crs tumor tiroid onko

Upload: vania-listiani-hidajat

Post on 05-Apr-2018

264 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    1/11

    Case Report Session

    Tumor Tiroid

    Oleh:

    Kautsar Rahmawan

    Nabilah Kamarudin

    Vania Listiani Hidajat

    Perseptor:

    Kiki Akhmad Rizki, dr., SpB (K) Onk. M.Kes

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    2/11

    SUB BAGIAN BEDAH ONKOLOGI KEPALA LEHER

    RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

    BANDUNG

    2012

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny T

    Umur : 53 tahun

    Alamat : Sukaraja, Tasikmalaya

    Pendidikan : SD

    Pekerjaan : IRT

    Agama : Islam

    Tanggal MRS : 31 Januari 2012

    Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2012

    II. ANAMNESIS

    Keluhan Utama : benjolan pada leher kanan yang ikut bergerak sewaktu menelan

    Sejak 3 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan ada

    benjolan yang semakin lama semakin membesar pada leher kanan. Pasien tidak

    begitu memperhatikan besar benjolan pada awalnya, hingga sudah sebesar

    sekarang. Benjolan tersebut ikut bergerak saat pasien menelan. Keluhan benjolan

    terasa nyeri dan panas disangkal oleh pasien. Benjolan lain di leher selain lokasi

    keluhan utama disangkal pasien.

    Keluhan tidak disertai dengan nyeri menelan atau sesak nafas. Keluhan

    nyeri atau benjolan di kepala serta di tulang disangkal. Pasien juga menyangkal

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    3/11

    keluhan lemah badan, suara serak, cepat berkeringat, jantung berdebar, dan

    perubahan kepribadian disangkal. Riwayat penurunan berat badan diakui oleh

    pasien sebanyak 7 kilogram. Tidak ada keluhan kemerahan pada wajah saat

    mengangkat lengan di atas kepala.

    Pasien baru pertama kali memiliki keluhan seperti ini. Riwayat keluhan

    yang sama pada anggota keluarga disangkal pasien. Riwayat keluhan yang sama

    pada orang-orang di lingkungan sekitar pasien disangkal. Pasien tidak pernah

    memiliki riwayat operasi maupun mendapatkan pengobatan sebelumnya untuk

    keluhannya ini.

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    STATUS GENERALIS

    Keadaan umum : Compos Mentis,

    Karnofsky Score : 90 %

    Status Gizi : Cukup

    Tanda vital :

    Tensi : 120/70 mmHg

    Nadi : 88 x/menit

    Respirasi : 24 x/menit

    Suhu : 36,8 oC

    Kepala : Konjungtiva tidak anemis

    Sklera tidak ikterik

    Eksoftalmos (-)

    Leher :Pada status lokalis, deviasi trakea (-),JVP tidak

    meningkat, Pemberton sign (-)

    Dada : Bentuk dan gerak simetris

    VBS ki=ka, rhonki (-/-) wheezing (-/-)

    COR : Bunyi jantung murni regular

    Abdomen : Datar dan lembut

    Massa (-), Hepar dan lien tidak teraba

    Bising usus (+) normal

    Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    4/11

    STATUS LOKALIS

    a/r Colli dextra

    Inspeksi : Tampak benjolan tunggal di kanan leher yang meluas sedikit ke arah

    kiri ikut bergerak ketika menelan.

    Palpasi : Teraba massa tunggal, ukuran 10 x 8 x 5 cm, permukaan rata,

    konsistensi kenyal, mobile, tidak terfiksir, nyeri tekan (-), kemerahan

    (-) panas (-), ulkus (-)

    KGB colli: tidak teraba membesar

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    5/11

    Auskultasi : Bruit (-)

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    LABORATORIUM (13-1-2012)

    HEMATOLOGI

    PT-INR

    PT : 12, detik

    INR : 0,83

    APTT : 34,7 detik

    Darah Rutin

    Hb : 14,1 g/dl

    Ht : 41 %

    Leu : 9800/mm3

    Eritro : 4,69 juta/uL

    Trombosit : 341.000/mm3

    Index Eritrosit

    MCV : 86,4 fL

    MCH : 30,1 pg

    MCHC : 34,8 %

    Hitung Jenis Leukosit

    Basofil : 0

    Eosinofil : 3

    Batang : 0

    Segmen : 66

    Limfosit : 27

    Monosit : 4

    KIMIA KLINIK

    SGOT : 20 U/L

    SGPT : 20 U/L

    Ureum : 16 mg/dL

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    6/11

    Kreatinin : 0,68 mg/dL

    GDS : 105 mg/dL

    Na : 141 mEq/L

    K : 4,1 mEq/L

    SITOLOGI/FNAB ( 5-8-2011 )

    Sediaan makroskopis dari tiroid dekstra : massa nekrotik bercampur koloid

    Sediaan mikroskopis : sediaan biopsi aspirasi tiroid tampak terdiri dari

    massa koloid amorf, sel-sel foliker yang tersebar dan berkelompok,

    membentuk struktur folikel kecil kecil. Inti sel dalam batas normal. Tampak

    pula banyakfoamy macrophage dengan sitoplasma mengandung pigmen

    hemosiderin, sedikit sel limfosit. Tidak ditemukan sel tumor ganas.

    Kesan : Koloid goiter dekstra

    USG tiroid ( 4 /8 /2011)

    Kesan:

    - Pembesaran tiroid dekstra dengan densitas parenkim inhomogen

    - Densitas parenkim inhomogen pada tiroid sinistra tanpa pembesaran tiroid

    PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX ( 26 /1/201 2 )

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    7/11

    Kesan: Kardiomegali tanpa bendungan paru, tidak tampak TB paru aktif

    Tidak tampak metastasis intrapulmonal.

    PEMERIKSAAN RONTGEN SOFT TISSUE LEHER (?)

    PEMERIKSAAN HORMON TIROID (2 6 /1 /201 2 )

    T3 : 2,3 nmol/L (1.0 3.3 nmol/L)

    fT4 : 1,5 ng/dl (0.8 1.7 ng/dl)

    TSHS : 0,5 l/ml (0.3 3.8 l/ml)

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    8/11

    V. DIAGNOSIS BANDING

    1. Tumor kelenjar tiroid dekstra T3N0Mx suspek benigna

    2. Struma nodosa non toksik

    VI. DIAGNOSIS KERJA

    Tumor kelenjar tiroid dekstra T3N0Mx suspek benigna

    VII. RENCANA TERAPI

    1. Observasi KU dan tanda vital, serta perkembangan ukuran dalam 6 bulan

    berikutnya

    VIII.PROGNOSIS

    Ad vitam : ad bonam

    Ad functionam : dubia ad bonam

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    9/11

    PEMBAHASAN

    1. Mengapa pasien ini didiagnosis sebagai tumor kelenjar tiroid dekstra suspek

    benigna?

    Pasien ini datang dengan keluhan benjolan pada leher kanan yang ikut

    bergerak sewaktu menelan. Keluhan ini mengarahkan pemeriksa pada organ tiroid.

    Keluhan benjolan tidak disertai dengan gejala kelebihan atau kekurangan hormon

    tiroid. Tidak terdapat riwayat penyinaran pada pasien, atau riwayat pengobatan

    sebelumnya. Pasien tidak tinggal di daerah endemis goiter yang terasosiasi dengan

    goiter akibat kekurangan yodium. Tidak didapatkan riwayat keluarga dengan

    keluhan benjolan serupa di leher yang ikut bergerak sewaktu menelan, atau

    penyakit imunologis seperti diabetes, penyakit reumatoid, yang terasosiasi dengan

    meningkatnya penyakit autoimun tiroid. Didapatkan goiter difus dengan permukaan

    rata. Pada pemeriksaan fT4 dan TSH, didapatkan hasil yang normal.

    Pada pasien ini, work up dilakukan dengan mendiagnosis diferensial ke arah

    gangguan fungsional metabolik, yaitu struma nodosa non toksik, karena

    karakteristik tanda dan gejala yang mirip dengan lesi tumor benigna. Pemeriksaan

    laboratorium sama-sama menunjukan fT4 dan TSH yang normal, dengan

    peningkatan masa jaringan tiroid sebagai bentuk kompensasi sintesis hormon yang

    tidak efisien.

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    10/11

    Goiter nontoksik dapat merupakan goiter difus atau nodular. Goiter

    nontoksik pada beberapa kondisi dapat disebabkan oleh stimulasi TSH, ynag

    menyebabkan defisiensi sintesis hormon tiroid. Pada beberapa pasien, penyebab

    goiter tidak jelas, karena serum TSH normal. Beberapa penyebab goiter nontoksik

    antara lain tiroiditis fokal, nodul dominan pada goiter multinodular, adenoma

    benigna ( Follicular / Hurthle Cell ), kista tiroid, kista paratiroid, atau kista

    tiroglosal, agenesis lobus tiroid, hiperplasia sisa tiroid post pembedahan, hiperplasia

    sisa tiorid post radioiodin. Dijumpai juga nodul tiroid jinak yang disebabkan oleh

    teratoma, lipoma, atau hemangioma, dengan insidensi yang disebutkan sangat

    jarang.

    Nodul tiroid sering dijumpai pada wanita, dengan prevalensi di Amerika

    Serikat sebesar 4 % populasi dewasa, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar

    4 : 1. Sebagian besar ( 95%) nodul tiroid bersifat jinak, sehingga penting untuk

    membedakan lesi jinak dan ganas untuk kepentingan tatalaksana penyakit. Pada

    pasien ini, riwayat keluarga dengan benjolan tidak ada, dengan tempat tinggal di

    daerah nonendemis goiter, dengan karakteristik fisik wanita yang lebih tua, nodul

    lunak, dengan goiter multinodular. Tidak adanya tanda-tanda infiltrasi mekanis

    seperti disfagia, serak, obstruksi, atau tanda paralisis vocal cord atau metastasis jauh

    mengarahkan diagnosis ke arah lesi jinak. Selain itu, pemeriksaan USG yang

    menunjukkan hasil kistik, dan hasil biopsi koloid goiter menunjukan penampakan

    benigna.

    2. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien ini?

    Lesi benigna pada nodul tiroid tidak membutuhkan terapi spesifik, namun

    membutuhkan pemeriksaan berkala dalam 6 12 bulan. Jika nodul tumbuh,

    FNAB perlu diulang untuk mengkonfirmasi diagnosis lesi jinak. Pasien dengan

    goiter nontoksik juga tidak membutuhkan terapi spesifik karena biasanya

    tumbuh amat lambat dan tidak pernah menimbulkan gejala obstruksi saluran

    nafas atau disfungsi tiroid. Terapi supresi hormon jarang menimbulkan

    perubahan ukuran yang signifikan secara klinis, sehingga tidak diperlukan. Jika

  • 8/2/2019 Crs Tumor Tiroid Onko

    11/11

    pada perkembanganya goiter menimbulkan gejala obstruksi saluran nafas,

    dilakukan pembedahan. Ekstensi substernal goiter tidak merupakan suatu

    indikasi pembedahan. Walaupun goiter multinodular jarang merupakan lesi

    ganas, ukuran massa tiroid dengan gejala penekanan dapat membutuhkan

    tiroidektomi subtotal. Jika pasien tidak memenuhi syarat pembedahan, dapat

    dilakukan ablasi radioiodine jaringan tiroid fungsional yang dapat melegakan

    gejala obstruktif secara paliatif.

    3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

    Prognosis pada pasien ini adalah baik menyangkut kemungkinan hidupnya

    karena lesinya jinak, sedangkan menyangkut fungsi tidak akan terganggu

    jika tidak terjadi hipo atau hipertiroid.