currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · web viewlembaga-lembaga perlindungan dan penegakan ham di...

48
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan. PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI INOVASI MODEL PEMBELAJARAN Oleh Drs. Supandi, M.Pd *) A. Latar Belakang. 1. Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling lambat tahun ajaran 2009/2010 (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006) 2. Kondisi empiris yang terjadi di lapangan, walaupun KTSP sudah diberlakukan, namun proses pembelajaran ”masih konvensional”, sehingga proses pembelajaran lebih didominasi guru, guru menstranfer ilmu pengetahuan ke siswa, dan guru masih berorientasi pada target materi harus habis. Akibatnya, siswa pasif, tidak bergairah untuk belajar. Pada hal tuntutan pembelajaran menurut kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada siswa yang lebih aktif, interaktif dan menemukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap melalui pengalaman belajar sendiri (Iearning experience). Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif mendesain model-model pembelajaran yang mengarah ke siswa yang lebih interaktif, inspiratif, dan menyenangkan untuk menemukan sendiri pengetahuan dan ketrampilan serta sikap melalui berbagai aktivitas belajar 3. Telah menjadi keyakinan umum bahwa mutu proses turut menentukan mutu hasil. Oleh sebab itu, untuk menjamin hasil pembelajaran yang bermutu diperlukan pengendalian proses pembelajaran yang *)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 1

Upload: truongmien

Post on 09-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURUMELALUI INOVASI MODEL PEMBELAJARAN

Oleh Drs. Supandi, M.Pd *)

A. Latar Belakang.

1. Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling lambat tahun ajaran

2009/2010 (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006)

2. Kondisi empiris yang terjadi di lapangan, walaupun KTSP sudah diberlakukan, namun proses

pembelajaran ”masih konvensional”, sehingga proses pembelajaran lebih didominasi guru, guru

menstranfer ilmu pengetahuan ke siswa, dan guru masih berorientasi pada target materi harus

habis. Akibatnya, siswa pasif, tidak bergairah untuk belajar. Pada hal tuntutan pembelajaran

menurut kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada siswa yang lebih aktif, interaktif

dan menemukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap melalui pengalaman belajar sendiri

(Iearning experience). Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif mendesain model-model

pembelajaran yang mengarah ke siswa yang lebih interaktif, inspiratif, dan menyenangkan untuk

menemukan sendiri pengetahuan dan ketrampilan serta sikap melalui berbagai aktivitas belajar

3. Telah menjadi keyakinan umum bahwa mutu proses turut menentukan mutu hasil. Oleh sebab itu,

untuk menjamin hasil pembelajaran yang bermutu diperlukan pengendalian proses pembelajaran

yang bermutu juga. Proses pembelajaran dianggap bermutu apabila memenuhi kriteria berikut.

a. Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan;

b. Menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktf;

c. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; dan

d. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Selain kriteria tersebut, proses pembelajaran dianggap bermutu apabila terkandung unsur

keteladanan pada diri pendidik sendiri. Untuk menjamin mutu hasil, maka pengendalian mutu

(quality control) proses pembelajaran dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil dan pengawasan proses pembelajaran sehingga proses

pembelajaran terlaksana secara efektif dan efisien (Udin, 2007). Hal ini bisa terwujud bila dilakukan

oleh guru yang profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan keah-

lian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 20 Tahun 2003)

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 1

Page 2: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada seminar kali ini dipilih judul ”Peningkatan

Profesionalisme Guru Melalui Inovasi Model-Model Pembelajaran”. Melalui seminar ini

diharapkan para guru mampu melakukan inovasi-inovasi dalam mendesain model pembelajaran

sebagai indikator guru yang profesional, yaitu menciptakan proses pembelajaran dengan suasana

inovatif, kreatif, menyenangkan dan kontektual., menantang untuk memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif

B. Landasan.

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat (2)

dinyatakan Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Pasal 19 Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pasal 20 dinyatakan Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, khusus kompetensi pedagodik sub kompetensi

”menyelenggarakan pembelajaran” dinyatakan bahwa guru harus (1) memahami prinsip-prinsip

perancangan pembelajaran yang mendidik, (2) mengembangkan komponen-komponen rancangan

pembelajaran, (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam

kelas, laboratorium, maupun lapangan.

C. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joice dalam Efendi (2003), mengemukakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat–perangkat pembelajaran serta

mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikain rupa hingga

tujuan atau kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Richey (1986) model adalah gambaran yang ditimbulkan dari kenyataan yang

mempunyai susunan dari urutan tertentu. Oleh karena itu rancangan pembelajaran yang dipersiapkan

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 2

Page 3: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.oleh guru juga merupakan model pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat urutan tertentu yang

telah dipilih dan ditetapkan mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Hamreus (1971) menyebutkan secara singkat model instruksional atau model pembelajaran sebagai

proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Sedangkan Buhl (1975)

menyebutnya sebagai suatu set kegiatan yang bertujuan meningkatkan kondisi belajar bagi siswa atau

mahasiswa (dalam Sumparman, 2001:30).

D. Pembelajaran Kontekstual.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetensi

mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam

kehidupan jangka panjang (Sagala, 2007:87)

Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menurut

Nurhadi, 2003.dilakukan dengan melibatkan komponen utama pembelajaran yang efektif, yaitu:

1. Kontruktivisme (Contructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan konteks-tual, yaitu pengetahuan

dibangun sedikit demi sedikit dengan cara mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna

melalui pengalaman nyata. Siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya dan masyarakat

Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan (1) menjadikan pengetahuan

bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Bertanya (question)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya, kaena bertanya merupakan

strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Dalam desain pembelajaran, pertanyaan

diwujudkan dalam permasalahan yang harus dicarikan jawabannya.

3. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Pengetahuan

dan ketrampulan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-

fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah (1) obervasi, (2) bertanya, (3)

mengajukan dugaan/hipotesis, (4) pengumpulan data dan (5) penyimpulan (conclussion)

Kata kunci inquiry adalah menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri

adalah (1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran, (2) mengamati, (3) menganalisis dan

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 3

Page 4: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.menyajikan hasil dalam tulisan, gbr, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya; dan (4)

mengkomunikasikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audience lainnya.

4. Masyarakat belajar (Learning Community).

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan

orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang kurang pintar

dengan yang pintar.

Interaksi kelompok-kelompok belajar itulah disebut learning community. Oleh karena itu dalam

proses pembelajaran, guru disarankan membentuk kelompok-kelompok belajar.. Masyarakat belajar

akan terjadi bila ada proses komunikasi dua atau multi arah, Seorang guru mengajari atau menceramahi siswanya, bukan contoh masyarakat belajar, karena komunikasi terjadi satu arah..

Komunikasi belajar akan terjadi, bila dalam belajar tidak ada dominasi. Karena itulah ceramah perlu

ditinggalkan.

5. Permodelan (modeling)

Dalam suatu pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model

itu, memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh untuk mengerjakan sesuatu, dengan

begitu membuat model tentang bagaimana cara belajar. Misal ketika posisi jongkok persiapan lari

cepat, maka bagaimana posisi kaki, ujung jari kaki, posisi tangan dsb.

6. Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang sudah dipelajari. Pengethuan yang bermakna diperoleh

dari proses belajar. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas sedikit demi sedikit sehinga semakin

berkembang. Guru membantu siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya

dengan pengetahuan yang baru. Dengan refleksi siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi

dirinya tentang apa yang baru saja dipelajari.

7. Penilaian sebenarna (authentic assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan data yang bisa memberi gambaran perkembangan belajar

siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa

siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Namun sebaliknya bila mengalami kemacetan,

guru segera mengambil tindakan yang tepat agar tidak terjadi kemacetan belajar. Karena gambaran

tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak

dilakukan di akhir periode seperti ujian semester. Karena assessment menekankan pada proses

pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus dari kegiatan nyata (authentic).

E. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Karakteristik pembelajaran kontekstual antara lain (1). Kerjasama, (2) saling menunjang, (3)

menyenangkan, (4) tidak membosankan, (5) belajar dengan bergairah, (6) pembelajaran terintegrasi,

(7) menggunakan berbagai sumber, (8) siswa aktif, (9) sharing dengan teman, (10) siswa kritis, dan *)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 4

Page 5: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.guru kreatif, (11) dinding kelas dan lorong terdapat tempat untuk memajang hasil karya siswa, (12)

laporan kepada orang tua bukan hanya raport, tetapi hasil karya, laporan praktikum, karangan, dsb.

Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip tersebut, dipilih model-model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik di atas, antara lain model pembelajaran kooperative dengan berbagai tekniknya.

Slavin (dalam Arends, 1997) melakukan penelitian terhadap pembelajaran kooperatif (cooperative

learning). Hasil penelitian sebanyak 45 kali terhadap pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa

hasil belajar akademik lebih tinggi, dibanding kelas kontrol.

Johnson & Johnson (dalam Lie, 2000) mengemukakan bahwa suasana belajar kooperatif

menghasilkan prestasi belajar lebih tinggi, hubungan positif dan penyesuaian psikologis dan suasana

belajar yg penuh persaingan

Selanjutnya Johnson dan Johnson (1996), juga menekankan bahwa cooperative learning (CL) sebagai

pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil di mana siswa belajar dan bekerjasama untuk

mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung-jawab individu sekaligus

kelompok, sehingga dalam diri setiap siswa tumbuh dan berkembang sikap-laku saling ketergantungan

(interdependensi) secara positip. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam

kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar,

bekerja dan bertanggung-jawab secara sungguh-sungguh sampai tujuan dapat diwujudkan.

F. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Model Good News Class Meting.

Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting), merupakan model pembelajaran melalui

pertemuan kelas guna membahas berita aktual, menarik untuk dipelajari dan bermakna bagi siswa yang

ada di media massa seperti surat kabar, televisi, radio atau internet

Tujuan model pembelajaran ini adalah untuk membangun siswa akan rasa ingin tahu dan peka terhadap

masalah aktual yang terjadi di lingkungannya.

Langkah-langkah pembelajaran:

1) Memilih berita baru yang aktual dan menarik untuk di bahas berasal dari media massa, seperti

surat kabar, berita di televisi, radio dsb. Misal kasus kerusakan lingkungan, bencana banjir,

pencemaran air sungai, dsb.

2) Siswa dikelompokkan, dan masing-masing kelompok bebas membahas dari sudut pandang

masing-masing, misalnya: “ Kerusakan lingkungan “ bisa dari sudut pandang mengidentifikasi

kerusakan lingkungan, faktor penyebab, dampak kerusakan terhadap masyarakat, upaya

penanggulangan, respon masyarakat dalam upaya penanggulangan, dsb..

3) Tiap kelompok mempresentasekan hasil melalui wakil kelompoknya, sedangkan kelompok

lain memperhatikan dan meresponsi bila diperlukan..

4) Guru mengamati dan mengklarifikasi bila terjadi kesalahan.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 5

Page 6: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.5) Membuat kesempakatan rangkuman hasil pembahasan kelas.

6) Penutup.

2. Model Problem Solving Meeting

Pertemuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Meeting), merupakan model pembelajaran melalui

pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah

atau nasional yang menyangkut kehidupan siswa, seperti pemecahan masalah penyalahgunaan narkoba

di kalangan siswa. Tujuan model pembelajaran ini siswa akan terlatih memecahkan masalah melalui

langkah berpikir ksitis dan kreatif.

Langkah-langkah pembelajaran:

(1). Menentukan masalah yang akan dipecahkan melalui pertemuan terencana.

(2). Menyepakati sudut pandang cara pemecahan masalahan yang dihadapi melalui pertemuan kelas

(3). Selanjutnya dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah sesuai rambu-rambu

kesepakatan sudut pandangan pemecahannya..

(4). Setiap kelompok mempresentasikan hasil pemecahan kelompok kecil, sedangkan kelompok lain

memperhatikan dan diberi kesempatan untuk menanggapinya.

(5). Guru memperhatikan kerja kelomok dan presentasi tiap kelompok, bila terjadi kesalahan konsep

perlu diluruskan.

(6). Guru bersama siswa membuat rangkuman

(7). Penutup

3. Model Rule Setting Meeting

Pertemuan Legislasi (Rule Setting Meeting), merupakan model pembelajaran melalui pertemuan

untuk merumuskan atau menyusun norma atau aturan yang akan berlaku di sekolah. Misalnya:

kapan siswa boleh tidak memakai pakaian seragam sekolah satu hari dalam seminggu kemudian

menuangkannya secara konsensus menjadi salah satu butir aturan dalam tata tertib sekolah. Tujuan

model pembelajaran adalah salah satu cara ini siswa akan mampu berpikir normatif dan mematuhi

tata tertib atau aturan yang sudah disepakati.

Langkah-langkah Pembelajaran:

(1) Pertemuan kelas dipimpin ketua kelas untuk meminta siswa mengemukakan pendapat secara

bebas dalam rangka membuat aturan-aturan di lingkungan kelas/ sekolah.

(2) Melalui curah pendapat, ketua kelas mencatat/mengidentifikasi hasil pertemuan di papan tulis

(3) Langkah selanjutnya pimpinan sidang (ketua kelas) meminta peserta pertemuan untuk menentukan

prioritas aturan-aturan yang akan dibuat dan disepakati.

(4) Kelas dibagi menjadi bebarapa kelompok sebagai kelompok perumus aturan dan masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil rumusan, kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya.

(5) Kemudian dibentuk tim perumus khusus dari wakil kelompok dan melibatkan pimpinan sekolah.

(6) Aturan yang sudah disepakati dan disahkan kemudian diilakukan sosialisasi di kelas/sekolah*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 6

Page 7: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.(7) Penutup

4. Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif teknik JIGSAW (Model Tim Ahli) dikemukakan oleh Aronson,

Blanney, dan Stephen, Sikes dan Snapp, tahun 1978

Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses

pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota

kelompok yang memperoleh tugas sama dikumpulkan jadi satu dan membahas tugas tersebut

(kelompok kooperatif). Tiap anggota setelah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok semula

untuk menyampaikan hasil pembahasan (ahli informasi), sehingga kelompok pembahas kembali ke

kelompok semula dengan membawa berbagai permasalah yang berbeda untuk disampaikan kepada

teman sejawat dalam kelompok.

Langkah–langkah Pembelajaran

Untuk melaksanakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) adalah sebagai berikut

(1). Siswa dibagi dalam kelompok kecil, @ 3 – 5 orang siswa.

(2). Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda.

(3). Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperolehnya.

(4). Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok

baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.

(5). Setiap siswa kelompok-kelompok baru mencatat hasil diskusinya untuk di laporkan pada kelompk

semua (kelompok lama).

(6). Selesai diskusi sebagai tim ahli, masing-masing kembali ke kelompok asal (semula) untuk

menyampaikan hasil diskusi ke anggota kelompok asal dan secara bergilir atau bergantian dari

tim ahli yang berbeda tugasnya.

(7). Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjukkan salah satu kelompok untuk

menyampaikan hasilnya, dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapinya.

(8) Guru dapat mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan

(9) Penutup.

5. Model Numbered Heads Together

Spencer Kagan, tahun 1992 mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik Number Head Together

(NHT) atau kepala bernomor. Artinya setiap siswa dalam berkelompok diberi kartu nomor, dan

masing-masing siswa bernomor harus mempersiapkan diri untuk menyajikan tugas yang diberikan

oleh guru dalam kelompoknya.

Tujuannya adalah untuk membangun rasa tanggung jawab secara individual maupun secara kelompok

dan mengharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak ada istilah “ penumpang

gelap “ dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 7

Page 8: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.Untuk menciptakan rasa tanggung jawab secara individu dalam kelompok cara yang dapat digunakan

adalah dengan cara memberi kartu bernomor pada masing-masing siswa, dan setiap siswa harus berani

menyampaikan apa yang telah dikerjakan dalam kelompoknya. Oleh karena itu setiap siswa harus

aktif ikut serta dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompoknya.

Langkah pembelajaran sebagai berikut:

(1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala.

(2) Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-

masing kelompok mengerjakannya.

(3) Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi.

(4) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan

hasil diskusinya.

(5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di

depan kelas.

(6) Kemudian kelompok lain dapat memberikan masuikan/meresponsi dari hasil diskusinya

(menyempurnakan);.

(7) Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok yang berbeda.

(8) Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik kesimpulan.

(9) Penutup

6. Model Think Pair and Share

Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik Think Paire and

Sharre (berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat).

Model pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok kecil (4-6

orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling membantu satu sama lain

dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik, (2) meningkatkan

kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu meningkatkan dan mengembangkan

ketrampilan sosial.

Pembelajaran dengan cooperative learning tknik think paire and share akan memberikan manfaat

bagi siswa dalam: (1) meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih

kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap – laku selama bekerjasama, (3) upaya

mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3) meningkatkan iklim belajar

yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar yang saling ketergantungan dan bekerjasama, (4)

meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap-laku yang positif, (5) memupuk rasa tanggung

jawab baik individu maupun kelompok,

Langkah-Langkah Pembelajaran:

(1) Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah) dan kompetensi yang ingin dicapai.*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 8

Page 9: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.(2) Siswa diminta membentuk kelompok kecil @ 4 orang (usahakan genap, karena akan dipasang-

pasangkan)

(3) Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang disampaikan guru terkait

dengan pokok materi.

(4) Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikiannya terhadap

permasalahan yang diberikan oleh guru..

(5) Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap anggota kelompok berempat diberi

kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya.

(6) Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil

diskusinya.

(7) Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat

menambah materi yang belum diungkap para siswa.

(8) Guru memberi kesimpulan.

(9) Penutup

7. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD)

Model Student Teams Achivement Devissions (STAD) atau Tim Belajar Siswa Berprestasi

dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar, pasti ada murid pandai dan kurang

pandai atau siswa berprestasi dan kurang berprestai. Menyadari kondisi seperti Slavin

mengembangkan model pembelajaran, di mana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang

memiliki prestasi lebih dibanding dengn teman sejawatnya.

Pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah model pembelajaran kooperatif, dimana proses

pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil (4 - 6 ) dimana di dalam

kelompok siswa harus ada yang memliki prestasi lebih. Sehingga dalam kelompok belajar di antara

temannya saling bertukar pendapat, siswa yang merasa kurang, akan bisa belajar melalui teman

sebaya dalam kelompok tersebut.

Tujuan pembelajaran STAD adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan dari siswa yang

memiliki kemampuan lebih kepada siswa yang memiliki kemampuan kurang, sehingga timbul

interaksi pembelajaran antar siswa dalam satu kelompok atau tutorial sebaya..

Langkah-Langkah Pembelajaran

(1) Membentuk kelompok @ 3 – 5 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin,

suku, dsb).

(2) Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.

(3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. Anggota kelompok yang sudah

menguasai diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai anggota dalam kelompok

itu mengerti atau memahami.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 9

Page 10: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.(4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis teman

kelompok tidak boleh membantu.

(5) Guru memberi evaluasi.

(6) Penutup

8. Model Investigation Group

Sharan tahun 1992 mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok

dimaksudkan adalah proses pembelajaran dimana siswa di bagi dalam kelompok kecil dan masing-

masing diberi tugas untuk menyelesaikanya.

Peran serta anggota dikelompok dalam mengerjakan tugas dituntut secara tegas, sehingga semua

anggota kelompok secara aktif turut secara memecahkan permasalahan yang diberikan padanya. Oleh

karena itu keberanian mengemukakan pendapat dan mempertahankan argumentasi menjadi kunci

keberhasilan dalam bekerjasama.

Tujuan Pembelajaran ini untuk membina sikap tanggung jawab dan bekerjasama dalam kelompok,

dan membina sikap saling menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk berani

mengemukakan pendapat

Langkah-langkah Pembelajaran:

(1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

(2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.

(3) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk

dikerjakan

(4) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.

(5) Setelah selesai, lewat juru bicara (missal ketua kelompoknya) menyampaikan hasil pembahasan

di kelompoknya.

(6) Kelompok lain dapat memberikan tanggpan terhadap hasil pembahasannya.

(7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan

memberikan kesimpulan.

(8) Evaluasi dan penutup

9. Model Cooperative Script

Dansereau, dkk, 1985 mengembangkan Model pembelajaran Cooperative Script: merupakan cara-cara

belajar dimana siswa bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan

bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari.

Tujuan pembelajaran cooperatif script adalah melatih siswa dalam membuat ikhtisar dari bagian

materi yang dipelajarinya dan membina kerjasama dengan sesama teman dalam proses pembelajaran.

Rasa tanggung jawab dengan sendirinya akan tumbuh, karena dituntut untuk bekerjasama membuat

ikhtisar.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 10

Page 11: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.Langkah-langkah Pembelajaran:

(1) Guru membagi soswa untuk berpasang-pasangan

(2) Guru membagi wacana/lembar informasi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan

membuat ikhtisar (ringkasan)

(3) Guru dan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar

(4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide

dalam ringkasannya

(5) Pendengar memperhatikan memperhatikan, mengoreksi, menunjukkan ide-ide yang kurang

lengkap serta membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lain.

(6) Guru menyimpulkan pokok-pokok hasil pemikiran siswa

(7) Penutup

10. Model Make A Match.

Make a match (mencari pasangan) merupakan salah model pembelajaran kooperatif dimana siswa

dituntut untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan kartu permasalahan yang diperoleh melalui

undian secara bebas. Kartu-kartu ini dipersiapkan oleh guru. Pada prinsipnya siswa dalam kelas

dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok yang memecahkan masalahan dan kelompok yang

membawa kartu soal..

Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk membina ketrampilan menemukan informasi dan

kerjasama dengan orang lain serta membina tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang

dihadapi melalui kartu permasalahan, maka Lorna Curran, tahun 1994 mengembangkan model

pembelajaran kooperatif teknik “ make a match “ atau mencari pasangan.

Langkah-langkah Pembelajaran:

1). Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk

sesi review. sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2). Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3). Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang.

4). Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu jawabannya.

5). Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point. atau hadiah.

6). Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari

sebelumnya.

7). Demikian seterusnya.

8). Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi pembelajaran melalui kartu kartu tersebut.

9). Penutup.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 11

Page 12: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.11. Model Debate

Model pembelajaran Debat merupakan cara pembelajaran dimana siswa secara kelompok ataupun

individual mengemukakan ide-ide pemecahan suatu masalah. Sedangkan kelompok kontra

merespon ide-ide yang dikemukakan oleh kelompok penggagas. Setelah mendapat respon secara

kontradiktif, kelompok penggas ide mempertahankan hingga mencapai titik temu.

Tujuan model pembelajaran debat adalah dalam rangka mendorong siwa untuk berani

mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapatnya serta membina tanggung jawab

kebersamaan dalam mempertahankan ide-ide/gagasannya perlu dibelajarkan model pembelajaran

debat.

Langkah-langkah pembelajaan:

(1). Guru membagi dua kelompok peserta debat, yaitu kelompok dan kelompok kontra.

(2). Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh ketua kelompok

debat.

(3). Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk

berbicara dan kelompok kontra menannggapinya. Begitu seterusnya kelompok pro merespon

balik tanggapan kelompok kontra sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan

pendapatnya.

(4). Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide dari setiap

pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.

(5). Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta mengklarifikasikannya.

(6). Dari ide/gagasan tertulis di papan tersebut, guru mengajak siswa untuk membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik materi/kompetensi yang ingin dicapai.

(7) Penutup

12 Model Role Playing

Model pembelajaran Role Playing adalah model pembelajaran yang lebih mengutamakan

pemeranan siswa dalam suatu pelakonan, sehingga sikap emosional dan karakteristik si pelaku

dalam memerankan pelakonan menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu

sebelum model pembelajaran ini diterapkan, sebaiknya para pemeran, terlebih dulu melakukan

pelatihan-pelatihan.

Tujuan model pembelajaran Role playing atau bermain peran, adalah dalam rangka membina

tanggung jawab individu sebagai pemeran, dan membina tanggung jawab bersama dalam

memerankan pelakonan serta membina sikap emosional atau karakter siswa dalam memerankan

pelakonan

Langkah-langkah Pembelajaran Model Role Playing:

(1) Guru menyusun/menyiapkan scenario yang akan ditampilkan.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 12

Page 13: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.(2) Guru menunjukkan beberapa siswa sebagai pemeran untuk mempelajari scenario tersebut dua

atau tiga hari sebelum pemeranan dimulai.

(3) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam

pembelajaran.

(4) Guru membentuk kelompok siswa @ 5 orang untuk mengamati pelakonan yang ditampilkan

oleh kelompok pemeran.

(5) Memanggil para pemeran yang telah ditunjuk untuk melakonkan scenario yang sudah

dipersiapkan.

(6) Selesai penampilan para pemeran, kemudian masing-masing siswa (kelompok) diberikan

lembar kerja untuk di bahas.

(7) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pembahasan terhadap tampilan pemeran.

(8) Guru memberikan kesimpulan secara umum, terkait dengan topik materi yang dilakonkan.

(9) Evluasi

13. Model Think Paire Share And Talking Chip

Model pembelajaran ini hampir sama dengan think pair and share, bedanya terletak pada masing-

masing pasangan membawa kartu permasalahan dan pemecahan masalah dilakukan di balik kartu.

Model pembelajaran berpikir berpasangan dan curah pendapat melalui kartu bicara bertujuan untuk

membina ketrampilan berpikir dan bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapinya melalui kartu-kartu bicara.

Langkah-langkah pembelajaran:

(1) Guru membagi siswa dlm kelompok kecil (4 org)

(2) Setiap kelompok mendapatkan tugas dan mengerjakan tugas tsb.

(3) Setiap siswa mengamati/mengkaji tentang tugas tersebut

(4) Siswa berpasangan dgn rekan kelompoknya mengecek pemahaman berdasarkan hasil

pengamatan/kajian

Contoh Kartu bicara/permasalahan.(disiapkan guru dan dikerjakan siswa)

Kartu Bicara disiusun dan harus relevan dengan materi yang dibahas dalam mata pelajaran.

Kartu bagian depan Kartu bagian belakang

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 13

Perpindahan penduduk dari desa ke kota menimbulkan kepadatan penduduk , dan akibatnya timbul berbagai permasalahan. Identifikasi permasalahan yang anda ketahui!

Permasalahan:Masalah pengangguranMasalah kesehatanMasalah keamananMasalah pendidikanDsb.

Page 14: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

G. Implementasi Model Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMPMODEL PEMBELAJARAN THINK PAIRE AND SHARE

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama.Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial - Terpadu.Kelas/Semester : VII/ 1(satu).Waktu : 2 X 40 menitTEMA : POTENSI ALAMKU YANG TERKOYAK

Kompetensi Dasar:1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap

kehidupan (Geografi)1.2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian (Sosiologi)3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya

dengan usaha memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia (Ekonomi)

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya. Siswa dapat membedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar Siswa dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga

kelestarian lingkungan Siswa dapat menguraikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara

lingkungan Siswa dapat mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi

yang bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam

II. MATERI AJAR Faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya Jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungannya Pengertian dan pentingnya proses sosialisasi Fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian dalam memupuk kepribadian agar memelihara

keseimbangan lingkungan Hakekat manusia sebagai makhluk sosial Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral

III. METODE PEMBELAJARANStrategi Pembelajaran adalah Kooperatif learning teknik Think Pair and Share (Berpikir berpasangan dan bercurah pendapat), maka metode yang digunakan: Diskusi Tugas Tanya jawab, Presentasi hasil diskusi

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARANA. Pendahuluan

1.. Hening sejenak (berdo’a) untuk memusatkan pikiran 2. Mari kita sejenak menyanyi bersama “ Rayuan Kelapa “.3. Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran hari ini

B. Kegiatan Inti1.. Guru menyampaikan pokok materi pembahasan2. Membagi siswa dalam bentuk pasang-pasangan3. Tiap pasangan diberi tugas untuk mengamati lembar informasi/gambar

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 14

Page 15: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.4. Selanjutnya tiap pasangan memikirkan dan mengerjakan melalui diskusi berpasangan sebagai

berikuti:: Jelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya. Bedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar Jelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga kelestarian

lingkungan Mendeskripsikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara

lingkungan Identifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang

bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam5. Setelah selesai, tiap-tiap pasangan mencari pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil

terdiri dari 4 orang.6. Tiap anggota kelompok kecil berdiskusi dan saling bertukar pendapat hasil diskusi pemecahan

masalah (sharing)7. Apabila sudah selesai sharing, kemudian dilanjutkan presentasi hasil kerja masing-masing

kelompoknya diwakili oleh seorang anggota kelompok (kelompok presenter)8. Sedangkan kelompokok lain (non presenter) memperhatikan presentasi teman sejawat dan

diberi kesempatan untuk meresponsi/menanggapi hasil presentasi kelompok lain.9. Guru memperhatikan hasil presentasi dan memberi klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep

dan meluruskan jawaban permasalahan.C, Penutup

1. Klarifikasi tiap kelompok (Kesimpulan) dan evaluasi2. Tugas/PR secara kelompok untuk mendata keberadaan potensi alam di lingkungan yang perlu

mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya. Laporkan secara tertulis dengan kerangka laporan sbb:a. Jenis potensi alamb. Kebermanfaatan bagi masyarakat setempatc. Lokasi d. Akibat bila tidak dikelola secara baik bagi masyarakate. dsb

3. Salam penutup

VI. ALAT/MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN1. Lembar informasi2 Lembar Tugas3. Lembar pengamatan

VII. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT1. Penilaian Kognitif (terlampir) melalui tes2. Penilaian afektif (terlampir) melalui observasi3. Penilaian tugas

Menegtahui Malang, ......................Kepala SMP Guru IPS

____________ __________________NIP NIP

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 15

Page 16: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.TUGAS INDIVIDU DALAM BERPASANGAN

(Waktu: 10 menit)Baca dan amatilah gambar/lembar informasi berikut ini secara cermat (waktu = 10 menit). Catatlah hal–hal penting menurut persepsi Anda terkait dengan TEMA PEMBELAJARAN YAITU POTENSI ALAMKU YANG TERKOYAK

Pemanfaatan alam yang tidak ramah

Potensi alam hutan mangrove dan SDA laut serta sungai

Sungai di pedalaman Kalimantan menjadi sarana transportasi penduduk setempat.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 16

Page 17: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Akibat Banjir timbul Pengungsian penduduk dan warga kota mencari dataran tinggi

Daerah serapan air menjadi bangunan apartemen dan perumahan

Pembalakan liar hutan lindung

TUGAS BERPASANGAN (Waktu: 30 menit)

Setelah Anda membaca dan mengamati lembar informasi, selanjutnya tiap siswa dalam berpasangan mengerjakan permasalahan erikut ini:

a Jelaskan faktor tejadinya kerukan lingkungan dan akibat yang ditimbulkannyab Jelaskan Jenis dan produk pelapukan dan akibat yang ditimbulkan terhadap potensi alam di

lingkungannyac Deskripsikan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam mengelola potensi alam kitad Jelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang agar dalam mengelola

potensi alam selalu memperhatikan lingkungannyae Jelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kaitannya dengan pengelolaan

potensi alam kita.f Jelaskan Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 17

Pengungsi akibat banjir Pusat Perbelanjaan

Apartemen di kota besarHutan berfungsi sbg daerah resapan

ilegal loging (pembalakan kayu liar)Hutan Lindung

Page 18: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

TUGAS DUA PASANGAN ( KELOMPOK KECIL).(Waktu: 20 menit)

Tiap pasangan bergabung menjadi dua pasangan (kelompok berempat), dan masing-masing anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, bertukar pikiran dan anggota lain boleh menambah dan menyempurnakan, sehingga diperoleh kesepakatan jawaban dalam kelompok berempat (semula).

PRESENTASI HASIL BELAJARSetiap kelompok kecil menunjuk teman untuk mempresentasikan hasil kerja di depan kelas sedangkan kelompok yang lain memperhatikan untuk menanggapi hasil presentasi.

PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK

Tes tertulis bentuk uraian1 Jelaskan faktor penyebab kerusakan lingkungan dan akibat yang ditimbulkannya2 Jelaskan Jenis dan produk pelapukan dan akibat yang ditimbulkan terhadap potensi alam

di lingkungannya3 Deskripsikan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam mengelola potensi alam

kita4 Jelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang agar dalam

mengelola potensi alam selalu memperhatikan lingkungannya5 Jelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kaitannya dengan pengelolaan

potensi alam kita.6 Jelaskan Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral

Penilaian Tugas dalam bentuk PRTugas/PR secara kelompok untuk mendata dan mengamati keberadaan potensi alam di lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya. Laporkan secara tertulis dengan kerangka laporan sbb:a. Jenis potensi alamb. Kebermanfaatan bagi masyarakat setempatc. Lokasi d. Akibat bila tidak dikelola secara baik bagi masyarakat

Penilaian Pengamatan SIKAP Penilaian sikap/afektif dapat dilakukan ketika proses pembelajaran secara ketika proses diskusi untuk mengobservasi perilaku siswa, dengan menggunakan format berikut ini:

Format Lembar Pengamatan (Penilaian afektif) perilaku siswa dalam berdiskusi

No Nama

Indikator sikap/perilaku

Jum

l sko

r(7

) Nilai

Ket

ekun

an(1

)

Ker

ja-

sam

a

Ked

isip

lin

(3)

Tang

g jw

b(4

)

Men

ghar

ga(5

)

Pres

en-ta

si(6

)

1 Abas 4 4 4 3 3 3 21 87,5

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 18

Page 19: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Kriteria Penskoran

1. Indikator Ketekunan : sangat tekun, skor = 4; tekun = 3, cukup = 2, tidak tekun = 12. Indikator Kerjasama : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 13. Indikator Kedisiplinan : sangat disiplin, skor = 4; disiplin = 3, cukup = 2, tidak disiplin = 14. Indikator Tanggung jawab : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 15. Indikator Menghargai : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 16. Indikator Presentasi : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1

Mengolah Skor menjadi Nilai

Nilai =

Jumlah skor maksimal seluruh indikator adalah 6 x 4 = 24

Nilai idela = ratusan, atau puluhan

Nilai Abas =

Kriteria PerilakuBila memperoleh Nilai 85 – 100 = Sangat BaikBila memperoleh Nilai 75 – 84 = BaikBila memperoleh Nilai 65 – 74 = CukupBila memperoleh Nilai ≤ 64 = Kurang

ANALISIS HASIL BELAJAR TES URAIANSatuan Pendidikan : SMPKelas/sms : VII/1Kelas : VII-A Jumlah siswa = 20 Jumlah soal uraian = 6 item

No Nama No. soal dan perolehan skor Jumlskor Nilai1 2 3 4 5 6

1 Abas Suebu 4 4 4 3 3 3 21 87,52 Andrian Kristianto 3 4 4 3 4 2 20 83,33 Amalia Nuraini 4 3 4 3 3 4 23 95,84 Badri Samsudin 4 3 4 3 2 2 18 75,05 Beny Luwita 3 4 4 3 4 2 20 83,36 Budi Setyawan 4 3 3 2 3 1 16 66,77 Caterine Pasaribu 4 3 3 3 3 2 18 75,08 Dedy Suprianto 2 4 3 3 3 1 16 66,79 Endang Sunarsih 4 4 4 3 3 2 20 83,3

10 Evi Nurdina 3 4 4 3 4 3 21 87,511 Faisal Bakri 4 3 4 3 2 1 17 70,812 Fuad Bawazir 3 4 4 3 3 2 19 79,213 Gerald Antoni 4 3 4 2 3 1 17 70,814 Gery Ahmadi 3 4 3 3 4 2 20 83,315 Haris Setiawan 4 4 4 3 3 1 19 79,2

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 19

Page 20: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

16 Indrianti 3 4 4 3 3 2 19 79,217 Khaerudin 4 4 4 3 3 2 22 91,718 Khusnul Hartanto 2 2 3 2 3 2 14 58,319 Leny Mardianti 4 4 4 3 3 1 19 79,220 Mamad Mahmudi 4 4 4 3 3 2 20 83,3

JUMLAH SKOR SELURUH SISWA

70 72 75 56 62 35

Kriteria Ketuntasan belajar minimal (KKBM) = 75, artinya dinyatakan LULUS bila siswa memperoleh nilai minimal sama dengan 75.

Pengolahan skor menjadi nilai:Formula =

Nilai Abas =

Hasil Analisis Siswa yang TIDAK LULUS dan HARUS REMEDI adalah:1. Budi Setyawan, 2. Dedy Suprianto 3.Faisal 4. Gerald 5. Khusnul.

Ketuntasan Klasikal ’= , berarti secara klasikal adalah TUNTAS.

Soal yang paling sulit dijawab siswa Adalah soal no. 6 ,karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, tetapi hanya bisa

dijawab 35 skor peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 6 adalah =

Soal paling mudah dijawab siswa:Adalah soal no. 3, karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, bisa dijawab 75 skor peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 3

adalah =

Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, artinya peluang untuk dijawab siswa yang kurang pandai dan pandai memiliki peluang untuk menjawab benar sama.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 20

Page 21: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MODEL GOOD NEWS CLASS MEETTING

(RPP)

Satuan Pedidikan : SMA Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/Semester : X/ 1Standar Kompetensi : Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan

perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

Kompetensi Dasar : Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di Indonesia

Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran

I. Tujuan Pembelajaran* Siswa dapat mengidentifikasi pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat* Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia* Siswa dapat mejelaskan sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia* Siswa dapat mengemukakan akibat bila melanggar HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999* Siswa dapat melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh warga masyarakat di sekitarnya.* Siswa dapat berperanserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM di

masyarakat di lingkungannya.

II. Materi Ajara.. Pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya.b. Lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesiac. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia.d. Akibat pelanggaran HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999e Melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitarnya.f. Upaya pemajuan , penghormatan dan perlindungan HAM di Indonesia

III. Metode Pembelajaran:Model Good News Class Meeting dengan teknik belajar berpasangan dan curah pendapat, maka prosedur pembelajaran adalah: Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Penugasan: Membaca dan mengamati dari media cetak, membaca buku UUD 1945, UU No.

39Tahun 1999, UU No. 23 Tahun 2002. Diskusi secara berpasangan dan sharring dalam kelompok kecil (4 orang) Presentasi hasil

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan salam. 2. Guru memotivasi siswa agar giat belajar dan menyampaikan pokok materi pembahasan hari

ini .3. Meminta seorang siswa untuk bercerita secara singkat terhadap pengalamannya melihat atau

pelanggaran HAM di sekitar tempat tinggal4. Guru menyampaikan kompetensi dasar/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Kegiatan Inti1. Siswa diminta mencari pasangan masing-masing.2. Siswa diberi lembar informasi untuk diminta membaca dan mengamatinya

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 21

Page 22: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.3. Siswa menggali informasi dari buku, UUD 1945, UU No. 39 tahun 1999 tentang UU HAM ,

UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.4. Tiap pasangan siswa diberi tugas untuk diskusi tentang:

a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal siswab Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesiac. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesiad. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan

menegakkan HAM di Indonesia.5. Setelah selesai diskusi dalam berpasangan, kemudian tiap pasangan dipersilahkan memilih

pasangan lain untuk bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang.6. Tiap anggota kelompok dminta untuk melakukan bertukar pendapat/berbagi pendapat

(sharring) dari hasil diskusi berpasangan dan tiap anggota wajib mencatat kesepakatan hasil diskusi kelompok kecil.

7. Tiap kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok lain diminta untuk memperhatikan presentasi dan diberi kesempatan untuk menanggapi hasil peresentasi kelompok penampil..

8. Guru meminta untuk dilakukan pertemuan/diskusi klasikal untuk merumuskan kembali hasil diskusi kelompok,

8. Guru mengamati dan mencatat perilaku siswa dan hal-hal yang perlu diklarifikasi apabila terjadi kesalahan konsep, sikap dan perilaku siswa.

Kegiatan Akhir1. Bersama Guru, siswa membuat kesimpulan dari diskusi kelompok.2. Guru memberi penguatan-penguatan berdasarkan hasil diskusi kelompok.3. Siswa merangkum materi.4. Menutup pelajaran dengan salam.

V. Sumber/ Alat Belajar Buku Teks PKn kelas X dikarang oleh Drs. Suwardi Abubakar, dkk, diterbitkan oleh Yudhistira. UUD 1945 Hasil Amandemen khususnya tentang HAM UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM UU No. 23Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Media cetak koran

VI. Penilaian 1. Bentuk Penilaian

a. Tes tertulis* ulangan harian

b. Penilaian Tugas* laporan diskusi

c. Non Tes yaitu Pengamatan Perilaku siswa* pengamatan dalam diskusi kelompok

2. Bentuk Instrumen Tes Essei Lembar pengamatan Lporan tugas

Mengetahui, .......................... 2008Kepala SMA negeri ....... Guru PKn

NIP. NIP.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 22

Page 23: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Lembar InformasiKajilah lembar informasi di bawah ini tentang kasus pelanggaran HAM berikut ini,.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 23

Page 24: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

DISKUSI BERPASANGAN(20 menit)

Setelah Anda membaca selanjutnya lakukan diskusi secara berpasangan terhadap permasalahan dibawah ini, Anda dipersilahkan menggali informasi dari berbagai sumber. a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!b Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia!c. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia!d. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999!e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan menegakkan HAM di

Indonesia.Dalam rangka menjawab permasalahan/pertanyaan di atas, Anda dipersilahkan menggali informasi dari berbagai sumber (Buku,internet, dialog dengan teman sejawat, lembar informasi, dsb)

DISKUSI KELOMPOK KECIL(15 menit)

Setelah Anda berdiskusi secara berpasangan, selanjutnya Anda dipersilahkan memilih pasangan lain sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang.Kemudian lakukan diskusi melalui berbagi pendapat atau bertukar pendapat (sharring).dari hasil diskusi Anda secara berpasangan dan setiap anggota kelompok kecil wajib mencatat hasil diskusi.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 24

Page 25: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.PRESENTASI HASIL TIAPKELOMPOK

(5 menit)Tiap kelompok kecil menunjuk salah satu wakil untuk mempresentasikan hasil di depan kelas. Sedangkan kelompok lain dipersilahkan memperhatikan, mencatat dan memberi respon terhadap presentasi kelompok lain.

PERUMUSAN HASIL DISKUSI MELALUI PERTEMUAN KELAS.(15 menit)

Dari hasil presentasi dilakukan perumusan kembali melalui pertemuan kelas, karena itu perlu dipilih secara aklamasi seorang siswa untuk mempimpin perumusan kembali hasil diskusi dan seorang sekretaris.

PENILAIAN HASIL BELAJARA Penilaian Non tes:

Berupa observasi perilaku terhadap proses pembelajaran di kelas.

Lembar Pengamatan Diskusi KelompokNo. Nama Siswa Indikator Perilaku yang dinilai Nilai

Tang

g Jw

b

Kedi

siplin

an

keju

jura

n

Men

ghar

gai

Pend

pt

tem

an

1 Ardi Prabowo 4 5 3 5 85/amat baik

Rentangan skor (Rating scale): 1- 5Penskoran, bila perilaku masing-masing indikator

Amat Baik, dibri skor = 5Baik, diberi skor = 4Cukup, diberi skor = 3Kurang, diberi skor 2Kurang Sekali, dieri skor 1

Pengolah skor menjadi nilai :

Rumus: Nilai =

Misal: Hasil pengamatan terhadap Ardi Prabowo diperoleh skor : tanggung jawab = 4; kedisiplinan = 5, kejujuran = 3; menghargai pendapat teman sejawat = 5, maka nilai perilaku sbb

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 25

Page 26: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Nilai Ardi Prabowo =

Kriteria penilaian perilaku :85 – 100 = amat baik75 – 84 = baik65 – 74 = cukup≤ 55 – 0 = jelek.Kesimpulan: Nilai Sikap perilaku Ardi Prabowo ketika berdiskusi = amat baik.

B Penilaian melalui Tes Ulangan Harian dalam bentuk EseiJawabalah pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas!1 Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal siswa2 Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia3. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia4. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 19995. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?6. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan menegakkan

HAM di Indonesia.

Petunjuk Penskoran:Bila tiap soal di jawab oleh siswa dengan katagori:• sangat sempurna diberi skor 5• sempurna diberi skor 4• kurang sempurna diberi skor 3• tidak sempurna diberi skor 2• Jawaban salah diberi skor 1

Petunjuk Pengolahan skor menjadi nilai:

Rumus:Nilai =

Nilai ideal = 100Jumlah skor maksimum : 7 soal X skor maksimum tiap soal = 7 X 5 = 35Jumlah skor maksimum : 7 soal X skor maksimum tiap soal = 7 X 1 = 7

C Penilaian Tugas.

Bentuk kelompok kecil 4 orang, lakukan kunjungan ke lembaga terkait seperti Kepolisian, Kepala Desa/Kelurahan, RW/RT atau Kepala Adat setempat, kemudian lakukan wawancara dengan para tokoh dilembaga tersebut dan lakukan pencatatan terkait dengan Pelanggaran HAM yang pernah terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!Pokok-pokok wawancara:a. Jenis pelanggaran HAM yang pernah terjadib. Latar belakang terjadinya pelanggaran HAMd. Landasan hukum terhadap pelanggaran HAM yang terjadie. Bentuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi.f. Peran para tokoh dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.g. Apa yang bisa Anda harus lakukan dan tinggalkan dari hasil kajian tersebut!Kemudian laporkan secara tertulis sebagai hasil karya ilmiah Anda!Pemberian skor hasil tugas, dapat dilitentukan melalui indikatora. Sistematika Laporanb. Layoutc. Kelengkapan datad. Iisi laporanTeknik Penskoran:

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 26

Page 27: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.Apabila tiap indikator memperoleh prediklat sbb:

Amat Baik, dibri skor = 5Baik, diberi skor = 4Cukup, diberi skor = 3Kurang, diberi skor = 2Kurang Sekali, dieri skor = 1

Petunjuk Pengolahan skor menjadi nilai:

Rumus:Nilai =

Nilai ideal = 100Jumlah skor maksimum : 4 indikator X skor maksimum tiap indikator = 4 X 5 = 20Jumlah skor maksimum : 4 indikator X skor minimum tiap soal = 4 X 1 = 4

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 27

Page 28: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Student Team Achievment Devission (STAD)

Nomor: …….

1. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial -Terpadu2. Satuan Pendidikan : SDN 3 Mojosari3. Tema Pokok : Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi4. Kelas/Semester : IV/...5. Pertemuan Minggu ke : 26. Waktu : 2 X 45 menit

I. Kompetensi Dasar:Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat (Kabupaten/Kota propinsi)

Ii. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengidentifikasi jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan

ekonomi Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat Siswa dapat menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar

III. Materi Pembelajaran jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar

IV. METODE PEMBELAJARANModel pembelajaran Kooperatif teknik Student team achievement devissions, dengan metode pembelajaran: diskusi tanya jawab dalam bentuk kuis tugas

V. Langkah-Langkah PembelajaranA Pendahuluan

1. Hening sejenak (berdo’a) untuk memusatkan pikiran 2. Menyampaikan tujuan kegiatan hari ini 3. Mari kita sejenak menyanyi bersama “ Nyiur Hijau “.4. siswa mengamati gambar melalui lembar informasi yang disediakan guru.

B. Kegiatan Inti1. Membentuk kelompok @ 4 – 6 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis

kelamin, suku, dsb).2. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.3 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. 4. Anggota kelompok yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota

kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami.5 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis teman

kelompok tidak boleh membantu.6 Kuis diberikan secara klasikal melalui kelompok, siapa yang lebih banyak menjawab

kuis dan benar akan memperoleh skor/point tersendiri, sehingga terjadi kompetisi antar kelompok dalam menjawab kuis

7. Kelompok yang memperoleh skor/point tertinggi, maka merekalah yang dianggap menang dalam menjawab kuis.

8. Guru mengumumkan kelompok pemenang dan guru wajib memberi hadiah, ucapan selamat atau penghargaan terhadap kelompok pemenang.

9. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila terdapat hal-hal yang masih belum dikuasai dan memberi klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep..

10. Guru bersama siswa membuat rangkuman.*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 28

Page 29: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.11 Guru memberi evaluasi.

C. Penutup1. Klarifikasi tiap kelompok (Kesimpulan) dan evaluasi2. Tugas/PR secara kelompok (3-5 orang) untuk mendata keberadaan kerusakan

lingkungan di sekitar tempat tinggal Anda dan cari faktor penyebabnya.3. Salam penutup

VI. Sarana/Alat Dan Sumber Pembelajaran1. Lembar informasi2 Lembar Tugas3. Lembar pengamatan

VII. Penilaian Dan Tindak Lanjut1. Penilaian Kognitif (terlampir) melalui tes2. Penilaian afektif (terlampir) melalui observasi3. Penilaian tugas

Menegtahui Malang, 5 Juni 2007Kepala SDN Guru kelas .....____________ __________________NIP NIP

TUGAS KELOMPOK(waktu: 20 menit)

1. Setiap siswa dalam kelompok membaca dan mencermati gambar–gambar yang ada di lembar informasi berikut ini;

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 29

Pertanian Modern

DanauHasil Budaya

Hutan Jati

Sungai sebagai sarana lalu lintas Pabrik pengolahan hasil tambang

Page 30: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

2. Selanjutnya tiap siswa dalam kelompok untuk memikirkan dan mengerjakan secara berkelompok permasalahan berikut. Bagi anggota kelompok yang sudah memahami permasalahan, dipersilahkan menjelaskan pada anggota kelompok! Mengidentifikasi jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan

ekonomi

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 30

Pelabuhan Tanjung Perak

Petani berteduh disela mengolah sawah

Hutan Penghasil Kayu

Hutan Lindung

Bendungan

Page 31: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.Misal: Pantai sebagai sumber daya alam, kegiatan ekonomi: obyek wisata, jualan sovenir/cindera mata, restoran, jasa, penginapan dsb.

Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat Menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar

3. Kemudian tiap kelompok mengerjakan beberapa kuis (pertanyaan) berikut ini (waktu : 20 menit)a. Identifikasi jenis-jenis sumber daya alam di lingkungan sekitar kita?b. Jelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempatc. Jelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitard. Identifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita?e. Mengapa kita tidak dibenarkan membuang sampah industri di sembarang

tempat?f. Mengapa kita perlu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan?g. Apa faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan?h. Bagaimana bentuk-bentuk upaya secara kongret pelestarian lingkungan hidup?i. Apa akibatnya bila lingkungan di sekitar kita rusak?

Penilaian Afektif:Penilaian afektif dapat dilakukan ketika proses pembelajaran secara kelompok untuk mengobservasi perilaku siswa, dengan menggunakan format berikut ini:

Format Lembar Pengamatan (Penilaian afektif)No Indikator

Nama Kete

kun-

an(1

)

Kera

jinan

(B)

Kedi

siplin

an(C

)

Kerja

Sam

a(D

)

Ram

ah (E)

Kepe

-dul

ian

(F)

Tang

gJaw

b(G

)

Meng-HomatiPendptTeman

(H)

Nilai Rata-rata

(I)

Catatan: PenskoranA = Baik sekali (skor 4)B = Baik (skor 3)C = Cukup (skor 2) D = kurang (skor 1)

Keterangan: Nilai Rerata Afektif (NRA) =

Teknik penskoran indicator seperti contoh di atas.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 31

Page 32: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Penilaian Kognitif melalui Tes Obyektif:Soal:1. Akhir-akhir ini, banyak bencana banjir yang melanda diberbagai wilayah, baik di Ibukota

maupun di pedesaan-pedesaaan. Jelaskan faktor penyebabnya.4 Pembabatan hutan yang tidak terarah (ilegal loging), membawa dampak negatif bagi

kelangsungan hidup manusia. Jelaskan dampak negatif tersebut!5 Alam ciptaan Tuhan menyediakan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Identifikasi sebanyak mungkin sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia!

6 Mengapa kita perlu melestarikan sumber daya alam seperti hutan, air? 7 Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tidak bersih

dan tidak sehat?8 Langkah-langkah apa yang Anda lakukan agar lingkungan sekitar tempat tinggal kita

tetap bersih dan sehat?

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, 2003. Pembelajaran Kontektual. Malang: UM Press.

Udin, Wiranataputra, Prof. Dr., MA.dkk. 2007. Pedoman Pengembangan Silabus dan Model Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sagala, Syiful, Dr.; M.Pd. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta;

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tenang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tenang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan 23 Tahun 2006..

Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Richey, R. 1986. The Theoritical and Conceptual Bases of Intructional Design. London: Kogan Page

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 32

Page 33: currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com · Web viewLembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia. d. Akibat

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 33