dampak polusi cahaya terhadap lingkungan
TRANSCRIPT
DAMPAK POLUSI CAHAYA TERHADAP
LINGKUNGAN
Pembangunan yang dilakukan besar-besaran di Indonesia dapat membawa
dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dampak negatif ini antara lain adalah
pencemaran.
Pencemar ialah bila sesuatu berpengaruh jelek terhadap lingkungan.
Lingkungan mempunyai penyimpangan akibat pencemar itu. Susunan udara yang
tercemar akan mempunyai komposisi lain daripada udara normal, udara benih di
sekitar kita. Yang mengotori atau mengubah susunan lingkungan kita tidak
dimasukkan pencemar kecuali kalau mempunyai pengaruh jelek terhadap lingkungan.
(Sastrawijaya, 1991)
Masalah pencemaran lingkungan ini dirasakan semakin meningkat, terutama
yang diakibatkan oleh limbah-limbah pabrik. Pencemaran pun menjadi masalah
pokok, terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya dan di kawasan industri.
Selain pencemaran oleh asap kendaraan bermotor, limbah pabrik dan sebagainya,
pencemaran juga dapat terjadi oleh cahaya atau yang biasa disebut dengan polusi
cahaya.
Istilah polusi cahaya merujuk pada suatu keadaan cahaya berlebih, baik dari
sumber-sumber alamiah maupun dari sumber-sumber buatan, yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan. Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak ditimbulkan oleh
sumber-sumber cahaya buatan, misalnya dari lampu penerangan jalan, lampu-lampu
reklame, lampu dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga, lampu
penerangan luar, dan lain-lain, yang umumnya akibat penggunaan sistem penerangan
yang tidak tepat.
Pencahayaan yang tidak tepat umumnya menyebabkan terhamburnya cahaya
ke atas (ke arah langit) secara percuma, sehingga cahaya terbuang secara sia-sia.
Karena itu, terjadinya polusi cahaya biasanya merupakan indikator dari pemborosan
energi.
Dewasa ini, kita sedang mengalami krisis listrik, namun kita masih saja
menghamburkan listrik melalui lampu penerangan yang tidak tepat. Polusi cahaya
tidak hanya menyebabkan "hilang"nya bintang-bintang di langit malam, tetapi telah
diketahui bahwa polusi cahaya juga mempunyai dampak ekologis, misalnya
menngganggu sistem reproduksi hewan, mengganggu navigasi burung-burung, dan
lain-lain.
Jenis – jenis polusi cahaya :
1. Light trespass : Langit tampak terang karena memendarkan cahaya
yang diterimanya.
2. Over illumination : Bangunan atau sesuatu properti yang diterangi terlalu
berlebihan.
3. Glare : Kilauan cahaya akibat sumber cahaya tidak tepat
sasaran.
4. Sky Glow : Langit tampak terang karena memendarkan cahaya
yang diterimanya
Dampak dari Polusi Cahaya
1. Dampak pada Penelitian Astronomi
Langit yang terkena polusi cahaya akan nampak terang sehingga bintang -
bintang atau benda - benda langit lain yang seharusnya bisa terlihat menjadi tidak
terlihat.
Sekarang Komplek Observatorium Bosscha di Lembang mengalami masalah
dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengamatan bintang. Hal ini dikarenakan
oleh cahaya-cahaya lampu yang berasal dari kota Bandung dan desa kecil Lembang.
Bintang menjadi tampak berkedip cepat berkas cahayanya, hal ini menandakan
turunya kualitas cahaya pada suatu waktu.
2. Dampak Pada Hewan
Kita semua pasti pernah melihat berbagai jenis serangga yang menggerombol
di sekitar lampu jalan. Ketika melihat mereka, kita mungkin hanya berfikir bahwa
memang serangga tertarik dengan lampu, tapi pada kenyataannya, serangga lebih dari
sekedar tertarik melainkan sebuah obsesi. Serangga yang terbang di sekitar lampu
bersama dengan serangga lainnya lama kelamaan akan kelelahan, buta, atau bahkan
mati terpanggang karena kepanasan. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa
rata-rata setiap lampu jalan di malam hari bisa membunuh sekitar 150 serangga. Jika
satu tahun berarti sekitar 54.750 serangga dibunuh oleh sebuah lampu. Bayangkan
seandainya ada 50 buah lampu dalam satu kompleks, berarti ada 2.737.500 ekor
serangga yang terbunuh dalam satu tahun. Bagaimana pula jika kita hitung juga
lampu di seluruh kota, seluruh negara, dan sampai seluruh dunia, pasti akan ratusan
juta serangga yang mati. Kita mungkin berpikir semakin bagus semakin banyak
serangga yang mati sehingga semakin sedikit yang mengganggu kita, tapi bagi
penghuni bumi yang lain seperti burung, kelelawar, reptil dan katak mungkin akan
berpikiran lain.
Burung gereja dan burung-burung lain mencari serangga untuk makanan
mereka. Jika ratusan juta serangga mati dalam setahun, tentu perburuan makanan
akan semakin sulit bagi mereka. Kelelawar, cicak, dan katak juga memburu serangga.
Tentu keadaannya akan semakin sulit bagi mereka pada masa yang akan datang.
Selain itu, burung-burung tertentu juga melakukan migrasi tahunan ke tempat yang
lebih hangat dan kembali ke tempat semula. Burung menggunakan medan magnet
bumi sebagai kompas untuk navigasi dan rasi-rasi bintang dan cahaya bulan sebagai
petanya. Biasanya mereka melakukan perjalanan sangat jauh antar benua dan berjarak
ratusan kilometer menggunakan cahaya bintang dan bulan sebagai pemandu jalan
mereka. Pada saat sekarang ini, cahaya benda-benda langit semakin kalah dan redup
dengan semakin terangnya cahaya buatan dari perkotaan. (Anonim, 2010)
Cahaya buatan dari gedung-gedung pencakar langit telah mengecoh
penginderaan burung-burung sehingga banyak burung yang mati menabrak dinding
ataupun kaca gedung tersebut, hal ini terjadi di Toronto, lebih dari 1000 ekor dari 89
spesies mati hanya dalam kurun waktu 3 bulan.
Penyu yang hendak bertelur yang biasanya mencari pantai gelap semakin sulit
mencari tempat yang tepat akibat pemukiman di pinggir pantai.
Burung-burung dalam keluarga blackbird dan Bulbul di Amerika berkicau
pada jam-jam yang tidak tepat akibat cahaya artifisial. Burung-burung di kilang
minyak lepas pantai terpikat oleh lampu sorot, hingga mereka berputar-putar hingga
kelelahan dan mati. Populasi Angsa bewick yang menghabiskan musim panas di
Inggris menjadi gemuk lebih cepat, mendorong mereka migrasi ke siberia lebih awal.
Jumlah spesies kelelawar juga mulai berkurang akibat lampu lampu
berlebihan yang sangat terang. Tumbuhan yang mekar pada malam haripun ikut
terganggu aktivitas penyerbukannya. Karena suasana terlalu terang, kupu-kupu
menjadi terganggu untuk melakukan penyerbukan. Hal ini sudah jelas bahwa polusi
udara menyebabkan ekosistem ikut terganggu.
Kehidupan bawah airpun ternyata ikut terganggu juga dengan adanya polusi
cahaya. Menurut penelitian, cahaya buatan pada malam hari dapat menurunkan
tingkat kualitas air di danau. Dengan menurunnya kualitas air, maka banyak
vitoplankton dan zooplankton yang mati. Hal ini menyebabkan ikan-ikan kehilangan
makanannya. Jika sudah begitu, rantai makanan akan terganggu. Ikan-ikan akan
semakin berkurang populasinya, dan hasil tangkapan nelayanpun akan ikut
berkurang. Dengan begini tentu semua pihak akan ikut dirugikan.
3. Dampak pada Manusia
Terangnya cahaya malam membuat siklus hormon dalam manusia menjadi
sedikit berubah, dan perubahan ini memberi kontribusi yang sangat besar terhadap
kesehatan dan psikologi manusia. Menurut penelitian di Eropa menunjukkan bahwa
ada kaitan antara wanita yang berada di lingkungan berpolusi cahaya dengan kanker
payudara. Selain itu masih banyak hal - hal lain yang masih diteliti dampaknya.
Ketika kita tidur, tubuh kita menghasilkan hormon melatonin. Hormon ini
banyak manfaatnya, diantaranya untuk mengatur jam tidur dan mencegah stress.
Namun, pembentukan hormon ini terhambat dengan adanya cahaya. Jadi, dianjurkan
untuk mematikan lampu saat tidur biar sehat dan tidak gampang stress.(Choiri, 2010)
Polusi cahaya adalah suatu polusi yang poluttan-nya (unsur penyebab polusi)
bukan berupa partikel-partikel tapi berbentuk cahaya. Cahaya di sini dalam artian
cahaya yang berlebihan. Seperti halnya polusi udara timbul karena udara yang
berlebihan dan kotor. Polusi cahaya juga timbul karena adanya cahaya yang
berlebihan atau tidak efisien dan tidak terkontrol.
Tidak efisien dan tidak terkontrol, berarti penggunaannya tidak efektif dan
tidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti penerangan lampu yang cahayanya tidak
mengarah ke arah yang tepat sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain mengarah ke
area yang tidak perlu. Contoh penerangan permukaan yang mengarah ke langit,
tembok dan lain-lain. Biasanya faktor-faktor yang bisa menimbulkan polusi cahaya
berupa jenis lampu serta wadah lampu yang digunakan, arah penyinaran, serta titik-
titik pencahayaan yang tidak perlu/tidak efektif. Perlu juga kita ketahui beberapa hal
penting yang berkaitan dengan polusi cahaya. Dimana jika terus dibiarkan akan
berdampak kepada lingkungan dengan terputusnya mata rantai pada siklus ekologi.
Yaitu akan membuat matinya burung-burung migran serta fauna malam lainnya.
Burung-burung tersebut mati karena benturan terhadap kaca-kaca gedung pencakar
langit dengan pancaran cahaya-nya yang berlebihan. Selain itu sudah sangat jelas
bahwa penggunaan cahaya yang berlebihan akan berakibat terhadap borosnya energi
yang terpakai.(Choiril, 2010)
Semakin maraknya pembangunan di kawasan Bandung Utara, berarti akan
memicu terjadinya peningkatan polusi cahaya di daerah tersebut. Disamping merusak
fungsi dari kawasan tersebut sebagai kawasan lindung tentunya. Kawasan
Observatorium Bosscha sebagai stasiun peneropongan bintang terbesar dan tertua di
Indonesia yang berada di kawasan ini, juga akan terancam mati aktifitasnya karena
polusi cahaya yang menganggu aktifitas penelitian bintang. Polusi cahaya akan
menyebabkan satu persatu bintang-bintang hilang dari pemandangan langit malam.
Jangankan polusi cahaya yang berasal dari daerah sekitar Bosscha, sebenarnya
yang berasal dari Kota Bandung-pun sudah mengancam aktifitas peneropongan.
Observatorium Bosscha berada pada ketinggian 1300 mdpl dan Bandung berada pada
ketinggian 700 mdpl. Walaupun terdapat perbedaan jarak ketinggian yang cukup jauh
(yaitu 600 mdpl), tapi pengaruhnya sangatlah besar. Hal ini terbukti lewat
perbandingan dari bintang yang terlihat lewat teleskop. Dimana jika diarahkan ke
Utara (ke arah Lembang) bintang yang bisa terlihat lebih banyak dibandingkan jika
diarahkan ke arah Selatan (ke arah Bandung). Kaitannya mengenai boleh tidaknya
membangun di kawasan Bosscha, sudah jelas ada aturan yang melarangnya. Yaitu
SK. Menbudpar No. KN 51/OT.007/MKP/20/2004 yang menyatakan bahwa dalam
radius 50 kilometer sekitar kawasan tidak boleh ada bangunan. Belum lagi beberapa
pasal dalam PERDA Kawasan Lindung yang sangat jelas menyatakan bahwa
Kawasan Bandung Utara –Bosscha diantaranya– merupakan kawasan lindung yang
mempunyai fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan.(Kurniawan, 2010)
Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan,
papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi
cahaya paling parah terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan
penduduk tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta kota-kota utama di
Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo. Misalnya, masalah polusi cahaya di
Inggris. Sebagian besar masyarakat Inggris merasa indahnya pemandang langit di
malam hari telah dirusak oleh cahaya lampu buatan manusia. LSM lnggris The
Campaign to Protect Rural England (CPRE) meminta adanya pengawasan terhadap
penggunaan lampu jalan dan papan iklan untuk mengurangi masalah ini. Hasil survei
yang dilakukan British Astronomical Association terhadap 1745 orang menemukan
83 persen mengaku terpengaruh dengan kondisi ini. Sekitar 50 persen responden
menyatakan terganggu tidurnya akibat cahaya buatan ini. CPRE menyatakan, polusi
cahaya buatan ini memboroskan uang, merusak lingkungan dan menyebabkan
turunnya keindahan langit di waktu malam. Lembaga itu menambahkan, polusi
cahaya menyebabkan kesedihan, frustasi dan marah. Meskipun sudah banyak usaha
untuk mengatasi polusi cahaya, CPRE meminta para pelaku bisnis dan kalangan
rumah tangga mengambil langkah lebih jauh untuk mengurangi dampak polusi ini.
Menurut lembaga ini, dari 1993 hingga 2000 polusi cahaya di Inggris naik hingga 7
persen. Pemerintah Inggris sudah mengeluarkan dana hingga jutaan poundsterling
untuk lampu jalan setiap tahun. Penggunaan lampu ini menyebabkan peningkatan
emisi karbon sekitar 5 hingga 10 persen. Juru kampanye CPRE Emma Marrington
mengatakan, polusi cahaya menyebabkan pemborosan energi dan keuangan negara.
Selain itu lebih banyak emisi karbon yang lepas ke udara. (Kurniawan, 2010).
Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi
cahaya pertama kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuah
observatorium pindah untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak
diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika Ceko mengesahkan undang-undang polusi
cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi cahaya pelan-pelan mulai dianggap
sebagai masalah publik. (Lingga, 2010)
Kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia menjadi sumber polusi
cahaya. Tak ada lagi kesempatan memandang keindahan langit malam. Para astronom
pun kesulitan mengobservasi angkasa di malam hari.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Informasi Polusi Cahaya. www. bosscha.itb.ac.id/berita/polusi-
cahaya.html. Diakses 14 Oktober 2010.
Choiri, Hendra Hadhil. 2010. Cahaya pun Bisa Menimbulkan Polusi.
www.hadhilchoirihendra.wordpress.com/2010/09/30/cahaya-pun-bisa-
menimbulkan-polusi . Diakses 12 Oktober 2010.
Lingga, Rayhan. 2010. Penjelasan Polusi Cahaya, Dampak dan Pencegahannya.
www.rayhanlingga.blogspot.com/2010/08/penjelasan-polusi-cahaya-
dampak-dan.html. Diakses 12 Oktober 2010.
Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : PT Rineka Cipta.