Download - Abses Peritonsil

Transcript

PembimbingDr. Denny Satria Utama, Sp.THT-KL.M.Si.Med

Kelompok Penyaji

ABSES PERITONSIL

Narisa Felinka KusumaMirayunitha PandoraSari ChaerunisahK.M. Azka Novriandi

04124705106041247050110412470806404124705105

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KLFAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI / RSUP DR. MOH HOESIN PALEMBANG

PERIODE 13 OKTOBER 2014 – 17 NOVEMBER 2014

Diskusi Kelompok

PENDAHULUAN

Abses peritonsil merupakan abses akut di dalam jaringan peritonsil.

Dikenal juga dengan sebutan quinsy.

Abses peritonsil akumulasi pus yang terlokalisir pada jaringan peritonsilar yang terbentuk akibat tonsillitis supuratif.

PENDAHULUAN

Titik akumulasi terletak diantara kapsul tonsila palatina dan otot-otot konstriktor faring.

Abses peritonsil biasanya merupakan komplikasi dari tonsilitis akut.

Perluasan abses dapat mengarah kepada perluasan inflamasi ke kompartemen fascial yang berdekatan pada daerah kepala dan leher, yang berpotensi mengakibatkan obstruksi jalan nafas.

ANATOMIRuang peritonsil digolongkan sebagai ruang intrafaring.

Terletak diantara fasia leher dalam.• Dinding media dibentuk oleh kapsul tonsil fasia faringobasiler, menutupi bagian lateral

tonsil. • Dinding lateral dibentuk oleh serabut horizontal otot konstriktor bagian superior dan

serabut vertikal otot palatofaringeal. • Batas-batas superior, inferior, anterior, dan posterior dibentuk oleh pilar-pilar anterior dan

posterior tonsil.

Selain itu terdapat juga sekelompok jaringan ludah yang dikenal sebagai kelenjar weber• Lokasi : ruang supratonsil, tepat di atas tonsil, pada palatum molle. • mengandung sekitar 20-25 kelenjar ludah mukus membentuk saluran dari kelenjar

posterior menuju bagian tengah tonsil, menembus kapsul tonsil, dan mengirimkan sistem duktusnya ke permukaan tonsil.

• Struktur anatomi ini juga berperanan pada proses terjadinya abses peritonsil.

ETIOLOGI

Adanya infeksi pada kripta di fossa supratonsil • pasien dengan tonsilitis berulang atau tonsilitis kronis yang mendapat terapi

yang tidak adekuat.

Disebabkan oleh campuran organisme aerob dan anaerob:

Organisme Aerob

• Streptococcus pyogenes, paling sering• Streptococcus milleri• Haemophillus influenzae• Staphylococcus aureus

Organisme Anaerob

• Mikroba peptostreptococcal, paling sering• Streptococcus viridans• Fusobacterium spesies• Bacteriodes fragilis

PATOGENESISTerkumpulnya pus dalam ruang peritonsil umumnya merupakan komplikasi dari tonsilitis akut berulang atau abses dari kelenjar-kelenjar ludah weber pada kutub atas tonsil.

Infeksi yang terjadi menembus kapsul atas tonsil

meluas ke dalam jaringan ikat diantara kapsul dan dinding posterior fossa tonsilaris penumpukan pus

mendorong kearah otot konstriktor faring superior menuju ruang parafaring dekat kutub atas tonsil.

GEJALA KLINIS

Sakit tenggorokan persisten, berkembang

memburuk secara progresif walaupun telah

diobati

Rasa nyeri yang terlokalisir, tampak

kesakitan.

Demam tinggi (sampai 40oC)

Kedinginan

Lemah Disfagia sampai

odinofagia (paling menonjol)

Kesulitan makan dan menelan ludah.

Mulut berbau (foetor ex ore)

Muntah (regurgitasi)

Nyeri alih telinga (otalgia)

Trismus apabila infeksi meluas sampai

mengenai otot-otot pterigoid.

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

• keadaan umum lemah• demam • sulit membuka mulut• banyak liur

Pemeriksaan mulut dan orofaring

• sulit dilakukan karena adanya trismus

• pembengkakan tonsil • palatum molle unilateral sesuai

sisi yang sakit • Palatum molle terdorong ke

media inferior, hiperemi, dan bila telah terbentuk pus akan terdapat fluktuasi.

• Uvula terdorong ke sisi kontralateral

• Orofaring menyempit

Aspirasi dengan jarum atau pungsi

• pada daerah yang paling berfluktuasi merupakan tindakan diagnosis yang akurat untuk memastikan abses peritonsil.

TERAPI

• stadium infiltrasi antibiotik dosis tinggi, obat simptomatik, & obat kumur dg cairan hangat dan kompres dingin pada leher.

Tatalaksana UMUM

• sesuai kultur dan resistensi namun hasil lama maka sambil menunggu diberikan antibiotik

• Penisilin terapi awal, disertai sefalosporin, metronidazole sangat baik diberikan bersamaan dengan obat tersebut bagi kuman-kuman anaerob.

Antibiotik

• Aspirasi pus dengan jarum• Insisi dan drainase• Tonsilektomi

Drainase Pus

• mencegah kekambuhan• waktu pelaksanaan umumnya dilakukan bila infeksi telah

tenang, yaitu setelah 2-3 minggu sesudah drainase abses.

Tonsilektomi

KOMPLIKASI

Abses pecah spontan mengakibatkan terjadinya perdarahan, aspirasi , dan pneumonia.

Perluasan infeksi jika ke parafaring terjadi abses parafaring, ke mediastinum terjadi mediastinitis.

Penjalaran intrakranial terjadi thrombus sinus kavernosus, meningitis, dan abses otak.

Dapat terjadi dehidrasi karena asupan makanaN dan cairan berkurang.

Obstruksi jalan nafas hingga kematian.

PROGNOSIS

Namun dapat timbul kekambuhan

terutama pada pasien dnegan

riwayat tonsillitis berulang.

Dengan terapi yang adekuat,

angka kesembuhanya

berkisar 90-95%.

PERMASALAHAN

Apa yang menyebabkan abses peritonsil?

Bagaimana cara membedakan antara abses atau hanya selulitis?

Bagaimana cara penatalaksanaannya?

Penyebab Abses PeritonsilAbses peritonsil mungkin disebabkan oleh infeksi pada kripta di fossa supra tonsil, yang terdiri dari campuran organisme aerob dan anaerob, yaitu:

Aerob

• Streptococcus pyogenes, organisme aerob yang paling sering.

• Streptococcus milleri• Haemophillus influenzae• Staphylococcus aureus

Anaerob

• Mikroba peptostreptococcal, merupakan anaerob yang paling sering pada flora campuran.

• Organisme anaerob umum lainnya:• Streptococcus viridans• Fusobacterium spesies

Cara Membedakan Antara Abses Peritonsil dan Selulitis

Gejala Klinik• Berdasarkan gejala klinik sukar sekali

dibedakan antara abses peritonsil dan selulitis.

Pemeriksaan Fisik

• Untuk membedakannya dapat dengan pemeriksaan fisik.

• Pada abses peritonsil didapatkan fluktuasi pada palpasi sedangkan pada selulitis tidak didapatkan.

Aspirasi Jarum

• Jika ditemukan pus menandakan terjadinya abses peritonsil, sedangkan jika tidak ditemukan pus, tampaknya ini masih berhubungan dengan selulitis dibandingkan abses.

Penatalaksanaan Abses PeritonsilPada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi, obat simptomatik. • Terapi dengan antibiotika yang adekuat (Penisilin, Sefalosporin, Klindamisin) harus diberikan sampai temperatur

tubuh normal dan sakit menghilang.

Irigasi dengan larutan NaCl 0,85% hangat (110-115 0F) atau glukosa 5% tiap 2-3 jam, kumur-kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher dan rahang untuk mengendurkan ketegangan otot.

Bila terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.

untuk mengatasi rasa nyeri, diberikan analgesia (lokal), dengan menyuntikkan xylocain atau Novocain 1% di ganglion sfenopalatinum.

Pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi sesudah infeksi tenang.

TERIMA KASIH


Top Related