desain dan implementasi test online -...

19
2 1. Pendahuluan Wayang adalah seni dekoratif yang merupakan ekspresi kebudayaan nasional. Di samping merupakan ekspresi kebudayaan nasional juga merupakan media pendidikan, media informasi dan media hiburan. Wayang sebagai media pendidikan terutama pendidikan mental karena di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan mental dan watak seperti masalah keadilan, kebenaran, kejujuran, kepahlawanan, kesusilaan, psikologi, filsafat dan berbagai problema watak manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan[1]. Pertunjukan wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Namun, cerita wayang kini semakin tertinggalkan. Generasi muda sekarang jauh lebih kenal karakter kartun / komik jepang daripadakesenian wayang yang merupakan warisan leluhur sendiri.Kartun Jepang baik berupa komik atau film telah mewarnaikehidupan anak muda hingga mereka mulai akrab dengan namanamamakanan atau mungkin budaya yang berlaku sehari-hari[2]. Padahal wayang kulit adalah budaya nasional yang harus diketahui oleh generasi muda saat ini. Wayang kulit sarat dengan nilai-nilai pendidikan, kebudayaan dan filosofi, salah satu cerita wayang kulit yang padat akan nilai-nilai tersebut adalah “Semar Maneges”. Lakon "Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan. Namun, bagi sebagian besar generasi muda belum pernah mendengar, membaca, maupun melihat pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”. Upaya yang pernah dilakukan untuk memperkenalkan kesenian wayang kulit adalah melalui buku seperti Ensiklopedi Wayang Indonesia terbitan Senawangi serta buku cerita mengenai wayang dengan lakon tertentu[3]. Namun, upaya ini dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sebuah media komunikasi visual yang tepat dimana media tersebut dapat dirancang dengan lebih menarik dan edukatif. Maka berdasarkan rekomendasi dari Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang di kota Salatiga, muncul gagasan untuk merancang sebuah media berupa buku cerita yang mengangkat cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” yang diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dalam memperkenalkan kesenian wayang kulit kepada generasi muda khususnya siswa SMP. Penggunaan dwi bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa diharapkan dapat memperluas sasaran pasar tetapi tidak meninggalkan Bahasa Jawa sebagai pengingat bahwa kesenian wayang kulit berasal dari tanah Jawa. Media komunikasi ini akan dirancang dengan penyajian buku cerita yang lebih menarik dan edukatif dalam bidang pembentukan moral agar dapat mencapai tujuan dalam upaya melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda khususnya siswa SMP.

Upload: dangcong

Post on 26-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

2

1. Pendahuluan

Wayang adalah seni dekoratif yang merupakan ekspresi kebudayaan

nasional. Di samping merupakan ekspresi kebudayaan nasional juga merupakan

media pendidikan, media informasi dan media hiburan. Wayang sebagai media

pendidikan terutama pendidikan mental karena di dalamnya terdapat unsur-unsur

pendidikan mental dan watak seperti masalah keadilan, kebenaran, kejujuran,

kepahlawanan, kesusilaan, psikologi, filsafat dan berbagai problema watak

manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan[1].

Pertunjukan wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai karya kebudayaan

yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat

berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Namun,

cerita wayang kini semakin tertinggalkan. Generasi muda sekarang jauh lebih

kenal karakter kartun / komik jepang daripadakesenian wayang yang merupakan

warisan leluhur sendiri.Kartun Jepang baik berupa komik atau film telah

mewarnaikehidupan anak muda hingga mereka mulai akrab dengan

namanamamakanan atau mungkin budaya yang berlaku sehari-hari[2]. Padahal

wayang kulit adalah budaya nasional yang harus diketahui oleh generasi muda saat

ini. Wayang kulit sarat dengan nilai-nilai pendidikan, kebudayaan dan filosofi,

salah satu cerita wayang kulit yang padat akan nilai-nilai tersebut adalah “Semar

Maneges”. Lakon "Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti

kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan. Namun, bagi sebagian besar

generasi muda belum pernah mendengar, membaca, maupun melihat pagelaran

wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”.

Upaya yang pernah dilakukan untuk memperkenalkan kesenian wayang kulit

adalah melalui buku seperti Ensiklopedi Wayang Indonesia terbitan Senawangi

serta buku cerita mengenai wayang dengan lakon tertentu[3]. Namun, upaya ini

dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sebuah

media komunikasi visual yang tepat dimana media tersebut dapat dirancang

dengan lebih menarik dan edukatif.

Maka berdasarkan rekomendasi dari Bapak Gideon Tarwo selaku seniman

dalang di kota Salatiga, muncul gagasan untuk merancang sebuah media berupa

buku cerita yang mengangkat cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”

yang diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dalam memperkenalkan

kesenian wayang kulit kepada generasi muda khususnya siswa SMP. Penggunaan

dwi bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa diharapkan dapat

memperluas sasaran pasar tetapi tidak meninggalkan Bahasa Jawa sebagai

pengingat bahwa kesenian wayang kulit berasal dari tanah Jawa.

Media komunikasi ini akan dirancang dengan penyajian buku cerita yang

lebih menarik dan edukatif dalam bidang pembentukan moral agar dapat mencapai

tujuan dalam upaya melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda

khususnya siswa SMP.

Page 2: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

3

2. Kajian Pustaka

Penelitian Terdahulu

Buku Gatotkaca Tanding adalah salah satu buku cerita yang mengangkat

cerita wayang kulit[4]. Buku ini kurang memiliki daya tarik karena satu-satunya

ilustrasi yang ada pada buku ini hanya terdapat pada halaman sampul buku. Buku

cerita ini lebih mengarah pada novel wayang kulit dimana seluruh isi buku

didominasi oleh teks. Penggunaan kertas HVS sebagai media cetak buku cerita ini

juga menjadi salah satu hal yang mengurangi daya tarik buku.

Buku cerita lain yang mengangkat cerita wayang kulit adalah buku Dendam

Dewi Gendari karya Herjaka, Hs[5]. Buku ini memuat salah satu cerita wayang

kulit dengan menampilkan ilustrasi wayang kulit di dalamnya. Namun, kurangnya

mutu bahan kertas yang digunakan serta isi buku yang kurang interaktif menjadi

kekurangan pada buku ini dalam memperkenalkan kesenian wayang kulit pada

generasi muda khususnya siswa SMP.

Selain itu, terdapat buku Lembar Kerja Siswa Bahasa Jawa untuk siswa SMP

yang memuat cerita-cerita wayang[6]. Namun, pemakaian kertas buram serta tidak

adanya ilustrasi mengenai isi cerita membuat cerita wayang menjadi kurang

menarik.

Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah

dengan adanya penggunaan teknik pop-up sehingga dapat membuat buku cerita

menjadi lebih menarik. Perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon

"Semar Maneges" yang dibuat berbasis grafis cetak ini berisi gambar dan teks,

merupakan salah satu media komunikasi yang dirancang untuk membantu

memperkenalkan dan melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda

terutama siswa SMP. Penyajian cerita secara menarik, edukatif dan interaktif

diharapkan mampu menarik minat siswa SMP untuk lebih mengenal dan

mendalami kesenian wayang kulit.

Komunikasi visual adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan

menggunakan bahasa rupa yang disampaikan melalui media dengan tujuan

menginformasikan, mempengaruhi hingga mengubah target audience sesuai

dengan tujuan yang diinginkan[7].

Media pembelajaran adalah media baik berupa cetak maupun elektronik

yang digunakan agar anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan atau

sikap. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat grafis atau elektronik

untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Buku pop-upmerupakan sebuah buku yang memilikibagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi.Sekilas pop-up hampir sama dengan

origami dimana kedua seniini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origamilebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau

bendasedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekaniskertas yang

dapat membuat gambar tampak secara lebih berbedabaik dari sisi

perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapatbergerak yang disusun sealami

mungkin[8].

Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan

publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu, “menyusun” meliputi

Page 3: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

4

merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang

tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki[7].

Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya

yang dipancarkan, atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari

pengalaman indra penglihatan. Warna merupakan bagian terpenting dalam desain

grafis karena setiap desain yang kita buat dengan warna tertentu pasti memiliki arti

tersendiri[7].

Ilustrasi adalahseni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan

atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi

secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita,

tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong[7].

Layout adalah usaha untuk menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur

komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang

komunikatif, estetik dan menarik[7].

“Semar Maneges” adalah salah satu cerita wayang yang masuk dalam

kategori lakon carangan. Lakon carangan adalah suatu lakon yang direkayasa atau

disadur yang lepas dari cerita pokok. Lakon-lakon yang terdapat dalam Serat

Pedalangan Ringggit Purwa karya Mangkunegara VII dan diterbitkan olah Balai

Pustaka (1930-1936), terdiri dari lakon pokok, lakon sempalan, dan lakon

carangan[9]. Cerita utama dalam Semar Maneges adalah Semar yang bertapa demi

mendekatkan diri kepada Sang Hyang Wenang dalam upayanya mendapatkan

pencerahan untuk mengatasi kemelut dalam kerajaan Amarta serta mengatasi

pertikaian antara Pandawa dan Kurawa.

Kerajaan Astina adalah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Duryudana,

seorang Kurawa. Sedangkan kerajaan Amarta adalah kerajaan yang dipimpin oleh

Yudistira, seorang Pandawa. Meskipun Prabu Duryudana telah memiliki kerajaan

sendiri, Prabu Duryudana selalu ingin menghancurkan para Pandawa dan

kerajaannya.

Alkisah, di kerajaan Amarta tengah terjadi kekacauan karena pusaka Jimat

Kalimasada milik Yudistira menghilang. Selain itu, Semar selaku pamong

Pandawa juga pergi entah kemana.

Sementara itu, di Kerajaan Astina, Prabu Duryudana tengah mengadakan

pertemuan dengan Resi Bisma, Kartamarma dan Patih Sengkuni. Kala itu Prabu

Duryudana sedang terbakar iri karena melihat Kerajaan Amarta yang dipimpin

oleh Pandawa semakin berkembang dan makmur.Patih Sengkuni membujuk Prabu

Duryudana untuk menyerang Pandawa. Namun, Resi Bisma menasehati Prabu

Duryudana agar menghindari perang. Namun karena rasa isi terhadap Pandawa

telah begitu menguasai hati Prabu Duryudana, akhirnya ia tidak mengindahkan

nasehat Resi Bisma dan justru menuruti kata-kata Patih Sengkuni.

Tidak berapa lama kemudian, datanglah Prabu Kalimantara dari Kerajaan

Miderputihan hendak mempersunting Dewi Lesmanawati, putri dari Prabu

Duryudana. Prabu Duryudana bersedia menerima lamaran Prabu Kalimantara

terhadap putrinya, namun dengan syarat, yaitu agar Prabu Kalimantara

membantunya menghancurkan Pandawa.Demi cintanya pada Dewi Lesmanawati,

Prabu Kalimantara pun setuju untuk membantu menghancurkan Pandawa.

Sementara itu, Bima tengah merasa bingung karena keadaan kerajaan

Amarta yang kacau. Terlebih lagi Yudistira pergi mencari Jimat Kalimasada dan

Page 4: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

5

meninggalkan Bima di kerajaan sendirian. Bima pun menemui Kresna untuk

meminta nasehat.Setelah mendapatkan nasehat dari Kresna, Bima dan Kresna

punpergi mencari kakak dan saudara-saudaranya. Namun, di tengah perjalanan di

tengah hutan, Bima dan Kresna dihadang oleh Buta Cakil yang merupakan

suruhan dari Prabu Kalimantara.Bima pun bertarung dengan Buta Cakil dan

mengalahkan Buta Cakil. Lalu datanglah Buta Rambut Geni. Bima pun melawan

Buta Rambut Geni, tetapi Bima kalah.

Buta Rambut Geni pun memanggil dua raksasa yang lain, yaitu Buta Terong

dan Buta Endog. Namun, ternyata bala bantuan bagi Bima dan Kresna datang. Para

Punakawan yaitu Bagong, Petruk dan Gareng kemudian membantu Bima dalam

menghadapi para raksasa.Setelah keempat raksasa berhasil dikalahkan, Bima dan

Kresna pun melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, di daerah Tlogo Dwipa tampak Semar tengah bertapa.Sukma

Semar yang sebenarnya adalah Batara Ismaya kemudian keluar menghadap Sang

Hyang Wenang, penguasa kahyangan. Batara Ismaya pun mengungkapkan

kesedihannya melihat kekacauan di kerajaan Amarta.Sang Hyang Wenang

kemudian menasehati dan memberikan Wahyu Pancadarma kepada Batara Ismaya

untuk mengatasi kekacauan di Kerajaan Amarta.

Setelah mendapatkan Wahyu Pancadarma, sukma Batara Ismaya kemudian

masuk kembali ke raga Semar.Semar pun memutuskan untuk kembali ke Kerajaan

Amarta, tetapi tidak disangka, ternyata Yudistira justru telah terlebih dahulu

menemukannya. Yudistira pun meminta agar Semar kembali ke Kerajaan Amarta

karena kekacauan yang tengah terjadi. Namun di tengah-tengah pembicaraan,

Bima dan Kresna justru datang menemukan Yudistira, saudara-saudaranya dan

Semar. Lalu Semar pun memberikan Wahyu Pancadarma pada Yudistira untuk

mengatasi masalah tersebut.

Para Pandawa, Kresna dan Semar pun berjalan pulang menuju ke Kerajaan

Amarta. Belum sempat mereka melangkah, tiba-tiba datang Prabu Kalimantara

menghadang dan ingin menyerang Yudistira. Lalu, seperti yang telah Semar

nasehatkan kepada Yudistira, ia tidak melawan Prabu Kalimantara. Ia justru

menyembah Prabu Kalimantara dan sontak Prabu Kalimantara jatuh dan kalah.

Seketika itu pula, Jimat Kalimasada muncul.Kembalinya Jimat Kalimasada

menunjukkan bahwa Yudistira telah berhasil menerapkan Wahyu Pancadarma.

Sementara itu, Bima justru pergi menemui Prabu Duryudana yang

merupakan dalang dari penyerangan Prabu Kalimantara dan para raksasa terhadap

dirinya. Bima menyerang Prabu Duryudana, Kartamarma dan Patih Sengkuni

secara bersamaan. Namun, tiba-tiba Semar datang dan menghentikan Bima supaya

tidak terjadi Baratayudha (perang saudara). Semar mengingatkan Bima mengenai

Wahyu Pancadarma. Bima pu sadar dan memutuskan untuk kembali ke Kerajaan

Amarta.Bima dan Semar pun kembali ke Kerajaan Amarta yang kini telah kembali

pulih setelah pusaka Jimat Kalimasada kembali dan seluruh rakyat mendapatkan

Wahyu Pancadarma[10].

3. Metode Penelitian dan Perancangan

Metode penelitian desain yang digunakan adalah adaptive strategy atau

strategi adaptif. Pada adaptive strategy atau strategi adaptif ini pada awalnya

Page 5: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

6

hanya menetapkan sasaran desain tahap pertama. Sasaran desain tahap berikutnya

ditetapkan berdasarkan keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga

keputusan akhir desain (final desain) dicapai (Jones, 1979)[11]. Alur model

adaptive strategy atau strategi adaptif akan digambarkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Model Adaptive Strategy[11]

Tahapan-tahapan pada adaptive strategy adalah sebagai berikut:

- Brief

Brief merupakan catatan singkat mengenai rancangan desain yang akan

dibuat. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis produk yang

akan didesain.

- Tahap 1 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti rancangan desain

yang telah ditetapkan pada brief. Penetapan ini didasarkan pada hasil wawancara

dengan narasumber, yaitu Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang dari kota

Salatiga. Melalui wawancara tersebut didapatkan yang hasil sebagai berikut:

a. Buku ceritayang direkomendasikan dibuat adalah buku cerita wayang kulit

dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Hal ini dikarenakan lakon

"Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan

pembenahan diri dari keburukan.

b. Target audience buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" ini

adalah siswa SMP. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan

siswa SMP mengenai kesenian dan kebudayaan wayang kulit terutama

mengenai cerita "Semar Maneges".

- Tahap 1 diproses

Setelah menetapkan sasaran desain yang akan dibuat,hal yang selanjutnya

dilakukan adalah mengumpulkan data verbal dan non-verbal mengenai cara

pembuatan buku cerita serta data verbal dan non-verbal mengenai cerita wayang

kulit terutama lakon "Semar Maneges" beserta tokoh-tokoh yang berperan di

dalam cerita ini.

- Tahap 2 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa dan mengidentifikasi

hasil keluaran tahap 1. Pada tahap ini dilakukan penetapan tokoh, layout dan

desain halaman buku cerita.

- Tahap 2diproses

Pada tahap ini dilakukan adalah pembuatan sketsa desain tokoh, layoutserta

desain halaman buku cerita. Pembuatan sketsa didasarkan pada data yang telah

dikumpulkan, yaitu meliputi warna, bentuk, serta filosofi yang terkandung dalam

setiap detail tokoh.

-

Page 6: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

7

-

-

- Tahap 3 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa hasil keluaran tahap 2

untuk kemudian menetapkan sasaran desain tahap 3. Sasaran desain tahap 3 yang

ditetapkan adalah desain akhir tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.

- Tahap 3diproses

Pada tahap ini, sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita

ditetapkan sebagai sketsa desain akhir yang kemudian dibuat secara digital dengan

menggunakan sarana softwaregrafis. Pada tahap ini pula, proses pewarnaan tokoh,

layout,serta desain halaman buku cerita diproses.

- Tahap 4 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, hasil desain pada tahap 3 direvisi untuk menyempurnakan

elemen-elemen yang diinginkan, seperti pengaturan teks dan gambar serta warna

yang menjadi dominasi halaman buku cerita. Hasil revisi akan ditetapkan sebagai

desain akhir buku.

- Tahap 4diproses

Pada tahap ini, dilakukan revisi desain tokoh, layoutdan desain halaman

buku cerita yang mencakup gambar, warna, tata letak teks, serta layout. Revisi

dilakukan secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis.

- Tahap 5 yang diinginkan ditetapkan

Pada tahap ini, ditetapkan bentuk akhir buku cerita yang telah didasarkan

padadesain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.

- Tahap 5diproses

Pada tahap ini, buku cerita dicetak dan dirangkai sesuai desain akhir yang

telah ditetapkan. Saat proses pengembangan selesai maka desain kemudian siap

untuk dicetak sebagai dummy.

Metode Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait mengenai pembuatan

buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Pihak

yang terkait tersebut adalah dalang wayang kulit yang berasal dari kota Salatiga,

yaitu Bapak Gideon Tarwo. Dari wawancara ini didapatkan hasil yaitu data-data

sebagai sumber informasi.

Observasi/penelitian lapangan bertujuan untuk memperoleh gambaran

lengkap tentang media komunikasi visual berupa buku cerita tentang wayang kulit

yang telah ada di pasaran sejauh ini.

Metode Perancangan

Perancangan buku cerita ini adalah dengan menggunakan teknik pop-

up.Dalam proses pembuatanbuku cerita ini akan dijelaskan tahapan pembuatan

tokoh dan buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges". Gambar 2

merupakan bagan tahapan perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”.

Page 7: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

8

Gambar 2Tahapan perancangan buku cerita

Proses Perancangan Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges” merupakan tokoh-tokoh

wayang kulit berdasarkan gagrak Surakarta. Tokoh-tokoh ini dirancang

berdasarkan buku Seni Kriya Wayang Kulit karya S. Haryanto[12].

Tokoh Protagonis: Semar

Proses pembuatan desain tokoh Semar berdasarkan pada tahapan pembuatan

buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan

tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap

texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3Scanning, tracing,coloringdan texturing tokoh Semar

Desain tokoh Semar seperti pada Gambar 3 dirancang dengan filosofi warna

sebagai berikut:

Hitam: kuat, kokoh dan mistik.

Putih: suci, jujur, bersih, kebenaran, keadilan dan kebaikan.

Kuning-orange: keceriaan, optimis dan harapan.

Hijau: kemakmuran dan menyatu dengan alam.

Tokoh Antagonis: Prabu Duryudana

Proses pembuatan desain tokoh Prabu Duryudana berdasarkan pada tahapan

pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan

dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap

coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar4.

Page 8: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

9

Gambar 4Scanning,tracing, coloringdan texturing tokoh Prabu Duryudana

Desain tokoh Prabu Duryudana seperti pada Gambar 4 dirancang dengan

filosofi warna sebagai berikut:

Hitam: kuat, kokoh dan mistik.

Merah: Kemarahan, kebencian, dendam, semangat dan keberanian.

Tokoh Tritagonis: Sang Hyang Wenang

Proses pembuatan desain tokoh Sang Hyang Wenang berdasarkan pada

tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan

dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap

coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar5.

Gambar 5Scanning, tracing, coloring dan texturing tokoh Sang Hyang Wenang

Desain tokoh Sang Hyang Wenang seperti pada Gambar 5 dirancang dengan

filosofi warna sebagai berikut:

Emas: mulia, kedudukan yang tinggi, murni, kemakmuran dan optimis.

Coklat: bumi, kenyamanan, rendah hati dan kehangatan.

Rancangan Desain Halaman Buku Cerita

Desain halaman buku cerita yang terdapat pada buku cerita wayang kulit ini

antara lain: halamancover atau sampul buku cerita, halaman instruksi, halaman

galeri tokoh dan halaman isi.

Rancangan halaman cover atau sampuladalah terdiri dari halaman depan

dan belakang dari buku cerita. Halaman ini memuat judul buku, ilustrasi judul

buku, serta nama penulis dan pembuat buku, seperti terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6Rancangan halaman coverdepan dan belakang buku cerita

Page 9: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

10

Rancangan halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita,

seperti terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7Rancangan halaman instruksibuku cerita

Rancangan halaman galeri tokoh memuat seluruh tokoh yang terdapat

dalam cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges".Halaman ini memuat

nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti terlihat pada

Gambar 8.

Gambar 8Rancangan halaman geleri tokoh di dalambuku cerita

Rancangan halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa

layoutyang memuatseluruh isi cerita. Rancangan layoutpada halaman isi dapat

dilihat seperti pada Gambar 9.

Gambar 9Rancangan halaman isi buku cerita

Perancangan Media

Buku cerita “Semar Maneges” akan didistribusikan kepada SMP-SMP yang

ada di Kota Salatiga, perpustakaan di Kota Salatiga serta diperjualbelikan melalui

toko buku konvensional maupun online shop.

4. Hasil Implementasi dan Pembahasan

Konsep desain yang digunakan dalam perancangan buku cerita ini adalah

desain yang colorful tetapi tetap memperlihatkan kesan Jawa melalui tokoh-tokoh

dalam cerita, latar belakang (tempat dan waktu) yang digunakan maupun bahasa

pengantar cerita. Hal ini dilatarbelakangi karena target audience dari buku cerita

Page 10: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

11

ini adalah siswa SMP dengan rentang usia 12 sampai dengan 15 tahun. Konsep

desain akan dituangkan melalui tipografi, warna, ilustrasi dan layout buku cerita.

Tipografi atau typeface yang digunakan untuk teks narasi dan balon kata

dalam buku cerita adalah huruf Sans Serif, jenis huruf yang menampilkan kesan

simpel,muda dan mudah dibaca.Sebagian besar teks dalam buku cerita

menggunakan huruf Candy Round BTN.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,./?!-“&

Sedangkan huruf yang digunakan untuk judul buku menggunakan huruf

Decoratif yang dibuat dengan mengadaptasi bentuk aksara Jawa. Jenis huruf ini

menampilkan kesan etnik Jawa dan kuno.

Hasil Desain Halaman Buku Cerita

Desain halaman cover terdiri menjadi tiga bagian, yaitu bagian depan,

tengah dan belakang. Desain halaman cover bagian depan dirancang untuk

menonjolkan Semar sebagai tokoh utama sehingga ilustrasi Semar ditempatkan

pada bagian tengah halaman dengan ukuran yang mendominasi. Kemudian disusul

dengan ilustrasi dua belah kubu yaitu kubu Prabu Duryudana yang ditempatkan

pada bagian kiri bawah dan kubu Pandawa yang ditempatkan pada bagian kanan

bawah. Hal ini dikarenakan pada pagelaran wayang, tokoh-tokoh yang

ditempatkan pada bagian kiri dalang dikonotasikan sebagai tokoh antagonis

sedangkan tokoh-tokoh yang ditempatkan pada bagian kanan dalang dikonotasikan

sebagai tokoh protagonis. Bagian tengah halaman cover memuat judul buku serta

nama pencipta buku. Sedangkan pada bagian belakang halaman cover memuat

sinopsis singkat dari isi buku cerita “Semar Maneges” dengan dilengkapi ilustrasi

dua kubu yang sedang berhadapan. Selain itu, pada bagian bawah dari halaman

cover bagian belakang juga mencantumkan keterangan bahwa buku ini disarankan

untuk dikonsumsi anak-anak di atas 12 tahun, buku ini menggunakan dua bahasa

pengantar serta dilengkapi tongkat magnet di dalamnya. Hasil desain halaman

cover buku cerita dapat dilihat seperti pada Gambar 10.

Gambar 10Hasil desain halaman cover buku cerita

Berdasarkan Gambar 10, secara keseluruhan desain halaman

covermenggunakan beberapa warna sebagai berikut:

Blue C: 7 M: 100 Y: 100 K: 2

Brown C: 0 M: 69 Y: 100 K: 0

Dark Brown C: 0 M: 37 Y: 100 K: 0

Page 11: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

12

Warna blue atau biru digunakan sebagai warna dasar dari cover buku cerita

karena warna biru mempunyai makna ketenangan, keheningan, ketulusan serta

meng gambarkan warna langit. Hal ini disesuaikan dengan judul buku cerita yaitu

“Semar Maneges” dimana kata “maneges” mempunyai arti bertapa atau diam

merenung. Sedangkan warna dark brown dan brown digunakan sebagai warna

pada judul buku cerita. Warna coklat dan gradasi coklat digunakan untuk

memberikan kesan etnik Jawa pada judul buku cerita. Selain itu, warna coklat

memberikan kesan nyaman dan keyakinan.

Desain halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita. Desain

halaman ini menggunakan dominasi warna coklat dan turunannya., seperti terlihat

pada Gambar 11.

Gambar 11Hasil desain halaman instruksi.

Halaman galeri tokohmemuat seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita

wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges". Warna coklat dan emas digunakan

untuk menciptakan kesan etnik dan kuno pada halaman galeri tokoh ini. Halaman

ini memuat nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti

terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12Hasil desain halaman isi galeri tokoh bagian Pandawa.

Halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa desain

layoutyang memuatseluruh isi cerita. Gambar 13 merupakan hasil desain halaman

isi yang menggambarkan tentang dua kerajaan yang secara fisik terlihat sama

tetapi mempunyai suasana yang berbeda.

Gambar 13Hasil desain halaman isi buku cerita yang menggambarkan dua kerajaan.

Desain pada halaman ini mengadaptasi desain “kayon” atau “gunungan”

pada wayang kulit. Desain halaman ini menggunakan ilustrasi rumah joglo dengan

sebuah pohon beringin besar yang menaunginya. Rumah dan pohon

menggambarkan sesuatu yang sama-sama bisa menaungi manusia. Rumah Joglo

Page 12: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

13

dipilih karena identik dengan Jawa serta melambangkan kehidupan keluarga

dimana terdapat tiang-tiang “soko guru” yang menopangnya. Sedangkan pohon

beringin dipilih karena mempunyai ciri fisik besar, kuat dan rimbun. Desain pada

halaman ini juga dibedakan menjadi sisi kanan dan kiri, dimana sisi kanan diisi

dengan ilustrasi Kerajaan Amarta yang dipimpin oleh Pandawa yang selalu

berlangit cerah dan berawan putih yang merupakan gambaran dari ketenangan dan

kedamaian. Sedangkan sisi kiri diisi dengan ilustrasi Kerajaan Astina yang

dipimpin olah Prabu Duryudana yang selalu berlangit merah dan berawan hitam

yang merupakan gambaran dari kemarahan, dendam, iri hati dan kejahatan.

Gambar 14 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang

menggambarkan keadaan di dalam istana Kerajaan Amarta. Desain pada halaman

ini memperlihatkan bagian dalam istana dengan sebuah jendela besar dengan

langit biru cerah dan awan putih.

Gambar 14Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting istana Kerajaan Amarta.

Gambar 15 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang

menggambarkan keadaan saat Prabu Duryudana sedang mengadakan pertemuan

dengan adik, paman dan patih kerajaan di dalam pendopo istana. Halaman ini

didominasi dengan ilustrasi langit merah dan awan hitam dengan beberapa tiang

pendopo.

Gambar 15Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting pendopo Kerajaan Astina.

Gambar 16 adalah salah satu hasil desain halaman yang menggambarkan

keadaan saat Pandawa berada di hutan. Halaman ini didominasi dengan ilustrasi

hutan yang penuh pepohonan rimbun dan dengan latar belakang langit biru.

Gambar 16Desain halaman buku cerita dengan setting hutan.

Sedangkan Gambar 17 menggambarkan keadaan saat Punakawan datang

membantu Bima dan Kresna yang dihadang oleh para raksasa.

Page 13: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

14

Gambar 17Desain halaman buku cerita Punakawan datang membantu Bima.

Gambar 18 menggambarkan keadaan saat Semar sedang bertapa di dalam

hutan. Sukma Semar yang merupakan Batara Ismaya digambarkan memancarkan

semburat cahaya kuning keemasan dan berada di atas awan. Desain pada halaman

ini menggunakan teknik pop-up yaitu folding pada bagian atas.

Gambar 18Desain halaman buku cerita saat Semar sedang bertapa.

Gambar 19 menggambarkan keadaan saat Bima mencoba menyerang Prabu

Duryudana, Patih Sengkuni dan Kartamarma. Setting tempat yang digunakan

adalah pendopo Kerajaan Astina. Desain halaman ini didominasi dengan warna

merah karena disesuaikan dengan setting tempat.

Gambar 19Desain halaman buku cerita saat Bima melawan Prabu Duryudana.

Gambar 20 merupakan desain halaman terakhir yang menggambarkan

kepatuhan rakyat kepada rajanya, sehingga rakyat digambarkan dalam posisi

menyembah hormat pada raja. Desain tokoh-tokoh dengan kedudukan yang lebih

tinggi digambarkan dengan pakaian bermotif tertentu dan mengenakan aksesoris

tertentu. Sedangkan desain untuk rakyat biasa digambarkan dengan memakai

pakaian berwarna coklat tanpa mengenakan aksesoris.

Gambar 20Desain halaman buku cerita saat Semar sedang bertapa.

Page 14: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

15

5. Hasil Pengujian

Setelah tahap implementasi selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan

pengujian untuk mengetahui seberapa jelas dan tepat perancangan buku cerita.

Adapun pengujian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif sehingga diharapkan

buku cerita yang dirancang sesuai dengan cerita dan materi untuk siswa SMP.

Pengujian oleh Bapak Gideon Tarwo

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan melalui

wawancaradenganBapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang Salatiga yang telah

merekomendasikan cerita “Semar Maneges”. Hasil yang pengujian yang

didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Cerita yang diangkat sesuai dengan inti cerita “Semar Maneges”.

2. Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges”sesuai dan menarik.

3. Buku cerita menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.

Pengujian oleh Guru SMP di Kota Salatiga

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan

kuisoner kepada beberapa guru SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat

hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.

Tabel 1 Hasil Kuisioner A oleh Guru SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL

1 Apakah Anda mengenal kesenian wayang kulit? 5 8 16 1 0 30

2 Apakah Anda mengetahui cerita-cerita wayang kulit? 4 8 13 5 0 30

3 Apakah Anda pernah melihat pagelaran wayang kulit? 4 7 13 5 1 30

4 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan dalam pagelaran

wayang kulit? 4 7 18 1 0 30

5

Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah Anda

mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit tersebut?

4 7 16 3 0 30

6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”? 2 6 5 9 8 30

7

Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah

Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita wayang

kulit?

4 6 17 3 0 30

8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 0 0 9 2 19 30

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 2 6 2 1 19 30

10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 2 6 1 2 19 30

TOTAL 31 61 110 32 66 300

Gambar 21 Diagram Hasil Kuisioner A oleh Guru SMP di Kota Salatiga

10%

20%

37%

11%

22%

Jawaban Kuesioner A

ABCDE

Page 15: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

16

Berdasarkan Gambar 21, diperoleh hasil 10% guru SMP di Kota Salatiga

menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,20% menjawab mengenal, 37%

persen menjawab cukup mengenal, 11% menjawab tidak mengenal dan 22%

menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner,

responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat

Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak

Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai

berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D =

Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan

8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup

Pernah, D = Jarang, E = Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan

pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti,

D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi

kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku

cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya.

Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.

Tabel 2 Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL

1

Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan

membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit?

6 19 5 0 0 30

2

Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang

pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu

Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?

5 21 4 0 0 30

3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat

membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 5 22 3 0 0 30

4

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda dalam

mengerti isi dari buku cerita tersebut?

3 21 6 0 0 30

5

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan

dalam buku cerita tersebut?

3 18 9 0 0 30

6

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui karakter setiap tokoh yang

berperan dalam buku cerita tersebut?

2 15 11 2 0 30

7

Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang

kulit?

2 11 17 0 0 30

8

Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang

kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk

mengenal tokoh-tokoh wayang kulit?

5 6 15 4 0 30

9

Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam

buku cerita tersebut?

4 14 12 0 0 30

10

Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku

cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda

tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit?

4 14 11 1 0 30

TOTAL 39 161 93 7 0 300

Page 16: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

17

Gambar 22 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 22, diperoleh hasil 13% guru SMP di Kota Salatiga

menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”, 54% menjawab menikmati, 31% persen menjawab cukup menikmati,

2% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali.

Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan

pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup

Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan

No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B =

Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu

Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat

Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E =Tidak

Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A

= Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak

Mengetahui, E =Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8

dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C=

Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E =Tidak Tertarik Sama Sekali.

Pengujian oleh siswa SMP di Kota Salatiga

Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan

kuisoner kepada beberapa siswa SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat

hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.

Tabel 3 Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL

1 Apakah Anda mengenal kesenian wayang kulit? 3 13 13 0 1 30

2 Apakah Anda mengetahui cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”? 0 0 1 18 11 30

3 Apakah Anda pernah melihat pagelaran wayang kulit? 0 2 18 6 4 30

4 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan dalam pagelaran

wayang kulit? 1 3 14 7 5 30

5 Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah

Anda mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit

tersebut?

1 1 10 17 1 30

6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 1 0 3 10 16 30

7 Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah

Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita

wayang kulit?

0 1 12 9 8 30

8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 0 0 2 2 26 30

13%

54%

31%

2% 0%Jawaban Kuesioner B

A

B

C

D

E

Page 17: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

18

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 0 0 2 12 16 30

10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan

lakon “Semar Maneges”? 0 0 2 11 17 30

TOTAL 6 20 77 92 105 300

Gambar 23 Diagram Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 23, diperoleh hasil 2% siswa SMP di Kota Salatiga

menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,6% menjawab mengenal, 26%

persen menjawab cukup mengenal, 31% menjawab tidak mengenal dan 35%

menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner,

responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat

Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak

Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai

berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D =

Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan

8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup

Pernah, D = Jarang, E =Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan

pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti,

D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi

kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku

cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya.

Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.

Tabel 4 Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL

1 Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan

membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit? 7 12 11 0 0 30

2 Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang

pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu

Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?

13 10 7 0 0 30

3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat

membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 9 12 9 0 0 30

4 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda

dalam mengerti isi dari buku cerita tersebut? 4 16 8 2 0 30

5 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan

dalam buku cerita tersebut? 6 12 10 2 0 30

6 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui karakter setiap tokoh yang

berperan dalam buku cerita tersebut?

7 11 10 2 0 30

2% 6%

26%

31%

35%

Jawaban Kuesioner A

ABCDE

Page 18: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

19

7 Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang

kulit?

5 9 15 1 0 30

8 Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang

kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk

mengenal tokoh-tokoh wayang kulit? 5 6 15 4 0 30

9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon

“Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam

buku cerita tersebut?

4 7 17 2 0 30

10 Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku

cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah

Anda tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit? 2 5 21 2 0 30

TOTAL 62 100 123 15 0 300

Gambar 24 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga

Berdasarkan Gambar 24, diperoleh hasil 21% siswa SMP di Kota Salatiga

menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”, 33% menjawab menikmati, 41% persen menjawab cukup menikmati,

5% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali.

Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan

pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup

Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan

No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B =

Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu

Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat

Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E = Tidak

Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A

= Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak

Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8

dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C=

Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E = Tidak Tertarik Sama Sekali.

Dari hasil evaluasi melalui penyebaran kuisioner maka kesimpulan yang

didapat adalah:

Sebagian besar guru SMP di Kota Salatiga mengenal kesenian wayang kulit, sedangkan sebagian besar siswa SMP di Kota Salatiga belum mengenal

kesenian wayang kulit apalagi cerita wayang kulit dengan lakon “Semar

Maneges”.

Siswa SMP di Kota Salatiga tidak mengetahui dan tidak mengerti cerita wayang kulit karena jarang melihat pegelaran wayang kulit, membaca buku cerita

wayang dan tidak mengerti bahasa pengantar pegelaran wayang kulit.

Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga menikmati cerita wayang pada buku

cerita “Semar Maneges”.

21%

33%

41%

5% 0%

Jawaban Kuesioner B

ABCDE

Page 19: DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST ONLINE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8832/3/T1_692008015_Full... · komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi

20

Gambar dan ilustrasi dapat membantu guru dan siswa SMP dalam mengenal

cerita “Semar Maneges”.

Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada buku cerita “Semar Maneges” dapat membantu guru dan siswa SMP dalam memahami isi cerita.

Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga mengetahui tokoh-tokoh dan karakter setiap tokoh yang tedapat dalam cerita wayang pada buku cerita “Semar

Maneges”.

Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga cukup tertarik untuk mengenal cerita-cerita wayang, tokoh wayang kulit, danmemperlajari kesenian wayang kulit.

6. Simpulan

Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” yang dilengkapi

dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu siswa SMP di Kota Salatiga dalam

mengetahui jalan cerita, inti cerita, tokoh-tokoh yang berperan di dalam cerita,

karakter setiap tokoh dan nilai filosofi yang terkandung di dalam cerita “Semar

Maneges”. Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” disajikan

dalam desain menarik karena terdiri dari teks dengan dua bahasa pengantar yaitu

Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, gambar dan ilustrasi serta menggunakan

teknik pop-up yang membantu siswa dalam memperagakan setiap tokoh wayang

kulit yang ada. Pengembangan buku cerita wayang kulit ke depan diharapkan

dapat diberi tambahan audio seperti elektronic book yang saat ini sedang

berkembang serta bisa dikembangkan untuk cerita-cerita wayang yang lainnya.

7. Pustaka

[1] Soekatno, B.A., 2006,MengenalWayang Kulit Purwa, Semarang: Aneka

Ilmu.

[2] Pitaloka, RR. Ardiningtyas, 2007,Membumi Citrakan Seni WayangPada

Generasi Muda, Jakarta. [3] Tim Penulis, 1999, Ensiklopedi Wayang Indonesia, Jakarta: Senawangi.

[4] Kresna, Ardian, 2009, Gatotkaca Tanding, Jakarta: Diva Press.

[5] Herjaka, Hs, 2005, Dendam Dewi Gendari, Yogyakarta: Kanisius.

[6] Djumarijah, Wulan Susanti, Nurmiyasih, dkk., 2013, Gayatri, Yogyakarta:

Mustika Aji.

[7] Kusrianto, Adi, 2009, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta:

Andi.

[8] Montanaro, Ann, 1987,A Concise History of Pop-up and Movable Books,

United Kingdom: London Publisher S.

[9] Soetarno, 1995, Wayang Kulit Jawa, Sukoharjo: Cendrawasih.

[10] Ki Dhalang Anom Suroto, 2008, Pagelaran Wayang Kulit Lakon Semar

Maneges, Aini Record.

[11] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.

[12] S, Haryanto, 1991,Seni Kriya Wayang Kulit: Seni Rupa Tatahan dan

Sunggingan, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.