dislokasi patela word

8
DISLOKASI PATELLA DEFINISI Subluksasi adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya deviasi hubungan normal antara tulang rawan yang satu dengan tulang rawan lainnya yang masih menyentuh berbagai bagian pasangannya. Jika kedua bagian ini sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya maka disebut sebagai dislokasi (Price & Wilson, 2006). Dislokasi patela akut merupakan gangguan pada persendian atau adanya pergeseran yang dapat menimbulkan gangguan fungsional (Palmu, S et al., 2008). (anatomi sendi lutut) EPIDEMIOLOGI Insidensi dislokasi patela lebih sering terjadi pada wanita usia 10-17 tahun dan meningkat terkait aktivitas fisik seperti pada wanita atlet, dan lebih jarang terjadi pada usia diatas 30 tahun. Dislokasi lateral umumnya lebih sering terjadi, sedangkan dislokasi medial merupakan bentuk yang lebih jarang terjadi,

Upload: ecank-rsmr

Post on 01-Jan-2016

165 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dislokasi

TRANSCRIPT

Page 1: dislokasi patela word

DISLOKASI PATELLA

DEFINISI

Subluksasi adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya deviasi hubungan

normal antara tulang rawan yang satu dengan tulang rawan lainnya yang masih menyentuh

berbagai bagian pasangannya. Jika kedua bagian ini sudah tidak menyinggung satu dengan

lainnya maka disebut sebagai dislokasi (Price & Wilson, 2006). Dislokasi patela akut merupakan

gangguan pada persendian atau adanya pergeseran yang dapat menimbulkan gangguan

fungsional (Palmu, S et al., 2008).

(anatomi sendi lutut)

EPIDEMIOLOGI

Insidensi dislokasi patela lebih sering terjadi pada wanita usia 10-17 tahun dan meningkat

terkait aktivitas fisik seperti pada wanita atlet, dan lebih jarang terjadi pada usia diatas 30 tahun.

Dislokasi lateral umumnya lebih sering terjadi, sedangkan dislokasi medial merupakan bentuk

yang lebih jarang terjadi, sebagai akibat oleh trauma langsung. Redislokasi terjadi lebih sering

pada pasien yang lebih muda kurang dari 20 tahun (Cornell, B., 2006). Disamping itu, dislokasi

patella akut, sekitar 69% terjadi pada individu dalam setahunnya (Andrish, J., 2008).

Puncak insidensi dislokasi patella akut terjadi pada usia sekitar 15 tahun. Dilaporkan

insidensi pada populasi Helsinki adalah 43 per 100.000 pada mereka dengan usia dibawah 16

tahun (Palmu, S et al., 2008). Dislokasi patella termasuk dalam kasus emergensi dalam bidang

ortopedi (Shetty et al., 2009).

Page 2: dislokasi patela word

Satu dari 1000 anak mengalami dislokasi patela akut setiap tahunnya. Hal tersebut

disebabkan oleh rotasi eksternal secara tidak langsung dan tekanan valgus pada saat lutut dalam

keadaan fleksi dengan posisi kaki terfiksasi di atas tanah. Sebagian besar keadaan ini terjadi

selama masa remaja dengan insidensi puncak pada usia 15 tahun. Pada anak-anak, dislokasi

patela merupakan penyebab tersering hemarthrosis traumatic akut (Benson, M et al., 2010).

ETIOLOGI

Faktor resiko sekaligus etiologi dari dislokasi patella akut, diantaranya dysplasia

patelofemoral, jenis kelamin wanita lebih tinggi, atlet dan adanya riwayat keluarga (Palmu, S et

al., 2008). Trauma akut dan kronik, anatomi abnormal dari persendian, dan hamarthrosis dapat

berimplikasi untuk berkembang menjadi penyakit sendi degenerative (Andrish, J., 2008).

Dislokasi vertical pada patela umumnya jarang dan dapat terjadi sebagai akibat trauma

tumpul (Shetty et al., 2009). Dapat pula terjadi dislokasi superior dari patela, namun kasusnya

jarang. Mekanisme cedera dapat terjadi sebagai akibat langsung hantaman/benturan pada patela,

hiperekstensi persendian lutut, ataupun kombinasi keduanya (Wong, N et al., 2004).

(Wong, N et al., 2004)

Page 3: dislokasi patela word

PATOGENESIS

Sewaktu lutut berfleksi dan otot kuadriseps mengendur, patela dapat terdesak ke lateral

akibat benturan langsung. Patela, dapat untuk sementara naik ke tepi kondilus lateral femur dan

kemudian meluncur kembali ke posisinya atau bergeser ke sisi luar, dimana patela terletak

dengan permukaan anteriornya menghadap ke lateral (Apley & Solomon, 1995).

Instabilitas patella dapat berkorelasi dengan satu atau lebih faktor resiko dilihat dari segi

anatomi yang berbeda dari normalnya seperti ketegangan struktur pada bagian lateral, patela alta,

dysplasia patela atau femoral, peninggian anterversion femoral, peningkatan torsio tibialis

eksterna, posisi lateral dari tuberositas tibial, abnormalitas pronasi kaki, dan insersi vertical dari

vastus medialis oblik, kesemuanya dapat menimbulkan kelainan pada patela (Cornell, B., 2006).

Pergerakan patela dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara otot, ligament,

morfologi tulang dan bagian ekstremitas bawah. Ligament retinakular patelofemoral penting

dalam menstabilkan patela dan khususnya MPFL (medial pattelofemoral ligament) yang

merupakan jaringan lunak, berperan dalam mengendalikan translasi lateral patela selama

memfleksikan lutut 20-300. Ligament ini yang paling menegang pada saat ekstensi penuh. Amis

dan Senavongse, mendemonstrasikan bahwa pada saat fleksi 200 terjadi sedikit resistensi yang

timbul pada saat translasi lateral patela. Pada saat patela melintasi trochlea, kemiringan dari sisi

lateral trochlea menyebabkan resistensi terhadap translasi lateral patela. Dari hasil studi pun

menunjukkan adanya pengaruh dari muskulus dan VMO (vastus medialis obliquus) khususnya

dalam menstabilkan lutut. Bila interaksi tersebut terganggu maka akan timbul kelainan pada

patella termasuk terjadinya dislokasi (Andrish, J., 2008).

MANIFESTASI KLINIS

Lutut biasanya mengalami kolaps dan pasien dapat jatuh. Bisa terdapat deformitas yang

nyata, pergeseran patella tidak mudah diketahui tetapi kondilus medial femur yang terbuka

terlalu menonjol dan dapat dikira pergeseran patela. Patela dapat diraba pada sisi luar lutut.

Gerakan aktif maupun pasif tak mungkin dilakukan (Apley & Solomon, 1995).

Page 4: dislokasi patela word

Cedera pada patella dapat menimbulkan instabilitas dan sindrom nyeri patelofemoral.

Pasien merasakan nyeri hebat pada lutut yang mengalami pergeseran. Dislokasi patella

menimbulkan robekan dari jaringan retinakular medial. Pemeriksaan dapat menunjukkan adanya

pembengkakan, penurunan aktivitas gerak, dan kekakuan medial patella (Greene, W., 2006).

(Shetty et al., 2009)

Page 5: dislokasi patela word

REFERENSI :

Andrish, J., 2008. The Management of Recurrent Patellar Dislocation. Available from :

http://www.med.nyu.edu/pmr/residency/resources/general%20MSK%20and

%20Pain/Clinics%20ortho_recurrent%20pat%20dislocation.pdf.

Apley, G & Solomon, G., 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Widya

Medika.

Benson, M et al., 2010. Children’s Orthopedics and Fracture 3th edition. London: Springer-

Verlag.

Cornell, B., 2006. Patellar Dislocation – Conservative and Operative Rehabilitation. Available

from : http://xnet.kp.org/socal_rehabspecialists/ptr_library/08KneeRegion/18Patella-

Dislocation.pdf.

Greene, W et al., 2006. Netter’s Orthopedics 1st edition. Saunder : Elvesier.

Palmu, S et al., 2008. Acute Patellar Dislocation in Children and Adolescents: A Randomized

Clinical Trial. Available from :

http://medicine.tums.ac.ir/fa/Users/ramin_espandar/journal%20club%202,87/Acute

%20Patellar%20Dislocation%20in%20Children%20and%20Adolescents.pdf.

Price & Wilson., 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis dan Penyakit edisi 6 volume 2. Jakarta :

EGC

Shetty et al., 2009. Vertical Dislocation of the Patella: Report of 2 Cases. Available from :

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=14a7d357-befe-45d5-a238-

a4ef87998f15%40sessionmgr4&vid=1&hid=14.

Wong, N et al., 2004. The management of superior dislocation of the patella with interlocking

osteophytes-an update on a rare problem. Available from :

http://www.josonline.org/pdf/v12i2p253.pdf.