Download - Case Morbili

Transcript
Page 1: Case Morbili

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Laporan KasusFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

Morbili pada Gravida 23-24 Minggu +

Hipokalemia

oleh:

Dora Anjarwati

NIM. 04.45409.00199.09

Pembimbing:

dr. Carta Gunawan, Sp.PD-KPTI

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

2011

Page 2: Case Morbili

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Morbili pada Gravida 23-24 Minggu +

Hipokalemia

Dipresentasikan pada tanggal 23 April 2011

Disusun oleh:

Dora Anjarwati

NIM. 04.45409.00199.09

Pembimbing:

dr. Carta Gunawan, Sp.PD-KPTI

1

Page 3: Case Morbili

BAB I

PENDAHULUAN

Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3 stadium

yaitu stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan

pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak bergejala,

selanjutnya stadium prodromal yang menunjukkan gejala demam, konjungtivitis,

pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada mukosa (bercak

Koplik), dan stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya ruam makulopapular

yang didahului dengan meningkatnya suhu badan.1

Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih

tinggi sekitar 3000-4000 per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian luar

biasa tampak meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174. Namun case fatality rate

telah dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Penyakit ini umumnya menyerang

anak umur di bawah lima tahun (Balita) akan tetapi campak bisa menyerang semua

umur.

Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui

droplet dari penderita saat gejala yang minimal bahkan pada yang tidak bergejala.

Penderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan

hingga 5 hari setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan

seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak.2 Bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui

plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan

mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.3

BAB II

2

Page 4: Case Morbili

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SJ

Umur : 24 tahun

Alamat : Desa Muara badak Ulu Rt 12 kecamatan Muara Badak

kabupaten Kukar

Status : Menikah

Pekerjaan : Swasta (Guru Kursus)

Pendidikan terakhir : SMK

Suku : Banjar

Agama : Islam

Masuk Rumah Sakit : 18 April 2011

Anamnesis dilakukan tanggal 19 April 2011

Keluhan utama

Demam

Riwayat penyakit sekarang

Demam dialami pasien sejak ± 2 minggu sebelum Masuk Rumah Sakit, demam

dialami pasien mendadak tinggi dan semakin lama semakin meninggi, menggigil

terkadang dialami pasien pada malam hari, demam hanya turun dengan obat penurun

panas. Demam tidak disertai mimisan dan gusi berdarah.

Selama demam pasien mengeluhkan muncul bintik-bintik merah yang muncul

bertahap 5 hari sebelum MRS. mulanya di wajah pasien kemudian bertambah banyak

dan dalam waktu semalam muncul di leher lalu punggung dan tangan pasien serta

perut dan terakhir muncul di daerah kaki. Bersamaan dengan demam tinggi tersebut

pasien merasakan dengan nyeri menelan dan batuk kering, sehingga pasien sulit

menelan dan tidak mau makan. pasien juga mengeluhkan mata berair dan merah 3

Page 5: Case Morbili

namun tidak gatal, kadang disertai kotoran. Pasien juga merasakan bibir bengkak dan

luka pada lidah dan langit-langit mulut.

Pasien mengaku sebelum muncul bintik merah tersebut pasien merasakan nyeri dan

terasa panas. Gatal juga dirasakan pada bintik di wajah yang berubah menjadi

kehitaman.

Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak 1 hari sebelum MRS muntah isi

lendir, muntah sebanyak 2-3 kali setiap muntah.

Pasien mengalami BAB cair sejak 3 hari sebelum MRS, BAB cair sebanyak 5-6 kali

perhari, sedikit-sedikit, air > ampas, warna feses kuning, lendir (-) darah (-). BAK

dalam batas normal, warna kuning, nyeri saat BAK tidak ada, BAK sering tidak

dirasakan pasien, riwayat BAK berpasir tidak ada.

Pasien saat ini sedang hamil yang menurut pengakuan pasien rutin diperiksakan ke

puskesmas, HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) tgl 29-11-2010 (usia kehamilan 23-

24 minggu). Pasien mengaku selama kontrol dipuskesmas tidak ada keluhan

mengenai kehamilannya.

Untuk keluhan saat ini pasien sempat dirawat selama 3 hari di puskesmas namun

tidak ada perubahan. Pasien didiagnosis Obs. Morbili + ISPA + Gastritis akut +

Gravid 20-22 mgg diberikan terapi IVFD RL : D5 2:1, PCT,GG,CTM , amoxicillin

500 mg, xanvit syrup.

Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat dengan keluhan yang sama tidak ada

- Riwayat alergi makanan adan obat tidak ada

- Riwayat asthma tidak ada

- Riwayat kontak pasien dengan keluhan serupa (-)

- Riwayat vaksinasi atau imunisasi tidak jelas

Riwayat penyakit keluarga

4

Page 6: Case Morbili

- Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa pada keluarganya.

- Riwayat asthma (+) ayah pasien, riwayat alergi tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK (pada tanggal 19 April 2011)

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6

Keadaan sakit : sakit sedang

Tanda Vital :

Frekuensi Nadi : 102 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup

Tekanan darah : 110/60 mmHg

Pernafasan : 24 x/menit,.

Suhu : 38,90C, aksiler

Status Gizi

Berat Badan : 45 kg

Tinggi Badan : 150 cm

2. Kepala dan Leher

a. Umum

Ekspresi : Tenang

Wajah : ruam makulopapular (+) yang hilang dengan

penekanan dan sebagian mengalami hiperpigmentasi,

petechiae (-)

b. Mata

Kelopak : edema (-)

Konjunktiva : anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (+/+)

Sclera : ikterik (-/-)

5

Page 7: Case Morbili

Pupil : bulat, isokor Ø 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)

c. Telinga

Bentuk : normal

Lubang telinga : normal

Processus Mastoideus : nyeri (-/-)

Pendengaran : normal

d. Hidung

Penyumbatan : (-/-)

Perdarahan : (-/-)

Daya penciuman : normal

Pernafasan cuping hidung: tidak ada

e. Mulut

Bibir : pucat (-), sianosis (-), edema (+)

Gusi : berdarah (-)

Mukosa : pigmentasi (-), hiperemia (+), pucat (-)

Lidah : makroglosia (-), mikroglosia (-)

Faring : hiperemia (+)

Palatum : luka multiple dengan diameter ±1mm

f. Leher

Umum : simetris

Kelenjar limfe : membesar (+) submandibula, nyeri tekan (+)

Trachea : di tengah

Tiroid : membesar (-)

V. jugularis : JVP normal

3. Thorax

Bentuk : simetris

6

Page 8: Case Morbili

Kulit : ruam makulopapular (+) eritema, hiperpigmentasi (-) ,

petechiae (-)

Axilla : pembesaran kelenjar limfe (-/-)

Sternum : nyeri tekan (-)

a. Paru

I Bentuk : simetris

Pergerakan : simetris, retraksi ICS (-/-)

Pa ICS melebar : (+/+)

Fremitus raba : Simetris (D = S)

Nyeri : (-/-)

Pe Suara ketok : (sonor/ hipersonor)

Nyeri ketok : (-/+)

A Suara nafas : vesikuler

Suara tambahan : ronki (-/-), wheezing (-/-)

b. Jantung

I Ictus cordis tidak tampak

Pa Ictus cordis tidak teraba

Pe Batas kanan : parasternal line ICS III Dextra

Batas kiri : ICS V Mid Clavicula Line Sinistra

A S1 S2 tunggal, reguler, gallop (-), murmur (-).

4. Abdomen

I Bentuk : cembung

Kulit : ruam makulopapular (+), hiperpigmentasi (-),petechiae (-)

Hernia : umbilicus (-), inguinal (-)

Pa Turgor : normal

Tonus : normal

Nyeri tekan : tidak ada

Pembesaran : hepar (-), ginjal (-), spleen (-)7

Page 9: Case Morbili

TFU = 2 jari dibawah pusat

Pe Timpani, Shifting dullness (-)

A Peristaltik usus : BU (+) normal

5. Inguinal

Pembesaran kel. Limfe : (-/-)

6. Ekstremitas

Atas : Kulit ruam makulopapular (+), hiperpigmentasi (-), petechiae (-)

Sendi bengkak (-/-)

Tremor (-/-)

Akral hangat, edema (-/-)

Refleks biceps normal, refleks triceps normal

Bawah : Kulit ruam makulopapular yang belum merata, petechiae (-)

Sendi bengkak (-/-)

Tremor (-/-)

Akral hangat, edema (-/-)

Refleks patella normal

Refleks achilles normal

7. Tulang belakang : Normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

Darah Lengkap 18 April 2011

Leukosit

Hemoglobin

Hematokrit

8.700/mm3

10,9 gr/dl

31,7 %

8

Page 10: Case Morbili

Trombosit 250.000/mm3

Kimia Darah

Glukosa Darah Sewaktu

Ureum

Creatinin

110 mg/dl

24 mg/dl

0,7 mg/dl

Elektrolit

Natrium

Kalium

Chlorida

132 Mmol/L

2,9 Mmol/L

104 Mmo/L

2. Ultrasonografi Abdomen

Hasil :

Gravid (+), cor rhytm (+)

Plasenta di fundus uteri, BPD 53 (23 w 5 d)

Ren Dextra Normal, Ren Sinistra Normal

Kesan : Gravid (+), fetus hidup

DIAGNOSIS

Morbili + Hipokalemi + G1P0A0 gravid 23-24 minggu

PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

Imboost Force 2x1 tab

Ranitidin inj. 2x1 ampul

Ceftriaxone inj. 2x1 (skin test)

KSR 3x1

9

Page 11: Case Morbili

Monitoring elektrolit, co. dr. Sp.OG

PROGNOSIS

– Functionam : bonam

– Vitam : bonam

FOLLOW UP

Perawata

nS O A P

Hari I

Tgl

19/4/11

Demam (+),

ruam merah

pada seluruh

tubuh (+),

nyeri

menelan (+),

mual (+),

muntah (-),

BAB cair (+)

1 kali.

CM

TD: 90/60 mmHg

N: 104x/’

RR: 26x/’

T: 37,90C

Anemis -/-, ikterik

(-/-), rash

makulopapular (+)

dengan

hiperpigemntasi pd

wajah, faring

hiperemis (+), bibir

edema, pembesaran

KGB sub mandibula

(+)

Tho : vesikuler Rh

-/-, wh -/-, S1S2

tunggal regular,

murmur (-), gallop

Morbili +

hipokalemi +

G1P0A0 gravid

23-24 Minggu

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

Imboost Force 2x1 tab

Ranitidin inj. 2x1 ampul

Ceftriaxone inj. 2x1 (skin

test)

KSR 3x1

Konsul Sp. OG

10

Page 12: Case Morbili

(-)

Abd : cembung,

soefl, TFU 2 jari

bwh pusat, BU (+) N

Ekst : akral hangat

edema (-), rush

makulopapular (+)

Hari I I

Tgl

20/4/11

Demam (-),

ruam merah

pada seluruh

tubuh (+),

gatal (+),

nyeri

menelan (+),

mual (+),

muntah (-),

BAB (+)

Normal,

Batuk (+),

sesak (-),

pergerakan

bayi (+)

CM

TD: 90/60 mmHg

N: 98x/’

RR: 22x/’

T: 36,50C

Anemis -/-, ikterik

(-/-), rash

makulopapular (+)

dengan

hiperpigemntasi pd

wajah, faring

hiperemis (+), bibir

edema, pembesaran

KGB sub mandibula

(+)

Tho : vesikuler Rh

-/-, wh -/-, S1S2

tunggal regular,

murmur (-), gallop

(-)

Morbili +

hipokalemi +

G1P0A0 gravid

23-24 Minggu

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

Imboost Force 2x1 tab

Ranitidin inj. 2x1 ampul

Ceftriaxone inj. 2x1 (skin

test)

KSR 3x1

DMP syr 3xCI

11

Page 13: Case Morbili

Abd : cembung,

soefl, TFU 2 jari

bwh pusat, BU (+) N

Ekst : akral hangat

edema (-), rush

makulopapular (+)

Hari III

Tgl

21/4/11

Demam (-),

ruam merah

pada seluruh

tubuh (+),

nyeri

menelan

(+)<, mual

(+), muntah

(-), Batuk

(+), sesak (-)

CM

TD: 100/60 mmHg

N: 92x/’

RR: 22x/’

T: 36,80C

Anemis -/-, ikterik

(-/-), rash

makulopapular (+)

dengan

hiperpigemntasi pd

wajah , leher, dada

dan punggung,

tangan, faring

hiperemis (+), bibir

edema <<,

pembesaran KGB

sub mandibula (-)

Tho : vesikuler Rh

-/-, wh -/-, S1S2

tunggal regular,

murmur (-), gallop

Morbili +

hipokalemi +

G1P0A0 gravid

23-24 Minggu

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

Imboost Force 2x1 tab

Ranitidin inj. 2x1 ampul

Ceftriaxone inj. 2x1 (skin

test)

KSR 3x1

DMP syr 3xCI

Jawaban dr. Sp.OG :

Pasien dengan HpHt : 29-

10-2010, TFU : 2 jari

bawah pusat

DJJ : 153 x/menit dengan

gravid 23-24 minggu +

Morbili keadaan bayi baik.

Advise : Biosanbe 1x1

12

Page 14: Case Morbili

(-)

Abd : cembung,

soefl, TFU 2 jari

bwh pusat, BU (+) N

Ekst : akral hangat

edema (-), rush

makulopapular (+)

Hari IV

Tgl

22/4/11

Demam (-),

ruam merah

pada seluruh

tubuh (+)

menghitam,

nyeri

menelan (-),

mual (-),

muntah (-),

batuk (+)

CM

TD: 100/60 mmHg

N: 98x/’

RR: 22x/’

T: 36,70C

Anemis -/-, ikterik

(-/-), rash

makulopapular (+)

dengan

hiperpigemntasi

seluruh tubuh, faring

hiperemis (-),Tho :

vesikuler Rh -/-, wh

-/-, S1S2 tunggal

regular, murmur (-),

gallop (-)

Abd : cembung,

soefl, TFU 2 jari

bwh pusat, BU (+) N

Ekst : akral hangat

Morbili +

hipokalemi +

G1P0A0 gravid

23-24 Minggu

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

Imboost Force 2x1 tab

Ranitidin inj. 2x1 ampul

Ceftriaxone inj. 2x1 (skin

test)

KSR 3x1

DMP syr 3xCI

Biosanbe 1x1

Cek elektrolit

13

Page 15: Case Morbili

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan

demam, lemas, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan

bintik merah di kulit (ruam kulit). Virus ini terdapat dalam darah dan sekret (cairan)

nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal

(prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput

lendir.3

Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan

ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak.

Artinya, seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di

tempat umum, di kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini

dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa

inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.4

Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan

kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,

infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal

(berlangsung selama 1 tahun).4

ETIOLOGI

Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular

atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak

munculnya ruam. Penyebab campak adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret

nasofaring dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-

bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus

Morbilivirus. Virus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan

genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip

14

Page 16: Case Morbili

dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring,

darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah

ruam muncul.5

Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila

berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus

kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada

temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam

temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak aktif pada pH rendah. 5

Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan

penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum

gejala muncul. Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur

lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa

muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. Virus ini sangat sensitif terhadap

panas dan dingin, sinar ultraviolet dan ether.4

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia 5-9 tahun. Dinegara berkembang

menyerang pada usia lebih muda daripada negara maju. Biasanya penyakit ini timbul

pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan

secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut

kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu

belum pernah menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%

kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester

pertama, maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau

seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian

meninggal sebelum usia 1 tahun.3

PATOGENESIS

15

Page 17: Case Morbili

Campak merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit virus yang

infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi utama infeksi

virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus pertama pada

saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran

pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang menyebabkan terjadinya

viremia primer. Setelah viremia primer, terjadi multiplikasi ekstensif dari virus

campak yang terjadi pada jaringan limfatik regional maupun jaringan limfatik yang

lebih jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi di lokasi pertama infeksi.

Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang ekstensif

dan menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit, konjungtiva, dan

saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat

terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam darah,

saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya menurun

secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak akan

bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit, dan makrofag.6

Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan

kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media,

dan lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus dan herpes virus pneumonia dapat

terjadi pada kasus campak.5

16

Page 18: Case Morbili

MANIFESTASI KLINIS

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari. Walaupun

pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak

17

Page 19: Case Morbili

menampakkan gejala sakit. dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3

stadium:

1. Stadium kataral (prodormal)

Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan

hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis.

Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul

bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai.

Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh

eritema. Lokasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah,

tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski

jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-

langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang

dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Pada akhir masa prodromal, dinding

posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan

nyeri tenggorokkan. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia.

2. Stadium erupsi

Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum

durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula

disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga

dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka

bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan

didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang

disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black

Measles” yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan

traktus digestivus.

Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi

yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala

gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5˚C. Ruam pertama kali 18

Page 20: Case Morbili

muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher,

belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi

makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada

bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke

punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari

ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada wajah

akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan

munculnya.1

Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan

tampak memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan

tampak berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan. Seiring

dengan masa penyembuhan maka muncullah deskuamasi kecokelatan pada

area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam

yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga

menutupi seluruh bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah

penderita juga menjadi bengkak sehingga sulit dikenali.1

Gambar rash Makulopapular (Ki) dan Koplik spot (ka)

3. Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi sering

ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala

patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau

19

Page 21: Case Morbili

eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun

sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: -

Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak

Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis ) 2-4 hari kemudian muncul bintik

putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang

terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa

berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam

kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan

di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam

menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai

memudar.3

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta

suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun,

penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam,

kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti

dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada

selama 4 hari hingga 7 hari.7

DIAGNOSIS

Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan

laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa

berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus campak dapat

dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation

(CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi

IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA). Pemeriksaan HI dilakukan dengan

menggunakan dua sampel yaitu serum akut pada masa prodromal dan serum sekunder

20

Page 22: Case Morbili

pada 7 – 10 hari setelah pengambilan sampel serum akut. Hasil dikatakan positif bila

terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih.6

Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam. Serum

IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan

menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih

cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit encephalitis dan

didapatkan peningkatan protein, peningkatan ringan jumlah limfosit sedangkan kadar

glukosa normal.1

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding morbili diantaranya :

1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam telah

menghilang.

2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak.

Gejala yang timbul tidak seberat campak.

3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam

muncul dan biasanya tidak disertai gejala prodromal.

4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen.

Tanda patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis

eksudativa atau membranosa.8

PENATALAKSANAAN

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pemberian cairan

yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti

konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A 100.000 Unit

untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun.

Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak,

menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan

jumlah limfosit total.6 Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5˚C),

21

Page 23: Case Morbili

dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit

disesuaikan dengan penyulit yang timbul.

Imunitas

Struktur antigenik

Imunoglobulin kelas IgM dan IgG distimulasi oleh infeksi campak. Kemudian IgM

menghilang dengan cepat (kurang dari 9 minggu setelah infeksi) sedangkan IgG

tinggal tak terbatas dan jumlahnya dapat diukur. IgM menunjukkan baru terkena

infeksi atau baru mendapat vaksinasi. IgG menandakan pernah terkena infeksi. IgA

sekretori dapat dideteksi dari sekret nasal dan hanya dapat dihasilkan oleh vaksinasi

campak hidup yang dilemahkan, sedangkan vaksinasi campak dari virus yang

dimatikan tidak akan menghasilkan IgA sekretori.5

Imunitas transplasental

Bayi menerima kekebalan transplasental dari ibu yang pernah terkena campak.

Antibodi akan terbentuk lengkap saat bayi berusia 4 – 6 bulan dan kadarnya akan

menurun dalam jangka waktu yang bervariasi. Level antibodi maternal tidak dapat

terdeteksi pada bayi usia 9 bulan, namun antibodi tersebut masih tetap ada. Janin

dalam kandungan ibu yang sedang menderita campak tidak akan mendapat kekebalan

maternal dan justru akan tertular baik selama kehamilan maupun sesudah kelahiran.1

Imunisasi

Imunisasi campak terdiri dari Imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif dapat berasal

dari virus hidup yang dilemahkan maupun virus yang dimatikan. Vaksin dari virus

yang dilemahkan akan memberi proteksi dalam jangka waktu yang lama dan protektif

meskipun antibodi yang terbentuk hanya 20% dari antibodi yang terbentuk karena

infeksi alamiah. Pemberian secara sub kutan dengan dosis 0,5ml. Vaksin tersebut

sensitif terhadap cahaya dan panas, juga harus disimpan pada suhu 4˚C, sehingga

harus digunakan secepatnya bila telah dikeluarkan dari lemari pendingin.

22

Page 24: Case Morbili

Vaksin dari virus yang dimatikan tidak dianjurkan dan saat ini tidak

digunakan lagi. Respon antibodi yang terbentuk buruk, tidak tahan lama dan tidak

dapat merangsang pengeluaran IgA sekretori.

Indikasi kontra pemberian imunisasi campak berlaku bagi mereka yang

sedang menderita demam tinggi, sedang mendapat terapi imunosupresi, hamil,

memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin atau bahan-

bahan berasal dari darah.9

Imunisasi pasif digunakan untuk pencegahan dan meringankan morbili. Dosis

serum dewasa 0,25 ml/kgBB pada pasien sehat, 0,5 mL/kgBB pada pasien dengan

immunocompromise dengan dosis maksimum 15 mL/kgBB. yang diberikan

maksimal 5 hari setelah terinfeksi, tetapi semakin cepat semakin baik.10 Bila

diberikan pada hari ke 9 atau 10 hanya akan sedikit mengurangi gejala dan demam

dapat muncul meskipun tidak terlalu berat.

Komplikasi

Komplikasi morbili dapat dibagi menjadi beberapa bagian organ yang terlibat akibat

penyakit ini. Adapun penyulit campak dibagi dalam tiga kelompok menurut dareah

yang terkena infeksi yaitu system respirasi (pneumoni, bronkhopenumonia, otitis

media, system saraf pusat (encephalitis, subacute scleroting panencephalitis), system

pencernaan (gastroenteritis akut),10

Prognosis

Campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai dengan

penyulit maka prognosisnya baik.2

BAB IV23

Page 25: Case Morbili

PEMBAHASAN

Pasien dengan nama Ny.SJ usia 24 tahun datang dengan keluhan demam dan

sedang hamil. Pasien didiagnosa Morbili dengan usia kehamilan 23-24 Minggu dan

Hipokalemia. Berikut adalah pembahasan mengenai perbandingan antara teori dan

fakta yang terjadi pada perjalanan penyakit pasien tersebut.

Anamnesa

Fakta Teori

• Demam perlahan meninggi

• Batuk

• Nyeri menelan

• Mata berair, merah dan

mengeluarkan kotoran

• Muncul ruam kemerahan bertahap

pada wajah – leher – punggung –

tangan – dada – kaki

• Ruam pada wajah yang mulai

menghitam

• Diare

• Mual dan muntah

Riwayat kontak (-)

Riwayat vaksinasi tidak jelas

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari

setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan -

nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) -

batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot -

mata merah ( conjuctivitis ) 2-4 hari kemudian

muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam

(bintik Koplik).4

Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal

muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.

Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam

kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam

kemerahan yang menonjol).4

Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di

depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah

samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar

ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan

ruam di wajah mulai memudar.

Resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita

morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum

24

Page 26: Case Morbili

pernah vaksinasi campak.

Virus yang berada ke aliran darah akan masuk ke

pusat muntah di medula oblongata sehingga

menyebabkan anorexia dan malaise.

Pada pathogenesis saluran cerna terjadi Hiperplasi

jaringan limfoid terutama pada usus buntu

mukosa usus teriritasi kecepatan sekresi

bertambah pergerakan usus meningkat Diare

Analisis

Pada kasus ini didapatkan hasil anamnesa yang sesuai dengan manifestasi

klinis morbili berdasarkan stadium penyakit tersebut. Pasien mengalami demam sejak

2 minggu dimana demam bertahap menjadi tinggi setelah 1 minggu disertai batuk,

nyeri menelan dan mata merah, berair dan mengeluarkan kotoran, fotofobia. Dua hari

setelah itu pasien mengalami munculnya ruam kemerahan pada wajahnya disertai

begkak pada wajahnya. Setelah 24 jam ruam kemerahan tersebut menyebar ke

punggung dan tangan pasien, dan semakin bertambahnya hari ruam semakin rata ke

seluruh tubuh. Dan setelah ruam di kaki muncul, ruam di wajah mulai mengalami

perubahan warna menjadi cokelat kehitaman.

Menurut teori, gejala Morbili dibagi dalam 3 stadium dimana pada Stadium

inkubasi yang berlangsung 10-12 hari, tanpa gejala. Manifestasi klini bisanya terjadi

pada stadium prodormal. Dimana Stadium prodromal berlangsung 2-4 hari, ditandai

dengan gejala-gejala demam, diikuti coryza (batuk, bersin, diikuti hidung tersumbat

dan ingus/pilek), faring merah, nyeri saat menelan, stomatitis (radang mulut),

konjungtivitis. Tanda khas (pathognomonic): enantema mukosa bukalis di depan gigi

seri (molar) ketiga yang disebut bercak Koplik (Koplik's spots). Selanjutnya stadium

erupsi yang ditandai dengan panas tinggi dan timbulnya rash makulopapuler (ruam

kemerahan) yang dimulai dari batas rambut di belakang telinga, lalu menyebar ke

25

Page 27: Case Morbili

wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas (anggota gerak tubuh, seperti tangan dan

kaki). Kemudian stadium penyembuhan (konvalesens) pada saat ruam berangsur-

angsur menghilang. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas, akan

menghilang setelah 1-2 minggu. Adanya kulit kehitaman dan bersisik

(hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan. Saat ruam muncul di kaki,

ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan

urutan munculnya.1,2

Pemeriksaan fisik

Fakta Teori

• KU : lemah

• t0 : 38,90C, aksiler

Mata : konjungtiva hiperemis (+)

Wajah : ruam makulopapular (+),

hiperpigmentasi (+), petechiae (-)

Bibir edema (+), Mukosa buccal dan

palatum hiperemia (+), koplik spot (-)

Faring hiperemis (+)

Leher

Kelenjar limfe : membesar (+)

submandibula, nyeri tekan (+)

Thorax

Kulit : ruam makulopapular (+)

eritema, memutih dengan penekanan,

hiperpigmentasi (-),petechiae (-)

Abdomen

Kulit : ruam makulopapular

(+),memutih dengan penekanan,

Pada stadium kataral manifestasi yang tampak

mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan

tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

Pada umunya penderita tampak lemah.

Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir

stadium kataral).

Pada akhir masa prodromal, dinding posterior

faring biasanya menjadi hiperemis dan

penderita akan mengeluhkan nyeri

tenggorokkan.

Ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular

yang munculnya mulai dari belakang telinga,

mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka,

dan kemudian seluruh tubuh.

Kadang-kadang terdapat perdarahan primer

pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat

pembesaran kelenjar getah bening disudut

mandibula dan didaerah leher belakang.

26

Page 28: Case Morbili

hiperpigmentasi (-),petechiae (-)

Ekstremitas

Kulit ruam makulopapular (+),

hiperpigmentasi (-),memutih dengan

penekanan , petechiae (-)

Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna

kemerahan yang akan tampak memutih dengan

penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan

tampak berwarna kecokelatan yang tidak

memudar bila ditekan.

Pemeriksaan Penunjang

Fakta Teori

Laboratorium :

Darah Lengkap :

Leukosit : N

Hb : 10,9 gr/dl

Elektrolit : 2,9 Mmol/L

Kimia darah : N

Pemeriksaan Laboratorium

Darah tepi: jumlah leukosit normal atau

meningkat jika ada komplikasi infeksi bakteri.

Dapat disertai leukopenia, limfopenia.1

Menurut teori pemeriksaan jarang dilakukan

karena diagnosis Morbili dapat ditegakan

melalui anamnesis dan fisik diagnostik.6

Analisis

Pada kasus pemeriksaan darah lengkap dalam batas normal kecuali

Hemoglobin yang menurun. Hal ini dapat dikarenakan penyakitnya atau kondisi

fisiologis kehamilan. Dimana ditemukan pada kehamilan trimester kedua dan ketiga

terjadi hemodilusi pada darah ibu hamil sehingga menyebabkan pemeriksaan menjadi

anemia. Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan hasil kalium yang menurun sehingga

pasien hipokalemi. Hal ini disebabkan karena diare yang dialami pasien serta muntah

selama sakit ditambah susah makan karena sulit menelan sehingga menyebabkan

intake berkurang. Namun pada pasien kasus gejala hipokalemi tidak terlalu tampak.

27

Page 29: Case Morbili

Menurut teori pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis morbili

adalah serum antibodi dari virus campak yang dapat dilihat dengan pemeriksaan

Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization, immune

precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent

antibody (FA). Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam.

Serum IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan

menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih

cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit encephalitis.6

Karena pasien ini sedang dalam masa kehamilan maka dilakukan pencitraan

ultrasound untuk menilai kondisi fetus yang dikandungnya. Pada pemeriksaan USG

didapatkan hasil kondisi fetus hidup dengan aktifitas jantung yang positif.

Penatalaksanaan

Fakta Teori

IVFD RL 20 tpm

Paracetamol 3x500 mg

(antipiretik)

Imboost Force 2x1 tab

(imunostimulan)

Ranitidin inj. 2x1 ampul (H2

antagonis)

Ceftriaxone inj. 2x1 (antibiotik)

KSR 3x1

Co. dr. Sp. OG

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis,

terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang

cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan

bila terjadi infeksi sekunder.

Pengobatan dengan penyulit disesuaikan dengan

penyulit yang timbul.

Analisis

Terapi yang diberikan pada pasien kasus bersifat suportif dan simtomatis yang sesuai

dengan penatalaksanaan pada literature. Dimana pengobatan bersifat suportif dan

simtomatis.6 Pada pasien kasus terdapat komplikasi berupa hipokalemi dan kondisi

28

Page 30: Case Morbili

sedang hamil sehingga penatalaksanaan berupa pemberian intake kalium dengan obat

KSR untuk terapi hipokalemia ataupun intake makanan tinggi kalium dan

dikonsulkan ke bagian kandungan dan kebidanan untuk evaluasi keadaan fetus dalam

rahim.

Prognosis

Prognosa pasien ini adalah bonam, karena penatalaksanaan pada pasien sudah

adekuat dan tidak ditemukan adanya penyulit selama sakit. Menurut literature,

campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit

maka prognosisnya baik. Hanya saja prognosa bayi yang dikandung pasien masih

dubia karena berdasarkan literatur bila ibu belum pernah menderita menderita morbili

ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila

ibu menderita morbili pada trimester pertama, maka mungkin melahirkan seorang

anak dengan kelainan bawaan.1

Pada pasien kasus menyebutkan tidak pernah menderita penyakit serupa

sebelumnya dan status imunisasi pasien tidak lengkap sehingga perlu dilakukan

pemantauan yang intens terhadap janin sehingga mengurangi mortilitas dan

morbiditas. Menurut literatur pada kasus campak dengan kehamilan trimester 2 atau 3

akan meningkatkan resiko abortus, bayi lahir premature dan bayi dengan berat badan

lahir rendah.3 Oleh karena itu perlu diberikan edukasi kepada pasien agar k

melakukan kontrol rutin kehamilannya ke puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

DAFTAR PUSTAKA29

Page 31: Case Morbili

1. Phillips C.S. 1983. Measles. In: Behrman R.E., Vaughan V.C. (eds) Nelson

Textbook of Pediatrics. 12th edition. Japan. Igaku-Shoin/Saunders. p.743

2. T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.

Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 90

3. Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis

Pediatri pencegahan mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92.

4. Poorwo Soedarmo, SS., dkk. (Ed.). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi

Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta. 2008;109-121.

5. Soegeng Soegijanto. 2002. Campak. dalam: Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk.

(ed.) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. Jakarta.

Balai Penerbit FKUI. Hal. 125

6. Cherry J.D. 2004. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan (eds)

Textbook of Pediatrics Infectious Disease. 5th edition. Vol 3. Philadelphia. Saunders.

p.2283 – 2298

7. Anonym. 2008. Online (http://www.kabarindonesia.com/berita.php?

pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengatasi+Campak&dn=20080921170024), diakses

tanggal 15 April 2011.

8. Alan R. Tumbelaka. 2002. Pendekatan Diagnostik Penyakit Eksantema Akut dalam:

Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi

& Penyakit Tropis. Edisi I. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. Hal. 113

9. Soegeng Soegijanto. 2001. Vaksinasi Campak. Dalam: I.G.N. Ranuh, dkk. (ed) Buku

Imunisasi di Indonesia. Jakarta. Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal.

105

10. Gerson, Anne. Measles (rubeola) in Harrison’s Principle of Internal Medicine 16th

edition vol I. Mc-Graw Hill companies inc., 2005, p.1148-51.

30


Top Related