taiwan x china x america

of 12 /12
Konflik Taiwan-China dan intervensi Amerika Serikat Teori Hubungan Internasional RaditiaSapta Candra 20120510290 No. Absen 23

Upload: umy

Post on 26-Jan-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

Konflik Taiwan-China danintervensi Amerika Serikat

Teori Hubungan Internasional

RaditiaSapta Candra

20120510290

No. Absen 23

Kelas D

Bab I1.1 Latar Belakang

Sejak hari berdirinya Taiwan sebagai sebuah negara, hubunganantara Cina dan Taiwan tidak pernah harmonis. Mulai dariketidaksamaan ideologi yang dianut antara partai nasionalisdan partai komunis yang menghasilkan perang saudara danberujungnya keluarnya para pendukung partai nasionalis kesebuah pulau yang kelak dikenal dengan Taiwan, hingga ancaman-ancaman perang dari Cina yang ditujukan kepada Taiwan untukmengambil alih kembali Taiwan.

Hal ini masih berlanjut hingga saat ini, walaupun Taiwansendiri sudah mendapat perlindungan dari Amerika Serikat sejakmasa perang dingin beberapa dekade lalu saat terjadi perebutanwilayah antara ideologi liberal-kapitalis dan komunis-sosialis.

Paper ini akan membahas konflik yang terjadi antara Taiwandan Cina pasca exodus partai nasionalis cina ke Taiwan dandeklarasi kedaulatan Taiwan yang berarti lepas nya Taiwan darigenggaman Cina. Ini secara langsung akan berimbas padakedaulatan Cina sebagai sebuah negara. Juga masuknyaintervensi Amerikat Serikat berupa jaminan keamanan untukTaiwan dari ancaman-ancaman Cina.

Kemudian, dengan memasukkan teori yang yang relevan dankonsep-konsep yang berkaitan dengan kasus ini sebuah hipotesaakan ditarik untuk kemudian dibandingkan dengan fakta-faktayang terjad di lapangan.

Bab II

2.0 Research question, landasan teori, danhipotesis yang digunakan

2.1 Research question

“mengapa Taiwan menerima bantuan perlindungan dari AmerikaSemerikat, serta alasan Amerika memberikan bantuan kepadaTaiwan?”

2.2 Landasan teori

Dalam paper akan digunakan teori kepentingan nasional, TeoriKepentingan Nasional (National Interest), dimana nationalinterest sebagai variable independen dan konflik antara Taiwandan Cina sebagai variable dependen. Teori ini akan menjelasakanbahwa untuk kelangsungan hidup suatu Negara maka negara harus

memenuhi kebutuhan negaranya dengan kata lain yaitu mencapaikepentingan nasionalnya. Dengan tercapainya kepentingan nasionalmaka negara akan berjalan dengan stabil, baikdari segi politik, ekonomi, sosial, maupunpertahanan keamanan dengan kata lain jikakepentingan nasional terpenuhi maka negaraakan tetap survive. (DeschMichael, 2013)

Kemudian akan digunakan juga beberapakonsep sebagai pendukung dari teori yagdiajukan. Seperti konsep ‘security’ sepetiyang dijelaskan oleh Bary Buzan ‘security, inany objective sense, measures the absence ofthreat to acquired values, in a subjectivesense, the absence of fear that such valueswill be attacked’ (Buzan), kemudian jugakonsep interdepedensi yang didefinisikan oleh Norman Angellsebagai ‘the division of labour and mutual dependence of amyriad of specialized and variagatedconsumers which a division oflabour produces, spread so far as theywere incorporated into themodern system of production’ (nafari, 1989)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan teori yang diajukan diatas, tawaran perlindunganyang di berikan Amerika kepada Taiwan akan memenuhi tujuan tujuanyang ingin di capai oleh amerika dan begitupula sebaliknya,dengan menerima perlindungan dari Amerika, Taiwan akan mampumemenuhi tujuan-tujuan yang ingin di capai oleh negaranya.

Bab IIIPembahasan

Sun Yat-sen. 

Cina awalnya adalah negara kekaisaran yang diperintah olehDinasti Qing. Namun menyusul timbulnya Revolusi Xinhai (dikenalsebagai Revolusi 1911 atau Revolusi China), sejak tahun 1911riwayat Kekaisaran Cina berakhir & Cina berubah menjadi negararepublik dengan Sun Yat-sen sebagai pemimpinnya. Revolusitersebut juga membuat situasi dalam negeri Cina menjadi tidakstabil sebagai akibat dari munculnya panglima-panglima militeryang menguasai sejumlah daerah di Cina utara & enggan tundukkepada pemerintah pusat. Untuk mendapatkan tambahan kekuatansupaya bisa mengalahkan para panglima militer tersebut, Sun lalumeminta bantuan kepada negara-negara Barat, namun permintaanbantuannya ditolak.

Gagal mendapatkan bantuan dari negara-negara Barat, Sun lalumeminta bantuan kepada Uni Soviet pada tahun 1921. Soviet setujuuntuk memberikan bantuan militer kepada pemerintah Cina, akantetapi di saat yang sama Uni Soviet juga menyokong Partai KomunisCina (PKC) yang baru berdiri & memiliki perbedaan ideologi denganpemerintah berkuasa Cina. Bila dibandingkan dengan Kuomintang(KMT) selaku partai berkuasa Cina, PKC pada masa itu bisadibilang tidak ada apa-apanya. Jika pada tahun 1923 jumlah totalanggota KMT mencapai 50.000 orang, makajumlah total anggota PKC hanya sekitarratusan orang.

Walaupun memiliki perbedaanideologi, pada awalnya KMT masihmenoleransi keberadaan PKC. Kedua partaipolitik tersebut sepakat untukmendirikan pemerintahan koalisi &bekerja sama memerangi para panglima militer pembangkang di Cinautara. Para anggota PKC bahkan diperbolehkan bergabung ke dalamkeanggotaan KMT sehingga KMT memiliki jumlah simpatisan sayapkiri yang lumayan banyak. Namun situasinya mulai berubah setelahpada tahun 1925, Sun Yat-sen meninggal dunia akibat kanker.Hilangnya sosok Sun yang bisa merangkul banyak pihak lantas

Bendera dari PKC & KMT.

membuat riak-riak perpecahan antara KMT dengan golongan komunismulai timbul ke permukaan.

Bulan April 1927, selaku anggota KMT merangkap pemimpinmiliter Cina menyatakan bahwa komunisme harus dibasmi karenakomunisme dianggap membawa dampak buruk bagi sektor sosial &perekonomian negara. Pernyataan Chiang tersebut lantas diikutidengan aktivitas penangkapan & pembunuhan massal para simpatisankomunis di kota Shanghai. Akibat peristiwa tersebut, KMT punterbelah menjadi 2 kubu utama : kubu sayap kanan pimpinan Chiangyang berbasis di Nanking (Nanjing) & kubu sayap kiri pimpinanWang Jinwei yang berbasis di Wuhan. Peristiwa itu pula yangmembuat PKC memutuskan untuk memulai perlawanan bersenjata secaraterang-terangan sehingga pecahnya perang sipil di daratan Cinatak bisa dielakkan lagi.

Tahun 1931, Mao Zedong memproklamasikan berdirinya RepublikSoviet Cina (RSC) dengan Ruijin, Provinsi Jiangxi, Cina tenggara,sebagai ibukotanya. Konflik terus berlanjut dan mengakibatkanpartai KMT tersisihkan hingga harus menyingkir ke pulau Taiwan.

Kemudian berlanjut pada masa perang dingin (1946 – 1991)dimana Taiwan mendapat tekanan dan ancaman secara terus-menerusoleh Cina. Keadaan ini mengakibatkan Taiwan terdesak dan padasaat itulah Amerika Serikat masuk dan memberikan bantuan berupaperlindungan serta keamanan.

Ini tertuang dalam ‘Taiwan Relations Act’, didalamperjanjian itu terdapat penetapan bahwa Amerika Serikat akan"mempertimbangkan upaya untuk menentukan masa depan Taiwan denganselain cara-cara damai, termasuk dengan boikot atau embargo,ancaman terhadap perdamaian dan keamanan wilayah Pasifik Baratdan keprihatinan yang mendalam bagi Amerika Serikat ". Perjanjianini juga memerlukan Amerika Serikat "untuk memberikan Taiwandengan senjata yang bersifat defensif", dan "untuk mempertahankankapasitas Amerika Serikat untuk melawan setiap resor untukmemaksa atau bentuk pemaksaan lainnya yang akan membahayakankeamanan, atau sosial atau sistem ekonomi, orang-orang diTaiwan.“

Perjanjian ini terbukti dapat menghindarkan Taiwan daritekanan Cina walaupun tidak sepenuhnya. Walaupun inimengakibatkan hubungan antara Cina dan Amerika meregang karenaAmerika dianggap tidak menepati kebijakan ‘One China Policy’ olehpemerintah Cina.

Ketegangan yang terjadi akibat perdebatan antara unifikasiCina-Taiwan versus independensi Taiwan ini sudah berlangsungselama bertahun-tahun. Doktrin konsensus tahun 1992 tentang OneChina Policy terbukti tidak memiliki signifikansi untukmenundukkan Taiwan di bawah bendera Cina. Apalagi seiringberkembangnya waktu, populasi di Taiwan cenderung telahmengidentifikasi diri mereka sebagai ‘Taiwanese’,bukan ‘Chinese’. Hal ini mengindikasikan konflik Cina-Taiwanmerupakan rivalitas nasionalisme, bukan lagi perkara kontadiksiideologis.

Bahkan pada awal Mei 2005, terjadilah sebuah kasusmonumental yang populer sebagai ‘The Taiwan Problem’ di Beijing,hal ini dipicu karena adanya kunjungan ketua partai ‘Kuomintang’(KMT) yaitu Lien Chan ke Beijing dan disambut oleh Presiden HuJintao. Kunjungan satu minggu Lien Chan dalam rangka ‘Journey ofPeace’ ini merupakan sebuah kunjungan premier-nya ke Cina sejakdia meninggalkan daratan itu selama sekitar 56 tahun silam,tepatnya ketika dia masih berusia 10 tahun. Kunjungan Lien initentunya segera menimbulkan reaksi pro dan kontra rakyat Taiwan,terlebih karena momentum kunjungan ini terjadi enam minggu pascaRRC mengumumkan Undang-Undang Anti Pemisahan, yang menjustifikasiCina untuk menggunakan kekuatan militeristik (Force) sekiranyaTaiwan tetap menuntut independensi.Sebagai responnya, mantanWakil Presiden Taiwan, Annette Lu mengutuk tindakan Lien ini, Lubahkan mengatakan bahwa “Lien Chan is cooperating with thecommunist to downgrade the president’s legitimacy and power”. Lumenganggap kunjungan Lien itu merupakan upaya konspiratif Liendengan pemerintah komunis Cina dalam rangka menjatuhkan wibawapresiden.

Kemudian kunjungan Lien ini juga disusul oleh mantan rivalpolitiknya ketika mencalonkan diri sebagai presiden Taiwan pada2004 lalu, yaitu James Soong dari partai People First

Party (PFP). Kunjungan kedua figur politik Taiwan ini ke Beijingsebenarnya bukanlah sebuah fakta yang mengejutkan, karenakeduanya memang dikenal sebagai tokoh yang moderat dalammenanggapi konflik Cina-Taiwan.

Lain halnya dengan sosok Chen Shui-Bian, sang presidenterpilih dari partai Democratic Progressive Party (DPP) padapemilihan di tahun 2004, yang terkenal sangat keras menentangupaya unifikasi Cina-Taiwan, bahkan dia bertendensi untukmengupayakan strategi apapun untuk mewujudkan independensiTaiwan. Chen mengintepretasikan Kebijakan Satu Cina sebagai: SatuTaiwan dan Satu Cina, serta kedaulatan Taiwan bukan hanya DeFacto tetapi juga De Jure. Esensialnya DPP telah memposisikanTaiwan sebagai satu negara yang berdaulat, sehingga DPP selaluberupaya untuk melepaskan Taiwan dari genggaman kekuasaan Cinadengan melakukan upaya abrogasi terhadap Konsensus 1992.

Di lain pihak, KMT dan PFP yang dikenal sebagai 2 kekuatanutama Pan Blue Camp cenderung mengupayakan penyelesaian konflikCina-Taiwan ini melalui pendekatan diplomatis dengan Cina.Perseteruan internal Chen versus Lien-James ini semakinmemperjelas perdebatan antara unifikasi versus kemerdekaan yangtelah muncul sejak 1993 tepatnya sejak rezim presiden Lee TengHui.

Walaupun Taiwan menunjukkan konsistensinya untuk melakukanaksi separatisme, namun pihak Beijing sendiri tidak akan pernahmerevisi doktrin One China Policy-nya. Bahkan mantan perdanamenteri Wen Jiabao menegaskan: “We stand firmly opposed any formof separatist activities aimed at Taiwan independence and willnever allow anyone to split Taiwan from China by any means.” Olehkarena itu, Cina mulai mengantisipasi adanya aksi separatismeTaiwan dengan terus memperkuat kapabilitas militeristiknya.BahkanCina telah menyebarkan serangkaian ballistic missiles disepanjang Selat Taiwan, dan mempercanggih armada amfibinya. Takhanya itu, kini Cina pun mulai memodernisasi proyeksenjatanuklir-nya, namun Cina berargumen bahwa penggunaan senjatanuklir ini berdasarkan kebijakan “No First Use on NuclearWeapons” atau Second-Strike Policy, artinya Cina hanya akan

menggunakan instrumen nuklir apabila negaranya terancam ataudiserang duluan. (TrianiYenni, 2010)

Kejadian-kejadian yang terjadi diatas membentuk sebuah polahubungan baru antara Taiwan dan Amerika yang dimana, Taiwan itumembutuhkan perlindungan dari ancaman serangan China, sehinggaAmerika memberikan bantuan ke Taiwan, begitu pula sebaliknya disinilah terjadi hubungan bilateral dan interdependensi yangmembantu untuk mancapai kepentingan nasional masing masingNegara.

Tujuan Amerika dalam memberikan bantuan kepada Taiwan tidaklain untuk memenuhi kepentingan Nasional negaranya sendiri,keuntungan yang di dapat dari pemberian perlindungan keamanankepada Taiwan adalah antara lain, Amerika mencegah penyebarankomunisme khususnya di kawasan asia, dikarenakanAmerika melihatkomunisme sebagai suatu sistem yang mematikan hak-hak individu.Bantuan Amerikaa yang diberikan kepada Taiwan juga menunjukkanserta mempertegas kekuatan Amerika di Asia Pasifik, khususnyaAsia Timur yang dimana hal ini di tunjukkan dengan pembangunanpangkalan militer Amerika Serikat di Taiwan, hal ini jugalah yangmenahan China untuk menyerang Taiwan, dengan di bangunnyapangkalan militer Amerika di Taiwan, Amerika bisa menjual senjatakepada Taiwan, tetapi penjualan senjata ini bukanlah untukmenyerang melainkan sebagai sebagai tindakan defensif ataskemungkinan China akan menyerang Taiwan sewaktu-waktu. Disinibisa kita lihat konsep ‘security’ merupakan fokus Amerika Serikatdi Taiwan.

Kemudian dari apa keuntungan yang didapatkan oleh Amerika,Taiwan pun juga memenuhi kepentingan Nasionalnya dalam artianTaiwan juga cukup mendapat keuntungan yang signifikan, hal inidapat di lihat jelas dari apa yang Taiwan dari hubungannya denganAmerika, keuntungan yang di dapatkan oleh Taiwan antara lain,Taiwan mendapatkan perlindungan keamanan yang pasti dari AmerikaSerikat hal ini menjadikan Taiwan dapat pelatihan militer bersamaAmerika Serikat yang dimana nantinya apabila China menyerang,Taiwan dapat langsung meng-counter serangan China tanpa haruskalang kabut untuk menentukan langkah selanjutnya, hal ini

dikarenakan latihan militer yang di jalin oleh Amerika Serikatdengan Taiwan (konsep ‘security’ dan ‘kedaulatan negara’).

Disamping itu pasca penekanan China terhadap Taiwan terkaitkebijakan One Policy China membuat Taiwan tidak dapat menigkatkanstabilitas ekonominya, dengan adanya perlindungan atau cover dariAmerika di bidang militer dan keamanan Taiwan bisa fokus untukmenunjang dan meningkatkan kestabilan ekomoninya sehinggasekarang ini Taiwan bisa medapatkan teknologi dan menjadi pemasokkomponen elektronik sampai ke Eropa, adanya cover atauperlindungan Amerika terhadap Taiwan memberikan dampak yang besarterhadap kemajuan Taiwan dan juga Amerika bisa mencapaikepentingan nasionalnya. Karena Taiwan merupakan pemasok nomorsatu komponen-komponen elektronik untuk Amerika. Disamping itu,seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa Amerika Serikatadalah penyuplai pasokan senjata untuk Taiwan, dengan itu konsep‘interdepedensi’ dapat digunakan untuk mendeskripsikan hubunganantara kedua negri ini.

Bab IV

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui jawaban dariresearch question yang diajukan sebelumnya, yaitu alasan mengapaTaiwan menerima bantuan dari Amerika adalah tidak lain untukmemenuhi kepentingan nasional negaranya. Begitu pula denganAmerika Serikat yang berusaha mencapai kepentingan nasionalnyadengan memberikan bantuan kepada Taiwan.

Juga, dalam pembahasan diatas hipotesa yang diajukansebelumnya terbukti relevan dengan teori ’national interest’ yangdigunakan. Dimana tujuan-tujuan dari masing-masing negaratercapai. Seperti Taiwan yang dapat men-stabilize negaranyaberkat bantuan dari Amerika Serikat, dan berhasilnya Amerikauntuk menghalangi menyebarnya ideologi komunis secara luas diAsia-Pasifik.

ReferencesAct, T. R. (1979, april 10). Diambil kembali dari http://www.cfr.org/taiwan/taiwan-relations-act/p8454

Buzan, B. People, States, and fear.

Desch, M. C. (2013, may 15). Diambil kembali dari http://nationalinterest.org/commentary/kenneth-waltz-the-power-pure-theory-8472

nafari, C. (1989). The Great Illusion Revisited: the international theory of Norman Angell. 344.

Triani, Y. (2010, juni 1). Diambil kembali dari http://diplomacy945.blogspot.com/2010/06/relasi-segitiga-antara-amerika-serikat.html