contoh sosial marketing

24
Tema Fenomena Sosial: Menurunnya minat membaca di kalangan anak-anak Deskripsi Fenomena Sosial: eperti yang banyak kita ketahui, anak- anak saat ini lebih senang menonton televisi dengan tayangan yang tidak memiliki sifat edukatif, seperti yang sekarang ini sering ditayangkan oleh beberapa televisi swasta pada jam tayang unggulan mereka (prime time) sehingga membuat anak-anak malas membaca, baik buku pelajaran maupun buku cerita. Hal seperti ini banyak terjadi pada anak-anak yang masih kecil, salah satunya terjadi pada adik dari teman kami. Ia duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD). Ia setiap harinya menonton sinetron mulai dari pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB. S Salah satu televisi nasional menayangkan sinetron-sinetron yang kurang memberikan tayangan edukatif, seperti Diam-Diam Suka, Ganteng- Ganteng Serigala, Emak Ijah Pengen ke Mekah, dan banyak sinetron lainnya. Hal ini membuat anak-anak kurang mengetahui cerita-cerita atau dongeng apa saja yang ada untuk anak seusianya, bukan justru cerita-cerita sinetron yang tidak memberikan pesan moral sama sekali. Film-film tersebut mampu menghipnotis anak-anak untuk malas membaca buku-buku dongeng cerita lama, bahkan buku pelajaran juga jarang disentuh mereka. Pada akhirnya, kami menyimpulkan bahwa minat 1 KOTAK ILMU

Upload: reza-agung-r

Post on 10-Jul-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: contoh sosial marketing

Tema Fenomena Sosial:

Menurunnya minat membaca di kalangan anak-anak

Deskripsi Fenomena Sosial:

eperti yang banyak kita ketahui,

anak-anak saat ini lebih senang

menonton televisi dengan tayangan

yang tidak memiliki sifat edukatif, seperti

yang sekarang ini sering ditayangkan oleh

beberapa televisi swasta pada jam tayang

unggulan mereka (prime time) sehingga

membuat anak-anak malas membaca, baik

buku pelajaran maupun buku cerita. Hal

seperti ini banyak terjadi pada anak-anak

yang masih kecil, salah satunya terjadi pada

adik dari teman kami. Ia duduk di kelas 2

sekolah dasar (SD). Ia setiap harinya

menonton sinetron mulai dari pukul 17.00

WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB.

Salah satu televisi nasional menayangkan

sinetron-sinetron yang kurang memberikan

tayangan edukatif, seperti Diam-Diam Suka,

Ganteng-Ganteng Serigala, Emak Ijah

Pengen ke Mekah, dan banyak sinetron

lainnya. Hal ini membuat anak-anak kurang

mengetahui cerita-cerita atau dongeng apa

saja yang ada untuk anak seusianya, bukan

justru cerita-cerita sinetron yang tidak

memberikan pesan moral sama sekali. Film-

film tersebut mampu menghipnotis anak-

anak untuk malas membaca buku-buku

S dongeng cerita lama, bahkan buku pelajaran

juga jarang disentuh mereka.

Pada akhirnya, kami menyimpulkan

bahwa minat membaca di kalangan anak-

anak mulai menurun. Seperti yang kita

ketahui, buku adalah jendela dunia yang

mana buku sendiri memiliki arti yang sangat

penting. Dengan membaca, kita dapat

mengetahui banyak hal yang ada diluar

lingkungan kita dan akan selalu ada hal yang

membuat kita untuk terus belajar, baik

melalui pesan moral, etika, dll. Namun,

kenyataannya adalah budaya membaca buku

itu sendiri mulai terkikis. Oleh karena itu,

kelompok kami mencoba untuk merubah

kebiasaan jarang membaca tersebut.

Kami mencoba mengubah kebiasaan

tersebut dengan membuat kampanye tentang

pentingnya membaca buku. Kami membuat

kampanye tersebut semenarik mungkin

untuk anak-anak, sehingga anak-anak dapat

menganggap membaca buku menjadi

sesuatu yang menyenangkan. Maka dari itu

kami mencanangkan program KOTAK

ILMU dengan tagline “sharing your future

by sharing your books” kepada anak-anak

1KOTAK ILMU

Page 2: contoh sosial marketing

usia sekolah dasar. Karena menurut kami,

jika ingin merubah sesuatu kita harus

memulai dari akarnya dan menurut kami jika

anak-anak usia sekolah dasar sudah

ditanamkan tentang pentingnya membaca,

untuk kedepannya kebiasaan tersebut akan

mereka terapkan sendiri secara otomatis.

I. LATAR BELAKANG

embaca merupakan salah satu

pintu utama untuk dapat

mengakses pengetahuan.

Pengetahuan ini tentunya akan dapat

dipahami dan dikuasai secara maksimal

melalui proses belajar yang giat, tekun, dan

terus menerus. Proses belajar yang efektif

M antara lain dilakukan dengan melakukan

aktivitas membaca itu sendiri. Dengan bekal

pengetahuan itulah manusia mampu

menyelesaikan segala permasalahan-

permasalahan dalam kehidupannya. Tanpa

pengetahuan, tentunya manusia akan banyak

menemui kesulitan dalam memecahkan

2KOTAK ILMU

Page 3: contoh sosial marketing

setiap masalah yang dihadapinya. Sekolah

Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar

9 tahun merupakan lembaga pendidikan

pertama yang menekankan siswa belajar

membaca, menulis dan berhitung.

Kecakapan ini merupakan landasan, wahana,

dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar

menggali dan menimba ilmu pengetahuan

lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut bagi

siswa akan mengalami kesulitan menguasai

ilmu pengetahuan (Depdikbud,

1991/1992:11).

Salah satu kegiatan utama dalam

proses belajar dan mengajar di sekolah

tentunya adalah membaca. Kebiasaan rajin

membaca buku yang dilakukan oleh anak

sangat ditentukan oleh minat anak terhadap

aktivitas tersebut. Dengan demikian, terlihat

bahwa minat menjadi motivator untuk

melakukan suatu kegiatan seperti membaca.

Tingginya minat baca para siswa di suatu

sekolah bisa menjadi indikasi tingkat

pemahaman dan penguasaan materi

pelajaran yang mereka dapatkan dari

sekolah.

Farida Rahim (2008: 1) menyatakan

bahwa membaca semakin penting dalam

kehidupan masyarakat yang semakin

kompleks. Namun, anak-anak yang tidak

memperhatikan pentingnya belajar membaca

tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar

membaca merupakan usaha yang terus-

menerus dan siswa yang melihat tingginya

nilai (value) membaca dalam kegiatan

pribadinya akan lebih giat belajar

dibandingkan dengan siswa yang tidak

menemukan keuntungan dari kegiatan

membaca. Siswa yang menunjukkan minat

baca yang tinggi memberikan harapan akan

munculnya orang-orang yang memiliki

kualitas sumber daya manusia yang tinggi,

yang pada gilirannya diharapkan akan

memberikan kontribusi yang besar untuk

pemecahan persoalan-persoalan multi

dimensional yang terus mendera bangsa

Indonesia.

Pada 2003, UNDP menempatkan

Indonesia di urutan ke-112 di antara 174

negara dalam budaya membaca. Sedangkan

pada 2005 turun di urutan ke-117 di antara

177 negara. Artinya, ini menunjukkan gejala

penurunan yang cukup memprihatinkan.

Laporan tersebut diperkuat oleh Suryaman

(2009:45) budaya membaca masih sangat

rendah di Indonesia. Indonesia menduduki

peringkat ketiga dari bawah untuk kebiasaan

membaca berada pada urutan ke-39 dari 41

negara.

Dalam kehidupan keseharian,

aktivitas bermain lebih mendominasi.

3KOTAK ILMU

Page 4: contoh sosial marketing

Perpustakaan yang terdapat diberbagai kota

di Indonesia merupakan tempat koleksi

berbagai macam bacaan juga jarang

dikunjungi. Bahkan membaca buku

pelajaran pun hanya dilakukan jika ada

ulangan atau tes saja. Padahal banyak sekali

manfaat atau keuntungan yang dapat diraih

dengan membaca buku, terutama sekali bagi

anak-anak agar memiliki kebiasaan sejak

dini untuk gemar membaca buku yang

bermanfaat bagi anak, seperti buku

pelajaran, buku cerita atau dongeng yang

banyak mengandung pesan moral, buku

sejarah dll. Berikut ini manfaat membaca

buku bagi anak sejak dini diantaranya

sebagai berikut ini,

o Anak yang gemar membaca tentu

akan mendapatkan informasi atau

pengetahuan yang lebih banyak

dibandingkan dengan anak yang

jarang membaca

o Anak dapat memanfaatkan waktu

luang dengan kegiatan yang lebih

bermanfaat dengan semakin

banyaknya informasi yang diterima

dapat menambah wawasan berpikir

anak tersebut

o Anak yang gemar membaca

khususnya membaca buku-buku

pelajaran, tentu saja dapat

meningkatkan prestasi belajar anak

tersebut

o Anak yang gemar membaca buku,

khususnya buku-buku cerita yang

banyak mengandung pesan moral

dapat membentuk perilaku anak

tersebut menjadi lebih baik

dikehidupan sehari-hari

Dari banyaknya manfaat membaca

yang sudah disebutkan diatas, sayangnya

menurut data pada 2003, UNDP

menempatkan Indonesia di urutan ke-112 di

antara 174 negara dalam budaya membaca.

Sedangkan pada 2005 turun di urutan ke-117

di antara 177 negara. Artinya, ini

menunjukkan gejala penurunan yang cukup

memprihatinkan. Laporan tersebut diperkuat

oleh Suryaman (2009:45) budaya membaca

masih sangat rendah di Indonesia. Indonesia

menduduki peringkat ketiga dari bawah

untuk kebiasaan membaca berada pada

urutan ke-39 dari 41 negara. Terdapat pula

penelitian yang dilakukan UNESCO di

Indonesia tahun 2011, minat baca orang

indonesia hanya 0,001, setiap seribu orang

hanya satu orang yang mempunyai minta

baca buku. Hal tersebut sangat rendah,

sehingga menurut pelitian yang dilakukan

oleh UNDP tahun 2012 mengatakan bahwa

angak melek huruf di Indonesia hanya

65,5%.

4KOTAK ILMU

Page 5: contoh sosial marketing

Anak jalanan adalah istilah umum

bagi anak yang setiap harinya berkegiatan di

jalanan. Image anak jalanan adalah anak

yang kumuh, dekil, liar, nakal dan selalu

hadir di persimpangan jalan. Dari segi

tingkat pendidikan mereka ada yang putus

sekolah atau bahkan tidak sekolah sama

sekali. Hal tersebut yang mendasari mereka

berkelakuan tidak baik, tidak paham akan

pentingnya pendidikan bagi masa depan

mereka.

Sehingga, dari pemaparan diatas

menjadi latar belakang kami untuk

mengadakan kegiatan sosial marketing yang

dinamakan sebagai “KOTAK ILMU”.

Kami akan menerima sumbangan dalam

bentuk buku bacaan dan uang tunai dari

seluruh masyarakat khususnya mahasiswa.

Nantinya kami akan mengajak anak-anak

jalanan usia dini untuk story telling atau

menceritakan kembali. Bagi mereka yang

berani bercerita didepan teman-temannya

maka akan diberikan hadiah berupa

peralatan sekolah. Hal ini kami lakukan

karena dirasa lebih interaktif dan lebih

memberikan peluang bagi anak-anak untuk

lebih aktif berpartisipasi. Dengan demikian,

kami berharap kegiatan sosial marketing ini

dengan tagline “Sharing The Future By

Sharing Your Book” menjadi kegiatan yang

bermanfaat bagi kemajuan bangsa dengan

memberikan edukasi kepada para penerus

bangsa khususnya anak-anak jalanan yang

keberadaanya kadang terlupakan dalam

kehidupan sehari-hari, serta diharapkan pula

mereka memiliki pengetahuan yang baik dan

daya empati yang tinggi.

II. TUJUAN

• Mempertahankan minat membaca buku pada anak Jalanan di Malang

• Memberi pengajaran kepada mereka bagi yang belum bisa membaca

• Memberikan pelajaran agar dapat berbicara di depan umum

• Membantu sang anak untuk berpikir kritis

• Meningkatkan kepercayaan diri anak

III. OUTPUT

utput yang kami harapkan adalah

terciptanya keinginan anak

untuk membaca dan

menceritakan kembali apa yang telah

O mereka ceritakan kepada orang lain. Dengan

harapan keinginan membaca ini berkembang

menjadi suatu budaya membaca yang

nantinya akan mencerdaskan anak-anak

5KOTAK ILMU

Page 6: contoh sosial marketing

jalanan ini. Selain itu juga ada harapan

bahwa kegiatan ini bisa bermanfaat untuk

peningkatan kepercayaan diri mereka untuk

berbicara didepan umum.

IV. TARGET ADOPTERS

arget adopter kami adalah anak-

anak jalanan dan tidak mampu di

Kota Malang. Alasan pemilihan

ini berdasarkan keprihatinan kami melihat

anak-anak kekurangan pendidikan.

Setidaknya melalui buku bacaan dapat

T membuka pengetahuan mereka mengenai

besarnya dunia ini. Selain itu kami juga

ingin menumbuhkan minat membaca dan

mengingatkan kembali mengenai budaya

mendongeng atau menceritakan kembali

sejak dini.

V. SKENARIO ATAU CONCEPT VIDEO

onsep video yang dilakukan oleh divisi dokumentasi adalah dokumenter. Dimana

tidak banyak terjadi skenario yang telah disusun oleh divisi dokumentasi.

Dokumentasi yang diambil dengan konsep tersebut akan menimbulkan sisi emosi

yang lebih tinggi daripada terdapat skenario, dikarenakan pengambilan dokumentasi dengan

konsep dokumenter lebih terlihat natural dan apa adanya di frame layar. Pada frame tertentu

editor menambahkan backsound untuk menimbulkan emosi dan suasana yang lebih pada

gambar.

KSkenario yang telah dibuat hanyalah sebagai pelengkap shoot atau pengambilan gambar

untuk memperjelas apa yang sedang terjadi di dalam gambar tersebut. Setelah itu

mengkordinasikan untuk jargon bersama dan memberi testimoni dalam acara yang sudah

dijalankan.

SCENE EXT / INT GAMBAR PENJELASAN1 EXT. SIANG HARI -

JALAN RAYAKami menuju tempat kampanye kami di daerah Langsep dengan menggunakan sepeda motor.

2.1 EXT. SIANG HARI - HALAMAN RUMAH

Anggota memperkenalkan diri dan jabatan apa yang mereka jabat dalam proyek kampanye ini.

6KOTAK ILMU

Page 7: contoh sosial marketing

2.2 EXT. SIANG HARI - HALAMAN RUMAH

Anggota memperkenalkan diri dan jabatan apa yang mereka jabat dalam proyek kampanye ini.

3.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami membuka acara dan membahas tentang mengapa penting untuk kita suka membaca.

3.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami membuka rangkaian kampanye kami dengan drama menggunakan media boneka. Drama menceritakan tentang efek samping jika tidak suka membaca dan menjelaskan tentang apa itu kotak ilmu.

4 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami menjelaskan esensi dari bagian acara kampanye kami, memilih buku cerita dari kotak ilmu dan menceritakannya kembali.

5 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Anak-anak yang merupakan target adopters kampanye kami, kami persilahkan memilih buku bacaan yang sudah kami bawa di dalam kotak ilmu.

6.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Untuk menambah keseruan dalam acara kami, kami membuat kompetisi mendongeng untuk para target adopters. Anak-anak kami ajak untuk bisa menceritakan kembali cerita yang sudah mereka baca dari kotak ilmu.

7KOTAK ILMU

Page 8: contoh sosial marketing

6.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami mengajarkan mereka untuk berani tampil di depan dan dapat mendongeng dengan baik.

7 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami menjelaskan esensi dari bagian acara kampanye kami, mengadakan kompetisi dongeng.

8 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Kami menjelaskan esensi dari pemberian mahkota kepada pemenangkompetisi mendongeng.

9.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Dari beberapa anak yang tampil dan maju ke depan untuk mendongeng, kami mengambil tiga terbaik dan memberikan hadiah untuk mereka yang sudah juara. Kami memberikan hadiah untuk juara 3.

9.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami memberikan hadiah untuk juara 2.

9.3 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU

Kami memberikan hadiah untuk juara 1.

10 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Untuk menghargai antusias anak-anak yang sudah datang untuk menghadiri kampanye kami, kami membagikan makanan berat beserta susu kepada seluruh anak-anak yang sudah hadir.

8KOTAK ILMU

Page 9: contoh sosial marketing

11 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Kami memberikan uang sumbangan sukarela kepada salah satu perwakilan setempat untuk keberlangsungan program kotak ilmu kami di daerah tersebut.

12 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Kami memberikan testimoni terhadap acara yang sudah kami laksanakan.

13.1 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Jargon yang dilantunkan perwakilan setempat “Membaca, Bisa!”

13.2 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH

Jargon yang dilantunkan seluruh anak-anak peserta kampanye kami “Membaca, Bisa!”

VI. JADWAL PEMBUATAN VIDEO DAN EDITING

26 Desember 2014 : Penggarapan Storyboard 28 Desember 2014 : Pengambilan gambar 28 Desember 2014 – 5 Januari 2015 : Editing Video

VII. KOMPETITOR

alam program sosial marketing

yang kami rancang, kompetitor

yang tidak dapat dipungkiri

keberadaannya adalah perkembangan

teknologi yang semakin pesat seperti

televisi, handphone, tablet, atau gadget lain

yang semakin digemari anak-anak untuk

D bermain daripada membaca buku. Selain itu,

melalui film juga kemudian mengurangi

minat mereka untuk mendengarkan cerita-

cerita dongeng. Sehingga, tidak dapat

disalahkan juga mengapa disaat kami

melakukan pencarian buku bacaan agaklah

sulit, karena dewasa ini orang lebih memilih

9KOTAK ILMU

Page 10: contoh sosial marketing

membaca yang bersumber dari gadget daripada harus membeli buku.

VIII. DILEMA ETIKA

rogram kampanye yang kami buat

bertujuan untuk menyadarkan

generasi sedini mungkin akan

penting nyamembaca. Membaca adalah

modal paling utama dalam social skills yang

diperlukan di dunia pendidikan, pekerjaan,

dan interaksi sosial lainnya. Semakin dini

pengetahuan dan wawasan yang mereka

peroleh, tentunya mereka akan semakin siap

untuk menghadapi dunia sekolah. Dalam

program kampanye yang telah dilakukan,

kami mengalami beberapa dilema etika.

Yang pertama, ketika anak yang rata-rata

berusia dibawah 5 tahun masih suka bermain

sendiri, jalan-jalan, dan tidak tertarik untuk

mebaca. Menjadi tantangan bagi kami

sendiri untuk mengampanyekan asiknya

membaca buku, di mulai dari buku cerita

yang mudah di pahami. Dilema etika yang

kedua, ketika kami sedang

mengampanyekan gerakan membaca buku

P dengan membacakan buku cerita beberapa

anak cepat bosan dan ingin segera main

sendiri. Dengan hadiah menarik pun hanya

beberapa anak yang tertarik untuk membaca

dan menceritakan buku di depan teman-

teman lain. Dilema etika paling terlihat pada

program kami yang berfokus pada

pendidikan dan akademis, demi menunjang

pengetahuan anak sedini mungkin adalah

lingkungan sekitar dan tidak adanya

ketersediaan sarana prasana yang layak dan

memadai. Lingkungan sekitar merupakan

daerah penduduk ekonomi bawah yang tidak

banyak tahu tentang dunia pendidikan,

Akibatnya, banyak orang tua pula yang acuh

terhadap pendidikan sang anak sehingga

membudayakan membaca kepada anak-anak

disana membutuhkan persuasif yang

menyenangkan tanpa membebani dan

mengganggu masa bermain anak-anak usia

dini.

IX. PERTUKARAN/EXCHANGE

Manusia adalah makhluk yang digerakkan oleh

kebutuhan dengan kebutuhan besar untuk mencoba dan

berusaha memenuhinya. Oleh karena itu manusia akan

melakukan pertukaran (exchange) untuk saling

menguntungkan.

10KOTAK ILMU

Page 11: contoh sosial marketing

Dalam program ini, pertukaran yang kami hasilkan adalah sebagai berikut:

Yang adopter dapatkan:

- Buku-buku dongeng baru dari berbagai

sumber

- Mengerti tentang pentingnya membaca

- Mengerti tentang asiknya membaca

- Berani berbicara di depan umum

- Dilatih untuk berpikir kritis

- Pengajaran membaca bagi anak anak yang kemampuannya bacanya masih kurang

- Secara bertahap, minat membaca mereka meningkat jadi sering membaca buku

- Menambah pengalaman bagi anak-anak bagaimana cara bercerita kembali di depan

umum

Yang kami dapatkan:

- Keberhasilan membantu negara dalam hal menghasilkan generasi-generasi produktif

yang suka membaca

- Membantu meningkatkan minat membaca di kalangan anak-anak

- Keberhasilan membuat anak-anak Indonesia menjadi lebih berani berbicara di depan

umum

- Memahami perilaku cara belajar anak usia 4-12tahun

X. RINCIAN ANGGARAN BIAYA

Pemasukan

Kas Kelompok

Jumlah anggota 9 x 90.000 : Rp 810.000,00

Total : Rp 810.000,00

11KOTAK ILMU

Page 12: contoh sosial marketing

Pengeluaran

Box buku cerita & hiasan : Rp 100.000,00

Konsumsi

Nasi 60 kotak x 6000 : Rp 360.000,00

Susu 60 buah x 1000 : Rp 60.000,00

Aqua 2 Dus : Rp 40.000,00

Sumbangan untuk KOIN MALANG : Rp 250.000,00

Total : Rp 810.000,00

XI. PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu : 09.00 WIB – 11.00 WIB

Tempat : Kelas mengajar KOIN Malang (Sukun)

Target adopters : Anak-anak jalanan dan tidak mampu disekitar Kota Malang.

Alasan pemilihan ini berdasarkan keprihatinan kami melihat anak-anak kekurangan buku

untuk membaca, dan juga sekaligus menjalankan tujuan kami yaitu mengembangkan

budaya membaca untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga wawasan kepada

anak-anak.

Sosmar Agent

12KOTAK ILMU

Ketua Pelaksana

Reza Agung R

Sekretaris

Aulia Rizky

Bendahara

Lely Kusuma DK

Divisi Acara dan Humas

Sarah Agustini P

Inggrita Febriza

Page 13: contoh sosial marketing

Pihak yang bekerjasama : KOIN Malang

KOIN (Komite Independen

Untuk Pendidikan) merupakan suatu

lembaga yang menjadi wadah untuk

advokasi di bidang pendidikan

khususnya bagi anak-anak yang tidak

bisa mendapatkan haknya untuk

mendapatkan pendidikan. KOIN dapat

dikatakan sebagai LSM (Lembaga

Swadaya Masyarakat) karena kegiatan-

kegiatan sosialnya dalam advokasi

pendidikan, hanya saja KOIN belum

mempunyai payung hukum dan belum

terdaftar di Mendagri. Pada tanggal 30

September 2012, KOIN resmi dibentuk.

Awal terbentuknya KOIN ini muncul

ketika melihat salah satu kasus anak

jalanan yang hampir dikeluarkan oleh

sekolahnya dikarenakan tidak sanggup

membayar SPP dan sumbangan sekolah.

Saat itu telah

diadakan audiensi

oleh beberapa

mahasiswa FISIP

Brawijaya ke Dinas

Pendidikan Nasional

untuk meminta

13KOTAK ILMU

Divisi Perlengkapan

ALL PANITIA

Divisi Sponsorship

Reza Agung R

Lely Kusuma DK

Divisi Dokumentasi

Ferry Fadhlurrahman

Yanuar Ade

Ananda Dwitha

Pembantu Umum

Alva Prasetya

Page 14: contoh sosial marketing

penyelesaian atas kasus tersebut.

Audiensi mereka berhasil dan akhirnya

Diknas memberikan kartu pendidikan

gratis pertama kali di kota Malang untuk

anak jalanan tersebut.

Ide pembentukannya diprakarsai

oleh lima orang mahasiswa FISIP

Universitas Brawijaya, Miftahul Huda

(Sosiologi), M. Fatkhurrohman (Politik),

Nanda Farrel (Politik), Galih

Burhanudin Iqbal (Sosiologi), Wimmy

Halim S.IP, mereka sepakat untuk

membentuk suatu lembaga independen

yang bisa dijadikan wadah untuk

membantu anak jalanan, khususnya di

daerah Malang, Jawa Timur. KOIN

mempunyai tiga poin untuk mencapai

tujuannya, yaitu Advokasi, Edukasi, dan

Donasi. Advokasi fokus pada pemberian

bantuan kepada anak-anak jalanan dan

orang-orang yang mengalami kesulitan

dalam pendidikan.

Poin Edukasi fokusnya pada

kegiatan mengajar yang dilakukan oleh

anggota KOIN, maupun volunteer diluar

anggota KOIN. Dan Donasi, fokusnya

adalah penggalangan dana untuk

advokasi pendidikan. Miftahul Huda

yang saat ini merupakan Dewan

Pertimbangan Organisasi

mengungkapkan harapannya dengan

terbentuknya KOIN ini sebagai suatu

wadah untuk pendidikan anak, akses

pendidikan di Malang lebih merakyat,

dan kebutuhan primer anak-anak

(pendidikan dan bermain) dapat

terpenuhi

14KOTAK ILMU

Page 15: contoh sosial marketing

Hasil yang diperoleh

Melalui Program Sosial

Marketing “KOTAK ILMU: Sharing

The Future by Sharing Your Book”

didapatkan buku-buku bacaan hasil

sumbangan mahasiswa yang berasal dari

Malang dan juga Surabaya. Dalam

jangka waktu yang cukup singkat sekitar

satu minggu, buku yang terkumpul

berjumlah 30 buku

layak baca.

Sedangkan untuk

sumbangan dalam

bentuk uang tunai

tidak kami dapatkan.

Seluruh buku

yang terkumpul

disatukan kedalam kotak dalam hal ini

kami menggunakan keranjang berbahan

plastik yang dihias dan bertuliskan

KOTAK ILMU. Namun, saat ditempat

pelaksanaan kami pun mendapati buku-

buku bacaan koleksi disana yang

kemudian dipilah untuk juga kami

gunakan agar adik-adik bisa ikut

membaca dan menceritakan kembali.

Lewat membagikan buku-buku

kepada adik-adik sambil membantu

membaca, lalu kami meminta mereka

untuk memceritakan kembali dihadapan

teman-teman mereka. Nantinya yang

bercerita dengan lancar akan diberikan

hadiah berupa tas sekolah dan peralatan

tulis. Dari sinilah kami selaku

penyelenggara

berupaya untuk

mengembangkan daya imajinasi anak,

keterampilan berbahasa, kecerdasan

emosional dan membangkitkan minat

membaca lewat mendongeng.

15KOTAK ILMU

Page 16: contoh sosial marketing

Kelemahan dan kelebihan program pelaksanaan sosmar

Kekurangan :

1. Dari orang-orang yang ingin menyumbang, kebanyakan ialah buku pelajaran atau novel-

novel. Hal ini yang patut kita sadari bahwa, dewasa ini buku bacaan minim sekali

dimiliki sehingga penyelenggara sukar untuk mendapatkan penyumbang dengan buku

yang tepat sesuai target.

2. Tempat pelaksanaan yang terbilang sempit dan tidak sebanding dengan jumlah peserta

membuat program yang dilakukan berjalan tidak kondusif.

3. Anak-anak disana cenderung untuk menghafalkan cerita yang ada dibuku bacaan

daripada berusaha untuk menceritakan kembali.

Kelebihan :

1. Terjalin hubungan yang baik antara mahasiswa dan mahasiswi FISIP Universitas

Brawijaya dengan warga daerah SUKUN

2. Anak-anak semakin termotivasi untuk bisa membaca dan menceritakan kembali dalam

hal ini kami sebut dengan mendongeng.

3. Membuat anak-anak lebih antusias untuk berbicara di depan umum.

16KOTAK ILMU

Page 17: contoh sosial marketing

Lampiran

17KOTAK ILMU

Page 18: contoh sosial marketing

18KOTAK ILMU