Transcript
Page 1: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SEROSIS HATIPADA Tn.MS DI RUANG IRNA B LANTAI IV KANAN RSCMOleh: SunardiA. RIWAYAT SINGKAT PASIEN :Nama: Tn.MS, Umur: 41 Tahun, Alamat : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatanKebayoran lama-Jaksel, Agama: Islam, Pendidikan: SMP, Pekerjaan: Buruh, Statusperkawinan : Kawin, Suku: Jawa barat, Tanggal MRS: 22 Desember 2006 (Jam03.00), Pengkajian: 22 Desember 2006 (Jam 09.00), Diagnosa masuk: HematomesisMelena – Gangguan fungsi hati (serosis hati).Sehari sebelum masuk rumah sakit pasien muntah darah (100cc), pusing disertaimual dan nyeri perut dan sudah beberapa hari Bab warna kehitaman.Pasien mengatakan punya riwayat penyakit kuning 6 bulan yang lalu dan dirawat diRS cilegon dan diajurkan untuk dirawat lebih lanjut ke RSCM tetapi pasien belummau dan saat itu bab juga kehitaman, pasien mempunyai riwayat penyakit kuningdan Hepatitis B satu tahun lalu, Hipertensi tidak ada, DM tidak ada. Pasienmengatakan sering minum jamu dan obat-obatan dari warung dan ada riwayatminum-minuman keras (alkohol).Pada saat pengkajian pasien masih mengeluh nyeri, mual, perut masih terasa begah,muntah masih ada 2 x, terpasang NGT keluar cairan kehitaman 500 cc, Bab masihkehitaman, nyeri tekan pada daerah epigastrum.TD: 100/80, Suhu: 37.5,RR: 24 x/mnt, Nadi 100 x/mnt ireguler,Pada pemeriksaan penunjang didapatkan: SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin,Trombositopenia, anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR >50%. Hasil USG Hepar: Kesan Serosis hati dengan hipertensi portal, Acites (+).saatini BB: 69 Kg, TB: 167 Cm, LLA:27 cm.Terapy: IVFD NaCl 0,9%/8 jam, TE 1000/12 jam, Sementara puasa sampai spoolinghasil jernih, Klisma, Omeprazol inj 2x40 mg, Vit K inj 3x1 ampl, Lactolac 3x CI,Sucralent 3 x CI. (Hasil Pengkajian terlampir)1B. PATOFISIOLOGISirosis Hati

Page 2: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distori arsitektur hatiyang normal, penyakit ini ditandai oleh adanya peradangan difus dan manahun padahati, dikuti oleh proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati,sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati. Walaupun etiologi dariberbagai bentuk sirosis tidak dimengerti dengan baik, ada tiga pola khas yangditemukan pada kebanyakan kasus yaitu sirosis Laennec, postnekrotik dan biliaris,dan ada beberapa penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis hepatisantara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatitis, kegagalan jantung yangmenyebabkan bendungan vena hepatika, penyakit Wilson, hemokromatosis, zattoksik dan lainnya.Bila melihat manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukanpada pasien Tn.MS bahwa sirosis hati yang terjadi dapat digolongkan sirosisLaennec (postal). Sirosis ini juga disebut dengan sirosis alkoholik, portal, dan sirosisgizi merupakan pola sirosis yang berbeda yang dihubungkan denganpenyalahgunaan alkohol kronik, efek toksik alkohol pada hepar menyebabkanperubahan yang sangat bermakna pada struktur dan fungsi sel-sel hepar. Perubahanini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar dapat secara lokal maupunmenyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat terlihat pada fase awal.Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas dimungkinkan ada perubahan fungsienzim yang berhubungan dengan metabolisme lemak secara normal.Pelebaran sel-sel lemak menyebabkan tekanan pada lobus hepar, yang mengarahpada peningkatan tekanan aliran darah. Terjadi hipertensi sistem portal, dengantekanan balik yang cukup pada sistem portal, terjadi sirkulasi kolateral danmemungkinkan darah mengalir dari intestin langsung ke vena kava. Peningkatanaliran darah ke vena esovagus; vena lambung, varises lambung; pada limpa,splenomegali dan pada vena hemoroid.Nekrosis diikuti oleh regenerasi dan jaringan fibrosa yang terbentuk merusak bentuk

Page 3: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

normal lobus hepar. Perubahan fibrotik ini tidak dapat kembali normal danmengakibatkan disfungsi hepar kronis dan akhirnya gagal hepar.2Dibawah ini merupakan gambaran (skema) dari sirosis hati:skema dibuat dari berbagai sumber3PENGKAJIANUntuk pengkajian di ruang IRNA B Lt. IV kanan menggunakan format pengkajianyang telah disediakan, dengan memberikan cek list pada hasil pengkajian yangsesuai.(hasil pengkajian terlampir)Dibawah ini merupakan ringkasan dari pengkajian yang dilakukan pada Tn.MS.1. Riwayat Kesehatana. Keluhan utama: pasien mengeluh perut terasa mual dan muntah darah 1 hariSMRS.b. Riwayat kesehatan sekarang: Sehari sebelum masuk RS pasien muntah darah1x keluar muntah sebanyak 100cc, pusing, mual dan nyeri perut, bab warnakehitamanc. Riwayat kesehatan yang lalu dan keluarga: pasien mengatakan punyariwayat penyakit kuning 6 bln yang lalu dan dirawat di RS Cilegon dandianjurkan ke RSCM tetapi pasien belum mau saat itu, pasien mengatakanpernah sakit hepatitis, riwayat minum jamu tradional (bungkusan) dan obatwarung , juga minum alkohol (minum-minuman keras), riwayat kesehatankeluarga: menurut pasien keluarga tidak ada yang sakit seperti pasien, HT,DM ataupun penyakit lain.d. Riwayat Aktivitas Sehari-hariAktivitas Sebelum MRS MRS1. PemenuhanNutrisi –CairanMakan 3 x sehariJenis nasi biasa½ - 1 piring/ makankesulitan tidak adaminum: 2000-2500cc/hariJenis: air putih, teh,kopi, ramuan jamuPasangNGTpuasakan,sapai hasilspooling jernih2. Pemenuhan

Page 4: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

Eliminasivolume tidakteridentifikasiWarna kuning jernihFrekwensi 15-17/24 jamKesulitan tidak adaBAB :frekwensi 1hariWarna : kuningKonsistensi lunakKesulitan tidak ada1000 cc/24 jamwarna kuningkemerahankesulitan tidak adaBelum BABkehitaman lunak,tidak ada kesulitandan rasa sakit saatbab43. tidur-istirahat Jumlah 6-7 jamSiang jarang tidurMalam 6-7 jamKesulitan : tidak7 -8 jamsiang : 1 -2 jammalam : 6 – 7 jamsering bangunkarena perut terasatidak enak(begah)4. Aktivitas Duduk-duduk di rumahbila tidak ada kerjaanKu lemah, bedrestTT5.Ketergantungan Kebiasaan merokok +,penggunaan obat bebas +,jamu +, Olah raga/gerakbadan . Sangat kurangTidak ada masalah yangbertetangan, pasien dapatmengikuti asuhankeperawatan dengan baike. Data Psikologis, sosiologi dan spiritual- Saat pengkajian belum semua terkaji dengan lengkap, yang hanya bidadilihat yaitu pasien terlihat gelisah.- Tingkat ketergantungan pasien hanya sebagian pasien dapat melakukan

Page 5: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

pemenuhan sehari-hari yang ringan.(minum, makan)2. Pemeriksaan fisika. Status kesehatan umumKu lemah, kesadaran CM, TTV: tekanan darah 100/60 mmHg, suhutubuh 375◦C, pernapasan 24X/menit, nadi 100X/menit (regular),BB: 69, TB: 167, LILA : 27 cmb. KepalaNormo cephalic, simetris, pusing, benjolan tidak ada. Rambuttumbuh merata dan tidak botak, rambut berminyak Tidak rontokc. MukaSimetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosistidak adad. MataAlis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupilisokor sclera agak ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajampenglihatan menurun.5e. TelingaSecret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,pasien tuli sejak 3 tahun lalu karena kecelakaan, suara terdengarsamar-samar, pasien memakaialat Bantu denganf. HidungDeformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasancuping hidung tidak ada.g. Mulut dan faringBau mulut , stomatitis (-), lidah merah merah mudah, kelainanlidah tidak ada. Terpasang NGT, bibir tampak kering dan pucat.h. LeherSimetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jugularis 5-3 cmH2Oi. ThoraksParu: Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste(-), perkusi resonan, rhonchi -/-, wheezing -/-, vocal fremitus dalambatas normal.Jantung: Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri,batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusidullness. Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-). capillaryrefill 2 – 3 detikj. AbdomenBising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaanmassa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (+). Mengeluh perut terasamual dan begah., nyeri tekan daerah epigastrumk. Inguinal-Genitalia-AnusNadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembululimfe tidak ada, tidak ada hemoroid, tidak ada keluhan saat bakmaupun bab.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

6l. EkstrimitasAkral hangat, kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-,capillary refill 2 detik, abses tidak ada, reflek patella N/N, achilesN/N. pembuluh darah perifer : radialis (+/+), femoralis (+/+),poplitea (+/+), tibialis posterior (+/+), dorsalis pediss (+/+).m. Sistem integumentTidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambuthitam dan berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit tidak ada,edema tidak ada3. Pemeriksaan penunjangDarahRutin (20/12/2006) Kimia darah (20/12/2006)Hb : 9.0Hematokrit : 27Leukosit : 10.100Trombosit : 117.000MCV : 84MCH : 26MCHC : 34PT : 18.0PT Kontrol : 11.7APTT : 42.4APTT control: 36.3Ureum darah : 57Kreatinin : 0.8SGOT : 57SGPT : 57Protein total : 4,6Albumin : 3.2Globulin : 1.4Bilirubin total : 2.7Bilirubin direk : 0.6Bilirubin indirek : 2.1GDS : 157ElektrolitNa : 142K : 4.1Cl : 110Rutin (21/12/2006) Rutin (22/12/2006)Hb :8.8Hematokrit : 26Leukosit : 9.200Trombosit : 101.000MCV : 85MCH : 29MCHC : 34Hb : 9.2Hematokrit : 27Leukosit : 6.700Trombosit : 70.000MCV : 85

Page 7: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

MCH : 28MCHC : 34ECG (21/12/2006) RO Thorax (21/12/2006)Kesan: tachikardia, AF, ireguler Kesan: CTR > 50%,infiltrate tidak adaSemua data penunjang dari tanggal 20 sampai 22 dapat dijadikan pedomandalam menegakkan diagnosa, walupun pada saat pengkajian yaitu tanggal 227desember 2006 ada beberapa hasil laboratorium darah sudah menunjukanperbaikan disamping juga masih ada yang dibawah normal.4. TerapiIVFD NaCl 0,9%/8 jam, TE 1000/12 jam, Sementara puasa sampai spoolinghasil jernih, Klisma, Omeprazol inj 2x40 mg, Vit K inj 3x1 ampl, Lactolac 3xCI, Sucralent 3 x CI.Pada saat melakukan pengkajian semua hal yang menjadi fokus pengkajian dapatdilakukan dengan baik, tetapi masih terdapat beberapa hambatan.1. HambatanDalam menggunakan format tersebut untuk mengkaji pasien Tn.MS denganSirosis Hepatis dan Hemetamisis melena perawat mengalami kesulitan, hal inidisebabkan karena;a. Format pengkajian sangat umum, tidak spesifik pada gangguan sistempencernaan dan hepatologi terutama untuk mengkaji pasien dengan sirosishati dengan hematomisis melena.b. Format pengkajian yang tidak menyediakan ruang untuk menjelaskanspesifikasi hasil pengkajian.c. Format pengkajian telah memuat hasil pemeriksaan penunjang tetapi ruangyang disediakan sangat sempit sehingga tidak memadai pada kasus Tn.MS,dimana hasil pemeriksaan penunjang cukup banyak. Dan dapat berpengaruhpada penentuan Diagnosa keperawatan.2. Rasional PengkajianPengkajian yang seharusnya dilakukan pada Tn.MS dengan Sirosis hati adalahsebagai berikut:Riwayat Keperawatan:Beberapa riawayat yang berhubungan dengan riwayat keperawatan dankesehatan sangat perlu dikaji untuk mengetahui perjalanan penyakit danbagaimana penanganan yang telah dilakukan keluarga. Riwayat-riwayatkeperawatan tersebut, meliputi:8a. Riwayat kesehatan masa lalu dan riwayat saat ini.Perlu dikaji karena sangat berhubungan pada kesehatan pasien saat ini,apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain

Page 8: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

yang berhubungan dengan penyakit hati, sehinggamenyebabkan/berhubungan dengan penyakit cirosis hepatis, karena cirosishepatis merupakan penyakit kelainan hati dari komplikasi pada sakit hatiprimer yang sebelumnya telah ada. Sedangkan riwayat kesehatan saat inimerupakan keluhan utama pasien saat ini, mengapa pasien masuk Rumahsakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritasmasalah keperawatan yang dapat muncul.b. Riwayat kesehatan keluargaKaji adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga membawadampak berat pada keadaan atau yang menyebabkan cirosis hepatis, sepertikeadaan sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam keluarga. Hal inipenting dilakukan bila ada gejala-gejala yang memang bawaan dari keluargapasien.c. Riwayat tumbuh kembangKelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan danpertumbuhan seseorang yang dapat menjadi – mempengaruhi keadaanpenyakit seperti ada riwayat pernah icterus saat lahir yang lama, atau lahirpremature, kelengkapan imunisasi, pada form yang tersedia tidak terdapatisian yang berkaitan dengan riwayat tumbuh kembang.d. Riwayat social ekonomiKeadaan sosial dan ekonomi berpengaruh, apakah pasien suka berkumpuldengan orang-orang sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis,berkumpul dengan orang-orang yang dampaknya mempengaruhi prilakupasien yaitu peminum alcohol, karena keadaan lingkungan sekitar yang tidaksehate. Riwayat psikologi dan riwayat sehari-hariBagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapatmenerima, ada tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya. Kita kajitingkah laku dan kepribadian, karena pada pasien dengan sirosis hati9dimungkinkan terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian, emosi labil,menarik diri, dan depresi. Fatique dan letargi dapat muncul akibat perasaanpasien akan sakitnya. Dapat juga terjadi gangguan body image akibat dariedema, gangguan integument, dan terpasangnya alat-alat invasive (sepertiinfuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup, perubaha peran dantanggungjawab keluarga, dan perubahan status financial (Lewis, Heitkemper,& Dirksen, 2000). Walaupun dalam format pengkajian ceklist yang adaterbatas isinya, paling tidak memberi peluang untuk dapat menanyakan halhalyang berkaitan dengan psikologis dan kebiasaan sehari-hari.Pada pasien Tn.MS tidak ditemukan adanya data-data gangguan psikologis,pasien menyadari dirinya sedang sakit dan membutuhkan perawatan. Pasienbelum pernah mendapatkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita saatini, pasien mengakui sering minum-minuman keras (alcohol), minum obat

Page 9: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

warung dan jamu. Prilaku sehari-hari yang tidak sehat ini dapat menjadipemicu timbulnya masalah pada paien.Pemeriksaan fisika. Kesadaran dan keadaan umum pasienPerlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar (compos mentis– coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien,kekacuan fungsi dari hepar salah satunya membawa dampak yang tidaklangsung terhadap penurunan kesadaran, salah satunya dengan adanyaanemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak.b. Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala – kakiTD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaanumum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampaikaki dan lebih focus pada pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpadengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi),disamping itu juga penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLAuntuk mengetahui adanya penambahan BB karena retreksi cairan dalamtubuh disamping juga untuk menentukan tingakat gangguan nutrisi yanagterjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan.101). Hati : perkiraan besar hati, bila ditemukan hati membesar tanda awaladanya cirosis hepatis, tapi bila hati mengecil prognosis kurang baik,konsistensi biasanya kenyal/firm, pinggir hati tumpul dan ada nyeri tekanpada perabaan hati. Sedangkan pada pasien Tn.MS ditemukan adanyapembesaran walaupun minimal (USG hepar). Dan menunjukkan sirosishati dengan hipertensi portal.2). Limpa: ada pembesaran limpa, dapat diukur dengan 2 cara :- Schuffner, hati membesar ke medial dan ke bawah menuju umbilicus(S-I-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (S V-VIII)- Hacket, bila limpa membesar ke arah bawah saja.Pada pasien Tn.MS ditemukan pembesaran limpa (USG) hal inimenunjukkan adanya kelainan pada sistem asesori pencernaan.3). Pada abdomen dan ekstra abdomen dapat diperhatikan adanya venakolateral dan acites, manifestasi diluar perut: perhatikan adanya spindernevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caputmedussae dan tubuh bagian bawah, perlunya diperhatikan adanyaeritema palmaris, ginekomastia dan atropi testis pada pria, bias jugaditemukan hemoroid.Manifestasi klinis yang ada pada Tn.MS tidak banyak nampak sepertitanda diatas hanya ada acites walaupun minimal (USG).Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan Laboratorium1. Darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer, hipokrommikrositer/hipokrom makrositer, anemia dapat dari akibathipersplemisme dengan leukopenia dan trombositopenia, kolesteroldarah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.Sedangkan pada pasien Tn.MS semua kondisi tersebut dapat ditemui

Page 10: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

(hasil laboratorium terlampir). Sebagai indikasi adanya kelainan fungsihepar.2. Kenaikan kadar enzim transaminase – SGOT, SGPT bukan merupakanpetunjuk berat ringannya kerusakan paremkim hati, kenaikan kadar ini11timbul dalam serum akibat kebocoran dari sel yang rusak, pemeriksaanbilirubin, transaminase dan gamma GT tidak meningkat pada sirosisinaktif. Pada pasien Tn.MS didapatkan peningkatan SGOT/SGPT hal inimenjelaskan adanya adanya kelainan atau kekacaun fungsi hati yangactual.3. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yangkurang/berkurang, dan juga globulin yang naik merupakan cerminandaya tahan sel hati yang kurang dan menghadapi stress. Hal ini jugaditemukan pada kasus Tn.MS.4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase) --. Ini penting karena bila kadar CHEturun kemampuan sel hati turun, tapi bila CHE normal / tambah turunakan menunjukan prognasis jelek5. Kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasangaram dalam diet, bila ensefalopati, kadar Na turun dari 4 meg/Lmenunjukan kemungkinan telah terjadi sindrom hepatorenal.6. Pemanjangan masa protrombin merupakan petunjuk adanya penurunanfungsi hati. Pemberian vit K baik untuk menilai kemungkinan perdarahanbaik dari varises esophagus, gusi maupun epistaksis. Pada kasus Tn.MSterdapat pemanjangan pada nilai PT dan APTTnya sehingga hal inidimungkinkan terjadi injuri atau perdarahan baik disengaja/tidak.7. Peningggian kadar gula darah hati tidak mampu membentuk glikogen bila terus meninggi prognosis jelek, pada kasus tidak ditemukan.8. Pemeriksaan marker serologi seperti virus, HbsAg/HbsAb, HbcAg/HbcAb, HBV DNA, HCV RNA., untuk menentukan etiologi sirosis hatidan pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting dalam menentukanapakah telah terjadi transpormasi kearah keganasan. Pada kasus Tn.MS,pemeriksaan ini sudah dilakukan hasil belum ada sampai tgl 28 desember2006.b. Pemeriksaan lainya1) Radiologi dengan barium swallow dapat dilihat varises esophagusuntuk konfirmasi adanya hipertensi portal122) Esofaguskopi varises esophagus sebagai akibat komplikasi cirosishati.3) Ultra sonografi mengetahui secara lengkap fisik hati dan bentukpermukaan dan lain-lain.pada kasus Tn.MS jelas kesan adanya sirosishati dengan hipertensi portal dan beberapa gambaran yang nampak padahasil USG hepar (terlampir)4) Radiografi Gastro intestinal bagian atas dilakukan pemeriksaan secaraberseri pada esofagus atau gaster atau ulserasi duodenum.5) Pemeriksaan angiografi untuk mengidentifikasi tempat perdarahan arteri

Page 11: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

yang nyata.6) CT scan untuk membantu mendeteksi ascites kecil yang memberikaninformasi tentang volume dan karakter dari kumpulan cairan.7) Radio isotof hati mengidentifikasi adanya massa pada hati.8) Biopsi jaringan hati yang rusak, infiltrasi lemak dan fibrosis selhati,mengidentifikasikan adanya sirosis.Pemeriksaan ini juga untukmendiagnosa adanya tumor ganas dan infeksi pada hati.Beberapa pemeriksaan penunjang tambahan diatas dapat dijadikanrekomendasikan dalam berkolaborasi dengan medis dalam menentukantindakan dan prosedur apa yang tepat dan bermanfaat dalam penegakandiagnosa, agar informasi/data yang didapat lebih valid.Tetapi perlu juga dipertimbangan bahwa dalam memberikan rekomendasidalam pemeriksaan penunjang harus melihat kemanfaatan dan efektifitas dariperlunya pemeriksaan penunjang.C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATANDi ruang IRNA B IV kanan untuk pembuatan renpra sudah ada, denganmenggunakan cek list. Pada pasien sudah dirumuskan rencana asuhan keperawatandengan memunculkan empat diagnosa keperawatan. Renpra yang digunakan padaTn.MS telah sesuai dengan kasus yaitu Sirosis hepatic, sehingga masalah-masalahyang dapat muncul pada pasien telah tercatat dalam renpra tersebut dan menjadiprioritas masalah keperawatan yang ditangani pada saat itu, yaitu:131. Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan denganterganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein)2. Resiko gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidakadekuat (anoreksia,nausea/vomitus)3. Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan ketidaknormalan profildarah dan gangguan absorsi vit K4. Terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai proses penyakit,prognosis dan penatalaksanaannya berhubungan dengan terbatasnya informasiWalaupun demikian masih terdapat beberapa hambatan:1. Hambatana. Form renpra diruangan sudah ada berupa cheklist tetapi belum semuamasalah ada dan sesuai dengan kasus, masih terbatas.b. Tidak tersedia form kosong renpra sehingga bila ada lembar renpra chek listyang tidak lengkap dapat ditambahkan pada renpra berikutnya

Page 12: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

2. Rasional Rencana Asuhan KeperawatanDari beberapa masalah yang timbul, telah ditegakkan diagnosa masalahkeperawatan prioritas. Sesuai Prioritas masalah yang ada maka disusun rencanaasuhan keperawatan yang tepat dan dibawah ini merupakan rencana asuhankeperawatan pada Tn.MS dan rasionalisasinya:a. Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan denganterganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein)Ditandai dengan; distensi vena jugularis 5 – 2 cmH2O, asites, balancecairan - 500 ml/24 jam, Ht : 23 %, RR : 24 X/menit. TD;100/70 mmHg,protein total 4,6 mmol, Cl;110, ketidakseimbangan elektrolit, Pasienmengatakan perutnya membesar dan terasa begah, badan terasa lelah/lemas.Tujuan: Pasien dalam status hidrasi yang adekuat, volume cairan seimbang.Kriteria Hasil: Output urin sesuai berat badan ( 1-1.5ml/kg BB/jam), Bjurin ; 1.003 – 1.030, edema (-), asites (-), Suara nafas bersih tidak adaronchi, RR : 16 – 20 X/menit, TD ; 100/70 – 140/90 mmHg, nadi : 60 – 10014X/menit, toleran terhadap aktivitas.Alb; 4 – 5 mg/dl, elektolit dalam batasnormal.15Intervensi :Monitor intake dan output cairan. Ukur kehilangan gastrointestinal danperkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh; keringat dll.Rasional: Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, dan menentukankebutuhan penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairanbertambah.Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.Rasional: Peningkatan pemahaman dapat meningkatkan kerjasamapasien dan keluarga dalam program perawatan.Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.Rasional: Kebersihan mulut yang baik dapat mengurangi kekeringanmembran mukosa mulut, sehingga dapat mengurangi rasa haus pasien(Smletzer & Bare, 2005).Monitor edema, dan asites.Rasional: Pasien sirosis hati mengalami retensi cairan dalamintravaskuler mengakibatkan tekanan darah meningkat hal inimenyebabkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik kapilermengakibatkan cairan intravaskuler shift ke dalam ruang intertisialsehingga edema dapat kita jumpai pada pasien sirosis hati ( Lewis,Heitkemper, Dirksen, 2000).Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.Rasional: karena retensi cairan menyebabkan jumlah cairan esktraselmeningkat. Hal ini akan meningkatkan beban kerja jantung danmenimbulkan payah jantung kongestif, dengan manifestasi sesak nafas,

Page 13: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

batas jantung pada perkusi melebar dan distensi vena jugularis (Smletzer& Bare, 2005).Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang sama. jikamemungkinkan.Rasional: Penimbangan berat badab harian adalah pengawasan statuscairan terbaik. Peningkatan berat badan lebih dari 0.5 kg tiap harididuga adanya retensi cairan. Bila terjadi peningkatan berat badan secara16cepat maka diduga terjadi retensi cairan, tiap kenaikan berat badan 1 kgsama dengan kelebihan cairan 1 liter (Price & Wilson, 2002).Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisahRasional: Penurunan kesadaran dapat menunjukkan perpindahan cairan,akumulasi toksin, asidosis, ketidak seimbangan elektrolit, dan terjadinyahipoksia.KolaborasiBerikan plasma albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapiRasional: Penurunan albumin serum mempengaruhi tekanan osmotik dandapat terjadi perpindahan cairan, maka perlu ditambah/diberikan cairanplasma yang idial.Monitor hasil pemeriksaan ureum & kreatinin serum.Rasional: Mengkaji berlanjutnya dan penanganan disfungsi ginjal,meskipun kedua nilai mungkin meningkat. Kreatinin adalah indikatoryang lebih baik untuk fungsi indikator yang lebih baik untuk fungsiginjal karena tidak dipengaruhi oleh hidrasi, diet, dan katabolismejaringan (Moore, 1996).Monitor hasil pemeriksaan natrium, kalium serum.Rasional: Hiponatremi dapat diakibatkan dari kelebihan cairan (dilusi)atau ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan natrium. Hiponatremimenunjukkan defisit cairan tubuh total.Kekurangan ekskresi ginjal dan atau retensi selektif kalium untukmengeksresikan kelebihan ion hidrogen (memperbaiki asidosis)menimbulkan hiperkalemia (Lewis, Heitkemper, Dirksen, 2000).Berikan Diuretik (furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi)Rasional: Untuk melebarkan lumen tubular dari debris, menurunkanhiperkalemia, dan meningkatkan volume urin adekuat (Aschenbrenner,Cleveland, & Venable, 2002).Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)Rasional: Untuk mengatasi kontraktilitas jantung yang tidak teratur danmeningkatkan TD (Aschenbrenner, Cleveland, & Venable, 2002).17b. Resiko gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidakadekuat (anoreksia,nausea/vomitus)Ditandai dengan: mual, tidak nafsu makan, muntah, TB: 167 cm,BB: 69 kg, Hb : 9,2 gr/dl, GDS : 157 gr/dl.Tujuan : Pasien dalam status nutrisi yang adekuat

Page 14: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

Kriteria Evaluasi :BB stabil, tonus otot baik, hasil lab: Hb 10 – 14gr/dl, GDS: 80-160 gr/dl, albumin: 4 – 5.5 mg/dl, tidak ada tandatandamalnutrisi.Intervensi :Kaji intake diet, Ukur pemasukan diit, timbang BB tiap mingguRasional: Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhandiet. Kondisi fisik umum, gejala uremik (mual, muntah, anoreksia,danganggguan rasa) dan pembatasan diet dapat mempengaruhi intakemakanan, setiap kebutuhan nutrisi diperhitungan dengan tepat agarkebutuhan sesuai dengan kondisi pasien, BB ditimbang untukmengetahui penambahan dan penuruanan BB secara periodik.Anjurkan pasien untuk istirahat/bedrestRasional: Dimungkinkan dapat mengurangi dan menstabilkan kebutuhannutrisi dan mengurangi tingkat energi yang tidak diperlukan karenapasien dalam kondisi meningkat energinya dalam mengalami prosespenyakit.Berikan makanan sedikit dan sering sesuai dengan dietRasional: Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dnegan statusuremik.Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut diantaramakan.Rasional: Membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulutmenyejjukkan, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang seringtidak nyaman pada uremia dan pembatasan oral. Pencucian denganasam asetat membantu menetralkan ammonia yang dibentuk olehperubahan urea (Black, & Hawk, 2005).18Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.Rasional: Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalamperencanaan makan, maka dapat meningkatkan nafsu makan pasien.Motivasi pasien untuk menghabiskan diet, anjurkan makan-makananlunakRasional: Membantu proses pencernaan dan mudah dalam penyerapanmakanan, karena pasien mengalami gangguan sistem pencernaan.Berikan bahan penganti garam pengganti garam yang tidak mengandungamonium.Rasional: Garam dapat meningkatkan tingkat absorsi dan retensi cairan,sehingga perlu mencari alternatif penganti garam yang tepatKolaborasiBerikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggikarbohidrat.Rasional: Pengendalian asupan kalori total untuk mencapai danmempertahankan berat badan sesuai dan pengendalian kadar glukosadarahPemasangan NGT

Page 15: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

Rasional: Mempertahankan intake yang adekuat, dan menghindarkanterjadinya reaksi muntah yang berlanjut. Berikan obat sesuai dengan indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,asam folat dan Enzim pencernaanRasional: Hati yang rusak tidak dapat menyimpan Vitamin A, Bkompleks, D dan K, juga terjadi kekurangan besi dan asam folat yangmenimbulkan anemi. Dan Meningkatkan pencernaan lemak dan dapatmenurunkan diare.Kolaborasi pemberian antiemetikRasional: untuk menghilangkan mual/muntah dan dapat meningkatkanpemasukan oral.19c. Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan ketidaknormalan profildarah dan gangguan absorsi vit KDitandai dengan: Trombosit: 70.000 /dl, PT: 18, HB: 9,2 gr/dl, pasien mengeluhperut terasa begah, mual, bab kehitamanTujuan: Injuri (perdarahan) dapat dicegahKriteria Hasil: TD dalam batas normal (90/60 – 120/80), pasien tidak mengeluhbegah, tidak mual, bab tidak kehitaman (dalam batas normal), PT: 11-13 dtk(dbn), Trombosit dalam batas normalIntervensi:Kaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua skret yangkeluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang keluar dari NGT).Rasional: Traktus GI (esophagus dan rectum) paling sering sebagai sumberperdarahan, Rektal dan vena esophagus paling rentan untuk robek. Hasil obswarna feses/muntahan bila berubah kemerahan/kehitaman ada indikasiadanya pertahanan.Observasi adanya petekie, ekimosis dan perdarahan dari satu/lebih sumberdan bagian lainRasional: Terjadinya perdarahan sekunder terhadap gangguan factorpembekuan darah.Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).Rasional: Peningkatan nadi dengan penurunan TD dan CVP dapatmenunjukkan kehilangan volume darah sirkulasi.Perhatikan perubahan tingkat kesadaran (Catat perubahan mental/tingkatkesadaran).Rasional: adanya perubahan keasadaran menunjukkan penurunan perfusijaringan serebral, sekunder terhadap hivolemia, hipoksimia.Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati memasukkan selang GI.Rasional: Rektal dan esofagus paling rentan terjadi perdarahan karenamudahnya terjadi robek pada keduannya.Dorong untuk menggunakan sikat gigi halus, hindari mengejan.Rasional: Adanya gangguan factor pembekuan, trauma minimal dapat

Page 16: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

menyebabkan perdarahan mukosa.20Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian bekassuntikan.Rasional: Meminimalkan kerusakan jaringan, menurunkan resikoperdarahan/hematom.Hindarkan penggunaan produk yang menggunakan aspirin.Rasional: Koagulasi memanjang, berpotensi untuk resiko perdarahan.Kolaborasi :Awasi Hb/Ht dan factor pembekuan darah.Rasional: Indikator prdarahan aktif, anemia atau terjadinya komplikasi.Berikan obat sesuai order (Vitamin K injeksi, Pelunak feses: lactural).Rasional: Vit K dapat meningkatkan sintesis protrombin dan koagulasibila hati berfungsi dan pelunak feses mencegah mengejan dan resikorobekan vascular/perdarahan.d. Terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai proses penyakit,prognosis dan penatalaksanaannya berhubungan dengan terbatasnya informasiDitandai dengan: Pasien mengatakan masalahnya dan meminta informasitentang penyakitnya, adanya pernyataan miskomunikasi saat dirawat di RSsebelumnya, ekpresi wajah tampak kebingunganTujuan: setelah diberi asuhan keperawatan, pengetahuan pasien tentang prosespenyakit, prognosis dan penatalaksanaan meningkatKriteria hasil: Pasien dpat menguraikan ulang tentang proses penyakitnya,pasien dapat menghubungkan gejala penyakit dan penyebabnya, pasienberinisiatif merubah gaya hidupnya yang tidak sehat, pasien berpartisipasi dalampenatalaksanaan penyakitnya.Intervensi:Kaji ulang pengetahuan pasien tentang proses penyakit dan prognosisnya.Rasional: Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien terhadap prosespenyakitnya dan agar pend-kes yang diberikan dapat sesuai dengankebutuhan pasienGali harapan masa depan pasien21Rasional: dengan mengetahui harapan masa depan pasien dapat memotivasikeinginan yang lenbih baik dari pasienTekankan pada pentingnya menjauhi alcoholRasional: Menghindarkan factor-faktor penyebab yang dapat memperparahpenyakitnyaTenkankan tentang pentingnya tidak minum obat-obatan warung/jamujamuanRasional; Sebagai salah satu factor penyebab adalah meminum obat warungdan jamu-jamuan yang tidak terkontrol dan terkendali, hal ini dapatmenyebabkan dan memperparah kondisi pasien terutama hati, karena hati

Page 17: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

merupakan salah satu organ dalam mendetoksifikasi obat-obatan.Informasikan tentang pentingnya menggunakan obat hanya dengan resepdokterRasional: dapat mengendalikan konsumsi obat yang tidak pada tempatnyaBantu pasien untuk mengidentifikasi sumber-sumber pendukungRasional: dapat teridentifikasi sumber-sumber pendukung yang dapatmembantu dan memotivasi pasien dalam proses penyembuhanSediakan intruksi diet yang tertulis dan tekankan tentang pentingnya nutrisiyang sehat.Rasional: Membantu pasien dan keluarga mengetahui makanan apa sajayang dapat dikomsumsi dan aman dalam proses penyakit pasienDiskusikan tentang pentingnya pembatasan garam dan pembacaan labelmakanan serta obat-obatan sebelum mengkonsumsinyaRasional: Mengontrol dan mengendalikan faktor-faktor yang memperparahkondisi pasienJadwalkan aktifitas pasien dengan periode istirahat yang adekuatRasional: agar antara aktifitas dan istirahat seimbang dan prosespenyembuhan tidak berlangsung lamaAjarkan pasien agar menjauhi orang yang sedang terinfeksiRasional: menghindarkan infeksi sekunder pada pasien, karen pasienmengalami penurunan daya tahan tubuh dan nutrisi yang bermasalah22Intruksikan pasien dan keluarga untuk memberitahukan tim kesehatan bilamenemukan tanda gejala, seperti: penambahan lingkar perut, adanyadispnea, deman, darah dalam tinja/urin, perdarahan dan kuning pada kulittubuh.Rasional: pasien dan keluarga dapat aktif dalam pementauan kondisinya dandapat kooperatif pada semua prosedur penatalaksanaan penyakitnya,sehingga keluarga dan pasien dapat partisipasi dengan baikIntruksikan keluarga untuk segera menghubungi sarana kesehatan bila pasienmengalami: kejang, tremor, perubahan lain(keperibadian).Rasional: menghidarkan kejadian yang lebih lanjut dan dapat dipantaukelainan-kelainan secara dini.D. IMPLEMENTASIPada pelaksanaan intervensi keperawatan ini digunakan format yang telah tersediadiruangan, walaupun masih banyak keterbatasan untuk menuliskan semua tindakanyang ada. Tetapi beberapa intervensi keperawatan yang telah dilakukan dan belumdilakukan dituliskan dalam laporan shif (catatan tindakan dan laporan shifterlampir).Dari intervensi keperawatan yang direncanakan, terdapat beberapa intervensi yang

Page 18: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

lambat dilakukan karena beberapa prosedur harus direncanakan jauh-jauh haripenjadwalannya seperti pemeriksaan USG hepar, dan pemeriksaan EGD, tetapisecara umum 95 % intervensi keperawatan dapat dilaksanakan sesuai jadwal baikintervensi mandiri maupun intervensi yang bersifat kolaborasi.Intervensi keperawatan lain yang telah dilakukan berkaitan dengan pendidikankesehatan dan bagaimana mempersiapkan discaharge planing pada pasien, hal inidilakukan sejak pasien masuk RS yaitu tanggal 22 desember 2006, diantara yaitu :1. Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi serosishati.2. Cara tentang pemenuhan nutrisi. Terutama pembatasan masukan Natrium dancairan lainnya.233. Cara pengukuran input dan out put cairan4. Menganjurkan pasien untuk mengikuti jadawal yang telah dibuat bersamaperawat dan pasien terhadap aktifitas dan istirahat yang dilakukanE. EVALUASIEvaluasi yang dilakukan berdasarkan masing-masing diagnosa keperawatan dalambentuk catatan perkembangan pasien, format catatan perkembangan pasienmengikuti format yang ada diruangan dan sudah tersedia diruangan.Penulisan catatan perkembangan dalam bentuk SOAP dilakukan setiap hari atau per24 jam. SOAP ini mengacu pada perkembangan kondisi pasien dan respon pasiensecara terstruktur.Catatan perkembangan dilakukan setiap hari, dimulai pada tgl 23 desember seharisetelah dilakukan pengkajian dan penentuan diagnosa keperawatan, tetapi padapelaksanaan di klinik tidak dapat dilakukan dengan baik karena pada saatmahasiswa libur pada tgl 23,24 dan 25 desember tidak ada perawat ruangan yangmelakukan SOAP pada pasien. Oleh karena itu SOAP dilakukan mahasiswa padatanggal 26,27 dan 28 desember 2006 (SOAP terlampir)Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, keseluruhan masalahkeperawatan tersebut 95% dapat teratasi dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan,

Page 19: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

adapun ringkasan evaluasi dari setiap masalah keperawatan adalah sebagai berikut:1. Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan denganterganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein)Masalah keperawatan timbul pada tanggal 22 Desember 2006 dan telah teratasipada tanggal 26 desember 2006, dan setelah itu intervensi yang berkaitan denganhal tersebt dihentikan, tetapi ada beberapa tindakan yang masih diteruskan yaitupemantauan intake-out put cairan dan penhitungan balance cairan, karena padakasus-kasus seperti Tn.MS ini dengan sirosis hepatis perlu untuk terusmemantau cairan yan masuk dan keluar agar tidak terjadi gangguan yang lebihluas, atau pada masalah ini masalah gangguan diturunkan menjadi masalahresiko ganggauan volume cairan sampai maslah utama yang menyebakangangguan keseimbangan cairan teratasi secara menyeluruh, pada kasus Tn.MS24kami tidak trunkan menjadi resiko karen melihat perkembangan dan kondisipasien yang semakin baik.2. Resiko gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidakadekuat (anoreksia,nausea/vomitus).Masalah keperawatan timbul pada tanggal 22 desember 2006 dan telah teratasipada tanggal 27 desember 2006, kondisi nutrisi pasien semakin membaik,kebutuhan nutrisi terpenusi sesuai kebutuhan yaitu 1700 kcal, dan secara umumtidak tampak adanya gangguan kebutuhan nutrisi, oleh karena itu intervensidihentikan, setelah pasien diyakini memahami pengetahuan yang telahdisampaikan kepada pasien tentang kebutuhan nutrisi saat itu dan saat dirumahnantinya.3. Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan ketidaknormalan profildarah dan gangguan absorsi vit KMasalah keperawatan timbul pada tanggal 22 desember 2006 dan pada tanggal28 desember 2006 berdasarkan hasil evaluasi masalah injuri tidak terjadi, tetapipada kasus ini semua intervensi tetap dilakukan sampai kondisi pasien dansemua hasil pemeriksaan darah terutama Trombosit dan PT dalam kondisi

Page 20: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

normal. Karena pada Tn.MS masih belum menunjukan perbaikan dalam faktorpembekuan darah ditambah lagi hasil dari USG hepar bahwa terdapat sirosis hatidan hipertensi portal.maka kewasdaan timbulnya perdarahan tetap dilakukan.4. Terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai proses penyakit,prognosis dan penatalaksanaannya berhubungan dengan terbatasnya informasiMasalah keperawatan ini muncul pada tanggal 22 desember 2006 dan padatanggal 27 desember telah teratasi, secara umum pasien dan keluarga sudahmengerti tentang penyebab, proses pentakit saat ini dan pasien telah kooperatifdalam tatalaksana pengobatan dan selama perawatan, oleh karen itu intervensiyang berkaitan dengan maslah terebut dihentikan setelah diyakini pasien dankeluarga mampu aktif dan membantu dalam asuhan keperawatan dan berjanjisaat pulang akan mengikuti anjuran yang telah disampaikan.25Hasil terakhir pemeriksaan Darah rutin dan hasil USG Hepar (27/12/2006),sebagai berikut:Hematologi (27/12/2006) Kimia (27/12/2006)LED : 60.0Hb :10.8Hematokrit : 31.4Eritrosit : 3.64Leukosit : 4.500Trombosit : 69.000MCV : 86.3MCH : 29.7MCHC : 34.4Kreatinin darah : 1.1Kreatinin irune : 107.6Volume urine : 700Factor : 1.0CCT : 47.55SGPT : 57USG (27/12/2006) ECG (27/12/2006)Kesan: Sirosis hepar denganhipertensi portal, ada asitesminimalKesan: VES, IregulerDari beberapa pemeriksaan tersebut masih terdapat gambaran hasil pemeriksaandarh yang menunjukan adanya; Trombositopenia, leukopenia, anemia dalm kondisi

Page 21: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

perbaikan dari awal masuk dan setelah mendapat tambahan tranfusi darahmenunjukan peningkatan, tetapi karen masalah utama merupakan gangguan heparmaka sulit untuk terpenuhi seperti kondisi normal, kondisi didukung juga oleh hasilUSG hepar menunjukan hasil sirosis hepar dengan hipertensi portal.Hasil USG hepar juga menunjang terjadinya gangguan pada kontraktilitas jantungkarena adanya kegagalan jantung dalam memompa karen aliran balik ke jantungmenjadi terhambat karena adanya hipertensi portal.Disamping empat masalah prioritas yang ada, pada tanggal 27 desember 2006muncul masalah keperawatan baru, yaitu: Resiko penurunan Cardiak outputberhubungan dengan gangguan kontraktilitas jantung, karena setelah melihat hasilECG secara berseri selama 3 hari masih terdapat ventrikel extra sistol, nadi lambattidak teratur, TD 90/60 dan hasil RO thorak sejak awal tanggal 22 desember 2006menunjukkan CTR > 50%, oleh karena itu direncanakan intervensi lanjutan yangberkaitan dengan masalah tersebut dan pada tanggal 28 desember 2006 masalah inimasih mengamcam timbulnya masalah aktual, maka intervensi keperawatan tetap diprogramkan sampai masalah tidak terjadi, diantaranya jadwal aktifitas dan istirahatadekuat termasuk rencana-rencana prosedur tindakan medis dan juga pemberianobat digoxin tetap diteruskan sesuai order.26F. PROSEDUR YANG KURANG TEPAT1. Pasien tidak dipasang kateter dan harus dilakukan pengukuran balance cairan,tapi dalam pengukuran urin tidak menggunakan gelas ukur sehingga hasilnyakurang valid.2. Monitoring intake dan output cairan, terutama dinas sore dan malam sering tidakdilakukan secara lengkap, sehingga penghitungan balance cairan tidak dapatdilakukan dengan valid, kita hanya menanyakan kepada pasien sesuai yang telahdiajarkan pada pasien3. SOAP pada 3 hari saat kita tidak ada ditempat, tidak dapat dipantau karena

Page 22: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

perawat ruangan tidak melakukan SOAP dengan baik.G. ANALISA PENGALAMAN1. Membuat kontrak dengan pasien.Pada kontrak awalnya saya membina hubungan saling percaya denganmemperkenalkan diri : nama, asal, pendidikan, tujuan. Bertanya identitas pasiendan nama panggilan yang disukai. Dalam berkomunikasi saya menggunakanpertanyaan terbuka dengan sikap tubuh siap membantu pasien (tangan tidakdilipat, tidak ada penghalang antara pasien dan perawat, tersenyum) danmempertahannkan kontak mata Selanjutnya saya membuat kontrak tentangwaktu perawatan, lama merawat yaitu selama 1 minggu dari jam 8 pagi sampaijam 3 siang. pasien menyepakati kontrak yang dibuat. Hal ini dibuktikan denganadanya peran aktif pasien dan keluarga dalam perawatan pasien. Hambatan saatmelakukan kontrak yairu saat berkomunikasi, karena pasien mengalami tuliki/kanan, pasien menggunakan alat Bantu dengan tetapi malas memakainyakarena berisik, maka yang kami lakukan adalah berkomunikasi secara lebihdekat dengan pasien atau dengan kelaurga pasien.2. Melakukan tindakan keperawatan.Dukungan terhadap pemberian perawatan pasien tidak hanya datang dari pasiendan keluarga tetapi dari teman – teman perawat di ruangan terutama kerjasamyang baik dari PN ruanagan yang sepenuhnya mendukung kami. Saya diberikankebebasan oleh kepala ruang dan ketua tim untuk melakukan implementasi pada27pasien, cukup dengan menuliskan dalam lembar implementasi. Implementasiyang dilakukan selalu dicatat di lembaran implementasi yang terdiri dari apayang dilakukan dan jam, tetapi ada beberapa implementasi yang tidak dicatatkarena tidak ada dalam lembar format. Satu hal yang masih kurang adalahkadang-kadang lupa mencantumkan paraf pada lembaran implementasi. Hal inipenting sebagai aspek legalitas pemberian asuhan keperawatan.Obat-obatan berada di stasium ners sehingga memudahkan saya dalammemberikannya dan mengontrol pemberian obat-obatan, tinggal disesuaikandengan terapi yang ada dilembar observasi pasien, yang berada di sisi tempattidur pasien.3. Melakukan terminasi.Terminasi akhir dilakukan jam 14.00 WIB, tanggal 28 Desember 2006 karena

Page 23: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

pada tanggal 29 desember sudah berakhir, dan kami mengoverkan semuakegiatan kepada perawat ruangan terutama PN yang bertanggung jawab terhadapTn.MS. Pasien mengatakan senang telah dirawat, serta berjanji akan mematuhiprogram perawatan. Masalah keperawatan sebagian besar telah dapat diatasidengan baik, adapun masalah yang eblum teratasi dan harus mendapat perhatianadalah resiko injuri (perdarahan) dan resiko penurunan kardiak out-put janganmenjadi masalah yang actual (terjadi)H. EVIDENCE UNTUK PENELITIAN LEBIH LANJUT1. Perlu dilakukan riset tentang pengaruh pemberian makanan saat terjadiperdarahan Gastro intestinal dan kapan pemberian nutrisi dini yang harusdiberikan pada pasien-pasien post perdarahan gastrointestinal dan bagaimanapengaruhnya pemeberian nutrisi dini pada pasien dengan post perdarahan GI.2. Perlu dilakukan pengkajian yang mendalam efektifitas penhitungan balancecairan yang lebih efektif yang dapat dilakukan oleh pasien atau keluarga secaramandiri3. Pengaruh retresi/pembatasan cairan terhadap prosuksi urine yang berkaitandengan gangguan fungsi hati28DAFTAR PUSTAKAAschenbrenner, D.S., Cleveland, L.W., & Venable, S.J. (2002). Drug Therapy inNursing. Philadelphia : Lippincot.Alexander, Fawcett, Runciman. (2000). Nursing Practice Hospital and Home the Adult,Second edition, Toronto. Churchill Livingstone.Bullock, Barbara (2000). Focus on pathophysiology. Philadelphia.Barkaukass, et.al (1994), Health & Physical Assessment.Missouri : MosbyBlack, Joice. M., & Hawk, Jane. H. (2005). Medical Surgical Nursing; clinicalmanagement for positive outcomes. 7th Edition. Elsevier. Inc : St. LouisDoenges, M. E, (1993/2000), Nursing Care Plans. Guidelines For Planning AndDocumenting Patient Care. (Terjemahan oleh I Made Karias, dkk). Jakarta :EGC.Guyton (2001), Human Physiology and Deseases Mechanism, 3rd – ed, (Terjemahanoleh Petrus Andrianto, 2001). Jakarta : EGC.

Page 24: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Abses Hepar

Luckman Sorensen,(1995).Medical Surgical Nursing, A PhsycoPhysiologic Approach,4th Ed,WB Saunders Company, Phyladelpia.Lewis, Sharon, M., Heitkemper, Margaret, M., & Direksen, Shannon. (2000). MedicalSurgical Nursing; assessment and management of clinical problem. Fifthedition. St. Louis : Cv. Mosby.Munro, J. F & Ford, M. J, (1993/2001), Introduction to Clinical Examination 6/E.(diterjemahkan oleh Rusdan Djamil), Jakarta:EGC.Moore, S., Breanndan. (1996). Medikal test : pemeriksaan medis. Buku 2. Jakarta :Gramedia.Smeltzer, S. C et.al (2005), Brunner&Suddarth’s: Textbook of Medical SurgicalNursing.9th. Philadelphia: Lippincott.University of Utah Hospital (2006), Nutrition for Renal Disorder. Dariwww.drugfacts.com. Diambil tanggal 14 November 2006.www.clevelandclinic.org. Edema. Diambil pada tanggal 14 November 2006.www.plcw.org. Edema (Fluid Retention). Diambil pada tanggal 14 November 2006.29


Top Related