Download - Aziza Ginjal

Transcript
Page 1: Aziza Ginjal

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ginjal kita, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan

banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas

sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air

dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh.

Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam

ginjal, senyawa kimia, yang ampas disaring dan dihilangkan dari tubuh

(bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Tes fungsi ginjal

membantu menentukan apakah ginjal kita melakukan tugas ini

sebagaimana mestinya.

Banyak masalah dapat mempengaruhi kemampuan ginjal kita dalam

melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi

ginjal secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang

lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan

ampas yang toksik (racun) dalam darah. Serangkaian tes laboratorium

yang mengukur tingkat unsur yang seharusnya diatur oleh ginjal dapat

membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes

dilakukan pada contoh air seni dan darah.

Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit ginjal,

dia akan meminta kita melakukan tes fungsi ginjal untuk membantu

Page 2: Aziza Ginjal

diagnosis. Kemudian, tes fungsi ginjal dapat dilakukan untuk memantau

ginjal kita, agar melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau

pun pulih.

Adapun yang melatarbelakangi percobaan ini adalah untuk

mengetahui apakan ada gangguan pada ginjal melalui pemeriksaan urea

dan kreatinin. Manfaat dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui

metode pengukuran kadar urea dan kreatinin yang berhubungan dengan

fungsi ginjal.

I.2 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami tekhnik pemeriksaan fungsi ginjal dengan

pemeriksaan kadar urea dan kreatinin dalam serum darah.

I.3 Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi adanya kelainan fungsi ginjal dengan mengukur

kadar urea dan kreatinin dalam serum darah menggunakan alat

humalayzer.

I.4 Prinsip Percobaan

Mengidentifikasi adanya kreatinin pada sampel serum darah dengan

kreatinin bila ditambah asam pikrat dalam suasana alkalis akan

membentuk suatu warna kompleks yang berwarna kuning-orange.

Intensitas warna sebanding dengan konsentrasi dan dapat diperiksa

secara fotometri.

Urea dihidrolisa oleh adanya air dan urease menghasilkan amonia

dan karbondioksida. Reaksi modifikasi berthelot ion ammonium bereaksi

Page 3: Aziza Ginjal

dengan hypochlorite dan salisilat untuk membentuk zat warna hijau.

Kenaikan absorbans pada 578 nm dibanding dengan konsentrasi urea

dalam sampel.

Page 4: Aziza Ginjal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan

homeostatis cairan tubuh. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan

homeostatic adalah dengan mengatur volume cairan, keseimbangan

osmotic, asam basa, eksresi sisa metabolisme, dan sistem pengaturan

hormonal dan metabolisme. (1; 221)

Sistem perkemihan adalah suatu system yang didalamnya terjadi

proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

dipergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak dipergunakan tubuh akan larut

dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat yang dibutuhkan

tubuh akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pemuluh darah kapiler

dari ginjal masuk kedalam pembuluh darah, dan beredar kedalam seluruh

tubuh. System perkemihan merupakan rangkaian organ yang terdiri dari

ginjal, ureter, fesika urinaria, dan uretra. (1; 220)

Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila kapsul

dibuka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua.

Dengan membuat potongan vertical dari ginjal melaui margo lateralis

kemargo medialis akan terlihat hilus yang meluas keruangan sentral yang

disebut sinus renalis dari bagian atas dari pelvis renali. (1; 221)

Page 5: Aziza Ginjal

Ginjal mempunyai peranan aktif dalam pengaturan tekanan darah,

terutama dengan mengatur volume plasma dan tonus vaskuler (pembuluh

darah). Volume plasma dipertahankan melalui reabsorbsi air dan

pengendalian komposisi cairan ekstraseluler (mis; terjadi dehidrasi).

Korteks adrenal mengeluarkan altosteron. Aldosteron membuat ginjal

menahan natrium yang dapat mengakibatkan reabsorbsi air. (2; 11)

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui

serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan

augmentasi. (2 ; 12)

1. Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang

terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori

(podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus

mempermudah proses penyaringan.

Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali

sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-

bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam

amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati

saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin

primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-

garam lainnya.

Page 6: Aziza Ginjal

2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap

kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus

distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam

amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa

osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino

dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin,

kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin

sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.

Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun

bertambah, misalnya urea.

3. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai

terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan

menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran

ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih

akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar

melalui uretra.

Page 7: Aziza Ginjal

Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam,

urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi

memberi warna dan bau pada urin.

4. Glomerular filtration rate (GFR)

GFR adalah volume fluida disaring dari (ginjal) glomerular kapiler ke

dalam kapsul Bowman's per satuan waktu. Laju filtrasi glomerulus (GFR)

dapat dihitung dengan mengukur apapun kimia yang memiliki tingkat stabil

di dalam darah, dan disaring secara bebas tetapi tidak diserap atau

dikeluarkan oleh ginjal. . Tingkat karena itu diukur adalah jumlah substansi

dalam urin yang berasal dari volume darah dapat diperhitungkan . GFR ini

biasanya dicatat dalam satuan volume per waktu, misalnya mililiter per

menit ml / menit . Compare to filtration fraction. Bandingkan dengan fraksi

filtrasi.

Ada beberapa teknik yang berbeda yang digunakan untuk menghitung

atau memperkirakan laju filtrasi glomerulus (GFR atau EGFR).

Uji Laboratorium

Uji Darah

Beberapa pemeriksaan serum dilakukan untuk mengevaluasi fungsi

gijal. Dua pemeriksaan yang paling lazim dilakuan adalah nitrogen urea

darah (blood urea nitrogen, BUN) dan kadar kreatinin. Hasil pemeriksaa

BUN dapat dipengaruhi oleh makanan tinggi protein atau pendarahan dari

gastrointestinal. (2;20)

Page 8: Aziza Ginjal

Uji Fungsi Ginjal

Kreatinin serum. Pria: 0,85-1,5 mg/100 ml; wanita 0,7-1,25 mg/100ml.

Tujuan prosedur ini adalah menilai kemampuan ginjal untuk mengeksresi

kreatinin. Kreatinin serum dapat juga memperkiraka laju filtrasi glomerulus

(GFR). Prosedur ini tidak membutuhkan persiapan pasien. Diet dan laju

metabolik mempunyai efek sangat minim pada kreatinin serum. (2; 20)

Kreatinin, produk sampingan katabolisme otot, berasal dari hasil

penguraian keratin fosfat otot. Jumlah kreatinin yang diproduksi sebanding

dengan massa otot. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus dan dieksresikan

dalam urine. (3; 150)

Kreatinin serum dianggap lebih sensitive dan merupakan indicator

khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan kadar nitrogen urea

darah (BUN). (3; 150)

Asam urat adalah produk tambahan dari metabolism purin.

Peningkatan kadar asam urat dalam urine dan serum (hiperurisemia)

bergantung pada fungsi ginjal, laju metabolism purin, dan asupan diet dari

makanan yang mengandung purin. Jumlah asam urat yang berlebihan

dieksresikan melalui urine. Asam urat dapat mengkristal dalam saluran

kemih pada kondisi urine yang bersifat asam; oleh sbab itu fungsi ginjal

yang efektif dan kondisi urine yang alkalin diperlukan bila terjadi

hiperurisemia. (3; 447)

Page 9: Aziza Ginjal

II.2 Uraian Bahan

a. Aquadest (4; 96)

Nama resmi : Aquadestillata

Nama lain : Aquadest, air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

b. Natrium Hidroksida (4; 412)

Nama resmi : Natrii Hydroxydum

Nama lain : Natrium hidroksida

RM/BM : NaOH/40,00

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

keping, kering, keras, rapuh dan

menunjukkan susunan hablur, putih, mudah

meleleh basah, sangat alkalis dan korosif,

segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam

etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Komposisi reagen

Page 10: Aziza Ginjal

c. Alkohol (4; 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Etanol, alkohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai bahan untuk aseptis.

d. Asam pikrat (4; 736)

Nama resmi : Acidum Picricum

Nama lain : Asam pikrat

RM : C6H2 (OH) (NO2)3

Pemerian : Serbuk hablur, kuning terang, tidak berbau,

mudah meledak.

Kelarutan : Larut dalam 90 bagian air dan 10 bagian

etanol (95%)P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari nyala

api.

Kegunaan : Komposisi reagen.

Page 11: Aziza Ginjal

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat yang digunakan

Spoit, torniquet, tabung tutup merah, rak tabung, gunting, humalyzer

junior, mikropipet 100 µl dan 1000 µl, stopwatch, sentrifuge, tip biru dan

tip kuning, kuvet, dan gelas erlenmeyer.

III.2 Bahan yang digunakan

Serum, alcohol 70 %, kapas, plester, tissue, urin acid liquicolor,

NaOH, aquadest, dan kreatinin liquicolor,

III.3 Cara Kerja

III.3.1. Pengambilan spesimen

Disiapkan alat dan bahan. Dipasang tourniquet pada lengan atas ±

7 – 10 cm diatas bagian yang akan dilakukan tusukan dan pasien diminta

untuk mengepalkan tangannya. Dipilih vena yang besar, tidak mudah

bergerak. Dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dengan satu arah

biarkan kering dengan sendirinya. Ditusuk kulit dengan jarum pada

kemiringan 15-300 dengan arah mulut jarum keatas , sampai jarum masuk

ke vena. Dikendurkan ikatan tourniquet Ditarik pengisap spoit dengan

hati-hati sehingga darah masuk kedalam spoit sebanyak yang diperlukan.

Diletakkan kapas kering diatas jarum, kemudian dicabut jarum spoit

perlahan lahan dari vena dan ditutup dengan plester. Dipindahkan darah

dengan cara melepaskan jarum dari spoit dan dialirkan darah pada

Page 12: Aziza Ginjal

dinding tabung. Disentrifuge selama 15 menit dengan kekuatan 3000 RPM

agar serum dan plasmanya terpisah. Disinfektan selama beberapa menit.

III.3.2 Urea

Disiapkan alat dan bahan, campurkan 100 µL enzim pekat

ditambah 1000 µL Reagen 1 (Reagen kerja), Dibuat blanko (1000 µL

reagen kerja), Standar ( 10 µL standar ditambah 1000 µL reagen kerja ),

sampel ( 10 µL ditambah 1000 µL tambah reagen kerja), kemudian dibaca

dialat.

III.3.3 Kreatinin

Disiapkan alat dan bahan, Pembuatan buffer (Dimasukkan NaOH

sebanyak 37,5 µl kedalam erlemeyer, Ditambahkan aquadest sebanyak

26,25 µl kemudian dihomogenkan). Dicampur reagen A + As. Pikrat (1 +

1). Dipipet 100 µL standar ditambah 1000 µL (inkubasi 30 detik), Dipipet

100 µL sampel, Ditambah 1000 Reagen kerja (inkubasi 30 detik),

kemudian dibaca dialat.

Page 13: Aziza Ginjal

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan

KELOMPOK PEMERIKSAAN

UREA

PEMERIKSAAN

KREATININ

I 49,9 mg/dl 0,8 mg/dl

II 48,9 mg/dl 0,8 mg/dl

III 36,1 mg/dl 0,8 mg/dl

IV 47,8 mg/dl 0,9 mg/dl

V 39,2 mg/dl 0,6 mg/dl

VI 50,4 mg/dl 0,4 mg/dl

Nilai rujukan untuk kadar urea adalah 200-500 mg/dL

Nilai rujukan untuk kadar kreatinin dewasa yaitu 0,5 – 1,5 mg/dL

Page 14: Aziza Ginjal

IV. Gambar Hasil Pengamatan

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : Proses pengambilan darah

Spoit

Tangan

Tourniquet

Tabung vakum

torniquet

spoit

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : Alat yang digunakan dalam Proses pengambilan darah

alkohol

Page 15: Aziza Ginjal

serum

darah

Reagen dan Substrat Urea

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : sampel darah

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : reagen yang digunakan

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : sampel ditambah reagen

Page 16: Aziza Ginjal

IV.3 Reaksi

a. Pemeriksaan kreatinin

Kreatinin + Asam pikrat kompleks kreatinin pikrat

b. Pemeriksaan ureum

Urea + 2H2O urease 2 NH4+ + CO3

-kompleks warna hijau

BAB V

Urea

Kreatinin

Page 17: Aziza Ginjal

PEMBAHASAN

Salah satu cara menegakkan diagnosis gagal ginjal adalah dengan

menilai kadar urea dan kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya

dapat diekskresi oleh ginjal. Kreatinin adalah hasil perombakan keratin,

semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama ada dalam otot.

Banyaknya kadar kreatinin yang diproduksi dan disekresikan berbanding

sejajar dengan massa otot. Pada pria kadarnya biasanya lebih besar

daripada wanita.

Dari hasil percobaan, diperoleh kadar urea, kadar relawan masih

dalam batas normal yaitu 49,9 mg/dl dimana kadar normal urea yaitu 200-

500 mg/dl.

Pada pemeriksaan kadar kreatinin, kadar relawan juga masih dalam

batas normal dimana kadar kreatininnya 0,8 mg/dl dimana kadar normal

kreatinin untuk dewasa 0,5-1,5 mg/dl.

Berdasarkan dari hasil yang diperoleh dimana kadar urea dan

kreatinin masih dalam batas normal menandakan bahwa fungsi dari ginjal

untuk masing-masing relawan baik dan masih berfungsi secara normal.

Adapun indikasi penyakit apabila kadar asam urat menurun yaitu

asidosis tubulus proksimal, anemia defisiensi asam folat dan apabila

kadar asam urat meningkat dapat menyebabkan penyakit seperti

leukemia, kanker metastatic, diabetes mellitus, gagal jantung kongesif,

gagal ginjal, keracunan timbal.

Page 18: Aziza Ginjal

Indikasi penyakit apabila kadar kreatinin menurun yaitu kehamilan

dan eklampsia. Apabila kadar kreatinin meningkat indikasi penyakit yang

dapat timbul yaitu gagal ginjal akut dan kronik, syok, leukemia, hipertensi

esensial, nefropati diabetik dan kanker (usus, kandung kemih, testis,

uterus, prostat).

BAB V

PENUTUP

Page 19: Aziza Ginjal

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari praktikum dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kadar urea relawan masih dalam batas normal yaitu 49,9 mg/dl

dimana kadar urea normal yaitu 200-500 mg/dL

2. Kadar kreatinin relawan masih dalam batas normal yaitu

0,8 mg/dl, dimana kadar normal kreatinin untuk dewasa 0,5-1,5

mg/dl.

V.2 Saran

Sebaiknya alat-alat yang diutuhkan dalam praktikum dilengkapi dan

arahan dan bimbingan dari asisten sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Aziza Ginjal

1. Syaifuddin, “Struktur dan Komponen Tubuh Manusia”, Penerbit Widya

Medika, Jakarta. (2002),

2. Baradero Mary , dkk., “Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan

Keperawatan, Jakarta. ., (2009),

3. Joyce Lefever Kee, (2007),”Pedoman Pemeriksaan Laboratorium &

Diagnostik”edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta (2007)

4. Dirjen POM, “ Farmakope Indonesia” Edisi III, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta. (1979)

5. Sutedjo AY,”Buku Saku Mengenal penyakit melalui Hasil

PEMERIKSAAN LABORATORIUM”edisi revisi, Penerbit Amara

Books, Yogyakarta. (2008)

6. Kasim Syaharuddin, “Penuntun Praktikum Kimia Klinik”, Universitas

Hasanuddin, Makassar. (2010)

7. Dirjen POM,“Informasi Spesialite Obat Indonesia”, PT.ISFI Penerbitan,

Jakarta. (2008)

8. Dirjen POM, “ Farmakope Indonesia” Edisi IV, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta. (2008)

LAMPIRAN

1. Skema kerja

Page 21: Aziza Ginjal

a. Urea

Serum dipipet 10 µl

Reagen 1000 µl

Blanko 1000 µl Reagen kerja

Standar 10 µl + 1000 µl + Reagen kerja

Sampel 10 µl + 1000 µl + Reagen kerja

Inkubasi 5 menit + Reagen 2 1000 µl

Baca dialat

b. Kreatinin

Larutkan (1 ml NaOH + 7 ml air)

Page 22: Aziza Ginjal

Reagen A + As. Pikrat (1+1) (Reagen kerja)

Pipet 100 µl standar + 1000 µl Reagen Kerja

Inkubasi 30 detik

Pipet 100 µl sampel + 1000 Reagen kerja

Inkubasi 30 detik

A. Komposisi reagen

1. Komposisi reagen urea

100 ml atau 1000 ml Reagen 1

Buffer fosfat (pH 7,0) 120 mmol/L

Natrium salisilat 60 mmol/L

Natrium nitroprusida 5 mmol/L

EDTA 1 mmol/L

100 ml atau 1000 ml Reagen 2

Buffer fosfat (pH ≤ 13) 120 mmol/L

Natrium hypochloride 10 mmol/L

2. Komposisi reagen Kreatinin

1 x 100 ml Asam pikrat 26 mmol/L

Page 23: Aziza Ginjal

1x 100 ml Natrium Hidroksida 1,6 mmol/L

1 x 25 ml standar

Kreatinin 2 mg/dL atau 176,8 mmol/L

LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 24: Aziza Ginjal

LAPORAN KIMIA KILNIK

PERCOBAAN : PEMERIKSAAN GLUKOSA

NAMA : AZIZA

STAMBUK : 09 031 014 044

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : ERPI NURDIN

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2011


Top Related