dimensi dan struktur ilmu

25
“DIMENSI DAN STRUKTUR ILMU” I. Definisi-Definisi a.Menurut Lexicon of Countempory English, Dimension is a measurement of height, width, longth and thickness or depth. (Dimensi adalah suatu pengukuran tinggi, lebar, panjang dan ketebalan atau dalamnya sesuatu). Dimensi dapat berarti sifat perluasan hal yang penting dan watak yang cocok. b.Standart desk dictionary mendefinisikan structure is a combination of related parts or the position and arrangement of parts. (strukture adalah suatu kombinasi dari bagian-bagian yang berhubungan atau pengaturan bagian-bagian menurut posisinya). Filsafat Ilmu 1

Upload: jerry-makawimbang

Post on 03-Jul-2015

931 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dimensi Dan Struktur Ilmu

“DIMENSI DAN STRUKTUR ILMU”

I. Definisi-Definisi

a. Menurut Lexicon of Countempory

English, Dimension is a

measurement of height, width, longth

and thickness or depth. (Dimensi

adalah suatu pengukuran tinggi, lebar, panjang dan ketebalan

atau dalamnya sesuatu). Dimensi dapat berarti sifat

perluasan hal yang penting dan watak yang cocok.

b. Standart desk dictionary mendefinisikan structure is a

combination of related parts or the position and arrangement

of parts. (strukture adalah suatu kombinasi dari bagian-bagian

yang berhubungan atau pengaturan bagian-bagian menurut

posisinya).

c. Ilmu atau science merupakan satu perkataan yang bermakna

ganda. Pertama, ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk

menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang

sebagai satu kebutuhan. Kedua, ilmu menuju pada masing –

masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu

pokok soal tertentu, misalnya biologi, geografi atau sosiologi.

Ada banyak definisi ilmu, dibawah ini ada beberapa definisi ilmu

menurut para ahli antara lain :

Filsafat Ilmu 1

Page 2: Dimensi Dan Struktur Ilmu

1. Ilmu adalah penyelidikan yang efisien (Churchman dan

Rusel).

2. Ilmu adalah penelaan mengenai pertimbangan-pertimbangan

itu yang kesepakatan ilmu mengenainya dapat bercapai

(Norman Campbell)

II. Dimensi Ilmu

Apabila ilmu dibahas dari sudut salah satu dimensinya,

maka ini merupakan suatu analisis dari sudut tinjauan khusus

yang bercorak eksternal. Untuk keperluan penelaahan terhadap

iii-nu, sudut tinjauan dari arah luar itu lalu merupakan suatu

hampiran studi tertentu atau suatu perspektif dalam analisis.

Hampiran atau perspektif ini dapat berasal pertama-tama dari

berbagai cabang ilmu khusus yang dapat mengambil konsep

ilmu sebagai sasaran penelaahannya. Dari kepustakaan yang

membahas ilmu dari berbagai hampiran ilmu-ilmu tertzntu,

tampaklah sejumlah dimensi ilmu yang sejalan dengan ilmu-ilmu

yang bersangkutan, yaitu :

a. Ilmu ekonomi: dimensi ekonomik dari ilmu

Hampiran ilmu ekonomi akan melahirkan dimensi ekonomik

yang_ membahas ilmu sebagai suatu kekuatan produktif yang

langsung sebagaimana dianut oleh-negara-negara sosialis

atau sebagai a major factor in the maintenance and

Filsafat Ilmu 2

Page 3: Dimensi Dan Struktur Ilmu

development of production (suatu faktor utama dalam

mempertahankan dan mengembangkan produksi) seperti

dikemukakan oleh Bernal.

b. Linguistik: dimensi linguistik dari ilmu

Dengan tinjauan linguistik orang dapat memandang ilmu

sebagai suatu bahasa buatan. Misalnya Charles Morris

menyatakan bahwa ilmu adalah suatu bahasa, yakni sebagai

(seperangkat tanda-tanda dengan hubungan-hubungan

spesifik tertentu satu dengan yang lain, dengan obyek-obyek,

dan dengan praktek).

c. Matematik: dimensi matematis dari ilmu

Dimensi ini menekankari segi kuantitatif dan proses

kuantifikasi dalam ilmu. Kelanjutan hampiran matematik yang

berlebihan ialah pendapat bahwa apa yang disebut ilmu

hanyalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dengan

rumus-rumus matematik.

d. Ilmu politik: dimensi politik dari ilmu

Dengan hampiran ilmu politik orang dapat membahas ilmu

dari sudut tinjauan pemerintahan atau sebagai faktor

kekuasaan dalam negara

e. Psikologi: dimensi psikologis dari ilmu

Perspektif psikologi telah melahirkan dimensi psikologis dari

ilmu. Misalnya C. H. Waddington yang mengarang buku The

Filsafat Ilmu 3

Page 4: Dimensi Dan Struktur Ilmu

Scientific Attitude (1941) berpendapat bahwa ilmu bukanlah

suatu kumpulan muslihat, melainkan suatu sikap terhadap j

dunia ini

f. Sosiologi: dimensi sosiologis dari ilmu

Dari perspektif inilah ilmu belakangan ini dianggap sebagai

sebuah social institution, sebagai suatu social activity, atau

menurut Haberer sebagai suatu jaringan kebiasaan dan

peranan (a network of habits and -roles-Y yang menghimpun,

menguji, dan menyebarkan pengetahuan.

Masih ada lagi dimensi-dimensi ilmu lainnya yang tidak

berdasarkan cabang ilmu dan bidang pengetahuan di atas,

melainkan berpangkat pada berbagai aspek realitas di dunia

ini. Dimensi-dimensi termaksud yang menonjol ialah :

- Cultural dimension (dimensi kebudayaan)

Kebudayaan merupakan salah satu segi penting dari

kehidupan manusia.

- Historical dimension (Dimensi sejarah)

Dari segi sejarah umat manusia ilmu dapat ditinjau sebagai

suatu bagian dari proses historis secara keseluruhan yang

berlangsung pada zaman-zaman yang berbeda dan di

tempat-tempat yang berlainan.

- Humanistic dimension (dimensi kemanusiaan)

Filsafat Ilmu 4

Page 5: Dimensi Dan Struktur Ilmu

Science sebagai pengalaman yang dihayati menurut

Enrico Cantore merupakan suatu faktor yang mencetak

seluruh kepribadian manusia ilmiah.

- Recreational dimension (dimensi rekreasi)

Ditinjau dari segi permainan yang menggembirakan atau

hiburan yang menyegarkan

- System dimension (dimensi sistem)

Bilamana memang realitas di dunia ini mengandung

banyak sekali kebulatan yang teratur, maka wajarlah kalau

science ditinjau sebagai salah satu kebulatan sistem yang

terdiri dari unsur-unsur yang berada dalam keadaan

berinteraksi.

Demikianlah, sebagai ikhtisar seluruh paparan mengenai

keluasan ilmu dapatlah kiranya disajikan bagan yang

berikut :

Filsafat Ilmu 5

Page 6: Dimensi Dan Struktur Ilmu

III. Struktur Ilmu

Ilmu sebagai sekumpulan pengetahuan. sistematik terdiri dari

komponen-komponen yang saling berkaitan atau

dikoordinasikan agar dapat menjadi dasar teoretis atau

memberikan penjelasan termaksud. Pertama-tama mengenai

sasaran atau obyek pengetahuan ilmiah itu perlulah diberikan

penjelasan yang memadai. Setiap cabang ilmu khusus

mempunyai obyek sebenarnya (proper object) yang dapat

dibedakan menjadi obyek material dan obyek formal. Obyek

material adalah fenomena di dunia ini yang ditelaah oleh ilmu,

sedang obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaahan

ilmuwan terhadap fenomena itu. Aneka fenomena yang ditelaah

oleh segenap cabang ilmu khusus banyak sekali, mencapai

ribuan sejalan dengan bertambahnya cabang-cabang ilmu itu.

Tetapi, suatu penggolongan yang sistematik dapat

mengelompokkan segenap obyek material pengetahuan ilmiah

menjadi enam jenis yang berikut:

a. Ide abstrak

b. Benda fisik

c. Jasad hidup

d. Gejala rohani

e. Peristiwa social

f. Proses tanda

Filsafat Ilmu 6

Page 7: Dimensi Dan Struktur Ilmu

Kumpulan pernyataan yang memuat pengetahuan ilmiah

dapat mempunyai empat bentuk

1) Deskripsi

Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak deskriptif

dengan memberikan pemerian mengenai bentuk, susunan,

peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomenon yang

bersangkutan. Bentuk ini umumnya terdapat pada cabang-

cabang ilmu khusus yang terutama bercorak deskriptif seperti

misalnya ilmu anatomi atau geografi.

2) Preskripsi

Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif

dengan memberikan petunjuk-petunjuk atau ketentuan-

ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau

sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan obyek

sederhana itu.

3) Eksposisi Pola

Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang

memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri,

kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomenon yang

ditelaah.

4) Rekonstruksi Historis

Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha

menggambarkan atau menceritakan dengan penjelasan atau

Filsafat Ilmu 7

Page 8: Dimensi Dan Struktur Ilmu

alasan yang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa

lampau

Pada cabang-cabang ilmu yang telah lebih dewasa, selain

empat bentuk pernyataan di muka terdapat pula proposisi-

proposisi yang dapat dibedakan menjadi tiga ragam sebagai

asas, kaidah, dan teori.

1) Asas ilmiah

Suatu asas atau prinsip adalah sebuah proposisi yang

mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang

telah diamati, Asas ilmiah' dalam arti yang pertama misalnya

ialah asas peredaran planet berdasarkan pengamatan dalam

astronomi yang menyatakan bahwa makin dekat sesuatu

planet dengan matahari, makin pendek masa perputarannya.

2) Kaidah ilmiah

Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah

sebuah proposisi yang mengungkapkan hubungan tertib yang

dapat diperiksa kebenarannya di antara fenomena sehingga

umumnya berlaku pula untuk berbagai, fenomena yang

sejenis.

3) Teori ilmiah

Suatu teori dalam scientific knowledge adalah sekumpulan

proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberi

penjelasan mengenai sejumlah fenomena.

Filsafat Ilmu 8

Page 9: Dimensi Dan Struktur Ilmu

Demikian sebagai ikhtisar dapatlah struktur pengetahuan ilmiah

ditunjukkan secara sistematik dalam bagan yang berikut :

Filsafat Ilmu 9

Page 10: Dimensi Dan Struktur Ilmu

IV.Kedudukan manausia menurut kajian Filsafat Ilmu dilihat

dari dua pandangan yaitu :

1) Dari pandangan teologis :

Manusia bagian dari objek karena pandangannya terhadap

sang pencipta. Teologi merefleksikan hubungan Allah dan

manusia. Manusia berteologi karena ingin memahami

imannya dengan cara lebih baik, dan ingin

mempertanggungjawabkannya: "aku tahu kepada siapa aku

percaya" (2Tim 1:12). Teologi bukan agama dan tidak sama

dengan Ajaran Agama. Dalam teologi, adanya unsur

"intellectus quaerens fidem" (akal menyelidiki isi iman)

diharapkan memberi sumbangan substansial untuk integrasi

akal dan iman, iptek dan imtaq, yang pada gilirannya sangat

bermanfaat bagi hidup manusia masa kini.

2) Dari pandangan filsafat ilmu

Manusia adalah subyek dari filsafat karena manusialah yang

mengembangkan filsafat dan mengeksplorasi ilmu

pengetahuan. Manusia sebagai subjek pembanding antara

filsafat dan ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan hasil akal

seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu

kebenaran sedalam – dalamnya atau mempelajari kebenaran

yang mendalam. Sebagai subjek filsafat manusia terus

mengembangkan diri dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan

Filsafat Ilmu 10

Page 11: Dimensi Dan Struktur Ilmu

yang ditemukan melalui metode ilmiah dan ilmu pengetahuan

tersebut semakin berkembang.

V.Logika deduksi dan Logika induksi

1) Logika deduksi contohnya :

Semua logam jika dipanaskan akan memuai (Umum =

Premis Mayor)

Besi, tembaga, aluminium termasuk logam (Khusus =

Premis minor)

Besi jika dipanaskan akan memuai (Khusus = Konkluksi)

Berdasarkan contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

logika deduksi adalah cara/proses berfikir dari pernyataan

yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

2) Logika Induksi contohnya :

Besi jika dipanaskan akan memuai (Khusus = Konkluksi)

Besi, tembaga, aluminium termasuk logam (Khusus =

Premis minor)

Semua logam jika dipanaskan akan memuai (Umum =

Premis Mayor)

Berdasarkan contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

logika induksi adalah cara/proses berfikir dengan

menyimpulkan seseuatu yang bersifat umum dari berbagai

pernyataan yang bersifat khusus.

Filsafat Ilmu 11

Page 12: Dimensi Dan Struktur Ilmu

VI. Teori - teori kebenaran menurut Filsafat Ilmu menurut

saya ada sebagai berikut :

1) Teori Korespondensi

Teori korespondensi (Correspondence Theory of Truth)

menerangkan bahwa : Kebenaran atau sesuatu keadaan

benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang

dimaksud suatu pernyataan/ pendapat dengan objek yang

dituju/ dimaksud oleh pernyataan/ pendapat

tersebut.Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan

fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan

situasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu

yaitu pernyataan (statement), persesuaian (agreement),

situasi (situation), kenyataan (realitas) danputusan

(judgement). Kebenarana dalah fidelity to objective reality.

Atau dengan bahasa latinnya: edaequatioin telectuset rei

(kesesesuaian pikiran dengan kenyataan). Teori ini dianut

oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles dan Moore.

Dikembangkan lebih lanjut oleh IbnuSina, Thomas Aquinas di

abad skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad

Modern. Cara berfikiri lmiah yaitu logika induktif

menggunakan teori korespondensi ini.

Filsafat Ilmu 12

Page 13: Dimensi Dan Struktur Ilmu

2) Teori Koherensi

Teori koherensi (The Coherence Theory of Truth)

menganggap suatu pernyataan benar bila didalamnya tidak

ada pertentangan, bersifat koheren dan konsisten dengan

pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar.Dengan

demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan

itu dilaksanakan atas petimbangan yang konsisten dan

pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya. Teori

ini sudah ada sejak pra Socrates, kemudian dikembangkan

oleh Benedictus Spinoza dan George Hegel. Suatu teori

dianggap benar apabila telah dibuktikan (justifikasi) benar

dan tahan uji (testable). Kalau teori ini bertentangan dengan

data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang benar,

maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya.

3) Teori Pragmatisme

Teori pragmatisme (the pragmatic theory of truth)

menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki

kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi

kehidupanmanusia.Kaum pragmatis menggunakan kriteria

kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan

(workability), dan akibat yang memuaskan (satisfactory

consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang

mutlak/ tetap, kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat

Filsafat Ilmu 13

Page 14: Dimensi Dan Struktur Ilmu

dan akibatnya. Akibat/ hasilyang memuaskan bagi

kaumpragmatis adalah :

Sesuai dengan keinginan dan tujuan.

Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen

Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap

eksis (ada).

4) Agama sebagai teori Ilmu Dan Pengetahuan kebenaran

Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan akal, budi,

fakta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam

teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber

dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia

dapat mencari dan menemukan kebenaran melalui

agama.Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila

sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu

sebagai penentu kebenaran mutlak. Agama dengan kitab

suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala

persoalan manusia, termasuk kebenaran.

VII. Pendapat mengenai ilmu itu bebas nilai

Menurut saya ilmu itu bebas nilai karena dilihat dari dua aspek.

Pertama yaitu etika teologis dan yang kedua yaitu ontologis.

Maka ilmu dalam penempatan teoritis bebas nilai. Kegiatan

ilmiah dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang

agama, etnis, ideologi, dan bangsa. Kecuali nilai yang bisa

Filsafat Ilmu 14

Page 15: Dimensi Dan Struktur Ilmu

mengikat, adalah kebenaran atau hikmah. kebenaran ilmu dalam

penempatan yang praktis adalah ilmu harus tunduk kepada nilai-

nilai yang bersifat menyeluruh atau universal yaitu mengabdi

untuk kebenaran sehingga tidak mungkin ilmu itu tidak bebas

nilai.ilmu itu bebas nilai, yaitu dalam setiap kegiatan ilmiah selalu

didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Anggapan itu

menyatakan bahwa ilmu menolak campur tangan faktor eksternal

yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri, yaitu ilmu

harus bebas dari pengandaian, pengaruh campur tangan politis,

ideologi, agama dan budaya, perlunya kebebasan usaha ilmiah

agar otonomi ilmu terjamin, dan pertimbangan etis menghambat

kemajuan ilmu. Pada kenyataannya, ilmu bebas nilai dan harus

menjadi nilai yang relevan, dan dalam aktifitasnya terpengaruh

oleh kepentingan tertentu. Nilai-nilai hidup harus diimplikasikan

oleh bagian-bagian praktis ilmu jika praktiknya mengandung

tujuan yang rasional. Dapat dipahami bahwa mengingat di satu

pihak objektifitas merupakan ciri mutlak ilmu, sedang dilain pihak

subjek yang mengembangkan ilmu dihadapkan pada nilai-nilai

yang ikut menentukan pemilihan atas masalah dan kesimpulan

yang dibuatnya.

VIII. Tanggung jawab ilmuwan ditinjau dari pendekatan :

1) Ontologi : pengkajian objek membuahkan pengetahuan

Filsafat Ilmu 15

Page 16: Dimensi Dan Struktur Ilmu

kegiatan keilmuan tidak boleh melakukan upaya yang bersifat

mengubah kodrat manusia, merendahkan martabat manusia,

dan mencampuri permasalahan kehidupan. Secara

ontologistanggung jawab ilmuwan membatasi lingkup

penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada

dalam jangkauan pengalaman manusia.

2) Epistimologi : cara mendapatkan ilmu pengetahuan (metode

ilmiah).

Banyak yang akan berpendapat bahwa tanggung jawab

ilmuwan adalah untuk memperoleh pengetahuan yang

berguna dalam sedemikian rupa sehingga tidak akan

menimbulkan penderitaan, kerusakan atau kerugian untuk

mereka yang terlibat dengan eksperimen yang memperoleh

pengetahuan. Sebaliknya, mungkin ada situasi di mana hasil

terbaik hanya dapat dicapai secara efisien jika ada beberapa

bentuk kerusakan atau kerugian kehidupan. Bagi para ilmuwan

ada pertempuran terus-menerus antara apa yang secara etis

dapat diterima dan apakah melanggar etika ini akan

menguntungkan umat manusia dalam jangka panjang.

3) Aksiologi : kegunaan ilmu pengetahuan.

Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap ilmuan.Hal ini di

sebabkan oleh sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diarahkan

untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat

Filsafat Ilmu 16

Page 17: Dimensi Dan Struktur Ilmu

objektif.Sikap ilmiah bagi seorang ilmuan bukanlah membahas

tentang tujuan dari ilmu,melainkan bagaimana cara untuk

mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka pribadi dan

dapat dipertangungjawabkan secara sosial untuk melestarikan

keseimbangan alam semesta ini serta dapat

dipertangungjawabkan kepada Tuhan, Artinya selaras dengan

manusia dan dengan kehendak Tuhan.

KESIMPULAN

1. Ilmu sangat penting dan mempunyai peranan amat besar dalam

kehidupan

2. Ilmu merupakan sebuah istilah umum yang menyebut segenap

pengetahuan ilmiah sebagai satu kebulatan, pengertian lainnya,

ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah

yang mempelajari sesuatu proyek soal tertentu

3. Dimensi ilmu sebagai tiga bagian yakni : cabang ilmu

pengetahuan reflektif abstrak dan aspek realitas.

4. Saling kaitan diantara segenap komponen agar dapat menjadi

dasar realitas merupakan struktur dari pengetahuan ilmiah

5. Menyatakan bahwa ilmu bebas nilai, maksudnya ilmu tidak bisa

dipengaruhi oleh nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Filsafat Ilmu 17

Page 18: Dimensi Dan Struktur Ilmu

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Gie, T.L, Pengantar Filsafat Ilmu, Penerbit Liberty Yogyakarta,

Cat. VII, 2007

2. Mc Artkur, T. Longman Lexicon Of Contemporary English,

Longman Group Limited, 1981

3. Standard Desk Dictionary, Fuuk And Wagnals Inc, New York,

1974

Filsafat Ilmu 18