Download - ABSES HEPARpp

Transcript

ABSES HEPAR

IdentitasNama : Tn. SJenis kelamin : PriaUmur : 56 tahunPekerjaan : WiraswastaStatus : MenikahAlamat : Pangkalan BrandanSuku : Jawa

AnamnesisKU: Sakit perut kanan atasT : Hal ini telah dialami oleh OS sejak

± 2 minggu sebelum masuk RS, dan memberat dalam 3 hari terakhir. Sakit pada perut bagian kanan atas dirasakan seperti mencucuk. Sakit dirasakan terutama apabila perut disentuh. Perut terasa penuh. Perut dirasakan pasien membesar ± 3 hari ini. Mual dialami pasien ± 3 hari ini. Muntah dialami pasien ± 3 hari ini, isi apa yang dimakan dan diminum.

Demam dialami pasien ± 3 hari ini. Demam dialami hilang timbul. Demam hilang dengan obat penurun panas. Menggigil tidak dijumpai.

Tiga hari ini pasien mengalami BAB cair, frekuensi > 3x/hari, lendir (-), darah (-). BAK berwarna sedikit pekat.

Penurunan nafsu makan dialami pasien ± 2 minggu ini.

Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal pasien.

Riwayat konsumsi alkohol disangkal pasien.RPT: -RPO: obat penurun panas

Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: sedangStatus presens

Sens : compos mentisTD : 120/70 mmHgHR : 96 x/iRR : 20 x/iTemp : 37,8 oC

Status GeneralisataKEPALA

Mata : conj. palp. Inf anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), Refleks Cahaya (+/+), pupil Ø 3mm ka=ki.

Leher : trakea medial, pembesaran KGB (-), Peningkatan TVJ (-)

THORAKSPulmo :

Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri dan kananPalpasi : Fremitus kiri sama dengan kananPerkusi : Sonor di kedua lapangan paruAuskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Cor :Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihatPalpasi : Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra RIC VPerkusi : Batas jantung normalAuskultasi : S1&S2 normal, Murmur (-)

ABDOMEN : Inspeksi : Tampak membesarPalpasi : Soepel, nyeri tekan (+) pada kuadran

kanan atas Hepar teraba 3 jari BAC, konsistensi

keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tumpul, fluktuasi(+);

Lien/ Renal: tidak terabaPerkusi : TimpaniAuskultasi : Peristaltik (+) normal

EKSTREMITAS : Akral hangat, nadi kuat, CRT< 2 detik

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (11 November 2013)

HB : 12 g%WBC : 7.400 / mm3Trombosit :135.000/ mm3LED : 15 mm/jam KGD adr : 60 mg/dLBilirubin Total : 0,85 mg/dLBilirubin Direk : 0,25 mg/dL SGOT : 26 mg/dLSGPT : 32 mg/dL

USG abdomen : Abses Hepar Lobus Kanan

ABSES HEPAR LOBUS KANAN

DIAGNOSIS :

PENATALAKSANAANTirah BaringDiet MIIInfus D5%→ 20 gtt/i Metronidazole tab 3x750 mgInjeksi cefotaxime 1 gr/12 jam Injeksi Ranitidine 1amp/12 jamCurcuma tab 3 x 1 PCT tab 3x1Alprazolam 0,5 mg tab 1x1

TINJAUAN

PUSTAKA

Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri,  parasit, jamur, maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem GIT; ditandaidengan proses supurasi dengan pembentukan pus, terdiri dari jaringan hati nekrotik,sel inflamasi, sel darah dalam parenkim hati.

Organisme dapat mencapai hati melalui salah satu jalur berikut:

a. infeksi asendens di saluran empedu (kolangitis asendens);

b. melalui pembuluh darah, baik vena porta atau arteri; c. infeksi langsung ke hati dari sumber disekitar; d. luka tembus.

Abses hati timbul pada keadaan defisiensi imun (lanjut usia, imunosupresi, kemoterapi kanker disertai kegagalan sumsum tulang).

Perbandingan jumlah penderita liver abses menurut jenis kelamin didapatkan pria lebih banyak yang terinfeksi dibandingkan wanita dan menurut usia jumlah penderita paling banyak dijumpai pada usia dekade keempat sampai kelima.

Prevalensi yang tinggi sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk.

Abses hati terbagi 2 secara umum, yaituAbses Hati Amebic (AHA), merupakan komplikasi

amebiasis ekstraintestinal, palin gsering terjadi di daerah tropis/subtropik terutama di negara berkembang dibanding AHP, dan terutama disebabkan oleh E. histolytica.

Abses Hati Piogenik (AHP), tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis terutama dengan sanitasi kurang. Etiologinya termasuk enterobacteriaceae, microaerophilic streptococci,anaerobic streptococci, klebsiella pneumonia, bacteroides, fusobacterium, S. aureus,S. milleri, candida albicans, aspergillus, actinomyces, eikenella corrodens, yersiniaenterolitica, S. typhi, brucella militensis, dan fungal.

Sindrom klinis klasik AHP berupa nyeri spontan perut kanan atas, ditandai jalan membungkuk ke depan dengan dua tangan ditaruh diatasnya. Selain itu, demam tinggi disertai keadaan syok. Setelah era pemakaian antibiotik yang adekuat, gejala dan manifestasinya adalah malaise, demam tidak terlalu tinggi dan nyeri tumpul pada abdomen yang menghebat dengan adanya pergerakan. Apabila letaknya dekat diafragma, akan timbul iritasi diafragma sehingga terjadi nyeri bahu kanan, batuk, ataupun atelektasis (terutama akibat AHA). Gejala lain, mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, badan lemah, ikterus, buang air besar seperti kapur, dan urin berwarna gelap.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri, anemia, peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin fosfatase, peningkatan enzim transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albumin serum dan waktu protrombin yang memanjang menunjukan bahwa terdapat kegagalan fungsi hati yang disebabkan abses hati.

Kultur darah merupakan standar penegakan diagnosis secara mikrobiologi. Pada pemeriksaan foto thoraks dan foto polos abdomen dapat dijumpai diafragma kanan meninggi, efusi pleura, atelektasis basiler, empiema atau abses paru. Pada fotothoraks PA tampak diafragma berbentuk seperti kubah (dome shaped), sudut kardiofrenikus tertutup. Pada foto thoraks lateral tampak sudut kostofrenikusanterior tertutup. Selain itu, dapat juga dilakukan CT-Scan Abdomen, MRI, USG Abdomen, dan biopsi hepar. Rendahnya biaya dan sifat non-radiasi membuat USG menjadi pilihan untuk mendiagnosis abses hepar. Abses hepar amebik biasanya besar dan multipel.

Untuk diagnosis amebiasis hati dapat digunakan beberapa kriteria seperti:

Kriteria Sherlock(1969), kriteria Lamont dan Pooler, serta kriteria Ramachandran (1973).

Kriteria Ramachandran , bila didapatkan 3 atau lebih

dari:1. Hepatomegali dengan nyeri2. Riwayat disentri3. Leukositosis4. Diafragma berbentuk seperti kubah (dome-shaped)5. Merespon baik dengan pemberian tablet Metronidazol 3x750 mg

Penatalaksanaan saat ini adalah dengan drainase perkutaneus abses intraabdominal dengan tuntutan abdomen ultrasound atau tomografi komputer,

Kadang pada abses hati piogenik multipel diperlukan reseksi hati.

Terapi medikamentosa berupa antibiotik yang bersifat amebisid seperti metronidazol atau tinidazol. Dosis 50 mg/kgBB/hari diberikan tiga kali sehari selama 10 hari

Emetin, dehidroemetin, dan klorokuin berguna pada abses amuba hepar yang mengalami komplikasi atau bila pengobatan dengan metronidazol gagal. Emetin dan dehidroemetin diberikan secara intramuskular.

Prognosis abses hati tergantung dari investasi parasit, daya tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder, komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan.

Prognosis yang buruk dapat terjadi apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bakterial organisme multipel, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleura atau adanya penyakit lain.


Top Related