dampak pencemaran lingkungan akibat sampah

35
BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. (Dwiyatmo, 2007) Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah tersebut, menurut Undang- undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut Dwiyatmo tahun 2007, bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh manusia yang berada di lingkungan itu. Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan untuk memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang memiliki akal bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih dan aman. Berbagai permasalahan lingkungan pun bermunculan. 1

Upload: zulfyah-hanny

Post on 27-Dec-2015

307 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak

kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya,

membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah

diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu,

tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola

dengan baik. (Dwiyatmo, 2007)

Sampah terdiri dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Kedua jenis

sampah tersebut, menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008, perlu adanya

pengelolaan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia

setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut

Dwiyatmo tahun 2007, bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhi oleh

manusia yang berada di lingkungan itu.

Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan untuk

memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang memiliki akal

bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih dan aman. Berbagai

permasalahan lingkungan pun bermunculan. Permasalahan lingkungan yang

dimaksud di sini adalah menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air,

udara, dan suara. (Rahayu, 2010)

Pencemaran terjadi murni aktivitas manusia dalam rangka memenuhi

kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Perbedaan Kepedulian

Mahasiswa terhadap Lingkungan Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Daerah Asal”,

ternyata 47% mahasiswa membuang sampah sembarangan, dan kebanyakan dari

mahasiswa tersebut belum mampu memisahkan sampah organik dan anorganik.

Padahal, sampah tersebut ada yang mampu diurai dan sulit terurai. Ini

membuktikan bahwa kesadaran untuk membuang dan memisahkan sampah

menurut jenisnya masih rendah. (Rahayu, 2010)

1

Page 2: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

2

Jenis sampah yang dapat diurai, saat ini dapat diubah menjadi kompos

dengan cara sederhana. Keranjang takakura adalah keranjang sampah yang

mampu mengubah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat untuk

menyuburkan tanaman. Tetapi, upaya sederhana memisahkan sampah saja masih

kurang mendapat kepedulian dari masyarakat apalagi untuk mengolahnya menjadi

produk yang berguna. (Atyanto, 2011)

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan

kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga

dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini

didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa

dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul

seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya

lingkungan. (Atyanto, 2011)

Page 3: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sampah

2.1.1.Definisi

Sampah adalah sisa aktivitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat

padat dan dibuang, karena sudah tidak bernilai bagi pemiliknya. Sampah sendiri

memiliki banyak jenis, banyak sumber dan memiliki karakteristik yang khas, dari

beberapa arti sampah mempunyai ciri-ciri yaitu : (Pitoyo, 2011)

1. Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan

lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya.

2. Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada

harganya.

3. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna dan

banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian

lingkungan.

4. Limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik

yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakn lingkungan dan melindungi investasi pembangunan

2.1.2.Penggolongan Sampah

Penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu

didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat dan

jenisnya. Penggolongan sampah seperti itu penting sekali diketahui dan diadakan,

selain untuk mengetahui macam-macam sampah dan sifatnya juga sebagai dasar

penanganan dan pemanfaatan sampah. (Pitoyo, 2011)

1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya

Sampah dapat dijumpai disegala tempat dan hampir disemua kegiatan.

Berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan sampah-sampah sebagai

berikut :

Page 4: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

4

a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini

adalah sampah dari asrama rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.

b. Sampah dari hasil kegiatan industri atau pabrik.

c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi

perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sampah dari

kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.

d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan

sampah toko.

e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.

2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya

Pada suatu kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang

sama, sehingga komponen-komponen penyusunan juga akan sama.

Misalnya sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan

saja. Setidak-tidaknya apabila tercampur dengan bahan-bahan lain, maka

sebagian besar komponennya adalah seragam. Karena itu berdasarkan

komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam : (Pitoyo, 2011)

a. Sampah yang seragam; sampah dari kegiatan industri pada umumnya

termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri

atas kertas, karton, kertas karbon, dan masih dapat digolongkan dalam

golongan sampah yang seragam.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang

berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.

3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya

Sampah dari rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa-sisa

air pencuci, sisa-sisa makanan yang bentunya berupa cairan atau seperti

bubur. Sedangkan beberapa pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap

air, debu, atau sampah berbentuk padatan. Dengan demikian berdasarkan

bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu : (Pitoyo, 2011)

Page 5: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

5

a. Sampah berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton,

kaleng, plastik.

b. Sampah berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air

pencuci, bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga

yang berbentuk cair atau bubur, misalnya blotong (tetes) yaitu sampah

dari pabrik gula tebu.

c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas-

gas lainnya.

4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya

Baik dikota atau diluar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-

tumpuk. Berdasarkan lokasi terpadatnya sampah, dapat dibedakan : (Pitoyo,

2011)

a. Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul dikota-kota besar.

b. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah diluar

perkotaan, misalnya didesa, di daerah permukaan, dipantai.

5. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya

a. Sampah organik, merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-

bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau

dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, atau yang lainnya

seperti contoh daun-daunan, kayu, kertas, karbon, tulang, sisa-sisa

makanan ternak, sayur, buah. Sampah organik adalah sampah yang

mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya tersusun

oleh unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini

mudah didegradasi oleh mikrobia.

b. Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam

lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak dapat tersusun oleh

senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh

mikrobia. Sampah non organik merupakan sampah yang memiliki ciri

tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah

Page 6: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

6

non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah

terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit, kayu,

dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak

mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.

2.1.3.Dampak Sampah terhadap Manusia dan Lingkungan

Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia

dan lingkungan. Dampak terhadap manusia terutama menurunnya tingkat

kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika, menimbulkan bau

tidak sedap. Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik ekosisitem

perairan maupun ekosistem darat. (Atyanto, 2011)

1. Dampak sampah terhadap ekosistem perairan

Sampah yang dibuang dari berbagai sumber dapat dibedakan menjadi

sampah organik dan anorganik. Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi

makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi pada sisi lain sampah

juga dapat mengurangi kadar oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah

anorganik dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam

lingkungan perairan. Akibatnya, proses esensial dalam ekosistem seperti

fotosintesis menjadi terganggu. (Atyanto, 2011)

Sampah organik maupun anorganik juga membuat air menjadi keruh.

Kondisi ini akan mengurangi organisme yang dapat hidup dalam kondisi

tersebut. Akibatnya populasi hewan maupun tumbuhan tertentu berkurang.

Page 7: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

7

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai

akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati

sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya

ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air

akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana.

Selain itu berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat

meledak. (Atyanto, 2011)

2. Dampak sampah terhadap ekosistem daratan

Sampah yang dibuang ke dalam ekosistem darat dapat mengundang

organisme tertentu untuk datang dan berkembangbiak. Organisme yang

biasanya memanfaatkan sampah, terutama sampah organik, adalah tikus,

lalat, kecoa dan lain-lain. Populasi hewan tersebut dapat meningkat tajam

karena musuh alami mereka sudah sangat jarang. (Atyanto, 2011)

Page 8: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

8

3. Dampak sampah terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisma dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang

dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan adalah sebagai berikut: (Atyanto, 2011)

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur

air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga

meningkat dengan cepat di daerah yang penglolaan sampahnya kurang

memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c. Penyakit yang dapat menyeber melalui rantai makanan. Salah satu

contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita

(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang

ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

d. Sampah beracun.

e. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal

akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).

Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

Page 9: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

9

4. Dampak sampah terhadap sosial ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk

lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang

tidak sedap dan pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh

antara lain terhadap dunia pariwisata dan investasi (IPH, 2013)

2.2. Proses Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai semua kegiatan yang bersangkut

paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer, dan

transportasi, pengolahan, dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan

mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi,

estetika, dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon

masyarakat. (Nadiasa, 2009)

Menurut UU No. 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai

kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi

pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi : (Nadiasa,

2009)

1. Pembatasan timbulan sampah

2. Pendauran ulang sampah

3. Pemanfaatan kembali sampah

Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah

antara lain:

1. Dalam pengelolaan sampah harus memperhatikan sifat sampahnya

kemudian dipilih tindakan atau langkah apa yang paling tepat untuk

menangani sampah (Nadiasa, 2009)

2. Tersediannya sarana pembuangan/penampungan sampah yang memenuhi

syarat kesehatan sehingga tidak menjadi sumber pengotoran/penularan

penyakit. Prinsip-prinsip pengelolaan pembuangan sampah sebagai berikut:

1). Adanya tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan tutup; 2).

Memisahkan sampah berdasarkan sifatnya (misalnya sampah kering dan

sampah basah) agar mudah memusnahkannya ;3). Menghindari mengisi

Page 10: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

10

tempat sampah yang melampaui kapasitasnya;4). Kondisi kebersihan

lingkungan tempat sampah harus baik sehingga tidak ada kepadatan

serangga/lalat penular penyakit lainnya yang merugikan kesehatan; 5).

Sampah tidak boleh ditampung di tempat sampah melebihi 2 hari (Nadiasa,

2009)

Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua

orang. Dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan

(Rindang, 2008) :

1. Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih

2. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan

3. Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit

Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dari

dampak sampah meliputi dua cara pokok, yaitu :

1. Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang

dapat merencanakan, mengatur, mengawasi  segala bentuk kegiatan industri

dan bersifat mengikat sehingga dapat memberi sanksi hukum pagi

pelanggarnya.

2. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi seperti

perlu tidaknya mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan bakar,

instalasi pengolah limbah atau menambah alat yang lebih modern /canggih.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah :

a. Mengutamakan keselamatan manusia

b. Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik

c. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

Page 11: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

11

Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pencegahan dari dampak

sampah yang tidak disanitasi berdasarkan bentuknya.

1. Penanganan Limbah Padat

Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah

sakit, hotel, pusat perdagangan/restoran maupun  pertanian/peternakan. 

Penanganan limbah padat melalui beberapa tahapan, yaitu :

a. Penampungan dalam bak sampah

b. Pengumpulan sampah

c. Pengangkutan

d. Pembuangan di TPA.

Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam

perlakuan, seperti menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang

digembala di TPA, di sortir oleh pemulung, atau diolah menjadi pupuk

kompos.

Limbah Organik Padat

Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :

a. Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang

bisa dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan

Page 12: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

12

baku untuk membuat kompos adalah sampah kering maupun hijau

dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa bahan makanan

dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan baku akan mengalami

dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme.

Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang

sering menimbulkan gas. Sedangkan proses pengomposan secara

aerob membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas.

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pengomposan

yaitu :

Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat

proses pengomposan

Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air

akan berjamur sehingga proses penguraiannya lambat dan tidak

sempurna. Tetapi jika kelebihan air berubah menjadi anaerob

dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.

Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses

pengomposan sehingga perlu pembalikan atau pengadukan

kompos.

pH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan

berlangsung cepat, pH kompos jangan terlalu asam maka perlu

penambahan kapur atau abu dapur

suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30-450 C

perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan

bila komposisi C/N mendekati perbandingan C/N tanah yaitu

10-12

kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar,

selulosa yang tinggi akan memperlambat proses pengomposan.

Cara pembuatan kompos, melalui cara :

menggunakan komposter

tumpukan terbuka (open windrow)

cacing (menggunakan cacing)

Page 13: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

13

Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan

tanaman, sehingga digunakan sebagai pupuk tanaman dan disebut

pupuk organik. Dalam proses pengomposan, bahan baku kompos

mengalami perubahan kimiawi oleh mikroorganisme / bakteri yang

membutuhkan nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak selalu bahan

baku kompos mengandung nitrogen yang cukup untuk kebutuhan

bakteri pengurai tersebut sehingga diperlukan pemberian tambahan

nitrogen, salah satunya adalah EM 4 (effective microorganism 4) yang

berfungsi sebagai aktivator. Hal ini akan membantu bakteri hidup

berkembang dengan baik sehingga proses penguraian bahan baku

kompos menjadi lebih cepat dan proses pengomposan  berlangsung

lebih cepat pula. Jika aerasi kurang, maka yang terjadi adalah proses

pembusukan dan akan mengasilkan bau busuk akibat terbentuknya

amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).

Manfaat kompos dapat dirasakan oleh berbagai aspek, yaitu

(Hasim dan Hedianto, 2010)

Aspek Lingkungan:

- Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah.

Page 14: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

14

- Mengurangi kebutuhan lahan untuk menimbun.

- Memperpanjang umur TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Aspek Pertanian:

- Meningkatkan kesuburan tanah.

- Memperbaiki struktur dan karakristik tanah.

- Meningkatkan kapasitas serap air.

- Meningkatkan aktivitas mikroba dan cacing dalamtanah.

- Meningkatkan kwalitas hasil panen (rasa, nilai gizi,dan

jumlah panen).

- Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.

- Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman.

- Meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah.

- Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.

Aspek ekonomi:

- Menghemat biaya transportasi / penimbunan limbah.

- Mengurang volume / ukuran limbah.

- Memiliki nilai jual lebih tinggi daripada bahan asalnya.

- Membuka lapangan pekerjaan bila dikelola secara

profesional.

b. Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja

manusia maupun kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi

sebagai  bahan bakar alternatif. Kandungan gas bio antara lain metana

(CH4) dalam komposisi yang terbanyak, karbondioksida (CO2),

Nitrogen (N2), Karbonmonoksida (CO), Oksigen (O2), dan hidrogen

sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini harus

pada tingkat kelembaban yang sesuai, suhu tetap dan pH netral.

c. Makanan ternak (Hog Feeding), adalah pengolahan sampah organik

menjadi makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan

untuk pakan ternak harus dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar

Page 15: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

15

tidak tercampur dengan sampah yang mengandung logam berat atau

bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.

Limbah Anorganik Padat

Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat (Isroi, 2009):

a. Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )

Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran  dengan

menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan.

Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai

pembungkus, menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti

knocking pada mesin, tidak menggunakan CFC sebagai

pendingin dan lain-lain.

Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan

meminimalkan produksi sampah. Contohnya membawa tas

belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik,

membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak

goreng dan lain-lain daripada membeli botol setiap kali habis,

membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam

kemasan besar daripada yang kecil-kecil.

Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan

dengan mendaur ulang sampah melalui  penanganan dan

teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh

pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa

dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus

mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang

bisa didaur ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-

plastik bekas bisa didaur ulang menjadi ember, gantungan baju,

pot tanaman dll.

Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan

cara menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang

Page 16: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

16

yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya memanfaatkan

botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca

menjadi keset, memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong

belanja/tas dll.

b. Insenerator

Insenerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar

sampah secara terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena

sanggup mengurangi volume sampah hingga 80 %. Residunya berupa

abu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah yang dibakar dan dapat

digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini adalah mahal

dan tidak bisa memusnahkan sampah  logam.

c. Sanitary Landfill,

Sanitary Landfill adalah metode penanganan limbah padat

dengan cara membuangnya pada area tertentu. Ada tiga metode

sanitary landfill, yaitu: (Dharma, 2009)

Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam

galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan

untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan

diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah

parit yang telah penuh tersebut.

Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa,

atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh

ditempat itu.

Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan

metode area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah

ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah

stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau

(pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

d. Penghancuran sampah (pulverisation),

Merupakan proses pengolahan sampah anorganik padat dengan

cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi

Page 17: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

17

dengan alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi

potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun

tanah yang cekung atau letaknya rendah. (Dharma, 2009)

e. Pengepresan sampah ( reduction mode), 

Merupakan proses pengolahan sampah dengan cara mengepres

sampah tersebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan

banyak tempat. (Dharma, 2009)

2. Penanganan Limbah Cair

Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan

dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri

maupun limbah rumah tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah

dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan. Tujuan pengaturan

pengolahan limbah cair ini adalah (Isroi, 2009) :

a. Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau,

rawa dll)

b. Untuk melindungi  biota dalam  tanah dan perairan

c. Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor

penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat dll.

d. Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :

a. Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap

proses kegiatan yaitu:

Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan

tersuspensi yang berukuran besar dan mudah mengendap.

Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung

seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses

berikutnya.

Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel

tersuspensi dari dalam airatau menyumbat membran yang akan

digunakan dalam proses osmosis.

Page 18: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

18

Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan

senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk

menggunakan kembali air buangan tersebut, biasanya

menggunakan karbon aktif.

Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang

dilakukan untuk memanfaatkan kembali air limbah yang telah

diolah sebelumnya dengan beberapa tahap proses kegiatan.

Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit pengolahan kecil

dan teknologi ini termasuk mahal.

b. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap

(koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun

dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode

kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan

metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi

lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.

c. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan

mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara

aerobik maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara

yang murah dan efisien.

Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :

a. Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat

penampungan air limbah yang telah mengalami pengolahan  dari

sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah, dan

sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan kedalaman

2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.

b. Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah

walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas.

Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap pengolahan, 

yaitu :

Page 19: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

19

Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan

mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas,

cairan dan lumpur (sludge)

Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses

pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat

dipompa keluar

Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang

berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke

bidang resapan agar merata

Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing

chamber serta menyaring bakteri patogen maupun

mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini adalah

10 m dibuat pada tanah porous.

c. Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan

maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk

menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila

penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air

kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut :

Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung

di air

Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak

besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.

Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan

mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik

Saringan pasir (sand filter)

Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh

kuman

Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan

membuangnya di sungai / laut.

Page 20: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

20

Dampak Pengolahan Limbah Terhadap Lingkungan

Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan

lingkungan, akan tetapi bila tidak dikelola dengan baik  dapat memberi dampak

negatif bagi lingkungan.

Dampak positif pengolahan limbah

Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :

1. Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah

2. Limbah dapat digunakan untuk pupuk

3. Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun

mengalami proses pengolahan lebih dulu

4. Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit

5. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular

6. Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat

Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik

Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif,

seperti :

1. Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit

2. Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun

stress

3. Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir

4. Lingkungan menjadi tidak indah dipandang

5. Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut

6. Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat

7. Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan

8. Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan

yang berkunjung.

Page 21: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

21

BAB III

KESIMPULAN

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak

kota di seluruh dunia. Sampah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan

dampak bagi manusia dan lingkungan. Dampak terhadap manusia terutama

menurunnya tingkat kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika,

menimbulkan bau tidak sedap. Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik

ekosisitem perairan maupun ekosistem darat. Oleh sebab itu, diperlukan

pengolahan sampah yang baik dan benar. Prinsip dari pengolahan sampah adalah

4R, yaitu reduce: Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita

pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak

sampah yang dihasilkan. Reuse: Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa

dipakai kembali. Disposable: Hindari pemakaian barang-barang yang sekali

pakai. Recycle: Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur

Page 22: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

22

ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak

industri tidak resmi industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi

barang lain dan Replace.

Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua

orang. Dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan

menjamin tempat tinggal/tempat kerja yang bersih, mencegah timbulnya

pencemaran lingkungan, dan mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan

vektor penyakit.

Page 23: Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah

23

DAFTAR PUSTAKA

Atyanto, ON. 2011. Modul Pengelolaan Sampah dan Limbah Cair Rumah

Tangga: Bab VI Pengolahan Sampah. Yogyakarta: UPKM/CD RS

Bethesda.

Dharma, B, 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu 3R(Reduce-

Reuse-Recycle), Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik.

Semarang: Universitas Diponegoro, Program Studi Diploma

III Teknik Sipil.

Dwiyatmo, K. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangananya. Yogyakarta:

PT. Citra Aji Parama.

Hasim, F dan Hedianto, YE. 2010. Gerakan 3R, Pembentukan masyarakat peduli

daur ulang. Bandung: Indonesian Education Promoting Foundation

Indonesian Public Health. 2013. Standar sanitasi Pengelolaan Sampah. Diakses

dari http://www.indonesian-publichealth.com/2013/07/checklist-inspeksi-

sanitasi-tpa-sampah.html, 5 Juli 2014

Isroi. 2009. Pengomposan Limbah Padat Organik. [terhubung berkala].

www.google.com/search/royan.pdf. [04 November 2014].

Nadiasa, Mayun, dkk. 2009. Manajemen Pengangkutan Sampah di Kota

Amlapura. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 13 No.2

Pitoyo, Cahyadi. 2011. Studi komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah

Tangga di Kota Depok, Skripsi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Rahayu, T. Puji. 2010. Enskilopedia Seri Desa-Kota. Semarang: Aneka Ilmu.

Rindang, A., 2008. Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah

Organik dan Anorganik Studi Kasus Di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara [Skripsi]. Medan : Universitas

Sumatera Utara, Program Studi Teknik Pertanian.