daulat rupiah, daulat bangsa - bi.go.id info... · pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana...

24

Upload: hacong

Post on 09-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai
Page 2: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

2

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

EDITORIAL

Daulat Rupiah, Daulat BangsaTidak hanya kampanye Produk

Dalam Negeri yang digencar­kan pemerintah. Kecintaan pada

Rupiah juga menjadi salah satu tema komunikasi publik yang dilakukan lem­baga negara untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat terhadap keka­yaan yang dimiliki Republik Indonesia.

Kita masih ingat iklan Rupiah yang temanya begitu melekat di benak publik yaitu 3D, Diraba, Dilihat, Di ­terawang. Tujuan dari kampanye itu adalah masyarakat mengetahui tiga cara untuk mendeteksi keaslian Rupiah, sehingga bila menemukan uang palsu bisa meng ujinya sendiri.

Masih banyak program yang dilakukan Bank Indonesia, yang diberi amanah untuk mengelola Rupiah, dalam meyakinkan masyarakat untuk menggunakan mata uang negaranya sendiri. Di antaranya memastikan ketersedia an uang Rupiah di seluruh wilayah Nusantara.

Dalam menjalankan tugasnya itu, tantangan BI tidak ringan. Sebab bank

sentral harus menjamin ketersedian Rupiah bagi sekitar 250 juta penduduk yang tersebar di ribuan pulau. Tidak jarang daerah yang dituju minim trans­portasi dan lautan luas harus dise­berangi. Namun, itu rintang an yang tidak terhindarkan demi mewujudkan kedaulatan bangsa melalui keterse­diaan Rupiah di seluruh negeri yang dibanggakan sebagai alat jual beli yang sah.

Sangat miris kalau masyarakat di perbatasan Malaysia, misalnya, lebih percaya Ringgit untuk membeli barang kebutuh an sehari­hari. Begitu juga bila harga barang dan jasa di kota­kota besar ditetapkan dalam mata uang asing.

Oleh karena itu, keharusan menggu­nakan Rupiah dalam setiap transaksi di dalam negeri tidak bisa ditawar­tawar lagi. Selain ada kebanggaan terhadap kekayaan bangsa sendiri, penggu­naan Rupiah akan berpengaruh pada kekuat an nilai tukarnya sendiri, karena bisa menekan permintaan pada mata

uang asing, terutama US$.Makanya, gerakan Cinta Rupiah, tidak

sekedar dengan edukasi dan kampanye, tapi melalui aksi nyata dengan menye­diakan uang yang layak edar hingga ke pelosok desa, daerah terpencil sampai ke wilayah perbatasan dengan negara lain.

Selain menjaga pasokan, menge­lola jumlah uang yang diedarkan men­jadi tantangan tersendiri. Sebab uang yang beredar sering dikaitkan dengan perkembangan harga­harga.

Untuk itu butuh strategi dalam mengelola peredaran uang yang sesu­ai dengan kapasitas ekonomi, karena jumlah uang ber edar terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga yang ujung­ujungnya memicu inflasi.Sebaliknya, apabila jumlah uang bere­dar terlalu sedikit, bisa menimbulkan kegiatan ekonomi seret.

Dengan mengetahui langkah­lang­kah komprehensif pe ngelolaan uang, tidak ada alasan lagi untuk tidak bang­ga pada Rupiah. Ayo kita rawat dan

Penanggung JawabTirta SegaraPemimpin RedaksiPeter Jacobs

Redaksi PelaksanaRizana NoorDwi Mukti WibowoErnawati JatiningrumWahyu Indra SukmaSurya NanggalaDahlia DessianayanthiLina Ernawati

Redaksi menerimakiriman naskahdan mengeditnaskah sebelumdipublikasikan. Naskah dikirim ke [email protected]

REDAKSIAlamat Redaksi: Departemen Komunikasi Bank

Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 - Jakarta,

Telp. Contact Center BICARA: (Kode Area) 500131,

e-mail: [email protected], website: www.bi.go.id,

@bank_indonesia

flip.it/7A9uk

bankindonesia

BankIndonesiaChannel

Kepada Redaksi Gerai Info,

Beberapa waktu lalu saya hendak me nye­torkan uang di salah satu bank, dan didalam­nya terdapat logam Rp50 (lima puluh Rupiah). Namun uang logam tersebut ditolak dengan alasan sudah tak berlaku, padahal saya men­dapatkannya dari uang kembalian di super­market. Apakah benar uang logam Rp50 su­dah tidak berlaku lagi? Mohon penjelasannya.

Tommy – Jakarta

Jawab:Pak Tommy Yth,

Terima kasih atas laporan dan pertanyaan-nya. Uang pecahan tersebut belum dicabut dan belum ditarik peredarannya oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu, Bapak dapat me-nyetorkannya kepada Bank dimana Bapak menjadi nasabahnya. Sesuai Undang-undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pasal 23, setiap orang dilarang menolak untuk meneri-ma Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan

untuk transaksi keuangan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali karena terdapat keraguan atas keaslian Rupiah. Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi-dana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta Rupiah).

Apabila ada kejadian serupa, Bapak dapat melaporkan kejadian tersebut kepada Bank Indonesia melalui email [email protected] atau telepon 500 131. Terima kasih.

Page 3: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

ARAH

Menjaga Rupiah sebagaiSimbol Kedaulatan Bangsa

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

3

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

AguS DW MARToWARDoJo Gubernur Bank Indonesia

Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Negara Kesatuan Re­publik Indonesia (NKRI) memiliki

simbol­simbol kedaulatan yang harus dihormati dan dibanggakan oleh se­luruh warga Negara Indonesia. Salah satu simbol kedaulatan ini adalah mata uang, yang disebut dengan Rupiah, dan diatur dengan Undang­Undang No­mor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dalam Undang­Undang ini, Rupiah wa­jib digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam setiap kegiatan pereko­nomian nasional.

Namun demikian, masih sering di­jumpai tindakan yang cenderung tidak menghormati dan menghargai Rupiah. Misalnya saja penggunaan mata uang non Rupiah dalam berbagai transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI, dan pencantuman tarif/harga barang atau jasa dalam mata uang non Rupiah. Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan kita bersama karena penggunaan mata uang non Rupiah di NKRI dapat mem­bawa dampak yang besar pada pereko­nomian Indonesia.

Ada tiga dimensi yang perlu dicer­mati. Pertama, dimensi hukum. Peng­gunaan mata uang non Rupiah di wilayah NKRI akan membawa kon­sekuensi hukum karena dilanggarnya ketentuan­ketentuan dalam Undang­Undang Nomor 7 Tahun 2011. Oleh karenanya, ke sepahaman dalam me­maknai kewajiban penggunaan Rupiah untuk tran saksi pembayaran di wilayah NKRI perlu terus dilakukan.

Kedua, dimensi kebangsaan. Peng­gunaan mata uang Rupiah dalam se­tiap transaksi di wilayah NKRI mutlak bagi setiap penduduk sebagai bentuk penghormatan terhadap simbol ke­daulatan bangsa. Perlu disadari bahwa penggunaan Rupiah dalam setiap tran­

saksi di dalam negeri akan merefleksi­kan tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia ter hadap Rupiah dan me­nentukan bagaimana masyarakat in­ternasional memberikan kepercayaan kepada perekonomian nasional.

Ketiga, dimensi ekonomi. Digu­nakannya mata uang non Rupiah dalam bertransaksi di wilayah NKRI akan memberikan tambahan tekanan pada perekonomian, karena timbul­nya kebutuh an mata uang non Ru­piah yang tinggi di dalam negeri. Hal ini pada gilirannya tentu akan mem­berikan kontribusi pada peningkatan volatilitas nilai tukar Rupiah, serta menimbulkan gangguan pada ki nerja perekonomian.

PERAN BANk INDoNESIABank Indonesia memiliki peran

yang besar dalam memfasilitasi peng­gunaan Rupiah sebagai alat pem­bayaran yang sah dalam perekonomian nasional. Ibarat sirkulasi darah dalam tubuh manusia, peran Bank Indone­sia dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran sangat vital untuk mence­gah terjadinya sumbatan pada urat nadi perekonomian. Fasilitasi yang dilakukan Bank Indonesia untuk mem­perlancar kegiatan perekonomian an­tara lain dengan menyediakan Rupiah dalam jumlah yang cukup dan dengan pecahan yang sesuai kebutuhan per­ekonomian.

Oleh karena itu, Bank Indonesia senantiasa mengarahkan manajemen sistem pembayaran dan pengelolaan uang untuk mendorong (i) ketersedi­aan Rupiah yang berkualitas dan ter­percaya, (ii) distribusi dan pengolahan Rupiah yang aman dan optimal, serta (iii) la yanan kas yang prima. Hal ini tentu saja ini tidak mudah. Banyak tan­

tangan yang dihadapi Bank Indonesia untuk dapat menyediakan mata uang Rupiah dalam kondisi yang baik. Selain itu, Bank Indonesia juga menghadapi tantangan berat untuk dapat mening­katkan jangkauan layanan kas ke selu­ruh wilayah Indonesia, termasuk untuk daerah terpencil dan wilayah perba­tasan. Kesemuanya itu demi tercuku­pinya kebutuhan Rupiah di masyarakat dan mendorong penggunaan Rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam rangka menopang aktivitas ekonomi yang le­bih stabil dan seimbang.

Menjadikan Rupiah sebagai repre­sentasi kedaulatan negara merupakan kewajiban bagi kita semua. Eksistensi Rupiah dalam setiap transaksi yang dilakukan didalam wilayah NKRI harus menjadi prioritas dan Bank Indonesia berkomitmen untuk mewujudkannya dengan pengelolaan Rupiah yang lebih baik.

Page 4: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

4

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Bank Indonesia mendapatkan apre siasi pada forum International

Commercial Cash Operation Seminar yang diselenggarakan di Bangkok, 13 November 2013.

Paparan mengenai pengelolaan dan distribusi Rupiah mengundang

decak kagum dari para peserta seminar internasional tersebut.

Paparan dari Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Lambok Antonius Siahaan dalam forum itu menggambarkan beta­pa kerja distribusi uang kartal di Indonesia bukan­lah sebuah tugas sederhana. Bayangkan saja, Bank

Indonesia (BI) harus memastikan kecukupan uang yang diedar­kan kepada kurang lebih 251 juta penduduk yang tinggal di sekitar 6.000 pulau yang dihuni di Indonesia.

Tantangan yang dihadapi BI dalam menjalankan fungsi sirkulasi cukup besar, yakni, bagaimana caranya memastikan kebutuh an uang kartal dapat terpenuhi dengan baik. Bahkan hingga ke pulau­pulau terpencil dan terdepan.

Sebuah tugas pokok yang melekat sejak cikal bakal lembaga tersebut pertama kali didirikan pada 24 Januari 1828. BI pada

SOROT

Page 5: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

5

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

SOROT

awalnya adalah De Javasche Bank (DJB), yang dibentuk sebagai bank sirkulasi di wilayah Hindia Belanda.

DJB memonopoli peredaran uang kertas bank sebagai tugas utama, selain sejumlah tugas lain yang bersifat komer­sial seperti memberikan kredit, menerima deposito, serta melakukan jual beli emas dan perak.

Demikian pula, tugas paling awal BI adalah mengelola peredaran uang di Indo­nesia, selain menjalankan berbagai macam tugas tambahan yang tak kalah pentingnya seperti menjaga stabilitas moneter.

Tugas pengedaran uang merupakan sebuah tugas yang sangat menantang, terlebih ketika BI dihadapkan pada ken­dala geografis. Sebab, ketika berbicara me ngenai pulau­pulau terpencil dan ter­depan di Indonesia, maka wilayah tersebut benar­benar sulit dijangkau. Diperlukan waktu belasan jam menggunakan kapal laut untuk mencapai wilayah tersebut. Alat transportasi lain belum tersedia.

Meski demikian, sejauh ini faktanya BI tidak pernah gagal menyediakan uang kar­tal yang dibutuhkan masyarakat. Seluruh kendala tersebut dapat ditaklukkan.

Bagaimana caranya? Inovasi dan pe ningkatan kerja sama, tentu saja. Khusus untuk menjangkau pulau­pulau terpencil itu, BI menggandeng TNI Angkatan Laut dan Polisi Perairan yang memang bertugas berpatroli di wilayah perairan Indonesia.

Tim dari Departemen Pengelolaan Uang BI menyusun jadwal bersama TNI AL untuk memberikan layanan kas keliling.

Hasilnya, pelayanan kas keliling di wilayah pulau­pulau tersebut meningkat signifikan. Sejak kerja sama dimulai pada 2011, telah diselenggarakan layanan kas keliling yang menjangkau 56 pulau, dan akan terus bertambah.

Dalam kegiatan ini, BI menarik uang­uang lusuh dan tak layak edar yang dimi­liki oleh masyarakat untuk ditukarkan dengan Rupiah yang baru dicetak. BI juga melakukan sosialisasi mengenai tata cara mengenali keaslian uang serta meng­ajarkan bagaimana cara memperlakukan uang secara semestinya.

Ke depan, BI berencana menjalin kerja sama dengan TNI Angkatan Udara dan

sejumlah maskapai penerbangan swasta yang memiliki rute penerbangan perintis. Kerja sama tersebut diharapkan akan terus meningkatkan efektivitas layanan kas ke liling BI. Mimpi besarnya, layanan penu­karan uang dan sosialisasi akan mampu menjangkau seluruh wilayah NKRI.

STRATEgIApa sesungguhnya yang dilakukan

oleh BI untuk memastikan semuanya ber­jalan baik? Ada banyak hal, dimulai dari perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, hingga pemusnahan mata uang Rupiah.

Pada tahap perencanaan, BI ter­lebih dahulu akan menghitung berapa se sungguhnya jumlah uang yang diperlu­kan untuk menggerakkan perekonomian.

Rp 100

Rp 100

Sosialisasi Pengenalan Rupiah di Pulau Jemaja, Natuna, Kepulauan Riau

Page 6: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

6

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

SOROT

Jumlah uang yang diedarkan harus sesuai kebutuhan. Tidak lebih, tidak pula kurang.

Hal selanjutnya yang dilakukan adalah memetakan wilayah peredaran uang. Pe ­metaan dilakukan secara mendetail, dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan kebiasaan masyarakat setempat. Daerah yang sulit dijangkau oleh alat transpor­tasi akan mendapatkan stok Rupiah lebih ba nyak agar jangan sampai kehabisan uang saat pasokan Rupiah belum datang.

Diperlukan pula proyeksi kebutuhan uang berdasarkan pola musiman. Di hari raya keagamaan, liburan akhir tahun, dan menjelang tahun ajaran baru, kebutuhan uang umumnya mening kat tajam.

Dalam menjalankan tugasnya mengelo­la Rupiah, BI menerapkan clean money policy dengan cara menarik uang tidak layak edar untuk dimusnahkan dan diganti dengan uang baru. Kebijakan ini dijalankan dengan perhitungan yang tepat untuk memasti­kan uang tetap tersedia dalam jumlah yang cukup serta dalam kondisi layak edar.

Di sisi lain, BI juga terus menerus menggelar program edukasi dan sosialisa­si penggunaan Rupiah dengan menyasar berbagai kelompok masyarakat. Di antara fokus program edukasi adalah terkait tata cara memperlakukan uang dengan baik dan memeriksa keaslian Rupiah. Hal ini penting mengingat semakin canggih saja teknologi dan modus yang digunakan oleh para pemalsu uang.

Secara simultan, BI juga selalu mening­katkan kualitas uang agar tak mudah

dipalsukan. Caranya, bank sentral terus menyempurnakan fitur pengaman yang terdapat pada desain, bahan, dan teknik cetak uang.

UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang mengamanatkan agar mata uang Rupiah dalam bentuk pecahan kertas memiliki sejumlah karakteristik umum. Seperti misalnya, Rupiah harus memuat lambang negara Garuda Pancasila, memuat frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanda tangan pihak pemerin­tah dan Bank Indonesia, serta menyebut­kan tahun emisi dan tahun cetak.

Selain itu, UU juga mensyaratkan pen­cantuman gambar pahlawan nasional dan atau presiden yang sudah wafat se bagai gambar utama uang bagian depan. Gambar pahlawan yang tercantum dalam uang harus ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Seluruh fitur tersebut bertujuan untuk semakin menyempurnakan desain mata uang nasional. Dengan semakin ketat­nya sistem keamanan yang melekat pada

uang Rupiah, diharapkan upaya pemal­suan uang dapat terus ditekan.

Ketika BI telah menjalankan fung­sinya dengan baik, maka menjadi tugas masyarakat umum untuk memanfaatkan uang Rupiah dengan sebaik­baiknya. Uang bukan hanya alat untuk memper­mudah transaksi. Lebih dari itu, uang merupakan lambang kedaulatan negara dalam hal mata uang.

UU mengatur dengan tegas bahwa seluruh transaksi domestik harus meng­gunakan mata uang Rupiah, bukan yang lain. UU juga melarang segala bentuk peng rusakan terhadap uang.

Sayangnya, di beberapa tempat, tran­saksi domestik menggunakan mata uang asing masih kerap terjadi. Di sejumlah pusat perbelanjaan khusus alat­alat elektronik, pedagang sering menawarkan barang yang dibanderol dengan mata uang dolar AS. Demikian pula situasi yang terjadi di wilayah perbatasan. Pola perdagangan di perbatasan menyebabkan ba nyak transaksi dilakukan dalam mata uang asing.

Demikian pula, masih banyak orang memperlakukan uang dengan tidak benar. Sering kita jumpai uang kertas yang dicoret­coret, distaples, dilipat­lipat, sehingga menyebabkannya cepat sekali lusuh. Padahal semestinya uang dija­ga dengan baik agar lebih tahan lama. Karena, sekali lagi, uang Rupiah adalah lambang kedaulatan nega ra kita.

Jika bukan kita yang menjaga Rupiah, siapa lagi?

Penukaran uang lusuh dan rusak di atas mobil patroli polisi di Pulau Subi Natuna, Kepulauan Riau.

Sosialisasi pengenalan Rupiah di Pulau Marore, Sulut

Secara simultan, BI juga selalu mening katkan kuali-tas uang agar tak mudah dipalsukan. Caranya, bank sentral terus me nyempurnakan fitur peng aman yang terdapat pada desain, bahan, dan teknik cetak uang.

Page 7: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

SOROT

Indonesia dan Filipina, misalnya, sedikit banyak memiliki kondisi geografis yang hampir sama. Keduanya merupakan

negara kepulauan. Tantangan yang diha­dapi pun serupa, yakni bagaimana cara­nya menjaga kecukupan uang yang bere­dar di seluruh wilayah yang terdiri atas gugusan pulau­pulau.

Menghadapi situasi yang mirip, otori­tas bank sirkulasi di kedua negara terse­but menerapkan strategi yang tak jauh

berbeda.Bank Indonesia (BI) dan The Bangko

Sentral ng Philipina (BSP), otoritas mo neter yang berwenang mengelola sirkulasi uang beredar di Indonesia dan Filipina, mena­ngani seluruh proses pengedaran mata uang sejak proses perencanaan hingga pemusnahan.

Hal yang sedikit berbeda ada pada tahap pencetakan uang. Sesuai dengan amanat UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata

Uang, BI bertanggung jawab mencetak uang Rupiah, namun pelaksanaannya dipercayakan kepada Perum Peruri yang merupakan sebuah perusahaan BUMN. Sedangkan, pencetakan uang peso dilaku­kan oleh anak perusahaan BSP, yakni Security Printing Complex.

Perbedaan lain ada pada tahap peng­gantian uang rusak. Di Indonesia, peng­gantian uang rusak dilakukan oleh BI, bank, ataupun pihak lain yang ditunjuk

oleh BI. Sementara itu, kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter Filipina membatasi penggantian uang rusak hanya oleh cash department BSP.

Adapun, negara­negara lain di kawasan Asia Tenggara maupun di belahan dunia lainnya umumnya tidak memiliki kendala berarti dalam hal geo­grafis. Ambil contoh Singapura, negara kecil yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Tugas perencanaan dan penerbit­an uang diamanatkan kepada Otoritas Moneter Singapura atau yang dikenal dengan Monetary Authority of Singapore (MAS). Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan distribusi uang. Pendistribusian uang kertas dilakukan langsung oleh MAS, sedangkan urusan pengedaran uang logam diserahkan kepada pihak lain, yakni The Singapore Precision Industries Pte Ltd.

Di Thailand, kebijakan pengelolaan uang yang diterapkan berbeda lagi. Perencanaan memang menjadi otoritas penuh bank sentral Thailand yakni Bank of Thailand. Namun, dalam hal pener­bitan uang, pencetakan, distribusi, dan penggantian uang rusak, kewenang an dibagi kepada beberapa lembaga.

Apapun pilihan kebijakan yang diam­bil bukan menjadi masalah selama tujuan utama bank­bank sentral terpenuhi, yakni menjaga kecukupan uang yang diedar­kan sesuai dengan kebutuhan.

7

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

Pengelolaan uang di Negara kepulauan

Strategi pengelolaan uang di setiap negara bisa jadi

berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan kondisi

di negara tersebut.

Page 8: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

8

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Selama ini, kebijakan pengelolaan uang mencakup aktivitas peren­canaan, pencetakan, penerbitan,

pengedaran, pencabutan dan penarik­an, serta pemusnahan uang. Sesuai de­ngan UU No.7/2011 tentang Mata Uang. Selain itu, pengelolaan uang juga tidak mengesam pingkan sisi kualitas dan peng­gunaan uang itu sendiri, sehingga ma­syarakat merasa bangga dan percaya un­tuk menggunaan mata uangnya sendiri.

Sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, mata uang Rupiah meru­pakan simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesia.

Menurut Antti Heinonen, mantan Di­rector Banknotes European Central Bank, ada dua sasaran strategis dari kebijakan pe­nge lolaan uang. Yakni, menjaga kelancaran dan ketersediaan uang tunai secara efisien dan memelihara integritas mata uang. Di Indonesia, dalam kegiatan pe nge lolaan uang, Bank Indonesia punya satu misi utama yakni menjamin tersedianya uang di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar.

Untuk mencapai misi tersebut, kebi­jakan pengelolaan uang diarahkan ke­pada tiga pilar utama, yakni ketersediaan uang Rupiah berkualitas dan terpercaya, distribusi dan pengelolaan uang yang aman dan optimal, serta layanan kas yang prima.

Pilar pertama, tentang ketersediaan uang Rupiah berkualitas dan terpercaya. Dalam hal ini Bank Indonesia melakukan standardisasi desain uang dan kualitas uang layak edar berdasarkan visual uang dan penetapan parameter soil level alias tingkat kelusuhan uang.

3 PilarDemi MeraihCinta Rupiah

Cinta terhadap Rupiah tidak dapat hanya sekadar diucapkan atau menjadi slogan semata. Masyarakat harus menyadari betul bahwa mata uang kebanggaan Indonesia itu harus dihargai dan dipergunakan, serta dikelola dengan baik.

Oleh: Lambok Antonius SiahaanDirektur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang

Penukaran uang lusuh dan rusak di Pulau Jemaja Natuna, Kepulauan Riau

Page 9: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

9

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

SOROT

Di samping itu, penggunaan bahan uang yang lebih tahan lama (durable) juga dilakukan untuk meningkatkan masa edar uang. Di sisi lain, BI juga terus meningkat­kan keandalan fitur unsur pengaman baik pada teknik cetak maupun bahan uang. Tujuannya, mencegah beredarnya uang palsu.

Pilar kedua adalah distribusi dan pe­ngelolaan uang secara aman dan optimal. BI berupaya mengelola persediaan uang secara optimal, meningkatkan efektivitas pe­nyimpanan dan distribusi uang, serta mene­tapkan jalur distribusi yang aman dan efisien.

Upaya lain yang dilakukan adalah menggalang dukungan jaringan distribsi uang dengan melibatkan perusahaan jasa dan transportasi, baik milik pemerintah maupun swasta. Tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan peredaran uang di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga wilayah terpencil dan perbatasan.

Dalam mengedarkan uang, BI bekerja sama dengan PT KAI, Pelni, Garuda Indo­nesia, TNI Angkatan Laut, dan sejumlah pihak lainnya, termasuk Kepolisian. BI juga melakukan pengelolaan uang secara aku­rat dan akuntabel dalam proses menghi­tung, menyortir, mendeteksi uang, hingga

mengganti uang tidak layak edar dengan uang layak edar. Kebijakan ini dikenal de­ngan clean money policy.

Pilar ketiga terkait dengan layanan kas yang prima. Secara umum, layanan kas diklasifikasikan menjadi dua yakni layanan kas di dalam kantor dan layanan kas di luar kantor. Layanan kas di dalam kantor, artinya BI memberikan layanan kas melalui loket di kantor­kantor BI. Kegiatan ini mencakup layanan kepada perbankan yakni penarikan dan penyetoran bank umum, serta layanan penukaran uang Ru­piah kepada masyarakat.

Adapun, kegiatan layanan kas di luar

kantor adalah layanan kas yang diberikan oleh BI melalui mekanisme kerja di luar lo­ket kantor­kantor BI. Caranya bermacam­macam, seperti layanan melalui kas keli­ling menggunakan mobil, kas titipan, dan kegiatan penukaran uang melalui kerja sama dengan pihak ketiga yang ditunjuk.

Salah satu kerja sama yang rutin di­lakukan adalah layanan penukaran uang di tempat­tempat publik menjelang hari raya keagamaan. Kegiatan ini melibatkan beberapa pihak, termasuk pelaku industri perbankan.

BI berupaya terus melakukan pe­nyempurnaan dalam menjalankan ketiga pilar tersebut. Saat ini, secara bertahap, BI mengembangkan proses otomatisasi, ro­botisasi, dan peningkatan sistem teknolo­gi informasi dalam pengelolaan uang. Tak kalah penting, kapasitas SDM juga terus ditingkatkan.

Ketika Rupiah tersedia dalam jumlah cukup dengan kualitas baik, masyara­kat diharapkan menghargai dan bangga menggunakan mata uangnya sendiri. Se­luruh transaksi di Indonesia wajib meng­gunakan mata uang Rupiah.

Apapun transaksinya, Rupiah mata uangnya.

Bank Indonesia punya satu misi utama yakni menjamin tersedianya uang di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecah­an yang sesuai tepat waktu dan dalam kondisi layak edar.

Page 10: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

10

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

POTRET DAERAH

Pagi itu, Minggu 23 Maret 2014 ada yang istimewa di arena Car

Free Day di Semarang, Yogya, Solo, Purwokerto, dan Tegal. Istimewa karena ada kemeri­

ahan dan kehebohan dari yang biasanya di arena tersebut.

Para kasir dibawah koordinasi Kantor Perwakilan (KPw) BI Wilayah V (Jateng dan DIY), se­rempak di lima kota itu membuat

terobosan sosialisasi 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) ke masyarakat.

Fun, Fresh, Educated adalah kesan yang terlihat pada acara itu,, seperti Fun Aerobic On The Street.

Kegiatan lainnya juga digelar, di anta­ranya panggung musik dan kuis dengan doorprize yang menarik minat masyarakat.

Selain itu, para kasir yang menjadi

‘Duta 3D’ ikut berbaur dan mendatangi masyarakat untuk membagikan brosur dan menjelaskan secara langsung.

SEMARANg3D on The Street KPw BI Wilayah V

Semarang bertempat di area Car Free Day Simpang Lima. Sekitar 1.000 orang mengi­kuti hiburan musik dan senam yang di­selingi edukasi tentang 3D.

Banyak masyarakat bertanya kepada para ‘Duta 3D’. Bahkan, masyarakat ikut melihat, meraba, dan menerawang uang yang menjadi media edukasi.

YogYAkARTAKegiatan di Kota Gudeg ini diseleng­

garakan oleh KPw BI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hari yang sama di Jalan Malioboro.

Sekitar 2.000 orang antusias dalam mengikuti rangkaian acara sosialisasi 3D. Beberapa warga aktif bertanya pada para

kasir tentang cara memperlakukan uang dengan baik dan cara penukaran uang rusak.

SoLoKPw BI Solo melaksanakan kegiatan

3D On the Street di Jl. Slamet Riyadi (Nggladag). Karyawan BI meng gunakan kostum yang unik untuk memeriahkan acara.

Masyarakat dihibur oleh grup musik humor Nyiur Melambai. Selain mendapat hiburan, masyarakat juga mengetahui tentang Ciri­Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) dan produk Tabung anKu.

PuRWokERToKPw BI Purwokerto menggelar acara

ini di alun­alun Purwokerto. “Iyong pengen acara kuwe saben minggu lah [sebaiknya kegiatan ini dilakukan tiap minggu],” kata seorang pengunjung 3D on the street.

Acara tersebut berformat tanya ja­wab yang mirip dengan kelas privat yang menya sar tukang sapu, pemulung sampai pedagang.

TEgALKPw BI Tegal menggelar 3D on The

Street di Alun­alun Kota Tegal. “Dilihat, Diraba, Ditera wang!” serentak masyarakat menirukan Jargon 3D yang diserukan oleh kasir dari KPw BI Tegal. Antusiasme masyarakat kota Tegal tidak kalah dengan kota­kota lain.

Kegiatan menyebarluaskan informasi tentang tugas BI di bidang Pengelolaan Uang Rupiah di lokasi seperti Car Free Day menyentuh berbagai elemen masyarakat.

Melihat antusiasme yang luar biasa dan cakupan masyarakat yang dapat dijangkau, KPw BI Wilayah V akan menyelenggarakan acara ini secara berkala dan serempak.

3D On The Street Serempak di 5 kota Oleh: Sutikno

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V

Page 11: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

11

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

PERSPEKTIF

Bagi yang tidak mempermasalah­kannya, barangkali menganggap jumlah nominal uang koin kem­balian sebagai uang receh dan sulit

diitransaksikan kembali. Dengan alasan ini­lah sebagian masyarakat kurang memper­lakukan uang logam/koin dengan baik. Aki­batnya pada saat memperoleh koin, umum­nya kita tidak terlalu peduli atau sering kali diletakkan di sembarang tempat. Perilaku ini menyebabkan uang logam tidak pernah tersirkulasi secara baik dan tidak pernah kembali ke sistem perbankan. BI pada akhir­nya akan terus meningkatkan kebutuh an pencetakan uang logam.

Dalam periode 1994­ 2013, Bank Indo­nesia mengeluarkan sekitar Rp7,12 triliun uang logam, tetapi yang kembali hanya sekitar Rp1,83 triliun atau 26,7% dari yang dikeluarkan. Arus masuk/inflow uang logam ke BI itu pun hanya terjadi pada beberapa Kantor BI di Jawa Barat dan Jawa Te ngah. Pada akhir 2013, terdapat sekitar 15 milyar keping uang logam yang beredar di masyarakat. Jika dibagi dengan jumlah pen­duduk, dapat diasumsikan setiap penduduk menyimpan rata­rata sekitar 65 keping koin.

Sebenarnya perilaku masyarakat dalam menyimpan uang logam dan tidak mem­belanjakannya kembali (hoarding) bukan masalah di Indonesia saja. Namun juga ter­jadi pada negara. Se bagai contoh Filipina, penduduknya rata­rata menyimpan koin 226 keping dan penduduk Jerman rata­rata menyimpan koin 345 keping.

Seperti dikemukakan di atas, penyebab utama dari perilaku hoarding itu umum­nya disebabkan relatif rendahnya nilai uang logam, sehingga sulit dipakai ber­transasksi akibat kurangnya tempat untuk menya lurkannya. Untuk beberapa negara, hal ini dapat dikurangi dengan banyaknya penggunaan vending machine untuk mem­beli barang atau tiket bus dan kereta api. Sa yangnya hal ini tidak terjadi di negara kita sehingga uang logam seolah­olah hilang di peredaran dan menjadi kurang bermakna.

Meskipun seolah­olah sudah tidak dibu­tuhkan, pada kenyataannya uang logam tetap diperlukan dalam transaksi ekonomi. BI tidak dapat serta merta mencabut dari pere­daran bebe rapa pecah an uang logam den­gan nilai yang sangat kecil, seperti pecahan Rp 50, meskipun menurut survey sudah tidak diperlukan lagi. Berita mengenai kelangkaan uang logam untuk kembalian di jalan tol dan pasar swalayan menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat masih menghe ndaki kembalian dalam jumlah yang tepat. Selain itu, ketiadaan pecah an tertentu dalam struk­tur pecahan dapat meng akibatkan praktek rounding up oleh pedagang yang dapat menyebabkan naik nya harga barang.

Beberapa industri seperti peritel, trans­portasi, dan pengelola jalan tol yang men­jadi penyerap utama uang logam juga

dapat menjadi penyebab kelangkaan uang logam jika industri­industri ini tidak dapat menge lola kebutuhan uang logamnya dengan baik. Untuk mengantisipasi hal ini, telah dilakukan kesepakatan dan peng ­aturan dengan pihak terkait dan bank­bank guna memastikan keperluan mereka dapat terpenuhi secara optimal.

BI, Kementerian Perdagangan dan Aso­siasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) telah menandatangani nota ke se pahaman dimana Aprindo berjanji untuk menye­diakan tempat penukaran uang koin. Hal ini akan saling menguntungkan sebab peritel membutuhkan uang koin untuk transaksi kembalian, karena aturan lembaga kon­sumen melarang memberikan kembalian selain dalam bentuk uang.

Ke depan perlu dilakukan terobosan seperti dilakukan di beberapa negara, yaitu adanya mesin penukaran uang logam yang dioperasikan oleh peritel dimana hasil penu­karan uang akan berupa voucher belanja yang dapat digunakan di toko­toko tersebut.

Hal lain yang diharapkan dapat meng­atasi masalah tidak terlalu disukainya uang logam adalah terlaksananya program Rede­nominasi. Berdasarkan hasil survey terakhir, masyarakat cenderung masih menghen­daki pecahan uang kertas Rp 2.000 dan Rp 5.000. Dengan berlakunya kembali pecahan sen, apabila kebijakan tersebut diterapkan, masyarakat diharapkan dapat lebih menyu­kai uang logam. Dengan demikian, penge­luaran uang logam deng an nilai nominal yang lebih besar dapat dilakukan.

Akhir kata, koin tetap merupakan uang yang harus kita hargai. Mari kita gunakan uang logam kita dengan bijak!

Uang Logam,Masalah Klasik Bank SentralOleh: Yudi Harymukti

Deputi Direktur,Departemen Pengelolaan Uang

ketika berbelanja di pasar swalayan, pernahkan kasirnya

menawarkan kepada kita untuk menyumbangkan uang kem­balian atau diganti dengan

permen? Meskipun bagi seba­gian kalangan hal itu dianggap wajar, tetapi sebagian dari kita

tidak dapat menerimanya.

Page 12: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

12

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Mencintai Rupiah juga ma­suk dalam tindakan bela negara. Apalagi dalam UU No. 7/2011 tentang Mata

Uang, Rupiah dinyatakan sebagai Lam­bang Kedaulatan Negara.

Memasukkan cinta Rupiah ke dalam kategori bela negara memang sangat logis. Sebab, kesetiaan warga Negara menggunakan Rupiah dalam setiap tran­saksi domestik akan berpengaruh pada kekuatan nilai tukar mata uang negeri­

nya sendiri.Namun kenyataannya, sela­

ma ini disinyalir tidak sedikit per usahaan yang melakukan transaksi barang dan jasa di dalam negeri menggunakan mata uang asing. Kondisi itu yang men­jadi salah satu pemicu pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang non Rupiah, khususnya US$. Pantas bila Pre­siden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Retreat di Cipanas pada 2013, me­nyatakan prihatin pada korporasi­kor­porasi yang menggunakan mata uang asing dalam transaksi bisnisnya di dalam negeri.

Sudah jelas, sesuai dengan amanah UU Mata Uang, setiap transaksi pem­bayaran maupun transaksi keuangan apapun yang dilakukan di wilayah Re­publik Indonesia wajib menggunakan Rupiah. Jadi, penggunaan mata uang Rupiah pada seluruh transaksi domes­tik merupakan sebuah keniscayaan, dan harus menjadi kebiasaan sehari­hari masyarakat yang akan diturunkan pada anak­cucu.

Penggunaan Rupiah pada seluruh transaksi domestik, tidak boleh lagi hanya sekedar simbolis atau seremonial

Mencintai Rupiah Sepenuh HatiOleh: Eko Yulianto

Direktur DepartemenPengelolaan Uang

Adakah tindakan bela negara yang bisa dilakukan tanpa harus mengangkat senjata? Tentu saja banyak. Para atlet yang berjuang memenangkan pertandingan internasional, penjaga menara suar yang bertugas di pulau terdepan, guru-guru yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil, mencintai produk dalam negeri, dan memelihara seni tradisional adalah beberapa contoh dari tindakan itu.

PERSPEKTIF

Page 13: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

13

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

PERSPEKTIF

dalam laporan pemerintah dan berita negara, tapi harus menjadi sebuah praktik lazim keseharian pada kegiatan ekonomi Indonesia, baik oleh pemerintah, BUMN, kor­porasi, dan seluruh elemen masyarakat.

Bagi Bank Indonesia mencintai Rupiah tidak boleh dilakukan dengan setengah hati, karena mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah merupakan tujuan lem­baga sesuai amanah undang­undang.

Upaya edukasi dan koordinasi dengan aparat penegak hukum dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa amanah Undang­Undang Mata Uang dapat dilaksanakan dengan baik.

TRANSAkSI DI PERBATASANTerkait dengan transaksi di wilayah perbatasan, BI juga

memberikan perhatian khusus melalui layanan kas keliling dan edukasi di wilayah terpencil dan perbatasan dengan TNI­AL dan POLAIR, serta penyusunan nota kesepahaman dengan bank sentral negara te tangga, se perti Papua New Guinea.

Upaya penguatan mata uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI akan terus dilakukan bersinergi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, aparat penegak hukum (Polri dan Kejaksaan), BUMN, kor­porasi dan seluruh elemen masyarakat.

Bank Indonesia terus berupaya untuk mendorong penggunaan Rupiah di seluruh wilayah NKRI melalui be­berapa program kerja secara berkesinambungan, antara lain memastikan dan mendorong penyediaan uang Ru­piah di seluruh wilayah NKRI.

Program kerja tersebut melalui beberapa kegiatan, yakni mendorong keterlibatan bank dalam penyediaan layanan kas dan clean money policy di daerah yang jauh dari Bank Indonesia melalui Kas Titipan dan Kas Keliling, serta men­dorong peningkatan layanan itu, khususnya di wilayah ter­pencil dan terdepan.

Program edukasi dan sosialisasi penggunaan uang Ru­piah itu melalui kegiatan sosialisasi keaslian Rupiah dan penggunaan Rupiah secara berkala dan sistematis kepada perbankan, aparat hukum, perusahaan Cash in Transit, ben­daharawan pemerintah dan korporasi, kasir/teller perbank­an dan retailer, pengemudi taksi, Asosiasi Pengusaha Hi­buran, lembaga pendidikan dan masyarakat umum lainnya.

Ada juga kegiatan memasukan mata uang Rupiah dalam kurikulum pendidikan sekolah dan buku pelajaran bekerja sama dengan Kemendikbud, serta penguatan law enforce-ment melalui koordinasi dan semiloka berkala dengan aparat hukum, dan program iklan layanan masyarakat.

Semua program yang dilakukan itu bermuara pada satu tujuan. Bank Indonesia bersama dengan seluruh insan di bumi pertiwi akan memastikan Rupiah menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi mata uang yang paling dicin­tai oleh seluruh anak negeri.

Cara Merawat Rupiah

Sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah

“Bank Indonesia terus berupaya men­dorong penggunaan Rupiah di seluruh wilayah NKRI melalui beberapa program kerja secara berkesinambung an, an­tara lain memastikan dan mendorong penyedia an uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI.”

Page 14: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

PERSPEKTIF

Fitur­fitur pengaman itu dapat digolongkan menjadi tiga ting­katan, fitur keamanan yang mudah dikenali dengan panca

indera, fitur keamanan yang dapat dikenali dengan alat­alat sederhana seperti lampu ultra violet dan fitur keamanan yang hanya dapat dikenali dengan peralatan canggih di bank sentral.

Pengenalan dengan panca indra merupakan cara mudah dan handal untuk mengetahui keaslian uang Rupiah. Cara ini dipakai secara luas diseluruh dunia sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat dalam menggunakan uang tunai.

Jargon 3D, yakni Dilihat, Diraba, Diterawang, merupakan jargon yang dipopulerkan Bank Indonesia (BI) agar masyarakat mudah mengenali ciri Rupiah asli dan terhindar dari kejahatan pemalsuan uang.

Apabila masyarakat sudah hapal dengan jargon 3D, tapi survei Bank Indonesia (BI) memberikan gambaran

bahwa belum seluruh masyarakat paham dengan “apanya” yang Dilihat, Diraba, Diterawang.

Berikut cara mudah untuk mema ha­mi ciri Rupiah yang Dilihat. Lihat apakah warna uang terang dan jelas, lihat apakah terdapat benang pengaman dengan tulisan micro nominal uang. Fitur andalan Dilihat pada uang Rupiah adalah lambang BI di sebelah kanan bawah muka uang, yang dicetak dengan tinta yang dapat berubah warna, Optical Variable Ink (OVI), yang akan berubah warna jika dilihat dengan sedikit

“menggoyangkan” Rupiah. Uang Rupiah asli akan terasa kasar

apabila Diraba pada permukaan uang, yakni pada angka terbilang Rupiah, gambar pahlawan dan pada lambang burung Garuda. Teknik cetak khusus yang disebut teknik cetak intaglio memberikan efek rabaan kasar pada permukaan uang Rupiah.

Untuk fitur keamanan Rupiah yang dapat Diterawang, masyarakat dapat mengarahkan uang Rupiah asli ke sumber cahaya, sehingga akan tampak gambar tanda air berupa raut wajah pahlawan

Oleh: Sithowati SandrariniAsisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang

Tahukah Anda bahwa Rupiah adalah

salah satu alat pembayaran sangat aman

di dunia? Dalam satu lembar uang Rupiah,

ditanamkan berbagai fitur keamanan

yang membuat uang Rupiah sukar

dipalsukan. Rupiah juga

menggunakan bahan baku

dan teknik cetak khusus.

>>>

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

14

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

RupiahItu Keren

Page 15: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

15

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

PERSPEKTIF

nasional. Gambar yang asli baru tampak jika uang Rupiah diterawang, karena gambar ini terukir (bukan dicetak) di dalam bahan uang.

Tentu seluruh tanda keaslian uang Rupiah itu dengan mudah dikenali pada uang yang layak edar. Apabila uang Ru­piah menjadi lusuh, maka keaslian uang Rupiah sulit dikenali. Untuk menjadikan uang Rupiah senantiasa layak edar, maka masyarakat perlu lebih memperhatikan cara­cara menggunakan Rupiah dengan baik.

Uang Rupiah yang kita gunakan, harus selalu dijaga kebersihan dan kerapiannya, disimpan dengan baik di dalam dompet, tidak boleh di coret­coret, diremas­remas,

di staples, atau ditempatkan di tempat yang lembab dan basah.

CERMIN PRIBADIMerawat Rupiah dengan baik me­

rupakan cerminan pribadi kita. Menjaga Rupiah yang layak edar agar mudah dikenali keasliannya, juga membawa manfaat penghematan biaya pencetakan Rupiah untuk negara. Semakin sedikit uang lusuh yang ditarik, maka semakin sedikit biaya untuk mencetak uang baru untuk menggantikannya.

Bagaimana dengan uang Rupiah palsu yang ditemukan? Laporkan pada aparat kepolisian atau diserahkan kepada bank atau BI terdekat. Berdasarkan Undang­

Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI merupakan satu­satunya lem­baga yang berhak menentukan keaslian uang Rupiah.

Apakah uang palsu yang dilaporkan akan diganti? Masih menurut UU Mata Uang, uang palsu tidak diberikan peng­gantian. Uang palsu bukanlah uang. Lalu apa untungnya lapor? Selain untuk mencegah uang palsu itu beredar kembali ke masyarakat, tindakan tersebut meru­pakan tindakan bela negara. Ya, dalam UU Mata Uang, Rupiah dinyatakan sebagai Lambang Kedaulatan Negara.

Bila uang Rupiah disimpan dengan baik, berjajar rapih di dompet, alangkah kerennya!

Unsur Pengaman yang Dihasilkan melalui Teknik CetakCetak Intaglio

Cetakan yang terasa kasar apabila diraba.gambar Saling Isi (Rectoverso)

Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasil­kan cetakan pada bagian muka dan belakang

beradu tepat dan saling mengisi jika diterawang­kan ke arah cahaya.

Tinta Berubah Warna (optical Variable Ink)Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah­

ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Tulisan Mikro (Micro Text)Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat

dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink)

Hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet.

gambar Tersembunyi (Latent Image)Teknik cetak dimana terdapat tulisan tersembunyi

yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.

Unsur Pengaman yang Tertanam pada Bahan UangTanda Air (Watermark) dan Electrotype—Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.

Benang Pengaman (Security Thread)— Ditanam di tengah ke tebalan kertas atau terlihat se perti dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak memendar maupun memen­dar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.

Sumber: Buku Panduan Ciri-Ciri Keaslian dan Standar Kualitas Uang Rupiah-Bank Indonesia

Unsur Pengaman Uang Rupiah

Page 16: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

LIPUTAN

Ternyata mobil yang berjejer di sam­ping kapal milik Ang katan Laut Indo­nesia itu adalah mobil Bank Indone­sia (BI) yang membawa uang Rupiah

layak edar untuk ditukarkan dengan uang lu­suh dan rusak milik masyarakat di berbagai pu­lau terdepan yang berada di wilayah Sulawesi bagian Utara.

Pulau Marore menjadi satu tujuan dari ke­giatan BI bersama TNI Ang katan Laut dalam rangka layanan kas keliling dan sosialisasi Ke ­aslian Uang Rupiah di wilayah terdepan Su­lawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina.

Pulau­pulau lainnya yang dikunjungi adalah Pulau Miangas, Pulau Karakelong, dan Pulau Lirung.

Menurut informasi anak buah kapal (ABK) KRI Sultan Nuku, waktu tem­puh dari Bitung ke Pulau Marore sekitar 17 jam atau dari Manado lebih kurang 206 mil laut, sehingga kami sebagai petugas dari BI harus mengha­dapi hantaman ombak yang menggoyang kapal, dan meng alami mabuk laut, “Kapal berangkat sekitar pukul 15.00 WITA dan sampai di Pulau Ma­rore pukul 08.00 WITA keesok an harinya. Untuk menuju dermaga pulau, harus naik sekoci, karena kapal tidak dapat merapat,” jelas ABK itu.

Sekoci yang kami pakai untuk menuju dermaga Pulau Marore hanya berjumlah satu unit, sehingga harus bolak­balik mengangkut petugas yang akan melakukan layanan kas dan sosialisasi.

Pada saat jarum jam menunjukkan tepat pukul 10 pagi, penduduk setempat sudah duduk rapi di kursi­kursi plastik, sosialisasi tentang Ke­aslian Uang Rupiah pun dimulai. Sesaat kemudian petugas BI menge­luarkan beberapa lembar uang Rupiah sebagai contoh cara mende­teksi keaslian Rupiah

Seperti biasanya, petugas BI seusai sosialisasi akan mempersiapkan lembaran­lembaran uang baru untuk ditukarkan dengan uang lusuh, robek, atau rusak milik masyarakat, baik itu uang kertas pecah an Rp 2.000, Rp 5.000 hingga Rp 50.000, maupun uang logam.

Rasa mual, muntah dan lelah dalam perjalanan menuju Pulau Marore terbayar sudah, karena melihat wajah penduduk pulau itu yang berseri­seri seusai menukarkan uang lusuh dan rusak de ngan uang baru.

Yang lebih menggembirakan para petugas BI selama melakukan sosialisasi dan penukaran uang adalah tidak hanya melihat keceriaan raut wajah penduduk setempat, tapi juga dapat menyampaikan bantuan kepada masyarakat, se perti bantuan buku­buku, alat olah raga, genset, pompa air hingga perangkat Sollar Cell untuk sekolah­

Senyum Merekah Penduduk Pulau Terdepan dan Terpencil

Matahari sudah condong ke barat, ketika beberapa mobil mendekat ke Kapal Republik

Indonesia (KRI) Sultan Nuku di Pelabuhan Angkatan Laut Bitung, Manado, belum

lama ini. Dengan gerakan cepat, sejumlah petugas berseragam TNI Angkatan Laut

membuka bagasi mobil dan memasukkan tromol-tromol (kotak uang) berwarna perak

ke dalam kapal tersebut.

16

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Prajurit TNI AL menyusun tromol sebelum merapat ke Pulau Marore

Prajurit TNI AL dan petugas BI menggunakan sekoci menuju Pulau Marore

Petugas BI melayani penukaran uang

Oleh: T. FaisalAsisten DirekturDepartemenPengelolaan Uang

Page 17: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

Apa Itu Uang Layak Edar?Monetaria

LIPUTAN

sekolah dan kantor kecamatan di beberapa pulau.

PuLAu kISARDi tempat berbeda, para petugas BI juga

merasakan hal yang sama setelah melihat se­nyum merekah kaum ibu yang menukarkan uang lusuh milik mereka di Pulau Kisar, salah satu pulau terdepan yang terletak di Selat Wetar dan berbatasan dengan negara Timor Leste.

Pulau Kisar merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. KRI Untung Suropati milik TNI AL berhasil membawa petugas BI melaksanakan kewajibannya menyosialisasi­kan Keaslian Uang Rupiah.

Di pulau yang berada di sebelah Timur Laut dari Pulau Timor Leste ini, tidak hanya masyarakat yang menukarkan uang lusuh dan rusak, tapi juga perbankan setempat yang beroperasi di sana.

Total penukaran uang di pulau tersebut mencapai Rp1.250.875.000. Bank Maluku dan BRI tercatat menukarkan uang sebesar

Rp 950.000.000, dan sebanyak 247 penduduk menukarkan uang Rp300.875.000.

Dari informasi beberapa penduduk di pu­lau­pulau terdepan di Indonesia itu, ternyata masih banyak yang enggan menukarkan uang lusuh karena jarak ke perbankan sangat jauh.

Sebagai gambaran, kantor perwakilan perbankan yang paling dekat dengan Pu­lau Marore harus ditempuh selama sehari semalam perjalanan dengan kapal boat dan ongkos yang harus keluar sebesar Rp400.000.

Kesulitan masyarakat yang tinggal di pu­lau terdepan maupun pulau terpencil untuk menukar uang lusuh, rusak, bahkan sobek menjadi perhatian BI. Sejak 2001 hingga seka­rang, bank sentral sudah mengujungi seki­tar 56 pulau terdepan dan terpencil dalam rangka so sialisasi Keaslian Uang Rupiah dan penukaran uang.

SYARAT PENukARAN uANgDalam setiap penukaran uang, petugas BI

selalu berpedoman pada ketentuan, di mana

yang dimaksud de ngan uang tidak layak edar meliputi uang lusuh, uang cacat, uang rusak, dan uang yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran. Untuk uang lusuh atau cacat, BI memberikan penggantian sebesar nilai nomi­nal kepada masyarakat yang menukarkan uang itu, sepanjang dapat dikenali keasliannya.

Mengenai uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran, BI memberikan penggantian sebesar nilai nominal kepada masyarakat yang menukarkan uang tersebut sepanjang dapat dikenali keasliannya dan masih dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal pencabutan.

Bagi uang yang rusak, BI dan/atau pihak lain yang disetujui oleh BI memberikan peng­gantian kepada masyarakat yang menukar­kan uang tersebut de ngan dua aturan, yakni jika uang rusak dapat dikenali ciri­ciri keasli­annya dan memenuhi kriteria penggantian uang rusak, bank wajib menukar uang itu dengan uang layak edar.

Selain itu, jika ciri­ciri keasliannya sulit di­ketahui, penukar wajib mengisi formulir permin­taan penelitian uang rusak dan dapat dikirimkan ke BI, sedangkan hasil penelitian dan besarnya penggantian uang Rupiah itu asli akan diberita­hukan pada kesempatan pertama.

Meskipun ada program penukaran Ru­piah, masyarakat diharapkan dapat merawat uang Rupiah dengan sebaik­baiknya, dengan tidak mencorat­coret, dan selalu menyimpan­nya di dompet. Ayo sejak sekarang perlaku­kan Rupiah dengan baik, supaya uang yang kita miliki tidak cepat lusuh.

Senyum Merekah Penduduk Pulau Terdepan dan Terpencil

17

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Penjagaan dari TNI Angkatan Laut

Bank Indonesia senantiasa mengupayakan agar uang Rupiah yang beredar di ma­

syarakat selalu dalam kondisi layak edar dan aman dari pemalsuan, serta tersedia dalam jumlah nominal yang cukup.

Lalu, apa definisi uang tidak layak edar? Secara sederhana, uang tidak layak edar berarti uang yang berada dalam kondisi lusuh, cacat, rusak, dan uang yang dicabut dari peredaran.

Jika menemukan uang tidak layak edar, maka masyarakat dapat menukarkannya kepada Bank Indonesia (BI) melalui layanan kas keliling yang sering digelar di tempat publik, seperti terminal, taman, atau pasar. Masyarakat juga dapat menukarkan uang ke sejumlah bank atau pihak lain yang disetujui oleh BI.

Uang lusuh dan uang cacat dapat ditukar dengan uang baru dengan nominal yang sama, dengan syarat uang itu dapat dibuktikan keasliannya.

Adapun, uang yang sudah dicabut dari peredaran dapat ditukarkan sepanjang dapat dikenali keasliannya dan masih dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal pencabutan.

Sementara itu, uang rusak baru dapat diganti jika dapat dibuktikan keasliannya dan memenuhi sejumlah kriteria penggantian uang rusak. Kriteria itu adalah ukuran fisik uang masih mencapai 2/3 dari ukuran asli dan ciri keaslian masih dapat dikenali. Jika pun terbelah menjadi dua, kedua lembaran uang rusak itu memiliki nomor seri yang sama.

Masa layak edar uang sangat bergantung pada perlakuan masyarakat terhadap uang. Ketika lembar­lembar uang distaples, dicoret­coret, atau disimpan secara sembarangan, maka masa layak edar uang akan menjadi jauh lebih pendek.

Ketika menerima uang­uang lusuh, rusak, atau cacat, BI akan melakukan penyortiran ulang berdasarkan kondisi uang tersebut. BI juga akan menyortir uang menurut pecahan, tahun emisi, dan mendeteksi keasliannya.

Setelah itu, BI akan memusnahkan uang tersebut. Uang kertas akan dihancurkan hingga tidak lagi menyerupai uang, sedangkan uang logam akan dilebur hingga tidak menyerupai uang logam.

Page 18: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

18

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Bank Indonesia (BI) secara resmi mengimplementasikan Bank In­

donesia Sistem Informasi Layanan Kas (BISILK) yang berlaku secara nasional pada Senin, 21 April 2014.

Implementasi itu ditandai dengan Grand Launching BISILK oleh Deputi Gubernur BI, Ronald Waas beserta pimpinan departemen terkait dan dihadiri oleh 12 direksi bank sebagai Koordinator Focus Group, serta pejabat dari seluruh perbankan di wilayah Ja­bodetabek.

Dengan implementasi BISILK, BI me nyediakan infrastruktur kegiatan pe nyetoran uang dan penarikan uang oleh bank ke BI, dimulai sejak proses

penyampaian posisi li­kuiditas perbankan, tran saksi uang kartal antarbank (TUKAB), pe­nyampaian rencana pe­nyetoran atau penarikan hingga penyampaian laporan.

Banyak manfaat yang dapat diam­bil oleh industri perbankan maupun BI setelah implementasi BISILK, se perti efisiensi biaya dan SDM, kecepat an tran­saksi dan informasi yang bersifat real time, dan kesamaan hak akses, serta in­formasi.

Selain itu, peningkatan keamanan IT dan akurasi data, serta bagi BI akan lebih memudahkan proses monitor-

ing dan problem solving, karena pengolahan data yang dilakukan secara real time oleh kom­puter.

Mengingat fungsi klasik bank sen­tral sebagai bank sirkulasi, maka BI senantiasa melakukan pengembangan dan inovasi dalam rangka meningkat­kan efisiensi, serta efektivitas kegiatan layanan kas pada perbankan dan ma­syarakat, serta menjaga kelancaran sistem pembayaran tunai.

Dengan BISILk,Sistem Pembayaran

Lebih Efisien

Peran Tradisional Yang Mulia

Oleh: Peter JacobsDirektur Departemen Komunikasi

DINAMIKA

Beberapa tahun lalu, di salah satu daerah saya menyaksikan mobil

penukaran uang dipenuhi antrian orang yang ingin menukarkan uang lusuhnya dengan uang baru dan menukar dengan pe cah an kecil. Walaupun antri, tapi mereka senang karena akan memegang uang baru.

Lain lagi di Kota Wamena, Papua, saya melihat se seorang mena­

bung di bank dengan uang yang diambil dari dalam

koteka-nya. Mungkin kita merasa jijik, tapi me narik sekali melihat kasir bank yang tetap sigap mela­yani si nasabah dan men­catat transaksi nya. Uang itu keba nyakan sudah lusuh, lalu dihimpun di bank yang nanti dise­

torkan ke Bank Indonesia (BI) untuk dihancurkan.

Fungsi pengedaran dan penu­karan uang menjadi peran tradisional bank sentral, karena BI di amanatkan untuk menyediakan uang yang layak edar dalam jumlah cukup di selu­ruh NKRI. Sepintas tugas ini terasa mudah, karena BI tinggal mencetak uang lalu edarkan ke masyarakat. Namun, kalau mengingat Indonesia terdiri lebih dari 17.000 pulau yang letak geografisnya tidak semua mudah dijangkau, tentu logika kita akan berkata lain.

Menyaksikan teman­teman yang berjuang membawa uang ke daerah yang jauh, waktu tempuh yang lama, melelahkan, kadang menghadapi bahaya, membuat saya termenung, betapa mulianya tugas ini. Tugas ini

jauh berbeda dari pemandang an lain tentang pegawai BI yang berkarya di depan meja untuk menganalisa ber bagai indikator makro ekonomi. Peran mereka tak kalah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di negara ini.

Tugas mengedarkan uang inipun dimaksudkan untuk mendukung tugas mulia lainnya, yaitu untuk menegakkan kedaulatan bangsa melalui penggunaan uang Rupiah sebagai alat pembayaran resmi di seluruh NKRI. Bayangkan, betapa sedih kita melihat orang bertran­saksi dengan mata uang asing di Tanah Air. Seolah uang asing lebih dipercaya daripada uang sendiri. Kita tidak rela. Mari kita gunakan Rupiah, karena Rupiah adalah lam­bang kedaulatan.

Page 19: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

19

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

DINAMIKA

Bank Indonesia (BI) berhasil mengarsipkan dokumen peng­awasan bank milik sembilan satuan kerja kantor pusat dan

41 kantor perwakilan dalam negeri periode 1 Januari 2009 hingga 31 Oktober 2013 yang mencapai 84.905 berkas.

Pengarsipan itu dialihmediakan dari dokumen fisik ke ben­tuk digital dan diserahkan dari BI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Desember 2013.

Sebanyak 2.333 berkas yang merupakan dokumen peri­ode 1 November sampai dengan 31 Desember 2013 selesai di­scan dan diserahkan kepada OJK selambat­lambatnya 31 Maret 2014.

Serah terima dokumen itu merupakan tindak lanjut dari

pengawasan perbankan Indonesia yang resmi beralih dari BI ke OJK sejak 31 Desember 2013.

Pengarsipan yang dilakukan oleh BI menuai pujian dari Ke­pala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan. Penghargaan yang diterima ini merupakan penghargaan per­tama yang diberikan oleh ANRI kepada lembaga negara ter­kait dengan proses alih media.

“Ini prestasi besar di bidang kearsipan. Kami mengapresiasi langkah BI dalam melakukan pengarsipan berdasarkan prose­dur dan otonomi yang ada,” kata Mustari.

Penghargaan diserahkan oleh Mustari Irawan kepada Gu­bernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, di Gedung Kebon Sirih Bank Indonesia, 17 Maret 2014.

Gubernur BI mengatakan penghargaan itu merupakan se­buah pencapaian yang berarti di tengah tantangan ekonomi nasional. “Kerja keras pegawai dalam mendukung proses per­alihan yang lancar ke OJK ternyata tidak sia­sia.”

Menurut Agus, arsip adalah elemen penting untuk mendu­kung kelancaran tugas dan fungsi sebuah institusi.

BI Raih Penghargaan Digitalisasi Dokumen

Sistem Pembayaran Disempurnakan Demi Lindungi konsumen

Bank Indonesia (BI) menerbitkan per­aturan No.16/1/PBI/2014 tertanggal

21 Januari 2014 tentang Perlindungan Konsumen Pengguna Jasa Sistem Pem­bayaran untuk melengkapi ketentuan perlindungan konsumen yang ada sebe­lumnya.

Sebagai tindak lanjut dari ketentuan itu, BI menggelar talkshow bertopik “Yuk, Kenali Sistem Pembayaran” pada 12 April 2014 di Makassar, sekaligus memperingati Hari Konsumen Nasional.

Menurut Direktur Eksekutif Departe­men Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi, dalam memberikan perlindungan pada kon­sumen, bank sentral menitikberatkan pada tiga pilar, yakni edukasi, konsultasi, dan fasilitasi jika terjadi masalah antara penyelenggara dan konsumen.

“Semua konsumen yang mengguna­kan APMK (Alat Pembayaran Menggu­nakan Kartu), baik kartu kredit, kartu ATM/debet, dan uang elektronik, kita lindungi,

juga terkait transfer dana dan ketersediaan cash,” ujarnya.

Untuk lebih memberi perlindungan kepada kon sumen, BI menyem­purnakan aturan terkait, seperti dalam peraturan tentang APMK, mewajib­kan batas umur peme­gang kartu kredit berusia minimal 21 tahun atau 18 tahun jika sudah menikah.

Untuk batas gaji nasabah minimal Rp3 juta dengan plafon pinjaman tiga kali gaji, bahkan batas ambang maksimal bunga kartu kredit yang semula merupakan ke­bijakan penerbit kartu, kini diatur menjadi maksimal 2,5%.

“Selain itu, ada pengaturan etika penagihan kartu kredit. Debt collector ka­lau menagih harus dengan kata­kata so­pan,” tegasnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah

I Sulampua, Suhaedi menyambut baik wilayah Sulampua menjadi kota perdana diselenggarakannya sosialisasi tersebut

Pasalnya, wilayah Sulampua terdiri dari banyak pulau, sehingga penggu­naan uang kartal menjadi permasalahan tersendiri. “Kalau dialihkan secara berta­hap agar terbiasa menggunakan e-money dan kartu, akan mendorong kegiatan eko­nomi tumbuh lebih tinggi lagi,” ungkap Suhaedi.

Page 20: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

BI PEDULI

Pulau di tengah Danau Sentani itu akan habis dikelilingi hanya dalam 30 menit jalan kaki. Dihuni 40 kepala kelu­arga yang terbagi dalam tiga rukun warga, kebanyakan dari mereka menempati rumah­rumah panggung atau

bahkan terapung karena lahan yang terbatas. Pertanian tak bisa diandalkan. Di Pulau Kensio, yang masuk wilayah Distrik Sentani, Jayapura, Papua, ini penduduknya lebih banyak mengandal­kan tangkapan ikan air tawar di danau yang mengitari mereka. Hasilnya tak menentu.

Sejak lama para penghuni pulau yang hanya bisa dijangkau dengan perahu kayu ini mengharapkan uluran tangan peme­rintah untuk memperbaiki penghidupan mereka. “Di kampung­kampung lain mulai bergeser kesejahteraanya, tapi kami baru mulai. Kadang­kadang kami rasakan pe merintah menjadikan kami anak tiri,” Laurents Sokoy (34), salah satu warga, mengeluh­

kan ketertinggalan mereka.Itu sebabnya, begitu bantuan

dari Program Sosial Bank Indone­sia datang, mereka senang bukan kepalang. “Bantuan ini seperti tu­run dari surga” ujar Laurents. Ketua

Kelompok Budidaya Ikan Keramba Mujair Desa Kensio mensyukuri pi­lihan BI untuk menjadikan wilayah

mereka sebagai “desa binaan”.Sejak Agustus 2012, BI Papua

me nyalurkan dana Rp 350 juta mela­lui berbagai kegiatan. Mulai dari

perbaikan satu­satunya sekolah di Kensio, Sekolah Dasar Negeri Inpres

Di tengah keterbatasan lahan, warga pulau kecil di tengah Danau Sentani sukses berbudi­daya mujair. Kuncinya bermula dari tumbuh­nya rasa percaya diri warga.

20

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

Pulau Kensio Yang Mulai Bersinar

Page 21: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

21

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

BI PEDULI

Kensio, biaya perawatan ge reja, hingga pengadaan air bersih dan penanaman po­hon trembesi. Bantuan juga diarahkan un­tuk mengembangkan kegiatan produktif, yakni pelatihan budidaya ikan mujair dan manajemen keuangan keluarga, sekaligus disertai pemberian sarana produksinya. Bank Indonesia berusaha menunjang mata pencaharian warga, dengan harapan ke depannya menjadi kontinuitas, man­diri, dan bisa bergulir kembali.

Pelatihan manajemen keuangan kelu­arga juga penting untuk membantu mem­buka wawasan warga dalam mengelola keuangannya secara hemat dan terkon­trol. Setelah pelatihan, Laurents mengajak Bank Papua untuk bekerja sama. “Kami langsung buka rekening di Bank Papua. Sekarang semua kepala keluarga punya rekening,” ia bercerita dengan antusias.

Sarana produksi diberikan dalam ben­tuk 4 ribu bibit ikan per keluarga, pakan, dan 60 jaring apung kepada 30 kepala ke­luarga. Jaring­jaring itu diletakan di bawah rumah terapung mereka. “Pro sesnya mu­dah. Setelah 3­4 bulan bisa dipanen,” ujar Laurents. “Puji Tuhan, panen pertama kami dapat 16 ton. Dikalikan Rp40 ribu per kilogramnya, hasilnya Rp 640 juta.”

Hasil panen mereka juga cepat terserap pasar, yang antara lain tersalur ke hotel­hotel dan warung­warung makan. Keun­tungan panen perdana itu mereka man­faatkan untuk modal budidaya berikutnya.

Jika di awal program setiap keluarga mengelola empat jaring, kini mereka rata­rata sudah punya lima. Mereka gembira karena dari panen pertama saja mereka sudah memperoleh hasil melampaui total dana bantuan yang mereka terima.

Karena kesuksesan ini, Laurents se­bagai ketua kelompok lalu memberikan slogan baru terhadap tanah kelahirannya, yaitu “Kensio Bersinar”. Tulisan ini terpam­pang di dermaga pulau sebagai pintu masuk dan menjadi simbol harapan dan kebangkitan desa. Mereka mulai mene­mukan lagi semangat dan gairah baru.

Laurents menuturkan, kunci sukses programnya pertama­tama adalah ke­berhasilan menanamkan kepercayaan dan menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat Kensio. Mereka tak boleh ber­henti berupaya dan terbuka pada semua peluang kerja sama, termasuk dengan pemerintah setempat.

Rasa percaya diri itu pula yang mem­bantu mereka bertahan mana kala benca­

na dan hambatan menghadang. Misalnya ketika curah hujan yang kelewat tinggi pada April 2013, yang berakibat pada meluapnya air danau. Banyak keramba warga rusak. Jembatan dermaga selamat datang, sekolah, gereja dan rumah­rumah masyarakat terendam. “Sekalipun ada musibah, kami bertahan.” Laurents dan te­man­temannya masih merasa beruntung dan bersyukur karena banjir datang sete­lah panen mujair di siklus kedua tahun ini usai.

Kabar keberhasilan dari Kensio cepat menyebar dari mulut ke mulut di seputar Danau Sentani. Salah satu buktinya, me­nurut Laurents, setiap ada bibit ikan yang akan dibawa perahu dari Dinas Perikanan Papua, orang­orang di berbagai desa su­dah pasti mengira bibit itu milik orang­orang Kensio.

Satu hal yang pasti, peningkatan ke­sejahteraan yang didambakan mulai bisa dirasakan pula. Desa di tengah pulau yang tadinya kerap terlupakan kini menjadi te­ladan bagi desa­desa di sekitar Danau Sentani. Walau begitu, Laurents tak mau cepat menepuk dada. “Kami masih ang­gap nol dan masih banyak yang harus di­usahakan,” katanya merendah.

Ia juga punya harapan lain, semangat dan keberhasilan yang sudah dimulai di Kensio bisa menyebar dan menular ke desa­desa lain. Seperti slogan yang ia pampang di dermaga, ia ingin Kensio seperti lilin yang bersinar dan mem­bawa terang bagi warga Sentani di seki­tar mereka.

Di tengah keterbatasan lahan, warga pulau kecil di tengah Danau Sentani sukses berbudidaya mujair. Kuncinya bermula dari tumbuhnya rasa percaya diri warga.

Page 22: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

KORIDOR

22

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak hanya dilakukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dengan menggelar patroli ke seluruh wilayah perairan nusantara, tapi juga dengan membantu Bank Indonesia (BI) memasok uang Rupiah yang layak edar ke pulau-pulau terpencil dan terdepan.

Dengan menggunakan kapal pe­rang milik TNI AL, warga yang ting­gal di pulau­pulau yang lokasinya

sulit dijangkau itu, dapat menukarkan uang Rupiah yang lusuh dan rusak dengan uang baru. Mereka juga bisa mengetahui ciri­ciri uang yang asli melalui kegiatan sosialisasi keaslian uang Rupiah oleh petugas BI.

Asops Kasal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto menyatakan kerja sama TNI AL dan BI sudah berjalan dua tahun. Terhitung sejak ditandatanganinya per­jan jian kerja sama, tercatat ada tiga kegiatan penukaran uang dan sosialisasi keaslian uang Rupiah ke pulau terluar dan terdepan, yang berlangsung dengan lancar dan aman.

“Melihat antusias dan tanggapan posi­tif dari masyarakat di pulau­pulau terde­pan dan terluar, menunjukkan kegiatan ini sangat diharapkan oleh mereka,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Gerai Info.

Dia menilai kerja sama ini penting un­tuk tetap dilaksanakan dan merupakan

suatu bentuk perhatian TNI AL dan BI ke­pada masyarakat yang selama ini terkesan terpinggirkan dan kurang mendapatkan perhatian. Melalui kegiatan ini, mereka mendapatkan hak dan perlakuan yang sama sebagaimana warga negara di dae­rah lainnya.

Selama mengawal kegiatan BI, lanjut Arief, tidak ada kendala yang berarti. In­dikatornya, tiga kali pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan aman.

Aktivitas pengawalan oleh TNI AL ter­hadap wilayah NKRI, kata dia, sesuai de­ngan peran dan tugasnya sebagai alat negara di bidang pertahanan matra laut. “TNI AL terus berupaya menghadirkan kekuatannya di seluruh wilayah NKRI, termasuk di perairan pulau terdepan dan terpencil dengan menggelar berbagai ope rasi”.

Prioritas wilayah rawanAkan tetapi, Arief menuturkan dengan

keterbatasan Alat Utama Sistem Pertahan­an (Alutsista) yang dimiliki, kehadiran un­sur­unsur TNI AL yang dihadapkan pada luasnya wilayah perairan, belum mampu menjangkau secara utuh seluruh wilayah secara terus menerus, sehingga kehadir­an unsur­unsur diprioritaskan di wilayah rawan.

“Kendala lain yang dihadapi secara specifik adalah keterbatasan dukung­an bahan bakar bagi unsur­unsur KRI dalam melaksanakan operasi. Dam­paknya gelar operasi kurang optimal,” tuturnya.

Mengenai jenis KRI yang digunakan, kata dia, disesuaikan dengan jenis ope rasi yang digelar dan kondisi lingkungan wilayah operasi. Hampir seluruh KRI TNI Angkatan Laut pernah dilibatkan dalam pengamanan pulau­pulau terdepan dan terpencil.

Menurut Arief, program BI sangat strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI, karena masyarakat di pulau­pulau terde­pan dan terpencil dapat merasakan per­hatian dari negara.

“Namun, pelaksanaan kegiatan ini sa ngat tergantung kepada keberadaan unsur­unsur gelar operasi, sehingga perlu adanya sinkronisasi antara jadwal operasi TNI AL dan jadwal sosialisasi dari BI,” ung­kapnya.

Kegiatan ini juga memperlihatkan sinergisitas yang memperhatikan keseim­bangan pendekatan antara keamanan (se-curity) yang dilakukan TNI Angkatan Laut dan kesejahteraan (prosperity) yang dilak­sanakan oleh Bl.

Dari nilai positif ini, Arief berharap kerja sama dapat diteruskan dan di­harapkan ada anggaran khusus untuk mendukung kebutuhan bahan bakar KRI yang digunakan dalam kegiatan terse­but.

“Ini untuk lebih mendukung pelaksa­naan kegiatan yang tidak selalu bergan­tung kepada unsur­unsur gelar operasi. Jadi KRI dapat digerakkan sesuai dengan daerah tujuan yang diinginkan oleh BI,” katanya.

Kerja Sama TNI AL­BIMenyeimbangkan Pendekatan Keamanan dan Kesejahteraan

Arief Rudianto Asops Kasal Laksamana Muda TNI

Page 23: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia

23

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

RILEKS

Jawab pertanyaan di bawah ini dan dapatkan hadiah menarik dari gerai Info Bank Indonesia:1. Sebutkan tiga cara membuktikan keaslian Rupiah?2. Undang­undang tentang apa yang menyatakan Rupiah sebagai lambang kedaulatan negara?

Jawaban KUIS dan TEBAK KATA di email ke: [email protected] paling lambat 31 Agustus 2014. Di dalam subyek email cantumkan “Kuis” atau “Tebak Kata” Edisi 47 / 2014,” dan sertakan pula nama lengkap, alamat, profesi, dan nomor telpon yang dapat di­hubungi. Pemenang akan diumumkan dalam Gerai Info Bank Indonesia edisi selanjutnya.

TEBAk kATA

kuIS

Carilah 10 jawaban dari pernyataan di bawah ini pada rangkaian huruf yang disusun mendatar, menurun atau diagonal.

1. Pokok bahasan UU No. 7 Tahun 2011.

2. Mata uang Republik Indonesia.

3. Salah satu cara mengetahui keaslian

uang Rupiah.

4. Kata lain dari uang kertas dan logam.

5. Anjungan Tunai Mandiri.

6. Nama pangeran di uang kertas Rupiah

Rp 2.000.

7. Gambar bunga di uang logam Rupiah

Rp500.

8. Nama depan Gubernur Bank Indonesia.

9. Bahan baku serat uang kertas Rupiah.

10. Pulau di tengah Danau Sentani, Papua.

C L O R B G H M A U D F X

J A U H N L R Q S R T V K

S Y M A T A U A N G C B E

B Z M Q A C P U R S K A N

O A D B U D I R A B A S S

R N R M Z S A W F Z R C I

P T C E X P H T Z W T F O

A A E L C O D X M B A G P

P S W A G U S R Q C L Y R

U A K T L J F G H I S O T

S R H I R G H W C Z X W Y

D I I M O R K A P A S U I

F K S H P D Q G F K L W E

H U V J A C B N M A Z R T

Page 24: Daulat Rupiah, Daulat Bangsa - bi.go.id Info... · Pe-langgaran atas pasal tersebut dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pi- ... nesia, selain menjalankan berbagai

24

GERA

I INFO

BA

NK IN

DO

NESIA

Sesuai siklus tahunan, periode puasa dan Lebaran umumnya terjadi pe ningkatan kebutuhan uang tunai dan non tunai untuk

transaksi masyarakat.

Sebagai gambaran, pada periode puasa dan Lebaran 2013, jum­lah uang yang keluar dari Bank Indonesia (BI) untuk memenuhi

kebutuhan perbankan dan masyarakat mencapai Rp103,2 triliun atau meningkat 20,4% dari periode yang sama tahun 2012 yang mencapai Rp85,7 triliun.

Kegiatan mudik masyarakat seka ligus membagi­bagikan “angpau” pada saat le baran memang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat yang merayakan. Umumnya “angpau” berisi uang yang masih baru ini diberikan kepada sanak saudara di kam­pung halaman. Oleh karena itu, permintaan uang pecahan kecil pada periode puasa dan lebar an memang selalu menunjukkan peningkat an dari periode sebelumnya.

Dalam menghadapi puasa dan le baran 2014, BI senantiasa meningkat­kan persedia an uang di seluruh unit kerja kas di Kantor Pusat (KP) BI dan seluruh

Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPw DN) BI, antara lain dengan meningkat­kan frekuen si dan kuantitas pengiriman uang dari KP BI. Selain itu, BI juga menyu­sun action plan pengiriman uang melalui pengaturan dan penjadwalan pengiriman uang dari KPBI ke seluruh KPw BI mulai awal Mei 2014. Dengan strategi tersebut, diharapkan uang telah tersedia di per­bankan dan siap diedarkan ke masyarakat sejak awal puasa.

Untuk kelancaran arus distribusi uang ke seluruh KPw DN BI, BI melakukan kerja sama secara intensif dengan beberapa pihak penyedia jasa transportasi darat, laut dan udara. Di sisi lain, BI selalu berkoordi­nasi dengan perbankan dalam pemenuh­an kebutuhan uang baik untuk kebutuhan operasional, misal untuk ATM dan nasabah maupun untuk modal kerja loket penu­karan di perbankan.

BI juga berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya antara lain operator jalan tol, operator busway, operator kereta api, serta Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) untuk menghimpun informasi terkait dengan kebutuhan uang masyara­kat pada periode puasa dan le baran 2014.

Pada periode puasa dan lebaran, la yanan penukaran Bank Indonesia diperluas baik melalui peningkatan frekuensi kas keliling di pusat­pusat kegiatan masyarakat antara lain pasar, terminal, rest area jalan tol, rumah sakit, stasiun kereta api, pos pem­berangkatan mudik, dan landmark di daerah (misal Monas (Jakarta), Gasibu (Bandung), Lapangan Mer deka (Medan), La pangan Karebosi (Ma kas sar).

Selain itu, layan­

an penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat juga mengikutsertakan per­bankan baik bank umum maupun BPR untuk menyediakan titik­titik penukaran uang pecahan kecil tanpa dipungut biaya sepeserpun. Sebagai contoh pengalaman pada 2013, di Jakarta, layanan penukaran di lapangan Monas dilakukan BI bekerja sama dengan 11 bank. Selama 3 ming­gu layanan kas tersebut menjaring lebih dari 19.000 orang penukar dengan jumlah nominal yang ditukarkan lebih dari Rp41 miliar.

Layanan penukaran ini tidak hanya menukarkan uang tunai, tapi juga dapat melakukan penukaran transaksi non tu nai (kartu debit) dan e-money. Masyarakat tidak harus membawa uang tunai, cukup menggesekan kartu pada mesin Electronic Data Capture (EDC) yang disediakan.

Bank Indonesia menghimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan sejumlah lokasi penukaran uang pecahan kecil resmi yang telah disediakan oleh BI dan bank­bank umum untuk meminimalisir risiko kerugian masyarakat. Risiko yang ditang­gung masyarakat apabila menukar kepada pengasong/penjual uang adanya kemung­kinan selisih jumlah uang yang ditukar serta terdapat kemungkinan mene rima uang palsu.

Yuk, tukar uang di loket resmi!

Yuuukk …Tukar Uangdi Loket Resmi

Penukaran uang menjelang Lebarandi Monas, Agustus 2013

Oleh: Dian karmila

Direktur Departemen Pengelolaan Uang

EKSPOSE

Edisi 47 | 2014 | Tahun 5 | Newsletter Bank Indonesia