Transcript
Page 1: -0,14% -0,61% - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2160/aceb134f_Des17-EratexDjajaTbk.pdf · haan yang sedang berkembang, maka income investing merupakan strategi investasi

PORTOFOLIO 5Kontan Sabtu, 31 Maret 2018

JAKARTA. Harga minyak sa-wit mentah atau crude palm oil (CPO) masih tertekan. Se-telah terkoreksi akibat pengu-atan valuta ringgit, kini harga CPO tertahan ekspektasi ke-naikan produksi Malaysia.

Pada perdagangan Kamis (29/3), harga CPO kontrak Juni 2018 ditutup menyusut 0,58% jadi RM 2.404 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harga CPO terpangkas 1,88%. "Ada kekhawatiran atas kena-ikan produksi CPO di Malay-sia pada Maret dan April," ungkap Faisyal, analis Monex Investindo Futures kepada KONTAN, Kamis lalu.

Sejauh ini, efek cuaca ke-ring karena El Nino masih te-rasa. Tapi, sepanjang 2018, produksi CPO Malaysia diper-

kirakan mencapai 20,5 juta ton. Jika terwujud, angka itu merupakan level tertinggi baru yang diukir Malaysia.

Di saat yang sama, pasar masih dilanda kecemasan atas rencana penerapan tarif eks-por Malaysia pada April nanti. Setelah sempat tertunda be-berapa kali, akhirnya peme-rintah Malaysia mulai memu-ngut pajak sebesar 5%.

Koreksi harga minyak sawit juga mengikuti pelemahan minyak kedelai. Tapi, harga CPO bisa kembali menguat jelang Ramadan, yakni Mei 2018. "Harga di kuartal II-2018 tergantung momentum Rama-dan," ujar Faisyal.

Analis Asia Tradepoint Fu-tures Deddy Yusuf Siregar menyebutkan, volume ekspor CPO Malaysia di periode 1-25 Maret 2018 tumbuh 9%. Seha-rusnya hal itu mengangkat

harga CPO. Namun data itu dinilai belum memberikan keyakinan mengenai pemuli-han pasar ekspor CPO.

Sebab, pada Februari tahun ini, ekspor CPO Malaysia me-rosot 13,3%. "Jika ekspor CPO di bulan Maret ternyata masih menurun, maka ada potensi harga CPO kembali tertekan," ungkap Deddy.

Selain itu, harga CPO terte-kan lantaran ringgit Malaysia menguat terhadap dollar AS. Sebenarnya penguatan ringgit tak terlalu tajam. "Tapi setiap ada penguatan ringgit, harga CPO cenderung terkoreksi karena ada penurunan minat pelaku pasar yang merespons harga CPO," kata Deddy.

Meski melihat ada peluang harga CPO menguat saat Ra-madan, Faisyal masih ragu kenaikannya signifi kan. Saat Imlek lalu, misalnya, permin-

taan tak terlalu tinggi. Padahal banyak pihak meyakini Imlek bisa mengerek harga CPO.

Potensi kenaikan produksi CPO pada Maret-April, tarif impor di India dan rencana pemberlakuan pajak ekspor Malaysia, adalah sederet isu yang masih memberikan sen-timen negatif terhadap harga CPO. "Saat ini produksi tinggi dan permintaan tidak cukup bagus," imbuh Faisyal.

Ia memprediksi harga CPO Senin (2/4) nanti bergerak di kisaran RM 2.365 hingga RM 2.430 per metrik ton. Sepekan ke depan, harga CPO bisa ber-gulir antara RM 2.330-RM 2.470 per metrik ton.

Adapun Deddy mempredik-si harga CPO pada Senin de-pan akan bergerak di antara RM 2.420-RM 2.390. Selama sepekan, harganya bergerak antara RM 2.440-RM 2.370. ■

Putri Werdiningsih, Danielisa Putriadita

Harga Minyak Sawit Masih Tak BerkutikCPO tertekan proyeksi kenaikan produksi dan aturan ketat sejumlah negara

Sumber: Logam Mulia, Bloomberg (Pukul 17:00 WIB) Keterangan: *Harga periode 27-28 Maret 2018

Minyak Mentah

64,38 64,53

0,23%Pengiriman Mei 2018

Minyak WTI di Bursa NYMEX-AS(Dollar AS per barel)

Harga Komoditas Harian(28/3/2018–29/3/2018)

CPO (MDEX)

626,91 621,72

-0,83%Pengiriman Juni 2018

Bursa Derivatif Malaysia (MDEX)(Dollar AS per ton)

Batubara*

89,45 89.95

0,56%Pengiriman Mei 2018

Batubara Newcastle di Bursa ICE(Dollar AS per ton)

Emas Berjangka

1.330 1.328,10

-0,14%Pengiriman Juni 2018

Divisi Comex Bursa NYMEX-AS(Dollar AS per ons troi)

Emas Batangan

651.000 647.000

-0,61%Divisi Logam Mulia-PT Antam Tbk

rupiah per gram(emas seberat satu kilogram)

CPO (ICDX)

8.855 8.855

0%Pengiriman Juni 2018

Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia(ICDX) (Rupiah per Kilogram)

◆Smart Trader Not Gambler

Dividen Bikin Kaya

Akhirnya, musim bagi-bagi dividen kembali tiba. Di saat emiten

beramai-ramai mulai mem-bagikan dividen saham se-perti sekarang ini, biasanya banyak sekali yang bertanya seputar dividen saham ini

Boleh enggak, sih, beli sa-ham cuma untuk mengincar dividennya? Bisa enggak di-viden saham bikin kita kaya raya? Kalau emang bisa, bagaimana caranya? Saham apa saja yang sebaiknya kita pilih? Boleh enggak, kalau kita beli saham menjelang emiten tersebut membagi dividen dan jual saham ter-sebut setelah bagi dividen?

Sebelum saya menjawab pertanyaan-pertanyaan ter-sebut, mungkin Anda yang masih awam dengan dunia pasar modal, bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang di-maksud dengan dividen? Se-cara sederhana, dividen bisa diartikan sebagai pembagian laba yang didapat oleh per-usahaan.

Nah, strategi berinvestasi saham dengan tujuan untuk mendapat dividen ini ada is-tilahnya sendiri, lo. Strategi investasi ini disebut dengan income investing.

Apa itu strategi income investing? Strategi income investing ini mungkin tidak sepopuler strategi investasi saham lainnya, seperti value investing, growth investing, ataupun trading saham. Di mana trading saham bisa memberikan keuntungan berpuluh kali lipat lebih cepat daripada strategi investasi saham lainnya.

Lalu, apa bedanya income investing bila dibandingkan strategi investasi lain? Jika strategi value investing fokus mencari saham-saham yang valuasinya murah, dan growth investing fokus untuk melakukan inves-tasi pada perusa-haan yang sedang berkembang, maka income investing merupakan strategi investasi yang berfo-kus pada perolehan dividen.

Meski berbeda fo-kus, ketiga strategi tersebut memiliki satu persamaan. Untuk tujuan long term investing, in-vestor harus selalu mencari perusa-

haan yang sehat secara fun-damental.

Hal ini berbeda dengan strategi trading saham, yang tidak terlalu mementingkan fundamental perusahaan. Buat trader saham, saham apa pun, asal bisa naik harganya, ya di-trading-kan. Tidak peduli apakah funda-mental saham tersebut bagus ataupun tidak.

Apakah income investing bisa bikin kaya? Kalau dita-nya bisa atau tidak, pastinya bisa. Bahkan Anda bisa kaya

secara passive, alias Anda tidak perlu bekerja. Tidur pun duit datang. Hanya saja, memang kecepatan aliran uangnya tidak secepat ketika Anda jual beli saham untuk jangka pendek/menengah.

Kalau Anda penasaran ten-tang trading saham ini, Anda bisa pelajari di EllenMay.TV. Di situ saya jelaskan banyak sekali tentang strategi trading

dan investasi.Nah, mari kita kembali ke

soal income investing. Seperti halnya strategi investasi lainnya, income investing mengedepankan fundamen-tal perusahaan yang cantik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor yang ingin melakukan inco-me investing, yaitu business model perusahaan, manaje-men perusahaan, kemampu-an perusahaan menghasilkan laba dan yang terakhir serta tidak kalah penting adalah kemampuan dan komitmen perusahaan dalam memba-yar dividen.

Lalu, bagaimana cara me-milih saham dalam income investing? Sekali lagi, seperti sudah disebut di atas, ada empat hal yang perlu diper-hatikan dalam melakukan income investing. Selain itu, ada tips lain yang bisa di-manfaatkan oleh investor.

Salah satunya adalah, pi-lihlah saham-saham perusa-haan yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN). Alangkah baiknya, jika Anda bisa memilih saham-saham BUMN. Entah kenapa, per-usahaan-perusahaan milik negara ini getol banget dalam urusan membagi dividen.

Sebagai contoh, perusaha-an BUMN PT Bank Mandiri Tbk. Emiten yang sahamnya terkenal dengan kode BMRI ini selalu membagi dividen tiap tahun. Besaran yield dividen yang dibagikan men-capai sekitar 2,24%., Semen-tara nilai rasio pembayaran dividen alias dividend payout ratio mencapai sekitar 40%.

Bila menilik pembagian dividen BMRI pada tahun ini, Anda akan mendapat dividen senilai Rp 199,03 per saham. Nilai dividend payout ratio mencapai 45%. Saat ini nilai investasi per

saham BMRI sehar-ga Rp 7,675. Selain BMRI, ada beberapa emiten BUMN lain yang juga rajin membagi dividen (lihat tabel).

Ada beberapa tips lagi untuk memilih saham yang cocok dengan strategi income investing. Tips akan dibahas di seri berikut.

Semoga artikel ini bermanfaat dan sa-lam profi t! ■

Ellen May,Praktisi Pasar Modal

Perusahaan-

perusahaan

milik negara

biasanya rajin

membagikan

dividen.

Ada kekhawatiran atas kenaikan produksi

CPO di Malaysia pada Maret dan April.

Faisyal, Analis Monex Investindo Futures

■KOMODITAS

Review Rupiah

Terpapar Isu Perang Dagang

JAKARTA. Di ujung Maret, nilai tukar rupiah masih cende-rung tertekan. Minimnya sentimen domestik menyebabkan mata uang Garuda rentan terhadap faktor eksternal.

Di akhir sesi perdagangan Kamis (29/3), kurs rupiah di pasar spot melemah tipis 0,01% ke Rp 13.766 per dollar AS. Sepekan ini, rupiah menyusut 0,20%. Mengacu Jakarta In-terbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah melemah 0,08% menjadi Rp 13.756 per dollar AS. Tapi dalam sepe-kan, kurs rupiah JISDOR masih menguat 0,15%.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pergerakan rupiah sepanjang pekan ini masih dipengaruhi sentimen luar negeri. Terutama isu perang dagang terkait kebijakan tarif impor AS. "Kebijakan ini rencananya baru direalisasikan setelah Juni nanti. Selama itu, isu masih bergulir dan akan ada negosiasi," jelas dia, kemarin.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, rupiah bisa dibilang hanya bersandar pada kebijakan inter-vensi Bank Indonesia. "Secara psikologis, rupiah bergerak di level Rp 13.800 sampai Rp 14.000," kata Andri.

Untuk mendorong penguatan rupiah, dibutuhkan perba-ikan kondisi makro ekonomi. Seperti diketahui, BI memu-tuskan untuk menahan suku bunga acuan demi memberi stimulasi pada sektor bisnis. Meski infl asi terjaga, pertum-buhan kredit masih rendah. Sepanjang 2017, kredit bank cuma tumbuh 8,22% (yoy). "Ini menunjukkan sektor bisnis kita masih minim ekspansi," papar Andri.

Ia memprediksi rupiah pekan depan masih bergejolak di rentang Rp 13.700-Rp 13.780 per dollar AS. Adapun David memperkirakan kurs rupiah pekan depan menguat dengan rentang pergerakan Rp 13.700-Rp 13.750 per dollar AS.

Grace Olivia Sihombing

Sejumlah BUMN yang Rajin Membagi Dividen

Nama Perusahaan Kode Saham

Dividen Yield* DPR*

Bank Mandiri Tbk BMRI 1,7% 45%

Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 2,3% 40,4%

Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 2,3% 35%

PP Tbk PTPP 1,67% 30%

Wijaya Karya Beton Tbk WTON 1,81% 31,4%

Waskita Beton Precast Tbk WSBP 2,8% 50%

PT PP Property Tbk PPRO 0,6% 5%

Adhi Karya Tbk ADHI 1,2% 30%

Ket: *Per 2017 Sumber: Stockbit

Zainudin
Typewriter
31 Maret 2018, Kontan | Hal.5

Top Related