Download - bab 2-3.doc
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
1/18
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan
mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin.
Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum
>5mg/dL (Cloherty, !!"#.
Ikterus pada bayi atau yang dikenal dengan istilah ikterus neonatarum
adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit
dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkon$ugasi yang berlebih
(Sukadi, !!%#. &ada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin
> mg/dL. Ikterus lebih mengacu pada gambaran klinis berupa pewarnaan kuning
pada kulit, sedangkan hiperbilirubinemia lebih mengacu pada gambaran kadar
bilirubin serum total.
2.2 Klasifikasi
'erdapat $enis ikterus ikterus )isiologis dan patologis (arie), !!*#.
2.2.1 Ikterus fisiologis
Ikterus )isiologis memiliki karakteristik sebagai berikut
a. 'imbul pada hari kedua+ketiga.
b. adar bilirubin indirek (larut dalam lemak# tidak melewati - mg/dL
pada neonatus cukup bulan dan -!mg/dL pada kurang bulan.
c. ecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dL per hari.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
2/18
5
d. adar bilirubin direk (larut dalam air# kurang dari -mg/dL.
e. e$ala ikterus akan hilang pada sepuluh hari pertama kehidupan.
). 'idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu.
2.2.2 Ikterus patologis
Ikterus patologis memiliki karakteristik seperti berikut
a# Ikterus yang ter$adi pada " $am pertama kehidupan.
b# Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi - mg/dL pada neonatus cukup
bulan dan -!mg/dL pada neonates lahir kurang bulan/ premature .
c# Ikterus dengan peningkatan bilirubun lebih dari 5mg/dL per hari.
d# Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama.
e# Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, in)eksi atau
keadaan patologis lain yang telah diketahui.
)# adar bilirubin direk melebihi -mg/dL.
2.3 Etiologi
&enyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa )aktor. Secara garis besar, ikterus neonatarum dapat
dibagi
a# &roduksi yang berlebihan
al ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya,
misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas 0h,
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
3/18
6
123, golongan darah lain, de)isiensi 4& , piru6at kinase,
perdarahan tertutup dan sepsis.
b# angguan dalam proses uptake dan kon$ugasi hepar
angguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar,
kurangnya substrat untuk kon$ugasi bilirubin, gangguan )ungsi hepar,
akibat asidosis, hipoksia dan in)eksi atau tidak terdapatnya en7im
glukorinil trans)erase (Sindrom Criggler-Najjar). &enyebab lain adalah
de)isiensi protein 8 dalam hepar yang berperanan penting dalam
uptake bilirubin ke sel hepar.
c# angguan transportasi
2ilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian
diangkut ke hepar. Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat
dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, sul)ara7ole. e)isiensi
albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek
yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
d# angguan dalam eksresi
angguan ini dapat ter$adi akibat obstruksi dalam hepar
atau di luar hepar. elainan di luar hepar biasanya diakibatkan oleh
kelainan bawaan. 3bstruksi dalam hepar biasanya akibat in)eksi atau
kerusakan hepar oleh penyebab lain.( assan et al. !!5#
e# Ikterus yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu.
iperkirakan - dari setiap !! bayi aterm, yang menyusu,
memperlihatkan peningkatan bilirubin tak terkon$ugasi yang cukup
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
4/18
7
berarti antara hari ke "+* kehidupan, mencapai konsentrasi maksimal
sebesar -!+ * mg/dl, selama minggu ke 9. :ika mereka terus disusui,
hiperbilirubinemia secara berangsur+angsur akan menurun dan
kemudian akan menetap selama 9+-! minggu dengan kadar yang
lebih rendah. :ika mereka dihentikan menyusu, kadar bilirubin serum
akan menurun dengan cepat, biasanya kadar normal dicapai dalam
beberapa hari.
&enghentian menyusu selama +" hari, bilirubin serum akan
menurun dengan cepat, setelah itu mereka dapat menyusu kembali,
tanpa disertai timbulnya kembali hiperbilirubinemia dengan kadar
tinggi, seperti sebelumnya. 2ayi ini tidak memperlihatkan tanda
kesakitan lain dan kernikterus tidak pernah dilaporkan. Susu yang
berasal dari beberapa ibu mengandung 5 b+pregnan+9 a, ab+diol
dan asam lemak rantai pan$ang, tak+teresteri)ikasi, yang secara
kompetiti) menghambat akti6itas kon$ugasi glukoronil trans)erase,
pada kira+kira *!; bayi yang disusuinya. &ada ibu lainnya, susu
yang mereka hasilkan mengandung lipase yang mungkin
bertanggung $awab atas ter$adinya ikterus. Sindroma ini harus
dibedakan dari hubungan yang sering diakui, tetapi kurang
didokumentasikan, antara hiperbilirubinemia tak+terkon$ugasi, yang
diperberat yang terdapat dalam minggu pertama kehidupan dan
menyusu pada ibu.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
5/18
8
&enyebab ikterus berdasarkan )asenya terdiri atas 9 )ase yaitu
a Ikterus Pra!epatik
o &roduksi bilirubin yang meningkat yang ter$adi pada hemolisis sel
darah merah. &eningkatan pembentukan bilirubin dapat disebabkan
oleh elainan sel darah merah
In)eksi seperti malaria, sepsis.
'oksin yang berasal dari luar tubuh seperti obat <
obatan, maupun yang berasal dari dalam tubuh
seperti yang ter$adi pada reaksi trans)use dan
eritroblastosis )etalis.
" . Ikterus Pas#a!epatik
2endungan pada saluran empedu akan menyebabkan
peninggian bilirubin kon$ugasi yang larut dalam air. 1kibatnya
bilirubin mengalami akan mengalami regurgitasi kembali kedalam sel
hati dan terus memasuki peredaran darah, masuk ke gin$al dan di
eksresikan oleh gin$al sehingga ditemukan bilirubin dalam urin.
Sebaliknya karena ada bendungan pengeluaran bilirubin kedalam
saluran pencernaan berkurang sehingga tin$a akan berwarna dempul
karena tidak mengandung sterkobilin.
# Ikterus $epatoseluler
erusakan sel hati menyebabkan kon$ugasi bilirubin
terganggu sehingga bilirubin direk akan meningkat dan $uga
menyebabkan bendungan di dalam hati sehingga bilirubin darah akan
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
6/18
9
mengadakan regurgitasi ke dalam sel hati yang kemudian
menyebabkan peninggian kadar bilirubin kon$ugasi di dalam aliran
darah. erusakan sel hati ter$adi pada keadaan hepatitis, sirosis
hepatic, tumor, bahan kimia, dll.(=elson, !!*#
2.% Patofisiologi
2ilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar(%5+ !;# ter$adi
dari penguraian hemoglobin dan sebagian kecil (-!+-5;# dari senyawa lain
seperti mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan
hemoglobin yang telah dibebaskan dari sel darah merah. Sel+sel ini kemudian
mengeluarkan besi dari heme sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan
memutuskan cincin heme untuk menghasilkan tertapirol bilirubin, yang
disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air(bilirubin tak terkon$ugasi,
indirek#. arena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin
untuk diangkut dalam medium air. Sewaktu 7at ini beredar dalam tubuh dan
melewati lobulus hati ,hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan menyebabkan
larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam glukoronat(bilirubin terkon$ugasi,
direk#(Sacher, !!"#.
alam bentuk glukoronida terkon$ugasi, bilirubin yang larut tersebut
masuk ke sistem empedu untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus
,bilirubin diuraikan oleh bakteri kolon men$adi urobilinogen. ?robilinogen dapat
diubah men$adi sterkobilin dan diekskresikan sebagai )eses. Sebagian
urobilinogen direabsorsi dari usus melalui $alur enterohepatik, dan darah porta
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
7/18
10
membawanya kembali ke hati. ?robilinogen daur ulang ini umumnya
diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi sebagian
dibawa oleh sirkulasi sistemik ke gin$al, tempat 7at ini diekskresikan sebagai
senyawa larut air bersama urin(Sacher, !!"#.
&ada dewasa normal le6el serum bilirubin @-mg/dl. Ikterus akan muncul
pada dewasa bila serum bilirubin > mg/dl dan pada bayi yang baru lahir akan
muncul ikterus bila kadarnya >*mg/dl(Cloherty et al, !!%#.
iperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan bilirubin yang
melebihi kemampuan hati normal untuk ekskresikannya atau disebabkan oleh
kegagalan hati(karena rusak# untuk mengekskresikan bilirubin yang dihasilkan
dalam $umlah normal. 'anpa adanya kerusakan hati, obstruksi saluran ekskresi
hati $uga akan menyebabkan hiperbilirubinemia . &ada semua keadaan ini,
bilirubin tertimbun di dalam darah dan $ika konsentrasinya mencapai nilai
tertentu(sekitar + ,5mg/dl#, senyawa ini akan berdi)usi ke dalam $aringan yang
kemudian men$adi kuning. eadaan ini disebut ikterus atau jaundice (Aurray et
al, !! #.
2.& 'anifestasi klinis
2ayi baru lahir(neonatus# tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya
kira+kira 4mg/dl (1rie) at al, !!*#. Ikterus sebagai akibat penimbunan bilirubin
indirek pada kulit mempunyai kecenderungan menimbulkan warna kuning muda
atau $ingga. Sedangkan ikterus obstruksi(bilirubin direk# memperlihatkan warna
kuning+kehi$auan atau kuning kotor. &erbedaan ini hanya dapat ditemukan pada
ikterus yang berat(=elson, !!*#.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
8/18
11
1. ambaran klinis ikterus )isiologis
a# 'ampak pada hari 9,"
b# 2ayi tampak sehat(normal#
c# adar bilirubin total @- mg;
d# Aenghilang paling lambat -!+-" hari
e# 'ak ada )aktor resiko
)#Sebab proses )isiologis(berlangsung dalam kondisi )isiologis#
(Sarwono et al, - "#
2. ambaran klinik ikterus patologis
a# 'imbul pada umur @94 $am
b# Cepat berkembang
c# 2isa disertai anemia
d# Aenghilang lebih dari minggu
e# 1da )aktor resiko
)# asar proses patologis (Sarwono et al, - "#
2.( Diagnosis
2.(.1 Ana)nesis
a#0iwayat kehamilan dengan komplikasi(obat+obatan, ibu A, gawat
$anin, malnutrisi intrauterine, in)eksi intranatal#
b#0iwayat persalinan dengan tindakan/komplikasi
c#0iwayat ikterus/terapi sinar/trans)usi tukar pada bayi sebelumnya
d#0iwayat inkompatibilitas darah
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
9/18
12
e#0iwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar dan
limpa(Btika et al, !!4#.
2.(.2 Pe)eriksaan fisik
Secara klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau
setelah beberapa hari. 1mati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang
cukup. Ikterus akan terlihat lebih $elas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat
dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang berkulit gelap.
&enilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi
sinar(Btika et al, !!4#.
Salah satu cara memeriksa dera$at kuning pada neonatus secara klinis,
mudah dan sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer( - 4 #. Caranya
dengan $ari telun$uk ditekankan pada tempat+tempat yang tulangnya menon$ol
seperti tulang hidung,dada,lutut dan lain+lain. 'empat yang ditekan akan tampak
pucat atau kuning. &enilaian kadar bilirubin pada masing+masing tempat tersebut
disesuaikan dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya(1rie) et al,
!!*#.
Ta"el 2.1 Dera*at Ikterus pa+a Neonatus )enurut Kramer
ona 2agian tubuh yang kuning 0ata+rata serum bilirubin indirek
- epala dan leher -!!
&usat+leher -5!9 &usat+paha !!" LenganD'ungkai 5!5 'anganD aki > 5!Ta"el 2.1 era$at ikterus pada neonatus menurut Kramer
Sumber 1ri) 1rie). apita Selekta edokteran $ilid ,edisi E Aedia 1esculapius
F ?I. !!* 5!"
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
10/18
13
Gaktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam diagnosis dan
penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat
dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut(Btika et al, !!4#.
2.(.3 Pe)eriksaan la"oratoriu)
&emeriksaan serum bilirubin (direk dan indirek# harus dilakukan pada
neonatus yang mengalami ikterus. 'erutama pada bayi yang tampak sakit atau
bayi+bayi yang tergolong resiko tingggi terserang hiperbilirubinemia berat.
&emeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk e6aluasi menentukan
penyebab ikterus antara lain adalah golongan darah dan Coombs test , darah
lengkap dan hapusan darah, hitung retikulosit, skrining 4& dan bilirubin direk.
&emeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap "+ " $am tergantung usia
bayi dan tingginya kadar bilirubin. adar serum albumin $uga harus diukur untuk
menentukan pilihan terapi sinar atau trans)usi tukar(Btika et al, !!4#.
&enegakan diagnosis ikterus neonatarum berdasarkan waktu ke$adiannyaGaktu iagnosis banding 1n$uran &emeriksaan
ari ke+- H&enyakit hemolitikInkompatibilitasdarah(0h,123#S)erositosis. 1nemia
hemolitiknons)erositosis(de)isiensi4& #
adar bilirubin serum berkalab, t, retikulosit,sediaan
hapus darah golongan darahibu/bayi, u$i Coomb
ari ke+ s.d ke+5 uning pada bayi prematuruning )isiologik, Sepsisarah ekstra6askular,
&olisitemiaS)erositosis kongenital
itung $enis darah lengkap?rin mikroskopik dan biakanurin, &emeriksaan terhadapin)eksi bakteri, golongandarah ibu/bayi, u$i Coomb
ari ke+5 s.d ke+-! Sepsis, uning karena 1SIe) 4& , ipotiroidismealaktosemia, 3bat+obatan
?$i )ingsi tiroid, ?$i tapisen7im 4& , ula dalamurin&emeriksaan terhadap sepsis
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
11/18
14
ari ke+-! atau lebih 1tresia biliaris, epatitisneonatal
ista koledokusm,Sepsis(terutamain)eksi saluran kemih#,Stenosis pilorik
?rin mikroskopik dan biakan?$i serologi '30C , 1l)a
)etoprotein, al)a-antitripsin,olesistogra)i, ?$i 0ose+
2engal
2.,. Diagnosis Ban+ing
Ikterus yang ter$adi pada saat lahir atau dalam waktu " $am pertama
kehidupan mungkin sebagai akibat eritroblastosis )oetalis, sepsis, penyakit inklusi
sitomegalik, rubela atau toksoplasmosis kongenital. Ikterus pada bayi yang
mendapatkan tran)usi selama dalam uterus, mungkin ditandai oleh proporsi
bilirubin bereaksi+langsung yang luar biasa tingginya. Ikterus yang baru timbul
pada hari ke atau hari ke 9, biasanya bersi)at )isiologikJ, tetapi dapat pula
merupakan mani)estasi ikterus yang lebih parah yang dinamakan
hiperbilirubinemia neonatus. Ikterus nonhemolitik )amilial (sindroma Criggler+
=a$$ar# pada permulaannya $uga terlihat pada hari ke+ atau hari ke+9. Ikterus
ang timbul setelah hari ke !" dan dalam minggu pertama" harus dipikirkan
kemungkinan septikemia sebagai pen ebabn a K keadaan ini dapat disebabkan oleh
in)eksi+in)eksi lain terutama si)ilis, toksoplasmosis dan penyakit inklusi
sitomegalik. Ikterus yang timbul sekunder akibat ekimosis atau hematoma
ekstensi) dapat ter$adi selama hari pertama kelahiran atau sesudahnya, terutama
pada bayi prematur. &olisitemia dapat menimbulkan ikterus dini.
Ikterus yang permulaannya ditemukan setelah minggu pertama kehidupan,
memberi petun$uk adanya, septikemia, atresia kongenital saluran empedu,
hepatitis serum homolog, rubela, hepatitis herpetika, pelebaran idiopatik duktus
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
12/18
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
13/18
16
nonimunologik. :ika terdapat hiperbilirubinemia direk, adanya hepatitis, kelainan
metabolisme bawaan, )ibrosis kistik dan sepsis, harus dipikirkan sebagai suatu
kemungkinan diagnosis. :ika hitung retikulosit, tes Coombs dan bilirubin direk
normal, maka mungkin terdapat hiperbilirubinemia indirek )isiologik atau
patologik.(=elson, !!*#
2.- Penatalaksanaan
&ada dasarnya, pengendalian bilirubin adalah seperti berikut
a# Stimulasi proses kon$ugasi bilirubin menggunakan )enobarbital. 3bat ini
ker$anya lambat, sehingga hanya berman)aat apabila kadar bilirubinnya
rendah dan ikterus yang ter$adi bukan disebabkan oleh proses hemolitik. 3bat
ini sudah $arang dipakai lagi.
b# Aenambahkan bahan yang kurang pada proses metabolisme
bilirubin(misalnya menambahkan glukosa pada hipoglikemi# atau
(menambahkan albumin untuk memperbaiki transportasi bilirubin#.
&enambahan albumin bisa dilakukan tanpa hipoalbuminemia. &enambahan
albumin $uga dapat mempermudah proses ekstraksi bilirubin $aringan ke
dalam plasma. al ini menyebabkan kadar bilirubin plasma meningkat, tetapi
tidak berbahaya karena bilirubin tersebut ada dalam ikatan dengan albumin.
1lbumin diberikan dengan dosis tidak melebihi -g/kg22, sebelum maupun
sesudah terapi tukar.
c# Aengurangi peredaran enterohepatik dengan pemberian makanan oral dini
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
14/18
17
d# Aemberi terapi sinar hingga bilirubin diubah men$adi isomer )oto yang
tidak toksik dan mudah dikeluarkan dari tubuh karena mudah larut dalam air.
e#Aengeluarkan bilirubin secara mekanik melalui trans)usi tukar(1rie) et al,
!!*#.
&ada umunya, trans)usi tukar dilakukan dengan indikasi sebagai
berikut
-# &ada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek !mg;
# enaikan kadar bilirubin indirek yang cepat yaitu !,9+-mg
;/$am
9# 1nemia yang berat pada neonatus dengan ge$ala gagal $antung
"# 2ayi dengan kadar hemoglobin tali pusat @-"mg; dan u$i
Coombs direct positi)( assan et al, !!5#.
)# Aenghambat produksi bilirubin. Aetalloprotopor)irin merupakan
kompetitor inhibiti) terhadap heme oksigenase. Ini masih dalam penelitian
dan belum digunakan secara rutin.
g# Aenghambat hemolisis. Immunoglobulin dosis tinggi secara
intra6ena(5!!+-!!!mg/ g IM> # sampai hingga " $am telah digunakan
untuk mengurangi le6el bilirubin pada $anin dengan penyakit hemolitik
isoimun. Aekanismenya belum diketahui tetapi secara teori immunoglobulin
menempati sel Fc reseptor pada sel retikuloendotel dengan demikian dapat
mencegah lisisnya sel darah merah yang dilapisi oleh antibod (Cloherty et al,
!!%#.
h# 'erapi sinar pada ikterus bayi baru lahir yang di rawat di rumah sakit.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
15/18
18
alam perawatan bayi dengan terapi sinar,yang perlu diperhatikan sebagai
berikut
-# iusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin
dengan membuka pakaian bayi.
# edua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat
memantulkan cahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel
reproduksi bayi.
9# 2ayi diletakkan % inci di bawah sinar lampu. :arak ini dianggap $arak yang
terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal.
"# &osisi bayi sebaiknya diubah+ubah setiap -% $am agar bagian tubuh bayi
yang terkena cahaya dapat menyeluruh.
5# Suhu bayi diukur secara berkala setiap "+4 $am.
4# adar bilirubin bayi diukur sekurang+kurangnya tiap " $am.
*# emoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan
hemolisis.
2. Ko)plikasi
'er$adi kernikterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak. &ada kern ikterus, ge$ala klinis pada permulaan tidak $elas
antara lain bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar+putar, gerakan tidak
menentu, ke$ang tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus. 2ayi
yang selamat biasanya menderita ge$ala sisa berupa paral sis serebral dengan
atetosis, gangguan pendengaran, paral sis sebagian otot mata dan dysplasia
dentalis.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
16/18
19
BAB III
KESI'PU/AN
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
17/18
20
-. Ikterus pada bayi atau yang dikenal dengan istilah ikterus neonatarum
adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada
kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkon$ugasi yang berlebih.
ambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena
adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin. Secara klinis,
ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum >5mg/dL
. Ikterus )isiologis memikliki adar bilirubin indirek (larut dalam lemak#
tidak melewati - mg/dL pada neonatus cukup bulan dan -!mg/dL pada
kurang bulan serta kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5
mg/dL per hari. sedangkan ikterus patologis adalah ikterus yang ter$adi pada
" $am pertama kehidupan, dan dengan kadar bilirubin melebihi - mg/dL
pada neonatus cukup bulan dan -!mg/dL pada neonates lahir kurang
bulan/ premature .
9. &enyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa )actor yaitu &roduksi yang berlebihan, adanya
angguan dalam eksresi , angguan transportasi, dan $uga angguan dalam
proses uptake dan kon$ugasi hepar.
-
7/25/2019 bab 2-3.doc
18/18
21
DA0TA PUSTAKA
#. 2ehrman 0.B.K liegman 0.A., =elson G.B., Maughan M.C. (ed#K Icterus =eonatorum in =elson 'eNtbooks o) &ediatrics, OIM rd BditionK G.2.Saunders Company, &hiladelphia, &ennsyl6ania - -!4, - K pages 4"-+4"*.
$. Cloherty, :. &., Bichenwald, B. C., Stark 1. 0., !!%. Neonatal % perbilirubinemia in &anual o' Neonatal Care. &hiladelphia LippincortGilliams and Gilkins, pp -%-K - "K ! K !"K -!.
!. 1ri), A,.et al. !!% . Kapita Selekta Kedokteran jilid $" disi III. :akarta.Aedia 1esculapius Fakultas edokteran ?ni6ersitas Indonesia. pp 5!9+!5
. assan, 0., Sta) penga$ar ilmu kesehatan anak F ?I. !!5. Inkompatibilitas *+, dan Ikterus pada +a i +aru ahir in +uku Kuliah Ilmu Kesehatan *nak. :akarta. &ercetakan In)omedika. pp -!* K --!5+!4K--!
. Sacher, 0onald, 1., 0ichard 1., Ac&herson. !!". /injaun Klinis %asil
0emeriksaan aborotorium. ##th ed. Bditor bahasa Indonesia artonto, uriawati.:akarta B C pp *-+ * K *5+*4K 949+4"
1. Aurray, 0. ., et al. !! . Bdisi 2ahasa Indonesia +iokimia %arper. $2thedition . 1lih bahasa &endit, 2rahm ?. :akarta B C pp
2. Sarwono, Brwin, et al. - ". 0edoman 3iagnosis dan /erapi ab4 506 Ilmu Kesehatan *nak. Ikterus Neonatorum(% perbilirubinemia
Neonatorum #. Surabaya 0S? r.Soetomo. pp -4 K -*9
7. 0isa, B., et al. !!4. %iperbilirubinemia pada Neonatus . i6isi =eonatologi bagian Ilmu esehatan 1nak. F ?nair / 0S? r.SoetomoSurabaya. 16ailable )rom http //www.pediatrik.com/pkb/ !!4! !+
$s khg+pkb.pd)
8. FN. Gikan Indarto, Bkawaty Lut)ia aksari. - %. Faktor risikohiperbilirubinemia pada bayi baru lahir di 0S?& r. Sard$ito8ogyakarta. +erkala Ilmu Kedokteran , Mol.9!, =!." esember. al -% +
- 9.
http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdfhttp://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdfhttp://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdfhttp://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdf