bab ii.pdf - repository uin suska
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Distribusi Peluang
Definisi 2.1 (Walpole dan Myers, 1995) Jika X adalah suatu variabel random
kontinu, maka fungsi densitas peluangnya adalah suatu fungsi yang memenuhi
kondisi:
i. ≥ 0; untuk x ∈(-∞,∞)
ii. = 1iii. ≤ ≤ = (2.1)
Definisi 2.2 (Walpole & Myers, 1989) Fungsi distribusi kumulatif variabel
dinotasikan sebagai dan didefinisikan sebagai = ≤ untuk seluruh
yang riil. Jika adalah kontinu, maka := ( ) (2.2)
2.2 Fungsi Quantil
Definisi 2.3: Misalkan F fungsi distribusi dari suatu distribusi probabilitas pada
himpunan bilangan real R jika ∈ (0,1) maka terdapat dengan tunggal ∈sehingga = maka disebut kuantil- dari F.Kuantil- dari F digunakan
notasi .Fungsi kuantil dari F didefinisikan sebagai: = inf{ ∣ ( ) ≥ }dengan ∈ (0,1) artinya adalah nilai terkecil dari dengan ( ) ≥ .
Misalkan x mempunyai distribusi F dan fungsi distribusi dari = + , maka
dapat dinyatakan sebagai:= − ∈ , > 0Sehingga fungsi quantil itu sering dikenal dengan istilah invers dari kumulatif.
II-2
2.3 Diskrit Binomial
Percobaan binomial adalah percobaan yang memiliki ciri-ciri berikut:
a. Percobaannya terdiri atas ulangan.
b. Dalam setiap ulangan, hasilnya dapat digolongkan sebagai berhasil “ ” atau
gagal “ ” .
c. Peluang berhasil, yang dilambangkan dengan , untuk setiap ulangan adalah
sama, tidak berubah-ubah.
d. Ulangan-ulangan itu bersifat bebas.
Definisi 2.4 (Ari Pani Desvina, M.Sc, 2012) Jika suatu ulangan binomial
mempunyai peluang keberhasilan dan peluang gagal = 1 − , maka sebaran
peluang bagi peubah acak binomial , yaitu banyaknya keberhasilan dalam
ulangan yang bebas, adalah:; , = , = 0,1,2, … ,2.4 Distribusi Peluang Kontinu
2.4.1 Distribusi Weibull
Distribusi Weibull diambil dari nama seorang fisikawan yang berasal dari
Swedia bernama Waloddi Weibull pada Tahun 1939. Distribusi Weibull
merupakan distribusi yang sering digunakan karena menggambarkan keseluruhan
data secara jelas terutama dalam pengujian dan memodelkan data, sehingga
distribusi Weibull sering diaplikasikan untuk pemodelan antara lain pemodelan
dibidang teknologi, kecepatan angin, unsur-unsur kimia dan juga dibidang
hidrologi. Karakteristik dari distribusi Weibull yaitu dicirikan oleh dua parameter
yaitu dan , dimana > 0 dan > 0 (Rinne, 2009).
Distribusi Weibull termasuk distribusi acak kontinu yang juga mempunyai
fungsi densitas peluang sebagai berikut :
= (2.3)
sedangkan fungsi distribusi kumulatifnya adalah :
= 1 − ( )(2.4)
II-3
2.4.2 Distribusi Peluang gamma
Difinisi 2.5 (Rado Yendra, M.Sc, 2008) Variabel acak Y dikatakan memiliki
distribusi gamma dengan parameter 00 dan jika dan hanya jika fungsi
densitas dari Y adalah
lainyayanguntuk
yey
yf
y
,0
0,1
DimanaГ = Kuantitas Г dikenal dengan fungsi gamma. Integral secara langsung akan
menghasilkan bahwaГ 1 = 1.Dan secara terus-menerus integral akan
menghasilkan bahwa Г = − 1 Г − 1 > 1,Г = − 1 !dan juga yang dihasilkan jika n adalah bilangan bulat. Hal di atas dapat
ditunjukkan seperti berikut:
Г = = − ∞0 + − 1 = − 1 = − 1 Г − 1
Contoh2.1 : Tentukan Г 6 = 6 − 1 ! = 5x 4 x 3 x 2 x 1=120.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa fungsi densitas peluang distribusi gamma
akan ditunjukkan memenuhi sifat distribusi peluang kontinu, seperti berikut :
= Г =Г = Г = ГГ = 1
II-4
Grafik fungsi densitas gamma untuk 142,1 sertadan , diberikan pada
gambar berikut:
Gambar 2.1 GrafikFungsiDensitas Gamma
Gambar 2.1 menunjukkan bentuk dari densitas gamma berbeda untuk nilai yang
berbeda. Untuk alasan ini kadang-kadang alpa disebut dengan parameter bentuk
yang dihubungakan dengan distribusi gamma. Parameter secara umum disebut
dengan parameter skala, karena mengalikan sebuah variabel acak yang
didistribusikan dengan gamma dengan bilangan positif ( dengan demikian
mengubah skala pada pengukuran dibuat) menghasilkan variabel acak yang juga
mempunyai distribusi gamma dengan nilai yang sama tetapi nilai parameter
berubah.
Pada kasus tertentu ketika adalah bilangan bulat, distribusi fungsi dari
variabel acak yang didistribusikan secara gamma dapat digambarkan sebagai
jumlah dari peluang poisson tertentu. Jika tidak bilangan bulat dan
,0 dc tidak memungkinkan untuk memberikan gambaran yang tepat
untuk
Г Teorema 2.1 (RadoYendra, M.Sc, 2008) Jika Y mempunyai distribusi gamma
dengan parameter dan , maka
22 YVdanYE
f(y)
1
42
1
y
II-5
Bukti : Seperti yang diketahui bahwa
dyey
ydyyyfYE
y
1
0
Dari sifat yang telah dibuktikan sebelumnya diketahui bahwa
10
1
dyey y
Karena itu
dyeyy
0
1
Sehingga
11
1
1
0
1
0
dyeydyey
yYEy
y
2
Selanjutnya untuk menentukan variansi distribusi gamma, tentukan terlebih
dahulu nilai harapan berikut:
2
22
0
11
0
22
11
21
1
dyeydyey
yYEy
y
Sehingga variansi distribusi gamma dapat ditentukan sebagai
222
22
1
YEYEYV
II-6
2.4.3 DistribusiPeluang Beta
Fungsi densitas beta fungsi densitas berparameter dua didefinisikan pada
interval tutup 10 y . Ini sering digunakan sebagai model untuk proporsi,
seperti proporsi ketakmurnian produk kimia atau proporsi waktu sebuah mesin
diwaktu perbaikan.
Definisi 2.6 (RadoYendra, M.Sc, 2008) Variabel acak Y dikatakan mempunyai
distribusi peluang beta dengan parameter 00 dan , jika dan hanya jika
fungsi densitas dari Y adalah
lainnyauntuk
yB
yyyf
,0
10,,
1 11
Dimana
dyyyB1
0
11 1,
Grafik fungsi densitas beta mengasumsikan perbedaan yang lebar dari bentuk
untuk berbagai nilai dari dua parameter dan . Beberapa diantaranya akan
digambarkan seperti pada gambar dibawah.
Sebagai catatan mendefinisikan y pada interval 10 y tidak membatasi
penggunaan distribusi beta. Jika dyc , maka cdcyy
mendefinisikan variabel baru sehingga 10 y . Jadi fungsi densitas beta dapat
dipakai untuk variabel acak yang didefinisikan pada interval dyc dengan
translasi dan pertukaran skala.
Fungsi distribusi kumulatif untuk variabel acak beta lazim disebut fungsi beta
taklengkap dan dinotasikan dengan
,,
1
0
11
y
y
IdtB
ttyF
II-7
Gambar 2.2 Grafik Fungsi Densitas Beta
Jika dan kedua-duanya bilangan bulat positif, ,yI dihubungkan dengan
fungsi peluang binomial. Integral dengan mempartisi dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa untuk 10 y dan kedua-duanya bilangan bulat
ini
n
i
y
yyi
ndt
B
ttyF
1
,
1
0
11
Dimana 1 n . Catat bahwa jumlah sisi sebelah kanan dari gambaran di
atas hanya menjumlahkan peluang yang dihubungkan dengan variabel acak
binomial dengan 1 n dan yp
Teorema 2.2 (RadoYendra, M.Sc, 2008) Jika Y adalah variabel acak yang
didistribusikan dengan parameter 00 dan maka
YE dan
12
2
YV
f(y)
3
5
3
3
2
2
0 1 y
II-8
Bukti : Dengan definisi
1
1
,
,1
1,
1
,
1
1
0
1
1
0
11
B
B
dyyyB
dyB
yyy
yyfYE
Untuk menentukan variansi dari distribusi beta, pertama sekali tentukan nilai
harapan dari bentuk berikut
1
1
1
1
2
2
,
,2
1,
1
,
1
1
0
11
1
0
112
22
B
B
dyyyB
dyB
yyy
yfyYE
Sehingga variansi dari distribusi beta adalah
11
12
2
22
YEYEYV
II-9
2.5 StatistikBerurut
Secara formal, misal Y1,Y2, . . . ,Yn variabel acak kontinu yang saling bebas
dengan fungsi distribusi komulatif F(y) dan fungsi densitas f(y). Notasi variabel
acak yang terurut Yi yaitu Y(1),Y(2),. . .,Y(n) dimana Y(1) ≤Y(2) ≤. . .≤ Y(n)
Y(1) = min (Y1,Y2, . . . ,Yn)
Adalah variabel acak minimum dari Yi
Y(n) = max (Y1,Y2, . . . ,Yn)
Adalah variabel acak maksimum dari Yi
Fungsi densitas peluang untuk Yi dan Yn dapat ditentukan dengan menggunakan
metoda fungsi distribusi kumulatif. Pertama sekali kita akan menentukan fungsi
densitas dari Yn. Karena Yn adalah maksimum dari Y1,Y2, . . .,Yn, Maka peristiwa
(Y(n) ≤ y) akan terjadi jika dan hanya jika (Yi ≤ y) terjadi, untuk setiap i = 1,2,. .
.,n, yakni
yYyYyYPyYP nn ,,, 21
Karena Yi adalah saling bebas dan niuntukyFyYP i ,,2,1 , hal ini
menyatakan bahwa fungsi distribusi kumulatif dari Y(n) diberikan oleh
nnnY yFyYPyYPyYPyYPyFn
21
Misal gn(y) notasi fungsi densitas dariY(n) dengan menurunkan fungsi distribusi kumulatif
di atas akan ditentukan
yfyFnyg nn
1
Dengan cara yang sama kita dapat menentukan fungsi densitas untuk Y(1) sebagai berikut:
yYPyYPyFY 11 1
1
Karena Y(1) adalah minimum dari Y1,Y2,…,Yn, hal ini menyatakan bahwa peristiwa
(Y(1)> y) terjadi jika dan hanya jika peristiwa (Yi> y) terjadi untuk i = 1,2,…,n. Karena Yi
saling bebas dan P (Yi> y) = 1 – F(y) untuk i = 1,2,3,. . .,n, kita lihat bahwa
II-10
n
n
n
Y
yF
yYPyYPyYP
yYyYyYP
yYPyYPF
11
1
,,,1
1
21
21
111
Misalg(1) (y) adalah fungsi densitas dari Y(1) , dengan menurunkan fungsi distribusi
kumulatif akan diperoleh
yfyFnyg n 11 1
Contoh 2.2.
Komponen-komponen elektronik dari tipe tertentu mempunyai panjang hidup Y,
dengan densitas peluang diberikan oleh
lainnyayanguntuk
yeyf
y
,0
0,100
1 100
Andaikan bahwa dua komponen dioperasikan secara bebas dan system dirangkai
secara seri (karena system gagal ketika komponen lain gagal). Tentukan fungsi
densitas untuk X.
Penyelesaian:
Karena system gagal pada komponen utama gagal X = min (Y1,Y2) dimana Y1 dan
Y2 adalah variabel acak dengan diberikan fungsi densitas. Karena
lainnyayanguntuk
yee
yfyFnygyf
yuntukeyF
yy
nX
y
,0
0,10012
1
0,1
100100
11
100
Dan itu menyatakan secara sederhana bahwa
lainnyayanguntuk
yeyf
y
X
,0
0,50
1 50
II-11
Contoh 2.3.
Andaikan komponen di rangkai secara parallel (karena system tidak akan gagal
sampai kedua komponen gagal). Tentukan fungsi densitas untuk X.
Penyelesaian :
Sekarang X = max (Y1,Y2) dan
lainnyayanguntuk
yeeyf
itusebabolehdan
lainnyayanguntuk
yee
yfyFnygyf
yy
X
yy
nX
,0
0,50
1
,0
0,100112
50100
100100
12
2.6 Peluang Moment Berbobot (PMB)
Definisi2.7 (Greenwood dan Kawan-kawan, 1979) Peluang moment berbobot di
defenisikan sebagai:
, , = 1 − = 1 − (2.5)
Dimana = fungsi kuantil atau invers distribusi= distribusi fungsi kumulatif, , = bilangan real.
Untuknilai = = 0 dan adalah bilangan bulat tidak negatif,maka berdasarkan
defenisi 2.10 dapat ditulis sebagai:
, , = = Atau dikenalsebagai moment ke – suatu distribusi, dan jika = 1 maka bentuk
diatas adalah moment ke -1 atau rata-rata suatu distribusi fungsi, dengan bentuk
seperti:
, , = =
II-12
Untuk statistik berurut , , … , , … ,diketahui distribusi fungsi
kumulatif untuk ke dengan sampel berukuran ., = ∑ 1 − (2.6)
Bentuk yang muncul setelah tanda∑ adalah bentuk fungsi peluang binomial
tepat ke– untuk , , … , . David (1970) telah menghasilkan hubungan
diantara penjumlahan binomial dan fungsi beta taklengkap.
, = , − + 1 (2.7)
Dimana , = , adalah fungsi beta taklengkap, sedangkan
, = 1 − adalah fungsi beta untuk > 0, > 0Oleh sebabitu:
, = ,Maka
, = !! ! 1 − (2.8)
Karena , = Г ГГ = ! !!Seterusnya ambil turunan dari persamaan (2.13), yang merupakan fungsi densitas
peluang dari , :
, = !! ! 1 −, = !! ! 1 − . (2.9)
Berikutnya nilai ekspektasi dari , dapatditulis:
, = ,, = !! ! 1 − . (2.10)
II-13
Dimana = , 0 ≤ ≤ 1Dengan menggunakan bentuk ini, maka moment ke – untuk urutan ke dari
sampel berukuran , dapat dihitung
, = !! ! 1 − (2.11)
Oleh sebab itu moment ke – untuk urutan ke - + 1 dari ukuran sampel + + 1dapat dihitung:
, = !! ! 1 − (2.12)
Dari bentuk diatas maka bentuk peluang moment berbobot untuk statistik berurut,
dapat dibentuk seperti:
, , = ! ! ! , (2.13)
Dua bentuk peluang moment berbobot yang sangat perlu diperhatikan adalah
untuk = 1,2, = 0,1,2,3,dan = 0. Dua bentuk ini dapat ditentukan seperti:
, , = , = 0,1,2, … (2.14)
, , = , = 0,1,2, … (2.15)
2.7 Penentuan Perkiraan Untuk , ,Andaikan data untuk statistik berurut dari kecil kebesar , , … , , … ,
dimana adalah data yang terbesar. Total jumlah pemilihan sampel bagian
urutan + 1 dari adalah:= + 1 (2.16)
Jumlah sampel bagian berukuran + 1 dipilih dari yang memuat sebagai
data terbesar, maksudnya adalah anggota dari subsampel dan anggota lain
harus dipilih dari data yang lebih kecil, , , … , . Oleh sebab itu jumlah
subsampel yang memuat sebagai anggota terbesar adalah:
II-14
= − 1(2.17)
Seterusnya dapat dibentuk
= (2.18)
Maka dapat dihasilkan, rumus moment ke – untuk statistik berurut ke + 1 dari
subsampel berukuran + 1 yang dipilih dari adalah
= , = ∑ (2.19)
Berdasarkan bentuk diatas dapat dihasilkan bentuk umum peluang moment
berbobot untuk sampel adalah:
, , = ,= ∑ = ∑ !! !!! ! dimana = ! ! != ∑ !! ! ! !!= ∑ !! ! ! !!
, , = ∑ . (2.20)
Selanjutnya untuk membuktikan , , , dari persamaan 2.20, sehingga
nilainya menjadi:
, , = ∑= ∑