4 bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulu pada

of 16 /16
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian yang dilakukan oleh (Unang Rio, Yansyah Saputra Wijaya, 2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Remote Access Jaringan Berbasis Client Server Untuk Pengkontrolan Praktikum Laboratorium”. Permasalahannya dilatarbelakangi karena terjadi kehilangan perangkat komputer pada salah satu ruang laboratorium kampus dan kehilangan informasi untuk mengetahui siapa pelakunya, keterbatasan pengawasan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya (asisten), penyebaran materi kuliah menggunakan media flash disk yang memakan waktu dalam pengcopyannya untuk masing-masing mahasiswa, penggunaan flash disk saat ujian untuk menukar jawaban ujian. Dari kasus tersebut, aplikasi remote access/desktop menjadi alternatif dalam manajemen pengawasan dan pengontrolan komputer yang terkoneksi dengan jaringan baik pengelolaan kegiatan praktikum, evaluasi penilaian kegiatan praktek sampai kegiatan maintenance, dengan pengembangan jaringan berbasis client dan server dimana client di ibaratkan sebagai peserta praktek dan server sebagai tutor (asisten praktikum). Remote access/desktop mengizinkan penggunanya untuk terkoneksi ke sebuah mesin jarak jauh seolah-olah mereka duduk di depan mesin yang bersangkutan. Dengan menggunakan teknik remote access/desktop ini, pengontrolan komputer mahasiswa dapat terwujud sehingga peran assisten labor dalam mengontrol penggunaan komputer oleh para mahasiswa menjadi lebih terjaga dan mudah. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Yoga Nurjaman , Dhami Djohar Dhamiri, Ate Susanto, 2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Remote Access Jaringan Berbasis Client Server”. Permasalahannya ialah penerapan jaringan komputer pada laboratorium jaringan komputer membutuhkan sistem manajemen jaringan, fungsi manajemen jaringan menggunakan sistem remote access sebagai aplikasi manajemen sebuah jaringan

Upload: khangminh22

Post on 07-Jan-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Unang Rio, Yansyah Saputra

Wijaya, 2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Remote

Access Jaringan Berbasis Client Server Untuk Pengkontrolan Praktikum

Laboratorium”. Permasalahannya dilatarbelakangi karena terjadi kehilangan

perangkat komputer pada salah satu ruang laboratorium kampus dan kehilangan

informasi untuk mengetahui siapa pelakunya, keterbatasan pengawasan yang

dimiliki oleh sumber daya manusianya (asisten), penyebaran materi kuliah

menggunakan media flash disk yang memakan waktu dalam pengcopyannya

untuk masing-masing mahasiswa, penggunaan flash disk saat ujian untuk menukar

jawaban ujian. Dari kasus tersebut, aplikasi remote access/desktop menjadi

alternatif dalam manajemen pengawasan dan pengontrolan komputer yang

terkoneksi dengan jaringan baik pengelolaan kegiatan praktikum, evaluasi

penilaian kegiatan praktek sampai kegiatan maintenance, dengan pengembangan

jaringan berbasis client dan server dimana client di ibaratkan sebagai peserta

praktek dan server sebagai tutor (asisten praktikum).

Remote access/desktop mengizinkan penggunanya untuk terkoneksi ke

sebuah mesin jarak jauh seolah-olah mereka duduk di depan mesin yang

bersangkutan. Dengan menggunakan teknik remote access/desktop ini,

pengontrolan komputer mahasiswa dapat terwujud sehingga peran assisten labor

dalam mengontrol penggunaan komputer oleh para mahasiswa menjadi lebih

terjaga dan mudah.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Yoga Nurjaman , Dhami Djohar

Dhamiri, Ate Susanto, 2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan

Aplikasi Remote Access Jaringan Berbasis Client Server”. Permasalahannya

ialah penerapan jaringan komputer pada laboratorium jaringan komputer

membutuhkan sistem manajemen jaringan, fungsi manajemen jaringan

menggunakan sistem remote access sebagai aplikasi manajemen sebuah jaringan

5

agar bisa memonitor dan mengontrol suatu jaringan dari lokasi tertentu pada

jaringan berbasis client server. Tujuannya adalah membuat aplikasi sistem remote

access untuk mengontrol beberapa client yang sedang aktif didalam jaringan dan

melengkapi fungsi manajemen jaringan komputer lokal. Rancangan jaringan

komputer lokal berbentuk client server dengan topologi star.

Perangkat lunak yang dikembangkan ini dapat membantu mempermudah

administrator jaringan melakukan pemantauan terhadap penggunaan komputer

dengan memanfaatkan jaringan. Manfaat jaringan komputer seperti resource

sharing, efektif dan efisien dan hingga menekan biaya operasional menjadi alasan

penting dalam munculnya teknologi jaringan oleh karena itu agar pemanfaatan

teknologi jaringan komputer bisa maksimal maka penting sekali menerapkan

sistem manajemen jaringan bagi seorang administrator pada jaringan lingkup

LAN atau lingkup jaringan besar agar setiap kesalahan dalam rekayasa sistem

jaringan bisa terhindari seminimal mungkin.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Fajar Gita Persada, Tri Daryanto, Ida

Nurhaida, 2010) dalam jurnal yang berjudul “Aplikasi Chatting Client Server

dan FTP Menggunakan Visual Basic 6.0”. Permasalahannya ialah kebutuhan

untuk memperoleh data dengan cepat dan mudah harus dipenuhi. Dengan

didukung oleh hadirnya teknologi internet yang telah menjadi bagian dari gaya

hidup masyarakat dunia, maka kebutuhan tersebut akan lebih mudah dipenuhi.

Oleh karena itu dibuatlah suatu program aplikasi chatting client server dengan

menggunakan FTP yang digunakan untuk mengunggah atau mengunduh file dari

dan ke server FTP. Program aplikasi ini dibuat dengan menggunakan program

Visual Basic 6.0, yakni dengan menggunakan komponen-komponen standar yang

terdapat pada pemograman VB 6.0. Kelebihan dari aplikasi ini adalah

kemampuan melakukan chatting client server dengan mengabungkan aplikasi

FTP yang dapat mengunggah file, foto dan video.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ndon Eko Satriyo Utomo, I Made

Yonatan Wijaya, 2010) dalam jurnal yang berjudul “ Implementasi Visual Basic

6 Untuk Pembuatan Aplikasi Remote Access Berbasis TCP/IP”.

Permasalahannya ialah dibalik kemudahan bertukar data pada suatu laboratorium

6

dimana terdapat banyak komputer yang saling terkoneksi antar komputer yang

satu dengan komputer yang lain, terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah

jaringan ini tidak dapat memelihara dirinya sendiri sehingga sangat merepotkan

seorang admin untuk mengawasi komputer yang satu dengan komputer yang lain.

Melihat permasalahan tersebut maka teknologi akan semakin bermanfaat untuk

dapat mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. Program tersebut dirancang untuk

seorang admin agar dapat memelihara dan mengawasi setiap kegiatan komputer

client di laboratorim tanpa harus mengecek satu per satu komputer client. Dengan

ini kegiatan belajar–mengajar bisa di lakukan lebih efektif dan efisien.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ramya Mohan, 2013) dalam jurnal

internasional yang berjudul “ Network Analysis and Remote Application

Control Software based on Client-Server Architecture”. Penelitian tersebut

menguraikan model komprehensif untuk meningkatkan sistem efisiensi,

kestabilan bandwidth jaringan, memonitor paket yang keluar-masuk, memastikan

keamanan file rahasia dan mengurangi pemborosan daya. Model ini

menggambarkan penggunaan dan aplikasi potensial dari Network Analysis Tool

(NAT) dalam pengaturan multi-komputer. Model tersebut dirancang untuk

bekerja dengan sistem backdoor dan tidak menghambat saat menjalankan aplikasi

dengan menggunakan sedikit daya sistem.

Aplikasi ini dikembangkan sebagai perangkat lunak menggunakan

VB.Net, Aplikasi ini sepenuhnya dapat dikustomisasi dan berfungsi sebagai

alternatif sederhana dan open source. NAT bergantung pada arsitektur client-

server yang sederhana dan menggunakan remote access untuk memantau dan

memelihara jaringan komputer, sebagai contoh, mematikan komputer dalam

waktu tertentu, mengaktifkan dan menonaktifkan aplikasi, dan sebagainya.

Berdasarkan dari referensi jurnal penelitian terdahulu dengan yang akan

saya buat ini untuk menjadi acuan laporan akhir penulis diantaranya perancangan

dan implementasi jaringan lokal dengan sistem kerja backdoor menggunakan

Microsoft Visual Basic 6.0 berbasis Client-Server. Persamaannya sama-sama

merancang aplikasi remote access jaringan berbasis client-server. Perbedaannya

7

dengan penelitian terdahulu ialah aplikasi ini menggunakan Visual Basic 6.0 serta

fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi, sedangkan penelitian terdahulu ada yang

menggunakan VB.Net dan beberapa tambahan program seperti FTP dan NAT

dengan perbedaan beberapa fitur yang sesuai dengan kebutuhan.

2.2 Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat diartikan sebagai interkoneksi dari beberapa

komputer. Komputer-komputer ini dapat dihubungkan secara bersama-sama untuk

kepentingan yang berbeda dan menggunakan berbagai jenis kabel yang terpisah.

Sehingga mengarah ke pengurangan pemakaian waktu dan meningkatnya

produktifitas. (Pavani, Chandrika, Krishna,Vol.1, 2012)

Menurut Forouzan (2008, p7) Jaringan adalah seperangkat devices

(biasanya disebut sebagai nodes) yang dihubungkan melalui communication links.

Pada dasarnya tujuan daripada pembuatan jaringan adalah untuk:

1. Dapat menghemat hardware seperti berbagi pemakaian printer dan CPU.

2. Melakukan komunikasi, contohnya surat elektronik, instant messaging,

chatting.

3. Mendapatkan akses informasi dengan cepat, contohnya web browsing.

4. Melakukan sharing data.

Secara sederhana Jaringan Komputer mempunyai gambaran seperti berikut

ini. Dua buah komputer atau lebih yang masing-masing memiliki kartu jaringan

(NIC=Network Interface Card), kemudian dihubungkan dengan menggunakan

kabel atau nirkabel sebagai media transmisi data. Dalam jaringan tersebut terdapat

sebuah perangkat lunak (software) sistem operasi jaringan yang dapat

menghubungkan komputer-komputer tersebut. Rangkaian sederhana seperti di

atas sudah bisa dikatakan sebagai sebuah jaringan komputer, tentunya sebuah

jaringan komputer yang sederhana. Setiap komputer atau perangkat jaringan yang

terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat

memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. Apabila ingin membuat 8

jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan

tambahan seperti Hub, Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan

interkoneksinya.

8

Dengan adanya jaringan komputer ini banyak keuntungan yang akan kita

dapatkan, contohnya pertukaran data antar komputer atau perangkat dalam sebuah

jaringan, sharing perangkat, sharing program, dan lain sebagainya. Selain

beberapa contoh di atas tentu masih banyak lagi kegunaan dari sebuah jaringan

komputer.

2.3 Kelompok Jaringan Komputer

Menurut Sofana (2013:4) ”jaringan komputer terbagi beberapa jenis

jaringan, yang memisahkan berdasarkan area atau skala dan terbagi menjadi tiga

bagian”. yaitu:

2.3.1 Local Area Network (LAN)

Local area network adalah jaringan lokal yang di buat pada area terbatas.

Misalkan dalam satu gedung atau satu ruangan. Kadangkala jaringan lokal di

sebut juga jaringan personal atau privat. LAN bisa di gunakan pada skala kecil

yang menggunakan resource secara bersama, seperti penggunaan printer bersama,

penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan sebagainya.

2.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan area network menggunakan metode yang sama dengan LAN

namum daerah cangkupnya lebih luas. Daerah cangkupan MAN bisa satu RW,

beberapa kantor yang berada dalam satu komplek yang sama, satu/beberapa desa,

satu/beberapa kota. Dapat dikatankan MAN pengembangan dari LAN.

2.3.3 Wide Area Network (WAN)

Wide area network cakupnya lebih luas dari pada MAN. Cangkupan MAN

meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan satu dunia, metode yang

digunakan WAN sama seperti yang di gunakan LAN dan MAN. Umumnya WAN

di hubungkan dengan jaringan telepon digital. Namun media transmisi lain pun

dapat digunakan.

9

2.4 Terminologi Tipe Jaringan

Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai

client dan ada juga yang berfungsi menjadi server. Tetapi ada jaringan tertentu

yang memiliki komputer khusus yang bertugas sebagai server sedangkan

komputer yang lain sebagai client.

Sofana ( 2012:110) membagi Jaringan komputer dibagi menjadi dua jenis

jaringan komputer, yaitu:

1. Peer to Peer

Peer to Peer adalah jenis jaringan komputer dimana setiap komputer bisa

menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan

memberikan akses dari atau ke komputer lain. Peer to peer banyak

diimplementasikan pada LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada

MAN, WAN, atau Internet namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya

adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit mengawasi security pada

jaringan peer to peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak.

Gambar 2.1 Ilustrasi Peer To Peer

2. Client Server

Pada jaringan tipe ini terdapat sebuah PC server yang berfungsi untuk

mengatur dan membagikan informasi setiap PC client yang terhubung dengannya.

Server (pelayanan) menyediakan sarana untuk client mengambil data, sharing

perangkat keras dan konfigurasi security atau keamanan pada suatu jaringan.

10

Gambar 2.2 Ilustrasi Client/Server

2.5 Protokol Jaringan

Menurut Steinke (2003, h.3) protokol adalah seperangkat aturan untuk

komunikasi antara komputer agar dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

Seperti halnya dua orang yang berbeda budaya, maka untuk berkomunikasi

diperlukan penerjemah (interpreter) atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah

pihak. Oleh karena itu, badan khusus yang menangani masalah standarisasi ISO

(International Standardization Organization) membuat aturan baku yang disebut

dengan model referensi OSI (Open System Interconnection).

2.5.1 OSI Reference Model

Menurut Castelli (2003,h. 45) OSI Reference Model adalah model

konseptual yang terdiri dari tujuh lapisan, masing-masing menetapkan fungsi

jaringan tertentu. OSI Reference Model menerangkan bagaimana setiap lapisan

harus melakukan, tidak menentukan layanan yang tepat dan protokol yang akan

digunakan dalam setiap lapisan.

Menurut Dean (2010, h. 45) pada awal 1980-an ISO mulai mengerjakan satu

kumpulan spesifikasi universal yang dapat memungkinkan platform komputer di

seluruh dunia untuk berkomunikasi secara terbuka. Hasilnya adalah model yang

membantu untuk memahami dan mengembangkan komunikasi komputer-ke-

11

komputer melalui jaringan. Model ini, yang disebut model OSI (Open System

Interconnection), membagi komunikasi jaringan menjadi tujuh lapisan. Ketujuh

lapisan dari model OSI dimulai dari lapisan7 sampai lapisan1 adalah:

a. ApplicationLayer (layer7 )

b. PresentationLayer (layer6)

c. Session Layer (layer 5)

d. Transport Layer (layer4)

e. Network Layer (layer 3)

f. Data Link Layer (layer2)

g. Physical Layer (layer 1)

Ketujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua

kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas dari model OSI, yang

terdiri dari Application Layer, Presentation Layer, Session Layer,

TransportLayer, pada umumnya di implementasikan pada perangkat lunak.

Keduanya, pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi proses dengan

perangkat lunak aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi.

Lapisan bawah dari model OSI, yang terdiri dari Network Layer, Data Link

Layer, Physical Layer, mengendalikan persoalan pengiriman data. Lapisan bawah

tersebut diimplementasikan dengan baik ke dalam perangkat keras dan perangkat

lunak.

12

Gambar 2.3 Seven OSI Layer

Tabel 2.1 menjelaskan tentang ketujuh fungsi dan protokol yang digunakan dalam

masing-masing lapisan model OSI.

Tabel 2.1 OSI Layer

LAYER FUNGSI CONTOH

Application Menunjang aplikasi untuk berkomunikasi

melalui jaringan.

SMPT

Presentation Memformat data sehingga dapat dikenali oleh

penerima.

JPG, GIF,

HTTPS, SSL,

TLS

Session Membentuk koneksi, kemudian memutuskannya

ketika seluruh data telah terkirim.

NetBIOS,

PPTP

Transport Mengatur flow control, acknowledgment dan

mengirim ulang data jika diperlukan.

TCP, UDP

Network Menambah alamat jaringan pada paket. Router, Layer

3, Switch

Data Link Menambahkan MAC address pada paket. Switch

Physical Mengirimkan data melalui media transmisi. Hub, NIC,

13

kabel

2.5.2 TCP/IP

Menurut Kozierok (2005) Transmission Control Protocol / Internet

Protocol (TCP/IP) adalah seperangkat standar aturan komunikasi data yang

digunakan dalam proses transfer data antara komputer satu ke komputer lain di

dalam jaringan komputer. Protokol TCP/IP merupakan hasil pengembangan dari

ARPANET yang diusulkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Gambar 2.4 Protokol TCP/IP

Gambar 2.2 menjelaskan tentang protokol TCP/IP yang terbagi ke dalam 4

lapisan sebagai berikut :

1. Network access layer

Mendefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data

pada media fisik yang digunakan secara andal. Lapisan ini memberikan layanan

untuk mendeteksi koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.

2. Internet layer

Lapisan Internet bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan

dapat memilih jalur terbaik kepada tujuannya. Fungsi utama dalam lapisan ini

adalah addressing dan routing.

14

3. Transport layer

Lapisan Transport menyediakan cara untuk melakukan pengiriman data

antara host sumber dan tujuan. Ada dua macam protokol yang bekerja pada

lapisan ini, yaitu Transport Layer Protocol dan User Datagram Protocol.

a. Transport Layer Protocol (TCP) adalah protokol yang menyediakan

layanan connection-oriented atau handal, yang menjamin data sampai dalam

keadaan bebas kesalahan, dengan urutan yang benar, dan tanpa duplikasi,

dengan menggunakan:

1. Acknowledgement (ack): Jika data sudah tiba pada suatu alamat

tujuan, maka komputer tujuan akan memberitahu (ack) bahwa data

telah tiba.

2. Sequence Number: Penomoran yang diberikan kepada setiap paket

data yang dikirimkan, sehingga bisa diketahui data mana yang tidak

sampai ke tujuan.

3. Windowing: Ukuran window yang mempengaruhi berapa besar paket

data yang bisa dikirimkan dalam satu kali pengiriman paket sebelum

menerima acknowledgement.

b. User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol pada transportlayer yang

menyediakan layanan connectionless atau tidak handal.

4. Application layer

Application layer menangani representasi, encoding serta kontrol dialog.

Model TCP/IP menggabungkan semua masalah yang berhubungan dengan

aplikasi ke dalam satu lapisan, yaitu application layer.

Menurut Winarno (2013:62), “Jaringan komputer intinya komunikasi antar

komputer. Yang namanya komunikasi tentu membutuhkan bahasa yang sama,

yang bisa dimengerti oleh kedua belah pihak. Bahasa yang dipakai di jaringan

komputer adalah bahasa TCP/IP. TCP/IP ini digunakan di semua jaringan, baik

jaringan lokal ataupun internet”.

Menurut Winarno (2013:63), “IP address adalah singkatan dari Internet

Protocol Address. IP address adalah identitas numerik yang diberikan kepada

15

suatu alat seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan

komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi”.

IP Address sendiri memakai sistem bilangan 32 bit. Sebuah IP address

dibagi menjadi 5 kelas, yakni A, B, C, D, dan E. Yang membedakan tiap-tiap

kelas tersebut adalah ukuran dan jumlahnya. IP kelas A dipakai oleh jaringan

kecil yang memiliki anggota yang sedikit. Lalu berturut-turut B dan C. Adapun D

dan E adalah alamat IP untuk keperluan eksperimental.

Pembagian kelas IP address di atas didasarkan pada dua hal, yakni network

ID dan host ID. Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan

lokasi jaringan komputer tersebut berada. Sementara host ID menunjukkan

seluruh host TCP/IP yang lain dalam jaringan tersebut.

Tabel 2.2 Kelas IP

Class Range Alamat Bit Awal Panjang

ID

Jumlah

Jaringan

Jumlah

Host

A 1-126.x.y.z 0 8 126 16,777,214

B 128-191.x.y.z 10 16 16,384 65,534

C 192-223.x.y.z 110 24 2,097,152 254

2.5.3 Subnetting

Menurut Nugroho (2016:2) subnetting artinya “proses dalam membagi

wilayah jaringan besar menjadi beberapa wilayah jaringan kecil. Seperti pada kata

“sub-net” artinya adalah bagian kecil (sub) dari sebuah network (alamat

network)”. Dalam membagi wilayah jaringan menjadi beberapa wilayah jaringan

kecil, cara yang dilakukan adalah dengan mengubah-ubah parameter pada nilai

subnet mask yang digunakan. Jadi kata kunci dalam proses subnetting adalah pada

penggunaan nilai subnet mask.

Tujuan dari adanya proses subnetting adalah untuk memperbanyak jumlah

wilayah jaringan (network). Konsep subnetting banyak digunakan oleh para

16

penyedia jasa internet (ISP). Bisnis utama yang dikerjakan oleh ISP (Internet

Service Provider) selain menyediakan saluran agar pelanggan bisa terkoneksi ke

jaringan internet, tentu saja alamat IP public yang digunakan oleh pelanggan. ISP

akan membagi blok wilayah jaringan dengan kapasitas alamat IP untuk perangkat

(komputer) dengan jumlah besar, beberapa blok alamat network dengan jumlah

alamat IP pada RHA (Ranged Host Address) yang lebih kecil.

2.6 Backdoor

Backdoor atau "pintu belakang", dalam keamanan sistem komputer,

merujuk kepada mekanisme yang dapat digunakan untuk mengakses sistem,

aplikasi, atau jaringan, selain dari mekanisme yang umum digunakan (melalui

proses log on atau proses autentikasi lainnya). Disebut juga sebagai back door.

Backdoor pada awalnya dibuat oleh para programer komputer sebagai

mekanisme yang mengizinkan mereka untuk memperoleh akses khusus ke dalam

program mereka, seringnya digunakan untuk membenarkan dan memperbaiki

kode di dalam program yang mereka buat ketika sebuah crash akibat bug terjadi.

Salah satu contoh dari pernyataan ini adalah ketika Kenneth Thompson (salah

seorang pemrogram sistem operasi UNIX membuat sebuah program proses login

pada tahun 1983 ketika memperoleh Turing Award), selain program login umum

digunakan dalam sistem operasi UNIX dengan menggunakan bahasa

pemrograman C, sehingga ia dapat mengakses sistem UNIX yang berjalan di

dalam jaringan internal Bell Labs. Backdoor yang ia ciptakan itu melindungi

dirinya dari pendeteksian dan pembuangan dari sistem, meskipun pengguna

berhasil menemukannya, karena memang backdoor ini membuat dirinya sendiri

kembali (melakukan rekompilasi sendiri).

Beberapa pengembang perangkat lunak menambahkan backdoor ke dalam

program buatannya untuk tujuan merusak (atau tujuan yang mencurigakan).

Sebagai contoh, sebuah backdoor dapat dimasukkan ke dalam kode di dalam

sebuah situs belanja online (e-commerce) untuk mengizinkan pengembang

tersebut memperoleh informasi mengenai transaksi yang terjadi antara pembeli

dan penjual, termasuk di antaranya adalah kartu kredit, dalam hal ini biasanya

17

disisipkan kedalam shell code sehingga pemilik shell bisa leluasa mendapatka info

apapun tentang host.

Istilah backdoor sekarang digunakan oleh hacker untuk merujuk kepada

mekanisme yang mengizinkan seorang peretas sistem dapat mengakses kembali

sebuah sistem yang telah diserang sebelumnya tanpa harus mengulangi proses

eksploitasi terhadap sistem atau jaringan tersebut, seperti yang ia lakukan pertama

kali. Umumnya, setelah sebuah jaringan telah diserang dengan menggunakan

exploit (terhadap sebuah kerawanan/vulnerability), seorang penyerang akan

menutupi semua jejaknya di dalam sistem yang bersangkutan dengan

memodifikasi berkas catatan sistem (log) atau menghapusnya, dan kemudian

menginstalasikan sebuah backdoor (Shell code) yang berupa sebuah perangkat

lunak khusus atau menambahkan sebuah akun pengguna yang memiliki hak akses

sebagai administrator jaringan atau administrator sistem tersebut. Jika kemudian

pemilik jaringan atau sistem tersebut menyadari bahwa sistemnya telah diserang,

dan kemudian menutup semua kerawanan yang diketahui dalam sistemnya (tapi

tidak mendeteksi adanya backdoor yang terinstalasi), penyerang yang sebelumnya

masih akan dapat mengakses sistem yang bersangkutan, tanpa ketahuan oleh

pemilik jaringan, apalagi setelah dirinya mendaftarkan diri sebagai pengguna yang

sah di dalam sistem atau jaringan tersebut. Dengan memiliki hak sebagai

administrator jaringan, ia pun dapat melakukan hal yang dapat merusak sistem

atau menghilangkan data. Dalam kasus seperti di atas, cara yang umum digunakan

adalah dengan melakukan instalasi ulang terhadap sistem atau jaringan, atau

dengan melakukan restorasi dari cadangan/backup yang masih bersih dari

backdoor.

Ada beberapa perangkat yang dapat digunakan untuk menginstalasikan

backdoor, seperti halnya beberapa Trojan horse, tetapi yang populer adalah

Netcat, yang dapat digunakan di dalam sistem operasi Windows ataupun UNIX.

2.7 Socket Programming

Socket programming merupakan pemrograman ke arah protokol jaringan.

Dalam pemrograman socket ini ada banyak protocol jaringan yang dapat

18

diimplementasikan seperti UDC, HTTP, TCP, serta UDP. Ilustrasi dari socket

programming dapat dicontohkan seperti dua orang yang berkomunikasi dengan

telepon. Konsep telepon di mana penerima dan penghubung akan melakukan

komunikasi dua arah, ketika keduanya dapat terhubung. Yang menariknya konsep

ini menggunakan nomor ekstension. Sehingga ketika penghubung menelpon

nomor telepon yang dituju, ada nomor ekstensi yang harus ditekan, contohnya 114

untuk layanan keuangan dan 115 untuk layanan komunikasi.

Untuk pendefinisian istilah-istilah dalam socket programming dapat dirinci

sebagai berikut :

1. Server merupakan proses yang menjawab permintaan dari banyak client

secara serempak. Jadi jika diilustrasikan, server ini merupakan customer

service yang menerima telepon dari banyak client.

2. Client merupakan proses yang memulai suatu koneksi untuk melakukan

hubungan komunikasi dengan server. Secara umum, akan ada banyak

client yang mengadakan koneksi dengan suatu server dalam waktu yang

sama. Jika diilustrasikan maka client merupakan orang yang menelpon

customer service.

3. IP Addres merupakan alamat IP yang berbeda yang dimiliki oleh masing-

masing komputer untuk dapat berkomunikasi dalam suatu jaringan. Jika

diilustrasikan dalam socket programming maka alamat IP merupakan

nomor telepon dari suatu instansi yang besar yang memiliki banyak

layanan.

4. Port Number merupakan nomor yang digunakan sebagai identifikasi atau

layanan dari client yang ingin melakukan komunikasi. Jika bicara

mengenai socket programming maka port number merupakan nomor

ekstensi dari suatu nomor telepon. Sehingga ketika client ingin melakukan

pembicaraan dengan server, client harus mengetahui IP address dan port

untuk berkomunikasi. (Masya, Fajar., dan Fiade Andrew. 2015).

19

2.8 Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2010,p14), Rekayasa Perangkat Lunak adalah

pembuatan dan penggunaan prinsip-prinsip keahlian teknik untuk mendapatkan

perangkat lunak yang ekonomis yang handal dan bekerja secara efisien pada

mesin yang sesungguhnya. Rekayasa Perangkat Lunak mendirikan suatu pondasi

untuk proses perangkat lunak yang lengkap dengan mengidentifikasi sejumlah

aktifitas kerangka kerja yang berlaku untuk semua proyek perangkat lunak,

terlepas dari hal ukuran dan kompleksitas.