Transcript

Abses Peritonsil dan Penatalaksanaannya

Abses Peritonsil dan PenatalaksanaannyaRicky Sunandar10.2012.227KasusSeorang laki-laki berusia 38 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan sulit menelan, demam, banyak air liur, leher kiri membengkak, suara hot potato voice.Identifikasi IstilahTidak adaRumusan MasalahSeorang laki-laki berusia 38 tahun dating dengan keluhan sulit menelan, demam, banyak air liur, leher kiri membengkak, suara hot potato voice.

Mind MapRMAnamnesisDiagnosisPemeriksaanManifestasi KlinikEtiologiPenatalaksanaanDifferential DiagnosisWorking DiagnosisPencegahanPrognosisEpidemiologiPatofisiologi HipotesisPasien menderita abses peritonsilAnamnesisApakah nyeri tenggorok ini disertai demam, batuk, serak, dan tenggorok terasa kering?Apakah pasien merokok dan berapa jumlahnya perhari?Apakah ada rasa nyeri saat menelan?Apakah rasa nyeri ini dirasakan sampai ke telinga?Apakah dahak ini berupa lendir saja, pus atau bercampur darah?Dahak ini dapat keluar bila dibatukkan atau terasa turun di tenggorok?Sulit menelan/disfagia sudah berapa lama dan untuk jenis makanan cair atau padat?Apakah juga disertai muntah dan berat badan menurun dengan cepat?Rasa sumbatan di leher sudah berapa lama, tempatnya dimana?Pemeriksaan FisikInspeksiPeriksa bibir dan lidah.Lihat tonsil, uvula dan dinding posterior faring serta kelenjar limfanya, arkus faring serta gerkannya, mucosa pipi, kista dan lain-lain.Minta pasien berkata aaaaaahhh.PalpasiPalatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi.Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan dan bawah.

Pemeriksaan PenunjangTes Labrotorium darah : LeukositosisPemeriksaan Ultrasonografi : Gambaran cincin isoechoic dengan gambaran sentral hypoechoic.CT Scan : Penentuan lokasi abses yang akurat, membedakan antara selulitis dan abses peritonsil serta menunjukkan gambaran penyebaran sekunder dari infeksi.

DiagnosisDiagnosis KerjaAbses PeritonsilDiagnosis BandingAbses RetrofaringAbses ParafaringAbses Submandibula

Gejala KlinisOdinofagia (nyeri menelan) yang hebatBiasanya pada sisi yang sama juga terjadi nyeri telinga (otalgia)Mungkin terdapat muntah (regurgitasi)Mulut berbau (foetor ex ore)Banyak ludah (hipersalivasi)Suara gumam (hot potato voice)Kadang-kadang susah membuka mulut (trismus)Pembengkakan kelenjar submandibular dengan nyeri tekan.EtiologiBerasal dari komplikasi tonsillitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mucus Weber di kutub atas tonsil.Organisme aerob yang paling sering menyebabkan abses peritonsiler adalah Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae.Organisme anaerob yang berperan adalah Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium, dan Peptostreptococcus spp.EpidemiologiDapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling sering terjadi pada umur 20-40 tahun.Laki-laki : Perempuan = 1 : 1

PatofisiologiPada stadium permulaan (stadium infiltrate), selain pembengkakan tampak permukaannya hiperemis.Bila proses berlanjut, terjadi supurasi sehingga daerah tersebut lebih lunak. Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil dan uvula ke arah kontralateral.Bila proses berlangsung terus, peradangan jaringan sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m. pterigoid interna, sehingga timbul trismus. Abses dapat pecah spontan, mungkin dapat terjadi aspirasi ke paru.

PenatalaksanaanMedikamentosaAntibiotik golonga penisilin atau klindamisinObat simtomatikNonmedikamentosaKumur-kumur dengan cairan hangatKompres dingin bagian leherPungsi daerah abses dan insisi untuk mengeluarkan pusTonsilektomi

KomplikasiPecahnya abses secara spontan dapat mengakibatkan pendarahan, aspirasi paru atau piemia.Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring.Pada penjalaran selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga terjadi mediastinitis.Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan trombus sinus kavernosus, meningitis dan abses otak.PrognosisPrognosis baik.Jarang menimbulkan kematian.Namun, sering terjadi infeksi ulang.PencegahanPengobatan adekuatTonsilektomiKesimpulanAbses peritonsil adalah akumulasi pus lokal di jaringan peritonsil yang terbentuk sebagai akibat dari tonsilitis supuratif. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotika, obat simtomatik, kumur-kumur cairan hangat, dan kompres dingin pada bagian leher. Apanila telah terbentuk abses, harus dilakukan pungsi pada daerah abses dan insisi untuk mengeluarkan nanah. Lalu penderita harus dianjurkan melakukan tonsilektomi untuk mencegah rekurensi dari penyakit ini.


Top Related