Transcript
Page 1: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

i

ANALISIS MUSIK VOKAL PADA PERTUNJUKAN MAENA DALAM

PESTA ADAT FALÖWA (PERKAWINAN) MASYARAKAT

NIAS DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: AUGUSMAN TAFÖNAÖ

NIM: 080707005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2012

Page 2: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

ii

ANALISIS MUSIK VOKAL PADA PERTUNJUKAN MAENA DALAM

PESTA ADAT FALÖWA (PERKAWINAN) MASYARAKAT NIAS

DI KOTA MEDAN

OLEH:

NAMA: AUGUSMAN TAFÖNAÖ

NIM: 080707005

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Kumalo Tarigan, M.A. Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.

NIP 19 NIP 196512211991031001

Skripsi ini diajukan kepada Paniti Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,

untuk melengkapi salah satui syarat Ujian Sarjana Seni

dalam bidang disiplin Etnomuskologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2012

Page 3: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

iii

Page 4: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan
Page 5: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menjalani kehidupannya, manusia melakukan berbagai

upacarayang berkaitan dengan siklus atau pusingan hidupnya/ Di antaranya adalah

upacara menyambut hadirnya janin, seperti halnya tikeban yaitu upacara tujuh bulanan

janin dalam budaya Jawa. Kemudian ketika lahir pun diadakan upacara penyambutan

kelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini

dibuat juga upacara pemebrian nama. Setelah itu diadakan lagi upacara memijak tanah

untuk pertama kalinya ia dapat berjalan dan akan menjalani kehidupannya kelak sebagai

apa. Setelah itu dalam beberapa masyarakat di dunia ini ada juga tradisi berkhitan atau

sunatan, termasuk dalam kebudayaan Nias.

Selanjutnya dalam rangkaian siklus hidup ini ada pula upacara perkawinan, yang

berbeda-beda antara setiap suku bangsa, namun ini adalah fenomena yang universal

dalam kebudayaan manusia. Dalam rangkaian upacara perkawinan ini bisa jadi dibagi-

bagi ke dalam beberapa tahapan, seperti meminang, kenduri, menghantar uang mahar,

pengabsahan secara religi, persandingan, dan upacara pasca perkawinan. Demikian pula

yang terjadi dalam kebudayaan Nias. Mereka memiliki upacara perkawinan yang

disebut dengan fangowalu.

Setelah membentuk rumah tangga, mereka akan memperoleh keturunan dan

keturunannya ini mengalami dan menjalani berbagai upacara siklus hidup yang

dilatarbelakangi oleh budaya tersebut. Seterusnya dalam rangka bermasyarakat, manusia

juga melakukan upacara-upacara seperti menjamu para tetangga dan kerabat,melakukan

upacara religi di kediaman atau juga rumah ibadah, dan juga kematian. Upacara

Page 6: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

2

kematian ini dalam kebudayaan manusia dipandang sebagai perpindahan dari alam

dunia ini ke alam dunia lain. Dalam kebudayaan manusia dalam menuju alam akhirat

atau alam berikutnya itu, ada yang menyertakan harta benda di samping jenazah yang

dikuburkan, ada pula yang tidak. Namun yang paling umum adalah menyertainya

dengan doa agar si jenazah diterima di sisi Tuhan dengan keadaan yang sebaik-baiknya,

terutama menerima segala kebaikannya semasa hidup dan Tuhan dapat memaafkan

segala dosanya. Demikian juga yang terjadi dalam kebudayaan suku (etnik) Nias.

Orang-orang Nias merupakan salah satu suku dari sekian banyak suku-suku

yang ada di Indonesia, yang berada di bagian barat Sumatera Utara, khususnya di Pulau

Nias dan sekitarnya. Secara rasial atau fisik, etnik Nias ini dapat dikelompokkan ke

dalam ras Mongoloid. Masyarakat Nias pada masa religi Sanömba Adu mempercayai

sistem penggolongan derajat manusia yang disebut bosi. Di dalam bosi ini diatur

tentang kehidupan manusia dari lahir sampai meninggal dunia.

Namun demikian, salah satu dari urutan bosi ini ialah fangowalu atau pesta

perkawinan. Di dalam persta perkawinan ini ada tahap-tahap yang harus ditempuh

namun ketika dilangsungkannya pesta perkawinan ada sebuah tarian yang dipertunjukan

pada urutan perkawinan ini yaitu maena.

Maena merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional Nias, yang di

dalamnya mengandung seni tari dan nyanyian (musik vokal)/ Tariannya dipolakan

dengan gerakan yang membenmtuk segi empat dan dalam pertunjukannya bermakna

kegembiraan dan kemeriahan suatu acara yang dilangsungkan. Musik vokal adalah

musik yang dihasilkan oleh suara manuasia dimana musik tersebut diiringi alat musik

atau tidak dan penyajiannya dapat dinyanyikan oleh satu orang (solo), maupun dengan

banyak orang (kelompok).

Page 7: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

3

Maena tidak terlepas dari tari yang saling mempengaruhi antara nyanyian

dengan tari. Didalam tari ada gerakan, yang gerakannya membentuk segi empat (öfa

sagi) dan kaki membentuk segi tiga (tölu sagi), kedua lengan diayunkan ke depan dan

ke belakang sehingga selama pertunjukan maena gerekan inilah yang terus di ulang-

ulang dari awal hingga berakhirnya pertunjukan. Gerakan pada maena tidak terlalu

banyak dan sangat mudah untuk dipelajari, tetapi pada pertunjukannya harus memiliki

kekompakkan gerakkan tersebut walaupun dikatakan mudah namun dari sekian

banyaknya jumlah penyaji maena ini harus yang diperlukan ialah kekompakkan, selain

itu gerakan maena berputar kearah kiri.

Musik vokal pada maena berupa susunan pantun yang dinyanyikan atau

disuarakan oleh sanutunö1 maena (pemimpin maena) yang dipimpin oleh satu atau dua

orang. Sanutunö maena juga dapat dipimpin oleh satu orang saja namun yang menjadi

pimpinannya ialah seorang perempuan. Apabila sanutunö maena dua orang, maka yang

satu perempuan dan satu lagi laki-laki dan terkadang juga dua-duanya dipimpin oleh

perempuan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam tulisan ini yakni antara

sanutunö maena (pemimpin) dengan sanehe atau ono maena (peserta maena), dimana

sanutunö maena berpisah tempatnya ataupun terkadang juga bisa gabung dengan sanehe

atau ono maena tetapi pada umumnya selalu berpisah. Sanehe (ono maena) merupakan

orang yang menyanyikan syair maena yang bersifat tetap dan terus diulang-ulang oleh

peserta maena setelah sanutunö maena menyanyikan syair yang berupa susunan pantun-

pantun sampai berakhirnya maena tersebut (strophic). Fanutunö maena (syair maena)

yaitu suatu lirik yang dibacakan oleh sanutunö maena (orang yang membacakan syair

maena). Syair maena berisi tentang kegiatan dalam hal ini pesta perkawinan dan syair

1Dalam pengucapan serta penulisan atau pronounsiasi dalam bahasa Nias, seperti diakukan oleh masyarakat Nias, ö dibaca e sama dengan pengucapan huruf e pada kata menganalisis.

Page 8: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

4

maena disuarakan oleh orang banyak yang ikut dalam maena yang disebut dengan ono

maena atau fanehe maena (peserta maena). Pada maena tidak dibatasi siapa-siapa saja

yang ikut dalam pertunjukannya laki-laki dan perempuan dapat melakukan tari2 maena

ini. Sanutunö maena dengan sanehe maena saling bersahut-sahutan (call and respons)

dimana ada yang memimpin dan ada koor yang dinyanyikan secara bersamaan oleh

penyaji maena.

Apabila kita melihat bahwa setiap suku bangsa biasanya memiliki istilah

tertentu dalam menyebut musik vokal itu sendiri, sama halnya juga dengan masyarakat

Nias bahwa musik vokal atau nyanyian disebut juga sinunö. Dalam kesenian tradisional,

baik yang tumbuh dari rakyat itu sendiri atau pengaruh dari budaya lain, sehingga

masyarakat itu telah mewarisinya secara turun-temurun dari nenek moyang mereka,

dapat disebut kesenian tradisional. Predikat tradisional bisa diartikan segala sesuatu

yang sesuai tradisi, sesuai dengan kerangka, pola-pola bentuk maupun penerapan yang

selalu berulang-ulang (Sedyawati, 1981:48).

Pesta perkawinan pada masyarakat Nias memiliki beberapa musik vokal

(sinunö) seperti bolihae, fangowai, dan hendri-hendri. Ketiga jenis sinunö ini murni

tidak menggunakan alat musik pengiring--hanya disuarakan oleh suara manusia. Namun

dalam skripsi ini penulis menitikberatkan musik vokal pada maena, dimana maena

dahulunya juga tidak menggunakan alat musik pengiring tetapi karena perubahan zaman

atau karena dalam pertunjukannya bermakna suatu kegembiraan dan sukacita sehingga

digunakan ensambel pengiring yang terdiri dari gong, gondra, faritia, dan ukulele.

Tetapi karena dilihat bahwa dengan menggunakan alat-alat tersebut sangat sulit dalam

penyediaannya, maka berubah dan kebanyakan dengan menggunakan keyboard.

2Menurut Kamus Dewan Edisi Ketiga (2002:1378) tari ialah tarian gerakan badan serta tangan

dan kaki berirama mengikuti rentak music. Dalam kebudayaan masyarakat di dunia ini, berbagai macam penyebutan untuk tari ini. Dalam kebudayaan Batak Toba, Mandailing, dan Angkola disebut dengan tortor. Dalam kebudayaan Karo disebut dengan landek. Kemudian dalam kebudayaan Pakpak disebut dengan tatak. Dalam kebudayaan dunia ada yang menyebutnya dance atau juga dansa.

Page 9: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

5

Pada pesta perkawinan ada beberapa bagian musik vokal yang dinyanyikan oleh

sanutunö maena yaitu, (1) fanehe maena wangowai dome (syair yang berisi sapaan

atau ucapan selamat datang). Dalam menyajikannya berisi tentang sapaan karena para

tamu-tamu dari pihak laki-laki sudah datang sehingga disapa lewat sebuah tarian. Tarian

tersebut ialah tarian maena wangowai dome. Pada syair ini yang melakukan atau

melaksakannya ialah pihak perempuan, (2) fanehe maena zowatö (syair yang berisi

sapaan kepada sowatö ). Dalam syair ini keluarga laki-laki menyapa keluarga mempelai

perempuan dengan cara menyajikan tarian. Pada syair ini pihak laki-laki yang

melaksanakannya, (3) fanehe maena wangandrö sokona (syair meminta sokongan dari

pihak laki-laki). Pada syair ini keluarga pihak laki-laki khususnya pengantin laki-laki

wajib memberikan uang,rokok, atau sejenis minuman kepada para ono maena (peserta

maena). Fanutunö maena ini yang melakukannya atau melaksanakannya ialah pihak

perempuan.

Ketiga syair fanehe maena diatas sanutunö maena selalu berpisah dengan para

sanehe maena tetapi terkadang juga sanutunö maena bergabung bersama dengan sanehe

maena. Setiap gerakan yang dilakukan oleh para sanehe maena tidak diikuti oleh

sanutunö maena namun pada umumnya sanutunö maena ikut juga menyanyikan syair

zanehe maena (syair yang dinyanyikan oleh peserta maena).

Pantun maena dibawakan oleh orang yang fasih bertutur bahasa Nias

(amaedola/duma-duma), karena syair-syair semuanya memakai bahasa Nias. Namun

seiring oleh perkembangan peradaban yang canggih dan modern, pantun-pantun maena

yang khas li nono niha (bahasa Nias) sudah banyak menghilang, bahkan banyak

tercampur oleh bahasa Indonesia dalam penuturannya.

Page 10: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

6

Menurut Bapak A. Gunawan,3 sanutunö [sanutun∑] maena merupakan orang

yang sangat penting dalam pertunjukan maena karena tanpa sanutunö maena tarian

maena tidak bisa berjalan apabila hanya sanehe maena (peserta maena) saja yang ada.

Itulah menjadi pertanyaan dan yang akan dijawab dalam tulisan ini yaitu seberapa

pentingkah sanutunö maena itu pada pertunjukan maena? Bagaimanakah tata cara

sanutunö maena menyanyikan syair wanutuno maena tesebut?

Kesenian masyarakat Nias sangat banyak dan sangat menarik jika kita teliti lebih

dalam. Namun pada kenyataannya masyarakat pendukungnya tidak begitu

memprioritaskan tentang kesenian tersebut disebabkan karena kurangnya kepedulian

generasi muda orang Nias yang terhadap kebudayaannya. Selain itu juga minat

masyarakat Nias terutama para generasi muda lebih tinggi terhadap lagu-lagu populer

(pop) dibanding dengan lagu-lagu tradisional. Hal ini dapat dilihat dari lagu-lagu

populer Nias semakin lama semakin beredar lewat kaset rekaman (hasil wawancara

penulis dengan A. Gunawan Januari 2012).

Melihat situasi dan kondisi eksistensi kebudayaan (musik) Nias sekarang ini,

maka kecenderungan hilang tanpa didokumentasikan memang dapat terjadi kapan saja

karena kurangnya antusias dan pengetahuan generasi muda masyarakat Nias terhadap

budaya-budaya yang sebelumnya ada. Hal inilah akhirnya dapat mengaburkan bentuk

asli dari tradisi Nias itu sendiri, karena semakin disederhanakan atau dipersingkat

menurut pelaksanaan suatu acara adat, (Elisian Waruwu, 1994:11).

Dalam kutipan ini muncul dibenak penulis bahwa kesenian masyarakat Nias

tidak banyak yang melestarikan keseniannya, hanya sekedar mengetahuinya saja tetapi

tidak dituangkan dalam satu tulisan. Dengan adanya tulisan tentang kesenian

masyarakat Nias, setiap orang yang melihat dan membaca tulisan tersebut dapat

3Seorang aktivis budaya Nias di Kota Medan serta sebagai Pemusik Gereja BNKP di Kota

Medan.

Page 11: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

7

memberi inspirasi bahwa kesenian masyarakat Nias sangat banyak dan ada rasa ingin

tahu lebih dalam. Karena pernyataan tersebut penulis memiliki alasan tersendiri

mengapa musik vokal pada maena ditulis dalam satu tulisan yaitu karena kurangnya

masyarakat Nias yang memiliki pengetahuan tentang kesenian masyarakat Nias,

walaupun tahu tetapi tidak di tulis dalam satu tulisan sehingga penulis merasa sebagai

seorang etnomusikolog maka kewajiban penulis untuk menulis tentang salah satu

kesenian tradisional Nias yaitu musik vokal pada maena apalagi penulis merupakan

salah satu orang yang akan melestarikan kesenian tradisional Nias sehingga penting

untuk di kaji dan dituangkan dalam satu tulisan berupa skripsi yang berjudul “Analisis

Musik Vokal pada Pertunjukan Maena Dalam Pesta Adat Falöwa (Perkawinan)

Masyarakat Nias di Kota Medan.”

1.2. Pokok Permasalahan

Aspek yang terkandung dalam musik vokal maena fanehe maena wangowai

dome, fanehe maena zowatö [zowat∑], dan fanehe maena wangandrö sokona yaitu

dapat diteliti seperti struktur teks, fungsi dan kegunaan, juga aspek musikalnya serta

konteks penggunaannya. Namun demikian dalam melakukan penelitian penulis

membatasi dalam dua hal yaitu:

1. Aspek musikalnya, yaitu bagaimana struktur melodi seperti bentuk, unsur-unsur

pola kadensa, kontur, dan unsur-unsur lain yang membentuk melodi pada musik

vokal maena fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe

maena wangandrö sokona ?

2. Aspek tekstual, yaitu bagaimanakah struktur bahasa serta makna yang tersirat

dalam teks musik vokal maena fanehe maena wangowai dome, fanehe maena

zowatö, dan fanehe maena wangandrö sokona ?

Page 12: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

8

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana struktur teks dan melodi musik vokal maena

fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe maena

wangandrö sokona dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan

2. Untuk mengetahui makna syair yang terkandung dalam musik vokal maena

fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe maena

wangandrö sokona yang dinyanyikan pada saat pesta perkawinan berlangsung.

3. Sebagai dokumentasi tentang salah satu kebudayaan masyarakat Nias yang dapat

menjadi masukan bagi Departemen Etnomusikologi dimana referensi tentang

kesenian tradisional Nias sangat minim.

1.4. Konsep dan Teori

1.4.1. Konsep

Musik vokal ialah bunyi yang dihasilkan oleh alat ujar manusia seperti mulut,

bibir, lidah, dan kerongkongan yang memiliki irama, nada, ritem, dinamik, melodi dan

mempunyai pola-pola serta aturan untuk menghasilkan bunyi tersebut. Musik vokal

dapat juga dikatakan nyanyian dimana kita dapat berpedoman pada pendapat yang

dikemukakan oleh Poerwadarminta (1985:680), bahwa nyanyian adalah sesuatu yang

berhubungan dengan suara atau bunyi yang berirama yang merupakan alat atau media

untuk menyampaikan maksud seseorang tanpa iringan musik.

Musik vokal atau nyanyian seperti yang kemukakan oleh Poerwadarminta

(1985:680 ) sesuatu yang berhubungan dengan suara atau bunyi. Musik vokal dalam

masyarakat Nias sama dengan Sinunö [sinun∑]. Apabila dikatakaan sinunö (ks) berarti

Page 13: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

9

nyanyian yang keluar dari alat ujar manusia tanpa ada iringan musik. Apabila dikatakan

sanunö (kb) berarti orang yang menyanyi. Sedangkan manunö berarti menyanyi (kk).

Maena pada masyarakat pendukungnya mempunyai arti sebagai sebuah tarian

yang memiliki gerak segi empat. Sifamaena (kb) berati orang yang menari maena.

Famaena (kk) berarti menari maena. Famaena menyiratkan makna masyarakat hadir

dan berkumpul disuatu tempat melakukan kegiatan budaya yaitu maena. Padanan dari

kata maena yaitu fanehe maen. fanehe maena berarti syair maena.

Sehingga apabila kita gabungkan kedua kata tersebut diatas makan dapat

dikatakan sinunö maena yang berarti musik vokal atau nyanyian pada tarian maena.

Nyanyian tersebut dalam pembahasan ini dibagi atas tiga bagian yaitu, (1) Fanehe

maena wangowai dome, (2) Fanehe maena wangowai zowatö, dan (3) Fanehe maena

wangandrö sokona.

Maena wangowai dome bagi masyarakat Nias bermakna bahwa ada orang yang

menyambut tamu yang dinamakan Sowatö (keluarga perempuan) mengucapkan selamat

datang kepada keluarga pihak mempelai laki-laki, lalu menyapa mereka dengan tarian

wangowai dome. maena wangowai berarti penghormatan, tome berarti tamu sehingga

musik vokal pada tari ini dapat dikatakan sekelompok orang, keluarga pihak perempuan

menyapa hormat para tamu pihak laki-laki karena sudah tiba di lokasi tempat dimana

pesta perkawinan itu berlangsung.

Demikian juga halnya dengan fanutunö maena wangowai zowatö kebalikan dari

fanutunö maena wangowai dome yaitu sekelompok orang dari pihak laki-laki menyapa

hormat atau memberi penghormatan kepada para sowatö (pihak perempuan). Berbeda

halnya dengan fanutunö maena wangandrö sokona yaitu fanutunö maena dalam

masyarakat Nias berarti syair yang akan dinyanyikan oleh sanutunö maena. wangandrö

berti berarti permintaan. Sedangkan sokona ialah dapat dikatakan memberikan sesuatu

Page 14: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

10

berdasarkan kemampuannya yang diberikannya kepada peserta maena. Jadi fanutunö

maena wangandrö sokona berarti keluarga pihak perempuan meminta dukungan, atau

pemberian sukarela dari pihak laki-laki dengan dipertunjukannya tarian ini.

Pertunjukan atau disiplinnya seni pertunjukan adalah satu bidang seni yang

terdiri dari pertunjukan seperti musik, tari, dan teater.

Perkawinan pada masyaraakat Nias merupakan pembentukan suatu keluarga

baru yang bernilai sakral untuk melahirkan keturunan (regenerasi). Kata perkawinan

bagi masyarakat Nias mengandung arti yaiu faelöwa [fael∑wa] atau fangowalu.

Apabila dikatakan mangowalu (kk) berarti seorang laki-laki yang dikatakan marafule

[marafule] melamar satu orang wanita yang dikatakan ono nihalö dan melakukan suatu

pesta yang dikatakan pesta adat perkawinan. Selanjutnya apabila dikatakan sangowalu

(ks) berarti orang yang melangsungkan pesta perkawinan. Dalam melaksanakan satu

pesta adat perkawinan ada beberapa tahap-tahap yang akan dilakukan sebelumnya

sehingga dapat terlaksana satu upacara dari awal sampai di acara puncaknya yaitu

fangowalu.

1.4.2. Kerangka Teori

Kalau kita memandang dari segi teks dan lagu (melodi) Dananjaya membagi

nyanyian rakyat menjadi dua yaitu: (1) nyanyian rakyat yang lebih mengutamakan

lagunya daripada liriknya, (2) nyanyian rakyat yang lebih mengutamakan liriknya

daripada lagunya (Dananjaya, 1986:145 )

Dalam menganalisis melodi musik vokal maena Malm (1964 :8)

mengemukakan bahwa ada beberapa formula melodi yaitu (1) repetitif yaitu bentuk

nyanyian yang di ulang-ulang, (2) interactive yaitu bentuk nyanyian yang memakai

Page 15: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

11

formula melodi yang kecil yang kecenderungan pengulangan-pengulangan keseluruhan

nyanyian, (3) reverting yaitu bentuk nyanyian yang terjadi penguangan pada frase

pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi, (4) strophic yaitu bentuk

nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang sama, (5)

progresif yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan melodi yang

berbeda

Musik vokal juga dapat dilihat dari bentuknya dimana Bruno Nettl (1964:145-

155 ) mengemukakan bahwa dalam pendistribusian suatu musik ada beberapa yang

perlu dilihat yaitu, (1) materi nada, (2) ritem, (3) bentuk, (4) elemen lain seperti timber

dan dinamika.

Pembahasan hubungan teks dengan melodi musik vokal maena fanehe maena

wangowai dome, fanehe maena zowatö, fanehe maena wangandrö sokona digunakan

tulisan Mallm (1977:8) yang mengatakan bahwa jika satu buah not dipakai satu suku

kata disebut silabis, dan jika beberapa buah not dalam satu suku kata disebut

melismatis. Selain itu juga. Studi tentang teks juga memberikan kesempatan untuk

menemukan antara aksen dalam ucapan bahasa dengan aksen dalam bahasa musik, serta

untuk melihat reaksi musikal bagi sebuah kata yang dianggap penting dan pewarna

dalam puisi atau pantun (Malm, 1977:18). Demikian halnya juga dengan teks atau syair

musik vokal maena fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, fanehe

maena wangandrö sokona memiliki susunan syair yang berbentuk pantun dimana cara

penyajiannya dinyanyikan.

Alan P. Marriam (1964:46) menyebutkan yang perlu dibahas hubungan

linguistik dengan bunyi musik apakah teks mempunyai arti sesuai dengan yang

diucapkan. Pada teks atau syair musik vokal maena fanehe maena wangowai dome,

fanehe maena zowatö, dan fanehe maena wangandrö sokona menghasilkan makna.

Page 16: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

12

Makna tersebut ialah sesuatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari suatu kata

atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian yaitu makna konotatif dan makna

denotatif. Makna konotatif ialah makna kata yang terkandung arti tambahan, sedangkan

makna denotatif adalah kata yang tidak mengandung arti tambahan atau disebut dengan

makna yang sebenarnya, ( Groce Kraft, 1991:25).

Pada pembahasan tentang aspek musikologis musik vokal maena fanehe maena

wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe maena wangandrö sokona

(melodinya) digunakan teori weighted scale Malm (1977:8) dimana ia mengatakan

bahwa dalam mendeskripsikan suatu melodi ada beberapa karekteristik yang harus

diperhatikan yaitu Tangga Nada, Nada Dasar, Wilayah Nada, Interval, Jumlah Nada,

Formula Melodi, Pola-pola Kadensa, Kontur.

1.5 Metode Penelitian

Dalam tulisan ini yang dilakukan oleh penulis ialah dengan melakukan

penelitian deskriptif. Nazir (1983:63) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif ialah

bertujuan untuk mencari fakta-fakta dengan mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta tata cara yang belaku dalam masyarakat dengan situasi tertentu yang

berhubungan dengan kegiatan, sifat, sikap, pandangan serta proses dan pengaruh suatu

fenomena. Dengan demikian penelitian ini dilakukan dengan tiga jenis yakni masing –

masing terdiri dari aspek-aspek berikut ini.

1.5.1 Studi Pustaka

Sebagai landasan untuk berfikir dalam tuisan ini penulis melakukan studi

kepustakaan dengan tujuan untuk menambah data atau sumber bacaan seperti Skripsi

yang berjudul “Analsisis Ritmik Famözi Göndra Yang Dipertunjukan Dalam Pesta

Page 17: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

13

Perkawinan Masyarakat Nias Di Kota Medan, Analisis Tekstual Dan Musikal Nyanyian

Onang-Onang Dalam Upacara Perkawinan Adat Nagodang Pada Masyarakat Angkola

di Kota Medan”, untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penulisan dan

menyesuaikan pengamatan dari hasil penelitian lapangan. Di samping itu juga studi

kepustakaan yang dilakukan penulis juga dilakukan untuk menentukan pendekatan

dalam pengumpulan data serta mengetahui informasi tentang geografis daerah

penelitian.

1.5.2. Penelitian Lapangan

Untuk kebutuhan dan kepentingan penulis mengumpulkan data-data informasi,

penulis menentukan lokasi penelitian yaitu di Kota Medan yang terfokus terhadap lokasi

yang merupakan tempat menyelenggarakan pesta perkawinan masyarakat Nias. Dalam

konteks penelitian ini, penulis melakukan kerja lapangan dalam bentuk mengamati

pertunjukan musik vokal maena fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö,

dan fanehe maena wangandrö sokona yang berlangsung. Mencatat dan merekam tahap-

tahap yang dilakukan terutama dalam pesta perkawinan adat Nias. Untuk mendapatkan

data-data geografis dan etnografi tentang budaya Nias baik yang ada diwilayah budaya

Nias maupun di kota Medan, penulis melakukan studi pustaka dan wawancara kepada

tokoh budaya Nias.

1.5.2.1 Wawancara

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan tentang musik

vokal maena fanehe maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe maena

wangandrö sokona ini, penulis melakukan wawancara kepada orang yang ahli dan

mengetahui tentang musik vokal pada maena. Wawancara adalah satu-satunya teknik

Page 18: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

14

yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang dapat diamati sendiri

secara langsung.

Dalam wawancara, penulis melakukan dengan tiga cara yaitu : (1) wawancara

terfokus (focused interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara

sambil lalu (casual interview) (Koentjaraningrat, 1990:140 ).

1.5.2.2 Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan untuk melakukan pengukuran

dengan menggunakan indera penglihatan, yang juga berarti tidak melakukan

pertanyaan-pertanyaan.(Soehartono, 1995:69). Selain itu juga Bregt (1989:77)

mengemukakan bahwa observasi adalah suatu metode yang dipakai di samping

wawancara. Metode observasi sangat membantu proses pengumpulan data, di samping

observasi biasa penulis juga melakukan partisipas observasi pada lokasi dimana penulis

meneliti. Metode ini sangat membantu untuk mempererat antara penelitian dengan

informan sehingga informasi dapat diharapkan lebih lancar tanpa dibarengi rasa curiga.

1.5.2.3 Rekaman

Untuk merekam hasil wawancara pada pertunjukan musik vokal maena fanehe

maena wangowai dome, fanehe maena zowatö, dan fanehe maena wangandrö sokona,

penulis menggunakan alat bantu rekam visual yaitu camera digital dengan merek

olympus untuk memotret sebagai dokumentasi gambar dan merekam pertunjukannya

pada tanggal 29 Maret 2012 di Gedung Serba Guna BNKP Hilisawatö.

Page 19: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

15

1.5.2.4 Kerja Laboratorium

Untuk pentranskripsian dan penganalisis data serta informasi dilakaukan kerja

laboratorium. Semua data-data yang diperoleh dari lapangan dan studi kepustakaan akan

dianalisis untuk diseleksi sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik dalam

melakukan penelitian. Dengan demikian penulis mengadakan evaluasi ulang, dan

penulis juga terkadang melakukan wawancara dengan pengamatan ulang untuk

memperoleh data yang akurat.

Kerja laboratorium ini semua hasil dari penelitian lapangan baik dari perekaman

visual maupun audio penulis putar dan dengar secara berulang-ulang supaya dapat

dipahami dan dapat di transkripsikan dengan baik dan sesuai dengan fakta-fakta yang

didapat dari lapangan penelitian.

Page 20: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

16

BAB II

KEBERADAAN MASYARAKAT NIAS

DI KOTA MEDAN

2.1 Geografis Kota Medan

Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98°

35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara

dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan

memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera

Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki

luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar

(www.wikipedia.com)

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu

(Kabupaten Deli Serdang)

- Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang)

- Sebelah timur berbatasan dengan kecamtan Percut Sei Tuan dan Tanjung Morawa

(Kabupaten Deli Serdang)

Adapun beberapa kecamatan yang terletak di Kota Medan yaitu antara lain :

Kecamatan Medan helvetia, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Petisah,

Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Area,

Page 21: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

17

Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Selayang,

Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas,

Kecamatan Medan Denai, Bandar Udara Polonia. Secara geografis Medan didukung

oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu,

Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-

lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan

berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling

memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan

memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang

dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi

geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub

pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan,

pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama

Medan Kanal Timur. Menurut stasiun Polonia pada tahun 2008 suhu udara berkisar

antara 22.9°C-32.8°C dan menurut stasion Sampali antara 23.1°-32,3°C, Kelembaban

udara: 82-84%, Curah hujan 176,08-203,5 mm

2.1.1 Demografi

Populasi Kota Medan didominasikan oleh beberapa suku seperti: Melayu, Jawa,

Batak (Toba, Karo, Simalungun, Mandailing-Angkola), Nias dan Tionghoa.

Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010, penduduk Medan saat ini diperkirakan

telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria. Sedangkan

penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan

Page 22: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

18

penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah

penduduk yang besar. Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Selain

itu, Kota Medan juga merupakan daerah perkotaan yang dihuni oleh berbagai etnis,

dengan latar belakang yang berbeda pula. Kondisi Kota Medan yang heterogen ini,

mengakibatkan banyaknya timbul organisasi-organisasi yang berdasarkan etnis.

2.1.2 Identifikasi Kecamatan Medan Tuntungan

Pada identifikasi tentang Kecamatan Medan Tuntungan ini menjadi pusat

perhatian penulis karena di daerah ini khususnya di daerah Simalingkar perumnas

masyarakat Nias kebanyakan telah lama bermukin didaerah ini terbukti dari organisasi-

organisasi seperti STM serta telah mendirikan gereja yang termasuk gereja besar

dibandingkan dengan daerah-daerah lain dimana masyarakat Nias tinggal di Kota

Medan. Kecamatan Medan Tuntungan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota

Medan Sumatera Utara, Indonesia . Secara geografis kecamatan ini berbatasan dengan

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang,

- Sebelah timur berbatasan dengan Medan Johor,

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang,

- Sebelah utara berbatasan dengan Medan Selayang.

Pada tahun 2010, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 69.447 jiwa. Luasnya

adalah 20,68 km² dan kepadatan penduduknya adalah 3.174,32 jiwa/km². Sebagaian

besar penduduk di kecamatan ini adalah suku-suku pendatang seperti: Tionghoa,

Minang, Batak, Aceh dan Jawa sedangkan suku asli Suku Melayu Deli 40% saja.Yang

terletak di kecamatan ini yaitu, (1) Kebun Binatang Medan, (2) RSU Adam Malik, (3)

RSJ Tuntungan.

Page 23: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

19

2.2 Gambaran Umum Budaya Nias

Kabupaten Nias terdiri dari beberapa pulau yang mengelilinginya, pulau kecil

dan pulau besar yang jumlahnya mencapai 131 pulau. Pada awalnya pulau Nias

merupakan pulau yang hanya memiliki satu kabupaten saja. Namun pada saat ini pulau

Nias telah dimekarkan dan dibagi menjadi tiga kabupaten dan satu kotamadya. Pada

awalnya pulau Kota Gunungsitoli merupakan ibukota daripada pulau Nias itu sendiri

akan tetapi dengan adanya pemekaran sesuai dengan otonomi daerah di Indonesia, maka

Kota Gunungsitoli pada saat ini ialah ibukota Nias Utara sekaligus Kotamadya

sedangkan Nias Selatan beribukota Teluk Dalam dan Nias Barat beribukota Mandrehe.

Kabupaten Nias memiliki luas sebesar 5.625 km2 atau 7,26% dari seluruh luas

pulau Sumatera. Pulau Nias terletak di antara 0,120LU – 1,32o LU dan 90o BT - 98o BT.

Pulau Nias berbatasan dengan, (1) Samudera Indonesia di sebelah barat, (2) Pulau

Murshala (kepulauan Tapanuli Tengah) disebelah timur, (3) kepulauan banyak

(Nanggroe Aceh Darrusalam) disebelah utara, dan (4) kepulauan Mentawai (Sumatera

barat) disebelah selatan.

Wilayahnya yang berbukit-bukit dan dataran rendah hanya terdapat di bagian

utara, barat, dan sepanjang pantai serta tepi-tepi hilir sungai. Sebagian besar wilayah

pulau Nias merupakan hutan karena belum adanya penggarapan secara menyeluruh

disebabkan karena kurangnya transportasi dan jauh dari daerah pemukiman, sebagian

lagi sebagai pemukiman dan lahan pertanian. Iklim di pulau Nias sama dengan iklim di

Indonesia yaitu tropis dengan curah hujan yang cukup besar dan berkisar 3000 sampai

4000 mililiter per tahun.

Page 24: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

20

2.3 Asal Usul Orang Nias

Pada dasarnya orang Nias yang tinggal di Kota Medan ini tidak terlepas dari

asalnya darimana dan tidak terlepas dari para leluhurnya yaitu asal usul ono niha (orang

Nias). Ono niha termasuk kedalam rumpun melayu yang berasal dari ras Mongoloid

dari daratan Asia di wilayah Hassir, Provinsi Yunan (Hunan), yang diperkirakan

meninggalkan negerinya sekitar 3000 tahun yang lalu. Baermukim disuatu tempat yang

disebut dengan nalawö sia,a mbanua yang kemudian membangun pemukiman baru di

sekitar Gomo, hingga disebut oleh orang Nias sebagai tempat pertama manusia

diturunkan yaitu mbanua niha (Bas Telaumbanua dalam Joni K. Manalu 2000:17).

Menurut S. Zebua (1984) suku Nias berasal dari wilayah Timur Tengah yang kemudian

berpindah kearah timur melalui Semenanjung India dan Birma terus ke pulau Nias.

Menurut Bas Telaumbanua (2000 : 18) kedatangan orang Nias terjadi dua tahap,

yaitu pada abad ketiga masehi dan awal abad keempat masehi. Dimulai dengan

perjalanan rahib Fa Hien dengan rombongannya yang berawal dari Mongol menuju

India untuk menuntut ilmu agama. Setelah itu meneruskan pelayaran menuju Jawa

Dwipa (diperkirakan bisa saja Sumatera, Jawa, atau pulau-pulau lain di Asia tengga).

Saat mereka kembali ke negeri asal mereka, perahu yang mereka tumpangi

diterpa ombak kemudian hancur dan karama. Akan tetapi sebagian penumpangnya

selamat mencapai daratan, menelusuri sungai yang diduga adalah sungai nalawö yang

bermuara di pantai Nias sebelah timur.

Menurut masyarakat Nias, yang dipercayai melalui foklor yang diwariskan

secara turun-temurun melalui tradisi hoho, leluhur orang Nias berasal dari langit.

Awalnya diturunkan tiga orang masing-masing bernama Daeli, Hulu, dan Gösö. Ketiga

orang tersebut turun dalam disebuah tempat yang bernama Gomo dan dari ketiga orang

inilah terlahir orang Nias (ono niha).

Page 25: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

21

Menurut cerita tradisional, leluhur orang Nias berasal dari langit dan merupakan

keturunan Dewa yang disebut dengan Lowalangi yang berarti diatas langit. Menurut

mite tersebut asal-usul orang Nias adalah dari tempat yang disebut Sirao, di lapis langit

ke tujuh. Ditempat tersebut tingggallah seorang pria yang memiliki Sembilan orang

anak dan seorang kemenakan yang bernama Luomewöna. Ketika itu timbul niat dalam

diri raja untuk mewariskan kerajaan kepada salah seorang anak ataupun keponakannya.

Raja meminta untuk menunjukkan kebolehan masing-masing menari di atas tombak.

Ternyata ilmu kesaktian yang dimiliki keponakannya lebih tinggi dibandingkan dengan

ilmu kesaktian yang dimiliki oleh Sembilan orang anaknya. Takhta diserahkan kepada

Luomewöna dan Sembilan anaknya diturunkan ke bumi.

Nias yang dikenal sekarang ini sebenarnya bukanlah merupakan bahasa asli ono

niha (orang Nias). Dalam bahasa Nias, orang Nias menyebutnya ono niha (anak

manusia) dan tempat mereka berada sebagai Tanö niha (tanah manusia). Istilah Nias

kemungkinan merupakan istilah yang ditimbulkan semasa penguasa bangsa barat, yang

karena faktor bahasa menyebutkan istilah niha dengan nihas (Nias). Perubahan nama ini

juga terjadi dalam menyebutkan nama-nama berbagai tempat di Nias, seperti Kota

Gunungsitoli yang dalam bahasa dahulu kala disebut luaha. Nama Gunungsitoli

kemungkinan berasal dari kata onozitoli yang merupakan nama suatu daerah di dekat

Gunungsitoli sekarang ini.

Suku Nias menganut sistem patrilineal dalam garis keturunannya. Dalam

perkembangannya mereka membentuk marga (fam) yang sampai sekarang masih tetap

dipakai yang diwarisi oleh oleh laki-laki.

Page 26: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

22

2.4 Sistem Religi dan Agama

Zaman dulu sebelum agama Kristen dan Islam masuk di tanah Nias, masyarakat

Nias menganut kepercayaan yang disebut sanömba adu. Yang secara harafiah dapat

diterjemahkan sanömba berarti menyembah, adu berarti patung ukiran yang terbuat dari

kayu atau batu. Jadi, sanömba adu berarti kepercayaan kepada patung-patung buatan

manusia baik berupa kayu maupun batu-batu besar (owe). Adu ditempatkan di osali

börönadu yaitu bangunan sebagai tempat ibadah religi sanömba adu.

Dewa si’ai ialah dewa yang paling tinggi yang diyakini oleh para leluhur orang

Nias dan semua alam semesta ini di kuasai oleh dewa itu. Pada waktu tertentu orang

Nias memberikan sesajian sebagai tanda penghormatan kepada dewa yang orang Nias

yakini itu. Untuk menghormati dewa itu mereka berkumpul dan mengadakan sambua

alahoita atau berkumpul di bawah kayu besar (pohon fosi atau eho). Di bawah pohon itu

mereka melakukan upacara dengan cara mengelilingi pohon besar itu kemudian

menyampaikan apa yang mereka inginkan. Selain dewa si’ai orang Nias juga

mempercayai adanya dewa-dewa lain diantaranya, luo walangi sebagai dewa pencipta

alam semesta, lature sobawi sihönö sebagai dewa pemilik dan penguasa babi, uwu

gere sebagai dewa pelindung, dan penguasa para ere (pemimpin religi sanömba adu),

uwu wakhe sebagai dewa penguasa tanam-tanaman, gözö tuha zangaröfa sebagai dewa

penguasa air.

Masyarakat Nias sejak menghuni pulau Nias (Tanö Niha) memiliki kepercayaan

bahwa arwah-arwah para leluhur orang Nias memiliki kekuatan yang dapat melindung

serta menolong mereka, sehingga mereka menyediakan tempat atau medium untuk para

leluhur itu dengan membuat patung-patung dari batu. Masyarakat Nias juga percaya

akan tempat-tempat tertentu adalah tempat yang keramat, dimana terdapat roh-roh yang

bisa berbuat sesuatu terhadap kehidupan mereka. Sebagai ungkapan rasa hormat mereka

Page 27: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

23

terhadap hal tersebut, mereka melakukan sembahyang pada waktu-waktu tertentu

dengan memberikan persembahan-persembahan atau sesajian. Demikianlah

kepercayaan masyarakat Nias sebelum agama Kristen masuk di tanah Nias mulai abad

ke – 19.

Masuknya agama Kristen di Nias yang dibawakan oleh Denninger pada tahun

1865, tepatnya di Kota Gunungsitoli dimana sebelumnya ia telah belajar banyak tentang

Nias juga termasuk bahasa Nias dengan masyarakat Nias perantau di Padang sehingga

ketika dia sampai di Nias, ia tidak asing lagi dan semua telah mengetahui tentang Nias

termasuk bahasanya. Dari merekalah Denninger mempelajari kebiasaan-kebiasan, adat-

istiadat, dan kebudayaan Nias hingga Denninger tertarik untuk dating ke Nias,

mengajarkan agama Kristen ternyata berhasil dan kemudian dilanjutkan oleh Thomas

yang datang tahun 1873. Masa penting dalam pengembangan agama Kristen adalah

antara tahun 1815-1930, antara tahun ini disebut sebagai masa pertobatan total (fangesa

dödö sebua). Pada masa inilah mulai terjadi perubahan sikap, patung-patung mulai di

bakar dan dihancurkan, poligama, sangsi-sangsi hukum adat dengan hukuman badan,

penyembahan patung, penyembahan penyakit melalui fo’ere (dukun) dan sejenisnya

sudah makin berkurang. Hingga kini sebagian besar orang Nias memeluk agama

Kristen, (S. Zebua, 1984 : 62). Setelah penyebaran injuli oleh misionaris ke Tanö Niha,

umat Kristen tumbuh dan berkembang. Khususnya di Kota Medan, masyarakat Nias

diperkirakan berjumlah 25.000 jiwa dihimpun berdasarkan data yang diperoleh dari

berbagai gereja-gereja yang ada di Kota Medan.

Selain agama Kristen, orang Nias juga memeluk agama Islam, dimana mereka

mengikuti ajaran-ajaran Islam dan mereka tidak meneruskan tradisi sanömba adu,

fo’ere, mengadakan sesajian untuk roh-roh leluhur. Masyarakat muslim Nias, umumnya

berintegrasi dengan pemukiman-pemukiman enkapulsari umat Islam, namun demikian

Page 28: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

24

mereka tetap memelihara hubungan budaya dengan masyarakat Nias pada umumnya.

Masyarakat muslim Nias ini juga giat melakukan kegiatan ibadah Islam seperti Shalat,

zakat, puasa, wirid yasin, memeperingati isra mi’raj Nabi Muhammad.

2.4 Sistem Pemerintahan Tradisi

Selain sistem religi, masyarakat Nias juga memiliki sistem pemerintahan tradisi

yang dibagi dalam berdasarkan jabatan sebagai berikut yaitu, (1) tuhenöri-tuhe artinya

tunggal dan nöri atau öri artinya kumpulan dari beberapa banua (desa). Tuhenöri dipilih

antara pimpinan banua (desa) yang disebut salawa, (2) salawa artinya yang tinggi.

Salawa ini memimpin satu wilayah yang disebut banua. Jabatan salawa mempunyai

pengertian : fa’atulö (adil), fa’atua-tua (bijaksana), fa’abölö (kuat jasmani dan rohani),

fokhö (kaya atau memiliki cukup harta benda), dan salawa sofu (berwibawa), (3) satua

mbanua artinya penasihat salawa yang terdiri dari tiga orang pemegang jabatan:

tambalinia (wakil atau orang kedua), fahandrona (orang ketiga), dan sidaöfa (orang

keempat).

2.4 Bosi (Tingkat Kehidupan)

Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan

kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang

mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias

kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran

pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai

sekarang. Suku Nias mengenal sistem kasta (12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan

kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus

Page 29: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

25

mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih

ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

Pada masa awal religi sanömba [san∑mba] adu, masyarakat Nias mempercayai

sistem penggolongan derajat manusia yang disebut bosi. Sistem penggolongan derajat

manusia berdasarkan tingkat-tingkat kehidupan, dimulai dari janin sampai kehidupan

akhirat.pengertian bosi ini mencakup dua belas tingkat kehidupan. Dalam konteks ini

bosi ini nanti mengarahkan manusia untuk berusaha mencapai tingkat tertinggi, agar

setelah ia mati, akan memperoleh kebahagiaan di dalam tetehöli [teteh∑li] ana’a

(surga).

Adapun kedua belas tingkat derajat manusia atau bosi itu yaitu, (1) fangaruwusi

(memperlihatkan kandungan), (2) tumbu (lahir), (3) famatörö döi (memberi nama), (4)

famoto (sirkumsisi), (5) falöwa (menikah), (6) famedadao omo (mendirikan rumah), (8)

fa’aniha mbanua (memasuki persekutuan desa), (9) famaoli (menjadi anggota adat),

(10) fangai töi (mengambil gelar ), (11) fa’amokhö (kekayaan), (12) meme’e gö mbanua

(menjamu orang sedesa) dan mame’e gö nöri (menjamu orang satu öri),beberapa desa

(Dasa manaö 1998:195-196).

2.5 Kedatangan Orang Nias Di Kota Medan

Seperti halnya dengan suku-suku lain yang ada di nusantara mereka bepergian

dari daerah asal ke daerah lain. Demikian juga halnya dengan orang Nias seiring

berjalannya waktu dan perkembangan zaman, sebagian dari orang Nias pergi dari pulau

Nias dikarenakan berbagai hal, melakukan migrasi keberbagai daerah dengan tujuan dan

kepentingan yang bermacam-macam dan menuju ke daerah-daerah sepert, Tapanuli,

Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, dan bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Malaka,

Negeri Sembilan, pulau Pinang), India, dan Madagaskan.

Page 30: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

26

Perpindahan jumlah yang besar orang Nias diperkirakan sudah terjadi sejak abad

ke-17 yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab dan bangsa

Cina serta Hindia belakang. Pada saaat berlangsungnya jalur perdagangan menuju

Baros. Tanö Niha (pulau Nias) menjadi lumbung tempat penyimpanan bahan-bahan

untuk kebutuhan selama berlangsungnya perdagangan di Baros. Nias merupakan daerah

terdekat menuju Baros yang ramai dilayari kapal-kapal dagang dari berbagai daerah

sehingga orang Nias mempunyai peran penting dalam kelangsungan perdagangan waktu

itu seperti menyediakan tenaga kerja yang kuat dan mudah dihimpun, karena karakter

orang Nias ialah menghormati dan patuh pada pemimpinnya. Menjadikannya mudah

diorganisisr sebagai pelaku perdagangan pada zaman itu. Bersamaan dengan itu, orang

Nias mulai mengunjugi daerah-daerah lain seperti Aceh pada waktu pemerintah Raja

Iskandar Muda yang berlangsung pada tahun 1624 hingga 1626. Pada kisaran tahun

tersebut banyak orang Nias dibawa ke Aceh untuk dijadikan prajurit perang dan ada

juga yang dijadikan pekerja atau budak bagi pria, dan wanita di jadikan istri.

Pada waktu membuka perkebunan di Indonesia (Hindia Belanda waktu itu)

banyak pemuda-pemuda Nias yang dipekerjakan di wilayah-wilayah perkebunan di luar

pulau Nias, kemudian menetap dan bergenerasi di wilayah tersebut hinga sekrang.

Masyarakat suku Nias yang tinggal di Kota Medan (dahulunya Sumatera Timur)

diperkirakan dimulai sejak dibukanya onderneming perkebunan tembakau dan

perkebunan karet yang dikenal dengan HVA. Banyak orang Nias bekerja di

perkebunan-perkebunan, pada waktu itu karet menjadi “primadona” oleh orang

Belanda. Sehingga pohon karet oleh orang Nias disebu hafea, yang tak lain adalah

penyebutan lain untuk HVA yang berada di Sumatera Timur. Inilah awalnya dan

sejarahnya masyarakat suku Nias tinggal dan menetap di Kota Medan.

Page 31: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

27

Seiring berjalannya waktu, Sumatera Timur kemudian berkembang menjadi

Kota Medan. Orang Nias terus melakukan proses perpindahan atau urbanisasi yang

dahulunya hanya kelompok kecil, semakin lama terbentuk sebuah masyarakat suku

Nias. Hidup berdampingan dengan suku lainnya, hal ini terlihat dari berbagai macam

keterlibatan dalam berbagi dengan masyarakat sekitar dimana saling melakukan

aktifitas budaya masing-masing suku.

2.7 Proses Adaptasi Masyarakat Nias di Kota Medan

Adaptasi masyarakat suku Nias terjadi saat berbaur berbagai macam etnik

lainnya yang ada di Kota Medan, dengan tetap melakukan aktifitas budaya yang mereka

pertahankan keberlangsungannya yang pada akhirnya tercipta Kota Medan yang

multikultural.

Suku Nias merupakan salah satu heterogenitas suku bangsa yang menetap di

Kota Medan. Suku bangsa lain juga merupakan suku yang menetap di Medan terbagi,

(1) suku bangsa tempatan (natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly 1990 : 84), dengan

alas an bahwa suku Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Medan,

(2) suku pendatang antara lain : Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi,

Pesisir Sibolga, Mandailing. Suku pendatang ini merupakan etnis yang wilayah

teritorialnya paling dekat dengan Kota Medan dan tergolong dalam satu struktur

pemerintahan setingkat propinsi dengan Medan menjadi pusat pemerintahannya. Juga

etnis seperti Jawa, Sunda, Minangkabau, serta kelompok kecil etnis Nusantara lainnya

serta etnis datang dari luar nusantara seperti etnis yang datang dari Cina, India, dan yang

lain dalam jumlah kecil.

Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal menetap dan melakukan aktifitas

budaya dengan berbagai cara. Sistem pemerintahan di Nias saat ini berbentuk kabupaten

Page 32: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

28

dan Kotamadya dimana sebelumnya pulau Nias hanya memiliki satu kabupaten saja

namun saat ini pulau Nias telah menajdi empat kabupaten satu Kotamadya sehingga

semakin memudahkan untuk dipahami bagi dari segi kebudayaannya maupun segi

dialek bahasanya.

2.8 Mata Pencaharian

Ketertarikan masyarakat Nias di berbagai macam sumber daya alam yang ada di

Kota Medan baik di kawasan industri, perkantoran maupun disektor lainnya berawal

pada tahun 1960-an dan jumlahnya semakin bertambah. Kedatangan orang Nias di Kota

Medan berlangsung secara berkelompok dan juga secara individual. Para pemuda Nias

melakukan perjalanan (merantau) bersama-sama dengan teman sekampung ke Kota

Medan dengan tujuan untuk mencari pekerjaan. Kelompok ini menyebar keberbagai

wilayah Kota Medan, bekerja di Pabrik, petani, nelayan, tukang becak, karyawan

swasta, bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau TNI / POLRI, buruh lepas

juga ada yang berbaur lewat perkawinan antara orang Nias dengan orang dari etnis lain.

Dengan bertambahnya jumlah orang Nias yang menetap di Kota Medan

menimbulkan keinginan untuk bersatu dalam satu ikatan organisasi dan perkumpulan

orang Nias dalam bentuk organisasi sosial, pendidikan, dan kepemudaan. Pada saat ini

diperkirakan jumlah orang Nias yang tinggal dan menetap di Kota Medan ± 25.000.

yang tersebar dalam wilayah Medan seperti, Daerah Belawan, Perumnas Mandala,

daerah Perumnas Simalingkar, daerah Padang Bulan, daerah Helvetia, serta daerah

lainnya dalam jumlah kecil namun khusus didaerah objek penelitian penulis

diperkirakan berdasarkan hasil yang di kumpulkan penulis dari Kecamatan Medan

Tuntungan ± 8.743 jiwa.

Page 33: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

29

2.9 Organisasi Sosial

Organisasi sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, kekerabatan dan

kerja sama sangat menonjol meskipun terpolarisasi dalam paham keagamaan yang

saling berbeda. Orang Nias memakai satu bahasa tunggal, akan tetapi dialeknya agak

berbeda disetiap wilayah namun yang cukup khas dari bahasa Nias adalah huruf vocal

yang mayoritas dalam setiap kata atau kalimat, dan selalu ditandai dengan akhiran huruf

vokal. Ini juga secara tak langsung mempengaruhi adaptasi sosial antara sesame orang

Nias dengan daerah budaya yang berbeda.

Meskipun orang Nias telah berpindah di berbagai tempat akan tetapi secara

individual atau kelompok berusaha untuk tetap mempertahankan warisan budaya para

leluhurnya namun kebudayaan tersebut tidak seutuhnya dipertahankan, akan tetapi

terjadi perubahan, perkembangan sesuai dengan situaai lingkungan dimana kebudayaan

itu dilaksanakan atau tempat dimana ia tinggal.

Kebudayaan Nias dapat dilihat melalui organisasi-organisasi atau perkumpulan-

perkumpulan masyarakat Nias yang ada di Kota Medan. Ada yang membentuk

perkumpulan berdasarkan wilayah dimana asal mereka di pulau Nias seperti Persatuan

Masyarakat Gomo (PERMASGOM), Lahewa, Sirombu, Gidö, Pulau Batu, Teluk

Dalam. Ada juga berdasarkan marga (mado) seperti Persatuan Marga Harefa, Persatuan

Marga Mendröfa, Persatuan Marga Lase, Persatuan Marga Telaumbanua, Persatuan

Marga Zalukhu, Persatuan Marga Larosa, Persatuan Marga Nazara. Selain itu juga

masyarakat Nias juga membentuk perkumpulan berdasarkan dimana mereka tinggal di

Kota Medan berupa Serikat Tolong Menolong (STM), seperti STM Sehati, STM

Faomakhöda, STM Kasih Karunia, STM Saradödö. Ada juga organisasi lain yang

bersifat kepemudaan, gerejawi, pendidikan dan pembanguan juga berdiri di Kota

Page 34: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

30

Medan, seperti Gerakan Mahasiswa Nias (GMN), Forum Mahasiswa Nias Peduli Nias

(FORMANISPE), KMN, FORMAN, Komisi pemuda BNKP Hilisawatö.

2.10 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan yang berlaku di Nias adalah menurut garis keturunan ayah

(patrilineal) dan mado (marga) menjadi perlambang aka nasal dan klasifikasi “keluarga”

seseorang dan selalu maarga (mado) ayah yang ditempatkan dibelakang nama lahir

untuk generasi dibawahnya. Marga-marga yang ada pada masyarakat Nias adalah

Amazihönö,Baeha, Baene, Bate'e, Bawamenewi, Bawaniwa'ö, Bawö, Bali, Bohalima,

Bu'ulölö, Buaya, Bunawölö, Bulu'aro, Bago, Bawaulu, Bidaya, Bulolo, Baewa Ba'i

menewi Boda hili, Dakhi, Daeli, Dawolo, Daya, Dohare, Dohona, Duha, Duho, Fau,

Farasi, Finowa'a, Fakho, Fa'ana,Famaugu, Fanaetu, Gaho, Garamba, Gea, Ge'e, Giawa,

Gowasa, Gulö, Ganumba, Gaurifa, Gohae, Gori, Gari, Halawa, Harefa, Haria, Harita,

Hia, Hondrö, Hulu, Humendru, Hura, Hoya, Harimao, Lafau, Lahagu, Lahömi, Laia,

Luaha, Laoli, Laowö, Larosa, Lase, Lawölö, Lo'i, Lömbu, Lamölö, Lature,

Luahambowo, lazira, Lawolo,Lawelu, Laweni, lasara,laeru, Löndu go'o, lase, larosa,

Maduwu, Manaö, Maru'ao, Maruhawa, Marulafau, Mendröfa, Mangaraja, Maruabaya,

Möhö, Marundruri,Mölö, Nazara, Ndraha, Ndruru, Nehe, Nakhe, Nadoya, Nduru,

Sadawa, Saoiagö, Sarumaha, Sihönö, Sihura, Sisökhi, Saota, Taföna'ö, Telaumbanua,

Talunohi, Tajira, Wau, Wakho, Waoma, Waruwu, Wehalö, Warasi, Warae, Wohe,

Zagötö, Zai, Zalukhu, Zamasi, Zamago, Zamili, Zandroto, Zebua, Zega, Zendratö,

Zidomi, Ziliwu, Ziraluo, Zörömi, Zalögö, Zamago zamauze

Page 35: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

31

2.11 Kesenian

Dalam masyarakat Nias memilki beberapa kesenian daerah yang merupakan ciri

khas daeri daerah Nias yaitu seni musik. Adapun alat-alat musik Nias sebagai berikut :

(a) Göndra alat musik membranofon yang dipukul dengan alat pemukul dari rotan. Alat

pemukul ini disebut famo göndra. Alat musik ini selalu digunakan dalam pesta

pernikahan dan juga dipakai sebagai alat musik mengiringi tarian atau lagu. (b) Aramba

(gong), alat musik jenis gong berpencu, teridiri dari gua gong yaitu aramba dan faritia.

Aramba lebih besar dari faritia.fungsi sosialnya adalah untuk memberi berita yang

terjadi di Medan perang, misalnya ada yang meninggal. (c) Tamburu, gendang yang

ukurannya lebih kecil dari göndra dan bagianluarnya tidak diikat oleh rotan tetapi

luarnya dipakukan saja. Tamburu dipukul untuk menyambut atau mengiringi prosesi

pengantin, laug dan tarian. (d) doli-doli adalah xilophon kayu laore berupa bilahan-

bilahan yang diletakkan diatas kaki pemainnya dan dipukul dengan pemukul terbuat

dari kayu. Alat musik ini kadang juga dikatakan gambang. (e) Suling adalah alat musik

tiup terbuat dari bambu (lewuö mbanua). (f) Ndruri dana adalah alat musik jew’s harp,

memiliki satu lidah yang disebut lela.

Selain dari seni musik, masyarakat Nias juga memiliki tari-tarian yaitu, (a) Tari

maena yaitu tari yang biasa dipertunjukkkan dalam acara pesta pernikahan, pesta

owasa, dan juga dilakukan untuk menyambut tetamu terhormat. Tari maena biasanya

dilaksanakan dilapangan terbuka, sejumlah orang bisa saja ikut karena gerakannya tidak

sulit untuk diikuti. Variasi gerakan yang umum dilakukan yaitu kaki membentuk segi

tiga (tölu sagi) dan gerakan kaki membentuk segi empat (öfa sagi). (b) Tari moyo

adalah tarian yang menirukan gerakan burung elang yang sedang terbang. Biasanya

ditarikan oleh wanita. Tari ini digungsikan untuk acara terpenting misalnya penobatan

seseorang menjadi bagsawan. (c) Tari faluaya dan maluaya. Maluaya merupakan tari

Page 36: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

32

persatuan sebagai tanda solidaritas sosial dalam rangka menaklukan musuh. Aksinya

menggambarkan sekelompok tentara yang sedang berperang. Property tariannya adalah

pedang (balatu/ekhe), tombak (toho), dan tameng (baluse). (d) Tari Hombo batu atau

lompat batu merupakan tari yang berunsur olah raga latihan perang melompati batu

sebagai simbol budaya megalitikum. Sapaan Ya'ahowu. Dalam budaya Ono Niha (Nias)

terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam

“Ya’ahowu” (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti

Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan

diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan

sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang

bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan

kebahagiaan orang lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan

kebutuhan orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak

terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi

makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam

damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan

untuk pengembangan hidup bersama.

Page 37: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

33

BAB III

PENYAJIAN MAENA DALAM KONTEKS PESTA

ADAT PERKAWINAN MASYARKAT NIAS DI KOTA MEDAN

3.1 Gambaran Umum Upacara Perkawinan Adat Nias

Perkawinan (falöwa [fal∑wa]) bagi masyarakat Nias merupakan pembentukan

suatu keluarga baru yang bernlai sacral, untuk melahirkan keturunan (regenerasi).

Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan adat yang berlaku dan disahkan oleh agama

(pihak gereja bagi yang beragama Kristen), serta memenuhi persyaratan hukum Negara

atau pemerintahan.

Seorang laki-laki yang telah dianggap dewasa atau sudah berumur 18 tahun

dapat dikawinkan dengan seorang gadis yang telah berusia 17 tahun, jika beragama

Kristen terlebih dahulu di baptis dan telah disidik. Kemudian pihak laki-laki

menyelesaikan segala persyaratan adat yang diminta oleh keluarga pengantin wanita

(balaki). Dengan masuknya agama Kristen di Pulau Nias tampak bahwa aturan agama

yang masuk ke pulau Nias sangat mengambil peran penting dalam upacara adat

perkawinan suku Nias.

Jika calon pengantin adalah pemeluk agama Kristen, terlebih dahulu menjalani

proses pemberkatan di gereja yang dipimpin oleh seorang Pendeta sebagai syarat syah

menurut agama kemudian dilanjutkan dengan melangsungkan upacara adat dilokasi

yang telah ditentukan. Kedua hal ini menurut orang Nias harus dilaksanakan sebaga

pertanda bahwa perkawinan dilangsungkan dengan baik.

Sebelum agama Kristen masuk ke pulau Nias, pengesahan lebih menitiberatkan

pada persyaratan adat yang dilakukan di depan ere (datuk / pengetua adat) namun

Page 38: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

34

rangkain pelaksanaan pesta perkawinannya sama dengan keadaan setelah Kristen masuk

di Nias.

3.2 Tata Cara Yang Umum Dilakukan

Upacara adat perkawinan masyarkat Nias memiliki struktur hierarki (tingkatan)

yang yang dalam mekanisme perencanaan dan pelaksanaanya tergantung pada bagian

daerah tempat upacara itu dilaksanakan. Mekanisme dan aturan adat Nias bagian utara

berbedan dengan Nias bagian selatan dan bagian barat atau tengah. Masing-masing

mempunyai karakter yang tersendiri. Namun pada masyarakat Nias memiliki kesamana

sesuatu yang umum dilakukan dalam pelaksanaan upacara perkawinan masyarakat Nias

salah satunya yaitu jujuran (böwö) yang dilakukan dalam ritual penentuan yang disebut

fondrako.

3.3 Mahar (Jujuran) Menurut Adat Nias

Mahar (jujuran ) adalah keseluruhan prosedur pernyerahan yang oleh adat telah

ditetapkan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan sesuai dengan laposan dan

kedudukan sosial masing-masing sebelum seorang laki-laki secara resmi mengambil

seorang perempuan Nias, Hans Daeng (dalam Lola Utama Sitompul, 2009 : 81),

sedangkan menurut Ariyono jujuran merupakan benda-benda berharga yang diberikan

kepada orang tua mempelai perempuan oleh mempelai laki-laki atau kerabatnya. Secara

khusus, menurut adat istiadat pernikahan Nias jujuran (böwö) dalam arti sebenarnya

adalah kasih atau perbuatan baik yang dilakukan seseorang kepada orang lain.

Secara umum menurut adat Nias, mahar (jujuran) dalam masyarakat Nias terdiri

dari kefe (uang kertas), bawi (babi),böra [b∑ra] (beras), firö (uang perak), dan ana’a

(emas). Kelima jenis mahar (jujuran) ini menunjukkan lambang kekayaan yang dimiliki

Page 39: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

35

oleh seseorang. Oleh kaarena itu dapat dikatakan bahwa nilai mahar (jujuran) pada

masyarakat Nias adalah merupakan suatu hal penentu utama dalam berlangsungnya

suatu prosese pernikahan.

Pada pelaksanaan pesta perkawinan, besarnya mahar yang diberikan pihak laki-

laki kepada perempuan berkisar antara 30 juta sampai 50 juta, emas, beras 20 karung

dan babi30 ekor. Besar kecilnya mahar yang diberika kepada pihak perempuan juga

dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya keturunan dan tingkat pendidikan serta

pekerjaan seorang perempuan. Jika seorang perempuan mempunyai pekerjaan atau

berasal dari keluarga kaya dan terpandang jumlah mahar bisa mencapai Rp 70 juta

sampai Rp 100 juta. Untuk pendidikan, walaupun pendidikannya tinggi tetapi

perempuan tersebut tidak bekerja, tidak akan mempengeruhi jumlah mahar yang

diberikan. Hal terpenting dalam penentuan jumlah mahar adalah status dan pekerjaan

seorang perempuan.

Di beberapa daerah, dikenal istilah sumange (memberikan sesuatu dengan penuh

rasa hormat) yaitu “salam tangan” yang dilakukan oleh mempelai pria kepada orang-

orang tertentu, yaitu orang-orang yang memilki wewenang untuk memutuskan apakah

pada saat upacara dilangsungkan, mempelai wanitanya boleh diturunkan ke halaman

untuk diserahkan atau tidak. Tak jarang, upacara perkawinan berlangsung lama (dari

pagi hingga malam) hanya karena persoalan sumange tadi dan sumange ini yang paling

menonjol dalam mempersoalkan ini ialah pihak paman dari mempelai wanita. Jika uang

salam tangan tersebut sesuai dengan keinginan penerima, maka serahterima dapat

dilangsungkan.

Page 40: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

36

3.4 Sistem Perkawinan Yang Di Anut Masyarakata Nias

3.4.1 Kawin Sedarah

Kawin sedarah merupakan perkawinan antara saudara sepupu jauh (setelah

Sembilan generasi) sebagai hasil keputusan fondrako bonio dan fondrako laraga yaitu,

(1) seorang calon pengantin pria dapat mengawini saudara sepupu jauh setelah

Sembilan generasi, hal ini dimungkinkan agar putra-putri keturunan bangsawan (si ulu

atau balugu) jangan sampai jatuh kepada pihak lain yang derajat bosi berbeda agar

hubungan kekeluargaan yang sudah mulai menjauh dapat menjadi lebih dekat kembali.

Namun sesuai dengan pengalaman penulis perkawinan sedarah juga bukan hanya

dilkukan oleh pihak balugu saja namun orang yang bosinya saling berbeda juga bisa

dilakukan jikalau kedua belah pihak memiliki kecocokan dan sebagaimana pesta

perkawinan pada umumny, (2) seorang pria menikahi putrid pamannya dari pihak

kerabat ibunya, yang lazim disebut sibaya atau uwu. Perkawinan seperti ini disebut

sangawuli ba zibaya atau sangawuli ba nuwu, (3) perkawinan antara sepupu dengan

ketentuan ibu calon pengantin pria bersaudara kandung dengan ibu calon pengantin

wanita, yang disebut dusanai atau gasiwa (pariban dalam istilah lain).

3.4.2 Perkawinan Ganti Tikar

Perkawinan ganti tikar disebut sama lali tufo, terjadi bila seorang istri yang

suaminya telah meninggal dunia, maka saudara kandung dari mendiang suaminya

berhak mengawininya. Demikian sebaliknya, jika seorang suami yang istrinya sudah

meninggal dunia dapat menikhai saudara kandung mendiang istrinya. Hal ini bertujuan

agar hubungan kekerabatan yang terjalin karena perkawinan sebelumnya tetap terjalin

erat.

Page 41: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

37

3.5 Perkawinan Adat Menurut Böwö Laraga

Dahulunya wilayah adat suku Nias hanya terdiri dari dua bagian, yakni Nias

selatan dan Nias utara. Namun sekarang dengan terbaginya beberapa kabupaten di pulau

Nias maka semakin nampaklah bagian-bagian budaya pada masing-masing kabupaten.

Tetapi secara umum yang menjadi patokan dalam pelaksanaan upacara perkawinan baik

masyarakat Nias yang ada di Kota Medan maupun masyarakat di Nias itu sendiri.

Böwö laraga ini merupakan acuan yang mempunyai pengaruh yang paling luas

dalam pelaksanaan upacara adat masyarakat Nias. Sedangkan bagi masyarakat yang

tinggal di Kota Medan, dengan berbaurnya masyarakat dari daerah teritorial dan budaya

yang berlainan sistem atau tata cara menurut böwö laraga ini menjadi acuan yang

kemudian disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi oleh pihak yang malangsungkan

upacara perkawinan. Sama halnya dalam mencari pasangan hidup, dahulunya

perkawinan masyarakat Nias adalah kemauan dari kedua belah pihak atau di jodohkan

dan sebagai anak harus tunduk dan taat kepada orang tuanya. Dalam penentuan mahar

perkawinan seluruhnya di atur oleh orang tua.

3.6 Jenjang Pelaksanaan Pesta Perkawinan

Jenjang yang ditempuh dalam pelaksanaan pesta perkawinan böwö laraga yaitu,

(1) famaigi niha (memilih gadis), keluarga pihak pengantin pria pergi menemui orang

tua calon pengantin wanita. Bila anak gadis hendak dipinang berkenan, maka ditentukan

langkah selanjutnya. Sisini terdapat idiom bahasa / kiasan yang disampaikan oleh

perwakilan pihak pria yaitu:

Page 42: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

38

3.6.1 Famaigi Niha ( Memilih Gadis )

Tahap famaigi niha merupakan tahap awal yang dilakukan oleh orang tua Ayah

/ Ibu mempelai laki-laki atau “sese” datang kerumah “barasi” untuk melihat dan

menanyakan gadis calon dari istri anak laki-lakinya. Kemudian setelah melihat maka

orang tua “sese” menemui salah satu keluarga yang dekat dengan keluarga “barasi”

untuk mengutarakan niat mereka untuk datang kerumah “barasi”.

Selama dari perjalanan, Ibu “sese” harus memperhatikan segala sesuatu yang

terjadi di perjalanannya, siapa yang berjumpa dan apa-apa yang dijumpainya sampai

kerumah tujuannya misalnya jika di tengah jalan dia berjumpa dengan seekor anjing

atau anjing sedang menyalak maka maknanya bahwa tujuannya gagal dan tidak baik

seperti kelakuan anjing, tetapi kalau ia berjumpa dengan orang / gadis yang sedang

pulang mengambil air artinya hal ini baik dan kalau selama ia berada dirumah tujuannya

saat membicarakan hal itu dan ada seorang yang bersin ( bohö ) artinya hal itu

hendaknya di tangguhkan saja yaitu berbahaya, tanda-tanda lain seperti apabila

berjumpa dengan ular, anjing sedang berkelahi , jumpa dengan orang membawa api.

Jika Ibu “sese” tadi mempunyai tanda yang baik maka dilangsungkan niatnya

untuk membicarakan tujuannya, setelah putus persetujuan keluarga dapat dia sampaikan

kepada Ibu gadis-Ayah gadis atau “barasii” baru dia pulang, tinggal menunggu balasan

apakah berterima atau tidak sehingga hasil pembicaraan keluarga (Balaki). Bersetuju

baru dikabarkan kepada orang tua “sese”.

Setelah orang tua “sese” mendapat balasan bahwa bersetuju orang tua (balaki)

barulah keluarga-keluarga terdekat “sese” berkumpul dan menanyakan kepada arwah

orang tua ( malaika zatua ) dengan perantaraan seorang “Ere” untuk menyatukan jiwa

kedua anak-anak tersebtu agar kelak menjadi satu keluarga ( fonambatö ) dan merestui

pekerjaan pelaksanaan proses perkawinan dengan selamat.

Page 43: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

39

3.6.2 Famaigi Tödö Manu Silatao ( Memeriksa Guratan Jantung Ayam Jantan )

Pelaksanaan pemeriksaan guratan jantung ayam jantan ini dilaksanakan di

rumah “sese” (laki-laki) yang dihadiri oleh keluarga dan orang tua “sese” dengan

menyediakan seekor ayam jantan yang sedang besarnya. Oleh pelakasanaan “Ere”.

Memukul fondahi (alat gendang yang berupa tabuh) dimuka adu zatua (patung berhala)

sambil menuturkan sanjak mantra untuk mencintai petunjuk dari arwah orang tua yang

telah meninggal. Setelah selesai Ere memukul fondahi dan berantara kemudian ayam

disembelih pada lehernya dan darahnya di ambil oleh Ere lalu dipoleskannya pada bibir

adu zatua tadi sebagai penghormatan bagi arwah nenek moyang tersebut. Selanjutnya

Ere membelah dada ayam tadi lalu mengambil jantung dan memeriksa guratannya =

jika terdapat guratannya seperti susunan kaki lipan (ahe galifa) dari ulunnya sampai

kepuncak jantung dan lurus letaknya maka ini menandakan bahwa suami istri itu (sese

dan balaki) serasi dan bahagia, panjang umur dan mempunyai keturunan. Apabila telah

ternyata demikian maka orang tua sese segera mengangkat seseorang (pengantara =

penyampai bicara = telangkai). Yang akan menghubungi penunjuk jalan (samatörö)

dipihak orang tua barasi (gadis).

Seandainya dalam penglihatan Ere guratan jantung ayam tidak baik maka

lanjutan peminangan dibatalkan. Apabila pembicaraan untuk peminangan jadi maka

“SI’O” (pengantar = telangkai) dengan “samatoro” (penunjuk jalan) yang tetap

berunding segala sesuatu hasil perundingan mereka tentang lanjutan pelaksanaan

perkawinan tetap mereka berdua yang menyampaikan kepada kedua belah pihak orang

tua sese dan barasi.

Catatan: Tentang tata cara memeriksa guratan jantung ayam jantan ini pada masa

sekarang telah punah karena desakan agama.

Page 44: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

40

3.6.3 Fame’e Laeduru (Menyerahkan Cincin)

Fame’e laeduru disebut juga fanunu manu zamatörö. Upacara pelaksanaan

fame;e laeduru ini boleh di laksanakan dirumah samatörö (penunjuk jalan) dengan

segala keperluan ditanggung oleh keluarga antara lain biaya yang diperlukan dalam

pelaksanaan famae’e laeduru ini ialah : (1) cincin : yang terbuat dari kuningan atau

emas atau perak. Bentuk cincin ini seperti belahan rotan. Cincin ini dibungkus pada

saputangan dan didampingi diikutsertakan sepulu saga, sepuluh gram emas balaki

(perada), dan ½ tambali ziwalu (paun emas muda). Penyerahan emas pendampingan

cincin ini adalah menurut derajat (bosi) orang tua balaki (gadis) : berderajat. (2)

Fanema laeduru = menerima cincin (köla). Fanema laeduru ini dilaksanakan dengan

pemberian jujuran tanda terima kepada si’o dan samatörö beserta keluarga sebesar ½

tambali siwalu paun emas muda.(3). Afo (sekapur sirih) selengkapnya.(4). sakhozi

ziwalu (peleburan emas muda) artinya keperluan babi hidup untuk dimakan bersama

sebesar 2 s/d 4 alisi = 20 kg s/d 40 kg, babi hidup. Setelah lengkap keperluan tersebut

diatas dan berlangsung pertemuan kedua belah pihak orang tua maka oleh salawa hada

(tokoh adat) pada desa si barasi (gadis) menyerahkan dimuka siraha afasi (patung buat

kapas) sebagai penghormatan dan pemberitahuan pada arwah nenek moyang / leluhur.

Pada masa sekarang ini hal itu diganti dengan acara doa pemberkatan dan pemaduan

hidup antar sese (laki-laki) dan barasi (gadis) agar selamat. Selamat sebelum

berlangsungacara perkawinan kelak. Segala keperluan dalam acara ini ditanggung oleh

orang tua sese / laki-laki.

catatan : Dahulu dilaksanakan hal ini oleh Ere tetapi setelah agama berkembang Ere

diganti dengan pengetua adapt (salawa hada) atau pengetua agama dengan berdoa

Page 45: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

41

kepada Tuhan yang maha Esa. Setelah berlangsung hal tersebut diatas maka orang tua

barasi / gadis menolak pinangan dari orang lain yang datang.

3.6.4 Fanunu Manu (Upacara Resmi Peminangan)

Pelaksanaan upacara fanunu manu ini adalah salah satu upacara adapt resmi

yang sangat menentukan pelaksanaan peralatan upacara pesta perkawinan kelak, karena

pada saat ini dapat ditentukan berapa besar jujuran yang harus disediakan oeh pihak

sese (laki-laki). Upacara fanunu manu ini dilaksanakan oleh si’o dari pihak laki-laki

dan oleh samatörö dari pihak barasi. Upacara ini dilaksanakan dirumah barasi yang

dihadiri oleh masyarakat kedua belah pihak, tokoh adat, uwu (paman), ibu-ibu isteri

tokoh-tokoh adat.

Tujuan upacara fanunu manu : (1) untuk memperkenalkan si sese (lelaki) kepada

seluruh keluarga barasi (gadis), (2) untuk memperkenalkan si sese (laki-laki) kepada

seluruh penduduk desa si barasi baik anak-anak, orang tua dan pemuda-pemudinya

serta dengan tokoh-tokoh adapt, (3) untuk memperkenalkan si sese kepada paman

barasi,(4) mengesahkan bahwa si sese dan si barasi telah bertunangan da orang tua sese

dan barasi telah berbesan syah, (5) membicarakan besarnya jujuran yang harus dibayar

oleh pihak sese kelak menurut tingkat bosi orang tua barasi dalam masyarakat, (6)

menentukan waktu pelaksanaan pesta perkawinan kelak, disebut “bongi zalawa”.

Keperluan-keperluan yang diperlukan pada upacara fanunu manu (1)Yang disediakan

oleh pihak sese (laki-laki), (2) Afo : Afo dibawa oleh pihak sese beberapa kembut

sirih (bola nafo) yang disebut bola nafo mböwö artinya bola nafo yang diberi berkatan

bola nafo ni diserhkan sese melalui ibu barasi yang selanjutnya diserahkan kepada : (a)

bola nafo untuk nina (soboto = ibu) diterima oleh Ibu barasi, (b) Bola nafo untuk umu

(paman) barasi diterima oleh barasi (c) bola nafo untuk iwa (diterima oleh saudara

Page 46: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

42

Ayah barasi ), (d) Bola nafo untuk awe (diterima oleh nenek barasi ) (d) bola nafo

untuk huwa (diterima oleh saudara kakak barasi ), (e) bola nafo untuk si’o / sanatö rö /

sameli (diterima oleh pengantar dan telangkai baik dari pihak sese maupun barasi ) (f)

bola nafo untuk banua (diterima oleh isteri tokoh adapt di desa si barasi) (g) satu

bungkusan besar himpunan jenis nafo yang diserahkan ditengah-tengah ibu-ibu untuk

dimasak sebagai afo biasa, (1) Satu ekor babi hidup 4 alisi (40 kg) untuk keperluan

adapt fanunu manu (diserahkan satu hari sebelum hari fanunu manu), (2) Emas

disediakan sara balaki atau sara siwalu ini ditentukan dengan tingkat derajat (bosi)

kedudukan orang tua barasi pada masyarakat, emas jujuran ini disebut “lambae

daroma” = emas penghormatan pendahuluan dari pada jujuran. Emas ini diterima oleh

“soboto” = orang tua barasi, (3) olöwöta ( bungkusan daging anak babi) yang sudah

dimasak. Bungkusannya mowawino ( seludang pelepah pinang ) yang diisi dengan simbi

dan daging rusuk, daging paha anak alakhaö selengkapnya. Daging babi olöwöta ini

disebut “föfö wangandrö dome” ( pihak sese ) waktu berangkat dari rumahnya

kadangkala juga daging ini diletakkan dalam so’u-so’u ( keranjang yang dibuat dari

susulur / tutura )

3.6.5 Bawi Nisila Hulu ( Babi Dibelah Dua )

Upacara pelaksanaan bawi nisila hulu (babi dibelah dua ) ini dilaksanakan

dirumah barasi yang dihadiri oleh tokoh / pengetua adat dari kedua belah pihak. Kadang

– kadang pelaksanaan bawi nisila hulu ini disertakan pada fanunu manu; karena

mengingat waktu ( mempersingkat waktu ) dimana tujuannya tidak berubah yaitu

mengikat janji pada pertunangan dan dengan ketentuan waktu pelaksanaan pesta kawin /

janji yang dikirakan pada masa pelaksanaan bahwa, (1) Apabila pihak laki-laki yang

mengundurkan diri maka segala jujuran yang telah dibayar hangus dan hilang ( nidou

Page 47: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

43

manu ), (2) Apabila pihak gadis yang menyebabkan / menolah maka ianya diwajibkan

membayar ganti rugi pihak sese dua kali lipat. Pada pelaksanaan bawi nisila hulu ini

yang dibutuhkan ialah seekor babi sebesar öfa alisi atau 40 kg dibelah jadi dua yaitu

yang sebelah kepada pihak sese dan sebelah kepada pihak barasi dan kemudian dibagi-

bagi kepada keluarga masing-masing,(3) Setelah siap pembagian ini maka besar jujuran

untuk pelaksanaan pesta kawin selanjutnya dibicarakan beberapa yang sudah dibayar

dan berapa yang masih belum, (4) kemudian ditentukan waktu pesta kawin ( bongi

zalawa ) = bongi nama.

3.6.6 Famalua Li ( Pertanyaan Melangsungkan Perkawinan )

Setelah ketentuan bongi zalawa atau bongi nama berangsung beberapa minggu /

bulan maka oleh orang tua pihak sese memperkirakan kemampuan pembiayaan sudah

ada dan cukup maka si’o dari pihaknya disuruh mengadakan kontak bicara dengan

sanemali dipihak gadis meminta persetujuan dan menanyakan perkiraan besarnya

jujuran yang harus dibawa dan bagaimana rencana selanjutnya mengenai waktu dan

persiapan mereka. Ini disebut famangelama ( mengingatkan ). Pada waktu si’o sese

pergi menanyakan ini ia ditemani oleh menantu laki-laki dengan membawa bola nafoi

dan olöwöta yang disebut bungkusan daging anak babi mengingatkan. Pada

pembicaraan pertemuan ini dihadiri oleh keluarga dari ayah gadis yang berhak

menerima bagian dari jujuran. Pada wakktu inilah si’o dari pihak laki-laki dengan gigih

berbicara meminta belas kasihan penurunan dari jumlah jujuran yang sewajarnya

kepada yang berhak menerima yang akhirnya diminta berapa besar jujuran keperluan

saekhu bazimaöchö ( jujuran yang harus dibayar sampai pada peralatan pesta

perkawinan )= böwö soguna maöchö ( dalam hal ini besar jujuran menurut bosi tidak

terlepas yang tetap sebagai jujuran = böwö nisitaigö yawa) yang kemudian dibayar.

Page 48: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

44

Setelah sepakat dengan keperluan saekhu bazimaökhö / böwö soguna maökhö maka

beberapa hari kemudian oleh salawa hada ( pengetua adat ) dan si’o dari pihak sese

datang sebanyak ± 5 orang tanpa wanita / ibu-ibu mengadakan upacara famua li di pihak

gadis dihadiri oleh keluarga gads, dan salawa hada dan ibu-ibu keluarga. Untuk

mengesahkan besarnya jujuran yang diminta untuk pesta sehari. Keperluan – keperluan

yang disediakan oleh pihak laki-laki, (1) Afo selengkapnya, (2) Babi untuk

famangelama yaitu daging babi mentah ( yang sudah di asini ) sebanyak dua hia s/d öfa

hie gunua suguhan pada para salawa sebagai ganti famangelama terdahulu, (3) Seekor

babi hidup sebesar öfa alisi, (4) Emas jujuran ( sebagai angsuran ) besarnya diserahkan

pada kesanggupan pihak laki-laki yang nantinya dikurangi dari jumlah keseluruhan

jujuran.

Pihak gadis menyediakan :

1. Seekor anak babi sebesar sara alisi untuk dibawa tome / pihak laki-laki

2. Beras secukupnya untuk dipergunakan hari itu.

Dalam pelaksanaan ini dapat juga berlaku acara fangowai dan untuk mempersingkat

waktubisa saja dimulai dengan acara biasa yang mulai oleh si’o dan seterusnya dengan

penyerahan daging babi famangelama tersebut diatas sambil meyatakan apa maksud dan

tujuan mereka. Setelah berselang pembicaraan kedua belah pihak maka oleh salawa

kedua belah pihak pertama-tama salawa dari pihak gadis mengambil daun kelapa muda

mengeja besarnya jujuran yang harus dibayar menurut bosi ayah si gadis, perhitungan

ini disebut era-era mbulu nohi safusi.

3.6.7 Fangandrö Li Nina ( Meminta Penetapan Hari Dari Pihak Ibu Barasi / Gadis

Ibu barasi dalam pelaksanaan pesta kawin sangat dihargakan dan dihormati

sekali sehingga satu bagian dari paa tekho-tekho mböwö = tingkat jujuran ada untuk ibu

Page 49: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

45

barasi yang disebut aya nina dan ia juga yang menentukan kepastian hari pesta

berangsung yang disebut bongi nina atau bongi adulo yang berarti malam atau waktu

yang tidak boleh dilewati dan harus berlangsung suatu acara tersebut.

Yang dibawa oeh sese waktu datang memohon bongi nina / bongi adulo ialah

1. Afo selengkapnya

2. Seekor anak babi fangandrö li nina ( besarnya terserah keikhlasan pihak sese tölu

alisi, öfa alisi atau lebih ).

3. Yang datang ialah sese ( menantu ), si’o dan beberapa orang keluarga terdekat sese.

Yang hadir dari pihak barasi ( gadis ) ialah : Ibu barasi dan ibu-ibu dari keluarga ayah

barasi ( gadis ). Pada saat sekarang ini suguhan yang rahang ( simbi ) dihadapkan

kepada ibu barasi sebagai jamuan kehormatan kepadanya agar ianya menyetujui dan

memastikan hari pesta berlangsung. Perhitungan hari pesta biasanya didasarkan pada

perhitungan bulan dan hari umpamanya : siwalu dohare ( delapan bulan terbit ),

felendrua dohare ( dua belas bulan terbit ) dan seterusnya.

3.6.8 Folohe Fakhe Toho ( Penyerahan Padi Keperluan Pesta Kawin )

Setelah berselang beberapa hari sesudah pertemuan fangandrö li nina maka

penduduk warga desa atau keluarga dari pihak sese datang membawa dan menyerahkan

padi untuk keperluan pesta kawin yang disebut fakhe toho. Rombongan yang membawa

padi tersebut diktahui oleh si’o dari pihak sese dan menyertakan membawa su’a wakhe (

sukatan / takaran padi ) yaitu daging babi mentah yang sudah dibungkus pada upin

pinang besarnya / beratnya dua hie s/d tölu hie ( 3 kg s/d 6 kg ).

Banyaknya fakhe toho yang dibawa adalah berdasakan ketentuan yang diinta

pihak barasi menurut pErembukkan pada waktu femanga manu yang disesuaikan

Page 50: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

46

dengan jenjang bosi orang tua barasi : Banyaknya fakhe toho tersebut berdasarkan bosi

:

1. bosi si fitu : Fakhe toho sebanyak 1 zo’e

2. bosi si walu : Fakhe toho sebanyak 2 zo’e

3. bosi si siwa : Fakhe toho sebanyak 4 zo’e

4. bosi si fulu : Fakhe toho sebanyak 6 zo’e

5. bosi si felendrua : Fakhe toho sebanyak 8 zo’e

catatan :

1. 1 zo’e daerah Laraga = 15 Lauru 4 Jumba (120 liter)

2. 1 zo’e daerah Moro’ö = 10 Lauru 5 Jumba (100 liter)

3. 1 zo’e daerah Lahömi = 10 Lauru 5 Jumba (100 liter )

4. 1 zo’e daerah Raya = 6 Lauru 5 Jumba (60 liter )

5. 1 zo’e daerah Yöu = 10 Lauru 4 Jumba (80 liter )

Sesudah siap diukur / disukat / ditukar padi tersebut dan rombongan yang terlah

juga siap makan maka mereka pulang. Sesudah itu padi tadi dibersihkan, ditumbuk oleh

wanita pihak barasi secara beramai-ramai, untuk dijadikan beras yang selanjutnya

dipergunakan pada peralatan pesta kawin berlangsung.

3.6.9 Fame’e ( Pemberian Nasehat Kepada Barasi Calon Pengantin )

Fame’e ialah pemberian nasehat kepada barasi calon pengantin dengan cara

bernalan sambil menangis. Pelaksanaan ini kira-kira satu minggu sebelum hari pesta

belangsung. Yang hadir pada saat fame’e ialah dari pihak Sese ( laki-laki ) calon

pengantin yaitu, (1) si sese ( laki – laki ) calon pengantin, (2) ibu sese tersebut, (3) isteri

abang kandung si sese tersebut, (4) isteri dari saudara kandung ayah si sese. Mereka

inilah datang mendengarkan nasehat yang di tuturkan pada barasi calon pengantin.

Page 51: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

47

Yang dibawa pihak sese ialah (1) afo selengkapnya, (2) seekor anak babi sebesar 3 s/d 4

alisi untuk jamuan para ibu-ibu ag memberi nasehat, (3) segala utang / jujuran yang

telah dijanji oleh sese sebelumnya. Yang hadir pada pihak barasi ialah (1) ibu dari

barasi itu sendiri, (2) ibu-ibu isteri dari saudara ayah barasi, (3) istri-istri salawa dan

tokoh adat, (4) ibu-ibu / isteri penduduk desa barasi.

Cara pelaksanaan fame’e

Barasi ( gadis ) calon pengantin yang diberi nasehat oeh ibu-ibu didudukkan

ditengah-tengah pertemuan baru satu persatu ibu-ibu memberi nasehat kepadanya.

Selama berlangsungnya acara fame’e ini gong, gendang dan canang bibunyikan.

Upacara fame’e ini juga disebut juga fangandrö ba dekhemböwö artinya

memberitahukan dan memohon kepada arwah leluhur doa restu melalui dewa jujuran

tekhemböwö dan kepada adu zatua (patung leluhur). Namun sekarang ini jarang

dilakukan karena pengaruh agama.

Setelah nasehat disampaikan kepada barasi maka barasi calon pengantin diajak

menembangkan syair lagu dengan cucuran air mata dan kata-kata yang memilukan hati.

Contoh :

Hu…………….……………………..ina! (Oh………………………mama)

Hana wa mifawu’a ndra’o ba ngaimi ! (Sampai hati memindahkan aku )

Hadia gamuatagu silofaudu he, inagu ! (Apakah ada tingkah lakuku yang tidak

senonoh oh, mama)

Hu ……………….………………….ina ! (Oh ……………………...mama )

Lönisawögu möli-mölimi (Aku tidak pernah mengaihkan pertuahku)

Lö nilalöigu si no mifakhoi he, inagu (Aku tidak pernah mengabaikan nasehatmu

oh, mama.)

Hu……………………………………ina ! (Oh……………………….mama )

Page 52: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

48

Ebua sa dödöu bagana’a moroi khögu (Ibu mementingkan emas daripada

anakmu)

Teno ösöndra wangaligu solului halöwöu sa he, inagu! (Ibu telah mendapatkan

pembantu yang lebih dari anakmu ya, mama..)

3.6.10 Famözi Aramba (Memukul Gong)

Setelah pulang sese dan ibunya dari rumah barasi mendengarkan fame’e oleh

orang tua dan keluarga serta warga desa sese berkumpul untuk melksanakan pertemuan

dan permufakatan yang biasa disebut famözi göndra atau fangandrö ba wawöwökha /

siraha wamailo. Tujuan fangandrö yaitu (1) bahwa waktu hari pesta perkawinan tidak

berubah, (2) mengadakan musyawarah diantara saudara kandung ayah sese dan warga

yang disebut famagölö,(3) memberitahu saudara ibu sese (uwu) bahwa pesta kawin

kemanakannya berlangsung,(4) memusyawarahkan apa nama gelar penganten wanita

yang akan datang itu tersebut famatörö döi mbene’ö, (5) melaksanakan famözi aramba

dengan alat musik seperti göndra,aramba,faritia. Famözi aramba ini dilaksanakan

setiap hari semapi selesai pesta perkawinan berlangsung.

3.6.11 Famaola ba nuwu ( memberitahu dan memanggil paman)

Famaola ba nuwu (memberitahu dan memangguk paman ) ini dilaksanakan oleh

orang tua barasi kepada saudara Ibu barasi. Yang dibawa ialah (1) olöwöta (bungkusan

daging anak babi ) yang berisi 4 tue yang disebut juga ösi mbola, (2) seekor babi hidup

sebesar öfa alisi (40 kg ) disebut bawi famaola ba nuwu,(3) ana’a famaola (emas

famaola) sebesar sara siwalu = 10 gram emas 14 karat, (4) fo’ömö ndraono = emas sara

balaki = 10 gram emas 18 karat. Fo’ömö hanya berlaku kepada anak putri sulung dan

bungsu, (5) aya nuwu ( jujuran bagian untuk paman) sebesar : menurut bosi,(6) tefe-tefe

Page 53: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

49

idanö (emaas pembercikan air). Setelah selesai acara tersebut diatas maka mereka

pulang tinggu menunggu hari pesta perkawinan berlangsung da diharapkan paman

datang. Pada waktu berangkat, mereka diberikan : (1) sambua löwö-löwö wakhe

(bungkusan nasi ) dengan daging, (2) satu ekor anak babi betina dan seekor ayam

jantan.

Catatan: Jikalau paman nanti pada pesta perkawinan maka yang harus dibawa

oleh paman tersebut ialah, (1) nukha : terdiri dari : u’i (sarung), baju dan lembe

(selendang), (2) payung.

3.6.12 Famaigi bawi ( menengok babi adat pesta kawin )

Menjelang beberapa hari lagi sebelum pesta kawim berlangsung maka

dilaksanakan upacara famaigi bawi walöwa yang telah disiapkan pemeliharaannya oleh

sese. Bawi walöwa ini ada dua ekor yaiut, (1) satu ekor yang disebut bawi zo’ono, yaitu

untuk orang tua barasi dan pamannya,(2) satu ekor yang disebut bawi mbanua yaitu

untuk warga desa kedua belah pihak.

3.6.13 Folau Bawi (Upacara Membawa Babi Bawi Walöwa)

Upacara membawa babi adat (bawi walöwa) ini dilaksanakan dengan tata cara

sebagai berikut yaitu (1) Fesu ( tali pengikat ) kaki dan alogo ditali dulu yang terdiri

dari bahan ono gahalu ( kulit kayu), (2) seluruh warga desa sese berkumpul dirumah

sese baik saawa , tokoh adapt dan ono matua dipilih untuk membawa babi adat tersebut,

(3) sebelum berangkat maka oleh tokoh adat, salawa mendoakan pada arwah leluhur

agar memberkati babi tersebut dan menjauhkan segal mara bahaya di jalan dan selamat

sampai di desa barasi.

Page 54: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

50

3.6.14 Falöwa (Pesta Perkawinan).

Setelah pada malamnya acara falau bawi böwö terselenggarakan maka besoknya

adalah hari pesta kawin ( falöwa ). Oleh pihak sese ( laki-laki ) mempersiapkan segala

keperluan untuk datang ke pesta kawin antara lain yang dipersiapkan ialah, (1) segala

keperuan pakaian dan peralatan sese (laki-laki) atau mempelai, (2) uang emas untuk

pelunasn utang pada jujuran, (3) alat musik yang dibunyikan disepanjang perjalan dari

rumah sese kerumah barasi seperti fariti, cucu, (4) pakaian adat para ibu-ibu seperti

ni’ohulaya, ni’otalakhoi baju dan sarung serta perhiasan emas umpamanya balahögö,

saerudalinga,nifato-fato. Baju adat yang dipersiapkan itu adalah berwarna dasar merah

hati, kuning dan hitam yang telah di motif dengan ni’ohulaya dan ni’otalakhoi. Sesudah

segala persiapan langkah dan keperluan lain maka rombongan sese berangkat dengan

terdiri dari : ( 1 ) seluruh warga desa sese, wanita, orangtua dan anak-anak, (2 ) seluruh

tokoh-tokoh adapt dan salawa,(3) Seluruh besan jiran ipar dan menantu di pihak sese,

(4) semua keluarga paman sese, (5) semua kenalan dari desa sekitar desa sese. Setelah

diperkirakan lengkap seluruh para rombongan zangowalu baru berangkat dengan

mengatur letak seperti, (1) dimuka ibu-ibu istri tokoh-tokoh adat dan salawa, (2)

sesudah itu böli gana’a (menantu-menantu yang baru) dan wanita,(3) setelah itu tokoh-

tokoh adat laki-laki dan salawa, (4) sesudah itu regu marafule (mempelai) dengan

didampingin oleh beberapa orang pemuda sebagai pendampingnya dan menjaganya, (5)

sesudah itu regu pemuda-pemudi, (6) sesudah itu regu yang membawa alat musik

seperti faritia dan tambur yang terdiri dari anak-anak setengah baya. Sepanjang jalan

alat musik ini tetap dimainkan atau di bunyikan. Sebelum berangkat rombongan

menyerahkan diri dahulu kepada Tuhan,setelah itu baru höli-höli dan menyusul böli hae

yang dilaksanakan sepanjang perjalanan sampai tiba di halaman tujuan atau di halaman

rumah tempat pesta kawin di selenggarakan.

Page 55: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

51

(a) Fanema’ö uwu (pihak paman), pihak uwu/ sibaya datang lebih awal dan tiba

dipintu gerbang halaman di jemput oleh pihak perempuan serta salawa hada dan

kemudian uwu dipersilahkan mengambil tempat di sinata (tempat yang paling

terhormat).

(b) Tome tiba di lokasi pesta juga disambut oleh keluarga pihak pengantin

perempuan. Pada saat kedatang tome ini, mereka melakukan bolihae (syair hoho yang

isinya menyanjung atau mengagungkan pihak perempuan dan juga menyanyikan lagu-

lagu dan doa yang terkandung dalam ajaran agama Kristen).

(c) Fangowai ba fame’e afo (penghormatan dan pemberian sirih), ini

dilaksanakan oleh satua mbanua / salawa hada (laki-laki maupun perempuan) yang

dimulai oleh pihak perempuan dengan syair yang merendah, dan kemudian dilanjutkan

oleh pihak laki-laki / tamu dengan mengagunggungkan pihak perempuan.

(d) Famasao bola zangowalu, disini dengan sangat hati-hati serta hormat,

memberikan seperengkat sirih yang di masukkan kedalam sebuah kantong (bola nafo)

kepada pihak yang berhak yaitu, ina (ibu dari pengantin perempuan), iwa (istiri dari

salah seorang saudara kandung ayah pengantin perempuan), uwu (istri dari pihak

paman), huwa (istri dari kakek), banua (salah seorang istri dari tokoh masyarakat sekitar

dan mempunyai hubungan keluarga dengan pengantin dan Si’o atau penghubung yang

terdiri dari Si’o narö gosali dan Si’o sanöröra lala).

(e) Fanetu huhuo dan fanika gera-era mböwö, ini dilaksanakan oleh para raja

adat / satua mbanua setelah membicarakan tentang hal böwö, maka diputuskan oleh

fangetua huhuo dengan acara pengukuhan berupa höli-höli yang kemudian dilanjutkan

dengan fanotoli mbosi dan berdasarkan ini dijelaskan jumlah jujuran (böwö) yang wajib

dilunasi. Böwö yang sisa ini sesuai dengan falsafah suku Nias yaitu, hönö mböwö no

awai, hönö mböwö so nasa, nila’a yawa bambuatö gosali (bila kelak orang tua dari

Page 56: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

52

pihak pentin perempuan meninggal dunia (ahele nasi) atau mendirikan rumah, atau

mengawinkan anak, atau mendirikan satu kampung maka disitulah pengantin laki-laki

ini membayar sisa böwö yang dimaksud). Fanika gera-era mböwö sebagian materinya

yakni nasehat bagi pengantin pria (famotu sangowalu). Juga dijelaskan bagi sanak

keluarga dan para sitenga bö’ö memberitahukan kepadapengantin laki-laki agar

menghormati dan menghargai mereka seumur hidup. Pada saat ini dipergunakan alat

berupa daun kelapa muda (lehe nohi) dan satu tempat air (fanefe idanö) yang dilakukan

oleh seorang satua mbanua (pengetua adat). Dewasa ini pembayaran böwö pada acara

fanika gera-era mböwö sudah mulai langka ditemukan dan dilaksanakan hanya pada

pesta besar yang melakukannya seperti ono duha / ono mbawali (orang yang berada).

(f) Femanga yaitu makan bersama dengan pemberian sumange kepada uwu,

tome, iwa, huwa, banua, sitenga bö’ö undangan, ono alawe / fedono yang

mendapatkan bagian berupa kaki depan babi lengkap sampai kuku (ta’io).

(g) Fametou bene’ö, pada acara ini uwu bertindak untuk menggendong

pengantin perempuan (bene’ö) kemudian didudukkan pada tempat yang sudah

disediakan. Dilanjut dengan penyerahan pengantin perempuan dari orang tua atau sanak

keluarga kepada pihak tome yang diteirma oleh böli gana’a dan kemudian disambut

oleh orang tua dari pengantin laki-laki (satua mbanua) sebagai perwakilandari seluruh

tamu. Ada kalanya acara juga diselingi dengan upacara kebaktian pengukuhan

perkawinan oleh pendeta setempat.

(h) Fame töi mbene’ö, merupakan acara pemberian gelar kepada pengantin

perempuan oleh keluarga laki-laki dengan persetujuan dari pihak uwu. Setelah

mendapat kata sepakat baru lahuhugö sebagai tanda pengesahan, mulai saat ini sebutan

atau panggilan terhadap pengantin perempuan adalah gelar yang baru diberikan

Page 57: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

53

kepadanya. Selesai acara ini maka pihak pengantin laki-laki bersama pengantin

perempuan berangkat kerumah pihak laki-laki.

(i) Fame gö mbene’ö atau fame gö nono nihalö Kegiatan ini dilakukan setelah

dua atau tiga hari pesta perkawinan. Pada acara ini pihak perempuan (ibu, saudara-

saudara dan kerabat dekat) pergi kerumah laki-laki untuk melihat keadaan pengantin

peremppuan dengan membawa makanan berupa seekor anak babi, dan makanan

lainnya. Setelah tiba dirumah pihak laki-laki maka pihak perempuan dijamu makan

dengan seekor babi, dan sewaktu berangkat pulang diberikan lagi seekor babi untuk ibu

Orifitö nina biasanya babi tersebut seberat 60 – 70 kg (sazilo) dan kemudian diberikan

uang dengan jumlah tidak ditentukan jumlahnya untuk dibagikan kepada orang yang

ikut pada waktu itu (awö zamasao’ö).

(j) Femanga gahe (famuli nucha), pada kegiatan ini kedua pengantin bersama

keluarga pihak laki-laki datang kerumah orang tua perempuan dengan membawa seekor

babi seberat 25-40 kg, serta membawa sebagian pakaian wanita yang tadinya hanya

dipakai pada pesta bukan menjadi milik sendiri. Setibanya di rumah pihak perempuan

mereka disambut dengan diberi makan soko köli. Pada kesempatan ini kedau pengantin

dan saudara-saudaranya mengunjungi rumah demi rumah dari setiap keluarganya untuk

menerima anak babi maupun ayam untuk dipelihara sebagai bakal dihari yang akan

datang nantinya.

3.7 Pertunjukan Jalannya Maena Dalam Konteks Perkawinan Masyarakat Nias

Untuk melihat fungsi maena dalam konteks upacara perkawinan pada

masyakarakat Nias di Kota Medan, yaitu masyarakat Mandrehe yang merupakan salah

satu kecamatan kabupaten Nias barat, akan lebih mudah mengetahui terlebih dahulu

bagaimana proses dan tahap-tahap upacara adat perkawinan tersebut namun sebelum

Page 58: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

54

melihat bagaimana pertunjukannya maena pada pesta perkawinan, penullis menjelaskan

bahwa biasanya di Nias sendiri upacara adat dilaksanakan di rumah pengantin

perempuan dan tidak dengan menggunakan gedung khusus seperti wisma (bagi suku

Batak Toba), jambur (Karo). Hal ini pesta adat perkawinan masyarakat Nias yang

tinggal di Kota Medan bisa juga dilakukan seperti halnya di daerah Nias sendiri namun

dengan dilihat kondisi lingkungan dimana pelaksana upacara adat itu tinggal sangat

tidak memungkikan untuk dilaksanakan upacara adat karena faktor seperti sarana

tempat tinggal kurang memadai (tinggal di cost), sehingga pada pesta adat perkawinan

masyarakat Nias di Kota Medan yang penulis teliti diselenggarakan di gedung serba

guna atau wisma.

Tata cara jalannya upacara pesta adat perkawinan masyarakakat Nias yakni

setelah pemberkatan yang dilangsungkan di gereja, kedua mempelai, kelompok kerabat,

berikut rombongan pengiring tiba dilokasi pesta. Setibanya di lokasi pesta,seorang

protokol atau MC membacakan tata cara saat memasuki gedung. Namun bagi

masyarakat Nias di Kota Medan sebelum masuk, pihak tome (tamu) menyanyikan lagu-

lagu gerejawi dalam bahasa Nias ataupun dengan bahasa Indonesia. Mulai dari

pemberkatan hingga nyanyian gerejawi terasa nilai-nilai ajaran Kristen begitu

mempengeruhi bentuk upacara perkawinan ini, dimana ada fungsi adat yang digantikan

dengan fungsi gereja, yaitu pengesahan oleh kelompok adat yaitu ere digantin dengan

pemberkatan oleh pendeta.

(a) Fora’u tanga (salama-salaman). Setibanya di lokasi pesta pihak laki-laki,

para ibu-ibu dan kerabat keluarga pihak mempelai wanita menyambut mereka dengan

saling bersalam-salaman dengan tujuan menyambut para tamu karena sudah datang.

Pada acara salam-salaman ini kedua mempelai berjalan kedepan dengan ditemi oleh

kedua pendamping mempelai laki-laki dan perempuan, kemudian disusul oleh keluarga,

Page 59: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

55

family dan kerabat mempelai laki-laki. Pada saat pihak tamu sampai dilokasi pesta,

pihak pengantin wanita (sowatö) berada di depan menyambut kedatangan mempelai

laki-laki.kemudian setelah selesai salam-salaman, maka kedua mempelai wanita dan

mempelai laki-laki dipersilah untuk duduk dipelaminan. Setelah dipersilahkan untuk

duduk, pihak tome dan pihak sowatö berpisah tempatnya dimana mempelai wanita

berada di posisi sebelah kiri dan mempelai laki-laki berada di sebelah kanan. Masing-

masing elemen upacara terdiri dari: kedua mempelai berada didepan para kerabat dan

tamu undangan. Setelah duduk ditempat masing-masing dilangsungkan tarian faluaya

yang bersifat sebagai hiburan (bukan unsure wajib, sesuai dengan keinginan dan

kondisi). Pada setiap prosesnya dipandu oleh seorang protokol yang menyampaikan

tatatertib upacara dengan menggunakan alat pengeras suara.

(b) Fanunö (nyanyian gereja). Setelah kedua pihak telah dipersilahkan duduk

dan semua kerabat maka diadakan nyanyian pembukaan berupa nyanyian gerejawi

dimana bertujuan bahwa acara akan segera dimulai maka kedua belah pihak

menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pelaksanaan acara ini dapat

berjalan dengan baikyang dipimpin oleh pendeta setempat. setelah acara ini selesai

maka seorang protokal membacakan acara selanjutnya. Pada susunan acara perkawinan

yang penulis teliti ini dilangsungkan berdasarkan kesepakatan kedua pihak. Kemudian

acara fangowai dome dan fangowai zowatö. Pada acara fangowai dome dan faongawi

zowatö ini tidak menggunakan alat musik pengiring dan bukan dalam konteks maena.

(c) Fame’e bola nafo. Pada acara ini pengantin laki-laki dengan sangat berhati-

hati menyerahkan bola nafo kepada ibu-ibu yang telah duduk dibagian depan ditempat

yang telah disediakan yang terdiri dari: ina (ibu dari pengantin perempuan), iwa (istiri

dari salah seorang saudara kandung ayah pengantin perempuan), uwu (istri dari pihak

paman), huwa (istri dari kakek), banua (salah seorang istri dari tokoh masyarakat sekitar

Page 60: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

56

dan mempunyai hubungan keluarga dengan pengantin dan Si’o atau penghubung yang

terdiri dari Si’o narö gosali dan Si’o samatörö lala). Pada acara fame’e afo pengantin

laki-laki dalam pemberiannya harus tunduk dan tidak boleh berdiri karena dalam

filsafah orang Nia, pengantin laki-laki merupakan orang yang datang dari bawah

(sanörö tou). Setelah penyerahan bola nafo, maka dipertunjukan maena yang

merupakan bagian dari susunan acara pesta perkawinan. Pada pelaksanaan maena yang

menjadi pembuka pertama ialah pihak perempuan. Dalam pertunjukan maena oleh

pihak perempuan ini, maena yang dibawakan ialah maena wangowai dome. Pada maena

ini seluruh pihak mempelai perempuan melakukan maena. Biasanya dalam pertunjukan

budaya peserta maena adalah orang yang di panggil dari sanggar-sanggar budaya,

namun dalam pesta adat perkawinwan masyarakat Nias ini tidak demikan tetapi yang

menjadi peserta maena ialah orang-orang yang menjadi pelaksana daripada pesta adat

tersebut. Setelah dipertunjukannya maena wangowai dome maka disusul dengan maena

wangowai zowatö yang dilaksanakan oleh pihak laki-laki. Pada pertunjukanya tidak

membatasi seberapa orang yang ikut dalam tarian ini namun tergantung daya tampung

gedung atau halaman lokasi pesta tersebut dilangsungkan.

(d) Femanga (jedah). Pada acara ini pihak paman (uwu/sibaya) merupakan

orang yang paling diharmati dan diberikan kepadanya daging babi yang berupa simbi

dimana menandakan bahwa simbi ini merupakan bagian terhormat yang diberikan

kepada seseorang pada suatu acara. Setelah berakhirnya jedah menjelang beberapa saat

kemudian diteruskan dengan acara maena wangandrö sokono yang bertujuan meminta

saweran atau pemberian pihak laki-laki kepada peserta maena yang dilaksanakan oleh

pihak perempuan.

Page 61: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

57

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS

4.1 Tekstual Maena Wangowai Dome , Sowatö, dan Sokona

Dalam mengkaji struktur dan isi tekstual maena wangowai dome, sowato, sokona,

penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam dalam bukunya The

Antropology of Music (1964 : 187-189) mengatakan bahwa salah satu sumber dalam

memahami tentang tingkah laku manusia yang berhubungan dengan musik ialah teks dari

nyanyian dimana dalam teks tersebut dapat memberikan kesan kepada orang yang berada di

saat dinyanyikan teks nyanyian tersebut sehingga teks dalam sebuah nyanyian serta musik

sangat perlu dan saling mempengaruhi.

Untuk lebih mudah memahami tentang syair maena penulis memberikan angka

dibelakang setiap bait syair maen agar dalam pembahasan berikutnya tidak membingungkan.

Kemudian antara bait yang satu dengan bait yang lain penulis memberikan tanda bintang (*)

yang berarti mengulangi syair yang telah diberikan tanda bintang. Untuk mengetahui makna

teks maena wangowai dome dapat dilihat sebagai berikut :

Syair Wangowai Dome *Ma’owai ami ma’owai ami badöi maena Kami sapa saudara dalam nyanyian maena Lömazara-zara ami wondra’u tanga Kami tidak menyalam tangan saudara satu persat

Bada taböro tai tabörö taigö döi maena Biarlah kami memulaikan syair maena Heha moto dombua moto dombua helö oya (1) Walaupun hanya satu atau dua kata * Baböi mi’o’aya mi’o’aya maena da’a Dan jangan kalian mengejak kami dalam maena ini Baböi mi’osiwai mi’osiwai naya ia(2) Dan jangan di cueki kalau kami salah * Heha faböi furi faböi furi wewa nia Karena ini sudah menjadi kebiasaan kita Faböi olifu ita olifu baziso föna (3) Marilah kita laksanakan supaya jangan terlupakan * Melö fatutu mi fatutu worau tanga karena kami tidak menyalami saudara semua Dama owai ami ma’owai ami badöi maena (4) biarkan kami menyapa saudara lewat maena ini * Balö sumange mi sumange si’oroi khöma tidak ada kehormatan pemberian kami kepada saudara Lö afo mi nibe,e ma sa si’oroi khöma (5) tidak ada sirih yang kami berikan kepada saudara * Bada ubagi öfa ubagi öfa zi sara biarlah saya membagi empat yang satu Bada ubagi dua ubagi dua zi matonga (6) biarlah saya membagi dua yang setengah * Heha ufamakhawi famakhawi zosou’a walaupun hanya merajut seperti merajut tenun Heha ufamakhawi famakhawi doyo ndraga (7) walau hanya merajut seperti merajut doyo ndraga

Page 62: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

58

* +sokomaena ……………………………-ha !! (sato) +sakalitö!!……………………………..-höö !! (sato) +huhugö maena………………………-ha..!!! Hiza memirugi memirugi memisawa Sungguh ketika saudara sekalian sampai Böi mio’aya nomoma sihulö omo tugala (8) Jangan saudara malu-malu di gubuk yang kecil ini * Fondrege khöma sa fondrege wa’atosasa Sungguh keluarga kami keluarga miskin Sowatö talifosömi nira’u ora (9) Pihak perempuan yang saudara lamar * Hiza nono nihalö nihalö böli gana’a Liatlah pengantin wanita Bano afusi mbawa afusi mbawa mondru’a (10) Muka sudah terlihat pucat * Hiza nono nihalö nihalö böli gana’a Lihatlah pengantin wanita Bano ahoe mbawa ahoe bawa aila-aila (11) Muka tampak lelah dan malu-malu * Ha oho khömi tomema sazinörö mbawa Sungguh saudara luar biasa Ata’u khömi tomema zinörö mbetu’a (12) Orang semua segan kepada saudara * Bahe mbambatömi mbambatö nira’u ora Juga mertuamu hai pengantin laki-laki Fondrege wa’alumana ba fa’atosasa.(13) Sungguh keluarga yang tidak mempunyai apa-apa * Andrö omasi-masi si’ai bakha dödöma Makanya hati kami gembira dan sukacita Metohare numönöma umönö salawa (14) Ketika calon menantu dan menghampiri putri kami * A’oi nilau balauru fefu gana’a soya Ia mempunyai banyak harta A’oi nirara’ui nirara’ui gefe töla (15) Ia mampunyai banyak perak dan emas * Hiza numönöma umöno simöi molemba Lihatlah calon menantu kami Bano alawa ia afusi ohöwa-höwa (16) Sangat berwibawa dan menawan * Hiza numönöma umönö simöi molemba Lihatlah calon menantu kami Maedo nono rajo ono rajo Amerika (17) Seperti anak pembesar di Amerika * Hizasa mbarunia baru nia sa baru laka Bajunya yang mengkilat dan bercahaya Bahiza sa dalilehe talilehe farada (18) Dasinya dari emas * Bahiza bahögönia andrö dofi ana’a Lihatlah di kepalanya ada topi dari emas Bahiza bahörö sörömi hörö fadoma (19) Lihatlah kacamatanya kacamata yang mahal * Bahadia badangania badanga mbagi mbölökha Lihat ditangannya disebelah kanan E bate lozi ana’a famaigi luo natesa’a (20) Ia mengenakan jam melihat bulan-bulan yang baik * E bano sa enahöi sa enahöi zamatanga Tak heran juga kami pihak perempuan E ya’ia sa dalifusö talifusö amakhaita (21) Saudaranya orang-orang berjabat * Bada tarege hö tarege hö maena da’a Sampai disitu maena kita ini Bada tatohugö ba maenada sisambua. (22) Biar kita lanjut pada acara maena berikutnya.

Syair Maena Wangowai Zowatö *Data owai zowatö siso fönada Mari kita sapa pihak perempuan yang duduk di hadapan kita Banua Moi sa ba sirami niha Di desa Moi yang sudah maju Soaya lauru khora fanu’a, sokhö afore ira si öfa singa Desa yang mempunyai alat pengukur lauru Timbangan babi yang dinamakan öfa singa

Bada tabörö taigö khöda döi maena Marilah kita memulai syair maena Nalö fakaole ligu dania fasala (1) Kalau tidak salah dan tidak bersilah lidah * Andrö alawa lua mege we’asoma Sungguh malangnya nasib pengantin laki-laki Bano mofanö khömi zimöi molemba (2) Kami terlambat karena dia pergi meminjam uang Karena dia tidak mempunyai uang dan emas * Bawa malali mege khönia ana’a Ia meminjam uang dan emas dengan banyak orang Balö same khönia ga’a ondra’uta(3) Namun tidak ada yang memberikan *

Page 63: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

59

La’ila melo khönia mege famu’a Mereka tahu bahwa ia tidak sanggup melunisinya nanti Meno niha khönia börö zilumana (4) Karena dia orang miskin * Meno iraono sambö fangera-ngera Karena pola pikirnya masih belum dewasa Melö satua khönia sanuturu lala (5) Karena tidak ada orang tua yang menuntun jalannya * Ba’oya matalu’i mege mbanua Sungguh banyak desa telah kami lalui Ba’oya matalui mege mbanua duha (5)+ Sungguh banyak desa para bangsawan kami lalui * Masösö hili-hili mege salawa Mendaki gunung yang tinggi Matue ndraso mege börö alo’oa (6) Menuruni lembah yang dalam * Matörö dalu mbade mege sabakha Menyeberang sungai-sungai yang besar Matörö molö mege sihulö ndru’a (7) Mengarungi samudera luas * Oya masofu-sofu mege baniha Kami bertanya-tanya kepada banyak orang Hezo nomo zowatö börö zonuza (8) Dimanakah rumah Sowatö börö zonuza *

Baso ndraono mege sangombakha khöma Dan ada orang yang memberitahukan kami Ya’ia nomo tanö bagambölö lala (9) Ruhamnya berada di sebelah kanan jalan * Hadia zi ugu-ugu si rata-rata Oh apa yang berkumandang itu Ya’ia göndra sifao awö waritia (10) Oh ternyata gendang dan canang yang bagus * Ba hiza memarugi khömi bada’a Saat kami tiba di desa ini A’oi ata’u aila mege ndra’aga (11) Sungguh kami sangat malu dan segan * Noso yawa bazuzu hili nomora Rumahnya berada di atas bukit (mulia) Bano fasui ga’a khöra omo hada (12) Dan dikelilingi oleh rumah-rumah adat indah * Löuwaö otu asara khönia zandrela Sungguh jendela rumahnya yang indah dan banyak Löuwai otu adua khönia mbosi nora (13) Sungguh banyak anak tangga dilewati masuk kerumah * Ba sara wawa khönia hafanöi baora Satu bulan hanya untuk mendaki tangga Löuwaö döfi awena alua sibakha (14) Satu tahun lamanya dijalani masuk ke dalam rumah * Bano fanehe khöra za soso göna Tanamannya yang menghasilkan banyak buah Bano fasui khöra zasoso hambawa (15) Buahnya yang telah masak dan siap dipanen * Bano te oli khöra gurusi hoya Sungguh banyak kursi adat berada dihalaman rumah Ya’ia dadaoma khöra mege salawa (16) Kursi para bangsawan sebelumnya * Bano labe’e föna gurusi sofa Diruang tamu ada kursi yang mewah Andrö dadaoma khöra si möi molemba (17) Sebagai tempat duduk para tamu-tamu yang datang * Afökhö höröda bakile nomora Silau melihat cahaya rumahnya No tonönö nasa haga pelamina (18) Ditambah lagi cerahnya tempat pelaminan * Bano labe’e föna mböli gana’a Telah di dudukkan di depan menantu-menantu mereka Andrö zangowai zamaondragö tomera (19)+ Itulah yang memberi sapaan kepada para tamu-tamu * Lalau maena sifao khöra amaedola Mereka menari beserta syair-syair yang indah Wamaondragö numönö simöi molemba (20) Menjemput pengantin (laki-laki) yang baru tiba * Bada ubato khögu ga’a döi maena Biarlah sampai disitu syair maena kita Ube tahigu ga’a melö u’ila (21) Karena kurang pengetahuan menuturkan syair maena.

Syair Maena Wangandrö Sokona (Saweran) *Mifolala sa la’oda Persilahkan menantu kita da’isoko maenada roko sisaribu sara biar di sawer (memberikan) rokok kepada ono maena lö ma badu roko safusi kami tidak menginginkan rokok yang murah asili guda gara da’ö zomasi dödöma tapi asli gudang garam itulah yang kami inginkan

Data tohu andrö khöda döi maena Mari kita lanjut syair maena kita

Page 64: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

60

Data andrö sokona sa khö laoda (1) Biar kita minta sawer (pemberian) dari menantu kita * Bahiza la’oda sino siga-siga Lihatlah menantu kita yang tampan itu Ba’ifazawa ia moroi badadaoma (2) Mulai dia berdiri dan memberikan saweran kepada kita * Tafaigi hörönia molinga-linga Lihatlah matanya bersinar dan bercahaya Tafaigi mboto fatanomo lekawa (3) Lihatlah badannya yang gagah perkasa * Tafaigi mboto fatanomo lekawa Lihatlah badannya yang gagah perkasa Tafaigi nifönia mae wirö ana’a (4) Di giginya penuh dengan perak dan emas * Bano ifake khönia zifatu laowa Dia telah kenakan sepatu perak Bano ifake khönia sole ana’a (5) Dan cangkirnya dari emas * Duhu ia ono zalawa moroi raya Sungguh dia keturunan bangsawan dari selatan Duhu ia ono duha sebua okhöta (6) Sungguh dia keturunan raja yang banyak harta * Andrö omuso-muso bakha dödöda Makanya hati kita bergembira dan bersuka ria Melö simane sa andrö mbambatöda (7) Karena tidak ada menantu kita yang seperti dia * Ato sa mbambatöda sa sioföna Banyak menantu kita sebelumnya Balö same sa khöda andrö farada (8) Tetapi tidak ada yang memberikan kita emas murni * Bahizasa numönöda si awena Dan lihatlah menantu kita yang baru I’ohe rokoda andrö guda gara (9) Dibawanya rokok dan minuman * Irugi zimbonia ba Amerika Asapnya sampai ke negeri Amerika Irugi sau nia ba danö niha (10) Aromanya sampai di pulau Nias * Ba’oi sa ifazaewe khöda gana’a Dia menyawer kita dengan emas yang melimpah Ba’oi sa iduwagö sa gefe töla (11) Dia menuangkan kita uang dan perak * Andrö omuso-muso bakha dödöda Makanya hati kita gembiran dan senang Me’oi faondra ita sa bagolayama (12) Karena kita berkumpul di halaman rumah * Andrö talau laria ba talau maena Makanya kita menari dan berjoged Meno tohare fefu sa’ae domeda (13) Karena para tamu-tamu kita sudah datang * Ndrege da’ö maenada sa ono maena Sampai disini syair maena kita Tatohu ia dania baziso föna (14) Mari kita lanjut di lain hari dan lain waktu.

4.1.1 Penyaji Maena (Ono Maena)

Apabila berbicara tentang penyaji maena, maka terlebih dahulu kita paham tentang

apa yang disebut dengan musisi. Allan P. Merriam (1964 : 123) mengatakan bahwa

seseorang dapat dikatakan musisi apabila dia spesial dalam bermain musik karena dia telah

berlatih dari lingkungan sosial dimana ia berada. Namun pada pertunjukan maena, penyaji

maena dapat juga dikatakan musisi pada saat pertunjukan maenad an ono maena juga

dikatakan musisi karena semua penyaji maena ini ikut menyanyi dan menghasilnya musik

yaitu musik vokal yang dinyanyikan secara bersama-sama. Ono maena (penyaji maena)

ialah orang yang menyanyikan syair maena yang liriknya selalu berulang-ulang sedangkan

Page 65: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

61

sanutunö maena ialah pempimpin maena. Ono maena tidak membatasi berapa banyak yang

ikut dalam pertunjukan maena namun tergantung muatan dimana pertunjukan dilngsungkan.

Peserta maena tidak membatasi anak-anak ataupun orang dewasa, laki-laki ataupun

perempuan semuanya bisa memainkan tari ini. Dalam pertunjukan maena dalam pesta adat

perkawinan masyarakat Nias yang melaksanakan atau menjadi pelaku utama dalam

pertunjukannya ialah orang-orang yang ikut pada upacara perkawinan tersebut dalam hal ini

keluarga pihak perempuan dan keluarga laki-laki. Dalam pertunjukan maena yang bukan

dalam konteks perkawinan biasanya didatangkan dari sanggar-sanggar budaya atau dari

sekolah-sekolah kesenian tetapi dalam konteks perkawinan masyarakat Nias pertunjukan

maena tidak didatangkan dari luar tetapi yang melaksanakannya ialah keluarga dan kerabat

kedua pengantin.

4.1.2 Penyajian Maena Wangowai Dome, Sowatö, Sokona

Penyajian maena pada pesta perkawinan masyarakat Nias khususnya masyarakat

Nias bagian barat merupakan hiburan dalam adat dimana pada zaman dahulu pesta

perkawinan Nias biasanya dilangsungkan di tempat terbuka sehingga setiap orang yang

datang dari berbagai daerah atau desa dapat berkumpul dan dapat melakukan aktifitas

budaya dimana pesta perkawinana itu berlangsung. Pada saat itu pula para tamu-tamu yang

datang, undangan serta keluarga berkumpul bersama, jadi penyajian maena ini pada saat itu

sangat diwajibkan pertunjukannya karena dalam urutan acara pesta adat tersebut maena

ialah merupakan bagian dari upacara adat itu sehingga maena dikatakan hiburan dalam adat.

Di berbagai pertunjukan di kota besar ataupun disanggar budaya, maena dipertunjukan

hanya untuk hiburan saja tetapi pada penyajian maena dalam pesta perkawinan ini sangat

mempengaruhi suatu pesta perkawinan karena apabila ditiadakannya maena pada zaman

Page 66: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

62

dulu, upacara adat tersebut kurang sah dan kebanyakan para undangan dapat dikatakan

kecewa dengan ditiadakannya maena.

Penulis memberi sebuah ilustrasi dengan ditiadakannya maena dizaman dulu

menurut cerita yang penulis dapatkan dari salah seorang narasumber penulis. Pada zaman

dahulu seorang anak balugu melangsungkan upacara adat perkawinan,biasanya pada

masyarakat Nias pelaksanaan upacara adat dilangsungkan di rumah pengantin perempuan

dan bukan ditempat serba guna atau gedung lainnya. Karena pihak laki-laki ialah merupakan

golongan yang dari bawah “soroi tou” sehingga pada pelaksanaan upacara tersebut wajib

dilaksanakan di rumah pengantin perempuan. Pada pelaksanaan upacara seorang balugu

tadi, urutan adat telah di susun sedemikian rupa namun pada acara tersebut tidak ada

pertunjukan maena sehingga setelah selesai acara tersebut undangan dan kerabat serta

keluarga menyampaikan kekecewaan mereka kepada orang-orang yang tidak datang pada

saat pesta perkawinan tersebut dengan berkata “lö’ami dödöda bawaelöwa balugu da’ö börö

melö maena”. Ini ialah merupakan ungkapan kecewa mereka karena ditiadakannya

pertunjukan maena.

4.2 Struktur Teks

Struktur ialah bagaimana sesuatu disusun, susunan atau bangunan (Poerwadarminta

1976 : 965). Dari aspek tekstualnya struktur dari teks musik vokal maena wangowai dome,

sowatö, wangandrö sokona berbentuk susunan pantun yang mana memiliki pola AA dari

bait yang satu ke bait berikutnya. Demikian juga dengan syair maena yang dinyanyikan

secara berulang-ulang oleh peserta maena berpola AA.

Lihat contoh :

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena wangandrö

sokona

Page 67: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

63

Mifolala sa la’oda da’isoko maenada Roko sisaribu sara…………A

Lö ma badu roko safusi Asili guda gara da’ö zomasi dödöma……..A

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena wangowai dome

Ma’owai ami ma’owai ami badöi maena …………….A

Lömazara-zara ami wondra’u tanga …………………A

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena wangowai zowatö

Data owai zowatö siso fönada banua Moi sa ba sirami niha……………..A

Soaya lauru fanu’a, sokhö afore ira si öfa singa………………………..A

Demikian juga halnya dengan syair fanutunö maena yang juga berbentuk dan berpola AA

Lihat contoh :

Heha ufamakhawi famakhawi zosou’a…………………….a

Heha ufamakhawi famakhawi doyo ndraga (7).................a

Hiza memirugi memirugi memisawa……………………….a

Böi mio’aya nomoma sihulö omo tugala (8)………………a

Ba’oya matalu’i mege mbanua ……………………………a

Ba’oya matalui mege mbanua duha (5)…………………...a

Matörö dalu mbade mege sabakha……………………….a

Matörö molö mege sihulö ndru’a (7)…………………….a.

Dalam menyajikan maena yang sedikit sulit ialah syair fanutunö maena dimana harus

pintar berpantun (amaedola) serta mampu berbahasa Nias (li nono niha) dengan baik karena

dalam penyajiannya kebanyakan dengan menggunakan catatan karena pola dan susunannya

yang agak sulit tetapi bagi orang yang fasih dan pintar berpantun (amaedola) dalam bahasa

Nias bisa dengan tidak menggunakan catatan lagi.

Keterikatan maena sebagai hiburan dalam adat perkawinan masyarakat Nias,

menyebabkan rentang waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan nyanyian tersebut

Page 68: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

64

untuk satu kesempatan menyanyikannya bersifat relatif karena dalam pertunjukannya

rentang waktu yang diperlukan tergantung situasi dan kondisi para peserta maena, artinya

apabila peserta maena semakin banyak dan ramai maka semakin lama pula waktu yang

diperlukan namun biasanya waktu yang relatif itu dalam pertunjukan maena berkisar antara

5-10 menit atau lebih.

4.3 Makna Teks Musik Vokal Pada Maena

Makna ialah sesuatu yang tersirat dibalik bentuk atau aspek isi dari suatu kata atau

teks kalimat. Teks atau syair yang terdapat pada musik vokal wangowai dome, sowatö,

wangandrö sokona tersebut akan menghasilkan makna. Teks dari ketiga jenis musik vokal

maena tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu makna konotatif dan makna denotatif.

Makna konotatif ialah makna yang terkandung arti tambahan, sedangkan makna denotatif

ialah makna yang tidak mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna yang

sebenarnya (Groce Kraft, 1991 : 25).

4.3.1 Makna Teks Musik Vokal Maena Wangowai Dome

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena setelah

sanutunö maena menyanyikan syair fanutunö maena dapat dilihat dibawah ini :

Ma’owai ami ma’owai ami badöi maena

Lömazara-zara ami wondra’u tanga

Berdasarkan bentuk analisa penulis, teks nyanyian yang terdapat dalam musik vokal

dalam maena wanwongai dome terdiri dari dua puluh dua bait atau kalimat. Teks dari musik

vokal diatas berbentuk pantun, yang berisikan pembukaan, isi, serta bagian teks penutup.

Pada bait atau kalimat satu sampai empat merupakan pembukaan atau pengantar dari maena

Page 69: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

65

tersebut kepada peserta tamu yang datang karena dalam pertunjukan maena itu ia bermaksud

agar memaklumi apabila nantinya ada kesalahan-kesalahan pada pertunjukannya.

Lihat contoh :

Bada taböro tai tabörö taigö döi maean

Heha moto dombua moto dombua helö oya (1)

Baböi mi’o’aya mi’o’aya maena da’a

Baböi mi’osiwai mi’osiwai naya ia (2)

Heha faböi furi faböi furi wewa nia

Faböi olifu ita olifu baziso föna (3)

Kalimat yang keempat sampai ke tujuh merupakan sampiran tentang bagaimana

maena itu di pertunjukan kepada tamu dengan menggunakan kata-kata kiasana.

Lihat contoh :

Bada ubagi öfa ubagi öfa zi sara

Bada ubagi dua ubagi dua zi matonga (6)

Heha ufamakhawi famakhawi zosou’a

Heha ufamakhawi famakhawi doyo ndraga (7)

Yang artinya : Biarkan saya merangkai maena ini seperti merangkai zosou’a (tenun) agar

maena ini berjalan dengan baik dan lancar.

Diantara bait ke tujuh dan kedepalan ada namanya sanuhug ö maena. Sanuhugö

maena ini merupakan salah seorang dari peserta maena meneriaki kata-kata tersebut diatas

dan disoraki oleh peserta maena lainnya. Namun biasanya fanunugö maena ini bisa

ditengah-tengah bait maena dan bisa juga di akhir penghujung fanutunö maena,maksudnya

bisa saja di huhugö (sorakan/sound) pada bait yang ke lima belas, delapan belas atau dua

puluh.

Lihat contoh:

Page 70: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

66

+sokomaena ……………………….……………-ha !! (sato)

+sakalitö!!………………………………………..-höö !! (sato)

+huhugö maena…………………………………-ha..!!!

Pada bait delapan sampai bait dua puluh berisi tentang sanjungan pihak perempuan

kepada pihak laki-laki dimana pihak perempuan merendah dan manyanjung tinggi laki-laki

atau para tamu dari mempelai laki-laki.

Lihat salah satu contoh :

Hiza memirugi memirugi memisawa

Böi mio’aya nomoma sihulu omo tugala (8)

Bahe mbambatömi mbambatö nira’u ora

Fondrege wa’alumana ba fa’atosasa.(13)

A’oi nilau balauru fefu gana’a soya

A’oi nirara’ui nirara’ui gefe töla (15)

Hiza numönöma umöno simöi molemba

Bano alawa ia afusi ohöwa-höwa (16)

Hiza numönöma umönö simöi molemba

Maedo nono rajo ono rajo Amerika (17)

Hizasa mbarunia baru nia sa baru laka

Bahiza sa dalilehe talilehe farada (18)

Bahiza bahögönia andrö dofi ana’a

Bahiza bahörö sörömi hörö fadoma (19)

Bahadia badangania badanga mbagi mbölökha

E bate lozi ana’a famaigi luo natesa’a (20)

Page 71: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

67

Pada bait yang ke dua puluh dua merupakan penutup dari maena wangowai dome

yang bermaksud sampai disitu maena kita biarlah kita lanjutkan pada maena selanjutnya. Ini

menyiratkan bahwa masih ada maena yang akan dipertunjukan berikutnya yaitu maena

wangowai zowatö.

Lihat contoh:

Bada tarege hö tarege hö maena da’a

Bada tatohugö ba maenada sisambua. (22)

4.3.2 Makna Teks Musik Vokal Maena Wangowai Zowatö

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena setelah

sanutunö maena menyanyikan syair fanutunö maena dapat dilihat dibawah ini :

Data owai zowatö siso fönada

Banua Moi sa ba sirami niha

Soaya lauru fanu’a, sokhö afore ira si öfa singa

Sama halnya juga dengan maena wangowai dome, memiliki susunan pembukaan, isi

dan penutup. Pada teks musik vokal wangowai zowatö mempunyai bait yang merupakan

pembukaan yaitu pada bait yang pertama.

Lihat contoh :

Bada tabörö taigö khöda döi maena

Nalö fakaole ligu dania fasala (1)

Bait kedua sampai sampai ke empat merupakan pengantar maena tersebut dimana ia

memberitahukan mengapa pihak perempuan itu terlambat datang berhubung karena

pengantin laki-laki telah pergi mencari uang sebelum berangkat ke pesta adat agar apa yang

diminta oleh pihak perempuan dapat diberikan walaupun itu merupakan pinjaman atau

pemberian dari sanak keluarga laki-laki dan menceritakan apa yang mereka lakukan sebelum

Page 72: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

68

berangkat dari rumah pengantin laki-laki kemudian dituturkan syair maena (fanutunö

maena).

Lihat contoh :

Andrö alawa lua mege we’asoma

Bano mofanö khömi zimöi molemba (2)

Bawa malali mege khönia ana’a

Balö same khönia ga’a ondra’uta(3)

La’ila melo khönia mege famu’a

Meno niha khönia börö zilumana (4)

Bait lima sampai delapan merupakan kata-kata merendahkan pihak laki-laki kepada

pihak perempuan alangkah banyaknya perjuangan seorang laki-laki itu mendapatkan

jodohnya pengantin perempuan, ia telah mengarungi samudera yang luas, mendaki gunung

untuk mencari apa yang diminta oleh pihak perempuan kepadanya.

Lihat contoh :

Ba’oya matalu’i mege mbanua

Ba’oya matalui mege mbanua duha (5)

Masösö hili-hili mege salawa

Matue ndraso mege börö alo’oa (6)

Matörö dalu mbade mege sabakha

Matörö molö mege sihulö ndru’a (7)

Oya masofu-sofu mege baniha

Hezo nomo zowatö börö zonuza (8)

Bait ke Sembilan sampai dua puluh berisi tentang sanjungan pihak laki-laki kepada

pihak perempuan, mereka mangagung-agungkan keberadaan keluarga pengantin perempuan

Page 73: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

69

dan mengangkat derajat pengantin perempuan itu pada syair fanutunö maena tersebut

walaupun kenyataannya tidak demikian.

Lihat contoh :

Noso yawa bazuzu hili nomora

Bano fasui ga’a khöra omo hada (12)

Löuwaö otu asara khönia zandrela

Löuwai otu adua khönia mbosi nora (13)

Ba sara wawa khönia hafanöi baora

Löuwaö döfi awena alua sibakha (14)

Afökhö höröda bakile nomora

No tonönö nasa haga pelamina (18)

Bano labe’e föna mböli gana’a

Andrö zangowai zamaondragö tomera (19)

Lalau maena sifao khöra amaedola

Wamaondragö numönö simöi molemba (20)

Pada bait yang terakhir merupakan penutup dari syair maena (fanutunö maena)

wangowai zowatö.

Lihat contoh :

Bada ubato khögu ga’a döi maena

Ube tahigu ga’a melö u’ila (21)

4.3.3 Makna Teks Musik Vokal Maena Wangandrö Sokona

Syair maena yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena setelah

sanutunö maena menyanyikan syair fanutunö maena dapat dilihat dibawah ini :

Mifolala sa la’oda da’isoko maenada Roko sisaribu sara

Page 74: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

70

Lö ma badu roko safusi Asili guda gara da’ö zomasi dödöma

Pada maena wangandrö sokona (saweran) ini berbeda dengan musik vokal

wangowai dome, sowatö dimana isinya tentang meminta saweran kepada pengantin laki-laki

agar diberikan kepada para peserta maena dengan cara menyanyikan nyanyian ini. Di dalam

bait-baitnya berisi tentang sanjungan kepada mempelai laki-laki (marafule). Bait pertama

berisi tentang lanjutan dari maena wangowai dome karena yang melaksanakan maena ini

ialah keluarga pihak perempuan.

Lihat contoh :

Data tohu andrö khöda döi maena

Data andrö sokona sa khö laoda (1)

Pada bait kedua sampai tiga belas berisi tentang sanjungan para ono maena kepada

marafule bahwa marafule merupakan orang gagah perkasa dan orang yang berada, sehingga

karena sanjungan tersebut maka marafule datang dan memberikan sesuatu kepada peserta

maena .

Lihat contoh :

Bahiza la’oda sino siga-siga

Ba’ifazawa ia moroi badadaoma (2)

Tafaigi mboto fatanomo lekawa

Tafaigi nifönia mae wirö ana’a (4)

Bano ifake khönia zifatu laowa

Bano ifake khönia sole ana’a (5)

Duhu ia ono zalawa moroi raya

Duhu ia ono duha sebua okhöta (6)

Ato sa mbambatöda sa sioföna

Balö same sa khöda andrö farada (8)

Page 75: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

71

Bahizasa numönöda si awena

I’ohe rokoda andrö guda gara (9)

Irugi zimbonia ba Amerika

Irugi sau nia ba danö niha (10)

Pada bait yang terakhir yaitu keempat belas merupakan penutup dari syair maena

(fanutuno maena ) tersebut menutup maena yang mengatakan bahwa berhentilah sampai

disini maena kita tetapi dilain waktu kita akan lanjutkan lagi.

Lihat contoh :

Ndrege da’ö maenada sa ono maena

Tatohu ia dania baziso föna (14)

Dari ketiga jenis musik vokal dalam maena diatas berdasarkan penjelasan teks dan

penjelasannya, maka dapatlah disimpulkan makna denotatif dan makna konotatif yang

terdapat didalam ketiga musik vokal maena diatas. Setelah penulis melakukan analisis,

terdapat banyak sekali makna denotatif yang tersirat, sedangkan makna konotatif nya hanya

beberapa kalimat saja. Lihat contoh dari syair maena wangowai dome bait ke tujuh,

kedelapan belas, Sembilan belas, dan dua puluh; syair maena wangowai zowatö bait ke dua

belas, tiga belas, empat belas, enam belas dan delapan belas; syair maena wangandrö

sokona bait ke lima, sepuluh, sebelah merupakan makna yang mengandung arti tambahan

(konotatif) yang tidak bisa dijelaskan dengan satu kalimat, sedangkan yang lainnya

merupakan makna denotatf karena merupakan makna yang sebenarnya.

4.4 Penggunaan dan Fungsi Musik Vokal Maena

Dalam membahas penggunaaan (uses) dan fungsi (function) musik vokal maena,

penulis menggunakan teori Merriam tentang penggunaan dan fungsi musik. Yang dimaksud

dengan penggunaan menurut Merriam (1964 : 210) yaitu dalam situasi bagaimana musik itu

Page 76: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

72

digunakan (uses) dan untuk alasan apa dan apa tujuan musik itu dipertunjukan. Dengan

demikan penggunaan mengacu kepada situasi dimana musik itu digunakan dalam tindakan

manusia. Sedangkan fungsi menyangkut terhadap alasan apa pemakaian musik dan dalam

arti luas sejauh mana dapat dilayaninya.

Untuk membahas penggunaan dan fungsi musik vokal maena dalam pesta adat

perkawinan masyarakat Nias penulis mengacu pada pendapat Merriam (1964 : 219-227)

yang menjelaskan sepuluh fungsi musik antara lain : (1) sebagai hiburan,(2) sebagai

perlambang, (3) sebagai media komunikasi, (4) sebagai estetis, (5) sebagai reaksi jasmani,

(6) sebagai pengungkapan emosional, (7) sebagai pengintegrasian masyarakat, (8) sebagai

kesinambungan masyarakat, (9) sebagai pengesahan lembaga-lembaga sosial, serta (10)

fungsi musik yang berkaitan dengan norma-norma sosial.

Dengan memperhatikan kesepuluh teori Alan P. Merriam tersebut, maka musik

vokal maena hanya mengandung enam fungsi dari teori tersebut. Fungsi-fungsi tersebut

ialah ;

a. Fungsi Hiburan

Sebagai fungsi hiburan, musik vokal maena banyak dipertunjukan di luar dari

upacara adat perkawinan masyarakat Nias yang dalam pertunjukannya untuk

menghibur para tamu-tamu terhormat, pembesar yang datang sedangkan didalam

pesta adat perkawinan maena merupakan hiburan dalam adat.

b. Fungsi pengungkapan emosional

Syair dari maena yang dinyanyikan oleh ono maena merupakan ungkapan perasaan

bahagia dan gembira saat dinyanyikan nyanyian dalam maena tersebut.

c. Fungsi penghayatan estetis

Syair yang di bacakan atau dinyanyikan oleh sanutunö maena terkandung kata-kata

yang indah, dengan pantun-pantun (amaedola) dalam bahasa Nias.

Page 77: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

73

d. Fungsi Komunikasi

Sebagai fungsi komunikasi syair dari musik vokal maena mengandung pesan kepada

kedua belah pihak bahwa saling sanjung – menyanjung dan memuji keluarga kedua

mempelai.

e. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Maena merupakan kesenian dan tradisi dari masyarakat Nias yang merupakan cirri

khas kebudayaan masyarakat Nias.

f. Fungsi Pengesahan Lembaga-Lembaga Sosial

Dengan dipertunjukannya maena dalam pesta adat masyarakat Nias, menandakan

bahwa upacara perkawinan tersebut telah sah dan disaksikan oleh banyak orang

sehingga senang keluarga kedua belah pihak sehingga kegembiraan tersebut di

sahkan dengan diadakannya maena.

4.5 Kajian Musikal

Dalam mengkaji musikal ini bertujuan untuk keperluan analisis (musik), sehingga

dalam proses ini penulis dapat mempelajari aspek-aspek musikal yang terdapat dalam

nyanyian maena dalam pesta adat perkawinan masyarakat Nias. Sebelum melakukan

pentranskripsian, penulis terlebih dahulu mendengarkan kaset rekaman maena secara

berulang-ulang dengan seksama serta mencoba menirukannya, menentukan bagian

strukturnya dan menulis notasi dengan suatu pola tertentu, menetapkan nada-nada yang

dihasilkan dan menuliskannya secara teliti, setelah pentranskripsian selesai penulis

melakukan pengecekan kembali.

Penulisan notasi dalam transkripsi ini penulis berorientasi kepada sistem penulisan

not balok (notasi balok barat) karena sampai saat belum ditemukan notasi yang tepat dalam

menuliskan musik Nias. Disisi lain notasi barat sudah lazim dikenal dikalangan dunia musik

Page 78: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

74

maka secara umum telah dikenal masyarakat luas. Alas an lain penulis memakai sistem

notasi ini karena dalam penganalisaan penulis memperoleh kemudahan seperti penulisan

gerak melodi (kontur) baik naik ataupun menurun penulis dapat melihat dengan jelas, begitu

juga penganalisaan yang lain seperti nada-nada modal, interval, dan frasa.

Untuk mengetahui musikal musik vokal maena penulis menggunakan pendapat

Bruno Nettl (1964 : 98) tentang dua pendekatan untuk menganalisis suatu musik yaitu, (1)

kita dapat menganalisa dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, (2) kita dapat menulis

diatas kerta apa yang kita dengar lalu mendeskripsikan apa yang kita lihat. Sebagai

kebutuhan analisis pentranskripsian, penulis menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu

bagaiamana suatu pertunjukan tersebut disajikan dari apa yang kita dengar yang kemudian

kita transkripsikan. Untuk mentranskripsikan musik vokal maena penulis mengacu

penulisan dalam bentuk notasi barat kedalam garis paranada. Penggunaan notasi ini akan

mempermudah dalam kerja analisis, sehingga dapat menentukan tinggi rendahnya nada-nada

yang dihasilkan. Garis paranada tersebut mempunyai lima garis dan empat spasi serta satu

garis pembantu dengan cleff (kunci) yang disebut kunci G, seperti berikut ini :

Sebagai bentuk tanda istrahat yang tertera dibawah ini menandakan tidak ada nada/melodi

yang terdengar. Lamanya tanda istrahat sama nilainya dengan nada musik barat.

Berikut keterangan tanda istrahat yang dihasilkan :

Page 79: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

75

4.6 Analisis Musikal

Untuk menganalisis struktur melodi musik vokal maena, penulis berpedoman pada

teori Malm (1977 : 8) tentang delapan unsur melodi yang dapat digunakan untuk

menganalisis suatu lagu/nyanyian yaitu :(a) Scale (tangga nada),(b) Tone (nada dasar),(c)

Range (wilayah nada),(d) Frequency of notes (jumlah nada-nada), (e) Prevalent interval

(interval yang dipakai), (f) Cadence patterns (pola-pola kadensa), (g) Melodic Formulas

(formula-formula melodi), (h) Contour (kontur)

4.6.1 Tangga Nada (Scale)

Tangga nada atau nada modal yang dimaksud dalam tulisan ini adalah nada-nada

yang mendasari untuk menentukan tangga nada pada ketiga nyanyian maena dalam pesta

adat perkawinan masyarakat Nias. Walaupun ini sebagai nada modal, pada dasarnya tangga

nada ini selalu mempunyai kesamaan dalam tangga nada pengertian umum, karena

mempunyai struktur interval yang baku. Sedangkan yang dimaksud penulis dalam tulisan ini

adalah nada yang sifatnya praktis, dimana metode ini didasari dari distribusi nada-nada yang

terdapat dalam ketiga nyanyian diatas.

Page 80: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

76

Tangga nada pada nyanyian wangowai zowatö

Tangga nada pada nyanyian wangowai dome

Tangga nada pada nyanyian wangadrö sokona

4.6.2 Nada dasar

Pada ketiga nyanyian maena yang dipertunjukan pada pesta adat masyarakat Nias

oleh keluarga Arisman Mendröfa memiliki metronome yang berbeda-beda dimana pada

nyanyian maena wangowai dome berkecapatan 110 pulsa permenit atau satu pulsa sama

dengan satu detik. Nyanyian wangowai zowatö berkecepatan 103/menit sedangkan pada

nyanyian wangandrö sokona berkecepatan 104/menit. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah pentranskripsian dan memperoleh hasil transkrip yang akurat.

Dalam transkrip ini penulis membuat penulisan dalam pentranskripsian, maka :

a. Nyanyian wangowai zowatö yang penulis dapat dalam bentuk video nada asli/nada

dasarnya Fis, ditransposisikan menjadi G (1#)

b. Nyanyian wangowai dome nada asli/nada dasarnya Es, ditransposisikan menjadi D

(2#)

Page 81: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

77

c. Nyanyian wangandrö sokona nada dasar/nada aslinya Es, penulis mentransposisikan

menjadi D (2#).

Sesuai dengan penjelasan diatas penulis menggunakan pendekatan yang dilakukan

oleh Bruno Nettl dalam buku “Theory and Method in Etnomusicology” sebagai berikut :

a. Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang sering dipakai dan nada

mana yang jarang dipakai dalam komposisi tersebut.

b. Kadang-kadang nada yang ritmisnya besar dianggap nada-nada dasar, biarpun jarang

dipakai.

c. Nada yang dipakai awal/akhir komposisi dianggap mempunyai fungsi penting dalam

tonalitas tersebut.

d. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada ataupun posisi

ditengah-tengah dapat dianggap penting.

e. Interval-interval yang terdapat antara nada kadang-kadang dipakai sebagai patokan,

misalnya sebuah komposisi yang digunakan bersama okftafnya sedangkan lainnya

tidak menggunakan oktaf.

f. Adanya tekanan nada ritmis dari simbol nada juga bisa dipakai sebagai patokan

tonalitas.

Untuk menyamakan pendekatan oleh Nettl dalam menentukan nada dasar, maka

penulis menyusun tabel frekuensi pemakaian nada berdasarkan durasi ritmis dari nyanyian

maena pada saat pesta adat perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan adalah sebagai

berikut

Page 82: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

78

4.6.3 Wilayah Nada

Wilayah nada (range) merupakan pengukuran antara nada terendah sampai nada

yang tertinggi, yang diukur dengan satuan cent, laras, atau interval. Berdasarkan nada-nada

yang telah tersusun, maka dalam nyanyian maena dalam pesta adat perkawinan masyarakat

Nias terlihat bahwa ketiga jenis nyanyian tersebut memilihi wilayah nada yang berbeda

yakni maena wangowai zowatö wilayah nadanya dari nada D sampai ke nada G’, maena

wangowai Dome wilayah nadanya dari nada cis sampai ke nada G, maena wangandrö

sokona wilayah nadanya dari nada Cis sampai ke nada D’.

4.6.4 Jumlah Pemakaian Nada

Jumlah pemakaian nada pada masing – masing syair maena terdiri atas :

Jumlah pemakaian nada pada syair maena wangowai Dome

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 D 6

21

126

2 E 8 168

3 F# 10 210

4 G 1 21

5 C# 1 21

Jumlah pemakaian nada pada syair maena wangowai zowatö

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 G 16 22

352

2 A 10 220

Page 83: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

79

3 B 9 198

4 C 2 44

5 E 2 44

Jumlah pemakaian nada pada syair maena wangandrö sokona

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 D 15

14

210

2 E 5 70

3 F# 14 196

4 G 6 84

5 A 16 224

6 B 1 14

4.6.5 Interval

Interval ialah jarak antara satu nada ke nada lainnya (berikutnya, naik ataupun turun).

Sebelum penulis membuat dalam bentuk tabel penulis terlebih dahulu menjelaskan bahwa

pada setiap bait syair fanutunö maena masing-masing berbeda jumlah baitnya sesuai dengan

hasil penelitian dilapangan dimana syair maena wangowai dome terdiri atas 22 bait, sowatö

terdiri atas 21 bait sedangkan maena wangowai zowatö terdiri atas 14 bait. Pada bait-bait

tersebut unsur musikalnya berupa pengulangan-pengulangan sehingga pada

pengelompokkan penulis hanya melakukan analisis musikal pada satu bait kemudian

dikalikan dengan jumlah bait-bait syair tersebut. Interval yang digunakan dalam teks

nyanyian maena yang di pertunjukan pada pesta adat perkawinan Arisman Mendröfa dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Interval Syair Maena Wangowai Dome

Page 84: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

80

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 1 Perfect 14

21

294

2 2 Mayor 6 126

3 2 Minor 4 84

4 3 Mayor 2 42

Tabel Interval Syair Maena Wangowai Zowatö

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 1 Perfect 18

22

378

2 2 Mayor 16 352

3 2 Minor 3 66

4 3 Mayor 3 66

5 3 Minor 3 66

6 4 Perfect 2 44

Tabel Interval Syair Maena Wangandrö sokona

No Nama Interval Jumlah X Jumlah

1 1 Perfect 17

14

238

2 2 Mayor 20 280

3 2 Minor 6 84

4 3 Mayor 7 98

5 3 Minor 18 252

6 4 Perfect 4 56

7 5P 2 28

Page 85: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

81

4.6.6 Kadensa

Kadensa (Cadence) yang dimaksud dalam tulisan ini berpedoman dengan pendapat

Malm (1964 : 8 ) yaitu penggarapan nada-nada pada akhir setiap bentuk melodi. Adapun

bentuk melodi yang ada pada teks/syair maena yakni :

Maena wangowai dome

Maena wangowai zowatö

Maena wangandrö sokona

4.6.7 Formula Melodi

Menurut Malm (1964 :8) ada beberapa formula melodi yaitu (1) repetitif yaitu

bentuk nyanyian yang di ulang-ulang, (2) interactive yaitu bentuk nyanyian yang memakai

formula melodi yang kecil yang kecenderungan pengulangan-pengulangan keseluruhan

nyanyian, (3) reverting yaitu bentuk nyanyian yang terjadi penguangan pada frase pertama

setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi, (4) strophic yaitu bentuk nyanyian

yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang sama, (5) progresif yaitu

bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan melodi yang berbeda. Jika

dikaitkan dengan pendapat Malm tersebut, maka bentuk nyanyian pada maena lebih

cenderung pada bagian yang ketiga dan pertama yaitu stropic dan repetitive.

Page 86: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

82

4.6.8 Kontur

Kontur ialah garis molodi dalam sebuah lagu. Ada beberapa jenis kontur menurut

pendapat Malm (1964 : 8) yaitu (1) Accending yaitu garis melodi yang sifatnya menaik dari

nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi, (2) descending yaitu garis melodi yang sifatnya

menurun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, (3) pendulous yaitu garsi

melodi yang sifatnya melengkung dari nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudia

kembali ke nada yang lebih rendah, atau sebaliknya dari nada yang lebih tinggi ke nada

yang yang lebih rendah kembali ke nada yang lebih tinggi, (4) terraced yaitu garis melodi

yang sifatnya berjenjang (seperti anak tangga) dari nada yang rendah ke nada yang lebih

tinggi, kemudian bergerak sejajar, kemudian bergerak ke nada yang lebih tinggi lagi yang

akhrinya berbentuk sepeti anak tangga,(5) statis yaitu garis melodi yang sifatnya tetap

bergerak dalm ruang lingku yang berbatas/datar.

Berdasarkan pembahasan jenis kontur diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa ketiga jenis nyanyian pada maena memiliki kontur yang berbeda-beda yaitu pada

maena wangowai dome kontur melodinya termasuk statis – accending, sedangkan pada

maena wangowai zowatö dan maena wangandrö sokona yaitu accending.

Page 87: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

83

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Nyanyian maena adalah salah satu nyanyian yang bersifat tradisi,karena nyanyian ini

secara turun temurun dinyanyikan dari generasi ke generasi walaupun syairnya berubah-

ubah tetapi maknanya tetap sama yaitu menyanjung pihak perempuan serta pihak laki-laki

dengan cara mempertunjukan maena khususnya dalam pesta adat perkawinan masyarakat

Nias yang ada di Kota Medan.

Dalam pesta adat perkawinan yang dilakukan masyarakat Nias di Kota Medan,

penyajian nyanyian maena biasanya dinyanyikan atau dipertunjukan sebagai pelengkap

jalannya proses adat perkawinan tersebut. Syair maena (fanutunö maena) tidak mempunyai

teks yang pasti, melainkan diciptakan oleh orang yang fasih atau pintar bahasa Nias (li nono

niha).

Selain itu dilihat dari aspek tekstualnya struktur dari teks musik vokal maena

wangowai dome, sowatö, wangandrö sokona berbentuk susunan pantun yang mana memiliki

pola AA dari bait yang satu ke bait berikutnya. Demikian juga dengan syair maena yang

dinyanyikan secara berulang-ulang oleh peserta maena berpola AA.

Kemudian dilihat dari segi fungsinya, nyanyian maena mempunyai beberapa fungsi

yaitu sebagai fungsi hiburan, musik vokal maena banyak dipertunjukan di luar dari upacara

adat perkawinan masyarakat Nias yang dalam pertunjukannya untuk menghibur para tamu-

tamu terhormat, pembesar yang datang sedangkan didalam pesta adat perkawinan maena

merupakan hiburan dalam adat, fungsi pengungkapan emosional,fungsi penghayatan estetis,

sebagai fungsi komunikasi syair dari musik vokal maena mengandung pesan kepada kedua

Page 88: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

84

belah pihak bahwa saling sanjung – menyanjung dan memuji keluarga kedua mempelai,

fungsi Kesinambungan Kebudayaan, fungsi Pengesahan Lembaga-Lembaga Sosial.

Ketiga nyanyian maena yang dibahas pada bab sebelumnya memiliki tangga nada

yang berbeda dimana pada maena wangowai zowatö memiliki tangga nada

septagonis(terdiri dari tujuh nada) yaitu D-E-F#-G-A-B-C-D-E- F#-G’, pada maena

wangowai dome memiliki tangga nada pentatonis (lima nada) yaitu C#-D-E-F#-G,

sedangkan pada maena wangandrö sokona memiliki nada

5.2 Saran

Nias adalah salah satu suku yang ada di nusantara yang sejak dahulu kaya dengan

aktifitas budayanya. Salah satunya ialah upacara perkawinan yang didalamnya terdapat

pertunjukan maena. Akan tetapi, dengan adanya pengaruh dari budaya barat atau

percampuran budaya Nias dengan budaya lain sehingga sebagian nilai-nilai budaya tersebut

hilang dari nilai-nilai budaya aslinya. Dalam tulisan ini penulis mempunyai beberapa saran

kepada pembaca lainnya diluar dari etnis Nias, yaitu menyarankan agar nyanyian maena

tetapi dipertahankan eksistensinya dan merasakan bahwa hal ini merupakan salah satu

kekayaan budaya yang dijadikan milik bersama, sehingga setiap etnis yang ada di seluruh

Indonesia tetap hidup dan terus berkembang.

Page 89: ANALISIS MUSIK VOKAL PADA ... -  · PDF filekelahiran bayi sebagai penerus generasi terdahulu. Kemudian dalam rangkaian ini dibuat juga ... pimpinannya ialah seorang perempuan

85

DAFTAR PUSTAKA Dananjaya, James, 1986. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta:

Grafiti Pers. Gulö, W. 1997. Nias : Injili – Budaya – SDM. Salatiga.Universitas Kristen Salatiga. Kamus Dewan, 2002. Kuala Lumpur: Dewan bahasa dan Pustaka. Koentjaraningrat. 1986. Pengnantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia, Laia, Bamböwö.1983. Solidaritas Kekeluargaan Dalam Salah Satu Masyarakat Desa di

Nias:Jakarta. Gadjah Mada University Press.

Malm, William P. 1977. Music Cultures of the Pacific, Near East, and Asia. New Jersey, Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Merriam, Alan P. 1964. The Anthropologi of Music. Chicago: Northwestern University

Press. Nettl, Bruno. 1964. Theory and method in ethnomusicology. New York. Perwadarminta (ed.), 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sedyawati, Edy, 1981. Tari: Tinjauan dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya. Soehartono, 1995. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia. Takari, Muhammad. Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan

Heristina Dewi. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studi Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Zebua, HS.1985.Kumpulan Catatan Upacara Perkawinan Daerah Nias. Gunungsitloli:

Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Nias Sumatera Utara.


Top Related