diktat kuliah dasar-dasar olah tubuh

50
DASAR DASAR LATIHAN OLAH TUBUH DIKTAT KULIAH EDISI KEDUA PENYEMPURNAAN EDISI PERTAMA TAHUN 1995 PENYUSUN Lilik Subari SEKOLAH TINGGI KESENIAN WILWATIKTA SURABAYA 2005

Upload: sandy-rosandy

Post on 06-Sep-2015

90 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

DASAR – DASAR LATIHAN OLAH TUBUHDIKTAT KULIAHEDISI KEDUAPENYEMPURNAAN EDISI PERTAMATAHUN 1995PENYUSUN : Lilik SubariSEKOLAH TINGGI KESENIAN WILWATIKTA SURABAYA2005

TRANSCRIPT

  • DASAR DASAR

    LATIHAN OLAH TUBUH

    DIKTAT KULIAH

    EDISI KEDUA PENYEMPURNAAN EDISI PERTAMA

    TAHUN 1995

    PENYUSUN

    Lilik Subari

    SEKOLAH TINGGI KESENIAN WILWATIKTA

    SURABAYA

    2005

  • KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR GAMBAR

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Tujuan Umum.

    B. Tujuan Khusus

    C. Pengertian Olah Tubuh

    D. Batasan Olah Tubuh

    E. Tujuan Olah Tubuh

    F. Guna dan Manfaat Olah Tubuh

    G. Metodik Latihan Olah Tubuh

    H. Otot-otot Yang Digunakan Dalam Melakukan Gerakan

    BAB II : BEBAN LATIHAN

    A. Latihan

    B. Beban Latihan

    C. Cirri-ciri Beban Latihan

    D. Fundament Biologis

    E. Ukuran Beban latihan (Dosis Latihan)

    F. Prinsip prinsip Beban Latihan

    G. Over Training

    BAB III : LATIHAN KONDISI PHISIK

    1. Kekuatan

    2. Kecepatan

    3. Daya Tahan

    4. Kelincahan

    5. Kelentukan

    6. Keseimbangan

    7. Koordinasi

    Daftar Pustaka

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Tujuan Umum.

    1. Pembaca mempunyai pengertian tentang arti Olah Tubuh

    2. Pembaca memahami batasan dan tujuan olah tubuh

    3. Pembaca memahami dan mengetahui guna dan manfaat olah tubuh

    4. Pembaca memahami metodik latihan olah tubuh

    5. Pembaca mempunyai pengertian macam-macam otot yang digunakan

    dalam gerakan

    B. Tujuan Khusus

    1. Pembaca dapat menjelaskan tentang pengertian olah tubuh dalam

    kebutuhan gerak tari

    2. Pembaca dapat menjelaskan tentang pengertian atau metodik latihan olah

    tubuh

    3. Pembaca dapat menerangkan batasan, tujuan dan manfaat olah tubuh

    dalam kebutuhan gerak tari

    4. Pembaca dapat menyebutkan dan menerangkan macam-macam otot yang

    digunakan dalam suatu gerakan

    C. Pengertian Olah Tubuh

    Kata Olah Tubuh adalah kata Indonesia asli, yang terdiri dari kata olah

    yang berarti perbuatan dan tubuh adalah badan kita. Jadi olah tubuh adalah

    kata yang menunjukkan suatu kegiatan mengolah (anggota) tubuh. Mengolah

    adalah suatu perbuatan, suatu kegiatan yang sengaja menjadikan barang yang

    mentah, barang yang belum jadi menjadi barang yang siap untuk dipergunakan.

    Jadi mengolah adalah menyiapkan sesuatu dengan langkah-langkah

    tertentu yang langsung mengarah ke tujuan yang telah ditetapkan, merubah

    sesuatu dari suatu keadaan ke lain keadaan yang siap dipakai. Sedangkan

    tubuh bukanlah lawan dari jiwa, melainkan sebagai suatu satu - kesatuan yang

    tak dapat dipisah-pisahkan, karena tak mungkin orang mengolah tubuh tanpa

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    2

    mempengaruhi jiwa. Kata tubuh disini maksudnya adalah manusia sebagai

    manusia seutuhnya.

    Kata tubuh dalam olah tubuh hanyalah menunjukkan bahwa tekanan

    aktivitas pengolahan manusia seutuhnya, itu lewat gerakan-gerakan tubuh. Jadi

    arti kata tubuh disini bukannya arti tubuh saja melainkan tubuh dalam kesatuan

    dengan jiwa.

    Jadi mengolah tubuh adalah suatu tindakan, kegiatan menyiapkan dwi

    tunggal yaitu tubuh dan jiwa, sehingga mencapai suatu pola atau bentuk otot-

    otot tubuh dengan sasaran utama pada tingkat : kekuatan otot tubuh,

    ketahanan otot tubuh, kelenturan otot tubuh, dan keseimbangan tubuh.

    D. Batasan Olah Tubuh

    Olah tubuh adalah sekelompok susunan latihan yang teratur yang telah

    direncanakan, dipertimbangkan guna dan manfaatnya serta dilakukan secara

    sistematis dengan metode dan tujuan-tujuan tertentu.

    E. Tujuan Olah Tubuh

    Tujuan olah tubuh adalah melatih tubuh untuk mempersiapkan organ-

    organ, otot-otot agar selalu siap dan dapat berfungsi lebih baik serta

    menambah kualitas gerak dalam menunjang peningkatan kualitas gerak tari.

    F. Guna dan Manfaat Olah Tubuh

    1. Untuk menunjang dan membantu meningkatkan prestasi gerak tari,

    tentunya prestasi para penarinya.

    2. Guna meningkatkan kemampuan kualitas organ-organ dan otot-otot tubuh

    secara menyeluruh

    3. Untuk meningkatkan kualitas gerak dalam tari

    4. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kondisi fisik dan mencegah

    terjadinya cidera.

    5. Bagi orang yang mempunyai kelemahan-kelemahan otot, latihan olah tubuh

    ini dapat membantu sebagai usaha penguatan otot-otot tubuh

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    3

    G. Metodik Latihan Olah Tubuh

    Susunan latihan olah tubuh menggunakan sistem latihan senam system

    Austria yang diciptakan oleh Ganlhofer dan Straicher (Soemanto :1983).

    Adapun susunan latihannya sebagai berikut :

    1. Latihan pendahuluan (pemanasan)

    2. Latihan inti, terdiri dari :

    2.1. Latihan tubuh

    2.2. Latihan berjalan dan berlari

    2.3. Latihan melompat dan meloncat

    2.4. Latihan kekuatan dan ketangkasan

    2.5. Latihan keseimbangan

    3. Latihan penutup (penenangan)

    Susunan latihan olah tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut :

    G.1. Latihan Pendahuluan

    Latihan pendahuluan atau pemanasan adalah suatu proses latihan

    dengan gerakan-gerakan yang berguna untuk menyiapkan tubuh dan jiwa

    dalam menghadapi aktivitas berikutnya yang lebih berat.

    Kegunaan pemanasan dalam olah tubuh adalah :

    1. Menyiapkan anatomis, physiologis dan psychologis penari dalam

    menghadapi latihan.

    2. Menyiapkan gerakan-gerakan olah tubuh untuk menjalankan latihan olah

    tubuh tersebut.

    3. Sebagai pencegahan terhadap terjadinya cidera selama menjalankan

    aktivitas olah tubuh.

    Bentuk latihan pendahuluan/ pemanasan itu dapat berupa latihan-latihan

    diantaranya : lari-lari keliling ruangan, loncat-loncat dan macam-macam

    langkah; latihan permainan dan latihan reaksi.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    4

    G.2. Latihan Inti

    Latihan inti ini masih terbagi lagi menjadi beberapa bentuk latihan

    sebagai berikut :

    1. Latihan Tubuh

    Latihan tubuh terutama mempunyai sifat untuk memperbaiki dan

    membetulkan kesalahan-kesalahan atau normalisasi ringan yang terdapat pada

    tubuh.

    Latihan tubuh terdiri dari :

    1.1. Latihan pelemasan, terutama untuk memberikan kemungkinan

    kelincahan dan keluasan gerak pada persendian tubuh. Sendi-sendi

    yang perlu mendapat latihan adalah : sendi leher, sendi pergelangan

    bahu dan sendi bahu, sendi siku dan pergelangan tangan, sendi

    pinggang, panggul dan lutut, dan sendi pergelangan kaki.

    Gb. Photo 1. (Dok. Rio)

    Contoh latihan pelemasan pada sendi pinggang, siku, pangkal paha, panggul dan lutut serta sendi pergelangan kaki.

    1.2. Latihan penguluran, yaitu latihan untuk memperpanjang jaringan-

    jaringan pengikat, tendo-tendo otot, tali-tali sendi, pembungkus sendi,

    sehingga tidak mengalami kekakuan otot tetapi otot-otot tersebut

    menjadi lebih elastis. Sedangkan otot-otot yang perlu mendapatkan

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    5

    latihan penguluran adalah : otot-otot leher; otot-otot dada dan punggung;

    otot-otot perut, pinggang dan samping batang badan; otot-otot paha

    depan, belakang dan betis; otot-otot lengan dan bahu.

    Gb. Photo 2. (Dok. Rio)

    Gb. Photo 3. (Dok. Rio)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    6

    Gb. Photo 4. (Dok. Rio)

    Gb. Photo 5. (Dok. Rio)

    Gb. Photo 2,3,4,5 contoh latihan penguluran pada otot-otot perut, pinggang dan samping batang badan; otot-otot paha depan, belakang

    dan betis; otot-otot lengan dan bahu.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    7

    1.3. Latihan penguatan, bertujuan untuk menguatkan otot-otot tertentu yang

    lemah, terutama otot-otot perut, pinggang, punggung dan kaki/ paha.

    (Gb. Photo 6,7,8)

    Gb. Photo 6. (Dok. Rio)

    Gb. Photo 7.

    (Dok. Rio)

    Gb. Photo 8. (Dok. Rio)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    8

    1.4. Latihan pelepasan, bertujuan untuk mempertinggi koordinasi otot dan

    perasaan gerak. Perasaan gerak yang dimaksud adalah agar otot-otot

    yang bekerja dapat bekerja sebaik-baiknya tanpa ada hambatan dari

    manapun, sedangkan otot-otot antagonisnya juga harus istirahat benar-

    benar. Dalam prakteknya latihan-latihan pelemasan, penguluran,

    penguatan dan pelepasan itu tidak dipisahkan satu sama lainnya tapi

    hanya yang mana yang lebih mendapatkan penekanan.

    2. Latihan Berjalan dan Berlari

    Latihan berjalan dan berlari itu mempergunakan sekelompok besar otot-

    otot sehingga sangat cepat melelahkan. Dengan demikian banyak

    mempergunakan tenaga dan banyak memberikan beban kerja jantung dan

    paru-paru yang sangat giat dan berat.

    Bentuk-bentuk latihan lari dan jalan itu dapat berupa :

    2.1. Bentuk perlombaan dengan menggunakan lari yang banyak

    2.2. Bentuk permainan, yang memerlukan ketangkasan dan daya tahan

    2.3. Bermacam-macam cara bergerak maju, misalnya lari, jingkat-jingkat, lari

    jongkok, lari merangkak, lari bertumpu pada tangan dan telapak kaki,

    dan sebagainaya.

    Jika dilihat sepintas, latihan pendahuluan dan latihan jalan dan lari itu

    hamper sama, tetapi dalam kenyataannya sangat berbeda. Sedangkan

    perbedaannya adalah :

    Latihan Pendahuluan

    Latihan Berjalan dan Berlari

    Tidak menuntut prestasi, tetapi dalam waktu singkat diharapkan sudah dapat menaikkan suhu badan

    Menuntut prestasi yang tinggi dan menuntut daya tahan yang besar

    Pada bentuk perlombaan menuntut gerak yang bersama-sama sekaligus

    Meskipun perlombaan beregu, selain prestasi regu juga dituntut prestasi perorangan

    Mencapai suhu badan optimal untuk melakukan latihan-latihan berikutnya

    Suhu badan hampir mencapai maksimum (sub.maksimum)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    9

    3. Latihan Melompat dan Meloncat

    Latihan melompat dan meloncat itu mempunyai nilai terhadap

    pembentukan dan prestasi serta semangat mempengaruhi kerja jantung dan

    paru-paru. Biasanya latihan ini merupakan kelanjutan dari latihan jalan dan lari.

    Puncak latihan jalan dan lari digabungkan dengan latihan melompat dan

    meloncat dengan maksud agar dapat memberikan bermacam-macam variasi

    latihan.

    4. Latihan Kekuatan dan Ketangkasan

    Latihan Kekuatan mempunyai nilai yang besar terhadap pembentukan

    sikap gerak serta pencapaian prestasi. Bagaimana juga manusia harus

    mempunyai kekuatan dan ketangkasan dalam segala geraknya. Dengan

    demikian latihan ini akan memajukan efisiensi dalam segala gerak manusia,

    artinya dengan tenaga sedikit mungkin dapat memberikan hasil yang sebanyak-

    banyaknya.

    Untuk tidak menimbulkan salah pengertian atau penafsiran, maka perlu

    dibedakan antara pengertian latihan penguatan dan latihan kekuatan,

    diantaranya sebagai berikut :

    Latihan Penguatan

    Latihan Kekuatan

    Bertujuan untuk menguatkan otot-otot tertentu yang lemah atau otot-otot lokal yang tidak akan menyangkut kualitas kemampuan manusia

    Bertujuan meningkatkan kualitas kemampuan manusia secara menyeluruh

    Latihan ketangkasan akan menyangkut kelincahan dan kecepatan, cepat

    dalam mengambil tindakan. Selain itu latihan kekuatan dan latihan ketangkasan

    menambah keberanian, ketahanan dan penguasaan diri.

    Model latihannya dapat berbentuk mendekati kerja, misalnya

    mengangkat, mendukung, menggantung dan dapat pula berbentuk gerakan

    senam. Misalnya guling ke depan , guling ke belakang, salto, dan sebagainya.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    10

    Contoh latihan menggantung (menghadap ke atas), gb. Photo 9a-f,

    Gb. Photo 9a. Gb. Photo 9b. (Dok. Rio) (Dok. Rio)

    Gb. Photo 9c. Gb. Photo 9d. (Dok. Rio) (Dok. Rio)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    11

    Gb. Photo 9e. Gb. Photo 9f. (Dok. Rio) (Dok. Rio)

    Menghadap ke bawah :

    Keterangan : latihan menggantung ini dilakukan berurutan mulai posisi gb. Photo 9a sampai posisi gb.photo 9f kembali pada posisi gb.photo 9a. (diulang 8 kali).

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    12

    Contoh latihan bentuk variasi : jongkok, melompat tiga kali, guling ke kiri /kanansekali bergantian, lau jongkok.(gb. Photo 10a-c)

    Tampak depan Tampak samping

    Posisi jongkok

    Gb. Photo 10a. (Dok. Rio)

    Posisi melompat

    Gb. Photo 10b. (Dok. Rio)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    13

    Posisi berguling

    Gb. Photo 10c. (Dok. Rio)

    Keterangan : latihan gerak ini dilakukan berurutan mulai posisi gb. Photo 10a sampai posisi gb. Photo 10c dan kembali pada posisi gb. Photo 10a.

    5. Latihan Keseimbangan

    Tujuan latihan keseimbangan adalah untuk mempertinggi perasaan

    keseimbangan dan perasaan kerja otot dan mempunyai arti serta kegunaan

    yang besar dalam pembentukan sikap gerak. Disamping itu latihan

    keseimbangan mempunyai nilai yang besar terhadap pertumbuhan

    ketangkasan dan prestasi. Latihan tingkat tinggi adalah latihan keseimbangan

    jika dalam latihan itu pemeliharaan keseimbangan tubuh lebih sulit daripada

    sikap berdiri biasa. Jadi semua sikap berdiri di atas satu kaki merupakan latihan

    keseimbangan.

    Untuk pertama kali latihan keseimbangan dapat dilakukan di tanah tanpa

    alat, kemudian dengan garis-garis di tanah dan bergerak maju. Berjalan di atas

    rel kereta api merupakan latihan keseimbangan pula. Adapun latihan

    keseimbangan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya : latihan

    dengan balok titian atau balok keseimbangan; dengan variasi balok-balok kecil;

    latihan berpasangan, baik pakai alat maupun tanpa alat.

    Cara-cara memperberat atau menambah beban latihan keseimbangan

    dapat dilakukan dengan jalan :

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    14

    5.1. Memperkecil bidang tumpuan, makin kecil bidang tumpuan makin sukar

    untuk memelihara keseimbangan,

    5.2. Melakukan latihan dengan memejamkan mata

    5.3. Menjauhkan titik berat badan dengan bidang tumpuan

    5.4. Meletakkan bidang tumpuan lebih tinggi

    Contoh latihan keseimbangan, gb. Photo 11a-d

    Gb. Photo 11a. Gb. Photo 11b (Dok. Rio) (Dok. Rio)

    Gb. Photo 11c. (Dok. Rio)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    15

    Gb. Photo 11d (Dok. Rio)

    G.3. latihan Penutup

    Tujuan latihan penutup atau penenangan adalah :

    1. Untuk membawa suhu badan dan kerja organ-organ tubuh kembali dalam

    keadaan normal, sehingga peserta siap mengikuti latihan berikutnya

    2. Membawa kondisi jiwa-raga ke suasana berikutnya

    3. Memperhatikan uraian instruktur tentang:

    3.1. Penjelasan-penjelasan cara melakukan bentuk latihan

    3.2. Koreksi gerakan-gerakan yang salah

    3.3. Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari instruktur sebagai bahan

    evaluasi

    3.4. Memberi kesempatan pada para peserta untuk minta penjelasan atau

    keterangan tentang proses latihan yang belum dimengerti atau belum

    jelas dalam melakukan latihan

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    16

    H. Otot-otot yang digunakan dalam melakukan gerakan

    Bagi para penari atau siapa saja yang akan berlatih olah tubuh,

    sebaiknya harus mengetahui atau mempelajari tentang otot-otot yang

    digunakan dalam melakukan gerakan atau aktivitas tubuh. Yang dimaksud

    disini bukan anjuran untuk mempelajari ilmu urai tubuh dan ilmu gerak,

    melainkan hanya anjuran agar dapat mengamati kegunaan otot yang terdapat

    dalam bagian tubuh manusia yang dapat diraba dengan jari-jari atau dapat

    dilihat menonjol dibawah kulit sewaktu diadakan kontraksi otot.

    Dengan pengetahuan yang sederhana ini penari akan mudah

    menentukan otot-otot mana yang banyak digunakan untuk melakukan gerakan

    dalam sebuah tarian. Selanjutnya dia akan dapat menentukan sendiri otot-otot

    mana yang masih perlu dilatih kekuatan, penguatan, dan sebagainya. Di bawah

    ini disebutkan otot-otot mana yang digunakan untuk melakukan suatu gerakan

    tertentu.

    1. Tungkai

    Otot-otot tungkai dibagi menjadi 3 bagian :

    a. Otot-otot kaki, latihan yang dilakukan :

    a.1. Menekuk ruas jari-jari kaki dikerjakan oleh otot-otot digitorum logus dan

    brevis, flexor hallusis logus yang terletak di betis bagian belakang dan

    telapak kaki.

    a.2. Menekuk pangkal jari-jari kaki, dilakukan oleh otot-otot lumbricales dan

    flexor hallucis brevis di telapak kaki

    a.3. Menarik jari-jari kaki ke atas, dilakukan oleh extensor digotorum dan

    longus, extensor hallucis longus, yang pertama terletak di sebelah kanan

    betis dan lainnya terletak di punggung kaki

    a.4. Menggerakkan kaki ke sebelah dalam dari fleksi ke bawah, digerakkan

    oleh otot-otot tibialis anterior, yang terletak di betis. Sedangkan gerakan

    keluar digerakan oleh otot-otot peroneos longus dan brevis yang letaknya di

    sebelah luar dari betis.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    17

    b. Tungkai bawah, latihan yang dilakukan :

    Berdiri mengangkat tumit yang digerakakan oleh otot-otot

    gastrocnemius yang terletak di betis dan soleus yang terletak di betis pula

    c. Tungkai atas, latihan yang dilakukan :

    c.1. Menekuk lutut atau knee flexion adalah pekerjaan otot-otot biceps femoris,

    semitendinosus dan semibranosus, yang semua terleteak disebelah belakang

    paha

    c.2. Meluruskan lutut dilakukan oleh otot-otot rectos femoris vastus intermedius,

    medialis dan lateralis. Keempatnya terletak dipaha bagian depan.

    c.3. Paha diangkat ke atas dengan lutut tertekuk dilakukan oleh psoas mayor

    dan illiacus yang terletak diatas pangkal paha.

    c.4. Mengangkat kaki atau tepatnya tungkai lurus ke atas dikerjakan oleh otot-

    otot gluteus meximus yang terletak dipantat dan otot-otot semitendinosus, semi

    membranosus dan biceps femoris. Kesemuanya terletak dipaha bagian

    belakang.

    c.5. Menjauhkan tungkai bawah satu sama lainnya, dilakukan oleh otot glutus

    medius yang tereletak di pantat bagian samping

    c.6. Mendekatkan tungkai yang satu sama lainnya adalah pekerjaan otot-otot

    ductormagnus, brevis, longus, pectineus dan grasilis. Semuanya terletak

    dipaha bagian dalam sisi atas sampai sisi bawah

    c.7. Menggerakkan tungkai bawah kearah dalam atau hip external retation yang

    dilakukan oleh glutus minimus, letaknya di atas paha sisi luar

    c.8. Berdiri lurus, satu tungkai ditarik tegak lurus ke atas dilakukan oleh otot

    quadrates lumborum yang letaknya di punggung bagian bawah atau pinggang

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    18

    2. Punggung

    Bentuk latihan dengan sasaran pada otot punggung diantaranya :

    a. Tidur telungkup, punggung diangkat ke atas atau trunk extension yang

    dilakukan oleh otot-otot sacrospinalis, illocostalis dorsi, longissimus dorsi,

    spinalis dorsi, illocostalislumborus. Kesemuannya ini terletak memanjang di

    punggung

    b. Tidur terlentang, badan diangkat sehingga menjadi terduduk atau trunk

    flexion, dikerjakan oleh otot rextus abdominalis yang terletak di tengah-

    tengah perut

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    19

    c. Memutar badan kearah samping dilakukan oleh otot-otot external oblique

    dan internal oblique, letaknya disamping sampai tengah perut

    d. Lengan dengan siku ditekuk diangkat ke depan, dari sikap ini tulang belikat

    dijauhkan satu sama lain dan mengadakan rotasi ke atas dilakukan oleh otot

    serratus anterior yang terletak di bawah ketiak bagian dada

    e. Mengangkat pundak ke atas atau scapular elevation dilakukan oleh otot-otot

    transpezius bagian atas dan levator scapular semuanya terletak di leher

    bagian belakang sampai pundak

    f. Mendekatkan tulang belikat atau scapular adduction yang dikerjakan oleh

    otot-otot transpezius bagian tengah yang letaknya di punggung bagian atas

    g. Menggerakkan tulang belikat ke bawah dan mendekat dikerjakan oleh otot-

    otot transpezius bagian bawah

    h. Tidur telungkup, lengan rapat dengan badan digerakkan ke atas, ini

    dilakukan oleh otot-otot latissimus dorsi dan mayor terletak di punggung

    samping sampai ke tengah

    3. Bahu

    Bentuk-bentuk latihan yang dilakukan diantaranya :

    a. Berdiri lurus, lengan diangkat ke depan sampai sejajar dengan lantai

    dilakukan oleh otot-otot coracobranialis. Letaknya di bahu bagian depan

    dekat dengan ketiak

    b. Berdiri lurus, lengan lurus ke bawah digerakkan ke samping sehingga

    sejajar dengan lantai yang dilakukan oleh otot-otot deltoid bagian tengah

    yang terletak di bahu bagian samping dan otot-otot supra spinatus yang

    terletak di atas bahu

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    20

    c. Berdiri lurus, lengan terangkat sejajar dengan lantai horizontal, kemudian

    digerakkan lurus ke belakang, ini dilakukan oleh oleh otot-otot deltoid bagian

    belakang. Letaknya di bahu sisi belakang

    d. Berdiri lurus, lengan horizontal ke samping, digerakkan ke depan. Gerakan

    ini dilakukan oleh otot-otot pectoralis mayor yang terletak di dada

    4. Lengan

    Bentuk latihan yang bisa dilakukan diantaranya :

    a. Lengan lurus ke bawah dengan telapak tangan menghadap ke depan,

    lengan atas tetap posisi semula, lengan bawah digerakan keatas sehingga

    siku tertekuk penuh. Ini digerakkan oleh otot-otot biceps brachii dan

    brachialis. Semuanya terletak di lengan atas

    b. Berdiri lurus, lengan atas horizontal ke samping dan lengan bawah ke

    depan. Dari sikap ini lengan bawah di gerakan ke samping sehingga lurus

    dengan lengan atas. Gerakan ini dilakukan oleh otot-otot triceps yang terltak

    di lengan atas bagian belakang

    c. Berdiri lurus lengan ke samping badan dengan siku tertekuk ke depan,

    telapak tangan hadap ke dalam. Dari sikap ini hadapkan telapak tangan

    diputar keluar sehingga menghadap ke atas. Ini dilakukan oleh otot-otot

    biceps brachii yang terletak di lengan atas bagian depan dan otot-otot

    supinator yang terletak di samping luar dari sendi siku

    d. Sikap seperti bagian c, lengan bawah diputar ke dalam sehingga telapak

    tangan mengarah ke bawah. Gerakan ini dilakukan oleh otot-otot pronator

    teres yang terletak menyilang persendian siku dari dalam keluar dan otot-

    otot pronator quadrates yang terletak sedikit di atas pergelangan tangan

    e. Menekuk tangan, dikerjakan oleh otot-otot flexor carpi radialis dan carpi

    ulnaris. Semuanya terletak di lengan bawah sisi dalam sedikit ke belakang

    f. Menarik tangan ke atas dari keadaan telapak tangan menghadap ke bawah.

    Gerakan ini dilakukan oleh otot-otot extensor carpi radialis longus dan bravis

    serta extensor carpi ulnaris yang semuanya terletak di sisi luar dari lengan

    bawah

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    21

    5. Leher

    Bentuk latihan yang bias dilakukan antara lain :

    a. Menekuk leher ke depan atau neck flexion, dilakukan oleh otot-otot sterno

    cleidomastoideus yang terletak di leher bagian depan serong menuju

    samping

    b. Menarik leher ke belakang dilakukan oleh otot-otot transpezius bagian atas,

    semispinalis capitis, splenius capitis dan cervicis. Kesemuanya terletak di

    leher bagian belakang sampai pundak

    Dengan mengetahui bermacam-macam otot yang digunakan dalam

    melakukan suatu gerakan, maka si pelaku dapat dengan mudah mengetahui

    sendiri otot-otot mana yang dipergunakan untuk melakukan gerakan. Sehingga

    akan sangat membantu dalam proses latihan sesuai dengan sasaran otot-otot

    mana yang harus dilatih secara mendalam.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    22

    BAB II

    BEBAN LATIHAN

    A. Latihan

    Sebelum kita bicarakan tentang beban latihan, sebaiknya kita mengerti

    dulu tentang pengertian dari pada latihan itu sendiri

    Seringkali orang mengatakan bahwa semua bentuk kegiatan phisik

    disebut latihan. Seseorang yang pergi bermain tenis atau pergi menghafal

    gerakan tari dikatakan latihan tari. Meskipun dia datang secara ajeg pada hari-

    hari latihan, tetapi yang dikerjakan sekedar datang memainkan permainan atau

    menghafal tari itu kemudian pulang, demikian seterusnya. Bahkan orang yang

    setiap hari jalan-jalan di pagi hari, dia dikatakan sedang latihan olah raga.

    Bentuk-bentuk kegiatan demikian belumlah merupakan suatu latihan.

    Karena yang dimaksud latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara

    sistematis, kontinyu dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin

    bertambah yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh

    terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan phisik dan

    mental secara bersama-sama (Mulyono,1989: 1)

    Sedangkan tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal

    disamping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi pelakunya.

    Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan olah tubuh adalah

    sebagai berikut :

    1. Pembentukan Kondisi Phisik

    Unsur-unsur yang harus dibentuk dan dikembangkan meliputi (Mulyono,

    1989 : 53-54) :

    a. Kekuatan

    b. Daya Tahan

    c. Keseimbangan

    d. Kecepatan

    e. Kelenturan

    f. Kelincahan

    g. Koordinasi

    h. Ketepatan

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    23

    2. Pembentukan dan Peningkatan Kualitas Gerak

    Kualitas gerak adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak

    sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun unsur-unsur gerak meliputi :

    a. Bentuk : rumit sederhananya gerak

    b. Volume : luas dan sempitnya gerak

    c. Tekanan : keras dan lemahnya gerak

    d. Tempo : cepat dan lambatnya gerak

    Dengan latihan yang sistematis melalui pengulangan-pengulangan tersebut,

    akan menyebabkan mekanisme susunan syaraf bertambah baik. Hasil

    nyatanya adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan

    konsentrasi pusat-pusat syaraf. Gerakan-gerakan otomatis akan mengurangi

    gerakan-gerakan tambahan yang berarti penghematan suatu tenaga.

    Prisip latihan harus melalui pemberian rangsangan yang meningkat

    maksimal sampai super maksimal. Prinsip penambahan beban harus selaras

    guna mencapai tujuan latihan. Tujuan serta prinsip-prinsip latihan harus

    dipahami agar dapat berlatih secara mantap dan berhasil. Setelah mengetahui

    pentingnya beban latihan, maka selanjutnya akan kita bahas tentang beban

    latihan itu.

    B. Beban Latihan

    Beban latihan atau bahan latihan adalah suatu bentuk latihan tubuh yang

    menjadi tuntutan jasmani dan rokhani penari guna mancapai tujuan atau

    prestasi tari.

    Dua macam pengertian tentang beban latihan yang dapat dilakukan adalah

    sebagai berikut :

    1. Beban Luar

    Beban luar merupakan beban latihan yang langsung dapat dilihat secara

    nyata. Beban luar dapat ditandai dengan adanya sifat-sifat dari beban itu

    sendiri, misalnya (Hamidayah Noer, 1990 : 11) :

    a. Intensitas Latihan

    b. Volume Latihan

    c. Lamanya Latihan

    d. Ritme Latihan dan sebagainya

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    24

    2. Beban Dalam

    Beban dalam merupakan beban latihan yang mempunyai pengaruh

    langsung terhadap physiologis dari penari. Jadi sebenarnya beban dalam

    adalah beban luar yang dikenakan terhadap penari yang memberikan pengaruh

    terhadap kenaikan denyut nadi.

    C. Cirri-ciri Beban Latihan

    1. Intencity

    Intencity merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan

    yang betul pelaksanaannya. Misalnya : jumlah beban latihan dalam latihan

    kekuatan; kecepatan dalam lari pada jarak yang telah ditentukan; tinggi-

    rendahnya dalam latihan loncat dan sebagainya.

    Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan, ini

    berarti kita menjalankan intencity 100%. Tingkat intencitas dapat dibedakan

    menjadi (Hamidayah Noer, 1990 :12) :

    a. 100% atau lebih : super maksimal

    b. 100% penuh : maksimal

    c. 80% - 99% : sub. Maksimal

    d. 60% - 79% : medium

    e. 59% ke bawah : law

    2. Volume

    Volume merupakan jumlah beban yang dinyatakan dengan satuan jarak,

    waktu, berat, serta jumlah bahan latihan

    3. Duration

    Durasi merupakan lamanya waktu latihan keseluruhan (secara penuh)

    setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat

    4. Frekuensi

    Berapa kali suatu latihan dilakukan setiap minggu atau cepat lambatnya

    suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen latihan juga merupakan

    frekuensi

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    25

    5. Dencity

    Merupakan sebuah proses latihan pengulangan, yaitu kerapnya sebuah

    pengulangan setiap set atau elemen latihan

    6. Rytme

    Merupakan sebuah irama dalam sesi latihan. Misalnya berat dan

    ringannya suatu latihan atau tinggi rendahnya tempo latihan

    D. Fundament Biologis

    Dasar-dasar pengetahuan tentang tubuh dan organisme di dalamnya

    harus dipelajari agar jalannya latihan dapat berjalan selaras dan berhasil.

    Seberapa jauh fungsi organisme tubuh dapat mengadakan penyesuaian

    terhadap peningkatan pada waktu latihan.

    1. Adaptasi Tubuh

    Dengan adanya latihan berarti adanya beban yang semakin berat serta

    dilakukan berkali-kali secara teratur dengan penggunaan waktu istirahat yang

    cukup, maka tubuh akan mengadakan penyesuaian atau adaptasi. Ini berarti

    penyesuaian fungsi dan struktur organisme terhadap beban latihan diterima.

    Adaptasi sangat erat hubungannya denagn waktu istirahat disamping berat

    ringannya beban latihan.

    Waktu istirahat yang terlalu lama diantara dua beban latihan tidak akan

    menghasilkan adaptasi yng baik. Demikian pula dengan beban yang terlalu

    ringan. Rangsangan yang cukup berat bahkan kelelahan yang ditimbulkan

    akibat suatu latihan justru akan menimbulkan adaptasi pada tubuh.

    Tanda-tanda yang dapat dilihat bahwa organisme tubuh mempunyai

    adaptasi yang baik (Hamidayah Noer, 1990 :13) :

    a. Tambahnya kemampuan bekerja

    b. Adanya ketahanan dalam melakukan kerja atau aktivitas dengan

    intensitas tinggi

    c. Kemampuan untuk menyesuaikan terhadap kerja yang lebih berat

    d. Cepatnya kembali pada posisi normal setelah istirahat dari aktivitas

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    26

    Adaptasi tubuh yang baik dapat pula ditandai dengan adanya perubahan-

    perubahan secara physiologis sebagai berikut : frekuensi denyut nadi dan tensi

    darah, darah turun saat istirahat; pengembangan otot jantung, volume jantung

    per menit bertambah; haemoglobin (HB) dan glycogen dalam otot bertambah

    dan sebagainya.

    2. Besarnya Beban Latihan

    Beban latihan harus dapat dan benar-benar merupakan rangsangan

    untuk menimbulkan super kompensasi. Super kompensasi adalah suatu proses

    kenaikan kemampuan tubuh setelah mengikuti latihan. Beban latihan yang

    dilakukan secara maksimal terus menerus tidak akan menimbulkan super

    kompensasi, begitu pula beban yang terlalu rendah.

    Oleh karena itu dalam melakukan latihan harus berusaha untuk :

    2.1. Meningkatkan super kompensasi semaksimal mungkin sampai batas

    kemampuan

    2.2. Melakukan beban latihan yang menimbulkan rangsangan secara tepat,

    teratur dan ajek

    2.3. Menjadikan agar super kompensasi tidak menurun atau terjadi

    penurunan prestasi

    Apabila sampai terjadi penghentian atau penurunan prestasi, maka harus

    ditinjau hal-hal sebagai berikut :

    a. Cara melakukan maupun program latihan-latihan

    b. Kemampuan phisik apakah sudah siap atau belum untuk menunjang latihan

    c. Apakah mempunyai kelainan-kelainan physiologis atau anatomi dari tubuh

    d. Keadaan sosial ekonomi, lingkungan dan sebagainya

    Adaptasi labil sifatnya, sehingga sering pula adanya kemungkinan turunnya

    adaptasi tubuh yang berarti penurunan prestasi.

    Adapun sebab-sebab terjadinya penurunan adaptasi diantaranya : latihan tidak

    teratur; beban latihan kurang memberikan rangsangan atau beban maksimal

    terus menerus; penekanan beban latihan yang kurang tepat, misalnya waktu

    istirahat melakukan beban berat.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    27

    E. Ukuran Beban latihan (Dosis Latihan)

    Sebelum melakukan latihan harus terlebih dulu memeriksakan atau

    mengetahui keadaan tubuh, kemudian menyesuaikan pula dengan tujuan

    latihan. Sehingga dapat menentukan ukuran latihan sesuai dengan

    kemampuan tubuh sehingga beban yang dilakukan dapat tepat dan efektif.

    Harus diingat bahwa penurunan maupun penghentian prestasi biasanya

    disebabkan oleh pemberian ukuran atau parameter yang kurang tepat.

    Untuk menentukan parameter latihan seseorang harus diketahui terlebih dahulu

    hal-hal sebagai berikut :

    E.1. umur, jenis kelamin

    E.2. Ada atau tidaknya kelainan anatomi, physiologis

    E.3. Kemampuan melakukan latihan

    E.4. Ketangkasan yang dimiliki serta seberapa lama melakukan latihan atau

    mempunyai pengalaman.

    E.5. Semangat, disiplin dan kecerdasan.

    Apakah sebuah parameter latihan sudah tepat atau belum, dapat dilihat atau

    dikoreksi setelah selesai melakukan latihan, diantaranya :

    1. Catat denyut nadi setelah melakukan latihan

    2. Perhatikan si pelaku selama menjalankan latihan, baik kondisinya,

    suasananya, semangatnya, begitu juga setelah latihan

    3. Waktu istirahatnya, tidur, nafsu makannya dan sebagainya

    Setelah memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas kita dapat menentukan

    jenis atau parameter latihan dengan cara sebagai berikut :

    a. Menentukan beban latihan luar dapat dilakukan dengan cara menentukan

    intensitas secara maksimun, kemudian diambil beberapa prosesnya sesuai

    dengan keinginan kita untuk melakukan latihan

    b. Menentukan beban latihan dalam dapat ditentukan seara physiologis.

    Setelah mengetahui denyut normal (denyut nadi setelah bangun pagi hari)

    dapat ditentukan seberapa berat beban latihan yang harus diberikan.

    Untuk beban latihan dengan intensitas maksimum, denyut nadi harus

    mencapai 3 atau 3,5 kali denyut nadi normal.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    28

    Misalnya, denyut nadi normal per menit 60 kali, maka denyut nadi selesai

    latihan mencapai 180 210 kali per menit. Kemudian setelah istirahat

    kurang dari lima menit harus sudah turun 120 150 kali per menit atau 2

    2,5 kali denyut nadi normal.

    F. Prinsip prinsip Beban Latihan

    Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara

    berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban. Itulah sebabnya,

    makanya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai

    dengan tujuan latihan. Prinsip latihan tersebut adalah merupakan prinsip-prinsip

    beban latihan secara umum. Prinsip-prinsip beban latihan digunakan agar

    pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak

    tubuh. Guna merencanakan suatu latihan dan metode mana yang harus

    digunakan tergantung prinsip-prinsip sebagai berikut :

    F.1. Prinsip Individu

    Kita masih ingat salah satu faktor penentu pencapaian prestasi adalah

    faktor diri kita sendiri sebagai individu. Latihan harus selalu mengingat

    kemampuan dan kondisi masing-masing individu.

    Factor-faktor individu yang harus mendapatkan perhatian misalnya :

    1. Tingkat ketangkasan, pemula, senior dan sebagainya

    2. Umur atau lamnya berlatih harus dibedakan

    3. Kesehatan jasmani

    4. Psikologis / mental

    F.2. Prinsip Penambahan Beban

    Beban latihan harus merupakan stimulus terhadap adaptasi tubuh.

    Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur

    dan ajeg. Perlu diingat bahwa beban latihan berat yang diberikan secara terus-

    menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Jadi sebaiknya setelah

    dua atau tiga kali latihan beban, latihan ditingkatkan ataupun tergantung dari

    kemampuan tubuh.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    29

    F.3. Prinsip Interval

    Latihan secara interval adalah merupakan serentetan latihan yang

    diselingi dengan istirahat tertentu atau interval. Factor istirahat haruslah

    diperhitungkan setelah tubuh melakukan kerja berat akibat latihan.

    F.4. Prinsip Penekanan Beban

    Pemberian beban pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

    penekanan yang berat atau bahkan dikatakan gawat. Penekanan beban

    tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh, baik kelelahan

    lokal maupun kelelahan total jasmani rokhani. Dengan waktu tertentu serta

    beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya kelelahan

    lokal otot-otot tertentu ataupun fungsi organisme.

    Kelelahan total disebabkan adanya beban latihan dengan volume yang besar

    serta intensitas maksimal dengan waktu yang cukup lama.

    F.5. Prinsip Makanan Baik atau Nutrition

    Makanan yang baik berarti penjaga kondisi tubuh, sebab kalori yang

    dimasukan harus sesuai dengan kalori yang dikeluarkan untuk latihan.

    Untuk memperbaiki makanan sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam

    latihan sebaiknya banyak berhubungan atau kerja sama dengan ahli gizi.

    G. Over Training

    Over training adalah latihan yang berlebihan sehingga mengakibatkan

    menurunya prestasi jasmani dan rokhani seseorang. Adapun sebab-sebab over

    training adalah sebagai berikut :

    1. Pemberian beban latihan yang berlebihan secara terus-menerus

    2. Prinsip interval terlupakan dalam latihan

    3. Lama dalam memberikan beban rendah atau berhenti latihan, kemudian

    sekonyong-konyong diberi beban tinggi intensitasnya.

    4. Tidak tepat porsi latihan extensive ke intensive

    5. Dosis latihan yang terlalu tinggi

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    30

    Adapun tanda-tanda over training :

    1. Dilihat dari tanda atau segi somatis : berat badan turun, lemas, pucat, nafsu

    makan kurang, banyak minum dan sukar tidur

    2. Gejala segi psychis : irritabilitet bertambah, pemarah, tak percaya diri

    sendiri, takut, nervus, selalu memberi alasan atas kegagalan prestasi

    3. Ditinjau dari skill-nya : turun prestasinya, berbuat kesalahan yang biasanya

    tak pernah terjadi, koordinasi tidak baik

    Cara-cara mengetahui over training :

    Percobaan mengetok atau klop Proef. Mengetok dengan jari secara

    ritmis pada papan, bila ketokannya tidak beriama konstan atau teratur berarti

    nervus, ada gejala over training pada orang tersebut.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    31

    BAB III

    LATIHAN KONDISI PHISIK

    Ada beberapa unsur phisik yang harus dikembangkan kemampuannya

    melalui latihan-latihan. Kemampuan tubuh yang baik adalah hasil dari

    koordinasi unsur-unsur kondisi phisik yang baik.

    Unsur-unsur kondisi phisik tersebut adalah (Mulyono 1989 : 53) :

    1. Kekuatan

    Kekuatan adalah merupakan kemampuan otot-otot atau sekelompok otot

    untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas.

    Latihan kekuatan harus dilakukan atau dilatih paling awal sebelum

    pengembangan latihan unsur-unsur yang lainnya.

    Cara meningkatkan kekuatan adalah dengan jalan latihan dengan

    tahanan. Latihan tahanan dapat dilakukan dengan jalan : menahan,

    mengangkat, mendorong Atau menarik suatu tahanan atau beban.

    Beberapa latihan dengan tahanan misalnya : Tahanan dengan berat badan

    sendiri, Tahanan dengan berat badan orang lain, Tahanan berupa alat atau

    beban lainnya.

    Dalam meningkatkan latihan kekuatan kita harus selalu ingat akan prinsip

    peningkatan atau penambahan beban.

    Perlu diingat pula bahwa masih ada factor-faktor lain yang menentukan baik

    dan tidaknya kekuatan.

    Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

    a. Besar kecilnya fibril otot juga banyaknya fibril otot yang ikut serta melawan

    beban. Makin banyak makin kuat.

    b. Bentuk rangka tubuh makin besar makin baik

    c. Umur juga menentukan yang terlalu muda atau tua akan berkurang.

    d. Pengaruh psychis baik dari dalam maupun dari luar

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    32

    1.1. Sesuai dengan cara kontraksi otot, maka dapatlah dibedakan adanya

    dua macam latihan tahanan yaitu :

    a. Kontraksi isotonik.

    Dalam latihan kontraksi isotonik ini akan terlihat adanya perubahan sikap

    atau gerakan-gerakan dari anggota tubuh yang disebabkan memanjang dan

    memendeknya otot. Oleh karena adanya perubahan panjangnya otot terjadi

    pula gerakan secara dinamis. Itulah sebabnya kontraksi ini disebut kontraksi

    dinamik.

    b. Kontraksi isometrik sehingga tidak Nampak adanya gerakan atau

    perubahan yang nyata, jadi statis. .

    Ototnya mengadakan kontraksi, akan tetapi tidak memanjang dan

    memendek. Berarti tidak ada jarak yang ditempuh

    Dari dua macam latihan tersebut, latihan isotoniklah yang sering digunakan,

    karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan latihan yang statis.

    1.2. Berdasarkan kegunaan kekuatan latihan dapat dibedakan :

    a. Maximum Strenght, adalah kemampuan otot untuk melawan beban

    maksimal dengan kontraksi secara maksimal pula. Kemampuan tersebut

    dapat diukur dengan menggunakan dynamometer.

    b. Explosive Power, merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

    melawan beban atau tahanan dengan kecepatan tinggi dalam suatu

    gerakan. Untuk mengukur kemampuan tersebut dapat digunakan beberapa

    macam test vertical jump, standing broad jump, melempar atau menendang

    bola. Alat untuk mengukur kemampuan otot punggung dan kaki dengan

    back end leg. Alat untuk mengukur kekuatan meremas atau menggenggam

    menggunakan manometer.

    c. Power Endurance, adalah kemampuan otot dalam hal lamanya untuk

    menahan suatu tahan beban yang mempunyai intensitas tinggi. Untuk

    mengukur kemampuan tersebut dapat digunakan beberapa tes antara lain :

    pull-ups atau push-ups untuk otot-otot lengan dan bahu; squat jump atau

    stepup test untuk otot-otot kaki; sit-ups untuk otot-otot perut; squat thrust

    untuk otot-otot tubuh secara keseluruhan.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    33

    Agar hasil dari latihan kekuatan tersebut dapat dilihat dengan nyata berhasil

    atau tidak, maska bentuk tes tersebut harus dilakukan dua atau tiga kali,

    permulaan latihan, pertengahan dan akhir latihan.

    2. Kecepatan

    Kecepatan adalah kemmpuan dari reaksi otot yang ditandai dengan

    perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi maksimal.

    Latihan kecepatan sering menggunakan pula pembebanan sehingga diperlukan

    latihan-latihan kekuatan yang mendahuluinya.

    Agar mendapatkan hasil yang maksimal, latihan kecepatan diperlukan

    pula sifat elastis dari otot disamping tehnik gerakan yang sempurna.

    2.1. Menurut Hamidsyah Noer, 1990 :33, ada tiga macam kecepatan yang

    harus dibedakan :

    2.1.1. Sprinting Speed :

    Adalah kemampuan untuk bergerak ke depan dengan kekuatan dan

    kecepatan maksimal. Sprinting Speed yang baik akan dihasilkan oleh

    banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjangnya langkah.

    2.1.2. Reaction Of Speed :

    Adalah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsangan.

    Rangsangan itu dapat berupa lawan atau keadaan sekitarnya. faktor

    yang menentukan baik tidaknya sebuah reaction speed kecuali speed itu

    sendiri adalah :

    a. Posisi serta sikap badan

    b. Ketajaman panca indera

    c. Ketangkasan serta kemampuan tehnik

    d. Kemampuan penggunaan speed of movement

    2.1.3. Speed Of Movement

    Adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal oleh otot-otot

    atau kelompok otot dalam suatu gerakan yang terputus-putus. Gerakan

    tersebut merupakan gerakan yang mendadak, meledak ledak dalam

    suatu gerakan. Misalnya : melompat, melempar, menendang, memukul

    dan sebagainya.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    34

    Bentuk-bentuk latihan yang digunakan biasanya merupakan kombinasi

    dari latihan-latihan kecepatan, kekuatan dan daya tahan.

    2.2. Factor-faktor yang menentukan baik tidaknya kecepatan seseorang

    dapat dilihat pada :

    2.2.1. Macam fibril otot atau pembawaan.

    a. Apabila banyak macam fibril otot yang berwarna putih berarti baik

    untuk kecepatan

    b. Fibril otot merah baik untuk daya tahan. Keduanya hanya seorang

    ahli yang dapat menentukannya.

    2.2.2. Pengaturan system syaraf yang baik berarti kordinasi yang baik untuk

    menghasilkan kecepatan.

    2.2.3. Kekuatan otot, merupakan factor yang menntukan kecepatan.

    2.2.4. Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik

    pula, berarti kecepatan yang dihasilkan baik pula.

    2.2.5. Sifat rileks dari otot baik pengaruhnya terhadap kecepatan maupun

    penguasaan tehnik. Otot yang rileks tidak cepat lelah berarti efektif dan

    ekonomis.

    Disamping factor-faktor di atas masih harus didukung oleh kemauan yang kuat

    dari diri pelakunya sendiri untuk menghasilkan kecepatan yang maksimal.

    2.3. Beberapa macam tes untuk mengukur kemampuan kecepatan :

    2.3.1. Sprinting Speed dengan tes lari 50 meter atau 100 meter

    2.3.2. Reaction of Speed dengan lari bolak-balik atau shuttle run atau

    menggunakan lampu reaksi

    2.3.3. Speed of Movement dengan vertical jump atau standing broad jump.

    3. Daya Tahan

    Daya tahan adalah kemampuan tahan lamanya organisme untuk

    melawan kelelahan yang timbul dalam melakukan aktivitas.

    3.1. Bentuk-bentuk daya tahan :

    3.1.1. Basic Endurance atau General Endurance, merupakan daya tahan

    lamanya organisme untuk melawan kelelahan akibat beban latihan

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    35

    dengan medium intensitas. Jadi sifatnya masih merupakan daya tahan

    secara umum yang digunakan misalnya pada : lari jarak jauh atau

    macam-macam permainan. Cirri-ciri latihannya adalah menuju

    perkembangan kemampuan jantung, peredaran darah, pernafasan,

    relaksasi. Metode latihan yang sering digunakan adalah latihan interval

    dengan batas waktu latihan yang cukup lama secara terus menerus.

    3.1.2. Speed Endurance, adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme

    tubuh untuk melawan kelelahan yang ditimbulkan akibat kelelahan

    dengan beban sub maksimal intensitas.

    3.1.3. Sprinting Endurance, adalah kemampuan daya tahan lamanya

    organisme tubuh untuk melawan kelelahan yang ditimbulkan akibat

    beban latihan dengan maksimal intensitas

    3.1.4. Stamina, adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme tubuh

    untuk melawan kelelahan yang timbul akibat latihan dengan

    menggunakan power yang efektif dalam waktu tertentu. Stamina

    menentukan prestasi penari, karena mempunyai nilai yang lebih tinggi

    daripada daya tahan. Daya tahan baik belum tentu stamina baik, akan

    tetapi stamina baik berarti mempunyai daya tahan yang baik pula.

    Cirri-ciri Latihan stamina ialah beban latihan yang selalu dengan

    intensitas maksimal, frekuensi gerakan maksimal, tempo tinggi dalam

    batas waktu yang telah ditentukan dengan istirahat yang singkat.

    Bentuk latihannya adalah merupakan kombinasi dari latihan daya tahan

    yang meliputi proses aerob dan anaerob. Melatih daya tahan hendaknya

    harus menuju kepada stamina dan harus dimulai sejak periode

    persiapan.

    4. Kelincahan

    Kelincahan adalah merupakan kemampuan untuk merubah arah dan

    posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi.

    4.1. Berdasarkan fungsinya, kelincahan dapat dibedakan menjadi dua

    macam :

    a. Kelincahan umum, merupakan kelincahan gerak seseorang secara

    umum untuk menghadapi aktivitas tubuh secara umum pula. Dapat

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    36

    pula diartikan kelincahan untuk menghadapi lingkungan hidup

    dengan segala macam problematikanya.

    b. Kelincahan khusus, merupakan kemampuan seseorang untuk

    menjalankan kegiatan atau aktivitas khusus dengan pilihannya yang

    sesuai dengan bidangnya.

    4.2. Factor-faktor yang mempengaruhi kelincahan :

    a. Kecepatan bereaksi terhadap rangsangan

    b. Kemampuan koreksi diri sendiri

    c. Kemampuan mengatasi rintangan : lawan, keadaan sekitar.

    4.3. Sesuai dengan adanya factor-faktor tersebut maka dapat ditentukan

    cara-cara melatihnya sebagai berikut :

    a. Menambah gerakan-gerakan dengan tehnik baru

    b. Merangkai gerakan kombinasi dengan gerakan yang telah dikuasai

    c. Memberikan beban maksimal terhadap gerakan-gerakan secara

    otomatis

    4.4. Bentuk latihan :

    a. Senam, lari, lompat dan sebagainya

    b. Menambah gerakan baru terhadap gerakan yang sedang

    berlangsung

    c. Melakukan permainan dengan perlengkapan atau alat serta ruangan

    yang ukurannya mini atau kecil

    Yang perlu diingat dalam melakukan latihan kelincahan ialah bahwa latihan

    harus dilakukan pada waktu kondisi badan masih segar, demikian pula sitem

    persyarafan. Jangan memberikan latihan ini pada waktu tubuh sudah

    mengalami kelelahan total.

    4.5. Beberapa bentuk tes untuk mengukur kemampuan kelincahan

    seseorang :

    a. Melakukan squat thrust 10 detik, hitung beberapa kali dapat

    melakukan secara penuh. Adapun gerakannya adalah berdiri tegak

    jongkok tangan di lantai tiarap tumpuan pada ujung kaki dan tangan

    kembali sikap jongkok berdiri kembali (satu gerakan)

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    37

    b. Tes shuttle run atau lari bolak-balik : misalnya lari dengan jarak 10

    meter sebanyak enam kali dengan menyentuh tembok atau

    memindahkan balok kemudian diambil kembali.

    c. Tes Dodging run atau lari berbelok-belok : jarak lari ditentukan

    dengan lintasan lurus, menyamping atau berputar. Pelaksanaan

    berdiri di garis start, kemudian lari ke depan melewati rintangan

    sampai tiga atau empat rintangan dan kembali ke tempat start lagi

    sebagai finish.

    5. Kelentukan

    Kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dengan

    amplitudo gerakan yang luas. Usaha gerakan-gerakan tersebut dihasilkan atas

    kemampuan kelentukan tubuh atau persendian-persendian. Kemampuan

    gerak-gerak dengan amplitudo luas dapat dihasilkan tanpa adanya pertolongan

    alat dari luar, dimana hal ini disebut kelentukan aktif. Sedangkan kelentukan

    yang menggunakan bantuan alat dari luar disebut kelentukan pasif.

    5.1. Factor-faktor yang mempengaruhi kelentukan :

    5.1.1. Sifat elastis dari otot : ligament, tendon, capsula

    5.1.2. Temperature dingin maka kelentukan berkurang

    5.1.3. Sesudah melakukan pemanasan, massage temperature panas, maka

    kelentukan baik

    5.1.4. Unsur psychologis : takut, bosan dan kurang semangat menyebabkan

    kelentukan kurang baik, usia muda adalah saat yang paling tepat dan

    baik guna pengembangan kelentukan, sebab makin tua makin menurun

    elastisitas otot.

    Pengembangan kelentukan dapat dilakukan dengan latihan-latihan

    secara dinamis, statis atau kombinasi dari keduanya.

    5.2. Bentuk-bentuk latihan ditujukan pada :

    5.2.1. Penguluran atau peregangan otot, tendon dan ligament

    5.2.2. Memperlebar gerakan-gerakan pada persendian dengan jalan

    mengayunkan seluas mungkin

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    38

    5.3. Beberapa keuntungan bila seseorang mempunyai kelentukan yang baik,

    diantaranya :

    5.3.1. Cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan tehnik suatu

    aktivitas

    5.3.2. Tidak mudah mendapat cidera

    5.3.3. Gerakan-gerakan akan dilakukan dengan mudah sehingga tidak mudah

    lelah

    5.3.4. Membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan

    5.4. Dalam melakukan latihan kelentukan harus diingat hal-hal sebagai

    berikut :

    5.4.1. Latihan kelentukan untuk peregangan otot harus segera diikuti dengan

    latihan-latihan : kekuatan, kecepatan dan explosive power

    5.4.2. Melihat kemampuan tubuh dan disesuaikan dengan bidangnya

    5.4.3. Latihan sedikit demi sedikit menuju pada posisi maksimal dan jangan

    lupa melakukan pemanasan sebelum latihan kelentukan

    5.5. Guna mengukur kelentukan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai

    cara, diantaranya :

    5.5.1. Duduk kangkang (kaki membuat sudut 90) lengan ke samping, kemudian

    bungkukan badan sampai dada menyentuh lantai. Kelentukan dianggap

    baik bila dapat bertahan sampai 60 detik.

    5.5.2. Untuk mengukur persendian gelang bahu dapat dilakukan dengan cara

    mengukur jarak antara pergelangan tangan dengan tumit pada sikap

    kayang, makin kecil makin baik

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    39

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    40

    6. Keseimbangan

    Keseimbangan adalah suatu kemampuan tubuh dapat melakukan

    gerakan dengan dasar tumpuan yang kecil dan jauh dari titik atau letak titik

    berat badan dalam waktu tertentu tidak berubah atau goyang.

    Factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan badan :

    6.1. Letak titik berat badan dan luas dasar penumpu/ tumpuan

    6.2. Jalannya garis berat, berat badan, kekuatan dari luar dan gaya geseran

    6.3. Letak segmen badan

    6.4. Penglihatan dan factor psycologis

    6.5. Factor-faktor psysiologis

    7. Koordinasi

    Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-

    gerakan yang dirangkaikan dari satu gerakan dengan gerakan yang lain

    dengan berurutan dan tidak terputus-putus.

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    41

    Contoh-contoh bentuk latihan :

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    42

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    43

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    44

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    45

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    46

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    47

  • Dasar-dasar Latihan Olah Tubuh

    DAFTAR PUSTAKA

    Hamidiyah Noer

    1990 Ilmu Kepelatihan Dasar, Sebelas Maret Univercity Press,

    Surakarta

    Mulyono, B.

    1989 Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik, Sebelas Maret

    Univercity Press, Surakarta

    Munandar, A.

    1979 Ikhtisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak, Buku Kedokteran,

    Jakarta

    Peni Mutalib,

    1984 Mengukur Kemampuan Fisik Pengolahragaan Secara Sederhana,

    ARCAN, Jakarta

    Soeharno, HP.

    1975 Ilmu Coaching Umum, Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga

    Yogyakarta

    Soekiyo,

    1982 Pengertian Dasar Ilmu Keolahragaan, Jurusan Keolahragaan dan

    Kesehatan, FKIP, UNS, Sebelas Maret Surakarta

    Soemanto, D.

    1983 Metodik Senam, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

    FKIP, UNS Surakarta.

    Soetrisno,

    1973 Tuntunan Praktis Latihan Berbeban, DitJend. Olahraga dan

    Pemuda P&K Jakarta

    coverdaftar isiolah tubuhdaftar pustaka