cttn steril formula.docx
TRANSCRIPT
Catatan Perkuliahan Perbekalan Steril
Tanggal : 26 Maret 2015
Kelas : A2
Kelompok : 7
Anggota kelompok :
1. Fransisca Daisa I21112046
2. Khairunisa Azani I21112050
3. Kinanti Dwi P I21112060
4. Ya’julchairi I21112086
1. Atenolol
Titik leleh 150-152°C
pKa 9,6
Koefisien partisi, log P = 2,3
Kelarutan : Larut dalam air
Stabilitas : Serbuk atenolol dilaporkan stabil dan tidak berubah setelah penyimpanan
pada kelembaban 60-40°C
Dosis injeksi : 0,5 mg/mL
Penyimpanan : Simpan dalam wadah terlindung dari cahaya lembab
pH sediaan : 5,5-6,5
Tentukan formula yang tepat untuk injeksi atenolol berdasarkan sifat fisika kimia serta
prosedur pembuatan sediaanya
Tentukan bahan komposisi dapar yang sesuai dengan pH target 5,8
Jawab :
Dibuat sediaan injeksi larutan sejati karena zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan. Sediaan injeksi atenolol disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dimasukkan ke wadah berwarna coklat karena zat aktif sensitif terhadap cahaya. Sterilisasi sediaan ini menggunakan autoklaf suhu 121 0C selama 15 menit.
Atenolol sebagai zat aktif, dapar asetat (CH3COOH dan CH3COONa), karena pH target yang diinginkan adalah 5,8 dan pH sediaan Atenolol berada di rentang 5,5-6,5 maka digunakan dapar asetat yang memiliki pH stabilitas 3,5-5,7. Benzalkonium Cl, sebagai pengawet karena sediaan merupakan sediaan yang mengandung banyak air NaCl, sebagai pengisotonis.
Perhitungan Dapar:
Jenis dapar/kombinasi Asam asetat (C2H4O2) dan natrium asetat (C2H3NaO2)
Target pH 5,8
Kapasitas dapar 0,01
Perhitungan :
pKa1=4,76
pH= pKa + log
[ garam ][ asam ]
5,8= 4,76 + log
[ garam ][ asam ]
log
[ garam ][ asam ] = 1,04
[garam] = 10,96 [asam]
β=2 ,303×C total×Ka×H+
(Ka+H+ )2
0 ,01=2 ,303×C total×1 ,58 x 10−6×1 ,73 x 10−5
(1 ,58 x10−6+1 ,73 x 10−5 )2
0 ,01=2 ,303×C total×2 ,7334×10−11
35 ,6×10−11
0 ,01=2 ,303×C total×0 ,07678
Ctotal= 0,0568
[garam] + [asam]= 0,0568
10,96 [asam] + [asam]= 0,0568
11,96 [asam]= 0,0568
[asam]= 0,00468 M
[garam] = 0,0513 M
Dalam 10 mL sediaan,
massa asam asetat= 0,00468 M x 10 ml x 60,05 mg/mmol= 2,83 mg
massa Na-asetat= 0,0513 M x 10 mL x 82 mg/mmol= 43,6 mg
Persentase :
Atenolol = 0,5 mg/ml = 50 mg/100 ml = 0,05 gr/100 ml x 100% = 0,05%
As. Asetat = 2,83 mg/10 ml = 28,3 mg/100 ml = 0,0283 gr/100 ml x 100% = 0,0283%
Na. Asetat = 43,6 mg/10 ml = 436 mg/100 ml = 0,436 gr/100 ml x 100% = 0,436%
Perhitungan nilai E pada Tonisitas:
Asam asetat (BM 60,05)
E = 17 x L iso
M
Easam asetat
= 17 x 2.0
60,05=0 ,566
Natrium asetat (BM 82)
Enatrium asetat
= 17 x 3,482
=0 ,705
Atenolol = 0,05% x 0,2 = 0,01%
As. Asetat = 0,0283% x 0,566 = 0,01584%
Na. Asetat = 0,436% x 0,705 = 0,307%
Benzalkonium Cl = 0,01% x 0,18 = 0,0018%
Bobot : 0,01% + 0,01584% + 0,307% + 0,0018% = 0,33464% → Hipotonis
Bobot NaCl yang ditambahkan = 0,33464
100x10ml = 0,033464 gr = 33,464 mg
Formula:
Atenolol 0,5 mg
Asam asetat 2,83 mg
Natrium asetat 43,6 mg
Benzalkonium 0,001 gr
NaCl 33,464 mg
Aqua pro injeksi Ad 10 ml
Prosedur Pembuatan:
RUANG PROSEDUR
Grey area Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum
sterilisasi ruangan. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi
menggunakan etanol 70% diikuti dengan penyinaran lampu UV
selama 12 jam.
Grey area Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan digunakan
disterilkan di dalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk
alat non presisi). Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf
atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan
kertas perkamen.
White area Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam 250 mL
yang telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Grey area Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca analitik
dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah
disterilkan.
White area Pencampuran bahan :
a. Asam Asetat dan Natrium asetat dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M1)
b. Atenolol dilarutkan dengan aqua pro injeksi dalam beker glass
(M2)
c. NaCI dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan
aqua pro injeksi hingga larut (M3)
d. Benzalkonium dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M4)
e. Kemudian ditambahkan M1 dan M2 selanjutnya ditambahkan
M3 dan M4 lalu add 10 ml
f. Difiltrasi dengan membran o,4 unit
g. Diukur pH apabila pH kurang ditambahkan pengisotonis pH
i. Dimasukkan ke dalam vial
j. Disterilisasi menggunakan autoklaf
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan
2. Ranitidin HClDosis Injeksi : 25 mg/mLpH sediaan : 6,7-7,3Suhu lebur : 70 C⁰Suhu Dekomposisi : 130 C⁰Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahayaKelarutan : Sangat mudah larut dalam airStabilitas : sensitif terhadap cahaya dan lembab Tentukan formula yang tepat untuk injeksi ranitidine HCl berdasarkan sifat fisika
kimia, serta prosedur pembuatan Tentukan bahan komposisi dapar yang sesuai untuk pH target 7
Jawab:Dibuat sediaan injeksi larutan sejati karena zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan. Sediaan ranitidine HCl disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dimasukkan ke wadah berwarna coklat karena zat aktif sensitif terhadap cahaya. Sterilisasi sediaan ini menggunakan filtrasi membran karena ranitidine HCl terdekomposisi pada suhu 130 C⁰
Ranitidine HCl, sebagai zat aktif, dapar Fosfat (NaH2PO4 dan Na2HPO4), karena pH target yang diinginkan adalah 7 dan pH sediaan ranitidine HCl berada di rentang 6,7-7,3 maka digunakan dapar fosfat yang memiliki pH stabilitas sekitar 7. Benzalkonium Cl, sebagai pengawet karena sediaan merupakan sediaan yang mengandung banyak airNaCl, sebagai pengisotonis
Prosedur Pembuatan: Disterilisasi alat dan peralatan yang digunakan Dibuat Aqua Pro Injeksi Dilarutkan dapar fosfat (NaH2PO4 dan Na2HPO4) dengan Aqua Pro Injeksi Dicampurkan zat aktif, ranitidine HCl dengan dapar yang sudah dilarutkan tersebut
agar pH zat aktif tetap terjaga (sesuai dengan yang diinginkan) Dicampurkan Benzalkonium Cl dan NaCl ke dalam campuran
Di saring larutan dengan menggunakan membrane 0,45 untuk menyaring partikulat-partikulat yang tersisa
Di cek pH sediaan apakah sudah sesuai (dalam formula ini ialah 7) Dipindahkan larutan ke dalam wadah vial berwarna coklat kemudian di add dengan
menggunakan aqua PI hingga batas yang sudah ditentukan Dilakukan sterilisasi dengan menggunakan filtrasi membrane 0,22 Ditutup sediaan kemudian disimpan dalam wadah vial berwarna coklat yang tertutup
rapat dan terlindung dari cahaya.Perhitungan Dapar
Jenis dapar/kombinasi NaH2PO4 dan Na2HPO4
Target pH 7Kapasitas dapar 0,01 MPerhitungan : pOH = 14-7pKa = 7,2 = 7
pOH = pKb + log[ garam][basa] H+ = antilog -7 = 10-7
7 = 6,8 + log[ garam][basa]
[ garam][basa] = antilog +0,2 pKb = 14-7,2 = 6,8
[garam]= 1,58 [basa] Ka = antilog -7,2 = 6,3x10-8
β= 2,303 x Ctotal x KaxH+¿
¿¿¿ ¿
0,01 = 2,303 x Ctotal x 6,3 x10−8 x10−7
(6,3 x10−8+10−7 )2
0,01 = 1,45089x 10−14 xC total
2,6569 x10−14
Ctotal = 0,0183
[garam]+[basa] = 0,01831,58 [basa] + basa = 0,0183[basa] = 7,093x10-3 M[garam] = 0,011 M
Dalam 10 ml sediaan,Massa NaH2PO4= 0,011 M x 10 mL x 119,98 = 13,1978 mgMassa Na2HPO4= 7,093x10-3 M x 10 mL x 141,96 = 10,06 mg
3. Verapamil HCl
pH stabil : 3,2-5,6
pH sediaan : 4-6,5
Suhu leleh : 140-144 ºC
Kelarutan : larut 1 bagian dalam 20 bagian air
Tentukan formula yang tepat untuk injeksi verapamil HCl berdasarkan sifat fisiko
kimia, serta prosedur pembuatan sediaannya.
Tentukan bahan komposisi dapar yang sesuai untuk pH target : 5
Jawab:
Dibuat sediaan injeksi larutan sejati karena zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan. Sterilisasi sediaan ini menggunakan filtrasi membran karena suhu leleh Verapamil HCl pada suhu 140 C.⁰
Verapamil HCl sebagai zat aktif, dapar asetat (CH3COOH dan CH3COONa), karena pH target yang diinginkan adalah 5 dan pH sediaan verapamil HCl berada di rentang 4-6,5 maka digunakan dapar asetat yang memiliki pH stabilitas 3,5-5,7. Benzalkonium Cl, sebagai pengawet karena sediaan merupakan sediaan yang mengandung banyak air NaCl, sebagai pengisotonis.
Perhitungan dapar:
Jenis dapar/kombinasi: Asam asetat (C2H4O2) dan natrium asetat (C2H3NaO2)
Target Ph : 5
Kapasitas dapar : 0,01
pKa = 4,76
pKa = -log (Ka)
4,76 = -log (Ka)
Ka = 1,73 x 10-5
pH = -log (H+)
5 = -log (H+)
(H+) = 1x10-5
pH= pKa + log
[ garam ][ asam ]
5 = 4,76 + log
[ garam ][ asam ]
log
[ garam ][ asam ] = 0,24
[garam] = 1,73 [asam]
β=2,3×C total×Ka×H+
(Ka+H+ )2
0 ,01=2,3×C total×1 ,73 .10−5×10−5
(1 ,73 .10−5+10−5 )2
0 ,01=2,3×C total×1,73×10−10
2 ,73×10−5
Ctotal= 0,018 M
[garam] + [asam]= 0,018 M
1,73 [asam] + [asam]= 0,018 M
2,73 [asam]= 0,018 M
[asam]= 0,0065 M
[garam] = 0,0115 M
Dalam 5 mL sediaan,
massa asam asetat= 0,0065M x 5 ml x 60,05 mg/mmol= 1,95 mg
massa Na-asetat= 0,0115 M x 5 mL x 82 ,03mg/mmol= 4,71 mg
Perhitungan nilai E pada Tonisitas:
Asam asetat (BM 60,05)
E = 17 x L iso
M
Easam asetat
= 17 x 2.0
60,05=0 ,566
Konversi bahan ke % :
Verapamil Hcl = 1mg/ml x 100 = 100mg/100ml = 0,1g/100ml x 100% = 0,1%
Asam asetat = 1,95g/ml x 100 = 195mg/100ml = 0,195g/00ml x 100% = 0,195%
Natrium asetat = 4,71 mg/ml x 100 = 471mg/100ml = 0,471g/100ml x 100% = 0,471%
Bobot zat aktif dan eksipien :
Verapamil Hcl : 0,1% x 0.16 = 0,016%
Asam asetat : 0,195% x 0,566 = 0,11037%
Na asetat : 0,205% x 0,47 =0,09635%
Benzalkonium Cl : 0,02% x 0,18 = 0,0036%
Total = 0,22632%
Jumlah NaCl yang dibutuhkan agar sediaan isotonis :
=0,9% - 0,22632%
=0,67368%
Jumlah sediaan yang dibuat adalah 5ml, sehingga massa NaCl
= 0,67368/100 x 5ml
= 0,03368 gram
= 33,68 mg
Bentuk sediaan adalah injeksi larutan karena zat aktif mudah larut dalam air, dan
dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit, serta
penyimpanan sediaan dalam wadah vial gelap.
Bahan Jumlah (%) Fungsi / alasan penambahan bahan
Verapamil HCl 1 mg/ml Zat aktif
Asam asetat0,195
Pendapar
Na-Asetat0,471
Pendapar
Natrium Klorida0,67368
Pengisotonis
Benzalkonium klorida0,02
Pengawet
Aqua pro injection ad 100 Pelarut
Prosedur Pembuatan:
RUANG PROSEDUR
Grey area Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum
sterilisasi ruangan. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi
menggunakan etanol 70% diikuti dengan penyinaran lampu UV
selama 12 jam.
Grey area Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan digunakan
disterilkan di dalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk
alat non presisi). Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf
atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan
kertas perkamen.
White area Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam 250 mL
yang telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Grey area Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca analitik
dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah
disterilkan.
White area Pencampuran bahan :
a. Asam Asetat dan Natrium asetat dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M1)
b. Verapamil HCl dilarutkan dengan aqua pro injeksi dalam beker
glass (M2)
c. NaCI dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan
aqua pro injeksi hingga larut (M3)
d. Benzalkonium dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M4)
e. Kemudian ditambahkan M1 dan M2 selanjutnya ditambahkan
M3 dan M4 lalu add 10 ml
f. Difiltrasi dengan membran 0,4 unit
g. Diukur pH
h. Apabila pH kurang ditambahkan pengisotonis pH
i. Dimasukkan ke dalam vial
j. Disterilisasi menggunakan autoklaf
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan
4. Diltiazem HCl
Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam air (1:10)
Stabilitas : Titik leleh 213OC dengan dekomposisi, hidrolisis paling rendah pada pH 5-6,
meningkat pada pH 7-8 dan tidak stabil terhadap cahaya.
Tentukan formula yang tepat untuk injeksi Diltiazem HCl berdasarkan sifat fisika
kimia, serta prosedur pembuatannya.
Tentukan bahan komposisi dapar untuk pH target 5.5
Jawab :
Dibuat sediaan injeksi larutan sejati karena zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan. Sediaan injeksi Diltiazem HCl disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dimasukkan ke wadah berwarna coklat karena zat aktif sensitif terhadap cahaya. Sterilisasi sediaan ini menggunakan autoklaf suhu 121 0C selama 15 menit..
Diltiazem HCl sebagai zat aktif, dapar asetat (CH3COOH dan CH3COONa), karena pH
target yang diinginkan adalah 5,5 maka digunakan dapar asetat yang memiliki pH
stabilitas 3,5-5,7. Benzalkonium Cl, sebagai pengawet karena sediaan merupakan sediaan
yang mengandung banyak air NaCl, sebagai pengisotonis.
Formula injeksi Diltiazem HCl yaitu :
Zat aktif : Diltiazem HCl
Dapar : Natrium Asetat
Asam Asetat
Pengawet : Benzalkonium Klorida
Pengisotonis : NaCl
Pelarut : Aqua Pro Injeksi
Jawab:
Prosedur Pembuatan:
Ruang Prosedur
Grey area (Ruang Sterilisasi) Sterilisasi Ruangan
Sterilisasi alat dan wadah dengan cara yang
sesuai
Grey area Memasukkan alat dan wadah yang sudah
disterilisasi ke transfer box
Grey area (Ruang Penimbangan) Ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan
White Area (Ruang Pencampuran) Dilarutkan dapar asetat kedalam aqua pro
injeksi
Dilarutkan zat aktif diltiazem HCl kedalam
larutan dapar
Ditambahkan pengawet Benzalkonium
Klorida
Ditambahkan zat pengisotonis
Semua bahan diaduk homogen
Di tepatkan hingga tanda batas aqua pro
injeksi
Disaring menggunakan membrane filter
Ruang sterilisasi Dilakukan sterilisasi akhir dengan
menggunakan oven 170O C
Ruang Pengemasan Dikemas pada vial kaca gelap
5. Gentamisin Sulfat
Dosis : 40 mg/ml; 10 mg/ml ; 5 mg/ml
Penyimpanan dan kemasan : Disimpan di wadah tertutup rapat
Suhu leleh :102-108 (gentamisin)
Suhu leleh : 218 – 237 (gentamisin sulfat)
pH larutan gentamisin sulfat 4% adalah 3,5 – 5,5
pH sediaan : 3,5-5,5
Kelarutan : larut air
Stabilitas : terlihat dekomposisi dalam jumlah kecil ketika larutan buffer gentamisin pH 2
-14 dipanaskan
Mudah teroksidasi
Inkompatibilas dengan aminofilin, entromisin, kloramfenikol, heparin
Jawab:
Dibuat sediaan injeksi larutan sejati karena zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan. Sediaan injeksi Gentamisin sulfat disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dimasukkan ke wadah berwarna coklat karena zat aktif mudah teroksidasi. Sterilisasi sediaan ini menggunakan autoklaf suhu 121 0C selama 15 menit..Gentamisin sulfat sebagai zat aktif, dapar Fosfat (NaH2PO4 dan Na2HPO4), karena pH target yang diinginkan adalah 7 dan pH sediaan ranitidine HCl berada di rentang 6,7-7,3 maka digunakan dapar fosfat yang memiliki pH stabilitas sekitar 7. Benzalkonium Cl, sebagai pengawet karena sediaan merupakan sediaan yang mengandung banyak airNaCl, sebagai pengisotonis
Perhitungan DaparJenis dapar/kombinasi Digunakan dapar asetat dengan rentang Ph 3.5 – 5.7 ; pKa =
4.76Target pH 5,0 (volume sediaan = 10 ml)
Kapasitas dapar 0,01
Perhitungan :
pH = -log H+
5 = -log H+
H+ = 10-5
pKa = -log Ka
4,76 = -log Ka
Ka = 1.738 x 10-5
Kapasitas dapar = (2.3 x C [H+] [Ka]) / ({[H+] + [Ka]}2)
0.01 = (2.3 x C x [1 x 10-5] x [1.738 x 10-5]) / ([1 x 10-5] + [1.73 x 10-5]2)
0.01 = ([3.9974 x 10-10] x C ) / (7.4966 x 10-10)
C = 0.01875 M
pH= pKa + log
[ garam ][ asam ]
5 = 4,76 + log
[ garam ][ asam ]
log
[ garam ][ asam ] = 0.24
[garam] = 1.7378 [asam]
C = [garam] + [asam]
[garam] + [asam]= 0.01875
1.7378 [asam] + [asam]= 0.01875
2.7378 [asam]= 0.01875
[asam]= 6.848 x 10-3 M
[garam] = 0.0119 M
Dalam 10 mL sediaan,
M = (massa / Mr) x (1000/ p(ml))
Massa/ Mr = M x (p(mL) / 1000)
Massa = M x (p(mL) / 1000) x Mr
Massa asam asetat = 4.11 mg
Massa Na-asetat= 9.76 mg
Formula :
No Bahan Yang dibutuhkan
1 Gentamisin Sulfat 1 %
2 Na2HPO40.0976 %
3 NaH2PO40.0976 %
4 Benzalkonium Klorida0.01%
5 Natrium Metabisulfit0.5 %
Perhitungan tonisitas sediaan
Bahan E X % Hasil
Gentamisin Sulfat 0.05 x 1% 0.05 %
Na2HPO4 0.515 x 0.0976 %
0.05 %
NaH2PO4 0.48 x 0.0411 % 0.0197 %
Benzalkonium Klorida 0.18 x 0.01% 0.0018%
Natrium Metabisulfit 0.70 x 0.5 % 0.35 %
Total 0.4715%
Perhitungan nilai E pada Tonisitas: NaH2PO4 (BM 119.98)
E = 17 x L iso
M
E = 17 x (3.4/ 119.98) = 0.48 Na2HPO4 (BM 141.96)E = 17 x (4.3 x 141.96) = 0.515
Gentamisin Sulfat
E = 17 x (2/673.59) = 0.05
Benzalkonium Klorida
E = 0.18
Metabisulfit
E = 0.70
Perhitungan persentase
Gentamisin Sulfat = (((10 mg/mL) x 100/100) / 1000) x 100 % = 1%
Na2HPO4 = (((99.6 mg/10 mL) x 100/100) / 1000) x 100 % = 0.0976 %
NaH2PO4 = (((4.11 mg/ mL) x 100/100) / 1000) x 100 % = 0.0411 %
Benzalkonium Klorida = 0.01%
Natrium Metabisulfit = 0.5 %
6 NaCl0. 4285 %
6 Aqua pi 0ad 100 %
Prosedur Pembuatan
RUANG PROSEDUR
Grey area Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum
sterilisasi ruangan. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi
menggunakan etanol 70% diikuti dengan penyinaran lampu UV
selama 12 jam.
Grey area Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan digunakan
disterilkan di dalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk
alat non presisi). Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf
atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan
kertas perkamen.
White area Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam 250 mL
yang telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Grey area Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca analitik
dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah
disterilkan.
White area Pencampuran bahan :
a. Asam fosfat dan dinatrium fosfat dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M1)
b. Gentamisin sulfat dilarutkan dengan aqua pro injeksi dalam
beker glass (M2)
c. NaCI dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan
aqua pro injeksi hingga larut (M3)
d. Benzalkonium Cl dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M4)
e. Natrium metabisulfit dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M5)
e. Kemudian ditambahkan M1 dan M2 selanjutnya ditambahkan
M3 dan M4 lalu ditambahkan M5 dan di add 10 ml
f. Difiltrasi dengan membran 0,45 µm
g. Diukur pH
h. Apabila pH kurang ditambahkan pengisotonis pH
i. Dimasukkan ke dalam vial
j. Disterilisasi menggunakan autoklaf
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan
6. Methyl Prednisolon Sodium SuccinatDosis 50 mg/mlPh sediaan : larutan 7-8Penyimpanan dan kemasan : wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahayaTitik leleh : 243- 240°CKelarutan : larut dalam airStabilitas : mengalami hidrolisis Tentukan formula yang tepat untuk injeksi metil prednisolon sodium suksinat
berdasarkan sifat fisika kimia, serta prosedur pembuatan sediaanya. Tentukan bahan komposisi dapar yang sesuai untuk ph target : 7,5Jawab : Formula : Sediaan dibuat secara rekonstitusi karena zat aktifnya yang mengalami hidrolisis. Kemasannya dalam vial kaca gelap karena penyimpanannya yang harus terlindung dari cahaya.- Dapar : Fosfat karena ph target 7,5. Digunakan Na2HPO4 dan NaH2PO4 , kedua bahan tersebut disterilisasi dengan sinar gamma.- Pengisotonis : NaCl- Pengawet : Benzalkonium Klorida- Zat aktif metil prednisolon sodium succinat di sterilisasi dengan oven
Prosedur pembuatan :a. Disterilisasi terlebih dahulu alat-alat dan bahan yang akan digunakanb. Disiapkan alat-alat untuk pembuatan sediaanc. Dibuat dalam 2 sediaan yaitu rekons dan larutan.
d. Dalam sediaan rekons, bahan dapar, zat aktif, pengisotonis dan pengawet langsung dapat dimasukkan ke dalam vial kaca gelap. Sedangkan pada sediaan larutan disiapkan terlebih dahulu dapar kemudian ditambahkan zat aktif, pengisotonis dan pengawet lalu di add dengan aqua pro injeksi dan masukkan ke dalam kemasan vial. e. Disterilisasi akhir dengan autoklaff. Dievaluasi sediaan meliputi uji ph, uji kejernihan, uji kebocoran, uji partikulat.
7. Propanolol HCl
pH sediaan injeksi: 2,8 – 4 atau 3 – 3,5
Dosis : 1 mg/ml
Sediaan single dose
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat yang terlindung dari cahaya
Titik leleh : 163 – 166 0C
Kelarutan : Larut1 bagian dalam 20 bagian air
Stabilitas : Larutan propanolol stabil pada pH 3 dekomposisi terjadi di kondisi
alkali/basa, mengalami dekomposisi dengan reaksi oksidasi
Soal:
Tentukan formula yang tepat untuk injeksi propanolol berdasarkan sifat fisika kimia,
serta prosedur pembuatan sediaannya
Tentukan bahan komposisi dapar yang sesuai untuk pH target : 3,4
Jawab:
Formula yang sesuai:
Zat aktif = Propanolol HCl
Pendapar = Sitrat (Na2HSitrat dan NaH2Sitrat)
Pengisotonis = NaCl
Antioksidan = metabisulfit
Pelarut = Aqua pro injection
No Bahan Yang dibutuhkan
1 Propanolol HCl 0,1 %
2 Na2HSitrat0.471 %
3 NaH2Sitrat0.195 %
4 Benzalkonium Klorida0.01%
5 Natrium Metabisulfit0.5 %
6 NaCl0. 889 %
6 Aqua pi Ad 100 %
Perhitungan : menggunakan ekuivalensi NaCL berdasarkan bobot zat (gram/ mg).
Perhitungan Dapar
Jenis dapar/kombinasi Na2HSitrat dan NaH2Sitrat
Perhitungan nilai E pada Tonisitas: Na2HSitrat (BM 254)
E = 17 x L iso
M
Easam asetat
= 17 x 0 ,18254
=0 ,012
NaH2Sitrat (BM 232)
Enatrium asetat
= 17 x 0 ,32232
=0 ,023
Propanolol HCl
E = 0.20
Perhitungan persentase
Na2HSitrat
= 471
mg/100mL = ( 4,71gr/ 100 mL) x 100% = 0,471%
NaH2Sitrat = 195 mg/100 mL = ( 1,95gr/100 mL) x 100% = 0,195%
Propanolol HCl = 1 mg/ mL = 100 mg/ 100 ml = (0,1 gr/ 100) x 100% = 0,1%
Na2HSitrat
= 0,471% × 0,012 = 0,005
NaH2Sitrat = 0,195% x 0,023 = 0,004
Propanolol HCl = 0,1% x 0,2 = 0,002
Target pH 3,4
Kapasitas dapar 0,01
Perhitungan :
pH = − log H+
3,4 = − log H+
H+ = 3,98 × 10−4
pKa1=3,15
pKa = − log Ka
3,15 = − log Ka
Ka = 7,08 × 10−4
pH= pKa + log
[ garam ][ asam ]
3,4= 3,15 + log
[ garam ][ asam ]
log
[ garam ][ asam ] = 0,25
[garam] = 1,77 [asam]
β=2 ,303×C total×7,08 × 10-4×3 ,98×10− 4
(7,08 × 10 -4+3 ,98×10−4 )2
0 ,01=2 ,303×C total×28 ,17×10−8
122 ,32×10−8
0 ,01=2 ,303×C total×0 ,23
Ctotal= 0,018
[garam] + [asam]= C
[garam] + [asam]= 0,18
0,18=1,77 [asam] +[asam]
0,18=2,77 [asam]
[asam]= 0,06 M
[garam] = 0,12 M
Dalam 10 mL sediaan,
Massa asam = 0,06 M x 10 ml x 232 mg/mmol= 139,2mg
Massa garam = 0,12 M x 10 mL x 254 mg/mmol= 304,8mg
Prosedur pembuatan:
Ruang Prosedur
Grey area (Ruang Sterilisasi) Sterilisasi Ruangan
Sterilisasi alat dan wadah dengan cara yang
sesuai
Grey area Memasukkan alat dan wadah yang sudah disterilisasi
ke transfer box
Grey area (Ruang
Penimbangan)
Ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan
White Area (Ruang
Pencampuran)
Dilarutkan dapar sitrat kedalam aqua pro injeksi
Dilarutkan zat aktif propanolol kedalam larutan
dapar
Ditambahkan zat pengisotonis
Semua bahan diaduk homogen
Di tepatkan hingga tanda batas aqua pro injeksi
Disaring menggunakan membrane filter
Ruang sterilisasi Dilakukan sterilisasi akhir dengan menggunakan
oven 170O C
Ruang Pengemasan Dikemas pada vial kaca gelap
8. Prosedur Pembuatan Injeksi Aminophyllin
RUANG PROSEDUR
Grey area Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum
sterilisasi ruangan. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi
menggunakan etanol 70% diikuti dengan penyinaran lampu UV
selama 12 jam.
Grey area Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan digunakan
disterilkan di dalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk
alat non presisi). Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf
atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan
kertas perkamen.
White area Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam 250 mL
yang telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Aqua pro injeksi bebas CO2:
a. Dipanaskan aqua pro injeksi hingga mendidih
b. Ditutup rapat
Grey area Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca analitik
dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah
disterilkan.
White area Pencampuran bahan :
a. Asam Asetat dan Natrium asetat dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M1)
b. Aminophyllin dilarutkan dengan aqua pro injeksi dalam beker
glass (M2)
c. NaCI dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan
aqua pro injeksi hingga larut (M3)
d. Benzalkonium dilarutkan dengan aqua pro injeksi (M4)
e. Kemudian ditambahkan M1 dan M2 selanjutnya ditambahkan
M3 dan M4 lalu add 10 ml
f. Difiltrasi dengan membran 0,4 unit
g. Diukur pH
h. Apabila pH kurang ditambahkan pengisotonis pH
i. Dimasukkan ke dalam vial
j. Disterilisasi menggunakan autoklaf
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan
9. Diketahui : Antazolin HCl 5mg/ml E = 0,25 BM= 301,82
NaH2PO4 20 mg/ml Liso = 3,4 BM = 119,98
Na2HPO4 0,08 mmol Liso = 4,3 BM = 141,96
Benzalkonium Klorida 0,01% E = 0,18 BM = 360
Aqua pro injeksi ad 10 ml
Ditanya : Berapa %, E, dan M pada masing-masing bahan ?
Jawab :
a. Nilai Persen ( % )
- Antazolin HCl 5mg/ml = 500mg100ml
= 0,5 gr100ml
x 100 % = 0,5 %
- NaH2PO4 20 mg/ml = 20mg10ml
= 200mg100ml
= 0,2 gr100ml
x 100 % = 0,2 %
- Na2HPO4 0,08 mmol
m = n x Mr
= 0,08 mmol x 141,96
= 11,36 mg 11,36mg
10ml =
113,6mg100ml
= 0,1136 gr
100mlx 100 %
= 0,1136 %
- Benzalkonium Klorida = 0,01 %
b. Nilai E
- Antazolin HCl E = 0,25
- NaH2PO4 E=17 xLisoBM
=¿ 17 x3,4
119,98=0,48
- Na2HPO4 E=17 xLisoBM
= 17 x4,3
141,96=0,515
- Benzalkonium Klorida E = 0,18
c. Nilai M
- Antazolin HCl m=5mgml
x10ml=50mg=0,05gr
M= mMrx
1000V
¿ 0,05gr301,82
x100010ml
=0,0166M
- NaH2PO4 m= 20 mg = 0,02 gr
M= mMrx
1000V
¿ 0,02gr119,98
x100010ml
=0,0167M
- Na2HPO4 m = 11,36 mg = 0,01136 gr
M= mMrx
1000V
¿ 0,01136 gr141,96
x100010ml
=8 x10−3M
- Benzalkonium Klorida m=0,01100
x 10ml=1 x10−3gr
M= mMrx
1000V
¿ 1x 10−3gr360
x100010ml
=2,78 x10−4M
% E M
Antazolin HCl 5 mg/ml 0,5 % 0,25 0,0166 M
NaH2PO4 20 mg 0,2 % 0,48a 0,0167 M
Na2HPO4 0,08 mmol 0,1136 % 0,515 8 x10−3M
Benzalkonium Klorida 0,01 % 0,01 % 0,18 2,78 x10−4M