dbd m. tasnim

26
BAB I PENDAHULUAN Demam dengue/DD (Dengue fever/DF) dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan disebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agennya adalah virus dengue yang termasuk kedalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aides aegypti dan Ae. Albopictus yang terdapat hampir seluruh pelosok indonesia. 1,2 Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953. Pada tahun 1958 meletus epidemioligi penyakit serupa dibangkok. Di Jakarta kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 1993 DBD telah menyebar keseluruh provinsi di Indonesia. Jumlah kasus DBD provinsi Aceh mencapai 2.269 jiwa dengan kematian berjumlah 7 jiwa. Kasus DBD di provinsi Aceh pada tahun 2012 mencapai 48/100.000 jiwa. 2,3 Berdasarkan jumlah kasus DBD, Indonesia menepati urutan ke dua setelah Thailand. Sejak tahun 1998 angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari 0,05 (1968) 1

Upload: tasnim-dalimunthe

Post on 01-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

enjoy

TRANSCRIPT

Page 1: DBD M. Tasnim

BAB I

PENDAHULUAN

Demam dengue/DD (Dengue fever/DF) dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,

limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Demam berdarah dengue (DBD)

merupakan penyakit yang banyak ditemukan disebagian besar wilayah tropis dan subtropis,

terutama Asia Tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah

manusia, agennya adalah virus dengue yang termasuk kedalam famili Flaviridae dan genus

Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke

manusia melalui gigitan nyamuk Aides aegypti dan Ae. Albopictus yang terdapat hampir

seluruh pelosok indonesia.1,2

Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada

tahun 1953. Pada tahun 1958 meletus epidemioligi penyakit serupa dibangkok. Di Jakarta

kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 1993 DBD telah menyebar keseluruh

provinsi di Indonesia. Jumlah kasus DBD provinsi Aceh mencapai 2.269 jiwa dengan

kematian berjumlah 7 jiwa. Kasus DBD di provinsi Aceh pada tahun 2012 mencapai

48/100.000 jiwa.2,3

Berdasarkan jumlah kasus DBD, Indonesia menepati urutan ke dua setelah Thailand.

Sejak tahun 1998 angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari 0,05

(1968) menjadi 8,14 (1973), 8,65 (1983), dan mencapai angka tertinggi pada tahun 1998

yaitu 35,19/100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang. Pada saat ini

DBD telah menyebarluas dikawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan daerah Karibia.2

1

Page 2: DBD M. Tasnim

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ratih Wijayanti

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kampung baru

Suku : Aceh

Tanggal Masuk : 19-06-2015 Pukul : 11.40 WIB

2.2 ANAMNESA

Keluhan Utama : Demam

Telaah : Pasien datang ke RSUD Langsa dengan keluhan demam tinggi yang

mendadak sejak 2 hari yang lalu. Demam dirasakan mendadak tinggi dan terus

menerus, siang sama dengan malam, tidak disertai menggigil, batuk dan sesak nafas.

Pada hari ketiga demam, pasien mengeluhkan timbul bintik-bintik merah pada

tangan, pada hari keempat demam bintik-bintik merah semakin meluas dari

sebelumnya. Bintik-bintik merah tanpa disertai rasa gatal. Gusi berdarah tidak ada,

hidung berdarah tidak ada, BAB dalam batas normal dan BAK dalam batas normal,

kencing berpasir tidak ada, rasa tidak puas pada saat kencing tidak ada.

Pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi dan nyeri kepala. Serta pasien

mengeluhkan nyeri ulu hati yang disertai mual dan muntah, muntah yang dirasakan

pasien bersamaan dengan timbulnya demam, dengan frekuensi 3x dalam sehari,

muntah berisi air dan sedikit makanan yang dimakan. Penurunan nafsu makan ada,

dan nyeri menelan tidak ada.

2

Page 3: DBD M. Tasnim

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Pasien mengatakan sering sakit lambung.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Adik pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Pemakaian Obat

Pasien mengatakan tidak ada mengkosumsi obat apapun.

Riwayat Kebiasaan Sosial :

Pasien sering telat makan.

2.3 ANAMNESA ORGAN

Jantung Tidak ada kelainan Tulang Tidak ada kelainan

Sirkulasi Tidak ada kelainan Otot Terdapat kelainan

Saluran Pernafasan Tidak ada kelainan Darah Tidak ada kelainan

Ginjal dan Saluran

Kencing

Tidak ada kelainan Endokrin Tidak ada kelainan

Saluran Cerna Terdapat kelainan Genetalia Tidak ada kelainan

Hati dan Saluran

Empedu

Tidak ada kelainan Pancaindra Tidak ada kelainan

Sendi Terdapat kelainan Psikis Tidak ada kelainan

2.4 KEADAAN UMUM

STATUS PRESENT KEADAAN PENYAKIT

Sensorium : Compos mentis

Tekanan Darah : 110 / 60 mmHg

Temperatur : 39 oC

Pernafasan : 20 x/menit,

Nadi : 100 x/menit

Anemia : tidak ada

Edema : tidak ada

Ikterus : tidak ada

Eritema : tidak ada

Sianosis : tidak ada

Turgor : baik

Dispnoe : tidak ada

3

Page 4: DBD M. Tasnim

Sikap tidur paksa : tidak ada

2.5 KEADAAN GIZI

BB : 46 kg TB : 155 cm

46 x 100 % = 83% (gizi sedang)

155 – 100

2.6 PEMERIKSAAN FISIK

KEPALA LEHER

Inspeksi :

Rambut : baik, distribusi merata

Wajah : tidak ada kelainan

Alis mata : tidak ada kelainan

Bulu mata : tidak ada kelainan

Mata : tidak ada kelainan

Hidung : nafas cuping hidung (-)

Bibir : pursed lips breathing ( - )

Lidah : tidak ada kelainan

Inspeksi

Struma : tidak ada kelainan

Kelenjar Limfe : tidak ada kelainan

Posisi trakea : midline

TVJ : tidak meningkat

THORAK

THORAK DEPAN THORAK BELAKANG

Inspeksi

- Bentuk : Simetris

- Otot bantu nafas : tidak ada

- Venektasi : tidak ada

Palpasi

Paru :

- Nyeri tekan : tidak ada

- Fremitus taktil : kanan : kiri normal

- Sela iga melebar ( - )

Inspeksi

- Bentuk : Simetris

- Venektasi : tidak ada

Palpasi

Paru :

- Nyeri tekan : tidak ada

- Fremitus taktil : kanan : kiri normal

- Sela iga melebar ( - )

4

Page 5: DBD M. Tasnim

Jantung :

- Ictus cordis : tidak teraba

Perkusi :

Paru : Sonor pada ke dua lapangan

paru

- Batas Relatif : ICS V linea

midclaviclaris dextra

- Batas Absolut : ICS VI linea

midclaviclaris dextra

Jantung :

- Batas jantung atas : ICS III linea

parasternalis sinistra

- Batas jantung kiri : ICS V 1 jari ke

medial dari linea midclavicula sinistra

- Batas jantung kanan : linea

parasternalis dextra

Auskultasi

- suara pernafasan : vesikuler ( +/+)

- suara tambahan : ronki basah (-/-)

wheezing (-/-)

- ekspirasi memanjang ( - )

- Bunyi Jantung : M1>M2, A2>A1,

P2>P1, A2=P2

Perkusi

Paru : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

- Suara pernafasan : vesikuler ( +/+ )

- Suara tambahan : ronki basah (-/-)

wheezing (-/-)

- Ekspirasi memanjang ( - )

ABDOMEN GENITALIA

Inspeksi :

Simetris, Bengkak (-)

Palpasi :

Soepel, nyeri tekan epigastrium (-)

- Hepar : tidak teraba

- Lien : tidak teraba

- Ginjal : tidak teraba

Perkusi : Timpani (+)

Tidak dilakukan pemeriksaan

5

Page 6: DBD M. Tasnim

Auskultasi : Peristaltik Usus (+)

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas

- Bengkak : Tidak ada

- Merah : Ada

- Pucat : Tidak ada

- Clubbing finger :Tidak ada

- Tremor : Tidak ada

- Kulit : Petekie (+)

Ekstremitas Bawah

- Bengkak : Tidak ada

- Merah : Ada

- Pucat : Tidak ada

- Clubbing finger : Tidak ada

- Tremor : Tidak ada

- Kulit : Petekie (-)

2.7 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Haemoglobin 11,8 gr/100ml

Haematocryt 39,0 %

Leucocyte 1.000 103/IU

BSR -

Thrombocyte 54.000 103/IU

Urium 13 mg/100ml

Creatinine 0,7 mg/100ml

KGDS -

2.8 DIAGNOSA BANDING

1. Dengue Haemorrhagic Fever grade II

2. Demam Dengue

3. Demam Tipoid

4. Malaria

5. Demam Cikungunya

2.9 DIAGNOSA KLINIS

Dengue Haemorragic Fever grade II

6

Page 7: DBD M. Tasnim

2.10 PENATALAKSANAAN

- IVFD Ringer Laktat 3 Flash dicor

- Injeksi cefotaxime 1 gr/8jam

- Paracetamol 500mg 3x1

- Lansoprazole 30mg 2x1

2.11 ANJURAN

- Darah rutin /8 jam

- Malaria darah tepi

- Kultur Virus

- Pemeriksaan serologi (IgG dan IgM)

- LFT

- Ureum / creatinin

- Foto thorax PA

- USG Abdomen

- Polymerase Chain Reaction

Follow Up Harian

Tanggal S 0 A P

20 Juni

2015

Demam (+)

Mual (+)

Muntah (+)

Sakit kepala (+)

Bintik-bintik

merah (+)

Nyeri perut (+)

BAK (+)

Normal

BAB (+)

Normal

Sens : Compos

Mentis

TD : 110/60

mmHg

HR : 100x/i

RR : 20x/i

T : 39°C

Dengue

Haemorrhagic

Fever grade II

RL 20 tetes/menit

Injeksi cefotaxime 1

gr / 8jam

Paracetamol 3x

500mg

Lansoprazole 2x

30mg

Domperidone 2x

10mg

7

Page 8: DBD M. Tasnim

21 Juni

2015

Demam (+)

Mual (+)

Muntah (+)

Pusing (+)

Bintik-bintik

merah (+)

Nyeri perut (+)

BAK(+) Normal

BAB (-)

Sens : Compos

Mentis

TD : 100/60

mmHg

HR : 80x/i

RR : 22x/i

T : 37,5°C

Dengue

Haemorrhagic

Fever grade II

RL 30 tetes/menit

Injeksi cefotaxime 1

gr / 8jam

Paracetamol 3x

500mg

Lansoprazole 2x

30mg

Domperidone 2x

10mg

22 Juni

2015

Demam (+)

Mual (+)

Muntah (-)

Pusing (+)

Bintik-bintik

merah (+)

Nyeri perut (+)

BAK(+) Normal

BAB (-)

Sens : Compos

Mentis

TD : 80/60

mmHg

HR : 76x/i

RR : 20x/i

T : 37,3°C

Dengue

Haemorrhagic

Fever grade II

RL 30 tetes/menit

Injeksi cefotaxime 1

gr / 8jam

Paracetamol 3x

500mg

Lansoprazole 2x

30mg

Domperidone 2x

10mg

23 Juni

2015

Demam (+)

Mual (+)

Muntah (-)

Pusing (+)

Bintik-bintik

merah (+)

Nyeri perut (+)

BAK(+) Normal

BAB(+) Normal

Sens : Compos

Mentis

TD : 110/70

mmHg

HR : 96x/i

RR : 20x/i

T : 38,4°C

Dengue

Haemorrhagic

Fever grade II

RL 30 tetes/menit

Injeksi cefotaxime 1

gr / 8jam

Paracetamol 3x

500mg

Lansoprazole 2x

30mg

BAB III

8

Page 9: DBD M. Tasnim

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISI

Demam dengue/DD (Dengue fever/DF) dan demam berdarah dengue/DBD (Dengue

Hemoragik Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam,

limfadenopati, trombositepenia dan diathesis hemoragik.1,2

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum menifestasi klinis yang

bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferent febrile illnes), demam dengue,

demam berdarah dengue (DBD) sampai demam berdarah dengue disertai syok (dengue shock

syndrome = DDS). 2

3.2 ETIOLOGI

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang

termasuk group B anrthtropod bone virus (arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus

flavivirus, famili Flaviviridae dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai

tunggal dengan berat molekul 4x106. Yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu Den-1, Den-2,

Den-3 dan Den-4. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan

serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain

seperti Yellow Fever, Japanese Encephalitis, dan West Nile virus. 1,2

3.3 EPIDEMIOLOGI

Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 1000 negara, terutama daerah

perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman Brazil dan bagian lain Amerika Selatan,

Karibia, Asia Tenggara, dan India.3

Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun dibeberapa daerah tropik dan subtropik

bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian pada anak 90%

diantaranya menyerang anak dibawah umur 15 tahun. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu

terjadi KLB dibeberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah

penderita 79.480 orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun berikutnya

jumlah kasus terus naik tetapi jumlah kematian menurun secara bermakna dibandingkan

tahun 2004.2

9

Page 10: DBD M. Tasnim

Jumlah kasus DBD provinsi Aceh mencapai 2.269 jiwa dengan kematian berjumlah 7

jiwa. Kasus DBD di provinsi Aceh pada tahun 2012 mencapai 48/100.000 jiwa.3

3.4 CARA PENULARAN

Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk subgenus

Stegomya yaitu nyauk Aedes aegypty dan Ae. Albopictus sebagai vektor primer dan Ae.

Polynesiensis, Aescutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor sekunder, selain itu juga

terjadi penularan transeksual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui perkawinan serta

penularan transovarial dari induk nyamuk keketurunannya.4

Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap

serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain.4

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,

yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus

dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang

berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period)

sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya.3

Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation

period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat

terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum

panas sampai 5 hari setelah demam timbul.2

3.5 PATOGENESIS

Dua teori yang menjelaskan patogenesis infeksi dengue adalah hipotesis imune

enchancement dan hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory).

Menurut hipotesis imune enchancement menjelaskan secara tidak langsung bahwa

mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog mempunyai resiko berat yang lebih

besar untuk menderita DBD berat. Antibodi heterolog yang telah ada akan mengenali virus

lain kemudian membentuk kompleks antigen antibodi yang berkaitan dengan Fc reseptor dari

membran leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan menjadi

sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyababkan peningkatan permeabilitas

pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.1

10

Page 11: DBD M. Tasnim

Hipotesis infeksi sekunder, sebagai akibat infeksi sekunder oleh tiper virus dengue

yang berbeda, respon antibody anamnestic pasien akan terpicu, menyebabkan proliferase

dan transformase limfosit dan menghasilkan titer tinggi IgG anti dengue. Karena bertempat

dilimfosit, proferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal

ini mengakibatkan terbentuknya komplek virus antibodi yang selanjutnya mengaktifasi

sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas

dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ekstra vaskular. Hal ini terbukti dengan

peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga

serosa.1

3.6 MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala

prodormal yang tidak khas seperti: nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.1

Pasien penyakit DBD umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut :

1. Demam selama 2-7 hari tanpa ada sebab yang jelas

2. Manifestasi perdarahan dengan rumple leed test (+), mulai dari petekie (+) sampai

perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah hitam.

3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun, (normal : 150.000-300.000 µL). Hematokrit

meningkat (normal : pria < 45, dan wanita < 40).

4. Akral dingin, gelisah, tidak sadar, (DDS, dengue syok syndrome).2

Keempat gejala utama DBD adalah sebagai berikut:

1. Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung

2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat anti piretik. Kadang-kadang suhu tubuh

sangat tinggi sampai 400C dan dapat terjadi kejang demam mulai cenderung menurun dan

pasien tampak seakan sembuh, hati-hati karena fase tersebut dapat sebagai awal kejadian

syok. Biasanya pada hari ketiga dari demam. Hari ke-3,4,5 adalah fase kritis yang harus

dicermati pada hari ke-6 dapat terjadi syok. Kemungkinan terjadi perdarahan dan kadar

trombosit sangat rendah (<20.000/µl).1

2. Tanda-tanda perdarahan

11

Page 12: DBD M. Tasnim

Penyebab perdarahan pada DBD ialah vaskulopati, trombositopenia dan gangguan

fungsi trombosit, serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang

terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji torniket (uji Rumple leede/uji bendung) positif,

petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan

yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam tetapi dapat

pula dijumpai pada hari ke 3,4,5 demam. Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan

nyamuk. Untuk membedakannya, lakukan penekanan pada bintik merah yang dicurigai

dengan kaca obyek atau penggaris plastik transparan. Jika bintik merah menghilang berarti

bukan petekie. Perdarahan lain yaitu epistaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.1

Tanda perdarahan seperti tersebut diatas tidak semua terjadi pada seorang pasien

DBD. Perdarahan yang paling ringan adalah uji touniquet positif berarti fragilitas kapiler

meningkat. Perlu diingat bahwa hal ini juga dapat dijumpai pada penyakit virus lain

(misalnya, campak, demam chikungunya), infeksi bakteri (tifus abdominalis) dan lain-lain.

Uji torniket positif akan banyak kegunaannya apabila secara klinis diduga DBD, oleh karena

pada awal perjalanan penyakit 70,2% kasus DBD mempunyai hasil uji torniket positif. Uji

torniket dinyatakan positif jika terdapat lebih dari

3. Hepatomegali (pembesaran hati)

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit,

bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4 cm di bawah

lengkungan iga kanan. Proses pembesaran hati, dari tidak teraba menjadi teraba, dapat

meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya

penyakit, namun nyeri tekan pada daerah tepi hati, berhubungan dengan adanya perdarahan. 1,2

4. Syok

Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun (≤ 20

mmHg), takanan darah menurun (tekanan sistolik ≤ 80 mmHg) disertai kulit yang terasa

dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, dan

timbul sianosis disekitar mulut.1,2

12

Page 13: DBD M. Tasnim

3.7 DIAGNOSIS

Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah

ini dipenuhi:

1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2 – 7 hari, biasanya bifasik.

2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:

o Uji bendung positif

o Petekie, ekimosis, atau purpura

o Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)

o Hematemesis atau melena

3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)

4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai

berikut:

o Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan

jenis kelamin

o Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan

dengan nilai hematokrit sebelumnya

o Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemi.1

Dari : Dengue Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevent and Control WHO 2009

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat:

13

Page 14: DBD M. Tasnim

DD/DBD Derajat Gejala Labotarium

DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala , nyeri retro-orbital , mialgia, arthralgia

Leucopenia

Trombositopenia, tidak ditemukan bukti kebocoran plasma

DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif

Trombositopenia ( <100.000/µl) , bukti ada kebocoran plasma

DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan

Trombositopenia ( <100.000/µl) , bukti ada kebocoran plasma

DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi ( kulit dingin dan lembab serta gelisah )

Trombositopenia ( <100.000/µl) , bukti ada kebocoran plasma

DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur.

Trombositopenia ( <100.000/µl) , bukti ada kebocoran plasma

Dari : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V

Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue

adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan

darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfositosis relatif

disertai gambaran limfosit plasma biru.1

Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell curture) ataupun

deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase

Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis

yang mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM

maupun IgG lebih banyak.1

Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain:

1. Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemui limfositosis

relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15%

dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.

2. Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.

3. Hematokrit: kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan

hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke 3 demam.

14

Page 15: DBD M. Tasnim

4. Hemastosis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen D-Diner, atau FDP pada

keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

5. Protein/albumin: dapat terjadi hipopreteinemia akibat kebocoran plasma.

6. SGOT/SGPT dapat meningkat.

7. Ureum, kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.

8. Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.

9. Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi darah

atau komponen darah.

10. Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue

a. IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3, menghilang

setelah 60-90 hari.

b. IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi

sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke 2.

11. Uji HI: dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari

perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans.

12. NS 1: antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke

delapan. Sensitivitas antigen NS1 berkisar 63%-93,4% dengan spesifitas 100% sama

tingginya dengan spesifitas gold standard kultur virus. Hasil negative antigen NS1

tidak menyingkirkan adanya infeksi virus dengue.1

Dari : Dengue Guidlines for Diagnosis,

Treatment, Prevent and Control WHO 2009

15

Page 16: DBD M. Tasnim

Pemeriksaan Radiologis

Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terurama pada hemitoraks kanan tetapi

apabilaterjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks.

Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan ( pasien tidur

pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan

pemeriksan USG.1

3.8 PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue. Dengan terapi suportif yang

adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume

cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD.1

Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting

didalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap terjaga, terutama cairan

oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen

cairan melalui intravena untuk mencegahdehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.1

Dari : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V

16

Page 17: DBD M. Tasnim

BAB IV

PEMBAHASAN

Teori KasusDemam berdarah dengue/DBD (Dengue

Hemoragik Fever/DHF) adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis demam, Nyeri

otot dan/atau nyeri sendi yang disertai

leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositepenia dan diathesis hemoragik.

Kriteria diagnosis (WHO 1997)

Kriteria klinis

- Demam tinggi mendadak tanpa

sebab yang jelas dan berlangsung

terus menerus selama 2-7 hari.

- Terdapat manifestasi perdahan

- Pembesaran hati

- Syok

Kriteria laboratoris

- Trombositopenia (<100.000/mm3).

- Hemokonsentrasi (Ht meningkat

>20%).

Dari hasil uraian diatas, kami menemukan

beberapa gejala atau gambaran klinis dari

os yang menjurus ke penyakit demam

berdarah dengue atau dengue hemoragiik

fever Beberapa gejala tersebut antara lain

os mengeluhkan :

- Demam

- Mual

- Muntah

- Pusing

- Nyeri sendi

- Petekie pada kulit

Untuk menegakkan diagnosa, dilakukan

beberapa pemeriksaan penunjang

pemeriksaan darah rutin ditemukan

haemoglobin 11,8 gr/100ml trombosit

menurun 54.000/mm3, hematokrit 39,0%,

dan leukosit menurun 1.000/Ulx103.

Berdasarkan data yang kami peroleh, kami

menyimpulkan pada kasus ini os menderita

Dengue Hemoragik Fever grade II.

17

Page 18: DBD M. Tasnim

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.

Edisi V. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta, 2009. Hal 2773-2779

2. Widoyono. Demam Berdarah Dengue. Editor Rina Astikawati. dalam Penyakit Tropis

Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan. Edisi. II. Erlangga. Jakarta :

2011. Hal. 70-79

3. Depertemen Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2015.

4. Chandra Aryu. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko

Penularan. Jurnal Aspirator Vol. 2, 2010.

5. Hadinegoro S.R.H, Soegijanto S, dkk. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 3. Jakarta. 2004.

18