diktat pengantar

77
Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi 1 Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Jilid I oleh Dr. Ir. Slamet Riyadi Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata Semarang September 2011

Upload: kholukas

Post on 21-Nov-2015

141 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

diktat

TRANSCRIPT

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    1

    Diktat Kuliah

    Pengantar Teknologi Informasi & Industri

    Jilid I

    oleh

    Dr. Ir. Slamet Riyadi

    Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang September 2011

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    i

    SAMBUTAN DEKAN

    Kegiatan belajar mengajar di Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik

    Soegijapranata menuntut peran aktif para dosen dalam mengembangkan wawasan

    keilmuannya mengingat perkembangan disiplin teknik elektro yang begitu pesat.

    Peletakan dasar pemahaman keteknikan sangat diperlukan khususnya teknik elektro.

    Sebagai mata kuliah dasar keteknikan, Pengantar Teknologi Informasi dan Industri

    memerlukan materi yang benar-benar dapat diserap secara prinsip oleh mahasiswa

    semester awal dan mampu memberi bekal untuk memahami mata kuliah teknik elektro

    lebih lanjut. Sebagai Dekan, saya sangat memberikan apresiasi atas tersusunya Diktat

    Pengantar Teknologi Informasi dan Industri Jilid I yang menekankan pada beberapa

    topik terkait bidang industri.

    Semarang, September 2011

    Dekan FTI

    Dr. F. Budi Setiawan

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya

    karena Diktat Pengantar Teknologi Informasi dan Industri Jilid I dapat diselesaikan.

    Diktat ini disusun atas dasar kajian, pengalaman dan hasil penelitian yang kami lakukan.

    Sangat diharapkan bahwa diktat ini dapat menjadi pendukung mata kuliah terkait. Kami

    menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran pembaca

    sangat kami tunggu.

    Semarang, September 2011

    Penulis

    Slamet Riyadi

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    iii

    DAFTAR ISI

    SAMBUTAN DEKAN i

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    DAFTAR GAMBAR v

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Gambaran Umum Materi Kuliah 1

    1.2. Relevansi Isi Diktat dengan Bidang Lain 2

    1.3. Tujuan Pembelajaran Umum 2

    1.4. Petunjuk Mempelajari Diktat 3

    BAB 2 TEKNIK TENAGA LISTRIK

    2.1. Pendahuluan 4

    2.2. Tujuan Pembelajaran 4

    2.3. Kegiatan Belajar 5

    2.3.1 Sistem Kelistrikan 5

    2.3.2. Satuan dalam Sistem Kelistrikan 7

    2.3.3. Sumber Tegangan AC 8

    2.3.4. Sumber Tegangan DC 11

    2.4. Latihan 15

    2.5. Tugas 17

    2.6. Rangkuman 18

    2.7. Daftar Pustaka 18

    BAB 3 KEMAGNETAN

    3.1. Pendahuluan 19

    3.2. Tujuan Pembelajaran 20

    3.3. Kegiatan Belajar 20

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    iv

    3.3.1 Besaran Magnet 20

    3.3.2. Sifat Magnet 21

    3.3.3. Gaya Akibat Interaksi Medan Magnet dan Arus Listrik 24

    3.3.4. Gaya Akibat Medan Magnet 28

    3.3.5. Tegangan Akibat Medan Magnet 30

    3.4. Latihan 32

    3.5. Tugas 35

    3.6. Rangkuman 36

    3.7. Daftar Pustaka 36

    BAB 4 ELEMEN RANGKAIAN

    4.1. Pendahuluan 37

    4.2. Tujuan Pembelajaran 37

    4.3. Kegiatan Belajar 37

    4.3.1 Resistor 37

    4.3.2. Kapasitor 39

    4.3.3. Induktor 42

    4.3.4. Sumber Bebas dan Sumber Tak Bebas 44

    4.4. Latihan 45

    4.5. Tugas 48

    4.6. Rangkuman 48

    4.7. Daftar Pustaka 48

    BAB 5 MOTOR LISTRIK

    5.1. Pendahuluan 50

    5.2. Tujuan Pembelajaran 50

    5.3. Kegiatan Belajar 50

    5.3.1 Motor DC Konvensional 50

    5.3.2. Motor AC 54

    5.3.3. Motor DC Modern 60

    5.4. Latihan 65

    5.5. Tugas 67

    5.6. Rangkuman 67

    5.7. Daftar Pustaka 68

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar-2.1 (a) batere dan (b) generator 5

    Gambar-2.2 Skema kelistrikan dasar 6 Gambar-2.3

    Sistem sederhana dengan sebuah sumber yang terhubung pada dua buah beban 6

    Gambar-2.4 Diagram lengkap dari sistem 7

    Gambar-2.5 Multimeter digital 8 Gambar-2.6

    Gelombang AC berbentuk sinusoidal dengan nilai efektif 220 Volt pada frekuensi 50 Hz 9

    Gambar-2.7

    Generator sinkron dengan rotor kutub sepatu yang diputar searah dengan jarum jam 10

    Gambar-2.8 Fluksi magnet dari rotor menembus kumparan pada stator 10

    Gambar-2.9 Gelombang tegangan pada terminal generator tiga fasa 10 Gambar-2.10

    Generator sinkron dengan rotor kutub sepatu (2 pasang kutub) 11

    Gambar-2.11 Generator sinkron dengan rotor kutub silindris 11

    Gambar-2.12 (a) prinsip batere (b) macam ukuran batere 12

    Gambar-2.13 Tegangan batere jenis Li-ion saat pemakaian 12

    Gambar-2.14 Peneyarah dioda setengah jembatan 13 Gambar-2.15

    Gelombang tegangan peneyarah dioda setengah jembatan (a) tegangan masukan (b) tegangan keluaran tanpa tapis C 13

    Gambar-2.16

    Penyearah dioda gelombang penuh (a) dengan trafo CT (b) model jembatan 14

    Gambar-2.17 Penampang generator DC 14

    Gambar-2.18 Rotor dari geneartor DC yang diputar searah jarum jam 15

    Gambar-2.19 Skema untuk latihan-1 15

    Gambar-2.20 Pemasangan alat ukur (a) Voltmeter (b) Amperemeter 16

    Gambar-2.21 Sumber tegangan tak ideal 16

    Gambar-3.1 Fluksi bergerak dari kutub magnet N menuju ke kutub S 22

    Gambar-3.2 Posisi kutub magnet bumi pada posisi geografis 22 Gambar-3.3

    Arah fluksi magnet pada konduktor lurus yang dialiri arus listrik 23

    Gambar-3.4

    Arah fluksi magnet pada konduktor melingkar yang dialiri arus listrik 24

    Gambar-3.5 Arah fluksi magnet pada lilitan yang dialiri arus listrik 24

    Gambar-3.6 Kaedah tangan kanan 25

    Gambar-3.7 Arah arus yang menghasilkan gaya ke bawah 25

    Gambar-3.8 Arah arus yang menghasilkan gaya ke atas 26 Gambar-3.9

    Dua konduktor dengan arah arus berlawanan menghasilkan dua gaya berlawanan 26

    Gambar-3.10 Konsep motor DC 26

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    vi

    Gambar-3.11

    Inti besi untuk mengalirkan fluksi yang dihasilkan oleh lilitan dialiri arus listrik 27

    Gambar-3.12 Celah udara pada inti besi 28 Gambar-3.13

    Gaya yang dihasilkan oleh dua magnet permanen (a) fluksi pada magnet permanen (b) gaya tarik-menarik (c) gaya tolak-menolak 28

    Gambar-3.14

    Arah fluksi magnet ditentukan oleh arah arus listrik pada lilitan 29

    Gambar-3.15

    Gaya yang dihasilkan oleh elektromagnet dan magnet permanen (a) gaya tarik-menarik (b) gaya tolak-menolak 29

    Gambar-3.16

    Motor listrik sederhana dengan cakram dan magnet permanen 30

    Gambar-3.17 Motor listrik sederhana dengan cakram dan elektromagnet 30

    Gambar-3.18 Fenomena terjadinya tegangan induksi 31

    Gambar-3.19 Generator AC sederhana dengan medan magnet pada stator 31

    Gambar-3.20 Generator AC sederhana dengan medan magnet pada rotor 32

    Gambar-3.21 Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik DC 33

    Gambar-3.22 Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik AC 33

    Gambar-3.23 Tegangan induksi tidak terjadi saat medan magnet konstan 34 Gambar-3.24

    Tegangan induksi dibangkitkan saat medan magnet berubah terhadap waktu 34

    Gambar-3.25

    Tegangan induksi tidak dibangkitkan jika digunakan elektromagnet dengan sumber tegangan DC 35

    Gambar-3.26

    Tegangan induksi akan dibangkitkan jika digunakan elektromagnet dengan sumber tegangan AC 35

    Gambar-4.1 Sistem pengkodean warna cincin resistor 38

    Gambar-4.2 Simbol macam-macam resistor 39

    Gambar-4.3 Kapasitor pelat sejajar 40

    Gambar-4.4 Kapasitor dan rangkaian ekuivalen 40

    Gambar-4.5 Kurva tegangan dan arus pengisian kapasitor 40

    Gambar-4.6 Rangkaian kapasitor yang dihubung paralel 41

    Gambar-4.7 Rangkaian kapasitor yang dihubung seri 42

    Gambar-4.8 Induktor dan rangkaian ekuivalen 42

    Gambar-4.9 Kurva perubahan arus dan tegangan terhadap waktu 43

    Gambar-4.10 Sumber tegangan dan arus bebas 44

    Gambar-4.11 Sumber tegangan dan sumber arus tak bebas 45

    Gambar-4.12 Rangkaian RL dengan sumber tegangan DC 45 Gambar-4.13

    Arus yang mengalir dan tegangan pada rangkaian RL dengan sumber tegangan DC 46

    Gambar-4.14

    Rangkaian untuk menjelaskan induktor sebagai elemen penyimpan energi 46

    Gambar-4.15

    Mode operasi saat induktor menyerap energi dan membuang energi 47

    Gambar-4.16

    Rangkaian untuk menjelaskan sebagai elemen penyimpan energi 47

    Gambar-4.17

    Rangkaian untuk menjelaskan sebagai elemen penyimpan energi 48

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    vii

    Gambar-5.1 Skema dasar motor DC 51

    Gambar-5.2

    Bagian pada motor Arus Searah, terdiri dari rotor (bagian yang berputar) terdapat belitan rotor untuk mengalirkan arus dan stator (bagian yang diam) 52

    Gambar-5.3 Bagian motor DC (a) rotor (b) stator dengan belitan 52 Gambar-5.4

    Motor DC penguatan terpisah (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik 53

    Gambar-5.5

    Motor DC penguatan seri (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik 53

    Gambar-5.6

    Motor DC penguatan shunt (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik 54

    Gambar-5.7

    Motor DC penguatan Compound (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik 54

    Gambar-5.8 Karakteristik torka-kecepatan motor induksi 56

    Gambar-5.9 Bagian stator dari motor induksi 57

    Gambar-5.10 Bagian rotor dari motor induksi (jenis squirrel cage) 57

    Gambar-5.11 Rotor motor induksi jenis belitan 57

    Gambar-5.12 Motor induksi satu fasa jenis kapasitor 58

    Gambar-5.13 Motor induksi satu fasa jenis split-phase 59

    Gambar-5.14 Motor induksi jenis shaded-pole 59

    Gambar-5.15 Motor universal 59 Gambar-5.16

    Beberapa motor BLDC tiga fasa yang dibedakan jumlah kutub stator dan rotor (a) dengan 2 set belitan stator dan 4 kutub rotor (b) dengan 3 set belitan stator dan 8 kutub rotor (c) dengan 4 set belitan stator dan 8 kutub rotor 61

    Gambar-5.17

    Konstruksi motor BLDC (a) inner rotor motor (b) outer rotor motor 61

    Gambar-5.18 Motor BLDC 61 Gambar-5.19

    Bagian stator dan rotor dari Switched Reluctance Motor (a) 4 phase 8/6 SRM (b) 3 phase 6/4 SRM 62

    Gambar-5.20 Motor Reluctance 63

    Gambar-5.21 Motor Stepper jenis magnet permanen 64

    Gambar-5.22 Motor Stepper jenis variable reluctance 64

    Gambar-5.23 Motor Stepper jenis hybrid 64

    Gambar-5.24 Motor Stepper 65

    Gambar-5.25 Operasi motor stepper secara full-step (step-1 dan step-2) 66

    Gambar-5.26 Operasi motor stepper secara full-step (step-3 dan step-4) 66

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    1

    Bab 1

    Pendahuluan

    1.1 Gambaran Umum Materi Kuliah

    Kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Industri sesungguhnya merupakan

    pengembangan dari mata kuliah Dasar Teknik Elektro yang berisikan pengantar dan

    dasar-dasar terkait bidang keteknikan elektro. Pengembangan terletak pada pemberian

    muatan teknologi informasi yang menjadi tren dewasa ini. Pada Buku Diktat Pengantar

    Teknologi Informasi dan Industri Jilid I ini pokok bahasan difokuskan pada materi terkait

    bidang industri.

    Fokus pertama yang dipaparkan dalam diktat ini adalah teknik tenaga listrik. Materi yang

    dipaparkan merupakan dasar yang teknik tenaga listrik yang mencakup sistem, satuan

    dan tegangan yang umum digunakan dalam tenaga listrik. Pemahaman tentang elemen

    sistem tenaga listrik mencakup definisi sumber, transmisi, kontrol daya dan beban listrik

    mutlak harus diketahui oleh mahasiswa, begitu juga dengan satuan-satuan yang sering

    dipakai. Sumber tegangan AC dan DC memegang peranana yang sangat penting karena

    dalam setiap aplikasi selalu melibatkan elemen ini.

    Fokus bahasan kedua yang diberikan adalah tentang medan magnet. Seorang Insinyur

    teknik elektro memerlukan pengetahuan yang dalam tentang kemagnetan, karena

    fenomena ini selalu muncul seiring dengan adanya arus dan tegangan listrik. Materi yang

    dipaparkan pada bab ini mencakup besaran magnet, sifat magnet, gaya akibat interaksi

    antara medan magnet dan arus listrik, gaya akibat medan magnet dan tegangan akibat

    medan magnet.

    Fokus bahasan yang ketiga adalah elemen rangkaian meliputi resistor, induktor dan

    kapasitor. Dalam setiap rangkaian listrik ketiga elemen ini selalu muncul baik sendiri atau

    bersamaan, karakteristik rangkaian dengan elemen yang berbeda akan menunjukkan

    kinerja yang berbeda pula. Dasar-dasar jenis sumber juga ikut dipaparkan pada bab ini.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    2

    Bahasan yang keempat adalah tentang motor listrik. Dalam disiplin teknik elektro

    terutama yang memiliki kekhususan aplikasi industri, motor listrik memegang peranan

    dominan dalam berbagai aplikasi sehingga pemahaman yang relevan sangat diperlukan.

    Dalam materi motor listrik, dasar yang diuraikan mencakup prinsip kerja dan jenis motor

    listrik yang ada dalam aplikasi.

    1.2 Relevansi Isi Diktat dengan Bidang Lain

    Diktat yang berisikan tentang materi dasar keilmuan dalam bidang teknik elektro ini

    memiliki keterkaitan dam relevansi dengan bidang lainnya. Karena bahasan yang

    dipaparkan bersifat dasar maka secara garis besar akan mudah dihubungkan dengan

    bidang lain. Dengan bidang ketenagalistrikan, diktat ini diharapkan mampu memberikan

    dasar yang dapat dipakai mahasiswa untuk mempelajari ilmu lebih lanjut. Beberapa

    bidang lain yang memiliki relevansi dengan isi diktat ini antara lain adalah :

    Medan elektromagnetik

    Motor listrik

    Rangkaian listrik

    dll

    1.3 Tujuan Pembelajaran Umum

    Dalam menyusun diktat kuliah ini tujuan pembelajaran telah disesuaikan dengan silabi

    yang digunakan untuk pengajaran kuliah di dalam kelas. Dengan mengacu pada isi materi

    yang diuraikan dalam diktat ini, beberapa tujuan secara umum dapat diuraikan sebagai

    berikut :

    Memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengenal dasar teknik tenaga

    listrik

    Memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengenal dasar teori medan

    magnet

    Memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengenal elemen-elemen

    rangkaian

    Memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengenal motor listrik, baik

    terkait konsep maupun jenis

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    3

    1.4 Petunjuk Mempelajari Diktat

    Diktat ini diperuntukkan bagi mahasiswa semester awal sehingga tidak banyak

    persyaratan yang disarankan untuk memahami isi diktat. Sebagai saran, maka penulis

    mengharapkan mahasiswa yang menggunakan dapat mempelajari pustaka yang dirujuk

    agar dapat memperdalam pengetahuan yang secara dasar disampaikan melalui buku

    diktat ini.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    4

    Bab 2

    Teknik Tenaga Listrik

    2.1 Pendahuluan

    Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak dimanfaatkan oleh

    umat manusia, hal ini dilandasi oleh kemudahan bentuk energi listrik diubah menjadi

    bentuk energi lainnya. Penggunaan energi listrik dapat dijumpai pada sektor industri,

    sektor perkantoran dan dalam aplikasi rumah tangga. Bagi orang awam memahami

    disiplin ilmu teknik elektro yang mempelajari tentang masalah kelistrikan merupakan

    langkah yang sangat sulit karena di dalam ilmu ini banyak susuatu yang merupakan

    misteri, sulit dilihat tetapi ada dampaknya.

    2.2 Tujuan Pembelajaran

    Teknik tenaga listrik merupakan suatu topik yang sangat penting untuk dijadikan

    pembahasan tingkat awal bagi mahasiswa teknik elektro. Topik teknik tenaga listrik yang

    diuraikan pada bab ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :

    Memberikan dasar pemahaman bagi mahasiswa tentang sistem kelistrikan,

    mencakup sumber, beban dan elemen lain

    Memberikan pemahaman tentang satuan-satuan yang sering dipakai dalam

    bidang teknik elektro

    Memberikan dasar-dasar tentang sumber tegangan arus bolak-baik (AC) dan

    tegangan searah (DC)

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    5

    2.3 Kegiatan Belajar

    2.3.1 Sistem Kelistrikan

    Dalam kelistrikan dasar dapat ditemui beberapa istilah yang sangat penting dan selalu

    dijumpai di setiap aspek. Istilah tersebut adalah :

    Sumber energi listrik (source), yaitu elemen dalam sistem kelistrikan yang

    berfungsi menyediakan energi. Yang termasuk sumber adalah batere, generator

    (Gambar-2.1) dan lain-lain. Dalam pemahaman lebih lanjut maka sumber energi

    masih dapat dibedakan menjadi sumber tegangan dan sumber arus ataupun

    sumber DC (direct current = arus searah) dan sumber AC (alternating current =

    arus bolak-balik)

    Beban listrik (load), yaitu elemen dalam sistem kelistrikan yang berfungsi

    menyerap energi. Yang termasuk beban adalah lampu, pemanas (heater). Motor

    listrik, tanur listrik dan lain-lain.

    Sistem transmisi, elemen ini berfungsi untuk menyalurkan energi dari sumber

    menuju ke beban. Dalam realisasinya dapat berupa konduktor berisolasi ataupun

    konduktor tanpa isolasi.

    Kontrol, elemen ini berfungsi untuk mengendalikan aliran energi dari sumber ke

    sisi beban. Realisasi elemen kontrol di antaranya adalah saklar, pemutus daya

    dan lain-lain.

    (a) (b)

    Gambar-2.1 (a) batere dan (b) generator [1], [2]

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    6

    BEBAN

    KO

    NT

    RO

    L

    SUMBER

    TRANSMISI

    Gambar-2.2 Skema kelistrikan dasar

    Energi listrik mengalir melalui sistem transmisi dalam bentuk arus listrik. Syarat yang

    diperlukan agar arus listrik dapat mengalir adalah

    Terdapat rangkaian tertutup, hal ini dapat diartikan jika pada sumber terdapat dua

    terminal (misalkan terminal positif (+) dan terminal negatif (-) maka arus listrik akan

    keluar dari terminal (+) masuk ke beban dan kembali ke terminal (-) dari sumber.

    Untuk mendorong arus maka dibutuhkan beda potensial (tegangan).

    Guna mempermudah pemahaman maka pada Gambar-2.3 disajikan suatu sistem

    kelistrikan yang sangat sederhana di mana terdapat sebuah sumber berupa batere yang

    mencatu dua buah beban berupa lampu dan motor listrik. Untuk menyalakan lampu atau

    motor listrik dibutuhkan elemen kontrol berupa saklar (S1 dan S2). Jika saklar S1

    dihubung secara seri dengan lampu maka agar lampu dapat menyala S1 harus dalam

    posisi ON (terhubung) begitu juga untuk saklar S2 yang digunakan untuk menjalankan

    motor listrik. Melihat sebuah sumber yang dihubungkan pada dua buah beban masih

    relatif mudah. Sekarang coba bayangkan jika beban yang terhubung jumlahnya cukup

    banyak?. Maka pastilah akan sangat rumit penyajiannya. Oleh karena itu untuk

    mempermudah diperlukan cara penggambaran sistem seperti pada Gambar-2.4.

    S1

    S2

    Lampu

    Motor

    Batere

    Gambar-2.3 Sistem sederhana dengan sebuah sumber yang terhubung pada dua buah beban

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    7

    M

    S1S2

    Batere

    LampuMotor

    Gambar-2.4 Diagram lengkap dari sistem

    2.3.2 Satuan dalam Sistem Kelistrikan

    Dalam disiplin teknik elektro juga dikenal besaran dasar dan turunan, di antaranya adalah

    arus, tegangan, muatan dan lain-lain.

    Arus listrik : besaran ini memiliki simbol I dan satuan Ampere (A), di mana 1 Ampere

    didefinisikan sebagai arus yang mengalir pada dua konduktor sejajar dengan panjang tak

    berhingga yang berjarak 1 meter sehingga dihasilkan gaya sebesar 2x10-7 Newton tiap 1

    meter panjang konduktor.

    Muatan listrik : memiliki simbol Q dan satuan Coulomb (C), 1 Coulomb didefinisikan

    sebagai banyaknya muatan yang mengalir dalam konduktor yang dialiri arus sebesar 1

    Ampere selama 1 detik. Dengan demikian maka persamaan yang dapat diturunkan

    melalui hubungan di atas adalah

    t.IQ (2-1)

    di mana

    Q = muatan listrik (C)

    I = arus listrik (A)

    t = waktu (dt)

    Beda potensial : sering dinamakan dengan tegangan yang memiliki simbol V dan satuan

    Volt (V). Yang dimaksud dengan 1 Volt adalah beda potensial antara dua titik pada

    konduktor yang dialiri arus sebesar 1 Ampere dengan disipasi daya sebesar 1 Watt.

    Untuk mengukur arus listrik dapat digunakan Amperemeter sedangkan tegangan dapat

    diukur dengan Voltmeter. Dalam aplikasi kedua alat dapat terintegrasi menjadi satu dan

    sering dinamakan Multimeter.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    8

    Gambar-2.5 Multimeter digital [3], [4]

    Frekuensi : dalam disiplin teknik elektro besaran frekuensi merupakan besaran yang

    sangat penting dan didefinisikan sebagai jumlah gelombang yang terjadi dalam satu detik.

    Dalam implementasi, nilai frekuensi dari suatu gelombang dapat ditentukan dengan

    menggunakan nilai perioda (T), yaitu lamanya suatu gelombang terbentuk.

    T

    1f (2-2)

    Di mana

    f = frekuensi (Hertz = Hz)

    T = perioda (dt)

    2.3.3 Sumber Tegangan AC

    Sumber energi listrik dalam implementasi teknik elektro biasanya tersedia dalam bentuk

    catu daya (power supply) yang umumnya merupakan suatu sumber tegangan. Dalam

    kondisi ideal suatu catu daya diharapkan menyediakan tegangan dengan nilai yang

    konstan atau varaibel dalam toleransi yang ditentukan. Sumber tegangan dapat

    menghasilkan tegangan AC maupun DC. Dalam sistem kelistrikan dengan ukuran besar

    (rating daya), sumber tegangan yang dipakai akan menghasilkan tegangan AC berupa

    gelombang sinusoidal. Sebagai contoh tegangan PLN yang diperuntukkan bagi konsumen

    umumnya merupakan gelombang sinusoidal dengan nilai tegangan efektif sebesar 220

    Volt pada frekuensi 50 Hz. Kondisi ini mengandung arti jika digunakan alat ukur Voltmeter

    untuk mengukur tegangan antara kedua kawat (fasa dan netral dalam sistem satu fasa)

    maka Voltmeter akan menunjukkan hasil pengukuran sebesar 220 Volt. Selanjutnya jika

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    9

    digunakan alat ukur osciloscoupe maka akan terlihat suatu gelombang sinusoidal dengan

    nilai puncak sebesar 2220 Volt dan perioda gelombang sebesar 20 mili-detik.

    Tegangan AC banyak digunakan untuk menjalankan motor pompa, kipas angin, pemanas

    dan lain-lain.

    Untuk menghasilkan tegangan AC dalam aplikasi digunakan suatu generator jenis

    sinkron. Bagian rotor dari generator ini dapat berupa kutub salient (sepatu) atau kutub

    silindris. Pada Gambar-2.7 hingga Gambar-2.9 ditunjukkan rotor dari generator sinkron

    yang diputar searah dengan jarum jam. Karena rotor menghasilkan fluksi magnet (dapat

    berasal dari magnet permanen atau electromagnet) maka fluksi magnet akan keluar dari

    kutub utara magnet rotor lalu memasuki stator dan kembali ke kutub selatan magnet pada

    rotor. Dengan demikian maka kumparan pada stator akan ditembus oleh fluksi magnet.

    Gambar-2.6 Gelombang AC berbentuk sinusoidal dengan nilai efektif 220 Volt pada frekuensi 50 Hz

    Karena terjadi perubahan fluksi magnet pada kumparan stator maka akan dihasilkan gaya

    gerak listrik (ggl) induksi pada stator yang besarnya

    2

    NE rss

    (2-3)

    Jika generator digunakan untuk menyalakan/menghidupkan beban listrik maka pada

    kumparan stator akan mengalir arus, adanya arus ini akan menghasilkan fluksi yang

    akhirnya juga menghasilkan tegangan sebesar

    2

    NE asa

    (2-4)

    Selisih antara tegangan pada stator akibat fluksi magnet rotor dan fluksi magnet akibat

    beban listrik merupakan tegangan yang keluar pada terminal generator.

    armst EEV (2-5)

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    10

    Gambar-2.7 Generator sinkron dengan rotor kutub sepatu yang diputar searah dengan jarum jam [5]

    Gambar-2.8 Fluksi magnet dari rotor menembus kumparan pada stator

    Gambar-2.9 Gelombang tegangan pada terminal generator tiga fasa

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    11

    Gambar-2.10 Generator sinkron dengan rotor kutub sepatu (2 pasang kutub)

    Gambar-2.11 Generator sinkron dengan rotor kutub silindris

    2.3.4 Sumber Tegangan DC

    Suatu sumber tegangan DC dapat direalisasikan dengan menggunakan batere, suatu

    penyearah (yang paling sederhana adalah penyearah dioda) ataupun generator DC.

    Peralatan yang menggunakan sumber DC umumnya merupakan peralatan yang berbasis

    elektronika. Tegangan DC yang dihasilkan oleh suatu batere merupakan tegangan DC

    ideal, yaitu berupa tegangan dengan nilai yang konstan. Sedangkan tegangan DC yang

    dihasilkan dari penyearah DC (yang dilengkapi tapis kapasitor C) merupakan tegangan

    DC yang tidak konstan tetapi memiliki riak.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    12

    Suatu batere dapat menghasilkan energi listrik dari pengubahan energi kimia. Elemen

    penting dalam suatu batere adalah elektrolit dan elektroda (anoda dan katodaa). Jenis

    batere bermacam-macam di antaranya adalah Alkaline, NiMh (Nikel Metal Hydride), NiCd

    (Nikel Cadmium), dan lain-lain begitu juga dengan tipe dan ukuran. Pada Gambar-2.12

    disajikan kurva pemakaian batere jenis Li-ion, dari gambar tersebut tampak bahwa

    tegangan abtere akan mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya energi yang

    tersimpan.

    Gambar-2.12 (a) prinsip batere (b) macam ukuran batere

    Gambar-2.13 Tegangan batere jenis Li-ion saat pemakaian

    Cara menghasilkan tegangan DC yang banyak digunakan adalah pemakaian penyearah

    dioda. Prinsip dari metoda ini adalah menggunakan tegangan AC yang disearahkan.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    13

    Metoda ini banyak diterapkan pada peralatan-peralatan elektronik baik yang klasik hingga

    yang modern. Penyearah dioda yang paling sederhana adalah jenis penyearah setengah

    gelombang (half wave rectifier) yang menggunakan sebuah trafo dan sebuah dioda.

    Penyearah jenis ini mampu menghasilkan tegangan DC keluaran sebesar

    peakdc

    VV (2-6)

    Gambar-2.14 Peneyarah dioda setengah jembatan

    Gambar-2.15 Gelombang tegangan peneyarah dioda setengah jembatan (a) tegangan masukan (b) tegangan keluaran tanpa tapis C

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    14

    (a)

    (b)

    Gambar-2.16 Penyearah dioda gelombang penuh (a) dengan trafo CT (b) model jembatan

    Untuk menghasilkan tegangan DC juga dapat dipakai generator DC. Suatu generator DC

    memiliki bagian stator (bagian yang tidak berputar) dengan fungsi menghasilkan fluksi

    magnet (dapat berupa magnet permanen atau elektromagnet) sedangkan bagian rotor

    (bagian yang berputar) berisi kumparan. Jika rotor diputar searah dengan jarum jam maka

    kumparan pada rotor akan ditembus oleh fluksi magnet yang berasal dari magnet stator.

    Adanya perubahan fluksi terhadap waktu maka pada rotor akan diinduksikan tegangan

    sebesar

    fmf1rr IKIKNNE (2-7)

    Gambar-2.17 Penampang generator DC [6]

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    15

    Gambar-2.18 Bagian generator DC (a) stator (b) rotor

    Gambar-2.19 Rotor dari geneartor DC yang diputar searah jarum jam

    2.4 Latihan

    Latihan-1

    Suatu sistem kelistrikan terdiri dari sebuah sumber yang mencatu tiga buah beban listrik.

    Beban listrik pertama merupakan suatu lampu, beban listrik kedua berupa motor listrik

    dan beban ketiga adalah suatu pemanas. Masing-masing beban dihubungkan ke sumber

    melalui sebuah saklar. Tentukan justifikasi terkait elemen kelistrikan.

    Jawab

    Untuk lebih memahami uraian pada latihan di atas maka pada Gambar-2.20 disajikan

    skema dari sistem kelistrikan yang ditanyakan. Elemen yang berfungsi sebagai sumber

    akan mengeluarkan gaya gerak listrik yang mendorong arus listrik mengalir, selanjutnya

    kabel atau konduktor akan berfungsi sebagai elemen transmisi yang menjadi media

    penghantar bagi arus listrik. Elemen kontrol yang mengatur aliran daya diimplementasikan

    dengan saklar, di mana saat saklar membuka maka arus tidak dapat mengalir sedangkan

    saat saklar menutup maka akan terjadi aliran arus. Mengalirnya arus akan menghasilkan

    daya pada beban.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    16

    M

    sumber

    kontrol

    transmisi

    beban

    Gambar-2.20 Skema untuk latihan-1

    Latihan-2

    Dalam teknik elektro dikenal alat ukur dasar yang sangat sering digunakan, yaitu

    Voltmeter dan Amperemeter. Jelaskan bagaimana cara pemakaian kedua alat ukur

    tersebut dan apa perbedaannya.

    Jawab

    Alat pengukur tegangan (Voltmeter) dalam aplikasinya harus dipasang secara paralel

    dengan elemen yang akan diukur tegangannya. Perlu diperhatikan suatu Voltmeter

    memiliki tahanan dalam yang sangat besar sehingga pemasangan secara seri akan

    sangat mempengaruhi arus yang mengalir dalam sistem. Sedangkan suatu alat ukur arus

    (Amperemeter) memiliki tahanan dalam yang sangat kecil sehingga harus dipasang seri

    dalam rangkaian.

    V

    elemen

    rangkaian

    elemen

    rangkaian

    A

    (a) (b)

    Gambar-2.21 Pemasangan alat ukur (a) Voltmeter (b) Amperemeter

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    17

    Latihan-3

    Suatu sumber tegangan harus mampu menyediakan tegangan dengan magnitude yang

    relatif konstan. Jelaskan bagaimana pengaruh pembebanan terhadap karakteristik suatu

    sumber tegangan.

    Jawab

    Dalam teori dikenal sumber tegangan yang ideal yaitu suatu sumber tegangan yang

    mampu menyediakan tegangan konstan berapapun arus yang mengalir. Sumber

    tegangan ideal secara logika dapat dianggap sebagai suatu sumber tegangan dengan

    tahanan dalam sama dengan nil. Sedangkan sumber tegangan tak ideal memiliki tahanan

    dalam yang tidak sama dengan nol sehingga makinbesar arus yang mengalir akan

    menyebabkan jatuh tegangan makin besar. Kondisi ini berdampak pada menurunnya

    tegangan keluaran suatu sumber tegangan seiring dengan bertambah besarnya arus

    yang mengalir

    R.iV

    E R.iVVout

    Gambar-2.22 Sumber tegangan tak ideal

    2.5 Tugas

    1. Jelaskan bagaimana tegangan AC diubah menjadi tegangan DC ?

    2. Bagaimana cara menghasilkan atau membangkitkan tegangan AC ?

    3. Gambarkan rangkaian-rangkaian dasar yang dapat digunakan untuk mengubah

    tegangan AC menjadi tegangan DC ?

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    18

    2.6 Rangkuman

    Sistem kelistrikan mencakup elemen-elemen yang menyusun sistem tersebut, di

    antaranya adalah sumber, beban, saluran transmisi dan kendali untuk mengatur aliran

    daya. Untuk lebih memahami secara mendalam maka diperlukan pengetahuan tentang

    satuan-satuan yang umum digunakan dalam sistem tenaga listrik, meliputi satuan untuk

    besaran arus, tegangan, daya dan frekuensi. Salah satu elemen yang sangat dalam

    sistem tenaga listrik adalah sumber. Untuk memberi pemahaman maka tegangan AC dan

    tegangan DC juga dijabarkan.

    2.7 Daftar Pustaka

    1. www.motorpsychosport.com

    2. www.pasargenset.blogspot.com

    3. www.geraiprodukcom.indonetwork.co.id

    4. www.etoolcart.com

    5. www.skm-systems.blogspot.com

    6. www.one-school.net

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    19

    Bab 3

    Kemagnetan

    3.1 Pendahuluan

    Magnet berasal dari bahasa Yunani Magnesian, suatu magnet merupakan material atau

    obyek yang mampu menghasilkan medan magnet. Momen dipole suatu magnet

    merupakan suatu vektor yang menentukan sifat magnet secara keseluruhan. Pada suatu

    magnet batang, arah dari titik-titik momen dipole adalah dari kutub magnet N menuju

    kutub magnet S dengan magnitude (besar) bergantung seberapa kuat dan seberapa jauh

    jarak kedua kutub magnet. Dalam SI momen dipole memiliki satuan Ampere meter

    kuadrat (Am2). Suatu konduktor dengan luas penampang sebesar A m2 yang dialiri arus

    listrik sebesar I Ampere adalah merupakan suatu magnet dengan momen dipole sebesar

    A.I.

    Magnetisasi dari suatu obyek merupakan nilai momen dipole per satuan volume

    (disimbolkan dengan M yang memiliki satuan A/m). Suatu magnet batang dengan momen

    dipole 0,1 Am2 dan volume 1 cm3 akan memiliki magnetisasi sebesar 100.000 A/m

    (bandingkan dengan suatu besi yang dapat memiliki magnetisasi sekitar jutaan A/m). Sifat

    kemagnetan suatu bahan selalu berbeda dan dapat digolongkan sebagai berikut :

    Paramagnetik : merupakan suatu material yang tidak mampu menghasilkan

    magnet sendiri tetapi jika didekatkan pada medan magnet akan terjadi gejala

    magnetisasi pada bahan dan akan tertarik oleh magnet.

    Diamagnetik : material ini jika didekatkan pada medan magnet akan dihasilkan

    sedikit magnetisasi dengan arah berlawanan sehingga akan muncul gaya tolak.

    Suatu super-konduktor merupakan bahan diamagnetik yang kuat.

    Ferromagnetik/Ferrimagnetik : merupakan material yang mudah termagnetisasi

    dan cenderung tetap mempertahankan sifat kemagnetannya.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    20

    3.2 Tujuan Pembelajaran

    Kemagnetan merupakan bahasan yang harus diajarkan kepada mahasiswa teknik elektro

    karena secara historis, disiplin teknik elektro merupakan implementasi dari sebagian

    besar medan magnet. Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah :

    Memberikan pemahaman dasar tentang gejala kemagnetan

    Memberi pengenalan terkait istilah dan parameter dalam bidang kemagnetan

    Menjelaskan penerapan konsep magnet dalam beberapa aplikasi

    Memberikan pemahaman hukum-hukum yang berlaku dalam medan magnet

    3.3 Kegiatan Belajar

    3.3.1 Besaran Magnet

    Besaran yang sering digunakan dalam kajian tentang fenomena kemagnetan adalah

    H : intensitas medan magnet atau kuat medan magnet (Oersted atau A-turn/m)

    B : medan magnet atau induksi medan magnet atau kerapatan medan magnet

    (Tesla atau Weber/m2)

    M : magnetisasi (A/m)

    Dalam fenomena kemagnetan, juga dikenal definisi magnetic susceptibility ( ) yang

    diartikan sebagai derajad magnetisasi suatu material dalam menanggapi medan magnet

    yang dikenakan. Hubungan magnetic susceptibility dengan magnetisasi M dinyatakan

    dengan persamaan

    H.M (3-1)

    H.H1MHB oo (3-2)

    dengan demikian maka

    1o (3-3)

    di mana

    o = konstanta magnet = permeabilitas ruang hampa

    = magnetic susceptibility

    = permeabilitas magnet

    21Jika nilai positif maka materialnya dapat merupakan paramagnetik, ferromagnetik

    atau ferrimagnetik, sedangkan untuk nilai negatif maka materialnya merupakan

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    21

    diamagneti dengan demikian medan magnet akan diperlemah dengan keberadaan

    material.

    Tabel-3.1. Magnetic susceptibility and permeability data for selected materials

    No Medium

    Susceptibility

    (m)

    Permeability ()

    x10-6 N/A2

    Magnetic

    field

    1 Mu-Metal 20.000 25.000 at 0,002 T

    2 Permalloy 8.000 10.000 at 0,002 T

    3 Electrical Steel 4.000 5.000 at 0,002 T

    4 Ferrite (Ni-Zn) 20-800

    5 Ferrite Mg-Zn) > 800

    6 Steel 700 875 at 0,002 T

    7 Nickel 100 125 at 0,002 T

    8 Platinum 2,65 104 1,2569701

    9 Aluminium 2,22 105 1,2566650

    10 Hydrogen 8 109 1,2566371

    11 Vacuum 0 1,2566371 (0)

    12 Sapphire 2.1 107 1,2566368

    13 Copper 6.4 106 1,2566290

    14 Water 8.0 106 1,2566270

    3.3.2 Sifat Magnet

    Suatu magnet memiliki dua kutub yang dinamakan kutub utara (N = North) dan kutub

    selatan (S = South). Magnet juga selalu memancarkan fluksi (garis gaya magnet) yang

    keluar dari kutub N emnuju ke kutub S. Karena kutub-kutub magnet memiliki sifat : kutub-

    kutub yang sama akan tolak-menolak dan kutub-kutub yang berbeda akan tarik-menarik.

    Dengan mengacu pada sifat tersebut maka untuk menganalisa arah fluksi dapat

    digunakan sebuah kompas. Langkah yang harus dilakukan mula-mula adalah meletakkan

    magnet batang di atas kertas kemudian dekatkan kompas pada salah satu kutub magnet.

    Selanjutnya gerakkan kompas menuju kutub magnet lainnya maka akan tampak bahwa

    pada setiap posisi terjadi penyimpangan arah jarum kompas. Lalu bagaimana

    menentukan bagian mana dari magnet yang merupakan kutub N dan yang merupakan

    kutub S. Untuk memahami jawaban ini maka perlu diketahui sifat dan karaketristik suatu

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    22

    kompas (kompas jarum). Jarum yang bertanda utara dari suatu kompas akan selalu

    menunjuk arah utara (sebenarnya mendekati arah utara geografis) sedangkan jarum

    selatan dari suatu kompas akan selalu menunjuk arah selatan (sebenarnya mendekati

    arah selatan geografis). Hal ini terjadi karena pada kutub utara geografis bumi (Artic)

    terdapat kutub magnet S sedangkan pada kutub selatan geografis bum (Antartica)

    terdapat kutub magnet N. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

    jarum utara kompas merupakan magnet dengan kutub N.

    Gambar-3.1 Fluksi bergerak dari kutub magnet N menuju ke kutub S [1]

    Gambar-3.2 Posisi kutub magnet bumi pada posisi geografis [2]

    Magnet dan fenomena kemagnetan selalu dimanfaatkan dalam disiplin teknik elektro.

    Mesin-mesin listrik merupakan alat yang mengadopsi konsep magnet. Oersted

    mengemukakan konsep bahwa muatan elektron yang bergerak akan menghasilkan gejala

    magnet. Suatu konduktor lurus yang dialiri arus listrik akan menghasilkan fluksi magnet

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    23

    yang arahnya melingkari konduktor tersebut (Gambar-3.3). Dengan menganalogikan jika

    ibu jari tangan kanan dianggap sebagai arah arus listrik maka jari tangan yang mengepal

    dapat dianggap sebagai arah fluksi magnetnya. Jika arus yang mengalir pada konduktor

    berupa arus DC maka arah fluksi akan tetap sedangkan jika arus yang mengalir adalah

    arus AC maka arah fluksi akan berubah secara periodik.

    Gambar-3.3 Arah fluksi magnet pada konduktor lurus yang dialiri arus listrik [3]

    Pada titik yang berjarak R dari suatu konduktor yang dialiri arus sebesar I akan memiliki

    kerapatan medan magnet B sebesar

    R4

    IB o

    (3-4)

    Untuk konduktor yang dibentuk lingkaran maka arah fluksi magnet dapat ditentukan

    dengan acuan seolah ibu jari tangan kanan digerakkan melingkar seperti arah arus dan

    arah fluksi ditunjukkan oleh arah jari-jari lain tangan kanan. Konsep lain yang dapat

    dipakai sebagai acuan adalah konsep sekrup, jika sekrup dikendorkan dengan diputar

    berlawanan arah jarum jam maka arus listrik dianalogikan juga berlawanan arah jarum

    jam. Kondisi ini membuat sekrup akan keluar dari papan, arah fluksi dianalogikan juga

    keluar dari papan. Dengan mengacu pada paparan tersebut maka arah fluksi pada suatu

    lilitan akan dapat diketahui. Pada Gambar-3.4 dan Gambar-3.5 disajikan konduktor

    melingkar dan lilitan yang dialiri arus listrik, akibatnya maka akan terbentuk fluksi yang

    terlingkupi.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    24

    Gambar-3.4 Arah fluksi magnet pada konduktor melingkar yang dialiri arus listrik

    Gambar-3.5 Arah fluksi magnet pada lilitan yang dialiri arus listrik [4]

    3.3.3 Gaya Akibat Interaksi Medan Magnet dan Arus Listrik

    Suatu konduktor yang dialiri arus listrik akan mendapatkan gaya jika diletakan di suatu

    area yang terpengaruh medan magnet. Arah gaya ditentukan dengan menggunakan

    kaedah tangan kanan, yaitu arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik, arah jari lain

    tangan kanan menunjukkan arah medan magnet (fluksi) sedangkan telapak tangan kanan

    menunjukkan arah gaya.

    Implementasi dari fenomena tersebut dapat dibuktikan dengan memperhatikan Gambar-

    3.7 dan Gambar-3.8, di mana sebuah sumber tegangan DC berupa batere yang

    dihubungkan dengan kawat (konduktor) sehingga akan mengalir arus searah dari

    polaritas positif batere menuju ke polaritas negatifnya. Sebuah magnet permanen

    berbentuk U digunakan untuk menghasilkan fluksi. Selanjutnya konduktor tersebut

    diletakkan pada magnet sehingga konduktor dipotong oleh fluksi tersebut. Adanya

    fenomena arus listrik dalam medan magnet maka akan dihasilkan suatu gaya. Aliran arus

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    25

    pada Gambar-3.7. mengakibatkan timbulnya gaya dengan arah ke bawah sedangkan

    arah arus pada Gambar-3.8 mengakibatkan dihasilkannya gaya dengan arah ke atas.

    Gambar-3.6 Kaedah tangan kanan

    Jika dalam medan magnet diletakkan sebuah konduktor yang dilekukan di mana dua

    sisinya mengalir arus dengan arah berlawanan (Gambar-3.9) dan diletakkan dalam

    medan magnet maka masing-masing sisi konduktor akan mendapat gaya dengan arah

    berlawanan sehingga konduktor akan berputar. Fenomena ini sering dipakai sebagai

    dasar pembuatan suatu motor listrik. pada Gambar-3.10 disajikan suatu motor DC

    sederhana yang menerapkan konsep tersebut. Untuk mengalirkan arus listrik pada bagian

    konduktor motor (bagian berputar) maka digunakan sikat karbon.

    Gambar-3.7 Arah arus yang menghasilkan gaya ke bawah

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    26

    Gambar-3.8 Arah arus yang menghasilkan gaya ke atas

    Gambar-3.9 Dua konduktor dengan arah arus berlawanan menghasilkan dua gaya berlawanan

    Gambar-3.10 Konsep motor DC

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    27

    Fenomena yang terjadi pada rangkaian magnet dalam beberapa kasus dapat

    dianalogikan dengan memahami rangkaian listrik. dalam rangkaian listrik hubungan

    antara tegangan (V ), arus ( I ) dan resistansi ( R ) dapat dinyatakan dengan persamaan

    R

    VI (3-5)

    Dalam rangkaian magnet, suatu tegangan magnet (MMF = Magnetomotive force) dapat

    dibangkitkan dengan mengaliri lilitan ( N ) dengan arus listrik ( i ) dan dinyatakan dengan

    persamaan berikut

    NiMMF (3-6)

    Maka fluksi ( ) dapat diturunkan melalui MMF dibagi dengan resistansi magnet atau

    reluktansi ( ) dan dinyatakan dengan

    NiMMF

    (3-7)

    i

    celahudaraN

    Gambar-3.11 Inti besi untuk mengalirkan fluksi yang dihasilkan oleh lilitan dialiri arus listrik

    Reluktansi pada celah udara dapat ditentukan dengan menggunakan parameter lebar

    celah udara ( g ), permeabilitas udara ( o ) dan luas permukaan inti besi ( A ) yang

    disajikan dengan persamaan

    A

    g

    o (3-8)

    Sehingga akhirnya persamaan fluksi akan menjadi

    g

    ANiNi o

    (3-9)

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    28

    g

    A

    Gambar-3.12 Celah udara pada inti besi

    3.3.4 Gaya Akibat Medan Magnet

    Gaya selain dapat dihasilkan dari interaksi antara medan magnet dan arus listrik maka

    juga dapat dihasilkan dari interaksi antar medan magnet. Pada Gambar-3.13b disajikan

    dua buah magnet yang diletakkan berdekatan dengan posisi kutub tak sejenis saling

    berhadapan, kondisi ini menghasilkan gaya tarik antara kedua magnet permanen

    sehingga keduanya akan semakin dekat. Sedangkan Gambar-3.13c ditunjukkan dua buah

    magnet yang diletakkan berdekatan dengan posisi kutub sejenis saling berhadapan,

    kondisi ini menghasilkan gaya tolak antara kedua magnet permanen sehingga keduanya

    akan semakin jauh.

    N

    S

    N

    S

    N

    S

    F

    F

    N

    S

    N

    S

    F

    F

    (b) (c)(a)

    Gambar-3.13. Gaya yang dihasilkan oleh dua magnet permanen (a) fluksi pada magnet permanen (b) gaya tarik-menarik (c) gaya tolak-menolak

    Untuk menghasilkan fluksi magnet juga dapat dilakukan dengan menggunakan

    elektromagnet, yaitu melalui suatu lilitan yang dialiri arus listrik. pada Gambar-3.14

    disajikan suatu lilitan yang dilalui arus listrik searah, dengan merubah arah arus maka

    arah fluksi magnet juga akan berubah dengan demikian maka kutub magnet pada kedua

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    29

    ujung lilitan juga berubah. Jika di dekat elektromagnet tersebut diletakkan suatu magnet

    permanen dengan kutub pada posisi tertentu maka akan mengakibatkan suatu gaya

    tarik/tolak. Dengan membalik polaritas arus pada lilitan elektromagnet maka akan

    dihasilkan gaya dengan arah yang berlawanan dengan kondisi semula (Gambar-3.15).

    i

    N

    i

    N

    Gambar-3.14 Arah fluksi magnet ditentukan oleh arah arus listrik pada lilitan

    i

    N

    i

    N

    N

    S

    F F

    N

    S

    (a) (b)

    Gambar-3.15 Gaya yang dihasilkan oleh elektromagnet dan magnet permanen (a) gaya tarik-menarik (b) gaya tolak-menolak

    Fenomena gaya tarik antara dua medan magnet dapat dijadikan landasan dalam

    merancang sebuah motor listrik sederhana. Pada Gambar-3.16 ditunjukkan sebuah

    cakram yang dipasangi dengan potongan magnet permanan yang terpisah sebesar 60

    derajad dan di dekat cakram tersebut diletakkan sebuah magnet permanen. Fenomena

    yang akan terjadi adalah cakram akan bergerak akibat adanya gaya tarik/tolak antara

    magnet permanan yang terpasang pada cakram dan magnet permanen di dekatnya.

    Dengan mengubah kutub magnet permanen dekat cakram sesuai posisi cakram maka

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    30

    akan dihasilkan putaran. Metoda yang lebih mudah untuk membalik kutub magnet adalah

    melalui pemakaian elektromagnet (Gambar-3.17).

    Gambar-3.16 Motor listrik sederhana dengan cakram dan magnet permanen

    Gambar-3.17 Motor listrik sederhana dengan cakram dan elektromagnet

    3.3.5 Tegangan Akibat Medan Magnet

    Selain menghasilkan gaya, medan magnet juga mampu membangkitkan tegangan.

    Menurut Faraday : jika suatu kumparan dikenai medan magnet yang berubah terhadap

    waktu maka suatu tegangan akan dihasilkan. Tegangan tersebut merupakan suatu

    fenomena yang dihasilkan oleh induksi medan magnet dan dinyatakan dengan

    persamaan

    dt

    dNe

    (3-10)

    di mana

    e = tegangan induksi

    N = jumlah lilitan dalam suatu kumparan

    dt

    d = perubahan fluksi magnet terhadap waktu

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    31

    Pada Gambar-3.18 disajikan suatu magnet permanen yang digerakkan mendekati dan

    menjauhi suatu kumparan. Akibat dari gerakan magnet permanen ini maka medan

    magnet di dalam kumparan akan berubah terhadap waktu, sehingga mengacu pada

    hukum Faraday maka akan dihasilkan beda potensial antara kedua ujung kumparan. Jika

    kumparan dihubung singkat melalui suatu galvanometer maka jarum galvanometer akan

    bergerak sebagai tanda terjadinya aliran arus pada kumparan.

    Gambar-3.18 Fenomena terjadinya tegangan induksi

    Proses sebaliknya dapat dilakukan dengan menggerakkan kumparan sementara magnet

    permanen dalam posisi diam. Prinsip demikian banyak digunakan sebagai dasar

    perancangan suatu generator. Pada Gambar-3.19 disajikan skema suatu generator AC

    sederhana, di mana suatu magnet permanen pada ststor dipakai untuk menghasilkan

    medan magnet dan selanjutnya kumparan diputar agar medan megnet yang memotong

    kumparan menjadi berubah terhadap waktu. Tegangan induksi yang dihasilkan pada

    kedua ujung kumparan diambil melalui slip-ring dan dipakai untuk beban. Prinsip yang

    berbeda ditunjukkan pada Gambar-3.20 di mana medan magnet dihasilkan oleh rotor dan

    diputar sehingga fluksi yang menembus inti besi akan berubah terhadap waktu.

    Gambar-3.19 Generator AC sederhana dengan medan magnet pada stator

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    32

    Gambar-3.20 Generator AC sederhana dengan medan magnet pada rotor

    3.4 Latihan

    Latihan-1

    Jelaskan fenomena apa yang akan terjadi jika suatu belitan dialiri oleh arus DC dan jika

    dialiri arus AC ?

    Jawab

    Suatu konduktor yang dilalui oleh arus listrik akan selalu menghasilkan medan magnet.

    Jika yang mengalir arus DC maka akan dihasilkan medan magnet yang memiliki kutub-

    kutub konstan. Tetapi dengan mengalirkan arus listrik jenis AC maka kutub-kutub magnet

    yang dihasilkan akan berganti polaritas saat polaritas arus listrik berubah. Pada Gambar-

    3.21 ditunjukkan suatu inti besi yang dililit oleh konduktor. Selanjutnya kedua ujung

    konduktor dihubungkan dengan suatu sumber tegangan DC sehingga akan mengalir arus

    listrik dengan arah tertentu. Dengan memperhatikan konsep atau hukum yang berlaku

    maka akan dihasilkan medan magnet dengan arah ke atas. Besi yang digunakan sebagai

    bahan inti akan memiliki kutub utara (N) di bagian atas dan kutub selatan (S) di bagian

    bawah. Sedangkan pada Gambar-3.22 ditunjukkan modifikasi dari gambar sebelumnya di

    mana tegangan sumber diganti dengan tegangan AC. Tegangan AC ini dapat diuraikan

    menjadi dua, yaitu saat setengah siklus positif dan setengah siklus negatif. Kedua siklus

    ini akan menghasilkan medan magnet yang berubah arah. Kondisi ini disebabkan kutub

    magnet berganti. Saat setengah siklus positif tegangan sumber bagian atas sebagai kutub

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    33

    utara (N) dan kutub selatan (S) di bagian bawah. Pada setengah siklus negatif akan

    terjadi kutub magnet yang berkebalikan dari kondisi saat setengah siklus positif.

    arus

    medan

    magnet

    N

    S

    N = kutub utara magnet

    S = kutub selatan magnet

    Gambar-3.21 Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik DC

    arus

    medan

    magnet

    N

    S arus

    medan

    magnet

    S

    N

    setengah siklus positif setengah siklus negatif

    Gambar-3.22 Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik AC

    Latihan-2

    Jelaskan fenomena bagaimana suatu tegangan induksi dihasilkan oleh medan magnet

    yang berasal dari magnet permanen ?

    Jawab

    Dengan menggunakan dasar bahwa tegangan induksi akan dihasilkan jika terdapat

    medan magnet yang berubah terhadap waktu. Untuk menjelaskan pemahaman ini maka

    pada Gambar-3.23 ditunjukkan skema percobaan. Suatu konduktor dibelitkan pada inti

    besi, selanjutnya kedua ujung konduktor dihubungkan dengan Galvanometer untuk

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    34

    mengetahui adanya arus yang mengalir. Di dekat inti besi tersebut diletakkan magnet

    permanen. Saat magnet permanen diam, maka medan magnet yang mengenai inti besi

    akan memiliki nilai yang konstan. Kondisi ini tidak akan menghasilkan tegangan induksi

    pada kedua ujung konduktor. Tetapi jika magnet permanen digerakkan menjauhi dan

    mendekati inti besi maka akan dihasilkan medan magnet yang nilainya berubah.

    Terjadinya perubahan medan magnet menyebabkan dihasilkan tegangan induksi

    sehingga akan mengakibatkan jarum Galvanometer menyimpang yang menandakan ada

    arus mengalir.

    S N

    Gambar-3.23 Tegangan induksi tidak terjadi saat medan magnet konstan

    S N

    Gambar-3.24 Tegangan induksi dibangkitkan saat medan magnet berubah terhadap waktu

    Latihan-3

    Dengan mengacu pada Gambar-3.23 dan mengganti magnet permanen dengan

    elektromagnet, jelaskan fenomena terjadinya tegangan induksi?

    Jawab

    Untuk menjelaskan uraian maka disajikan Gambar-3.25 dan Gambar-3.26. pada Gambar-

    3.25 tampak duabuah inti besi dengan lilitan konduktor. Inti besi yang sebelah kiri memiliki

    konduktor yang kedua ujungnya dihubungkan dengan Galvanometer dan inti besi yang di

    sebelah kanan memiliki konduktor yang kedua ujungnya dihubungkan dengan sumber

    tegangan DC. Karena tegangan yang digunakan adalah DC maka medan magnet yang

    dihasilkan memiliki nilai konstan akibatnya inti besi sebelah kiri merasakan medan magnet

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    35

    dengan nilai yang konstan dan dengan demikian tidak dibangkitkan tegangan induksi.

    Sedangkan pada Gambar-3.26 ditunjukkan modifikasi dari Gambar-3.25 dengan

    menggunakan sumber tegangan AC sehingga akan menghasilkan medan magnet yang

    berubah terhadap waktu. Kondisi ini mengakibatkan inti besi di sebelah kiri merasakan

    medan magnet yang berubah dan akan dihasilkan tegangan induksi. Selanjutnya jarum

    Galvanometer akan menyimpang.

    Gambar-3.25 Tegangan induksi tidak dibangkitkan jika digunakan elektromagnet dengan sumber tegangan DC

    Gambar-3.26 Tegangan induksi akan dibangkitkan jika digunakan elektromagnet dengan sumber tegangan AC

    3.5 Tugas

    1. Jelaskan dan uraikan peralatan listrik apa saja yang memanfaatkan fenomena

    induksi medan magnet ?

    2. Jika akan dibuat elektromagnet dengan menggunakan bahan inti, jelaskan

    pengaruh bahan inti yang digunakan ?

    3. Jelaskan pengaruh besar arus listrik yang mengalir pada belitan terhadap nilai

    medan magnet yang dihasilkan ?

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    36

    3.6 Rangkuman

    Kemagnetan merupakan fenomena yang banyak diterapkan dalam mengembangkan

    disiplin teknik elektro. Beberapa besaran magnet yang sering digunakan telah dijabarkan.

    Sifat-sifat bahan magnet juga menjadi faktor penting dalam memahami dan menerapkan

    fenomena kemagnetan. Medan magnet mampu menghasilkan tegangan/arus dan gaya

    yang menjadikan dasar dikembangkannya motor listrik ataupun generator listrik.

    3.7 Daftar Pustaka

    1. www.basistik.blogspot.com

    2. www.magnet.fsu.edu

    3. www.sciencecity.oupchina.com.hk

    4. www.anjungsainssmkss.wordpress.com

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    37

    Bab 4

    Elemen Rangkaian

    4.1 Pendahuluan

    Dalam sistem kelistrikan, dijumpai adanya berbagai macam elemen rangkaian yang ada

    di dalamnya. Sebagai contoh, suatu reaktor (induktor) yang berupa lilitan akan memiliki

    karakteristik berbeda pada kondisi ideal ataupun nyata. Belitan suatu induktor terbuat dari

    bahan email yang memiliki resistansi sehingga pada kondisi nyata suatu reaktor dapat

    diwakili dengan suatu induktor dan resistor. Dengan demikian pemahaman tentang

    elemen-elemen rangkaian seperti resistor, induktor dan kapasitor merupakan hal yang

    sangat penting. Pada bab ini dijelaskan jenis-jenis elemen pasif yang terdapat pada

    rangkain, yaitu resistor, induktor dan kapasitor serta sifat-sifatnya. Dari bab ini diharapkan

    mahasiswa dapat menggunakan dalam aplikasi lebih lanjut.

    4.2 Tujuan Pembelajaran

    Untuk membekali mahasiswa teknik elektro terkait pemahaman elemen rangkaian maka

    materi yang tersaji dalam bab ini ditujukan untuk

    memberikan pemahaman tentang elemen rangkaian listrik (resistor, induktor,

    kapasitor dan sumber)

    mengetahui sifat-sifat dari elemen rangkaian

    4.3 Kegiatan Belajar

    4.3.1 Resistor

    Resistor adalah elemen pasif dalam rangkaian yang menyebabkan hambatan arus

    listriknya. Suatu resistor dikatakan linier, jika arus yang mengalir di dalam resistor tersebut

    berbanding lurus dengan besarnya tegangan pada kedua terminalnya. Tetapi jika nilai

    arusnya tidak berbanding lurus dengan tegangannya, maka resistor tersebut dikatakan

    tidak linier.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    38

    Jika suatu resistor dilalui oleh arus sebesar I , maka energi akan diserap oleh resistor

    hingga menjadi rugi daya (panas) yang besarnya adalah RI 2 . Dalam aplikasinya,

    kemampuan suatu resistor dibatasi oleh rating dayanya. Sebagai contoh : suatu resistor

    dengan resistansi sebesar 100 Ohm dengan rating 1 W akan memiliki kemampuan

    menghantarkan arus maksimal sebesar 100 mA. Sedangkan resistor dengan nilai

    resistansi yang sama tetapi dengan rating daya 0,25 W akan memiliki kemampuan hantar

    arus maksimal 50 mA.

    Umumnya resistansi suatu resistor dapat diketahui berdasarkan cincin warna yang ada

    pada resistor tersebut. Untuk mengetahui sistem pengkodean warna pada resistor dapat

    dilihat pada Tabel-4.1 dan Gambar-4.1. Warna pada cincin pertama dan kedua

    menunjukkan bilangan puluhan dan satuan, warna ketiga menunjukkan jumlah angka nol

    dibelakang kedua angka tadi sedangkan warna pada cincin keempat menunjukkan

    toleransi. Jika suatu resistor memiliki cincin oranye, biru, hijau dan silver, maka nilai

    resistansi dari resistor tadi adalah 3.600.000 Ohm dengan toleransi sebesar 10% dari

    3.600.000 atau lebih jelasnya nilai resistansinya berkisar pada 3.960.000 Ohm hingga

    3.240.000 Ohm.

    1 2 3 4

    bil. puluhan

    bil. satuan jumlah nol

    toleransi

    Gambar-4.1 Sistem pengkodean warna cincin resistor

    Tabel-3.1 : Arti warna pada resistor Angka Warna

    0 Hitam

    1 Coklat

    2 Merah

    3 Oranye

    4 Kuning

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    39

    5 Hijau

    6 Biru

    7 Ungu

    8 Abu-abu

    9 Putih

    Toleransi Warna

    5% Emas

    10% Perak

    20% Tidak berwarna

    fixed resistor variable resistor potensio

    Gambar-4.2 Simbol macam-macam resistor

    4.3.2 Kapasitor

    Kapasitor merupakan peralatan (device) dengan dua terminal yang terdiri dari dua buah

    material konduktif dan dipisahkan dengan suatu bahan dielektrik. Muatan yang berada

    pada pelat-pelat kapasitor akan menimbulkan beda potensial, hubungan antara muatan,

    kapasitansi dan tegangan dirumuskan sebagai berikut

    CVQ (4-1)

    Sedangkan hubungan antara arus, kapasitansi dan tegangan dapat diturunkan dari

    persamaan di atas dengan mengasumsikan bahwa arus merupakan laju perubahan

    muatan tiap satuan waktu, sehingga

    dt

    dVCi (4-2)

    Dari persamaan (4-2), jika tegangan suatu kapasitor adalah konstan (DC), maka arus

    yang mengalir akan sama dengan nol, hal ini dapat dasumsikan bahwa suatu kapasitor

    pada analisa rangkaian dengan sumber DC dapat dianggap sebagai rangkaian terbuka.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    40

    Sedangkan nilai sesaat dari tegangan suatu kapasitor, dapat diturunkan berdasarkan nilai

    integrasi arus terhadap waktu, yaitu :

    oVdtiC1

    tv (4-3)

    dielektrik

    +

    -

    v q

    Gambar-4.3 Kapasitor pelat sejajar

    C

    i

    +

    v

    -

    Gambar-4.4 Kapasitor dan rangkaian ekuivalen

    t

    v(t)

    i(t)

    t

    Gambar-4.5 Kurva tegangan dan arus pengisian kapasitor

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    41

    Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan energi dalam bentuk medan

    listrik, persamaan yang menentukan besarnya energi suatu kapasitor dirumuskan sebagai

    berikut

    2C CV2

    1W Joule (4-4)

    atau

    C

    q

    2

    1W

    2

    C Joule (4-5)

    Dalam aplikasi dalam rangkaian listrik, beberapa kapasitor dapat dihubungkan secara

    seri, paralel maupun kombinasi keduanya.

    C1 C2 Cni

    Gambar-4.6 Rangkaian kapasitor yang dihubung paralel

    Untuk kapasitor yang dipasang dengan hubungan paralel berlaku rumus sebagai berikut :

    N

    1n

    nN321P CC...CCCC (4-6)

    Untuk hubungan seri pada rangkaian yang terdiri dari beberapa kapasitor, berlaku rumus

    sebagai berikut :

    N

    1n nN321SC

    1

    C

    1...

    C

    1

    C

    1

    C

    1

    C

    1 (4-7)

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    42

    +

    -v

    C1 C2 CN

    Gambar-4.7 Rangkaian kapasitor yang dihubung seri

    4.3.3 Induktor

    Induktor merupakan elemen yang dapat menyimpan energi dalam bentuk medan magnet,

    dalam aplikasinya suatu induktor berbentuk suatu alat dengan dua terminal dan

    direalisasikan dengan suatu lilitan atau lebih. Karena terdiri dari lilitan yang dilalui arus,

    maka akan terdapat fluksi magnet yang terlingkupi yang dirumuskan

    N (4-8)

    di mana

    = fluksi magnet yang terlingkupi

    N = jumlah lilitan

    = fluksi magnet

    persamaan (3-8) juga dapat dituliskan sebagai berikut

    iL (4-9)

    di mana

    L = induktansi diri

    i = arus yang mengalir pada induktor

    +

    -

    v

    i

    Gambar-4.8 Induktor dan rangkaian ekuivalen

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    43

    Persamaan tegangan pada induktor dirumuskan

    dt

    dv

    (4-10)

    atau

    dt

    diLv (4-11)

    Jika dimisalkan suatu induktor mengalami penurunan arus dari 1 A menjadi 0 A dalam

    waktu 1/b dt, maka

    i = 1 t 0

    i = 1 - bt 0 t 1/b

    i = 0 t 1/b

    Sedangkan untuk pemakaian induktor sebesar 1 H, maka akan didapatkan tegangan

    v = 0 t 0

    i = - b 0 t 1/b

    i = 0 t 1/b

    i

    v

    t

    t

    1

    -b

    1/ b

    1/ b

    Gambar-4.9 Kurva perubahan arus dan tegangan terhadap waktu

    Persamaan arus sesaat pada suatu induktor dirumuskan

    oIdtvL1

    ti (4-12)

    sedangkan energi pada induktor dituliskan dengan persamaan

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    44

    43 2L iL2

    1W Joule (4-13)

    4.3.4 Sumber Bebas dan Sumber Tak Bebas

    Dalam aplikasi sering dijumpai adanya sumber DC, baik sumber bebas maupun sumber

    tak bebas, maka dalam bab ini akan dijelaskan mengenai definisi dari sumber bebas dan

    sumber tak bebas (dependent source) dan aplikasi serta analisanya pada suatu

    rangkaian. Suatu sumber bebas dapat didefinisikan sebagai suatu sumber arus ataupun

    tegangan yang tidak terpengaruh beban. Dalam aplikasinya sering dijumpai suatu sumber

    tegangan bebas, dalam hal ini sumber tegangan bebas yang ideal akan memiliki tahanan

    dalam yang kecil sekali (mendekati nol), sehingga perubahan beban tidak akan

    berpengaruh. Sedangkan sumber arus bebas yang ideal adalah sumber arus tetap yang

    memiliki kemampuannya untuk mempertahankan kondisi arus tetapnya.

    Suatu sumber tegangan terkendali atau tak bebas adalah suatu sumber tegangan di

    mana terminal-terminalnya dikendalikan atau dikontrol oleh tegangan atau arus pada

    rangkaian lainnya. Suatu voltage-controlled voltage source (VCVS) adalah suatu sumber

    tegangan yang dikontrol oleh tegangan dan current-controlled voltage source (CCVS)

    adalah suatu sumber tegangan yang dikontrol oleh arus.

    +

    -

    sumber tegangan

    bebas

    sumber arus

    bebas

    Gambar-4.10 Sumber tegangan dan arus bebas

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    45

    +

    -v i

    sumber tegangan

    tak bebas

    sumber arus

    tak bebas

    Gambar-4.11 Sumber tegangan dan sumber arus tak bebas

    3.4 Latihan

    Latihan-1

    Suatu rangkaian seri terdiri dari sumber tegangan DC, resistor dan induktor, suatu saklar

    digunakan untuk menghubungkan dan memutus arus. Lakukan analisis arus dan

    tegangan pada rangkaian tersebut saat saklar ditutup dan dibuka.

    Jawab

    Pada Gambar-4.12 ditunjukkan rangkaian tersebut. Jika tegangan masukan yang

    digunakan sebesar E dan resistor memiliki nilai R Ohm, maka arus maksimal yang

    mungkin mengalir akan dibatasi oleh nilai resistansi (pada kondisi tunak). Sedangkan

    pada saat peralihan respon-nya dipengaruhi oleh nilai induktor.

    R

    L

    E

    i

    Gambar-4.12 Rangkaian RL dengan sumber tegangan DC

    Pada saat saklar ditutup maka akan mengalir arus di resistor dan induktor. Karena sifat

    induktor yang tidak bisa berubah arusnya secara mendadak maka arus yang mengalir

    akan secara gradual meningkat hingga nilai tertentu. Gelombang arus disajikan pada

    Gambar-4.13.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    46

    Gambar-4.13 Arus yang mengalir dan tegangan pada rangkaian RL dengan sumber tegangan DC

    Latihan-2

    Elemen induktor merupakan elemen yang mampu menyimpan energi listrik dalam bentuk

    medan magnet. Jika dalam suatu rangkaian diinginkan terdapat komponen sumber

    tegangan DC, lampu dan induktor, buatlah rangkaian dan jelaskan operasinya yang

    menunjukkan fungsi induktor sebagai elemen penyimpan energi.

    Jawab

    Pada Gambar-4.14 ditunjukkan rangkaian yang terdiri dari dua buah saklar S1 dan S2,

    sumber tegangan DC, induktor dan lampu. Jika saklar S1 ditutup dan saklar S2 dibuka

    maka arus listrik dari sumber tegangan DC akan mengalir melalui melalui saklar S1,

    induktor dan lampu. Pada kondisi ini lampu akan menyala terang secara gradual dan

    induktor akan menyerap energi. Selanjutnya jika saklar S1 dibuka dan saklar S2 ditutup

    maka energi yang tersimpan dalam induktor akan dibuang melalui lampu dan saklar S2.

    S1 S2

    L

    Lampu

    tegangan

    DC

    X

    Gambar-4.14 Rangkaian untuk menjelaskan induktor sebagai elemen penyimpan energi

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    47

    L

    Lampu

    tegangan

    DC

    X

    L

    LampuX

    Saat saklar S1 ON dan S2 OFF Saat saklar S1 OFF dan S2 ON

    Gambar-4.15 Mode operasi saat induktor menyerap energi dan membuang energi

    Latihan-3

    Elemen kapasitor merupakan elemen yang mampu menyimpan energi listrik dalam

    bentuk medan listrik. Jika dalam suatu rangkaian diinginkan terdapat komponen sumber

    tegangan DC, lampu dan kapasitor, buatlah rangkaian dan jelaskan operasinya yang

    menunjukkan fungsi kapasitor sebagai elemen penyimpan energi.

    Jawab

    Pada Gambar-4.16 ditunjukkan rangkaian yang terdiri dari saklar S1, sumber tegangan

    DC, kapasitor dan lampu. Jika saklar S1 ditutup maka arus listrik dari sumber tegangan

    DC akan mengalir melalui melalui saklar S1, kapasitor dan lampu. Pada kondisi ini lampu

    akan menyala, di saat yang sama kapasitor akan menyerap energi. Selanjutnya jika

    saklar S1 dibuka maka energi yang tersimpan dalam kapasitor akan dibuang melalui

    lampu.

    LampuXtegangan DC

    C

    S1

    Gambar-4.16 Rangkaian untuk menjelaskan sebagai elemen penyimpan energi

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    48

    LampuXtegangan DC

    C C LampuX

    Saat saklar S1 ON Saat saklar S1 OFF

    Gambar-4.17 Rangkaian untuk menjelaskan sebagai elemen penyimpan energi

    3.5 Tugas

    1. Jelaskan bagaimana suatu induktor dapat menyimpan energi dan berilah contoh

    rangkaian.

    2. Jelaskan bagaimana suatu kapasitor dapat menyimpan energi dan berilah contoh

    rangkaian.

    3. Jelaskan bagaimana pengaruh resistor dalam implementasi pada rangkaian.

    3.6 Rangkuman

    Resistor, induktor dan kapasitor dipakai sebagai elemen rangkaian di berbagai aplikasi.

    Memahami sifat-sifat dari elemen tersebut akan sangat membantu dalam melakukan

    analisis dan rancangan suatu sistem. Suatu resistor muncul dalam rangkaian aplikasi saat

    di mana terdapat beban seperti lampu pijar, pemanas dan yang mengandung konduktor.

    Resistor berukuran daya kecil biasanya ditandai dengan cincin-cincin warna untuk

    memudahkan mengetahui nilai resistansinya. Suatu induktor merupakan elemen yang

    mampu menyimpan energi listrik dalam bentuk medan magnet, banyak dijumpai di dalam

    aplikasi dalam bentuk lilitan. Sedangkan kapasitor merupakan elemen penyimpan energi

    listrik dalam bentuk medan listrik.

    3.7 Daftar Pustaka

    1. Hyat, William, (1972) : Engineering Circuit Analysis, Mc Graw Hill, Singapore

    2. Johnson, David E, (1997) : Electric Circuit Analysis, Prentice Hall, London

    3. Simpson, C. D. (1996) : Industrial Electronics, Prentice Hall International Inc

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    49

    4. Schuller, C. A., McNamee, W. L. (1986) : Industrial Electronics and Robotics,

    McGraw Hill

    5. Rashid, M. H. (1993) : Power Electronics, Circuits, Devices, and Applications,

    Prentice Hall International Inc

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    50

    Bab 5

    Motor Listrik

    5.1 Pendahuluan

    Motor listrik merupakan suatu piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi

    mekanik. Motor listrik memegang peranan yang sangat penting dalam beberapa aplikasi.

    Menurut sumber yang memberi suplai, motor listrik dibedakan menjadi motor AC dan

    motor DC. Klasifikasi lebih detil menghasilkan beberapa jenis motor yang lebih spesifik.

    Pada bab ini diuraikan secara dasar motor-motor listrik yang ada dalam disiplin teknik

    elektro. Konsep bagaimana motor berputar juga akan diuraikan serta sifat-sifatnya.

    5.2 Tujuan Pembelajaran

    Motor listrik yang dibahas dalam diktat ini menitikberatkan pada konsep berputarnya dan

    jenis. Uraian dan bahasan lebih lanjut dipaparkan dalam kuliah Motor Listrik. Sehingga

    dalam pembelajaran ini tujuan yang diharapkan adalah :

    Memberikan dasar pengenalan jenis-jenis motor listrik

    Memberikan pemahaman bagaimana motor listrik dapat berputar

    5.3 Kegiatan Belajar

    5.3.1 Motor DC Konvensional

    Jika suatu konduktor yang dialiri arus listrik berada dalam medan magnet maka akan

    muncul gaya. Dengan menggunakan kaedah tangan kiri, di mana ibu jari menunjukkan

    arah gaya (F), jari telunjuk mewakili arah medan magnet dan jari tengah menunjukkan

    arah arus listrik maka arah putar motor dapat ditentukan. Besarnya nilai gaya secara

    sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan

    l.i.BF (5-1)

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    51

    di mana

    F = gaya

    B = medan magnet

    i = arus

    l = panjang konduktor

    Gambar-5.1 Skema dasar motor DC

    Pada Gambar-5.1 disajikan suatu skema dasar dari motor DC guna menjelaskan

    bagaimana putaran motor dihasilkan. Stator digunakan untuk menghasilkan medan

    magnet baik melalui magnet permanen atau elektromagnet. Medan magnet yang

    dihasilkan oleh stator akan bergerak dari kutub Utara (N) menuju kutub Selatan (S). Untuk

    lebih jelas maka berikut disajikan bagian-bagian utama suatu motor DC, diantaranya

    adalah :

    Stator, merupakan bagian yang diam dan difungsikan untuk menghasilkan medan

    magnet. Pada motor DC ukuran kecil maka stator merupakan magnet permanen,

    sedangkan pada motor DC dengan ukuran lebih besar maka stator terbuat dari

    laminasi inti besi yang dilengkapi dengan belitan untuk menghasilkan elektro-

    magnet.

    Rotor, merupakan bagian yang berputar terdiri dari inti besi yang dilengkapi belitan

    untuk dilalui arus searah.

    Komutator, bagian ini terletak pada ujung rotor dan terhubung ke ujung belitan

    rotor. Bagian ini difungsikan mengalirkan arus yang akan masuk ke belitan rotor.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    52

    Sikat, berfungsi mengalirkan arus dari sumber tegangan untuk diteruskan ke

    komutator. Karena selalu terjadi gesekan antara sikat yang terbuat dari karbon

    dan komutator maka sikat memerlukan penggantian secara berkala.

    Berdasarkan hubungan antara belitan stator dan belitan rotor maka motor DC dapat

    diklasifikasikan menjadi

    Motor DC penguatan terpisah

    Motor DC penguatan seri

    Motor DC penguatan shunt

    Motor DC penguatan Compound

    Gambar-5.2 Bagian pada motor Arus Searah, terdiri dari rotor (bagian yang berputar) terdapat belitan rotor untuk mengalirkan arus dan stator (bagian yang diam)

    (a) (b)

    Gambar-5.3 Bagian motor DC (a) rotor (b) stator dengan belitan [1], [2]

    Suatu motor DC penguatan terpisah memerlukan dua buah sumber tegangan DC yang

    dipakai untuk belitan stator dan belitan rotor (Gambar-5.4). Karakteristik kecepatan

    terhadap torka memiliki kelinieran yang baik. Pada Gambar-5.5 disajikan rangkaian

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    53

    ekuivalen dari motor DC penguatan seri, di mana belitan rotor dan belitan stator dihubung

    secara seri. Dari karakteristiknya tampak bahwa motor DC jenis ini memiliki torka awal

    yang sangat besar sehingga sesuai untuk menggerakkan beban berat atau beban lain

    yang diputar pada kecepatan rendah

    Ea

    field

    +

    -

    Va

    +

    -

    Vf

    100

    50

    400 800

    % R

    ate

    d S

    peed

    % Rated Torque

    (a) (b)

    Gambar-5.4 Motor DC penguatan terpisah (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik

    Ea

    +

    -

    Va

    field

    240

    100

    400 800

    % R

    ate

    d S

    peed

    % Rated Torque

    (a) (b)

    Gambar-5.5 Motor DC penguatan seri (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik

    Pada motor DC dengan penguatan shunt maka belitan rotor dan belitan stator memiliki

    hubungan parale (Gambar-5.6)l. Motor DC jenis ini memiliki torka yang relatif konstan

    pada range kecepatan yang cukup luas. Motor DC juga tersedia dengan dua belitan

    medan yang dihubung secara seri dan paralel, motor jenis ini adalah motor DC penguatan

    compound. Karakteristik motor jenis ini merupakan kombinasi antara motor DC jenis seri

    dan motor DC jenis shunt (Gambar-5.7).

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    54

    Ea

    +

    -

    Va

    field

    100

    50

    200 300

    % R

    ate

    d S

    peed

    % Rated Torque

    100

    (a) (b)

    Gambar-5.6 Motor DC penguatan shunt (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik

    Ea

    +

    -

    Va

    field

    (a)

    field

    100

    50

    300 450

    % R

    ate

    d S

    peed

    % Rated Torque

    150

    (b)

    Gambar-5.7 Motor DC penguatan Compound (a) rangkaian ekuivalen (b) kurva karakteristik

    Motor DC memiliki kelemahan dalam hal kerumitan dan harga tetapi beberapa

    keunggulan juga ditawarkan di antaranya torka awal yang besar dan mudah dalam

    pengaturan kecepatan sehingga banyak diterapkan dan dimanfaatkan di berbagai sektor,

    yaitu

    Penggerak listrik di industri

    Kereta api listrik (KRL)

    Pengisi batere dan starter pada mobil

    dan lain-lain

    5.3.2 Motor AC

    Motor AC memerlukan sumber tegangan masukan berupa tegangan AC baik satu fasa

    maupun tiga fasa. Pada motor AC tiga fasa dikenal dua jenis, yaitu

    Mesin Sinkron, lebih sering dioperasikan sebagai generator

    Mesin Asinkron, lebih sering dioperasikan sebagai motor dan disebut motor

    induksi, terdiri dua macam

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    55

    o Motor Induksi Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)

    o Motor Induksi Rotor Belitan (Wound Rotor)

    Sedangkan motor AC dengan sumber satu fasa umumnya memiliki ukuran yang kecil

    (biasanya di bawah 1 HP) sehingga dinamakan Fractional Horse Power Motor.

    Untuk memutar motor induksi tiga fasa, tegangan AC tiga fasa diberikan pada belitan

    stator. Arus yang dihasilkan akan menghasilkan medan magnet putar (rotary magnetic

    field). Adanya medan magnet ini maka rotor akan terinduksi tegangan, karena rotor

    berupa rangkaian tertutup maka akan mengalir arus. Adanya konduktor yang teraliri arus

    dalam medan magnet maka akan dihasilkan torka sehingga rotor akan berputar.

    Tegangan induksi pada rotor hanya akan dibangkitkan jika terdapat perbedaan

    kecepatan putar rotor terhadap kecepatan medan magnet putar. Motor induksi merupakan

    motor yang banyak dipakai dalam berbagai aplikasi. Jika tegangan tiga fasa ideal

    digunakan sebagai catu untuk belitan stator motor induksi maka akan dihasilkan fluksi

    stator yang berputar dengan kecepatan sinkron

    P

    f.120n ss (rpm) (5-2)

    Pada karakteristik motor induksi, torka yang dihasilkan pada kecepatan sinkron ini sama

    dengan nol sehingga rotor motor induksi akan berputar dibawah kecepatan sinkron

    (ditentukan oleh torka beban). Perbedaan kecepatan antara rotor motor induksi dengan

    kecepatan sinkron dinyatakan dengan slip (s)

    s

    sl

    s

    rs

    n

    n

    n

    nns

    (5-3)

    di mana :

    sn = kecepatan sinkron (rpm)

    rn = kecepatan rotor (rpm)

    sf = frekuensi sinkron stator (Hz)

    P = jumlah pasang kutub stator

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    56

    Gambar-5.8 Karakteristik torka-kecepatan motor induksi

    Motor AC memiliki keunggulan karena konstruksi yang sederhana, kokoh dan harganya

    relatif murah tetapi memerlukan kompleksitas dalam pengaturan kecepatan. Motor Induksi

    tiga fasa banyak digunakan sebagai :

    Penggerak listrik di industri

    Motor kipas

    Motor penggerak pada KRL

    dan lain-lain

    Pada Gambar-5.9 disahikan gambar bagian stator dari motor induksi tiga fasa. Belitan

    yang terdapat pada stator berfungsi untuk menghasilkan medan magnet putar melalui

    sumber tegangan tiga fasa. Untuk rotor dari motor induksi dari jenis sangkar tupai tampak

    rotor berupa laminasi besi dan sangkar yang dihubung singkat pada kedua ujungnya

    (Gambar-5.10) sedangkan rotor jenis belitan (wound rotor) ditunjukkan pada Gambar-5.11

    di mana diperlukan slip-ring untuk mengatur impedansi belitian.

    Dalam aplikasi di lapangan, motor induksi jenis rotor sangkar tupai lebih banyak

    digunakan karena sangat sederhana, kokoh dan harganya relatif murah dibandingkan

    dengan motor induksi jenis rotor belitan.

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    57

    Gambar-5.9 Bagian stator dari motor induksi

    Gambar-5.10 Bagian rotor dari motor induksi (jenis squirrel cage)

    Gambar-5.11 Rotor motor induksi jenis belitan [3], [4]

    Karena kesederhanaannya maka motor induksi juga banyak dipakai untuk aplikasi rumah

    tangga atau aplikasi kecil lain. Motor induksi yang dipakai di sini adalah motor induksi satu

    fasa, di antaranya adalah :

    motor kapasitor

    motor split-phase

    motor shaded-pole

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    58

    dan lain-lain

    dalam aplikasi pada sistem satu fasa, untuk menghasilkan medan magnet putar

    memerlukan teknik tersendiri.

    Pada motor induksi satu fasa jenis kapasitor terdapat dua buah belitan stator, belitan

    stator yang pertama dihubungkan langsung dengan sumber tegangan satu fasa

    sedangkan belitan yang kedua dihubungkan melalui kapasitor untuk mendapatkan arus

    yang tergeser. Medan magnet putar pada motor ini merupakan resultan dari dua medan

    magnet yang tergeser dengan sudut fasa tertentu. Pada Gambar-5.12 ditunjukkan motor

    induksi satu fasa jenis kapasitor yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi rumah

    tangga seperti kipas angin, pompa air dan lain-lain. Untuk menghasilkan dua buah medan

    magnet yang tergeser dapat juga dibangkitkan melalui dua buah belitan yang memiliki

    beda impedansi. Kedua belitan tersebut diletakkan pada stator yang dihubungkan dengan

    sumber satu fasa. Motor induksi yang mengadopsi konsep ini adalah motor split-phase

    seperti tampak pada Gambar-5.13. Untuk motor induksi satu fasa lainnya, gaya putar

    (torke) dapat dihasilkan dari medan magnet stator dengan kutub yang teralingi (shaded-

    pole). Dengan melilitkan konduktor tertutup pada bahan inti maka arah medan magnet

    dapat digeser. Motor yang menggunakan konsep seperti ini dinamakan motor shaded-

    pole yang banyak diterapkan untuk motor ukuran-ukuran kecil. Motor AC satu fasa jenis

    lain yang sering dipakai adalah motor universal, yaitu motor yang dapat dioperasikan

    pada sumber tegangan DC ataupun AC. Motor jenis ini pada prinsipnya merupakan motor

    DC seri dan banyak digunakan untuk aplikasi sebagai motor pada mesin jahit.

    Gambar-5.12 Motor induksi satu fasa jenis kapasitor [5], [6]

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    59

    Gambar-5.13 Motor induksi satu fasa jenis split-phase [7], [8]

    Gambar-5.14 Motor induksi jenis shaded-pole [9], [10]

    Gambar-5.15 Motor universal [11], [12]

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    60

    5.3.3 Motor DC Modern

    Motor BLDC (Brusless DC Motor)

    Motor DC konvensional yang menggunakan sikat-komutator dalam banyak aplikasi

    memiliki banyak kelemahan. Beberapa keterbatasan dijumpai akibat adanya gesekan

    antara sikat dan komutator dalam mengalirkan arus ke bagian rotor motor DC

    konvensional. Sebagai alternatif penyempurnaan maka dikembangkan suatu motor DC

    yang tidak menggunakan sikat, sebagai pengganti dipakai komutasi yang

    diimplementasikan melalui rangkaian elektronik. Karena tidak adanya sikat dan komutator

    mekanik maka jenis motor ini memiliki efisiensi lebih tinggi dan mampu menghasilkan

    putaran tinggi. Pada bab ini dijabarkan tentang motor tersebut, yaitu motor DC tanpa sikat

    atau sering dinamakan Brushless DC (BLDC) motor.

    Berbeda dengan motor DC konvensional, suatu motor BLDC memiliki bagian rotor berupa

    magnet permanen dan bagian stator berupa belitan untuk menghasilkan magnet.

    Pengubahan polaritas arus dilakukan secara elektronik. Karena belitan terdapat pada

    stator yang diam maka sangat mudah untuk mengalirkan arus. Suatu motor BLDC

    sebenarnya mirip dengan motor AC sinkron, perbedaannya adalah pada motor AC

    sinkron dihasilkan EMF yang sinusoidal. Tetapi kedua jenis motor memiliki medan magnet

    putar yang menghasilkan torka pada rotor magnet. Motor BLDC memiliki beberapa

    keunggulan dibanding dengan motor DC konvensional, di antaranya adalah

    Memiliki efisiensi lebih baik

    Lebih andal

    Noise lebih sedikit

    Umur lebih panjang

    Karena rotor tidak memiliki belitan maka tidak terkena gaya sentrifugal

    Untuk pengendalian suatu motor BLDC perlu penentuan posisi rotor, dalam praktis dapat

    dilakukan dengan menggunakan hall-effect sensor atau rotary encoder untuk mengetahui

    secara langsung posisi rotor, tetapi dapat juga dilakukan dengan mengukur EMF balik.

    Rotor suatu motor BLDC memiliki jumlah kutub yang genap. Jumlah kutub akan

    menentukan step size dan torque ripple. Makin banyak jumlah kutub maka akan

    menyebabkan step size dan torque ripple semakin kecil. Pada Gambar-5.16 ditunjukkan

    beberapa konfigurasi kutub stator dan rotor pada motor BLDC tiga fasa. Secara kontruksi

    motor maka dibedakan dua jenis motor BLDC, yaitu inner rotor motor (in-runner) dan

    outer rotor motor (out-runner). Pada jenis yang pertama memiliki keunggulan mampu

  • Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Informasi & Industri Dr. Ir. Slamet Riyadi

    61

    menghasilkan putaran lebih besar sedangkan pada jenis kedua karena rotor memiliki

    diameter lebih besar sehingga momen inersia besar dan putarannya lebih lambat.

    Gambar-5.16 Beberapa motor BLDC tiga fasa yang dibedakan jumlah kutub stator dan rotor (a) dengan 2 set belitan st