4 bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulu pada
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Unang Rio, Yansyah Saputra
Wijaya, 2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Remote
Access Jaringan Berbasis Client Server Untuk Pengkontrolan Praktikum
Laboratorium”. Permasalahannya dilatarbelakangi karena terjadi kehilangan
perangkat komputer pada salah satu ruang laboratorium kampus dan kehilangan
informasi untuk mengetahui siapa pelakunya, keterbatasan pengawasan yang
dimiliki oleh sumber daya manusianya (asisten), penyebaran materi kuliah
menggunakan media flash disk yang memakan waktu dalam pengcopyannya
untuk masing-masing mahasiswa, penggunaan flash disk saat ujian untuk menukar
jawaban ujian. Dari kasus tersebut, aplikasi remote access/desktop menjadi
alternatif dalam manajemen pengawasan dan pengontrolan komputer yang
terkoneksi dengan jaringan baik pengelolaan kegiatan praktikum, evaluasi
penilaian kegiatan praktek sampai kegiatan maintenance, dengan pengembangan
jaringan berbasis client dan server dimana client di ibaratkan sebagai peserta
praktek dan server sebagai tutor (asisten praktikum).
Remote access/desktop mengizinkan penggunanya untuk terkoneksi ke
sebuah mesin jarak jauh seolah-olah mereka duduk di depan mesin yang
bersangkutan. Dengan menggunakan teknik remote access/desktop ini,
pengontrolan komputer mahasiswa dapat terwujud sehingga peran assisten labor
dalam mengontrol penggunaan komputer oleh para mahasiswa menjadi lebih
terjaga dan mudah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Yoga Nurjaman , Dhami Djohar
Dhamiri, Ate Susanto, 2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan
Aplikasi Remote Access Jaringan Berbasis Client Server”. Permasalahannya
ialah penerapan jaringan komputer pada laboratorium jaringan komputer
membutuhkan sistem manajemen jaringan, fungsi manajemen jaringan
menggunakan sistem remote access sebagai aplikasi manajemen sebuah jaringan
5
agar bisa memonitor dan mengontrol suatu jaringan dari lokasi tertentu pada
jaringan berbasis client server. Tujuannya adalah membuat aplikasi sistem remote
access untuk mengontrol beberapa client yang sedang aktif didalam jaringan dan
melengkapi fungsi manajemen jaringan komputer lokal. Rancangan jaringan
komputer lokal berbentuk client server dengan topologi star.
Perangkat lunak yang dikembangkan ini dapat membantu mempermudah
administrator jaringan melakukan pemantauan terhadap penggunaan komputer
dengan memanfaatkan jaringan. Manfaat jaringan komputer seperti resource
sharing, efektif dan efisien dan hingga menekan biaya operasional menjadi alasan
penting dalam munculnya teknologi jaringan oleh karena itu agar pemanfaatan
teknologi jaringan komputer bisa maksimal maka penting sekali menerapkan
sistem manajemen jaringan bagi seorang administrator pada jaringan lingkup
LAN atau lingkup jaringan besar agar setiap kesalahan dalam rekayasa sistem
jaringan bisa terhindari seminimal mungkin.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Fajar Gita Persada, Tri Daryanto, Ida
Nurhaida, 2010) dalam jurnal yang berjudul “Aplikasi Chatting Client Server
dan FTP Menggunakan Visual Basic 6.0”. Permasalahannya ialah kebutuhan
untuk memperoleh data dengan cepat dan mudah harus dipenuhi. Dengan
didukung oleh hadirnya teknologi internet yang telah menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat dunia, maka kebutuhan tersebut akan lebih mudah dipenuhi.
Oleh karena itu dibuatlah suatu program aplikasi chatting client server dengan
menggunakan FTP yang digunakan untuk mengunggah atau mengunduh file dari
dan ke server FTP. Program aplikasi ini dibuat dengan menggunakan program
Visual Basic 6.0, yakni dengan menggunakan komponen-komponen standar yang
terdapat pada pemograman VB 6.0. Kelebihan dari aplikasi ini adalah
kemampuan melakukan chatting client server dengan mengabungkan aplikasi
FTP yang dapat mengunggah file, foto dan video.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ndon Eko Satriyo Utomo, I Made
Yonatan Wijaya, 2010) dalam jurnal yang berjudul “ Implementasi Visual Basic
6 Untuk Pembuatan Aplikasi Remote Access Berbasis TCP/IP”.
Permasalahannya ialah dibalik kemudahan bertukar data pada suatu laboratorium
6
dimana terdapat banyak komputer yang saling terkoneksi antar komputer yang
satu dengan komputer yang lain, terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah
jaringan ini tidak dapat memelihara dirinya sendiri sehingga sangat merepotkan
seorang admin untuk mengawasi komputer yang satu dengan komputer yang lain.
Melihat permasalahan tersebut maka teknologi akan semakin bermanfaat untuk
dapat mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. Program tersebut dirancang untuk
seorang admin agar dapat memelihara dan mengawasi setiap kegiatan komputer
client di laboratorim tanpa harus mengecek satu per satu komputer client. Dengan
ini kegiatan belajar–mengajar bisa di lakukan lebih efektif dan efisien.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ramya Mohan, 2013) dalam jurnal
internasional yang berjudul “ Network Analysis and Remote Application
Control Software based on Client-Server Architecture”. Penelitian tersebut
menguraikan model komprehensif untuk meningkatkan sistem efisiensi,
kestabilan bandwidth jaringan, memonitor paket yang keluar-masuk, memastikan
keamanan file rahasia dan mengurangi pemborosan daya. Model ini
menggambarkan penggunaan dan aplikasi potensial dari Network Analysis Tool
(NAT) dalam pengaturan multi-komputer. Model tersebut dirancang untuk
bekerja dengan sistem backdoor dan tidak menghambat saat menjalankan aplikasi
dengan menggunakan sedikit daya sistem.
Aplikasi ini dikembangkan sebagai perangkat lunak menggunakan
VB.Net, Aplikasi ini sepenuhnya dapat dikustomisasi dan berfungsi sebagai
alternatif sederhana dan open source. NAT bergantung pada arsitektur client-
server yang sederhana dan menggunakan remote access untuk memantau dan
memelihara jaringan komputer, sebagai contoh, mematikan komputer dalam
waktu tertentu, mengaktifkan dan menonaktifkan aplikasi, dan sebagainya.
Berdasarkan dari referensi jurnal penelitian terdahulu dengan yang akan
saya buat ini untuk menjadi acuan laporan akhir penulis diantaranya perancangan
dan implementasi jaringan lokal dengan sistem kerja backdoor menggunakan
Microsoft Visual Basic 6.0 berbasis Client-Server. Persamaannya sama-sama
merancang aplikasi remote access jaringan berbasis client-server. Perbedaannya
7
dengan penelitian terdahulu ialah aplikasi ini menggunakan Visual Basic 6.0 serta
fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi, sedangkan penelitian terdahulu ada yang
menggunakan VB.Net dan beberapa tambahan program seperti FTP dan NAT
dengan perbedaan beberapa fitur yang sesuai dengan kebutuhan.
2.2 Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat diartikan sebagai interkoneksi dari beberapa
komputer. Komputer-komputer ini dapat dihubungkan secara bersama-sama untuk
kepentingan yang berbeda dan menggunakan berbagai jenis kabel yang terpisah.
Sehingga mengarah ke pengurangan pemakaian waktu dan meningkatnya
produktifitas. (Pavani, Chandrika, Krishna,Vol.1, 2012)
Menurut Forouzan (2008, p7) Jaringan adalah seperangkat devices
(biasanya disebut sebagai nodes) yang dihubungkan melalui communication links.
Pada dasarnya tujuan daripada pembuatan jaringan adalah untuk:
1. Dapat menghemat hardware seperti berbagi pemakaian printer dan CPU.
2. Melakukan komunikasi, contohnya surat elektronik, instant messaging,
chatting.
3. Mendapatkan akses informasi dengan cepat, contohnya web browsing.
4. Melakukan sharing data.
Secara sederhana Jaringan Komputer mempunyai gambaran seperti berikut
ini. Dua buah komputer atau lebih yang masing-masing memiliki kartu jaringan
(NIC=Network Interface Card), kemudian dihubungkan dengan menggunakan
kabel atau nirkabel sebagai media transmisi data. Dalam jaringan tersebut terdapat
sebuah perangkat lunak (software) sistem operasi jaringan yang dapat
menghubungkan komputer-komputer tersebut. Rangkaian sederhana seperti di
atas sudah bisa dikatakan sebagai sebuah jaringan komputer, tentunya sebuah
jaringan komputer yang sederhana. Setiap komputer atau perangkat jaringan yang
terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat
memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. Apabila ingin membuat 8
jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan
tambahan seperti Hub, Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan
interkoneksinya.
8
Dengan adanya jaringan komputer ini banyak keuntungan yang akan kita
dapatkan, contohnya pertukaran data antar komputer atau perangkat dalam sebuah
jaringan, sharing perangkat, sharing program, dan lain sebagainya. Selain
beberapa contoh di atas tentu masih banyak lagi kegunaan dari sebuah jaringan
komputer.
2.3 Kelompok Jaringan Komputer
Menurut Sofana (2013:4) ”jaringan komputer terbagi beberapa jenis
jaringan, yang memisahkan berdasarkan area atau skala dan terbagi menjadi tiga
bagian”. yaitu:
2.3.1 Local Area Network (LAN)
Local area network adalah jaringan lokal yang di buat pada area terbatas.
Misalkan dalam satu gedung atau satu ruangan. Kadangkala jaringan lokal di
sebut juga jaringan personal atau privat. LAN bisa di gunakan pada skala kecil
yang menggunakan resource secara bersama, seperti penggunaan printer bersama,
penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan sebagainya.
2.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan area network menggunakan metode yang sama dengan LAN
namum daerah cangkupnya lebih luas. Daerah cangkupan MAN bisa satu RW,
beberapa kantor yang berada dalam satu komplek yang sama, satu/beberapa desa,
satu/beberapa kota. Dapat dikatankan MAN pengembangan dari LAN.
2.3.3 Wide Area Network (WAN)
Wide area network cakupnya lebih luas dari pada MAN. Cangkupan MAN
meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan satu dunia, metode yang
digunakan WAN sama seperti yang di gunakan LAN dan MAN. Umumnya WAN
di hubungkan dengan jaringan telepon digital. Namun media transmisi lain pun
dapat digunakan.
9
2.4 Terminologi Tipe Jaringan
Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai
client dan ada juga yang berfungsi menjadi server. Tetapi ada jaringan tertentu
yang memiliki komputer khusus yang bertugas sebagai server sedangkan
komputer yang lain sebagai client.
Sofana ( 2012:110) membagi Jaringan komputer dibagi menjadi dua jenis
jaringan komputer, yaitu:
1. Peer to Peer
Peer to Peer adalah jenis jaringan komputer dimana setiap komputer bisa
menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan
memberikan akses dari atau ke komputer lain. Peer to peer banyak
diimplementasikan pada LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada
MAN, WAN, atau Internet namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya
adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit mengawasi security pada
jaringan peer to peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak.
Gambar 2.1 Ilustrasi Peer To Peer
2. Client Server
Pada jaringan tipe ini terdapat sebuah PC server yang berfungsi untuk
mengatur dan membagikan informasi setiap PC client yang terhubung dengannya.
Server (pelayanan) menyediakan sarana untuk client mengambil data, sharing
perangkat keras dan konfigurasi security atau keamanan pada suatu jaringan.
10
Gambar 2.2 Ilustrasi Client/Server
2.5 Protokol Jaringan
Menurut Steinke (2003, h.3) protokol adalah seperangkat aturan untuk
komunikasi antara komputer agar dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
Seperti halnya dua orang yang berbeda budaya, maka untuk berkomunikasi
diperlukan penerjemah (interpreter) atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah
pihak. Oleh karena itu, badan khusus yang menangani masalah standarisasi ISO
(International Standardization Organization) membuat aturan baku yang disebut
dengan model referensi OSI (Open System Interconnection).
2.5.1 OSI Reference Model
Menurut Castelli (2003,h. 45) OSI Reference Model adalah model
konseptual yang terdiri dari tujuh lapisan, masing-masing menetapkan fungsi
jaringan tertentu. OSI Reference Model menerangkan bagaimana setiap lapisan
harus melakukan, tidak menentukan layanan yang tepat dan protokol yang akan
digunakan dalam setiap lapisan.
Menurut Dean (2010, h. 45) pada awal 1980-an ISO mulai mengerjakan satu
kumpulan spesifikasi universal yang dapat memungkinkan platform komputer di
seluruh dunia untuk berkomunikasi secara terbuka. Hasilnya adalah model yang
membantu untuk memahami dan mengembangkan komunikasi komputer-ke-
11
komputer melalui jaringan. Model ini, yang disebut model OSI (Open System
Interconnection), membagi komunikasi jaringan menjadi tujuh lapisan. Ketujuh
lapisan dari model OSI dimulai dari lapisan7 sampai lapisan1 adalah:
a. ApplicationLayer (layer7 )
b. PresentationLayer (layer6)
c. Session Layer (layer 5)
d. Transport Layer (layer4)
e. Network Layer (layer 3)
f. Data Link Layer (layer2)
g. Physical Layer (layer 1)
Ketujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas dari model OSI, yang
terdiri dari Application Layer, Presentation Layer, Session Layer,
TransportLayer, pada umumnya di implementasikan pada perangkat lunak.
Keduanya, pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi proses dengan
perangkat lunak aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi.
Lapisan bawah dari model OSI, yang terdiri dari Network Layer, Data Link
Layer, Physical Layer, mengendalikan persoalan pengiriman data. Lapisan bawah
tersebut diimplementasikan dengan baik ke dalam perangkat keras dan perangkat
lunak.
12
Gambar 2.3 Seven OSI Layer
Tabel 2.1 menjelaskan tentang ketujuh fungsi dan protokol yang digunakan dalam
masing-masing lapisan model OSI.
Tabel 2.1 OSI Layer
LAYER FUNGSI CONTOH
Application Menunjang aplikasi untuk berkomunikasi
melalui jaringan.
SMPT
Presentation Memformat data sehingga dapat dikenali oleh
penerima.
JPG, GIF,
HTTPS, SSL,
TLS
Session Membentuk koneksi, kemudian memutuskannya
ketika seluruh data telah terkirim.
NetBIOS,
PPTP
Transport Mengatur flow control, acknowledgment dan
mengirim ulang data jika diperlukan.
TCP, UDP
Network Menambah alamat jaringan pada paket. Router, Layer
3, Switch
Data Link Menambahkan MAC address pada paket. Switch
Physical Mengirimkan data melalui media transmisi. Hub, NIC,
13
kabel
2.5.2 TCP/IP
Menurut Kozierok (2005) Transmission Control Protocol / Internet
Protocol (TCP/IP) adalah seperangkat standar aturan komunikasi data yang
digunakan dalam proses transfer data antara komputer satu ke komputer lain di
dalam jaringan komputer. Protokol TCP/IP merupakan hasil pengembangan dari
ARPANET yang diusulkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Gambar 2.4 Protokol TCP/IP
Gambar 2.2 menjelaskan tentang protokol TCP/IP yang terbagi ke dalam 4
lapisan sebagai berikut :
1. Network access layer
Mendefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data
pada media fisik yang digunakan secara andal. Lapisan ini memberikan layanan
untuk mendeteksi koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
2. Internet layer
Lapisan Internet bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan
dapat memilih jalur terbaik kepada tujuannya. Fungsi utama dalam lapisan ini
adalah addressing dan routing.
14
3. Transport layer
Lapisan Transport menyediakan cara untuk melakukan pengiriman data
antara host sumber dan tujuan. Ada dua macam protokol yang bekerja pada
lapisan ini, yaitu Transport Layer Protocol dan User Datagram Protocol.
a. Transport Layer Protocol (TCP) adalah protokol yang menyediakan
layanan connection-oriented atau handal, yang menjamin data sampai dalam
keadaan bebas kesalahan, dengan urutan yang benar, dan tanpa duplikasi,
dengan menggunakan:
1. Acknowledgement (ack): Jika data sudah tiba pada suatu alamat
tujuan, maka komputer tujuan akan memberitahu (ack) bahwa data
telah tiba.
2. Sequence Number: Penomoran yang diberikan kepada setiap paket
data yang dikirimkan, sehingga bisa diketahui data mana yang tidak
sampai ke tujuan.
3. Windowing: Ukuran window yang mempengaruhi berapa besar paket
data yang bisa dikirimkan dalam satu kali pengiriman paket sebelum
menerima acknowledgement.
b. User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol pada transportlayer yang
menyediakan layanan connectionless atau tidak handal.
4. Application layer
Application layer menangani representasi, encoding serta kontrol dialog.
Model TCP/IP menggabungkan semua masalah yang berhubungan dengan
aplikasi ke dalam satu lapisan, yaitu application layer.
Menurut Winarno (2013:62), “Jaringan komputer intinya komunikasi antar
komputer. Yang namanya komunikasi tentu membutuhkan bahasa yang sama,
yang bisa dimengerti oleh kedua belah pihak. Bahasa yang dipakai di jaringan
komputer adalah bahasa TCP/IP. TCP/IP ini digunakan di semua jaringan, baik
jaringan lokal ataupun internet”.
Menurut Winarno (2013:63), “IP address adalah singkatan dari Internet
Protocol Address. IP address adalah identitas numerik yang diberikan kepada
15
suatu alat seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan
komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi”.
IP Address sendiri memakai sistem bilangan 32 bit. Sebuah IP address
dibagi menjadi 5 kelas, yakni A, B, C, D, dan E. Yang membedakan tiap-tiap
kelas tersebut adalah ukuran dan jumlahnya. IP kelas A dipakai oleh jaringan
kecil yang memiliki anggota yang sedikit. Lalu berturut-turut B dan C. Adapun D
dan E adalah alamat IP untuk keperluan eksperimental.
Pembagian kelas IP address di atas didasarkan pada dua hal, yakni network
ID dan host ID. Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan
lokasi jaringan komputer tersebut berada. Sementara host ID menunjukkan
seluruh host TCP/IP yang lain dalam jaringan tersebut.
Tabel 2.2 Kelas IP
Class Range Alamat Bit Awal Panjang
ID
Jumlah
Jaringan
Jumlah
Host
A 1-126.x.y.z 0 8 126 16,777,214
B 128-191.x.y.z 10 16 16,384 65,534
C 192-223.x.y.z 110 24 2,097,152 254
2.5.3 Subnetting
Menurut Nugroho (2016:2) subnetting artinya “proses dalam membagi
wilayah jaringan besar menjadi beberapa wilayah jaringan kecil. Seperti pada kata
“sub-net” artinya adalah bagian kecil (sub) dari sebuah network (alamat
network)”. Dalam membagi wilayah jaringan menjadi beberapa wilayah jaringan
kecil, cara yang dilakukan adalah dengan mengubah-ubah parameter pada nilai
subnet mask yang digunakan. Jadi kata kunci dalam proses subnetting adalah pada
penggunaan nilai subnet mask.
Tujuan dari adanya proses subnetting adalah untuk memperbanyak jumlah
wilayah jaringan (network). Konsep subnetting banyak digunakan oleh para
16
penyedia jasa internet (ISP). Bisnis utama yang dikerjakan oleh ISP (Internet
Service Provider) selain menyediakan saluran agar pelanggan bisa terkoneksi ke
jaringan internet, tentu saja alamat IP public yang digunakan oleh pelanggan. ISP
akan membagi blok wilayah jaringan dengan kapasitas alamat IP untuk perangkat
(komputer) dengan jumlah besar, beberapa blok alamat network dengan jumlah
alamat IP pada RHA (Ranged Host Address) yang lebih kecil.
2.6 Backdoor
Backdoor atau "pintu belakang", dalam keamanan sistem komputer,
merujuk kepada mekanisme yang dapat digunakan untuk mengakses sistem,
aplikasi, atau jaringan, selain dari mekanisme yang umum digunakan (melalui
proses log on atau proses autentikasi lainnya). Disebut juga sebagai back door.
Backdoor pada awalnya dibuat oleh para programer komputer sebagai
mekanisme yang mengizinkan mereka untuk memperoleh akses khusus ke dalam
program mereka, seringnya digunakan untuk membenarkan dan memperbaiki
kode di dalam program yang mereka buat ketika sebuah crash akibat bug terjadi.
Salah satu contoh dari pernyataan ini adalah ketika Kenneth Thompson (salah
seorang pemrogram sistem operasi UNIX membuat sebuah program proses login
pada tahun 1983 ketika memperoleh Turing Award), selain program login umum
digunakan dalam sistem operasi UNIX dengan menggunakan bahasa
pemrograman C, sehingga ia dapat mengakses sistem UNIX yang berjalan di
dalam jaringan internal Bell Labs. Backdoor yang ia ciptakan itu melindungi
dirinya dari pendeteksian dan pembuangan dari sistem, meskipun pengguna
berhasil menemukannya, karena memang backdoor ini membuat dirinya sendiri
kembali (melakukan rekompilasi sendiri).
Beberapa pengembang perangkat lunak menambahkan backdoor ke dalam
program buatannya untuk tujuan merusak (atau tujuan yang mencurigakan).
Sebagai contoh, sebuah backdoor dapat dimasukkan ke dalam kode di dalam
sebuah situs belanja online (e-commerce) untuk mengizinkan pengembang
tersebut memperoleh informasi mengenai transaksi yang terjadi antara pembeli
dan penjual, termasuk di antaranya adalah kartu kredit, dalam hal ini biasanya
17
disisipkan kedalam shell code sehingga pemilik shell bisa leluasa mendapatka info
apapun tentang host.
Istilah backdoor sekarang digunakan oleh hacker untuk merujuk kepada
mekanisme yang mengizinkan seorang peretas sistem dapat mengakses kembali
sebuah sistem yang telah diserang sebelumnya tanpa harus mengulangi proses
eksploitasi terhadap sistem atau jaringan tersebut, seperti yang ia lakukan pertama
kali. Umumnya, setelah sebuah jaringan telah diserang dengan menggunakan
exploit (terhadap sebuah kerawanan/vulnerability), seorang penyerang akan
menutupi semua jejaknya di dalam sistem yang bersangkutan dengan
memodifikasi berkas catatan sistem (log) atau menghapusnya, dan kemudian
menginstalasikan sebuah backdoor (Shell code) yang berupa sebuah perangkat
lunak khusus atau menambahkan sebuah akun pengguna yang memiliki hak akses
sebagai administrator jaringan atau administrator sistem tersebut. Jika kemudian
pemilik jaringan atau sistem tersebut menyadari bahwa sistemnya telah diserang,
dan kemudian menutup semua kerawanan yang diketahui dalam sistemnya (tapi
tidak mendeteksi adanya backdoor yang terinstalasi), penyerang yang sebelumnya
masih akan dapat mengakses sistem yang bersangkutan, tanpa ketahuan oleh
pemilik jaringan, apalagi setelah dirinya mendaftarkan diri sebagai pengguna yang
sah di dalam sistem atau jaringan tersebut. Dengan memiliki hak sebagai
administrator jaringan, ia pun dapat melakukan hal yang dapat merusak sistem
atau menghilangkan data. Dalam kasus seperti di atas, cara yang umum digunakan
adalah dengan melakukan instalasi ulang terhadap sistem atau jaringan, atau
dengan melakukan restorasi dari cadangan/backup yang masih bersih dari
backdoor.
Ada beberapa perangkat yang dapat digunakan untuk menginstalasikan
backdoor, seperti halnya beberapa Trojan horse, tetapi yang populer adalah
Netcat, yang dapat digunakan di dalam sistem operasi Windows ataupun UNIX.
2.7 Socket Programming
Socket programming merupakan pemrograman ke arah protokol jaringan.
Dalam pemrograman socket ini ada banyak protocol jaringan yang dapat
18
diimplementasikan seperti UDC, HTTP, TCP, serta UDP. Ilustrasi dari socket
programming dapat dicontohkan seperti dua orang yang berkomunikasi dengan
telepon. Konsep telepon di mana penerima dan penghubung akan melakukan
komunikasi dua arah, ketika keduanya dapat terhubung. Yang menariknya konsep
ini menggunakan nomor ekstension. Sehingga ketika penghubung menelpon
nomor telepon yang dituju, ada nomor ekstensi yang harus ditekan, contohnya 114
untuk layanan keuangan dan 115 untuk layanan komunikasi.
Untuk pendefinisian istilah-istilah dalam socket programming dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Server merupakan proses yang menjawab permintaan dari banyak client
secara serempak. Jadi jika diilustrasikan, server ini merupakan customer
service yang menerima telepon dari banyak client.
2. Client merupakan proses yang memulai suatu koneksi untuk melakukan
hubungan komunikasi dengan server. Secara umum, akan ada banyak
client yang mengadakan koneksi dengan suatu server dalam waktu yang
sama. Jika diilustrasikan maka client merupakan orang yang menelpon
customer service.
3. IP Addres merupakan alamat IP yang berbeda yang dimiliki oleh masing-
masing komputer untuk dapat berkomunikasi dalam suatu jaringan. Jika
diilustrasikan dalam socket programming maka alamat IP merupakan
nomor telepon dari suatu instansi yang besar yang memiliki banyak
layanan.
4. Port Number merupakan nomor yang digunakan sebagai identifikasi atau
layanan dari client yang ingin melakukan komunikasi. Jika bicara
mengenai socket programming maka port number merupakan nomor
ekstensi dari suatu nomor telepon. Sehingga ketika client ingin melakukan
pembicaraan dengan server, client harus mengetahui IP address dan port
untuk berkomunikasi. (Masya, Fajar., dan Fiade Andrew. 2015).
19
2.8 Rekayasa Perangkat Lunak
Menurut Pressman (2010,p14), Rekayasa Perangkat Lunak adalah
pembuatan dan penggunaan prinsip-prinsip keahlian teknik untuk mendapatkan
perangkat lunak yang ekonomis yang handal dan bekerja secara efisien pada
mesin yang sesungguhnya. Rekayasa Perangkat Lunak mendirikan suatu pondasi
untuk proses perangkat lunak yang lengkap dengan mengidentifikasi sejumlah
aktifitas kerangka kerja yang berlaku untuk semua proyek perangkat lunak,
terlepas dari hal ukuran dan kompleksitas.