distribusi perdagangan komoditas bawang merah · distribusi perdagangan komoditas badan pusat...

113
DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 PRODUSEN PASAR PEDAGANG BESAR minimarket KONSUMEN https://www.bps.go.id

Upload: ngothuy

Post on 27-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

DISTRIBUSIPERDAGANGAN KOMODITAS

BADAN PUSAT STATISTIK

BAWANG MERAHINDONESIA TAHUN 2018

Katalog: 8201018

PRODUSEN

PASAR

PEDAGANGBESARminimarket

KONSUMENhttp

s://w

ww.bps.g

o.id

Page 2: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

https:

//www.b

ps.go.id

Page 3: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Indonesia 2018

Trade Flow of Shallot Commodity in Indonesia 2018

ISBN : 978-602-438-262-9 No. Publikasi/Publication Number: 06130.1905 Katalog/Catalog: 8201018 Ukuran Buku/Book Size: 17,6 X 25 cm Jumlah Halaman/Number of Pages: xv i + 93 halaman/pages Naskah/Manuscript: Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Subdirectorate of Domestic Trade Statistics Penyunting/Editor: Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Subdirectorate of Domestic Trade Statistics Desain Kover oleh/Cover Designed by: Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Subdirectorate of Domestic Trade Statistics Penerbit/Published by: © BPS RI/BPS-Statistics Indonesia Pencetak/Printed by: CV. DHARMAPUTRA Sumber Ilustrasi/Graphics by: - Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part of all this book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics Indonesia

https:

//www.b

ps.go.id

Page 4: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

ii Survei Pola Distribusi 2014

ii

ii

DISTRIBUSI PERDAGANGAN

KOMODITAS BAWANG MERAH

INDONESIA 2018

Tim Penyusun

Pengarah : Yunita Rusanti, M.Stat

Penanggung Jawab : Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si.

Mimin Karmiati, M.Si

Penyunting : Ahmad Nurhidayat S.Si.

Penulis Naskah : Kurnia Adhiwibowo, A.Md

Candra Arif Bomantara S.Tr.Stat

Gambar Kulit : Panji Surya Dwi Manggala S.Tr.Stat.

http

s://w

ww.bps.g

o.id

Page 5: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

 

 

https:

//www.b

ps.go.id

Page 6: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 v

KATA PENGANTAR

Publikasi Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Indonesia

tahun 2018 merupakan salah satu dari 8 jenis publikasi hasil Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditas di Indonesia tahun 2018 yang dilaksanakan

pada bulan Juli 2018.

Publikasi ini memuat kajian ringkas hasil penelitian rantai distribusi

komoditas bawang merah yang diteliti mulai dari tingkat produsen, pedagang

besar, pedagang eceran sampai ke konsumen akhir. Informasi yang disajikan

adalah pola distribusi perdagangan, Margin Perdagangan dan Pengangkutan.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi pengguna data dalam menyusun

perencanaan dan kebijakan, baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun

pengguna lainnya. Disamping itu, diharapkan publikasi ini dapat digunakan

sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. Akhir kata, diucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan

publikasi ini.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Badan Pusat Statistik

Suhariyanto

https:

//www.b

ps.go.id

Page 7: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

vi Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 8: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 vii

ABSTRAKSI

Pola distribusi perdagangan bawang merah menggambarkan rantai

distribusi bawang merah dari produsen hingga ke konsumen akhir pada suatu

wilayah yang melibatkan pelaku kegiatan perdagangan. Setiap pelaku kegiatan

perdagangan memperoleh margin pengangkutan dan perdagangan (MPP).

Semakin banyaknya pelaku kegiatan perdagangan yang terlibat, semakin

berpotensi panjangnya rantai distribusi. Panjangnya rantai distribusi diduga dapat

mengakibatkan kenaikan harga.

Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas bawang merah

di 34 provinsi di Indonesia yang meliputi 213 kabupaten/kota. Dengan

menggunakan metode survei pada sampel produsen dan pedagang, diperoleh

informasi mengenai gambaran pola distribusi komoditas bawang merah secara

nasional maupun regional. Hasil survei menunjukkan bahwa pendistribusian

bawang merah dari produsen sampai dengan konsumen akhir melibatkan 1

sampai 7 pelaku kegiatan perdagangan. Pola utama distribusi perdagangan

bawang merah di Indonesia adalah Petani Pedagang pengepul Pedagang

eceran Konsumen Akhir dengan margin perdagangan dan pengangkutan total

sebesar 49,06 persen.

Kata kunci: pola, distribusi, bawang merah, margin

https:

//www.b

ps.go.id

Page 9: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

viii Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 10: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 ix

ABSTRACT

The distribution pattern of shallots trade illustrates the chain of shallots

distribution from producers to end consumers in a region that involves trade

actors. Every trading agent obtains a Transportation and Trade Margin (TTM). The

more actors involved in the trade activities, the more the distribution chain has

the potential. The length of the distribution chain is thought to cause price

increases..

This publication analyzes the distribution of trade in shallots commodities

in 34 provinces in Indonesia covering 213 districts / cities. Using the survey

method on samples of producers and traders, information was obtained about the

description of the pattern of commodity distribution of shallots nationally and

regionally. The survey results show that the distribution of shallots from producers

to end consumers involves 1 to 7 trade actors. The main pattern of distribution of

shallots trade in Indonesia is farmers Merchant traders Retailers End

consumers with a total trading and transportation margin of 49.06 percent.

Keywords: pattern, distribution, shallots, margin.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 11: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

x Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 12: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 xi

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................... iii

ABSTRAKSI ............................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Landasan Hukum ............................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................... 2

BAB II METODOLOGI ............................................................................... 3

2.1 Ruang Lingkup ................................................................... 3

2.2 Cakupan Jenis Kegiatan Usaha ........................................... 3

2.3 Kerangka Sampel ............................................................... 4

2.4 Metode Pemilihan Sampel ................................................. 4

2.5 Metode Pengumpulan Data ............................................... 4

2.6 Metode Perhitungan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Total ....................................................................... 5

2.7 Konsep Dan Definisi ........................................................... 6

2.8 Tata Cara Pembacaan Pola ................................................. 11

BAB III ULASAN RINGKAS ....................................................................... 15

3.1 Gambaran Umum ................................................................. 15 3.2 Indonesia .............................................................................. 17 3.3 Provinsi Aceh ........................................................................ 24 3.4 Provinsi Sumatera Utara ...................................................... 26 3.5 Provinsi Sumatera Barat ....................................................... 28 3.6 Provinsi Riau ......................................................................... 30 3.7 Provinsi Jambi ....................................................................... 31 3.8 Provinsi Sumatera Selatan ................................................... 33 3.9 Provinsi Bengkulu ................................................................. 34 3.10 Provinsi Lampung ................................................................. 36 3.11 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................... 37 3.12 Provinsi Kepulauan Riau ....................................................... 39 3.13 Provinsi DKI Jakarta .............................................................. 41

https:

//www.b

ps.go.id

Page 13: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

xii Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.14 Provinsi Jawa Barat .............................................................. 42 3.15 Provinsi Jawa Tengah ........................................................... 44 3.16 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .................................. 46 3.17 Provinsi Jawa Timur .............................................................. 48 3.18 Provinsi Banten .................................................................... 50 3.19 Provinsi Bali .......................................................................... 52 3.20 Provinsi Nusa Tenggara Barat .............................................. 53 3.21 Provinsi Nusa Tenggara Timur.............................................. 55 3.22 Provinsi Kalimantan Barat .................................................... 56 3.23 Provinsi Kalimantan Tengah ................................................. 58 3.24 Provinsi Kalimantan Selatan ................................................. 60 3.25 Provinsi Kalimantan Timur ................................................... 61 3.26 Provinsi Kalimantan Utara .................................................... 63 3.27 Provinsi Sulawesi Utara ........................................................ 65 3.28 Provinsi Sulawesi Tengah ..................................................... 67 3.29 Provinsi Sulawesi Selatan ..................................................... 68 3.30 Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................. 70 3.31 Provinsi Gorontalo ............................................................... 72 3.32 Provinsi Sulawesi Barat ........................................................ 73 3.33 Provinsi Maluku .................................................................... 75 3.34 Provinsi Maluku Utara .......................................................... 77 3.35 Provinsi Papua Barat ............................................................ 79 3.36 Provinsi Papua ...................................................................... 81

BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 85

LAMPIRAN ............................................................................................... 87

Lampiran 1 : Kuesioner VPDN-18 ................................................... 89 Lampiran 2 : Surat Tanda Terima Perusahaan................................ 93

https:

//www.b

ps.go.id

Page 14: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Tahun 2017

Menurut KBLI 2015 ............................................................... 3

Tabel 3.1 Persentase Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Komoditas Bawang Merah di Indonesia, Tahun 2017 .......... 20

https:

//www.b

ps.go.id

Page 15: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

xiv Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 16: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Produksi Bawang Merah Berdasarkan Provinsi, 2017 ... 16

Gambar 3.1 Peta Sebaran Produksi Bawang Merah di Indonesia

Tahun 2017.............................................................. 155

Gambar 3.2 Produksi Bawang Merah Berdasarkan Provinsi, 2017 ... 166

Gambar 3.3 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Di Indonesia 22

Gambar 3.4 Persentase Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Komoditas Bawang Merah Tingkat Nasional dan

Provinsi .................................................................... 25

Gambar 3.5 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Aceh ........................................................................ 254

Gambar 3.6 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sumatera Utara ........................................................ 276

Gambar 3.7 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sumatera Barat ........................................................ 28

Gambar 3.8 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Riau ......................................................................... 30

Gambar 3.9 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Jambi ....................................................................... 31

Gambar 3.10 Pola Distribusi Perdangan Bawang Merah Provinsi Sumatera

Selatan .................................................................. 33

Gambar 3.11 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Bengkulu ............................................................... 354

Gambar 3.12 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Lampung ............................................................... 366

Gambar 3.13 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Bangka

Belitung ................................................................. 387

https:

//www.b

ps.go.id

Page 17: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

xvi Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Gambar 3.14 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kepulauan Riau ...................................................... 409

Gambar 3.15 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi DKI

Jakarta .................................................................. 41

Gambar 3.16 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jawa

Barat ..................................................................... 42

Gambar 3.17 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jawa

Tengah .................................................................. 44

Gambar 3.18 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta .............................................. 46

Gambar 3.19 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jawa

Timur .................................................................... 48

Gambar 3.20 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Banten .................................................................. 50

Gambar 3.21 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Bali .......................................................................... 52

Gambar 3.22 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Nusa

Tenggara Barat ...................................................... 53

Gambar 3.23 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Nusa

Tenggara Timur ..................................................... 55

Gambar 3.24 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kalimantan Barat......................................................... 56

Gambar 3.25 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kalimantan Tengah ..................................................... 58

Gambar 3.26 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kalimantan Selatan ..................................................... 60

Gambar 3.27 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kalimantan Timur ........................................................ 61

Gambar 3.28 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

https:

//www.b

ps.go.id

Page 18: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 xvii

Kalimantan Utara ........................................................ 63

Gambar 3.29 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Utara ............................................................ 65

Gambar 3.30 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Tengah ......................................................... 67

Gambar 3.31 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Selatan ......................................................... 68

Gambar 3.32 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Tenggara ...................................................... 70

Gambar 3.33 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Gorontalo ................................................................... 72

Gambar 3.34 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Barat ............................................................ 73

Gambar 3.35 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Maluku ....................................................................... 75

Gambar 3.36 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Maluku Utara .............................................................. 77

Gambar 3.37 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Papua Barat ................................................................ 79

Gambar 3.38 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Papua ......................................................................... 81

https:

//www.b

ps.go.id

Page 19: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

xviii Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner VPDN-18 ........................................................... 89

Lampiran 2 : Surat Tanda Terima Perusahaan ........................................ 93

https:

//www.b

ps.go.id

Page 20: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang

mulai dari produsen hingga ke konsumen pada suatu wilayah tertentu. Rantai ini

mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain

merupakan penghubung antara produen dengan konsumen juga dapat

memberikan nilai tambah bagi pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu

menggerakkan suatu barang dari petani ke konsumen dengan biaya yang

serendah-rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari

keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen kepada semua pihak yang terlibat

di dalamnya.

Pola pemasaran distribusi bawang merah saat ini diduga masih bermasalah,

hal ini terlihat dari adanya disparitas harga yang tinggi antara harga di tingkat

petani, pedagang besar, dan pedagang eceran dengan harga di tingkat konsumen.

Selain itu, ketersediaan barang kebutuhan tidak mencukupi pada saat dibutuhkan.

Untuk mengetahui dimana letak permasalahan tersebut dipandang perlu dilakukan

Survei Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah.

Pada tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan Survei Pola

Distribusi (Poldis) perdagangan komoditas bawang merah. Survei Pola Distribusi

perdagangan komoditas bawang merah dilakukan untuk mendapatkan gambaran

pola distribusi perdagangan dalam negeri untuk komoditas bawang merah. Hasil

survei ini dapat juga digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan survei

berikutnya dan sebagai bahan evaluasi untuk membangun sistem distribusi

perdagangan komoditas bawang merah yang lebih baik.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 21: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

2 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2018 adalah:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik.

c. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.3 Tujuan

Survei Pola Distribusi Perdagangan komoditas bawang merah mempunyai

tujuan, yaitu:

a. Menganalisa pola distribusi perdagangan komoditas bawang merah.

b. Memperoleh data total margin perdagangan dan pengangkutan dari

produsen ke konsumen akhir.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 22: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 3

BAB II METODOLOGI

2.1 Ruang Lingkup

Survei Poldis Tahun 2018 untuk komoditas bawang merah dilaksanakan di

seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH dan

kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Sementara wilayah yang dialokasikan

sebagai sampel distribusi perdagangan bawang merah meliputi 213

kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel

sebanyak 615 pelaku usaha.

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan dan non

perdagangan. Perusahaan perdagangan bawang merah terdiri dari perusahaan

perdagangan menengah, besar, dan kecil, baik sebagai distributor, subdistributor,

agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir, importir, maupun

pengecer. Untuk komoditas bawang merah, produsen didekati melalui petani

bawang merah.

2.2 Cakupan Jenis Kegiatan Usaha

Usaha yang dicakup dalam survei ini menggunakan Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015. Secara lengkap, perusahaan yang

dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah sebagai berikut

Tabel 2.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Tahun 2017 Menurut KBLI 2015

Jenis Komoditas

KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3)

Bawang

Merah

01134 Pertanian Hortikultura Sayuran Umbi

46313 Perdagangan Besar Sayuran

46319 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman Hasil Pertanian Lainnya

47213 Perdagangan Eceran Sayuran

47813 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditas

Sayur-sayuran

https:

//www.b

ps.go.id

Page 23: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

4 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

2.3 Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel

pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen bawang merah tidak

dibentuk kerangka sampel tetapi langsung dipilih secara purposive dengan kriteria

memiliki luas panen terluas. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang

bawang merah berasal dari SE2016 kategori G, yaitu perusahaan perdagangan

hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 dengan skala usaha besar, menengah, dan

kecil.

2.4 Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditas

utama yang diperdagangkan. Untuk perusahaan/usaha yang bersumber dari

SE2016, perusahaan/usaha diurutkan berdasarkan KBLI 2015 dan skala usaha

(besar, menengah, kecil) dan sampel dipilih secara sistematik pada setiap

komoditas. Pelaku usaha yang terpilih merupakan sampel yang saling independen.

Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak mencukupi, maka

seluruh perusahaan/usaha akan dicacah.

2.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari usaha/perusahaan terpilih dilakukan melalui

wawancara antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan

yang relatif besar, pengumpulan data mungkin lebih dari satu kali kunjungan

untuk mendapatkan data yang lengkap.

Jika sampel usaha/perusahaan terpilih tidak ditemukan pada saat

pengumpulan data di lapangan, maka sampel tersebut akan diganti secara

purposive tetapi tetap mempertahankan kriteria yang sesuai dengan sampel

sebelumnya.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam survei ini adalah tidak

menelusuri responden dari hulu ke hilir (dari produsen ke pedagang eceran) dalam

https:

//www.b

ps.go.id

Page 24: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 5

jalur yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan mendata sampel

produsen sampai pedagang eceran pada satu waktu tertentu. Dengan demikian,

responden yang didapat belum tentu berhubungan satu sama lain

2.6 Metode Perhitungan Margin Perdagangan dan Pengangkutan

(MPP) Total

Adapun tahapan perhitungan MPP Total adalah sebagai berikut:

a. Menentukan pola utama distribusi perdagangan komoditas yang menjadi

fokus penelitian.

Contoh: pola utama distribusi perdagangan yang terbentuk adalah

Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir

b. Menghitung MPP dari masing-masing pelaku usaha distribusi (MPPi) yang

terlibat dalam pola utama distribusi perdagangan. MPP dari pelaku usaha

distribusi dilakukan dengan cara menghitung selisih jumlah penjualan

dikurangi jumlah pembelian dari seluruh pelaku usaha pada level

tertentu. Sedangkan MPP dalam bentuk persentase didapatkan dengan

membagi nilai selisih penjualan dan pembelian terhadap nilai

pembeliannya.

Contoh: MPP Distributor = 9,71%; MPP Pedagang Eceran = 14,96%

c. Menghitung MPP Total dengan formula sebagai berikut:

(∏ (1 +𝑀𝑃𝑃𝑖%𝑛

𝑖=1) − 1) × 100%

Dimana:

MPPi = selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian untuk pelaku

usaha ke-i.

i = pelaku usaha yang terlibat pada pola utama

n = jumlah pelaku usaha yang terlibat pada pola utama

Contoh: Total MPP = {[(1+9,71%) x (1+14,96%)] – 1} x 100% =

26,12%

https:

//www.b

ps.go.id

Page 25: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

6 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

2.7 Konsep Dan Definisi

a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan

kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan

berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh

keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi,

Kementerian Perdagangan).

b. Produsen adalah perusahaan yang berbentuk perorangan atau badan

hukum yang memproduksi barang (Permendag No. 22 Tahun 2016). Secara

spesifik, produsen pada survei ini mencakup : industri penggilingan beras

sebagai produsen beras (bukan petani padi), petani cabai sebagai produsen

cabai merah keriting, petani bawang merah sebagai produsen bawang

merah, industri kegiatan rumah potong hewan dan pengepakan daging

bukan unggas sebagai produsen daging sapi, dan industri kegiatan rumah

potong ayam dan pengepakan daging unggas sebagai produsen daging

ayam ras.

c. Perdagangan adalah kegiatan yang terkait dengan transaksi barang

dan atau jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara

dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau jasa untuk

memperoleh imbalan atau kompensasi. (Permendag Nomor:22/M-

DAG/PER/3/2016).

d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah perusahaan/usaha yang

melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang-barang

baru maupun bekas yang meliputi perdagangan besar (distributor, sub

distributor, agen, grosir, pengepul, perdagangan ekspor dan perdagangan

impor) dan perdagangan eceran. (Buku KBLI 2015)

e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada

pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau

kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau

broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun

perusahaan. (Buku KBLI 2015).

f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada

https:

//www.b

ps.go.id

Page 26: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 7

masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan

maupun rumah tangga, melalui toko, department store, kios, mail-order

houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi,

rumah pelelangan, dan lain-lain. (Buku KBLI 2015).

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor: 22/M-DAG/PER/3/2016 Tentang Ketentuan Umum

Distribusi Barang, yang dimaksud dengan:

Distributor adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak atas

namanya sendiri dan atas penunjukkan dari produsen atau supplier

atau importir berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan

pemasaran barang.

Sub distributor adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak atas

penunjukkan dari distributor berdasarkan perjanjian untuk melakukan

kegiatan pemasaran barang.

Agen adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak sebagai perantara

untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya berdasarkan perjanjian

untuk melakukan kegiatan pemasaran barang.

Pedagang Grosir adalah pelaku usaha distribusi yang menjual

berbagai macam barang dalam partai besar dan tidak secara eceran.

Pedagang Pengepul adalah badan atau orang pribadi yang kegiatan

usahanya (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :

224/Pmk.011/2012 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 1 ayat

(3)):

a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,

peternakan, dan perikanan; dan

b. menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan

eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,

pertanian, peternakan, dan perikanan.

Eksportir adalah setiap orang perseorangan, lembaga atau badan

usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan

hukum yang melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah

pabean dalam wilayah hukum NKRI baik sendiri maupun secara

bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan

usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai

https:

//www.b

ps.go.id

Page 27: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

8 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen

Perdagangan Luar Negeri (Permendag Nomor: 13/M-

DAG/PER/3/2012)

Importir adalah perseorangan/lembaga atau badan usaha baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

melakukan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean

Indonesia (impor). Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah

yang memiliki Angka Pengenal Importir/API. (Permendag Nomor:

48/M-DAG/PER/7/2015). API wajib dimiliki oleh setiap

perusahaan dagang yang melakukan impor.

Pedagang eceran adalah pelaku usaha distribusi yang kegiatan

pokoknya memasarkan barang secara langsung kepada konsumen.

Konsumen akhir dalam survei ini antara lain adalah Rumah Tangga,

Kegiatan Usaha Lain, Industri Pengolahan, dan juga Pemerintah

dan Lembaga Nirlaba. Kegiatan Usaha Lain yang dimaksud pada

survei ini antara lain seperti: rumah makan, restoran, usaha catering,

rumah sakit, dan hotel. Sementara untuk industri pengolahan dapat

didefinisikan sebagai unit yang kegiatannya mengolah bahan baku

menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Kemudian, yang

tergolong dalam Pemerintah dan Lembaga Nirlaba antara lain adalah

instansi-instansi pemerintah, panti asuhan, rumah sakit non profit,

lembaga swadaya non profit, organisasi kesejahteraan masyarakat dan

sebagainya.

g. Pola distribusi utama adalah pola distribusi penjualan berdasarkan

persentase terbesar dari hulu ke hilir. Apabila pola penjualan dari

produsen yang terbesarnya ke konsumen akhir, maka pola utama diambil

dari penjualan terbesar produsen yang ditujukan ke pedagang hingga

pada akhirnya ke konsumen akhir.

h. Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) adalah kompensasi

pedagang sebagai penyalur barang yang merupakan selisih antara nilai

penjualan dengan nilai pembelian. Margin inilah yang merupakan ukuran

besarnya output dari kegiatan perdagangan.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 28: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 9

Apakah R201B= 10631, 01283, 01134, 10110, 10120, 01462, 10721, 10415,

10423, 10437?

Produsen

Mulai

Ya

Apakah R4013K3 > 50%?

Tidak

Apakah R4023K3 > 50%?

Tidak

Importir

Eksportir

Ya

Ya

Apakah R4021LK3 > 50%?

Tidak

PedagangEceran

Ya

Apakah R4011CK3 = 100%?

Tidak

YaApakah R4021IK3 +

R4021JK3 + R4021KK3 + R4021LK3 ≤ 50%?

Sub Distributor

Ya

Pedagang Grosir

TidakTidak

https:

//www.b

ps.go.id

Page 29: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

10 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Gambar 2.1 Flow Chart Penentuan Pelaku Usaha

Apakah R209 = 1?

AgenYa

Tidak

Apakah R4011BK3 + R4011CK3 +

R4011GK3 ≤ 50%?Ya

Pedagang Grosir

Tidak

Apakah R208 = 1?

Apakah R207 = 1?

Tidak

Tidak

Pedagang Grosir

Distributor

Pedagang Pengepul

Ya

Ya

https:

//www.b

ps.go.id

Page 30: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 11

2.8 Tata Cara Pembacaan Pola

Berikut adalah petunjuk ringkas tata cara membaca pola yang ditampilkan

dalam publikasi ini.

1. Pada setiap pembahasan akan ada icon yang merepresentasikan

pelaku usaha dan konsumen akhir sebagai berikut:

Ikon Keterangan

Petani Bawang Merah

Komoditas cakupan

2. Fungsi usaha yang terlibat dalam distribusi perdagangan komoditas

dibedakan dalam warna. Pembagian warna tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Warna biru langit ( ) mewakili fungsi kelompok pedagang

besar (PB)

b. Warna merah muda ( ) mewakili fungsi kelompok pedagang

eceran (PE)

c. Warna kuning muda ( ) mewakili fungsi kelompok

konsumen akhir

d. Warna ungu ( )mewakili wilayah pembelian/penjualan

dari/ke luar provinsi

3. Pembagian kelompok fungsi usaha yang dimaksud pada poin di atas

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok PB : eksportir, importir, distributor, sub distributor,

agen, sub agen, pedagang pengepul, dan pedagang grosir

b. Kelompok PE : supermarket/swalayan dan pedagang eceran

https:

//www.b

ps.go.id

Page 31: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

12 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

c. Kelompok konsumen akhir : industri pengolahan, kegiatan

usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, serta rumah

tangga

4. Jenis garis yang ada dalam penyajian pola terdiri dari 3 macam,

yaitu:

a. Garis solid ( ), menunjukkan alur distribusi

penjualan yang dirangkum dari informasi data penjualan

menurut fungsi perusahaan/usaha.

b. Garis putus-putus ( ),menunjukkan data tambahan

yang diperoleh dari data pembelian perdagangan menurut

fungsi perusahaan/usaha yang menjadi pelengkap alur

distribusi jika ternyata ada beberapa alur distribusi yang

terputus. Apabila dalam pola distribusi utama melalui garis

putus-putus maka garis tersebut diganti dengan garis solid

tebal 3 poin.

c. Garis putus titik titik putus ( ), menunjukkan arus

penjualan tambahan jika jalur distribusi yang ada tidak

didapatkan baik dari data penjualan maupun data sumber

pembelian. Tipe garis ini digunakan bahwa jika informasi

jalur terputus pada arus distribusi di tingkat PB, maka

langsung digariskan ke PE. Sedang jika arus distribusi terjadi

terpustusnya di tingkat PE, maka langsung digariskan ke

konsumen akhir. Apabila dalam pola distribusi utama

melalui garis putus titik-titik putus maka garis tersebut

diganti dengan garis solid tebal 3 poin.

5. Ketebalan garis yang ada dalam penyajian pola terdiri dari 2 macam,

yaitu:

a. Ketebalan 1 poin ( ), munjukkan alur distribusi

standar dari hulu ke hilir. Garis ini secara default dipakai di

semua jalur.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 32: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 13

b. Ketebalan 3 poin ( ), menunjukkan alur distribusi

penjualan utama berdasarkan prosentase terbesar dari hulu

ke hilir.

6. Garis penghubung setiap fungsi usaha dibedakan dengan warna-

warna khusus yang mewakili setiap fungsi usaha. Berikut adalah

pembagian secara rinci:

a. Eksportir/Importir diwakili warna ungu ( ).

b. Distributor diwakili warna hijau ( )

c. Sub Distributor diwakili warna biru ( )

d. Agen diwakili warna merah ( )

e. Pedagang Grosir diwakili warna jingga ( )

f. Pedagang Pengepul diwakili warna abu-abu ( )

g. Pedagang Eceran diwakili warna hitam ( )

h. Petani diwakili warna coklat ( )

7. Setiap garis alur distribusi akan diberikan informasi kuantitatif

berupa prosentase distribusi dari satu fungsi usaha ke fungsi usaha

lainnya. Khusus untuk garis tambahan baik yang berupa garis putus

- putus ( ), garis putus titik titik putus ( ), maupun

garis titik titik ( ) tidak disertakan informasi prosentasenya.

Garis tambahan yang telah berubah menjadi garis solid akan

diberikan informasi berupa persentase dengan nilai 100%.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 33: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

14 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 34: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 15

BAB III ULASAN RINGKAS

3.1 Gambaran Umum

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang

sejak lama telah diusahakan secara intensif oleh petani. Komoditas sayuran ini

termasuk ke dalam kelompok rempah yang berfungsi sebagai bumbu penyedap

makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber

pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi

terhadap perkembangan ekonomi wilayah.

Menurut data Susenas (2017), konsumsi bawang merah penduduk

Indonesia rata-rata mencapai 2,56 kg/kapita/tahun. Permintaan bawang merah

akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat

karena adanya pertambahan jumlah penduduk, semakin berkembangnya industri

produk olahan berbahan baku bawang merah (bawang goreng, bumbu masak) dan

pengembangan pasar. Kebutuhan terhadap bawang merah yang semakin

meningkat merupakan peluang pasar yang potensial dan dapat menjadi motivasi

bagi petani untuk meningkatkan produksi bawang merah.

Sumber: Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim Indonesia 2017 (BPS, diolah)

Gambar 3.1 Peta Sebaran Produksi Bawang

Merah di Indonesia Tahun 2017

https:

//www.b

ps.go.id

Page 35: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

16 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Produksi bawang merah saat ini masih terpusat di beberapa provinsi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statisik, enam provinsi penghasil utama bawang

merah pada tahun 2017 secara berturut-turut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Produksi

dari setiap provinsi tersebut mencapai lebih dari 95 ribu ton dan secara total enam

provinsi tersebut menyumbang 93 persen dari total produksi nasional bawang

merah yang mencapai 1,470 juta ton. Meskipun produksi tahun 2017 tumbuh

sebesar 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi pertumbuhan produksi

2017 menurun dibandingkan pertumbuhan produksi tahun 2016 yang mencapai

18 persen dibandingkan produksi tahun 2015. Secara regional, Nusa Tenggara

Barat merupakan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan produksi

terbesar, yakni dari 32 persen pada tahun 2016 menjadi 8 persen pada tahun

2017.

Sumber: Statistik Tanaman Hortikultura 2017 (BPS, diolah)

Gambar 3.2 Produksi Bawang Merah Berdasarkan Provinsi, 2017

Produksi bawang merah yang masih bersifat musiman menyebabkan

tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat di luar musim panen. Hal ini berakibat

Jawa Tengah: 32%

Jawa Timur: 21%Nusa Tenggara

Barat: 13%

Jawa Barat: 11%

Sulawesi Selatan: 9%

Sumatera Barat: 6% Lainnya: 8%

https:

//www.b

ps.go.id

Page 36: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 17

pada kenaikan harga bawang merah terutama menjelang hari raya keagamaan

maupun menjelang pergantian tahun. Akan tetapi selain faktor supply dan

demand, harga bawang merah yang berfluktuasi ditengarai oleh faktor

pendistribusian dari produsen ke konsumen akhir yang masih bermasalah.

Publikasi ini menggambarkan rantai pendistribusian bawang merah dan

margin perdagangan dan pengangkutan dari produsen sampai ke konsumen akhir

melalui Survei Pola Distribusi Perdagangan komoditas bawang merah. Ulasan

publikasi merupakan hasil survei terhadap 224 produsen, 384 pedagang besar,

dan 200 pedagang eceran yang tersebar di 34 provinsi.

3.2 Indonesia

Cakupan wilayah survei secara nasional meliputi 254 Kabupaten/Kota di

34 provinsi di Indonesia. Sedangkan wilayah yang dialokasikan sebagai sampel

bawang merah terdapat di 213 kabupaten/kota.

3.2.1 Pola Distribusi Perdagangan

Hasil survei menunjukkan bahwa distribusi perdagangan bawang merah di

Indonesia dari petani sampai kepada konsumen akhir melibatkan beberapa pelaku

usaha yaitu pedagang importir, eksportir, pengepul, distributor, sub distributor,

agen, pedagang grosir, serta pengecer seperti supermarket/swalayan dan pedagang

eceran. Selanjutnya bawang merah didistribusikan ke konsumen akhir yang terdiri

dari industri pengolahan (industri bawang merah goreng, bumbu masak), rumah

tangga, industri pengolahan, pemerintah dan lembaga nirlaba, serta kegiatan usaha

lain (seperti hotel, katering, restoran, rumah sakit, dll).

Dari data hasil survei didapati petani banyak menjual bawang merah hasil

produksi mereka ke pedagang pengepul, yaitu sebesar 39,56 persen. Sedangkan

sisanya, sebagian besar ke industri pengolahan dan pedagang eceran. Selanjutnya

pedagang pengepul menjual paling banyak ke sesama pedagang pengepul sebesar

69,01 persen disusul ke pedagang eceran sebesar 11,30 persen. Pedagang eceran

menjual sebesar 82,23 persen dari total pasokan bawang merah yang dibelinya dari

berbagai pedagang besar di level atasnya ke rumah tangga.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 37: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

18 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Di sisi lain, dikarenakan pasokan bawang merah di Indonesia pada situasi

tertentu seperti permintaan melonjak saat hari raya keagamaan dan di luar masa

panen (bulan kosong panen) belum mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri,

importir juga berperan dalam memberikan pasokan bawang merah ke pedagang

grosir dan ke pedagang eceran. Sementara itu ada wilayah yang merupakan sentra

produksi bawang merah yang mampu mengekspor hasil produksinya ke luar negeri.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 38: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 19

Pola distribusi perdagangan bawang merah di Indonesia untuk setiap pelaku usaha atau fungsi kelembagaan dijelaskan secara lebih rinci

pada Gambar 3.3.

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Sub distributor

Distributor

Supermarket/Swalayan

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

Pemerintah dan Lembaga

NirlabaPedagang Pengepul

Importir

LUA

R NEG

ERILUA

R N

EGER

I

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

0,89%

4,38%

8,84%

39.55%

0,14%

16,92%

0,31%

27,54%

0,07%

1,36%

2,29%

5,07%

0,19%

19,30%

1,59%

0,19%

2,36%

69,01%

60,37%

4,21%

1,58%

9,87%

22,40%

0,09%

1,48%

0,05%

10,59%

75,33%

10,81%

1,03%

2,24%

56,91%

22,45%

16,79%

1,54%

0,07%

0,20%

0,91%

7,75%

0,43%

76,36%

0,91%

0,02%

2,04%

5,57%

5,92%

Eksportir0,02%

1,46%

0,42%

1,75%

4,21%

82,23%

9,93%

55,00%

45,00%

100,00%

100,00%

2,30%

Gambar 3.3 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Di Indonesia

https:

//www.b

ps.go.id

Page 39: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

20 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Indonesia adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang, yakni pedagang pengepul, dan

pedagang eceran. Pola distribusi bawang merah memiliki potensi menjadi lebih

panjang jika melewati Petani → Distributor → Sub Distributor → Agen →

Pedagang Pengepul → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen.

3.2.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Selain pola distribusi perdagangan, dari hasil survey di peroleh Margin

Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) total yang di hitung berdasarkan banyaknya

rantai dan pelaku usaha yang terlibat pada pola utama distribusi perdagangan. Pola

utama distribusi ini didapatkan dari persentase penjualan terbesar dari hulu

(penjualan oleh petani) lanjut ke hilir (penjualan oleh pedagang eceran).

Berdasarkan hasil survei diperoleh Persentase Margin Perdagangan dan

Pengangkutan bawang merah di Indonesia, disajikan pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Persentase Margin Perdagangan dan Pengangkutan

(MPP) Komoditas Bawang Merah di Indonesia, Tahun 2017

Kode Prov.

Provinsi

2017

MPP Total Rantai Utama

(1) (2) (3) (4)

11 Aceh 50,69 3

12 Sumatera Utara 36,03 3

13 Sumatera Barat 53,73 3

14 Riau 19,88 3

Petani → Pedagang Pengepul → Pedagang Eceran → Konsumen

https:

//www.b

ps.go.id

Page 40: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 21

Kode Prov.

Provinsi

2017

MPP Total Rantai Utama

(1) (2) (3) (4)

15 Jambi 57,27 3

16 Sumatera Selatan 21,71 2

17 Bengkulu 60,25 3

18 Lampung 82,43 4

19 Kep. Bangka Belitung 43,72 3

21 Kepulauan Riau 27,15 3

31 DKI Jakarta 59,29 3

32 Jawa Barat 40,95 3

33 Jawa Tengah 50,66 4

34 D.I Yogyakarta 47,86 3

35 Jawa Timur 59,69 3

36 Banten 81,72 3

51 Bali 12,99 2

52 Nusa Tenggara Barat 52,43 3

53 Nusa Tenggara Timur 30,75 2

61 Kalimantan Barat 63,88 4

62 Kalimantan Tengah 90,65 3

63 Kalimantan Selatan 58,26 2

64 Kalimantan Timur 66,08 4

65 Kalimantan Utara 44,35 3

71 Sulawesi Utara 18,12 2

72 Sulawesi Tengah 60,95 3

73 Sulawesi Selatan 52,56 3

74 Sulawesi Tenggara 95,58 3

75 Gorontalo 35,92 3

76 Sulawesi Barat 47,09 3

81 Maluku 26,56 3

82 Maluku Utara 25,02 2

91 Papua Barat 66,10 2

94 Papua 78,07 3

99 Indonesia 49,06 3

https:

//www.b

ps.go.id

Page 41: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

22 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 3.1. diperoleh informasi perolehan rasio margin

pedagang bawang merah di Indonesia adalah sebesar 49,06 persen. Rasio margin

perdagangan dan pengangkutan terbesar ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

mencapai 95,58 persen, sedangkan rasio margin perdagangan dan pengangkutan

terkecil ada di Provinsi Bali sebesar 12,99 persen.

Selengkapnya, rasio margin perdagangan bawang merah yang diterima

oleh pedagang (baik pedagang besar maupun pedagang eceran) di 34 provinsi

secara rinci dijelaskan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Persentase Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Komoditas Bawang Merah Tingkat Nasional dan Provinsi

Perbandingan pola utama distribusi perdagangan bawang merah tahun

2017 dan tahun 2016:

Tahun 2017

Pola : Petani Pedagang Pengepul Pedagang Eceran Konsumen Akhir.

MPP : (49,06%)

Tahun 2016 Pola : Petani Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir.

MPP : (43,56%)

https:

//www.b

ps.go.id

Page 42: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 23

Pola utama distribusi perdagangan bawang merah pada tahun 2017

secara rantai masih sama jika dibandingkan dengan pola utama pada tahun 2016.

Pola perdagangan tahun 2017 terdiri dari tiga rantai dan melibatkan dua pedagang

perantara yakni pedagang pengepul dan pedagang eceran, sedang pada tahun

2016 terdiri dari tiga rantai dan melibatkan dua pedagang perantara yaitu

pedagang grosir dan pedagang eceran. MPP total tercatat mengalami kenaikan

sebesar 5,50 persen jika dilihat dari kedua tahun pendataan.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 43: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

24 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.3 Provinsi Aceh

Cakupan wilayah survei di Provinsi Aceh yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi Kabupaten

Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh

Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen, Kabupaten

Gayo Lues, Kota Banda Aceh, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe.

3.3.1 Pola Distribusi Perdagangan

Pola distribusi komoditas bawang merah di Provinsi Aceh dimulai dari

Petani sampai kepada pedagang pengepul. Petani menjual bawang merah

terbesar adalah kepada pedagang pengepul sebesar 94,58 persen. Pada tingkat

pedagang pengepul tidak terdapat sampel penjualan. Akan tetapi, pada tingkat

pedagang eceran diperoleh informasi mendapatkan pasokan bawang merah salah

satunya dari pedagang pengepul. Pedagang eceran mendistribusikan sebagian

besar bawang merah ke rumah tangga, yaitu sebesar 62,66 persen, kegiatan

usaha lainnya (14,50 persen) dan sisanya ke sesama pedagang eceran lainnya.

Selain itu, pada tingkat pedagang grosir mendapatkan pasokan dari luar provinsi

dan mendistribusikannya ke pedagang eceran (67,98 persen), sesama pedagang

grosir (16,16 persen), sisanya ke konsumen rumah tangga dan luar negeri.

Dari hasil survei juga didapatkan informasi bahwa sekitar 80 persen

pasokan bawang merah yang didistribusikan di Provinci Aceh berasal dari luar

provinsi, yaitu dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Secara lebih detil, pola

distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Aceh untuk setiap pelaku usaha

disajikan pada Gambar 3.5.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 44: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 25

Agen

Pedagang GrosirPedagang

Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

67,98%

0,53%

9,72%

5,61%

14,50%

62,66%

SUMATERA UTARA

(4,80%)

SUMATERA BARAT (10,41%)

SUMATERA UTARA (71,33%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

5,42%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul.

94,58%

16,16%

22,84%

100%

Gambar 3.5 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Aceh

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Provinsi Aceh dari Petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang pengepul

dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan pola terpanjang

distribusi bawang merah di Provinsi Aceh. Alternatif pola terpanjang ditemui

melalui petani agen. pedagang eceran konsumen akhir. Selain itu,

alternative pola terpanjang dapat melalui luar provinsi pedagang grosir

pedagang eceran konsumen akhir.

3.3.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Aceh adalah sebesar 51,35 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi Aceh

adalah sebesar 51,35 persen.

Petani Pedagang Pengepul. Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 45: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

26 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.4 Provinsi Sumatera Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun,

Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten

Humbang Hasundutan, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batu Bara, Kota

Medan, dan Kota Binjai.

3.4.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei di Provinsi Sumatera Utara, pelaku usaha untuk

distribusi bawang merah dilakukan oleh petani, pedagang pengepul, pedagang

besar (distributor, sub distributor, agen, grosir), dan pedagang pengecer. Hasil

produksi petani paling banyak diserap oleh pedagang pengepul sebesar 62,90

persen, lainnya kepada agen, pedagang eceran dan rumah tangga. Selain itu juga

ditemukan bahwa sekitar 30 persen pasokan bawang yang didistribusikan di

Provinsi Sumatera Utara berasal dari luar wilayah, yaitu dari Jawa Tengah,

Sumatera Barat, Nusa Tengga Barat dan sebagian lain dari Malaysia.

Pedagang pengepul mendistribusikan bawang merah sebagian besar ke

pedagang eceran. Sementara itu agen mendapat pasokan dari petani untuk dijual

lagi seluruhnya kepada distributor. Pedagang grosir juga menjual paling banyak

ke pedagang eceran sebesar 82,79 persen. Pedagang eceran sebagai rantai

pasokan terakhir memasarkan kepada rumah tangga dan kegiatan usaha lainnya

seperti hotel, restoran, rumah makan dan catering.

Selengkapnya pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi

Sumatera Utara untuk setiap pelaku usaha perdagangan dijelaskan pada

Gambar 3.6.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 46: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 27

61,39%

ACEH (2,13%)

SUMATERA BARAT (2,70%)

JAWA TENGAH (23,44%)

NUSA TENGGARA BARAT (1,86%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Agen

Pedagang Pengepul`

Kegiatan Usaha Lainnya

Pedagang Grosir

Sub distributor

26,13%

62,90%

4,81% 6,16%

38,22%

0,20%

0,20%

100,00%

5,81%

1,59%0,28%

82,79%

1,29%

5,70%

2,55%

21,18%

78,82%100%

ImportirMALAYSIA (6,65%)

LUAR NEGERI

55,00%

45,00%

Distributor

Gambar 3.6 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sumatera Utara

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Sumatera Utara dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah

tiga rantai. Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang

pengepul dan pedagang eceran. Pola tersebut berpotensi menjadi pola terpanjang

dengan enam rantai jika melalui petani agen distributor sub distributor

pedagang grosir pedagang eceran konsumen akhir.

3.4.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 36,62 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 36,62 persen.

Petani Pedagang Pengepul` Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 47: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

28 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.5 Provinsi Sumatera Barat

Wilayah cakupan survei di Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Solok,

Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota,

Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi,

dan Kota Payakumbuh.

3.5.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi perdagangan bawang merah

di Provinsi Sumatera Barat dilakukan oleh petani, pedagang pengepul, agen,

pedagang grosir dan pedagang eceran. Dimulai dari petani yang menjual bawang

merah ke agen sebesar 55,96 persen, selain itu petani juga menjual ke pedagang

pengepul, pedagang grosir, pedagang eceran dan rumah tangga.

Pada level perdagangan besar diperoleh informasi agen mendapatkan

pasukan dari pedagang pengepul. Kemudian agen menjual kepada pedagang

eceran 100 persen. Selain dari petani, pedagang pengepul mendapatkan pasukan

dari pedagang grosir dan sebagian besar menjualnya ke luar provinsi (90,00

persen). Pedagang grosir mendapat pasukan lain dari luar negeri. Pedagang grosir

menjual ke banyak pelaku dan yang terbesar kepada rumah tangga (28,89

persen). Pedagang eceran menjual terbanyak kepada rumah tangga (89,07

persen), sisanya dijual ke industri pengolahan.

Dari hasil survei juga didapatkan informasi bahwa sekitar 60 persen

pasokan bawang yang didistribusikan di Provinsi Sumatera Barat berasal dari Jawa

Tengah, Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Pasokan ini

didistribusikan di dalam provinsi melalui pedagang grosir. Selengkapnya pola

distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Sumatera Barat untuk setiap pelaku

usaha perdagangan dijelaskan pada Gambar 3.7.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 48: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 29

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Pengepul

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lainnya

SUMATERA UTARA (2,62%)

RIAU (8,84%)

JAMBI (0,07%)

SUMATERA SELATAN (3,36%)

LAMPUNG (0,04%)

SUMATERA UTARA (25,76%)

RIAU (4,38%)

DKI JAKARTA (3,76%)

JAWA BARAT (0,45%)

JAWA TENGAH (30,97%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Rumah Tangga

55,96%

29,69%

13,58%

0,77%

10,00%90,00%

100,00%

17,26%

3,94% Pedagang Eceran

28,89%

7,86%

2,75%

24,28%

15,02%

89,07%

10,93%

Gambar 3.7 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sumatera Barat

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Sumatera Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang grosir dan

pedagang eceran. Potensi pola terpanjang di provinsi ini adalah petani

pedagang grosir pedagang pengepul agen pedagang eceran konsumen

akhir.

3.5.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 53,73 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 53,73 persen.

Petani Agen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 49: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

30 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.6 Provinsi Riau

Wilayah cakupan survei di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Pelalawan,

Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai.

3.6.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, saluran distribusi bawang merah di Provinsi Riau

dimulai dari pedagang grosir yang membeli dari luar provinsi. Pedagang grosir

menjual 45,38 persen ke pedagang eceran serta sisanya ke pedagang grosir lain,

pedagang pengepul dan konsumen akhir. Pedagang eceran selain mendapat

pasokan dari pedagang grosir juga mendapatkan pasokan dari luar provinsi

(Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur).

Kemudian pedagang eceran menjual terbesar ke rumah tangga sebesar 80,23

persen dan penjualan ke kegiatan usaha lainnya sebesar 10,66 persen. pedagang

eceran juga menjual ke pedagang eceran lainnya sebesar 9,11 persen.

Selengkapnya pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Riau

untuk setiap pelakui usaha perdagangan disajikan pada Gambar 3.8.

Pedagang GrosirPedagang

EceranKegiatan Usaha

Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

45,38%

6,82%

8,66%

20,97%

10,66%

80,23%

SUMATERA UTARA (24,10%)

SUMATERA BARAT (44,40%)

JAWA BARAT (11,36%)

JAWA TENGAH (14,37%)

JAWA TIMUR (5,77%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

10,43%

7,74%

9,11%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI

Gambar 3.8 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Riau

https:

//www.b

ps.go.id

Page 50: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 31

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Riau adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Riau dari distributor sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang grosir dan

pedagang eceran. Sedangkan potensi pola terpanjang di Provinsi Riau adalah

melalui jalur luar provinsi pedagang grosir pedagang pengepul pedagang

eceran konsumen akhir.

3.6.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Riau adalah sebesar 19,88 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi Riau

adalah sebesar 19,88 persen.

3.7 Provinsi Jambi

Wilayah cakupan survei di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci,

Kabupaten Merangin, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo, Kota

Jambi, dan Kota Sungai Penuh.

3.7.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, rantai distribusi bawang merah di Provinsi Jambi

dimulai dari petani yang menjual hasil pertaniannya ke agen sebesar 21,99 persen,

sisanya ke pedagang pengepul, pedagang eceran dan provinsi lain. Pada tingkat

pedagang eceran mendapatkan pasokan dari agen. Sementara itu pedagang eceran

menjual ke rumah tangga sebesar 94,01 persen dan sisanya ke kegiatan usaha

lainnya (4,14 persen) dan sisanya kepada sesama pedagang eceran.

Dari hasil survei juga didapatkan informasi bahwa pasokan bawang merah

yang didistribusikan di Provinsi Jambi juga diperoleh dari luar wilayah. Sebanyak

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 51: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

32 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

90 persen pasokan berasal dari luar provinsi. Pola saluran distribusi perdagangan

bawang merah di Provinsi Jambi disajikan pada Gambar 3.9.

Agen`

PedagangGrosir

Pedagang Eceran

Distributor

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

89,89%

92,42%

0,01%

7,57%

4,14%

94,01%

SUMATERA UTARA (0,83%)

SUMATERA BARAT (1,67%)

RIAU (0,84%)

BENGKULU (0,01%)

SUMATERA BARAT (29,98%)

JAWA TENGAH (60,28%)

21,99%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul37,20%

0,39%

40,42%

100,00%

1,85%

100%

9,99%

0,12%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

Gambar 3.9 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jambi

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Jambi dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni agen dan pedagang eceran.

Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi rantai terpanjang distribusi

bawang merah di Provinsi Jambi.

3.7.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Jambi adalah sebesar 57,27 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Jambi adalah sebesar 57,27 persen.

Petani Agen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 52: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 33

3.8 Provinsi Sumatera Selatan

Wilayah cakupan survei di Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten

Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Banyu Asin, Kabupaten

Ogan Ilir, Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau.

3.8.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, saluran distribusi bawang merah di Provinsi

Sumatera Selatan dimulai dari petani menjual hasil pertaniannya ke pedagang

pengepul sebesar 40,57 persen dan pedagang eceran 59,43 persen. Pedagang

eceran selain mendapatkan pasokan dari produsen juga mendapatkan pasokan dari

pedagang pengepul. Sementara itu, pedagang eceran menjual terbesar ke rumah

tangga sebesar 72,16 persen serta sisanya menjual ke kegiatan usaha lainnya dan

sesama pendagang eceran.

Dari hasil survei juga didapatkan informasi bahwa sekitar 90 persen

pasokan yang didistribusikan berasal dari luar provinsi. Provinsi Jawa Tengah

menjadi pemasok terbesar, sebesar 92,55 persen. Pola saluran distribusi

perdagangan bawang merah di Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada Gambar

3.10.

Pedagang GrosirPedagang

Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga95,87%

0,11%

2,63%

2,29%

72,16%

SUMATERA BARAT (0,09%)

DKI JAKARTA (0,09%)

JAWA TENGAH (92,55%)

JAWA TIMUR (0,14%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

1,39% 25,55%

40,57%

59,43%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

Gambar 3.10 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sumatera Selatan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 53: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

34 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Provinsi Sumatera Selatan dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusiannya melibatkan satu pedagang yakni pedagang eceran.

Akan tetapi, pola distribusi tersebut berpotensi menjadi tiga rantai ketika melalui

jalur: petani pedagang pengepul pedagang eceran konsumen akhir.

3.8.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Jambi adalah sebesar 57,27 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Jambi adalah sebesar 57,27 persen.

3.9 Provinsi Bengkulu

Wilayah cakupan survei di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Bengkulu

Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kaur,

Kabupaten Muko Muko, dan Kota Bengkulu.

3.9.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, jalur distribusi bawang merah di Provinsi

Bengkulu dimulai dari petani menjual hasil produksinya melalui pedagang

pengepul sebesar 44,08 persen, sisanya ke pedagang eceran,

supermarket/swalayan, industri pengolahan, provinsi lain dan rumah tangga.

Selanjutnya, pedagang pengepul melakukan penjualan terbesar ke pedagang

eceran sebesar 60 persen dan sisanya ke rumah tangga.

Dari hasil survei juga didapatkan bahwa sekitar 60 persen pasokan

bawang berasal dari luar wilayah, yaitu Jawa Tengah, Lampung dan Sumatera

Barat. Pola saluran distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Bengkulu

Petani Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 54: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 35

disajikan pada Gambar 3.11

Pedagang GrosirPedagang

Eceran

Supermarket/Swalayan

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

61,79%

0,88%

31,26% 6,07%

1,30%

85,72%

SUMATERA BARAT (3,28%)

JAWA TIMUR (5,21%)

SUMATERA BARAT (10,17%)

LAMPUNG (10,46%)

JAWA TENGAH (37,55%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

44,08%

7,73%

15,46%

2,07%

3,61%

27,05%

12,98%

60,00%

40,00%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

Gambar 3.31 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Bengkulu

Secara umum, pola utama distribusi bawang merah di Provinsi Bengkulu

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Bengkulu dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang pengepul dan

pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang

di provinsi ini. Alternatif dari pola yang ada adalah melalui luar provinsi

pedagang grosir pedagang eceran konsumen akhir.

3.9.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 60,25 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Bengkulu adalah sebesar 60,25 persen.

Petani Pedagang Pengepul Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 55: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

36 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.10 Provinsi Lampung

Wilayah cakupan survei di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung

Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung

Timur, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten

Pringsewu, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro.

3.10.1 Pola Distribusi Perdagangan

Jalur distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Lampung dimulai

dari petani yang menjual hasil pertaniannya ke agen sebesar 60,98 persen, sisanya

kepada distributor dan pedagang eceran. Sementara itu untuk agen menjual

bawang merah seluruhnya ke pedagang grosir. Pedagang grosir menjual paling

banyak ke sesama pedagang grosir sebesar 41,04 persen, sisanya ke pedagang

eceran, luar provinsi dan rumah tangga. Pedagang eceran sebagai rantai distribusi

terakhir menjual seluruhnya ke rumah tangga.

Dari hasil survei didapatkan informasi pula bahwa sekitar 80 persen

pasokan bawang yang diperjual belikan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pasokan ini didistribukan di Provinsi Lampung melalui Agen dan Pedagang Grosir.

Secara lengkap pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Lampung

disajikan pada Gambar 3.12.

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Distributor

Rumah Tangga

100%

24,27%

2,31%

32,17%

100%

60,98%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

34,84%

4,18%

41,04% 100,00%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSIWILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

JAWA TENGAH (51,91%)

JAWA TIMUR (31,42%)

JAMBI (2,83%)

SUMATERA SELATAN (23,86%)

BENGKULU (4,24%)

Gambar 3.42 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Lampung

https:

//www.b

ps.go.id

Page 56: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 37

Pola utama distribusi bawang merah di Provinsi Lampung adalah sebagai

berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Lampung dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah empat

rantai. Pendistribusiannya melibatkan tiga pedagang yakni agen, pedagang grosir

dan pedagang eceran. Pola ini sekaligus merupakan potensi pola terpanjang di

Provinsi Lampung.

3.10.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Lampung adalah sebesar 82,43 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Lampung adalah sebesar 82,43 persen.

3.11 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Wilayah cakupan survei di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu

Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan,

Kabupaten Belitung Timur, Kota Pangkal Pinang.

3.11.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, pola distribusi bawang merah di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dimulai dari pedagang grosir yang mendapatkan

pasokan dari luar provinsi. Pedagang grosir menjual sebagian besar bawang

merah ke sesama pedagang grosir lainnya, yaitu sebesar 54,70. Sisanya

didistribusikan ke pedagang eceran (18,87 persen) dan konsumen akhir. Pada

tingkat sub distributor mendapatkan pasokan dari luar provinsi dan

mendistribusikan terbesar ke pedagang eceran (68,00 persen) dan sisamya ke

rumah tangga. Gambaran lain yang diperoleh yaitu pedagang eceran

mendapatkan pasokan salah satunya dari luar provinsi. Kemudian pedagang

Petani Agen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 57: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

38 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

eceran mendistribusikan terbesar ke rumah tangga, yaitu sebesar 73,87 persen,

sisanya ke kegiatan usaha lainnya dan sesama pedagang eceran. Pola saluran

distribusi bawang merah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disajikan pada

Gambar 3.13.

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Sub distributor Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

68,00%

32,00%

18,87%

0,75%

25,67%

0,59%

73,87%

SUMATERA BARAT (3,86%)

LAMPUNG (21,88%)

DKI JAKARTA (59,96%)

JAWA TENGAH (0,78%)

JAWA TIMUR (13,52%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

54,70%

25,55%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI

Gambar 3.53 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Secara umum, pola utama distribusi bawang merah di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari petani sampai dengan konsumen akhir

adalah dua rantai. Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang

grosir dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola

terpanjang di provinsi ini.

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 58: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 39

3.11.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebesar 43,72 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen

akhir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebesar 43,72 persen.

3.12 Provinsi Kepulauan Riau

Wilayah cakupan survei di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Kabupaten

Belitung, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung

Timur, Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kota B A T A

M dan Kota Tanjung Pinang.

3.12.1 Pola Distribusi Perdagangan

Jalur distribusi bawang merah di Provinsi Kepulauan Riau dimulai dari

pedagang grosir yang membeli pasokan bawang merah dari luar provinsi. Pada

tingkat pedagang grosir menjual sebagian besar kepada pedagang eceran sebesar

62,01 persen serta sisanya ke agen, sesama pedagang grosir, kegiatan usaha

lainnya dan rumah tangga. Pada pedagang eceran menjual sebagian besar kepada

rumah tangga sebesar 92,87 persen. Gambaran lain yang di potret dari pola ini

yaitu pedagang eceran medapatkan pasokan lain dari agen.

Pola saluran distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Kepulauan

Riau disajikan pada Gambar 3.14.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 59: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

40 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

16,50%

62,01%

0,43%

4,26%

92,87%

SUMATERA UTARA (21,46%)

SUMATERA BARAT (0,39%)

JAMBI (6,50%)

JAWA BARAT

(10,15%)

JAWA TENGAH

(60,88%)

JAWA TIMUR

(0,62%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

LUAR NEGERI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI

MALAYSIA (0,02%)

16,80%7,13%

Gambar 3.64 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kepulauan Riau

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Kepulauan Riau dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang grosir dan

pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang

di provinsi ini.

3.12.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang

merah di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 27,15 persen. Hal ini

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 60: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 41

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 27,15 persen.

3.13 Provinsi DKI Jakarta

Cakupan wilayah survei di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi wilayah

sampel pola distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi Kota

Adiministratif Jakarta Selatan, Kota Adiministratif Jakarta Timur, Kota

Adiministratif Jakarta Pusat, Kota Adiministratif Jakarta Barat, dan Kota

Adiministratif Jakarta Utara.

3.13.1 Pola Distribusi Perdagangan

Dari hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah di

Provinsi DKI Jakarta melibatkan fungsi usaha pedagang grosir dan pedagang

eceran serta supermarket/swalayan. Pola distribusi perdagangan bawang merah

beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA BARAT (93,92%)

JAWA TENGAH (6,03%)

BANTEN (0,05%)

JAWA BARAT (0,15%)

BANTEN (0,08%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

Industri Pengolahan

0,20%

88,19%

2,36%

0,64%

5,47%

2,84%

0,30%

0,51%

96,55%

2,94%

Gambar 3.75Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

DKI Jakarta

https:

//www.b

ps.go.id

Page 61: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

42 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi DKI Jakarta dimulai dari

fungsi usaha pedagang grosir. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ditemukan

sampel petani bawang merah di provinsi ini. Pedagang grosir menyalurkan

sebagian besar pasokannya melalui pedagang eceran (88,19 persen), sesama

pedagang grosir (0,20 persen), kegiatan usaha lainnya (5,47 persen), dan

sebagian kecil lainnya melalui industri pengolahan, pemerintah dan lembaga

nirlaba, rumah tangga dan luar provinsi. Pasokan kemudian diteruskan melalui

pedagang eceran ke rumah tangga (96,55 persen), kegiatan usaha lainnya (0,51

persen) dan sisanya didistribusikan ke sesama pedagang eceran.

Berdasarkan rantai distribusi perdagangan bawang merah pada gambar

di atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi DKI Jakarta

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di DKI Jakarta adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan

dua pedagang perantara, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran. Pola

distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang di provinsi ini.

3.13.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 59,29 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 59,29 persen.

3.14 Provinsi Jawa Barat

Wilayah cakupan survei di Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor,

Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut,

Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang,

Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 62: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 43

Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tasikmalaya.

3.14.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei untuk jalur distribusi di Provinsi Jawa Barat

dimulai dari petani yang menjual hasil produksinya ke pedagang grosir sebesar

77,04 persen, pedagang pengepul (22,91 persen) serta sisanya pedagang eceran

dan rumah tangga. Sementara itu pedagang grosir menjual bawang merah ke

pedagang eceran sebesar 60,06 persen, sesama pedagang grosir (14,01 persen),

luar provinsi (10,46 persen) dan konsumen akhir. Pada level distributor penjualan

bawang seluruhnya ke industri pengolahan. Pada tingkat agen, seluruh penjualan

ke luar provinsi. Pedagang eceran sebagai rantai distribusi terakhir penjualan ke

rumah tangga mencapai 77,44 persen, sisanya sesama pedagang ecean dan

kegiatan usaha lainnya.

Dari hasil survei didapatkan informasi bahwa sekitar 35 persen pasokan

bawang yang didistribusikan di Jawa Barat berasal dari luar wilayah. Pasokan

tersebut sebagai besar berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Sedang sebagian kecil

lainnya masuk melalui Jawa Timur, Riau dan DKI Jakarta. Pasokan dari luar

wilayah ini didistibusikan di dalam Provinsi Jawa Barat melalui perantara Pedagang

Grosir, Distributor dan Agen.

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

KEPULAUAN RIAU (0,15%)

DKI JAKARTA (0,21%)

JAWA TENGAH (35,23%)

JAWA TIMUR (0,46%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

(4,51%)

DKI JAKARTA (0,34%)

JAWA TENGAH (3,65%)

BANTEN (3,16%)

KALIMANTAN BARAT (0,30%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Distributor

Agen

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

Industri Pengolahan

77,04%

22,91%

0,05% 0,01%24,05% 10,30%

1,84%

1,84%

61,97%

100,00%

14,10%

0,05%

60,06%

0,70%

8,13%

6,50%

10,46%

18,56%

4,00%

77,44%

100%

Gambar 3.16 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Jawa Barat

https:

//www.b

ps.go.id

Page 63: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

44 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Jawa Barat

disajikan pada Gambar 3.16. Secara umum, pola utama distribusi perdagangan

bawang merah di Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Provinsi Jawa Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir

adalah tiga rantai. Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang

grosir dan pedagang eceran. Alternatif pola distribusi yang juga merupakan

potensi pola terpanjang di provinsi ini ketika melalui jalur : petani pedagang

pengepul pedagang grosir pedagang eceran konsumen akhir.

3.14.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 40,95 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 40,95 persen.

3.15 Provinsi Jawa Tengah

Wilayah cakupan survei di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Cilacap,

Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara,

Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten

Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang,

Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Semarang, Kabupaten

Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal,

Kabupaten Brebes, Kota Surakarta, Kota Semarang, dan Kota Tegal.

3.15.1 Pola Distribusi Perdagangan

Sebagai sentra bawang merah, Provinsi Jawa Tengah menggunakan

hampir semua fungsi usaha dalam distribusi bawang merah, dimulai dari hulu yaitu

Petani Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 64: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 45

petani menjual hasil pertaniannya kepada pedagang pengepul sebesar 16,38

persen, pedagang grosir 0,28 persen, pedagang eceran 3,04 persen, luar provinsi

79,97 dan sisanya ke rumah tangga. Pedagang Pengepul menjual kembali hasil

pertanian bawang merah ke Pedagang grosir sebesar 2,76 persen, sisanya ke

sesama pedagang pengepul sebesar 60,35 persen dan luar provinsi sebesar 36,88

persen. Pedagang bawang merah di tingkat pedagang grosir menjual kembali ke

pedagang eceran sebesar 63,58 persen, sisanya ke distributor, agen, pedagang

eceran konsumen akhir, luar provinsi dan ekspor. Gambaran lain yang didapat

yaitu pedagan eceran mendapatkan pasokan bawang merah dari agen. Kemudian

pedagang eceran menjual seluruh bawang merah ke rumah tangga.

Pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Jawa Tengah

disajikan pada gambar 3.17.

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

DI YOGYAKARTA (2,03%)

JAWA TIMUR (12,17%)

DKI JAKARTA (9,50%)

JAWA BARAT (3,11%)

DI YOGYAKARTA (0,45%)

JAWA TIMUR (17,22%)

Pedagang Pengepul

16,38%

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

100,00%

Eksportir

0,28%

3,04%

0,06%

79,97%

60,35%

2,76%

36,88%

0,42%

1,26%

2,30%

63,58%

1,50%

6,66%

13,63%

10,66%

Distributor

0,27%

Gambar 3.87 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jawa Tengah

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Petani Pedagang Pengepul Pedagang Grosir

Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 65: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

46 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Jawa Tengah dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah

empat rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan tiga pedagang yakni

pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Rantai yang

terbentuk merupakan rantai terpanjang yang mungkin terjadi pada Provinsi Jawa

Tengah.

3.15.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 50,66 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 50,66 persen.

3.16 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Cakupan wilayah survei di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi

Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten

Sleman dan Kota Yogyakarta.

3.16.1 Pola Distribusi Perdagangan

Dari hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari petani sampai ke konsumen akhir

melibatkan fungsi usaha pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang

eceran. Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat

dilihat pada gambar berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 66: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 47

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TENGAH (31,47%)

JAWA TENGAH (2,89%)

JAWA TIMUR (0,03%)

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

99,38%

0,62%

100,00%

90,33%

2,51%

3,40%

3,77%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

70,00%

30,00%

Gambar 3.98 Pola Distribusi Perdagangan Bawang

Merah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Petani yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagian besar

mendistribusikan bawang dagangannya melalui pedagang pengepul, yaitu sebesar 99,38

persen. Sisanya, langsung dijual ke luar provinsi. Pedagang pengepul bawang merah

kemudian didistribusikan seluruhnya ke pedagang eceran. Kemudian pedagang eceran

mendistribusikan pasokannya melalui rumah tangga (70 persen) dan kegiatan usaha

lainnya (30 persen).

Berdasarkan pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Daerah Istimewa Yogyakarta dari petani sampai dengan konsumen

akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang

perantara, yakni pedagang pengepul dan pedagang eceran. Pola distribusi

tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang di provinsi ini.

Petani Pedagang Pengepul

Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 67: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

48 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.16.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Di Yogyakarta adalah sebesar 47,86 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Di Yogyakarta adalah sebesar 47,86 persen.

3.17 Provinsi Jawa Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jawa Timur meliputi Kabupaten

pacitan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten

Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo,

Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten

Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Magetan,

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten

Sampang, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota

Madiun, Kota Surabaya.

3.17.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Jawa Timur dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi

usaha distributor, pedagang pengepul, sub distributor, agen, pedagang grosir,

supermarket/swalayan dan pedagang eceran. Pola distribusi perdagangan bawang

merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 68: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 49

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TENGAH (4,16%)

BALI (0,13%)

NUSA TENGGARA BARAT (0,40%)

KEPULAUAN RIAU (0,15%)

DKI JAKARTA (0,05%)

JAWA BARAT (4,87%)

JAWA TENGAH (2,08%)

NUSA TENGGARA BARAT (0,37%)

KALIMANTAN BARAT (0,39%)

KALIMANTAN TENGAH (1,12%)

SULAWESI UTARA (0,23%)

Pedagang Pengepul

Distributor

Agen

Sub distributor

Pedagang Grosir

13,18%

0,88%

Pedagang Eceran

Supermarket/Swalayan

2,36%

14,31%

Industri Pengolahan

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

28,49%

0,02%

43,11%

4,26%

15,11%

20,18%

58,08%

97,63%

0,48%1,89%

78,03%

7,57%

64,45%

11,39%

24,16%

1,28%

1,67%

17,49%

0,64%

75,40%

0,53%

0,85%

0,64%

1,71%

98,29%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

14,40%

Gambar 3.109 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Jawa Timur

Petani yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagian besar langsung

mendistribusikan hasil produksinya ke luar provinsi, yaitu sebesar 43,11 persen.

Sedangkan sisanya, didistribusikan melalui industri pengolahan (28,49 persen),

pedagang eceran (14,31 persen), pedagang pengepul (13,18 persen), pedagang

grosir (0,88 persen) dan rumah tangga (0,02 persen). Selanjutnya dari pedagang

eceran sebagian besar didistribusikan ke rumah tangga sebesar 98,29 persen dan

sisanya didistribusikan ke sesama pedagang eceran.

Berdasarkan pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Jawa Timur

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Jawa Timur dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

Petani Pedagang Pengepul Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 69: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

50 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni

pedagang pengepul dan pedagang eceran. Akan tetapi, pola ini berpotensi menjadi

lima rantai, jika melalui petani pedagang pengepul pedagang grosir agen

pedagang eceran konsumen akhir.

3.17.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 59,69 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 59,69 persen.

3.18 Provinsi Banten

Wilayah cakupan survei di Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota

Serang.

3.18.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei distribusi bawang merah di Provinsi Banten dimulai dari

pedagang grosir yang mendapat pasokan dari luar provinsi. Kemudian pedagang grosir

menjual terbesar kepada pedagang eceran sebesar 73,68 persen, kegiatan usaha lainnya

(4,66 persen), rumah tangga (6,41 persen) dan ke sesama pedagang grosir lainnya (0,01

persen). Gambaran lain yang didapat pada Provinsi Banten yaitu pedagang pengecer

mendapat pasokan dari luar provinsi. Penjualan pedagang pengecer sebagian besar ke

rumah tangga sebesar 91,20 persen dan kegiatan usaha lainnya sebesar 8,75 persen serta

menjual ke sesama pedagang eceran sebesar 0,05 persen. Pola distribusi perdagangan

bawang merah di Provinsi Banten disajikan pada gambar 3.20 berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 70: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 51

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

DKI JAKARTA (38,50%)

JAWA BARAT (7,76%)

JAWA TENGAH (53,74%)

DKI JAKARTA (11,32%)

JAWA BARAT (2,69%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang GrosirPedagang

Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

0,01%

73,68%

4,66%

6,41%

15,24%

0,05%

8,75%

91,20%

Gambar 3.20 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Banten

Secara umum, pola utama distribusi bawang merah di Provinsi Banten

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk di

Banten dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang yakni pedagang grosir dan

pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang

di provinsi ini.

3.18.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Banten adalah sebesar 81,72 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Banten adalah sebesar 81,72 persen.

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 71: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

52 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.19 Provinsi Bali

Cakupan wilayah survei di Provinsi Bali meliputi Kabupaten Tabanan,

Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karang Asem, Kabupaten

Buleleng, Kota Denpasar.

3.19.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Bali dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi usaha

distributor, pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran serta

supermarket/swalayan. Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta

persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

JAWA TIMUR (2,96%)

NUSA TENGGARA BARAT (9,29%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

Distributor

Pedagang Grosir

81,28%

Pedagang Eceran

Supermarket/Swalayan

17,94%

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

0,13%

0,65%

4,20%

20,95%

61,42%

13,43%

100,00%

2,74%

56,69%

25,73%

14,83%

32,00%

68,00%

Gambar 3.21 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Bali

Petani yang ada di Provinsi Bali mendistribusikan hasil produksinya

sebagian besar didistribusikan ke pedagang pengepul, yaitu sebesar 81,28 persen.

Sedangkan sisanya, didistribusikan melalui pedagang eceran (17,94 persen) dan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 72: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 53

konsumen akhir. Pedagang pengepul selanjutnya mendistribuskan pasokannya

sebagian besar ke kegiatan usaha lainnya (61,42 persen) dan sisanya ke pedagang

eceran (20,95 persen), rumah tangga (13,43 persen) serta pedagang grosir (4,20

persen). Di sisi pedagang grosir sebagian besar pasokan disalurkan melalui

pedagang eceran, yaitu 56,69 persen serta sisanya ke supermarket/swalayan dan

konsumen akhir. Pola utama distribusi perdagangan bawang merah pada gambar

di atas adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Bali dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai.

Pendistribusian utamanya melibatkan satu pedagang perantara, yakni pedagang

pengepul. Akan tetapi, pola distribusi utama tersebut berpotensi menjadi empat

rantai ketika melalui jalur: petani pedagang pengepul pedagang grosir

pedagangan eceran konsumen akhir.

3.19.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Bali adalah sebesar 12,99 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi Bali

adalah sebesar 12,99 persen.

3.20 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadi

wilayah sampel pola distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Bima, Kota

Mataram, Kota Bima.

3.20.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Nusa Tenggara Barat dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

fungsi usaha pedagang grosir dan pedagang eceran. Pola penjualan produksi

Petani Pedagang Pengepul Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 73: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

54 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar 3.22.

Distribusi bawang merah di Provinsi Nusa Tenggara Barat dilakukan

melalui jalur pedagang grosir yang pasokannya didapat dari luar provinsi.

Pedagang grosir menyalurkan pasokannya kepada pedagang eceran sebesar

50,38 persen serta sisanya langsung ke konsumen akhir dan di jual ke luar

provinsi. Pedagang eceran menyalurkan penjualan terbesarnya kepada 56,92

persen, industri pengolahan (22,48 persen), kegiatan usaha lainnya (17,99

persen) dan menjual ke sesama pedagang eceran sebesar 2,61 persen.

17,99%

JAWA TIMUR (36,40%)

KALIMANTAN SELATAN (11,09%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

BALI (0,45%)

JAWA TIMUR (13,43%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lainnya

50,38%

0,09%

1,24%

48,30%

2,61%

22,48%

56,92%

Gambar 3.112 Pola Distribusi Perdagangan

Bawang Merah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berdasarkan pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Nusa Tenggara

Barat adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Nusa Tenggara Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir

adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran. Pola ini merupakan potensi pola

terpanjang pada provinsi Nusa Tenggara Barat.

Petani Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 74: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 55

3.20.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 52,43 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 52,43 persen.

3.21 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi

Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah

Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten

Ende, Kabupaten Rote Ndao, Kota Kupang.

3.21.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Nusa Tenggara Timur dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

pelaku usaha pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pola

distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada

gambar berikut:

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

JAWA TIMUR (2,60%)

NUSA TENGGARA TIMUR (1,20%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Pedagang Pengepul

Rumah Tangga

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

Kegiatan Usaha Lainnya

5,83%

6,42%25,73%

2,44%

0,75%

58,82%88,21%

11,79%

18,25%

20,99%

60,76%

Gambar 3.123 Pola Distribusi Perdagangan

Bawang Merah Provinsi Nusa Tenggara Timur

https:

//www.b

ps.go.id

Page 75: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

56 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Petani yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagian besar

mendistribusikan hasil produksinya langsung ke rumah tangga, yaitu sebesar 58,82

persen. Sedangkan pendistribusian ke pedagang eceran sebesar 25,73 peren.

Kemudian didistribusikan melalui pedagang pengepul (6,42 persen), pedagang

grosir (5,83 persen), pemerintah dan lembaga nirlaba (0,75) dan sisanya

didistribusikan ke kegiatan usaha lainnya (2,44 persen). Gambaran lain yaitu

pedagang eceran mendapatkan pasokan bawang merah dari pedagang pengepul.

Pedagang eceran menjual sebagian besar bawang merah ke rumah tangga (60,76

persen), kegiatan usaha lainnya (20,,99 persen) dan sisanya dijual ke sesama

pedagang eceran. Pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Nusa Tenggara

Timur adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Nusa Tenggara Timur dari petani sampai dengan konsumen akhir

adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pedagang perantara,

yakni pedagang eceran. Akan tetapi, pola distribusi utama tersebut berpotensi

menjadi tiga rantai ketika melalui jalur: petani pedagang pengepul

pedagangan eceran konsumen akhir.

3.21.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 30,75 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 30,75 persen.

3.22 Provinsi Kalimantan Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Barat meliputi Kabupaten

Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, Kota

Singkawang.

Petani Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 76: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 57

3.22.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Kalimantan Barat dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

pelaku usaha distributor, sub distributor, pedagang pengepul, pedagang grosir,

dan pedagang ecera. Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta

persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

JAWA BARAT (10,41%)

JAWA TENGAH (0,57%)

JAWA TIMUR (0,64%)

Distributor.

Sub distributor

Pedagang Grosir

Pedagang Pengepul

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

100,00%

100%

5,99%

13,01%81,00%

88,29%

3,20%

8,51%

86,15%

13,85%

Gambar 3.134 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Kalimantan Barat

Petani di Provinsi Kalimantan Barat mendistribusikan seluruh hasil

produksinya melalui distributor. Gambaran lain dapat dilihat bahwa sub distributor

mendapatkan pasokan dari distributor dan luar provinsi. Pasokan yang didapat

oleh sub distributor sebagian besar didistribusikan ke pedagang eceran, yaitu

sebesar 81,00 persen serta sisanya ke rumah tangga (13,01 persen) dan kegiatan

usaha lainnya (5,99 persen). Pedagang eceran mendistribusikan sebagian besar

bawang merah ke rumah tangga, yaitu sebesar 86,15 persen dan sisanya dijual

ke sesama pedagang eceran. Pola distribusi perdagangan bawang merah pada

gambar di atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi

Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 77: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

58 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Kalimantan Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah

empat rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara,

yakni distributor, sub distributor dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut

juga merupakan potensi pola terpanjang di provinsi ini.

3.22.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 63,88 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 63,88 persen.

3.23 Provinsi Kalimantan Tengah

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi

Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten

Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau, Kota Palangka Raya.

3.23.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Kalimantan Tengah dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

fungsi usaha pedagang pengepul, pedagang grosir dan pedagang eceran. Pola

distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada

gambar berikut:

Petani Distributor. Sub Distributor

Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 78: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 59

30,00%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TIMUR (85,38%)

KALIMANTAN SELATAN (9,65%)

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lainnya

17,03%

13,19%

13,19%

39,56%

KALIMANTAN BARAT (15,87%)

17,03%35,00%

35,00%

0,53%

51,80%

9,17%

38,50%

87,49%

12,51%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.145 Pola Distribusi Perdagangan

Bawang Merah Provinsi Kalimantan Tengah

Distribusi bawang merah di Provinsi Kalimantan Tengah dari petani

melalui dua jenis pedagang, yaitu pedagang pengepul (17,03 persen), pedagang

pengecer (13,19 persen) dan sisanya disalurkan langsung ke konsumen akhir yang

terdiri dari rumah tangga (39,56 persen) dan kegiatan usaha lainnya (13,19

persen) serta ke luar provinsi (17,03 persen). Pedagang pengepul

mendistribusikan bawang merah sebagian besar melalui pedagang eceran, yaitu

sebesar 35,00 persen dan sisanya didistribusikan langsung ke konsumen akhir.

Pada tingkat pedagang eceran, selain disalurkan ke rumah tangga, sebesar 87,49

persen juga disalurkan ke sesama pedagang eceran.

Berdasarkan pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Kalimantan Barat

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Kalimantan Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah

tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni

pedagang pengepul dan pedagang eceran. Pola distribusi utama tersebut

berpotensi menjadi pola terpanjang pada provinsi ini.

Petani Pedagang Pengepul Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 79: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

60 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.23.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 90,65 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 90,65 persen.

3.24 Provinsi Kalimantan Selatan

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Selatan meliputi Kabupaten

Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tabalong, Kota Banjarmasin, Kota

Banjar Baru.

3.24.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Kalimantan Selatan dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

fungsi usaha pedagang pengepul, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat

pada gambar berikut:

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TENGAH (8,31%)

JAWA TIMUR (6,19%)

NUSA TENGGARA BARAT (62,61%)

SULAWESI SELATAN (2,49%)

Pedagang Pengepul

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lainnya20,00%

80,00%

44,27%

28,53%

1,47%

1,96%

15,63%

27,38%

31,82%

0,24%

16,18%

5,46%

94,54%

KALIMANTAN TENGAH (11,54%)

KALIMANTAN TIMUR (1,84%)

23,78%

8,76%

Gambar 3.156 Pola Distribusi Perdagangan

Bawang Merah Provinsi Kalimantan Selatan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 80: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 61

Petani yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar langsung

mendistribusikan hasil produksinya ke pedagang pengepul, yaitu sebesar 80

persen dan sisanya disalurkan melalui pedagang eceran (20,00 persen). Pedagang

eceran kemudian mendistribusikan ke berbagai konsumen akhir yang terdiri dari

rumah tangga (94,54 persen) dan kegiatan usaha lainnya (5,46 persen). Selain

itu, dari hasil survei juga di dapatkan informasi bahwa sekitar 80 persen pasokan

bawang yang ada berasal dari luar provinsi, dimana mayoritas adalah pasokan dari

provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pola utama distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di atas

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Kalimantan Selatan dari petani sampai dengan konsumen akhir

adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pedagang perantara,

yakni pedagang eceran. Akan tetapi, pola distribusi utama tersebut berpotensi

menjadi tiga rantai ketika melalui jalur: petani pedagang pengepul

pedagangan eceran konsumen akhir.

3.24.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 58,26 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 58,26 persen.

3.25 Provinsi Kalimantan Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Timur meliputi Kabupaten

Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kota Balikpapan, Kota

Samarinda.

Petani Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 81: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

62 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.25.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Kalimantan Timur dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan

fungsi usaha distributor, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pola

distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada

gambar berikut:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Distributor

JAWA TIMUR (44,66%)

NUSA TENGGARA BARAT (20,29%)

SULAWESI SELATAN (35,05%)

Pedagang Grosir

Agen

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Supermarket/Swalayan

Pedagang Eceran

40,00%

15,00%

10,00%

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

20,00%

KALIMANTAN UTARA (2,51%)

10,00%

5,00%

1,09%

82,37%

13,46%

2,31%

0,77%

80,35%

4,97%

1,77%

12,91%

Gambar 3.167 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Kalimantan Timur

Bawang merah yang ada di Provinsi Kalimantan Timur sebagian besar

didistribusikan melalui distributor. Selanjutnya pasokan tersebut oleh distributor

sebagian besar didistribusikan melalui pedagang grosir, yaitu sebesar 40 persen.

Sedangkan sisanya didistribusikan ke supermarket/swalayan (15,00 persen), pedagang

eceran (10,00 persen), industri pengolahan (10,00 persen) dan rumah tangga (5,00

persen) serta didistribusikan ke luar provinsi sebesar 20,00 persen. Gambaran lain yang

diperoleh yaitu pedagang grosir juga mendapatkan pasokan dari luar provinsi. Kemudian

pedagang grosir mendistribusikan sebagian besar bawang merah ke pedagang eceran,

yaitu sebesar 82,37 persen dan sisanya ke agen (1,09 persen), industri pengolahan (0,77

persen), rumah tangga (13,46 persen) serta mendistribusikan ke sesama pedagang

https:

//www.b

ps.go.id

Page 82: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 63

grosir sebesar 2,31 persen. Pedagang eceran mendapatkan pasokan tambahan dari

agen. Pedagang eceran mendistribusikan sebagian besar bawang merah ke rumah

tangga, yaitu sebesar 80,35 persen. Sisanya didisribusikan ke industri pengolahan (1,77

persen), kegiatan usaha lainnya (4,97 persen) dan mendistribusikan ke sesama

pedagang eceran sebesar 12,91 persen. Pola utama distribusi perdagangan bawang

merah pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Kalimantan Timur dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan tiga pedagang perantara, yakni

distributor, pedagang grosir dan pedagang eceran. Akan tetapi, pola distribusi utama

tersebut berpotensi menjadi empat rantai ketika melalui jalur: luar provinsi

pedagang grosir agen pedagangan eceran konsumen akhir.

3.25.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 66,08 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 66,08 persen.

3.26 Provinsi Kalimantan Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Utara meliputi Kabupaten

Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, Kota

Tarakan.

3.26.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Kalimantan Utara melibatkan fungsi usaha pedagang pengepul,

pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran. Pola penjualan produksi bawang

merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

Luar Provinsi Distributor Pedagang Grosir

Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 83: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

64 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR (72,97%)

SULAWESI SELATAN (27,03%)

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Agen

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

50,00% 50,00%

0,18%

3,70%

98,44%

1,56%

68,46% 27,66%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.178 Pola Distribusi Perdagangan

Bawang Merah Provinsi Kalimantan Utara

Berdasarkan hasil pendataan survei pola distribusi di Provinsi Kalimantan

Utara pedagang grosir mendapatkan pasokan bawang merah dari luar provinsi

dan dari agen sebelum didistribusikan ke dalam Provinsi Kalimantan Utara.

Pedagang grosir mendistribusikan bawang merah terbesar ke pedagang eceran,

yaitu sebesar 68,46 persen. Sisanya didistribusikan ke rumah tangga (27,66

persen), agen (0,18 persen) dan sesama pedagang grosir (3,70 persen).

pedagang eceran juga mendapatkan pasokan dari luar provinsi. Kemudian

mendistribusikan sebagian besar ke rumah tangga (98,44 persen) dan sisanya ke

sesama pedagang eceran. Pola distribusi perdagangan bawang merah pada

gambar di atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi

Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Kalimantan Utara adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya

melibatkan dua pedagang perantara, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 84: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 65

Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang di provinsi ini.

3.26.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Kalimantan Utara adalah sebesar 44,35 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Kalimantan Utara adalah sebesar 44,35 persen.

3.27 Provinsi Sulawesi Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Utara yang dialokasikan

sebagai sampel distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Manado, Kota Bitung.

3.27.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa distribusi bawang

merah di Provinsi Sulawesi Utara dari petani dijual seluruhnya ke pedagang

eceran. Sementara pedagang besar di tingkat pedagang pengepul mendapatkan

pasokan dari distributor dan luar provinsi, penjualan terbesar ke pedagang eceran

sebesar 44,68 persen, sisanya ke pedagang grosir sebesar 11,17 persen,

supermarket/swalayan sebesar 37,62 persen dan rumah tangga 6,53 persen.

Pedagang eceran menjual barang dagangannya ke rumah tangga sebesar 97, 01

persen. Selengkapnya pola distribusi bawang merah di Provinsi Sulawesi Utara

untuk setiap fungsi usaha dijelaskan pada Gambar 3.29

https:

//www.b

ps.go.id

Page 85: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

66 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

NUSA TENGGARA BARAT (0,01%)

SULAWESI SELATAN (1,62%)

MALUKU UTARA (6,26%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

AgenPedagang

Grosir

Pedagang Eceran

Supermarket/Swalayan

Rumah Tangga

100,00%

100,00%

11,17%

37,62%

44,68%

6,53%

87,24%

5,47%

7,29%

97,01%

2,99%

Gambar 3.189 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Utara

Secara umum, pola utama distribusi bawang merah di Provinsi Sulawesi

Utara adalah sebagai berikut.

Banyaknya rantai utama distribusi bawang merah yang terbentuk dari

petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai. Pendistribusiannya

melibatkan satu pedagang, yakni pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga

merupakan potensi pola terpanjang di provinsi ini.

3.27.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 18,12 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 18,12 persen.

Petani → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 86: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 67

3.28 Provinsi Sulawesi Tengah

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Tengah yang dialokasikan

sebagai sampel distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Banggai, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi

Moutong, Kabupaten Sigi, Kota Palu.

3.28.1 Pola Distribusi Perdagangan

Pola distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Sulawesi Tengah

dimulai dari petani yang menjual hasil produksinya ke pedagang pengepul sebesar

97,31 persen, selain itu ke pedagang grosir dan konsumen akhir. Pedagang pengepul

lebih banyak menjual langsung ke pedagang eceran sebesar 55,82 persen, sisanya ke

konsumen akhir dan luar provinsi. Pada level pedagang grosir, penjualan terbesar juga

ke pedagang eceran sebesar 86,24 persen, sisanya ke pedagang pengepul, luar

provinsi dan konsumen akhir. Pedagang eceran menjual seluruhnya ke rumah tangga.

Dari hasil survei juga didapatkan informasi bahwa sekitar 80 persen pasokan

yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah berasal dari luar, dimana Provinsi Sulawesi

Selatan menjadi pemasok terbesar sebanyak 78,17 persen. Selengkapnya, pola

distribusi perdagangan bawang merah di Provinsi Sulawesi Tengah dari setiap fungsi

usaha dijelaskan pada Gambar 3.30.

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

86,24%

0,92%

7,06%

100,00%

KALIMANTAN TIMUR (0,99%)

SULAWESI UTARA (1,14%)

GORONTALO (0,15%)

NUSA TENGGARA BARAT (2,00%)

SULAWESI SELATAN (78,17%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

55,82%

14,73%

28,76%

1,65%

0,68%

97,31%

1,81%

0,20%

4,13%

Gambar 3.30 Pola Distribusi Perdagangan Bawang

Merah Provinsi Sulawesi Tengah

https:

//www.b

ps.go.id

Page 87: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

68 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut:

Banyaknya pola utama distribusi perdagangan bawang merah yang terbentuk

dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusiannya

melibatkan dua pedagang, yakni pedagang pengepul dan pedagang eceran. Akan

tetapi, pola terpanjang distribusi bawang di Provinsi Sulawesi Tengah adalah empat

rantai, yaitu petani → pedagang grosir → pedagang pengepul → pedagang eceran

→ konsumen akhir.

3.28.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 60,95 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 60,95 persen.

3.29 Provinsi Sulawesi Selatan

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Selatan yang dialokasikan

sebagai sampel distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar, Kabupaten

Gowa, Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, Kabupaten Pinrang,

Kabupaten Enrekang, Kabupaten Luwu Timur, Kota Makassar.

3.29.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei, pola distribusi bawang merah di Provinsi

Sulawesi Selatan. Petani menjual hasil produksi bawang merah terbanyak ke

pedagang pengepul sebesar 79,90 persen, pedagang eceran dan rumah tangga.

Gambaran lain yang diperoleh yaitu pedagang grosir mendapakan pasokan dari

petani dan luar provinsi. Pedagang grosir menjual kembali sebagian besar ke luar

provinsi, yaitu sebesar 85,48 persen. Sisanya pedagang grosir menjual ke

pedagang eceran (8,27 persen), pedagang pengepul (5,72 persen), dan konsumen

Petani → Pedagang Pengepul → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 88: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 69

akhir. Pedagang eceran mendistribusikan bawang merah sebagian besar ke rumah

tangga, yaitu sebesar 75,36 persen dan sisanya didistribusikan ke sesama

pedagang eceran (21,42 persen) serta kegiatan usaha lainnya sebesar 3,22

persen. Pola distribusi perdagangan untuk setiap fungsi usaha di Provinsi Sulawesi

Selatan secara lebih rinci dijelaskan pada Gambar 3.31:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TIMUR (4,26)

BALI (4,26%)

NUSA TENGGARA TIMUR (9,75%)

KALIMANTAN SELATAN (36,30%)

KALIMANTAN TIMUR (6,83%)

SULAWESI UTARA (0,01%)

SULAWESI TENGAH (3,44%)

SULAWESI TENGGARA (0,19%)

GORONTALO (0,01%)

SULAWESI BARAT (0,96%)

MALUKU (0,01%)

PAPUA BARAT (10,59%)

PAPUA (4,27%)

NUSA TENGGARA BARAT (0,04%)

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

99,53%

0,47%

79,90%

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

1,11%

2,50%

16,48%

5,72%

8,27%

0,04%

0,49%

85,48%

21,42%3,22%

75,36%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.31 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Sulawesi Selatan

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut.

Banyaknya pola utama distribusi perdagangan bawang merah yang terbentuk

dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusiannya

melibatkan dua pedagang, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran. Pola distribusi

tersebut merupakan potensi pola terpanjang pada provinsi ini.

3.29.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 52,56 persen. Hal ini mengindikasikan

Petani → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 89: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

70 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 52,56 persen.

3.30 Provinsi Sulawesi Tenggara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Tenggara yang dialokasikan

sebagai sampel distribusi perdagangan komoditas bawang merah meliputi

Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten

Bombana, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton

Selatan, Kota Kendari, Kota Baubau.

3.30.1 Pola Distribusi Perdagangan

Distribusi bawang merah di Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai dari petani

yang menjual hasil produksinya kepada pedagang pengepul sebesar 84,97 persen

yang merupakan penjualan terbesar, sisanya ke pedagang eceran dan konsumen

akhir. Gambaran lain yang diperoleh yaitu pedagang eceran

mendapatkan pasokan dari pedagang pengepul dan luar negeri. Kemudian

pedagang eceran mendistribusikan bawang merah terbesar ke rumah tangga

(96,45 persen) dan sisanya didistribusikan ke sesama pedagang eceran. Pada

tingkat pedagang grosir mendapatkan pasokan dari luar provinsi dan

mendistribusikan terbesar ke pedagang eceran (75,01 persen) dan sisanya ke

konsumen akhir serta luar provinsi. Selengkapnya pola distribusi perdagangan

bawang merah di Provinsi Sulawesi Selatan dijelaskan pada Gambar 3.32

https:

//www.b

ps.go.id

Page 90: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 71

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

84,97%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

JAWA TIMUR (3,76%)

NUSA TENGGARA BARAT (3,88%)

SULAWESI SELATAN (81,20%)

MALUKU UTARA (4,03%)

Pedagang Pengepul.

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

13,09% 1,93%

0,25%

75,01%

2,04%

18,58%

4,12%

3,55%

96,45%100%

Gambar 3.32 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Sulawesi Tenggara

Secara umum, pola utama distribusi perdagangan bawang merah di

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut.

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusiannya melibatkan dua pedagang, yakni pedagang pengepul dan

pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang

di provinsi ini.

3.30.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 96,44 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai

konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 96,44 persen.

Petani → Pedagang Pengepul. → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 91: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

72 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

3.31 Provinsi Gorontalo

Cakupan wilayah survei di Provinsi Gorontalo meliputi Kabupaten

Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo

Utara.

3.31.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Gorontalo dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi

usaha pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pola distribusi

perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar

berikut:

SULAWESI TENGAH (1,80%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

SULAWESI SELATAN (81,08%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Pedagang Pengepul.

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

Rumah Tangga

5,21%

63,71%

7,16%

19,65%

2,38%

1,88%

100,00%

100%

Gambar 3.193 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Gorontalo

Petani yang ada di Provinsi Gorontalo sebagian besar mendistribusikan hasil

produksinya ke pedagang pengepul, yaitu sebesar 63,71 persen. Sedangkan sisanya,

didistribusikan melalui pedagang grosir (5,21 persen), pedagang eceran (7,16 persen)

dan langsung ke konsumen akhir (22,03 persen) serta ke luar provinsi (1,88 persen).

Gambaran lain yang diperoleh yaitu pedagang eceran mendapatkan pasokan dari

pedagang pengepul dan luar provinsi. Pedagang eceran mendistribusikan seluruh

bawang merah ke rumah tangga.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 92: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 73

Pola utama distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di atas

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Jawa Timur dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni pedagang

pengepul dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola

terpanjang di provinsi ini.

3.31.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 36,52 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Gorontalo adalah sebesar 36,52 persen.

3.32 Provinsi Sulawesi Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Barat meliputi Kabupaten

Majene, Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju,

Kabupaten Mamuju Utara.

3.32.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah di

Provinsi Sulawesi Barat dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi usaha

pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pola distribusi

perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar

berikut:

Petani Pedagang Pengepul. Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 93: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

74 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

NUSA TENGGARA BARAT (2,81%)

SULAWESI SELATAN (50,62%)

SULAWESI TENGAH (10,05%)

SULAWESI SELATAN (1,28%)

42,22%

Pedagang Pengepul.

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran36,08%

9,28%

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

12,42%

76,08%

3,59%

20,33%

17,36%

8,40%

74,24%

100%

Gambar 3.204 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah

Provinsi Sulawesi Barat

Petani yang ada di Provinsi Sulawesi Barat mendistribusikan hasil

produksinya sebagian besar melalui pedagang perantara yang terdiri dari

pedagang pengepul (36,08 persen) dan pedagang eceran (9,28 persen). Sisanya

didistribusikan ke luar provinsi (42,22 persen) dan rumah tangga (12,42 persen).

Hasil survei tahun ini tidak didapatkan sampel pedagang pengepul di Provinsi

Sulawesi Barat, sehingga informasi penjualan dari pedagang pengepul tidak

ditemukan. Sebagai pelengkap didapatkan info dari sampel pedagang eceran

bahwa salah satu pasokan mereka didapatkan dari pedagang pengepul. Kemudian

pedagang eceran mendistribusikan bawang merah terbesar ke rumah tangga,

yaitu sebesar 74,24 persen . Sisanya ke industri pengolahan (8,40 persen) dan

sesama pedagang eceran (17,36 persen).

Pola utama distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di atas

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Sulawesi Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni

Petani Pedagang Pengepul. Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 94: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 75

pedagang pengepul dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan

potensi pola terpanjang di provinsi ini.

3.32.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 47,74 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 47,74 persen.

3.33 Provinsi Maluku

Cakupan wilayah survei di Provinsi Maluku meliputi Kabupaten Maluku

Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kota Ambon, Kota Tual.

3.33.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Maluku dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi usaha

pedagang pengepul, pedagang grosir, agen dan pedagang eceran serta

supermarket/swalayan. Dari hasil survei didapatkan informasi bahwa sekitar 90

persen pasokan yang didistribusian di Provinsi ini berasal dari luar, yaitu Nusa

Tenggara Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Pola

distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada

gambar berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 95: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

76 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

JAWA TIMUR (27,87%)

NUSA TENGGARA BARAT

(34,50%)

SULAWESI SELATAN (5,19%)

SULAWESI TENGGARA (25,87%)

Agen

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran100,00%

45,65%

56,80%

3,85%

35,50%

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

3,85%

Supermarket/Swalayan

17,72% 1,20%

35,43%

100,00%

Gambar 3.215 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi

Maluku

Distribusi bawang di Provinsi Maluku sebagian besar didistribusikan petani

melalui pedagang grosir, yaitu sebesar 56,80 persen, pedagang pengepul (3,85

persen), pedagang eceran (35,50 persen) dan rumah tangga (3,85 persen).

Gambaran lain pedagang grosir mendapatkan pasokan dari luar provinsi. Pedagang

grosir mendistribusikan sebagian besar bawang merah ke pedagang eceran, yaitu

sebesar 45,65 persen, supermarket/swalayan (17,72 persen) dan sisanya langsung ke

konsumen akhir. Pedagang eceran juga mendapatkan pasokan dari pedagang

pengepul. Kemudian pedagang eceran mendistribusikan seluruh bawang merah ke

rumah tangga.

Pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di atas, pola

utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Maluku adalah sebagai

berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Maluku dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Petani Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 96: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 77

Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni pedagang grosir

dan pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola

terpanjang di provinsi ini.

3.33.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Maluku adalah sebesar 26,56 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Maluku adalah sebesar 26,56 persen.

3.34 Provinsi Maluku Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Maluku Utara meliputi Kabupaten

Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur, Kota

Ternate, Kota Tidore Kepulauan.

3.34.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah di

Provinsi Maluku Utara dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi usaha

pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran serta

supermarket/swalayan. Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta

persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 97: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

78 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

NUSA TENGGARA BARAT (5,91%)

SULAWESI UTARA (92,61%)

SULAWESI TENGAH (1,48%)

Pedagang Pengepul

Pedagang Grosir

Supermarket/Swalayan

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Kegiatan Usaha Lainnya

0,82%

14,15%

35,52%49,52%

95,37%

4,63%

3,38%

96,62%

Gambar 3.226 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah Provinsi Maluku Utara

Petani yang ada di Provinsi Maluku Utara mendistribusikan hasil

produksinya ke supermarket/swalayan (0,82 persen), pedagang pengepul (14,45

persen) dan pedagang eceran (49,52 persen) serta rumah tangga (35,52 persen).

Pada tingkat pedagang eceran sebagian besar pasokan didistribusikan melalui

rumah tangga (96,62 persen) dan kegiatan usaha lainnya (3,38 persen). Hasil

pendataan tahun ini tidak didapatkan informasi sampel penjualan dari petani ke

pedagang grosir. Informasi yang di dapat adalah sampel pedagang grosir

mendapat pasokan dari luar provinsi dengan cara membeli, baru pasokan tersebut

disebarkan ke pedagang eceran dan langsung ke konsumen akhir.

Berdasarkan pola distribusi perdagangan bawang merah pada gambar di

atas, pola utama distribusi perdagangan bawang merah Provinsi Maluku Utara

adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang terbentuk

di Maluku Utara dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai.

Pendistribusian utamanya melibatkan satu pedagang perantara, yakni pedagang eceran.

Petani Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 98: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 79

Pola distribusi utama tersebut berpotensi menjadi rantai terpanjang, jika melewati

pedagang pengepul.

3.34.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Maluku Utara adalah sebesar 25,02 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Maluku Utara adalah sebesar 25,02 persen.

3.35 Provinsi Papua Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Papua Barat meliputi Kabupaten

Fakfak, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kota Sorong.

3.35.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Papua Barat dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi

usaha pedagang grosir, supermarket/swalayan dan pedagang eceran. Pasokan

dari petani di dalam Provinsi Papua Barat sebagian besar didistribusiakan melalui

pedagang eceran sebelum akhirnya ke konsumen akhir. Selain itu juga di dapatkan

informasi bahwa sekitar 95 persen pasokan yang ada berasal dari luar Provinsi

Papua Barat, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Pasokan tersebut didistribusikan di dalam Provinsi Papua Barat melalui pedagang

grosir dan pedagang eceran.

Pola distribusi perdagangan bawang merah beserta persentasenya dapat

dilihat pada gambar berikut:

https:

//www.b

ps.go.id

Page 99: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

80 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

75,00%

JAWA TIMUR (51,28%)

NUSA TENGGARA BARAT (2,59%)

SULAWESI SELATAN (42,66%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

93,55%

6,45%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DALAM PROVINSI

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Pedagang Grosir

25,00%

Kegiatan Usaha Lainnya

Industri Pengolahan

1,83%

65,65%

5,39%

Supermarket/Swalayan

2,31%8,05%

16,78%

Gambar 3.237 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah

Provinsi Papua Barat Petani yang ada di Provinsi Papua Barat sebagian besar langsung

mendistribusikan hasil produksinya ke pedagang eceran, yaitu sebesar 93,55

persen. Sedang selebihnya disalurkan langsung ke konsumen akhir, yaitu rumah

tangga. Pada tingkat pedagang eceran bawang merah tersebut disalurkan

sebagian besar ke rumah tangga (65,65 persen), sebagian lain ke pedagang grosir

(8,05 persen), supermarket/swalayan (2,31 persen), kegiatan usaha lainnya (1,83

persen), industri pengolahan (5,39 persen) dan sisanya disalurkan ke sesama

pedagang eceran (16,78 persen). Pola utama distribusi perdagangan bawang

merah pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Papua Barat dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pedagang perantara, yakni

pedagang eceran. Pola distribusi tersebut juga merupakan potensi pola terpanjang di

provinsi ini. Akan tetapi, pola distribusi utama tersebut berpotensi menjadi tiga

rantai ketika melalui jalur: luar provinsi pedagang grosir pedagang eceran

konsumen akhir.

Petani Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 100: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 81

3.35.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Papua Barat adalah sebesar 66,1 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di

Provinsi Papua Barat adalah sebesar 66,1 persen.

3.36 Provinsi Papua

Cakupan wilayah survei di Provinsi Papua meliputi Kabupaten Merauke,

Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, Kota Jayapura.

3.36.1 Pola Distribusi Perdagangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa distribusi bawang merah

di Provinsi Papua dari petani sampai ke konsumen akhir melibatkan fungsi usaha

agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pola distribusi perdagangan

bawang merah beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar berikut:

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

47,87%45,19%

4,35%

2,59%

99,95%JAWA TIMUR (44,96%)

NUSA TENGGARA BARAT (35,06%)

SULAWESI UTARA (19,98%)

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

0,05%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI.

DALAM PROVINSI

Gambar 3.248 Pola Distribusi Perdagangan Bawang Merah

Provinsi Papua

Berdasarkan hasil pendataan survei pola distribusi di Provinsi Kalimantan

Utara pedagang grosir mendapatkan pasokan bawang merah dari luar provinsi

https:

//www.b

ps.go.id

Page 101: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

82 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

sebelum didistribusikan ke dalam Provinsi Kalimantan Utara. Kemudian pedagang

grosir mendistribusikan sebagian besar bawang merah ke agen (47,87 persen),

pedagang eceran (45,19 persen) dan sisanya ke konsumen akhir. Pada tingkat

agen tidak ditemukan sampel penjualan ke pelaku usaha lain. Pada tingkat

pedagang eceran mendapatkan pasokan dari agen dan luar provinsi. Pedagang

eceran menjual kembali sebagian besar ke rumah tangga, yaitu sebesar 99,95

persen dan sisanya ke sesama pedagang eceran. Pola utama distribusi

perdagangan bawang merah pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan bawang merah yang

terbentuk di Papua dari petani sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai.

Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni pedagang

grosir dan pedagang eceran. Akan tetapi, pola distribusi utama tersebut berpotensi

menjadi empat rantai ketika melalui jalur: luar provinsi pedagang grosir agen

pedagang eceran konsumen akhir.

3.36.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa MPP bawang merah

di Provinsi Papua adalah sebesar 78,07 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan harga bawang merah dari petani sampai konsumen akhir di Provinsi

Papua adalah sebesar 78,07 persen.

Luar Provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 102: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 83

BAB IV KESIMPULAN

Pendistribusian komoditas bawang merah dari petani ke konsumen

akhir melibatkan satu sampai dengan tujuh pelaku usaha perdagangan.

Banyaknya rantai utama distribusi perdagangan komoditas bawang merah dari

petani sampai ke konsumen akhir yang terbentuk di Indonesia adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pedagang perantara, yakni

pedagang pengepul dan pedagang eceran. Potensi pola terpanjang distribusi

perdagangan bawang merah adalah melalui empat rantai dengan melibatkan

tiga pedagang perantara. Potensi pola terpanjang tersebut terjadi di Provinsi

Lampung. Potensi pola terpanjang melibatkan agen, pedagang grosir, dan

pedagang eceran. Sedangkan potensi pola terpendek distribusi perdagangan

bawang merah hanya terdiri dari dua rantai yang melibatkan pedagang eceran.

Pola terpendek tersebut terjadi di beberapa wilayah, yaitu Provinsi Sumatera

Selatan, Bali, Nusa Tengagra Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Maluku, Maluku Utara, Papua Barat.

Dilihat dari harga yang sampai kepada konsumen akhir, provinsi dengan

margin perdagangan dan pengangkutan yang tertinggi adalah Sulawesi Tenggara

yaitu sebesar 95,58 persen. Besarnya nilai tersebut dapat dijelaskan karena

memiliki 3 rantai perdagangan dan pelaku usaha yang terlibat sebanyak 2 pelaku

usaha. Sedangkan provinsi dengan margin perdagangan dan pengangkutan yang

terendah adalah Bali, yaitu sebesar 12,99 persen, hanya dua rantai perdagangan

dan melibatkan satu pelaku usaha.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 103: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

84 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 104: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 85

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Semusim Indonesia 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2018. Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi

Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Susenas September

2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik.Tabel Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi, 2010–2035.

Badan Pusat Statistik. Tabel Produksi Tanaman Hortikultura (Bawang Merah),

2011-2017

Kementerian Pertanian, Pusdatin, Basis Data Konsumsi Pangan. Diambil dari

http://aplikasi2.pertanian.go.id/konsumsi/ 20 November 2018

Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Bawang Merah.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kemeterian Pertanian.

Jakarta.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 105: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

86 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 106: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 87

LAMPIRAN

https:

//www.b

ps.go.id

Page 107: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

88 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 108: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 89

Lampiran 1 : Kuesioner VPDN-18

https:

//www.b

ps.go.id

Page 109: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

90 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 110: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 91

https:

//www.b

ps.go.id

Page 111: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

92 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 112: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Tahun 2018 93

Lampiran 2 : Surat Tanda Terima Perusahaan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 113: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH · DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK BAWANG MERAH INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201018 minimarket

Badan Pusat Statistik Republik IndonesiaJl Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710Kotak Pos 1003, Jakarta 10010Telp. 021-3841195, 3842508, 3810291 - 5/Fax: 021-3857048E-mail: [email protected]: http://www.bps.go.id

https:

//www.b

ps.go.id