manajemen pemasaran koperasi

of 26 /26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran diartikan sebagai suatu proses usaha untuk memudahkan barang dan jasa dari lokasi produsan sampai ke konsumen akhir. Maksud dari proses usaha tersebut adalah pabrikan atau produsen dapat mencapai tujuannya, yaitu memuaskan pembeli atau konsumen. Bahkan ada yang lebih menekankan pada kepuaskan konsumen, samapai-sampai membuat falsafah “konsumen adalah raja”. Jadi konsumen harus dilayani dan diupayakan kepuasannya oleh para penjual atau produsen secara optimal agar mereka tidak lari ke produk pesaing atau ke penjual lain. Dalam pembahasan ini akan disajikan pengertian umum secara sederhana mengenai pemasaran. Pemasaran (marketing) dalam perkoperasian akan ditinjau dari fungsi utama koperasi, yaitu penyaluran yang meliputi pembelian, penjualan, dan promosi. 1.2 Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami kelompok 2 memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah: a. Pengertian umum pemasaran? 1

Upload: klampisirengblogspot

Post on 21-Apr-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran diartikan sebagai suatu proses usaha

untuk memudahkan barang dan jasa dari lokasi produsan

sampai ke konsumen akhir. Maksud dari proses usaha

tersebut adalah pabrikan atau produsen dapat mencapai

tujuannya, yaitu memuaskan pembeli atau konsumen.

Bahkan ada yang lebih menekankan pada kepuaskan

konsumen, samapai-sampai membuat falsafah “konsumen

adalah raja”. Jadi konsumen harus dilayani dan

diupayakan kepuasannya oleh para penjual atau produsen

secara optimal agar mereka tidak lari ke produk pesaing

atau ke penjual lain.

Dalam pembahasan ini akan disajikan pengertian

umum secara sederhana mengenai pemasaran. Pemasaran

(marketing) dalam perkoperasian akan ditinjau dari fungsi

utama koperasi, yaitu penyaluran yang meliputi

pembelian, penjualan, dan promosi.

1.2  Perumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut,

agar dalam penulisan ini kami kelompok 2 memperoleh

hasil yang diinginkan, maka  kami sebagai penulis

mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah

itu adalah:

a. Pengertian umum pemasaran?

1

b. Tiga pendekatan pemasaran?

c. Koperasi sebagai lembaga pemasaran?

d. Kelemahan pemasaran koperasi?

e. Efisiensi pemasaran?

f. Operasional pemasaran bagi koperasi?

1.3. Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai

beberapa tujuan, yaitu:

a. Penulis inggin mengajak pembaca untuk lebih

memahami manajemen pemasaran koperasi.

b. Penulis juga inggin menjelaskan tentang pengertian

umum pemasaran dan tiga pendekatan pada pemasaran.

c. Menjelaskan bagaimana koperasi sebagai lembaga

pemasaran dan kelemahan dari pemasaran koperasi

itu sendiri.

d. Penulis juga inggin menjelaskan tentang efisiensi

pemasaran dan operasional pemasaran bagi koperasi

kepada pembaca.

2

BAB II

PEMBAHASAN2.1. Pengertian Umum Pemasaran

Pemasaran merupakan aktivitas yang penting bila

dibandingkan dengan aktivitas lainnya pada suatu

perusahaan. Hal ini disebabkan karena berhasil atau

tidak berhasilnya perusahaan dalam berusaha, tergantung

pada berhasil tidaknya perusahaan dalam menjual hasil

3

produksinya. Semakin besar jumlah produksi yang terjual

semakin besar harapan memperoleh keuntungan yang

menjadi tujuan utama perusahaan. Jadi pemasaran

merupakan kegiatan yang penting dalam suatu masyarakat,

khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.

Menurut W.J. Stanton (1975, 51), pemasaran

merupakan keseluruhan aktivitas perdagangan yang

meliputi penjualan, pembelian, pergudangan atau

penyimpanan, dan promosi. Perdagangan mencakup kegiatan

memelihara atau menjaga agar barang yang akan dijual

tidak mengalami kerusakan dan turun kualitasnya

sehingga benar-benar dapat memuaskan pembeli. Jika

memungkinkan, dalam penggudangan diadakan pengolahan

lebih lanjut dan pemeliharaan sehingga dapat

meningkatkan potensi penjualan. Di sini perlu

ditetapkan aturan mengenai bagaimana barang yang

dibutuhkan bagian penjualan untuk segera dikirim ke

pelanggan dapat berjalan lancer, hemat biaya, dan

memuaskan pelanggan.

Secara umum, pengertian pemasaran (marketing) adalah

tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas

barang dan jasa dari penjual kepada pembeli, yang

menimbulkan distribusi fisik atas barang tersebut.1

Sasaran akhir setiap usaha pemasaran adalah menempatkan

barang atau jasa ke tangan konsumen akhir. Pada

koperasi sebagian besar konsumennya adalah para

1 Winardi (1980). Asas-asas Marketing, Penerbit Alumni. Bandung.

4

anggotanya sendiri. Fungsi pemasaran meliputi hal-hal

berikut:

1) Fungsi pertukaran, yaitu menjual dan membeli baik

bahan baku maupun barang jadi.

2) Fungsi pengadaan fisik barang dagangan yang

meliputi pengangkutan dan penyimpanan, termasuk

transfer sementara.

3) Fungsi pemberian jasa yaitu menanggung risiko,

standardisasi, dan informasi pasar.

Di dalam informasi pasar terdapat hal-hal yang

sangat penting, yaitu”

Produk apa yang akan dijual pada dalam suatu waktu

tertentu serta berapa jumlahnya untuk masing-

masing jenis barang.

Produk apa yang dibeli oleh pelanggan tertentu.

Perincian mengenai jenis dan kualitas masing-

masing barang, harga barang yang diinginkan

pembeli, dan syarat pembeliannya apakah dengan

cara kontan atau kredit. Selain itu, harus juga

diketahui lokasi tempat tinggal para konsumen dan

saluran penjualan yang diinginkan, apakah secara

langsung dari penjual ke pembeli atau lewat

pedagang perantara yang ada atau melalui makelar.

Preferensi produk dari para konsumen atau calon

konsumen.

5

Motivasi mereka membeli barang, apakah ada

kegunaan yang utama atau tidak dari barang yang

mereka beli.

Selanjutnya Phillip Kotler2 menyatakan bahwa

manajemen pemasaran merupakan analisis, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

mempertahankan pertukaran yang menyenangkan dengan

pasar, agar tujuan organisasi tercapai. Kegiatan

pemasaran dimulai dari perencanaan tentang produk,

kemudian memproduksi serta menyalurkan produk atau jasa

tersebut ke tangan konsumen untuk dikonsumsi. Dalam

perkembangan terakhir, sampai barang sudah dikonsumsi

pun masih menjadi tanggung jawab pemasaran dimana hal

ini Nampak pada pelayanan purnajual (after sales service).

Pihak produsen atau penyalur memberi garansi atau

kerusakan barang yang telah dibeli sampai jangka waktu

tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memuaskan pelanggan

dan menarik minat para calon pelanggan yang baru,

sehingga kuantitas penjualan mengalami kenaikan dalam

waktu yang akan datang.

2.2. Tiga Pendekatan Pemasaran

2 Kottler, Phillip (1980). Marketing Managemen. Analysis, Planning, and Control, Prentice Hall. International editions. New Yersey. Fourth editions.

6

Terdapat tiga pendekatan dasar yang biasanya

digunakan dalam menguraikan system pemasaran (pendekatan

pemasaran) yaitu:

1. Pendekatan Komoditi (Commodity Approach), yaitu

mempelajari teknik pemasaran yang lebih baik

dengan cara menyelidiki seluk-beluk barang yang

dapat dirasa oleh pembeli seperti kualitas barang,

harga, merk, dan periklanan.

2. Pendekatan Kelembagaan (Institutional Approach), yaitu

pendekatan yang membahas peran lembaga atau badan

yang memindahkan barang atau jasa dari produsen ke

konsumen, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Badan yang menyalurkan secara langsung

ini dikenal dengan istilah saluran distribusi

(channel of distribution), yaitu pedagang perantara

seperti agen, pedagang besar, dan pengecer. Badan

yang menyalurkan secara tidak langsung adalah

badan yang mendukung kegiatan pemasaran seperti

biro iklan, reklame, media cetak, dan sebagainya.

3. Pendekatan Fungsional (Functional Approach), yaitu

pendekatan dari aktivitas pokok atau fungsi pokok

pemasaran yang telah dilaksanakan oleh system

pemasaran. Di sini berarti semua proses kegiatan

pokok dari awal sampai akhir.

Selain pendekatan yang telah disebutkan diatas,

terdapat juga pendekatan biaya dimana hal ini sejalan

dan searah dengan pendekatan teori ekonomi.

7

2.3. Koperasi Sebagai Lembaga Pemasaran

Lembaga yang mengadakan kegiatan pemasaran,

menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen,

serta mempunyai hubungan organisasi satu dengan yang

lain disebut sebagai lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga

inilah yang melaksanakan fungsi pemasaran sehingga

terpenuhi segala kebutuhan konsumen. Unsur-unsur

pemasaran, yaitu produsen, lembaga distribusi,

konsumen, dan pemerintah, diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam penyempurnaan system pemasaran sehingga

lebih efisien.

Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para

produsen, terutama produsen kecil disebut sebagai

koperasi produsen. Jadi sebagian besar anggotanya

membuat barang yang jenisnya sama dan lokasi usahanya

relative berdekatan. Para anggota ini memerlukan bahan

baku dalam membuat barang. Dalam hal ini, koperasi

dapat berfungsi sebagai koordinator pembelian, yaitu

membelikan bahan baku kebutuhan mereka secara bersama-

sama serta kebutuhan alat-alat produksi dan bahan-bahan

lain yang diperlukan oleh para anggotanya. Karena

pembelian ini dilakukan secara bersama-sama dalam

jumlah yang besar, maka koperasi dapat berhubungan

langsung dengan produsen bahan baku tersebut, guna

merundingkan masalah potongan harga sehingga barang-

barang tersebut dapat dibeli secara lebih murah.

8

Dengan demikian, koperasi bermanfaat bagi

anggotanya, yaitu dapat membelikan atau melayani

kebutuhan bahan baku para anggota dengan kualitas yang

terjamin, jumlah yang cukup, harga yang murah, dan

waktu yang sesuai. Untuk selanjutnya kita akan membahas

koperasi produsen dimana keadaan yang lebih penting

sekarang adalah bagaimana menjual hasil produksi

mereka. Penjualan merupakan starting point atau titik awal

untuk memulai usaha atau mempertimbangkan seluruh

kegiatan perusahaan. Perusahaan pada koperasi produsen

hamper seluruhnya dilakukan kepada nonanggota dimana

persaingan lebih besar dan lebih banyak. Apabila

produsen merupakan anggota koperasi yang melakukan

penjualan nonkoperasi, disini koperasi harus pandai

melaksanakan manajemen penjualan yang baik. Sangat

tepat apa yang ditulis oleh Prof. Sukanto dalam bukunya

Manajemen Koperasi, bahwa “peningkatan kesejahteraan

tidaklah cukup hanya dengan meningkatkan produksi saja,

tetapi yang lebih penting lagi adalah memberi jaminan

bahwa hasil produksi akan selalu dapat disedot oleh

pasar dengan harga yang baik”.

Berdasarkan prinsip identitas dari koperasi, yaitu

anggota koperasi adalah sebagai pemilik dan sekaligus

pelanggan, maka pemberian pelayanan kepada anggotanya

harus benar-benar memuaskan. Pelayanan tersebut dapat

diberikan dengan beraneka ragam, seperti:

a) Pelayanan sepenuhnya hanya kepada anggotanya saja.

9

b) Pelayanan terutama diberikan kepada anggota, di

samping kepada nonanggota.

c) Memberikan pelayanan yang sama, baik kepada

anggota maupun kepada nonanggota.

d) Kombinasi dari tiga alternative tersebut diatas.

Segmen pembeli mana yang akan tercakup dari

keempat variasi diatas, tergantung dari jenis barang,

daerah penjualan, kemampuan pelayanan, dan keinginan

koperasi itu sendiri sesuai mandat dari Keputusan Rapat

Anggota.

2.4. Kelemahan Pemasaran Koperasi

Keberhasilan pemasaran suatu barang merupakan

kunci majunya perusahaan yang memproduksinya. Hal ini

tidak sulit dimengerti karena jika barang-barang yang

diproduksi tidak laku di jual, maka akan diapakan? Dari

mana perusahaan dapat menutup biaya-biaya produksi?

Dengan apa perusahaan membayar biaya tidak langsung

yang dikeluarkan?

Secara umum penjualan bagi perusahaan merupakan

kunci keberhasilan untuk maju. Hal ini juga berlaku

bagi koperasi, terutama yang bergerak dalam bidang

perdagangan atau yang memproduksi jenis barang

tertentu. Jika koperasi di Indonesia dinilai belum

maju, maka salah satu penyebabnya adalah belum

lancarnya pemasaran. Beberapa factor yang menjadi

penyebab tertinggalnya badan usaha koperasi

10

dibandingkan perusahaan lainnya, dapat dilihat dari

aspek pemasarannya, seperti:

1) Biaya pengolahan input relative tinggi sedangkan

harga penjualan output kurang memadai. Hal ini

menyebabkan koperasi kurang mampu bersaing.

2) Kualitas barang yang dihasilkan (produksi) masih

kurang baik sehingga para pelanggan banyak yang

kurang puas.

3) Barang hasil produksi kurang dikenal karena belum

banyak dipromosikan.

4) Lokasi tempat penjualan sering kurang strategis,

jauh dari tempat pembeli, dan angkutan dari tempat

tersebut sulit untuk dicapai sehingga menimbulkan

rasa enggan bagi para pembeli.

5) Lemahnya permodalan dalam membiayai pemasaran yang

lebih luas dan intensif.

6) Tingkat marjin keuntungan yang diterima koperasi

sangat kecil karena usaha pemasaran yang relative

panjang, terutama dalam saluran distribusi antara

produsen dengan koperasi dan antara koperasi

dengan pembeli termasuk pembeli nonkoperasi.

7) Terbatasnya informasi dan data mengenai sumber

input yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi,

termasuk tata cara pengadaannya.

8) Rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan para

anggota terhadap pemasaran serta pemahaman pasar,

karena sebagian besar anggota koperasi adalah para

11

petani kecil, pedagang kecil, peternak, dan

nelayan kecil. Pihak koperasi sendiri belum

memiliki tenaga pemasaran yang profesioanl dalam

menjalankan fungsinya sebagai koordinator

pemasaran.

9) Kurangnya informasi pasar bagi koperasi yang

meliputi informasi preferensi produk para

pelanggan, informasi harga, informasi mengenai

jenis dan kualitas barang, selera dan kemampuan

calon konsumen, motivasi pembeli, serta teknik-

teknik penjualan yang baik.

10) Para anggota sebagai individu, petani atau

produsen, industry kecil, dan peternak kecil lebih

menyukai pergi sendiri ke pasar, bertransaksi

langsung dengan pembelinya, dan belum banyak

memanfaatkan keuntungan dengan menjual bersama,

atau melalui koperasi. Pihak koperasi sendiri juga

belum begitu banyak berinisiatif menampung hasil

produksi para anggota untuk dijual bersama-sama

dengan harga yang lebih pantas.

11) Daerah pemasarannya masih bersifat local

belum mampu menembus pasaran yang lebih luas lagi,

misalnya pasar ke negara lain.

2.5. Efisiensi Pemasaran

Kegiatan pemasaran selalu diusahakan agar dapat

memenuhi preferensi konsumen. Apabila dilihat dari

12

sudut pemasaran koperasi, maka koperasi harus dapat

memenuhi preferensi anggota. Namun semua kegiatan

pemasaran itu harus tetap berorientasi pada efisiensi.

Menurut Saleh Safrandji, untuk mencapai efisiensi ini

harus diperhatikan dua hal pokok, yaitu:

1. Memantapkan loyalitas anggota dalam hal jual beli

barang yang dibutuhkan oleh anggota melalui

koperasi.

2. Memantapkan partisipasi anggota dalam akumulasi

modal, penghasilan, dan inisiatif perbaikan

produk, pelayanan, harga, dan biaya.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, maka

tantangan yang akan dihadapi koperasi, terutama

koperasi di pedesaan seperti KUD, adalah mengurangi

tingkat ketergantungan dalam memilih harga, penyalur,

ongkos, bahan, dan lain-lain. Di sini diperlukan para

Pembina koperasi dalam hal seperti:

a) Mengkaji dan mengembangkan, terutama untuk

komoditi pertanian, pasar antar desa-kota (critical

link performance) untuk menunjukkan sumber daya

kelembagaan agar skala usaha lebih meningkat.

b) Koperasi dapat meningkatkan kemampuan bisnisnya

(bussines power)secara lebih efisien dan efektif,

misalnya dengan konsep system operasional yaitu

keterkaitan timbal balik antara manajer dan

anggota koperasi.

13

c) Koperasi bertindak sebagai penyusun inisiatif atau

integrator agar dapat merangsang tumbuhnya pasar

secara lebih luas.

Apabila peranan tersebut sudah dijalankan, maka

dapat diharapkan peningkatan kegiatan pemasaran antar

desa-kota secara seimbang yang sudah dirintis oleh

koperasi, khususnya koperasi pedesaan. Secara lebih

luas, manajemen koperasi yang berhasil meningkatkan

pemasaran akan membantu mengembangkan pertumbuhan

ekonomi dan memeratakan pembangunan ekonomi.

2.6. Operasioanal Pemasaran Bagi Koperasi

Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi

mencakup fungsi pembelian, penjualan, dan promosi. Bila

pelaksanaan terhadap ketiga fungsi ini sudah tepat maka

akan mempunya dampak yang kuat terhadap manfaat dan

kepuasan yang dihasilkan oleh koperasi bagi anggotanya,

termasuk nonanggota. Besarnya manfaat dan kepuasan itu

akan berpengaruh terhadap intensitas usaha koperasi dan

anggota, sehingga mempengaruhi besar kecilnya SHU

koperasi.

Di sini dapat disimpulkan bahwa kualitas koperasi

banyak ditentukan oleh manfaat yang dapat di peroleh

bagi anggotanya maupun pemiliknya. Partisipasi dan

loyalitas aggota akan makin meningkat apabila manfaat

atau keuntungan yang diperoleh dari koperasi lebih baik

di banding dari nonkoperasi. Manfaat yang langsung

14

diterima anggota dapat berwujud atau tercermin dari

produksi, harga, pelayanan, informasi pasar, promosi,

dan lain-lain.

2.6.1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bayak dilakukan oleh koperasi produsen

di mana anggotanya adalah para produsen yang

memproduksi barang yang sejenis dan mereka dapat

menjualnya secara sendiri-sendiri (secara individual)

ke pasar. Di samping itu, di antara mereka dapat pula

terjadi persaingan untuk menguasai pasar meskipun

mereka adalah teman, tetangga, dan sesame anggota

koperasi. Mereka sering juga di permainkan oleh para

pembeli karena mereka berjalan secara sendiri-sendiri,

sehingga menjadi lemah terutama apabila pembelinya

adalah para pedagang pengempul. Akibatnya para

pengusaha ini sulit untuk mendapat keuntungan yang

lebih besar. Di sini koperasi dapat menjadi dewa

penyelamat dengan menolong nasib para petani kecil,

pengrajin kecil, dan nelayan yang lemah. Salah satu

caranya adalah dengan mengumpulkan atau menampung hasil

produksi mereka, kalau perlu menyimpannya dulu atau

mengolahnya, baru pada kondisi yang baik dijual ke

pasar, dengan harga yang lebih pantas.

Manfaat lainnya adalah dapat menghemat biaya-biaya

seperti biaya transportasi, promosi dan biaya tenaga

penjualan. Kalau penjualan dilakukan sendiri-sendiri,

maka semua biaya pemasaran akan mereka tanggung

15

sendiri-sendiri. Hal ini akan lebih murah kalau

dilakukan secara bersama-sama oleh koperasi, sehingga

biaya penjualan dapat dihemat. Agar semuanya itu dapat

dilaksanakan, maka manajer dan kepala unit harus

mempelajari dan melaksanakan manfaat system pooling

yang dapat dilihat pada buku ekonomi koperasi. Apakah

system tersebut dapat dilaksanakan pada masing-masing

koperasi?

Dalam menghadapi musim atau kondisi pasar yang

kurang baikdan persaingan yang ketat, produsen di

tuntut untuk memodifikasi hasil produksi, meningkatkan

kualitas, mengawetkan, melakukan kegiatan pascapanen

lainnya. Hal ini merupakan kegiatan yang berat apabila

dilakukan sendiri oleh pedagang kecil atau pengusaha

kecil. Dalam hal ini peranan koperasi dapat lebih

dirasakan dalam membiayai serta mengurus secara

bersama-sama sehingga mampu meningkatkan hasil

produksi, mengolah lebih lanjut, memodifikasi, dan

melakukan kegiatan pascapanen secara bersama-sama.

Semua ini dapat menekan biaya sehingga produk bisa

dijual dengan lebih murah disbanding dengan

nonkoperasi.

Koperasi diharuskan mempunyai tenaga pemasaran

sendiri yang professional sehingga mampu mencari

terobosan dalam melakukan penjualan, menghubungi

pemerintah, dan menghubungi perusahaan yang lebih besar

sebagai bapak angkat atau sebagai mitra kerja sama.

16

Kerja sama ini dapat juga dilakukan dengan koperasi

lain atau koperasi swasta yang sekiranya dapat membantu

mengembangkan penjualan. Apabila tenaga pemasaran yang

professional belum ada, koperasi dapat mengirimkan

karyawannya untuk dididik serta dilatih di lembaga-

lembaga pendidikan yang ada, misalnya pada Akademi

Koperasi, IKOPIN, di Fakultas Ekonomi, atau di Koperasi

Jasa Manajemen (KJM) yang secara professional

memberikan pengarahan, pembinaan, dan ketrampilan

tentang pemasaran serta perkoperasian.

Dengan kata lain, apa gunanya produksi naik dan

meningkat namun tidak dapat dijual dengan mudah serta

dengan harga yang pantas. Oleh karena itu, pemasaran

koperasi merupakan hal yang penting dan porsi

pemerintah (atau pihak lain) harus di tingkatkan

apabila inggin benar-benar membantu koperasi.

2.6.2. Fungsi Pembelian

Fungsi ini banyak dilakukan oleh jenis koperasi

produsen dalam rangka membeli bahan baku di mana para

pengrajin atau pengusaha kecil sering melakukannya

secara sendiri-sendiri dan dalam jumlah yang tidak

terlalu besar. Akibatnya, tidak jarang terjadi mereka

menganggur karena bahan baku kosong atau tidak tersedia

di pasaran pada hari tersebut. Selain itu, para penjual

bahan baku sering juga memainkan harga seperti

menetapkan harga dengan seenaknya karena mereka tahu

bahwa pembeli bahan ini sangat membutuhkan. Tingginya

17

harga bahan baku ini lebih terasa lagi bagi produk

pertaniaan yang sifatnya tergantung musim, misalnya

mlinjo untuk membuat emping. Bagi para petani yang

sangat membutuhkan pengadaan pupuk, obat penyemprot

hama, dan bibit juga tergantung kepada para pedagang

yang senang mengambil keuntungan yang besar. Dalam hal

ini, koperasi sangat besar manfaatnya bagi anggota jika

dapat mengkoordinir pembelian barang yang sangat di

butuhkan, misalnya bahan baku diproduksi atau

disediakan bersama. Sebagai contoh konkrit yang banyak

dialami oleh anggota KUD, seperti para petani kecil,

petani cengkeh, nelayan kecil, dan industry kecil di

mana produksi mereka sudah naik namun sulit memperoleh

harga jual yang memadai. Keuntungan yang di peroleh

koperasi dan anggota dapat di simpulkan sebagai

berikut:

a) Kebutuhan akan bahan baku dapat disediakan

sepanjang waktu karena pengadaanya ditangani

koperasi yang sekaligus mendistribusikannya.

b) Kualitas bahan baku dapat dipercaya memenuhi

syarat yang diperlukan anggota.

c) Harga barang dapat lebih murah jika mereka mampu

memperpendek saluran distribusinya, artinya dapat

mencari sumber bahan baku (langsung ke produsen),

jadi tidak banyak pedagang perantara yang

dilewatkan.

18

d) Jika anggota tidak mempunyai modal, mereka dapat

mengambil dulu barangnya, sedangkan pembayarannya

belakangan (berarti koperasi melayani kredit).

e) Kalau usaha tersebut memperoleh keuntungan hal itu

menjadi milik koperasi. Besar kecinya keuntungan

ini mempengaruhi jumlah SHU yang akan di bagikan

kepada para anggotanya. Siapakah yang termasuk

anggota? Yang menjadi anggota mencakup mereka yang

membeli dengan kata lain memberikan laba untuk

dirinya sendiri dan sesame anggota.

Koperasi yang kegiatan utamanya menyediakan

kebutuhan sehari-hari bagi para anggota disebut

koperasi konsumsi. Jika koperasi ini melakukan

pembelian secara bersama-sama dan dalam jumlah langsung

ke sumbernya, mereka akan mendapatkan rabat atau

potongan harga sehingga akan lebih murah. Koperasi ini

dapat juga bekerja sama dengan perusahaan atau koperasi

lain yang memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga

kualitas barang yang di beli oleh anggota lebih

terjamin. Kesinambungan pengadaanya juga dapat

diandalkan karena koperasi dapat menyimpan barang-

barang yang bersifat musiman.

Bagi anggota koperasi yang membutuhkan barang

tetapi tidak memiliki uang (karena modalnya kecil),

mereka dapat membelinya secara kredit ke koperasi

dengan bunga rendah dan syarat yang mudah. Seandainya

harga beli barang tersebut sama dengan harga pasar,

19

maka keuntungan atas jual beli barang itu dapat di

nikmati bersama lewat SHU koperasi. Sekali lagi,

koperasi harus mempunya tenaga khusus yang ahli tentang

seluk-beluk barang yang akan diperjualbelikan dan

personil yang mempunyai keterampilan dalam pertokoan,

yang akan ditugaskan mengurus pelaksanaan jual beli

tersebut secara serius.

2.6.3. Fungsi Promosi

Jika pasar semakin di penuhi dengan persaingan,

maka di tuntut usaha-usaha dari para penjual untuk

secara lebih intensif menghubungi para pembeli atau

calon pembeli. Salah satu caranya adalah dengan

promosi. Kondisi pasar sekarang menuntut koperasi untuk

mulai mengadakan promosi. Promosi jiak di lihat dari

segi biaya memang mahal, tetapi manfaat yang akan di

peroleh bagi keberhasilan penjualan juga sangat besar.

Salah satu cara promosi yang murah adalah dengan

mengadakan promosi bersama. Koperasi mempunyai

kesempatan yang lebih baik dalam mendekati para

produsen dan pengrajin, sehingga dapat mengkoordinir

pelaksanaan promosi bersama dengan cara yang murah dan

sehat, seperti:

a) Menyelenggarakan pasar murah bersama.

b) Menyelenggarakan pameran bersama atas hasil

produksi barang-barang sejenis.

c) Menyelenggarakan peringatan hari besar bersama-

sama dengan instansi yang terkait, sambil

20

mengadakan kampanye penggunaan alat-alat yang di

hasilkan oleh koperasi setempat.

d) Membuat leaflet, brosur, buku petunjuk, dan

katalog spanduk secara bersama-sama.

e) Memasang iklan di harian, majalah, atau di radio-

radio dengan secara gabungan, sehingga biayanya

dapat di hemat.

f) Meminta bantuan kepada pemerintah daerah atau

departemen perdagangan dan perindustrian, untuk

membantu memasarkan barang-barang ke luar daerah

atau bahkan ke luar negri serta ke pasar

internasional.

g) Setiap menjelang tahun baru dapat membuat kalender

secara bersama-sama. Kalender tersebut hendaknya

memuat gambar-gambar hasil produksi dan alamat

masing-masing koperasi secara jelas, beserta

informasi lainnya yang memberikan kemudahan bagi

calon pelanggan yang membutuhkan.

h) Menawarkan barang secara langsung ke perusahaan

besar yang membutuhkannya sebagai bahan mentah

(sebagai subkontraktor).

2.6.4. Peranan Koperasi Dalam Pemasaran

Di samping tiga fungsi yang telah diuraikan

sebelumnya, masih ada peranan koperasi yang dapat di

tonjolkan, yaitu:

1) Mempersingkat saluran pemasaran, baik pasar

pembelian maupun pasar penjualan, sehingga marjin

21

yang dikeluarkan oleh barang tersebut bagi

penyalurnya dapat dihemat.Dengan kata lain, harga

barang dapat lebih murah atau dapat meningkatkan

laba koperasi. Hal ini juga dapat dilakukan dengan

mengganti fungsi penyaluran yang biasanya

dilakukan oleh nonkoperasi.

2) Agar para pengrajin, petani, dan produsen anggota

koperasi tidak hanya menggantungkan pada suatu

usaha/ satu komoditi, maka koperasi harus

mengembangkan diversifikasi produk yang

dihasilkan. Cara-caranya antara lain dengan

pemberian penyuluhan kepada anggota, mengerjakan

pascapanen, mengadakan koordinasi dengan instansi

terkait.

3) Informasi pasar, baik pasar input maupun pasar

output/ produk jadi, kepada anggota harus

sederhana dan cepat. Informasi ini dapat

berwujud:3

Harga jual yang lebih baik

Kualitas dan jenis barang yang disenangi

konsumen/ calon konsumen.

Lokasi daerah calon pelanggan.

Informasi cara menghemat biaya pemasaran.

Informasi sumber bahan baku, harga, dan

kualitas yang baik dan murah.

3 Lihat hasil penelitian: Sukamdiyo (1991: Bantuan Modal, Teknologi, dan Pemasaran) para Anggota Kopinkra di Kabupaten Klaten. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana. UNPAD. Bandung. Hal. 11.

22

Lain-lain yang berkaitan dengan pemasaran

barang: daya beli, waktu pembelian, masa-masa

kebutuhan, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan tata kerja ini, apakah ditangani

oleh koperasi sendiri atau beberapa koperasi secara

bersama-sama, diperlukan iklim kerja sama yang lebih

baik dan lebih komplek, tetapi dengan biaya yang murah.

Menurut Surahman Sumawihardja, memang perlu dibentuk

lembaga khusus mengenai fungsi informasi pasar ini. Hal

ini merupakan pekerjaan yang besardan sangat penting

untuk memecahkan kendala pemasaran koperasi. Jadi,

beberapa koperasi secara bersama membentuk pusat

informasi pasar bagi koperasi (PIPK = Coorperative Market

Information Center). PIPK yang terdiri dari para ahli

pemasaran ini mengadakan penelitian yang intensif

tentang seluk beluk pemasaran barang yang diperlukan

dan dihasilkan oleh koperasi anggota PIPK. Hasil

penelitian tersebut harus disebar luaskan kepada para

anggota koperasi.

Salah satu tindakan penting dari bagian pemasaran

adalah mengadakan pertemuan rutin staf pemasaran

lengkap. Dalam pertemuan ini dibahas tentang maju

mundurnya pemasaran lengkap, pemasaran koperasi,

hambatan-hambatan yang dihadapi, dan potensi yang dapat

dikembangkan.

23

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemasaran merupakan aktivitas yang penting bila

dibandingkan dengan aktivitas lainnya pada suatu

perusahaan. Hal ini disebabkan karena berhasil atau

tidak berhasilnya perusahaan dalam berusaha, tergantung

pada berhasil tidaknya perusahaan dalam menjual hasil

produksinya. Semakin besar jumlah produksi yang terjual

semakin besar harapan memperoleh keuntungan yang

menjadi tujuan utama perusahaan. Jadi pemasaran

24

merupakan kegiatan yang penting dalam suatu masyarakat,

khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat

membantu pembaca untuk memahami tentang pemasaran dalam

koperasi yang baik. Namun kami sadar bahwa dalam

makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh

karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk

memberikan sarat, kritik, dan masukan agar tugas ini

bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas

perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

25

Winardi (1980). Asas-asas Marketing, Penerbit

Alumni. Bandung.

Kottler, Phillip (1980). Marketing Managemen.

Analysis, Planning, and Control, Prentice Hall.

International editions. New Yersey. Fourth

editions.

Lihat hasil penelitian: Sukamdiyo (1991: Bantuan

Modal, Teknologi, dan Pemasaran) para Anggota

Kopinkra di Kabupaten Klaten. Thesis. Fakultas

Pasca Sarjana. UNPAD. Bandung. Hal. 11.

26