continuing medical education

27
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan mahasiswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu mahasiswa karena merekalah yang akan belajar.Mahasiswa merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual mahasiswa tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi mahasiswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil mahasiswa seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan dosen. Hal ini terlihat dari 1

Upload: rizal-firansyah

Post on 29-Nov-2015

137 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: Continuing Medical Education

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan

mahasiswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh

tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya

memperhatikan kondisi individu mahasiswa karena merekalah yang akan

belajar.Mahasiswa merupakan individu yang berbeda satu sama lain,

memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh

karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan

individual mahasiswa tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat

merubah kondisi mahasiswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang

tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi

baik. Kondisi riil mahasiswa seperti ini, selama ini kurang mendapat

perhatian di kalangan dosen. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian dosen

yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan

atau kelompok , sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.

Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya dosen yang

menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali

pertemuan di kelas berlangsung.

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual

mahasiswa dan didasarkan pada keinginan dosen, akan sulit untuk dapat

mengantarkan mahasiswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi

seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional.

1

Page 2: Continuing Medical Education

Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya

kesenjangan yang nyata antara mahasiswa yang cerdas dan mahasiswa yang

kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini

mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga

sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan

dalam proses pembelajaran di universitas. Menyadari kenyataan seperti ini

para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat

merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh mahasiswa. Strategi

pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning

strategy).

1.1Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud active learning?

b. Apa yang dimaksud dengan lifelong learning?

c. Bagaimana ciri-ciri dokter yang kompeten dan professional

1.2Tujuan

Untuk membentuk mahasiswa kedokteran yang berkompetensi.

Untuk mengharapkan adanya hasil dan pengaruh yang diharapkan

timbul pada mahasiswa melalui proses pengalaman kegiatan belajar

dan mengajar yang bermakna.

Untuk memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar sesuai

dengan keberagaman masing-masing.

Mahasiswa dituntut untuk mengaplikasikan dari apa yang didapatkan

selama kegiatan pembelajaran.

2

Page 3: Continuing Medical Education

BAB II

PEMBAHASAN

1. Active Learning

a. Pengertian Active Learning

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh

mahasiswa, sehingga semua mahasiswa dapat mencapai hasil belajar

yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka

miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga

dimaksudkan untuk menjaga perhatian mahasiswa/mahasiswa agar tetap

tertuju pada proses pembelajaran.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian mahasiswa

berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984)

menunjukkan bahwa mahasiswa dalam ruang kelas hanya

memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang

tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa

dalam sepuluh menit pertama perthatian mahasiswa dapat mencapai 70%,

dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.

Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di

lingkungan universitas. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan

dalam dunia dosen kita, terutama disebabkan mahasiswa di ruang kelas

lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual,

sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.

3

Page 4: Continuing Medical Education

Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:

Apa yang saya dengar, saya lupa

Apa yang saya lihat, saya ingat

Apa yang saya lakukan, saya paham

Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar

apa yang dipelajari di universitas tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.

Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering

dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan

mahasiswa terhadap materi pembelajaran. Penambahan visual pada

proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan

semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam

pembelajaran kesan yang masuk dalam diri mahasiswa semakin kuat

sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya

menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena

fungsi sensasi perhatian yang dimiliki mahasiswa

saling menguatkan, apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan

(visual), dan apa yang dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran).

Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh

reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman mahasiswa

terhadap materi pembelajaran. Penelitian mutakhir tentang otak

menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000

kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat

orang berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang

lebih dalam) bekerja 10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan,

serta mengatur dan mengarahkan seluruh proses otak kanan.

4

Page 5: Continuing Medical Education

Oleh karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding

pengalaman atau pemikiran sadar seseorang (Win Wenger, 2003:12-13).

Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak

menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak

kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning

(belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan.

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk

memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons mahasiswa dalam

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang

menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.

Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada

mahasiswa dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka

dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini

kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran

yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman

yang ada sebelumnya. Materi pembelajaran yang baru disediakan secara

aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar mahasiswa dapat belajar

secara aktif dosen perlu menciptakan strategi yang tepat guna

sedemikian rupa, sehingga mahasiswa mempunyai motivasi yang tinggi

untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)

5

Page 6: Continuing Medical Education

b. Perbedaan metode konvensional dan active learning

Pembelajaran konvensional:

Berpusat pada dosen

Penekanan pada menerima pengetahuan

Kurang menyenangkan

Kurang memberdayakan semua indera dan potensi mahasiswa

Menggunakan metode yang monoton

Kurang banyak media yang digunakan

Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Pembelajaran Active learning:

Berpusat pada mahasiswa

Penekanan pada menemukan

Sangat menyenangkan

Membemberdayakan semua indera dan potensi mahasiswa

Menggunakan banyak metode

Menggunakan banyak media

Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

6

Page 7: Continuing Medical Education

2. Lifelong Learning

Setiap kali mendengar kata “learning” atau “belajar” yang tergambar dalam

benak kita adalah suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan karena kita

dituntut untuk membaca buku-buku tebal atau menulis banyak materi sampai

tangan merasa mati rasa..Paradigma belajar seperti itu sepertinya melekat pada

pendidikan kedokteran di Indonesia, walaupun telah mengalami perbaikan karena

perubahan kurikulum yang ditetapkan di Universitas

Tak dapat dipungkiri paradigma tersebut masih melekat pada sistem pendidikan

fakultas kedokteran di negeri ini, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sering kali

diartikan sebagai Catat Buku Sampai Abis, proses pembelajaran tidak hanya

berlangsung di kelas dan sumber utamanya adalah dosen,tetapi dari mahasiswa

yang aktif mencari pokok-pokok pembelajaran.

Pengertian belajar pun lebih berarah pada pengertian yang sangat sempit yaitu

suatu proses dari yang tidak bisa menjadi bisa,dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Dari pengertian tersebut,dapat diartikan bahwa mahasiswa diharapkan mampu

mencari dan dapat memcahkan suatu permasalahan yang akan mereka dapatkan

didalam pembelajaran. Suatu proses belajar yang luas dapat diartikan adalah suatu

proses berkelanjutan dalam hidup manusia sebagai upaya untuk menyelami arti

hidup. Artinya dengan belajar, pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan manusia

dan sekelilingnya dapat dijelaskan, sehingga pertanyaan yang sering diajukan

adalah  “WHY/HOW” bukan hanya “WHAT” yang akan dijelaskan oleh kata

“BECAUSE”

7

Page 8: Continuing Medical Education

Menurut Harper Collins Dictionary konsepsi belajar adalah

penguasaan/pemanfaatan setiap kesempatan belajar,formal dan informasi guna

mendorong pengembangan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan, baik

terkait pekerjaan maupun pemenuhan (cita-cita atau kebutuhan) pribadi.

Adapun pokok-pokok dari konsepsi tersebut adalah :

1. Seluruh usia kehidupan manusia adalah proses belajar

2. Tiada akhir untuk proses belajar

3. Belajar sesungguhnya harus dipahami sebagai pemberian makna terhadap

keseluruhan kehidupan itu sendiri

4. Mulailah dengan mempelajari situasi dan kemudian memaknainya

8

Page 9: Continuing Medical Education

Dari pokok-pokok konsepsi diatas terjadi pergeseran dari konsep belajar secara

konvensional menjadi lifelong learning. Perbedaan dari kedua konsep  tersebut

adalah

Konvensional Lifelong Learning

Pengajar = sumber pengetahuan Dosen = pemandu sumber ilmu

Pengetahuan diberi oleh dosen Pengetahuan diperoleh sendiri melalui

pengalaman melakukan

Cenderung Individual Keterlibatan kelompok dan interkasi

interpersonal

Tes/pengukuran lebih dimaksudkan

sebagai alat kontrol kemajuan belajar

dan syarat melanjutkan pembelajaran

Tes/pengukuran lebih dimaksudkan

sebagai alat perumusan strategi dan arah

pembelajaran selanjutnya bagi pelajar

bersangkutan

Perlakuan pembelajaran sama/generic Perlakuan pembelajaran beragam &

spesifik

Hanya mereka yang “berprestasi”

yangdapat melanjutkan proses

belajar/pendidikan

Siapa saja memiliki akses dan peluang

untuk belajar sepanjang hidupnya

Perubahan konsepsi belajar dari konvensional menjadi lifelong learning,

memberikan manfaat tersendiri bagi pelajar atau mahasiswa seperti :

Memperkaya hidup dengan pengetahuan dan pencapaian diri

Menambah relasi dana membangun hubungan bernilai

Terlibat dalam kontribusi aktif bagi masyarakat

9

Page 10: Continuing Medical Education

Membantu menemukan makna hidup

Membantu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan

Membantu menciptakan dunia yang lebih baik

Meningkatkan kebijaksanaan

Menciptakan Individu yang selalu ingin tahu dan tidak mudah puas akan

pengetahuan yang dimiliki

Memperluas cakrawala pemikiran (open mind)

Memanfaatkan kapasitas alam terberi secara optimal

3. Skenario

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Dr Qina adalah seorang dokter alumni fakultas kedokteran UISU yang

bertugas di salah satu pusat pelayanan kesehatan dan praktek mandiri dikota kecil

tempatnya bertugfas. Pada awal-awal ia bertugas, ia menemukan beberapa kasus

yang kurang di kuasainya. Dari kasus-kasus tersebut, ia sadar bahwa walaupun

telah bertugas dia masih perlu menambah ilmu dan keterampilannya(active

learning) untuk tetap dapat kompeten dan professional sebagai dokter. Untuk

beberapa kasus yang di anggapnya sulit, ia melakukan telaah ulang dari catatan

pasien dan merfleksikannya untuk selanjutnya dicarikan jawabannya melalui

belajar mandiri secara berkelanjutan(lifelong learning)

10

Page 11: Continuing Medical Education

4. Seven Jumps

Step 1:

1. Active learning :

Terus menambah ilmu dan keterampilan

Belajar aktif dsan mampu memecahkan masalah yang ada dan mampu

menghadapinya

2. Lifelong learning :

Pembelajaran sepanjang hayat

Motivasi yang ada dalam diri untuk selalu menambah ilmu dan

keterampilan yang dimiliki agar sesuai dengan perkembangan zaman

3. Merefleksikan :

Mengaplikasikan diri berdasarkan pengalaman yang dimilki guna

memenuhi proses pembelajaran sepanjang hayat

Mengintropeksikan diri

4. Menelaah ulang :

Meneliti kembali masalah yang dihadapi

Pengkajian kembali terhadap kasus-kasus yang belum terpecahkan

11

Page 12: Continuing Medical Education

5. Continuing medical education :

Pendidikan kesehatan yang dilakukan secara berkelanjutan

Step 2:

1. Apa itu metode active learning?

2. Bagaimana cara menerapkan lifelong learning?

3. Mengapa seorang dokter masih perlu menambah ilmu dan keterampilannya?

4. Bagaimana seorang dokter bisa dikatakan seorang dokter yang kompeten

dan professional?

5. Bagaimana cara menelaah ulang kasus-kasus yang dihadapi?

Step 3:

1. Metode active learning ialah pembelajaran mandiri secara aktif untuk

memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran

2. Dengan belajar terus menerus untuk mengikuti perkembangan zaman,karena

seorang dokter perlu menambah ilmu yang dimilikinya

3. Karena setiap penyakit selalu berkembang maka seorang dokter harus

menambah ilmu dan keterampilannya agar seorang dokter dapat

12

Page 13: Continuing Medical Education

memecahkan permasalahan tentang penyakit pasiennya dan mampu

mengetahui penyebab dari suatu penyakit agar dapat diselesaikan

4. Seorang dokter harus menguasai semua pelajaran kedokteran agar dapat

dikatakan sebagai dokter yang memiliki pengetahuan,keterampilan serta

sikap untuk diterapkan dalam lingkungan masyarakat

5. Seorang dokter harus bisa mengetahui inti dan penyebab

permasalahan ,setelah itu melakukan riset yang berhubungan dengan

masalah tersebut sampai menemukan jawaban yang konkrit

13

Page 14: Continuing Medical Education

PROFESIONAL

ACTIVE LEARNING

LIFE LONG LEARNING

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

KOMPETENSI

MENELAAH ULANG MEREFLEKSIKAN

Step 4:

14

Page 15: Continuing Medical Education

Step 5 :

1. Seorang dokter harus mampu berkompeten dan professional

2. Seorang dokter harus belajar sepanjang hayat

3. Continuing medical education

4. Perbedaan dokter yang berkompeten dan professional

Step 6 :

1. Kompeten :

Dokter harus berkompetensi di bidangnya maksudnya adalah seorang

dokter harus selalu menelaah ulang setiap tindakan yang dilakukannya

serta mampu mengaplikasikannya pada masalah-masalah yang

dihadapinya .

Profesional :

Dokter professional itu maksudnya seorang dokter harus disiplin ilmu

dan disiplin waktu dalam pekerjaannya sebagai dokter, serta harus

siap sedia jika ada yang membutuhkan bantuan tanpa harus pandang

status social dan ekonominya.

2. Karena penyakit itu akan terus menerus berkembang dan bertambah

sepanjang zaman tanpa dokter itu tahu kapan penyakit itu akan muncul

makanya seorang dokter itu harus belajar terusmenerus agar dokter itu

tahu penyebab penyakit yang diderita pasien dan tahu bagaimana cara

mengatasinya

15

Page 16: Continuing Medical Education

3. Continuing medical education adalah dosenan dokter yang berkelanjutan,

maksudnya adalah setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran

di dosenan kedokteran harus selalu berkesinambungan dan terus menerus

mengikuti perkembangan penyakit yang terus bertambah setiap jam dan

setiap waktu.

4. Dokter yang berkompeten tidak hanya dinilkai dari keterampilan klinis,

maupun pengetahuan semata tetapi juga membutuhkan perilaku yang

baik.hal ini karena dokter akan berhubungan dengan seorang pasien

sehingga seorang dokter juga dituntut untuk mampu bertutur kata

maupun bersikap sesuai dengan keinginan pasien.

Dokter yang professional merupakan sesuatu yang menjadi kebiasaan

yang ditunjukkan dengan jelas berdasarkan knowledge dan

pengetahuan skill atau kemampuan serta attitude atau perilaku.

Step 7 :

Seorang dokter harus terus menambah ilmunya atau kegiatan yang dilakukan

sehubungan dengan fungsinya sebagai dokter sehingga memberinya kesempatan

untuk mempertahankan/meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinisnya,

misalnya menangani pasien, melakukan tindakan intervensi, melakukan tindakan

diagnostic disebut dengan dokter yang profesional.

16

Page 17: Continuing Medical Education

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Gagasan pembelajaran “active learning” telah ada sejak masa Socrates dan

merupakan salah satu penekanan utama di antara para pendidik progresif seperti

John Dewey yang memandang bahwa secara alami belajar merupakan proses yang

aktif.

2. Peran pendidik dalam model pembelajaran “active learning” tidak dominan

menguasai proses pembelajaran, melainkan lebih berperan untuk memberikan

kemudahan (fasilitator) dengan merangsang peserta didik untuk selalu aktif dalam

segi fisik, mental, emosional, sosial, dan sebagainya. Pendidik memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran

yang sedang dipelajarinya. Pendidik bukan menyampaikan materi pembelajaran,

tetapi bagaimanamenciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada peserta

didik sehingga dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Implementasi pembelajaran “active learning” dapat difokuskan pada sebuah

alternatif prosedur pembelajaran yang mendorong agar setiap mahasiswa secara

aktif terlibat dalam setiap penyelesaian tugas kelompok dan selalu aktif untuk

mendengarkan, mencatat inti materi perkuliahan, menyimak dan mengkonsep

ulang atau merefleksikan setiap materi yang sedang disajikan dan dibahas dalam

proses pembelajaran di kelas,

17

Page 18: Continuing Medical Education

dan mengkondisikan agar setiap mahasiswa selalu siap setiap saat untuk

mempresentasikan ulang dengan kata-kata sendiri materi yang telah dibahas dan

didiskusikan.

2. Saran

Sebelum pembelajaran dimulai dengan menerapkan metode active learning

model kuis tim ini sebaiknya dosen telah mempersiapkan bahan ajar yang

dapat disegmentasikan sehingga sub pokok bahasan tersebut lebih mudah

dibagi-bagikan kedalam kelompok.

18

Page 19: Continuing Medical Education

DAFTAR PUSTAKA

1. Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

(terjemahan Sarjuli et al.) Yogyakarta, YAPPENDIS, 2004.

2. Wenger, Win, Beyond Teaching and Learning, Memadukan Quantum

Teaching & Learning, (terjemahan Ria Sirait dan Purwanto), Nuansa, 2003.

3. Semiawan, C. (1999). Pendidikan Tinggi, Peningkatan Kemampuan

Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Dikti.

4. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

19