8 bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan hasil penelitian
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arrizal Muhammad (2012)
(pada PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten) mempunyai kesimpulan
bahwa dengan uji analisis regresi hasil F sebesar 71,5% yang diberikan oleh
variabel motivasi, sedangkan sisanya 28,5% dipengaruhi oleh variabel bebas
lainnya yang tidak termasuk dalam analisis ini, berarti terdapat pengaruh yang
kuat antara motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan maslow terhadap prestasi
kerja karyawan.
Penelitian lain oleh Purnami Titiesari (2010) mengenai pengaruh
motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi (pada PT
GREENFIELDS INDONESIA Malang) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat (prestasi kerja) hasil dari penelitian menyebutkan
bahwa Motivasi memiliki pengaruh signifikan dan kuat pengaruhnya terhadap
prestasi kerja karyawan dan variabel kebutuhan fisiologis paling besar
pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan.
Diketahui penerapan motivasi yang baik akan meningkatkan
produktivitas karyawan, sehingga dengan adanya motivasi tersebut berarti
perusahaan telah menjalankan tingkat upaya yang lebih baik untuk
mangantarkan suatu penelitian kinerja yang lebih baik.
9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.
Nama Peneliti Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil
Arrizal Muhammad (2012)
Analisis pengaruh motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
Menggunakan analisa korelasi, Korelasi rank spearman. Teknik Pengumpulan Data : Wawancara, Observasi Dan kuesioner.
Terdapat pengaruh yang kuat antara motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan maslow terhadap prestasi kerja karyawan.
Purnami Titiesari (2010)
Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja pada PT. GREENFIELDS INDONESIA Malang
Menggunakan metode explanation. Teknik Pengumpulan Data : Wawancara, Observasi Dan kuesioner.
Bahwa Motivasi memiliki pengaruh signifikan dan kuat pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan. Variabel Kebutuhan Fisiologis Berpengaruh paling besar terhadap prestasi kerja karyawan
Persamaan peneliti dengan peneliti terdahulu :
1. Sama-sama menggunakan motivasi sebagai variable bebas ( X ) dan
Prestasi kerja sebagai variable teriikat ( Y ).
2. Menganalisa pengaruh motivasi menurut maslow terhadap prestasi kerja
karyawan, sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnami Titiesari
(2010).
Perbedaan peneliti dengan peneliti terdahulu :
1. Objek penelitian dan jumlah sampel yang berbeda.
2. Penggunaan metode analisis dan teknik sampel yang berbeda.
3. Peneliti ini menggunakan teori motivasi Abraham Maslow khususnya
orientasi tingkat rendah.
10
Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan peneliti dengan
penelititerdahulu, peneliti ingin membandingkan hasil penelitian pengaruh
motivasi terhadap prestasi kerja karyawan dengan memberikan gambaran
detail pada motivasi itu terkait karyawan bagian produksi di Fouth Blade
Nation Malang.
B. Tinjauan Teori
1. Motivasi
a. Pengertian motivasi
Perilaku seseorang ini hakikatnya ditentukan oleh keinginannya
untuk mencapai beberapa tujuan.Keinginan itu istilahnya adalahmotivasi.
Dengan demikian motivasi merupakan pendorong agar seseorang itu
melakukan suatu keinginan untuk mencapai tujuannya (Thoha,
2005:253). Stephen P. Robbin (2002:55) mengatakan motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan
bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu. Suharto (2005:9)
motivasi bisa didefinisikan sebagai perilaku yang berorientasi
tujuan.Memotivasi ialah mengajak karyawan mengikuti kemauan untuk
menyelesaikan tugas. Handoko (2001:252) motivasi diartikan sebagai
keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan.
11
Amirullah (motivation) berarti pemberian motif, motif merupakan
suatu dorongan kebutuhan dalam diri seseorang yang perlu dipenuhi agar
seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan.Sedangkan
motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang agar mampu
mencapai tujuan dari motivasinya. Dalam kaitannya dengan lingkungan
kerja, motivasi kerja dapat didevinisikan sebagai kondisi yang
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
b. Hierarki Kebutuhan Maslow.
Menurut Maslow definisi motivasi adalah suatu teori tentang
memotivasi manusia dengan cara memperhatikan faktor-faktor
kebutuhannya, dimana kebutuhan manusia tersebut secara umum muncul
seperti anak tangga yang dapat di perkirakan (Hierarki). Pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting
setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yang dikemukakan oleh
Maslow yang dikutip oleh As’ad, (2004), kebutuhan-kebutuhan manusia
dapat digolongkan dalam lima Faktor yang dibagi menjadi 2
tingkatan yaitu:
12
1) Orientasi Tingkat Dasar
a) Dorongan akan Kebutuhan Fisiologi (Physiological Needs)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang amat primer, karena
kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia dilahirkan kebumi,
misalnya: sandang, pangan dan tempat berlindung, dan kesejahteraan
individu. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang
seseorang berprilaku atau bekerja giat.
b) Dorongan akan Kebutuhan rasa aman (safetyNeeds)
Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan kebebasan dari
ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan
pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah pada dua bentuk : kebutuhan
akan keamanan jiwa terutama ditempat pekerjaan pada saat
mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja. Dalam arti luas
setiap manusia membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya
dimanapun dia berada. Kebutuhan akan keamanan harta di tempat
bekerja, seperti sepeda motor yang jangan sampai hilang. Organisasi
selalu mengytamakan keamanan dengan menggunakan alat-alat
canggih atau pengawalan untuk tempat pimpinan.
c) Dorongan akan Kebutuhan sosial (Social Needs)
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, sehingga
mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan social sebagai berikut:
Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia hidup
13
dan bekerja, Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap
manusia merasa dirinya penting. Kebutuhan untuk bias berprestasi.
Kebutuhan untuk ikut serta.
2) Orientasi Tingkat Tinggi
d) Dorongan akan Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem Needs).
Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan akan reputasi,
prestasi, dan pengakuan dari orang lain, juga berisi kebutuhan untuk
kepercayaan diri dan kekuatan. Situasi yang ideal ialah apabila harga
diri (prestise) itu menimbulkan prestasi kerja. Akan tetapi tidak selalu
demikian halnya. Dalam hal ini semakin tinggi kedudukan seseorang,
maka akan semakin banyak hal yang digunakan sebagai symbol
statusnya itu.
Seseorang karyawan dapat melakukan pekerjaan dan
melaksanakan tugasnya dengan baik, pimpinan wajib memberikan
penghargaan kepada yang bersangkutan. Penghargaan itu dapat di
ambil dalam bentuk sebagai berikut : Percepatan kenaikan gaji
berkala, Percepatan kenaikan pangkat. Pemberian suatu barang yang
bermanfaat bagi yang bersangkutan dalam pelaksanaan tugas.
e) Dorongan akan Kebutuhan aktualisasi diri (Self Aktualization)
Ini diartikan bahwa setiap manusia ingin mengembangkan
kapasitas mental dan kapasitas kerjanya melalui pengembangan
pribadinya.Oleh sebab itu pada tingkatan ini orang cenderung untuk
selalu mengembangkan diri dan berbuat yang paling baik.
14
Suatu kebutuhan yang hanya mendominasi perilaku seseorang
apabila semua kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah telah
terpenuhi yaitu kebutuhan semua orang untuk menjadi orang yang
kita rasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk
mewujudkannya.kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan
kebutuhan lain dalam dua hal.
Gambar 2.1 Hierarki Motivasi Kerja
2. Teori motivasi
a. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg ini dikenal dengan
nama dua faktor teori motivasi dan Herzberg. Pertama factor hygiene
yang bersifat prefentif dan memperhitungkan lingkungan yang
berhubungan dengan kerja.Faktor higienis inimencegah ketidakpuasan
tetapi bukannya penyebab terjadinya kepuasan. Menurut Herzberg faktor
ini tidak memotivasi para karyawan dalam bekerja. Faktor ini terdiri dari
upah dan gaji, honorarium, kondisi tempat kerja, teknik pengawasan
FISIOLOGI
KEAMANAN
SOSIAL
HARGA DIRI
AKTUALSASI DIRI Orientasi
Tingkat Tinggi
Orientasi Tingkat Rendah
15
antara bawahan dan pengawasannya. Dan kebijakan administrasi
organisasi.Dan kedua faktor yang dapat memotivasi, maka mereka
hendaknya mempunyai suatu pekerjaan dengan isi yang selalu
merangsang untuk berprestasi.Faktor ini terdiri dari faktor keberhasilan,
penghargaan, faktor pekerjaan, rasa tanggungjawab dan faktor
peningkatan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua faktor
yaitu:
1) Motivator:
a) Pekerjaan itu sendiri.
b) Prestasi.
c) Kemungkinan pertumbuhan.
d) Kemajuan.
e) Pengakuan.
f) Status.
2) Hygiene:
Sebaliknya kebutuhan-kebutuhan yang termasuk dalam faktor
kesehatan (hygiene) juga adalah
a) Hubungan supervice.
b) Rekan kerja.
c) Hubungan dengan bawahan.
d) Jaminan pekerjaan.
e) Kondisi kerja.
f) Gaji.
16
b. Teori motivasi Alderfer (Alderfer’s ERG Theory)
Alderfer (Thoha, 2005:233) mengenalkan tiga kelompok inti dari
kebutuhan-kebutuhan itu,yakni: kebutuhan akan keberadaan (exsistence
need), kebutuhan berhubungan (relatedness need), dan kebutuhan
untukberkembang (growth need). Teori berasal dari kepanjangan
exxsistensi dan growt.
Kebutuhan keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa
hidup. Kebutuhan ini kira-kira sama artinya dengan kebutuhan fisik atau
fisiologisnya Maslow dan sama pula dengan faktor higieni Herzberg.
1) Kebutuhan keberadaan (existence).
Kebutuhan keberadaan meliputi berbagai macam tingkat dorongan
yang berkaitan dengan kebutuhan materi dan fisik.Kebutuhan-kebutuhan
tersebut meliputi gaji, keuntungan, dan keselamatan secara fisik.Kategori
kebutuhan tersebut mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi
bagi diri individu itu sendiri. Contoh, seorang karyawan yang ingin
mendapatkan bonus tinggi, maka ia berusaha untuk dapat mencapai
keinginannyatersebut walaupun kadang-kadang terjadi perswaingan yang
dapat membuat rekan kerjanya tidak puas dan merasa kecewa.
2) Kebutuhan Relasi (relatednees).
Kebutuhan relasi merupakan kebutuhan untuk mengadakan
hubungan dan sosialisasi dengan orang lain. Dalam membina hubungan
tersebut individu mengharapkan memperoleh pemahaman dan pengertian
dari orang lain yang ada disekitarnya seperti suami, istri, anak, orang tua,
17
tetangga, teman, sahabat dan pacar. Jika dikaitkan dengan organisasi,
maka individu akan berusaha untuk dapat dapat membina hubungan
dengan orang-orang dilingkungan kerjanya seperti teman kerja, atasan
dan bawahan.
c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth)
Kebutuhan pertumbuhan ini mengacu pada bentuk kebutuhan yang
mendorong individu untuk menjadi orang yang bkreatif dan produktif
serta berudaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya maupun
lingkungan dimana ia berada. Kepuasan akan pemenuhan kebutuhan
hidup ini akan timbul jila individu dapat menyelesaikan masalah dan
memuaskan keinginannya untuk dapat mengembangkan potensi diri dan
tumbuh secara optimal dalam kehidupannya.
d. Teori motivasi Prestasi Mc Clelland
McClelland mengemukakan bahwa manusia pada hakikatnya
mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain.
Menurut Mc Clelland bahwa kebutuhan untuk berprestasi adalah sustu
yang berbeda dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia
mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi lebik
baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga kebutuhan manusia menurut
Mc Clelland antara lain:
1) Kebutuhan akan afiliasi
18
Menurut McClelland (dalam As’ad, 1998) mengatakan bahwa
kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan
dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan
tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang
lain.
2) Kebutuhan akan kekuasaan
McClelland juga mengelompokkan motivasi berprestasi terhadap
tiga dimensi, yaitu kekuasaan, motif afiliasi, dan motif berprestasi.Ketiga
motif tersebut dalam operasionalisasinya tergantung pada situasi yang
mendukung pada masa tertentu dalam suatu organisasi di mana manajer,
supervisor, maupun karyawan berusaha memenuhi kebutuhan mereka
untuk mencapai prestasi kerja.
3) Kebutuhan untuk berprestasi
McClelland menemukan bahwa terdapat korelasi positif
diantara motivasi berprestasi eksekutif ini dengan keberhasilan mereka.
Menurut McClellaand aplikasi dari motiv berprestasi menjelaskan bahwa
individu akan mengerjakan sesuatu dengan gigih dan resiko pekerjaannya
adalah moderat. Maka dia akan bekerja lebih bertanggung jawab dan
memperoleh umpan balik atas hasil prestasinya. Motif berprestasi ini
mengarah terhadap kepentingan masa depan dibandingkan masa lalu atau
masa kini dan individu akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi
kegagalan karena dirinya dapan memperkirakan situasi yang akan datang
untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dalam bekerja.
19
e. Tujuan Motivasi
Handoko (1989:108) menyebutkan bahwa organisasi adalah sarana
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam suatu operasional
perusahaan faktor manusia memegang peranan penting karena faktor
manusia merupakan unsure pelaksana daripada kebijaksanaan-
kebijaksanaan perusahaan.
Sukses tidaknya pencapaian dari perusahaan sebagian besar
tergantung pada orang-orang yang terlibat penting.Masalah motivasi bagi
manusia memegang peranan penting. Karena faktor manusia merupakan
unsur pelaksana daripada kebijaksanaan perusahaan.
Sukses tidaknya pencapaian tujuan dari perusahaan sebagian besar
tergantung pada orang-orang yang terlibat penting. Masalah motivasi
bagi karyawan mempunyai fungsi yang penting. Karena dengan motivasi
akan mendorong aktivitas karyawan kearah tercapainya tujuan dari
perusahaan. Hal ini disebabkan setiap perilaku sadar diri manusia selalu
memiliki motivasi.
Sedangkan Kusrianto (1995:119) motivasi merupakan proses untuk
mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita
inginkan. Pentingnya kegiatan motivasi mempunyai beberapa manfaat
dan tujuan yaitu:
1) Untuk meningkatkan semangat,gairah dan kedisiplinan kerja
karyawan.
20
2) Memupuk rasa saling memiliki (sense of belonging) loyalitas dan
partisipasi karyawan.
3) Meningkatkan kreatifitas dan kemampuan karyawan untuk
berkembang.
4) Meningkatkan produktifitas (prestasi) kerja karyawan.
5) Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memberikan motivasi
kepada karyawan diantaranya sebagai berikut:
1) kebutuhan dari karyawan yang bermacam-macam
2) kondisi atau keadaan perekonomian,
3) working condition atau lingkungan kerja
4) peraturan intern perusahaan dan pemerintah.
5) Situasi dan kondisi yang berubah-ubah (Darma, 1992:31)
g. Jenis-jenis Motivasi
Menurut As’ad (1995:67) motivasi dibagi menjadi dua jenis:
1) Motivasi positif.
Motifasi yang diberikan karyawan agar mau melaksanakan tujuan
yang ingin dicapai perusahaan, artinya karyawan dapat mencapai
prestasi diatas standart maka perusahaan akan memberikan
insentif.
2) Motivasi negative.
21
Motivasi yang diberikan kepada karyawan dengan menakuti-nakuti
atau mengancam bila tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
ketetapan perusahaan (dengan sangsi pecat,potong gaji dan
sebagainya). Sedangkan menurut Sudarmo (1990:47) motivasi
terdiri dari:
1) Motivasi financial
Dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan financial
kepada karyawan atau disebut dengan insentif.
2) Motivasi non financial
Dorongan yang dilakukan dengan tidak menggunakan berupa uang
yaitu berupa penghargaan, perlindungan, pujian dan sebagainya.
h. Perbandingan Teori motivasi
Tabel 2.2 Perbandingan teori motivasi Hirarki kebutuhan
maslow Teori 2 faktor
Hezberg Teori kebutuhan
Mc Clelland Teori ERG
Alderfer - Fisiologi - Keamanan - Sosial - Penghargaan - Aktualitas
diri sendiri
1.Motivator - Pekerjaan, prestasi,
Kemungkinan Pertumbuhan, Tanggung jawab
- Kemajuan, Pengakuan, Status
2. Hygiene - Hubungan supervise,
Rekan kerja, Bawahan
- Jaminan pekerjaan - Kondisi kerja, gaji
- Kebutuhan untuk berprestasi
- Kebutuhan akan kekuasaan
- Kebutuhan akan afiliasi
- Kebutuhan keberadaan (Existence)
- Kebutuhan Relasi (Relatednees)
- Kebutuhan pertumbuhan (Growth)
22
2. Prestasi kerja
a. Pengertian prestasi kerja
Membahas mengenai motivasi kerja, tidak dapat terlepas dari
pembahasan mengenai prestasi kerja.Karena motivasi kerja merupakan
bagian yang terpenting dari tingkah laku kerja tersebut.Prestasi kerja
dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran
yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Menurut Hasibuan (1995:105), prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu. Menurut Moh. As'ud (1995:47), prestasi kerja
sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Penilaian Prestasi Kerja
Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu departemen personalia
adalah prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri maupun
karyawan memerlukan umpan balik atas upayanya masing-masing, maka
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu
Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Indikator untuk mengukur
Prestasi kerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu
(Robbins, 2006:260):
23
1) Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas
terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2) Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain.
4) Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan
maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber
daya.
5) Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya
akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja.
Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen
kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
Heidrahman dan Suad Husnan (1990:126), faktor-faktor prestasi kerja
yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
1) Kuantitas Kerja
24
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang
perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan
dapat diselesaikan.
2) Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang
ditetapkan.Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian,
ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3) Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan
memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan
kerjasama.
4) Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif,
memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung
jawab menyelesaikan.
5) Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang
bersifat rutin :
a) Sikap, Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau
teman kerja.
b) Kehadiran, Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja
sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
25
c. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi
kerja menurut T. Hani Handoko (1987:135-136) dapat dirinci sebagai
berikut:
1) Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer
dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan
mereka.
2) Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk
kompensasi lainnya.
3) Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi
kerja masa lalu atau antisipasinya.Promosi sering merupakan
bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
4) Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan
latihan.Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan
potensi yang harus di kembangkan.
5) Perencanaan dan Pengembangan Karier
26
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan
karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.
6) Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau
kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
7) Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-
kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana
sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem
informasi manajemen personalia.Akibatnya keputusan-keputusan
yang diambil menjadi tidak tepat.
8) Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda
kesalahan dalam desain pekerjaan.Penilaian prestasi membantu
diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9) Kesempatan Kerja yang Adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-
keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10) Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar
lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau
masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi,
departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.
27
3. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut A.A. Anwar
Prabu Mangkunegara (2005: 9), kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah
prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas
yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Pada
umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang
tinggi.Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja
yang rendah.Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan
dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri dan
lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja. Kinerja yang tinggi adalah
fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi dan peluang sumber
daya pendukung, sehingga kinerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Prestasi = f ( Motivasi x Kemampuan x Kesempatan )
Dalam suatu perusahaan seorang manajer bertugas meningkatkan
kinerja karyawannya dengan cara-cara yang mendorong karyawannya
untuk bekerja keras dalam pekerjaan mereka.Keberhasilan atau tidaknya
28
seorang manajer dalam memotivasi karyawannya dapat terlihat dengan
perilaku karyawannya dalam bekerja. Seseorang sangat termotivasi akan
bekerja keras melakukan pekerjaan sesuai dengan target yang
diharapkan, seseorang yang tidak termotivasi tidak mau melakukan
pekerjaannya sesuai dengan target yang diharapkan bahkan melakukan
pekerjaannya dengan ala kadarnya. Untuk meningkatkan kinerja
karyawannya seorang manajer melakukan motivasi dengan cara antara
lain dengan memberikan penghargaan, kompensasi, tunjangan dan bonus
kepada karyawan.
Kemampuan adalah hal yang melekat dalam diri seseorang dan
merupakan bawaan sejak lahir serta diwujudkan dalam tindakannya
dalam bekerja, sedangkan Motivasi adalah aspek yang sangat penting
untuk menggerakkan kreativitas dan kemampuan seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan, serta selalu bersemangat dalam menjalankan
pekerjaan tersebut. Sedangkan Kesempatan diperlukan untuk
mengeksplor Kemampuan dan Motivasi yang diterima sebagai
perwujudah hasil yang menjadikan kinerja seseorang dapat terlihat baik
atau tidak.Perwujudan kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu
dorongan untuk memunculkan kemauan dan semangat kerja, yaitu
dengan motivasi. Motivasi berfungsi untuk merangsang kemampuan
karyawan maka akan tercipta hasil kinerja maksimal pula.
Melihat kaitan antara motivasi dan prestasi kerja karyawan,
Ravianto (1992:19) menjelaskan hubungan atau pengaruh motivasi
29
dengan prestasi kerja adalah Prestasi akan medekati tingkat 80%-90%
jika mendapat motivasi kerja yang tinggi dan yang 10%-20% tergantung
pada kemampuan.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Menurut Teori Gellerman dikutip oleh Martharia (1999) menyatakan
bahwa faktor-faktor motivasi kerja yang paling kuat adalah terpenuhinya
kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup yaitu makan, minum, tempat
tinggal, dan sejenisnya. Kemudian kebutuhannya meningkat yaitu keinginan
mendapatkan keamanan hidup.Dalam taraf yang lebih maju, bila rasa aman
telah terpenuhi mereka mendambakan barang mewah, status, dan kemudian
prestasi.
Ravianto (1992:19) menjelaskan prestasi akan medekati tingkat 80%-
90% jika mendapat motivasi kerja yang tinggi dan yang 10%-20% tergantung
pada kemampuan. Berdasarkan kerangka teoritis, selanjutnya dapat disusun
kerangka konseptual, sebagaimana ditunjukkan pada bagan dibawah ini:
30
Gambar 2.2 Kerangka Pikir.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2003:68) hipotesis adalah pernyataan sementara
yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah dan
penelitian terdahulu yang ada, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Diduga bahwa motivasi yang terdiri dari dorongan kebutuhan fisiologi,
dorongan kebutuhan Keamanan dandorongan kebutuhan Sosial
berpengaruhsecara parsial terhadap prestasi.
2. Diduga Dorongan kebutuhan fisiologis adalah yang paling berpengaruh
terhadap prestasi kerja.
PRESTASI (Y)
1. Kualitas kerja 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu
Dorongan Kebutuhan
Fisiologis(X1)
1. Dorongan kebutuhan sandang 2. Dorongan kebutuhan pangan 3. Dorongan kebutuhan papan
Dorongan Kebutuhan
Keamanan(X2)
1. Dorongan untuk memenuhi jaminan kesehatan kerja.
2. Doronganuntuk memenuhi kebutuhan hari tua.
Dorongan Kebutuhan Sosial
(X3)
1. Dorongan untuk diterima menjadi bagian kelompok
2. Dorongan untuk diterima berinteraksi dengankaryawan lain.