corpus alienum esofagus

40
BENDA ASING DI ESOFAGUS I. PENDAHULUAN Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiganya tersangkut di saluran pernapasan. 1 Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis, dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi. 1 Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Angka kejadian tertelan benda asing mengakibatkan 1500 kematian di Amerika Serikat. Sebanyak 80-90% benda asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-10 hari tanpa komplikasi, sedangkan 10-20% sisanya membutuhkan tindakan endoskopi dan 1% membutuhkan pembedahan. Sebanyak 75% benda asing saluran cerna berada di 1

Upload: richard-vasquez

Post on 14-Dec-2015

170 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

bagian THT FK Unhas

TRANSCRIPT

Page 1: Corpus Alienum Esofagus

BENDA ASING DI ESOFAGUS

I. PENDAHULUAN

Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh

atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus

benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak,

sepertiganya tersangkut di saluran pernapasan.1

Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah

utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur

pada tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun

patologis, dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.1

Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau

makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara

sengaja maupun tidak sengaja. Angka kejadian tertelan benda asing

mengakibatkan 1500 kematian di Amerika Serikat. Sebanyak 80-90% benda

asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-10 hari tanpa

komplikasi, sedangkan 10-20% sisanya membutuhkan tindakan endoskopi dan

1% membutuhkan pembedahan. Sebanyak 75% benda asing saluran cerna

berada di esofagus saat terdiagnosis. Sekitar 70% dari 2394 kasus benda asing

esofagus ditemukan di daerah servikal, di bawah sfingter krikofaringeus, 12%

di daerah hipofaring, dan 7,7% di daerah esofagus torakal. Dilaporkan 48%

kasus benda asing yang tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan

nekrosis tekanan atau infeksi lokal. Pada orang dewasa, benda asing yang

tersangkut dapat berupa makanan atau bahan yang tidak dapat dicerna, seperti

biji buah-buahan, gigi palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang melekat

pada tulang.2,6

Benda asing di esofagus merupakan masalah klinis yang memiliki

tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan besar

dalam teknik anestesi dan instrumentasi, ekstraksi benda asing saluran cerna

1

Page 2: Corpus Alienum Esofagus

bukanlah merupakan suatu prosedur yang mudah dan tetap memerlukan

keterampilan serta pengalaman dari dokter yang melakukannya. Oleh karena

itu, kasus ini diangkat pada diskusi kasus mengenai benda asing di esofagus.3

II. DEFINISI

Definisi benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau

dari dalam tubuh yag dalam keadaan normal tidak ada.1 Sedangkan definisi

benda asing esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan

yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja

maupun tidak sengaja. Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing

merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi

pada semua umur pada tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan

fisiologis maupun patologis, dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal

akibat perforasi.1,2

III. EMBRIOLOGI ESOFAGUS

Rongga mulut, faring, dan esofagus berasal dari foregut embrionik.

Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum

respiratorium (tunas paru) nampak di dinding ventral usus depan, di perbatasan

dengan faring. Divertikulum ini akan berangsur-angsur terpisah dari bagian

dorsal usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal dengan septum

esofagotrakealis. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral,

yaitu primordium pernapasan, dan bagian dorsal, yaitu esofagus.2

Pada mulanya esofagus tersebut pendek, tetapi karena jantung dan

paru-paru bergerak turun, bagian ini memanjang dengan cepat. Lapisan otot,

yang dibentuk oleh mesenkim di sekitarnya bercorak serat lintang pada dua

pertiga bagian atasnya dan dipersarafi oleh nervus vagus, lapisan otot sepertiga

bawah adalah otot polos dan dipersarafi oleh pleksus splangnikus.2

2

Page 3: Corpus Alienum Esofagus

Gambar 1. Embriologi esofagus1

IV. ANATOMI ESOFAGUS

Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung otot yang

menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung.

Dari perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga

kompartemen dan dibagi berdasarkan kompartemen tersebut, yaitu leher (pars

servikalis), sepanjang 5 cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna

vertebralis, dada (pars thorakalis), setinggi manubrium sterni berada di

mediastinum posterior, mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang

utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di samping kanan depan aorta

thorakalis bawah, dan abdomen (pars abdominalis), masuk ke rongga perut

melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia lambung,

panjang berkisar 2-4 cm.2,3

Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus

superior ke otot krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke

vena pulmonalis inferior 30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih

40-45 cm. Pada anak, panjang esofagus saat lahir bervariasi, antara 8-10 cm

dan ukuran sekitar 19 cm pada usia 15 tahun. 2

Bagian servikal dari esofagus memiliki panjang 5-6 cm, setinggi

vertebra servikalis VI sampai vertebra thorakalis I anterior melekat dengan

trakea (tracheoesophageal party wall), anterolateral tertutup oleh kelenjar

3

Page 4: Corpus Alienum Esofagus

thyroid, sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus, posterior

berbatasan dengan hypopharynx, terdapat locus minoris resistensae, yaitu

dinding yang tidak tertutup oleh musculus constrictor pharyngeus inferior, dan

pada bagian lateral ada carotid sheats beserta isinya.2,3

Bagian thorakal dari esofagus, panjang 16-18 cm, setinggi vertebra

thorakalis IX-X, berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna

vertebralis, dalam rongga thoraks disilang oleh arkus aorta setinggi vertebra

thorakalis IV dan bronkus utama sinistra setinggi vertebra thorakalis V, dan

arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis, dan pada

bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventral corpus vertebralis

terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena intercostalis. Sedang

pada bagian abdominal dari esofagus terdapat pars diaphragmatica sepanjang

1-1,5 cm, setinggi vertebra thorakalis X, terdapat pars abdominalis sepanjang

2-3 cm, bergabung dengan cardia gaster disebut gastroesophageal junction.2,3

Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering

menyebabkan benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah

disebabkan oleh muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot

striata dan otot polos menyebabkan daya propulsif melemah. Daerah

penyempitan kedua disebabkan oleh persilangan cabang utama bronkus kiri

dan arkus aorta. Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter

gastroesofageal.3

4

Page 5: Corpus Alienum Esofagus

Gambar 2. Anatomi esofagus7

Vaskularisasi dari esofagus berasal dari beberapa cabang arteri dan

vena. Arteri yang memperdarahi pada bagian servikal berjalan dari arteri

thyroidea inferior, bagian thorakal berjalan dari aorta thorakal desendens, arteri

interkostalis, dan arteri cabang bronkial, dan bagian abdominal berjalan dari

cabang-cabang arteri gastrika sinistra dan kadang-kadang arteri frenikus

inferior yang langsung dari aorta abdominalis. Sedangkan vena yang

memperdarahi bagian servikal dialirkan ke dalam vena tiroid inferior, bagian

5

Page 6: Corpus Alienum Esofagus

thorakal dialirkan ke dalam vena azygos dan hemiazygos, dan bagian

abdominal dialirkan ke dalam vena gastrika sinistra.3

Persarafan esofagus terdiri dari saraf parasimpatis yang berasal dari

nervus vagus yang menimbulkan vasokonstriksi, kontraksi sfingter, dan

relaksasi dinding muskular, dan saraf simpatis dari serabut-serabut ganglia

simpatis servikalis inferior, nervus thorakal dan splangnikus yang dapat

meningkatkan sekresi kelenjar dan aktivitas peristaltik.2,3

V. FISIOLOGI ESOFAGUS

Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang

berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan

berkesinambungan. Keberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari

beberapa faktor, yaitu :5

a) ukuran bolus makanan

b) diameter lumen esofagus yang dilalui bolus

c) kontraksi peristaltik esofagus

d) fungsi sfingter esofagus bagian atas dan bagian bawah

e) kerja otot-otot rongga mulut dan lidah

Integrasi fungsional yang sempurna akan terjadi bila sistem

neuromuskular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik

dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esofagus, serta persarafan

intrinsik otot-otot esofagus bekerja dengan baik, sehingga aktivitas motorik

berjalan lancar. Kerusakan pada pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan

aktivitas komponen orofaring, otot lurik esofagus, dan sfingter esofagus bagian

atas. Oleh karena otot lurik esofagus dan sfingter esofagus bagian atas juga

mendapat persarafan dari inti motor nervus vagus, maka aktivitas peristaltik

esofagus masih tampak pada kelainan di otak. Relaksasi sfingter esofagus

bagian bawah terjadi akibat peregangan langsung dinding esofagus. Dalam

proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut :2,5

1) pembentukan bolus makanan dengan ukuran konsistensi yang baik

2) upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan

6

Page 7: Corpus Alienum Esofagus

3) mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi

4) mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan

laring

5) kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus

makanan ke arah lambung

6) usaha untuk membersihkan kembali esofagus

Proses menelan dapat dibagi dalam 3 fase, yakni fase oral, fase

faringeal, dan fase esofageal. Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang

telah dikunyah dan bercampur dengan liur akan membentuk bolus makanan.

Bolus ini bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah akibat kontraksi

otot intrinsik lidah.2

Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan

dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding

posterior faring (Passavant’s ridge) akan terangkat pula. Bolus terdorong ke

posterior karena lidah terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini terjadi

penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator veli palatini.

Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglossus yang menyebabkan ismus

fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m. palatofaring, sehingga bolus

makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.2,5

Fase faringeal terjadi secara refleks pada akhir fase oral, yaitu

perpindahan bolus makanan dari faring ke esofagus. Faring dan laring bergerak

ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m. salfingofaring, m. tirohioid, dan m.

palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglottis, sedangkan ketiga sfingter

laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventikularis, dan plika vokalis tertutup

karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obliges. Bersamaan dengan

ini terjadi juga penghentian aliran udara ke laring karena refleks yang

menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam

saluran napas. Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus,

karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus.2,5

7

Page 8: Corpus Alienum Esofagus

Fase esofageal ialah fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke

lambung. Dalam keadaan istirahat, introitus esofagus selalu terututup. Dengan

adanya rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi

relaksasi m. krikofaring, sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus

makanan masuk ke dalam esofagus.2,5

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih

kuat, melebihi tonus introitus esofagus pada waktu istirahat, sehingga makanan

tidak akan kembali ke faring. Dengan demikian refluks dapat dihindari. Gerak

bolus makanan di esofagus bagian atas masih dipengaruhi oleh kontraksi m.

konstriktor faring inferior pada akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan

akan didorong ke distal oleh gerakan peristaltik esofagus.2,3

Dalam keadaan istirahat, sfingter esofagus bagian bawah selalu

tertutup dengan tekanan rata-rata 8 mmHg lebih dari tekanan di dalam

lambung, sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung.5

Pada akhir fase esofageal, sfingter ini akan terbuka secara refleks

ketika dimulainya peristaltik esofagus servikal untuk mendorong bolus

makanan ke distal. Selanjutnya setelah bolus makanan lewat maka sfingter ini

akan menutup kembali.2

Gambar 3. Fisiologi menelan2

8

Page 9: Corpus Alienum Esofagus

Ujung lidah terangkat ke bagian anterior palatum durum, bolus

makanan terdorong ke posterior, dan palatum mole terdorong ke atas dan

posterior. Ujung lidah makin luas menekan palatum durum, lidah mendorong

bolus makanan ke posterior, palatum mole terangkat ke atas dan menutup

nasofaring. Bolus makanan sampai ke valekula, os hioid dan laring terangkat

ke atas dan ke depan, ujung epiglotis terdorong ke belakang dan ke bawah.

Epiglotis tertekan ke bawah dan melindungi aditus laring dari masuknya bolus

makanan ke laring. Palatum mole turun ke bawah mendekati pangkal lidah,

nasofaring tertutup, rongga mulut tertutup akibat kontraksi muskulus

konstriktor faring superior, relaksasi mucus krikofaring. Vestibulum laring

tertutup akibat kontraksi plika ariepiglotika dan plika ventrikularis. Bolus

makanan sampai di valekula dan menekan ke bawah menyebabkan m.

krikofaring relaksasi dan bolus turun ke esofagus, timbul gelombang peristaltik

esofagus. Epiglotis terangkat ke atas kembali, os hioid dan laring turun kembali

ke tempatnya, nasofaring terbuka kembali. Seluruh organ di rongga faring

kembali ke posisi semula, gelombang peristaltik mendorong bolus makanan

masuk ke esofagus.3,5

VI. EPIDEMIOLOGI

Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan

fisiologis esofagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut

di servikal esofagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta. Lokasi

tersering benda asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter

krikofaringeus dikarenakan pada daerah tersebut adalah daerah yang sempit

dan terdiri dari otot krikofaring yang akan membuka pada saat bolus

melewatinya. Namun apabila bolus atau makanan tidak sempurna diolah di

mulut akan menyebabkan makanan tersebut tersangkut, apalagi untuk suatu

benda asing yang cukup besar.1,6

Terkadang benda asing dapat ditemukan di daerah penyilangan

esofagus dengan bronkus utama kiri atau pada sfingter kardioesofagus. 70%

dari 2394 kasus benda asing esofagus ditemukan di daerah servikal di bawah

9

Page 10: Corpus Alienum Esofagus

sfingter krikofaring, 12% di daerah hipofaring, dan 7,7% di esofagus torakal.

Dilaporkan 48% kasus benda asing yang tersangkut di daerah esofagogaster

menimbulkan nekrosis tekanan atau infeksi lokal.6,7

Gambar 4. Bagian yang mungkin benda asing tersangkut di esofagus6

Gambar 5. Benda asing di esofagus6

10

Page 11: Corpus Alienum Esofagus

VII. ETIOLOGI & FAKTOR PREDISPOSISI

Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah

utama pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua

umur pada tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis

maupun patologis dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat

perforasi.1,8

Penyebab pada anak, yakni anomali kongenital termasuk stenosis

kogenital, web, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah. Faktor

predisposisi, antara lain belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan

dengan baik, koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum

sempurna pada kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun, retardasi mental,

gangguan pertumbuhan dan penyakit-penyakit neurologik yang

mendasarinya.7,8

Faktor predisposisi pada orang dewasa, yaitu pemabuk dan pemakai

gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa dari palatum, gangguan mental,

dan psikosis.7

Faktor predisposisi lain, yakni adanya penyakit-penyakit esofagus

yang menimbulkan gejala disfagia kronis, seperti esofagitis refluks, striktur

pasca esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esofagus atau lambung, cara

mengunyah yang salah dengan gigi palsu yang kurang baik pemasangannya,

mabuk (alkoholisme), dan intoksikasi (keracunan).8

VIII. KLASIFIKASI BENDA ASING

Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan :9,10

1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk

melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,

cair, atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti

kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang

berasal dari kerangka binatang), dan zat anorganik seperti paku, jarum,

peniti, batu, kapur barus (naftalen), gigi palsu, dan lain-lain. Benda asing

11

Page 12: Corpus Alienum Esofagus

eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat

kimia, dan benda cair noniritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.

2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing

endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,

krusta, perkijuan, membran difteri. Cairan amnion, mekonium dapat

masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.

IX. PATOGENESIS

Benda asing yang berada lama di esofagus dapat menimbulkan

berbagai komplikasi, antara lain jaringan granulasi yang menutupi benda asing,

radang periesofagus. Benda asing tertentu seperti baterai alkali mempunyai

toksisitas intrinsik lokal dan sistemik dengan reaksi edema dan inflamasi lokal,

terutama bila terjadi pada anak-anak.8,9

Batu baterai (disc battery) mengandung elektrolit, baik natrium

maupun kalium hidroksida dalam larutan kaustik pekat (concentrated caustic

solution). Pada penelitian binatang in vitro dan in vivo, bila baterai berada

dalam lingkungan yang lembab dan basah, maka pengeluaran elektrolit akan

terjadi dengan cepat sehingga terjadi kerusakan jaringan (tissue saponification)

dengan ulserasi lokal, perforasi, atau pembentukan striktur. Absorbsi bahan

metal dalam darah menimbulkan toksisitas sistemik. Oleh karena itu, benda

asing batu baterai harus segera dikeluarkan.6,9

X. DIAGNOSIS

Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologik, dan

endoskopik. Tindakan endoskopi dilakukan dengan tujuan diagnostik dan

terapi.10

Pokok yang paling penting dalam riwayat tertelannya benda asing,

seperti dengan tertelan kaustik adalah mempercayai pasien. Walaupun

mungkin, mintalah pasien untuk membawa tiruan benda asing sehingga ahli

12

Page 13: Corpus Alienum Esofagus

endoskopis dapat memutuskan yang mana jenis forceps serta pendekatan untuk

pengeluaran.11

Diagnosis tertelan benda asing, harus dipertimbangkan pada setiap

anak dengan riwayat rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok

(gagging), batuk, muntah. Gejala-gejala ini diikuti dengan disfagia, berat badan

menurun, demam, dan gangguan napas, harus diketahui dengan baik ukuran,

bentuk, jenis benda asing, dan apakah benda tersebut mempunyai bagian yang

tajam.12

XI. MANIFESTASI KLINIS

Gejala sumbatan akibat benda asing di esofagus tergantung pada

ukuran, bentuk, jenis benda asing, lokasi tersangkutnya (apakah berada di

daerah penyempitan esofagus yang normal atau patologis), komplikasi yang

timbul, dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri di daerah leher bila benda

asing tersangkut di daerah servikal. Bila benda asing tersangkut di esofagus

bagian distal, timbul rasa tidak enak di daerah substernal atau nyeri di

punggung.13,14

Suatu benda asing yang tersangkut dalam esofagus menimbulkan

kesulitan dalam menelan serta rasa tidak nyaman. Posisi benda asing dalam

esofagus seringkali dapat terlokalisasi secara akurat oleh pasien.13

Gejala disfagia bervariasi tergantung pada ukuran benda asing.

Disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat

sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan yang persisten. Gejala lain adalah

odinofagia yaitu nyeri menelan makanan atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi,

dan muntah. Kadang-kadang ludah berdarah.12

Nyeri di punggung menunjukkan tanda perforasi atau mediastinitis.

Bila benda asing tersangkut pada esofagus servikal, penekanan terhadap bagian

belakang laring serta trakea dapat menimbulkan suara sengau, batuk, dan

dispne. Air liur dapat mengalir ke luar dari esofagus dan masuk ke dalam

hidung.12

13

Page 14: Corpus Alienum Esofagus

Pada pemeriksaan fisis, terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda

asing terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing ireguler

menyebabkan perforasi akut, didapatkan tanda pneumomediastinum, emfisema

leher, dan pada auskultasi terdengar suara getaran di daerah prekordial atau

interskapula. Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau

bilateral dapat dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan

pneumotoraks jarang terjadi, tetapi dapat timbul sebagai komplikasi tindakan

endoskopi.13,14

 Pada anak, terdapat gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh

aspirasi ludah atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi,

mengi (wheezing), demam, abses leher, atau tanda emfisema subkutan. Tanda

lanjut, berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing yang

berada di daerah servikal esofagus dan di bagian distal krikofaring, dapat

menimbulkan gejala obstruksi saluran napas dengan stridor, karena menekan

dinding trakea bagian posterior (tracheo-esophageal party wall), radang dan

edema periesofagus. Gejala aspirasi rekuren akibat obstruksi esofagus sekunder

dapat menimbulkan pneumonia, bronkiektasis, dan abses paru.12,15

Sehingga bila diperhatikan gejala-gejala yang dapat terjadi akibat

teretelannya benda asing di esofagus terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap

pertama gejala-gejala awal, serangan hebat dari batuk atau muntah. Hal ini

terjadi ketika benda asing pertama tertelan. Pada tahap kedua adalah interval

tidak ada gejala. Benda asing telah tersangkut, serta gejala-gejala tidak lagi

ditimbulkan. Pada tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau sementara.

Pada tahap ketiga terdiri dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh komplikasi.

Kemungkinan timbul rasa tidak nyaman, disfagia, sumbatan, atau perforasi

esofagus dengan dihasilkan mediastinitis.12,13

XII. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Foto rontgen polos esofagus servikal dan torakal anteroposterior dan

lateral, harus dibuat pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing.

Benda asing radioopak seperti uang logam, mudah diketahui lokasinya dan

14

Page 15: Corpus Alienum Esofagus

harus dilakukan foto ulang sesaat sebelum tindakan esofagoskopi untuk

mengetahui kemungkinan benda asing sudah pindah ke bagian distal. Letak

uang logam umumnya koronal, maka hasil foto rontgen servikal atau thorakal

pada posisi PA akan dijumpai bayangan radioopak berbentuk bundar,

sedangkan pada pasien lateral berupa garis radioopak yang sejajar dengan

kolumna vertebra. Benda asing seperti kulit telur, tulang, dan lain-lain

cenderung berada pada posisi koronal dalam esofagus, sehingga lebih mudah

dilihat pada posisi lateral. Benda asing radiolusen seperti plastik, aluminium,

dan lain-lain, dapat diketahui dengan tanda inflamasi periesofagus atau

hiperinflamasi hipofaring dan esofagus bagian proksimal.8,12

Gambar 6. Benda asing di esofagus8

Foto rontgen thoraks dapat menunjukkan gambaran perforasi esofagus

dengan emfisema servikal, emfisema mediastinal, pneumotoraks, piotoraks,

mediastinitis, serta aspirasi pneumonia.8

Foto rontgen leher posisi lateral dapat menunjukkan tanda perforasi,

dengan trakea dan laring tergeser ke depan, gelembung udara di jaringan,

adanya bayangan cairan atau abses bila perforasi telah berlangsung beberapa

hari.8

Gambaran radiologik benda asing batu baterai menunjukkan pinggir

bulat dengan gambaran densitas ganda, karena bentuk bilaminer. Foto polos

sering tidak menunjukkan gambaran benda asing, seperti daging dan tulang

15

Page 16: Corpus Alienum Esofagus

ikan, sehingga memerlukan pemeriksaan esofagus dengan kontras

(esofagogram). Esofagogram pada benda asing radiolusen akan

memperlihatkan “filling defect persistent”. Pemeriksaan esofagus dengan

kontras sebaiknya tidak dilakukan pada benda asing radioopak karena densitas

benda asing biasanya sama dengan zat kontras, sehingga akan menyulitkan

penilaian ada tidaknya benda asing. Risiko lain adalah terjadi aspirasi bahan

kontras. Bahan kontras barium lebih baik daripada zat kontras yang larut di air

(water soluble contrast), seperti gastrografin, karena sifatnya kurang toksik

terhadap saluran napas bila terjadi aspirasi kontras, sedangkan gastrografin

bersifat mengiritasi paru. Oleh karena itu pemakaian kontras gastrografin harus

dihindari terutama pada anak.8,14

Suatu penelanan barium dalam jumlah besar sebaiknya tidak

diberikan, karena akan menutupi dinding esofagus dengan penebalan pasta

putih akibatnya sangat sulit dilakukan esofagoskopi. Lebih baik pasien

menelan sedikit kapas atau marshmallow dengan kontras medium di dalamnya.

Serat kapas dapat menangkap benda asing untuk sementara atau selama

penelanan, dengan demikian menampakkan adanya benda asing melalui

floroskopi. Pengetahuan orientasi dari benda asing pada esofagus sangat

membantu dalam merencanakan endoskopi.8

Radiogram sebaiknya termasuk semua daerah dari hidung hingga

anus. Seringkali lebih dari satu benda asing yang tertelan, kecuali pemeriksaan

lengkap dilakukan, objek tambahan, seperti jarum yang telah menembus ke

dalam kolon, dapat terlewatkan.8,14

Xeroradiografi dapat menunjukkan gambaran penyangatan

(enhancement) pada daerah pinggir benda asing.8

Computerized tomographyc scanner (CT scan) esofagus dapat

menunjukkan gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses. Magnetic

resonanse imaging (MRI) dapat menunjukkan gambaran semua keadaan

patologis esofagus. Bagaimanapun juga, tanpa bukti radiologik, belum dapat

menyingkirkan adanya benda asing di esofagus.13,14

16

Page 17: Corpus Alienum Esofagus

XIII. PENATALAKSANAAN

Apabila suatu benda asing tertelan, biasanya benda tersebut akan

melewati sistem pencernaan secara spontan. Tetapi beberapa benda dapat

tersangkut di esofagus. Apabila benda asing tersangkut di esofagus, maka

benda tersebut harus dikeluarkan, terutama jika :16

a. benda asing yang runcing, harus dikeluarkan sesegera mungkin untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut dari lapisan esofagus

b. baterai jam tangan atau kalkulator, yang dapat menyebabkan kerusakan

pada jaringan sekitarnya dengan cepat, harus dikeluarkan dari esofagus

dengan segera

Jika seseorang yang tertelan benda asing batuk, maka instruksikan

orang tersebut untuk terus batuk dan jangan menghalangi ataupun

mengganggunya. Apabila benda asing yang tertelan menutupi jalan napas dan

menyebabkan kondisi pasien memburuk, maka dapat dilakukan beberapa

pertolongan pertama, antara lain :16

1. Melakukan back blow sebanyak lima kali. Back blow dilakukan dengan

cara melakukan pukulan dengan telapak tangan di antara kedua tulang

skapula korban.16

Gambar 7. Cara melakukan back blow16

2. Melakukan abdominal thrust. Abdominal thrust atau yang juga dikenal

dengan Heimlich maneuver, dilakukan sebanyak lima kali. Tetapi pada

bayi, maneuver ini tidak dilakukan karena dapat menyebabkan luka,

jadi dapat dilakukan kompresi dada sebagai gantinya.16

17

Page 18: Corpus Alienum Esofagus

Cara melakukan Heimlich maneuver adalah penolong berdiri di

belakang korban, posisikan tangan penolong memeluk di atas perut

korban melalui ketiak korban. Sisi genggaman tangan penolong

diletakkan di atas perut korban tepat pada pertengahan antara pusar dan

batas pertemuan rusuk kiri dan kanan. Letakkan tangan lain penolong di

atas genggaman pertama lalu hentakkan tangan penolong ke arah

belakang dan ke atas, posisi kedua siku penolong ke arah luar,

kemudian lakukan hentakan sambil meminta pasien membantu

memuntahkannya.16

Gambar 8. Cara melakukan Heimlich maneuver16

Benda asing di esofagus dikeluarkan dengan tindakan esofagoskopi

(endoskopi) dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing

tersebut. Bila benda asing telah berhasil dikeluarkan, harus dilakukan

esofagoskopi ulang untuk menilai adanya kelainan-kelainan esofagus yang

telah ada sebelumnya.12,13

Terdapat dua jenis esofagoskop, yaitu :1

1. Esofagoskop kaku (fiberoptic rigid esophagoscope), digunakan terutama

untuk terapi, seperti mengambil benda asing, mengangkat tumor jinak,

hemostatis, pemberian obat sklerosing untuk varises dan dilatasi stiktur.

Selain itu juga untuk menilai keadaan bagian proksimal osefagus, yaitu

daerah pharyngoeosophageal junction. Alat ini juga digunakan untuk

menilai kelainan esofagus pada bayi dan anak kecil, serta untuk

mengambil foto kelainan esofagus. Esofagoskop kaku memiliki dua

ukuran. Ukuran 50 cm untuk memeriksa esofagus thorakal dan sfingter

18

Page 19: Corpus Alienum Esofagus

bagian bawah, serta ukuran 20-30 cm untuk memeriksa faring dan

esofagus servikal.1

2. Esofagoskop lentur (fiberoptic flexible esophagoscope), memberikan

kemudahan untuk memeriksa pasien dengan kelainan tulang vetebra,

terutama di daerah servikal dan thorakal. Untuk kelainan esofagus yang

disertai dengan adanya kecurigaan kelainan dilambung, maka

esofagoskop lentur merupakan alat pilihan untuk diagnostik.

Esofagoskop lentur memiliki panjang yang bervariasi mulai dari 100-110

cm dan diameter mulai dari 7,8 sampai 12 mm. Masing-masing alat

tersebut juga dilengkapi dengan suction, air insufflation, dan forsep

biopsi.1

Gambar 10. Alat esofagoskopi12

Karena esofagoskopi relatif invasif dan mahal, terdapat dua metode

lain yang telah diteliti dapat dilakukan untuk mengeluarkan benda asing dari

esofagus dan mungkin lebih hemat biaya bila dilakukan dengan tepat. Kedua

metode tersebut umumnya dilakukan pada anak-anak yang tertelan koin.6

a. Metode dengan kateter foley. Benda asing tumpul dapat dikeluarkan

dengan menggunakan kateter foley. Pasien dibaringkan pada meja

fluoroskopi dengan posisi kepala direndahkan (head-down position),

19

Page 20: Corpus Alienum Esofagus

kemudian kateter dimasukkan sampai ke bagian distal benda asing.

Kateter kemudian digembungkan dan ditarik secara perlahan, lalu ambil

dan tarik benda asing dengan kateter tersebut. Pada beberapa kasus,

benda asing lepas dan masuk ke lambung. Proses ini sebaiknya dilakukan

dengan pantauan fluoroskopi.6

Gambar 9. Metode kateter foley17

b. Metode Businasi (Bougienage method). Benda asing yang tumpul dapat

diteruskan ke lambung dengan menggunakan sebuah busi (bougie). Anak

dalam posisi duduk tegak, dan instrumen yang telah diberi pelumas

dimasukkan perlahan ke dalam esofagus, dan menyebabkan benda asing

terlepas. Benda asing tersebut diharapkan dapat melewati sisa saluran

pencernaan. Metode ini tidak dapat dilakukan pada anak-anak yang

memiliki abnormalitas pada saluran pencernaannya.6

Karena benda asing di esofagus dapat lewat dengan spontan, maka

foto thoraks harus dilakukan sebelum dilakukannya kedua prosedur. Kedua

metode ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan

dilakukan pada anak-anak yang sebelumnya sehat yang menelan benda tumpul

kurang dari 24 jam.6

20

Page 21: Corpus Alienum Esofagus

Benda asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan dengan

esofagoskopi harus segera dikeluarkan dengan pembedahan, yaitu esofagotomi

servikal atau esofagotomi thorakal, tergantung lokasi benda asing tersebut.18,19

1. Esofagotomi servikal, dilakukan dengan cara membuat insisi eksternal

pada leher (setinggi perkiraan letak benda asing) untuk mengidentifikasi

esofagus servikal ataupun hipofaring.18

2. Esofagotomi thorakal, dilakukan dengan membuat insisi pada thoraks

apabila benda asing mengobstruksi esofagus bagian kaudal.19

Bila dicurigai adanya perforasi yang kecil segera dipasang pipa

nasogaster agar pasien tidak menelan, baik makanan maupun ludah, dan

diberikan antibiotik berspektrum luas selama 7-10 hari untuk mencegah

timbulnya sepsis. Benda asing tajam yang telah masuk ke dalam lambung dapat

menyebabkan perforasi di pilorus. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi

dengan sebaik-baiknya, untuk mendapatkan tanda perforasi sedini mungkin

dengan melakukan pemeriksaan radiologik untuk mengetahui posisi dan

perubahan letak benda asing. Bila letak benda asing menetap selama 2 kali 24

jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secra pembedahan

(laparatomi).1,13

Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat darurat,

namun pengeluaran uang logam tersebut harus dilakukan sesegera mungkin

dengan persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah

komplikasi.14

Benda asing baterai bundar (disk/button battery) di esofagus

merupakan benda yang harus segera dikeluarkan karena risiko perforasi

esofagus yang terjadi dengan cepat dalam waktu ± 4 jam setelah tertelan akibat

nekrosis esofagus.15

XIV. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh benda asing yang

terdapat di esofagus, antara lain :11,12

21

Page 22: Corpus Alienum Esofagus

Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi

lokal dengan abses leher, ataupun mediastinitis.

Perforasi esofagus dapat menimbulkan selulitis lokal dan fistel

trakeoesofagus.

Gejala dan tanda perforasi esofagus, antara lain emfisema subkutis atau

mediastinum, krepitasi kulit di daerah leher atau dada, pembengkakan

leher, kaku leher, demam, menggigil, gelisah, takikardi, takipnea, nyeri

yang menjalar ke punggung, retrosternal, dan epigastrium. Penjalaran ke

pleura menimbulkan pneumotoraks dan piotoraks.

Bila lama berada di esofagus dapat menimbulkan jaringan granulasi dan

radang periesofagus. Benda asing seperti baterai alkali menimbulkan

toksisitas intrinsik lokal dan sistemik dengan reaksi edema dan inflamasi

lokal.

XV. PENCEGAHAN

Pada dasarnya pencegahan terhadap masuknya atau tertelannya benda

asing ke dalam esofagus tergantung pada setiap individu itu sendiri. Dari setiap

cara pencegahan benda asing yang masuk dalam esofagus hendaknya :1,14

1. Anak dididik untuk hanya memasukkan makanan ke dalam mulut.

Pada dasarnya anak-anak banyak mengeksplor benda-benda apa saja

yang mungkin dapat masuk ke dalam mulut. Disarankan anak-anak selalu

diawasi agar tidak terjadi tertelannya benda asing.

2. Jangan meletakkan sesuatu sembarangan. Ketidaksengajaan pada orang

tua yang meletakkan barang atau benda kecil sering sekali menjadi

kecelakaan pada anak yang tertelan benda asing. Misalnya pada orang tua

yang sedang meletakkan jarum pada ayunan saat sedang menidurkan

anaknya di ayunan.

3. Jangan makan makanan keras bila gigi tak lengkap. Proses pencernaan

diawali pada masuknya benda di mulut. Bila pada anak yang belum

tumbuh gigi atau pada orang tua yang tidak mampu untuk mencerna dan

melunakkan makanan yang keras.

22

Page 23: Corpus Alienum Esofagus

4. Jangan menggigit benda-benda yang bukan makanan seperti peniti, dan

lain-lain. Kecerobohan yang tidak disengaja juga dapat menyebabkan

benda asing tertelan. Contoh bisa sedang mengigit jarum pada saat

menjahit atau pada saat sedang memasang kerudung pada wanita, jika

tidak terjadi kecerobohan meletakan sesuatu pada mulut maka tidak akan

tertelan benda asing.

5. Pemakaian gigi palsu yang baik dan benar. Ketidaksesuaian rongga pada

gigi akan mengakibatkan renta lepas pada dasar gigi, yang akan jatuh

tertelan.

KESIMPULAN

23

Page 24: Corpus Alienum Esofagus

Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari

dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada.

Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama anak

usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur.

Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis

esofagus, lokasi tersering benda asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter

krikofaringeus dikarenakan pada daerah tersebut adalah daerah yang sempit dan

terdiri dari otot krikofaring yang akan membuka pada saat bolus melewatinya.

Namun apabila bolus atau makanan tidak sempurna diolah di mulut akan

menyebabkan makanan tersebut tersangkut, apalagi untuk suatu benda asing yang

cukup besar.

Gejala benda asing esofagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing

tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esofagus distal, timbul rasa

tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi,

tergantung pada ukuran benda asing, dan dapat pula dijumpai odinofagia,

hipersalivasi, regurgitasi dan muntah, kadang-kadang ludah berdarah.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah endoskopi, biasanya tindakan terbagi

menjadi dua jenis, yaitu endoskopi kaku dan endoskopi fleksibel.

Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal

dengan abses leher atau mediastinitis.

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: Corpus Alienum Esofagus

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu

kesehatan telinga, hidung, tenggorok, keala, dan leher. Edisi keenam. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 276-93, 299-302, 311-3.

2. Fielding JWL, Hallissey MT. Upper gastrointestinal surgery. London:

Springer; 2005. p. 1-15.

3. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head and neck surgery -

otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.

4. Yan Xiu-e, Zhou Li-ya, Lin San-ren, Wang Ye, Wang Ying-chun.

Therapeutic effect of esophageal foreign body extraxtion management :

flexible versus rigid endoscopy in 216 adults of beijing. Med Sci Monit Oct

27;20:2054-60.

5. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi keenam. Jakarta:

EGC; 2012. p. 641-64.

6. Conners GP. Pediatric foreign body ingestion [online]. 2014 October 17

[cited on 2015 May 16]. Available from: URL:

http://emedicine.medscape.com/article/801821

7. Crockett SD, Sperry SL, Miller CB, Shaheen NJ, Dellon ES. Emergency care

of esophageal foreign body impactions : timing, treatment modalities, and

resource utilization. Dis Esophagus 2013 Feb;26(2):105-12.

8. Rooks V. Esophageal foreign body imaging [online]. 2013 November 11

[cited on 2015 May 16]. Available from: URL:

http://emedicine.medscape.com/article/408752

9. Chinski A, Foltran F, Gregori D, Ballali S, Passali D, Bellussi L. Foreign

bodies in the oesophagus : the experience of the buenos aires paediatric orl

clinic. International Journal of Pediatrics 2010 Aug 21;1-6.

10. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology : a step-by-step

learning guide. New York: Thieme; 2006. p. 124-6.

11. Selivanov V, Sheldon GF, Cello JP, Crass RA. Management of foreign body

ingestion. Journal of Department Surgery and Medicine University of

California 2009;199(2):187-91.

25

Page 26: Corpus Alienum Esofagus

12. Water TR, Staecker H. Otolaryngology : basic science and clinical review.

New York: Thieme; 2006. p. 223.

13. Dhillon RS, East CA. An illustrated colour text : ear, nose, and throat, and

head and neck surgery. 2nd ed. London: Churchill Livingstone; 2000. p. 84-5.

14. Shivakumar AM, Naik AS, Prashanth KB, Hongal GF, Chaturvedy G.

Foreign bodies in upper digestive tract. Indian Journal of Otolaryngology and

Head and Neck Surgery 2006 Mar;58(1):63-8.

15. P Rathore, A Raj, A Sayal, R Meher, B Gupta, M Girhotra. Prolonged foreign

body impaction in the oesophagus. Singapore Med J 2009;50(2):53-4.

16. Staff Mayo Clinic. Foreign object swallowed : first aid [online]. 2014

September 20 [cited on 2015 May 17]. Available from: URL:

http://www.mayoclinic.org/first-aid

17. Virginia University. Treatment of food impactions and foreign bodies in the

esophagus [online]. 2013 [cited on 2015 May 17]. Available from: URL:

https://www.med-ed.virginia.edu/

18. Theissing J, Rettinger G, Werner JA. ENT - head and neck surgery : essential

procedures. New York: Thieme; 2011.

19. Sidney University. Esophageal foreign body [online]. 2012 November 19

[cited on 2015 May 20]. Available from: URL: http://www.vetbook.org/

26