deviasi septum

Upload: qidi-butiqoe

Post on 20-Jul-2015

471 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUANHidung merupakan organ terpenting yang mendapat perhatian dari biasanya karena merupakan suatu organ perlindungan tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Pada era dimana kita semakin banyak penelitian dan publikasi ilmiah didedikasikan terhadap bahaya kerja dan polutan udara, suatu pemahaman mendasar mengenai anatomi dan fisiologi hidung adalah penting. Hidung mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Sebagai indra penghidu. Menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan paru-paru. Mempengaruhi refleks tertentu pada paru-paru. Memodifikasi bicara. Memberikan tambahan resonansi pada suara. Merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.

Hidung terdiri dari dua bagian tulang yaitu: 1. Tulang a) Parspendicularis os etmoidalis (bagian atas) b) Os vomer (bagian bawah) 2. Cartilago Cartilago septi nasi/ cartilago quadrangularis septum nasi adalah dinding vertical yang membagi hidung menjadi dua bagaian. Bentuk septum nasi normal adalah lurus ditengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lueus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu pada satu sisi hidung sehingga fungsi dari hidung itu sendiri akan terganggu.(1,2)

1 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Trauma merupakan penyebab terbanyak pada deviasi septum ini, trauma bisa saja dialami sesudah lahir, selama partus dan masa janin intrauterine, ketidakseimbangan pertumbuhan tulang rawan septum nasi yang terus tumbuh dapat pula menyebabkan deviasi septum nasi dimana pada saat bersamaan batas atas dan bawah septum nasi ini akan tertutup.(1,2) Bentuk normal septum adalah lurus ditengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.(2)

2 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II ANATOMI HIDUNGHIDUNG LUAR

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas kebawah: a) Pangkal hidung (bridge) b) Dorsum nasi c) Puncak hidung d) Ala nasi e) Kolumela f) Lubang hidung (nares anterior)(1,2)

Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas. Struktur luar hidung dapat dibedakan atas tiga bagian: a) Paling atas : kubah tulang, yang tidak dapat digerakkan. b) Dibawahnya : terdapat kubah kartilago yang dapat sedikit digerakan. c) Paling bawah : terdapat lobulus hidung yang mudah digerakkan.

Belahan bawah apertura piriformis hanya kerangka saja, memisahkan hidung luar dengan hidung dalam. Di sebelah superior, struktur tulang hidung luar berupa prosesus maksila yang berjalan ke atas dan kedua tulang hidung, semuanya disokong oleh prosesus nasalis tulang frontalis dan suatu bagian lamina perpendikularis tulang etmoidalis. Spina nasalis anterior, dapat pula dianggap sebagian dari hidung luar. Bagian berikutnya, yaitu kubah kartilago yang sedikit dapat digerakan, dibentuk oleh kartilago lateralis superior yang saling berfusi di garis tengah serta berfusi pula dengan tepi atas kartilago septum kuadrangularis. Sepertiga bawah hidung luar atau lobulus hidung, dipertahankan bentuknya 3 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------oleh kartilago lateralis inferior. Lobulus menutup vestibulum nasi dan dibatasi di sebelah medial oleh kolumela, dilateral oleh ala nasi dan anterosuperior oleh ujung hidung. Mobilitas lobulus hidung penting untuk ekspresi wajah, gerakan mengendus dan bersin.(1,2) Otot ekspresi wajah yang terletak subkutan diatas tulang hidung, pipi anterior dan bibir atas menjamin mobilitas lobulus. Jaringan ikat subkutan dan kulit juga ikut menyokong hidung luar. Struktur tersempit dari seluruh saluran pernafasan atas adalah pada limen nasi atau os internum.(1,2)

Gambar 1 : anatomi hidung luar (1)

HIDUNG DALAM Kerangka tulang terdiri dari: a) Tulang hidung (os nasalis) b) Prosesus frontalis os maksila c) Prosesus nasalis os frontalis Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu: a) Sepasang kartilago nasalis lateralis superior. b) Sepasang kartilago nasalis lateralis superior inferior yang disebut kartilago ala mayor c) Beberapa pasang kartilago ala minor d) Tepi anterior kartilago septum.(1,2) 4 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hidung bagian dalam terbentang dari os internum di sebelah anterior hingga koana di posterior yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Septum nasi merupakan struktur tulang di garis tengah, secara anatomi membagi organ menjadi dua hidung. Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulangnya adalah: a) Lamina perpendikularis b) Os etmoid c) Vomer d) Krista nasalis os maksila e) Krista nasalis os palatina.

Bagian tulang rawan adalah : a) Kartilago septum (lamina kuadrangularis) b) Kolumela.(1,2)

Gambar 2 : anatomi hidung dalam(1)

Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depat disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Tiap kavum nasi mempunyai empat dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior, 5 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------dan superior. Dinding medial adalah septum nasi. Pada dinding lateral hidung terdapt empat buah konka dengan rongga hidung yang tidak teratur diantaranya konka superior, media, inferior, sedangkan yang terkecil disebut konka superema. Yang biasanya rudimeter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila labirin etmoid. Sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Sementara kerangka tulang nampaknya menentukan diameteryang pasti dari rongga udara, struktur jaringan lunak yang menutupi dalam cendrung bervariasi tebalnya, juga mengubah resistensi dan akibatnya tekanan dan volume aliran udara inspirasi dan ekspirasi. Diameter yang berbeda-beda disebabkan oleh kongesti dan dekongesti mukosa, perubahan badan vaskuler yang dapat mengembang pada konka dan septum atas dan dari krusta dan deposit atau sekret mukosa. Hiatus semilunaris dari meatus media merupakan muara sinus frontalis, etmoidalis anterior dan sinus maksilaris. Sel-sel sinus etmoidalis posterior bermuara pada resesus spenoetmoidali. Ujung-ujung saraf olfaktoriusmenempati daerah kecil pada bagian medial dan lateral dinding hidung dalam dan ke atas hingga kubah hidung.(1,2)

Gambar 3 : anatomi hidung dalam(1) 6 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HISTOPATOLOGI HIDUNGMUKOSA PERNAFASAN HIDUNG Epitel organ pernafasan yang biasanya berupa epitel toraks bersilia, bertingkat palsu (pseudosrtartified), berbeda-beda pada berbagai hidung, tergantung pada tekanan dan aliran udara, demikian pula suhu dan derajat kelembaban udara. Jadi, mukosa pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui os internum masih dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa silis lanjutan epitel kulit vestibulum nasi. Sepanjang jalur utamaarus inspirasiepitel menjadi toraks, silis pendek dan agak irreguler. Sel-sel meatus media inferior terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang yang tersusun rapi. Sinus mengandung epitel kubus dan silia yang panjang dan jaraknya antaranya. Kekuatan aliran udara yang melewati berbagai lokasi juga mempengaruhi ketebalan lamina propria dan jumlah kelenjar mukosa. Lamina propria tipis pada daerah di mana aliran udara lambat atau lemah, namun tebal di daerah aliran udara yang kuat. Jumlah kelenjar penghasil sekret dan sel goblet, yaitu sumber dari lapisan mukus, sebanding dengan ketebalan lamina propria. Lapisan mukus yang sangat kental dan lengket menangkap debu, benda asing, dan bakteri yang terhirup dan melalui kerja silia benda-benda ini diangkut ke faring, selanjutnya di telan dan dihancurkan oleh lambung. Losozim dan imunoglobulin A (IgA) ditemukan pula dalam lapisan mukus, dan melindungi lebih lanjut terhadap patogen. Lapisan mukus hidung diperbaharui tiga sampai empat kali dalam satu jam. Silia struktur terkecil mirip rambut gerak secera cepat kearah aliran lapisan, kemudian membengkok dan kembali tegak dengan lebih lambat. Kecepatan pukulan silia kira-kira 700 1000 siklus per menit.(1,2)

SILIA Silia yang panjangnya sekitar 5-7 mikron terletak pada lamina akhir sel-sel permukaan epitelium dn jumlahnya sekitar 100 permikron persegi, atau sekitar 250 per sel pada saluran nafas atas. Silia bekerja hampir otomatis. Misalnya sel dapat saja terbelah menjadi pecahan-pecahan kecil tanpa menghentikan gerakan silia. Suatu silia tunggal akan terus bergerak selama bagian kecil sitoplasma yang menyelubungi korpus basalis silia tetap 7 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------melekat padanya. Semua silia pada suatu daerah epitel dikoordinasikan dengan cara mengagumkan. Masing-masing silia pada saat melecut,bergerak secara metakronis dengan silia yang disekitarnya. Bila lecutan silia diamati, maka lajur silia akan membengkok serentak dan baris silia membengkok berurutan. Lecutan tersebut tidak hanya terkoordinasi menurut waktu, tetapi juga menurut arahnya pada jutaan epitel dalm sinus, yang merupakan faktor penting dalam mengangkat mukus ke nasofaring.(1,2)

AREA OLFAKTORIUS Variasi antar individu yang besar mencirikan struktur regio penghidu, perbedaan ini dapat menyangkut ketebalan mukosa (biasanya sekitar 60 mikron), ukuran sel, dan vesikel olfaktorius. Perbatasan regio penghidu dengan pernafasan umumnya berbatas tegas meskipun tidak teratur.(1,2) Pada manusia, epitel penghidu bertingkat toraks terdiri dari tiga jenis: Sel saraf bipolar olfaktorius. Sel sustentakuler penyokong yang besar jumlahnya. Sejumlah sel basal yang kecil, merupakan sel induk dari sel sustentakuler.(1,2)

PENDARAHAN HIDUNGSuplai darah pada bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksilaris interna, diantaranya adalah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang-cabang a.fasialais. Pada bagian septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor yang disenut pleksus Kiesselbach (littles area). (1,2) Pleksus Kiesselbach letaknya superficialis dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (perdarahan hhidung). Terutama pada anak-anak.(2)

8 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SISTEM LIMFATIKSistem limfatik hidung sangat kaya dimana terdapat jaringan pembuluh anterior dan posterior. Jaringan limfatik anterior adalah kedil dan bermuara di sepanjang pembuluh fasialis dan menuju leher. Jaringan ini mengurus hampir seluruh bangian anterior hidung, vestibulum dan daerah prekonka. Jaringan limfatik posterior mengurus mayoritas anatomi hidung, menggabungkan ketiga saluran utama di daerah hidung belakang saluran superior, media, dan inferior. Kelompok superior berasal dari konka media dan superior, dan bagian dinding hidung yang berkaitan, berjalan diatas tuba eustakius, mengurus konka inferior, meatus inferior, sebagian dasar hidung dan menuju kelenjar limfe di sepanjang pembuluh jugularis interna.(1)

SUPLAI SARAFPada suplai saraf yang terlibat langsung adalah saraf kranial pertama untuk penghiduan, divisi oftalmikus dan maksilaris dari saraf trigeminus untuk impuls aferen sensorik lainnya, saraf fasialis untuk gerakan otot-otot pernafasan pada hidung luar dan sistem saraf otonom yang melalui ganglion sfenopalatina, yang mengontrol diameter vena dan arteri hidung dan juga produksi mukus, dengan demikian dapat mengubah pengaturan hantaran, suhu, dan kelembaban aliran udara. Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius. Saraf ini turun melalui lamina kribrsa dari permukaan bawah bulubus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.(1,2)

9 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FISIOLOGI HIDUNGJALAN NAFAS Nafas manusia dimulai dari hidung. Usaha bernafas menghantarkan udara lewat saluran pernafasan atas dan bawah kepada alveoli paru dalam volume, tekanan, kelembaban, suhu dan kebersihan yang cukup, untuk menjamin suatu kondisi ambilan oksigen yang optimal dan pada proses sebaliknya juga menjamin suatu kondisi ambilan oksigen yang optimal, yang diangkut ke alveoli lewat aliran darah.(1) Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior lalu naik setinggi konka media dan kemudian turun kebawah kearah nasofaring sehingga aliran udara ini membentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi, di bagian depan aliran udara memecah. Sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lagi akan kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran nasofaring.(1)

PENGATUR KONDISI UDARA ( AIR CONDITIONING) Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paru. Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir (mucos blanket). Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebaliknya.(2) Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, seningga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37 oC. Dalam waktu yang singkat saat udara melintasi bagian horisontal hidung yaitu sekitar 16 20 kali per menit, udara inspirasi dihangatkan / didinginkan mendekati suhu tubuh dan kelembaban relatifnya dibuat mendekati 100 % .(1,2)

10 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------PENYARING DAN PELINDUNG Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh rambut pada vestibulum nasi, silia dan palut lendir. Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan pertikel-pertikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia. Faktor lainnya adalah enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri yang disebut lysozyme.(2)

INDRA PENGHIDUAN Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat. Menurut teori kimia, partikel-partikel zat yang berbau disebarkan secara difus lewat udara dan energi yang serupa dengan tempaan ringan pada ujung saraf olfaktorius. Tanpa memandang mekanismenya, indra penghidu cepat menghilang.(1,2)

RESONANSI BICARA Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika bicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).(2)

PROSES BICARA Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal menyebabkan rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.(2)

REFLEKS NASAL Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.(2) 11 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III DEVIASI SEPTUMDEFINISISeptum nasi (hidung) adalah dinding vertikal yang membagi rongga hidung menjadi dua rongga hidung.(5,6) Deviasi septum adalah kelainan bentuk septum nasi akibat trauma dan pertumbuhan tulang rawan yang tidak seimbang sehingga melibatkan perpindahan dari septum hidung.(2,3,4,5,6,9,10) Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus senpurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat akan menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.(1,2)

Gambar 4 : deviasi septum tampak pada hidung luar 12 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 5 : septum normal(4)

ETIOLOGIPenyebab paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterine. Ketidakseimbangan pertumbuhan menyebabkan tulang rawan septum nasi terus tumbuh meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Cedera dalam masa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai dampak yang lebih besar dibandingkan cedera serupa yang dialami setelah dewasa. Trauma dapat juga berupa pukulan ke wajah.(1,2,4,5,6,8,9,10)

INSIDENDeviasi septum banyak ditemukan pada orang kulit putih dan pada ras lain jarang. Pada laki-laki lebih banyak daripada wanita, dan biasanya manifestasi klinis lebih banyak timbul di usia dewasa daripada anak-anak.(3) Obstruksi nasal adalah masalah yang sering dijumpai. Pada tahun 1974, VainioMattila menemukan 33% insiden dari obstruksi jalan nafas hidung diantara sample dewasa 13 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------acak. Deviasi septum ditemukan lebih sering ditemukan berupa malformasi struktural yang menyebabkan obstruksi hidung. Pada klinis ditemukannya 26% untuk kasus deviasi septum. Diperkirakan 80 % dari septum terletak menyimpang dari garis tengah dan hali ini sering tidak diperhatikan. Septum deviasi terjadi jika septum bergeser sangat jauh dari garis tengah.(11)

BENTUK DEFORMITASEek fisiologis deformitas tidak hanya bergantung pada strukturnya yang relatif kompleks, namun juga pada lokasinya. Bentuk deformitas septum adalah; 1. Deviasi, biasanya berbentuk huruf C atau S 2. Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila dan masuk kedalam rongga hidung. 3. Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari tulang rawan septum, bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina 4. Bila deviasi dan krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.(1,2,10)

GEJALA KLINIKKeluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung. Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi, sebagai akibat mekanisme kompensasi.(2,4,7,10) Keluhan lainnya dapat dari beberapa gejala berikut: a) Rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. b) Penciuman terganggu (apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum). c) Sinusitis (apabila deviasi septum menyumbat ostium sinus) 14 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------d) Perdarahan hidung berulang. e) Mendengkur ketika tidur (pada bayi dan anak-anak)(2,4,7,8,9,10)

DIAGNOSADiagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.(4)

PENATALAKSANAANSeptum yang tidak lurus dapat menimbulkan gangguan kosmetik hidung atau menyebabkan obstruksi jalan nafas. Bila terdapat salah satu gangguan ini, bisa merupakan indikasi bedah. Apabila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan tidak diperlukan dilakukan tindakan koreksi septum. Ada dua jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.(2,3,4,5,6,8,9,10)

a) RESEKSI SUBMUKOSA (SUBMUCOUS SEPTUM RESECTION SMR) Pada operasi ini mukosa perikondium dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rwan dari septum kemudian diangkat, sehingga mukoperikondrium dan mukoperistium sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah. Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat turunya puncak hidung, oleh karena bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.(2,3,6,10)

b) SEPTOPLASTI ATAU REPOSISI SEPTUM Pada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi mukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.(2,4,5,6,7,8,10) 15 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Septoplasty dilakukan dalam keadaan anastesi umum maupun lokal. Biasanya memakan waktu sekitar satu jam operasi dan biasanya satu hari kontrol. Suatu insisi kecil dibuat didalam hidung. Lapisam mukosa yang berada di septum dipisahkan dari kartilago dan tulang septum. Bagian derviasi dari septum di angkat dan di perketat. Membran mukosa nasal digantikan, splint diletakan pada hidung untuk beberapa hari. Splint ini memiliki pipa yang memungkinkan pasien untuk bernafas dari hidung dan menelan banyak lebih mudah. Tidak ada memar dan bengkak pada bagian luar dari mata karena bagian luar hidung tidak patah ataupun diganggu sebagaimana yang dilakukan pada bedah hidung (nasoplasty/rhinoplasty).(9) Septoplasty setelah dilakukan biasanya pasien dipulangkan pada hari yang sama. Ada satu ketidaknyaman yang ringan pada bagian hidung kurang lebih sekitar 24 jam sampai 36 jam setelah operasi. Obat minum analgetik bisa sangat efektif untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Kantungan es dapat diletakan pada hidung dan pipi untuk meringankan ketidaknyamanan ini. Pasien dapat melakukan aktifitas ringan setelah tiga sampai empat hari, dan bisa melakukan aktifitas seperti biasa maupun berat dalam waktu lima sampai tujuh hari. Irigasi nasal dan spray steroid suplemental digunakan terus menerus sampai penyembuhan yang sempurna.(9)

KONTRA INDIKASI Beberapa penyakit yang menjadi kontra indikasi untuk dilakukannya septoplasti, antara lain: 1. Perforasi septum yang besar dan luas 2. Ketergantungan kokain 3. Wegener granulomatosis 4. Malignant lymphomas atau monoclonal T atau B-cell proliferasi.(9)

16 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012

DEVIASI SEPTUM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PROGNOSISPrognosis pada pasien deviasi septum setelah menjalani operasi cukup baik dan menghindari terjadinya trauma.(2,9)

17 ___________________________________________________________________________ SMF THT-RSUPM Mei 2012