Transcript

Model InstalasIBIogas IndonesIaPanduan KonstruKsI

agustus 2009

Model InstalasIBIogas IndonesIaPanduan KonstruKsI

agustus 2009

1. TUJUAN BUKU PANDUAN 12. TANGGUNG JAWAB SEORANG TUKANG 23. KOMPONEN INSTALASI BIOGAS 34. LANGKAH-LANGKAH PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS 4

4.1 PEMILIHAN UKURAN TEPAT UNTUK INSTALASI BIOGAS 44.2 PEMILIHAN LOKASI KONSTRUKSI 64.3 STANDAR MUTU BAHAN DAN PERLENGKAPAN 74.4 KONSTRUKSI INSTALASI BIOGAS YANG TEPAT 11

4.4.1. Lay out Instalasi 114.4.2. Penggalian lubang 124.4.3. Konstruksi tempat pengolahan biogas/digester 134.4.4. Konstruksi tempat penampung gas (kubah) 164.4.5. Memplester Digester dan kubah (penampung gas) 174.4.6. Konstruksi turret, manhole dan tangki outlet (keluar) 184.4.7. Konstruksi Tangki Inlet (Saluran masuk) 204.4.8. Pekerjaan perpipaan,Fitting dan Kelengkapan lain 224.4.9. Konstruksi lubang penampung kompos 244.4.10. Tahap Penyelesaian dan Anjuran kepada Pengguna 244.4.11. Pemeriksaan kekedapan Gas dan Air 25

5. KESIMPULAN 29LAMPIRAN 30 Sketsa Instalasi Biogas

Tempat Pengolahan Berukuran 4 m3 30Tempat Pengolahan Berukuran 6 m3 31Tempat Pengolahan Berukuran 8 m3 32Tempat Pengolahan Berukuran 10 m3 33Tempat Pengolahan Berukuran 12 m3 34

Catatan untuk Kuantiti Bahan 1 Unit Biodigester 35

Daftar IsI

1

Tempat pengolahan secara anaerob biogas atau dikenal dengan nama digester merupakan suatu bangunan yang dibangun di bawah tanah, terbuat dari semen, batu-bata/batu, pasir dan pipa serta peralatan untuk me-ngurai bahan organik dan menghasilkan biogas – hal ini guna menambah sumber bahan bakar kon-vensional. Digester ini juga menghasilkan slurry yakni kotoran ternak yang telah diuraikan gasnya yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian. Dengan memasukkan kotoran hewan ternak dan air dalam jumlah yang cukup ke dalam digester, maka gas bersih dapat dihasilkan. Bahan bakar ini umumnya diguna-kan untuk memasak dan penerangan listrik dan pupuk yang dihasilkan dari ko-toran hewan yang telah hilang gas nya (slurry) digunakan sebagai pupuk di kebun sayuran dan lahan pertanian lainnya.

Keberhasilan atau kesuksesan suatu biodigester tergantung pada ketepatan ran-cangan, kesesuaian wilayah untuk konstruksi dan kualitas pekerjaan konstruksi termasuk di dalamnya kualitas bahan dan kinerja pekerja yang terlibat dalam proses konstruksi. Buku panduan ini mengangkat kembali metode untuk pemi-lihan ukuran dan wilayah yang tepat untuk konstruksi serta langkah-langkah pekerjaan konstruksi sesuai dengan model pengembangan Biogas di Indonesia. Manual ini dirancang untuk membantu para tukang dan pengawas pekerjaan guna pencapaian kesuksesan dalam menjalankan peran mereka di suatu konstruksi biodigester yang bermutu.

1. Tujuan Penulisan Manual

2

Peran tukang/mandor sangatlah vital dalam keberhasilan pemasangan suatu bio-digester. Berikut ini beberapa peran utama seorang tukang dan mandor:

Memberikan informasi tentang manfaat biodigester ke para pengguna dan •memotivasi mereka untuk instalasi biodigester.Memilih ukuran yang tepat untuk biodigester berdasarkan ketersediaan ba-•han untuk mengisi biodigester tersebut. Memastikan standar mutu bahan dan peralatan konstruksi sesuai.•Mengikuti sesuai rancangan dan gambar sket yang telah disediakan untuk •pembangunan biodigester.Mematuhi Panduan Konstruksi pada saat pemasangan biodigester.•Membekali pengetahuan dan keterampilan dasar ke para pengguna untuk •mengoperasikan beberapa komponen biodigester.Memastikan penyelesaian pekerjaan tepat waktu.•Rutin melaporkan perkembangan dan kesulitan yang ada, ke pengawas •pekerjaan/manajer. Memastikan keterlibatan tukang yang telah terlatih dalam koontruksi ja-•ngan biarkan tukang yang belum terlatih mengepalai konstruksi biodiges-ter.Bekerja sebagai penyuluh dan promotor teknologi di area lokasi pekerjaan•Melakukan follow up rutin dan layanan setelah penjualan ke para peng-•guna guna memastikan bangunan yang telah dibangun berfungsi dengan baik tanpa masalah.

2. Tanggung jawab seorang Tukang/ Mandor

3

Ada 6 bagian utama dari sebuah digester: saluran masuk/inlet (ruangan pencam-pur) sebagai tempat kotoran hewan masuk, digester (ruang pe-nguraian anae-rob), penampung gas (ruang penyimpanan), saluran keluar/outlet (ruang pemi-sah), sistem pengangkut gas dan lubang kompos slurry.

Campuran kotoran dan air (dicampur dalam saluran masuk atau ruang pencam-pur) mengalir melalui saluran pipa menuju digester. Pencampur menghasilkan gas melalui proses penguraian di digester dan gas yang telah dihasilkan kemu-dian disimpan dalam penampung gas (bagian atas kubah).

Slurry mengalir keluar dari digester ke tanki outlet/saluran keluar (ruang pemi-sah) dan mengalir keluar ke lubang kompos melalui katup limpah di tangki salu-ran keluar. Kemudian gas dipasok ke dapur melalui saluran pipa. Model Pengem-bangan Biogas Indonesia umumnya terdiri dari bagian seperti berikut yang juga ditunjukkan dalam sket gambar dalam lampiran:

1. Saluran inlet/masuk (Tangki Pencampur)2. Pipa Masuk dimana terpisah antara kotoran hewan dan buangan dari

kakus3. Digester4. Penampung Gas (Kubah)5. Manhole6. Saluran keluar (Ruang Pemisah) dan pembuka luapan 7. Pipa Gas Utama dan turret 8. Katup Gas Utama 9. Saluran Pipa 10. Saluran Keluar Air/Outlet (Penampung atau saluran air)11. Pengukur Tekanan 12. Keran Gas 13. Kompor Gas dengan pipa selang karet 14. Lampu (Pilihan)15. Lubang Slurry

3. koMPonen bangunan insTalasi biogas

4

Tukang dan mandor harus melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut secara ter-atur pada saat memasang instalasi biogas di kawasan peternakan:

Pemilihan ukuran biodigester yang tepat•Pemilihan lokasi konstruksi •Pengumpulan bahan konstruksi yang memenuhi standar mutu •Layout dari instalasi•Penggalian Lubang (penggalian)•Menentukan diameter dan batas atas dinding batu bata (bagian bawah untuk •pekerjaan menggunakan batu-bata/batu) digester dan dinding manhole Konstruksi dinding manhole digester •Instalasi pipa saluran inlet/masuk•Penimbunan tanah galian diseputaran dinding digester •Konstruksi balok bagian atas manhole (biasanya disebut sebagai beam)•Konstruksi penampung gas (persiapan cetakan, beton, penyesuaian pipa •kubah gas)Konstruksi ruang inlet/saluran masuk •Konstruksi ruang outlet/saluran keluar dan penutup saluran keluar •Memplaster bagian dalam kubah •Konstruksi bagian turret •Pemasangan saluran pipa, perlengkapan dan peralatan•Uji coba kebocoran •Mengisi tempat pengolahan dengan bahan baku •Konstruksi lubang slurry•Menimbun tanah ke ruang kosong sekitar kubah dan bagian atas kubah •serta sisi-sisi saluran keluar Pembersihan lokasi kerja•Orientasi pengguna tentang cara sederhana mengoperasikan dan pemeli-•haraan tempat pengolahan

Langkah-langkah ini dirincikan pada seksi-seksi berikut.

4.1. Pemilihan ukuran yang Tepat untuk instalasi biogas

Instalasi biogas di Indonesia merupakan jenis rancangan kubah yang tidak dapat dipindah-pindah atau disemen yang dikenal dengan istilah fixed dome. 4, 6, 8 10 dan 12 m3 biodigester dengan model ini merupakan ukuran yang layak untuk mendapat subsidi dari Program Biogas Rumah Tangga In-donesia/Indonesia Domestic Biogas Programme (IDBP). Tidak ada ukuran dan model lain yang layak menjadi penerima subsidi dari program ini. Tabel berikut ini menunjukkan beberapa informasi dasar mengenai ukuran-uku-ran biodigester yang coba dikenalkan.

4. langkah-langkah insTalasi TeMPaT Pengolahan biogas

5Ukuran dan dimensi biodegester telah diputuskan berdasarkan jangka waktu penyimpanan 50 hari dan 60% penyimpanan gas. Hal ini maksudnya adalah bahan baku segar yang diisikan ke dalam digester harus berada di dalam digester setidaknya 50 hari sebelum dikeluarkan melalui saluran ke-luar. Dan juga tempat pengolahan mesti mampu menampung 60% gas yang diproduksi dalam waktu 24 jam.

Oleh karena itu, ukuran biodigester diputuskan berdasarkan kuantitas ke-tersediaan bahan paku harian. Sebelum memutuskan ukuran digester yang akan dipasang, seluruh kotoran dari hewan ternak harus dikumpulkan ke-mudian ditimbang sekurang-kurangnya selama satu minggu guna menge-tahui seberapa banyak ketersedian bahan baku setiap harinya. Tabel berikut ini menunjukkan kapasitas biodigester yang akan ditetapkan berdasarkan ketersediaan bahan baku (kebanyakan kotoran hewan ternak).

Kuantitas Bahan Baku yang Dibutuhkan

SN KapasitasInstalasi * (M3)

Produksi Gas per Hari (M3)

Kotoran hewan yang dibutuhkan per hari

** (kG)

Air yang dibutuhkan setiap hari (liter)

Jumlah hewan ternak yang dibu-

tuhkan

12345

0.8 - 1.61.6 - 2.42.4 - 3.23.2 - 4.24.2 - 4.8

20 - 4040 - 6060 - 80

80 - 100100 - 120

20 - 4040 - 6060 - 80

80 - 100100 - 120

3 - 45 - 67 - 8

9 - 1011 - 12

468

1012

* Kapasitas instalasi maksudnya volume digester dan kubah penyimpanan gas ** rata-rata waktu penyimpanan: 50 hari

Apabila instalasi tidak tepat sesuai kebutuhan, produksi gas akan lebih kurang dari perkiraan secara teori. Apabila produksi gas berkurang, gas yang dikumpulkan dalam penampung tidak akan memiliki tekanan yang memadai untuk mendorong slurry yang telah melalui proses pengolahan anerob ke dalam saluran keluar. Pada kasus seperti ini, tingkat slurry akan naik dan malah akan memasuki penampung gas yang seharusnya mengalir melalui saluran keluar. Pada saat katup gas utama dibuka pada keadaan seperti ini, slurry bisa melintasi saluran pipa dan bercampur dengan gas. Oleh karena itu, bila bahan baku cukup sesuai dengan tingkat yang disa-rankan, biodigester yang lebih besar tidak perlu dipasang. Instalasi yang kurang bahan baku dan terlalu besar hanya akan meningkatkan biaya pe-masangan dan juga akan menimbulkan masalah dalam pengoperasian nantinya. Yang paling penting yang harus diperhatikan pada saat memutus-kan ukuran biodigester adalah dasar pertimbangan pemilihan ukuran yakni

Kuantitas bahan baku yang tersedia setiap harinya (kg)

Ukuran Biodigester yang disa-rankan (cum)

Kuantitas bahan bakar kayu yang dapat dihemat per hari (kg)

20 - 4041 - 6061 - 80

81 - 100lebih dari 100

468

1012

4 hingga 88 hingga 12

12 hingga 1616 hingga 20lebih dari 20

6

ketersediaan kotoran hewan bukan mempertimbangkan jumlah keluarga dan gas yang dibutuhkan. Apabila peternak memiliki jumlah hewan ternak yang lebih banyak maka ukuran yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan gas berkisar antara 0.33 – 0.40 gas per orang per hari.

4.2. Pemilihan lokasi konstruksi

Pemilihan lokasi konstruksi umumnya berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

Lokasi kerja harus mempermudah pekerjaan konstruksi.•Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga biaya konstruksi •dapat diminimalisir. Lokasi yang dipilih harus dapat menjamin kemudahan operasional •dan pemeliharaan seperti pengisian tempat pengolahan, penggu-naan katup gas utama, pembuatan dan penggunaan slurry, pengece-kan kebocoran gas,aliran air yang terhambat dari saluran pipa, dll.Lokasi juga harus dapat menjamin keamanan tempat pengolahan •

Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan diatas, maka direkomendasikan untuk memilih lokasi dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut. Perlu diingat bahwa mustahil dapat memenuhi seluruh pertimbangan yang disebutkan dibawah ini, namun begitu harus diupayakan bahwa sebanyak mungkin poin berikut dapat terpenuhi.

Untuk efektivitas fungsi biodigester, suhu yang benar (20-35°C) ha-•rus dapat dijaga di bagian dalam digester. Oleh sebab itu kabut dan tempat dingin harus dihindari- tempat dengan matahari yang bersi-nar terang lebih baik.Lokasi yang menjadi tempat konstruksi harus memiliki permukaan •yang datar.Lokasi tersebut haruslah di dataran yang agak tinggi dibandingkan •area sekitarnya. Hal ini untuk mencegah genangan air. Dan juga me-mastikan aliran slurry lancar dari luapan saluran keluar menuju ke lubang pembuatan kompos. Guna memudahkan instalasi dioperasikan dan menghindari bahan •baku mubazir, khususnya kotoran hewan, maka instalasi mesti ber-lokasi sedekat mungkin dengan kandang hewan ternak.Untuk mencampur kotoran dan air pertimbangkan jumlah air yang •dibutuhkan. Apabila sumber air terletak jauh dari instalasi, beban mengambil air menjadi bertambah. Walau demkian, sumur atau sumber mata air harus berjarak paling kurang 10 meter jauhnya dari biodigester khususnya lubang slurry guna mencegah air terkena po-lusi.Apabila pipa gas yang digunakan lebih panjang, maka biaya akan •lebih besar seperti halnya sistem pengangkutan yang menelan biaya. Lebih lanjut, saluran pipa yang panjang beresiko kebocoran gas. Katup utama gas yang terpasang diatas penampung gas haruslah dibuka dan ditutup sebelum dan sesudah biogas digunakan. Maka dari itu, instalasi haruslah sedekat mungkin dengan tempat pemakaian.

7

Ujung instalasi setidaknya 2 meter jauhnya dari pondasi rumah atau •bangunan lainnya.Lubang kompos harus memiliki ruang yang cukup luas karena bagian •ini merupakan bagian integral dari biodigester.Lokasi juga harus cukup jauh dari pepohonan guna menghindari •kerusakan biodigester yang disebabkan oleh akar pohon.Jenis tanah harus dapat menahan muatan untuk mencegah bangu-•nan instalasi biogas ambruk ke dalam tanah.Apabila luas tempat menjadi masalah, kandang hewan ternak dapat •dibangun di atas tempat pengolahan setelah cor yang tepat dilaku-kan.

4.3. standar Mutu bahan konstruksi dan Peralatan

Apabila bahan kontruksi yang akan digunakan dalam pembangunan tempat pengolahan tidak bermutu baik, biodigester tidak akan berfungsi dengan baik walaupun rancangannya telah benar dan kinerja tukang yang terlibat dalam pembangunan telah sangat baik. Tempat pengolahan tidak akan ber-mutu tinggi apabila bahan kontruksi yang digunakan bermutu rendah. Guna memilih bahan-bahan berkualitas tinggi, standar mutu dan spesifikasi yang disyaratkan secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:

semen Semen harus berkualitas tinggi merek Portland yang telah memiliki repu-tasi baik. Semen harus segar, bebas dari gumpalan dan disimpan di tempat yang kering. Semen yang bergumpal tidak boleh digunakan untuk kons-truksi. Kantong semen tidak boleh di tumpuk langsung di atas lantai atau disenderkan ke dinding. Plank kayu mesti digunakan di lantai sebagai alas untuk mencegah semen menjadi lembab. Kantong semen ditumpuk berja-rak sekitar 20 cm jauhnya dari dinding.

Pasir Pasir harus bersih dan tidak bercampur dengan tanah atau bahan bangu-nan lainnya. Pasir yang kotor berdampak sangat negatif pada ketahanan bangunan nantinya. Apabila pasir memiliki tingkat campuran dengan bahan lain sekitar 3%, maka pasir tersebut harus dicuci. Jumlah percampuran dengan bahan lain, khususnya bercampur dengan lumpur, di dalam pasir dapat ditentukan dengan tes botol sederhana. Sejumlah kecil pasir diisi ke dalam botol transparan dan kemudian dituangkan air ke dalamnya. Botol lalu dikocok sebentar. Kemudian botol diberdirikan untuk melihat partikel pasir jatuh ke bagian bawah botol. Partikel-partikel pasir lebih berat dari-pada tanah lumpur dan endapannya, maka partikel tersebut lebih cepat ke bagian bawah botol dibandingkan endapan dan tanah lumpur. Setelah 30 menit, ada lapisan lumpur dan pasir di dalam botol yang diukur tanpa menggoyangkan botol tersebut. Apabila kedalaman endapan lumpur lebih dari 3% dari total kedalaman, maka dapat disimpulkan bahwa pasir terlalu banyak mengandung lumpur. Apabila ini terjadi, pasir haruslah dicuci sebe-lum digunakan. Pasir kasar dan berbutir kecil adalah pilihan yang terbaik untuk bangunan beton, namun begitu pasir halus mesti digunakan dalam proses memplaster.

8

kerikil Ukuran kerikil tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil. Ukurannya tidak boleh melebihi dari 25% ketebalan produk beton yang digunakan. Ketebalan lapisan beton di bagian pondasi dan pada lemping saluran ke-luar tidak boleh lebih dari 7.5 cm (3”), maka dari itu ukuran maksimum batu kerikil harus 2 cm atau ¼ dari ukuran ketebalan lapisan beton. Batu kerikil harus bersih, keras dan berbentuk bersiku-siku. apabila batu tersebut ko-tor, maka harus dicuci dengan seksama terlebih dahulu sebelum diguna-kan.

air Air kebanyakan dibutuhkan untuk membuat adukan semen untuk pekerjaan pertukangan, pengecoran dan memplaster. Air juga digunakan untuk me-rendam batu-bata sebelum digunakan. Selain itu, air juga dibutuhkan un-tuk mencuci atau membersihkan bahan bangunan apabila bahan tersebut ada yang kotor. Air dari kolam atau kanal bisa saja kotor maka lebih tidak menggunakan air dari situ. Air yang kotor akan berdampak buruk pada ke-tahanan bangunan. Air dari saluran air atau sumur atau sumber lainnya yang memasok air bersih harus dijadikan pilihan.

batu-bata/batuBatu- bata memiliki peran penting dalam proses konstruksi khususnya untuk biodigester model fixed dome. Batu- bata yang digunakan harus berkualitas tinggi (no.1), biasanya tersedia di pasar setempat. Batu-bata harus melalui proses pembakaran yang sempurna, lurus, ukuran dan ben-tuknya teratur dan tidak boleh retak serta bagian yang rusak. Batu-batu berkualitas tinggi memiliki bunyi metalik yang jelas ketika saling bertubru-kan satu dengan yang lainnya. Batu- bata yang seperti ini mampu menahan tekanan hingga 120 kg centimeter persegi. Sebelum digunakan, batu-bata harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama beberapa menit. Batu-bata yang basah tidak akan menyerap air dari adukan semen yang mana hal ini sangat dibutuhkan untuk kerekatan batu-bata dan semen dengan baik. Di kawasan dimana batu-bata mahal dan tidak tersedia, batu dapat digunakan untuk konstruksi tempat pengolahan biogas model Indo-nesia. Batu yang digunakan untuk konstruksi lebih baik menggunakan batu yang tersedia di kawasan setempat. Ketika dihempaskan salah satu batu ke batu lainnya, batu yang bagus tidak akan pecah. Dan pada saat batu di-garis dengan sesuatu seperti paku, tanda coretannya tidak boleh melebihi 1 mm. Apabila batunya kotor maka perlu dicuci. Sebelum digunakan, batu juga harus direndam dalam air selama beberapa menit.

Cat acrylic emulsion Cat ini digunakan untuk menjadikan penampung gas (kubah) biodigester kedap uadara. Jenis cat ini harus memenuhi standar mutu dan disetujui oleh Program Biogas Rumah Tangga Indonesia.

besi CorBesi Cor digunakan untuk membangun tutup tangki saluran keluar dan ru-ang saluran air. Besi ini harus memenuhi standar tekhnik yang biasanya digunakan. Untuk tempat pengolahan yang berukuran 4, 6 dan 8 cum, ba-tang baja ringan berdiameter 8 mm dan untuk tempat pengolahan dengan

9

ukuran 10 & 12 cum kapasitasnya maka batang baja dengan diameter 10 mm direkomendasikan. Besi cor harus bersih dari karat.

Pipa gas kubah utama Gas tersimpan dalam penampung gas yang dihubungkan ke saluran pipa melalui pipa yang diletakkan di bagian paling atas kubah. Gabungan siku- siku dengan pipa ini harus benar-benar tepat dan kedap menahan gas, jika tidak kebocoran gas dari siku ini sangat sulit dihentikan. Oleh karena itu, direkomendasikan potongan siku harus benar-benar pas ditempatnya un-tuk menjamin udara kedap di gabungan tersebut. Pipa gas harus benar-benar dilapisi seng atau digalvanasi dan disetujui oleh IDBP. Pipa ini harus terbuat dari besi kualitas ringan dan batang baja harus disatukan di salah satu titik dengan menggunakan beton pada saat pemasangan. Panjang pipa sekurang-kurangnya adalah 60 cm.

katup gas utama Katup ini mengontrol aliran biogas di sa-luran pipa dari penampung gas. Pada saat katup dibuka bila sedang digunakan dan ditutup setelah digunakan. Apabila katup yang digunakan bermutu sedang, maka akan selalu ada resiko kebocoran. Maka-nya katup yang digunakan harus berkuali-tas tinggi dan di-setujui oleh IDBP. Pipa dan perkakas Pipa yang digunakan untuk menyalurkan gas dari penampung gas ke alat pengguna gas harus dipastikan bermutu tinggi seperti standar yang di-gunakan di Pakistan. Mutu rendah pipa GI sangat sesuai untuk tujuan ini; namun begitu pipa PVC berkualitas tinggi dapat juga digunakan. Diameter pipa paling kurang adalah setengah inci. Untuk panjang diatas 60 m (30 m apabila dua alat pembakaran digunakan pada waktu yang sama) pipa ber-diameter ¾” inci harus digunakan. Apabila pipa GI yang digunakan, pipa yang panjangnya enam meter harus memiliki berat sekurang-kurangya 6 kg. Fitting yang digunakan di saluran pipa biogas haruslah socket, elbow, tee dan nipple. Perkakas ini harus memenuhi standar persyaratan.

saluran outlet/ keluar air Saluran ini mengalirkan air yang mengendap di dalam saluran pipa pada saat biogas menyentuh pipa yang dingin. Ini merupakan komponen penting dari tempat pengolahan biogas, maka ari itu kualitasnya harus benar-be-nar dengan hati-hati dikontrol. Saluran ini harus mudah dioperasikan dan kumpalan benang di dalamnya harus sempurna. Harus dipastikan bahwa lubang baut dibor dengan seksama dan di tempat yang benar. Ketebalan pencuci nilon harus 4mm baik itu tombol pegangan yang panjangnya 4 cm atau pembuka knop yang tepat harus digunakan. Peralatan ini harus di-setujui oleh IDBP.

10

keran gas Keran gas untuk mengatur aliran gas ke kompor gas. Keran bermutu tinggi perlu dipertimbangkan untuk dipasang. Kerap kali dikeluhkan oleh para pengguna bahwa keran “o” diletakkan dengan benar dan diberi pelumas ke semua bagian dan dilakukan teratur. Ke-ran gas tidak boleh terlalu ketat atau terlau longgar untuk digunakan. Keran gas yang akan digunakan da-lam biodigester harus disetujui oleh IDBP.

Pipa selang karet Dihubungkan untuk me-ngalirkan gas dari keran gas ke kompor gas. Selang ini terbuat dari karet neo-prene berkualitas tinggi dan tidak patah saat digulung. Selang ini harus berdiameter 15 mm bagian luarnya dan 9 mm dia-meter bagian da-lamnya. Ketebalan minimal dinding selang adalah 2.5 mm.

kompor gas Kompor gas bisa saja dengan dua tungku dan satu tungku. Secara umum kompor gas satu tungku digunakan untuk kebutuhan rumah tangga de-ngan jumlah gas 350 hingga 400 liter per jam. Efisiensi kompor gas sangat penting untuk bisa berfungsinya suatu biodigester. Kompor harus bermu-tu tinggi dan cukup kuat untuk langsung diletakkan di atas tanah. Asupan utama udara dapat disesuaikan dengan mudah dan lubangnya harus tepat diletakkan. Pemancar dan pipa menghidupkan tungku harus lurus dan dia-tur secara benar. Lubang di dalam penutup tungku harus merata di seluruh bagian. lampu gasLampu gas adalah peralatan pen-ting lainnya yang digunakan dalam biodigester. Sering kali para peng-guna mengeluh karena lampu gas rusak. Lampu-lampu ini harus lam-pu yang berkualitas tinggi dengan tingkat hemat energi sekitar 60%. Biasanya, lampu biogas memerlu-kan 150 hingga 175 liter biogas per jam. Lampu yang digunakan dalam biodigester harus disetujui oleh IDBP.

11

Meteran Tekanan gas Meteran tekanan berbentuk huruf U (manometer) yang terbuat dari tabung plastik atau kaca trans-paran dan diisi dengan air ber-warna atau tipe jam digital atau analog meter tekanan harus di-pasang dalam sistem aliran guna memantau tekanan gas. Apapun jenis alat dari beberapa yang telah disebutkan diatas dapat dibeli di pasar lokal dan harus memenuhi rangkaian standar mutu, bila ada. MixerAlat ini dipergunakan untuk mempersiap-kan campuran yang baik antara air dan kotoran hewan di dalam tangki saluran masuk pada saat kotoran digunakan se-bagai bahan baku. Biasanya untuk biodi-gester biogas ukuran rumah tangga, Mi-xer dipasang vertikal. Alat tersebut harus bermutu bagus, seperti di dalam ranca-ngan, dan bila pengaduk harus telah di-lapisi seng. benar-benar telah di galva-nized. Bilah pengaduk tersebut harus sesuai untuk pencampuran yang merata.

4.4. konstruksi instalasi biogas yang Tepat

4.4.1. Layout biodigester Pekerjaan konstruksi biodigester dimulai dengan kerja lay out. Kegiatan ini dilakukan untuk menandai dimensi tempat tersebut di tanah guna memulai proses penggalian. Untuk tujuan ini, pertama-tama patok kecil ditancapkan di tanah di tengah-tengah titik digester. Kemudian ikuti langkah-langkah berikut:

Ratakan tanah dan tentukan lokasi digester, tangki saluran ke-•luar dan parit saluran masuk dan tarik garis lurus dimana pusat saluran masuk, digester dan saluran keluar berlokasi (biasanya disebut sebagai garis pertengahan).

Putuskan tinggi lokasi. Lebih baik •mengasumsikan tinggi tanah se-bagai tinggi lokasi. Bagian atas kubah (bagian luar) harus tepat di tingkatan ini.

12

Masukkan tongkat kayu pancang ke garis tengah tadi untuk me-•nandai tengah dari lubang digester yang diusulkan. Pilih radius luar dari lubang (diameter digester ditambah ketebalan dinding ditambah ketebalan plaster ditambah ruang untuk kaki proyeksi setidaknya 10 cm) untuk dinding batu-bata seperti yang ditunjuk-kan dalam gambar dalam dimensi “Rp” dan ditandai dengan tali atau kawat. Untuk pertukangan batu, 10 cm ini akan digunakan sebagai ketebalan dinding dikarenakan dinding batu tidak dapat dibangun dengan ketebalan 10 cm. Dengan adanya pancang dan kawat yang dipersiapkan terlebih dahulu, buatlah lingkaran, yang menandakan wilayah yang harus digali.

Dari titik tengah dimana garis tengah bertemu dengan perime-•ter digester, gambarlah garis singgung dan ukur panjang sama de-ngan setengah ukuran lubang got (setengah dari 60 = 30 cm) di-tambah ketebalan dinding dan ketebalan plaster. Sekarang, ukur ukuran lubang got ditambah ketebalan dinding ditambah keteba-lan plaster di garis tengah untuk memutuskan peletakan lubang got. Menandai lubang got menjamin bahwa ukuran bagian dalam adalah 60 cm x 60 cm.

Untuk memutuskan lokasi saluran keluar, ambil setengah luas •saluran keluar kemudian tambah dengan ketebalan dinding dita-mbah ketebalan plaster dan tandai titik-titik di kedua sisi titik te-ngah dimana garis tengah bertemu dengan garis perimeter (per-panjangan garis gambar lubang got). Dari tengah, ukur panjang saluran keluar ditambah dengan ketebalan dinding dan plaster guna memutuskan dimensi luar dari sisi panjang saluran keluar.

Periksa ukuran secara diagonal untuk memastikan sudut benar-•benar bersiku 90 derjat.

Gunakan tepung warna-warni untuk menandakan dimensi.•

Tentukan lokasi lubang slurry sembari menyiapkan lay-out di-•gester dan saluran keluar.

4.4.2. Penggalian lubang Setelah kerja lay-out rampung, kemudian penggalian lubang harus dimulai. Peralatan seperti linggis, pencongkel, sekop, pendorong dan keranjang harus ada di tempat. Poin-poin berikut ini harus diikuti un-tuk menggali lubang.

Penggalian dilakukan per dimensi yang •ditetapkan di lay-out.

13

Selama hal itu praktis, pemotongan di tanah harus dilakukan •secara vertikal, namun demikian jika kepadatan tanah kurang dan letak sudut perlu dipotong, dilipat mungkin bisa dilakukan. Apabila genangan air lumayan dalam dan penggalian lebih dalam sulit, lubang yang lebih dalam harus dibuat disamping lubang di-gester. Air yang tergenang dalam digester harus dialirkan ke da-lam lubang ini melalui pipa di bawah tanah. Kemudian air harus disedot dari lubang ini.

Apabila kedalaman galian telah sama dengan dimensi ‘Dp’ seperti •yang ditunjukkan di gambar, pekerjaan meratakan dan mengikat bagian dasar harus dilakukan. Dasar lubang harus diratakan dan tanahnya harus tidak tersentuh.

Selalu pastikan tanah yang telah digali tersimpan setidaknya 2m •jauhnya dari lubang di setiap sisinya untuk memudahkan peker-jaan konstruksi.

Berhati-hati menghindari kecelakaan pada saat menggali di dekat •sisi-sisi lubang dimana tanah bisa saja runtuh.

Gali pondasi manhole (aliran saluran keluar) sepanjang pondasi •digester seperti dimensi dalam gambar layout.

Sekarang tiang horizontal harus ditempatkan di tanah bersila-•ngan satu sama lain bersiku 90 derjat di tengah. Pastikan tiang-tiang ditancapkan di tanah yang telah rata. Tiang vertikal akan memandu konstruksi dinding digester.

Apabila karena ada batu keras atau ada air di bawah tanah, keda-•laman yang benar tidak dapat dicapai, maka lubang harus dibuat sedalam mungkin, sedangkan setelah bangunan selesai bebera-pa jalan perlindungan harus dibangun sehingga dinding saluran keluar dan kubah dikokohkan dari luar.

4.4.3. Konstruksi digesterSetelah lubang selesai dikerjakan, konstruksi dinding digester dimu-lai. Tiang kayu tengah dan kawat panduan harus digunakan dalam pekerjaan ini. Poin-poin berikut mesti diikuti pada saat membangun digester dan penampung gas.

Rendam batu-bata/batu di dalam air selama 10-15 menit sebe-•lum digunakan.

Siapkan adukan untuk konstruksi dinding batu-bata/batu dengan •rasio 1 bagian semen berbanding 3 bagian pasir.

Di tengah-tengan lubang, batang atau pipa lurus (pipa gas 0.5” •GI) harus diletakkan tepat pada posisi vertikal. Tiang atau pipa berat harus diletakkan horizontal di dataran tanah seperti yang disebutkan sebelumnya di tengah-tengah lubang. Pipa vertikal sekarang dapat diamankan ke pipa atau tiang horizontal. Setelah

14

diamankan, pipa vertikal harus kembali dicek apakah masih da-lam posisi yang benar. Sekarang, paskan radius dinding di lantai dengan menggunakan benang atau kawat yang ada pada tiang atau pipa vertikal. Panjang benang atau kawat dapat dilihat pada gambar dalam dimensi ‘Rd’. Ketebalan plaster (1.5 hingga 2 cm) harus ditambah ke panjang ini untuk menyisakan ruang untuk proses plaster. Batu-bata atau batu yang diletakkan di dinding bundar harus benar-benar berjarak (Rd+ketebalan plaster) dari pipa vertikal. Setelah memutuskan radius digester, bentuk ling-karan harus digambar untuk memutuskan bundaran dinding sekitar. Sekarang, dasar dinding berbentuk lingkaran (bagian le-her) dibangun. Bagian leher merupakan lapisan tebal terdiri dari adukan setebal 2.5-3 cm yang diletakkan pada tanah yang tidak tersentuh di bagian lantiai dari lubang yang telah diekskavasi sepanjang lingkaran.

Konstruksi dinding bundar harus dimulai pada bagian manhole •terlebih dahulu. Pertama-tama, ruang selebar 60 cm ditam-bah ketebalan plaster harus ditandai dan kemudian konstruksi dinding dimulai. Pertama-tama letakkan batu-bata/batu dengan mengikuti panduan benang pandu. Konstruksi dinding dilakukan hanya dari satu sisi, baik itu searah jarum jam ataupun berla-wanan arah jarum jam. Bagian depan dinding harus dipelihara di dalam sembari dinding dibangun. Jika menggunakan batu-bata, barisan pertama harus diposisikan disisinya sehingga dasar de-ngan ukuran 5 cm tinggi, 20 cm lebar dapat dibangun. Barisan pertama penting benar-benar diletakkan pada tanah yang padat dan tidak tersentuh. Barisan selanjutnya dapat diletakkan sesuai panjangnya sehingga ketebalan dinding mencapai 4.5”. Tidak be-gitu penting membangun pilar di dinding namun pengecoran di antara kedua dinding dan sisi lubang harus dipadatkan dengan hati-hati. Pengecoran ini harus dilakukan pada pagi hari sebelum kerja kontruksi dilakukan. Tanah harus benar-benar dipadatkan dengan menambahkan air dan dihantukkan sepanjang lingkaran digester. Kurangnya kepadatan dapat menyebabkan keretakan di dinding keliling dan kubah.

Apabila batu digunakan dalam konstruksi dinding keliling, maka •dinding harus bertolak belakang dengan sisi lubang karena su-lit untuk melakukan backfilling yang benar dikarenakan bentuk yang tidak teratur dari batu bahagian luar dinding. Adukan se-men yang digunakan harus menggunakan 1 bahagian semen 3 bahagian pasir atau 1 bahagian semen 4 bahagian pasir tergan-tung kwalitas pasir.

Pada saat peletakan batu-bata/batu pastikan jarak (siku) antara •batu-bata atau batu diisi dengan adukan, dengan seksama dipa-datkan. Ketebalan adukan untuk bagian siku sekurang-kurangnya adalah 15 mm. Pastikan adukan siku pada dua lapisan batu-bata siku tidak membentuk garis vertikal.

15

Pada saat ketinggian dinding bulat mencapai 30 cm (untuk tem-•pat pengolahan berukuran 4 dan 6 cum) dan 35 cm (untuk ukuran tempat 8, 10 & 12 cum), pasang 2 pipa saluran masuk (satu untuk mengalirkan kotoran hewan dan satuya lagi untuk kotoran ma-nusia). Pipa-pipa ini harus bersaluran tepat pada dua sisi yang berbeda dari pembukaan parit. Kemiringan tanah untuk pipa ini sekurang-kurangnya adalah 60° diatas permukaan tanah. Pasti-kan panjang pipa saluran masuk memadai untuk konstruksi lan-tai saluran masuk yang sekurang-kurangnya 15 cm lebih tinggi dari tingkat katup limpahan slurry di dinding saluran keluar. Un-tuk mengurangi resiko tersumbat, pipa saluran masuk diletak-kan dengan arah vertikal sepraktis mungkin.

Tinggi dinding bundar da-•pat dilihat di gambar den-gan dimensi ‘Hc’ pada saat diukur dari lantai yang telah selesai dikerjakan. Konstruksi dinding bun-dar harus terus dikerjakan hingga tingginya adalahan Hc+ketebalan lantai yang biasanya adalah 7-10 cm. Apabila pondasi dibangun sebelum dinding bundar, tinggi dinding bundar harus sama dengan Hc.

Tepat berhadapan dengan pipa saluran masuk, pembukaan se-•luas 60 cm harus disisakan di dinding bundar yang berfungsi sebagai manhole. Slurry yang telah melalui proses pencerna-kan anaerob juga mengalir keluar menuju tangki saluran keluar melalui pembukaan ini. Pipa saluran masuk dari kakus harus diletakkan sedekat mungkin dengan pipa saluran masuk kotoran hewan dengan jarak maksimal 30 derjat dari saluran masuk ko-toran hewan di garis tengah lubang got.

Sekarang konstruksi selanjutnya adalah lantai. Dalam hal ini, •pengesolan pecahan batu-bata atau batu harus dilakukan di lan-tai yang telah dipadatkan. Setelah proses tumbukan untuk pe-madatan lapisan batu dilakukan dengan benar, lapisan beton den-gan perbandingan 1:2:4 PCC harus dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Diwilayah yang tanahnya memiliki daya tahan berat yang rendah atau genangan air relatif lebih tinggi, lantai harus dibangun dengan beton semen tanpa campuran (1:2:4) sebelum pengerjaan dinding bundar. Catatan : Untuk daerah gempa kon-struksi lantai dapat dibuat dengan bentuk melengkung (spheri-cal)

Pada saat dinding bundar mencapai tinggi yang benar, bagian da-•lam harus diplaster dengan lapisan adukan semen halus dengan percampuran 1 bagian semen – 3 bagian pasir.

16

4.4.4. Konstruksi penampungan gas (kubah)Ketika pekerjaan konstruksi dari din-ding melingkar sebagaimana dijelaskan diatas selesai kemudian bentuk me-lengkung (bentuk kubah) dari penam-pung gas harus dibangun. Pembangu-nan tempat penampung gas ini dengan campuran semen Portland : Pasir : Ke-rikil de-ngan ratio 1:2:3 dibantu dengan cetakan tanah yang disiapkan dari tanah timbun disekitar. Sebelum menimbun lubang dengan tanah untuk membuat cetakan untuk kubah, bagian dalam dinding melingkar harus diisi dengan timbunan tanah yang dipadatkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka tekanan tanah pada cetakan dapat menyebabkan retak retak pada dinding melingkar, sebuah tanda harus dibuat pada jarak ‘Hall’ tam-bah 2.5 cm (ketebalan dari lapisan plasteran dalam), sesuai dengan gambar, dari penyelesaian lantai. Sekarang tanah diisi didalam di-gester yang telah selesai hingga pada ketinggian yang telah ditan-dai. Setelah pengisian tanah selesai, pipa vertical dapat dikeluarkan dengan cara ditarik. Pipa itu diganti dengan pipa yang lebih pendek diameter 0.5”, panjang kira kira 1 meter,didalam tanah tepatnya pada lokasi yang sama.Sekarang cetakan kubah dapat digunakan un-tuk membuat bentuk kubah.Bagian atas dinding harus bersih ketika cetakan digunakan. Cetakan itu bias diperiksa dengan memastikan bagian atas horizontal dan bagian sisi samping vertical. Lebih jauh lagi, bagian template yang mengenai dnding melingkar harus di po-sisi yang sama disekeliling dinding.Hal yang penting ketika cetakan tanah selesai dipadatkan. Jika tanah lebih ditekan setelah mengecor kubah, dengan beban sendiri dan beban coran,dapat menyebabkan retak.Tanah yang dipakai untuk cetakan harus lembab untuk mence-gah tanah menyerap air semen.Ketika cetakan tanah telah menyeru-pai bentuk cetakan,lapisan tipis pasir disebar dipermukaan cetakan kubah.Kelebihan dari pasir ataupun tanah diatas dinding meling-kar harus segera dibuang.Sebelum memulai pekerjaan pengecoran harus tersedia pekerja yang cukup dan bahan bahan material seperti pasir,kerikil,semen telah tersedia. Pengecoran dilakukan sece-pat dan serapi mungkin tanpa ada jeda waktu.Setiap ada jeda waktu akan menimbulkan efek kurang bagus untuk kuali-tas pengecoran.Secara terus menerus,pasokan beton yang cukup (campuran : 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) harus disiapkan oleh tukang batu. Tidak diijin-kan untuk campuran yang telah lebih dari 30 menit diaduk untuk digunakan sebagai bahan pengecoran.Bagian atas dari dinding harus

17

disiram dengan air semen sebelum memulai pengecoranPengecoran kubah dimulai dari atas manhole dimana ada balok tebal 15 cm yang harus dicor untuk berfungsi sebagai pondasi bagi dinding outlet.Per-hatian khusus harus dilakukan untuk menjaga ketebalan dari kubah ketika dicor, contoh, ketebalan di ujung harus lebih dari ketebalan ditengah. Untuk digester volume 4 dan 6 m3, ketebalan di ujung ha-rus 15 cm dan ditengah 7 cm.Begitu juga untuk digester ukuran 8,10 dan 12 m3, ketebalan di ujung harus 20 cm dan ketebalan ditengah 7 cm.Pipa kecil diatas cetakan harus ditinggal hingga pipa gas utama dipasang,untuk menjamin pipa gas utama tepat berposisikan dite-ngah.

Setelah pengecoran, beton harus terlindung dari sinar matahari lang-sung dengan menutupnya dengan karung semen atau tikar jerami.Perlindungan ini harus dibiarkan selama paling tidak 1 minggu.dan juga setelah pengecoran kubah harus dipercik air selama 3 atau 4 kali sehari yang disebut curing.

4.4.5. Memplaster digester dan kubah penampung gasKepekatan gas dari penampung gas merupakan hal yang sangat penting untuk fungsi efektif suatu biodigester. Jika gas disimpan di dalam penampung gas,keluar dari lubang sebesar pori-pori kecil, maka pengguna tidak akan dapat memperoleh gas pada saat akan digunakan. Keseluruhan investasi akan jadi sia-sia apabila penam-pung gas tidak dibangun sesempurna mungkin untuk kepekatan gas. Setelah kira-kira seminggu, tergantung pada suhu tanah cetakan maka tanah dapat dipindahkan dari lubang got. Ketika semua tanah sudah dipindahkan, permukaan penampung gas harus dibersihkan dengan menggosok dengan air dan sikat besi. Seluruh permukaan konkrit kubah harus dibersihkan sebelum memulai diplaster. Setelah dibersihkan, lapisan selanjutnya setelah plaster harus dipasang un-tuk menjadikan penampung gas mampu menahan gas dengan sem-purna.

Menggosok dan menggaruk (mengikis) •5 lapisan pekerjaan kubah:•I. Lapisan-1: semen kosong disirami air (1 bagian semen dan 5

bagian air), diratakan dengan sapuII. Lapisan -2: 10 mm plaster tipis dengan adukan semen pasir

(1 bagian semen dan 3 bagian pasir) diplaster menggunakan sekop

III. Lapisan -3: 3 sampai 5 mm tebalnya semen-campuran pasir (1 bagian semen dan 2 bagian pasir ) dengan sekop plaster

IV. Lapisan -4: memplaster dengan semen dan cat acrylic emul-sion paint mix (1 bagian cat dan 10 bagian semen) 3 sampai 5 mm diplaster tipis menggunakan sekop

V. Lapisan -5: dicat menggunakan lapisan tebal tersusun dari semen-acrylic emulsion paint (1 bagian cat dan 2 bagian se-men) diratakan dengan kuas (lebar 10 cm) Lapisan cat harus benar-benar kering sebelum lapisan selanjutnya ditambah. Selang waktu 1 hari untuk lapisan ke 3 dan ke 4 berdampak baik bagi kepadatan gas. Ketika memasang lapisan plaster,

18

pekerjaan harus benar-benar teliti dan tidak terganggu satu apapun. Setiap lapisan harus halus dan baik. Pengawetan harus dilakukan dengan tepat pada tiap-tiap permukaan sebelum menambahkan lapisan yang lain. Berfungsinya tempat pengolahan dengan baik sangat tergantung pada ke-pekatan gas dalam kubah dan bahkan pekerjaan memplaster setiap lapisan harus dilakukan dengan sangat hati-hati se-perti yang disyaratkan dalam standar mutu.

4.4.6. Konstruksi turret, Manhole dan Tangki outlet/ saluran keluar

TurretTurret dibangun untuk melindungi kubah pipa gas. Hari setelah kubah diberi lapisan, menara kecil harus dibangun. Apabila ada ke-terlambatan dapat menyebabkan kebocoran antara pipa gas utama dan kubah. Kontruksi menara kecil harus dilakukan pada saat beton di permukaan luar kubah telah kering. Ukuran turret harus diputus-kan berdasarkan ukuran batu dan batu bata. Turret boleh berbentuk persegi atau lingkaran. Ukuran persegi paling kecil adalah 20 cm. apabila bentuknya lingkaran diameternya harus 20 cm. tinggi turret paling kurang adalah 40 cm. Turret dapat dibangun menggunakan beton apabila ada sisa adukan dari lapisan kubah.

Manhole dan Tangki outlet/ saluran keluarUntuk membangun tangki saluran keluar yang juga disebut dengan ruang pemisah, Penggalian harus dilakukan di belakang lubang got. Penting secara akurat harus sesuai dengan dimensi tangki yang me-nentukan kapasitas kegunaan penampung gas. Hal-hal berikut harus dilakukan pada saat membangun tangki ini:

Tepatnya kedalaman harus menjadi kedalaman bahagian da-•lam dari saluran keluar ditambah kedalaman plaster ditambah ketebalan lantai (Ho+7.5 hingga 10 cm) membentuk bahagian dasar. Ketika dilapisi pada kedalaman ini, bahagian atas lantai akan mencapai bahagian atas lobang got. Tanah di dasar saluran keluar, di belakang got harus benar-benar padat untuk mence-

19

gah keretakan di masa yang akan dating. Dimensi bahagian da-lam ruang saluran keluar dapat dilihat pada gambar di bahagian panjang, luas dan kedalaman (Lo, B0 dan Ho). Panjang dan luas galian harus sesuai dimensi bahagian dalam ditambah ketebalan dinding dan lapisan plaster. Pastikan jarak dari lantai lubang got hingga lantai pada bahagian akhir saluran keluar sama dengan tinggi ‘Hop/ lompatan’ pada gambar.

Setelah pelapisan selesai, lantai padat dan hamparan serpihan •batu atau batu bata di lantai. Setelah memadatkan lantai batu atau batu bata, sebarkan lapisan tebal adukan dasar semen dan pasir (1:4). Permukaan yang telah selesai harus rata dan halus. Pada permukaan ini, saat adukan telah kering, dinding saluran keluar dibangun. Dimensi bahagian dalam saluran keluar seperti yang ditunjukkan dalam gambar (Lo dan Bo). Sembari menye-suaikan dimensi sisakan sekitar 1.5-2 cm untuk proses plaster (di setiap sisinya). Bubuhkan adukan lapisan pertama (1 semen: 3 pasir) dan mulai bangun dinding. Pertama-tama letakkan batu bata di 4 sudut dinding tangki dan gunakan seutas tali untuk me-mandu peletakan batu bata yang dilakukan dengan mengikat tali tersebut ke batu bata di sudut-sudut yang ada. Dinding harus ver-tikal dan akhiri dengan lapisan plaster semen halus (1 semen: 3 pasir). Bahagian luar dinding harus padat untuk mencegah re-tak yang diakibatkan oleh tekanan slurry dari dalam. Tidak perlu memplaster bahagian luar dinding tangki saluran keluar.

Tingkat surplus di dinding saluran keluar harus ditinggikan dari •ketinggian tanah semula. Hal ini dilakukan untuk mencegah aliran dari wilayah sekitar yang masuk kedalam saluran keluar, khususnya pada musim hujan.

Lebih baik saluran keluar diatur seperti itu dimana panjangnya •parallel ke garis tengah. Apabila ada hambatan yang diakibatkan oleh tanah maka bisa saja dilakukan dengan gaya berbeda. Selalu bangun katup limpah pada dinding yang lebih rendah.

Lempeng penutup sa-•luran keluar dilapisi pada saat proses membeton penam-pung gas. Lempeng dapat dilapisi di ta-nah yang rata sesuai dimensi yang diberi-kan untuk beberapa kapasitas tempat pe-ngolahan yang berbe-da-beda. Perhatikan dengan seksama proses memadatkan campuran beton pada saat pelapisan lempeng karena lubang kecil yang tertinggal dapat menyebabkan proses terjadinya uap karat yang masuk ke slurry dalam tangki saluran keluar. Uap ini akan menyebabkan penga-

20

ratan yang dalam jangka waktu lama lempeng bisa saja rubuh. Meskipun hanya ada beberapa lubang, tetapi lubang-lubang tersebut harus ditutup menggunakan lapisan plaster. Lempeng harus dibersihkan setidaknya 5 hari sebelum digunakan. Lem-peng itu juga harus setebal 5.5 cm dengan tancapan yang bagus setinggi 2 cm dari dasar. Ukurannya adalah seukuran benda yang mudah dibawa oleh 3-4 orang. Lempeng penutup saluran keluar sangat penting untuk menghindari manusia khususnya anak-anak dan hewan yang dapat jatuh kedalamnya. Dan lagi lempeng ini juga menghambat air hujan memasuki digester dan memban-tu mencegah penguapan slurry pada musim kering dan musim panas.

Untuk semua slab:Tebal: 6 hingga 7.5 cm (2.5-3”)•penutup (dasar) : 2-2.5 cm (1”)•baja pemisah yang diletakkan membujur: 15 cm (6”)•baja pemisah pada bahagian persimpangan: 30 cm (12”)•rasio beton: 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 4 bagian batu •kerikilmasa pengawetan: paling kurang 5 hari•

4.4.7. Konstruksi inlet/tangki saluran masukBiasanya saluran masuk dibangun setelah tangki saluran keluar se-lesai dikerjakan; namun bisa saja kedua tangki ini dikerjakan bersa-maan. Apabila bahan bakunya adalah kotoran hewan, maka tangki saluran masuk dibangun. Tangki ini berguna untuk mencampur ko-toran hewan dan air dan menghasilkan pasta yang dibutuhkan de-ngan kandungan padat sekitar 8-10% di dalam campuran tersebut. Berikut ini adalah beberapa fakta yang harus dipertimbangkan pada saat membangun tangki saluran masuk untuk pengisian kotoran he-wan ke dalam digester.

Pondasi lubang saluran masuk dapat ditempatkan di permukaan •yang kokoh dan rata.

Pada permukaan yang berbenturan tangki saluran terlebih dahu-•lu masuk yang berbentuk empat persegi panjang dibangun. Ke-tinggian dasar bangunan dapat ditentukan dengan cara dimana lantai tanki saluran masuk harus lebih tinggi kira-kira 15 cm di atas bagian keluar.

Ukuran tempat pen-

golahan

Ukuran slab dalam cmPanjang luas

jumlah potongan slab diameter besi Berat besi yang

tersedia

468

1012

164174184204

62687278

33333

888

1010

1214182022

Dimensi slab sebagai cover outlet/saluran keluar dijelaskan dalam table berikut.

21

Setelah dasar bangunannya dibangun, bahagian bundar dari tanki •saluran masuk harus dibangun dimana kotoran dan air bercam-pur. Sebelum memulai kontruksi dari dinding yang mengelilingi untuk bahagian masuk, persiapan-persiapan dapat dilakukan pada dasar bangunannya di tempat (rumah) proses percampuran bertemu, apabila tempat bertemunya campuran akan dibangun. Pembangunan tempat bertemunya campuran sebaiknya tidak hanya atas pertimbangan kemudahan beroperasi tetapi juga un-tuk memperbaiki kualitas campuran. Untuk menentukan posisi ketepatan tempat bertemunya campuran, poros harus diletak-kan ditengah-tengah lantai saluran masuk. Kemudian lantai dari saluran masuk dibangun. Pada permukaan yang telah selesai dikerjakan, buatlah tanda bundar dengan menggunakan benang atau kawat untuk menentukan bagian dalam tangki.

Dinding bundar saluran masuk seka-•rang sudah dapat dibangun dengan memakai batu bata ditempatkan de-ngan bentuk membundar mengikuti tanda yang telah dibuat. Pada saat ketinggian bundaran lubang telah mencapai 45 cm, keranjang besi ha-rus dipaskan untuk mengencangkan alat pencampur, apabila alat tersebut perlu dipasang. Alat pencampur ha-rus benar bersatu dengan bangunan tersebut, mudah untuk digunakan, efektif dalam proses pencam-puran dan tahan karat. Bagian baja yang mencampur slurry perlu dilapisi seng dengan tepat.

Tinggi dinding saluran masuk harus mencapai 60 cm. Tinggi ke-•seluruhan termasuk dasar saluran adalah 90 cm. Pada kasus ter-tentu, tinggi diukur dari tanah harus diatas 100 cm.

Pada saat dinding bundar telah dibangun, sisakan waktu yang cu-•kup untuk membiarkan adukan kering sempura. Kedua bagian tangki diplaster menggunakan adukan semen (1 bagian semen dengan 3 bagian pasir).

Bagian dasar tangki setidaknya harus 15 cm diatas katup limpah •dinding saluran keluar.

Posisi pipa saluran masuk di lantai harus sedemikian rupa se-•hingga tiang dan batatangan pipa dapat masuk tanpa ada penga-ruh besar apabila penutupan sementara perlu dilakukan. Apabila pipa saluran masuk tidak pada posisi yang benar, dinding saluran tersebut harus dibuka lapisannya untuk memasukkan batangan atau tiang ke dalamnya.

Pada kasus toilet yang bergabung dengan tempat pengolahan, •maka lebih baik membangun tempat tanpa saluran atau pengum-pul karena tempat dengan saluran membutuhkan lebih banyak air

22

untuk mengalirkan kotoran yang kemungkinan dapat menyebab-kan air di dalam digester mempengaruhi masa genangan hidrolik dan jumlah zat padat di dalam slurry. Maka tidak mungkin untuk memblok kembali pipa apabila pengumpul digunakan. Pipa salu-ran masuk dari toilet tidak boleh berjaraka radius 30° dari garis tengah. Selain itu tingkat tampungan toilet sekurang-kurangnya adalah 20 cm diatus katup limpah dinding salurang keluar.

4.4.8. Penyesuaian saluran pipa dan peralatan Biogas diproduksi di digester dan disimpan di penampung gas ke-mudian dialirkan melalui saluran pipa. Apabila lapisan dan siku pipa tidak dikerjakan dengan benar, gas yang dihasilkan tidak dapat dialir-kan dengan sempurna ke titik penggunaan. Langkah-langkah berikut harus dilakukan pada saat memasang pipa dan peralatan lainnya:

Sebelum meletakkan pipa, jajaran pipa dari tempat pengolahan •biogas hingga ke titik aplikasi (dapur) harus diputuskan. Sejauh mungkin rute tadi diusahakan sependek mungkin dengan resiko kerusakan saluran pipa karena faktor luar menjadi kecil.

Ketika jajaran yang benar telah dipilih, maka penggalian parit •tempat pipa dapat dimulai. Kemiringan parit tidak terlalu curam dan tepat sehingga peletakan pipa ke dalamnya dapat dilakukan pada kemiringan tertentu.

Pertama-tama katup pipa harus dipaskan posisinya. Perhatikan •tidak ada perkakas selain saluran pipa antara pipa gas utama yang telah terpasang di kubah dan katup gas utama. Hal ini untuk menghindari resiko kebocoran gas.

Sebelum meletakkan saluran pipa, panjang pipa dan jumlah •perkakas yang dibutuhkan harus diputuskan terlebih dahulu. Pipa harus telah dipotong sesuai dengan bagian yang dibutuhkan de-ngan menggunakan mata pisau potong. Urutan pipa harus dibuat seterampil mungkin apabila menggunakan pipa GI. Untuk mem-buat urutan dalam pipa, penanda dan pewarna dapat digunakan. Minyak dapat digunakan untuk pelumas yang memudahkan pro-ses pemotongan. Hal ini juga membantu urutan terbentuk sem-purna. Pada saat urutan dibuat dan peralatan ditetapkan, kerja peletakan pipa dan menggabungkan pipa dimulai. Namun begitu, pipa mutu terbaik PVC dapat juga digunakan untuk menghemat biaya. Penggabungan dua pipa PVC harus benar-benar direkat-kan dengan benar dengan perekat. Perlengkapan yang harus di-pasang pada saluran pipa harus direkatkan dengan dempul seng, selotip teflon atau gabungan goni dan cat untuk pipa GI dan Lem pipa dengan mutu terbaik untuk pipa PVC. Perekat jenis lain se-perti minyak, cat kosong, sabun, tanah lempung, dll, tidak boleh digunakan. Untuk mengurangi resiko kebocoran, penggunaan perlengkapan tambahan harus seminimal mungkin. Ikatan tidak boleh digunakan.

23

Saluran pipa yang menyalurkan biogas dari tempat pengolahan •ke alat pengguna rentan rusak karena ulah manusia, binatang peliharaan dan hewan pengerat, maka dari itu beberapa cara perlindungan diadopsi untuk mencegah kerusakan. Oleh karena itu, sangat direkomendasikan untuk menggunakan pipa besi yang telah digalvanasikan (GI) dan ditanam minimal 30 cm di dalam ta-nah. Namun begitu, pipa PVC kualitas terbaik bisa juga digunakan seperti yang telah dijelaskan diatas.

Biogas yang dialirkan dari penampungnya telah bercampur den-•gan uapan air. Air menguap pada saat mengenai dinding pipa. Apabila air yang menguap tidak teralirkan dengan lancar, maka sudah bisa dipastikan akan menyumbat saluran pipa. Maka sa-luran keluar untuk mengalirkan air harus dipasang pada pipa. Posisi saluran air harus vertikal dibawah titik paling rendah dari saluran pipa sehingga air otomatis akan mengalir karena daya terikan gravitasi ke saluran keluar. Air harus dialirkan berkala dan oleh sebab itu saluran keluar air harus dipasang dengan baik. Saluran keluar harus dilindungi dengan baik dalam sebuah ruangan (panjang 30 cm, luas 30 cm dan kedalaman 50 cm). Tu-tup ruangan ini harus dilapisi pada saat pelapisan lempeng untuk tangki saluran keluar.

Pada saat pipa yang diletakkan di tanah dilakukan dengan benar •dari kubah ke dapur, langkah selanjutnya adalah untuk menye-suaikan kompos gas dan lampu. Setelah mengatur posisi keran, pipa selang karet neoprene digunakan untuk menghubungkan keran dan kompor gas. Tidak ada yang boleh digunakan selain pipa selang yang telah disetujui. Pipa selang karet dengan mutu terbaik harus digunakan dalam hal ini. Seperti yang disyaratkan bagi sang pengguna, lampu gas harus sesuai. Proses menyatu-kan beberapa bagian dari lampu gas harus dilakukan dengan teliti.

Sekarang pasang meteran gas. Meteran pengukur tekanan ber-•bentuk huruf U (manometer) yang terbuat dari tabung plastik atau kaca transparan dan diisi dengan air warna-warni atau tipe jam digital atau analog tekanan harus dipasang. Untuk manometer, salah satu ujung dari meteran ukur U dihubungkan ke saluran pipa gas dan ujung satunya lagi ditempelkan ke botol kosong ke atmosfir. Apabila tekanan gas dalam digester nol, permukaan air warna-warni di dua cabang meteran gas berada di tengah-tengah kolom air. Pada saat biogas memasuki meter tekanan, level air warna-warni di cabang yang tertutup bergerak turun, sedangkan air yang di cabang satunya lagi bergerak naik. Perbedaan level di dua air berwarna tadi menunjukkan tekanan gas dalam ukuran cm kolom air. Meteran tekanan juga merupakan katup keamanan untuk mencegah kebanjiran gas. Pada saat tekanan gas di di-gester melampaui nilai yang telah tercatat, air di salah satu ca-bang meteran ukur tertekan masuk ke botol dan gas keluar. Pada saat tekanan gas di digester normal kembali, air yang ada di botol akan kembali mengalir ke tempat semula dalam meteran ukur

24

tekanan. Meteran berbentuk jam digital mudah dipasang dan dibaca. Meteran jenis ini dapat langsung dipasang di saluran pipa menggunakan persimpangan T. Meteran ukur tekanan gas harus dipasang dekat dengan titik penggunaan gas.

Sesegera mungkin setelah ada produksi gas, penghubung dan •katup (keran) harus dicek apakah ada kebocoran dengan meng-gunakan cairan kental air dicampur dengan sabun. Apabila ada kebocoran, busa yang ada di penghubung akan bergerak atau pecah. Apabila hal ini terjadi, penghubung tersebut harus benar-benar direkatkan kembali.

4.4.9. Konstruksi lubang kompos Lubang kompos adalah bagian tak terpisahkan dari suatu biodigest-er; tempat pengolahan tidak sempurna tanpa lubang ini. Minimal dua lubang kompos harus digali di dekat katup pembuangan saluran ke-luar sedemikian rupa sehingga slurry dapat dengan mudah mengalir ke lubang tersebut. Namun demikian, sekurang-kurangnya 100 cm luas tempat harus disisakan antara dinding saluran keluar dan lubang kompos untuk mencegah dinding saluran keluar retak. Kedua lubang ini bergantian digunakan untuk saluran keluar slurry dari digester. Jumlah volume dari kedua lubang kompos setidaknya sama dengan volume tempat pengolahan. Kedalaman lubang kompos tidak boleh melebihi 1 meter dan jarak antara kedua lubang tidak boleh diatas 50 cm. Panjang dan lebar di bagian atas harus melebihi bagian bawah dan 10 cm lumpur harus ditambahkan di semua sisi untuk meninggi-kan tingginya tanah guna mencegah air hujan masuk ke lubang kom-pos. Angka-angka berikut menggambarkan dimensi rinci lubang yang dibangun sesuai dengan kapasitas tempat pengolahan. Namun begitu, kebanyakan dimensi akan disesuaikan dengan ketersediaan tanah. Dengan volume dan tinggi memiliki angka tetap, panjang dan luas lubang dapat ditentukan berdasarkan kondisi wilayah. Untuk meng-hasilkan pupuk yang potensial dan mudah digunakan, lubang kompos harus diisi dengan sisa pertanian yang dicampur dengan slurry dari tempat pengolahan. Disarankan untuk membangun atap peneduh di-atas lubang kompos guna menghindari sinar matahari langsung. Atap peneduh ini bisa dimanfaatkan untuk penanaman sayuran menggu-nakan sayuran yang merambat.

4.4.10. Tahap akhir pengerjaan dan petunjuk penggunaan ke para pengguna Apabila pekerjaan kontruksi telah selesai, wilayah pembangunan harus dibersihkan. Sisa bahan bangunan harus dibuang di tempat pembuangan. Bagian atas kubah harus diisi dengan tanah yang ber-fungsi sebagai insulin perlindungan tempat pengolahan. Bagian luar saluran keluar dan dasar saluran masuk harus diisi dengan tanah dan kemudian dipadatkan. Sistem drainase yang baik harus dijalank-an untuk menghindari air hujan masuk ke dalam biodigester. Setelah pekerjaan kontruksi benar-benar selesai, sang mandor harus mem-berikan orientasi ke para pengguna mengenai pengoperasian dan pemeliharaan tempat pengolahan. Pentingnya memasukkan bahan baku seperti yang disyaratkan per harinya, pengoperasian beberapa alat, hal-hal utama yang harus diperhatikan pada saat mengoperasi-

25

kan tempat pengolahan, dll, harus dijelaskan ke para pengguna sebe-lum mandor meninggalkan tempat pembangunan.

Informasi berkaitan dengan aspek-aspek kegiatan operasional beri-kut harus disampaikan ke para pengguna:

pengisian bahan baku awal dan harian untuk tempat pengolahan •penggunaaan katup utama •pemeriksaan kebocoran •penggunaan saluran air •pembersihan saluran keluar •proses kompos/pemeliharaan lubang kompos •pelumasan keran gas •pembersihan kompor gas •pembersihan lampu gas •masuk ke lapisan scum •membaca meteran ukur tekanan gas dan menyesuaikan aliran •gas seperti yang ada pada meteran

4.4.11. Pemeriksaan Kerapatan Gas dan Air Setelah pekejaan komponen bangunan dan instalasi pipa dan perala-tan pendukung telah selesai, dan sebelum memasukkan bahan baku kotoran dan air, tempat pengolahan biogas harus diperiksa kerapa-tan air (digester) dan juga kerapatan gas (penampung gas– kubah dan sistem pengaliran – pipa dan peralatan). Apabila tempat pengolahan tidak mampu menahan air, maka terdapat resiko kebocoran isi slurry dan juga berubahnya rasio kotoran-air yang berdampak terbalik bagi proses Retensi Hidrolik. Tempat pengolahan biogas yang bocor juga menyebabkan kerusakan mutu pupuk alaminya. Sama halnya, apabila penampung gas tidak kedap gas, gas yang diproduksi akan terbang ke atmosfir yang menyebabkan kurangnya ketersediaan gas (pada skala kecil) dan bahaya untuk lingkungan (pada skala besar). Dengan kata lain, efisiensi dan efektivitas tempat pengolahan biogas sangat ter-gantung pada tingkat tampungan atau kedap gas dari tangki penyim-panan gas serta pipa dan peralatan pendukung lainnya, dan kedap air dari digester. Unit produksi biogas kecil yang digunakan dibekali dari kredit pengurangan CO2. Bagaimanapun, unit tersebut memproduksi metana, CH4, yang lebih kuat dari rumah kaca gas. Maka dari itu, pe-nyebaran gas (kebocoran metana) dari unit ini sangat penting bukan hanya dari sudut pandang efiisienci produksi dan keamanan, namun jun iklim. Banyak dari unit ini, kecuali Nepal, terdiri dari kubah batu, yang sebagian dibangun di tanah, dimana metana diproduksi.

Ada beberapa metodologi yang dapat dipraktekkan untuk mengecek kekedapan air dan gas dari bangunan seperti tempat pengolahan biogas. Namun begitu, uji coba tempat pengolahan biogas harus se-sederhana mungkin sehingga dapat dilaksanakan di tingkat bawah sekalipun dengan kebutuhan waktu dan tenaga dalam jumlah kecil. Cara paling sederhana untuk uji coba dijelaskan dibawah ini

26

Mengecek kekedapan air Setelah pekerjaan tahap akhir dalam digester selesai, harus benar-benar dicek apabila ada retak meski retak kecil di dinding dan lantai. Apabila ada retak terlihat maka dapat diperbaiki dengan memplaster dan mendempul. Bila tidak ada retak, langkah-langkah berikut harus diikuti untuk mengecek kekedapan air:

I. Isi digester dengan air hingga mencapai katup limpah slurry pada tangki saluran keluar. Biarkan begitu saja hingga 3-4 jam se-hingga dinding yang telah dibangun dapat menyerap air.

II. Tandai tingginya air atau slurry pada dinding saluran keluar pada saat tingginya air telah stabil.

III. Biarkan begitu saja selama 24 jam dan kembali cek tingginya air.

IV. Amati perubahan tingginya air setelah 24 jam. Ukur perbedaan level air. Apabila tingkat susutnya air lebih kecil dari 3 cm di tem-pat pengolahan yang lebih kecil (4 dan 6 cum) dan kurang dari 4 cm di tempat pengolahan yang lebih besar (8 dan 10 cum), maka digester dikatakan kedap air. Namun begitu, apabila tingkat susutnya air melebihi dari 4 cm dalam waktu 24 jam, maka di-gester tidak kedap air.

V. Apabila tingkat susutnya air turun secara bertahap, tunggu sam-pai level air menjadi statis. Apabila air susut dan kemudian ber-henti pada ketinggian tertentu, hal ini mengindikasikan bahwa kebocoran terjadi diatas level air tersebut. Apabila level air terus menyusut hingga ke bagian lantai, maka kebocoran mungkin bisa di bagian dasar dinding atau di lantai.

VI. Lapisan tipis plaster (5-7 mm) (1:3) dengan kemampuan tahan air harus digunakan di dinding digester untuk mencegah kebo-coran.

Mengecek kekedapan gas

Penampung gas

Untuk memeriksa kekedapan penampung gas langkah-langkah beri-kut dapat dilakukan:

I. Pastikan digester dan tangki outlet(saluran keluar) kedap air.

II. Dari instalasi yang telah diisi (untuk memeriksai kekedapan air), keluarkan sejumlah air dari situ, sehingga tingginya air 15 cm di bawah katup limpahan.

III. Buka katup utama yang terletak di bagian paling atas kubah.

IV. Pompa udara melalui sistem pipa (lebih disarankan dengan cara

27

membuka koneksi kompor dan selang pipa karet) dengan meng-gunakan pompa ukuran kecil sebesar tangan/kaki yang mirip dengan pompa ban sepeda hingga tingginya air mencapai ting-ginya katup limpahan buangan di saluran keluar. Selain itu, te-kanan dapat diamati pada meteran ukur tekanan yang terpasang pada saluran pipa gas.

V. Tutup katup utama gas. Periksai bila ada kebocoran pada katup gas utama dan pastikan bahwa tidak ada kebocoan di dalamnya.

VI. Tandai tingginya air pada tangki saluran keluar. Juga perhati-kan cara baca ukuran tekanan yang terpasang pada saluran pipa gas.

VII. Tunggu selama 4 jam lebih.

VIII. Setelah 4 jam, tingginya air di saluran keluar juga yang ada pada meteran ukur.

IX. Apabila tingkat susutnya air di tangki saluran keluar lebih ren-dah dari 2 cm, maka penampung gas kedap gas. Dan jika me-teran menunjukkan dalam empat jam kolom air tidak berbeda dari 2 cm, maka penampung tersebut kedap udara. Apabila ting-kat susutnya melebihi 2 cm, kubah sekali harus diperbaiki untuk kekedapan gas.

catatan: Pada saat memeriksai kekedapan gas di tempat penampung yang relatif besar seperti tempat pengolah biogas, tempo ukur harus selama mungkin untuk hasil yang lebih baik (24 jam). Penting kita mengalokasikan waktu sehingga gas yang ada di dalam tempat pen-golahan dapat stabil telebih dahulu. Terlebih lagi, kebocoran kecil saja dapat mengakibatkan perubahan tekanan udara, dan hal ini tidak dideteksi oleh peralatan yang sensitif sekalipun kecuali dalam waktu cukup lama.

Dapat juga dilakukan, pengecekan kekedapan udara dari penampung menggunakan tes asap. Untuk tes ini, asap yang memproduksi zat-zat seperti sulfur, sebagian debu kering atau sekam padi dapat ditempat-kan dalam wadah yang mengapung di air dalam digester guna meng-hasilkan asap atau asap dapat diinjeksi dari saluran pipa ke tempat pengolahan. Jika ada kebocoran di penampung gas, asap akan keluar dengan mudah.

sistem pengaliran (Pipa dan peralatan lainnya)

Untuk memeriksa kebocoran dari pipa dan peralatan, ikutilah lang-kah-langkah berikut:

Pastikan tidak ada kebocoran dari katup gas utama.

I. Tutup katup gas utama; keran gas, buangan air atau katup yang lain di saluran pipa.

28

II. Pompa udara di sistem pengalir melalui selang karet yang ter-sambung ke kompor dan saluran pipa hingga tekanan yang ter-baca di meteran ukur meningkat hingga 20 cm kolom air.

III. Tunggu selama 2 jam.

IV. Setelah 2 jam, catat tekanan yang terbaca pada meteran ukur.

V. Apabila tekanan berkurang lebih dari 2 cm kolom air, maka dapat dipastikan ada kebocoran pada sistem pengaliran.

VI. Untuk mendapatkan titik kebocoran, gunakan air sabun pada se-tiap sambungan dan peralatan pendukung.

VII. Balon busa air sabun akan bergoyang dengan sangat cepat atau pecah bila ada kebocoran.

VII. Juga bisa dilakukan cara lain yaitu dengan menyemprotkan asap ke dalam saluran pipa guna memeriksa kebocoran di dalamnya.

IX. Perbaki apabila ada kebocoran yang terdeteksi.

29

5. kesiMPulan

Apabila mandor/tukang pipa yang perduli dan patuh mengikuti instruksi seperti yang dicantumkan dalam panduan konstruksi ini pada saat masa kontruksi, bio-digester akan berfungsi dengan efisiensi yang telah diperkirakan. Sang pemilik akan mendapatkan buah investasinya. Hal ini akan mendorong para keluarga dan tetangganya untuk juga akan memasang biodigester. Namun demikian, apabila biodigester kurang berfungsi dengan baik, maka tidak ada yang akan termoti-vasi untuk ikut memasang biodigester. Tempat pengolahan dengan mutu yang rendah akan membahayakan reputasi teknologi biogas dan akan berdampak sa-ngat negatif dalam hal promosi dan penyuluhan. Maka dari itu, seorang mandor harus sadar dan memahami bahwa mutu tempat yang pengolahan yang tinggi akan membantu menaikkan tingkat pemasangan yang dibuktikan langsung dari dampak keuntungan bagi pemasang itu sendiri, para petani dan pada skala yang besar juga berdampak baik terhadap negara.

30

laMPiran

Tempat Pengolahan berukuran 4 m3

31Tempat Pengolahan berukuran 6 m3

32Tempat Pengolahan berukuran 8 m3

33Tempat Pengolahan berukuran10 m3

34Tempat Pengolahan berukuran12 m3

35Catatan untuk kuantiti bahan 1 unit biodigester

For further information please contact :

Indonesia Domestic Biogas ProgrammeJl. Kemang Selatan XII No. 1Jakarta SelatanTel./Fax: +62-21 7808115Email : [email protected]

cooperating Organisations:

supported by:funded by:

Embassy of Kingdomof the Netherland


Top Related