2a" Pe1aa"a" Fase Sta$i1isasi Fase Reha$i1itasi Fase Ti".a2 1a"ut )
5 # " & 5 ! " ? Minggu ke ! " % Minggu ke ? "&%
#. Menegah dan mengatasi
hipoglikemia
&. Menegah dan mengatasi
hipotermia
!. Menegah dan mengatasi
dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit
6. Mengobati infeksi
%. Memperbaiki Cat giCi mikro Ta"'a Fe De"%a" Fe
?. Memberikan makanan
untuk stabilisasi dan
transisi
. Memberikan makanan
untuk tumbuh kejar
>. Memberikan stimulasi
tumbuh kembang#. Mempersiapkan untuk
tindak lanjut di rumah
) ada fase tindak lanjut dapat dilakukan di rumah, dimana anak seara berkala (#minggu/kali)
berobatjalan ke uskesmas atau :umah Sakit.
57
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
58/67
ada pasien dengan giCi buruk dibagi dalam & fase yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi
(5ari #"?), fase transisi (5ari A #4), fase rehabilitasi (Minggu ke ! A %), ditambah fase tindak
lanjut (Minggu ke ? A &%) seperti tampak pada tabel diatas. &&,&
2M*12S1
2eadaan malnutrisi marasmus dapat menyebabkan anak mendapatkan penyakit penyerta
yang terkadang tidak ringan apabila penatalaksanaan marasmus tidak segera dilakukan. $eberapa
keadaan tersebut ialah&6,&?
#. 'oma
'oma merupakan penyakit yang kadang"kadang menyertai malnutrisi tipe marasmus"
k0ashiokor.'oma atau stomatitis gangraenosa merupakan pembusukan mukosa mulut
yang bersifat progresif sehingga dapat menembus pipi.'oma terjadi pada malnutrisi berat
karena adanya penurunan daya tahan tubuh.enyakit ini mempunyai bau yang khas dan
terium dari jarak beberapa meter. 'oma dapat sembuh tetapi menimbulkan bekas luka
yang tidak dapat hilang seperti lenyapnya hidung atau tidak dapat menutupnya mata
karena proses fibrosis.
&. eroftalmia
enyakit ini sering ditemukan pada malnutrisi yang berat terutama pada tipe marasmus"
k0ashiokor.ada kasus malnutrisi ini vitamin serum sangat rendah sehingga dapat
menyebabkan kebutaan.leh sebab itu setiap anak dengan malnutrisi sebaiknya diberikan
vitamin baik seara parenteral maupun oral, ditambah dengan diet yang ukup
mengandung vitamin .
!. Tuberkulosis
ada anak dengan keadaan malnutrisi berat, akan terjadi penurunan kekebalan tubuh yang
akan berdampak mudahnya terinfeksi kuman. Salah satunya adalah mudahnya anak
58
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
59/67
dengan malnutrisi berat terinfeksi kuman myobaterium tuberulosis yang menyebabkan
penyakit tuberkulosis.
4. Sirosis hepatis
Sirosis hepatis terjadi karena timbulnya perlemakan dan penimbunan lemak pada saluran
portal hingga seluruh parenkim hepar tertimbun lemak.enimbunan lemak ini juga
disertai adanya infeksi pada hepar seperti hepatitis yang menimbulkan penyakit sirosis
hepatis pada anak dengan malnutrisi berat.
6. 5ipotermia
5ipotermia merupakan komplikasi serius pada malnutrisi berat tipe marasmus.
5ipotermia terjadi karena tubuh tidak menghasilkan energi yang akan diubah menjadi
energi panas sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu lemak subkutan yang tipis
bahkan menghilang akan menyebabkan suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu
tubuh penderita.
%. 5ipoglikemia
5ipoglikemia dapat terjadi pada hari"hari pertama pera0atan anak dengan malnutrisi
berat.2adar gula darah yang sangat rendah ini sangat mempengaruhi tingkat kesadaran
anak dengan malnutrisi berat sehingga dapat membahayakan penderitanya.
?. 1nfeksi traktus urinarius
1nfeksi traktus urinarius merupakan infeksi yang sering terjadi pada anak bergantung
kepada tingkat kekebalan tubuh anak.nak dengan malnutrisi berat mempunyai daya
tahan tubuh yang sangat menurun sehingga dapat mempermudah terjadinya infeksi
tersebut.
. enurunan keerdasan
ada anak dengan malnutrisi berat, akan terjadi penurunan perkembangan organ
tubuhnya. rgan penting yang paling terkena pengaruh salah satunya ialah otak. tak
akan terhambat perkembangannya yang diakibatkan karena kurangnya asupan nutrisi
untuk pembentukan sel"sel neuron otak. 2eadaan ini akan berpengaruh pada keerdasan
59
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
60/67
seorang anak yang membuat fungsi afektif dan kognitif menurun, terutama dalam hal
daya tangkap, analisa, dan memori.
:;'S1S
rognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan kematian dari
penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyakit tersebut, tetapi prognosisnya dapat
dikatakan baik apabila malnutrisi tipe marasmus ini ditangani seara epat dan tepat. 2ematian
dapat dihindarkan apabila dehidrasi berat dan penyakit infeksi kronis lain seperti tuberkulosis
atau hepatitis yang menyebabkan terjadinya sirosis hepatis dapat dihindari. ada anak yang
mendapatkan malnutrisi pada usia yang lebih muda, akan terjadi penurunan tingkat keerdasan
yang lebih besar dan irreversibel dibanding dengan anak yang mendapat keadaan malnutrisi pada
usia yang lebih de0asa. 5al ini berbanding terbalik dengan psikomotor anak yang mendapat
penanganan malnutrisi lebih epat menurut umurnya, anak yang lebih muda saat mendapat
perbaikan keadaan giCinya akanenderung mendapatkan kesembuhan psikomotornya lebih
sempurna dibandingkan dengan anak yang lebih tua, sekalipun telah mendapatkan penanganan
yang sama. 5anya saja pertumbuhan dan perkembangan anak yang pernah mengalami kondisi
marasmus ini enderung lebih lambat, terutama terlihat jelas dalam hal pertumbuhan tinggi
badan anak dan pertambahan berat anak, 0alaupun jika dilihat seara ratio berat dan tinggi anak
berada dalam batas yang normal.&&,&6,&
60
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
61/67
ANEMIA
+# De?i"isi
uat atau anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar 5b di ba0ah normal anak %
bulan"% tahun 5b normal F ##gE, anak di atas % tahun F #&gE sehingga terjadi penurunan
kemampuan darah untuk menyalurkan oksigen ke jaringan. 9engan demikian anemia bukanlah
suatu diagnosis melainkan penerminan dari dasar perubahan patofisiologis yang diuraikan
dalam anamnesa, pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan laboratorium yang menunjang.
Manifestasi klinik yang timbul tergantung pada keepatan timbulnya anemia& umur individu&
sertamekanisme kompensasi tubuhseperti peningkatan urah jantung dan pernapasan,
meningkatkan pelepasan oksigen oleh hemoglobin, mengembangkan volume plasma, redistribusi
aliran darah ke organ"organ vital.!&,!4
,# K1asi?i2asi
nemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian!&,!4,!6
nemia defisiensi& anemia yang terjadi akibat kekurangan faktor"faktor
pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin $#&, protein,piridoksin dan sebagainya.
nemia aplastik, yaitu anemia yang terjadi akibat terhentinya proses pembuatan
sel darah oleh sumsum tulang.
nemia hemoragik& anemia yang terjadi akibat proses perdarahan masif atau
perdarahan yang menahun.
nemia hemolitik& anemia yang terjadi akibat penghanuran sel darah merah yang berlebihan.
$isa bersifat intrasel seperti pada penyakit talasemia, sikle ell anemia/ hemoglobinopatia,
sferosis kongenital, defisiensi ;%9 atau bersifat ektrasel seperti intoksikasi, malaria,
inkompabilitas golongan darah, reaksi hemolitik pada transfusi darah.
61
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
62/67
Menurut morfologi eritrosit
#. nemia mikrositik hipokromik (M=B G fl H M=5 G &? pg)
nemia defisiensi besi
Thalassemia
nemia akibat penyakit kronis
nemia sideroblastik
&. nemia 'ormokromik 'ormositik (M=B ">6 flH M=5 &?"!4 pg)
nemia pasaperdarahan akut
nemia aplastik"hipoplastik
nemia hemolitik" terutama didapat
nemia akibat penyakit kronik
nemia mieloptisik
nemia pada gagal ginjal kronik
nemia pada mielofibrosis
nemia pada sindrom mielodisplastik
nemia pada leukemia akut
!. nemia Makrositik
nemia megaloblastik
nemia defisiensi asam folat
nemia defisiensi vitamin $#&
4. 'onmegaloblastik
nemia pada penyakit hati kronik
nemia pada hipotiroid
nemia pada sindrom mielodisplastik
nak didiagnosa menderita anemia, menurut 8ord 5ealth rganiCation jika kadar 5b
kurang dari #& g/d* untuk usia lebih dari % tahun dan kurang dari ## g/d* usia di ba0ah % tahun
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis
(keringat dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif epat atau syok, dan
puat (dilihat dari 0arna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva). Selain
62
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
63/67
itu juga terdapat gejala lain tergantung dari penyebab anemia seperti jaundie, urin ber0arna
hitam, mudah berdarah dan pembesaran lien.
-ntuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan
sel darah merah seara lengkap, pemeriksaan kadar besi, elektroforesis hemoglobin dan biopsi
sumsum tulang.!&,!4
-ntuk penanganan anemia diadasarkan dari penyakit yang menyebabkannya seperti jika
karena defisiensi besi diberikan suplemen besi, defisiensi asam folat dan vitamin $#& dapat
diberikan suplemen asam folat dan vitamion $#&, dapat juga dilakukan transfusi darah,
splenektomi, dan transplantasi sumsum tulang.!6
BAB IV
KESIMPULAN
63
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
64/67
Morbili merupakan penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan ! stadium, yaitu
stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan
dengan demam, konjungtivitis dan berak koplik. Morbili lebih sering terjadi pada seseorang
yang rentan (mereka yang tidak pernah terkena penyakit ini sebelumnya atau yang tidak
mendapat vaksin) yang melakukan perjalanan. Morbili menular melalui kontak langsung melalui
droplet infeksi maupun penyebaran udara. Transmisi juga terjadi melalui kontak maupun
sentuhan dengan bahan yang terkontaminasi dan kemudian tersentuh mata, hidung, dan/atau
mulut. Morbili merupakan penyakit yang dapat diegah dengan vaksin, sehingga penularan
penyakit ini dapat diegah atau dikurangi. Tujuannya untuk menegah komplikasi dan/atau
mengurangi angka kematian.
DAFTAR PUSTAKA
#. 9epartement of 5ealth and Senior Servies (95SS). Measles (:ubeola). Missouri 95SS,
!.
64
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
65/67
&. 1katan 9okter nak 1ndonesia. Standar elayanan Medis 2esehatan nak, 3disi 1.
+akarta 191, &4.!. 1katan 9okter nak 1ndonesia. $uku ajar enyakit 1nfeksi Tropis. +akarta 191, &4.
4. Sannat =, =handel $S, =hauhan 5=, dada0ala 1. Morbilli virus and S*M/=9 #6
:eeptors.0nternational 1ournal of Pharmaceutical (esearch and io-science.Bolume #(4) #>"4#, &.
6. enyakit Tropik dan 1nfeksi nak. 2apita Selekta 2edokteran, 3disi 111 +ilid 72-1 &.
%. tom. =ampak. http//000.Medlinu
-
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
66/67
#>. Tim daptasi 1ndonesia. $uku Saku elayanan 2esehatan nak 9i :umah Sakit
edoman $agi :umah Sakit :ujukan Tingkat ertama 9i 2abupaten/2ota. +akarta
8orld 5ealth rganiCation. &>. hal. ! A ##!
&. $ennett '+, Steele :8. ediatri neumonia.U internet V. May.U ited # +anuari
V. vailable from http//emediine.medsape.om/artile/>%?&&"mediation. -'1=37. The =hallange neumonia is the *eading 2iller of =hildren. .U internet V. #
Mar.U ited # +anuari V. vailable from http//000.hildinfo.org/pneumonia.html&&. $ehrman :3, :M 2liegman, 5$ +enson. 7ood 1nseurity, 5unger, and -ndernutrition in
'elson Te>6H h #&6!"#&%&.
66
http://emedicine.medscape.com/article/967822-medicationhttp://www.childinfo.org/pneumonia.htmlhttp://www.who.int/http://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/http:%2F%2Frespiratory.usu,.ac.id%2Fhandle%2F123456789%2F18404http://www.childinfo.org/pneumonia.htmlhttp://www.who.int/http://emedicine.medscape.com/article/967822-medicationhttp://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/http:%2F%2Frespiratory.usu,.ac.id%2Fhandle%2F123456789%2F18404 -
7/24/2019 Case morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
67/67
!4. Puindartanto, ndrei. nemia ada nak. vailable at http//anemia"pada"
anak/&>//. aessed on #6 +uly &.!6. Sari 8ahyuni, rlinda. nemia 9efisiensi $esi pada $alita. vialable at
http//library.usu.a.id/do0nload.anemia"defisiensi"besi"pada"anak. essed on #> +uly
&
http://anemia-pada-anak/2009/08/08http://anemia-pada-anak/2009/08/08http://library.usu.ac.id/download.anemia-defisiensi-besi-pada-anakhttp://anemia-pada-anak/2009/08/08http://anemia-pada-anak/2009/08/08http://library.usu.ac.id/download.anemia-defisiensi-besi-pada-anak