daftar lampiran no. judul halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf ·...

33
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan ................................... 66 a. Ekstraksi pati ganyong .................................................................... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan suhu dan lama pengeringan edible film.......................... 69 d. Penentuan volume larutan edible film yang akan dicetak................ 70 e. Perbandingan edible film berbagai konsentrasi sorbitol .................. 72 2. Prosedur Uji ........................................................................................... 73 a. Pengukuran Ketebalan Edible Film ................................................. 73 b. Prosedur Pengukuran Kelarutan Edible Film dalam Air (AOAC, 1984) ................................................................................. 73 c. Analisis Kadar Air Metode Thermogravimetri (AOAC, 1990) ...... 74 d. Prosedur Pengukuran Laju Transmisi Uap Air (Water Vapor Transmission Rate) (ASTM E96-66) .............................................. 74 e. Prosedur Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength) dan Perpanjangan (Elongasi) (ASTM D882-97) .................................... 75 3. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Rata-Rata Ketebalan Edible Film ............................................................................................ 76 4. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kadar Air Edible Film........................................................................................................ 79 5. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Persentase Kelarutan Edible Film dalam Air ........................................................................... 82 6. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Laju Transmisi Uap Air Edible Film ...................................................................................... 85 7. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kuat Tarik, Persentase Pemanjangan, dan Modulus Elastisitas Edible Film............ 88

Upload: dinhdieu

Post on 06-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan ................................... 66

a. Ekstraksi pati ganyong .................................................................... 66

b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68

c. Penentuan suhu dan lama pengeringan edible film .......................... 69

d. Penentuan volume larutan edible film yang akan dicetak................ 70

e. Perbandingan edible film berbagai konsentrasi sorbitol .................. 72

2. Prosedur Uji ........................................................................................... 73

a. Pengukuran Ketebalan Edible Film ................................................. 73

b. Prosedur Pengukuran Kelarutan Edible Film dalam Air

(AOAC, 1984) ................................................................................. 73

c. Analisis Kadar Air Metode Thermogravimetri (AOAC, 1990) ...... 74

d. Prosedur Pengukuran Laju Transmisi Uap Air (Water Vapor

Transmission Rate) (ASTM E96-66) .............................................. 74

e. Prosedur Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength) dan

Perpanjangan (Elongasi) (ASTM D882-97) .................................... 75

3. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Rata-Rata Ketebalan

Edible Film ............................................................................................ 76

4. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kadar Air Edible

Film ........................................................................................................ 79

5. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Persentase Kelarutan

Edible Film dalam Air ........................................................................... 82

6. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Laju Transmisi Uap

Air Edible Film ...................................................................................... 85

7. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kuat Tarik,

Persentase Pemanjangan, dan Modulus Elastisitas Edible Film ............ 88

Page 2: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

xiii

a. Kuat Tarik ........................................................................................ 88

b. Persentase Pemanjangan .................................................................. 90

c. Modulus Elastisitas .......................................................................... 92

8. Matriks Perlakuan .................................................................................. 95

9. Gambar Edible Film Berbasis Pati Ganyong ......................................... 96

Page 3: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan

a. Ekstraksi pati ganyong

Tujuan : Menghasilkan pati ganyong

Pelaksanaan Percobaan:

a. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air mengalir dan penirisan. Tujuan pencucian adalah

untuk membersihkan kotoran yang menempel pada umbi ganyong.

b. Pengupasan

Pengupasan dilakukan dengan menggunakan pisau untuk memisahkan kulit

ganyong dari umbi.

c. Pemarutan

Pemarutan bertujuan untuk menggecilkan ukuran dan dilakukan menggunakan

parutan. Proses pemarutan akan mempermudah proses ekstraksi dan

memaksimalkan pati yang dihasilkan

d. Perendaman

Ganyong parut direndam dalam larutan kalsium karbonat (CaCO3) 1000 ppm

selama 15 menit dan ditiriskan.

e. Pencucian dan Peremasan

Pencucian dilakukan dalam baskom menggunakan air bersih sambil diremas.

f. Ekstraksi dan Penyaringan

Ekstraksi dan penyaringan pati ganyong menggunakan kain saring dan

ditampung dalam wadah bersih. Filtrat, berupa suspensi pati, ditampung dan

ampas dibuang.

Page 4: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

67

65

g. Pengendapan

Filtrat diendapkan selama kurang lebih 1 jam hingga diperoleh pati basah di

bagian bawah baskom.

h. Pencucian dan Pengendapan

Pati basah dicuci menggunakan air bersih dan diendapkan kembali sebanyak dua

kali. Pencucian bertujuan membersihkan partikel pati dari bahan pengotor yang

mungkin tercampur.

i. Pengeringan

Pati hasil endapan kemudian dikeringkan pada suhu 50oC selama 8 jam

menggunakan oven untuk mendapatkan pati kering.

j. Penggilingan dan Pengayakan

Pati yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan grinder dan kemudian

diayak dengan menggunakan ayakan berukuran 100 mesh hingga diperoleh pati

kering halus

Hasil Pengamatan:

Diperoleh pati ganyong dengan karakteristik sebagai berikut:

Karakteristik Hasil

a. Sifat Kimia

- Kadar air (%)

- Kadar abu (%)

b. Sifat fisik

12,7

0,3

Warna putih kecokaltan dengan tingkat kehalusan 100 mesh

Kesimpulan:

Ganyong diekstraksi patinya untuk bahan baku edible film. Pati hasil ekstraksi

memiliki kadar air 12,7%. kadar abu 0,3% dan berwarna kecoklatan dengan tingkat

kehalusan 100 mesh.

Page 5: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film

Tujuan : Menentukan range konsentrasi sorbitol yang akan digunakan untuk

pembuatan edible film pada percobaan utama.

Pelaksanaan Percobaan:

1. Pembuatan larutan pati ganyong 5% (b/v)

Mendispersikan pati ganyong sebanyak 5 gram dalam 100 ml aquades.

2. Penambahan plasticizer sorbitol dan pembuatan larutan edible film

Menambahkan sorbitol dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%, 10%, 15% (v/v).

Memanaskan dan mengaduk larutan di atas hot plate stiirer pada suhu 90oC

selama 5 menit.

3. Pencetakan dan pengeringan

Menuangkan larutan edible film ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm.

Mengeringkan larutan edible film dalam oven dengan suhu 50oC selama 24 jam.

4. Pengukuran ketebalan edible film

Mengukur ketebalan edible film dengan menggunakan mikrometer sekrup.

Hasil Pengamatan:

Konsentrasi

Sorbitol

Kriteria Pengamatan

Kemudahan Pelepasan dari

Cetakan Rata-Rata Ketebalan (mm)

1% + 0,110

3% +++ 0,116

5% ++++ 0,166

10% ++ 0,216

15% + 0,230

Page 6: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

69

65

Kesimpulan:

Edible film yang dihasilkan dari konsentrasi sorbitol 1% dan 3%, meskipun

menghasilkan edible film yang tipis, tidak efektif digunakan karena edible film yang

dihasilkan sangat rapuh dan sulit dilepaskan dari cetakan. Edible film dengan

konsentrasi sorbitol 10% dan 15% menghasilkan edible film yang tebal dan sulit

dilepaskan dari cetakan karena edible film yang dihasilkan bersifat lengket dan

melekat kuat pada cetakan. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, maka

konsentrasi sorbitol yang akan digunakan berada pada kisaran 5%-9% (v/v)

c. Penentuan suhu dan lama pengeringan edible film

Tujuan : Menentukan suhu dan waktu optimum pengeringan edible film yang

akan digunakan pada percobaan utama.

Prosedur Percobaan:

1. Pembuatan larutan edible film

Mendispersikan pati ganyong sebanyak 5 gram dalam 100 ml aquades.

Menambahkan sorbitol dengan konsentrasi 7% (v/v). Memanaskan dan

mengaduk larutan di atas hot plate stiirer pada suhu 90oC selama 24 jam

2. Pencetakan

Menuangkan larutan edible film ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm.

3. Pengeringan

Mengeringkan larutan edible film pada berbagai suhu dan lama pengeringan :

suhu 50oC selama 24 jam, 30

oC selama 72 jam, dan 25

oC (suhu ruang) selama 24

jam. Pengeringan dihentikan jika edible film sudah dapat dilepaskan dari cetakan.

Page 7: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Hasil Percobaan:

Hasil dari percobaan pendahuluan ini yaitu pengeringan edible film dapat dilakukan

pada suhu 50oC selama 24 jam dan pada suhu 30

oC selama 72 jam. Pengeringan pada

suhu dan lama tersebut menghasilkan edible film yang kering dan dapat dilepaskan

dari cetakan. Pengeringan pada suhu ruang tidak dapat dilakukan karena larutan

edible film menjadi sangat berair dan terpisah antara fase padatan dan fase cairan.

Kesimpulan:

Pengeringan edible film dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50oC

selama 24 jam dan pada suhu 30oC selama 72 jam. Pengeringan lebih efektif

dilakukan dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam karena tidak memerlukan

banyak waktu dibandingkan pengeringan pada suhu 30oC.

d. Penentuan volume larutan edible film yang akan dicetak

Tujuan : Menghasilkan edible film dengan ketebalan yang sesuai.

Prosedur Percobaan:

1. Pembuatan larutan edible film

Mendispersikan pati ganyong sebanyak 5 gram dalam 100 ml aquades.

Menambahkan sorbitol dengan konsentrasi 7% (v/v). Memanaskan dan

mengaduk larutan di atas hot plate stiirer pada suhu 90oC selama 24 jam

2. Pencetakan

Menuangkan larutan edible film ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm. Volume

penuangan yang dituangkan: 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml.

Page 8: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

71

65

3. Pengeringan

Mengeringkan larutan edible film dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam.

Hasil Percobaan:

Pada volume tuang 10 ml, larutan edible film tidak dapat menutupi seluruh

permukaan cawan petri yang berdiameter 9 cm. Penuangan pada volume 15 ml, 20

ml, dan 25 ml dapat menutupi seluruh permukaan cawan petri berdiameter 9 cm

dengan sempurna. Edible film yang paling tipis dihasilkan dari volume tuang 15 ml,

yaitu volume paling sedikit untuk dapat menutupi seluruh permukaan cawan petri.

Kesimpulan:

Volume tuang yang sebaiknya digunakan adalah 15 ml karena merupakan volume

minimal larutan edible film yang diperlukan untuk menutupi permukaan cawan petri.

Selain itu juga akan menghasilkan edible film yang lebih tipis.

Page 9: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

e. Perbandingan edible film berbagai konsentrasi sorbitol

Konsentrasi Sorbitol Gambar Karakteristik

1%

Film yang dihasilkan

sangat rapuh, mudah

patah, dan sangat sulit

dilepaskan dari cetakan

3%

Film yang dihasilkan agak

rapuh, tidak mudah patah,

dan agak sulit dilepaskan

dari cetakan

5%

Film yang dihasilkan tidak

rapuh, elastis, dan mudah

dilepaskan dari cetakan

10%

Film yang dihasilkan

elastis, agak lengket, dan

agak sulit dilepaskan dari

cetakan

15%

Film yang dihasilkan

sangat elastis, sangat

lengket, dan sangat sulit

dilepaskan dari cetakan

Page 10: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

73

65

Lampiran 2. Prosedur Uji

a. Pengukuran ketebalan edible film (Maulana, 2011)

Film diukur ketebalannya menggunakan mikrometer sekrup pada lima titik yang

berbeda. Rata-rata dari lima tempat yang berbeda tersebut adalah tebal film yang

diukur.

b. Prosedur Kelarutan Edible Film dalam Air (AOAC, 1984)

1. Kertas saring dikeringkan pada suhu 105oC selama 30 menit lalu ditimbang.

Pengeringan terus dilakukan hingga beratnya konstan.

2. Lembaran edible film ditimbang-timbang kemudian dikeringkan pula pada suhu

70oC selama dua jam kemudian ditimbang kembali.

3. Film yang telah ditimbang kemudian dilarutkan dengan akuades dalam jar.

4. Larutan yang berisi edible film tersebut didiamkan selama 24 jam pada suhu

25±2oC.

5. Setelah 24 jam, larutan yang berisi edible film disaring dengan penyaringan

vakum menggunakan kertas saring yang telah dikeringkan.

6. Kertas saring yang berisi residu dilakukan pencucian dengan 10 ml air destilasi

dan kemudian dikeringkan dengan oven 101oC selama 3 jam.

Persentase (%) film yang terlarut dihitung dengan menggunakan rumus :

Page 11: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

c. Analisis Kadar Air Metode Thermogravimetri (AOAC, 1990)

1. Sampel sebanyak 5 gram ditimbang dalam cawan yang telah diketahui beratnya.

2. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam.

3. Sampel yang telah kering didinginkan dalam desikator dan ditimbnag.

Pengeringan terus dilakukan sampai tercapai berat konstan.

Perhitungan :

d. Prosedur Pengukuran Laju Transmisi Uap Air (Water Vapor Transmission

Rate) (ASTM E96-66)

1. Mangkuk yang sudah diisi desikan ditutup rapat dengan film yang akan dites,

kemudian disimpan dalam ruangan yang telah dikondisikan kelembaban

relatifnya.

2. Hitung berat awal dan pertambahan berat dari mangkuk setiap hari selama 7 hari.

3. Plotkan pertambahan berat sebagai fungsi dari waktu. Slope dari garis linier

tersebut dihitung sebagai penyerapan uap air per hari (g/24jam).

4. WVTR dihitung sebagai berikut :

Keterangan : WVTR = laju transmisi uap air (g/m2.24 jam)

Slope = penyerapan uap air per 24 jam (g/24jam)

A = luas film (m2)

Page 12: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

75

65

e. Prosedur Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength) dan Perpanjangan

(Elongasi) (ASTM D882-97)

Alat yang digunakan adalah Universal Testing Machine. Sebelum pengujian,

film dikondisikan terlebih dahulu dalam ruangan bersuhu 23oC dengan RH 50%

selama lebih dari 40 jam. Kuat tarik ditentukan berdasarkan beban maksimum pada

saat film sobek sedangkan persentase pemanjangan berdasarkan pada penambahan

panjang film pada saat putus. nilai kuat tarik, perpanjangan, dan modulus elastisitas

diukur berdasarkan rumus :

Dimana :

σ = Tegangan (Mpa, psi)

F = Gaya yang diberikan pada bahan (N, lb)

A = Luas area (cm2, in

2)

ε = Regangan/pemanjangan (%)

Δl = Perubahan pemanjangan (cm)

L = panjang awal (cm)

E = modulus elastisitas (MPa, psi)

Page 13: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Lampiran 3. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Rata-Rata

Ketebalan Edible Film

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Ketebalan (mm)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 0,1660 0,1630 0,1645 0,0021

B (6%) 0,1760 0,1830 0,1795 0,0049

C (7%) 0,1900 0,1910 0,1905 0,0007

D (8%) 0,2000 0,2100 0,2050 0,0071

E (9%) 0,2060 0,2100 0,2080 0,0028

Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Ketebalan Edible Film

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Ketebalan

Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh :

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,935 0,967 √

Kuadratik 0,958 0,978 -

Kubik 0,959 0,979 -

Page 14: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

77

65

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model

regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19 diperoleh

persamaan:

y = 0,011x + 0,110

Nilai R2 sebesar 0,935 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap kadar air edible film adalah sebesar 93,5% dan sisanya 6,5% ditentukan oleh

variabel lain.

Nilai r sebesar 0,967 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (kadar air edible film) semakin besar

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 0.003 0,003 116,883 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 0,000 0,000

Total 9 0,003

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Ketebalan Edible Film

thitung = = 10,7279

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Page 15: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata < thitung atau 2,31 < 10,7279

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan

ketebalan edible film memiliki keeratan hubungan yang berarti.

Page 16: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

79

65

Lampiran 4. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kadar Air Edible

Film

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Kadar Air (%b.b.)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 18,5642 19,0267 18,7954 0,3270

B (6%) 21,0879 21,9574 21,5226 0,6148

C (7%) 23,9733 24,1738 24,0736 0,1418

D (8%) 26,0273 26,4392 26,2332 0,2912

E (9%) 28,9263 29,0353 28,9808 0,0771

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kadar Air

Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,994 0,997 √

Kuadratik 0,994 0,996 -

Kubik 0,994 0,996 -

Page 17: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = 2,508x + 6,364

Nilai R2 sebesar 0,999 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap kadar air edible film adalah sebesar 99,4% dan sisanya 0,6% ditentukan oleh

variabel lain.

Nilai r sebesar 0,997 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (kadar air edible film) semakin besar.

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 125,814 125,814 1305,629 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 0,771 0,096

Total 9 126,585

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Kadar Air Edible Film

thitung = = 36,4053

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Page 18: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

81

65

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata < thitung atau 2,31 < 36,4053

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan kadar air

edible film memiliki keeratan hubungan yang berarti.

Page 19: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Lampiran 5. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Persentase

Kelarutan Edible Film dalam Air

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Persentase Kelarutan dalam Air (%)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 7,5602 7,7011 7,6306 0,0996

B (6%) 9,0126 9,0519 9,0322 0,0278

C (7%) 10,8291 11,0216 10,9254 0,1361

D (8%) 13,2812 13,0021 13,1416 0,1974

E (9%) 15,3852 15,9234 15,6543 0,3806

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kelarutan

Edible Film dalam Air

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

R Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,986 0,992 √

Kuadratik 0,997 0,998 -

Kubik 0,997 0,998 -

Page 20: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

83

65

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = 2,015x - 2,832

Nilai R2 sebesar 0,986 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap kadar air edible film adalah sebesar 98,6% dan sisanya 1,4% ditentukan oleh

variabel lain.

Nilai r sebesar 0,992 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (kelarutan edible film dalam air) semakin besar.

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 81,259 81,259 566,903 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 1,147 0,143

Total 9 82,405

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Kelarutan Edible Film dalam Air

thitung = = 23,7133

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Page 21: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata < thitung atau 2,31 < 23,7133

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan

persentase kelarutan edible film dalam air memiliki keeratan hubungan

yang berarti.

Page 22: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

85

65

Lampiran 6. Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Laju Transmisi

Uap Air Edible Film

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Laju Transmisi Uap Air (g/m2 per jam)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 326,3721 327,7212 327,0467 0,9539

B (6%) 338,0123 337,2892 337,6508 0,5113

C (7%) 345,7215 348,2193 346,9704 1,7662

D (8%) 361,8231 361,9271 361,8751 0,0735

E (9%) 382,3838 380,2813 381,3326 1,4867

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Laju Transmisi

Uap Air Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,974 0,987 √

Kuadratik 0,996 0,998 -

Kubik 0,996 0,998 -

Page 23: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = 13,28x + 258,0

Nilai R2 sebesar 0,974 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap kadar air edible film adalah sebesar 97,4% dan sisanya 2,6% ditentukan oleh

variabel lain.

Nilai r sebesar 0,994 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (laju transmisi uap air edible film) semakin besar.

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 3529,963 3529,963 304,686 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 92,606 11,576

Total 9 3619,569

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Laju Transmisi Uap Air Edible Film

thitung = = 17,313

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Page 24: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

87

65

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata < thitung atau 2,31 < 17,313

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan laju

transmisi uap air edible film memiliki keeratan hubungan yang berarti.

Page 25: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Lampiran 7. Uji T dan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kuat

Tarik, Persentase Pemanjangan, dan Modulus Elastisitas Edible

Film

1. Kuat Tarik

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Kuat Tarik (MPa)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 2,6367 2,6125 2,6246 0,0171

B (6%) 1,8400 1,8650 1,8525 0,0177

C (7%) 1,3800 1,4200 1,4000 0,0283

D (8%) 1,2833 1,3250 1,3042 0,0295

E (9%) 1,2175 1,2500 1,2338 0,0230

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Kuat Tarik

Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,826 -0,909 √

Kuadratik 0,991 -0,995 -

Kubik 0,991 -0,995 -

Page 26: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

89

65

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = -0,333x + 4,014

Nilai R2 sebesar 0,826 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap kadar air edible film adalah sebesar 82,6% dan sisanya 17,4% ditentukan

oleh variabel lain.

Nilai r sebesar -0,909 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (kuat tarik edible film) semakin kecil.

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 2.218 2.218 38,032 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 0,467 0,058

Total 9 2,684

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Kuat Tarik Edible Film

thitung = = -6,1636

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Page 27: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata > thitung atau -2,31 > -6,1636

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan kuat

tarik edible film memiliki keeratan hubungan yang berarti.

2. Persentase Pemanjangan

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Persentase Pemanjangan (%)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 12,6667 13,0000 12,8334 0,2357

B (6%) 14,5000 14,1250 14,3125 0,2652

C (7%) 15,5000 15,7500 15,6250 0,1768

D (8%) 19,3333 19,3750 19,3542 0,0295

E (9%) 21,8750 21,8750 21,8750 0

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Page 28: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

91

65

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Persentase

Pemanjangan Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,960 0,980 √

Kuadratik 0,986 0,993 -

Kubik 0,987 0,993 -

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = 2,312x + 0,612

Nilai R2 sebesar 0,960 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap persentase pemanjangan edible film adalah sebesar 96% dan sisanya 4%

ditentukan oleh variabel lain.

Nilai r sebesar -0,980 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (persentase pemanjangan edible film) semakin besar.

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 106,953 106,953 195,834 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 4,369 0,546

Total 9 111,322

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Page 29: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Persentase Pemanjangan Edible Film

thitung = = 13,8593

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata < thitung atau 2,31 < 13,8593

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa penambahan sorbitol memiliki keeratan

hubungan yang berarti dengan persentase pemanjangan edible film.

3. Modulus Elastisitas

Perlakuan

(Penambahan Sorbitol (v/v))

Modulus Elastisitas (MPa)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

A (5%) 20,8160 20,0962 20,4561 0,5089

B (6%) 12,6897 13,2035 12,9466 0,3633

C (7%) 8,9033 9,0159 8,9596 0,0796

D (8%) 6,6378 6,8387 6,7383 0,1421

E (9%) 5,5657 5,7143 5,6400 0,1050

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dubuat hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk menguji keberartian model regresi

H0 : β = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen/model regresi tidak berarti)

Page 30: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

93

65

H0 : β ≠ 1 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/model

regresi berarti)

2. Hipotesis untuk menguji keberartian koefisien korelasi

H0 = korelasi tidak berarti

H1 = korelasi berarti

Dengan menggunakan α = 5%

Perhitungan Analisis Regresi Penambahan Sorbitol terhadap Modulus

Elastisitas Edible Film

Analisis menggunakan SPSS versi 19 diperoleh:

Model Regresi R2

r Model Regresi yang Dipilih

Linier 0,889 -0,943 √

Kuadratik 0,994 -0,997 -

Kubik 0,994 -0,997 -

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah

model regresi linier. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 19

diperoleh persamaan:

y = -3,584x + 36,03

Nilai R2 sebesar 0,889 menyatakan bahwa pengaruh penambahan sorbitol

terhadap persentase pemanjangan edible film adalah sebesar 88,9% dan sisanya

11,1% ditentukan oleh variabel lain.

Nilai r sebesar -0,943 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang

sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga X (penambahan sorbitol) akan

menyebabkan harga Y (persentase pemanjangan edible film) semakin kecil.

Page 31: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Tabel Anova Berdasarkan SPSS Versi 19 Diperoleh:

Sumber

Regresi

dk JK KT Fhitung F0,5 Sig. Ket.

Regresi 1 256,909 256,909 64,192 5,32 ,000 H0 ditolak

Residual 8 32,018 4,002

Total 9 288,327

Kriteria: Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Kesimpulan: Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak, jadi model regresi sesuai

Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Penambahan Sorbitol terhadap

Modulus Elastisitas Edible Film

thitung = = -8,0056

kaidah pengujian pada α = 0,05:

jika maka H0 diterima (tidak signifikan)

jika maka H0 ditolak (signifikan)

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan ketentuan tungkat kesalahan α=0,05 dan

db = n-2 = 10-2 = 8, dari daftar distribusi untuk uji 2 pihak, didapat = 2,31

Sehingga bisa bernilai 2,31 atau -2,31

Ternyata > thitung atau -2,31 > -8,0056

Kesimpulan: H0 ditolak, artinya bahwa antara penambahan sorbitol dengan modulus

elastisitas edible film memiliki keeratan hubungan yang berarti.

Page 32: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

95

65

Lampiran 8. Matriks Perlakuan

Parameter

Perlakuan

(Penambahan

Sorbitol)

Ulangan I Ulangan II Rata-Rata Std. Dev.

Ketebalan

(mm)

5% 0,1660 0,1630 0,1645 0,0021

6% 0,1760 0,1830 0,1795 0,0049

7% 0,1900 0,1910 0,1905 0,0007

8% 0,2000 0,2100 0,2050 0,0071

9% 0,2060 0,2100 0,2080 0,0028

Kadar Air

(% b.b.)

5% 18,5642 19,0267 18,7954 0,3270

6% 21,0879 21,9574 21,5226 0,6148

7% 23,9733 24,1738 24,0736 0,1418

8% 26,0273 26,4392 26,2332 0,2912

9% 28,9263 29,0353 28,9808 0,0771

Persentase

Kelarutan

dalam Air

(%)

5% 7,5602 7,7011 7,6306 0,0996

6% 9,0126 9,0519 9,0322 0,0278

7% 10,8291 11,0216 10,9254 0,1361

8% 13,2812 13,0021 13,1416 0,1974

9% 15,3852 15,9234 15,6543 0,3806

Laju

Transmisi

Uap Air

(g/m2 per

jam)

5% 326,3721 327,7212 327,0467 0,9539

6% 338,0123 337,2892 337,6508 0,5113

7% 345,7215 348,2193 346,9704 1,7662

8% 361,8231 361,9271 361,8751 0,0735

9% 382,3838 380,2813 381,3326 1,4867

Kuat Tarik

(MPa)

5% 2,6367 2,6125 2,6246 0,0171

6% 1,8400 1,8650 1,8525 0,0177

7% 1,3800 1,4200 1,4000 0,0283

8% 1,2833 1,3250 1,3042 0,0295

9% 1,2175 1,2500 1,2338 0,0230

Persentase

Pemanjangan

(%)

5% 12,6667 13,0000 12,8334 0,2357

6% 14,5000 14,1250 14,3125 0,2652

7% 15,5000 15,7500 15,6250 0,1768

8% 19,3333 19,3750 19,3542 0,0295

9% 21,8750 21,8750 21,8750 0

Modulus

Elastisitas

(MPa)

5% 20,8160 20,0962 20,4561 0,5089

6% 12,6897 13,2035 12,9466 0,3633

7% 8,9033 9,0159 8,9596 0,0796

8% 6,6378 6,8387 6,7383 0,1421

9% 5,5657 5,7143 5,6400 0,1050

Page 33: DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halamanmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_l_1716.pdf · Lampiran 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong

Lampiran 10. Gambar Edible Film Berbasis Pati Ganyong

Edible Film 5% Sorbitol Edible Film 6% Sorbitol

Edible Film 7% Sorbitol Edible Film 8% Sorbitol

Edible Film 9% Sorbitol