contoh lapkas stroke hemoragik lapkas - bukit hutabarat

87
LAPORAN KASUS STROKE HEMORAGIK Oleh: ANNISA 060100088 ANDY 060100134 DINDA SARTIKA F. J. 060100188 WINDA OLYSIA P. 060100206 VIJAY TYNDALL LOPEZ 060100296 Pembimbing: Dr. Suherman A. Tambunan DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF

Upload: janice-muliadi

Post on 01-Jul-2015

15.395 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

LAPORAN KASUS

STROKE HEMORAGIK

Oleh:

ANNISA 060100088ANDY 060100134DINDA SARTIKA F. J. 060100188WINDA OLYSIA P. 060100206VIJAY TYNDALL LOPEZ 060100296

Pembimbing:

Dr. Suherman A. Tambunan

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAFFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARARSUP H. ADAM MALIK

MEDAN2010

Page 2: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga pembuatan karya tulis berupa laporan kasus departemen

neurologi yang berjudul “Stroke Hemoragik” dapat tersusun dan terselesaikan tepat

pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Suherman A. Tambunan, selaku

pembimbing penulisan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian laporan

kasus ini.

Adapun pembuatan tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan kasus stroke

hemoragik, mulai dari pengertian hingga penatalaksanaannya pada pasien yang dirawat

inap selama masa kepaniteraan klinik penulis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mendukung

penerapan klinis yang lebih baik dalam memberikan kontribusi positif sistem pelayanan

kesehatan secara optimal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih

banyak terdapat kekurangan di dalam penulisannya, baik di dalam penyusunan kalimat

maupun di dalam teorinya, mengingat keterbatasan dari sumber referensi yang

diperoleh penulis serta keterbatasan penulis selaku manusia biasa yang selalu ada

kesalahan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran. Semoga karya tulis

ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2010

Penulis

i

Page 3: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..… ii

BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………….….. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………… 1

1.2. Manfaat………………………………………………………………………... 2

BAB 2 Laporan Kasus……………………………………………………………... 3

BAB 3 Tinjauan Pustaka…………………………………………………………… 26

3.1. Pengertian Stroke dan Stroke Hemoragik……………………………………... 26

3.2. Epidemiologi Stroke dan Stroke Hemoragik………………………………….. 26

3.3. Etiologi Stroke Hemoragik……………………………………………………. 26

3.4. Faktor Resiko Stroke Hemoragik…………………………………………….... 27

3.5. Patogenesis Stroke Hemoragik………………………………………………... 32

3.6. Patofisiologi Stroke Hemoragik……………………………………………….. 33

3.7. Gejala Klinis Stroke Hemoragik………………………………………………. 35

3.8. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik………………........ 38

3.9. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik…………………………………………… 41

3.10. Komplikasi dan Prognosis Stroke Hemoragik……………………………….. 47

3.11. Pencegahan Stroke Hemoragik......................................................................... 48

BAB 4 Diskusi Kasus………………………………………………………………. 49

BAB 5 Permasalahan………………………………………………………………. 50

BAB 6 Penutup…………………………………………………………………….. 52

6.1. Kesimpulan…………………………………………………………..………... 52

6.2. Saran…………………………………………………………………..………. 53

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….... 54

ii

Page 4: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga orang yang

mengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain – pada kelompok usia 45 tahun

ke atas dan angka kematian yang diakibatnya cukup tinggi.1

Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 - 15% dari seluruh stroke dan

memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark serebral. Literatur lain menyatakan

hanya 8 – 18% dari stroke keseluruhan yang bersifat hemoragik. Namun, pengkajian

retrospektif terbaru menemukan bahwa 40.9% dari 757 kasus stroke adalah stroke

hemoragik. Namun pendapat menyatakan bahwa peningkatan presentase mungkin

dikarenakan karena peningkatan kualitas pemeriksaan seperti ketersediaan CT scan,

ataupun peningkatan penggunaan terapeutik agen antiplatelet dan warfarin yang dapat

menyebabkan perdarahan.2

Stroke adalah penyebab kematian dan disabilitas utama. Dengan kombinasi

seluruh tipe stroke secara keseluruhan, stroke menempati urutan ketiga penyebab utama

kematian dan urutan pertama penyebab utama disabilitas. Morbiditas yang lebih parah

dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada stroke hemoragik dibandingkan stroke

iskemik. Hanya 20% pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.2

Resiko terjadinya stroke meningkat seiring dengan usia dan lebih tinggi pada

pria dibandingkan dengan wanita pada usia berapapun. Faktor resiko mayor meliputi

hipertensi arterial, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, perilaku merokok,

hiperlipoproteinemia, peningkatan fibrinogen plasma, dan obesitas. Hal lain yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah penyalahgunaan obat, pola hidup yang

tidak baik, dan status sosial dan ekonomi yang rendah.3

Diagnosis dari lesi vaskular pada stroke bergantung secara esensial pada

pengenalan dari sindrom stroke, dimana tanpa adanya bukti yang mendukungnya,

diagnosis tidak akan pernah pasti. Riwayat yang tidak adekuat adalah penyebab

kesalahan diagnosis paling banyak. Bila data tersebut tidak dapat dipenuhi, maka profil

stroke masih harus ditentukan dengan memperpanjang periode observasi selama

beberapa hari atau minggu.4

1

Page 5: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan morbiditas

dan menurunkan tingkat kematian serta menurunnya angka kecacatan. Salah satu upaya

yang berperan penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengenalan gejala-gejala

stroke dan penanganan stroke secara dini dimulai dari penanganan pra rumah sakit yang

cepat dan tepat. Dengan penanganan yang benar-benar pada jam-jam pertama paling

tidak akan mengurangi kecacatan sebesar 30% pada penderita stroke.1

Tidak bisa dihindarkan fakta bahwa kebanyakan pasien stroke datang dan dilihat

pertama kali oleh klinisi yang belum memiliki pengalaman yang cukup di semua poin

terpenting dalam penyakit serebrovaskular. Keadaan semakin sulit dikarenakan

keputusan kritis harus segera dibuat mengenai indikasi pemberian antikoagulan,

investigasi laboratorium lebih lanjut, dan saran serta prognosa untuk diberikan kepada

keluarga.4

1.2. Manfaat

Penulisan karya tulis ini ditujukan untuk mempelajari kasus stroke hemoragik yang

berlandaskan teori guna memahami bagaimana cara mengenali, mengobati, dan

mencegah stroke, termasuk tindakan pada saat akut dan pada tingkat kronis, sehingga

dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam merawat pasien yang

menderita stroke hemoragik.

2

Page 6: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

BAB II

LAPORAN KASUS

II.1 Status Neurologi

Anamnese Pribadi

Nama : Bukit Hutabarat

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 48 tahun

Suku bangsa : Batak

Agama : Protestan

Alamat : Partali Julu

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani

Tanggal masuk : 10 Mei 2010

Tanggal keluar : 22 Mei 2010

Riwayat Perjalanan Penyakit

Anamnesis Penyakit

Keluhan utama : Lemah lengan dan tungkai sebelah kiri

Telaah : Hal ini dialami OS +2 minggu yang lalu, terjadi secara tiba-tiba dan saat

OS sedang beristirahat. Riwayat nyeri kepala (+), Riwayat kejang (-), Riwayat

muntah (-), Riwayat trauma (-), Kencing manis (-), Hipertensi (+)

Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi

Riwayat pemakaian obat : Captopril, OS tidak teratur minum obat

Anamnesis Traktus

Traktus sirkulatorius : tidak ada kelainan

Traktus respiratorius : tidak ada kelainan

Traktus digestivus : tidak ada kelainan

Traktus urogenitalis : tidak ada kelainan

26

Page 7: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Penyakit terdahulu dan kecelakaan : hipertensi

Intoksikasi dan obat-obatan : tidak jelas

Anamnesis Keluarga

Faktor herediter : hipertensi pada ayah dan ibu kandung OS

Faktor familer : hipertensi pada kakak kandung OS

Lain-lain : tidak dijumpai

Anamnesis Sosial

Kelahiran dan pertumbuhan : lahir normal dan pertumbuhan baik

Imunisasi : lengkap

Pendidikan : SD

Pekerjaan : petani

Perkawinan dan Anak : menikah

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

Sensorium : compos mentis

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Frekuensi nadi : 80 kali/menit

Frekuensi nafas : 24 kali/menit

Temperatur : 36,5 °C

Kulit dan Selaput Lendir : tidak ada kelainan

Kelenjar Getah Bening : tidak ada kelainan

Persendian : tidak ada kelainan

Siriraj Stroke Score : 2,5×0 + 2×1 + 2×0 + 9 – 0 – 12 = -1 (ragu-ragu)

Kepala dan Leher

Bentuk dan posisi : bulat dan medial

Pergerakan : bebas

Kelainan panca indera : sulit dinilai

Rongga mulut dan gigi : sulit dinilai

Kelenjar parotis : sulit dinilai

Desah : tidak ada

27

Page 8: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Lain-lain : tidak ada

Rongga Dada dan Abdomen Rongga Dada Rongga abdomen

Inspeksi : simetris fusifomissimetris

Palpasi : SF kiri = kanan soepel

Perkusi : sonor timpani

Auskultasi : vesikulerperistaltik normal

Genitalia

Toucher : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Neurologis

Sensorium : compos mentis

Kranium

Bentuk : bulat

Fontanella : tertutup

Palpasi : teraba pulsasi arteri temporalis dan arteri karotis

Perkusi : cracked pott sign (-)

Auskultasi : bruit (-)

Transiluminasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Perangsangan Meningeal

Kaku kuduk : (-)

Tanda Kernig : (-)

Tanda Laseque : (-)

Tanda Brudzinski I : (-)

Tanda Brudzinski II : (-)

28

Page 9: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Peningkatan tekanan intrakranial

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Kejang : (-)

Saraf otak /Nervus Kranialis

Nervus I Meatus Nasi Dekstra Meatus Nasi Sinistra

Normosmia : (+) (+)

Anosmia : (-) (-)

Parosmia : (-) (-)

Hiposmia : (-) (-)

Nervus II Oculi Dekstra Oculi Sinistra

Visus : tidak dilakukan pemeriksaan

Lapangan pandang

Normal : (+) (+) Menyempit : (-) (-) Hemianopsia : (-) (-) Scotoma : (-) (-)

Refleks ancaman : (+) (+)

Fundus okuli

Warna : tidak dilakukan pemeriksaan Batas : tidak dilakukan pemeriksaan Ekskavasio : tidak dilakukan pemeriksaan Arteri : tidak dilakukan pemeriksaan Vena : tidak dilakukan pemeriksaan

Nervus III,IV,VI Oculi Dekstra Oculi Sinistra

Gerakan bola mata : (+)(+)

29

Page 10: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Nistagmus : (-)(-)

Pupil

Lebar : ø 3 mmø 3 mm

Bentuk : bulatbulat

Refleks cahaya langsung : (+)(+)

Refleks cahaya tidak langsung : (+)(+)

Rima palpebra : ± 7 mm± 7 mm

Deviasi conjugate : (-)(-)

Fenomena Doll's eyes : tidak dilakukan pemeriksaan Strabismus : (-)

(-)

Nervus V

Motorik kanan kiri

Membuka dan menutup mulut : (+)(+)

Palpasi otot masseter & temporalis : (+)(+)

Kekuatan gigitan : (+)(+)

Sensorik

Kulit : (+)(+)

Selaput lendir : (+)(+)

Refleks kornea

Langsung : (+)(+)

Tidak langsung : (+)(+)

Refleks masseter : (+)(+)

30

Page 11: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Refleks bersin : (+)(+)

Nervus VII kanan kiri

Motorik

Mimik : sudut mulut tertarik ke kanan Kerut kening : (+)

(+) Menutup mata : (+)

(+) Meniup sekitarnya : sudut mulut bocor ke kiri Memperlihatkan gigi : (+)

(+) Tertawa : sudut mulut tertarik ke kanan

Sensorik

Pengecapan 2/3 depan lidah : (+)(+)

Produksi kelenjar ludah : (+)(+)

Hiperakusis : (-)(-)

Refleks stapedial : (-)(-)

Nervus VIII

Auditorius kanan kiri

Pendengaran : (+)(+)

Test rinne : tidak dilakukan pemeriksaan Test weber : tidak dilakukan pemeriksaan Test schwabach : tidak dilakukan pemeriksaan

Vestibularis

Nistagmus : (-)(-)

Reaksi kalori : tidak dilakukan pemeriksaan

31

Page 12: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Vertigo : (-)(-)

Tinnitus : (-)(-)

Nervus IX,X

Pallatum mole : medial Uvula : medial Disfagia : (-) Disartria : (-) Disfonia : (-) Refleks muntah : (+) Pengecapan 1/3 belakang lidah : (+)

Nervus XI kanan kiri

Mengangkat bahu : (+)(+)

Fungsi otot sternokleidomastoideus : (+)(+)

Nervus XII

Lidah

Tremor : (-) Atrofi : (-) Fasikulasi : (-)

Ujung lidah sewaktu istirahat : tidak dilakukan pemeriksaan

Ujung lidah sewaktu dijulurkan: medial

Sistem motorik

Trofi : eutrofi

Tonus otot : normotonus

Kekuatan otot : sulit dinilai

ESD: 55555 ESS: 4444455555 44444

32

Page 13: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

EID: 55555 EIS: 4444455555 44444

Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : berbaring

Gerakan spontan abnormal

Tremor : (-)

Khorea : (-)

Ballismus : (-)

Mioklonus : (-)

Atetosis : (-)

Distonia : (-)

Spasme : (-)

Tic : (-)

Dan lain-lain : (-)

Test sensibilitas

Eksteroseptif : (+) Normal

Proprioseptif : (+) Normal

Fungsi kortikal untuk Sensibilitas

Stereognosis : (+)

Pengenalan dua titik : (+)

Grafestesia : (+)

Refleks

Refleks fisiologis kanan kiri

Biceps : (+)(+)

Triceps : (+)(+)

Radioperidost : (+)(+)

APR : (+)(+)

33

Page 14: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

KPR : (+)(+)

Strumple : (+)(+)

Refleks patologis

Babinsky : (-)(-)

Oppenheim : (-)(-)

Chaddock : (-)(-)

Gordon : (-)(-)

Schaefer : (-)(-)

Hoffman-Tromner : (-)(-)

Klonus lutut : (-)(-)

Klonus kaki : (-)(-)

Refleks primitif : (-)(-)

Koordinasi

Lenggang : sulit dinilai

Bicara : sulit dinilai

Menulis : sulit dinilai

Percobaan apraksia : sulit dinilai

Mimik : sulit dinilai

Test telunjuk - hidung : sulit dinilai

Test telunjuk - telunjuk : sulit dinilai

Diadokokinesia : sulit dinilai

Test tumit - lutut : sulit dinilai

Test Romberg : sulit dinilai

Vegetatif

Vasomotorik : tidak dilakukan pemeriksaan

34

Page 15: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Sudomotorik : tidak dilakukan pemeriksaan

Pilo-erektor : tidak dilakukan pemeriksaan

Miksi : (+)

Defekasi : (+)

Potens dan libido : tidak dilakukan pemeriksaan

Vertebra

Bentuk :

Normal : (+)

Scoliosis : (-)

Hiperlordosis : (-)

Pergerakan

Leher : Normal

Pinggang : Normal

Tanda perangsangan meningeal

Laseque : (-)

Cross Laseque : (-)

Test Lhermitte : (-)

Test Naffziger : (-)

Gejala-gejala serebelar

Ataksia : (-)

Disartria : (-)

Tremor : (-)

Nistagmus : (-)

Fenomena rebound : (-)

Vertigo : (-)

Dan lain-lain : (-)

Gejala-gejala piramidal

35

Page 16: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Tremor : (-)

Rigiditas : (-)

Bradikinesia : (-)

Dan lain-lain : (-)

Fungsi Luhur

Kesadaran kualitatif : baik

Ingatan baru : baik

Ingatan lama : baik

Orientasi

– Diri : baik

– Tempat : baik

– Waktu : baik

– Situasi : baik

Intelegensia : baik

Daya pertimbangan : baik

Reaksi emosi : baik

Afasia

– Ekspresif : (-)

– Represif : (-)

Apraksia : (-)

Agnosia

– Agnosia visual : (-)

– Agnosia jari-jari : (-)

– Akalkulia : (-)

– Disorientasi kanan-kiri : (-)

II.2.Kesimpulan Pemeriksaan

Telah dirawat, seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke RSUP HAM dengan

keluhan utama lemah lengan dan tungkai sebelah kiri. Hal ini telah dialami OS

sejak 2 minggu yang lalu dan terjadi secara tiba-tiba saat OS sedang beristirahat.

OS juga mengalami nyeri kepala lebih kurang 1 minggu yang lalu. Riwayat

muntah dan riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat demam tidak dijumpai. OS

36

Page 17: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

mengaku tidak pernah mengalami jatuh dalam beberapa waktu ini. OS memiliki

riwayat menderita hipertensi dan OS juga memiliki riwayat penggunaan obat

captopril namun OS tidak teratur minum obat.

Status Presens

Sensorium : compos mentis

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Frekuensi nadi : 80 x/menit

Frekuensi nafas : 24 x/menit

Temperatur : 36,5°C

Perangsangan Meningeal

Kaku kuduk : (-)

Tanda Kernig : (-)

Tanda Brudzinski I : (-)

Tanda Brudzinki II : (-)

Peningkatan Tekanan Intrakranial

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Kejang : (-)

Saraf Kranialis

N I : normosmia

N II, III : refleks cahaya +/+, isokor ø 3 mm

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+)

N V : buka tutup mulut (+)

N VII : sudut mulut tertarik ke kanan

N VIII : pendengaran (+)

N IX, X : uvula medial

37

Page 18: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

N XI : angkat bahu (+)

N XII : lidah terjulur medial

Refleks Fisiologis kanankiri

Biceps / triceps : (+)(+)

KPR/APR : (+)(+)

Refleks patologis kanan kiri

H/T : (-)(-)

Babinski : (-)(-)

Kekuatan motorik :

ESD : 55555/55555 ESS : 44444/44444

EID : 55555/55555 EIS : 44444/44444

Diagnosa

Diagnosa fungsional : Hemiparese sinistra + Parese nervus VII sinistra

Diagnosa etiologi : Hemorrhage

Diagnosa anatomi : Subkorteks

Diagnosa kerja : Hemiparese sinistra + Parese nervus VII sinistra ec.

Stroke hemoragik

Diagnosa banding : 1. Stroke 3. SOL

2. Trauma kapitis 4. Infeksi

38

Page 19: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Penatalaksanaan :

– Tirah baring

– IVFD R.Sol 20gtt/menit

– Inj.Citicholin bolus 250 mg/12 jam

– Inj.Ranitidin 1amp/12jam

– Captopril 3 x 50 mg

– B Comp 3 x 1

Rencana pemeriksaan :

– Darah rutin

– KGD 2 jam PP

– Elektrolit

– Renal Function Test

– Liver Function Test

– Ureum, kreatin

– EKG

– Foto thorax

– Head CT Scan

Hasil penjajakan :

HASIL PEMERIKSAAN

10 Mei 2010

Hasil pemeriksaan laboratorium :

Darah rutin

WBC : 11,9 k/µL

RBC : 4,19 M/µL

HGB : 8,2 gr%

HCT : 28,2 %

MCH : 19,6 fL

39

Page 20: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

MCHC : 29,1 gr/dL

PLT : 622 k/µl

Kimia Klinik

Ginjal

Ureum : 120 mg /dL

Creatinin : 2,5 mg / dL

Elektrolit :

Natrium : 150 mEq/L

Kalium : 4,0 mEq/L

Chlorida : 112 mEq/L

Met. Karbohidrat :

KGD Adrandome : 115 mg/dl

Enzim Jantung :

SGOT (AST) : 81 U/L

SGPT (ALT) : 156 U/L

Jawaban Konsul Kardiologi 10 Mei 2010

Hasil pembacaan EKG

Kesan : Sinus rhythm + LVH + LAD

Terapi : 1. Captopril 3 x 25 mg (aplikasi sesuai tekanan darah)

2. HCT 1 x 12,5 mg (pagi)

3. Aspilet 1 x 80 mg

4. Simvastatin 1 x 20 mg

II.3 Follow Up Pasien

11-12 Mei 2010 13-16 Mei 2010

Keluhan Utama Lemah lengan dan tungkai Lemah lengan dan tungkai

40

Page 21: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

sebelah kiri sebelah kiri

Status Presens

Sens : CM

TD : 250/130 mmHg

HR : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

T : 37,5ºC

Sens : CM

TD : 200/120 mmHg

HR : 116x/i

RR : 28 x/i

T : 37,3ºC

Peningkatan tekanan intracranial

Muntah : -

Sakit kepala : -

Kejang : -

Muntah : -

Sakit kepala : -

Kejang : -

Perangsangan meningeal

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Brudzinski I : -

Brudzinski II : -

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Brudzinski I : -

Brudzinski II : -

N.Kranialis

N I : Normosmia

N II, : RC +/+, pupil isokor diameter ka=ki

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+)

N V : buka tutup mulut (+)

N VII : sudut mulut tertarik ke kanan

N VIII : Pendengaran (+)

N IX, X : uvula medial

N XI : angkat bahu (+)

N XII : lidah terjulur medial

N I : Normosmia

N II : RC +/+, pupil isokor diameter ka=ki

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+)

N V : buka tutup mulut (+)

N VII : sudut mulut tertarik ke kanan

N VIII : Pendengaran (+)

N IX, X : uvula medial

N XI : angkat bahu (+)

N XII : lidah terjulur medial

R.Fisiologis

Kanan - kiri

Biceps/Triceps

+/+ +/+

APR/KPR

+/+ +/+

Biceps/Triceps

+/+ +/+

APR/KPR

+/+ +/+

41

Page 22: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

R.Patologis

Kanan kiri

Babinski

-/-

H/T

-/-

Babinski

-/-

H/T

-/-

Kekuatan Motorik

ESD : 55555 ESS : 33333 55555 33333

EID : sdn EIS : sdn

ESD : 55555 ESS : 44444 55555 44444

EID : 55555 EIS : 33333 55555 33333

Diagnosa

Hemiparese sinistra + Parese

nervus VII sinistra UMN ec.

DD/

1. Stroke iskemik

2. Stroke hemoragik

Hemiparese sinistra + Parese

nervus VII sinistra UMN ec.

DD/

1. Stroke iskemik

2. Stroke hemoragik

Terapi IVFD Ringer Solution 20

tetes/menit

Injeksi citicholin 250 mg/12

jam

Injeksi lasix 1ampul/12 jam

Captopril 2x50 mg

B comp 3x1

Paracetamol 500 mg (k/p)

IVFD Ringer Solution 20

tetes/menit

Injeksi Citicholin 250 mg/12

jam

Injeksi Ceftriaxon 1 fl/12 jam

(hari ke-1-4)

Injeksi Ranitidin 1 ampul/12

jam

Injeksi Lasix 1 ampul/8 jam

Captopril 3x50 mg

Amlodipin 1x10 mg (malam)

B comp 3x1

Paracetamol 500 mg (k/p)

42

Page 23: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Aspar K 1x1

Hasil Laboratorium 11 Mei 2010

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Nilai Normal

Faal Hemostasis

Ferritin

Kimia Klinik

HATI

Bilirubin Total

Bilirubin Direk

Fosfatase Alkali (ALP)

AST/SGOT

ALT/SGPT

METABOLISME

KARBOHIDRAT

Glukosa Darah Puasa:

Glukosa Darah

Glukosa Urine

Glukosa Darah 2 Jam PP:

Glukosa Darah

Glukosa Urine

GINJAL

Ureum

Kreatinin

Asam Urat

ELEKTROLIT

ELEKTROLIT SERUM

Natrium (Na)

Kalium (K)

ng/mL

mg/dL

mg/dL

U/L

U/L

U/L

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mEq/L

160

0,13

0,07

78

84

98

86

Bahan Belum

168

Bahan Belum

99,90

2,40

10,6

137

15 – 300

< 1

0 – 0,2

40 – 129

< 38

< 41

70 – 120

< 200

< 50

0,70 -1,20

< 7,0

135 – 155

43

Page 24: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Klorida (Cl)

IMUNOSEROLOGI

AUTOIMMUNE

CRP Kualitatif

HEMATOLOGI

Darah Lengkap (CBC):

Hemoglobin (HGB)

Eritrosit (RBC)

Leukosit (WBC)

Hematokrit

Trombosit (PLT)

MCV

MCH

MCHC

RDW

MPV

PCT

PDW

Hitung Jenis :

Neutrofil

Limfosit

Monosit

Eosinofil

Basofil

Neutrofil Absolut

Limfosit Absolut

Monosit Absolut

Eosinofil Absolut

Basofil Absolut

Morfologi :

Eritrosit

mEq/L

mEq/L

g %

106/mm3

103/mm3

%

103/mm3

fL

pg

g %

%

fL

%

fL

%

%

%

%

%

103/μL

103/μL

103/μL

103/μL

103/μL

3,9

102

Positif

8,20

4,26

6,47

30,40

451

71,40

19,20

27,00

18,70

9,40

0,43

10,7

68,80

17,90

8,00

5,10

0,20

4,45

1,16

0,52

0,33

0,01

3,6 – 5,5

96 – 106

13,2 – 17,3

4,20 – 4,87

4,5 – 11,0

43 – 49

150 – 450

85 – 95

28 – 32

33 – 35

11,6 – 14,8

7,0 – 10,2

37 – 80

20 – 40

2 – 8

1 – 6

0 – 1

2,7 – 6,5

1,5 – 3,7

0,2 – 0,4

0 – 0,10

0 – 0,1

44

Page 25: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Leukosit

Trombosit Normal

Normal

Normal

Jawaban Konsul Interna 11 Mei 2010

Diagnosis : AKI stad. risk + Stroke iskemik

Terapi : - Bed rest

- Diet ginjal 2.500 kkal + 60 gr protein

- IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit

- Balance cairan = 0

- Terapi lain sesuai TS Neurologi

Anjuran : Ureum, kreatinin ulang setelah 3 hari

USG ginjal dan saluran kemih

Urinalisa, albumin serum

Funduskopi (konsul Bagian Mata)

HASIL HEAD CT SCAN (Tanggal 15 Mei 2010)

45

Page 26: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Hemorrhage pada basal ganglia kanan yang sudah mulai diresorbsi + perifocal

edema

46

Page 27: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

17 Mei 2010 18-21 Mei 2010

Keluhan UtamaLemah lengan dan tungkai

sebelah kiri

Lemah lengan dan tungkai

sebelah kiri

Status Presens

Sens : CM

TD : 180/110 mmHg

HR : 68 x/i

RR : 22 x/i

T : 36,8ºC

Sens : CM

TD : 145/90 mmHg

HR : 96x/i

RR : 26 x/i

T : 37,2ºC

Peningkatan tekanan intracranial

Muntah : -

Sakit kepala : -

Kejang : -

Muntah : -

Sakit kepala : -

Kejang : -

Perangsangan meningeal

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Brudzinski I : -

Brudzinski II : -

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Brudzinski I : -

Brudzinski II : -

N.Kranialis

N I : Normosmia

N II, : RC +/+, pupil isokor diameter ka=ki

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+)

N V : buka tutup mulut (+)

N VII : sudut mulut tertarik ke kanan

N VIII : Pendengaran (+)

N IX, X : uvula medial

N XI : angkat bahu (+)

N XII : lidah terjulur medial

N I : Normosmia

N II, : RC +/+, pupil isokor diameter ka=ki

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+)

N V : buka tutup mulut (+)

N VII : sudut mulut tertarik ke kanan

N VIII : Pendengaran (+)

N IX, X : uvula medial

N XI : angkat bahu (+)

N XII : lidah terjulur medial

R.Fisiologis Biceps/Triceps Biceps/Triceps

47

Page 28: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Kanan - kiri

+/+ +/+

APR/KPR

+/+ +/+

+/+ +/+

APR/KPR

+/+ +/+

R.Patologis

Kanan kiri

Babinski

-/-

H/T

-/-

Babinski

-/-

H/T

-/-

Kekuatan Motorik

ESD : 55555 ESS : 44444 55555 44444

EID : 55555 EIS : 33333 55555 33333

ESD : 55555 ESS : 44444 55555 44444

EID : 55555 EIS : 33333 55555 33333

Diagnosa

Hemiparese sinistra + Parese

nervus VII sinistra UMN ec.

DD/

1. Stroke iskemik

2. Stroke hemoragik

Hemiparese sinistra + Parese

nervus VII sinistra UMN ec.

Stroke hemoragik

Terapi IVFD Ringer Solution 20

tetes/menit

Injeksi Citicholin 250 mg/12

jam

Injeksi Ceftriaxon 1 fl/12

jam (hari ke-5)

Injeksi Ranitidin 1 ampul/12

jam

Injeksi Lasix 1 ampul/8 jam

Captopril 3x50 mg

Bed rest

IVFD Ringer Solution 20

tetes/menit

Injeksi Citicholin 250 mg/12

jam

Injeksi Ceftriaxon 1 fl/12 jam

(hari ke-6-7)

Injeksi Ranitidin 1 ampul/12

jam

Injeksi Lasix 1 ampul/8 jam

48

Page 29: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Amlodipin 1x10 mg (malam)

B comp 3x1

Paracetamol 500 mg (k/p)

Aspar K 1x1

Captopril 3x50 mg

Amlodipin 1x10 mg (malam)

B comp 3x1

Paracetamol 500 mg (k/p)

Aspar K 1x1

Keterangan :

Tanggal 20 Mei 2010

- Injeksi Ceftriaxon 1 fl/12 jam → aff

- Injeksi Ranitidin 1 ampul/12 jam → aff

Tanggal 21 Mei 2010

- IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit → aff

- Injeksi Citicholin 250 mg/12 jam → aff

- Injeksi Lasix 1 ampul/8 jam → aff

- Regimen Tambahan: - Noperten 1 x 10 mg

- ISDN 3 x 5 mg

- Bisoprolol 1 x 2,5 mg

Hasil USG Ginjal (Tanggal 17 Mei 2010)

Bilateral Glomerulopathy

Jawaban Konsul Kardiologi 17 Mei 2010

Hasil pembacaan EKG:

Kesan : Sinus rhythm + LVH + Iskemik lateral + OMI

Terapi : 1. Nopertin 1 x 10 mg

2. ISDN 3 x 5 mg

3. Bisoprolol 1 x 2,5 mg

4. Aspilet 1 x 100 mg (jika tidak ada kontraindikasi pada Bagian

TS)

5. Simvastatin 1 x 20 mg

49

Page 30: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Hasil Laboratorium 19 Mei 2010

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Nilai Normal

Kimia Klinik

LEMAK

Kolesterol Total

Trigliserida

Kolesterol HDL

Kolesterol LDL

ELEKTROLIT

ELEKTROLIT SERUM

Natrium (Na)

Kalium (K)

Klorida (Cl)

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mEq/L

mEq/L

mEq/L

109

128

28

47

132

5,8

110

< 200

40 – 200

> 65

< 150

135 – 155

3,6 – 5,5

96 – 106

Jawaban Konsul Rehabilitasi Medik 20 Mei 2010

Nasehat : Dilakukan tindakan fisioterapi : - IR

- Exercise

Okupational terapi : ADL

50

Page 31: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Stroke dan Stroke Hemoragik

Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara

cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa

adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke

yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi

perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.5, 12

3.2. Epidemiologi Stroke dan Stroke Hemoragik

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab utama kecacatan.2

Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang sepertiganya

akan meninggal pada tahun berikutnya dan sepertiganya bertahan hidup dengan

kecacatan, dan sepertiga sisanya dapat sembuh kembali seperti semula. Dari

keseluruhan data di dunia, ternyata stroke sebagai penyebab kematian mencapai

9% (sekitar 4 juta) dari total kematian per tahunnya.5

Insidens kejadian stroke di Amerika Serikat yaitu 500.000 pertahunnya

dimana 10-15% merupakan stroke hemoragik kuhusnya perdarahan intraserebral.

Mortalitas dan morbiditas pada stroke hemoragik lebih berat dari pada stroke

iskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20% saja pasien yang mendapatkan kembali

kemandirian fungsionalnya. Selain itu, ada sekitar 40-80% yang akhirnya

meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada

48 jam pertama. Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, ada 47%

wanita dan 53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78% berumur lebih dari

60 tahun. Pasien dengan umur lebih dari 75 tahun dan berjenis kelamin laki-laki

menunjukkan outcome yang lebih buruk.2

3.3. Etiologi Stroke Hemoragik

Penyebab stroke hemoragik sangat beragam, yaitu: 6

Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)

51

Page 32: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Ruptur kantung aneurisma

Ruptur malformasi arteri dan vena

Trauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)

Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguan

fungsi hati, komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan,

hipofibrinogenemia, dan hemofilia.

Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.

Septik embolisme, myotik aneurisma

Penyakit inflamasi pada arteri dan vena

Amiloidosis arteri

Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri

vertebral, dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis.

3.4. Faktor Risiko Stroke Hemoragik

Faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya stroke

hemoragik dijelaskan dalam tabel berikut. 7

Faktor Resiko Keterangan

Umur Umur merupakan faktor risiko yang paling kuat untuk

stroke. Sekitar 30% dari stroke terjadi sebelum usia 65; 70%

terjadi pada mereka yang 65 ke atas. Risiko stroke adalah

dua kali ganda untuk setiap 10 tahun di atas 55 tahun.

Hipertensi Risiko stroke berkaitan dengan tingkat sistolik hipertensi.

Hal ini berlaku untuk kedua jenis kelamin, semua umur, dan

untuk resiko perdarahan, atherothrombotik, dan stroke

lakunar, menariknya, risiko stroke pada tingkat hipertensi

sistolik kurang dengan meningkatnya umur, sehingga ia

menjadi kurang kuat, meskipun masih penting dan bisa

diobati, faktor risiko ini pada orang tua.

Seks Infark otak dan stroke terjadi sekitar 30% lebih sering pada

laki-laki berbanding perempuan, perbedaan seks bahkan

lebih tinggi sebelum usia 65.

Riwayat keluarga Terdapat lima kali lipat peningkatan prevalensi stroke antara

52

Page 33: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

kembar monozigotik dibandingkan dengan pasangan kembar

laki-laki dizigotik yang menunjukkan kecenderungan

genetik untuk stroke. Pada 1913 penelitian kohort kelahiran

Swedia menunjukkan tiga kali lipat peningkatan kejadian

stroke pada laki-laki yang ibu kandungnya meninggal akibat

stroke, dibandingkan dengan laki-laki tanpa riwayat ibu

yang mengalami stroke. Riwayat keluarga juga tampaknya

berperan dalam kematian stroke antara populasi Kaukasia

kelas menengah atas di California.

Diabetes mellitus Setelah faktor risiko stroke yang lain telah dikendalikan,

diabetes meningkatkan risiko stroke tromboemboli sekitar

dua kali lipat hingga tiga kali lipat berbanding orang-orang

tanpa diabetes. Diabetes dapat mempengaruhi individu

untuk mendapat iskemia serebral melalui percepatan

aterosklerosis pembuluh darah yang besar, seperti arteri

koronari, arteri karotid atau dengan, efek lokal pada

mikrosirkulasi serebral.

Penyakit jantung Individu dengan penyakit jantung dari jenis apa pun

memiliki lebih dari dua kali lipat risiko stroke dibandingkan

dengan mereka yang fungsi jantungnya normal.

Penyakit Arteri koroner :

Indikator kuat kedua dari keberadaan penyakit difus

vaskular aterosklerotik dan potensi sumber emboli dari

thrombi mural karena miocard infarction.

Gagal Jantung kongestif, penyakit jantung hipertensi :

Berhubungan dengan meningkatnya kejadian stroke

Fibrilasi atrial :

Sangat terkait dengan stroke emboli dan fibrilasi atrial

karena penyakit jantung rematik; meningkatkan risiko stroke

sebesar 17 kali.

53

Page 34: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Lainnya :

Berbagai lesi jantung lainnya telah dikaitkan dengan stroke,

seperti prolaps katup mitral, patent foramen ovale, defek

septum atrium, aneurisma septum atrium, dan lesi

aterosklerotik dan trombotik dari ascending aorta.

Karotis bruits Karotis bruits menunjukkan peningkatan risiko kejadian

stroke, meskipun risiko untuk stroke secara umum, dan tidak

untuk stroke khusus dalam distribusi arteri dengan bruit.

Merokok Beberapa laporan, termasuk meta-analisis angka studi,

menunjukkan bahwa merokok jelas menyebabkan

peningkatan risiko stroke untuk segala usia dan

kedua jenis kelamin, tingkat risiko berhubungan dengan

jumlah batang rokok yang dihisap, dan penghentian

merokok mengurangi risiko, dengan resiko kembali seperti

bukan perokok dalam masa lima tahun setelah penghentian.

Peningkatan

hematokrit

Penigkatan viskositas menyebabkan gejala stroke ketika

hematokrit melebihi 55%. Penentu utama viskositas darah

keseluruhan adalah dari isi sel darah merah;

plasma protein, terutamanya fibrinogen, memainkan peranan

penting. Ketika meningkat viskositas hasil dari polisitemia,

hyperfibrinogenemia, atau paraproteinemia, biasanya

menyebabkan gejala umum, seperti sakit kepala, kelesuan,

tinnitus, dan penglihatan kabur. Infark otak fokal dan oklusi

vena retina jauh kurang umum, dan dapat mengikuti

disfungsi trombosit akibat trombositosis. Perdarahan

Intraserebral dan subarachnoid kadang-kadang dapat terjadi.

Peningkatan

tingkat fibrinogen

dan kelainan

system pembekuan

Tingkat fibrinogen tinggi merupakan faktor risiko untuk

stroke trombotik. Kelainan sistem pembekuan darah juga

telah dicatat, seperti antitrombin III dan kekurangan protein

C serta protein S dan berhubungan dengan vena thrombotic.

Hemoglobinopathy Sickle-cell disease :

54

Page 35: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Dapat menyebabkan infark iskemik atau hemoragik,

intraserebral dan perdarahan subaraknoid, vena sinus dan

trombosis vena kortikal. Keseluruhan kejadian stroke dalam

Sickle-cell disease adalah 6-15%.

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria :

Dapat mengakibatkan trombosis vena serebral

Penyalahgunaan

obat

Obat yang telah berhubungan dengan stroke termasuk

methamphetamines, norepinefrin, LSD, heroin, dan kokain.

Amfetamin menyebabkan sebuah vaskulitis nekrosis yang

dapat mengakibatkan pendarahan petechial menyebar, atau

fokus bidang iskemia dan infark. Heroin dapat timbulkan

sebuah hipersensitivitas vaskular menyebabkan alergi .

Perdarahan subarachnoid dan difarction otak telah

dilaporkan setelah penggunaan kokain.

Hiperlipidemia  Meskipun tingkat kolesterol tinggi telah jelas berhubungan

dengan penyakit jantung koroner, mereka sehubungan

dengan stroke kurang jelas. Peningkatan kolesterol tidak

muncul untuk menjadi faktor risiko untuk aterosklerosis

karotis, khususnya pada laki-laki di bawah 55 tahun.

Kejadian hiperkolesterolemia menurun dengan

bertambahnya usia. Kolesterol berkaitan dengan perdarahan

intraserebral atau perdarahan subarachnoid. Tidak ada

hubungan yang jelas antara tingkat kolesterol dan infark

lakunar.

Kontrasepsi oral Pil KB, estrogen tinggi yang dilaporkan meningkatkan risiko

stroke pada wanita muda. Penurunan kandungan estrogen

menurunkan masalah ini, tetapi tidak dihilangkan sama

sekali. Ini adalah faktor risiko paling kuat pada wanita yang

lebih dari 35 tahun . Mekanisme diduga meningkat

koagulasi, karena stimulasi estrogen tentang produksi

protein liver, atau jarang penyebab autoimun

55

Page 36: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Diet Konsumsi alkohol :

Ada peningkatan risiko infark otak, dan perdarahan

subarakhnoid dikaitkan dengan penyalahgunaan alkohol

pada orang dewasa muda. Mekanisme dimana etanol dapat

menghasilkan stroke termasuk efek pada darah tekanan,

platelet, osmolalitas plasma, hematokrit, dan sel-sel darah

merah. Selain itu, alkohol bisa menyebabkan miokardiopati,

aritmia, dan perubahan di darah aliran otak dan autoregulasi.

Kegemukan :

Diukur dengan berat tubuh relatif atau body mass indexs,

obesitas telah secara konsisten meramalkan berikutnya

stroke. Asosiasi dengan stroke dapat dijelaskan sebagian

oleh adanya hipertensi dan diabetes. Sebuah berat relatif

lebih dari 30% di atas rata-rata kontributor independen ke-

atherosklerotik infark otak berikutnya.

Penyakit

pembuluh darah

perifer

Karena bisa menyebabkan robeknya pembuluh darah.

Infeksi Infeksi meningeal dapat mengakibatkan infark serebral

melalui pengembangan perubahan inflamasi dalam dinding

pembuluh darah. Sifilis meningovaskular dan mucormycosis

dapat menyebabkan arteritis otak dan infark.

Homosistinemia

atau

homosistinuria

Predisposisi trombosis arteri atau vena di otak. Estimasi

risiko stroke di usia muda adalah 10-16%.

Migrain Sering pasien mengalami stroke sewaktu serangan migrain.

Suku bangsa Kejadian stroke di Afrika-Amerika lebih tinggi secara tidak

proporsional dari kelompok lain.

Lokasi geografis Di Amerika Serikat dan kebanyakan negara Eropa, stroke

56

Page 37: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

merupakan penyebab kematian ketiga paling sering, setelah

penyakit jantung dan kanker. Paling sering, stroke

disebabkan oleh perubahan aterosklerotik bukan oleh

perdarahan. Kekecualian adalah pada setengah perempuan

berkulit hitam, di puncak pendarahan yang daftar. Di

Jepang, stroke hemorragik adalah penyebab utama kematian

pada orang dewasa, dan perdarahan lebih umum dari

aterosklerosis.

Sirkadian dan

faktor musim

Variasi sirkadian dari stroke iskemik, puncaknya antara

pagi dan siang hari. Hal ini telah menimbulkan hipotesis

bahwa perubahan diurnal fungsi platelet dan fibrinosis

mungkin relevan untuk stroke. Hubungan antara variasi

iklim musiman dan stroke iskemik telah didalihkan.

Peningkatan dalam arahan untuk infark otak diamati di

Iowa. Suhu lingkungan rata-rata menunjukkan korelasi

negatif dengan kejadian cerebral infark di Jepang. Variasi

suhu musiman telah berhubungan dengan resiko lebih tinggi

cerebral infark dalam usia 40-64 tahun pada penderita yang

nonhipertensif, dan pada orang dengan kolesterol serum

bawah 160mg/dL.

3.5. Patogenesis Stroke Hemoragik

A. Perdarahan Intraserebral

Perdarahan intraserebral paling sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis

melemahkan arteri kecil, menyebabkannya robek. Penggunakan kokain atau

amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi

sangat tinggi. Pada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang disebut

amiloid terakumulasi di arteri otak. Akumulasi ini (disebut angiopati amiloid)

melemahkan arteri dan dapat menyebabkan perdarahan.7

Penyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat

lahir, luka, tumor, peradangan pembuluh darah (vaskulitis), gangguan perdarahan,

dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi. Pendarahan

57

Page 38: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

gangguan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resiko kematian dari

perdarahan intraserebral.7

B. Perdarahan Subaraknoid

Perdarahan subaraknoid biasanya hasil dari cedera kepala. Namun, perdarahan

karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dianggap

sebagai stroke.7

Perdarahan subaraknoid dianggap stroke hanya jika terjadi secara spontan

yaitu, ketika perdarahan tidak hasil dari kekuatan-kekuatan eksternal, seperti

kecelakaan atau jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya

aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang

menonjol di daerah yang lemah dari dinding arteri itu.7

Aneurisma biasanya terjadi di percabangan arteri. Aneurisma dapat

muncul pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu

setelah bertahun-tahun dimana tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri.

Kebanyakan perdarahan subaraknoid adalah hasil dari aneurisma kongenital.7

Mekanisme lain yang kurang umum adalah perdarahan subaraknoid dari

pecahnya koneksi abnormal antara arteri dan vena (malformasi arteri) di dalam

atau di sekitar otak. Sebuah malformasi arteri dapat muncul pada saat kelahiran,

tetapi biasanya hanya diidentifikasi jika gejala berkembang. Jarang sekali suatu

bentuk bekuan darah pada katup jantung yang terinfeksi, perjalanan (menjadi

emboli) ke arteri yang memasok otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang.

arteri kemudian dapat melemah dan pecah.7

3.6. Patofisiologi Stroke Hemoragik

Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam

waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh

hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di

area otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu

defisiensi energi yang disebabkan oleh iskemia. Perdarahan juga menyebabkan

iskemia dengan menekan pembuluh darah di sekitarnya.8

58

Page 39: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Dengan menambah Na+/K+-ATPase, defisiensi energi menyebabkan

penimbunan Na+ dan Ca2+ di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi K+

ekstrasel sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan

penimbunan Cl- di dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel. Depolarisasi

juga meningkatkan pelepasan glutamat, yang mempercepat kematian sel melalui

masuknya Na+ dan Ca2+.8

Pembengkakan sel, pelepasan mediator vasokonstriktor, dan penyumbatan

lumen pembuluh darah oleh granulosit kadang-kadang mencegah reperfusi,

meskipun pada kenyataannya penyebab primernya telah dihilangkan. Kematian

sel menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik

(penumbra). Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah

yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.8

Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan

kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, serta defisit sensorik (hemianestesia)

akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya

adalah deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik,

gangguan persepsi spasial, apraksia, dan hemineglect.8

Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit

sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika

korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik

kanan terganggu. Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan

apatis karena kerusakan dari sistem limbik.8

Penyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia

kontralateral parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan

terjadi kehilangan memori.8

Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit di

daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid

anterior tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis),

dan traktus optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada cabang arteri

komunikans posterior di talamus terutama akan menyebabkan defisit sensorik.8

Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua

eksteremitas dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri

59

Page 40: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

basilaris dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan

medula oblongata. Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan:8

Pusing, nistagmus, hemiataksia (serebelum dan jaras aferennya, saraf

vestibular).

Penyakit Parkinson (substansia nigra), hemiplegia kontralateral dan

tetraplegia (traktus piramidal).

Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anastesia) di bagian

wajah ipsilateral dan ekstremitas kontralateral (saraf trigeminus [V] dan

traktus spinotalamikus).

Hipakusis (hipestesia auditorik; saraf koklearis), ageusis (saraf traktus

salivarus), singultus (formasio retikularis).

Ptosis, miosis, dan anhidrosis fasial ipsilateral (sindrom Horner, pada

kehilangan persarafan simpatis).

Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot

lidah (saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]),

strabismus (saraf okulomotorik [III], saraf abdusens [V]).

Paralisis pseudobulbar dengan paralisis otot secara menyeluruh (namun

kesadaran tetap dipertahankan).

3.7. Gejala Klinis Stroke Hemoragik

Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan

perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke

iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau

koma lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.

Seringkali, hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Meningismus

dapat terjadi akibat adanya darah dalam ventrikel.2

Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang

terlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri

dari hemiparesis kanan, kerugian hemisensory kanan, meninggalkan tatapan

preferensi, bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika

belahan nondominant (biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri,

kerugian hemisensory kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang

60

Page 41: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

visual kiri. Sindrom belahan nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian

dan kekurangan perhatian pada sisi kiri.2

Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan

kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat

kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau

batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan

muntah, hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori atau kehilangan sensori dari

semua empat anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau

nistagmus, kelemahan orofaringeal atau disfagia, wajah ipsilateral dan

kontralateral tubuh.2,9

A. Perdarahan Intraserebral

Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba-tiba. Di sekitar setengah dari jumlah

penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas.

Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala

disfungsi otak menggambarkan perkembangan yang terus memburuk sebagai

perdarahan. Beberapa gejala, seperti kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi,

dan mati rasa, sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak

dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata

dapat menunjukkan arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah,

kejang, dan hilangnya kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa

detik untuk menit.2,9

B. Perdarahan Subaraknoid

Sebelum robek, aneurisma yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali

menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah

besar (yang menyebabkan sakit kepala), menghasilkan tanda-tanda peringatan,

seperti berikut:2,9

Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang

disebut sakit kepala halilintar)

Sakit pada mata atau daerah fasial

Penglihatan ganda

61

Page 42: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Kehilangan penglihatan tepi

Tanda-tanda peringatan dapat terjadi menit ke minggu sebelum pecahnya

aneurisma. Individu harus melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa ke

dokter segera.2,9

Aneurisma yang pecah biasanya menyebabkan sakit kepala, tiba-tiba parah

dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan

kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena

meninggal sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam

koma atau tidak sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan

mengantuk. Dalam beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi

tidak responsif dan sulit untuk dibangunkan. 2,9

Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak

mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak (meninges), menyebabkan leher

kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang. 2

Sekitar 25% dari orang yang mengalami gejala-gejala yang

mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: 2,9

Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh (paling umum)

Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh

Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa

Gangguan berat dapat berkembang dan menjadi permanen dalam beberapa

menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.

Sebuah perdarahan subaraknoid dapat menyebabkan beberapa masalah serius

lainnya, seperti: 2,9

Hydrocephalus: Dalam waktu 24 jam, darah dari perdarahan subaraknoid

dapat membeku. Darah beku dapat mencegah cairan di sekitar otak

(cairan serebrospinal) dari pengeringan seperti biasanya tidak. Akibatnya,

darah terakumulasi dalam otak, peningkatan tekanan dalam tengkorak.

Hydrocephalus mungkin akan menyebabkan gejala seperti sakit kepala,

mengantuk, kebingungan, mual, dan muntah-muntah dan dapat

meningkatkan risiko koma dan kematian.

62

Page 43: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Vasospasme: Sekitar 3 sampai 10 hari setelah pendarahan itu, arteri di otak

dapat kontrak (kejang), membatasi aliran darah ke otak. Kemudian,

jaringan otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati,

seperti pada stroke iskemik. Vasospasm dapat menyebabkan gejala mirip

dengan stroke iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu

sisi tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo, dan

koordinasi terganggu.

Pecah kedua: Kadang-kadang pecah kedua terjadi, biasanya dalam

seminggu.

3.8. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik

Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan keluhan utama pasien.

Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain:

hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,

diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan

kesadaran yang keseluruhannya terjadi secara mendadak.1

Pada manifestasi perdarahan intraserebral, terdapat pembagian

berdasarkan Luessenhop et al. Pembagian ini juga berguna dalam menentukan

prognosis pada pasien stroke dengan perdarahan intraserebral.11

63

Page 44: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Khusus untuk manifestasi perdarahan subaraknoid, pada banyak studi

mengenai perdarahan subaraknoid ini dipakai sistem skoring untuk menentukan

berat tidaknya keadaan perdarahan subaraknoid ini dan dihubungkan dengan

keluaran pasien. 10

Sistem grading yang dipakai antara lain :

Hunt & Hess Grading of Sub-Arachnoid Hemorrhage

WFNS SAH grade

WFNS grade GCS Score Major facal deficit

01 15 -2 13-14 -3 13-14 +4 7-12 + or -5 3-6 + or -

Modified Hijdra score

Fisher grade

64

Page 45: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Dari keempat grading tersebut yang dipakai dalam studi cedera kepala

yaitu modified Hijdra score dan Fisher grade. Sistem skoring pada no 1 dan 2

dipakai pada kasus SAH primer akibat rupturnya aneurisma. 10

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke dan

menyingkirkan diagnosis bandingnya. Laboratorium yang dapat dilakukan pada

penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan

darah, kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa.2

Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak

adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis

kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya perdarahan, serta

dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan intraventrikular, edem otak,

dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang

dapat digunakan.2

CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke

hemoragik dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke

dari patologi intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara

virtual hematoma yang berdiameter lebih dari 1 cm.2

MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa

diandalkan daripada CT scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat

mengidentifikasi malformasi vaskular yang mendasari atau lesi yang

menyebabkan perdarahan.2

65

Page 46: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG)

untuk memulai memonitor aktivitas hantung. Disritmia jantung dan iskemia

miokard memiliki kejadian signifikan dengan stroke.2

Stroke dapat didiagnosa banding dengan penyakit-penyakit lain seperti:

ensefalitis, meningitis, migrain, neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik,

perdarahan subaraknoid, hematoma subdural, kedaruratan hipertensif,

hipoglikemia, labirinitis, dan Transient Ischemic Attack (TIA).2

3.9. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik

A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat

1. Evaluasi cepat dan diagnosis

2. Terapi umum (suportif)

a. stabilisai jalan napas dan pernapasan

b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi

c. pemeriksaan awal fisik umum

d. pengendalian peninggian TIK

e. penanganan transformasi hemoragik

f. pengendalian kejang

g. pengendalian suhu tubuh

h. pemeriksaan penunjang

B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra Serebral (PIS)

Terapi medik pada PIS akut:

a. Terapi hemostatik 1

Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat

haemostasis yang dianjurkan untuk pasien hemofilia yang resisten

terhadap pengobatan faktor VIII replacement dan juga bermanfaat

untuk penderita dengan fungsi koagulasi yang normal.

Aminocaproic acid terbuktitidak mempunyai efek menguntungkan.

Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah highly-

significant, tapi tidak ada perbedaan bila pemberian dilakukan setelah

lebih dari 3 jam.

b. Reversal of anticoagulation 1

66

Page 47: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

Pasien PIS akibat dari pemakaian warfarin harus secepatnya diberikan

fresh frozen plasma atau prothrombic complex concentrate dan vitamin

K.

Prothrombic-complex concentrates suatu konsentrat dari vitamin K

dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR

lebih cepat dibandingkan FFP dan dengan jumlah volume lebih rendah

sehingga aman untuk jantung dan ginjal.

Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90µg/kg pada pasien PIS yang

memakai warfarin dapat menormalkan INR dalam beberapa menit.

Pemberian obat ini harus tetap diikuti dengan coagulation-factor

replacement dan vitamin K karena efeknya hanya beberapa jam.

Pasien PIS akibat penggunaan unfractionated atau low moleculer

weight heparin diberikan Protamine Sulfat, dan pasien dengan

trombositopenia atau adanya gangguan fungsi platelet dapat diberikan

dosis tunggal Desmopressin, transfusi platelet, atau keduanya.

Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka

pemberian obat dapat dimulai pada hari ke-7-14 setelah erjadinya

perdarahan.

c. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM

Keputusan mengenai apakah dioperasi dan kapan dioperasi masih tetap

kontroversial.

Tidak dioperasi bila: 1

Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau defisit neurologis

minimal.

Pasien dengan GCS <4. Meskipun pasien GCS <4 dengan

perdarahan intraserebral disertai kompresi batang otak masih

mungkin untuk life saving.

Dioperasi bila: 1

Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan perburukan

klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi

ventrikel harus secepatnya dibedah.

67

Page 48: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma malformasi AV atau

angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome

yang baik dan lesi strukturnya terjangkau.

Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang

memburuk.

Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia

muda dengan perdarahan lobar yang luas (>50cm3) masih

menguntungkan.

B. Penatalaksanaan Perdarahan Sub Arakhnoid

1. Pedoman Tatalaksana 1

a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II (H&H PSA):

Identifikasi yang dini dari nyeri kepala hebat merupakan petunjuk

untuk upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.

Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam ruangan

dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila perlu diberikan

O2 2-3 L/menit.

Hati-hati pemakaian obat-obat sedatif.

Pasang infus IV di ruang gawat darurat dan monitor ketat kelainan-

kelainan neurologi yang timbul.

b. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA), perawatan harus lebih

intensif: 1

Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protocol pasien di

ruang gawat darurat.

Intubasi endotrakheal untuk mencegah aspirasi dan menjamin

jalang nafas yang adekuat.

Bila ada tanda-tanda herniasi maka dilakukan intubasi.

Hindari pemakaian sedatif yang berlebhan karena aan menyulitkan

penilaian status neurologi.

2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA 1

68

Page 49: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

a. Istirahat di tempat tidur secara teratur atau pengobatan dengan

antihipertensi saja tidak direkomendasikan untuk mencegah perdarahan

ulang setelah terjadi PSA, namun kedua hal tersebut sering dipakai dalam

pengobatan pasien dengan PSA.

b. Terapi antifibrinolitik untuk mencegah perdarahan ulang direkomendasikan

pada keadaan klinis tertentu. Contohnya pasien dengan resiko rendah untuk

terjadinya vasospasme atau memberikan efek yang bermanfaat pada

operasi yang ditunda.

c. Pengikatan karotis tidak bermanfaat pada pencegahan perdarahan ulang.

d. Penggunaan koil intra luminal dan balon masih uji coba.

3. Operasi pada aneurisma yang rupture 1

a. Operasi clipping sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan

ulang setelah rupture aneurisma pada PSA.

b. Walaupun operasi yang segera mengurangi resiko perdarahan ulang

setelah PSA, banyak penelitian memperlihatkan bahwa secara keseluruhan

hasil akhir tidak berbeda dengan operasi yang ditunda. Operasi yang

segera dianjurkan pada pasien dengan grade yang lebih baik serta lokasi

aneurisma yang tidak rumit. Untuk keadaan klinis lain, operasi yang

segera atau ditunda direkomendasikan tergantung pada situasi klinik

khusus.

c. Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko yang tinggi

untuk perdarahan ulang.

4. Tatalaksana pencegahan vasospasme 1

a. Pemberian nimodipin dimulai dengan dosis 1-2 mg/jam IV pada hari ke-3

atau secara oral 60 mg setiap 6 jam selama 21 hari. Pemakaian nimodipin

oral terbukti memperbaiki deficit neurologi yang ditimbulkan oleh

vasospasme. Calcium antagonist lainnya yang diberikan secara oral atau

intravena tidak bermakna.

b. Pengobatan dengan hyperdinamic therapy yang dikenal dengan triple H

yaitu hypervolemic-hypertensive-hemodilution, dengan tujuan

mempertahankan “cerebral perfusion pressure” sehingga dapat

69

Page 50: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

mengurangi terjadinya iskemia serebral akibat vasospasme. Hati-hati

terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan ulang pada pasien yang tidak

dilakukan embolisasi atau clipping.

c. Fibrinolitik intracisternal, antioksidan, dan anti-inflamasi tidak begitu

bermakna.

d. Angioplasty transluminal dianjurkan untuk pengobatan vasospasme pada

pasien-pasien yang gagal dengan terapi konvensional.

e. Cara lain untuk manajemen vasospasme adalah sebagai berikut:

Pencegahan vasospasme:

Nimodipine 60 mg per oral 4 kali sehari.

3% NaCl IV 50 mL 3 kali sehari.

Jaga keseimbangan cairan.

Delayed vasospasm:

Stop Nimodipine, antihipertensi, dan diuretika.

Berikan 5% Albumin 250 mL IV.

Pasang Swan-Ganz (bila memungkinkan), usahakan wedge

pressure 12-14 mmHg.

Jaga cardiac index sekitar 4 L/menit/m2.

Berikan Dobutamine 2-15 µg/kg/menit.

5. Antifibrinolitik

Obat-obat anti-fibrinolitik dapat mencegah perdarahan ulang. Obat-obat yang

sering dipakai adalah epsilon aminocaproic acid dengan dosis 36 g/hari atau

tranexamid acid dengan dosis 6-12 g/hari.1

6. Antihipertensi 1

a. Jaga Mean Arterial Pressure (MAP) sekitar 110 mmHg atau tekanan darah

sistolik (TDS) tidak lebih dari 160 dan tekanan darah diastolic (TDD) 90

mmHg (sebelum tindakan operasi aneurisma clipping).

b. Obat-obat antihipertensi diberikan bila TDS lebih dari 160 mmHg dan

TDD lebih dari 90 mmHg atau MAP diatas 130 mmHg.

c. Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah Labetalol (IV) 0,5-2

mg/menit sampai mencapai maksimal 20 mg/jam atau esmolol infuse

70

Page 51: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

dosisnya 50-200 mcg/kg/menit. Pemakaian nitroprussid tidak danjurkan

karena menyebabkan vasodilatasi dan memberikan efek takikardi.

d. Untuk menjaga TDS jangan meurun (di bawah 120 mmHg) dapat diberikan

vasopressors, dimana hal ini untuk melindungi jaringan iskemik penumbra

yang mungkin terjadi akibat vasospasme.

7. Hiponatremi

Bila Natrium di bawah 120 mEq/L berikan NaCl 0,9% IV 2-3 L/hari. Bila perlu

diberikan NaCl hipertonik 3% 50 mL, 3 kali sehari. Diharapkan dapat terkoreksi

0,5-1 mEq/L/jam dan tidak melebihi 130 mEq/L dalam 48 jam pertama.1

Ada yang menambahkan fludrokortison dengan dosis 0,4 mg/hari oral atau

0,4 mg dalam 200 mL glukosa 5% IV 2 kali sehari. Cairan hipotonis sebaiknya

dihindari karena menyebabkan hiponatremi. Pembatasan cairan tidak dianjurkan

untuk pengobatan hiponatremi.1

8. Kejang

Resiko kejang pada PSA tidak selalu terjadi, sehingga pemberian antikonvulsan

tidak direkomendasikan secara rutin, hanya dipertimbangkan pada pasien-pasien

yang mungkin timbul kejang, umpamanya pada hematom yang luas, aneurisma

arteri serebri media, kesadaran yang tidak membaik. Akan tetapi untuk

menghindari risiko perdarahan ulang yang disebabkan kejang, diberikan anti

konvulsan sebagai profilaksis.1

Dapat dipakai fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kgBB/hari oral atau IV.

Initial dosis 100 mg oral atau IV 3 kali/hari. Dosis maintenance 300-400

mg/oral/hari dengan dosis terbagi. Benzodiazepine dapat dipakai hanya untuk

menghentikan kejang.1

Penggunaan antikonvulsan jangka lama tidak rutin dianjurkan pada

penderita yang tidak kejang dan harus dipertimbangkan hanya diberikan pada

penderita yang mempunyai faktor-faktor risiko seperti kejang sebelumnya,

hematom, infark, atau aneurisma pada arteri serebri media.1

9. Hidrosefalus 1

a. Akut (obstruksi)

Dapat terjadi setelah hari pertama, namun lebih sering dalam 7 hari pertama.

Kejadiannya kira-kira 20% dari kasus, dianjurkan untuk ventrikulostomi

71

Page 52: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

(atau drainase eksternal ventrikuler), walaupun kemungkinan risikonya

dapat terjadi perdarahan ulang dan infeksi.

b. Kronik (komunikan)

Sering terjadi setelah PSA. Dilakukan pengaliran cairan serebrospinal secara

temporer atau permanen seperti ventriculo-peritoneal shunt.

10. Terapi Tambahan 1

a. Laksansia (pencahar) iperlukan untuk melembekkan feses secara regular.

Mencegah trombosis vena dalam, dengan memakai stocking atau

pneumatic compression devices.

b. Analgesik:

Asetaminofen ½-1 g/4-6 jam dengan dosis maksimal 4 g/hari.

Kodein fosfat 30-60 mg oral atau IM per 4-6 jam.

Tylanol dengan kodein.

Hindari asetosal.

Pada pasien dengan sangat gelisah dapat diberikan:

Haloperidol IM 1-10 mg tiap 6 jam.

Petidin IM 50-100 mg atau morfin SC atau IV 5-10 mg/4-6 jam.

Midazolam 0,06-1,1 mg/kg/jam.

Propofol 3-10 mg/kg/jam.

Cegah terjadinya “stress ulcer” dengan memberikan:

Antagonis H2

Antasida

Inhibitor pompa proton selama beberapa hari.

Pepsid 20 mg IV 2 kali sehari atau zantac 50 mg IV 2 kali

sehari.

Sucralfate 1 g dalam 20 mL air 3 kali sehari.

3.10. Komplikasi dan Prognosis Stroke Hemoragik

Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang paling

ditakutkan pada perdarahan intraserebral. Perburukan edem serebri sering

mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga

berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma tersebut

adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada

72

Page 53: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran

dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal

yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas

permanen.2

Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi

serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah

berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.

Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume

hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat

buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa

meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan

antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga

memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.2

3.11. Pencegahan Stroke Hemoragik

Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan

mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun

kelompok risiko tinggi yang berlum pernah terserang stroke. Beberapa

pencegahan yang dapat dilakukan adalah:1

Mengatur pola makan yang sehat

Melakukan olah raga yang teratur

Menghentikan rokok

Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat

Memelihara berat badan yang layak

Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi

Penanganan stres dan beristirahat yang cukup

Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat

Pemakaian antiplatelet

Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan adalah

pengendalian faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor

risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA,

dislipidemia, dan sebagainya.1

BAB 4

73

Page 54: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

DISKUSI KASUS

Pada kasus ini dirawat seorang laki-laki berusia 48 tahun dengan diagnosa

hemiparese sinistra + parese nervus VII sinistra UMN ec. stroke hemoragik.

Berdasarkan anamnesis yang didapatkan, keluhan utama yakni lemah lengan dan

tungkai sebelah kiri. Hal ini dialami os sekitar 2 minggu sebelum masuk rumah

sakit, terjadi secara tiba-tiba saat OS sedang beristirahat. Nyeri kepala juga

dijumpai pada OS. Riwayat kejang tidak dijumpai, riwayat muntah tidak

dijumpai, riwayat trauma tidak dijumpai. Sebelumnya OS sudah menderita

hipertensi sejak ± 3 tahun yang lalu dan menggunakan obat Captopril, namun OS

tidak teratur minum obat.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapati vital sign, yaitu kesadaran

compos mentis, TD 240/140 mmHg, frekuensi nadi 72 kali/menit, frekuensi napas

24 kali/menit, temperatur 36,5°C. Dijumpai perangsangan meningeal berupa kaku

kuduk. Pada pemeriksaan saraf kranialis, nervus olfaktorius (I), optikus (II),

okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusen (VI), akustikus

(VIII), glossopharingeus (IX), vagus (X), aksesorius (XI), serta hipoglossus (XII)

dalam batas normal. Ditemukan parese nervus VII sinistra tipe UMN.

Pada pemeriksaan refleks dijumpai refleks fisiologis dalam batas nomal di

ekstremitas atas dan bawah serta dijumpai refleks patologis tidak dijumpai.

Pemeriksaan kekuatan motorik pada ekstremitas atas kiri 44444/44444 dan kanan

55555/55555. Pemeriksaan kekuatan motorik pada ekstremitas bawah sulit dinilai.

Pemeriksaan penunjang yang diterima pasien antara lain adalah

pemeriksaan darah rutin, faal hati, faal ginjal, KGD, profil lipid, USG ginjal, dan

CT Scan.

74

Page 55: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

BAB 5

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah benar?

Menurut penulis, diagnosis kasus ini sudah benar. Berdasarkan anamnesis

terdapat kecenderungan mengarah ke diagnosis stroke dimana pasien

mengeluhkan gejala yang dialaminya berupa lemah lengan dan tungkai sebelah

kiri yang dialaminya secara tiba-tiba.

Pertama kali saat OS datang, OS didiagnosis dengan stroke iskemik

dengan kesan etiologi trombus karena OS mengalaminya pada saat beristirahat,

dan didiagnosis banding dengan stroke hemoragik. OS juga mengalami nyeri

kepala dan memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Tidak dijumpai

muntah proyektil dan kejang-kejang. Riwayat penyakit gula dan jantung tidak

dijumpai.

Hasil CT Scan OS menunjukkan adanya gambaran perdarahan pada basal

ganglia kanan yang sudah mulai diresorbsi dan ditemukan juga perifocal edema.

Keseluruhan hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa OS mengalami stroke

hemoragik.

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah benar?

Dilihat dari gejalanya, diagnosis pasien ini mengarah pada stroke iskemik dan

penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan protokol penatalaksanaan stroke

iskemik yang bertujuan untuk penatalaksanaan dini, pencegahan agregasi

trombosit, pengobatan hipertensi, neuroproteksi, penatalaksanaan simtomatik dan

suportif, menjaga fungsi vital jantung, ginjal, dan keseimbangan elektrolit.

Setelah hasil CT Scan mengarah pada diagnosis stroke hemoragik,

penatalaksanaan yang diberikan pun sesuai dengan stroke hemoragik yang

bertujuan untuk penatalaksanaan dini, stabilisasi tekanan darah, neuroproteksi,

penatalaksanaan simtomatik dan suportif, menjaga vital jantung, ginjal, dan

keseimbangan elektrolit.

75

Page 56: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

3. Bagaimana prognosis pada kasus ini?

Prognosis pada kasus ini:

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanatioman : dubia ad bonam

76

Page 57: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Definisi stroke berdasarkan WHO adalah suatu tanda klinis yang berkembang

secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa

adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke

yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi

perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

Dari keseluruhan kasus stroke, mortalitas dan morbiditas pada stroke

hemoragik lebih berat dari pada stroke iskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20%

saja pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya. Selain itu, ada

sekitar 40-80% yang akhirnya meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan

dan sekitar 50% meninggal pada 48 jam pertama.3

Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain

hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,

diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan

kesadaran yang keseluruhannya terjadi secara mendadak. Diagnosis stroke

hemoragik dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

neurologis, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, CT

scan, dan MRI. 1

Penatalaksanaan stroke hemoragik berbeda berdasarkan manifestasi

perdarahan yang terjadi. Pada stroke hemoragik dengan perdarahan intraserebral,

penatalaksanaan yang diberikan berupa terapi hemostatik, penghentian pemberian

antikoagulan, dan penatalaksanaan bedah bila terdapat indikasi. Pada stroke

hemoragik dengan perdarahan subarakhnoid, penatalaksanaan yang diberikan

berupa penatalaksanaan dini di ruang gawat darurat, pencegahan perdarahan

ulang, pencegahan vasospasme, pengobatan antifibrinolitik, antihipertensi,

hiponatremi, kejang, hidrosefalus, dan terapi tambahan berupa terapi simtomatik

dan terapi suportif.

77

Page 58: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penanganan kasus stroke hemoragik adalah

edukasi pasien maupun keluarga bahwa stroke adalah penyakit yang

membutuhkan penanganan yang sangat lama. Keluarga dan penderita harus

mengerti bahwa stroke dapat menyebabkan disabilitas dan membutuhkan waktu

dan terapi panjang untuk mengembalikan fungsinya seperti semula. Meskipun

begitu, tidak ada jaminan bahwa pasien stroke dapat sembuh seutuhnya atau

mengalami disabilitas permanen. Edukasi lain yang penting adalah bahwa stroke

yang diderita pasti memiliki penyebab yang mendasarinya, jadi apabila penderita

memiliki faktor risiko, maka diharapkan partisipasi keluarga dan lingkungan

untuk menjaganya.

Saran yang bisa diberikan untuk klinisi dan tenaga kesehatan adalah

meningkatkan mutu pelayanan stroke, khususnya dalam penatalaksanaan

kegawatdaruratan. Dengan deteksi dini dan penanganan awal yang tepat sasaran,

diharapkan dapat meberikan prognosis yang baik bagi pasien.

78

Page 59: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

DAFTAR PUSTAKA

1. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.

2. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010.[diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview]

3. Rohkamm, Reinhard. Color Atlas of Neurology. Edisi 2. BAB 3. Neurological Syndrome. George Thieme Verlag: German, 2003.

4. Tsementzis, Sotirios. A Clinician’s Pocket Guide: Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery. George Thieme Verlag: New York, 2000.

5. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira Agung: Medan, 2003

6. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB 4. Major Categories of Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill: New York, 2005.

7. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New

York. Thieme Stuttgart. 2000.

8. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.

9. MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Diperoleh dari: http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html [Tanggal: 23 Mei 2010].

10. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM, 2007. Diunduh dari:http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R@uuzQoKCrsAAFbxtPE1/SAH%20traumatik%20Neurona%20by%20Taufik%20M.doc?nmid=88307927 [Tanggal: 24 Mei 2010]

11. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006. Diunduh dari:http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.pdf/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html [Tanggal: 24 Mei 2010]

79

Page 60: Contoh Lapkas Stroke Hemoragik Lapkas - Bukit Hutabarat

12. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6. EGC, Jakarta. 2006.

80