dasar teori

37
DASAR TEORI Ilmu kiimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil percobaan dan/atau pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui dan memahami praktik- praktik di laboratorium serta dapat menggunakan alat- alat praktikum secara benar. Di dalam laboratorium kimia akan didapatkan berbagai macam alat muali yang sederhana, misalnya alat-alat gelas sampai pada alat yang cukup rumit, misalnya spektrofotometer, incubator, neraca analitik, dan sebagainya. Selain itu terdapat alat-alat canggih yang digunakan serta memerlukan keahlian tersendiri, misalnya kromotografi gas dan spektrofotometer NRM. Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti melakukan

Upload: way-ulok

Post on 22-Jul-2016

155 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dasar teori

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori

DASAR TEORI

Ilmu kiimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil percobaan

dan/atau pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal yang penting bagi

setiap mahasiswa untuk mengetahui dan memahami praktik-praktik di

laboratorium serta dapat menggunakan alat-alat praktikum secara benar.

Di dalam laboratorium kimia akan didapatkan berbagai macam alat

muali yang sederhana, misalnya alat-alat gelas sampai pada alat yang cukup

rumit, misalnya spektrofotometer, incubator, neraca analitik, dan sebagainya.

Selain itu terdapat alat-alat canggih yang digunakan serta memerlukan

keahlian tersendiri, misalnya kromotografi gas dan spektrofotometer NRM.

 

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,

dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan

lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan

kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya.

Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan

bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan

praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan

digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda

atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan

dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass

Page 2: Dasar Teori

ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk

mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai

wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass

namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel

yang sangat sensituf. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus

bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat

– alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran

praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu,

pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya.

Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung

menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum tersebut tanpa

mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk menggunakannya.

Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan

peralatan laboratorium, meka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa

penting agar setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana

mestinya tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan.

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami

cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk

menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari

masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna

(Walton, 1998).

Page 3: Dasar Teori

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi

hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam wadah, bahan

kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari

asam (Neilands, 1990).

Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang

ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian

praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 1976).

 

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja

atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan

fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium

yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang

dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat

gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan

tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu

laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,

pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan

melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat

berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari

praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas

yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).

Page 4: Dasar Teori

DASAR TEORIIlmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu,

laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia. Zat kimia yang terdapat di laboratorium ada yang bersifat racun, ada yang mudah terbakar dan ada yang sangat korosif dan sebagainya. Oleh karena itu, penanganannya harus hati-hati sesuai petunjuk. Dengan demikian pemakaian alat-alat kimia dilaboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah

II. Dasar Teori Sebelum melakukan penelitian, dilakukanlah pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian dapat berjalan lancar, haruslah kita mengenal alat-alat dan fungsinya.

Dasar TeoriDefinisi ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana benda atau materi di alam raya dapat diubah dari bentuk yang ada dengan sifat-sifat tertentu menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat berbeda. Sebagai contoh, ilmu kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk perubahan bentuk minyak alami menjadi berbagai bahan bakar dan sejumlah besar plastik, obat-obatan dan pestisida (Petrucci dkk, 1987: 1)

Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan

mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasama

antar praktikan. Pengamatan dan percobaan menghasilkan data kualitatif yang

didapat melalui pengukuran. Dalam mengukur harus memerhatikan keabsahan

yang menyangkut alat ukur, dan kuantitas pengukuran yang menyangkut

kecermatan dan ketelitian. Data hasil pengukuran harus menggunakan satuan

dengan aturan-aturannya (Tim Dosen Teknik Kimia, 2009:1).

Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.

Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib kecil kemungkinan

mencampuradukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan

dan memecahkan alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar

mulai dari meja praktikumnya sendiri ke rak dimana tersedia bahan-bahan untuk

seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk mencari sebuah benda kecil dalam

kumpulan alat kaca yang berantakan atau untuk mencuci suatu botol reagensia

tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga

Page 5: Dasar Teori

pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak

meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan,

bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan

mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Day and Underwood, 1999:1)

Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang

tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis.

Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan

tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah

yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi

menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil

dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer

paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau

labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-

benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam,

mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat

memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu

hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air

suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day and Underwood, 1999: 577-578).

Ketika mempelajari kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya

adalah fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen

yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan

komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solute.

Penerapan titrasi di dunia industri ada banyak sekali. Contohnya saja dalam

penetapan kadar vitamin C dalam tablet vitamin C dan penetapan kadar asam

dalam asam cuka, serta penentuan asam oksalat menggunakan permanganate.

Karena itu, praktikan tentunya harus tahu dan memahami bagaimana cara

menghitung konsentrasi larutan dan pengenceran larutan.

Page 6: Dasar Teori

Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan

diri praktikan. Dengan begitu, praktikan tidak hanya pintar dalam teori, tetapi juga

dalam praktik dan penerapannya. Sehingga nantinya praktikan dapat mengolah

bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan menguntungkan perusahaan,

sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran perusahaan.

Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang

lebih sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun

untuk semua zat-zat komplek yang akan dijumpai. Senyawa merupakan zat yang

terdiri dari dua atau lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu selalu

ada dalam proporsi massa yang sama. Unsur dan senyawa dianggap zat murni

karena komposisiya dapat berubah-ubah (Brady, 1999: 35).

Bedasarkan keadaan fase zat setelah bercampur, maka campuran ada yang

homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk

satu fasa,yaitu mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian

dengan bagian yang lain didekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut

larutan, contohnya air gula dan alkohol dalam air. Campuran heterogen adalah

campuran yang mengandung dua fase atau lebih, contohnya air susu dan air kopi.

Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang lebih besar

jumlahnya. Komponen yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain

adalah zat terlarut (solute) (Syukri, 1999: 391).

Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut maupun pelarut, dikenal istilah

konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara seperti

Page 7: Dasar Teori

persen berat, persen volume, molaritas, molalitas, fraksi mol, normalitas dan

bagian persejuta.

Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-

langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis.

Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang

tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari

masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa

percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau

dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila

montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan

ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti

dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali.

(Braddy, 1995: 2).

Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga

akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir

sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut

penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di

laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil

eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).

Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran

sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda

nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak

melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang

memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik

awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik

laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran

sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011).

Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat

berperan sebagai (Wahyudi, 2011):

Page 8: Dasar Teori

1.      Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada sekedar

penjelasan tertulis.

2.      Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks

3.      Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk

melath penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik penggunaannya.

4.      Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.

Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai

pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek

laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium,

praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar

yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan dilaboratorium.

Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan dalam praktikum

(Laboratorium Kimia SMA YPPI, 2011):

1.      Labu Takar

Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses

reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.

2.      Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini

mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan

untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus pada

saat pembacaan skala.

3.      Gelas Beker

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup

besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan

kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

4.      Pengaduk Gelas

Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu

melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu

menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.

Page 9: Dasar Teori

5.      Botol Pencuci

Bahan terbuat dari plastik. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan

untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.

6.      Corong

Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan

untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan

mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

7.       Erlenmeyer

Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut

(ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-

kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

8.      Tabung Reaksi

Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia

dalam jumlah sedikit.

9.      Rak Untuk tempat Tabung Reaksi

Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung

reaksi.

10.  Kawat Kasa

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas

dengan alat pemanas/kompor listrik.

11.  Penjepit

Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan,

atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisipanas.

12.  Spatula

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan padat

atau kristal.

13.  Kertas Lakmus

Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah

dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Fenolftalein

(PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau

mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.

Page 10: Dasar Teori

14.  Gelas Arloji

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.

15.  Cawan Porselein

Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.

16.  Pipet Tetes

Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.

17.  Sikat

Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.

18.  Pipet Ukur

Adalah alat yang terbuat dari gelas. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk

mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump

untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.

19.  Pipet Gondok

Pipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan

label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah

pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.

20.  Buret

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk

menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit

melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.

Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium

yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang

tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting

bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan

banyak air (Underwood, 1991: 1).

           Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat

kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik

dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet,

buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas

untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang

Page 11: Dasar Teori

menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan,

perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat

memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu

dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan

mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).

           Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk

dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur

kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas

corong (Vogel, 1994: 72).

III.       METODOLOGI PERCOBAAN

Page 12: Dasar Teori

3.1  Alat dan Deskripsi Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

-          Neraca Analitis

-          Kaca Arloji

-          Sendok

-          Gelas Beker

-          Pengaduk Gelas

-          Corong

-          Kertas Saring

-          Buret

-          Statip

-          Erlenmeyer

-          Labu Ukur

-          Pipet Gondok

-          Kolom Vigraux

-          Soxhlet

-          Kondensor

-          Separator

-          Pipet Mohr

-          Propipet

-          Botol Semprot

-          Aluminium Foil

-          Botol Semprot

-          Aluminium Foil

-          Botol Terang

-          Botol Gelap

-          pH Indikator

-          Tabung Reaksi

-          Gelas Ukur

-          Rak Tabung Reaksi

Page 13: Dasar Teori

-          Pinggan Porselen

-          Pembakar Gas

-          Kaki Tiga

-          Kasa

-          Pemanas Mantel

-          Labu Didih

-          Piknometer

-          Kompor Listrik

-          Pipet Tetes

-          Bunsen

-          Gegep

3.2  Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

-          Akuades

-          KMnO4

-          HCl Larutan

-          NaOH serbuk

-          CaCO3 serbuk

3.3  Prosedur Kerja

3.3.1        Penimbangan dan Pembuatan Larutan

1        Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.

2        Mengalibrasi gelas arloji.

3        Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit

demi sedikit hingga mencapai 3 g.

4        Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke

gelas beker.

5        Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan

pengaduk.

6        Mengamati endapan yang terjadi.

Page 14: Dasar Teori

3.3.2        Penyaringan

1.      Mengambil kertas saring.

2.      Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3

lipatan.

3.      Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan

membasahinya dengan menggunakan Akuades.

4.      Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.

5.      Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.

6.      Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada

kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.

                                                                                                                  

3.3.3        Pengenceran

Pengenceran larutan HCl

1.      Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.

2.      Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.

3.      Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga miniskus

bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.

4.      Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar

Pengenceran larutan NaOH

1.      Mengambil padatan NaOH 8 g.

2.      Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.

3.      Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai

keduanya tercampur.

4.      Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan

NaOH 100ml 2 M

3.3.4        Titrasi

1.      Memasang buret pada statip.

2.      Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.

Page 15: Dasar Teori

3.      Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak

diatas angka nol.

4.      Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai

permukaan Akuades sejajar angka nol

5.      Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan

6.      Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat

larutan KMnO4

7.      Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO4

Page 16: Dasar Teori

IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil

Tabel 1.1 Macam-macam alat laboratorium dan fungsinyaNo. Gambar Keterangan1. Kolom Vigraux

Alat yang digunakan dalam proses destilasi.

2. PropipetDigunakan sebagai penghisap yang dapat disambung pada pipet (mohr dan gondok).

3. SoxhletDigunakan untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik berdasar massa jenis.

4. Kompor ListrikDigunakan untuk memanaskan bahan-bahan.

5.

(a)

(a)    Pipet GondokDigunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat

(b)   Pipet MohrDigunakan untuk mengukur volume larutan lebih tepat dari gelas ukur.

Page 17: Dasar Teori

(b)6. Rak Tabung Reaksi

Untuk menyimpan tabung reaksi.7. Batang Pengaduk Kaca

Untuk mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih sempurna.

8. BuretDigunakan untuk titrasi dengan variabel volume titran yang dapat diubah-ubah.

9. SeparatorDigunakan sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.

10. Corong KacaSebagai alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya kecil.

11. Kaki TigaSebagai penyangga/tungku pada pembakaran

12. Cawan PorselenDigunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi.

13. Kasa AsbesSebagai alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah alat yang dipanaskan.

14. Tabung ReaksiTerbuat dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.

15. Aluminium FoilDigunakan untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.

16. Gelas BekerDigunakan untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.

17. ErlenmeyerDigunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.

18. Gelas UkurDigunakan untuk pengukuran volume tidak

Page 18: Dasar Teori

tahan panas.19. Labu Ukur

Digunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk pengenceran.

20. pH IndikatorDigunakan untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan yang akan di uji pH nya.

21. GegepDigunakan untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.

22. Bunsen BurnerSebagai pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.

23.(a)

(b)

(a)    Botol GelapUntuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya, oksidasi, dan lainnya.

(b)   Botol TerangUntuk menyimpan zat yang tahan cahaya.

24. PiknometerUntuk mengukur berat jenis suatu zat.

25. KondensorDigunakan sebagai pendingin uap panas dalam proses destilasi.

26. Kertas SaringUntuk menyaring larutan yang ingin dipisahkan endapannya.

27. Labu DidihUntuk tempat mendidihkan suatu larutan.

28. Pemanas MantelUntuk memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu didih).

29. StatipUntuk menegakkan buret.

30. Neraca AnalitisUntuk menimbang berat suatu benda dengan ketepatan 4 angka dibelakang koma.

Page 19: Dasar Teori

31. Gelas ArlojiUntuk membantu menimbang padatan.

32. Botol SemprotUntuk menyimpan akuades yang berfungsi sebagai pembersih alat-alat gelas dan pembasah kertas saring agar melekat pada corong pada saat ingin melakukan penyaringan.

4.2  Pembahasan

            Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang

berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini

adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara

penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan

diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,

berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di

laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung

berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan

terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki

tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat

penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok, gelas beker.

Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan

corong.

Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan

mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja

yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur

dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap

dan tisu.

Page 20: Dasar Teori

Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol

gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya

adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya

maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.

Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas,

harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat

merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan

tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini

dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip

dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya

tabung saat sekrup setiap dikencangkan.

Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum

menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci

bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan

dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan

dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan

akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan

adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu

benda.

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan,

dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini

disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan

CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke

dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring,

endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang

larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3 tidak

menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat

menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat

menyebabkan kertas saring robek.

Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding

zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini

Page 21: Dasar Teori

adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi

sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang

dipakai.

Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan

agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan

adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi

0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui

molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat

massa NaOH  gram.

Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat

dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah

HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur

kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur.

Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi

konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan

cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan

dibuat.

Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar,

dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat

terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan

diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada

labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur

karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana

akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan

diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.

Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi

suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar

yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang

tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4,

diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran

Page 22: Dasar Teori

atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di

erlenmeyer, disebut sebagai analit.

Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi

dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan

miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap

seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak

kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui

volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya

kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang

terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah

(cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah

lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah

gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang

mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat

didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan

gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume

bejana.

Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai

diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya

semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik

ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah

menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya

penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung

menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.

Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan

menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit

sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada

titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk

mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan

konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

Page 23: Dasar Teori

V.        PENUTUP

5.1  Kesimpulan

1.      Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara

penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.

2.      Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas.

Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah

miniskus bawah.

3.      Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.

4.      Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.

5.      Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan

6.      Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan

standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

Page 24: Dasar Teori

5.2  Saran

Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi

percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit

Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi

Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Kimia”

http://chemistrylaboratorysma1.blogspot.com/2009/8/pengenalan-alat-alat-

laboratorium-kimia.html

Diakses tanggal 19 September 2011

Page 25: Dasar Teori

Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A. Haelyana

Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.

            http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-laboratorium.html

            Diakses tanggal 19 September 2011.