tinjauan pengangguran

of 26 /26
I. Pengangguran Ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Bagi sebagian besar orang yang tidak mempunyai pekerjaan yang tetap atau hanya bekerja paruh waktu selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin. Mereka yang bekerja dengan bayaran tetap di sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarkat kelas menengah ke atas. Namun, salah jika beranggapan bahwa setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang yang bekerja secara penuh adalah orang kaya. Hal ini karena ada kadangkala ada pekerjaan di perkotaan yang tidak secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih dan lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan yang mereka rasakan lebih rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai sumber lain yang bisa membantu masalah keuangan mereka. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerjakuran dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari pekerjaan (Simanjuntak, 1985).

Upload: umy

Post on 08-Apr-2023

4 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

I. Pengangguran

Ada hubungan yang erat sekali antara

tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan,

dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Bagi

sebagian besar orang yang tidak mempunyai pekerjaan

yang tetap atau hanya bekerja paruh waktu selalu

berada diantara kelompok masyarakat yang sangat

miskin. Mereka yang bekerja dengan bayaran tetap di

sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk

diantara kelompok masyarkat kelas menengah ke atas.

Namun, salah jika beranggapan bahwa setiap orang

yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang

yang bekerja secara penuh adalah orang kaya. Hal ini

karena ada kadangkala ada pekerjaan di perkotaan

yang tidak secara sukarela karena mencari pekerjaan

yang lebih dan lebih sesuai dengan tingkat

pendidikannya.

Mereka menolak pekerjaan yang mereka rasakan lebih

rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka

mempunyai sumber lain yang bisa membantu masalah

keuangan mereka. Pengangguran adalah orang yang

tidak bekerja sama sekali atau bekerjakuran dari dua

hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha

mencari pekerjaan (Simanjuntak, 1985).

Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan

jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi

mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam

empat minggu terakhir untuk mencapai pekerjaan

(Kaufman dan Hotchkiss, 1999).

Badan Pusat Statistik mendefinisikan penganggur

sebagai mereka yang tidak bekerja atau mencari

pekerjaan, seperti mereka yang belum bekerja yang

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Termasuk

didalam kategori ini adalah mereka yang sudah

bekerja karena sesuatu hal berhenti atau

diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan

pekerjaan. Usaha mencari pekerjaan ini tidak

terbatas pada seminggu, sebulan pencarian, jadi

mereka yang berusaha mendapatkan pekerjaan dan

permohonannya telah dikirim lebih satu minggu yang

lalu tetap dianggapsebagai pencari kerja. Untuk

mengukur tingkat pengangguran pada suatu 23

daerah/wilayah bias didapat dari presentasi membagi

jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dan

dinyatakan dalam persen (BPS, 1990).

Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan

jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi

mereka sedang melakukan usaha secara aktif untuk

mencari pekerjaan. Pengangguran merupakan suatu

keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam

angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi

mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut

(Sukirno, 1997). Ada kecenderungan pengangguran

lebih terpusat di kota daripada di desa. Kelompok

pengangguran ini kebanyakan adalah tenaga kerja yang

baru menyelesaikan pendidikan dan sedang menunggu

untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan

aspirasi mereka. Selama menunggu pekerjaan yang

diinginkan, biaya mereka ditanggung oleh keluarga

yang relatif mampu.

Ini mengisyaratkan bahwa masalah pengangguran

dinegara sedang berkembang kurang berkaitan dengan

kemiskinan (Effendi,1995). Tingkat pengangguran

terdidik (Educated Unemployment rate) merupakan rasio

jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA ke atas

(sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya

angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS, 2008).

Pengangguran tenaga kerja terdidik akan lebih

terlihat terutama dari kelompok usia muda yang baru

lulus dari tingkat pendidikannya serta mencari kerja

untuk pertama kalinya

A.Pengangguran biasanya dibedakan atas 3

jenis berdasarkan keadaan yang

menyebabkan, antara lain:1. Pengangguran konjungtural (Cycle

Unemployment) adalah pengangguran yangdiakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklusekonomi.

2. Pengangguran struktural (Struktural

Unemployment) adalah pengangguran yang

diakibatkan oleh ketidakcocokan antara

keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang

dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang

tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak

ekonomi dalam jangka panjang merupakan latar

belakang ketidakcocokan itu. Pengangguran

struktural bisa diakibatkan oleh beberapa

kemungkinan, seperti :

Akibat permintaan berkurang

Akibat kemajuan dan pengguanaan

teknologi

Akibat kebijakan pemerintah

3. Pengangguran friksional (FrictionalUnemployment) adalah pengangguran yang munculakibat adanya ketidaksesuaian antara pemberikerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaanatau pergeseran tenaga kerja). Pengangguranini muncul dari kemauan tenaga kerja yangbersangkutan. Ia menganggur untuk sementarawaktu dalam rangka mencari pekerjaan yanglebih baik, menantang dan menunjang karirnya.Pengangguran ini sering disebut pengangguransukarela.

4. Pengangguran musiman adalah pengangguran yangmuncul akibat pergantian musim misalnyapergantian musim tanam ke musim panen.

5. Pengangguran teknologi adalah pengangguranyang terjadi akibat perubahan ataupenggantian tenaga manusia menjadi tenagamesin-mesin.

6. Pengangguran siklus adalah pengangguran yangdiakibatkan oleh menurunnya kegiatanperekonomian (karena terjadi resesi).Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnyapermintaan masyarakat (aggrerat demand).Contoh : suatu saat perekonomian suatu negaramengalami masa pertumbuhan (menaik).Di saatlain, mengalami resesi (menurun) atau bahkandepresi.Pada saat krisis ekonomi, daya belimasyarakat menurun sehingga tingkatpermintaan terhadap barang dan jasa jugamenurun.Turunnya permintaan masyarakatterhadap barang dan jasa memaksa produsenuntuk menurunkan kegiatan produksi.Produsenmelakukan ini antara lain dengan caramengurangi pemakaian faktor produksi,termasuk tenaga kerja.Inilah mengapa padasaat krisis ekonomi kita menyaksikanbanyaknya pegawai atau buruh terkena PHKsehingga menganggur.

B.Jenis pengangguran menurut waktu kerja1. Pengangguran Terselubung (Disguissed

Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidakbekerja secara optimal karena suatu alasantertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan10 orang karyawan padahal pekerjaan dalamkantor itu dapat dikerjakan dengan baik walauhanya dengan 8 orang karyawan saja,sehinggaterdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam ini yang disebut denganpengangguran terselubung.

2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalahtenaga kerja yang tidak bekerja secara optimalkarena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanyatenaga kerja setengah menganggur ini merupakantenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jamselama seminggu. Contoh : seorang buruhbangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan disuatu proyek untuk sementara menganggur sambilmenunggu proyek berikutnya.

Setengah pengangguran dibagi menjadi duakelompok :

Setengah Penganggur Terpaksa, yaitumereka yang bekerja dibawah jam kerjanormal dan masih mencari pekerjaan ataumasih bersedia menerima pekerjaan lain.

Setengah Penganggur Sukarela, yaitumereka yang bekerja di bawah jam kerjanormal tetapi tidak mencari pekerjaanatau tidak bersedia menerima pekerjaanlain, misalnya tenaga ahli yang gajinyasangat besar.

3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalahtenaga kerja yang sungguh-sungguh tidakmempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis inicukup banyak karena memang belum mendapatpekerjaan padahal telah berusaha secaramaksimal.

4. Pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkanbahwa semakin tinggi 25 pendidikan akan semakintinggi pula aspirasinya untuk mendapatkankedudukan atau kesempatan kerja yang lebihsesuai Pengangguran tenaga kerja terdidik dinegara sedang berkembang umumnya mengelompokkanpada golongan usia muda dan yangberpendidikan.. Meningkatnya penganggurantenaga kerja terdidik yaitu:

Ketidakcocokan antara karakteristiklulusan baru yang memasuki dunia kerjadengan kesempatan kerja yang tersedia.

Semakin terdidik seseorang, makasemakin besar harapannya pada jenispekerjaan yang aman, dengan demikianangkatan kerja terdidik lebih sukamemilih menganggur dari pada mendapatpekerjaan yang tidak sesuai dengankeinginan mereka.

Terbatasnya daya serap tenaga kerjasektor formal yang kurang beresiko.

Belum efisiensinya fungsi pasar tenagakerja.

C.Faktor-faktor yang menyebabkanpengangguran1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan

Kesempatan KerjaKetidakseimbangan terjadi apabila jumlahangkatan kerja lebih besar daripada kesempatankerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangatjarang terjadi.

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan

penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama ataulebih besar daripada angkatan kerja,pengangguran belum tentu tidak terjadi.Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaianantara tingkat pendidikan yang dibutuhkan danyang tersedia. Ketidakseimbangan tersebutmengakibatkan sebagian tenaga kerja yang adatidak dapat mengisi kesempatan kerja yangtersedia.

4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antardaerah tidak seimbangJumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkinsaja lebih besar dari kesempatan kerja,sedangkan di daerah lainnya dapat terjadikeadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapatmengakibatkan perpindahan tenaga kerja darisuatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatunegara ke negara lainnya.

5. Budaya pilih-pilih pekerjaan, Pada dasarnyasetiap orang ingin bekerja sesuai dengan latarbelakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengansifat gengsi maka tak heran kebanyakan yangditemukan di Indonesia bukan pengangguranterselubung, melainkan pengangguran terbukayang didominasi oleh kaum intelektual(berpendidikan tinggi).

6. Pemalas selain budaya memilih-milihpekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur

di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencaripekerjaan sehingga jalan keluar lain yangditempuh adalah dengan menyogok untukmendapatkan pekerjaan.

7. Tidak mau ambil resiko, adakah yang beranimengambil resiko seperti itu? Kami yakinsedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itujustru menguntungkan si pencari kerja selama 3bulan tersebut ia bisa menimba pengalamansebanyak-banyaknya.

D.Dampak-dampak pengangguran1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian

suatu Negara, Jika tingkat pengangguran disuatu negara relatif tinggi, hal tersebutakan menghambat pencapaian tujuan pembangunanekonomi yang telah dicita-citakan.Hal ini terjadi karena pengganguran berdampaknegatif terhadap kegiatan perekonomian,seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Pengangguran bisa menyebabkanmasyarakat tidak dapatmemaksimalkan tingkat kemakmuranyang dicapainya. Hal ini terjadikarena pengangguran bisa

menyebabkan pendapatan nasionalriil (nyata) yang dicapaimasyarakat akan lebih rendahdaripada pendapatan potensial(pendapatan yang seharusnya). Olehkarena itu, kemakmuran yang dicapaioleh masyarakat pun akan lebihrendah.

Pengangguran akan menyebabkanpendapatan nasional yang berasaldari sektor pajak berkurang. Halini terjadi karena pengangguranyang tinggi akan menyebabkankegiatan perekonomian menurunsehingga pendapatan masyarakat punakan menurun. Dengan demikian,pajak yang harus dibayar darimasyarakat pun akan menurun. Jikapenerimaan pajak menurun, danauntuk kegiatan ekonomi pemerintahjuga akan berkurang sehinggakegiatan pembangunan pun akan terusmenurun.

Pengangguran tidak menggalakkanpertumbuhan ekonomi. Adanyapengangguran akan menyebabkan dayabeli masyarakat akan berkurangsehingga permintaan terhadapbarang-barang hasil produksi akanberkurang. Keadaan demikian tidakmerangsang kalangan Investor(pengusaha) untuk melakukanperluasan atau pendirian industribaru. Dengan demikian tingkatinvestasi menurun sehinggapertumbuhan ekonomipun tidak akanterpacu.

Mengurangi output negara Menurunkan taraf hidup Memperlambat proses pembangunan Meningkatkan Tingkat Kemiskinan

2. Dampak pengangguran terhadap Individu yangMengalaminya dan Masyarakat, berikut inimerupakan dampak negatif pengangguranterhadap individu yang mengalaminya danterhadap masyarakat pada umumnya:

Pengangguran dapat menghilangkanmata pencaharian

Pengangguran dapat menghilangkanketrampilan

Pengangguran dapat meningkatkanangka kriminalitas

Pengangguran akan menimbulkanketidakstabilan sosial politik.

Pengangguran dapat meningkatkanangka kemiskinan.

Masalah jiwa dan keyakinan Ketentraman keluarga akan terganggu Meningkattnya tindakan kriminal

E.Kebijakan-kebijakan mengatasi pengangguran1. Cara mengatasi pengangguran struktural

Peningkatan mobilitas modal dan tenagakerja

Segera memindahkan kelebihan tenaga kerjadari tempat dan sector yang kelebihan ketempat dan sektor ekonomi yang kekurangan

Mengadakan pelatihan tenaga kerja untukmengisi formasi kesempatan (lowongan)kerja yang kosong, dan

Segera mendirikan industri padat karya diwilayah yang mengalami pengangguran

2. Cara mengatasi pengangguran friksional Perluasan kesempatan kerja dengan cara

mendirikan industri-industri baru,terutama yang bersifat padat karya

Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagaibidang industri untuk merangsang timbulnyainvestasi baru

Menggalakkan pengembangan sector Informal,seperti home indiustri

Menggalakkan program transmigrasi untukmenyerap tenaga kerja di sector agrarisdan sector formal lainnya

Pembukaan proyek-proyek umum olehpemerintah, seperti pembangunan jembatan,jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lainsehingga bisa menyerap tenaga kerja secaralangsung maupun untuk merangsang investasibaru dari kalangan swasta.

3. Cara mengatasi pengangguran musiman Pemberian informasi yang cepat jika ada

lowongan kerja di sector lain, Melakukan pelatihan di bidang keterampilan

lain untuk memanfaatkan waktu ketikamenunggu musim tertentu

4. Cara mengatasi pengangguran siklus Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap

barang dan jasa Meningkatkan daya beli Masyarakat

Menurut konsep yang digunakan Badan Pusat Statistik

dalam SAKERNAS (1998), angkatan kerja yang merupakan

penduduk usia kerja (10 tahun atau lebih) punya

pekerjaan sementara, tidak bekerja dan mencari

pekerjaan. Sedangkan yang diartikan bekerja disini

adalah mereka yangmelakukan pekerjaan dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

keuntungan dan lamanya bekerja sedikit satu jam secara

terus menerus dalam seminggu yang lalu.

Menurut Sukirno (1997), efek buruk dari pengangguran

adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada

akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai

seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat

karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang

mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki

pendapatan. Apabila pengangguran di suatu negara sangat

buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan

menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan

masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka

panjang

Upah sebagaimana lazimnya diartikan sebagai harga

dari tenaga kerja, Dilihat dari pengertian ini maka

peranan upah sangat besar sekali dalam menentukan

jumlah permintaaan maupun penawaran tenaga kerja

(Ananta 1989). Besarnya penyediaan tenaga kerja dalam

masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya

untuk proses produksi. Diantara mereka yang sudah aktif

dalam kegiatannya menghasilkan barang atau jasa. Mereka

dinamakan golongan yang bekerja. Sebagian lain

tergolong yang siap bekerja atau sedang berusaha

mencari pekerjaan. Mereka dinamakan pencari kerja atau

penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja

dinamakan angkatan kerja (Ananta, 1989).

Produktivitas, pertumbuhan ekonomi, investasi,

pengeluaran pemerintah, upah dan inflasi berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

Produktivitas berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Indonesia. Terdapatnya pengaruh yang

signifikan antara tingkat pengangguran dan

produktivitas mengindikasikan bahwasanya tingkat

pengangguran dipengaruhi oleh produktivitas. Apabila

produktivitas mengalami peningkatan maka kemampuan

tenaga kerja dalam menghasilkan output akan meningkat

sehingga akan berdampak terhadap peningkatan permintaan

tenaga kerja.

Peningkatan permintaan tenaga kerja ini akan

menurunkan tingkat pengangguran. Sebaliknya, apabila

produktivitas mengalami penurunan maka kemampuan tenaga

kerja dalam menghasilkan output akan menurun sehingga

akan berdampak terhadap penurunan permintaan tenaga

kerja. Penurunan permintaan tenaga kerja ini akan

meningkatkan tingkat pengangguran. Apabila

produktivitas mengalami peningkatan maka penggunaan

terhadap tenaga kerja juga akan mengalami peningkatan.

Peningkatan penggunaan tenaga kerja akan menurunkan

jumlah tingkat pengangguran. Begitu sebaliknya, apabila

produktivitas mengalami penurunan maka penggunaan

terhadap tenaga kerja juga akan mengalami penurunan.

penurunan ini akan meningkatkan tingkat pengangguran.

Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pengangguran di Indonesia. Terdapatnya pengaruh

yang signifikan antara tingkat pengangguran dan

pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwasanya tingkat

pengangguran dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi.

Kenaikan permintaan terhadap tenaga kerja ini akan

berakibat terhadap menurunnya tingkat pengangguran.

Begitu sebaliknya, apabila pertumbuhan ekonomi turun

berarti telah terjadi penurunan terhadap produksi

barang dan jasa karena penurunan produksi barang dan

jasa akan menyebabkan penurunan terhadap faktor-faktor

produksi salah satunya adalah tenaga kerja. Penurunan

permintaan terhadap tenaga kerja ini akan berakibat

terhadap meningkatnya tingkat pengangguran. Terdapat

pengaruh yang signifikan dan negatif antara pertumbuhan

ekonomi dengan pengangguran, kenaikan pertumbuhan

ekonomi akan menurunkan pengangguran. Kenaikan

pertumbuhan ekonomi akan mengurangi pengangguran

sedangkan penurunan pertumbuhan ekonomi akan

meningkatkan pengangguran. Penelitian penulis juga

menemukan bahwa terdapat hubungan yang berbanding

terbalik antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di

Indonesia.

Investasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Indonesia. Terdapatnya pengaruh yang

signifikan antara tingkat pengangguran dan investasi

mengindikasikan bahwasannya tingkat pengangguran

dipengaruhi oleh investasi. Investasi yang meningkat

menandakan adanya peningkatan terhadap kegiatan

penanaman modal baik itu berupa pendirian pabrik baru,

membeli peralatan dan mesin-mesin ataupun sebagainya.

Oleh karena itu, kegiatan penanaman modal ini akan

banyak membutuhkan input-input produksi diantaranya

adalah tenaga kerja,

Sehingga penggunaan atau penyerapan terhadap tenaga

kerja menjadi meningkat. Kondisi meningkatnya

penyerapan tenaga kerja akan menurunkan tingkat

pengangguran. Begitu sebaliknya, apabila investasi

turun maka kegiatan penanaman modal juga akan mengalami

penurunan. Kondisi ini akan menurunkan produktivitas

produsen dalam menghasilkan berbagai macam jenis barang

dan jasa, sehingga berdampak terhadap penurunan

penyerapan tenaga kerja. Penurunan penyerapan tenaga

kerja ini mengimplikasikan terjadinya kenaikan tingkat

pengangguran. Investasi yang meningkat akan

meningkatkan permintaan tenaga kerja sehingga tingkat

pengangguran menurun. Kemudian, pengeluaran pemerintah

mempengaruhi tingkat pengangguran secara signifikan.

Terdapatnya pengaruh yang signifikan antara tingkat

pengangguran dan pengeluaran pemerintah mengindikasikan

bahwasanya tingkat pengangguran dipengaruhi oleh

pengeluaran pemerintah.

Apabila pengeluaran pemerintah meningkat seperti

belanja modal untuk meningkatkan infrastruktur, maka

akan berdampak terhadap peningkatan produksi output.

Output yang meningkat akan meningkatkan permintaan

terhadap faktor-faktor produksi salah satunya adalah

tenaga kerja. Dengan demikian keadaan seperti ini akan

mendorong turunnya tingkat pengangguran. Sebaliknya,

apabila pengeluaran pemerintah mengalami penurunan maka

akan menghambat proses terjadinya produksi barang dan

jasa (output) sehingga permintaan terhadap faktor-

faktor produksi juga akan menurun. Oleh karena itu,

keadaan ini akan menyebabkan tingkat pengangguran

meningkat.

Keynes pada hakikatnya berpendapat bahwa

perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan

campur tangan pemerintah yang aktif dalam perekonomian

akan membantu masalah ini. Salah bentuk campur tangan

yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan

kebijakan fiskal. Dalam hal ini Keynes mengisyaratkan

kebijakan fiskal yang ekspansif melalui pengurangan

pajak dan penambahan pengeluran pemerintah (Government

Expenditure).

Disamping itu, upah berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pengangguran. Terdapatnya pengaruh yang

signifikan antara tingkat pengangguran dan upah

mengindikasikan bahwasanya tingkat pengangguran

dipengaruhi oleh upah. Kenaikan upah akan menyebabkan

terjadinya kenaikan biaya produksi perusahaan. Kenaikan

biaya produksi ini tentunya akan berdampak terhadap

peningkatan harga output sehingga menyebabkan

permintaan terhadap output menurun. Dengan demikian,

adanya kenaikan upah ini akan menyebabkan perusahaan-

perusahaan menurunkan permintaannya terhadap tenaga

kerja sehingga tingkat pengangguran meningkat.

Sebaliknya, apabila upah mengalami penurunan maka biaya

produksi perusahaan juga akan menurun.

Penurunan biaya produksi ini akan menurunkan harga

output sehingga permintaan terhadap output meningkat

dan keuntungan perusahaan pun ikut meningkat. Kondisi

ini tentunya akan mendorong permintaan tenaga kerja

sehingga tingkat pengangguran menurun. Kenaikan upah

akan menyebabkan terjadinya kenaikan pengangguran.

Jumlah tenaga kerja yang diminta (permintaan tenaga

kerja), baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang, mempunyai hubungan negatif dengan tingkat

upah. Apabila tingkat upah mengalami kenaikan maka

permintaan terhadap tenaga kerja akan menurun sehingga

akan meningkatkan tingkat pengangguran.

Sebaliknya, apabila tingkat upah mengalami penurunan

maka permintaan terhadap tenaga kerja akan meningkat

sehingga akan menurunkan tingkat pengangguran

Selanjutnya, inflasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengangguran di Indonesia secara

parsial. Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan

antara inflasi dan tingkat pengangguran mengindikasikan

bahwa tingkat pengangguran tidak dipengaruhi oleh

inflasi di Indonesia.

Hal ini dikarenakan inflasi yang terjadi di

Indonesia sebagian besar adalah inflasi yang berasal

dari kenaikan atau dorongan biaya produksi (Cost Push

Inflation) bukan berasal dari kenaikan atau tarikan

permintaan (Demand Pull Inflation). Sebab inflasi yang

berasal dari tarikan permintaan akan mendorong produsen

atau perusahaan untuk meningkatkan kapasaitas

produksinya dengan menambah input-input produksi

diantaranya tenaga kerja (asumsi modal tetap). Akibat

dari peningkatan penggunaan input produksi dalam hal

ini adalah tenaga kerja maka akan menurunkan tingkat

pengangguran.

Sedangkan inflasi yang berasal dari dorongan biaya

tidak akan menyebabkan peningkatan terhadap permintaan

input produksi (tenaga kerja) dan bahkan sampai kadar

tertentu peningkatan biaya produksi ini justru akan

mengurangi penggunaan tenaga kerja sehingga

meningkatkan tingkat pengangguran. Kondisi ini

dibuktikan oleh semakin meningkatnya biaya produksi

perusahaan di Indonesia beberapa tahun belakangan

seperti meningkatnya harga-harga bahan baku dan barang

modal impor akibat krisis keuangan global sehingga

mendorong kenaikan harga output produksi.

Kenaikan harga output produksi ini telah memicu

terjadinya inflasi di Indonesia akan tetapi inflasi

seperti ini tidak mengakibatkan kapasitas produksi

meningkat sehingga penggunaan tenaga kerja juga tidak

meningkat. Oleh karena itu, tingkat pengangguran tidak

berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Algofari (2010) yang menemukan

bahwa tidak ada pengaruh inflasi terhadap pengangguran

di Indonesia. Naik turunnya inflasi tidak akan

menyebabkan naik turunnya pengangguran di Indonesia

hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Akan

tetapi penelitian penulis menemukan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi dan

tingkat pengangguran. Artinya kenaikan dan penurunan

inflasi tidak memberikan efek terhadap tingkat

pengangguran di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. (http://yogotakgentar.blogspot.com/2014/02/

makalah-penganggurandi-indonesia-di.html).2. (http://mohammad-riyandi.blogspot.com/2012/06/

pengangguran-di-indonesia-bagaimana.html)

ReferencesAimon, Zulhanafi Hasdi. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Tingkat Pengangguran di Indonesia.

Cahyani, Indah Gita. 2014. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN TERDIDIK DI SULAWESI SELATAN. Makassar : s.n., 2014.

Choili, Fakhtul Mufid. 2014. Analisis Pengaruh Pengangguran, ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus 33 Provinsi Indonesia). Malang : s.n., 2014.

SAPUTRA, WHISNU ADHI. 2011. PENGANGGURAN TERDIDIK DI SULAWESI SELATAN, PDRB, IPM, PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN / KOTA JAWA TENGAH. Semarang : s.n., 2011.