daur ulang kain perca
DESCRIPTION
Daur Ulang Kain PercaTRANSCRIPT
PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BONEKA ADAT NUSANTARA
Disusun Oleh :
1. Vibriansi Astuti (12030654004)2. Ana Safitri (12030654009)3. Wulan Suci Ramadhani (12030654012)4. Dian Kurvayanti I (12030654018)5. Siti Suryanti (12030654043)
Pendidikan IPA 2012 A
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
2015
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan
pendidikan Jawa Timur. Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta,
atau 426 km sebelah barat laut Denpasar Bali. Seiring dengan
bertambahnya kebutuhan manusia, banyak diciptakan pemuas /
pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu munculah pabrik-pabrik
industri sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah dengan
sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap pakai,
untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi
yang sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses
pengolahan yang tidak terpakai. Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi
dalam jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada
penanganan khusus. salah satunya adalah limbah industri tekstil atau
limbah dari pabrik-pabrik konveksi yang berupa kain perca.
Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas
kain sisa ini adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa
kain ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna. Dari
pada terbuang menjadi sampah lebih baik digunakan sebagai barang yang
lebih berguna. Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang
kerajinan tangan seperti tas, sarung bantal, ataupun produk-produk yang
lain. kerajinan kain perca merupakan salah satu kerajinan yang menjadi
bagian dari dunia jahit menjahit. Kerajinan ini dibuat dengan
menggunakan bahan yang tergolong limbah, yaitu bermacam macam kain
perca. Kerajinan kain perca sebenarnya sudah cukup lama dikenal di
Indonesia dan juga termasuk ke dalam kerajinan seni tradisional. awalnya
kerajinan perca di Indonesia kurang diminati karena pembuatannya yang
berbahan dasar limbah perca, kerajinan ini menjadi dipandang sebelah
mata. Namun seiring dengan semakin meningkatnya daya kreatifitas dan
kualitas bahan yang digunakan oleh para pengrajin, saat ini kerajinan ini
semakin popular. Ada banyak sekali orang yang ingin memiliki dan juga
mempelajari seni kerajinan ini. karena barang-barang hasil kerajinannya
beragam dan berdaya jual tinggi. Tidak sedikit dari kelompok-kelompok
pengrajin sukses menciptakan kerajinan berkualitas dan bernilai seni tinggi
hingga menembus pasar internasional.
2. Permasalahan yang dimunculkan
Berdasarkan analisis situasi diatas, terdapat beberapa masalah
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sisa-sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai bila
terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat mencemari
lingkungan bila tidak ada penanganan khusus. Salah satunya adalah
limbah industri tekstil atau limbah dari pabrik-pabrik konveksi yang
berupa kain perca.
b. Masih banyaknya limbah kain perca yang belum dimanfaatkan secara
maksimal untuk dijadikan barang yang berdaya guna dan bernilai jual
tinggi.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Daur ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas
menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi
polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan
dengan proses pembuatan barang baru.
Dengan kata lain, Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan
sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai,
dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki limbah yang merujuk kepada " 3 M " mengurangi
sampah (Reduce) , menggunakan kembali sampah (reuse) dan mendaur
ulang (recycle), yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah
sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah
yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi
sampah.Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah
minimum limbah. Material yang bisa didaur ulang dan dikelola terdiri dari
sampah kaca, plastik, kertas, logam, kain / tekstil, dan barang elektronik.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan
dua tujuan:
a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
(Lihat: Pemanfaatan sampah), atau
b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan
bagi lingkungan hidup.
Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan
sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang
bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur
ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah:
a. Pengolahan kembali secara fisik
Baja di Buang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada
kemudahan Central European Waste Management (Eropa).Metode ini
adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari
awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum
aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET ,
botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang
dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan
menurut jenis bahannya.
b. Pengolahan biologis
Pengkomposan material sampah organik , seperti zat tanaman ,
sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan
listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di
Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti
sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk di komposkan.
c. Pemulihan energi
Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck
mechanical biological treatment di Jerman, 2007.Kandungan energi
yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara
"perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai
bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan
panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi
dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi
produk seperti karbon aktif.Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma
yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik
langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen).Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan
uap.
Mendaur ulang sampah memiliki manfaat ganda.Selain manfaat
lingkungan tetap bersih dan asri, daur ulang juga bermanfaat secara
ekonomi.Dengan daur ulang kita bisa ciptakan lapangan
pekerjaan.Tidak hanya itu, bahkan hasilnya bisa kita jual.Bisa
dibayangkan, betapa besar manfaat daur ulang sampah bagi kemajuan
ekonomi dan pemeliharaan ekologi.
Manfaat pengelolaan sampah yang lain :
a. Penghematan sumber daya alam
b. Penghematan energy
c. Penghematan lahan TPA
d. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
e. Mengurangi pencemaran
2. Hakikat Kain Perca
Kerajinan kain perca termasuk kerajinan yang paling tua. Teknik
penggabungan berbagai macam potongan kain untuk menciptakan motif
unik dan satu kain lebar baru ternyata sudah tercipta sejak ribuan tahun
yang lalu. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kerajinan perca sudah ada
sejak zaman Mesir Kuno dan Cina kuno sekitar 5000 tahun yang lalu.Di
masa abad pertengahan, kerajinan perca juga digunakan oleh berbagai
bangsa untuk melapisi baju perang para prajurit mereka yang terbuat dari
baja.
Semakin lama, teknik kerajinan kain perca semakin
berkembang.Di abad XI hingga abad XIII, orang-orang di Eropa sudah
mulai menggunakan teknik kerajinan ini untuk membuat berbagai
kebutuhan rumah tangga, termasuk selimut, baju, dan lain sebagainya. Hal
ini seiring dengan perubahan cuaca yang menjadi semakin dingin.
Kemudian, kreasi dan motif -motif baru dalam kerajinan kain ini juga
semakin berkembang hingga menjadi salah satu kesenian yang
indah.Tradisi pembuatan kerajinan perca ini kemudian tersebar ke seluruh
dunia karena dibawa oleh para pengembara dan musafir. Seiring dengan
berjalannya waktu dan tersebarnya seni kerajinan perca ke penjuru dunia,
semakin banyak pula kreasi dan motif penggabungan kain yang
tercipta.Semula kerajinan ini diciptakan hanya untuk menggabungkan
beberapa potongan kain dan membuat pakaian yang lebih bisa
menghangatkan. Tujuan pembuatannya semakin berkembang dan lebih
bernilai seni tinggi.Bahkan sekarang, pembuatan kerajinan kain perca
tidak hanya dengan tujuan pemanfaatan limbah kain saja.Kerajinan perca
juga dibuat dengan tujuan kenyamanan dan keindahan si pemakai.
Cukup banyak juga para pengrajin kerajinan perca yang
menggunakan 100% bahan baru yang dipotong-potong.Potongan kain
tersebut kemudian dibentuk kembali dengan teknik kerajinan kain ini
sehingga hasilnya lebih berkualitas, baik dari segi kenyamanan maupun
nilai estetikanya.Bahkan motif perca juga sering menjadi ide para desainer
untuk menciptakan karya-karya unik dan indah yang baru.Kain perca
memiliki sejarah yang panjang, bahkan telah ditemukan ribuan tahun yang
lalu.Bangsa Cina dan Mesir Kuno melapisi baju perangnya yang terbuat
dari besi dari kain perca. Pada tahun 1100 sampai 1300 kain perca dipakai
untuk membuat selimut, baju, dll untuk melindungi tubuh dari dinginnya
musim dingin di Eropa.Setelah abad tersebut, perca mulai menyebar ke
seluruh dunia.
Seni Kerajinan Perca atau Quilting sudah ada sejak abad ke-19 di
USA, Mesir, China dan Eropa.Sekarang sudah menyebar ke seluruh
dunia.Walaupun di Indonesia seni kerajinan perca sudah ada sejak dulu,
beberapa tahun belakangan ini mulai berkembang menjadi kesenian
modern. Paduan warna dan bahan katun yang nyaman dipakai ini mulai
menghiasi butik-butik mahal di kota besar di Indonesia.
Perca merupakan kain sisa yang dipandang sebagian orang sudah
tidak bermanfaat lagi. Dari industri biasanya banyak sekali limbah kain
yang dibuang. Salah satunya adalah kain perca. Kain-kain ini dibuang oleh
perusahaan tekstil dalam bentuk karungan yang biasanya dibeli oleh
pedagang kecil. Namun ditangan orang-orang yang kreatif, kain perca
dapat disulap menjadi sesuatu yang memiliki nilai fungsi, seperti :
bedcover cantik, selimut, tirai, tas, boneka, alas gelas, dan lain-lain. Kain
perca sering kali kita buang percuma. Tapi sebenarnya kalau kita tahu
pemanfaatannya,kita bisa menggunakan untuk banyak hal yang
mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Kain perca adalah limbah an
organik.Selain mudah didapatkan dari industri tekstil, kain perca juga
mudah di dapatkan dari industri konveksi-konveksi rumahan. Adapun
beberapa manfaat dari kain perca dilihat dari beberapa aspek :
a. Aspek Ketenagakerjaan: dengan alternative bahan baku produk yang
berbeda dari produk lain tentu saja dapat menyerap tenaga kerja, hal
ini karena tingkat kreatifitas dan ketrampilan tenaga ahli juga
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan mutu produk. Apalagi
jika permintaan konsumen tinggi, memungkinkan pengembangan
usaha.
b. Aspek Ekonomi: dari latar belakang pemilihan bahan baku, maka
biaya penggunaan bahan baku juga dapat ditekan sehingga harga jual
yang ditawarkan produk akan lebih murah atau paling tidak sama
dengan harga pasar. Dengan harga yang sama namun konsumen sudah
dapat memperoleh barang yang lebih berkualitas.
c. Aspek Lingkungan: kain perca merupakan sampah non organic yang
sulit dihancurkan oleh bakteri sehingga pendaurulangan kain perca
tentu saja dapat mengurangi jumlah sampah di masyarakat.
3. Ciri-ciri Kain Perca
Ciri-ciri kain perca adalah kain sisa pembuatan pakaian, bentuknya tidak
beraturan, motifnya berbeda-beda, sering dibuang percuma oleh para
penjahit, potongan-potongan.
4. Jenis-jenis Kain Perca
Jenis-jenis kain perca yang masih bisa dimanfaatkan untuk membuat
berbagai macam kreasi adalah kain cotton Vietnam, kain cotton Inggris,
kain cotton Korea, kain cotton biasa, kain jacord, kain satin, kain chifon,
kain langsir, kain polyster, kain lace, kain sutera, kain songket lembut,
kain haiget, kain levis, kain grey dan kain putih-putihan.
5. Cara Memanfaatkan Kain Perca
Sesungguhnya banyak kreasi yang dapat dikembangkam dari potongan-
potongan sisa kain (kain perca).Mulai dari membuat hiasan rumah,
aksesoris, mainan anak, pakaian, sampai perlengkapan rumah tangga.
Berikut ini adalah cara memanfaatkannya.
6. Membuat baju adat boneka Kain Perca
Alat dan Bahan :
a. Kain Perca
b. benang
c. jarum
d. gunting
e. lem
f. cat dan kuas
g. boneka
Cara Membuat :
a. Guntinglah bahan sesuai dengan pola baju adat yang diinginkan
b. Menjahit kain yang sudah di potong hingga menjadi baju kecil sesuai
ukuran boneka
c. Pasanglah baju pada boneka
d. Mengecat pada boneka membuat mata , bibir serta alisnya
e. Membuat rambut pada boneka dengan benang kemudian di cat hitam
f. boneka kemudian siap jadi
C. METODE PELAKSANAAN
1. Desain Produk
Rancangan Produk
Alat dan Bahan
Langkah Pembuatan Produk
2. Pembuatan Prototype
D. DATA WAWANCARA1. Data Narasumber
Nama : Ibu Sukma Trilaksasih
Perusahaan : Dian Collections
Alamat : Rungkut Permai II Blok C11 Surabaya 60293 Jawa
Timur
Telepon : (031) 71903438
Email : [email protected]
2. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara yang kami gunakan berupa pertanyaan –
pertanyaan yang di tujukan untuk pemilik usaha serta dokumentasi
sebagai bukti telah dilakukannya observasi. Instrumen Pertanyaan –
pertanyaan yang akan kami ajukan adalah sebagai berikut :
No Pertanyaan Jawaban
1Sejak kapan anda memulai
usaha ini ? Tahun 2008
2 Mengapa anda memilih
boneka adat sebagai bisnis
anda ?
Awalnya hanya iseng-iseng membuat boneka.
Namun, menjahit yang sudah menjadi
hobinya sejak kecil memunculkan gagasan
mengapa tidak membalut boneka-boneka itu
dengan baju adat dari berbagai daerah yang
ada di Indonesia. Dengan modal awal Rp 10
juta, dibuatlah beragam baju adat dari
berbagai daerah untuk dipakaikan ke boneka
No Pertanyaan Jawaban
buatannya.
3Apa visi dan misi anda
dalam menjalani usaha ini ?
Saya ingin anak-anak bisa mempelajari
kekayaan budaya Indonesia melalui baju
adatnya
4
Produk apa saja yang
dihasilkan dalam usaha
ini ? Desain produknya
seperti apa ?
Gantungan kunci bentuk blangkon, bros,
boneka berpakaian tari daerah (remo,
topeng, jaranan dan lain-lain), boneka
berbusana Muslim, boneka tangan, boneka
jari, dan boneka berbusana manten. Desain
produknya seperti bentuk souvenir pada
umumnya. Sebagai gambaran, untuk
boneka kecil tunggal dalam kotak akrilik
ukuran 6x7x13 cm harganya Rp 75 ribu,
boneka adat kecil berpasangan dalam kotak
akrilik ukuran 6x12x13 cm harganya Rp
125 ribu,dan boneka tari besar dalam kotak
akrilik 10x20x34 cm harganya Rp 300 ribu
5
Apa kelebihan boneka yang
anda produksi dengan
boneka-boneka lainnya ?
Tahan lama, kemasannya terbuat dari
bahan akrilik, bahan mentahnya
berkualitas, memanfaatkan kain perca,
dan boneka menggambarkan kekayaan
budaya Indonesia (boneka adat)
6
Bahan apa saja yang
dibutuhkan dalam
pembuatan boneka adat
ini ?
Boneka karet replica manusia, kain perca,
benang, cat, kaca akrilik,pita, lem, dan
manik-manik.
7
Darimana anda
mendapatkan bahan-bahan
tersebut ?
Untuk kain perca dari konveksi,
sedangkan boneka karet replica manusia
impor dari china.
8 Bagaimana tahap-tahap Tahap-tahap pembuatan boneka kain adat
No Pertanyaan Jawaban
pembuatan boneka adat ?
Teknik yang digunakan
seperti apa ?
meliputi :
1) Tahap-tahap pembuatan boneka adat
Tahap pemilahan kain. Pada tahap ini
dilakukan pemilahan kain perca sesuai
jenis baju adat yang akan dibuat.
2) Tahap pembuatan pola. Setelah
memilih kain yang sesuai dengan baju
adat yang akan dibuat, kain
selanjutnya gambar sesuai bentuk baju
adat.
3) Tahap pemotongan. Kain yang sudah
dibuat polanya kemudian dipotong
sesuai pola yang telah dibentuk.
4) Tahap penjahitan. Kain yang sudah
dipotong kemudian dijahit dan dihias
dengan manik-manik dan hiasan lain-
lain untuk memperindah baju adat.
5) Tahap penyelesaian. Pada tahap ini
baju yang telah dibuat kemudian
dipasangkan pada boneka dan
ditambah aksesoris pendukung.
Kemudian wajah boneka karet juga
digambar sesuai karakter yang akan
dibuat. Selain itu, pada bagian kepala
boneka juga ditambah dengan rambut
dari benang kemudian dicat dengan
warna hitam. Boneka dimasukkan
pada kaca acrylic kemudian diberi
label sesuai nama karakter/baju adat
yang dipakai boneka.
Sedangkan teknik pembuatannya
No Pertanyaan Jawaban
menggunakan teknik menjahit.
9
Peralatan apa saja yang
dibutuhkan dalam produksi
boneka adat ini ?
Jarum, gunting, dan kuas.
10
Bagaimana respon
masyarakat ketika pertama
kali boneka adat dipasarkan
?
Respon masyarakat cukup bagus. Setiap
kali pameran, Peminatnya bukan hanya
konsumen umum. Tak sedikit dari instansi
seperti Pemkot, Pelindo atau instansi lain
yang menjadikan boneka adat ini sebagai
souvenir untuk tamu-tamu mereka dari luar
Surabaya. Bahkan tak jarang yang
membawanya saat mereka mengadakan
perjalanan dinas ke luar negeri.
11
Apakah terdapat limbah
yang dihasilkan dari
pembuatan boneka adat ?
Apakah limbah tersebut
masih bisa dimanfaatkan
kembali?
ada, masih bisa dimanfaatkan sebagai isi
produk gantungan kunci
12
Berapa omset yang didapat
dari usaha boneka adat per
bulan ?
15 sampai 20 juta perbulan
13
Apa anda memanfaatkan
potensi masyarakat sekitar
perusahaan anda untuk ikut
membantu dalam usaha
boneka adat ini ?
Iya, kami juga memanfaatkan masyarakat
sekitar dalam proses pembuatan boneka
adat ini
14 Apakah terdapat kendala
selama ini misalnya dalam
hal produksi atau
Kendalanya adalah bahan baku apabila
konsumen mengorder boneka dengan
model yang seragam dan jumlah yang
No Pertanyaan Jawaban
pemasaran ?
banyak. Padahal bahan kain perca yang
dibutuhkan terbatas serta warna dan motif
terbatas. Selain itu pakaian adat daerah
tersebut banyak menggunakan pernak-
pernik yang nempel di baju adatnya.
Pakaian adat yang pembuatannya memiliki
tingkat kesulitan tinggi adalah Jawa Tengah
dan Sumatera.
15
Apa rencana atau harapan
anda kedepan dalam usaha
boneka adat ini ?
Harapannya akan banyak UKM yang
mempunyai produk yang dengan
kekhasannya bukan saja bisa menjadi
suvenir bagi para wisatawan asing maupun
domestik juga bisa menjadi ‘produk
budaya’ Nusantara seperti boneka pakaian
adat kreasinya ini.
3. Deskripsi Wawancara
Usaha yang dilakukan oleh Bu Sukma dimulai sejak tahun 2008, dan
mengapa memilih boneka adat sebagai bisnis karena awalnya hanya iseng-
iseng membuat boneka. Namun, menjahit yang sudah menjadi hobinya sejak
kecil memunculkan gagasan mengapa tidak membalut boneka-boneka itu
dengan baju adat dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Dengan modal
awal Rp 10 juta, dibuatlah beragam baju adat dari berbagai daerah untuk
dipakaikan ke boneka buatannya. Visi dan misi dalam menjalani usaha ini yaitu
ingin anak-anak bisa mempelajari kekayaan budaya Indonesia melalui baju
adatnya Produk yang dihasilkan dalam usaha ini adalah gantungan kunci
bentuk blangkon, bros, boneka berpakaian tari daerah (remo, topeng, jaranan
dan lain-lain), boneka berbusana Muslim, boneka tangan, boneka jari, dan
boneka berbusana manten. Desain produknya bentuk souvenir pada umumnya.
Sebagai gambaran, untuk boneka kecil tunggal dalam kotak akrilik ukuran
6x7x13 cm harganya Rp 75 ribu, boneka adat kecil berpasangan dalam kotak
akrilik ukuran 6x12x13 cm harganya Rp 125 ribu,dan boneka tari besar dalam
kotak akrilik 10x20x34 cm harganya Rp 300 ribu.Kelebihan boneka yang
diproduksi dengan boneka-boneka lainnya antara lain tahan lama, kemasannya
terbuat dari bahan akrilik, bahan mentahnya berkualitas, memanfaatkan kain
perca, dan boneka menggambarkan kekayaan budaya Indonesia (boneka adat).
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan boneka adat ini adalah boneka karet
replica manusia, kain perca, benang, cat, kaca akrilik,pita, lem, dan manik-
manik.Bahan-bahan didapatkan dari konveksi untuk kain perca , sedangkan
boneka karet replica manusia impor dari china.Tahap-tahap pembuatan boneka
kain adat meliputi :
1. Tahap-tahap pembuatan boneka adat Tahap pemilahan kain. Pada tahap ini
dilakukan pemilahan kain perca sesuai jenis baju adat yang akan dibuat.
2. Tahap pembuatan pola. Setelah memilih kain yang sesuai dengan baju adat
yang akan dibuat, kain selanjutnya gambar sesuai bentuk baju adat.
3. Tahap pemotongan. Kain yang sudah dibuat polanya kemudian dipotong sesuai
pola yang telah dibentuk.
4. Tahap penjahitan. Kain yang sudah dipotong kemudian dijahit dan dihias
dengan manik-manik dan hiasan lain-lain untuk memperindah baju adat.
5. Tahap penyelesaian. Pada tahap ini baju yang telah dibuat kemudian
dipasangkan pada boneka dan ditambah aksesoris pendukung. Kemudian wajah
boneka karet juga digambar sesuai karakter yang akan dibuat. Selain itu, pada
bagian kepala boneka juga ditambah dengan rambut dari benang kemudian
dicat dengan warna hitam. Boneka dimasukkan pada kaca acrylic kemudian
diberi label sesuai nama karakter/baju adat yang dipakai boneka.
Sedangkan teknik pembuatannya menggunakan teknik menjahit. Peralatan
yang dibutuhkan dalam produksi boneka adat ini yaitu jarum, gunting, dan
kuas.Respon masyarakat ketika pertama kali boneka adat dipasarkan
masyarakat merespon cukup bagus. Setiap kali pameran, Peminatnya bukan
hanya konsumen umum. Tak sedikit dari instansi seperti Pemkot, Pelindo atau
instansi lain yang menjadikan boneka adat ini sebagai souvenir untuk tamu-
tamu mereka dari luar Surabaya. Bahkan tak jarang yang membawanya saat
mereka mengadakan perjalanan dinas ke luar negeri.Untuk limbah tetap
dihasilkan tetapi masih bisa dimanfaatkan sebagia isi produk gantungan kunci.
Untuk satu bulannya didapatkan omset 15 sampai 20 juta. Untuk usaha ini juga
memanfaatkan potensi masyarakat sekitar perusahaan untuk ikut membantu
dalam usaha boneka adat dalam proses pembuatan boneka adat. Dalam hal
produksi atau pemasaran terdapat kendala selama ini misalnya kendalanya
adalah bahan baku apabila konsumen mengorder boneka dengan model yang
seragam dan jumlah yang banyak. Padahal bahan kain perca yang dibutuhkan
terbatas serta warna dan motif terbatas. Selain itu pakaian adat daerah tersebut
banyak menggunakan pernak-pernik yang nempel di baju adatnya. Pakaian adat
yang pembuatannya memiliki tingkat kesulitan tinggi adalah Jawa Tengah dan
Sumatera. Selanjutnya untuk rencana atau harapan kedepan dalam usaha
boneka adat ini yaitu harapannya akan banyak UKM yang mempunyai produk
yang dengan kekhasannya bukan saja bisa menjadi suvenir bagi para wisatawan
asing maupun domestik juga bisa menjadi ‘produk budaya’ Nusantara seperti
boneka pakaian adat kreasinya ini.
3. Pemecahan Masalah
a. Bahan Baku Boneka Adat Nusantara
1) Kain Perca
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat boneka adat
nusantara adalah kain perca, boneka karet replika manusia, manik-
manik, cat, lem, dan kaca acrylic. Berikut ini penjelasan masing-
masing bahan dasar pembuatan boneka adat nusantara:
a) Kain Perca
Kain perca adalah potongan-potongan sisa kain yang sudah
tidak terpakai lagi. Biasanya kain perca bisa ditemukan dengan
mudah di tempat para penjahit pakaian atau rumah-rumah
produksi konveksi.
b) Boneka Karet Replika Manusia
Boneka karet yang digunakan adalah boneka karet replica
manusia yang biasanya dibeli secara grosir. Boneka ini adalah
boneka impor dari china yang berkualitas bagus.
c) Manik-manik
Manik-manik adalah semua jenis benda yang memiliki lubang
tempat masuknya kawat/benang, untuk kemudian dapat
dirangkai menjadi aksesoris/hal lain yang sifatnya dekoratif.
Manik-manik terdiri dari dua jenis, yaitu alami dan sintetis.
Manik-manik alami misalnya, kayu, batu, tanah, kerang, dan
tulang hewan. Sedangkan manik-manik umumnya terbuat dari
kaca, logam, plastic, resin, dan kertas. Dalam pembuatan
boneka adat khas Indonesia ini, manik-manik digunakan
sebagai hiasan pelengkap yang diaplikasikan pada pakaian atau
aksesoris boneka.
d) Cat
Cat digunakan sebagai pewarna rambut boneka.
e) Lem
Lem digunakan untuk merekatkan kain, manik-manik maupun
hiasan-hiasan yang ditempel pada baju adat.
f) Kaca Acrylic
Kaca acrylic digunakan untuk keperluan display boneka adat
yang telah selesai dibuat. Kaca acrylic (Polymethyl
methacrylat) adalah bahan yang terbuat dari plastik (polimer)
yang tembus pandang seperti kaca. Acrylic berkali-kali lebih
kuat dari kaca, sehingga jauh lebih tahan dan aman. Produk
yang terbuat dari acrylic, misalnya pintu kamar mandi, sekat
kamar mandi, jendela, dan atap kaca. Acrylic banyak
digunakan untuk keperluan display karena bersifat sangat
ringan dan tidak mudah pecah sehingga mudah dibawa
kemana-mana. Namun harga acrylic lebih mahal dari kaca
biasa dan jika terkena api langsung acrylic akan meleleh dan
akhirnya terbakar.
b. Pembuatan Boneka Adat Nusantara
6) Tahap pemilahan kain. Pada tahap ini dilakukan pemilahan kain
perca sesuai jenis baju adat yang akan dibuat.
7) Tahap pembuatan pola. Setelah memilih kain yang sesuai dengan
baju adat yang akan dibuat, kain selanjutnya gambar sesuai bentuk
baju adat.
8) Tahap pemotongan. Kain yang sudah dibuat polanya kemudian
dipotong sesuai pola yang telah dibentuk.
9) Tahap penjahitan. Kain yang sudah dipotong kemudian dijahit dan
dihias dengan manik-manik dan hiasan lain-lain untuk
memperindah baju adat.
10) Tahap penyelesaian. Pada tahap ini baju yang telah dibuat
kemudian dipasangkan pada boneka dan ditambah aksesoris
pendukung. Kemudian wajah boneka karet juga digambar sesuai
karakter yang akan dibuat. Selain itu, pada bagian kepala boneka
juga ditambah dengan rambut dari benang kemudian dicat dengan
warna hitam. Boneka dimasukkan pada kaca acrylic kemudian
diberi label sesuai nama karakter/baju adat yang dipakai boneka.
4. Lokasi Studi Lapangan
Studi lapangan dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu - Minggu
Tanggal : 28 - 29 Maret 2015
Tempat : Dian Collections
Rungkut Permai II Blok C11 Surabaya 60293 Jawa Timur
5. Sumber atau narasumber yang kami wawancarai:
Nama : Ibu Sukma Trilaksasih
Perusahaan : Dian Collections
Alamat : Rungkut Permai II Blok C11 Surabaya 60293 Jawa Timur
Telepon : (031) 71903438
Email : [email protected]
6. Instrumen Observasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Sejak kapan anda memulai usaha ini ?
2Mengapa anda memilih boneka adat
sebagai bisnis anda ?
3Apa visi dan misi anda dalam
menjalani usaha ini ?
4
Produk apa saja yang dihasilkan
dalam usaha ini ? Desain produknya
seperti apa ?
5
Apa kelebihan boneka yang anda
produksi dengan boneka-boneka
lainnya ?
6Bahan apa saja yang dibutuhkan
dalam pembuatan boneka adat ini ?
7Darimana anda mendapatkan bahan-
bahan tersebut ?
8
Bagaimana tahap-tahap pembuatan
boneka adat ? Teknik yang digunakan
seperti apa ?
9Peralatan apa saja yang dibutuhkan
dalam produksi boneka adat ini ?
10Bagaimana respon masyarakat ketika
pertama kali boneka adat dipasarkan ?
11
Apakah terdapat limbah yang
dihasilkan dari pembuatan boneka
adat ? Apakah limbah tersebut masih
bisa dimanfaatkan kembali?
No Pertanyaan Jawaban
12Berapa omset yang didapat dari usaha
boneka adat per bulan ?
13
Apa anda memanfaatkan potensi
masyarakat sekitar perusahaan anda
untuk ikut membantu dalam usaha
boneka adat ini ?
14
Apakah terdapat kendala selama ini
misalnya dalam hal produksi atau
pemasaran ?
15
Apa rencana atau harapan anda
kedepan dalam usaha boneka adat
ini ?
E. PENJADWALAN
1. Jadwal Kegiatan
Pembuatan Proposal : 15 – 22 Maret 2015
Presentasi Proposal : 26 Maret 2015
Studi Lapangan : 28 - 29 Maret 2015
Penyusunan Laporan : 30 Maret – 13 April 2015
Pembuatan Prototipe : 14 April – 3 Mei 2015
2. Gantt Chart
KegiatanMaret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penbuatan
Proposal
Presentasi
Proposal
Studi Lapangan
Penyusunan
Laporan
Pembuatan
Prototipe
DAFTAR PUSTAKA