Transcript

BAB IIANALISIS BIOKIMIA DARAH

I. Tujuan

a. Pembuatan filtrate darah bebas protein (Folin-Wu) :

Untuk membuat filtrat darah bebas protein dengan metoda Folin-Wu

b. Pengukuran kadar gula darah (kuantitatif) :

Untuk mengetahui kadar gula darah dengan metoda Folin-Wu

c. Penetapan kadar kreatinin darah (jaffe) :

Menghitung kadar kreatinin darah/plasma

II. DasarTeori:

Darah merupakan sample biologis yang biasa digunakan untuk menentukan kadar

atau uji adanya kandungan senyawa tertentu, karena didalamnya ada berbagai komponen

selular seperti sel darah merah, sel darah putih, platelet dan berbagai protein dan berperan

pada proses distribusi dan metabolisme. Protein dalam darah biasanya akan dihilangkan

terlebih dahulu agar tidak mengganggu pembacaan pada proses analisa. Protein dapat

dihilangkan, salah satunya dengan zat pengendap protein seperti asam tungstat, ammonium

klorida, asam trikloroasetat, asam perkolat, methanol dan asetonitril yang setelah diendapkan

dipisahkandengancaramenyaring. Sampeldarahyang telahbebas protein bisa digunakan untuk

menentukan kadar urea, asam urat, glukosa, kreatinin asam amino, klorida dan non Protein

Nitrogen.

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai

sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam

buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah

atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat

bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah

itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita

diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100

ml darah (Poedjiadi, 1994).

Analisa Biokimia Darah 1

Glukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat

setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang

tinggi, yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes mellitus. Gula darah

yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini

dapat disebabkan oleh efek samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah, yang

disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini hanya salah satu penyebab

kelelahan. Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon

yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk

menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pancreas kita tidak

membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi

secara normal. Ini disebut ‘resistansi insulin’. Apa pun alasannya, sel-sel tidak memperoleh

glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam darah. Beberapa

orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula darahnyadapat

meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk

diabetes. Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin (Spiritia, 2004).

Tes kadar glukosa darah sangat penting, karena seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, kadar gula darah dapat menunjukkan indikasi seseorang terkena penyakit

diabetes mellitus. Dengan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala pada orang-orang

yang beresikoter kena diabetes seperti orang-orang yang mengalami obesitas, pencegahan

dini dapat dilakukan dan implikasi diabetes yang lebih parah dapat dihindari.

Kreatinin dibentuk dalam otot dan diekskresi melalui ginjal. Kreatinin dibentuk dari

cadangan ikatan fosfat berenergi tinggi dalam otot, kreatinin fosfat (fosfokreatinin). Jumlah

kreatinin yang diekskresi sehari-hari menggambarkan fungsi massa otot dan tidak

dipengaruhi oleh makanan, umur, sex dan latihan. Jumlah kreatinin tubuh ± 2% dari

cadangan keratin fosfat dan secara kasar dalam satu hari diekskresi sebesar 1-2 g. Karena

massa otot wanita lebih sedikit dari laki-laki, ekskresi kreatinin pada wanita juga lebih kecil

disbanding laki-laki. Kreatinin dalam filtrat glomeruli ginjal tidak diabsorsi kembali dalam

tubulus. Maka tiap keadaan yang mengakibatkan penurunan fungsi glomerulus juga akan

menurunkan ekskresi kreatinin dan kadar kreatiniin dalam darah akan meningkat. Karena

produksi kreatinin relative tetap dan tidak dipengaruhi oleh katabolisme protein atau faktor

eksternal lain, maka kadar kreatinin darah akan menggambarkan fungsi glomerulus ginjal

Kadar kreatinin dalam plasma atau serum dalam keadaan normal adalah sebesar 0,7-1,6

mg/dL.

Analisa Biokimia Darah 2

Kadar kreatinin dalam darah akan menningkat bila terjadi penurunan kecepatan

filtrasi glomerulus atau bila ada obstruksi pengeluaran urin. Penningkatan kadar kreatinin

darah baru dapat diproduksi bila fungsi ginjal berkurang 50%. Kadar kreatinin darah

merupakan indikator yang baik untuk menggambarkan fungsi ginjal. (Eksperimen

Laboratorium Biokimia FKUI, 2001) Oleh karena itu, uji kadar kreatinin dalam darah sangat

penting untuk pasien yang mengalami indikasi disfungsi ginjal.

Penentuan kadar dari senyawa yang ingin diuji biasa dilakukan dengan metode

spektrofotometri. Spektrometer absorbs adalah sebuah instrument untuk mengukur

absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu

atom/molekul. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun lalu untuk keperluan

para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari struktur molekul dan mengembangkan

dengan teori molekul. Kini, spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai seperti

studi bahan, lingkungan atau pun untuk mengontrol suatu proses kimiawi dalam industri.

Setiap laboratorium Biologi pasti memiliki spektrofotometer sebagai salah satu tools

modernnya (Sentrabd, 2007).

III. Alat, Bahan dan Prosedur kerja

A. Pembuatan Filtrat darah bebas protein

Bahan :

1. Aquadest 7ml

2. Darah 3ml

3. Na tungstat 10% 3ml

4. H2SO4 2/3 N 3 ml

Alat :

1. Corong Buchner

2. Erlenmeyer

3. Beaker glass

4. Pipet gondok

5. Gelas ukur

6. Tabung reaksi

Analisa Biokimia Darah 3

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Campurkan aquadest 7 ml, darah 3 ml, Na tungtat 3 ml dan H2SO4 2/3 N 3 ml

3. Kemudian didiamkan selama 5 menit

4. Setelah 5 menit campuran tadi disaring dan diambil filtratnya

5. Filtrat yang telah tersaring kemudian diuji dengan pereaksi biuret

B. Pengukuran kadar gula darah

Bahan:

1. Filtrat darah Folin-Wu

2. Larutan tembaga alkalis (mengandung natrium karbonat, tembaga alkalis, dan

asam tartrat)

3. Pereaksi asam fosfomolibdat (mengandung asam molibdat dan natrium

tungsat)

4. Larutan standar glukosa (0,1 mg/ml)

Alat :

1. Tabung reaksi 4 buah

2. Pipet gondok

3. Gelas ukur

4. Beaker glass

5. Penangas air

6. Spektrofotometri

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Campurkan

Tabung 1 dengan : filtrate Folin Wu 2 ml + tembaga alkalis 2 ml

Tabung 2 dengan : filtrate Folin Wu 2 ml + tembaga alkalis 2 ml

Tabung 3 dengan : standar glukosa 0,1 mg/ml 2 ml + tembaga alkalis 2

ml

Tabung 4 dengan : aquadest 2 ml + tembaga alkalis 2 ml

Analisa Biokimia Darah 4

3. Ke-4 tabung tersebut dipanaskan dalam air 100o C selama 8 menit kemudian

didinginkan selama 3 menit

4. Kemudian ke-4 tabung tersebut diencerkan sampai 25 ml

5. Kemudian baca absorbansinya padaλ = 420 nm

C. Penetapan kadar kreatinin darah (jaffe)

Bahan :

1. Darah bebas protein

2. Larutan asam pikrat jenuh

3. LarutanNaOH 10%

4. Lautan standar kreatinin mengandung 0,006 mg/ml

5. Larutan pikrat alkalis

Alat :

1. Tabung reaksi 3 buah

2. Pipet gondok

3. Gelas ukur

4. Beaker glass

5. Spektrofotometri

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Campurkan

Tabung 1 (blanko ) dengan : aquadest 2 ml + larutanpikrat alkalis 2 ml

+ NaOH 10% 0,5 ml

Tabung 2 (standar 1) dengan : standar kreatinin 2 ml + larutan pikrat

alkalis 2 ml + NaOH 10% 0,5 ml

Tabung 3 (uji 1) dengan filtrate folin-wu2 ml + larutan pikrat alkalis 2

ml + NaOH 10% 0,5 ml

3. Tabung yang berisi kreatinin diencerkan sampai volume 100 ml

4. Diamkan selama 15 menit warna yang terbentuk akan stabil dalam waktu 30

menit

5. Baca absorbansi dalam batas waktu 30 menit padaλ = 520 nm

Analisa Biokimia Darah 5

IV. Hasil Pengamatan

Gambar Saat Pembuatan Filtrate Darah Bebas Protein

3ml Darah ditambah 21 ml aquades (campuran 1)

Campuran 1 ditambah 3 ml H2SO4 2/3 N (campuran 2)

Campuran 2 ditambah 3 ml Na-tungstat 10%

Saat didiamkan selama 5 menit

Analisa Biokimia Darah 6

Campuran disaring

Filtrate hasil penyaringan

Kadar glukosa darah1. = 0,202

2. = 0,259 3. = 0,059 RS 4. = 0,400 RB

Rata-rata absorban unknown didapatkan = 0,202 +0,295 =0,461 /2 = 0,2305 RU

Blanko ƛ = 420 nm

A = 0,400

Standar ƛ = 420 nm

A = 0,059

Uji ƛ = 420 nm

A = 0,230

Kesimpulan yang didapat :

RB = 0,400 RS =0,059 RU =0,2305

Analisa Biokimia Darah 7

Kadar glukosa dalam darah ( mg/dl) ¿RU −RBRS−RB

X 0,2 X1000,2

=0,230−0,4000,059−0,400

X 0,2 X1000,2

= −0,1695−0,341

X 0,2 X 500

= 49,706 mg/dl

Data kelas B

Absorban

unknown

Tabung 1

Absorban

unknown

Tabung 2

Absorban

standart glukosa

Tabung 3

Absorban

blanko

Tabung 4

1,387 nm 1,484 nm 0,113 nm 0,141 nm

Rata rata absorban unknown (Ru) yang didapatkan:

Ru= Rutabung 1+Rutabung 22

Ru=1,387+1,4842

Ru=1,435nm

Perhitungan kadar gula darah sengan filtrate Folin Wu

kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−Rb

Rs−RbX 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )=1,435−0,141

0,113−0,141X 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )= 1 , 294

−0 ,028X 100

kadar glukosa darah(mgdL )=−4621,4

mgdL

Analisa Biokimia Darah 8

Keterangan :

Ru : absorban unknown

Rs : absorban standar glukosa

Rb : absorban blanko

Gambar Saat Pengukuran Kadar Glukosa

Bahan yg digunakan untuk pengukuran kadar

Sampel folin wu

Saat ditambahkan Tembaga alkalis 2 mL ke dalam masing-masing tabung(Gambar dari kiri : sample,sample,glukosa,aquades)

Foto Saat ditambahkan Tembaga alkalis 2 mL ke dalam masing-masing tabung(Gambar dari kiri : sample,sample,glukosa,aquades)

sebelum dipanaskan

Campuran saat dipanaskan (1&2 : filtrate, 3:standar, 4: blanko)

Analisa Biokimia Darah 9

Terjadi perubahan warna pada no 1 dan 2 yaitu tabung berisi filtrat folin wu Perubahan yang terjadi, dari biru menjadi hijauSedangkan no 3 dan 4 : warna tetap

Saat ditambahkan asam fosfomolibdat sebanyak 2 mL ke dalam masing-masing tabung

Kadar kreatinin darah/ plasma :

Blanko ƛ = 520 nm

A = 0,050

Standar ƛ = 520 nm

A = 0,248

Uji ƛ = 520 nm

A = 0,132

Kesimpulan yand didapat :

AS =0,248 AB = 0,050 AU = 0,132

Kadar kreatinin darah/ plasma ¿AU −ABAS−AB

X (5 X 0,006 ) 525

X100¿¿ X mg/Dl

=0,132−0,0500,248−0,050

X (5 X 0,006 ) 525

X100¿¿ X mg/Dl

= 0,0820,198

X0,03X0,6X100

= 0,745 mg/ml

Analisa Biokimia Darah 10

Gambar Saat Pengukuran Kadar Kreatinin Darah/Plasma

Foto 3 tabung reaksi, yang akan diisiBlanko : Aquadest (2ml) Standar 1 : Kreatinin (2ml)Uji 1 : Filtrat Folin-Wu (2ml)

Masing-masing tabung reaksi ditambahkan Larutan pikrat alkalis sebanyak 2ml.

Gambar ketiga tabung telah diberikan larutan pikrat alkalis

Masing-masing tabung reaksi ditambahkan NaOH 10%

Tabung reaksi blanko dan standar 1 telah diberikan NaOH 10%

Analisa Biokimia Darah 11

Tabung Uji 1 telah diberikan NaOH 10%. Campur dengan baik pada tiap tabung, diamkan selama 15 menit.

Saat dilakukan pengenceran 100x untuk standar 1, karena >3,8...nm

Saat dimasukkan ke spektrofotometer dengan 520nm

V. Pembahasan

A. Pembuatan Filtrat Darah Bebas Protein (Folin Wu)

Percobaan analisis biokimia darah terdiri atas 3 percobaan yaitu, pembuatan filtrat

darah bebas protein, penetapan gula darah, dan kreatinin dengan metode follin-wu. Metode

folin-Wu adalah salah satu metode uji analisa kuantitatif glukosa dalam darah dan kreatinin

darah yang paling banyak digunakan. Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan filtrat

darah bebas protein menggunakan aquades, Na-tungstat 10%, H2SO4. Penambahan aquadest

pada percobaan ini bertujuan untuk mengencerkan darah agar darah tidak menggumpal.

Sementara penambahan Na-tungstat bertujuan mengendapkan protein yang terlarut dalam

air, dan H2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan

Analisa Biokimia Darah 12

protein oleh Na-tungstat. Hasil filtrat kemudian di uji dengan larutan CuSO4 0,1 N dan

NaOH 10%, uji ini untuk mengetahui apakah filtrat yang dihasilkan masih terdapat protein

atau tidak. Namun filtrat yang diperoleh tidak berwarna bening. Filtrat tersebut kemudian di

uji dengan larutan CuSO4 0,1 N dan NaOH 10%, dan hasilnya adalah negative. Filtrat yang

dihasilkan bebas dari protein dan dapat digunakan untuk penetapan gula darah dan

kreatinin. Pembebasan protein ini dilakukan dengan tujuan, agar protein tidak mengganggu

penetapan kadar gula darah dan kreatinin.

B. Pengujian Kadar Gula Darah

Metode yang digunakan untuk perhitungan kadar glukosa darah bergantung pada

kemampuan glukosa untuk mereduksi larutan tembaga alkali. Pereaksi mengandung asam

fosfomolibdat yang dapat membentuk kompleks berwarna biru akibat adanya kombinasi

tembaga tereduksi. Namun metode ini memiliki kerugian, yaitu warna berangsur-angsur

memudar dibandingkan dengan larutan standar glukosa dengan perlakuan yang sama.

Spektrofotometri adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam penentuan kadar

glukosa dalam darah. Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada tingkat glukosa

dalam darah. Konsentrasi dalam darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan ketat

dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber energy utama untuk sel-

sel tubuh. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap

yaitu 100 mg tiap 100 ml darah. Kadar gula darah sepnajng hari bervariasi dimana akan

meningat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah puasa

70-100 mg/dL. Kadar gula darah 2 jam setelah makan atau minum <120-140mg/dL.

Kadar glukosa darah (gula darah)

Glukosa darah puasa : 70 – 120 mg/dl

Glukosa darah normal : 80 – 120 mg/dl

Nilai normal untuk kadar glukosa

darah sewaktu/acak

: <200 mg/dl

Pada praktikum pengukuran kadar gula darah digunakan beberapa pelarut dan

pereaksi. Larutan tersebut adalah tembaga alkalis, fosfomolibdat, larutan glukosa standart

dan aquadest. Fungsi penambahan aquadest adalah mengencerkan darah sehingga albumin

dalam darah akan larut dalam aquadest. Prinsip pengukuran kadar glukosa darah dengan

Analisa Biokimia Darah 13

metode Folin Wu adalah, ion kupri direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan

mengendap sebagai koprooksida (Cu2O). penambahan pereaksi fosfomolibdat berfungsi

untuk melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, Karena ada oksida molibdat.

Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk sebanding dengan banyaknya glukosa

dalam darah. Filtrate yang berwarna biru tua yang terbentuk sebagai akibat melarutnya

Cu2O karena oksida molibdat dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 420nm.

Pada percobaan ini, kami membandingkan antara hasil percobaan kelas A dan kelas

B. Dari hasil percobaan kelas A diperoleh hasil absorbansi larutan uji 1 sebesar 0,202,

larutan uji 2 sebesar 0,259, standar glukosa sebesar 0,059 dan blanko sebesar 0,400.

Kemudian data absorbansi yang diperoleh dimasukkan kedalam rumus dibawah ini :

Kadar glukosa dalam darah ( mg/dl) :

¿RU −RBRS−RB

X 0,2 X1000,2

¿0,230−0,4000,059−0,400

X 0,2 X1000,2

= −0,1695−0,341

X 0,2 X 500

= 49,706 mg/dl

Sedangkan data kelas B diperoleh hasil sebagai berikut :

Absorban

unknown

Tabung 1

Absorban

unknown

Tabung 2

Absorban

standart glukosa

Tabung 3

Absorban

blanko

Tabung 4

1,387 nm 1,484 nm 0,113 nm 0,141 nm

kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−Rb

Rs−RbX 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )=1,435−0,141

0,113−0,141X 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )= 1 , 294

−0 ,028X 100

Analisa Biokimia Darah 14

kadar glukosa darah(mgdL )=−4621,4

mgdL

Berdasarkan perhitungan diatas, pada data kelas A dapat diperoleh hasil bahwa kadar

glukosa dari probandus wanita berada di bawah normal. Karena kadar glukosa darah

normal adalah 80 - 120 mg/dl sedangkan hasil yang diperoleh sebesar 49,706 mg/dl.

Sedangkan pada data kelas B diperoleh hasil kadar glukosa darah negative. Hal tersebut

terjadi karena ada gelembung saat pemeriksaan dengan menggunakan spektrofotometer,

sehingga mengganggu hasil pembacaan absorbansi.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengukuran kadar glukosa darah, antara lain :

Makanan dan minuman

Obat-obatan

Alcohol

Aktivitas fisik

Demam.

C. Pengujian Kadar Kreatinin

Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan metabolisme otot yang

dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin

dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresi oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi

dan sekresi, konsentrasinya relative konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang

lebih besar dari nilai normal, mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E,

2001).

Kreatinin adalah anhidrida dari keratin, dibentuk sebagian besar dalam otot dengan

pembuangan air dari keratin fosfat secara tidak reversible dan non enzimatik. Kreatinin

bebas terdapat dalam darah dan urin. Pembentukan kreatinin adalah langkah awal yang

dibutuhkan untuk ekskresi sebagian besar kreatinin. (Harper H.A, 1999). Factor-faktor yang

mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah antara lain :

a. Perubahan massa otot.

b. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setlah makan.

c. Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.

d. Obat-obatan seprti, sefalosporin, aldacton, aspirin, dan kotrimoxazol dapat

mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.

Analisa Biokimia Darah 15

e. Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal.

f. Usia dan jenis kelamin, pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang

muda. Dan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita. (Sukandar E,

1997).

Pemeriksaan urin dan darah untuk mengetahui kadar kreatinin biasanya menggunakan

metode Jaffe Kinetik. Metode ini ditemukan pertama kali oleh Jaffe tahun 1886. Pengujian

kadar kreatinin menggunakan larutan pikrat alkalis, yang berperan untuk mengikat kreatin

secara tautomer sehingga menciptakan warna merah yang dapat dideteksi pada alat

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Keuntungan dari metode ini

ialah murah, cepat, dan jumlah sampel yang digunakan sedikit. Kadar normal kreatinin

pada laki- laki adalah 0,6 – 1,1 mg/dl atau 16 – 24 mg/kg/hari. Pada perempuan kadar

normal kreatininya adlah 0,5 – 0,9 mg/dl atau 11- 20 mg/kg/hari.

Dalam percobaan kali ini, digunakan tiga larutan uji, yaitu filtrate Folin Wu, larutan

standart kreatinin (mengandung 0,006 mg/mL) dan aquadest (blanko). Setiap larutan

ditambahkan larutan pikrat alkalis 2 ml dan NaOH 10 % 0,5 mL. kemudian dilakukan

pembacaan serapan pada panjang gelombang 520 nm. Hasilnya adalah sbb:

- Larutan uji (filtrate Folin Wu) = 0,132

- Blanko = 0,050

- Larutan standart yang diencerkan sampai 100 mL = 0,248

Kadar keratin darah atau plasma

= Au−AbAs−Ab

x (5x 0,006) x 15 x100

25 x (10 x 0,1)

= 0,132−0,0500,248−0,050

x (5x 0,006) x 15 x100

25 x (10 x 0,1) = 0,745 mg/dl

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa kadar kreatinin dalam darah

probandus (wanita) adalah normal karena berada pada rentang 0,6 – 0,9 mg/dl.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Metode folin-Wu merupakan salah satu metode uji analisa kuantitatif glukosa dan

kreatinin dalam darah yang paling banyak digunakan.

2. Filtrat darah bebas protein dibuat dengan tujuan agar protein tidak mengganggu

penetapan kadar gula darah dan kreatinin.

Analisa Biokimia Darah 16

3. Jumlah Cu2O yang terbentuk sebanding dengan banyaknya glukosa dalam darah.

4. Prinsip pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri

direduksi oleh gulukosa dalam darah menjadi kupro dan mengendap sebagai

koprooksida (Cu2O).

5. Penambahan pereaksi fosfomolibdat berfungsi untuk melarutkan Cu2O dan warna

larutan menjadi biru tua menunjukkan adanya oksida molibdat.

6. Pada data kelas A diperoleh hasil kadar glukosa dari probandus wanita berada di

bawah normal, yaitu 49,706 mg/dl, dan pada kelas B diperoleh kadar glukosa darah

negative, dapat dikarenakan adanya gelembung saat pemeriksaan dengan

spektrofotometer, sehingga hasil pembacaan absorbansi terganggu.

7. Kadar kreatinin dalam darah probandus (wanita) adalah normal karena berada pada

rentang 0,6 – 0,9 mg/dl, yaitu 0,745 mg/dl

VII. Daftar Pustaka

Murray, Robert K,dkk.2009.Biokimia Harper.Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Poedjadji, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press

Ganong W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Katzung, Betram G.1997. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi IV. Jakarta : EGC

Lu, Frank C.1995.Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko

edisi II. Jakarta : UI Press

Marks, Dawn B, dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC

Sadikin, Muhammad.2002. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika

Analisa Biokimia Darah 17


Top Related