deposito mudharabah.pdf

105
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH (Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 - 2011) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam Oleh: Lina Anniswah NIM: 072411033 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: resty-maulina

Post on 26-Dec-2015

163 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: deposito mudharabah.pdf

i

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH

(Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 - 2011)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh:

Lina Anniswah

NIM: 072411033

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: deposito mudharabah.pdf

ii

H. Abdul Ghofur, M.Ag

Perumahan Kaliwungu Indah

Rt 05 Rw 10 No 19

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (eksemplar)

Hal : Naskah skripsi

A.n. Lina Anniswah

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

saya kirimkan naskah saudara:

Nama : Lina Anniswah

Nim : 072411033

Jurusan : Ekonomi Islam

Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

……………….TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada

……………….Bank Muamalat Indonesia)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.

Demikian harap maklum adanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Semarang, 28 November 2011

Pembimbing I

H. Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19670117 199703 1 00

Page 3: deposito mudharabah.pdf

iii

Ari Kristin.P, SE, M.Si

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 181 Pudak

Payung Banyukmanik Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (eksemplar)

Hal : Naskah skripsi

A.n. Lina Anniswah

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

saya kirimkan naskah saudara:

Nama : Lina Anniswah

Nim : 072411033

Jurusan : Ekonomi Islam

Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

……………….TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada

……………….Bank Muamalat Indonesia)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.

Demikian harap maklum adanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Semarang, 28 November 2011

Pembimbing II

Ari Kristin.P, SE, M.Si

NIP.19790512 200501 2 004

Page 4: deposito mudharabah.pdf

iv

Page 5: deposito mudharabah.pdf

v

MOTTO

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa

riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”

(QS. Al- Baqarah Ayat 278)

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan di

mendapatkan (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka Berdoa), ”Ya

Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan

kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya

Tuhan kami, jangnalah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup

kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.

Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS. Al- Baqarah Ayat 286)

Page 6: deposito mudharabah.pdf

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan yang tertinggi Sebagai Bentuk ibadah dan syukurku kepada

Raja Semesta Alam Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

hingga pada Dia lah segalanya bergantung. Dan Nabi Muhammad SAW sang

inspirator hidup

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini untuk :

1. Almamaterku tercinta, fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang

2. Untuk bapakku Juwaini dan ibuku siti fatonah yang sangat kusayangi,

yang tidak letih terus menasihati dan mendo’akanku.

3. Untuk kakakku Ulil Wafi, S.pdi dan adiku Azid Fitriyah makasih atas

dukungan dan do’anya.

4. Untuk sahabat-sahabatku ndut (izza), upeah (ulfa), Duk_e, bang Munieb,

Erma, dan yang lainya terimakasih untuk motivation.

5. Untuk mas Aril (ali rohman), mas Nurul Hakim, mb’ Nikmah dan yang

lainnya terimkasih untuk motivation.

Page 7: deposito mudharabah.pdf

vii

DEKLARASI

Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian

juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan.

Semarang, 28 November 2011

Deklarator

LINA ANNISWAH

072411033

Page 8: deposito mudharabah.pdf

viii

ABSTRAK

Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh

yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankana

usahanya bank terdiri bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

mendasar di antara keduanya adalah insentif imbal hasil, dimana bank

konvensional menerapakan sistem bunga dan bank syariah menerapakan sistem

bagi hasil. BI adalah bank sentral yang memegang otoritas perbankan di

Indonesia, kaitannya dengan keberadaan Perbankan Syariah adalah lembaga yang

mengeluarkan peraturan teknis bagi kelembagaan dan pelaksanaan teknis

operasional bank syariah. BI sebagai badan pengawas dan pemeriksa stabilitas

keuangan menetapkan BI rate 6,75%, bila dikonversikan tingkat bagi hasil hampir

sama di BMI memberikan bagi hasil 6,47%. Dan pada waktu BI rate 6,5%, BMI

memberikan bagi hasil deposito mudharabah 5,74%. Kebijakan moneter yang

dikeluarkan BI semua perbankan konvenional maupun syariah akan berpatokan

pada BI. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian.

Adapun tujuan penelitian: 1) Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI

(BI Rate) berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI. 2) Mengetahui apakah tingkat

suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di

BMI. 3) Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah di BMI. 4) Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil

berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Permasalahan dalam

penelitian ini adalah 1) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi

hasil di BMI 2) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di BMI. 3) apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di BMI. 4) apakah tingkat suku bunga BI dan bagi hasil

berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini : jenis penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data teknik

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap Bank Muamalat Indonesia,

pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu fase yang harus dilalui

perbankan syariah mulai pembentukan kerangka dasar sistem pengaturan yang

disesuaikan dengan karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat (2004)

sampai fase memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional

(2011). Dari hasil pengambilan sampel terpilih 32 sampel. Metode analisis yang

digunakan adalah model regresi linier berganda. Untuk memastikan data layak

atau tidak diregresikan maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam

menguji hipotesis menggunakan uji parsial, koefisien determinasi, dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan Pertama, terdapat pengaruh antara variabel

bebas (tingkat suku bunga BI) terhadap variabel terikat (bagi hasil) di BMI.

Kedua, Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah di BMI. Ketiga, Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di BMI. Dan keempat, secara simultan (bersama-sama)

variabel bebas (tingkat suku bunga BI dan bagi hasil) tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat (deposito mudharabah) di BMI.

Page 9: deposito mudharabah.pdf

ix

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulilah Wasyukurilah, senantiasa penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada

semua hamba-NYA, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan

ketetapan Iman dan Islam.

Shalawat dan salm semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi

Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluaraga,

sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita senantiasa

mendapatkan syafa’at dari beliu.

Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan

atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

4. Bapak Dr.Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua jurusan Ekonomi Islam

5. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ari

Kristin, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat

berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis

selama penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan

ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta member

motivasi selama penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu

menyelasaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh dan membimbing serta

memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual dan

tak lupa pada kakak ku Wafi dan adik ku Azid yang aku sayangi.

8. Senior Q mas Aril, mas rouf, mb nikmah motivasi dan ,mas nurul kalian

yang begitu luar biasa tak akan pernah q lupakan (penulis mengharapkan

masukan dan bimbingannya)

9. Seluruh teman-teman mahasiswa khususnya EIA ’07, ndut (izza), Ulfa,

Erma, Duki, Maskhun, Asrikan , dan teman-teman lainya yang tidak bisa

penulis sebutkan semuanya. Terima kasih penulis ucapkan untuk kalian

Page 10: deposito mudharabah.pdf

x

yang telah setia berjuang bersama-sama mencari ilmu di fakultas tercint

kita.

10. Seluruh penghuni kos BPI C 2 : Ana-Atin, Fian-hesti, Ema-Anif, Yulia-

Eva (terimaksaih atas kekeluargaan selama ini).

11. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoaga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun

analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Semarang , 28 November 2011

LINA ANNISWAH

072411033

Page 11: deposito mudharabah.pdf

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... vi

HALAMAN DEKLARASI ............................................................ vii

HALAMAN ABSTRAK................................................................. viii

HALAMAN KATA PENGANTAR................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................. xiiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................. 6

1.3. Tujuan .................................................................. 6

1.4. Manfaat .................................................................. 7

1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 7

BAB II : TELAAH PUSTAKA

2.1. Suku Bunga ............................................................ 9

2.1.1. Pengertian Suku Bunga ................................. 9

2.1.2. Teori Suku Bunga .......................................... 11

2.1.2.1. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga

(Luanable Funds) ................................ 11

2.1.2.2. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga

(Liquidity Preference) .......................... 12

2.1.3 BI Rate........................................................... 14

2.2. Bagi hasil................................................................ 15

2.2.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................... 15

2.2.2.Teori Bagi Hasil .............................................. 16

2.2.3. Perbedaan Bungan Dan Bagi Hasil ................. 18

2.3. Investasi dalam Islam ............................................. 18

2.3.1. Tabungan dan Investasi Islam ....................... 18

2.3.2. Teori Investasi dalam Ekonomi Islam ............ 19

2.4.Deposito Mudharabah .............................................. 21

2.4.1. Landasan Syari’ah ......................................... 24

2.4.2. Pengertian Mudharabhah ................................ 25

2.4.3. Kontrak Mudharabhah ................................... 26

2.4.4. Jenis-jenis Mudharabhah ............................... 27

2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabhah

dengan Konvensional ...................................... 30

2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................. 32

2.6. Hipotesis................................................................. 33

Page 12: deposito mudharabah.pdf

xii

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data ........................................... 34

3.2. Populasi dan Sampel ............................................... 35

3.3. Definisi Operasional ............................................... 37

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ...................................... 38

3.5. Tehnik Analisis ....................................................... 39

3.5.1 Analisis Deskrptif ........................................... 39

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 39

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

4.1.1 Sejarah Bank Muamalat Indonesia .................. 46

4.1.2 Produk ank muamalat indonesia ...................... 48

4.1.3 Visi dan misi ................................................... 48

4.1.4 Profil ............................................................... 49

4.1.5 Struktur ........................................................... 49

4.2 Analisis Data

4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................. 58

4.2.1.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel

Tingkat Suku Bunga ............................ 58

4.2.1.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel

Bagi Hasil ........................................... 59

4.2.1.3 Hasil Statistik deskriptif Variabel

Deposito Mudharabah ......................... 60

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 61

4.2.2.1 Uji Multikolonieritas ........................... 61

4.2.2.2 Uji Autokorelasi .................................. 62

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas .......................... 63

4.2.2.4 Uji Normalitas ..................................... 64

4.3 Uji Hipotesis ............................................................ 66

4.3.1 Analisis Regresi Berganda .............................. 66

4.3.2 Uji Parsial ....................................................... 67

4.3.3 Koefisien Determinasi ..................................... 68

4.3.4 Uji F ............................................................... 69

4.4 Pembahasan ............................................................. 69

4.4.1 Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito

Mudharabah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)

.................................................................. 69

4.4.1.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap

Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia ... 69

4.4.1.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap

Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat

Indonesia ................................................. 72

Page 13: deposito mudharabah.pdf

xiii

4.4.1.3 Pengaruh Bagi Hasil terhadap Volume Deposito

Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

................................................................ 74

4.4.1.4 Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil

terhadap Deposito Mudharabah di Bank Muamalat

Indonesia ................................................. 76

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan ............................................................ 77

5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................... 78

5.2 Saran .................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: deposito mudharabah.pdf

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbedaan bunga dan bagi hasil .................................................... 18

Tabel 4.1 : Hasil statistik deskriptif variabel tingkat suku bunga ................ 57

Tabel 4.2 : Hasil statistik deskriptif variabel bagi hasil ............................... 58

Tabel 4.3 : Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah ............ 59

Tabel 4.4 : Hasil uji variabel independen ...................................................... 60

Tabel 4.5 : Hasil perhitungan FIV ................................................................. 61

Tabel 4.6 : Hasil Durbin Waston ................................................................... 62

Tabel 4.7 : Hasil analisis ragresi berganda .................................................... 65

Tabel 4.8 : Hasil analisis uji parsial ............................................................... 67

Tabel 4.9 : Hasil koefisien determinasi .......................................................... 68

Tabel 4.10 : Hasil uji F ..................................................................................... 69

Page 15: deposito mudharabah.pdf

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Hasil Analisi Grafik Uji Heterokedastisitas – Scatteerplot ..... 63

Gambar 4.2 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas – Histrogram ................ 64

Gambar 4.3 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas – Probabilitas Plot ........ 64

Page 16: deposito mudharabah.pdf

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Laporan Tingkat Suku Bunga BI, Bagi Hasil dan Volume

Deposito Mudharabah

Lampiran II : Hasil Perhitungan

Page 17: deposito mudharabah.pdf

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, meminjamkan

uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian

umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah

menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-

praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan

konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah

lazim dilakukan sejak zaman Rasullullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fungsi

utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana dan

melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.1

Keberadaan badan usaha pembiayaan non-bank yang mencoba

menerapkan konsep bagi hasil ini semakin menunjukkan, bahwa masyarakat

Indonesia membutuhkan hadirnya alternatif lembaga keuangan syariah untuk

melengkapi pelayanan oleh lembaga keuangan konvensional yang sudah ada.

Semakin berkembangannya aspirasi masyarakat Indonesia untuk memiliki

lembaga keuangan syariah, maka para pemuka agama yang tergabung dalam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian menindaklanjuti aspirasi masyarakat

tersebut dengan melakukan pendalaman tentang konsep-konsep keuangan syariah

1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2007, hlm. 18.

Page 18: deposito mudharabah.pdf

2

termasuk sistem perbankan syariah. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI

menyelenggarakan loka karya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa

Barat. Hasil loka karya dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasioanal IV

MUI di Jakarta pada tanggal 22-25 1990, yang menghasilkan amanat bagi

pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.2 Bank

Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kelompok kerja tersebut. Dan akta

pendirian Bank Muamalat ditandatangani pada 1 November 1991 dengan

komitmen saham sebanyak Rp 84 Milyar. Dengan modal awal itu, Bank

Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Hingga Agustus 2011 ini

jumlah Outlet BMI adalah 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158

kantor kas, 43 Gerai Muamalat, 4.103 Outlet Pos Online (SOPP).3 Mengenai asset

BMI, secara year on year asset Bank Muamalat pada tahun 2010 meningkat

33,53% dari Rp 16.027,18 milliar menjadi Rp 21.400,79 milliar.4 Sementara dana

pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp13.316,90 milliar menjadi Rp 17.393,44

milliar. Dan untuk deposito perbankan syariah Agustus 2011 mengalami

peningkatan 60,60% dari Rp 44,075 milliar menjadi Rp 55,768 milliar.5

Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat dipicu oleh UU No. 10

tahun 1988 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system.6

Bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit

2 Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, Cet. Ke-1,

hlm. 63. 3 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/102

4 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024, hlm. 89.

5 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 9, Agustus 2011 ,hlm.97

6 Dual banking system adalah penggunaan bank konvensional dan bank syariah secara

paralel.

Page 19: deposito mudharabah.pdf

3

Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin,

Bank Danamon, Bank rakyat Indonesia (BRI), Bank Niaga, dan lain sebagainya.

Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umum syariah (BUS)

meningkat pada Agustus 2011 Rp 94, 325 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp

90,734 Milyar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada

Agustus 2011 Rp 22,484 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 22,130 Milyar.7

Dalam penerapan dual banking system di Indonesia maka terdapat dua

sistem perbankan yang beroperasi baik secara teori maupun prakteknya berbeda

meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bank syariah dengan

bank konvensional namun dalam prakteknya bank syariah merupakan pesaing

utama dengan bank konvensioanal seperti dalam penghimpunan dan penyaluran

dana. Salah satu bentuk persaingan itu dapat secara nyata dilihat dari pengalihan

dana nasabah akibat kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga maka nasabah

atau deposan lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah. Sebaliknya

apabila tingkat suku bunga lebih menguntungkan dari pada tingkat bagi hasil

maka nasabah atau deposan akan memindahkan dananya ke bank konvensional.

Fenomena ini terjadi pada pertengahan tahun 2005 yaitu sebelum bunga SBI dan

pinjaminan dinaikkan, imbas hasil nasabah bank syariah bisa mencapai 8,5%,

lebih tinggi dari bunga bank konvensioanl hanya sekitar 7%, namun setelah di

naikan, deposito konvensional dengan pokok diatas 500.000 juta sudah bisa

mendapatkan bunga 10%, sehingga kecenderungan kenaikan bunga tersebut

mengakibatkan imbal hasil yang diberikan perbankan syariah menjadi kurang

7 Bank Indonesia, Op.cit., hlm. 95.

Page 20: deposito mudharabah.pdf

4

menarik.8 Kenaikan suku bunga juga masih terjadi pada april 2006, bahwa

nasabah loyal pada sistem syariah di tempatnya hanya sekitar 20%, DPK di BRI

syariah hingga desember 2005 masih mencapai 40 miliar. Namun pada posisi april

2006 dana masyarakat tinggal 10 miliar. Sisa dana yang lain telah dialihkan

pemiliknya ke lembaga konvensional dikarenakan tingkat suku bunga di anggap

lebih menguntungkan.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada saat itu menaikaan tingkat

suku bunga pada krisis moneter tahun 1997 mengakibatkan sejumlah bank

konvensional goncang dan akhirnya dilikuidasi karena mengalami negative

spread.9 Hal ini terjadi karena bank harus membanyar bunga simpanan nasabah

yang jauh lebih tinggi dari pada bunga kredit yang diterimanya dari debitur.

Sedangkan perbankan Syariah terbebas dari negative spread, karena

perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep Islam adalah menjaga

keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan

pembiayaan tidak lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Dengan

kata lain, kinerja perbankan Islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan

sebaliknya. Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan

merupakan barang dan komoditas.10

Dalam perkonomian Indonesia ketika adanya

kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum (konvensional) akan

mempengaruhi peran intermediasi dunia perbankan. Dalam operasional perbankan

konvensional sangat tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku, karena

8 Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005, hlm. 20.

9 Negative spread adalah bunga tabungan lebih tinggi di bandingkan bunga pinjaman.

10 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: LP3ES,

2004, hlm. 7.

Page 21: deposito mudharabah.pdf

5

keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjaman dengan

bunga simpanan. Sedangkan dalam perbankan syariah tidak mengenal sistem

bunga tapi yang ada adalah prinsip profit sharing antara bank dengan nasabah

dalam pengelolaan dananya.

Berdasarkan uraian diatas mengenai penabung atau deposan bersifat motif

keuntungan adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika

tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat bagi hasil maka nasabah memilih

untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi

hasil lebih besar dari tingkat suku bunga maka nasabah memilih untuk

mendepositokan dananya dari pada menabung tabungan biasa, dengan alasan

bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun memang risiko yang

dihadapi cukup besar.

Dengan melihat latar belakang diatas, maka peneliti mengambil studi

kasus pada Bank Muamalat Indonesia dengan fokus permasalahan pada deposito

Mudharabah. BMI merupakan bank yang sangat terbukti tidak goyah sedikitpun

dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia pada tahun 1998.

Simpanan Mudharabah dengan sistem bebas bunga merupakan salah satu produk

unggulan BMI yang telah membawa eksisnya perbankan syariah di Indonesia

hingga sekarang.

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA

DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH

(Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011)” .

Page 22: deposito mudharabah.pdf

6

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah tingkat suku bunga BI (BIRate) berpengaruh terhadap bagi hasil di

Bank Muamalat Indonesia?

b. Apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?

c. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di

Bank Muamalat Indonesia?

d. Apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu baik untuk kepentingan

pribadi atau yang lain. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap

bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia.

b. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap

volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

c. Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

d. Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh

terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

Page 23: deposito mudharabah.pdf

7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang pengaruh

tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi hasil terhadap volume deposito

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

b. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada

pihak-pihak yang berkompeten dalam hal perbankan syariah, maupun

masyarakat umum mengenai tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi

hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

1.5. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah,

manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, dan

hipotesis sebagai alternatif sementara.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel,

definisi opersional, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data

yang digunakan.

Page 24: deposito mudharabah.pdf

8

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data dan

pembahasan dari hasil analisis.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan

pengolahan data yang diperoleh.

Page 25: deposito mudharabah.pdf

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Suku Bunga

2.1.1. Pengertian suku bunga

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan

dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.1 Suku bunga adalah tingkat bunga

yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2

Sedangkan suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman.

Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang perunit waktu. Bunga merupakan

suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan

kepada kreditur.3

Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat

dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana

suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali

dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan

pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang

dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju

inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran

yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. 4

1 Muhamad, Manajemen Bank syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, hlm. 40.

2 Robert Marshall dan Miranda (eds), Kamus Populer Uang dan Bank, Jakarta:

Ladanngpustaka dan Intimedia, hlm. 134. 3 http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html.

4 Ibid.

9

Page 26: deposito mudharabah.pdf

10

Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang

dibayar pada waktu yang disetujui, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari

modal pokok.5 Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh

Bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar

kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh

nasabah kepada Bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

Suku bunga ditentukan dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan

permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih

antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasanya berperan sebagai

pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan

ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga,

maka akan semakin tinggi pula minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya.

Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya

suku bunga tabungan nasabah.

Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam

perekonomian yaitu: (a) Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah

investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian, (b) Mendistribusikan

jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada

proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi, (c) Menyeimbangkan jumlah

uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara (d) Merupakan alat

5 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika,

2007, hlm. 260.

Page 27: deposito mudharabah.pdf

11

penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah

tabungan dan investasi.6 Pada dasarnya suku bunga adalah memberikan sebuah

keuntungan yang diperoleh dari sejumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak

lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis.

2.1.2. Teori Suku Bunga

2.1.2.1. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Loanable Funds)

Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari (penggunaan)

loanable funds atau bisa diartikan dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana

investasi, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar

dana investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin

tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga

semakin kecil, alasanya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran

investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih

besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut

sebagai ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka

pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan

dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak

ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat

dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.7

6Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 71.

7 Budiono, Ekonomi Moneter, yogyakarta: BPFE 1989, Cet. Ke-4, hlm. 76.

Page 28: deposito mudharabah.pdf

12

2.1.2.2. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Liquidity preference)

Dalam teori Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan

spekulasi) mengapa orang menghendaki memegang uang tunai.8 Tiga motif inilah

yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang di beri nama

liquidity preference. Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya

hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut

(tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi,

permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila

tingkat bunga tinggi.

Dalam penawaran uang untuk tujuan spekulasi, apabila harga naik maka

barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun maka barang yang

akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang diajukan untuk calon

pembeli.9 Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah deposito

mudharabah dan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabah yaitu :

a. Bunga

b. Bagi Hasil

Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah

yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun

maka jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif

antara harga dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau

8Ibid., hlm. 82.

9 Robert Marshall dan Miranda (eds), op.cit., hlm. 97.

Page 29: deposito mudharabah.pdf

13

bunga bank umum mengalami kenaikan maka deposito mudharabah akan

bertambah atau naik dan sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka

deposito mudharabah meningkat karena nasabah bersifat profit motif.

Dalam dunia perbankan terutama perbankan konvensional tidak lepas dari

suku bunga. Karena faktor tingkat bunga sebagai salah satu variabel kunci dalam

perekonomian. Tingkat bunga adalah biaya peminjaman (atau pendapatan dari

perkreditan) yang dinyatakan dalam presentase tahunan.10

Tingkat bunga

mempunyai hubungan erat dengan inflasi dan dunia perbankan. Inflasi adalah

kenaikan tingkat harga rata-rata untuk semua barang dan jasa. Inflasi terjadi bila

tingkat harga rata-rata dari semua harga dalam suatu perekonomian mengalami

kenaikan.11

Dalam keadaan seperti ini berarti ada ketidakstabilan ekonomi. Bank

Indonesia sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan moneter, menempuh

kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas moneter dengan kebijakan

moneter yang ketat (tight money policy). Bank Indonesia menggunakan instrumen

suku bunga untuk menekan inflasi. Suku bunga diharapkan dapat menyerap

kelebihan likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan nyata dari perekonomian.

Dengan penetapan suku bunga simpanan yang tinggi kelebihan likuiditas dapat

diserap dalam sistem perbankan, dengan begitu dapat mengendalikan jumlah uang

primer.

10

Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 12. 11

Ibid, hlm. 88.

Page 30: deposito mudharabah.pdf

14

2.1.3. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan

kepada publik.12

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia

setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi

moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku

bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan.

Penetapan BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank

Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di

atas sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan

BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah

ditetapkan. Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah

uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan

permintaan uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang

beredar dengan meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi

masyarakat atau nasabah akan cenderung menyimpan uang nya di bank yang

relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman. Dalam permintaan uang di

12

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/

Page 31: deposito mudharabah.pdf

15

Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga dipengaruhi suku

bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah.

Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan

oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan

tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank

akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya

dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik

minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi.

2.2. Bagi Hasil

2.2.1. Pengertian Bagi Hasil

Sistem perekonomian Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan

pembagian hasil usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kontrak kerja sama

(akad), yang ditentukan adalah porsi masing-masing pihak, misalnya 20:80 yang

berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 20%

bagi pemilik dana (shahibul mal) dan 80% bagi pengelola dana (mudharib).

Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak

investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.13

Besar kecilnya

perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Bagi

hasil adalah suatu sistem yang meliputi pembagian hasil usaha antara pemodal

dan pengelola dana pembagian hasil usaha.14

Nisbah bagi hasil merupakan nisbah

di mana para nasabah mendapatkan hak atas laba yang disisihkan kepada deposito

13

Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 191. 14

http//:www.Esharinomics.com/esharinomics/bag/2011

Page 32: deposito mudharabah.pdf

16

mereka karena deposito masing-masing dipergunakan oleh bank dengan

menguntungkan.15

Jadi pengertian bagi hasil adalah suatu sistem yang digunakan

dalam perbankan syariah dalam menentukan porsi yang didapat masing-masing

pihak.

2.2.2. Teori Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit

sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para

pegawai dari suatu perusahaan”. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai

tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya,

atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Mekanisme pada

lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk

produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-

sebagian, atau bentuk bisnis korporosi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat

dalam kepentingan bisnis tersebut harus melakukan transparansi dan kemitraan

secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang

berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan

proyek.16

Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara

shohibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin

yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi

15

Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, Bandung: Pustaka, Cet. Ke-1, 1984, hlm.

140. 16

Muhammad, Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 18.

Page 33: deposito mudharabah.pdf

17

mudharib, dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih

harus dibagi antara shohibul maal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang

disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal.

Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti

shohibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum

habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka.

Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilaksanakan dengan

tranparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada

periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan

atau pengakuan yang terpercanya. Pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui

oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati

dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan.17

17

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII

Press, 2004, hlm. 120.

Page 34: deposito mudharabah.pdf

18

2.2.3. Perbedaan Bunga dan Bagi hasil

Tabel 2.1

Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil18

Bunga Bagi hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu

akad dengan asumsi harus selalu

untung.

Penentuan besarnya rasio atau nisbah

bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung atau rugi.

Besarnya persentase berdasarkan pada

jumlah uang yang dipinjamkan.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang

diperoleh

Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan oleh pihak nasabah untung

atau rugi.

Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang dijalankan,

Bila usaha merugi, kerugian akan

ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat.

Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

Eksistensi bunga diragukan (kalau

tidak dikecam) oleh semua agama,

termasuk Islam.

Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil.

2.3. Investasi Dalam Islam

2.3.1. Tabungan dan investasi Islam

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan

menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang

18

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Jakarta: Gema Insani,

2001, hlm. 61.

Page 35: deposito mudharabah.pdf

19

tidak diinginkan. Dalam al-qur’an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah

memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih

baik.19

Dalam Al-qur’an surat al-hasyr ayat 18

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Teliti terhadap

apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr ayat 18).20

Dalam alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi

keputusannya dalam menabung dan investasi. Seseorang akan menabung sebagian

dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga

terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu

barang konsumsi di masa akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya.

Demikian pula, seseoarang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya

untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi,

seseorang mengorbankan konsumsinya sekarang dengan harapan akan

mendapatkan hasil yang akan datang.

2.3.2. Teori investasi dalam ekonomi Islam

Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah, karena setiap harta

ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lama kelamaan akan termakan

19

Ibid, hlm. 153. 20

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponegoro,

2007, hlm. 437.

Page 36: deposito mudharabah.pdf

20

zakatnya. Untuk itu uang perlu digunakan untuk investasi di sektor riil. Jika uang

disimpan tidak diinvestasikan kepada sektor riil, maka tidak akan mendatangkan

apa-apa. Penyimpanan uang yang telah mencapai haulnya, menurut ajaran Islam

akan dikenai zakat.21

Zakat ini merupakan salah satu hikmah yang mendorong

setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya. Dan harta yang diinvestasikan

tidak akan termakan olah zakat kecuali keuntunganya.

Dalam investasi mengenal harga. Dan harga merupakan nilai jual atau beli

dari sesuatu yang diperdagangkan. Sedangkan selisih harga beli terhadap harga

jual merupakan keuntungan atau profit margin. Terjadinya harga setelah terbentuk

mekanisme pasar.

Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk

domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai

peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan

permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan

harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila

seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi

merupakan kehendak Allah SWT.22

Metwally menyebutkan bahwa investasi di negara penganut ekonomi

Islam dipengaruhi oleh tiga faktor sebagai berikut :

1. Ada sanksi untuk pemegang asset kurang atau tidak produktif.

21 Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman),

Jogjakarta: Ekonisia, 2002, hlm. 34. 22

Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 144.

Page 37: deposito mudharabah.pdf

21

2. Dilarang melakukan berbagai macam bentuk spekulasi dan segala macam

judi.

3. Tingkat bunga untuk berbagai macam pinjaman adalah nol dan sebagai

gantinya dipakai sistem bagi hasil.23

Kriteria di atas menunjukkan bahwa dalam ekonorni Islam, tingkat bunga

tidak masuk dalam perhitungan investasi. Karena itu, biaya oportunitas

(opportunity cost) dana untuk tujuan investasi adalah tingkat zakat yang

dibayarkan atas dana tersebut. Dengan kata lain, tabungan yang tidak disalurkan

ke investasi nyata, maka seseorang akan terbebani zakat (seperti yang telah

ditentukan).

Investasi dalam ekonomi Islam adalah fungsi dari tingkat keuntungan yang

diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan bergantung pada pangsa

keuntungan relative antara investor dan penyedia dana sebagai mitra usaha.

Tingkat zakat dan biaya lain atas dana yang tidak atau kurang produktif juga

berpengaruh nyata atas keputusan investasi.

2.4. Deposito Mudharabah

Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan

bank.24

Dalam praktek kita mengenal dengan adanya deposito berjangka dan

sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada

23

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarat: Graha Ilmu, 2005, hlm. 128. 24

Muhammad firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan.

Cet. Ke-1, 2005, hlm. 44.

Page 38: deposito mudharabah.pdf

22

bank (DPK) kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan

jangka waktu tertentu. Bila waktu yang ditentukan telah habis deposan dapat

menarik deposito berjangka tersebut atau memperpanjang dengan suatu periode

yang diinginkan. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa

atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarakan oleh bank sebagai

bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan kepada

pihak ketiga. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong dari harga

nominalnya pada waktu setifikat itu dibeli. Sertifikat deposito dapat diperjual

belikan dan jangka waktu yang dimaksudkan biasanya adalah satu minggu, dua

minggu atau kurang dari satu bulan , tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.

Bunga yang diberikan sebagai imbalan oleh setiap bank yang menerbitkan

sertifikat deposito berbeda satu sama lain, perbedaannya tergantung dari

kemampuan dan kebutuhan bank yang bersangkutan atas data yang ingin ditarik

dari masyarakat.

Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan tentang deposito:

Pertama : Deposito ada dua jenis

1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang

berdasarkan perhitungan bunga.

2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip

mudharabah.

Kedua : Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah :

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik

dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

Page 39: deposito mudharabah.pdf

23

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai

macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan

mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan

piutang.

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan yang bersangkutan.25

Dasar penetapan deposito tersebut didasarkan pada QS al-Nisa ayat 29

“ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan

yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyanyang kepadamu. ” (QS Al Nisa:

29) 26

Dalam hal ini, bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola

Dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai Shahibul maal (pemilik Dana).

Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank Syariah dapat melakukan berbagai

25

Muhammad firdaus, op.cit., hlm. 44. 26

Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 65.

Page 40: deposito mudharabah.pdf

24

macam usaha yang tidak bertantangan dengan prinsip syariah serta

mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah dengan pihak

ketiga. 27

Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai Mudharib

memiliki sifat sebagai seorang Wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati

atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga

bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat

memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan

syariah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah membagihasilkan

kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan

dalam akad pembukaan rekening.

2.4.1. Landasan Syariah

Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran

untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits

berikut ini. 28

1. Surat al-muzzammil ayat 20

… …

“…..dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah swt….’’(al-Muzzammil:20)

27

Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 303. 28

Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., hlm. 95.

Page 41: deposito mudharabah.pdf

25

2. Hadits

عن صالح بن صهيب عن ابيه قال قال رسىل اهلل صلي اهلل عليه وسلم

ثالث فيهن البر كة البيع الى اجل والمقارضة واخالط البربالشعير

للبيت الللبيع

“Dari sholih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw.bersabda,” tiga

hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,

muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk

keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)

2.4.2. Pengertian Mudharabah

Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh

bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah. Imam

Saraksi, salah seorang pakar perundangan Islam yang dikenal dalam kitabnya “Al-

Mabsut” mendefinisikan bahwa mudharabah adalah diambil dari perkataan darb

(usaha) diatas bumi. Dinamakan usaha diatas bumi karena mudharib (pengguna

modal orang lain) berhak untuk bekerjasama bagi hasil atas jerih payah dan

usahanya. Selain mendapatkan keuntungan ia juga berhak untuk mempergunakan

modal dan menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil

kontrak jenis ini sebagai muqaradah dimana perkataan ini diambil dari kata qard

berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal menyerahkan hak atas

modalnya kepada pengguna modal. Dan mudharabah juga disebut qiradh yang

berarti memutuskan. Dalam hal ini pemilik uang telah memutuskan untuk

menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-

Page 42: deposito mudharabah.pdf

26

barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntunganya bagi pihak kedua

orang yang berakad qiradh ini. 29

Mudharabah berasal dari kata darb, artinya memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang

memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya.30

Mudharabah atau

penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga

sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan (Al-Mushih dan Ash-Shawi,

2004).31

Mudharabah secara umum adalah kerja sama antara pemilik dana atau

penanam modal dan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 32

Jadi mudharabah adalah suatu prinsip yang digunakan perbankan syariah

dimana dijadikan sebagi akad atau perjanjian antara pemilik dana dengan

pengelola dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara

pemilik dana dengan pengelola dana.

2.4.3. Kontrak Mudharabah

Prinsip bagi hasil (profi sharing) merupakan karakteristik umum dan

landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah

prinsip berdasarkan pada kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini bank

syariah akan berfungsi sebagai mitra baik penabung demikian juga pengusaha

yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai pengelola

29

Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 33. 30

Ahmad Sumiyanto, Problem dan solusi transaksi mudharabah,Yogyakarta: Magistra

Insania Press, Cet. Ke-1, 2005, hlm. 1. 31

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2008, hlm.

60. 32

Irma devita purnamasari dan suswinarno (eds), Akad Syariah, Bandung: PT.Mizan

Pustaka, Cet. Ke-1, 2011, hlm. 31.

Page 43: deposito mudharabah.pdf

27

(mudharib) sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Antara

keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan

masing-masing pihak. 33

Kontrak mudharabah juga merupakan suatu bentuk equity financing,

tetapi mempunyai bentuk (feature) yang berbeda dari musyarakah. Pada

mudharabah, hubungan kontrak bukan antar pemberi modal, melainkan antara

penyedia dana (shohibul maal) dengan entrepreneur (mudhrib). Mudharib dalam

kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut.

2.4.4. Jenis-jenis Mudharabah

Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah

mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.

1) Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah mutlaqah adalah pemilik dana memberikan keleluasan penuh

kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang

dianggapnya baik dan menguntungkan.34

Penerapan mudharabah mutlaqah dapat

berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu

tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak

ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.35

33

Muhammad, op.cit., hlm. 103. 34

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Jakarta, Pustaka Alvabet

2006, hlm. 19.

35 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,

hlm. 59.

Page 44: deposito mudharabah.pdf

28

Teknik perbankan

a) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan

tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan

secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dan. Apabila

tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.

b) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan

sebagai bukti penyimpanan, serta ATM dan atau alat penarikan

lainyakepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib

memberikan setifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada

deposan.

c) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai

dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan

mengalami saldo negatif.

d) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu

yang telah disepakati, 1, 3, 6 , 12 bulan. Deposito yang diperpanjang,

setelah jatuh tempo akan diperlukan sama seperti deposito baru, tetapi

nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu

dibuat akad baru.

e) Ketentuan-ketentuan yang lain berkaitan dengan tabungan dan deposito

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Page 45: deposito mudharabah.pdf

29

2) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah adalah pemilik dana menentukan syarat dan

pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka

waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.36

Mudharabah muqayyadah ada dua

yaitu Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan Mudharabah muqayyadah

off balance sheet.

a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

Jenis mudhrabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik

dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh

bank. Misalnya, disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau

disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan

untuk nasabah tertentu.

Teknik perbankan

a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti

oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur

persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.

b) Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan

tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pemberitahuan

pembagian keuntungan serta risiko yang dapat ditimbulkan dari

penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal

tersebut harus dicantumkan dalam akad.

36

Zainul Arifin, op.cit., hlm. 19.

Page 46: deposito mudharabah.pdf

30

c) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan

khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya.

d) Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat

atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.

b) Mudharabah muqayyadah off balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakn penyaluran dana mudharabah

langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank sebagai bertindak perantara

yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana

dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam

mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.

Teknik perbankan

a) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus.

Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus

dicatat pada porsi tersendiri dalam rekening adminitrasi.

b) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak

yang diamanatkan oleh pemilik dana.

c) Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan

antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.

2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabah dengan konvensional

Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bank

konvensional hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara

Page 47: deposito mudharabah.pdf

31

mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika

diamati, terdapat perbadaan besar diantara keduanya. 37

1. Perbedaan pada perjanjian (akad)

Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkan

dengan akad yang dibenarkan syariah. Dengan demikian, segala transaksi

yang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku pada

akad-akad muamalah. Pada bank konvensional, transaksi pembukuan

deposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namun

tidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah.

2. Perbedaaan pada imbalan yang diberikan

Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept)

untuk menghitung keuntungan. Artinya bunga yang dijanjikan dimuka

kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus

dibayar oleh bank. Karena itu bank harus menjual kepada nasabah yang

lain (peminjam) dengan biaya yang lebih tinggi. Keuntunagn yang didapat

dinamakan spread. Sedangkan pada perbankan syariah menggunakan

pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima akan disalurkan

kepada pembiayaan, dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua antara

bank dengan nasabah sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah

disepakati sebelumnya.

37 Dewi,wulandari, “jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar

Syariah”,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com, hlm. 10.

Page 48: deposito mudharabah.pdf

32

2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk melengkapi penelitian ini, maka disajikan pula hasil-hasil penelitian

yang pernah dilakukan dan menjadi bahan masukan dan kajian bagi penelitian

yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang disajiakn sebagai

bahan kajian pustaka adalah penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian

ini. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Muhammad Ghafur W (2003).Penelitian

ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bagi hasil, suku bunga serta

pendapatan terhadap simpanan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

Dimana penelitian ini mengamati secara empiris pengaruh tingkat bagi hasil Bank

Muamalat Indonesia (TBH), tingkat suku bunga bank konvensional (TSB), dan

pendapatan masyarakat riil (GDP) terhadap simpanan mudharabah (SM) yang

terdiri dari tabungan dan depiosito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

(BMI). Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa dari ketiga

variable bebas, hanya variable pendapatan (GDP) yang berpengaruh signifikan

dan positif terhadap simpanan mudharabah, sedangkan variable tingkat bagi hasil

(TBH) dan tingkat suku bunga (TSB) tidak pengaruh signifikan. Hal ini berarti

bahwa besar kecilnya bagi hasil (TBH) yang diberikan tidak berpengaruh terhadap

kehendak masyarakat untuk menabung, demikian pula perubahan-perubahan yang

terjadi pada tingkat suku bunga (TSB) di bank konvensional juga tidak

mempengaruhi simpanan mudharabah (SM) di BMI.

Page 49: deposito mudharabah.pdf

33

Model konseptual didasarkan pada kajian pustaka dapat di gambarkan

sebagai berikut:

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau jawaban sementara yang

masih perlu adanya pembuktian atas kebenaran.

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat

Indonesia

H2 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah

di Bank Muamalat Indonesia

H3 : Bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia

H4 : Tingkat suku bunga BI dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

Suku bunga

Simpanan deposito

Mudharabah

Bagi hasil

Page 50: deposito mudharabah.pdf

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan sumber Data

Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data

kualitatif dan data kuantitaf.1 Dan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang penekanannya pada data

numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.2 Data kuantitatif yang

digunakan data statistik perbankan syariah, data tingkat suku bunga BI (BI Rate)

dan data bagi hasil deposito mudharabah.

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh.3 Dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data primer (primary data)

dan data sekunder (secondary data).4 Data primer merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media

perantara). Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder, dan data sekunder yang peneliti pakai adalah data sekunder runtun

waktu 2009-2011. Peneliti mengambil data dari publikasi laporan BI mengenai BI

1 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005, hlm. 118. 2 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Suatu Pengantar, Semarang:

Walisungo Press, 2009, hlm. 18. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006, hlm. 129. 4 Muchamad Fauzi, op .cit ,hlm. 165.

34

Page 51: deposito mudharabah.pdf

35

Rate dalam per bulan, publikasi laporan BMI mengenai distribusi bagi hasil

deposito mudharabah dalam per bulan.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

itu.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh simpanan deposito mudhrabah

pada BMI yang dimulai pada tahun 1992 (awal beroperasinya BMI) sampai 2011.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 Dalam

penelitian ini peneliti tidak menggunakan populasi dikarenakan keterbatasan

waktu dan tenaga. Peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi dalam

penelitian mewakili yang representatif. Pengambilan sampel dengan cara

sampling purposive, yakni tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan

tertentu.8

Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Perbankan syariah Indonesia ada Bank Umum Syariah, Unit Usaha

Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam penelitian ini penelti

5 Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 130.

6 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-18 2011, hlm. 61.

7 Suharsimi Arikunto, op. ci., hlm. 131.

8 Sugiyono, op. cit., hlm. 68.

Page 52: deposito mudharabah.pdf

36

mengambil studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia karena dengan

pertimbangan sebagai berikut:

Dalam perbankan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia mempunyai

nilai historis yang tinggi.

Pada PT. Bank Muamalat Indonesia pertama murni syariah.

Pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank tidak goyah

sedikitpun dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia

pada tahun 1998.

Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

Best Islamic Bank in Indonesia dalam penghargaan di Kuala Lumpur

oleh Islamic Finance News.

Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

Best Islamic Finance Institution in Indonesia di New York oleh

Global Finance.

Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

The Best Islamic Finance House in Indonesia di Hongkong oleh

Alpha South East Asia.

b. Pada tahun 2009-2011 dalam perbankan syariah mulai memasuki fase

untuk memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional

diantaranya mewujudkan konsep rating yang terintegrasi antara sisi

syariah dan keuangan, mendorong terciptanya self regulatory system,

mendorong terwujudnya konsep operasi perbankan atau keuangan syariah

yang kaffah. Maka bagi peneliti, pada tahun Januari 2009 - Agustus 2011

Page 53: deposito mudharabah.pdf

37

merupakan waktu yang cukup tepat dan representative dengan tujuan

penelitian.

c. Kedudukan deposito mudharabah pada bank syariah tidak dianggap

sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah

merupakan investasi nasabah kepada bank syariah sehingga kedudukanya

sebagai investasi dan yang sering di pakai investasi tidak terikat. Dan

acuan yang di pakai pada keuntungan deposito mudharabah adalah nisbah

bukan bunga.

Dalam pertimbangan di atas , maka data yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

Tingkat suku bunga BI (BI Rate) periode Januarai 2009 – Agustus 2011.

Tingkat bagi hasil periode Januarai 2009 – Agustus 2011.

Deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.

3.3. Definisi Operasional

Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional

konstrak supaya dapat di ukur. Dalm penelitian ini operasional variabel penelitian

sebagai berikut:

a. Suku bunga

Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka

waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Tingkat suku bunga adalah sesuai dengan

besarnya BI Rate yang di tetapkan oleh bank Indonesia.

Page 54: deposito mudharabah.pdf

38

b. Bagi hasil

Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan volume bagi

hasil pada laporan rugi / laba di Bank Muamalat Indonesia dalam perjanjian

antara Shohibul maal dengan Mudharib. Data yang digunakan bersumber dari

laporan keuangan BMI.

c. Deposito mudharabah

Deposito mudharabah adalah produk penghimpunan dana yang

berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu-

waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemilik dana (shohibul maal)

kapasitasnya adalah nasabah atau deposan dengan pengelola dana (mudharib)

kapasitasnya adalah bank syariah. Dalam penelitian ini penulis mengambil data

volume deposito mudharabah per satu bulan pada Bank Muamalat Indonesia

(dalam satuan miliar) januari 2009 sampai agustus 2011.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tehnik

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya.9 Tehnik dokumentasi dari data Sekunder runtun waktu

diperoleh publikasi dari laporan keuangan BMI periode Januari 2009 sampai

9 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 231.

Page 55: deposito mudharabah.pdf

39

periode Agustus 2011. Sedangkan data tingkat suku bunga diperoleh langsung

dalam rentang waktu bulanan pada publikasi dari BI.

3.5. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data adalah suatu tehnik yang digunakan untuk mengolah

hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini

digunakan analisis kuantitatif dengan bantuan SPSS. Dan analisis data yang

digunakan adalah :

3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis diskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data secara

umum. Statistik diskriptif adalah penyajian data secara numerik.

3.5.2. Asumsi Klasik

Hasil yang diperoleh regresi berganda dapat digunakan sebagai alat

prediksi yang baik dan tidak bila memenuhi beberapa asumsi ini disebut asumsi

klasik.

3.5.2.1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Untuk

Page 56: deposito mudharabah.pdf

40

menguji ada atau tidak multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai

berikut:

Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi.

Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas.

Multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance dan variance inflation

factor (FIV), dengan indikasi jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10 .

3.5.2.2. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara Untuk menguji

atau mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji

Durbin–Watson (DW test).10

Dengan pengambilan keputusan ada atau tidaknya

autokorelasi:

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decetion dl≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

10

Ibid,hlm. 100.

Page 57: deposito mudharabah.pdf

41

Tidak ada autokorelasi negative No decetion 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi, positif atau

negative

Tidak ditolak du< d < 4 - du

3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID. Pada grafik Scanttplot ada tidaknya pola antara

ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

X adalah residual yang telah di-studentized.11

3.5.2.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dan untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada beberapa cara

diantaranya dengan analisis grafik. Dasar pengambilan keputusan analisis grafik

adalah sebagai berikut:12

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histrigramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

11

Ibid,hlm. 126. 12

Ibid., hlm. 149.

Page 58: deposito mudharabah.pdf

42

Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.3. Uji Hipotesis

3.5.3.1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan alat analisis

regresi berganda. Dalam analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan, dan untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Analisis

regresi ganda digunakan oleh peneliti, peneliti bermaksud meramalkan bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabal dependen (kriterium), bila dua atau lebih

variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan

nilainya).13

Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagi

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Deposito mudharabah

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

X1 = Tingkat suku bunga BI Rate (%)

X2 = Tingkat Bagi hasil (%)

e = Standar eror

13

Sugiono, Op.cit., hlm. 275.

Page 59: deposito mudharabah.pdf

43

Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari uji

parsial, nilai koefisien determinasi dan nilai statistik F.14

3.5.3.2. Uji Parsial

Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas (tingkat suku bunga) secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (bagi hasil). Apabila tingkat signifikasi kurang dari 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti bahwa variabel bebas (X1 atau tingkat suku

bunga) dapat menerangkan variabel terikat(X2 atau bagi hasil). Sebaliknya

apabila tingkat signifikasi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Berarti bahwa variabel bebas (X1) tidak dapat menerangkan variabel terikat (X2)

secara individual.

3.5.3.3. Koefisien Determinasi

Dalam koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi (R2) mencerminkan diantara nol dan satu. Nilai koefisien

determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangant terbatas. Begitu pula sebaliknya

nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

14 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:

UNDIP, 2009, hlm. 87.

Page 60: deposito mudharabah.pdf

44

3.5.3.4. Uji Statisti F

Uji F adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang melibatkan

lebih dari satu koefisien dan kerjanya menentukan kecocokan dari (the overall fit)

sebuah persamaan regresi berkurang secara signifikan dengan membatasi

persamaan tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap hipotesis nol.15

Hipotesis

nol (Ho) yang diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan

nol, atau

Ho: b1 = b2=…..= bk = 0

Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak

semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

HA : b1 ≠ b2≠ ……….≠ bk ≠ 0

Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Dan untuk menguji hipotesis ini

digunakan statistik F dengan kreteria pengambilan keputusan yaitu bila niali F

lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.

Dengan kata lain kita menerima HA (hipotesis alternative), yang menyatakan

bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen.16

15

Sarwoko , Dasar-Dasar Ekonometrika, Yogyakarta: ANDI, 2005, hlm. 72. 16

Imama Ghozali, op.cit., hlm. 87.

Page 61: deposito mudharabah.pdf

45

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

4.1.1. Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Ide pendirian

Bank Muamalat berawal dari lokakarya “Bunga bank dan Perbankan” yang

diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertempat di Cisarua,

Bogor tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Ide ini kemudian dipertegas lagi dalam

Musyawarah Nasional (Munas) IV di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Jakarta

tanggal 22 – 25 Agustus 1990. Bank Muamalat Indonesia melalui kegiatan

operasinya pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H. Dengan dukungan nyata dari

eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa

pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan

masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84

miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada

acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh

tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal

senilai Rp 106 miliar.1

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

1 http://www.muamalatbank.com , hlm. 42

45

Page 62: deposito mudharabah.pdf

46

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian besar Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet disegmen korporasi. Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet

(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

Ekuitas mencapai titik rendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal

setor awal.2

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islaamic Development

Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.

Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa

yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun

waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi

laba. Hasil tersebut tidak lepas dari upanya dan dedikasi segenap karyawan

dengan dukungan kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta

kepatuhan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.3

2 Ibid, hlm. 43

3 Ibid

Page 63: deposito mudharabah.pdf

47

4.1.2. Produk Bank Muamalat Indonesia

Produk Bank Muamalat Indonesia pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu

produk bagi penyimpanan dana atau biasa disebut pendanaan dan produk bagi

pengelola dana atau biasa disebut produk pembiayaan. Pada penelitian ini produk

yang digunakan adalah produk pendanaan khususnya produk simpanan yaitu

deposito mudharabah.

Depositso Mudharabah merupakan pilihan investasi dalam mata uang

rupiah atau USD dengan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan. Produk ini ditunjukan

bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah karena

dana tersebut akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai

macam usaha produktif yang berguna bagi kepentingan umat.

4.1.3. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 4

Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominasi di pasar spiritual,

dan dikagumi di pasar rasional.

Misi

Menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada

stakeholder.

4 Ibid. hlm. 48

Page 64: deposito mudharabah.pdf

48

4.1.4. Profil Bank Muamalat Indonesia5

Nama : PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Alamat : Gedung Arthaloka Lantai 5

Jalan Jenderal Sudirman Kav. 2 Jakarta 10220

Telepon : (62) (21) 2511414,2511470,2511451

Faksimile : (62) (21) 2511465, 2511453

Website : www.muamalatbank.com

Tanggal Berdiri : 1 November 1991

Tanggal Beroperasi : 1 Mei 1992

Jenis Usaha : Perbankan Syariah

Jaringan Layanan : 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158

kantor kas, 43 gerai, 4.103 SOP POSS, 172 ATM

Muamalat.

4.1.5. Struktur Bank Muamalat Indonesia

1. Dewan Pengawas Syari’ah:

KH. M. A. Sahal Mahfudh (Ketua)

KH. Ma’ruf Amin (Anggota)

Prof. Dr. Umar Shihab (Anggota)

Prof. Dr. H. Muardi Chatib (Anggota)

5 Ibid. hlm. 52

Page 65: deposito mudharabah.pdf

49

2. Dewan Komisaris :

Drs. H. Abbas Adhar (Komisaris Utama)

Prof. Korkut Ozal (Komisaris)

DR. Ahmed Abisoursour (Komisaris)

H. Iskandar Zulkarnain, SE. Msi (Komisaris)

Drs. Aulia Pohan, MA (Komisaris)

3. Direksi :

H.A. Riawan Amin, MSC (Direktur Utama)

Ir. H. Arviyan Arifin (Direktur)

H. M. Hidayat, SE, Ak. (Direktur)

Ir. H. Andi Buchari, MM (Direktur)

Drs. U. Saefudin Noer (Direktur)

4. Kepala Grup :

Afrid Wibisono (Administration)

Avantiono Hadhianto (Business

Development)

Muchtar MD. Siswoyo (Financing Support)

Zulkarnain Hasabuan (Internalaudit)

Page 66: deposito mudharabah.pdf

50

5. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders

Meeting)

RUPS adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat

Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta

mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank

Muamalat Indonesia.

6. Dewan Komisaris (Board of Commissioner)

Dewan komisaris adalah wakil dari pemegang saham yang

mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi

merumuskan strategi jangka panjan perusahaan. Adapun tugas

Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

1) Mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan

Perseroan serta memberi nasihat kepada Dewan Direksi.

2) Melakukan tugas-tugas secara kusus diberikan kepadanya

menurut anggaran dasar.

3) Melakukan pengawasan aatas tugas-tugas yang diputuskan oleh

Rapat Umum Pemegang Saham.

4) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dasar

Perseroan serta menyampaikan hasil penilaian serta

pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

5) Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal

Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan

Page 67: deposito mudharabah.pdf

51

kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran

mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

6) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum

Pemegang Saham mengenai setiap persoalan yang dianggap

penting bagi pengelolaan Perseroan.

7) Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan

oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang

berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.

7. Dewan Pengawas Syari’ah (Sharia Supervisory

Board)

Dewan Pengawas Syari’ah dalam organisasi bank bersifat

independen dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak

mempunyai akses terhadap operasional Bank. Adapun tugas dan

wewenang Dewan Pengawas Syari’ah adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan atas produk Perbankan dalam

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip

Syari’ah.

2) Memberikan pedoman dan garis-garis besar Syari’ah.

3) Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan

Syari’ah.

4) Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan

Page 68: deposito mudharabah.pdf

52

yang dihadapi pihak eksekutif dan operasi.

5) Memeriksa Buku Laporan Tahunan dan kesesuaian Syari’ah

disemua produk dan operasi selama tahun berjalan.

6) Memberikan nasihat kepada Direksi dan Komisaris agaar

seluruh kegiatan Perbankan sesuai dengan Syari’ah Islam.

8. Operation Director

Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat

kebijakn khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan

koordinasi dan pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan

operasional. Tugas pokok direksi adalah:

1) Memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan maksud

dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan

efisiensi dan efektifitas perseroan.

2) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.

9. Administration Group

Ruang lingkup kerja:

1) Melakukan supervisi dan monitoring terhadap segenap

Kantor Cabang atas pelaksanaan atau jalannya operasional.

2) Melakukan konsoldasi terhadap pembuatan dan monitoring

Laporan-laporan Bulanan Keuangan Bank dan

menyampaikannya pada pihak intern atau ekstern yang

Page 69: deposito mudharabah.pdf

53

berkepentingan.

3) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan repegawaiitmen

dan seleksi calon karyawan, proses administrasi kegiatan

penempatan dan penempatan kembali karyawan, proses

terminasi atau pengunduran diri karyawan serta memonitor

dan memeliharaa data base kepersonaliaan.

4) Melakukan proses dan administrasi pembiayaan karyawan,

pembayaran gaji serta pembayaran JAMSOSTEK dan pajak

(pph 21) seluruh karyawan serta pengurus Bank.

5) Melakukan koordinasi dalam penyediaan sarana logistik

dalam rangka persiapan pembukaan atau pengembangan

Kantor Cabang meliputi jaringan komuniaksi dan sarana

penunjang operasional lainnya.

6) Melakukan koordinasi terhadap pengelola sistem komunikasi

data untuk mendukung operasional online pusat pengolahan

data keseluruhan Cabang Bank Muamalat Indonesia serta

berkoordinasi dengan pihak ekstern.

10. Corporate Support Group

Ruang lingkup kerja:

1) Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan

manajemen.

2) Memberikan masukan dalam penyusunan manual,prodik,

Page 70: deposito mudharabah.pdf

54

akad,dan keputusan yang terkait dengan aspek hukum.

3) Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat

tentang Bank Muamalat Indonesia.

4) Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat

Indonesia pada emotional market.

5) Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder

maupun new investor.

11. Internal Audit Group

Ruang lingkup kerja:

1) Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan

karyawan, sumber daya dan dana serta asset bank lainnya

yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.

2) Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur

pengendalian intern.

3) Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan

tanggung jawab yang telah dilaksanakan.

4) Memberikan saran perbaikan baik untuk kecukupan dan

efefktifitas atau kehandalan struktur pengendalian intern

maupun perbaikan pelaksanaan.

5) Memberikan informasi dan saran kepada manajemen

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya menjadikan

Page 71: deposito mudharabah.pdf

55

Bank lebih maju.

12. Business Development Group

Ruang lingkup kerja:

A. Marketing:

1) Marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance

bagi Cabang.

2) Bersama financing dan sattlement group membuat target

lending dan funding revenue system dan technology.

3) Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk

mendukung operasional Bank.

B. Produk dan Development:

1) Melakukan riset, survey, dan pengembangan produk.

2) Melakukan review produk dan fitur produk.

3) Merumuskan tarif layanan produk.

C. SISOP dan UAT (USSER acceptance Test)

1) Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki

prosedur peraturan atau kebijakan pribadi.

2) Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seprti SEBI, PP,

Undang-undang dan sejenisnya untuk bidang operasi Bank.

3) Sosialisasi dan emplementasi prosedur yang telah dibuat

Page 72: deposito mudharabah.pdf

56

dan direvisi.

4) Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan

operasi selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat

dipenuhi.

5) Melakukan UAT atas produk atau program yang akan

diluncurkan dan disesuaikan dengan manual operasi yang

dibuat.

13. Financing Support Group

Ruang lingkup kerja:

1) Financing Supervision

2) Sharia Financial Iinstitution

3) Financing Product Development

14. Network and Alliance Group

Ruang lingkup kerja:

1) Network Alliance (POS, DA’I MUAMALAT, PEGADAIAN)

2) Shar-E and Gerai Optimizing

3) Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center)

Page 73: deposito mudharabah.pdf

57

4.2. Analisis Data

4.2.1. Hasil Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data

secara umum. Statistik deskriptif adalah penyajian data sacara numerik. Dalam

Statistik deskriptif disajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi

data.

4.2.1.1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Tingkat Suku Bunga

Dalam penelitian ini tingkat suku bunga yang dipublikasikan BI

(suku bunga BI) selama Januari 2009 sampai Agustus 2011.

Tabel : 4.1

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

Std.

Error

X1 32 2.25 6.50 8.75 .54417 2.426 .414 5.735 .809

Valid N

(listwise)

32

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan data di atas, bahwa tingkat suku bunga BI yang

digunakan dalam penelitian dari periode Januari 2009 – Agustus 2011

diperoleh nilai tingkat suku bunga BI yang paling kecil adalah 6,50. Dan

tingkat Suku bunga BI dengan tingkat 6,50 terjadi pada peroide Agustus

2009- Januari 2011. Dalam 18 bulan nilai tingkat suku bunga BI konstan

Page 74: deposito mudharabah.pdf

58

di level 6,50. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan tingkat

suku bunga BI masih konsisten dalam pencapaian sasaran inflasi pada

tahun berikutnya. Namun, periode Febuari 2011 mengalami kenaikan

0,25% dari 6,5% ke 6,75%, pertimbangan BI menaikan suku bunga yaitu

untuk antisipasi tingkat inflasi Januari 2011 (year on year) 7,02%

(menjaga stabilitas internal (inflasi) dan stabilitas eksternal (neraca

pembayaran). Hasil tampilan output SPSS memberikan nilai skewness

dan kurtosis masing-masing 1.121 dan 0,006. Sehingga data suku bunga

BI tidak terdistribusi normal.

4.2.1.2. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Bagi Hasil

Tabel 4.2

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari hasil perolehan data bahwa bagi hasil di Bank Muamalat

Indonesia dari Januari 2009 – Agustus 2011 paling rendah diperoleh Rp

45.360 milliar terjadi di bulan januarai 2009 dan paling tinggi diperoleh

Rp 656.807 milliar terjadi di bulan November 2009. Hasil tampilan

output SPSS memberikan nilai skewess dan kutosis masing-masing 0,114

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

Std.

Error

X2 32 652271 4536 656807 182326.775 .114 .414 -1.099 .809

Valid N

(listwise) 32

Page 75: deposito mudharabah.pdf

59

dan -1,099 sehingga dapat disimpulkan bahwa data bagi hasil

terdistribusi normal.

4.2.1.3. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Deposito Mudharabah

Tabel 4.3

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Std. Error

Y 32 9024740 5476609 14501349 2625160.2

59

1.121 .414 .006 .809

Valid N

(listwise)

32

Sumber: Data sekunder diolah

Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah pada Bank

Muamalat Indonesia bahwa terendah dari periode Januari 2009 – Agustus

2011 yang terjadi pada bulan April 2009 dengan Rp 547.660,9 milliar.

Dan pencapaian tertinggi dari periode Januari 2009 – Agustus 2011 yang

terjadi pada bulan Agustus 2011 dengan Rp 145.013,49 milliar. Hasil

tampilan output SPSS memberikan nilai skewness dan kurtosis masing-

masing 1,121 dan 0,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa data deposito

mudharabah tidak terdistribusi normal.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1. Uji Multikolonieritas

a) Matrik korelasi Variabel–Variabel Independen.

Page 76: deposito mudharabah.pdf

60

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ada

korelasi antar variabel independen (bebas) dalam suatu model regresi.

Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen.

Tabel 4.4

Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya diatas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas.6 Korelasi yang terjadi antara variabel independen

yang tertinggi hanya 0,47 atau 47% yang terjadi antar variabel tingkat

suku bunga (X1) dan bagi hasil (X2). Korelasi ini masih dibawah 0,9

maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.

6 Imam Ghozali,Op. Cit, hlm. 95.

Coefficient Correlationsa

Model X1 X2

1 Correlations X1 .478 1.000

X2 1.000 .478

Covariances X1 1.293E6 8.072

X2 9.062E11 1.293E6

a.Dependent Variable: Y

Sumber: Data sekunder diolah

Page 77: deposito mudharabah.pdf

61

b) Nilai Variance Inflation Factor (FIV) dan Tolerance

Tabel 4.5

Nilai cutoff yang umum dipakai dalam menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang

masih dapat ditolerir.7

Dari hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang

berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya 95%.

Hasil perhitungan nilai VIF untuk variabel tingkat suku bunga BI (X1)

dan bagi hasil (X2) sangat jauh dari dari 10. Jadi dapat disimpulkan

tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam regresi.

4.2.2.2. Uji Autokorelasi

7 Ibid, 96

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.059E7 6.959E6 1.522 .139

X1 -531352.869 951926.234 -.110 -.558 .581 .771 1.296

X2 4.222 2.841 .293 1.486 .148 .771 1.296

a.Dependen variable:Y

Sumber: Data sekunder diolah

Page 78: deposito mudharabah.pdf

62

Autukorelasi dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya) yang biasa muncul dalam penelitian time series. Pengujian

adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW test).

Tabel 4.6

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .359a .129 .069 2533063.561 .106

a. Predictors: (Constant), tingkat suku bunga, bagi hasil

b. Dependent Variable: deposito mudharabah

Sumber : Data sekunder diolah

Nilai DW sebesar 0,106 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 32 (n) dan jumlah

variabel independen 2 (K=2), maka dalam tabel DW akan didapat Dl = 1,321 dan

Du =1,577. Berdasarkan tabel keputusan autokorelasi bisa diambil kesimpulan

bahwa tidak ada autokorelasi positif, karena 0 ≤ d ≤ dl atau 0 ≤ 0,106 ≤ 1,321.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain.8 Jika variance berbeda disebut homokedastisitas model

regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan scatterplot. Dasar analisis scatterplot adalah

8 Ibid, hlm.125.

Page 79: deposito mudharabah.pdf

63

jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan kalau

tidak membentuk pola atau kalau titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, berarti terjadi heteroskedastisitas.

Grafik 4.1

Sumber : Data sekunder yang dioleh

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta baik diatas maupun bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastiditas.

4.2.2.4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.9 Uji normalitas

dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik.

9 Ibid, hlm. 147.

Page 80: deposito mudharabah.pdf

64

Grafik 4.2

Grafik 4.3

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari grafik histrogram atau grafik normal plot dapat disimpulkan

bahwa grafik histrogram tidak memberikan pola distribusi menceng (skewness).

Sedangkan pada grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar diatas maupun bawah angka 0 pada sumbu y.

Page 81: deposito mudharabah.pdf

65

4.3. Uji Hipotesis

4.3.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan

dengan menggunakan model regresi linear berganda, dimana dalam analisis

regresi tersebut akan menguji tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap volume

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Pengolahan data

menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.00 berdasarkan data-

data yang diperoleh dari laporan keuangan.

Tabel 4.7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.086E7 6866625.618 1.581 .125

X1 -570374.727 940467.461 -.118 -.606 .549

X2 4.206 2.840 .289 1.481 .149

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data sekunder diolah

Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas

X1 = -570374.727, dan X2 = 4.206 dengan konstanta sebesar 10860000 sehingga

model persamaan regresi yang diperoleh adalah :

Y = 10860000 - 570374.727X1 + 4.206X2

Dimana :

Page 82: deposito mudharabah.pdf

66

Y = Variabel dependen volume deposito mudharabah

X1 = Variabel independen (tingkat suku bunga)

X2 = Variabel independen (bagi hasil)

Konstanta sebesar 10860000 menyatakan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka rata-rata deposito mudharabah sebesar 10860000

Koefisien regresi X1 (tingkat suku bunga) dari perhitungan linier berganda

dapat dilihat - 570374.727 hal ini berarti setiap ada peningkatan tingkat

suku bunga sebesar 1 poin maka volume deposito mudharabah akan

menurun atau berkurang sebesar 570374.727 milliar. Tingkat suku bunga

dan volume deposito mudharabah terjadi hubungan negatif. Hasil yang

dinyatakan diatas tidak sesuai dengan teori penawaran, bahwa jika harga

naik maka jumlah output yang diminta akan naik dan sebaliknya, jika

harga turun maka jumlah output yang diminta akan turun. Artinya jika

harga atau bunga bank mengalami kenaikan maka deposito mudharabah

akan mengalami kenaikan atau bertambah. Perbedaan yang terjadi adalah

dalam jangka panjang pengaruh tingkat suku bunga sangat tinggi, disebut

diatas sebesar 570374.727 persen volume deposito mudharabah akan

menurun.

Koefisien regresi X2 (bagi hasil) dari perhitungan linier berganda dapat

dilihat 4.206 hal ini berarti setiap ada peningkatan bagi hasil sebesar 1000

milliar maka berpengaruh pada volume deposito mudharabah.

4.3.2. Uji Parsial

Page 83: deposito mudharabah.pdf

67

Uji parsial merupakan salah satu bentuk pengujian pengaruh dari masing-

masing variabel dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan. Uji ini

menandai bahwa variabel independen adalah tingkat suku bunga dan variabel

dependen adalah bagi hasil. Dalam model apakah tingkat suku bunga berpengaruh

bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia.

Tabel 4.8

Hasil Uji parsial

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1347472.391 366535.765 3.676 .001

X1 -151525.101 53760.446 -.458 -2.819 .008

a.Dependen Variable : X2

Sumber: Data sekunder diolah

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS ver. 17.00 dapat

diketahui bahwa uji parsial untuk variabel X1 (tingkat suku bunga) diperoleh t

hitung sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai signifikansi lebih besar 0,05

(0,008 > 0,05) maka diperoleh t tabel dengan df = 30 adalah sebesar 1.697. maka

diperoleh t hitung (-2.819) < t tabel (1.697) sehingga Ho diterima dan menolak Ha.

Maka tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat

Indonesia.

4.3.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai

prosentase kontribusi variabel bebas tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap

Page 84: deposito mudharabah.pdf

68

volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil

perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.9

K

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model

regresi.10

Dari tampilan output SPSS menunjukkan besarnya adjusted R2

adalah

0,069, hal ini berarti deposito mudharabah dapat dijelaskan oleh variabel tingkat

suku bunga BI dan bagi hasil hanya sebesar 6,9% sedangkan sisanya (100% -

6,9% = 93,1%) dijelaskan oleh variabel lain.

4.3.4. Uji F

Uji hipotesis secara serentak atau simultan (Uji F) antara variabel bebas

dalam hal ini tingkat suku bunga dan bagi hasil dan variabel terikatnya adalah

terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Hasil

analisis uji F dapat di lihat tabel berikut ini:

10

Ibid,hlm. 163

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .359a .129 .069 2533648.437 .105

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber : data sekunder diolah

Page 85: deposito mudharabah.pdf

69

Tabel 4.10

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.756E13 2 1.378E13 2.148 .135a

Residual 1.861E14 29 6.416E12

Total 2.136E14 31

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber : data sekunder diolah

Uji F menghasilkan F hitung sebesar 2.148 dengan nilai signifikan 0,135,

karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan menerima Ho.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat suku bunga (X1)

dan bagi hasil (X2) secara bersama-sama terhadap volume deposito mudharabah

di Bank Muamalat Indonesia.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito

Mudharabah (Study Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia)

4.4.1.1. Pengaruh tingkat suku bunga BI (BI Rate) terhadap bagi hasil di

Bank Muamalat Indonesia

Page 86: deposito mudharabah.pdf

70

Tingkat suku bunga BI menunjukkan berpengaruh terhadap bagi

hasil. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji parsial variabel X1 (tingkat suku

bunga) diperoleh t hitung sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai

signifikansi lebih besar 0,05 (0,008 < 0,005) maka diperoleh t tabel

dengan df = 30 adalah sebesar 1.697, maka diperoleh t hitung (-2.819) < t

tabel (1.697) sehingga Ha diterima dan menolak Ho. Maka tingkat suku

bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia.

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Arudina dan Wibisono (2007) yang

melakukan penelitian tentang “Dampak suku bunga konvensional

terhadap return dan DPK perbankan syariah di Indonesia” dengan

menggunakan metodologi Adaptive Expectation. Kesimpulan dari

penelitian Arudina dan Wibisono adalah bunga berpengaruh positif

terhadap return atau deposito bank syariah. Kemudian Mawardi (2008)

melakukan penelitian tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi

penetapan return bagi hasil deposito mudharabah mutlaqoh”. Dengan

melakukan analisis korelasi pearson untuk melihat hubungan antara

masing-masing variabel bebas dengan variabel terikatnya, dan

menggunakan multiple regression analysis untuk mengetahui pengaruh

tingkat suku bunga, Tingkat FDR, tingkat NPF dan efektif return

pendapatan terhadap penetapan tingkat rate bagi hasil. Diperoleh

kesimpulan bahwa tingkat bunga deposito konvensional berpengaruh

signifikan dalam penentuan return bagi hasil deposito mudharabah

mutlaqoh.

Page 87: deposito mudharabah.pdf

71

Dalam bank syariah mengedepankan risiko bisnis dari pada risiko

syariah. Bank syariah lebih memilih melakukan perubahan nisbah untuk

menyesuaikan dengan BI rate, sehingga realisasi bagi hasil yang akan

diterima oleh nasabah deposannya bisa masih bersaing dan nasabah tidak

memindahkan depositonya ke bank lain.

4.4.1.2. Pengaruh tingkat suku bunga BI terhadap volume deposito

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

Salah satu pertimbangan seseorang untuk menyimpan dananya

pada sebuah bank adalah keuntungan yang akan didapat dari jangka

waktu penyimpanan tersebut. Keuntungan yang didapat jika dananya

disimpan di Bank Muamlat Indonesia berupa bagi hasil dan bunga jika

dilakukan di bank konvesional. Pada bank konvensional hal yang

mendorong seseorang untuk bersedia menyimpan dananya dalam bentuk

giro, tabungan maupun deposito adalah tingkat suku bunga yang tinggi.

Para nasabah akan mendapatkan dan memanfaatkan keuntungan pada

saat bunga bank tinggi. Perbedaan antara suku bunga dengan bagi hasil

adalah dalam penetapanya.

Jika suku bunga sudah merupakan ketetapan dari sebuah bank

dengan batasan atau perkiraan dari penetapan suku bunga menurut Bank

Indonesia (BI Rate), sedangkan nisbah bagi hasil akan ditetapkan setelah

adanya sebuah kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu bank sebagai

pengelola dana dan nasabah sebagai pemilik modal (deposan). Secara

prinsip islam juga mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu,

Page 88: deposito mudharabah.pdf

72

akan tetapi penghargaannya tidak diwujudkan dalam persentase bunga

tetap, tetapi merealisasikan penghargaan dalam bentuk bagi hasil.11

Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa

tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dapat dilihat pada tabel 4.7,

bahwa tingkat suku bunga t hitung sebesar -0.606 < t tabel sebesar 1.697,

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi sebesar

0.549 dan koefisien regresi variabel -570374.727.

Tanda parameter negatif pada koefisien X1 sebesar -570374.727

menunjukkan bahwa jika tingkat suku bunga deposito naik sebesar Rp

1.000 milliar maka akan terjadi penurunan terhadap deposito

mudharabah sebesar Rp 570374.727 milliar. Begitupun sebaliknya jika

tingkat suku bunga deposito turun Rp 1.000 milliar maka akan terjadi

kenaikan terhadap deposito mudharabah sebesar 570374.727 milliar.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rifki Ismail (2010)

berjudul “How Do Islamic Bank Manage Liquidity Risk? An Empirical

Survey On The Indonesia Islamic Banking Industry” sebagai mana yang

dikutib Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 3-2 (March 2010), pp. 54-

81. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa deposan dalam

perbankan Islam memiliki tiga tujuan menjadi klien dan berinteraksi

dengan bank yaitu agama, laba, dan keperluan transaksi. Dan motivasi

11

Muhammad, Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, hlm.37

Page 89: deposito mudharabah.pdf

73

deposan membuka deposito mudharabah dalam prioritas utamanya

adalah untuk motivasi agama yang medukung proyek-proyek Islam

(ummah), prioritas yang kedua adalah memperoleh retur yang lebih

tinggi, dan prioritas ketiga adalah untuk memenuhi persyaratan fasilitas

bank. Dalam penelitian Rifki Ismail dijelaskan bahwa motivasi utama

deposan atau nasabah dalam membuka deposito mudharabah di bank

syariah adalah karena bertujuan keagamaan. Sehingga dapat dikatakan

bahwa deposan BMI termasuk deposan yang orientasinya beragama

sehingga tidak akan berpengaruh oleh suku bunga.

4.4.1.3. Pengaruh bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia.

Pada uraian berikut ini akan dibahas hasil perhitungan pada tabel

4.8 yang menyatakan bahwa nilai signifikansi variabel bagi hasil sebesar

0,149 siginifikan pada tingkat kepercayaan 0,05, sedangkan besar

koefisien regresi variabel bagi hasil adalah 4.206. Dan t hitung sebesar

1.481 < t tabel sebesar 1.697, maka Ho dtolak dan menerima Ha. Dengan

ini maka bisa disimpulkan bahwa bagi hasil tidak berpengaruh terhadap

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Tanda parameter

positif pada variabel volume bagi hasil, yang berarti jika volume bagi

hasil naik sebesar 1.000 milliar maka volume deposito mudharabah akan

naik sebesar 4.206 milliar. Keyataan yang didapat sesuai dengan teori

permintaan, bagi hasil sebagai subtitusi adalah apabila bagi hasil yang

diberikan mengalami kenaikan maka volume deposito mudharabah juga

Page 90: deposito mudharabah.pdf

74

akan meningkat dan sebaliknya jika bagi hasil yang diberikan menurun

maka volume deposito mudharabah menurun.

Berarti menunjukan bahwa volume bagi hasil yang diberikan oleh

BMI adalah bukan tujuan utama masyarakat dalam menyimpan dananya

di BMI melainkan karena faktor agama yaitu mereka menginginkan dana

yang mereka simpan dapat dikelola sesuai dengan prinsip syariah dan

kejelasan pengalokasian dana menjadi alasan untuk bergabung menjadi

nasabah bank syariah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah dari

non keuangan yang menyentuh sisi emosi dari nasabah seperti kualitas

pelayanan, aksesibilitas, atau mudah dijangkau dan kemudahan-

kemuadahan lainnya dalam transaksi yang dapat diberikan oleh bank

yang bersangkutan. Alasan faktor diatas didapat dari hasil penelitian

sebelumnya oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia dengan

institusi Bogor pada tahun 2004 dan Muhammad Ghafur pada tahun

2003 yang menyatakan faktor tersebut adalah alasan masyarakat untuk

memilih bank untuk menyimpan dananya, baik bank syariah maupun

non syariah bukan dipengaruhi motif untuk mendapatkan return berupa

bagi hasil, tetapi oleh faktor lain yang tidak bisa ditemukan penelitian

ini. Apabila mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

khairunnisa pada tahun 2001 kecenderungan masyarakat menabung di

bank syariah adalah karena sistemnya yang lebih islami. Untuk

menghindari suku bunga yang dianggap riba, dalam agama Islam hal

tersebut diharamkan.

Page 91: deposito mudharabah.pdf

75

4.4.1.4. Pengaruh Tingkat suku bunga dan Bagi hasil terhadap volume

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

Berdasarkan uji F secara bersama-sama variabel tingkat suku

bunga dan bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia tidak berpengaruh dengan F hitung sebesar 2.148 dan

F tabel dengan α = 5% ; F tabel = fαdf (n-k); (k-1) ; F tabel = (0,05;30;1) =

4.17 nilai signifikan 0,135 lebih besar dari 0,05dan F hitung < F tabel (2.148

< 4.17). Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai tingkat suku

bunga BI dan bagi hasil tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi

volume deposito mudharabah secara bersama-sama dalam pengambilan

keputusan investasi.

Page 92: deposito mudharabah.pdf

76

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Beradsarkan hasil penelitian, pengolaha data dan pembahasan pada Bab IV

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Ada pengaruh antara tingkat suku bunga dengan bagi hasil di Bank

Muamalat Indonesia dengan perolehan hasil variabel X1 (tingkat suku

bunga) diperoleh t hitung sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai

signifikansi lebih besar 0,05 (0,008 < 0,005) maka diperoleh t tabel dengan

df= 30 adalah sebesar 1.697. Maka diperoleh t hitung (-2.819) < t tabel (1.697)

sehingga Ha diterima dan menolak Ho. Dengan ini maka bisa disimpulkan

bahwa tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil.

b. Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel 4.7, bahwa tingkat suku bunga t

hitung sebesar -0.606 < t tabel sebesar 1.697, maka Ho ditolak Ha diterima

yang berarti variabel independen (tingkat suku bunga BI) tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (volume deposito mudharabah)

c. Hasil uji parsial untuk variabel bagi hasil diperoleh hasil t hitung sebesar

sebesar 1.481 < t tabel sebesar 1.697, maka Ho dtolak dan menerima Ha.

Dengan nialai signifikansi 0,149 > 0,005, Maka dapat disimpulkan bahwa

bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di

Bank Muamalat.

Page 93: deposito mudharabah.pdf

77

d. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan variabel independen yang terdiri dari tingkat suku bunga

BI dan bagi hasil dan variabel dependen adalah deposito mudharabah di

Bank Muamalat Indonesia. Menunjukkan bahwa variabel tingkat suku

bunga BI dan variabel bagi hasil tidak ada pengaruh terhadap volume

deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dengan ditunjukkan

dari hasil F hitung sebesar 2.148 < F tabel sebesar 4.17 dan dengan nilai

signifikansi 0,135, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga

peneliti tidak bisa mengendalikan dan mengawasi kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam perhitungan.

b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya di Bank Muamalat

Indonesia.

c. Penelitian ini hanya menggunakan deposito mudharabah sebagai indikator

sejauh mana BMI untuk menarik minat para deposan terhadap produknya

untuk melihat pengaruh tingkat suku bunga BI (faktor eksternal) dan bagi

hasil (faktor internal).

Page 94: deposito mudharabah.pdf

78

5.3. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diberikan sebagai berikut:

a. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan obyek yang

lainnya.

b. Diharapkan dalam penelitian yang selanjutnya tidak hanya menggunakan

deposito mudharabah, tapi juga menggunakan produk funding lainnya.

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bank untuk menarik minat

masyarakat terhadap produk fundingnya untuk melihat pengaruh BI rate

dan bagi hasil.

c. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menggunakan variabel yang lebih

lengkap, tidak hanya menggunakan dari sisi penghimpunan dana, tetapi

meliputi indikator perbankan syariah, seperti : likuiditas, FDR dan lain-

lain.

Page 95: deposito mudharabah.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Pustaka Alvabet,

Jakarta, 2006.

Arikunto, Suharsini Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka

Cipta, Jakarta, 2005

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.

Budiono, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakrta, 1989.

Defita, Purnama Irma, dan Suswinarno, Akad Syariah, Kaifa, Bandung, 2011.

Departemen Agama RI, Al-Aliyy Al-quran dan terjemahnya, Diponegoro,

Bandung, 2007.

Firdaus, Muhammad, dkk, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer,

Renaisan, Jakarta, 2005.

Fauzi, Muchamad, Metode penelitian Kuantitatif, Walisongo Press, Semarang,

2009.

Ghafur, Muhammad, Pengaruh tingkat bagi hasil, suku bunga dan pendapatan

terhadap simpanan mudharabah: studi kasus BMI, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, Apilkasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,Undip,

Semarang, 2006.

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate

http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html

http//:www.esharinomics.com/esharinomics/bag/2011

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024

Karim, Adiwarman, Bank Islam, PT. Rajagrafindo persada, Jakarta ,2007.

Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2009.

Marshall, Robert dan Miranda, Kamus Populer Uang dan Bank, Ladangpustaka

dan Intimedia, Jakarta.

Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman), Ekonisia, Jogjakarta, 2002.

, Manajemen Bank Syariah, UPP AMPYKPN, Yogyakarta, 2002.

Page 96: deposito mudharabah.pdf

,Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank

Syariah, UIIPress, Yogyakarta, 2004.

Nejatullah Siddiqi, Muhammad, Bank Islam, Pustaka, Bandung, 1984.

Puspopranoto, Salwodjo, Keuangan Pebankan dan Pasar Keuangan, LP3ES,

Jakarta, 2004.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), UII Press,

Yogyakarta, 2004.

Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika, Andi, Yogyakarta, 2005.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisia, Yogyakarta,

2004.

Sugiyono, Statiska untuk Penelitia, Alfabeta, Bandung , 2011.

Sumiyanto, Ahmad, Problem dan Solusi Transaksi Mudharabah, Magistra Insania

Press, Yogyakarta, 2005.

Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam, Graha Ilmu, Yogyakarat, 2005.

Statistik perbankan Indonesia-vol.9, No.5, April 2011.

Syafi’I, M.Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Gema Insani, Jakarta, 2001.

Teguh, Muhammad, Metodologi penelitian Ekonomi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2005.

Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005.

Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Pustaka Grafika,

Bandung, 2007.

Dewi,wulandari, “jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar

Syariah”,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com.

Page 97: deposito mudharabah.pdf

LAMPIRAN

Lampiran I

Data Penelitian 2009 – 2011 (Milliar)

Deposito Suku bunga Bagi hasil

2011 : 08 14,501,349 6.75% 589,019

2011 : 07 13,848,880 6.75% 511,922

2011 : 06 13,196,411 6.75% 434,825

2011 : 05 12,908,316 6.75% 351,249

2011 : 04 11,984,953 6.75% 267, 794

2011 : 03 11,241,573 6.75% 198,716

2011 : 02 10,499,897 6.75% 131,157

2011 : 01 10,704,896 6.50% 68,724

2010 : 12 9,958,265 6.50% 604,313

2010 : 11 8,714,928 6.50% 536,569

2010 : 10 8,310,033 6.50% 475,106

2010 : 09 7,850,160 6.50% 421,639

2010 : 08 6,880,791 6.50% 371,078

2010 : 07 6,520,322 6.50% 321,496

2010 : 06 6,414,616 6.50% 277,466

2010 : 05 6,472,037 6.50% 233,385

2010 : 04 6,263,170 6.50% 190,443

2010 : 03 6,644,445 6.50% 147,066

2010 : 02 6,828,535 6.50% 93,681

2010 : 01 7,276,515 6.50% 49,376

2009 : 12 7,671,766 6.50% 656,807

2009 : 11 7,064,277 6.50% 536,188

2009 : 10 7,167,343 6.50% 519,102

2009 : 09 7,018,472 6.50% 464,285

2009 : 08 6,788,267 6.50% 408,712

2009 : 07 6,993,156 6.75% 346,846

2009 : 06 7,248,709 7.00% 282,345

2009 : 05 6,318,306 7.25% 223,504

2009 : 04 5,476,609 7.50% 180,158

2009 : 03 5,814,830 7.75% 130,044

2009 : 02 5,741,133 8.25% 94,032

2009 : 01 5,758,818 8.75% 45,360

Page 98: deposito mudharabah.pdf

Lampiran II

HASIL PERHITUNGAN

DESCRIPTIVE SUKU BUNGA

DESCRIPTIVES VARIABLES=X1

/STATISTICS=STDDEV RANGE MIN MAX KURTOSIS SKEWNESS.

Descriptives

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statisti

c

Std.

Error

X1 32 2.25 6.50 8.75 .54417 2.426 .414 5.735 .809

Valid N

(listwise)

32

Descriptives BAGI HASIL

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Descriptive Statistics

N Range

Minimu

m

Maximu

m

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statisti

c

Statisti

c Statistic Statistic Statistic

Statisti

c

Std.

Error Statistic Std. Error

X2 32

65227

1 4536 656807 182326.775 .114 .414 -1.099 .809

Valid N

(listwise) 32

Page 99: deposito mudharabah.pdf

Descriptives DEPOSITO

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Descriptive Statistics

N Range

Minimu

m

Maximu

m

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statisti

c Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

Std.

Error

dep 32

902474

0 5476609 1.E7

2625160.25

9 1.121 .414 .006 .809

Valid N

(listwise) 32

UJI ASUMSI KLASIK

Uji Multikolonieritas

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Coefficient Correlationsa

Model X1 X2

1 Correlations X1 .478 1.000

X2 1.000 .478

Covariances X1 1.293E6 8.072

X2 9.062E11 1.293E6

a.Dependent Variable: Y

Sumber: Data sekunder diolah

Page 100: deposito mudharabah.pdf

Autokorelasi

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .359a .129 .069 2533063.561 .106

a. Predictors: (Constant), tingkat suku bunga, bagi hasil

b. Dependent Variable: deposito mudharabah

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.059E7 6.959E6 1.522 .139

X1 -

531352.86

9

951926.234 -.110 -.558 .581 .771 1.296

X2 4.222 2.841 .293 1.486 .148 .771 1.296

a.Dependen variable:Y

Sumber: Data sekunder diolah

Page 101: deposito mudharabah.pdf

Heteroskidastisitas

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Normalitas

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Page 102: deposito mudharabah.pdf
Page 103: deposito mudharabah.pdf

REGRESI BERGANDA

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.086E7 6866625.618 1.581 .125

X1 -570374.727 940467.461 -.118 -.606 .549

X2 4.206 2.840 .289 1.481 .149

a. Dependent Variable: Y

PARSIAL

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1347472.391 366535.765 3.676 .001

X1 -151525.101 53760.446 -.458 -2.819 .008

KOEFISIEN DETERMINASI

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

Model Summaryb

Mode

l R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .359a .129 .069 2533648.437 .105

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber : data sekunder diolah

Page 104: deposito mudharabah.pdf

UJI F

[DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.756E13 2 1.378E13 2.148 .135a

Residual 1.861E14 29 6.416E12

Total 2.136E14 31

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Page 105: deposito mudharabah.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lina Anniswah

Tempat/ Tgl Lahir : Demak, 13 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Tlogorejo Raya, RT 04/RW 03, Ds./Kel. Tlogorejo, Kec.

Karangawen, Kab. Demak

No. Tlp. : 085 641 66 22 97

Jenjang Pendidikan :

1. MI Manbaul Ulum Tlogorejo lulus tahun 2001

2. MTS Manbaul Ulum Tlogorejo lulus tahun 2004

3. MA. Futuhiyyah 2 Mranggen lulus tahun 2007

4. Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 19 Desember 2011

Penulis

Lina Anniswah

NIM. 072411033