desain bab 1 dan bab 2

40
 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakekat matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan faktor tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Seorang dikatakan belajar  bila dapat diasums ikan dalam diri orang tersebu t terjadi suatu prose s kegiata n yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diamati dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tesebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya (Hudojo.Herman, 1988). Se lai n it u, ma te ma ti ka me rupa ka n suat u mata pe la jar an wa ji b yan g diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). SMP Neger i 13 pontianak adalah salah satu lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran matematika. Dari hasil observasi langsung kepada guru SMP N 13 pontianak, matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa yang masih rendah. Da ri has il wa wa nca ra pa da guru bid ang st udi ma te ma ti ka di pe role h informasi bahwa salah satu materi yang dianggap sulit bagi siswa kelas VIII SMP

Upload: satria-kegelapan

Post on 20-Jul-2015

84 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 1/40

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan

dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakekat

matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan faktor 

tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Seorang dikatakan belajar 

 bila dapat diasumsikan dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan

yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut

dapat diamati dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama disertai usaha yang

dilakukan sehingga orang tesebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi

mampu mengerjakannya (Hudojo.Herman, 1988).

Selain itu, matematika merupakan suatu mata pelajaran wajib yang

diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar 

(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). SMP Negeri 13 pontianak 

adalah salah satu lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran matematika.

Dari hasil observasi langsung kepada guru SMP N 13 pontianak, matematika

merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa,

hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa yang masih rendah.

Dari hasil wawancara pada guru bidang studi matematika diperoleh

informasi bahwa salah satu materi yang dianggap sulit bagi siswa kelas VIII SMP

Page 2: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 2/40

 

 Negeri 13 Pontianak adalah lingkaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan

harian 38 orang siswa kelas VIII tahun pelajaran 2008/ 2009, sebagai berikut:

Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian Siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Pontianak Tahun Pelajaran 2008/ 2009 pada materi lingkaran

 No Rentang Nilai JumlahSiswa

Persentase(%)

1 40-49 8 21,05

2 50-59 14 36,84

Jumlah siswa yang tidak tuntas 22 57,89

3 60-69 9 23,68

4 70-79 5 13,165 80-89 2 5,26

Jumlah siswa yang tuntas 16 42,10

Dari tabel diatas menunjukan bahwa 57,89 % siswa yang tidak tuntas pada

materi Lngkaran dengan standar ketuntasan adalah 60. lebih lanjut diperoleh

informasi bahwa dalam mengajarkan materi ini guru menggunakan metode

ceramah, dimana guru menyampaikan materi, setelah itu diberikan contoh dan

latihan soal.

Hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 13

Pontianak diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran selalu diawali

dengan penyampaian materi dari guru, kemudian diberikan contoh dan latihan soal.

Guru juga memaparkan bahwa siswa jarang bertanya saat proses belajar – mengajar 

 berlangsung. Lebih lanjut dari hasil observasi di kelas terhadap guru bidang studi

matematika diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 1.1. Hasil Observasi Terhadap Guru SMP Negeri 13 Pontianak 

Page 3: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 3/40

 

GURU I GURU II- Guru dominan ceramah /

komunikasi verbal- Siswa cenderung pasif dan jarang

ada yang bertanya

- Siswa jarang menjawab

 pertanyaan dari guru- Siswa cenderung bertanya kepada

temannya daripada kepada guru

- Guru dominan ceramah /

komunikasi verbal- Siswa kadang-kadang ribut

- Siswa hanya mendengarkan

 penjelasan guru

- Siswa cenderung bertanyakepada temannya daripada kepada

guru

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas, diperoleh informasi

 bahwa dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan kurang terjadi

interaksi antar siswa dengan siswa serta siswa dengan guru. Pembelajaran lebih

didominasi oleh guru, pembelajaran terkesan kurang menarik. Menurut Sukarno

(1981), bahwa dalam menyajikan mata pelajaran matematika seorang pengajar 

atau guru harus memiliki strategi belajar mengajar yang menarik dan dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Padahal dalam menyajikan mata

 pelajaran matematika, seorang guru harus memiliki cara mengajar yang tepat

sehingga siswa tertarik dan merasa senang untuk belajar matematika lebih lanjut.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (dalam supriyanto, 2003:41) bahwa siswa

lebih senang belajar jika perhatianya diarahkan pada penyajian yang baru dan

asing.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi

 permasalahan–permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Menurut Rosmini S., dkk (Endang. S.R., 2001) pembelajaran kooperatif 

merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa.

Page 4: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 4/40

 

Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif, seorang siswa akan

menunjukkan aktivitas dalam belajar matematika. Aktivitas merupakan salah satu

hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat mengetahui

sejauh mana materi dapat dipamahami oleh siswa selama proses belajar – mengajar 

 berlangsung.

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa akan berinteraksi dengan siswa lain

dalam suatu kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu

 bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme yang

dicirikan oleh suatu tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama

dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama

untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk 

menyelesaikan tugas (Karuru, P., 2003:791).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan model kooperatif tipe STAD di

sekolah memberikan hasil yang positif, diantaranya adalah :

1. Kualitas belajar IPA siswa SLTP meningkat pada penerapan pendekatan

keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD (Karuru,

P., 2003).

2. Aktivitas mahasiswa meningkat dan hasil belajar menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih baik daripada model konvensional pada materi

Kinetika Kimia (Hairida dan Masriani, 2006).

Page 5: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 5/40

 

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar 

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan konvensional di

SMA Negeri 4 Pontianak pada materi Ikatan Kimia (Aprillia, R., 2007).

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Pontianak pada materi

lingkaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.

B. MASALAH PENELITIAN

Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada

materi Lingkaran dikelas VIII SMP N 13 pontianak?”

Untuk mempermudah dalam menjawab masalah tersebut penulis

merumuskan menjadi beberapa sub masalah atau pertanyaan penelitian sebagai

 berikut :

1. Bagaimana rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan menggunakan

model pembelajaran konvensional pada materi Lingkaran dikelas VIII SMP

 Negeri 13 Pontianak ?

2. Bagaimana rata – rata hasil belajar siswa pada kelas yang diberikan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

Lingkaran dikelas VIII SMP Negeri 13 Pontianak?

Page 6: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 6/40

 

3. Apakah terdapat perbedaan rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan

menggunakan model pembelajaran konvensioanal dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD  pada materi Lingkaran dikelas VIII SMP Negeri 13

Pontianak?

4. Bagaimana aktivitas siswa terhadap pembelajaran menggunakan model

 pembelajaran kooperatif tipe STAD  pada materi Lingkaran dikelas VIII SMP

 Negeri 13 Pontianak?

C. TUJUAN PENELITIAN.

Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui

 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa

 pada materi Lingkaran dikelas VIII SMP Negeri 13 pontianak ?”.

Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan

menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi Lingkaran

dikelas VIII SMP Negeri 13 Pontianak ?

2. Untuk mengetahui rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan

menggunakan model pembelajaran kooperatif  tipe STAD  pada materi

Lingkaran dikelas VIII SMP Negeri 13 Pontianak?

Page 7: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 7/40

 

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata – rata hasil belajar siswa

yang diberikan menggunakan model pembelajaran konvensioanl dengan

model pembelajaran kooperatif  tipe STAD pada materi Lingkaran dikelas

VIII SMP Negeri 13 Pontianak?

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif  tipe STAD pada materi Lngkaran dikelas

VIII SMP Negeri 13 Pontianak?

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1.Bagi siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat melatih sikap dalam bekerjasama

untuk menyelesaikan suatu permasalahan belajar, serta mengembangkan

interaksi siswa yang satu dengan siswa yang lain.

2.Bagi guru

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi atau masukkan

tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas hasil

 pembelajaran.

3.Bagi sekolah

Page 8: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 8/40

 

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatan mutu pembelajaran

yang berkualitas di SMP Negeri 13 Pontianak.

4.Bagi peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti

khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model

 pembelajaran kooperatif tipe STAD.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam – macam nilai

(Nazir, 2003 : 149). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah sejumlah gejala yang dimiliki sejumlah aspek 

atau unsur didalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri

dengan kondisi variable lain (Nawawi H, 1994 : 45). Variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah: Model pembelajaran konvensional

dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

 b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel – variabel yang tergantung atas

variabel lain (Nazir, 2003 : 124), Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah :

Page 9: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 9/40

 

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol.

2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

 pada kelas ekeperimen

3. Aktivitas siswa setelah diberikan model pelajaran kooperatif tipe STAD.

2.Definisi Operasional

a.  Pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini adalah suatu

 proses pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil

(4–5 orang) dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk menguasai

atau menyelesaikan materi yang sedang dipelajari. Para siswa yang terbagi

menjadi beberapa kelompok, masing – masing terdiri atas anggota yang

heterogen baik dari jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan dengan

kategori tinggi, sedang, rendah. Tiap Siswa diberi Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) dan kuis pendek dalam pelajaran yang direncanakan untuk diajarkan

secara bergantian. Setelah itu, Guru membacakan tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh setiap kelompok. Bagi Tiap anggota kelompok yang saling

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab pada tiap 1 atau

2 pekan, dievaluasi oleh guru. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor 

atas penguasaan terhadap bahan ajar yang telah dipelajari. Diakhir 

Page 10: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 10/40

 

 pembelajaran, tiap siswa atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi

 penghargaan.

 b.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses

 pembelajaran. Adapun aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah:

1) Kehadiran siswa dikelas tepat waktu.

2) Mempersiapkan sumber belajar (buku pelajaran, buku catatan,

 pensil, pulpen, dll.

3) Keseriusan siswa dalam menerima pelajaran.

4) Komunikasi dan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa

dengan guru.

5) Mengikuti proses pembelajaran secara aktif.

c.  Hasil belajar.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa

dari tes.

d.  Model konvesional.

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pengajaran yang biasa dilakukan oleh guru bidang studi matematika

SMP N 13 Pontianak. Pada proses pembelajaran, pertama – tama Guru

menyampaikan apersepsi tentang materi yang akan pelajari. Kemudian

Guru menjelaskan materi pokok dengan metode ceramah. Dalam

Page 11: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 11/40

 

 penerapanya, cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi

yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian

contoh soal, dilanjutkan dengan memberikan tes. Dan diakhir pembelajaran

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan memberikan

 pekerjaan rumah kepada siswa sebagai latihan dirumah.

e.  Materi.

Materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi Lingkaran

yang diajar di kelas VIII semester II. Menurut sudirman dalam cerdas aktif 

(2007:32) menyatakan, Lingkaran adalah kumpulan titik- titik pada bidang

datar yang mempunyai jarak yang sama terhadap titik tetap. Titik tetap ini

disebut titik pusat lingkaran.

F. PROSEDUR PENELITIAN

1. Metode dan Bentuk Penelitian

Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu

metode. Adapun metode pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan

mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

(Nazir, 1988:74). Pada kondisi yang telah dimanipulasi ini dibuat dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen

Page 12: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 12/40

 

diberikan treatmen atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil dari kedua kelompok itu yang akan dibandingkan (Bambang. P, dkk.

2005:49). Kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif  tipe STAD, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode

konvensional.

Bentuk penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu

(Quasi eksperimen) yang tidak memungkinkan bagi kita untuk mengontrol

semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut

(Suryabrata, 1983:38).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah post – test only control 

design (Sugiyono, 2007:76), dengan rancangan sebagai berikut:

Tabel 11. Rancangan Penelitian  post – test only control design

E X Q1

K Y Q2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model

 pembelajaran kooperatif tipe STAD

Y = perlakuan pada kelas kontrol menggunakan model

 pembelajaran konvensional

Q1 dan Q2 = tes akhir 

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Page 13: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 13/40

 

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek 

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

 peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009:61). Sedangkan menurut Nazir (1998:325) : ”Populasi adalah

kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah

ditetapkan”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMP negeri pontianak terdiri dari 7 kelas yaitu

VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F dan VIII G, dimana jumlah

seluruh populasi adalah 276 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru diperoleh informasi bahwa kelas tersebut mempunyai kemampuan

yang hampir sama (homogen).

 b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (arikunto,

2006: 131). Menurut sugiyono (2009:62) “Sampel adalah bagian dari

 jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel dalam

 penelitian ini adalah 2 (dua) kelas yang diambil dari 7 (tujuh) kelas pada

siswa kelas VIII SMP N 13 Pontianak. Sebelum pemilihan sampel, terlebih

dahulu dilakukan pengujian homegenitas populasi menggunakan uji – 

 bartlet. Jika ternyata populasi homogen, maka digunakan teknik cluster 

 sampling  atau sampel gugus. Mustofa (2008:8) menyatakan,” Teknik 

cluster sampling   biasa diterjemahkan sebagai teknik dengan cara

Page 14: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 14/40

 

 pengambilan sampel berdasarkan gugus. Dalam sampel gugus, setiap gugus

 boleh mengandung unsur yang karateristiknya berbeda – beda atau

heterogen.” Jika deketahui hasil pengujian homogenitas menunjukan

 populasi tidak homogen, maka digunakan teknik non – probability sampling 

(sampel tidak acak).

Dari perhitungan homogenitas dengan menggunakan uji-bartlet

diperoleh hasil yang menunjukan bahwa populasi mempunyai kemampuan

yang hampir sama (homogen). Karena populasi tersebut homogen maka

dalam penarikan sampel digunakan teknik cluster sampling melalui kegiatan

 pengundian terhadap 7 kelas. Dari hasil pengundian terpilih dua kelas yaitu

kelas VIII B dengan jumlah sampel adalah 40 siswa dan kelas VIII D

dengan jumlah sampel adalah 39 siswa, dimana siswa kelas VIII B sebagai

kelas control dan VIII D sebagai kelas eksperimen.

3. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Subana dan Sudrajat. dkk (2001:115) menyatakan mengumpulkan

data adalah proses diperolehnya data dari sumber data, sedangkan sumber 

data adalah subjek dari penelitian dimaksud. Untuk mendapatkan data yang

diperlukan harus ada alat atau instrumennya dan teknik yang digunakan.

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1) teknik pengukuran.

Page 15: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 15/40

 

Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang

 bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek 

tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan

ukur yang relevan (Nawawi, 1995:95). Pengukuran dalam

 penelitian ini dapat diartikan sebagai pemberian angka atau skor 

terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran pada post test.

Cara pengukuran yang dilakukan adalah dengan pemberian

skor tiap langkah jawaban siswa. Untuk setiap langkah jawaban

yang benar, diberi skor 1 (satu) dan setiap langkah jawaban yang

salah diberi skor 0 (nol). Skor total yang diperoleh dari jumlah

skor untuk seluruh butir soal yang dijawab benar oleh siswa.

2) Teknik observasi langsung.

Teknik observasi langsung digunakan untuk mengamati

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

metode stad pada pokok bahasan lingkaran dikelas VIII SMP N 13

Pontianak.

b. Alat pengumpul data

1) Tes hasil belajar 

Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data hasil belajar 

siswa. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

dalam bentuk uraian (essay). Tes dilaksanakan setelah siswa diberi

Page 16: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 16/40

 

 perlakuan. Arikunto (2002:29) menyatakan “Tes adalah serententan

 pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk 

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

 bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Lebih lanjut Russefendi (1994:104) mengatakan “Pemilihan tes

 berbentuk esai sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini dengan

 pertimbangan bahwa soal berbentuk esai dapat menimbulkan sifat

kreatif pada diri siswa dan hanya siswa yang telah menguasai materi

yang bisa memberikan jawaban yang baik dan benar”.

arikunto (2006: 163), mengungkapkan beberapa kelebihan tes

uraian antara lain adalah:

(a) Mudah disiapkan dan disusun.

(b) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau

untung – untungan.

(c) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta

menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.

(d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan

maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

(e) Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu

masalah yang diteskan.

Page 17: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 17/40

 

Pembuatan soal tes berdasarkan kisi – kisi soal yang telah

disusun. Soal tes dalam penelitian ini masing masing berjumlah 5

 butir soal. Selanjutnya terhadap soal tes yang telah disusun oleh

 peneliti divalidasi dan dilakukan realibilitas tes terlebih dahulu untuk 

menilai kelayakan pemakaianya di lapangan.

a.Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan suatu

instrument”. Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi

 belajar yang diberikan (Arikunto, 2001:67). Untuk instrumen yang

 berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

menyesuaikan tes dengan kisi-kisi tes. Pengujian validitas isi ini

menggunakan pendapat para ahli.

Untuk keperluan validditas, penulis akan meminta 2 orang

dosen dan 1 orang guru bidang studi matematika sebagai validator,

mengambil soal – soal dari beberapa buku paket yang digunakan, hal

yang divalidasi antara lain:

(a) Kesesuaian materi pada soal tes dengan jenjang

 pendidikan.

Page 18: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 18/40

 

(b) Kesesuaian materi dalam soal tes dengan aspek yang

hendak diukur pada kisi – kisi soal.

(c) Kesesuaian materi dalam soal tes dengan indikator pada

kisi – kisi soal.

(d) Kesesuaian kunci jawaban pada pedoman penskoran

dengan soal tes.

(e) Penggunaan bahasa pada soal tes.

(f) Kesesuaian lembar observasi dengan aktivitas yang

diamati.

Setelah soal divalidasi kemudian dikonsultasikan kembali

dengan dosen pembimbing untuk dilakukan perbaikan terhadap soal

tes berdasarkan komentar dan saran validator.

 b.Reliabilitas

Reliabilitas menurut Kountur (2005:156) menyatakan bahwa

“Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen

tersebut konsisten/tetap dalam memberikan penelitian atas apa yang

diukur sehingga memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data”. Sejalan

dengan itu Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa “Reliabilitas

menunjuk salah satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

Page 19: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 19/40

 

instrumen tersebut sudah baik”. Suatu tes dikatakan reliabel, apabila

tes sebagai alat ukur dapat memberikan hasil yang tetap, dimana tes

yang diberikan dua kali atau lebih pada kelompok yang sama.

Untuk menguji reliabilitas tes hasil belajar yang sudah

dinyatakan objektif, cocok dan valid dengan mengujicobakan tes

tersebut pada salah satu kelas yang telah mempelajari materi sistem

 persamaan linier dua variabel di sekolah yang berbeda, tetapi

mempunyai kriteria yang sama atau hampir sama dengan sekolah

tempat penelitian akan dilakukan.

Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus

alpha yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas tes

yang skornya lebih umum (Sutrisno, 1994:4). Peneliti menggunakan

rumus alpha karena sesuai dengan bentuk tes berupa tes esai/uraian.

Adapun rumus alpha yang digunakan adalah:

   

  

 − 

  

  

−= ∑

2

1

2

1

11 11 α 

α 

n

nr 

Keterangan :

r 11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir soal

  =∑ 2

1α  jumlah varians skor 

 2

1α  = varians total(Arikunto, 2002:171)

Page 20: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 20/40

 

Dengan rumus varians yang digunakan dalam perhitungan

reliabilitas tes penelitian ini adalah :

 N  N 

 x x∑ ∑−

=

2

2

2

1

)(

α 

Keterangan :

=2

1α  varians total

( )

2

 xΣ= kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa.

2 xΣ = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa.

 N = jumlah subjek (siswa)(Arikunto, 2002 : 171)

Implementasi tingkat reliabilitas menggunakan indeks korelasi

reliabilitas terdapat pada tabel berikut (Arikunto, 2002)

Tabel 13. Interpretasi Nilai r11 (reliabilitas)

Nilai r Interprestasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

2) Lembar pengamatan aktivitas siswa.

Lembar pengamatan merupakan instrumen yang digunakan

dalam observasi langsung. Instrumen ini digunakan untuk 

melihat tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran

kooperatif tipe stad. Pada lembar pengamatan disediakan

Page 21: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 21/40

 

 beberapa indikator dari aktivitas yang diharapkan nampak pada

siswa. Adapun kategori pengamatan aktivitas siswa adalah

sebagai berikut:

(a) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

(b) Menganalisis soal.

(c) Mengerjakan soal.

(d) Melakukan diskusi.

(e) Membuat kesimpulan.

G. HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Nazir (2003 : 151), hipotesis adalah pernyataan yang diterima

secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat

fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam ferifikasi.

Atau hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena – fenomena

yang kompleks. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif  tipe

Student Team Achievement Division (STAD) lebih baik dibandingkan dengan

hasil belajar yang diberikan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru

 pada materi Lingkaran pada siswa kelas VIII SMP N 13 Pontianak”.

Page 22: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 22/40

 

H. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil tes akhir, maka dilakukan

 pengolahan data dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 akan digunakan statistik deskriptif 

dengan cara menentukan rata – rata skor dan standar deviasi.

2. Untuk menjawab sub masalah 3 akan digunakan uji – t dengan syarat data

 berdistribusi normal.

3. Menguji populasi berdistribusi normal, dengan rumus chi – kuadrat:

 Ei

 EiOi x

)(2 −=

=2 x chi – kuadrat

=Oi frekuensi observasi

= Ei frekunsi ekspetasi

Menentukan nilai 2 x dari daftar nilai %5=α 

Menentukan normalitas:

• Jika 2 x hitung < 2 x tabel, maka populasi berdistribusi normal.

• Jika 2 x hitung ≥ 2 x tabel, maka populasi tidak berdistribusi normal.

Page 23: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 23/40

 

4. Jika populasi berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji – t;

)1(

22

−+

−=

 N  N 

 y x

 M  M t 

 y x

Keterangan;

 x = deviasi setiap 1 x dan 2

 x

 y = deviasi setiap 1 y dan 2

 y

 x M  = nilai rata – rata hasil test kelompok pembanding

 y M  = nilai rata – rata hasil test kelompok eksperimen

 N = banyaknya subjek 

(Arikunto, 2006:306)

5. Jika populasi tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji U Mann – 

Whitney mengikuti langkah – langkah yang dilakukan Sidney siegel (1998:

158) sebagai berikut:

a. Menentukan harga n1 dan n2

Page 24: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 24/40

 

 b. Membuat rangking

nilai rangking nilai rangkingR 1=….. R  2=…..

c. Menentukan harga U dengan rumus

1

11

2112

)1( R

nnnnU  −

++= dan

2

122

212

2

)( R

nnnnnU  −

++=

Harga U yang diambil adalah yang lebih kecil.

d. Jika n2 > 20, maka menghitung harga Z menggunakan rumus:

12

)1(

2

2121

21

++

−=

nnnn

nnU 

 Z 

U = Mann Whitney U test

1n = banyak subjek kelompok eksperimen

2n = banyak subjek kelompok kontrol

R 1= jumlah peringkat eksperimen

Page 25: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 25/40

 

R 2= jumlah peringkat kelompok kontrol

e. Menentukan Ztable dengan α = 5%= 1,64

f. Menguji hipotesis dengan kriteria:

Zhitung > Ztable atau - Zhitung < - Ztable jika sebaliknya Ha diterima.

g. Menghitung effect size dengan mengetahui pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. pembelajaran kooperatif.

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 

Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran

kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar 

Page 26: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 26/40

 

siswa saling -membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar 

kooperatif ini juga dinamakan “Belajar teman sebaya.” Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak – tidaknya tiga tujuan

 penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).

Pendapat setara menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu

mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial, dan hubungan antara

manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar 

kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial (Kardi dan Nur, 2000:15).

Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur 

tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).

a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis

kegiatan siswa dalam kelas.

 b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh

siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa

menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:

1) struktur tujuan individualistik, yaitu tujuan yang dicapai oleh

seorang siswa secara individual tidak memiliki konsekuensi

terhadap pencapaian tujuan siswa lainnya.

Page 27: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 27/40

 

2) struktur tujuan kompetitif, yaitu seorang siswa dapat mencapai

tujuan sedangkan siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut, dan

3) struktur tujuan kooperatif, yaitu siswa secara bersama-sama

mencapai tujuan, setiap individu mempunyai andil dalam

 pencapaian tujuan.

c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan

 pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat

keberhasilan bersama anggota kelompok.

2. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif 

Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan

materi belajar,

 b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah,

c. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda-beda,

d. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

3. Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan

sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10).

Page 28: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 28/40

 

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif 

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan danmotivasi belajar 

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai pada pembelajaran danmemotivasi siswa belajar 

Fase 2Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi pada siswa dengan jalandemonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok 

 belajar 

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranyamembentuk kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi yang efisien

Fase 4

Membimbing kelompok 

 bekerja dan belajar 

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar 

 pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya

Fase 6Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil individu maupun kelompok 

(Ibrahim, dkk, 2000 :11)

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim,

dkk (2000:7-8) sebagai berikut:

a.Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan

sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini

unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan

Page 29: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 29/40

 

 penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

 berhubungan dengan hasil belajar.

 b.Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,

kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda

latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur 

 penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

c.Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan

ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang

dalam keterampilan sosial.

5. Keterampilan Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi

siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan

khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan

kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk 

membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan

keterampilan-keterampilan kelompok dan sosial yang dibutuhkan.

Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara

lain:

Page 30: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 30/40

 

a.Keterampilan-keterampilan Sosial.

Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan

hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara

efektif dengan orang lain.

 b.Keterampilan Berbagi

Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan.

Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius

selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang

mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami

akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok 

mereka.

c.Keterampilan Berperan Serta

Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan

kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta.

Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena malu.

Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan

 berperan serta dalam kegiatan kelompok.

d.Keterampilan-keterampilan Komunikasi

Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara

efektif apabila kerja kelompok itu ditandai dengan miskomunikasi.

Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri,

Page 31: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 31/40

 

memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan

adalah penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa untuk 

memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok.

e.Keterampilan-keterampilan Kelompok 

Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di

mana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik 

dan memiliki keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara

efektif di dalam kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus

 belajar tentang memahami satu sama lain dan satu sama lain

menghormati perbedaan mereka.

B. Model kooperatif tipe STAD.

Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan

konstruktivis adalah model kooperatif tipe STAD. STAD (Student Teams

 Acievment Division) pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-

temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pembelajaran kooperatif 

yang paling sederhana. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa

 bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya

untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini siswa bekerjasama dalam situasi

semangat pembelajaran kooperatif.

Model kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini adalah suatu model

 pembelajaran berkelompok untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien,

Page 32: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 32/40

 

siswa dengan kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda dijadikan satu team

yang terdiri dari 4–5 orang siswa untuk menguasai atau menyelesaikan materi

yang diberikan guru (Slavin, 1995:14). Secara garis besar, pembelajaran

kooperatif tipe STAD menurut Slavin (Suparman, 2003:15) dibagi 6 tahapan

yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Penyajian Materi

3. Tahap Kegiatan Kelompok  

4. Tahap Tes hasil Belajar  

5. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan

Siswa

6. Tahap Penghargaan Kelompok  

Secara rinci, penjelasan dari keenam tahap di atas adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, guru mempersiapkan materi sedemikian rupa untuk 

 pembelajaran secara kelompok. Selanjutnya kelompok berdasarkan aturan

dalam pembelajaran kooperatif, yakni tiap kelompok beranggotakan 4–5

orang siswa yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan

rendah. Selain itu dipertimbangkan kriteria heterogenitas lainnya, yaitu jenis

kelamin, agama, ras dan lainnya. Salah satu petunjuk dalam menentukan

Page 33: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 33/40

 

kelompok kooperatif adalah dengan merangking siswa berdasarkan prestasi

akademiknya dalam kelas awal (skor awal).

2. Tahap Penyajian Materi

Kegiatan penyajian materi dalam kegiatan pembelajaran tipe STAD

umumnya melalui pembelajaran langsung. Dalam tahapan ini guru memulai

 pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep yang akan dipelajari.

Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa

akan materi prasyarat yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan

ide–ide yang akan disajikan dengan informasi yang telah dimiliki.

3. Tahap Kegiatan Kelompok 

Untuk kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada masing- masing

kelompok siswa sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Di samping

untuk mempelajari konsep-konsep materi pelajaran, LKS juga untuk melatih

keterampilan kooperatif siswa. Dalam kegiatan kelompok, tiap kelompok 

 berbagi dalam mengerjakan tugas–tugas dan selanjutnya saling memberi

informasi hasil pekerjannya. Guru bertindak sebagai fasilitator yang

memonitoring kegiatan masing-masing kelompok. Guru juga harus

menekankan bahwa LKS untuk dipelajari, bukan hanya sekedar diisi dan

dikumpulkan.

4. Tahap Tes Hasil Belajar 

Page 34: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 34/40

 

Setelah satu atau dua periode penyajian pelajaran dan satu atau dua

kegiatan kelompok, guru memberikan tes kepada siswa. Dimana kuis

dikerjakan secara mandiri, agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah ia

 pelajari secara individual selama bekerja dalam kelompok.

5. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Siswa

Perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok 

 berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu dalam kuis kemudian

dibandingkan dengan skor awal. Skor awal siswa ditetapkan berdasarkan tes

awal. Berdasarkan skor awal, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama

untuk meraih prestasi maksimal serta memberi sumbangan skor maksimal

 bagi kelompoknya. Berikut ini adalah pedoman untuk menentukan skor 

 perkembangan siswa :

Tabel 2.2. Patokan Nilai Perkembangan Siswa

Tahap Indikator Operasional

1 Menetapkan skor  

dasar 

Setiap siswa diberi skor berdasarkan

skor kuis yang lalu

2 Menghitung skor  

kuis terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis

yang berkaitan dengan materi yang

telah diberikan

3 Menghitung skor   perkembangan

Siswa mendapatkan poin

 perkembangan yang besarnyaditentukan apakah skor dasar mereka

menyamai / melebihi skor dasar mereka.

Tabel 2.3. Pedoman Skor Perkembangan Siswa

Skor kuis Skor perkembangan

Page 35: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 35/40

 

Lebih dari 10 point di bawah skor dasar 

1-10 point di bawah skor dasar 

1-10 point di atas skor dasar Lebih dari 10 point di atas skor dasar 

0

10

2030

(Slavin, 1995:80)

Tabel 2.4. Lembar Rangkuman Kelompok 

Kelompok Nama Skor dasar Skor kuis Skor  

 perkembangan

Total 

 Rata-rata

 Penghargaan

(Slavin, 1995:82)

Tujuan skor dasar dan nilai perkembangan adalah untuk mendorong

semua siswa agar memberikan nilai maksimum pada kelompoknya, apapun

 prestasi sebelumnya. Siswa akan mengetahui bahwa sangat adil untuk 

membandingkan setiap nilai yang diperoleh dengan nilai sebelumnya, karena

siswa masuk kelas dengan tingkat keterampilan dan pengalaman yang

 berbeda-beda.

6. Tahap Penghargaan Kelompok 

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok jika memperoleh nilai

rata–rata melebihi atau sama dengan kriteria tertentu. Ada tiga macam

 penghargaan yang diberikan yaitu :

1. Kelompok dengan rata-rata skor 15 sebagai kelompok kategori

 baik.

2. Kelompok dengan rata-rata skor 20 sebagai kelompok kategori

hebat.

Page 36: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 36/40

 

3. Kelompok dengan rata-rata skor 25 sebagai kelompok kategori

super.

C. Materi Lingkaran.

1. Pengertian lingkaran.

Lingkaran adalah kumpulan titik – titik pada bidang datar yang mempunyai

 jarak yang sama terhadap titik tetap. Titik tetap ini disebut titik pusat lingkaran.

Contoh benda - benda yang berbentuk lingkaran;

2. Unsur – unsur lingkaran.

Perhatiakan gambar 1.2 dibawah ini;

Page 37: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 37/40

 

• Pusat lingkaran adalah O

• Jari – jari lingkaran adalah OA, OB, OC, dan OE.

• Garis tengah lingkaran itu, yaitu AB adalah 2× panjang jari – jarinya.

• Garis lengkung AC dan CD disebut busur.

• Garis lurus CD disebut tali busur.

• Bangun yang dibatasi oleh tali busur CD dan busur CED disebut

tembereng.

• Bangun yang dibatasi oleh busur AC dan jari – jari OA dan OC disebut

 juring.

• Perhatikan bahwa tembereng CED adalah tembereng kecil.

• Juring AOC adalah juring kecil.

• Garis OP yang tegak lurus tali busur disebut apotema.

3. Menghitung besaran pada lingkaran

a.Menentukan pendekatan nilai π  (phi) dan Keliling Lingkaran

Sebuah taman berbentuk lingkaran memiliki diameter 5 meter. Ali

 berlari mengelilingi taman itu satu kali putaran. Berapa meter jarak yang

telah ditempuh Ali? Jarak yang ditempuh Ali sama dengan keliling taman

yang berbentuk lingkaran tersebut. Dapatkah kamu mencari keliling

lingkaran jika diketahui diameternya? Agar kamu dapat menjawabnya,

lakukanlah kegiatan berikut.

Page 38: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 38/40

 

Dari kegiatan tersebut, kamu akan mendapatkan bahwa perbandingan keliling

(K) dan diameter lingkaran (d) mendekati bilangan 3,14 atau 22/7 .

Selanjutnya, bilangan ini dinamakan π , dibaca phi .

Page 39: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 39/40

 

Oleh karena panjang diameter sama dengan 2 kali panjang jari-jari, keliling lingkaran

dapat juga dirumuskan sebagai berikut;

d  K 

××=

×=

2π  

π  

r 214,3 ×= atau r 27

22×=

 b. Luas Lingkaran

Kamu telah mengetahui cara menghitung keliling lingkaran. Sekarang,

 bagaimanakah cara menghitung luas lingkaran? Pengertian luas lingkaran di

sini adalah luas daerah yang dibatasi oleh lingkaran tersebut. Luas lingkaran

dapat dihitung jika diketahui panjang diameter atau jari-jarinya. Akan tetapi,

 bagaimana caranya? Perhatikanlah gambar berikut ini.

a) Sebuah lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian. Pada gambar ini

tampak bahwa lingkaran dibagi menjadi 16 bagian.

Page 40: Desain Bab 1 Dan Bab 2

5/17/2018 Desain Bab 1 Dan Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desain-bab-1-dan-bab-2 40/40

 

 b) Bagian-bagian lingkaran disusun menyerupai persegi panjang dengan

lebar sama dengan jari-jari lingkaran, yaitu r. Adapun panjangnya

adalah setengah dari keliling lingkaran atau 1/2 K.

Dari gambar tersebut, diperoleh bahwa luas lingkaran mendekati luas

 persegi panjang dengan panjang

1/2 K dan lebar r.

Luas lingkaran = luas persegi panjang ABCD

= p × l

=1/2 K × r 

=1/2 × (π × 2 × r) × r 

=1/2 × 2 × π × r × r 

  2r ×= π  

Jadi, luas lingkaran adalah