bauran pemasaran, marketing mix, peringkat produk, dan jenis produk (v2)
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
Bauran Pemasaran, Marketing Mix, Peringkat Produk, dan
Jenis Produk
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Devi Eka Meirinda 25010113140249
Dina Happy Yusinta 25010113130256
Faraskia K. D 25010113140268
Miranti 25010113130270
Hanifah Iskhia Dilla 25010113130286
Ghina Anisah 25010113140297
Nisa Zakiyah 25010113140302
Inna Maullina 25010113130314
Bhakti Chrisna 25010113130317
Lirih Setyorini 25010113140320
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, sebuah perusahaan kesuksesan finansialnya
sering kali bergantung pada kekuatan marketingnya. Divisi – divisi
lain, seperti: divisi keuangan, divisi operasional, dan divisi – divisi
lainnya tidak dapat berjalan dengan baik jika dana tidak memadai
untuk menggerakan roda perusahaan. Dengan kata lain, ujung
tombak sebuah perusahaan ialah divisi pemasaran/ marketing
nya. Beberapa poin yang menunjukkan betapa pentingnya divisi
pemasaran, antara lain:
Sebenarnya, kegiatan pemasaran terjadi dalam
kehidupan keseharian kita. Misalnya, saat melamar
pekerjaan, secara tidak langsung telah
mempromosikan diri kita untuk dapat diterima.
Pemasaran dapat dijadikan alat untuk meningkatkan
kesejahteraan organisasi atau pun individu.
Pemasaran pula mendukung roda aktivitas dalam
menjalankan usaha.
Dalam manajemen marketing kita mengenal adanya
marketing mix (bauran pemasaran). Usaha manajemen suatu
organisasi marketing untuk mencapai pasar saran dilakukan
dengan cara mengkombinasikan dan memobilisasikan sumber-
sumber interen dan eksteren dengan menyesuaikan pada kendala
unsur lingkungan dalam merumuskan suatu kegiatan marketing.
Perpaduan variabel-variabel yang dimobilisasi untuk memenuhi
kebutuhan suatu golongan konsumen disebut adonan/bauran
pemasaran (marketing mix)
Singkatnya, marketing mix adalah suatu kesatuan alat-alat
(tools) marketing yang digunakan oleh perusahaan/organisasi
untuk mencapai tujuan-tujuan marketingnya pada pasar sasaran
(target market) tertentu (Kotler, 1997, hal.92).
Dasar konsep marketing adalah marketing strategis, yang
merupakan kombinasi dari variabel-variabel yang dapat dikontrol
oleh organisasi/ perusahaan. Marketing mix adalah perpaduan
dari variabel-variabel interen yang dapat dikontrol, dimobilisasi
untuk mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui bagaimana konsep pemasaran beserta contoh
nyatanya;
b. Mengetahui dan menganalisa bagaimana kasus kesehatan
dengan pemasaran;
c. Serta mengetahui setiap definisi dasar pemasaran (4P)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bauran Pemasaran
“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to
pursue its marketing objectives in the market.”(Marketing
Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti
bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran
yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing
tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target
market. yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah
sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran (marketing mix)
adalahkombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiafan promosi
dan sistem distribusi.
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan
pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the
four Ps: product, price, place, and promotion” (cited in Kotler, 1992:92).
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada
masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat
terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name,
packaging, sizes, services, warranties, and returns.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli
produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price,
discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat
produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations,
inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales
force, public relation, and direct marketing.
variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran
(Koter, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan
promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan
mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang
dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan
atau produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih
calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran
secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon
tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan
alat penghubung nonpersonal lain.
Dalam kegiatan pemasaran usaha kesehatan, para pemasar
menggunakan alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari
pasar sasaran. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran atau
biasa disebut Marketing Mix
a. Definisi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam buku Irene Diana Sari mendefinisikan bauran pemasaran
(Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran.
Menurut Bilson,bauran pemasaran merupakan alat pemasaran
untuk memeperoleh respon yang diinginkan dari pasar sasaran
Sedangkan menurut Philip Kotler, Bauran pemasaran ialah
serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan
untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki dari perusahaan dari
pasar sasarannya. Bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa
dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya.
Bauran pemasaran menurut Mc. Carthy:
Variabel yang membentuk bauran pemasaran menurut Mc Carthy
biasa dikenal dengan istilah 4P :
1. Product (Produk)
2. Price (Harga)
3. Place(Tempat)
4. Promotion(Promosi)
Dalam bukunya, Philip Kotler mendefinisikan 4P yaitu:
Product (Produk)adalah kombinasi “ barang dan jasa” yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.
Price (Harga) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen
untuk mendapatkan produk
Place (Tempat) adalah berbagai kegiatan yang membuat produk
terjangkau oleh konsumen sasaran
Promotion (Promosi) ialah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan produknya dan membujuk
konsumsi.
Dengan melakukan bauran pemasaran, kita dapat mencapai
target market sesuai dengan pembeli potensial. Salah satu komponen
dalam bauran pemasaran yaitu promosi memegang peranan yang sangat
penting, bauran pemasaran juga harus dipertimbangkan dalam menyusun
strategi pemasaran. Buat promosi meliputi kegiatan, pengiklanan, sales
promotion, public relation, dan personal selling. (Freddy,2002)
Menurut Bilson, komponen 4 P(Product,Place, Price, Promotion)
mewakili pandangan perusahaan, sedangkan dalam pandangan
konsumen, bauran pemasaran berubah menjadi 4C, yaitu:
-Jalan keluar masalah konsumen (Customer Solution)
-Biaya kepada pelanggan (Cost to customers)
-Menyenangkan, nyaman untuk memperoleh produk (convenience)
-Komunikasi dari pelanggan dari perusahaannya (Communication)
Dalam merancang bauran pemasara, perusahaan perlu
menentukan strategi-strategi pemasaran untuk menghadapi kondisi-
kondisi yang berkaitan dengan pesaing, daur hidup produk, kategori
produk, pasar internasional.
Beberapa situasi khusus yang menuntut perusahaan untuk
mendesain bauran pemasaran . Disebut situasi khusus karena situasi-
situasi tersebut tidak selalu dihadapi perusahaan setiap saat. Situasi-
situasi tersebut adalah: persaingan, daur hidup produk, pasar
internasional, kategori produk. (Bilson, 2003)
Bauran pemasaran ialah serangkaian variabel pemasaran
terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang dikehendaki dari perusahaan dari pasar sasarannya. Bauran
pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan atas produknya. Beberapa kemungkinan itu
bisa dikumpulkan ke dalam 4 kelompok variabel yang dikenal sebagai 4 P
(Place, Price, Product, Promotion).
Produk adalah kombinasi “ barang dan jasa” yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen
untuk mendapatkan produk
Tempat adalah berbagai kegiatan yang membuat produk
terjangkau oleh konsumen sasaran.
Promosi ialah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menonjolkan keistimewaan produknya dan membujuk konsumsi.
Gambar Marketing Mix
Diadaptasi dari: Kotler (1997), Marketing Management: Analysis,
Planning, Implementation, and Control, hal. 92.
2.2 Peringkat Produk
Levitt dalam buku The Marketing Imagination mangajukan konsep
total produk,dimana suatu jasa yang di tawarkan dapat terdiri atas elemen
sebagai berikut.
a. The core or generic product
Produk inti atau generik terdiri atas jasa dasar,seperti tempat tidur pada
jasa kamar hotel.
b. The expected product
Produk yang diharapkan terdiri atas produk intibersama pertimbangan
keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi .
c. The augment product
Area yang memungkinkan suatu produk di deferensiasi terhadap produk
yang lain.
d. The potensial product
Produk potensial merupakan tampilan dan manfaat tambahan yang
berguna bagi pelaggan atau mungkin menambah kepuasan pelanggan.
Product
Level Costomers View Marketer View PC example
Core
Product
Kebutuhan generik
konsumen yang
harus dipenuhi.
Manfaat dasar yang
membentuk produk.
Data strorage
processing,kecepatan
processing tertrieval.
Expected
Product
Satu sel harapan
minimal
Konsumen.
Keputusan produk
tentang komponen
tengible dan
intengible.
Merek,garansi.
Augmented
Product
Penwaran pejual
yang melebihi
harapan/kebiasaan
konsumen.
Keputusan marker
tentang harga
distribusi promosi.
Diagnostic software
Potencial
Product
Segala sesuatu
yang secara
potensial dapat di
Tindakan untuk
menarik dan
menahan
Penggunaan sistem
control.
lakukan atas
product demi
kepuasan
konsumen.
konsumen,walaupun
ada perubahan
kondisi.
1. Produk Inti (Core Product)
Produk inti terletak di bagian tengah dari seluruh produk. Produk inti terdiri
dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika
mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar
mula-mula harus mendefinisikan manfaat inti yang akan disediakan produk
ke konsumen.
Produk inti merupakan tingkatan yang paling bawah, menjawab pertanyaan:
Apa yang sebenarnya yang dicari konsumen?
Kebutuhan apa yang sebenarnya dipuaskan oleh produk itu?
Tugas pemasaran adalah mencari, membuka, menemukan kebutuhan-
kebutuhan essensial yang ada dibalik setiap produk, sehingga manfaat
produk, tidak hanya sifat-sifatnnya saja dapat digambarkan.
Contoh: sebuah hotel bukan hanya menawarkan ruangan yang disediakan
untuk para tamu, tetapi hotel juga menawarkan manfaatnya yaitu
pengalaman suatu perjalanan yang tak terlupakan (kepuasan pelanggan).
2. Produk Nyata (real product)
Produk nyata mempunyai lima karakteristik yaitu:
a. Mempunyai gaya (styling)
adalah membuat suatu produk atau pelayanan mempunyai penampilan
yang lain atau dapat “dirasakan” lain
Misalnya: ditampilkan dalam desain kantor dokter/rumah sakit, gaya
pelayanan kepada pasien, dan lain-lain.
b. Mempunyai sifat-sifat (Features)
Sifat suatu produk menunjukan komponen-komponen suatu produk
tampak, yang dapat dengan mudah ditambah atau dikurangi tanpa
merubah gaya atau kualitasnya. Sifat-sifat itu adalah alat untukmembuat
produk tampil beda dari pesaing-pesaingnya. Selain itu sifat-sifat produk
dapat dengan mudah ditambah dan dikurangi, dalam upaya efisiensi.
c. Mempunyai tingkat kualitas (quality)
Kualitas produk tampak dari kinerja produk/jasa layanan. Kualitas disini
juga bisa diartikan persepsi pasar mengenai mutu, persepsi ini bisa
salah menurut pandangan klinis, tetapi kegiatan pasar didasarkan pada
hal yang terlihat.
Misalnya: keramahan memberi pelayanan, desain dan suasana
ruangan, jam-jam tersedianya pelayanan, dan lain-lain.
d. Mempunyai kemasan (packaging)
Kemasan adalah tempat atau bungkus yang menutupi atau mengelilingi
produk atau jasa tertentu. Dibidang pelayanan kesehatan, kemasan
menunjukan kontribusi suatu konteks yang lebih besar dari sekedar
produk tempat. Sebuah rumah sakit pendidikan memberikan
pelayanannya, dengan citra kecanggihan medis dan teknologi,
walaupun mungkin sebenarnya hal ini tidak seluruhnya benar.
Sebaliknya beberapa pelayanan yang sama di rumah sakit, akan
dipandang sebagai kurang canggih tapi mempunyai sentuhan personal
dan lebih menyenangkan.
Kemasan itu juga mengemas sejumlah produk individual. Klinik
diabetes, klinik artbristis, klinik galucoma dan pelayanan sosial umum,
serta pelayanan geriatry yang ditawarkan rumah sakit pada pusat
kesehatan. Bila disatukan dalam satu kemasan, maka produk-produk
individual itu menjadi Elder Care atau pelayanan ruma jompo. Sebagian
besar organisasi pelayanan kesehatan tidak menyadari bahwa adanya
kemasan kembali dari sejumlah pelayanan yang ada dapat
memungkinkan mereka menawarkan suatu produk yang nampak baru.
Suatu agen kesehatan rumah menyediakan pelayanan perawatan 24
jam bagi pasien di rumah selain itu juga menyediakan konseling bagi
pasien dan keluarganya dan seorang dokter, jika dibutuhkan. Agen ini
mengemas pelayanan-pelayanan itu dibawah nama “hospital at home”
dan agen ini mengarahkan pelayanannya kepada pasarnya yaitu orang-
orang yang penyakitnya tidak dapat disembuhakannya dari pelayanan-
pelayanan ini sebelumnya tidakpernah dipromosikan.
e. Mempunyai merek (brand)
Merek adalah nama, tanda, simbol, atau desain yang
mengidentifikasikan atau membedakan pelayanan mereka dari
pelayanan yang diberikan kepada pesaing.
Penetapan suatu merek untuk menjadi simbol produk atau pelayanan
suatu organisasi akan memberi sejumlah nilai tambah. Suatu organisasi
yang merasa mempunyai merek akanbekerja keras untuk meyakinkan
kualitas dan mempertahankan konsistensi pelayanannya. Selain itu
organisasi yang mempunyai merek, berusaha agar pembeli produk atau
pelanannya mempunyai kepercayaan/keyakinan dan menyukainya,
untuk selanjutnya terus melakukan pembelian ke organisasi itu. Para
pembeli juga mendapat manfaat karena mereka dapat mengidentifikasi
berbagai produk melalui namanya memperoleh berbagai informasi
mengenai kualitas masing-masing tetap membeli suatu produk
sepanjang produk itu memuaskan mereka.
3. Produk Tambahan (Augmented Product)
Seorang tenaga pemasaran dapat menawarkan pada target pasarnya
berbagai pelayanan tambahan dan manfaat tambahan diluar produk yang
tampak. Tambahan-tambahan itu misalnya menawarkan jangka waktu
pembayaran lebih lama, jaminan kepuasan, kunjungan ke rumah bagi ibu
yang baru melahirkan, untuk memenuhi keinginan lain dari konsumen dan
atau untuk membedakan dengan produk pesaingnya. Hasil akhirnya tidak
hanya tergantung pada ciri-ciri produk tampak tetapi juga pada apa yang
ditambahkan organisasi produk tampaknya dari segi manfaat.
Levitt mengatakan:
Persaingan baru saat ini tidak lagi antara apa yang dilahirkan perusahaan
dari pabrik-pabriknya, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada
keluasan pabrik, dalam berbagai kemasan, pelayanan, periklanan, nasehat
bagi konsumen, pembiayaan, pengaturan pembayaran produk, penyampaian
dan hal-hal lain yang dapat dinilai masyarakat.
Jadi, jelaslah bahwa suatu produk bukan barang yang sederhana, tetapi
sifatnya rumit karena terdiri atas pelayanan inti yang memuaskan kebutuhan,
sejumlah ciri dan sejumlah manfaat tambahan. Organisasi pelayanan
kesehatan harus memeriksa tiap-tiap point dan merancangnya sedemikian
rupa agar berbeda dari produk pesaingnya, selain itu memerikasa apakah
kualitas yang ada dalam produk sesuai dengan pasar yang dituju. Bila makin
banyak produk yang dilepaskan dari kelas komuditi dan masuk ke yang
mempunyai merek, makin banyak kontrol yang harus dilakukan organisasi
terhadap tiap permintaan, waktu permintaan dan komposisi permintaan akan
produk-produk tersebut.
2.3 Jenis Produk
Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu :
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat
dua macam barang, yaitu:
1. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang-barang yang secara normal hanya dapat dikonsumsi satu
kali.Artinya
setelah sekali dikonsumsi, barang itu akan habis, rusak, atau tidak
dapat dipakai lagi Termasuk ke dalam golongan ini antara lain
bahan baku, makanan, dan produk kosmetik ( Tim Lentera. 2003)
Contoh : sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya
2. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang yang memiliki usia panjang (Case, Karl E. 2007)
Contoh : Tupperware
Ditinjau dari aspek berdasarkan siapa konsumennya dan untuk
apa produk tersebut dikonsumsi, terdapat dua macam barang,
yaitu:
1. Barang Konsumen (Consumer’s Goods)
Barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen sendiri, bukan
untuk tujuan bisnis. Adapun produk konsumsi adalah semua produk
yang mengalami proses produksi dalam jumlah besar dan dijual di
semua outlet dalam jangkauan yang luas (Wijayanti,2012)
Contoh : Susu, sarung tangan karet, masker
Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat
jenis :
a. Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi
pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera,
dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam
pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b. Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture,
mobil bekas dan lainnya.
c. Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil
Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon
dan sebagainya.
d. Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau
kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan
untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah
kuburan dan sebagainya.
1 Barang Industri (Industrial’s Goods)
Barang yang dikonsumsi oleh industriawan untuk keperluan selain
dikonsumi langsung. Adapun produk manufaktur adalah produk yang
dibuat dengan tujuan khusus segabai bahan baku untuk pembuatan
produk-produk konsumsi. Contoh produk Industri adalah bahan-bahan
pebuat makanan, bahan-bahan kimia, mesin-mesin, dan produk-
produk lainnya yang bertujuan mendukung pembuatan produk
kembali untuk pabrik (Wijayanti,2012)
2. Jasa (Service)
Kotler (2008: 36) jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Fandy Tjiptono (2008:98) jasa merupakan aktivitas, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain).
Contohnya lembaga pendidikan, bengkel reparasi, kursus, hotel dan
lain-lain. Didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pemberi jasa. Jasa juga bukan merupakan barang,
jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas-aktivitas
tersebut tidak berwujud. Dengan demikian pendapat dari Kotler dan
Fandy Tjiptono dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan aktivitas
atau tindakan dan manfaat atau kepuasan yang ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain (konsumen), dimana pada dasarnya jasa
merupakan produk tidak berwujud. ari dua kutub ekstrim yaitu; murni
berupa barang dan jasa murni. Berdasarkan kriteria ini, maka
penawaran suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi lima kategori,
yaitu:
1. Produk fisik murni
Penawaran semata-mata hanya terdiri atas produk fisik, misalnya
sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci, tanpa ada jasa atau
pelayanan yang menyertai produk tersebut.
2. Produk fisik dengan jasa pendukung
Pada kategori ini penawaran terdiri atas suatu produk fisik yang
disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya
tarik pada konsumennya. Misalnya produsen kursi Pijat elektrik tidak
hanya menjual produknya saja, tapi bisa meliputi jasa service,
reparasi, pemasangan dan lain sebagainya.
3. Hybrid
Penawaran terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya.
Contohnya praktek dr. gigi umum pelayanan yang mengesankan
4. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor
Penawaran terdiri atas jasa pokok bersama-sama dengan jasa
tambahan (pelengkap) dan / atau barang-barang pendukung.
Misalnya penumpang pesawat yang membeli jasa transportasi
selama dalam perjalanannya, ada beberapa unsure produk fisik
yang terlibat seperti makanan dan minuman, majalah dan lain-lain.
Jasa yang seperti ini memerlukan barang yang bersifat kapital
intensif untuk realisasinya, tetapi penawaran utamanya adalah
jasa.
5. Jasa murni
Penawaran hampir seluruhnya berupa jasa. Misalnya fisiotherapi,
konsultasi psikologi, dan lain-lain
BAB III
KESIMPULAN
- Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses
bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah
yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut
konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran
tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus
berorientasi pada konsumen/ pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi
tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan
volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus
dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
- Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran.
- Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen
dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan
sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang
layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang
menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam
pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik,
kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya.
Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki
agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih
dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
SumberBuku:
Case, Karl E. 2007. Prinsip-Prinsip ekonomi edisi ke 8. Jakarta : Erlangga
Cravens, David W.1996. Peasaran strategis.jakarta : Erlangga
Diana, Irine.2010.Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan.Jogjakarta:Nuha
Offset
Kotler, Philip. 2011 .Marketing. Jakarta. Penerbit Erlangga
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 8 Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Rangkuti, Fredi. 2002. Creative Effective Marketing Plan, Teknik Membuat
Marketing Berdasarkan Customer Values & Analisis Khusus. Jakarta. PT.
Gramedia
Sari, Irine Diana. 2010. Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Simamora, Bilson. 2003. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektive dan
Profitable. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiarto, dkk.2002.Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama
Tim Lentera, 2003.Cepat dan tepat memasarkan gurami.Depok :PT. Agromedia
Pustaka
Wijayanti, Titik. 2011. Marketing Plan! Perlukah ?. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Sumber Online:
thesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2011-2-01691-MN%20Bab2001.doc (thesis
Binus)
(diakses pada 30 September 2014)
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1manajemen/0810113004/BAB%20II.pdf
(diakses pada 29 September 2014)
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/1041/bab2b.pdf?seque
nce=5
(diakses pada 30 September 2014)
http://idei.or.id/jurnal/2010%20oktober%20Hendri%20Sukotjo%20dan%20Suma
nto%20Radix%20A.pdf
(diakses pada 1 Oktober 2014)
http://eprints.undip.ac.id/18360/1/RUDI_HARYADI.pdf
(diakses pada 1 Oktober 2014)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/6317/6099
(diakses pada 29 September 2014)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/2507/2514
(diakses pada 29 September 2014)