cr epilepsi anisa

Upload: yulia-dewi-asmariati

Post on 16-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    1/51

    CASE REPORT

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

    RSUD ABDUL MOELOEK

    LAPORAN KASUS

    EPILEPSI ET KRIPTOGENIK

    Oleh :

    Anisa Septa Rini, S.Ked

    11!1111"

    P#e$ept%# &

    d#. 'a( 'ana#ia), Sp.S, M.Kes

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

    RSUD ABDUL MOELOEK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNI*ERSITAS LAMPUNG

    "1+

    1

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    2/51

    KATA PENGANTAR

    Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena atas rahmat-Nya

    sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Epiepsi

    K#ipt%-eni! tepat pada "aktunya. Adapun tujuan pembuatan laporan kasus ini adalah

    sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan #epaniteraan #linik $lmu

    Penyakit Sara% &S'( Abdul )oeloek.

    Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. *am *anariah+ Sp.S+ ).#es yang

    telah meluangkan "aktunya untuk saya dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Saya

    menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan ini+ oleh karena itu saran dan kritik

    yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan kasus ini dapat berman%aat

    bukan hanya untuk saya+ tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.

    ,andar ampung+ uli /012

    Penulis

    2

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    3/51

    BAB I

    PENDA/ULUAN

    3pilepsi merupakan salah satu penyakit sara% yang sering dijumpai+ terdapat

    pada semua bangsa+ segala usia dimana laki-laki sedikit lebih banyak dari "anita.

    $nsiden tertinggi terdapat pada golongan usia dini yang akan menurun pada gabungan

    usia de"asa muda sampai setengah tua+ kemudian meningkat lagi pada usia lanjut.

    Pre4alensi epilepsi berkisar antara 0+25 - /5. (i $ndonesia penelitian

    epidemiologi tentang epilepsi belum pernah di lakukan+ namun bila dipakai angka

    pre4alensi yang dikemukakan+ maka dapat diperkirakan bah"a bila penduduk $ndonesiasaat ini sekitar //0juta akan ditemukan 1+1 sampai 6+6 juta penderita penyandang

    epilepsi dan 605 masih dalam usia reproduksi.

    3pilepsi berasal dari bahasa 7unani yang berarti serangan! atau penyakit yang

    timbul secara tiba-tiba.3pilepsi merupakan penyakit yang umum terjadi dan penting di

    masyarakat.Permasalahan epilepsi tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan

    ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarganya.(alam kehidupan sehari-hari+

    epilepsy merupakan stigma bagi masyarakat. )ereka cenderung untuk menjauhi

    penderita epilepsi.

    Akibatnya banyak yang menderita epilepsi yang tak terdiagnosis dan mendapat

    pengobatan yang tidak tepat sehingga menimbulkan dampak klinik dan psikososial yang

    merugikan baik penderita maupun keluarganya.

    3

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    4/51

    BAB II

    STATUS PASIEN

    A. Identitas Pasien

    Nama : Ny. S8

    'mur : /9 tahun

    Alamat : Purna"ira"an gunung Terang+ Tanjung #arang

    ,arat

    Agama : $slam

    Pekerjaan : -

    Status : ,elum menikah

    Suku ,angsa : a"a

    Tanggal )asuk : /6 uli /012

    Tanggal pemeriksaan : /; uli /012

    (ira"at ke : Pertama

    B. Ri0aat Pe#2aanan Penait

    Ana(nesis & Alloanamnesis

    Ke3)an Uta(a & #ejang diseluruh tubuh

    Ke3)an Ta(4a)an & engan dan kedua tungkai terasa lemah+ bicara tidak

    lancar dan nyeri kepala

    Ri0aat Penait Sea#an- &

    Pasien datang ke &umah Sakit 'mum Abdoel )oeloek

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    5/51

    )enurut keluarga pasien+ ia sedang berakti4itas seperti biasa sebelum kejang terjadi.

    Tiba-tiba+ pasien merasa tubuhnya lemas+ kemudian terjatuh. Pasien sadar dirinya

    terjatuh. )enurut keluarga pasien+ beberapa saat setelah terjatuh+ pasien kejang. #ejang

    berlangsung selama @ 10 menit. Pasien tidak sadar saat kejang terjadi. Pasien kemudian

    diba"a ke &S'A).)enurut keluarga pasien+ keluhan kejang sudah dirasakan sejak

    pasien berumur 16 tahun. #eluarga mengatakan pernah > tahun berobat ke spesialis

    syara% dan dianjurkan minum obat rutin. Obat yang diminum berupa kapsul ber"ara

    merah dan hijau masing-masing diminum >? sehari. Namun+ dalam 6 tahun terakhir ini

    pasien tidak minum obat lagi dikarenakan keluarga menganggap tidak ada perubahan+

    setiap hari masih saja kejang+ dan keluarga sudah merasa tidak mampu lagi untuk

    membeli obat tersebut.

    Ri0aat Penait Da)33 &

    Pasien pernah dira"at dengan keluhan serupa

    &i"ayat hipertensi tidak ada

    &i"ayat diabetes militus tidak ada

    &i"ayat trauma tidak ada

    &i"ayat in%eksi di telinga+ hidung dan tenggorokan tidak ada

    &i"ayat menderita tumor disangkal

    &i"ayat batuk lama atau penggunaan obat disangkal

    Ri0aat Penait Ke3a#-a &

    Tidak ada anggota keluarga dengan ri"ayat penyakit yang sama

    &i"ayat hipertensi tidak ada

    &i"ayat () tidak ada

    C. Pe(e#isaan Fisi

    Stat3s P#esent

    #eadaan umum : Tampak sakit sedang

    #esadaran : ompos mentis

    BS : 36 )2 C>D 1/

    Tekanan darah :110E;0 mmFg

    Nadi : ;; ?Emenit

    5

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    6/51

    && : 1 ?Emenit

    Suhu : >+2 o

    BiGi : ukup

    Stat3s Gene#ais

    - #epala : normocephal+ tidak ditemukan lesi

    &ambut : hitam+ lurus+ tidak mudah dicabut

    )ata : sklera ikterik -E-+ konjungti4a anemis -E-

    Telinga : liang lapang+ simetris+ sekret

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    7/51

    Palpasi : massa teraba

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    8/51

    - &e%leks cahaya tidak langsung : < H E H =

    Berakan ,ola )ata

    - )edial : normal E normal

    - ateral : normal E normal

    - Superior : normal E normal

    - $n%erior : normal E normal

    - ObliIus superior : normal E normal

    - ObliIus in%erior : normal E normal

    - &e%leks pupil akomodasi : < H E H =

    9 &e%leks pupil kon4ergensi : < H E H =

    N.T#i-e(in3s 6N.*7

    Sensibilitas

    - &amus o%talmikus : < H E H =

    - &amus maksilaris : < H E H =

    - &amus mandibularis : < H E H =

    )otorik

    - ). masseter : < H E H =

    - ). temporalis : < H E H =

    - ). pterygoideus : < H E H =

    &e%leks- &e%leks kornea : < H E H =

    - &e%leks bersin : < H =

    N.Fas$iais 6N.*II7

    $nspeksi Wajah Se"aktu

    - (iam : simetris

    - Terta"a : simetris

    8

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    9/51

    - )eringis : simetris

    - ,ersiul : simetris

    - )enutup mata : simetris

    Pasien disuruh untuk

    - )engerutkan dahi : dahi terangkat simetris

    - )enutup mata kuat-kuat : mata tertutup rapat simetris

    - )enggembungkan pipi : pipi kembung simetris

    Sensoris

    - Pengecapan /E> depan lidah : normal

    N. *esti43%$%$)ea#is: N. A$3sti$3s6N.*III7

    N.cochlearis

    - #etajaman pendengaran : secara umum baik

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    10/51

    - Takikardi : < - =

    N.A$$es%#i3s 6N.;I7

    - ).Sternocleidomastodeus : normal

    - ).TrapeGius : normal

    N./ip%-%ss3s 6N.;II7

    - Atropi : < - =

    - 8asikulasi : < - =

    - (e4iasi : < - =

    - Tanda Perangsangan Selaput Otak

    #aku kuduk : < - =

    #ernig test : < - E - =

    aseIue test : < - E - =

    ,rudGinsky $ : < - =

    ,rudGinsky $$ : < - E - =

    9 Siste( M%t%#i S3pe#i%# a:i In5e#i%# a:i

    Berak

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    11/51

    - Sensibilitas

    3ksterosepti% E rasa permukaan

    - &asa raba : < H E H =

    - &asa nyeri : < H E H =

    - &asa suhu panas : < H E H =

    - &asa suhu dingin : < H E H =

    Propriosepti% E rasa dalam

    - &asa sikap : < H E H =

    - &asa getar : < H E H =

    - &asa nyeri dalam : < H E H =

    8ungsi kortikal untuk sensibilitas

    - Asteriognosis : < - E - =

    - Bra%ognosis : < - E - =

    - Koordinasi

    Tes telunjuk hidung : normal

    Tes pronasi supinasi : normal

    - Susunan Saraf Otonom

    )iksi : normal

    (e%ekasi : normal

    Sali4asi : normal

    - Fungsi Luhur

    8ungsi bahasa : kurang baik

    8ungsi orientasi : kurang baik

    8ungsi memori : kurang baik

    8ungsi emosi : kurang baik

    D. Pe(e#isaan Pen3n2an-

    9 La4%#at%#i3( 6"+

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    12/51

    Fb 1/+; gEdl

    3( 10 mmEjam

    eukosit J.;00Eul

    Fitung jenis 0E0E0E;0E11E9

    Trombosit /16.000Eul'reum /2 mgEd

    reatinine 1+00 mgEd

    Natrium 161 mmoE

    #alium 6+6 mmoE

    alsium J+0 mgEdl

    lorida ;+ mmoE

    E. Res3(e

    Pasien datang ke &umah Sakit 'mum Abdoel )oeloek

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    13/51

    3tiologi : 3pilepsi #riptogenik

    G. Dia-n%sis Bandin-

    - Transient Ischemic ttack D 1/

    O :

    #'E#S : SSE)

    BS : 36C2)> D 1/

    O :

    #'E#S : SSE)

    BS : 36C2)> D 1/

    13

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    14/51

    T(: 1>0E90 mmFg

    N: ;6?Emnt

    &&: /0?Emnt

    S: >9+>o

    Pemeriksaan %isik dan pemeriksaanneurologis kesan normal.

    #ekuatan otot

    4

    4/4

    4

    T(: 110E90 mmFg

    N: ;;?Emnt

    &&: /0?Emnt

    S: >+2o

    Pemeriksaan %isik danpemeriksaan neurologis

    kesan normal.

    #ekuatan otot

    4

    4/4

    4

    T(: 110E90 mmFg

    N: ;;?Emnt

    &&: /0?Emnt

    S: >;+>o

    Pemeriksaan %isik danpemeriksaan neurologis kesan

    normal.

    #ekuatan otot

    4

    4/4

    4

    A: 3pilepsi #riptogenik A: 3pilepsi #riptogenik A& 3pilepsi #riptogenik

    P:

    1. 'mum- A,

    - Obser4asi klinik < 4ital

    sign=

    - Tirah baring

    /. )edikamentosa

    - $C8( & gtt ??Emnt

    - (iaGepam 10 mg

    diencerkan i4 pelan jika

    kejang.

    - 8enitoin 1 ampE;

    jam

    P:

    1. 'mum S(A/. )edikamentosa S(A

    P:

    1. 'mum S(A/. )edikamentosa S(A

    - Paracetamol >?1

    ?1:=:"1+ 1:!:"1+

    S : #ejang

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    15/51

    O :

    #'E#S : SSE)

    BS : 36C2)> D 1/T(: 1/0E;0 mmFg

    N: ;0?Emnt&&: 1?Emnt

    S: >9+>o

    Pemeriksaan %isik dan

    pemeriksaan neurologis kesan

    normal.

    #ekuatan otot

    4

    4/4

    4

    O :

    #'E#S : SSE)

    BS : 36C2)> D 1/T(: 110E90 mmFg

    N: ;;?Emnt&&: /0?Emnt

    S: >+2o

    Pemeriksaan %isik dan

    pemeriksaan neurologis

    kesan normal.

    #ekuatan otot

    4

    4/4

    4

    A: 3pilepsi #riptogenik A: 3pilepsi #riptogenik

    P:

    1. 'mum S(A

    /. )edikamentosa S(A

    - Paracetamol

    >?1

    >. &encana 33B

    P:

    1. 'mum S(A

    /. )edikamentosa S(A

    BAB III

    TIN

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    16/51

    #ejang merupakan mani%estasi berupa pergerakan secara mendadak dan tidak

    terkontrol yang disebabkan oleh kejang in4olunter sara% otak.>

    3pilepsi menurut F ackson

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    17/51

    (i Negara berkembang sekitar ;0-J05 diantaranya tidak mendapatkan

    pengobatan apapun. Penderita laki-laki umumnya sedikit lebih banyak dibandingkan

    dengan perempuan. $nsiden tertinggi terjadi pada anak berusia diba"ah / tahun dan usia

    lanjut di atas 2 tahun. 'mumnya paling tinggi pada umur /0 tahun pertama+ menurun

    sampai umur 20 th+ dan meningkat lagi setelahnya terkait dengan kemungkinan

    terjadinya penyakit cerebro4ascular. Pada 925 pasien+ epilepsy terjadi sebelum umur 1;

    tahun.

    ETIOLOGI

    3tiologi 3pilepsi kemungkinandisebabkan oleh:

    A. Akti4itas sara% abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak

    ,. Bangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat trauma

    otak pada saat lahir atau cedera lain

    . Pada bayi penyebab paling sering adalah as%iksi atau hipoksia "aktu lahir+

    trauma intrakranial "aktu lahir+ gangguan metabolik+ mal%ormasi congenital

    pada otak+ atau in%eksi

    (. Pada anak-anak dan remajamayoritas adalah epilepsy idiopatik+ pada umur

    2- tahundisebabkan karena %ebril

    3. Pada usia de"asa penyebab lebih ber4ariasi idiopatik+ karena birth

    trauma+ cedera kepala+ tumor otak 0-20 th=+ penyakit serebro 4askuler golongan+ yaitu :

    3pilepsi idiopatik : penyebabnya tidak diketahui+ meliputi @205 dari penderita

    epilepsi anak dan umumnya mempunyai predisposisi genetic+ a"itan biasanyapada usia L>tahun. (engan berkembangnya ilmu pengetahuan dan alat-alat

    diagnostic yang canggih kelompok ini semakin sedikit.

    3pilepsi simptomatik : disebabkan oleh kelainan E lesi pada susunan sara% pusat.

    )isalnya : post trauma kapitis+ in%eksi susunan sara% pusat

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    18/51

    3pilepsy kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum

    diketahui+ termasuk disini adalah sindrom West+ sindrom enno?-Bastaut dan

    epilepsy mioklonik.9

    KLASIFIKASI

    3pilepsi dapat diklasi%ikasikan menurut klasi%ikasi bangkitan epilepsi dan

    klasi%ikasi sindroma epilepsi. #lasi%ikasi sindroma epilepsi berdasarkan %aktor-%aktor

    tipe bangkitan

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    19/51

    berkedip dengan cepat.Fampir selalu pada anak-anak+ mungkin menghilang

    "aktu remaja atau diganti dengan serangan tonik-klonik.

    b. ,angkitan mioklonik

    )ioklonik+ serangan-serangan ini terdiri atas kontraksi otot yang singkat

    dan tiba-tiba+ bisa simetris dan asimetris+ sinkronis atau asinkronis.)uncul

    akibat adanya gerakan in4oluntar sekelompok otot skelet yang muncul

    secara tiba-tiba dan biasanya hanya berlangsung sejenak.,iasanya tidak ada

    kehilangan kesadaran selama serangan.Bambaran klinis yang terlihat adalah

    gerakan ekstensi dan %leksi lengan atau keempat anggota gerak yang

    berulang dan terjadinya cepat.

    c. ,angkitan tonik

    Tonik+ serangan ini terdiri atas tonus otot dengan tiba-tiba meningkat dariotot ekstremitas+ sehingga terbentuk sejumlah sikap yang khas.,erupa

    pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan

    ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi

    tungkai dan %leksi lengan ba"ah dengan bentuk dekortikasi.,iasanya

    kesadaran hilang hanya beberapa menit terjadi pada anak 1-9 tahun.

    d. ,angkitan atonikEastatik

    Atonik+ serangan atonik terdiri atas kehilangan tonus tubuh. #eadaan ini

    bisa di meni%estasikan oleh kepala yang terangguk-angguk+ lutut lemas+ atau

    kehilangan total dari tonus otot dan P? bisa jatuh serta mendapatkan luka-

    luka. ,iasanya penderita akan kehilangan kekuatan otot dan terjatuh secara

    tiba-tiba.,angkitan ini jarang terjadi.

    e. ,angkitan klonik

    #lonik+ serangan di mulai dengan kehilangan kesadaran yang di sebebkan

    aleh hipotonia yang tiba-tiba atau spasme tonik yng singkat.#eadaan ini

    diikuti sentakan bilateralyang lamanya 1 menit sampai beberapa menit yang

    sering asimetris dan bisa predominasi pada satu anggota tubh. Serangan ini

    bisa ber4ariasi lamanya+ seringnya dan bagian dari sentakan ini satu saat ke

    satu saat lain.

    %. ,angkitan tonik-klonik

    Tonik-#lonik+ biasa di sebut grandmal.)erupakan jenis serang klasik

    epilepsi serangan ini di tandai oleh suatu sensasi penglihatan atau

    pendengaran selama beberapa saat yang diikuti oleh kehilangan kesadaran

    secara cepat.Secara tiba-tiba penderita akan jatuh disertai dengan teriakan+

    perna%asan terhenti sejenak kemudian diiukti oleh kekauan tubuh. Setelah

    19

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    20/51

    itu muncul gerakan kejang tonik-klonik . ,angkitan 3pileptik yang Tidak Tergolongkan

    Kasi5iasi ILAE 61>!>7 3nt3 tipe epieps dan sind#%( epiepsi adaa) &?

    1. 8okal E Partial . 3pilepsi primer saat membaca

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    21/51

    1./.2. 3pilepsi lobus parietal

    1./.. 3pilepsi lobus oksipital

    1.>. #riptogenik

    /. 3pilepsi 'mum

    /.1. $diopatik

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    22/51

    /./.6. 3pilepsi mioklonik lena

    /.>. Simtomatik

    /.>.1. 3tiologi non spesi%ik

    3nse%alopati mioklonik dini

    3nse%alopati pada in%antiil dini dengan burst supresi

    3pilepsi simtomatik umum lainnya yang tidak termasuk di

    atas

    /.>./. Sindrom Spesi%ik

    /.>.>. ,angkitan epilepsi sebagai komplikasi penyakit lain

    >. 3pilepsi dan Sindrom yang tak dapat ditentukan %okal atau umum

    >.1. ,angkitan 'mum dan %okal

    >.1.1. ,angkitan neonatal

    >.1./. 3pilepsi mioklonik berat pada bayi

    >.1.>. 3pilepsi dengan gelombang paku kontinyu selama tidur dalam

    >.1.6. 3pilepsi a%asia yang didapat .1.2. 3pilepsi yang tidak termasuk dalam klasi%ikasi diatas

    >./. Tanpa gambaran tegas %okal atau umum

    6. Sindrom #husus

    22

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    23/51

    6.1. ,angkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu

    6.1.1. #ejang demam

    6.1./. ,angkitan kejang E status epileptikus yang timbul hanya

    sekali< isolated=

    6.1.>. ,angkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolic akut+

    atau toksis+ alcohol+ obat-obatan+ eklamsia+ hiperglikemi non ketotik

    6.1.6. ,angkitan berkaitan dengan pencetus spesi%ik

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    24/51

    Ga(4a# & Si4e#na- S. C%%# Atas Pat)%psi%%-. Ne0 Y%# & T)ie(e."

    ima buah elemen %isiologi sel dari neuronMneuron tertentu pada korteks serebri

    penting dalam mendatangkan kecurigaan terhadap adanya epilepsi:

    1. #emampuan neuron kortikal untuk bekerja pada %rekuensi tinggi dalam

    merespon depolarisasi diperpanjang akan menyebabkan eksitasi sinaps dan

    inakti4asi konduksi a/H secara perlahan.

    24

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    25/51

    /. Adanya koneksi eksitatorik rekuren . #epadatan komponen dan keutuhan dari pandangan umum terhadap sel-sel

    piramidal pada daerah tertentu di korteks+ termasuk pada hippocampus+ yang

    bias dikatakan sebagai tempat paling ra"an untuk terkena akti4itas kejang. Fal

    ini menghasilkan daerah-daerah potensial luas+ yang kemudian memicu akti%itas

    penyebaran nonsinaptik dan akti%itas elektrik.

    6. ,entuk siap dari %rekuensi terjadinya potensiasi

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    26/51

    epilepti%orm acti4ity di otak. Timbulnya bangkitan epilepsi merupakan kerja

    sama S3( dan NP8.

    >. Presipitating 8actor

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    27/51

    reseptor BA,A. Suatu hipotesis mengatakan bah"a akti%itas epileptic disebabkan oleh

    hilang atau kurangnya inhibisi oleh BA,A+ Gat yang merupakan neurotransmitter

    inhibitorik utama pada otak. Ternyata pada BA,A ini sama sekali tidak sesederhana

    seperti yang disangka semula. &iset membuktikan bah"a perubahan pada salah satu

    komponennya bias menghasilkan inhibisi tak lengkap yang akan menambah

    rangsangan. Sinkronisasi dapat terjadi pada sekelompok kecil neuron saja+ sekelompok

    besar atau seluruh neuron otak secara serentak.okasi yang berbeda dari kelompok

    neuron ini menimbulkan mani%estasi yang berbeda dari serangan epileptik. Secara

    teoritis ada / penyebabnya yaitu %ungsi neuron penghambat kurang optimal < BA,A =

    sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan+ sementara itu %ungsi

    jaringan neuron eksitatorik < Blutamat = berlebihan. ,erbagai macam penyakit dapat

    menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan antara neuron inhibitor dan eksitator+

    misalnya kelainan heriditer+ kongenital+ hipoksia+ in%eksi+ tumor+ 4askuler+ obat atau

    toksin. #elainan tersebut dapat mengakibatkan rusaknya %aktor inhibisi dan atau

    meningkatnya %ungsi neuron eksitasi+ sehingga mudah timbul epilepsi bila ada

    rangsangan yang memadai. (aerah yang rentan terhadap kerusakan bila ada

    abnormalitas otak antara lain di hipokampus. Oleh karena setiap serangan kejang selalu

    menyebabkan kenaikan eksitabilitas neuron+ maka serangan kejang cenderung berulang

    dan selanjutnya menimbulkan kerusakan yang lebih luas.Pada pemeriksaan jaringan

    otak penderita epilepsi yang mati selalu didapatkan kerusakan di daerah hipokampus.

    Oleh karena itu tidak mengherankan bila lebih dari 205 epilepsi parsial+ %okus asalnya

    berada di lobus temporalis dimana terdapat hipokampus dan merupakan tempat asal

    epilepsi dapatan. Pada bayi dan anak-anak+ sel neuron masih imatur sehingga mudah

    terkena e%ek traumatik+ gangguan metabolik+ gangguan sirkulasi+ in%eksi dan

    sebagainya. 3%ek ini dapat berupa kemusnahan neuron-neuron serta sel-sel glia ataukerusakan pada neuron atau glia+ yang pada gilirannya dapat membuat neuron glia atau

    lingkungan neuronal epileptogenik. #erusakan otak akibat trauma+ in%eksi+ gangguan

    metabolisme dan sebagainya+ semuanya dapat mengembangkan epilepsi. Akan tetapi

    anak tanpa brain damage dapat juga menjadi epilepsi+ dalam hal ini %aktor genetik

    dianggap penyebabnya+ khususnya grand mal dan petit mal serta benigne

    centrotemporal epilepsy. Walaupun demikian proses yang mendasari serangan epilepsi

    idiopatik+ melalui mekanisme yang sama.

    27

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    28/51

    (asar serangan epilepsi ialah gangguan %ungsi neuron-neuron otak dan transmisi

    pada sinaps. Tiap sel hidup+ termasuk neuron-neuron otak mempunyai kegiatan listrik

    yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel. Potensial membrane neuron

    bergantung pada permeabilitas selekti% membrane neuron+ yakni membrane sel mudah

    dilalui oleh ion # dari ruang ekstraseluler ke intraseluler dan kurang sekali oleh ion a+

    Na dan l+ sehingga di dalam sel terdapat kosentrasi tinggi ion # dan kosentrasi rendah

    ion a+ Na+ dan l+ sedangkan keadaan sebaliknya terdapat diruang ekstraseluler.

    Perbedaan konsentrasi ion-ion inilah yang menimbulkan potensial membran.

    'jung terminal neuron-neuron berhubungan dengan dendrite-dendrit dan badan-

    badan neuron yang lain+ membentuk sinaps dan merubah polarisasi membran neuron

    berikutnya. Ada dua jenis neurotransmitter+ yakni neurotransmitter eksitasi yangmemudahkan depolarisasi atau lepas muatan listrik dan neurotransmitter inhibisi yang

    menimbulkan hiperpolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah

    melepaskan listrik. (iantara neurotransmitter-neurotransmitter eksitasi dapat disebut

    glutamate+aspartat dan asetilkolin sedangkan neurotransmitter inhibisi yang terkenal

    ialahgamma amino but"ric acid

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    29/51

    Pat%5isi%%-i Epiepsi U(3(

    Salah satu epilepsi umum yang dapat diterangkan pato%isiologinya secara

    lengkap adalah epilepsi tipe absans. Absans adalah salah satu epilepsi umum+ onset

    dimulai usia >-; tahun dengan karakteristik klinik yang menggambarkan pasien

    bengong! dan akti4itas normal mendadak berhenti selama beberapa detik kemudian

    kembali ke normal dan tidak ingat kejadian tersebut. Terdapat beberapa hipotesis

    mengenai absans yaitu antara lain absans berasal dari thalamus+ hipotesis lain

    mengatakan berasal dari korteks serebri. ,eberapa penelitian menyimpulkan bah"a

    absans diduga terjadi akibat perubahan pada sirkuit antara thalamus dan korteks

    serebri.Pada absans terjadi sirkuit abnormal pada jaras thalamo-kortikal akibat adanya

    mutasi ion calsium sehingga menyebabkan akti4asi ritmik korteks saat sadar+ dimana

    secara normal akti4itas ritmik pada korteks terjadi pada saat tidur non-&3).

    Pato%isiologi epilepsi yang lain adalah disebabkan adanya mutasi genetik.

    )utasi genetik terjadi sebagian besar pada gen yang mengkodeprotein kanal ion . )utasi kanal ion pada beberapa jenis epilepsi6-

    29

    Kana Gen Sind#%(a

    Voltage-gated

    #anal Natrium SN1A+ SN1,

    SN/A+ BA,&B/

    &enerali'ed epilepsies !ith febrile

    sei'ures plus

    #anal #alium #NK/+ #NK> $enign familial neonatal

    con(ulsions

    #anal #alsium ANA1A+

    AN,6

    ANA1F

    %pisodic ataia tipe *

    Childhood absence epileps"

    #anal #lorida N/ +u(enile m"oclonic epileps"

    +u(enile absence epileps"

    %pileps" !ith grand mal sei'ure on

    a!akeningLigand-gated

    &eseptor asetilkolin F&N,/+ F&NA6 utosomal dominant frontal lobe

    epileps"

    &eseptor BA,A BA,&A1+ BA,&( +u(enile m"oclonic epileps"

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    30/51

    Pada kanal ion yang normal terjadi keseimbangan antara masuknya ion natrium

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    31/51

    antara lain kelainan pada ligand-gate

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    32/51

    Serangan yang mengenai bagian otak yang lebih luas dan biasanya bertahan lebih

    lama. Pasien mungkin hanya sadar sebagian dan kemungkinan besar tidak akan mengingat

    "aktu serangan.

    Bejalanya meliputi :

    gerakan seperti mencucur atau mengunyah

    melakukan gerakan yang sama berulang M ulang atau memainkan pakaiannya

    )elakukan gerakan yang tidak jelas artinya+ atau berjalan berkeliling

    dalam keadaan seperti sedang bingung

    Berakan menendang atau meninju yang berulang M ulang

    ,erbicara tidak jelas seperti menggumam

    #ejang tonik klonik

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    33/51

    DIAGNOSIS

    'ntuk dapat mendiagnosis seseorang menderita epilepsi dapat dilakukan melalui

    anamnesis dan pemeriksaan klinis dengan hasil pemeriksaan 33B dan radiologis.

    Namun demikian+ bila secara kebetulan melihat serangan yang sedang berlangsung

    maka epilepsi

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    34/51

    - Bejala sebelum+ selama dan paska serangan

    - 8rekuensi serangan

    - 8aktor pencetus

    - Ada E tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang

    - 'sia saat serangan terjadinya pertama

    - &i"ayat kehamilan+ persalinan dan perkembangan

    - &i"ayat penyakit+ penyebab dan terapi sebelumnya

    - &i"ayat penyakit epilepsi dalam keluarga

    Anamnesa E Alloanamnesa 3pilepsi umum :

    )ajor :

    Brand mal

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    35/51

    pupil+ re%leks cahaya negati%+ mulut berbuih dan sianosis.#ejang berhenti secara

    berangsur-angsur dan penderita dalam keadaan stupor sampai koma. #ira-kira 6-2 menit

    kemudian penderita bangun+ termenungdan kalau tak diganggu akan tidur beberapa jam.

    8rekuensi bangkitan dapat setiap jam sampai setahun sekali.

    )inor

    3pilepsi petit mal yang sering disebut pykno epilepsi ialah epilepsi umum yang

    idiopatik. )eliputi kira-kira > -- 65 dari kasus epilepsi..

    ,angkitan mioklonus.,angkitan berupa gerakan in4olunter misalnya anggukan

    kepala+ %leksi lengan yang terjadi berulang-ulang.,angkitan terjadi demikian cepatnya

    sehingga sukar diketahui apakah ada kehilangan kesadaran atau tidak. ,angkitan ini

    sangat peka terhadap rangsang sensorik.

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    36/51

    ,angkitan sensorik ,angkitan yang terjadi tergantung dari letak %okus

    epileptogen pada koteks sensorik. ,angkitan somato sensorik dengan %okus terletak di

    gyrus postcentralis memberi gejala kesemutan+ nyeri pada salah satu bagian tubuh+

    perasaan posisi abnormal atau perasaan kehilangan salah satu anggota badan.Akti4itas

    listrik pada bangkitan ini dapat menyebar ke neuron sekitarnya dan dapat mencapai

    korteks motorik sehingga terjadi kejang-kejang.3pilepsi lobus temporalis. arang

    terlihat pada usia sebelum 10 tahun. )emperlihatkan gejala %okalitas yang khas sekali.

    )ani%estasi klinik %okalitas ini sangat kompleks karena %okus epileptogennya terletak di

    lobus temporalis dan bagian otak ini meliputi ka"asan pengecap+ pendengar+ penghidu

    dan ka"asan asosiati% antara ketiga indra tersebut dengan ka"asan penglihatan.

    )ani%estasi yang kompleks ini bersi%at psikomotorik+ dan oleh karena itu epilepsi jenis

    ini dulu disebut epilepsi psikomotor.

    ,angkitan psikik berupa halusinasi dan bangkitan motorik laGimnya berupa

    automatisme. )ani%estasi klinik ialah sebagai berikut: #esadaran hilang sejenak+ dalam

    keadaan hilang kesadaran ini penderita masuk ke alam pikiran antara sadar dan mimpi

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    37/51

    a. Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan aboratorium Perlu diperiksa kadar glukosa+ kalsium+ magnesium+

    natrium+ bilirubin+ ureum dalam darah yang memudahkan timbulnya kejang ialah

    keadaan hipoglikemia+ hypokalemia+ hipomagnesia+ hiponatremia+ hypernatremia+

    hiperbilirubinemia+ dan uremia.Penting pula diperiksa pF darah karena alkalosis

    mungkin disertai kejang. Pemeriksaan cairan otak dapat mengungkapkan adanya

    radang pada otak atau selaputnya+toksoplasmosis susunan sara% sentral+ leukemia

    yang menyerang otak+ metastasis tumor ganas+ adanya perdarahan otak atau

    perdarahan subaraknoid.10+11

    b. Pemeriksaan radiologis

    Arteriogra%i dan pneumoense%alogra%i dilakukan bila perlu. 3lektroense%alogra%i

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    38/51

    /. $rama gelombang tidak teratur+ irama gelombang lebih lambat dibanding

    seharusnya misal gelombang delta.

    >. Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal+

    misalnya gelombang tajam+ paku siklus per detik spd=+ epilepsi mioklonik

    mempunyai gambaran 33B gelombang paku E tajam E lambat dan paku

    majemuk yang timbul secara serentak

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    39/51

    Ga(4a# Pe(4ent3an EEG

    39

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    40/51

    Ga(4a#& p#%5i EEG pada pasien Epiepsi

    PENATALAKSANAAN

    Tujuan utama dari terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup penderita

    yang optimal. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain

    menghentikan bangkitan+ mengurangi %rekuensi bangkitan tanpa e%ek samping ataupun

    dengan e%ek samping seminimal mungkin serta menurunkan angka kesakitan dan

    kematian.10

    Prinsip penanggulangan bangkitan epilepsi dengan terapi %armaka mendasar

    pada beberapa %aktor antara lain blok kanal natrium+ kalsium+ penggunaan potensi e%ek

    inhibisi seperti BA,A dan menginhibisi transmisi eksitatorik glutamat. Sekarang ini

    dikenal dengan pemberian kelompok inhibitorik BA,Aergik. ,eberapa obat antie-

    pilepsi yang dikenal sampai sekarang ini antara lain karbamaGepin

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    41/51

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    42/51

    (alam %armakoterapi+ terdapat prinsip-prinsip penatalaksanaan untuk epilepsi

    yakni:1>+16

    1. Obat anti epilepsi . Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikan secara bertahap sampai

    dengan dosis e%ekti% tercapai atau timbul e%ek samping obat.

    6. Apabila dengan penggunakan OA3 dosis maksimum tidak dapat mengontrol

    bangkitan+ maka ditambahkan OA3 kedua dimana bila sudah mencapai dosis

    terapi+ maka OA3 pertama dosisnya diturunkan secara perlahan.

    2. Adapun penambahan OA3 ketiga baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak

    terkontrol dengan pemberian OA3 pertama dan kedua.

    ,erikut merupakan OA3 pilihan pada epilepsi berdasarkan mekanisme kerjanya :

    1. #arbamaGepin : ,lok sodium channel konduktan pada neuron+ bekerja juga pada

    reseptor N)(A+ monoamine dan asetilkolin.

    /. 8enitoin : ,lok sodium channel dan inhibisi aksi konduktan kalsium dan kloridadan neurotransmitter yang 4oltage dependen

    >. 8enobarbital : )eningkatkan akti4itas reseptor BA,A + menurunkan

    eksitabilitas glutamate+ menurunkan konduktan natrium+ kalium dan kalsium.

    6. Calproat : (iduga akti4itas BA,A glutaminergik+ menurunkan ambang

    konduktan kalsium

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    43/51

    2. e4etiracetam : Tidak diketahui

    . Babapetin : )odulasi kalsium channel tipe N

    9. amotrigin : ,lok konduktan natrium yang 4oltage dependent

    ;. OkskarbaGepin : ,lok sodium channel+ meningkatkan konduktan kalium+

    modulasi akti4itas channel.

    J. Topiramat : ,lok sodium channel+ meningkatkan in%luks BA,A-)ediated

    chloride+ modulasi e%ek reseptor BA,A.

    10. *onisomid : ,lok sodium+ potassium+ kalsium channel. $nhibisi eksitasi

    glutamate.

    Setelah bangkitan terkontrol dalam jangka "aktu tertentu+ OA3 dapat dihentikan

    tanpa kekambuhan.Penghentian sebaiknya dilakukan secara bertahap setelah / tahun

    bebas dari bangkitan kejang. Ada / syarat yang penting diperhatikan ketika hendak

    menghentikan OA3 yakni:

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    44/51

    meningkatkan kadar kedua otot+ sedangkan kombinasi dengan aspirin akan

    menyebabkan kenaikan kadar4alproat.

    3%ek samping idiosinkratik berupa ruam kulit+ gagal hati akut+ pankreatitis akut

    dan diskrasia darah 2 jam+ "aktu

    tercapainya steady state /-9 hari. 3%ek idiosinkratik berupa ruam kulit dan diskrasia

    darah. Bejala intoksikasi berupa diplopia+ 4ertigo+ pusing+ inkoordinasi dan kadang-

    kadang gejala distonik. Akibat pemberian kronik dapat menimbulkan hiponatremia+

    gangguan %ungsi hati dan leukopenia. #arena rumus kimianya serupa antidepresan

    trisiklik+ maka obat ini sering memberikan perasaan enak dan peningkatan kesadaran.

    Pemberian dosis terapeutik pada pasien absens atipis atau serangan epilepsi

    minor lainnya akan memperberat serangan status absens atau miokonus nonepilepsi

    yang terus menerus. Pemberian bersama obat lain misalnya Ca channel blocker# $NF

    dan erittromisin dapat mempercepat timbulnya toksisitas karena menghambat

    metabolismenya.

    Pemeriksaan laboratorium rutin berupa darah tepi lengkap dalam "aktu /

    minggu+ 1 bulan dan / bulan setelah dimulinya pengobatan+ dan kemudian setiap

    bulan.

    )eskipun karbamaGepin mempunyai banyak e%ek samping+ tapi obat ini lebih

    unggul dibanding %onobarbital dan %enitoin karena memperbaiki %ungsi kogniti%.

    8enobarbitalOA3 ini berguna untuk mengatasi kejang tonik-klonik umum

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    45/51

    perilaku+ perubahan perasaan+ gangguan intelektual+ penyakit tulang metabolik dan

    gangguan jaringan ikat.

    Pada P3T Scan tampak adanya penurunan metabolisme glukosa lokal pada otak pada

    >95 kasus dan secara klinis ditemukan adanya depresi+ gangguan tidur+ konsentrasik

    dan %ungsi kogniti%. )eskipun banyak e%ek sampingnya+ kelebihan %enobarbital adalah

    merupakan antikon4ulsan yang aman dan murah. Substitusi karbanaGepin untuk

    %enobarbital atau %enitoin akan memperbaiki memori+ konsentrasi dan kecepatan mental-

    motor. 8enobarbital dapat merangsang metabolisme dan mengurangi e%ekti4itas

    antikon4ulsan lain seperti karbamaGepin dan %enitoin. Pemberian bersamaan dengan

    asam 4alproat dapat menimbulkan somnolensi yang nyata. Pemeriksaan laboratorium

    rutin tidak diperlukan.

    8enitoin

    ,erguna untuk kejang tonik-klonik umum+ serangan parsial

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    46/51

    Bambaran 33B normal

    Farus dilakukan secara bertahap+ pada umumnya /2 5 dari dosis semula+

    setiap bulan dalam jangka "aktu >- bulan.

    Penghentian dimulaidari satu OA3 yang bukan utama.

    #ekambuhan setelah penghentian OA3 akan lebih besar kemungkinanya pada

    keadaan sebagai berikut :

    Semakin tua usia kemungkinan timbulnya kekambuhan semakintinggi.

    3pilepsi simtomatikBambaran 33B normal

    Semakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan

    Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita Q sangat jarang pada

    sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentro-

    temporal+ 2-/2 5 pada epilepsi lena masa anak kecil+ /2-92 5 epilepsi

    partial kriptogenik E simtomatik+ ;2-J2 5 pada epilepsi mioklonik pada

    anak.

    Penggunaan lebih dari satu OA3

    )asih mendapat satu atau lebih bangkitan setelah memulai terapi

    )endapat terapi 10 tahun atau lebih

    #emungkinan untuk kambuh lebih kecil pada pasien yang telah bebas dari

    bangkitan selama >-2 tahun atau lebih dari 2 tahun. ,ila bangkitan timbul

    kembali maka gunakan dosis e%ekti% terakhir

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    47/51

    A. Apaa) dia-n%sis pada pasien ini s3da) tepat@ Ba-ai(ana (ene-aan

    dia-n%sisna (ea3i ana(nesis, pe(e#isaan 5isi, dan pe(e#isaan pen3n2an-@

    Adapun diagnosis pada pasien ini adalah sebagai berikut:

    #linis : #ejang disertai gangguan kesadaran

    Topis : -

    3tiologi : 3pilepsi #riptogenik

    (iagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya bangkitan epilepsi berulang

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    48/51

    /. angkah kedua : untuk menentukan jenis bangkitan+ dilakukan dengan

    memperhatikan klasi%ikasi $3A 1J;1

    R Ban-itan U(3( 6Ban-itan T%ni7

    >. angkah ketiga : untuk menentukan etiologi+ sindrom epilepsi atau penyakit

    epilepsi apa yang diderita oleh pasien+ dilakukan dengan memperhatikan klasi%ikasi

    $A3 1J;J

    R Epiepsi U(3( 6K#ipt%-eni7

    PEMERIKSAAN FISIK

    R Pada pasien+ pemeriksaan %isik umum dan neurologik daa( 4atas n%#(a

    PEMERIKSAAN PENUN

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    49/51

    kemudian dosis rumatan 600-100 mgEhari+ "aktu paruh dalam plasma 10-;0 jam+

    "aktu tercapainya steady state >-12 hari.

    BAB I*

    KESIMPULAN

    3pilepsi dide%enisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi

    berulang berselang lebih dari /6 jam yang timbul tanpa pro4okasi. Sedangkan yang

    dimaksud dengan bangkitan epilepsi

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    50/51

    perilaku stereotipik+ dapat menimbulkan gangguan kesadaran+ gangguan motorik+

    sensorik+ otonom+ ataupun psikik.

    Pada kasus ini penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis+ pemeriksaan %isik+ dan

    pemeriksaan penunjang sudah cukup sesuai. Penatalaksaan pada pasien ini kurang

    sesuai dengan pedoman tatalaksana epilepsi yang diterbitkan oleh P3&(OSS$. Fal ini

    dikarenakan oleh kondisi pasien itu sendiri yang membutuhkan terapi anti kejang kerja

    singkat untuk mengatasi kejangnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    )ardjono )+ Sidharta P. /00J.1eurologi Klinis 2asar3disi C$. akarta : (ian &akyat.

    )ani + ,arry 3. /00. Posttraumatic epilepsy: The Treatment of %pileps" Principles

    and Practice. Fagersto"n+ )(: ippincott Williams Wilkins.

    P3&(OSS$. /011. Pedoman Penatalaksanaan Ke3ang dan %pilepsi. Perhimpunan

    (okter Sara%.

    50

  • 7/23/2019 Cr Epilepsi Anisa

    51/51

    Price S+ Wilson . /00.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Pen"akitColume /

    3disi . akarta: 3B.

    Tobing S). 1JJ;.Pemeriksaan Fisik dan 4ental. akarta : 8#'$.