Transcript

| KERAJAAN KUTAI 1

AGAMA HINDU DAN BUDHA

1 . Agama Hindu

gama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सना�तना धर्म� "Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)

yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa.

APenganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama Hindu. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).

Etimologi

Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). Dalam Regweda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu.

Keyakinan dalam Hindu

Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.

Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 2

Senin, 16 Maret 2009

1. Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya2. Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk3. Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan4. Punarbhawa Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)5. Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia

Widhi Tattwa

Omkara. Aksara suci bagi umat Hindu yang melambangkan "Brahman" atau "Tuhan Sang Pencipta"

Widhi Tattwa merupakan konsep kepercayaan terdapat Tuhan yang Maha Esa dalam pandangan Hinduisme. Agama Hindu yang berlandaskan Dharma menekankan ajarannya kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan dalam kitab Weda, Tuhan diyakini hanya satu namun orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama. Dalam agama Hindu, Tuhan disebut Brahman. Filsafat tersebut juga enggan untuk mengakui bahwa dewa-dewi merupakan Tuhan tersendiri atau makhluk yang menyaingi derajat Tuhan.

Atma Tattwa

Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut Atman. Jiwatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jiwatma mencapai moksa [7] .

Karmaphala

Agama Hindu mengenal hukum sebab-akibat yang disebut Karmaphala (karma = perbuatan; phala = buah/hasil) yang menjadi salah satu keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil, baik atau buruk. Ajaran Karmaphala sangat erat

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 3

Senin, 16 Maret 2009

kaitannya dengan keyakinan tentang reinkarnasi, karena dalam ajaran Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi).

Punarbhawa

Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran tertinggi (moksha).

Moksa

Dalam keyakinan umat Hindu, Moksa merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksa, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Oleh karena iu, Moksa menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu.

Konsep ketuhanan

Salah satu bentuk penerapan monoteisme Hindu di Indonesia adalah konsep Padmasana, sebuah tempat sembahyang Hindu untuk memuja Brahman atau "Tuhan Sang Penguasa".

Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesaji di tempat suci keluarganya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 4

Senin, 16 Maret 2009

Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia.[9] Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.

Monoteisme

Dalam agama Hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik lainnya, Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan dikenal dengan sebutan Brahman.

Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam semesta. Brahman merupakan asal mula dari segala sesuatu yang ada di dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa disetarakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya.

Filsafat Adwaita Wedanta menganggap tidak ada yang setara dengan Brahman, Sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk Dewa-Dewi, seperti misalnya: Wisnu, Brahma, Siwa, Laksmi, Parwati, Saraswati, dan lain-lain. Dalam Agama Hindu Dharma (khususnya di Bali), konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk monoteisme asli orang Bali.

Panteisme

Dalam salah satu Kitab Hindu yakni Upanishad, konsep yang ditekankan adalah panteisme. Konsep tersebut menyatakan bahwa Tuhan tidak memiliki wujud tertentu maupun tempat tinggal tertentu, melainkan Tuhan berada dan menyatu pada setiap ciptaannya, dan terdapat dalam setiap benda apapun[10], ibarat garam pada air laut. Dalam agama Hindu, konsep panteisme disebut dengan istilah Wyapi Wyapaka. Kitab Upanishad dari Agama Hindu mengatakan bahwa Tuhan memenuhi alam semesta tanpa wujud tertentu, beliau tidak berada di sorga ataupun di dunia tertinggi namun berada pada setiap ciptaannya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 5

Senin, 16 Maret 2009

Ateisme

Agama Hindu diduga memiliki konsep ateisme (terdapat dalam ajaran Samkhya) yang dianggap positif oleh para teolog/sarjana dari Barat. Samkhya merupakan ajaran filsafat tertua dalam agama Hindu yang diduga menngandung sifat ateisme. Filsafat Samkhya dianggap tidak pernah membicarakan Tuhan dan terciptanya dunia beserta isinya bukan karena Tuhan, melainkan karena pertemuan Purusha dan Prakirti, asal mula segala sesuatu yang tidak berasal dan segala penyebab namun tidak memiliki penyebab[11]. Oleh karena itu menurut filsafat Samkhya, Tuhan tidak pernah campur tangan. Ajaran filsafat ateisme dalam Hindu tersebut tidak ditemui dalam pelaksanaan Agama Hindu Dharma di Indonesia, namun ajaran filsafat tersebut (Samkhya) merupakan ajaran filsafat tertua di India. Ajaran ateisme dianggap sebagai salah satu sekte oleh umat Hindu Dharma dan tidak pernah diajarkan di Indonesia.

Konsep lainnya

Di samping mengenal konsep monoteisme, panteisme, dan ateisme yang terkenal, para sarjana mengungkapkan bahwa terdapat konsep henoteisme, politeisme, dan monisme dalam ajaran agama Hindu yang luas. Ditinjau dari berbagai istilah itu, agama Hindu paling banyak menjadi objek penelitian yang hasilnya tidak menggambarkan kesatuan pendapat para Indolog sebagai akibat berbedanya sumber informasi. Agama Hindu pada umumnya hanya mengakui sebuah konsep saja, yakni monoteisme. Menurut pakar agama Hindu, konsep ketuhanan yang banyak terdapat dalam agama Hindu hanyalah akibat dari sebuah pengamatan yang sama dari para sarjana dan tidak melihat tubuh agama Hindu secara menyeluruh[12]. Seperti misalnya, agama Hindu dianggap memiliki konsep politeisme namun konsep politeisme sangat tidak dianjurkan dalam Agama Hindu Dharma dan bertentangan dengan ajaran dalam Weda.

Meskipun banyak pandangan dan konsep Ketuhanan yang diamati dalam Hindu, dan dengan cara pelaksanaan yang berbeda-beda sebagaimana yang diajarkan dalam Catur Yoga, yaitu empat jalan untuk mencapai Tuhan, maka semuanya diperbolehkan. Mereka berpegang teguh kepada sloka yang mengatakan:

“ Jalan mana pun yang ditempuh manusia kepada-Ku, semuanya Aku terima dan Aku beri anugerah setimpal sesuai dengan penyerahan diri mereka. Semua orang mencariku dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna)[13] ”

Pustaka suci

Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma. Di antara susastra suci tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. Sastra

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 6

Senin, 16 Maret 2009

lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu Ramayana dan Mahabharata. Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata, merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari Weda.

Hindu meliputi banyak aspek keagamaan, tradisi, tuntunan hidup, serta aliran/sekte. Umat Hindu meyakini akan kekuasaan Yang Maha Esa, yang disebut dengan Brahman dan memuja Brahma, Wisnu atau Siwa sebagai perwujudan Brahman dalam menjalankan fungsi sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta.

Secara umum, pustaka suci Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kitab Sruti dan kelompok kitab Smerti.

Sruti berarti "yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita. Dalam perkembangannya, Weda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti misalnya Regweda dan Isopanishad. Kitab Weda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad berjumlah sekitar 108 buah.

Smerti berarti "yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia, seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab Sruti.

Kitab Regweda dalam aksara Dewanagari dari abad ke-19.

Krishna Dwaipayana Wyasa, seorang Maharesi yang mengklasifikasi kitab Weda.

Weda

Weda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Weda merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu. Weda berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata vid yang berarti "tahu". Kata Weda berarti "pengetahuan". Para nabi

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 7

Senin, 16 Maret 2009

yang menerima wahyu Weda jumlahnya sangat banyak, namun yang terkenal hanya tujuh saja yang disebut Saptaresi. Ketujuh nabi tersebut yakni:

1. Resi Gritsamada2. Resi Wasista3. Resi Atri4. Resi Wiswamitra5. Resi Wamadewa6. Resi Bharadwaja7. Resi Kanwa

Ayat-ayat yang diturunkan oleh Tuhan kepada nabi-nabi tersebut tidak terjadi pada suatu zaman yang sama dan tidak diturunkan di wilayah yang sama. Resi yang menerima wahyu juga tidak hidup pada masa yang sama dan tidak berada di wilayah yang sama dengan resi lainnya, sehingga ribuan ayat-ayat tersebut tersebar di seluruh wilayah India dari zaman ke zaman, tidak pada suatu zaman saja. Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusnya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku. Usaha penyusunan ayat-ayat tersebut dilakukan oleh Bagawan Byasa atau Krishna Dwaipayana Wyasa dengan dibantu oleh empat muridnya, yaitu: Bagawan Pulaha, Bagawan Jaimini, Bagawan Wesampayana, dan Bagawan Sumantu.

Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab yang kemudian disebut Weda. Sesuai dengan isinya, Weda terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Regweda Samhita2. Ayurweda Samhita3. Samaweda Samhita4. Atharwaweda Samhita

Keempat kitab tersebut disebut "Caturweda Samhita". Selain keempat Weda tersebut, Bhagawadgita yang merupakan intisari ajaran Weda disebut sebagai "Weda yang kelima".

Bhagawadgita

Bhagawadgita merupakan suatu bagian dari kitab Bhismaparwa, yakni kitab keenam dari seri Astadasaparwa kitab Mahabharata, yang berisi percakapan antara Sri Kresna dengan Arjuna menjelang Bharatayuddha terjadi. Diceritakan bahwa Arjuna dilanda perasaan takut akan kemusnahan Dinasti Kuru jika Bharatayuddha terjadi. Arjuna juga merasa lemah dan tidak tega untuk membunuh saudara dan kerabatnya sendiri di medan perang. Dilanda oleh pergolakan batin antara mana yang benar dan mana yang salah, Arjuna bertanya kepada Kresna yang mengetahui dengan baik segala ajaran agama.

Kresna yang memilih menjadi kusir kereta Arjuna menjelaskan dengan panjang lebar ajaran-ajaran ketuhanan dan kewajiban seorang kesatria agar dapat membedakan antara yang baik

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 8

Senin, 16 Maret 2009

dengan yang salah. Ajaran tersebut kemudian dirangkum menjadi sebuah kitab filsafat yang sangat terkenal yang bernama Bhagawadgita.

Bhagawadgita terdiri dari delapan belas bab dan berisi ± 650 sloka. Setiap bab menguraikan jawaban-jawaban yang diajukan oleh Arjuna kepada Kresna. Jawaban-jawaban tersebut merupakan wejangan suci sekaligus pokok-pokok ajaran Weda.

Salah satu ilustrasi dalam kitab Warahapurana.

Sebuah ilustrasi dalam kitab Mahabharata, salah satu Itihasa (wiracarita Hindu).

Purana

Purana adalah bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu. Kata Purana berarti "sejarah kuno" atau "cerita kuno". Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM. Terdapat delapan belas kitab Purana yang disebut Mahapurana. Adapun kedelapan belas kitab tersebut yakni:

1. Matsyapurana 2. Wisnupurana 3. Bhagawatapurana 4. Warahapurana 5. Wamanapurana 6. Markandeyapurana 7. Bayupurana 8. Agnipurana

1. Garudapurana 2. Linggapurana 3. Padmapurana 4. Skandapurana 5. Bhawisyapurana 6. Brahmapurana 7. Brahmandapurana 8. Brahmawaiwartapurana

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 9

Senin, 16 Maret 2009

9. Naradapurana 9. Kurmapurana

Itihasa

Itihasa adalah suatu bagian dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah kepahlawanan para raja dan kesatria Hindu di masa lampau dan dikombinasikan dengan filsafat agama, mitologi, dan cerita tentang makhluk supranatural, yang merupakan manifestasi kekuatan Brahman. Kitab Itihasa disusun oleh para Resi dan pujangga India masa lampau, seperti misalnya Resi Walmiki dan Resi Byasa. Itihasa yang terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan Mahabharata.

Kitab lainnya

Selain kitab Weda, Bhagawadgita, Upanishad, Purana dan Itihasa, agama Hindu mengenal berbagai kitab lainnya seperti misalnya: Tantra, Jyotisha, Darsana, Salwasutra, Nitisastra, Kalpa, Chanda, dan lain-lain. Kebanyakan kitab tersebut tergolong ke dalam kitab Smerti karena memuat ajaran astronomi, ilmu hukum, ilmu tata negara, ilmu sosial, ilmu kepemimpinan, ilmu bangunan dan pertukangan, dan lain-lain.

Kitab Tantra memuat tentang cara pemujaan masing-masing sekte dalam agama Hindu. Kitab Tantra juga mengatur tentang pembangunan tempat suci Hindu dan peletakkan arca. Kitab Nitisastra memuat ajaran kepemimpinan dan pedoman untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Kitab Jyotisha merupakan kitab yang memuat ajaran sistem astronomi tradisional Hindu. Kitab Jyotisha berisi pedoman tentang benda langit dan peredarannya. Kitab Jyotisha digunakan untuk meramal dan memperkirakan datangnya suatu musim.

Karakteristik

Ritual Keagamaan Hindu di Candi Prambanan, Yogyakarta, Indonesia.

Dalam agama Hindu, seorang umat berkontemplasi tentang misteri Brahman dan mengungkapkannya melalui mitos yang jumlahnya tidak habis-habisnya dan melalui

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 10

Senin, 16 Maret 2009

penyelidikan filosofis. Mereka mencari kemerdekaan dari penderitaan manusia melalui praktik-praktik askese atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta kasih, bakti dan percaya (Sradha).

Umat Hindu juga menyebut agamanya sebagai Sanatana Dharma yang artinya Dharma yang kekal abadi.

Menurut kepercayaan para penganutnya, ajaran Hindu langsung diajarkan oleh Tuhan sendiri, yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut Awatara. Misalnya Kresna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada jaman Dwaparayuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu[14]. Ajaran Kresna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawadgita, adalah kitab suci Hindu yang utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau pencerahan. Oleh sebab itu dalam agama Hindu wahyu Tuhan bukan hanya terbatas pada suatu zaman atau untuk seseorang saja. Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana manusia lahir dan mau ke mana manusia akan pergi, atau apa tujuan yang sebenarnya manusia hidup ke dunia.

Enam filsafat Hindu

Terdapat dua kelompok filsafat India, yaitu Astika dan Nastika. Nastika merupakan kelompok aliran yang tidak mengakui kitab Weda, sedangkan kelompok Astika sebaliknya. Dalam Astika, terdapat enam macam aliran filsafat. Keenam aliran filsafat tersebut yaitu: Nyaya, Waisasika, Samkhya, Yoga, Mimamsa, dan Wedanta. Ajaran filsafat keenam aliran tersebut dikenal sebagai Filsafat Hindu.

Terdapat enam Astika (filsafat Hindu) — institusi pendidikan filsafat ortodok yang memandang Weda sebagai dasar kemutlakan dalam pengajaran filsafat Hindu — yaitu: Nyāya, Vaishe ṣ hika , Sā ṃ khya , Yoga, Mīmā ṃ sā (juga disebut dengan Pūrva Mīmāṃsā), dan Vedānta (juga disebut dengan Uttara Mīmāṃsā) ke-enam sampradaya ini dikenal dengan istilah Sad Astika Darshana atau Sad Darshana. Diluar keenam Astika diatas, terdapat juga Nastika, pandangan Heterodok yang tidak mengakui otoritas dari Weda, yaitu: Buddha, Jaina dan Carvaka.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 11

Senin, 16 Maret 2009

Meski demikian, ajaran filsafat ini biasanya dipelajari secara formal oleh para pakar, pengaruh dari masing-masing Astika ini dapat dilihat dari sastra-sastra Hindu dan keyakinan yang dipegang oleh pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari.

Dewa-Dewi Hindu

Pelaksanaan Ngaben di Ubud, Bali

Artikel utama: Dewa dalam konsep Hinduisme

Dalam ajaran agama Hindu, Dewa adalah makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni surga, setara dengan malaikat, dan merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Kata “dewa” berasal dari kata “div” yang berarti “beResinar”. Dalam kitab suci Reg Weda, Weda yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Di antara Dewa-Dewi dalam agama Hindu, yang paling terkenal sebagai suatu konsep adalah: Brahmā, Wisnu, Çiwa. Mereka disebut Trimurti.

Dalam kitab-kitab Weda dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan. Filsafat Advaita (yang berarti: “tidak ada duanya”) menyatakan bahwa tidak ada yang setara dengan Tuhan dan para Dewa hanyalah perantara antara beliau dengan umatnya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 12

Senin, 16 Maret 2009

Sistem Catur Warna (Kasta)

Dalam agama Hindu, dikenal istilah Catur Warna bukan sama sekali dan tidak sama dengan kasta. Dalam ajaran Catur Warna, masyarakat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

Brāhmana – golongan para pendeta, orang suci, pemuka agama dan rohaniawan Kshatriya – golongan para raja, adipati, patih, menteri, dan pejabat negara Waisya – golongan para pekerja material (petani, pedagang, nelayan, dsb.) Sudra – golongan para pembantu keempat golongan di atas

Menurut ajaran catur Warna, status seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya. Jadi, status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Catur Warna menekankan seseorang agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Keempat golongan sangat dianjurkan untuk saling membantu agar mereka dapat memperoleh hak. Dalam sistem Catur Warna terjadi suatu siklus “memberi dan diberi” jika keempat golongan saling memenuhi kewajibannya.

Pelaksanaan ritual (Yajña)Atikel utama: Yajña

Dalam ajaran Hindu, Yajña merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Biasanya diwujudkan dalam ritual yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan umat Hindu. Tujuan pengorbanan tersebut bermacam-macam, bisa untuk memohon keselamatan dunia, keselamatan leluhur, maupun sebagai kewajiban seorang umat Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang ditujukan kepada leluhur (Pitra Yadnya).

Sekte (aliran) dalam Hindu

Jalan yang dipakai untuk menuju Tuhan (Hyang Widhi) jalurnya beragam, dan kemudian dikenallah para dewa. Dewa yang tertinggi dijadikan sarana untuk mencapai Hyang Widhi. Aliran terbesar agama Hindu saat ini adalah dari golongan Sekte Waisnawa yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara; yang kedua terbesar ialah Sekte Siwa yang menjadi tiga sekte besar, yaitu Sekte Siwa, Sekte Sakti (Durga), dan Sekte Ganesha, serta terdapat pula Sekte Siwa Siddhanta, Sekte Bhairawa, dan lain-lain. Yang ketiga ialah Sekte Brahma sebagai pencipta yang menurunkan Sekte Agni, Sekta Rudra, Sekte Yama, dan Sekte Indra. Sekte adalah jalan untuk mencapai tujuan (Tuhan), dan pemeluk Hindu dipersilakan memilih sendiri yang mana yang paling baik/bagus.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 13

Senin, 16 Maret 2009

Toleransi umat Hindu

Agama ini memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran, yang mana di dalam kitab Weda dalam salah satu baitnya memuat kalimat berikut:

Sansekerta: एकम्� सत्� विप्रा�: बहुधा� दन्ति�त्

Alihaksara: Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti

Cara baca dalam bahasa Indonesia: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti

Bahasa Indonesia: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai menyebut-Nya dengan banyak nama."

— Rg Weda (Buku I, Gita CLXIV, Bait 46)

Dalam berbagai pustaka suci Hindu, banyak terdapat sloka-sloka yang mencerminkan toleransi dan sikap yang adil oleh Tuhan. Umat Hindu menghormati kebenaran dari mana pun datangnya dan menganggap bahwa semua agama bertujuan sama, yaitu menuju Tuhan, namun dengan berbagai sudut pandang dan cara pelaksanaan yang berbeda. Hal itu diuraikan dalam kitab suci mereka sebagai berikut:

samo ‘haṁ sarva-bhūteṣu na me dveṣyo ‘sti na priyah

ye bhajanti tu māṁ bhaktyā mayi te teṣu cāpy aham

(Bhagavad Gītā, IX. 29)

Arti:

Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua makhluk.

Bagi-Ku tidak ada yang paling Ku-benci dan tidak ada yang paling Aku kasihi.

Tetapi yang berbakti kepada-Ku, dia berada pada-Ku dan Aku bersamanya pula

Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham,

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 14

Senin, 16 Maret 2009

mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah

(Bhagavad Gītā, 4.11)

Arti:

Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku,

Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku

dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna)

Yo yo yām yām tanum bhaktah śraddhayārcitum icchati,

tasya tasyācalām śraddhām tām eva vidadhāmy aham

(Bhagavad Gītā, 7.21)

Arti:

Kepercayaan apapun yang ingin dipeluk seseorang,

Aku perlakukan mereka sama dan

Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap

Meskipun ada yang menganggap Dewa-Dewi merupakan Tuhan tersendiri, namun umat Hindu memandangnya sebagai cara pemujaan yang salah. Dalam kitab suci mereka, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda:

ye ‘py anya-devatā-bhaktā yajante śraddhayānvitāḥ

te ‘pi mām eva kaunteya yajanty avidhi-pūrvakam

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 15

Senin, 16 Maret 2009

(Bhagavad Gītā, IX.23)

Arti:

Orang-orang yang menyembah Dewa-Dewa dengan penuh keyakinannya

sesungguhnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka melakukannya

dengan cara yang keliru, wahai putera Kunti (Arjuna)

Pemeluk agama Hindu juga mengenal arti Ahimsa dan "Satya Jayate Anertam". Mereka diharapkan tidak suka (tidak boleh) membunuh secara biadab tapi untuk kehidupan pembunuhan dilakukan kepada binatang berbisa (nyamuk) untuk makanan sesuai swadarmanya, dan diminta jujur dalam melakukan segala pikiran, perkataan, dan perbuatan.

B. Munculnya Agama Budha

ejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 16

Senin, 16 Maret 2009

Daftar isi

1 Kehidupan Buddha 2 Tahap awal agama Buddha

o 2.1 Konsili Buddha Pertama (abad ke-5 SM) o 2.2 Konsili Kedua Buddha (383 SM)

3 Dakwah Asoka (+/- 260 SM) o 3.1 Konsili Buddha Ketiga (+/- 250 SM) o 3.2 Dunia Helenistik o 3.3 Ekspansi ke Asia

4 Penindasan oleh dinasti Sungga (abad ke-2 sampai abad ke-1 SM) 5 Interaksi Buddha-Yunani (abad ke-2 sampai abad pertama Masehi) 6 Berkembangnya aliran Mahayana (Abad Pertama SM-Abad ke-2) 7 Penyebaran Mahayana (Abad pertama sampai abad ke-10 Masehi) 8 Kelahiran kembali Theravada (abad ke-11 sampai sekarang)

1 .Kehidupan Buddha

Artikel utama: Gautama Buddha

Menurut tradisi Buddha, tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari suku Sakya pada awal masa Magadha (546–324 SM), di sebuah kota, selatan pegunungan Himalaya yang bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Beliau juga dikenal dengan nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").

Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha), Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ?). Jalan tengah ini merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri.

Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata Sansekerta yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta).

Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah mengalirnya sungai Gangga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang berbeda-beda.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 17

Senin, 16 Maret 2009

Keengganan Buddha untuk mengangkat seorang penerus atau meresmikan ajarannya mengakibatkan munculnya banyak aliran dalam waktu 400 tahun selanjutnya: pertama-tama aliran-aliran mazhab Buddha Nikaya, yang sekarang hanya masih tersisa Theravada, dan kemudian terbentuknya mazhab Mahayana, sebuah gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru.

2 .Tahap awal agama Buddha

Sebelum disebarkan di bawah perlindungan maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Dua konsili (sidang umum) pembentukan dikatakan pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan ini berdasarkan catatan-catatan dari kemudian hari. Konsili-konsili (juga disebut pasamuhan agung) ini berusaha membahas formalisasi doktrin-doktrin Buddhis, dan beberapa perpecahan dalam gerakan Buddha.

2.1 Konsili Buddha Pertama (abad ke-5 SM)

Konsili pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha wafat di bawah perlindungan raja Ajatasattu dari Kekaisaran Magadha, dan dikepalai oleh seorang rahib bernama Mahakassapa, di Rajagaha(sekarang disebut Rajgir). Tujuan konsili ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan Buddha (sutta (Buddha)) dan mengkodifikasikan hukum-hukum monastik (vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Buddha dan saudara sepupunya, diundang untuk meresitasikan ajaran-ajaran Buddha, dan Upali, seorang murid lainnya, meresitasikan hukum-hukum vinaya. 3Ini kemudian menjadi dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa sejarah agama Buddha.

2.2 Konsili Kedua Buddha (383 SM)

Konsili kedua Buddha diadakan oleh raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti konflik-konflik antara mazhab tradisionalis dan gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.

Mazhab-mazhab tradisional menganggap Buddha adalah seorang manusia biasa yang mencapai pencerahan, yang juga bisa dicapai oleh para bhiksu yang mentaati peraturan monastik dan mempraktekkan ajaran Buddha demi mengatasi samsara dan mencapai arhat. Namun kaum Mahasanghika yang ingin memisahkan diri, menganggap ini terlalu individualistis dan egois. Mereka menganggap bahwa tujuan untuk menjadi arhat tidak cukup, dan menyatakan bahwa tujuan yang sejati adalah mencapai status Buddha penuh, dalam arti membuka jalan paham Mahayana yang kelak muncul. Mereka menjadi pendukung peraturan monastik yang lebih longgar dan lebih menarik bagi sebagian besar kaum rohaniawan dan kaum awam (itulah makanya nama mereka berarti kumpulan "besar" atau "mayoritas").

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 18

Senin, 16 Maret 2009

Konsili ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. Mereka meninggalkan sidang dan bertahan selama beberapa abad di Indian barat laut dan Asia Tengah menurut prasasti-prasasti Kharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.

3 . Dakwah Asoka (+/- 260 SM)

Kapital (pucuk pilar) sebuah pilar yang didirikan oleh maharaja Asoka di Sarnath +/- 250 SM.

Maharaja Asoka dari Kekaisaran Maurya (273–232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Karena menyesali perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga membangun jalan-jalan dan rumah sakit-rumah sakit di seluruh negeri.

Periode ini menandai penyebaran agama Buddha di luar India. Menurut prasasti dan pilar yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga. Kemungkinan besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut prasasti-prasasti Asoka.

[3.1] Konsili Buddha Ketiga (+/- 250 SM)

Maharaja Asoka memprakarsai Konsili Buddha ketiga sekitar tahun 250 SM di Pataliputra (sekarang Patna). Konsili ini dipimpin oleh rahib Moggaliputta. Tujuan konsili adalah rekonsiliasi mazhab-mazhab Buddha yang berbeda-beda, memurnikan gerakan Buddha, terutama dari faksi-faksi oportunistik yang tertarik dengan perlindungan kerajaan dan organisasi pengiriman misionaris-misionaris Buddha ke dunia yang dikenal.

Kanon Pali (Tipitaka, atau Tripitaka dalam bahasa Sansekerta, dan secara harafiah berarti "Tiga Keranjang"), yang memuat teks-teks rujukan tradisional Buddha dan dianggap diturunkan langsung dari sang Buddha, diresmikan penggunaannya saat itu. Tipitaka terdiri dari doktrin (Sutra Pitaka), peraturan monastik (Vinaya Pitaka) dan ditambah dengan kumpulan filsafat (Abhidharma Pitaka).

Usaha-usaha Asoka untuk memurnikan agama Buddha juga mengakibatkan pengucilan gerakan-gerakan lain yang muncul. Terutama, setelah tahun 250 SM, kaum Sarvastidin (yang telah ditolak konsili ketiga, menurut tradisi Theravada) dan kaum Dharmaguptaka menjadi

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 19

Senin, 16 Maret 2009

berpengaruh di India barat laut dan Asia Tengah, sampai masa Kekaisaran Kushan pada abad-abad pertama Masehi. Para pengikut Dharmaguptaka memiliki ciri khas kepercayaan mereka bahwa sang Buddha berada di atas dan terpisah dari anggota komunitas Buddha lainnya. Sedangkan kaum Sarvastivadin percaya bahwa masa lampau, masa kini dan masa depan terjadi pada saat yang sama.

[3.2] Dunia Helenistik

Beberapa prasati Piagam Asoka menulis tentang usaha-usaha yang telah dilaksanakan oleh Asoka untuk mempromosikan agama Buddha di dunia Helenistik (Yunani), yang kala itu berkesinambungan tanpa putus dari India sampai Yunani. Piagam-piagam Asoka menunjukkan pengertian yang mendalam mengenai sistem politik di wilayah-wilayah Helenistik: tempat dan lokasi raja-raja Yunani penting disebutkan, dan mereka disebut sebagai penerima dakwah agama Buddha: Antiokhus II Theos dari Kerajaan Seleukus (261–246 SM), Ptolemeus II Filadelfos dari Mesir (285–247 SM), Antigonus Gonatas dari Makedonia (276–239 SM), Magas dari Kirene (288–258 SM), dan Alexander dari Epirus (272–255 SM).

Dakwah agama Buddha semasa pemerintahan maharaja Asoka (260–218 SM).

"Penaklukan Dharma telah dilaksanakan dengan berhasil, pada perbatasan dan bahkan enam ratus yojana (6.400 kilometer) jauhnya, di mana sang raja Yunani Antiochos memerintah, di sana di mana empat raja bernama Ptolemeus, Antigonos, Magas dan Alexander bertakhta, dan juga di sebelah selatan di antara kaum Chola, Pandya, dan sejauh Tamraparni." (Piagam Asoka, Piagam Batu ke-13, S. Dhammika)

Kemudian, menurut beberapa sumber dalam bahasa Pali, beberapa utusan Asoka adalah bhiksu-bhiksu Yunani, yang menunjukkan eratnya pertukaran agama antara kedua budaya ini:

"Ketika sang thera (sesepuh) Moggaliputta, sang pencerah agama sang Penakluk (Asoka) telah menyelesaikan Konsili (ke-3) […], beliau mengirimkan thera-thera, yang satu kemari yang lain ke

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 20

Senin, 16 Maret 2009

sana: […] dan ke Aparantaka (negeri-negeri barat yang biasanya merujuk Gujarat dan Sindhu), beliau mengirimkan seorang Yunani (Yona) bernama Dhammarakkhita". (Mahavamsa XII).

Tidaklah jelas seberapa jauh interaksi ini berpengaruh, tetapi beberapa pakar mengatakan bahwa sampai tingkat tertentu ada sinkretisme antara falsafah Yunani dan ajaran Buddha di tanah-tanah Helenik kala itu. Mereka terutama menunjukkan keberadaan komunitas Buddha di Dunia Helenistik kala itu, terutama di Alexandria (disebut oleh Clemens dari Alexandria), dan keberadaan sebuah ordo-monastik pra-Kristen bernama Therapeutae (kemungkinan diambil dari kata Pali "Theraputta"), yang kemungkinan "mengambil ilham dari ajaran-ajaran dan penerapan ilmu tapa-samadi Buddha" (Robert Lissen).

Mulai dari tahun 100 SM, simbol "bintang di tengah mahkota", juga secara alternatif disebut "cakra berruji delapan" dan kemungkinan dipengaruhi desain Dharmacakra Buddha, mulai muncul di koin-koin raja Yahudi, Raja Alexander Yaneus (103-76 SM). Alexander Yaneus dihubungkan dengan sekte falsafi Yunani, kaum Saduki dan dengan ordo monastik Essenes, yang merupakan cikal-bakal agama Kristen. Penggambaran cakra atau roda berruji delapan ini dilanjutkan oleh jandanya, Ratu Alexandra, sampai orang Romawi menginvasi Yudea pada 63 SM.

Batu-batu nisan Buddha dari era Ptolemeus juga ditemukan di kota Alexandria, dengan hiasan Dharmacakra (Tarn, "The Greeks in Bactria and India"). Dalam mengkomentari keberadaan orang-orang Buddha di Alexandria, beberapa pakar menyatakan bahwa “Kelak pada tempat ini juga beberapa pusat agama Kristen yang paling aktif didirikan” (Robert Linssen "Zen living").

3.3 Ekspansi ke Asia

Di daerah-daerah sebelah timur anak benua Hindia (sekarang Myanmar), Budaya India banyak mempengaruhi sukubangsa Mon. Dikatakan suku Mon mulai masuk agama Buddha sekitar tahun 200 SM berkat dakwah maharaja Asoka dari India, sebelum perpecahan antara aliran Mahayana dan Hinayana. Candi-candi Buddha Mon awal, seperti Peikthano di Myanmar tengah, ditarikh berasal dari abad pertama sampai abad ke-5 Masehi.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 21

Senin, 16 Maret 2009

Penggambaran suku Mon mengenai (Dharmacakra), seni dari Dvaravati, +/-abad ke-8.

Seni Buddha suku Mon terutama dipengaruhi seni India kaum Gupta dan periode pasca Gupta. Gaya manneris mereka menyebar di Asia Tenggara mengikuti ekspansi kerajaan Mon antara abad ke-5 dan abad ke-8. Aliran Theravada meluas di bagian utara Asia Tenggara di bawah pengaruh Mon, sampai diganti secara bertahap dengan aliran Mahayana sejak abad ke-6.

Agama Buddha konon dibawa ke Sri Lanka oleh putra Asoka Mahinda dan enam kawannya semasa abad ke-2 SM. Mereka berhasil menarik Raja Devanampiva Tissa dan banyak anggota bangsawan masuk agama Buddha. Inilah waktunya kapan wihara Mahavihara, pusat aliran Ortodoks Singhala, dibangunt. Kanon Pali dimulai ditulis di Sri Lanka semasa kekuasaan Raja Vittagamani (memerintah 29–17 SM), dan tradisi Theravada berkembang di sana. Beberapa komentator agama Buddha juga bermukim di sana seperti Buddhaghosa (abad ke-4 sampai ke-5). Meski aliran Mahayana kemudian mendapatkan pengaruh kala itu, akhirnya aliran Theravada yang berjaya dan Sri Lanka akhirnya menjadi benteng terakhir aliran Theravada, dari mana aliran ini akan disebarkan lagi ke Asia Tenggara mulai abad ke-11.

Ada pula sebuah legenda, yang tidak didukung langsung oleh bukti-bukti piagam, bahwa Asoka pernah mengirim seorang misionaris ke utara, melalui pegunungan Himalaya, menuju ke Khotan di dataran rendah Tarim, kala itu tanah sebuah bangsa Indo-Eropa, bangsa Tokharia.

Lihat pula: Piagam-piagam Asoka

4. Penindasan oleh dinasti Sungga (abad ke-2 sampai abad ke-1 SM)

Dinasti Sungga (185–73 SM) didirikan pada tahun 185 SM, kurang lebih 50 tahun setelah mangkatnya maharaja Asoka. Setelah membunuh Raja Brhadrata (raja terakhir dinasti Maurya), hulubalang tentara Pusyamitra Sunga naik takhta. Ia adalah seorang Brahmana ortodoks, dan Sunga dikenal karena kebencian dan penindasannya terhadap kaum-kaum Buddha. Dicatat ia telah "merusak wihara dan membunuh para bhiksu" (Divyavadana, pp. 429–434): 84.000 stupa Buddha yang telah dibangun Asoka dirusak (R. Thaper), dan 100 keping koin emas ditawarkan untuk setiap kepala bhiksu Buddha (Indian Historical Quarterly Vol. XXII, halaman 81 dst.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 22

Senin, 16 Maret 2009

dikutip di Hars.407). Sejumlah besar wihara Buddha diubah menjadi kuil Hindu, seperti di Nalanda, Bodhgaya, Sarnath, dan Mathura.

Lihat pula: Kekaisaran Sungga

5. Interaksi Buddha-Yunani (abad ke-2 sampai abad pertama Masehi)

Drakhma perak Menander I (berkuasa +/- 160–135 SM).Obv: huruf Yunani, BASILEOS SOTHROS MENANDROY secara harafiah "Raja Penyelamat Menander".

Di wilayah-wilayah barat Anak benua India, kerajaan-kerajaan Yunani yang bertetangga sudah ada di Baktria (sekarang di Afghanistan utara) semenjak penaklukan oleh Alexander yang Agung pada sekitar 326 SM: pertama-tama kaum Seleukus dari kurang lebih tahun 323 SM, lalu Kerajaan Baktria-Yunani dari kurang lebih tahun 250 SM.

Raja Baktria-Yunani Demetrius I dari Baktria, menginvasi India pada tahun 180 SM dan sampai sejauh Pataliputra. Kemudian sebuah Kerajaan Yunani-India didirikan yang akan lestari di India bagian utara sampai akhir abad pertama SM.

Agama Buddha berkembang di bawah naungan raja-raja Yunani-India, dan pernah diutarakan bahwa maksud mereka menginvasi India adalah untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Kekaisaran Maurya dan melindungi para penganut Buddha dari penindasan kaum Sungga (185–73 SM).

Arca Buddha-Yunani, salah satu penggambaran Buddha, abad pertama sampai abad ke-2 Masehi, Gandhara.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 23

Senin, 16 Maret 2009

Salah seorang raja Yunani-India yang termasyhur adalah Raja Menander I (yang berkuasa dari +/- 160–135 SM). Kelihatannya beliau masuk agama Buddha dan digambarkan dalam tradisi Mahayana sebagai salah satu sponsor agama ini, sama dengan maharaja Asoka atau seorang raja Kushan dari masa yang akan datang, raja Kaniska. Koin-koin Menander memuat tulisan "Raja Penyelamat" dalam bahasa Yunani, dan "Maharaja Dharma" dalam aksara Kharosti. Pertukaran budaya secara langsung ditunjukkan dalam dialog Milinda Panha antara raja Yunani Menander I dan sang bhiksu Nagasena pada sekitar tahun 160 SM. Setelah mangkatnya, maka demi menghormatinya, abu pembakarannya diklaim oleh kota-kota yang dikuasainya dan ditaruh di stupa-stupa tempat pemujaannya, mirip dengan sang Buddha Gautama (Plutarkhus, Praec. reip. ger. 28, 6).

Interaksi antara budaya Yunani dan Buddha kemungkinan memiliki pengaruh dalam perkembangan aliran Mahayana, sementara kepercayaan ini mengembangkan pendekatan falsafinya yang canggih dan perlakuan Buddha yang mirip dengan Dewa-Dewa Yunani. Kira-kira juga kala seperti ini pelukisan Buddha secara antropomorfis dilakukan, seringkali dalam bentuk gaya seni Buddha-Yunani: "One might regard the classical influence as including the general idea of representing a man-god in this purely human form, which was of course well familiar in the West, and it is very likely that the example of westerner's treatment of their gods was indeed an important factor in the innovation" (Boardman, "The Diffusion of Classical Art in Antiquity").

6. Berkembangnya aliran Mahayana (Abad Pertama SM-Abad ke-2)

Koin emas Kekaisaran Kushan memperlihatkan maharaja Kanishka I (~100–126 Masehi) dengan sebuah lukisan Helenistik Buddha, dan kata "Boddo" dalam huruf Yunani.

Berkembangnya agama Buddha Mahayana dari abad ke-1 SM diiringi dengan perubahan kompleks politik di India barat laut. Kerajaan-kerajaan Yunani-India ini secara bertahap dikalahkan dan diasimilasi oleh kaum nomad Indo-Eropa yang berasal dari Asia Tengah, yaitu kaum Schytia India, dan lalu kaum Yuezhi, yang mendirikan Kekaisaran Kushan dari kira-kira tahun 12 SM.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 24

Senin, 16 Maret 2009

Kaum Kushan menunjang agama Buddha dan konsili keempat Buddha kemudian dibuka oleh maharaja Kanishka, pada kira-kira tahun 100 Masehi di Jalandhar atau di Kashmir. Peristiwa ini seringkali diasosiasikan dengan munculnya aliran Mahayana secara resmi dan pecahnya aliran ini dengan aliran Theravada. Mazhab Theravada tidak mengakui keabsahan konsili ini dan seringkali menyebutnya "konsili rahib bidaah".

Konon Kanishka mengumpulkan 500 bhiksu di Kashmir, yang dikepalai oleh Vasumitra, untuk menyunting Tripitaka dan memberikan komentar. Maka konon pada konsili ini telah dihasilkan 300.000 bait dan lebih dari 9 juta dalil-dalil. Karya ini memerlukan waktu 12 tahun untuk diselesaikan.

Konsili ini tidak berdasarkan kanon Pali yang asli (Tipitaka). Sebaliknya, sekelompok teks-teks suci diabsahkan dan juga prinsip-prinsip dasar doktrin Mahayana disusun. Teks-teks suci yang baru ini, biasanya dalam bahasa Gandhari dan aksara Kharosthi kemudian ditulis ulang dalam bahasa Sansekerta yang sudah menjadi bahasa klasik. Bagi banyak pakar hal ini merupakan titik balik penting dalam penyebaran pemikiran Buddha.

Wujud baru Buddhisme ini ditandai dengan pelakuan Buddha yang mirip dilakukan bagaikan Dewa atau bahkan Tuhan. Gagasan yang berada di belakangnya ialah bahwa semua makhluk hidup memiliki alam dasar Buddha dan seyogyanya bercita-cita meraih "Kebuddhaan". Ada pula sinkretisme keagamaan terjadi karena pengaruh banyak kebudayaan yang berada di India bagian barat laut dan Kekaisaran Kushan.

7. Penyebaran Mahayana (Abad pertama sampai abad ke-10 Masehi)

Penyebaran aliran Mahayana antara abad pertama - abad ke-10 Masehi.

Dari saat itu dan dalam kurun waktu beberapa abad, Mahayana berkembang dan menyebar ke arah timur. Dari India ke Asia Tenggara, lalu juga ke utara ke Asia Tengah, Tiongkok, Korea, dan akhirnya Jepang pada tahun 538.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 25

Senin, 16 Maret 2009

8. Kelahiran kembali Theravada (abad ke-11 sampai sekarang)

Penyebaran aliran Buddha Theravada dari abad ke-11.

Mulai abad ke-11, hancurnya agama Buddha di anak benua India oleh serbuan Islam menyebabkan kemunduran aliran Mahayana di Asia Tenggara. Rute daratan lewat anak benua

India menjadi bahaya, maka arah perjalanan laut langsung di antara Timur Tengah lewat Sri Lanka dan ke China terjadi, menyebabkan dipeluknya aliran Theravada Pali kanon, lalu diperkenalkan ke daerah sekitarnya sekitar abad ke-11 dari Sri Lanka.

Raja Anawrahta (1044–1077), pendiri sejarah kekaisaran Birma, mempersatukan negara dan memeluk aliran Theravada. Ini memulai membangun ribuan candi Budha Pagan, ibu kota, di antara abad ke-11 dan abad ke-13. Sekitar 2.000 di antaranya masih berdiri. Kekuasaan orang Birma surut dengan kenaikan orang Thai, dan dengan ditaklukannya ibu kota Pagan oleh orang Mongolia pada 1287, tetapi aliran Buddha Theravada masih merupakan kepercayaan utama rakyat Myanmar sampai hari ini.

Kepercayaan Theravada juga dipeluk oleh kerajaan etnik Thai Sukhothai sekitar 1260. Theravada lebih jauh menjadi kuat selama masa Ayutthaya (abad ke-14 sampai abad ke-18), menjadi bagian integral masyarakat Thai. Di daratan Asia Tenggara, Theravada terus menyebar ke Laos dan Kamboja pada abad ke-13.

Tetapi, mulai abad ke-14, di daerah-daerah ujung pesisir dan kepulauan Asia Tenggara, pengaruh Islam ternyata lebih kuat, mengembang ke dalam Malaysia, Indonesia, dan kebanyakan pulau hingga ke selatan Filipina.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 26

Senin, 16 Maret 2009

C. Kerajaan yang bercorak hindu–buddha

KERAJAAN KUTAI

Peta Kecamatan Muara Kaman

Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 27

Senin, 16 Maret 2009

Daftar isi

1 Sejarah o 1.1 Yupa o 1.2 Mulawarman o 1.3 Aswawarman o 1.4 Berakhir

2 Nama-Nama Raja Kutai

1 .Sejarah

1.1. Yupa

Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 1.000 ekor lembu kepada brahmana.

1.2 Mulawarman

Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.

1.3Aswawarman

Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.

Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 28

Senin, 16 Maret 2009

kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.

1.4 Berakhir

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

2. Nama-Nama Raja Kutai

1. Maharaja Kudungga2. Maharaja Asmawarman3. Maharaja Sri Aswawarman4. Maharaja Marawijaya Warman5. Maharaja Gajayana Warman6. Maharaja Tungga Warman7. Maharaja Jayanaga Warman8. Maharaja Nalasinga Warman9. Maharaja Nala Parana Tungga10. Maharaja Gadingga Warman Dewa11. Maharaja Indra Warman Dewa12. Maharaja Sangga Warman Dewa13. Maharaja Candrawarman14. Maharaja Sri Langka Dewa15. Maharaja Guna Parana Dewa16. Maharaja Wijaya Warman17. Maharaja Sri Aji Dewa18. Maharaja Mulia Putera19. Maharaja Nala Pandita20. Maharaja Indra Paruta Dewa21. Maharaja Dharma Setia

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 29

Senin, 16 Maret 2009

Kerajaan Taruma

Prasasti Tugu di Museum Nasional

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Daftar isi

1 Sumber Sejarah o 1.1 Prasasti yang ditemukan

1.1.1 Prasasti Pasir Muara 1.1.2 Prasasti Ciaruteun 1.1.3 Prasasti Telapak Gajah 1.1.4 Prasasti Jambu

o 1.2 Sumber berita dari luar negeri o 1.3 Kepurbakalaan Masa Tarumanagara o 1.4 Naskah Wangsakerta

1.4.1 Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta

2 Lihat pula 3 Rujukan 4 Bacaan selanjutnya 5 Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten

Sumber Sejarah

Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 30

Senin, 16 Maret 2009

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Prasasti yang ditemukan

1. Prasasti Kebon Kopi , dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor

2. Prasasti Tugu , ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

3. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.

4. Prasasti Ciaruteun , Ciampea, Bogor5. Prasasti Muara Cianten , Ciampea, Bogor6. Prasasti Jambu , Nanggung, Bogor7. Prasasti Pasir Awi , Citeureup, Bogor

Lahan tempat prasasti itu ditemukan berbentuk bukit rendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea. Sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.

Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan Telapak Gajah ditemukan, dahulu merupakan sebuah "kota pelabuhan sungai" yang bandarnya terletak di tepi pertemuan Cisadane dengan Cianten. Sampai abad ke-19 jalur sungai itu masih digunakan untuk angkutan hasil perkebunan kopi. Sekarang masih digunakan oleh pedagang bambu untuk mengangkut barang dagangannya ke daerah hilir.

Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda kuno, yang pada awalnya merupakan perkembangan dari aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada model aksara Kamboja dengan beberapa cirinya yang masih melekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah (lontar) abad ke-16.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 31

Senin, 16 Maret 2009

Prasasti Pasir Muara

Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asalnya. Dalam prasasti itu dituliskan :

ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji su-nda

Terjemahannya menurut Bosch:

Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.

Karena angka tahunnya bercorak "sangkala" yang mengikuti ketentuan "angkanam vamato gatih" (angka dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun 458 Saka atau 536 Masehi.

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Ciaruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Cisadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sansekerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang berbunyi:

vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam

Terjemahannya menurut Vogel:

Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.

Selain itu, ada pula gambar sepasang "pandatala" (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan &mdash& fungsinya seperti "tanda tangan" pada zaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itu menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161, di antara bawahan Tarumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman terdapat nama "Rajamandala" (raja daerah) Pasir Muhara.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 32

Senin, 16 Maret 2009

Prasasti Telapak Gajah

Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisi berbunyi:

jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam

Terjemahannya:

Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.

Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguawa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purnawarman berukiran sepasang lebah.

Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan jelas ditatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancing perdebatan mengasyikkan di antara para ahli sejarah mengenai makna dan nilai perlambangannya. Ukiran kepala gajah bermahkota teratai ini oleh para ahli diduga sebagai "huruf ikal" yang masih belum terpecahkan bacaaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Keterangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Taruma dan ukiran sepasang "bhramara" (lebah) sebagai cap pada mahkota Purnawarman dalam segala "kemudaan" nilainya sebagai sumber sejarah harus diakui kecocokannya dengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.

Prasasti Jambu

Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yaitu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris:

shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.

Terjemahannya menurut Vogel:

Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 33

Senin, 16 Maret 2009

musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.

Sumber berita dari luar negeri

Sumber-sumber dari luar negeri semuanya berasal dari berita Tiongkok.

1. Berita Fa Hien, tahun 414M dalam bukunya yang berjudul Fa Kao Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti ("Jawadwipa") hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan "beragama kotor" (maksudnya animisme).

2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo ("Taruma") yang terletak di sebelah selatan.

3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang Taruma.

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hapir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

Kepurbakalaan Masa Tarumanagara

Candi Jiwa di situs Percandian Batujaya

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 34

Senin, 16 Maret 2009

No. Nama Situs Artepak Keterangan

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 35

Senin, 16 Maret 2009

1 Kampung Muara Menhir (3)

Batu dakon (2)

Arca batu tidak berkepala

Struktur Batu kali

Kuburan (tua)

2 Ciampea Arca gajah (batu) Rusak berat

3 Gunung Cibodas Arca Terbuat dari batu kapur

3 arca duduk

arca raksasa

arca (?) Fragmen

Arca dewa

Arca dwarapala

Arca brahmaDuduk diatas angsa(Wahana Hamsa)dilengkapi padmasana

Arca (berdiri) Fragmen kaki dan lapik

(Kartikeya?)

Arca singa (perunggu) Mus.Nas.no.771

4 Tanjung Barat Arca siwa (duduk) perunggu Mus.Nas.no.514a

5 Tanjungpriok Arca Durga-Kali Batu granit Mus.Nas. no.296a

6 Tidak diketahui Arca Rajaresi Mus.Nas.no.6363

7 Cilincing sejumlah besar pecahan settlement pattern

8 Buni perhiasan emas dalam periuk settlement pattern

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 36

Senin, 16 Maret 2009

Tempayan

Beliung

Logam perunggu

Logam besi

Gelang kaca

Manik-manik batu dan kaca

Tulang belulang manusia

Sejumlah besar gerabah bentuk wadah

9 Batujaya Unur (hunyur) sruktur bata Percandian

Segaran I

Segaran II

Segaran III

Segaran IV

Segaran V

Segaran VI

Talagajaya I

Talagajaya II

Talagajaya III

Talagajaya IV

Talagajaya V

Talagajaya VI

Talagajaya VII

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 37

Senin, 16 Maret 2009

10 Cibuaya Arca Wisnu I

Arca Wisnu II

Arca Wisnu III

Lmah Duwur Wadon Candi I

Lmah Duwur Lanang Candi II

Pipisan batu

Naskah Wangsakerta

Penjelasan tentang Tarumanagara cukup jelas di Naskah Wangsakerta. Sayangnya, naskah ini mengundang polemik dan banyak pakar sejarah yang meragukan naskah-naskah ini bisa dijadikan rujukan sejarah.

Pada Naskah Wangsakerta dari Cirebon itu, Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga.

Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Dinamainya kota itu Sundapura--pertama kalinya nama "Sunda" digunakan.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Tarumanagara adalah Suryawarman (535 - 561 M) Raja Tarumanagara ke-7. Pustaka Jawadwipa, parwa I, sarga 1 (halaman 80 dan 81) memberikan keterangan bahwa dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Tarumanagara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.

Rakeyan Juru Pengambat yang tersurat dalam prasasti Pasir Muara mungkin sekali seorang pejabat tinggi Tarumanagara yang sebelumnya menjadi wakil raja sebagai pimpinan pemerintahan di daerah tersebut. Yang belum jelas adalah mengapa prasasti mengenai pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu terdapat di sana? Apakah daerah itu merupakan pusat Kerajaan Sunda atau hanya sebuah tempat penting yang termasuk kawasan Kerajaan Sunda?

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 38

Senin, 16 Maret 2009

Baik sumber-sumber prasasti maupun sumber-sumber Cirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarman berhasil menundukkan musuh-musuhnya. Prasasti Munjul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah kekuasaannya mencakup pula pantai Selat Sunda. Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah. Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.

Kehadiran Prasasti Purnawarman di Pasir Muara, yang memberitakan Raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa Ibukota Sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Tarumanagara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan Rajatapura atau Salakanagara (kota Perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).

Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara, maka Salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.

Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 39

Senin, 16 Maret 2009

Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta

Raja-raja Tarumanegara

No Raja Masa pemerintahan

1 Jayasingawarman 358-382

2 Dharmayawarman 382-395

3 Purnawarman 395-434

4 Wisnuwarman 434-455

5 Indrawarman 455-515

6 Candrawarman 515-535

7 Suryawarman 535-561

8 Kertawarman 561-628

9 Sudhawarman 628-639

10 Hariwangsawarman 639-640

11 Nagajayawarman 640-666

12 Linggawarman 666-669

Kerajaan sriwijaya

Sriwijaya adalah nama kerajaan yang tentu sudah tidak asing bagi Anda, karena Sriwijayaadalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara padawaktu itu (abad 7 - 13 M).

Jika Anda ingin mengetahui perkembangan Sriwijaya hingga mencapai puncak kebesarannyasebagai kerajaan Maritim, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu sumber-sumber

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 40

Senin, 16 Maret 2009

sejarah yang membuktikan keberadaan kerajaan tersebut.Sumber-sumber sejarah kerajaan Sriwijaya selain berasal dari dalam juga berasal dari luarseperti dari Cina, India bahkan Arab.

Sumber-sumber dari dalam negeriSumber dari dalam negeri berupa prasasti yang berjumlah 6 buah yang menggunakanbahasa Melayu Kuno dan huruf Pallawa, serta telah menggunakan angka tahun Saka.Untuk mengetahui keberadaan prasasti tersebut, simaklah uraian materi berikut ini!

a. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Kedukan Bukit, di tepi sungai Tatang dekatPalembang, berangka tahun 606 Saka. Isi prasasti tersebut menceritakan perjalanansuci/Sidayatra yang dilakukan Dapunta Hyang, berangkat dari Minangatamwan denganmembawa tentara sebanyak 20.000 orang. Dari perjalanan tersebut berhasil menaklukkanbeberapa daerah.

b. Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat kota Palembang berangka tahun 606Saka. Prasasti ini menceritakan pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semuamakhluk dan terdapat doa-doa yang bersifat Budha Mahayana.

c. Prasasti Telaga Batu ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang tidak berangka tahun.d. Prasasti Kota Kapur ditemukan di kota Kapur pulau Bangka berangka tahun 608 Saka.e. Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi Hulu berangka tahun 608 Saka.f. Prasasti Palas Pasemah ditemukan di Lampung Selatan tidak berangka tahun.

Keempat Prasasti yang disebut terakhir yaitu Prasasti Telaga Batu, Kota Kapur, Karang bukit,dan Palas Pasemah menjelaskan isi yang sama yaitu berupa kutukan terhadap siapa sajayang tidak tunduk kepada raja Sriwijaya.Dari penjelasan tentang prasasti-prasasti tersebut, apakah Anda dapat memahamikeberadaan kerajaan Sriwijaya? Maka untuk menambah lagi pemahaman Anda simaklahuraian materi tentang sumber-sumber sejarah Sriwijaya yang berasal dari luar negeri baikyang berupa prasasti maupun berita Cina dan Arab.Sumber-sumber prasastiSumber yang berupa prasasti ditemukan di Semenanjung Melayu berangka tahun775 M yang menjelaskan tentang pendirian sebuah pangkalan di semenanjung melayu,daerah Ligor. Untuk itu prasasti tersebut, diberi nama Prasasti Ligor.

Prasasti berikutnya ditemukan di India di kota Nalanda yang berasal dari abad ke 9 M.Prasasti tersebut menjelaskan pendirian Wihara oleh Balaputradewa raja Sriwijaya.

Sumber Berita Asing

Di samping prasasti-prasasti, keberadaan Sriwijaya juga diperkuat dengan adanya beritaberitaCina maupun berita Arab.Berita Cina, diperoleh dari I-Tshing seorang pendeta Cina yang sering datang keSriwijaya sejak tahun 672 M, yang menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orangpendeta yang menguasai agama seperti di India dan di samping itu juga, berita daridinasti Sung yang menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun 971 -992 M.Nama kerajaan Sriwijaya dalam berita Cina tersebut, disebut dengan Shih-lo-fo-shih

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 41

Senin, 16 Maret 2009

atau Fo-shih, sedangkan dari berita Arab Sriwijaya disebut dengan Zabag/Zabay ataudengan sebutan Sribuza. Dari berita-berita Arab dijelaskan tentang kekuasaan dankebesaran serta kekayaan Sriwijaya.Demikianlah bukti-bukti tentang sumber dari luar negeri yang menjelaskan keberadaanSriwijaya, sehingga melalui sumber-sumber tersebut dapat diketahui perkembanganSriwijaya dalam berbagai aspek kehidupan.Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan Sriwijaya dalam aspek-aspek kehidupantersebut, maka simak uraian materi berikut ini.

Kehidupan Politik

Dalam kehidupan politik. Dapat diketahui bahwa raja pertama Sriwijaya adalah DapuntaHyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu pendapat pertamayang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah tersebut banyakditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis untuk perdagangan.Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuansungai Kampar kiri dan Kampar kanan yang diperkirakan daerah Binaga yaitu terletak diJambi yang juga strategis untuk perdagangan.Dari dua pendapat tersebut, maka oleh ahli menyimpulkan bahwa pada mulanya Sriwijayaberpusat di Minangatamwan. Kemudian karena perkembangannya dipindahkan kePalembang.

Untuk selanjutnya Sriwijaya mampu mengembangkan kerajaannya melalui keberhasilanpolitik ekspansi/perluasan wilayah ke daerah-daerah yang sangat penting artinya untukperdagangan. Hal ini sesuai dengan prasasti yang ditemukan Lampung, Bangka, danLigor. Bahkan melalui benteng I-tshing bahwa Kedah di pulau Penang juga dikuasaiSriwijaya.Dengan demikian maka Sriwijaya bukan lagi sebagai negara senusa atau satu pulau,tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena penguasaannya atas beberapa pulau.Bahkan ada yang berpendapat Sriwijaya adalah negara kesatuan pertama. Karenakekuasaannya luas dan berperan sebagai negara besar di Asia Tenggara (M.Yamin).

Maka untuk memperjelas pemahaman Anda tentang daerah kekuasaan Sriwijaya,silahkan Anda simak gambar peta kekuasaan Sriwijaya pada gamabar 2.5 berikut ini.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 42

Senin, 16 Maret 2009

Atlas SejarahSetelah Anda menyimak gambar 2.5 peta kekuasaan Sriwijaya tersebut maka timbulpertanyaan yaitu faktor apa yang menjadikan Sriwijaya dapat berkembang sebagaikerajaan yang besar? Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut ini!

Faktor-faktornya adalah ............................................................................Setelah Anda menjawab, maka lanjutkan Anda menyimak uraian materi selanjutnya,sehingga Anda sekaligus dapat mencocokan kebenaran jawaban Anda.

Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdaganganInternasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijayaberkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan Transito sehinggadapat menimbun barang dari dalam maupun luar.Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan sangat baik hal ini jugadidukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa,

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 43

Senin, 16 Maret 2009

Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalurjalurpelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgahdan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.

Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan Sriwijayameningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti, pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya berkembang menjadikerajaan yang besar dan makmur.

Kehidupan Sosial

Faktor lain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosialmasyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnyaSriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di AsiaTenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di Sriwijayaterdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendetaBudha terkenal yaitu Sakyakirti.

Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmulainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda.Kemajuan di bidang pendidikan yang berhasil dikembangkan Sriwijaya bukanlah suatuhasil perkembangan dalam waktu yang singkat tetapi sejak awal pendirian Sriwijaya,raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama dan penganut agama yang taat.Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarianlingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untukmeningkatkan kemakmuran rakyatnya.Dengan demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik danmakmur, dalam hal ini tentunya juga diikuti oleh kemajuan dalam bidang kebudayaan.Kemajuan dalam bidang budaya sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalanpeninggalansuci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi,Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).Untuk lebih menambah pemahaman Anda, silahkan Anda simak peninggalan Sriwijaya

tersebut pada gambar 2.6 berikut ini!

Gambar 2.6 Patung Budha di Bukit Siguntang.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 44

Senin, 16 Maret 2009

Kebesaran dan kejayaan Sriwijaya ternyata banyak mengundang kerajaan lain menjaditidak senang dan menyerang Sriwijaya sehingga mengalami kemunduran dan keruntuhanakibat serangan dari kerajaan lain. Serangan pertama dari Raja Dharmawangsa dari Medang, Jatim tahun 990 M. pada

waktu itu raja Sriwijaya adalah Sri Sudarmaniwarnadewa. Walaupun serangantersebut gagal tetapi dapat melemahkan Sriwijaya.

Serangan berikutnya datang dari kerajaan Colamandele (India Selatan) yang terjadipada masa pemerintahan Sri Sangramawijayatunggawarman pada tahun 1023dan diulang lagi tahun 1030 dan raja Sriwijaya ditawan.

Tahun 1068 Raja Wirarajendra dariColamandele kembali menyerang Sriwijaya tetapiSriwijaya tidak runtuh bahkan pada abad 13 Sriwijaya diberitakan muncul kembalidan cukup kuat sesuai dengan berita Cina.

Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada tahun 1477 ketika Majapahit mengirimkantentaranya untuk menaklukan Sumatra termasuk Sriwijaya.

KERAJAAN MATARAM KUNO

Kerajaan Mataram Kuno atau disebut dengan Bhumi Mataram. Pada awalnya terletak diJawa Tengah. Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan dan di tengahnya banyakmengalir sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto, Elo, dan Bengawan Solo.Keadaan tanahnya subur sehingga pertumbuhan penduduknya cukup maju.

Sumber-sumber PrasastiMengenai bukti yang menjadi sumber sejarah berlangsungnya kerajaan Mataram dapatdiketahui melalui prasasti-prasasti dan bangunan candi-candi yang dapat Anda ketahuisampai sekarang.Prasasti-prasasti yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan Mataram tersebut yaituantara lain:

a. Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggalberangka tahun 723 M dalam bentuk Candrasagkele.Anda masih Ingat arti dari istilah Candrasagkele?

Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di samping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula Sanne kemudian digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanne).

Untuk memperjelas pemahaman Andatentang tempat Sanjaya mendirikan Linggadi candi Gunung Wukir maka simaklah

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 45

Senin, 16 Maret 2009

Gambar 2.7 merupakan gambarreruntuhan candi Gunung Wukir dihalaman candi ini tempat ditemukannyaprasasti Canggal. Selanjutnya simak

prasasti berikutnya.

gambar 2.7

b. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M,ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinyamenceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendetaoleh raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran jugamenghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).Bangunan suci seperti yang tertera dalam prasasti Kalasan tersebut ternyata adalahcandi Kalasan yang terletak di sebelah timur Yogyakarta. Untuk lebih mengenal canditersebut, silahkan amati gambar 2.8 berikut ini!

Gambar 2.8. Candi Kalasan.

Gambar 2.8 yaitu candi Kalasan tersebut adalah candi yang bersifat agama Budha yang dibangun oleh Raja Panangkaran. Untuk selanjutnya nama raja Panangkaranakan Anda temui pada prasasti berikutnya.

c. Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907 Myang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilahraja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran,Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, RakaiKayuwangi, Rakai Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung.Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti Belitung.

d. Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis dalamhuruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arcaManjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.Menurut para ahli bahwa yang dimaksud dengan arca Manjusri adalah Candi Sewuyang terletak di Komplek Prambanan dan nama raja Indra tersebut juga ditemukanpada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya.Dari pernyataan di atas, tentu Anda ingin bertanya apa hubungan Mataram denganSriwijaya ? Untuk mengetahui jawabannya nanti akan Anda temukan pada uraianmateri berikutnya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 46

Senin, 16 Maret 2009

Sumber berupa Candi

Selain prasasti yang menjadi sumber sejarah adanya kerajaan Mataram juga banyakbangunan-bangunan candi di Jawa Tengah, yang manjadi bukti peninggalan kerajaanMataram yaitu seperti Candi pegunungan Dieng, Candi Gedung Songo, yang terletakdi Jawa Tengah Utara.

Selanjutnya di Jawa Tengah bagian selatan juga banyak ditemukan candi antara lainCandi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi SambiSari, dan masih banyak candi-candi yang lain.Untuk menambah pemahaman Anda tentang letak candi-candi tersebut, silahkan Andasimak gambar 2.9 peta Jawa Tengah berikut ini!

Dari prasasti-prasasti maupun candi-candi tersebut, maka dapat diketahui keberadaanDari prasasti-prasasti maupun candi-candi tersebut, maka dapat diketahui keberadaankerajaan Mataram dalam berbagai bidang kehidupan untuk lebih jelasnya maka simakdengan baik uraian berikut ini.

Kehidupan Politik

Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya yangberagama Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada awalnyamungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan prasasti Canggal.Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga Syaelendra.

Menurut para ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi mengenaipergeseran kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, yang jelas kedua-duanyasama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan memiliki hubungan yang erat, hal ini sesuai

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 47

Senin, 16 Maret 2009

dengan prasasti Kalasan.

Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syaelendra seperti yang tertera dalam prasastiLigor, Nalanda maupun Klurak adalah Bhanu, Wisnu, Indra, dan Samaratungga atauSamaragrawira. Sedangkan raja-raja dari dinasti Sanjaya yang tertera dalam prasastiMantyasih.

Berdasarkan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram yang berasal dari abad 8-9yang bercorak Hindu yang terletak di Jateng bagian utara dan yang bercorak Budhaterletak di Jateng selatan , untuk itu dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan dinastiSanjaya di Jateng bagian utara, dan kekuasaan dinasti Syaelendra di Jateng selatan.Kedua dinasti tersebut akhirnya bersatu dengan adanya pernikahan Rakai Pikatandengan Pramudyawardani yang bergelar Sri Kahulunan. Pramudyawardani tersebutadalah putri dari Samaratungga.

Raja Samaratungga selain mempunyai putri Pramudyawardani , juga mempunyai puterayaitu Balaputradewa (karena Samaratungga menikah dengan keturunan raja Sriwijaya).Kegagalan Balaputradewa merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, maka menyingkir keSumatera menjadi raja Sriwijaya.

Untuk selanjutnya pemerintahan kerajaan Mataram dikuasai oleh dinasti Sanjaya denganrajanya yang terakhir yaitu Wawa.

Pada masa pemerintahan Wawa sekitar abad 10, Mataram di Jateng mengalamikemunduran dan pusat penerintahan dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok .Mengenai penyebab alasan dipindahkannya kerajaan Mataram dari Jateng ke Jatim,silahkan Anda diskusikan dengan teman-teman Anda dan untuk mengetahui kebenarandiskusi Anda, dapat ditanyakan kepada Guru bina di sekolah penyelenggara.Dengan adanya perpindahan kekuasaan dari Jateng ke Jatim oleh Mpu Sendok, makaMpu Sendok mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Isyana dengan kerajaannya adalah Medang Mataram.

Berdasarkan prasasti Calcuta, maka silsilah raja-raja yang memerintah di kerajaanMedang Mataram dapat diketahui.Untuk mengetahui silsilah tersebut, simaklah bagan berikut ini!

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 48

Senin, 16 Maret 2009

Dari bagan silsilah raja-raja Medang di atas, maka yang diberi tanda itulah raja-raja yangmemerintah. Pahami baik- baik bagan di atas. Selanjutnya simak materi berikutnya.Pada tahun 1017 M kerajaan Medang pada masa Dharmawangsa mengalami pralaya/kehancuran akibat serangan dari Wurawari dan yang berhasil meloloskan diri dariserangan tersebut adalah Airlangga.

Tahun 1023 Airlangga dinobatkan oleh pendeta Budha dan Brahmana (pendeta Hindu)menjadi raja Medang menggantikan Dharmawangsa.

Pada awal pemerintahannya Airlangga berusaha menyatukan kembali daerah-daerahyang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa, dan melakukan pembangunan di dalam negeridengan memindahkan ibukota kerajaan Medang dari Wutan Mas ke Kahuripan tahun1031, serta memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, dan membangun bendungan WringinSapta.

Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan oleh Airlangga mendatangkan keamanan

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 49

Senin, 16 Maret 2009

dan kemakmuran bagi rakyatnya. Tetapi kemudian tahun 1041 Airlangga mundur daritahtanya dan memerintahkan untuk membagi kekuasaan menjadi 2 kerajaan. Keduakerajaan tersebut adalah Jenggala dan Panjalu. Pada awalnya pembagian kerajaantersebut dalam rangka menghindari perebutan kekuasaan diantara putera-puteraAirlangga. Tetapi ternyata hal ini yang menjadi penyebab kerajaan Medang mengalamikehancuran.Demikianlah uraian materi tentang kehidupan politik kerajaan Mataram. Maka melaluiuraian materi tersebut dapatlah ditarik kesimpulan tentang kehidupan ekonomi maupunkebudayaan kerajaan Mataram.

Kehidupan Ekonomi

Berdasarkan bangunan candi yang ada, baik yang bercorak Hindu maupun Budha jumlahcukup banyak dan tempat atau lokasinyapun ada yang berdampingan, maka hal inimembuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat religius dan dilandasioleh rasa gotong royong yang baik, dan juga mempunyai rasa toleransi antara pemelukagama Hindu dan pemeluk agama Budha itu sendiri.Dalam lapangan ekonomi, kerajaan Mataram mengembangkan perekonomian agrariskarena letaknya di pedalaman dan daerah yang subur tetapi pada perkembanganberikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi padamasa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalulintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.Dengan adanya pengembangan perekonomian, maka timbul dugaan bahwadipindahkannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena alasan tersebut.

Kehidupan Budaya

Dalam kehidupan budaya, tentu teknologi yang dicapai Mataram sudah maju, bahkanmasyarakat Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi budaya baru yangbercirikan Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan berbagai huruf dan bahasayang beraneka ragam dalam prasasti yang dibuatnya.Kemajuan teknologi yang dicapai Mataram dapat Anda rasakan/nikmati sampai sekarangcontohnya dapat Anda lihat pada candi Borobudur yang merupakan salah satu dari 7keajaiban dunia.

KERAJAAN KADIRISeperti yang telah dijelaskan pada uraian materi akhir perkembangan kerajaan MedangMataram, bahwa pada tahun 1041 atau 963 C. Raja Airlangga memerintahkan membagikerajaan menjadi dua bagian.

Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akankesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan sebutan Jenggala dan Panjalu, yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 50

Senin, 16 Maret 2009

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannyaSurabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudiandikenal dengan nama Kadiri meliputi Kediri, Madiun, dan ibukotanya Daha.Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhakatas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan. Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kadiri yang memenangkan peperangan dan menguasai seluruh tahta Airlangga.

Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kadiri dimana bukti-bukti yangmenjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitabkitabsastra.

Sumber-sumber Prasasti

Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kadiri antara lain yaitu:a. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.

b. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.

Selain dari prasasti-prasasti tersebut di atas, sebenarnya ada lagi prasasti-prasasti yanglain tetapi tidak begitu jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kadiri adalahhasil karya berupa kitab sastra karena pada masa Kadiri kesusastraan berkembangdengan pesat.

Salah satu hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayuda dengan ditulisMpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1156 M yang menceritakan tentang kemenanganKadiri/Panjalu atas Jenggala.

Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita Cinayang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahanKadiri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain.Berita Cina tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulisoleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kuatahun 1225 M.Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orang-orangCina tersebut perkembangan Kadiri dalam berbagai aspek kehidupan dapat diketahui.

Kehidupan PolitikDalam perkembangan politiknya wilayah kekuasaan Kadiri masih sama seperti kekuasaanraja Airlangga, dan raja-rajanya banyak yang dikenal dalam sejarah karena memilikilencana atau lambang sendiri.Untuk menambah pemahaman Anda tentang kekuasaan Kadiri, maka simaklah gambar

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 51

Senin, 16 Maret 2009

KERAJAAN KADIRI

Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi akhir perkembangan kerajaan MedangMataram, bahwa pada tahun 1041 atau 963 C. Raja Airlangga memerintahkan membagikerajaan menjadi dua bagian.Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akankesaktiannya yaitu Mpu Bharada.Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan sebutan Jenggala dan Panjalu, yang dibatasi olehgunung Kawi dan sungai Brantas.Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannyaSurabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudiandikenal dengan nama Kadiri meliputi Kediri, Madiun, dan ibukotanya Daha.Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhakatas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan.Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi padaperkembangan selanjutnya Panjalu/Kadiri yang memenangkan peperangan dan menguasaiseluruh tahta Airlangga.

Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kadiri dimana bukti-bukti yangmenjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitabkitabsastra.

Sumber-sumber PrasastiPrasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kadiri antara lain yaitu:a. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.

b. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.

Selain dari prasasti-prasasti tersebut di atas, sebenarnya ada lagi prasasti-prasasti yanglain tetapi tidak begitu jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kadiri adalahhasil karya berupa kitab sastra karena pada masa Kadiri kesusastraan berkembangdengan pesat.

Salah satu hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayuda dengan ditulisMpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1156 M yang menceritakan tentang kemenanganKadiri/Panjalu atas Jenggala.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 52

Senin, 16 Maret 2009

Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita Cinayang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahanKadiri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain.

Berita Cina tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulisoleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kuatahun 1225 M.

Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orang-orangCina tersebut perkembangan Kadiri dalam berbagai aspek kehidupan dapat diketahui.Kehidupan Politik

Dalam perkembangan politiknya wilayah kekuasaan Kadiri masih sama seperti kekuasaanraja Airlangga, dan raja-rajanya banyak yang dikenal dalam sejarah karena memilikilencana atau lambang sendiri.Untuk menambah pemahaman Anda tentang kekuasaan Kadiri, maka simaklah gambar2.10 peta kekuasaan Kadiri berikut ini!

Setelah Anda menyimak peta kekuasaan Kadiri pada gambar 2.10 tersebut, lanjutkanmenyimak uraian materi berikutnya.

Raja-raja yang terkenal dari kerajaan Kutai antara lain Raja Kameswara (1115 – 1130 M) mempergunakan lancana Candrakapale yaitu tengkorak yang bertaring pada masapemerintahannya banyak dihasilkan karya-karya sastra, bahkan kiasan hidupnya dikenal dalam Cerita Panji.

Raja selanjutnya adalah Jayabaya memerintah tahun 1130 - 1160 mempergunakan

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 53

Senin, 16 Maret 2009

lancana Narasingha yaitu setengah manusia setengah singa pada masa pemerintahannya Kadiri mencapai puncak kebesarannya dan juga banyak dihasilkan karya sastra terutama ramalannya tentang Indonesia antara lain akan datangnya Ratu Adil.

Kemudian pada tahun 1181 pemerintahan raja Sri Gandra juga terdapat sesuatu yangmenarik pada masa pemerintahannya, yaitu untuk pertama kalinya didapatkan orangorangterkemuka mempergunakan nama-nama binatang sebagai namanya yaitu sepertiKebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah Kuning, dsb.Untuk selanjutnya tahun 1200 - 1222 yang menjadi raja Kadiri adalah Kertajaya. Iamemakai lancana Garudamuke seperti Rya Airlangga, tetapi sayangnya raja ini kurangbijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Hal inilah yangakhirnya menjadi penyebab berakhirnya kerajaan Kadiri, karena kaum Brahmana memintaperlindungan kepada Ken Arok di Singosari sehingga tahun 1222 Ken Arok berhasilmenghancurkan Kadiri.

Demikianlah uraian materi tentang kehidupan politik raja Kadiri. Dari penjelasan tersebutapakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali uraian materiselanjutnya.

Kehidupan EkonomiDalam kehidupan ekonomi diceritakan bahwa perekonomian Kadiri bersumber atas usahaperdagangan, peternakan, dan pertanian. Kadiri terkenal sebagai penghasil beras,menanam kapas dan memelihara ulat sutra.Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kadiri sudah cukup makmur.Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap kepada parapegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Demikian keterangan yangdiperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.

Kehidupan SosialBahkan berdasarkan kedua kitab tersebut diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakatKadiri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat masyarakat hidup tenang, halini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai ubinyang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kadiri telah memakai kain sampai dibawah lutut.Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat berkembangantara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal ini terlihat daribanyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang.

Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnyajuga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab Kariwangsa danGatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab Simaradahanakarya Mpu Darmeja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya Mpu Tan Akung, kitabKresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka karya Mpu Monaguna.Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 54

Senin, 16 Maret 2009

KERAJAAN SINGOSARIAdanya kerajaan Singosari tentu bukan sesuatu yang asing bagi Anda karena Singosarisangat identik dengan Ken Arok dan banyak cerita dan lakon drama yang mengambil idecerita dari riwayat hidup Ken Arok dan berdirinya Singosari.

Sumber-sumber Sejarah

Keberadaan kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukandi Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastrapeninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapancayang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararatonyang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban.Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitabPararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapelmenggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedesistri Tunggul Ametung.

Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yangdiperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri memintaperlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/1144 C Ken Arokmenyerang Kadiri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desaGanter.

Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaanKadiri dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Ranggah RajasaBhattara Sang Amurwawabhumi.Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti baru yaitudinasti Rajasa atau dinasti Girindra

Dengan memperhatikan silsilah tersebut di atas, maka yang perlu Anda ketahui bahwanama yang diberi nomor dan diberi kotak/dalam kotak itulah urutan raja-raja Singosari.Raja pertama sampai ketiga yang diberi tanda (*) mati dibunuh karena persoalanperebutan tahta dan balas dendam.

Dari kelima raja Singosari tersebut, raja Kertanegaralah yang paling terkenal, karenadibawah pemerintahan Kertanegara Singosari mencapai puncak kebesarannya.Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagasan politikuntuk memperluas wilayah kekuasaannya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 55

Senin, 16 Maret 2009

Apa yang dicita-citakan oleh Kertanegara, mengakibatkan daerah kekuasaan Singasarimeluas. Untuk lebih jelasnya, simaklah gambar peta 2.11 berikut ini!

Setelah Anda menyimak gambar peta kekuasaan Singasari tersebut, yang perlu Andaketahui bahwa kekuasaan tersebut dapat dicapai oleh Kertanegara karena tindakanpolitiknya yaitu seperti:a. Membangun Singasari menjadi pusat pemerintahan dan berusaha menyingkirkan lawan-lawan politiknya seperti Kebo Arem (Raganatha) dijadikan adhyaksa di Tumapel, Arya Wiraraja (Banyak Wide) dijadikan Bupati Madura.

b. Menumpas pemberontakan Mahisa Rangkah.

c. Menyatukan agama Syiwa dan Budha menjadi agama Tantrayana (Syiwa Budha). Agama ini dipimpin oleh Dharma Dyaksa.

d. Melakukan politik perkawinan yaitu mengawinkan salah satu putrinya dengan R.Wijaya dan putri yang lain dengan Ardharaja putra Jayakatwang dari Kediri dalamrangka memperkuat kedudukannya sebagai raja Singasari. Dan mengawinkansaudaranya dengan raja Campa yaitu raja Jaya Singhawarman IV dalam rangkamencari persekutuan/aliansi dengan kerajaan Campa.

e. Mengirimkan ekspedisi ke luar pulau Jawa antara lain ekspedisi ke Malayu/Pamalayu tahun 1275 untuk menjalin persahabatan dengan kerajaan Malayu danekspansi ke Bali tahun 1284 karena Bali tidak mau tunduk kepada Singasari.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 56

Senin, 16 Maret 2009

Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, mungkin di satu sisi Kertanegaraberhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisiyang lain muncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari.Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karenaKertanegara tidak mau mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khanyaitu Meng-chi yang dibuat cacat mukanya.

Sedangkan ancaman yang lain dari dalam yaitu adanya serangan dari Jayakatwangdari Kadiri tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenepyang tidak diduga sebelumnya. Sehingga Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah Singasaridi bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri.

Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawisebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina(Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi.

Untuk memperjelas pemahaman Anda, tentang candi Singosari tempat Kertanegari dimuliakan, maka simaklah gambar 2.12. berikut ini!

Gambar 2.12. Candi Singosari

Setelah Anda menyimak gambar candi Singosari tersebut maka simaklah uraian materiberikut.

Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosialmasyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejakpemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan kehidupanreligius.

Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran agama baru yaituajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak pemerintahan Wisnuwardhana dan

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 57

Senin, 16 Maret 2009

mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahanKertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang melaksanakan upacaraTantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.

Kehidupan Ekonomi

Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber yang secara jelas tetapisangat memungkinkan bahwa ekonomi Singosari ditekankan pada kehidupan pertaniandan perdagangan serta pelayaran.Perkembangan tersebut sangat dimungkinkan karena Singosari merupakan daerah yangsubur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai saranalalu lintas perdagangan dan pelayaran.

Kehidupan Budaya

Dalam kehidupan budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyakmeninggalkan bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agamayaitu seperti candi Kedal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yangmerupakan perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim.

Majapahit

Majapahit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasLangsung ke: navigasi, cari

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali, dan Filipina.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.[2] Kekuasaannya terbentang di Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo dan Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.[3]

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 58

Senin, 16 Maret 2009

Daftar isi[sembunyikan] [sembunyikan]

1 Historiografi 2 Sejarah

o 2.1 Berdirinya Majapahit o 2.2 Kejayaan Majapahit o 2.3 Jatuhnya Majapahit

3 Kebudayaan o 3.1 Ekonomi o 3.2 Struktur pemerintahan

3.2.1 Aparat birokrasi 3.2.2 Pembagian wilayah

4 Raja-raja Majapahit 5 Warisan sejarah

o 5.1 Legitimasi politik o 5.2 Arsitektur o 5.3 Persenjataan o 5.4 Pencak silat

6 Majapahit dalam kesenian modern o 6.1 Puisi lama o 6.2 Komik dan strip komik o 6.3 Roman/novel sejarah o 6.4 Film/Sinetron

7 Referensi 8 Lihat pula 9 Pranala luar

1. Historiografi

Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit,[4] dan sejarahnya tidak jelas.[5] Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno.[6] Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.[7] Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.[7]

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.[8] Namun demikian, banyak pula sarjana

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 59

Senin, 16 Maret 2009

yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.[5]

2.Sejarah

2.1 Berdirinya Majapahit

Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.

Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan

di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi[9] ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.[9][10] Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.

Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing.[11][12] Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 60

Senin, 16 Maret 2009

kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.[12] Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

2.2 Kejayaan Majapahit

Terakota wajah yang dipercaya

sebagai potret Gajah Mada.

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang,[2] menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal terkenal Majapahit lainnya adalah Adityawarman, yang terkenal karena penaklukannya di Minangkabau.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina [13] . Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja[14]. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.[14][2]

2.3 Jatuhnya Majapahit

Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 61

Senin, 16 Maret 2009

dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468[7].

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian, yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana [15] .

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat nusantara[16].

Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis, dan Italia mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M[15].

3 Kebudayaan

Gapura Bajangratu, diduga kuat menjadi gerbang masuk keraton Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di kompleks Trowulan.

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama tidak menyebut keberadaan Islam, namun tampaknya ada anggota keluarga istana yang beragama Islam pada waktu itu[14].

Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya[17]. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 62

Senin, 16 Maret 2009

3.1 Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan [14] . Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa[18].

Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga[19]. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321, menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

3.2 Struktur pemerintahan

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

3.2.1 Aparat birokrasi

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:

Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

3.2.2 Pembagian wilayah

Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah, yang disebut Paduka Bhattara. Mereka biasanya merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan upeti, dan pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 63

Senin, 16 Maret 2009

menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:

Daha Jagaraga Kabalan

Kahuripan Keling Kelinggapura

Kembang Jenar

Matahun Pajang

Singhapura Tanjungpura Tumapel

Wengker Wirabumi

4 Raja-raja Majapahit

Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok[7].

1. Raden Wijaya , bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)4. Hayam Wuruk , bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)5. Wikramawardhana (1389 - 1429)6. Suhita (1429 - 1447)7. Kertawijaya , bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)8. Rajasawardhana , bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)9. Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)10. Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)11. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)12. Girindrawardhana , bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)13. Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518)[23]

5. Warisan sejarah

Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit akhir. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya.

5.1 Legitimasi politik

Kesultanan-kesultanan Islam Demak, Pajang, dan Mataram berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunannya melalui Kertabhumi; pendirinya, Raden Patah,

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 64

Senin, 16 Maret 2009

menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang Putri Cina, yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram atas Wirasaba tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh Sultan Agung sendiri memiliki arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa merupakan bukti penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.[17]

Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini.[14] Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.[24]Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara. Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.

5.2 Arsitektur

Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.

5.3 Persenjataan

Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.

Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.

5.4 Pencak silat

Meskipun tidak ada bukti tertulis, banyak perguruan pencak silat di Nusantara mengklaim memiliki akar tradisi hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim ekspansionis, tentara Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yang lebih handal daripada bawahan-bawahannya.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 65

Senin, 16 Maret 2009

6 . Majapahit dalam kesenian modern

Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.

61 Puisi lama

Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.

6.2 Komik dan strip komik

Serial "Mahesa Rani" karya Teguh Santosa yang dimuat di Majalah Hai, mengambil latar belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga awal-awal karier Mada (Gajah Mada), adik seperguruan Lubdhaka, seorang rekan Mahesa Rani.

Komik /Cerita bergambar Imperium Majapahit, karya Jan Mintaraga. Komik Majapahit karya R.A. Kosasih Strip komik "Panji Koming" karya Dwi Koendoro yang dimuat di surat kabar "Kompas" edisi

Minggu, menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.

6.3 Roman/novel sejarah

Sandyakalaning Majapahit (1933), roman sejarah dengan setting masa keruntuhan Majapahit, karya Sanusi Pane.

Kemelut Di Majapahit, roman sejarah dengan setting masa kejayaan Majapahit, karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo.

Zaman Gemilang (1938/1950/2000), roman sejarah yang menceritakan akhir masa Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik seputar terbunuhnya Jayanegara, karya Matu Mona/Hasbullah Parinduri.

Senopati Pamungkas (1986/2003), cerita silat dengan setting runtuhnya Singhasari dan awal berdirinya Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara, karya Arswendo Atmowiloto.

Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005), roman karya Hermawan Aksan tentang Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda yang gugur dalam Peristiwa Bubat.

Gajah Mada (2005), sebuah roman sejarah berseri yang mengisahkan kehidupan Gajah Mada dengan ambisinya menguasai Nusantara, karya Langit Kresna Hariadi.

4 .Persebaran Hindu–budhha

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 66

Senin, 16 Maret 2009

Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke IndonesiaIndonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.

Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut AsiaTenggara berikut ini:

Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapiberalih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan Indiamelewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia denganIndia, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknyabudaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia,tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentangproses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut denganDharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal inidibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 67

Senin, 16 Maret 2009

daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang(Sumsel).

Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).Dari penjelasan uraian materi tersebut, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda belumpaham, baca kembali uraian materi tersebut, dan kemudian lanjutkan menyimak uraian materiselanjutnya!

Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaituantara lain:1. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu

masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang keIndonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

2. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yangmembawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yangkalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaandi Indonesia.

3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindumasuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmanayang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmanatersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengajadatang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria danwaisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasasastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupunmenguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak bolehmenyebrangi laut.Dari kebenaran maupun kelemahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, masuknyaagama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana yang tidak kolot atas undanganraja dan orang Indonesia yang belajar ke India.

Dengan adanya penyebaran agama Hindu tersebut maka mendorong orang-orang Indonesiauntuk menambah ilmunya mempelajari agama Hindu di India sekaligus berziarah ke tempattempatsuci. Dan sekembalinya dari India tersebut, maka orang-orang tersebut dapatmenyebarkan agama Hindu dengan bahasa mereka sendiri, dengan demikian agama HinduLebih cepat dan mudah tersebar di Indonesia.

Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dengan KebudayaanIndonesia

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 68

Senin, 16 Maret 2009

Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar atau mengetahui pengertian Akulturasi?Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapatHarsoyo.Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompokmanusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakankontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahandalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya(Harsoyo).Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budayayaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkankebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.Dengan adanya penjelasan tentang pengertian akulturasi, apakah Anda sekarang sudahmemahami istilah akulturasi? Jika Anda sudah paham, silakan Anda simak uraian materinya.Seperti yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa dengan adanya kontak dagangantara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasiyang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadiankebudayaan sendiri.Hal ini berarti kebudayaan Hindu - Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima sepertiapa adanya, tetapi diolah, dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki pendudukIndonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadibentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu - Budha.Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikutini:

1. BahasaWujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasasansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta tersebutmemperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, silakan tulis 5 kata bahasa Indonesia yangberasal dari bahasa Sansekerta, kemudian dapat Anda kumpulkan pada Guru bina Anda,selanjutnya Anda simak uraian materi selanjutnya.Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batubertulis) peninggalan kerajaan Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya prasastiYupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untukperkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kunoseperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 - 13 M.Sedangkan untuk aksara, dapat dibuktikan dengan adanya penggunaan huruf Pallawa,tetapi kemudian huruf Pallawa tersebut juga berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi)

dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo(Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.Demikianlah uraian tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang bahasa, untukselanjutnya simak uraian materi berikutnya.

2. Religi/Kepercayaan

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 69

Senin, 16 Maret 2009

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masukke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.Anda masih ingat pengertian Animisme dan Dinamisme?

Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, maka masyarakat Indonesiamulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut.Tetapi agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalamiperpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lainmengalami Sinkritisme.Tentu Anda ingin bertanya apa yang dimaksud dengan Sinkritisme?Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaanyang berbeda menjadi satu.Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda denganagama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebutmisalnya dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atauBudha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umatHindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Demikianlah penjelasan tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang religi/kepercayaan,untuk lebih memahaminya dapat Anda meminta penjelasan atau mencari contoh-contohlain kepada Guru bina Anda. Selanjutnya simak uraian materi berikutnya.

3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalamorganisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelahmasuknya pengaruh India.

Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yangberkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yangkeramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan denganadanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagaiBairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harihari (dewa Syiwa danWisnu jadi satu).

Permerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti diIndia dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkanterutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi padamasa berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam hal pengangkatan Wikramawardana.Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistemkemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 70

Senin, 16 Maret 2009

Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta),kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dankasta Sudra (golongan rakyat jelata).Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidaksama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benarditerapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian,karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.Demikianlah contoh wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatanuntuk selanjutnya kalau Anda sudah memahaminya, Anda dapat melanjutkan pada uraianmateri wujud akulturasi berikutnya.

4. Sistem Pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktuberdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahunsaka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 MDari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? kalau Anda sudah paham,silahkan Anda isi tabel 1.2 dengan tahun saka prasasti peninggalan Sriwijaya berikut ini

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungantahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Apakah Anda sebelumnya pernahmengetahui istilah Candrasangkala? Candrasangkala adalah susunan kalimat ataugambar yang dapat dibaca sebagai angka.

Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, danmenggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilangkertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1,maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau samadengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .Dari uraian di atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak kembaliwujud akulturasi berikutnya!

5. Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam senibangunan Candi.Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapikeberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India,karena Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasarteoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 71

Senin, 16 Maret 2009

memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaandimana bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak,yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsisebagai tempat pemujaan.

Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata canditersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu namadewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakanorang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu juga dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yangdikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazahmelainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yangdisebut dengan Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap rohnenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dariadanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempatpemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benaresmerupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Untuk memperjelas pemahaman Anda, silahkan Anda simak gambar 1.2 candi Hindu berikut ini.

Gambar 1.2. Candi JagoGambar 1.2. adalah gambar candi juga salah satu peninggalan kerajaan Singosariyang merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun1248 - 1268.Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undakdan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi,

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 72

Senin, 16 Maret 2009

di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniahraja Wisnuwardhana).

Dari penjelasan tersebut di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudahpaham, simaklah urutan materi berikutnya.

Untuk candi yang bercorak Budha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memujaDyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa, maka untuk memperjelaspemahaman Anda simak gambar 1.3. candi Budha berikut ini .

Gambar 1.3. Candi Borobudur

Gambar 1.3. candi Borobudur adalah candi Budha yang terbesar sehingga merupakansalah satu dari 7 keajaiban dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaanMataram, dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung DyaniBudha.

Patung-patung Dyani Budha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Budha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk candi Budha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupamerupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Budha. Dengan demikianseni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanyamengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnyatetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

Demikianlah uraian materi tentang wujud akulturasi dalam peralatan hidup dan teknologiyang terlihat pada bangunan candi, kalau Anda sudah paham simak uraian akulturasiberikutnya.

6. KesenianWujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan senipertunjukan .

Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambartimbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/ceritayang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha. Contoh dapat Andaamati gambar 1.4.

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 73

Senin, 16 Maret 2009

Gambar 1.4. Relief Candi Borobudur

Gambar 1.4 adalah relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedangdigoda oleh Mara yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief

tersebut mengambil kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalamkitab Lalitawistara.

Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapatdalam kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana. Yang digambarkan melalui reliefcandi Prambanan ataupun candi Panataran.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambilkisah asli ceritera tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relieftersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India,tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulisoleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa.

Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelahberkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudahdisadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, ke dalam bahasa Jawa kuno. Dan,tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawanseperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yangdisadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa,melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.

Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceriteradalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang.Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zamanprasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.

Untuk itu wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilanlakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budayaIndia, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan.Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceriteramisalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 74

Senin, 16 Maret 2009

adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalamlakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

Demikian penjelasan tentang wujud akulturasi dalam bidang kesenian. Dan yang perluAnda pahami dari seluruh uraian tentang wujud akulturasi tersebut bahwa unsur budayaIndia tidak pernah menjadi unsur budaya yang dominan dalam kerangka budayaIndonesia, karena dalam proses akulturasi tersebut, Indonesia selalu bertindak selektif.Untuk memudahkan Anda dalam memahami uraian materi wujud akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan India, maka simaklah ikhtisar dari wujud akulturisastersebut seperti pada tabel 1.3 berikut ini.

Indonesia dengan Kebudayaan India, maka simaklah ikhtisar dari wujud akulturisastersebut seperti pada tabel 1.3 berikut ini.

Xzc

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 75

Senin, 16 Maret 2009

HINDU-BUDDHA KELOMPOK 1 76

Senin, 16 Maret 2009


Top Related