chd akper pemkab muna
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cacat bawaan merupakan suatu keadaan cacat lahir pada neonatus yang tidak
diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Perhatian kita terhadap
cacat bawaan masih sangat kurang, sedangkan negara kita saat ini telah berhasil dalam
program KB serta telah memasyarakatkan NKKBS, maka pada zaman sekarang ini
masalah kualitas hidup anak merupakan prioritas utama bagi Program kesehatan Nasional.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak adalah cacat bawaan.
Laporan dari beberapa penelitian dari dalam maupun dari luar negeri angka kejadian cacat
bawaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Angka kematian bayi baik didalam
maupun diluar negeri dari tahun ketahun semakin lama semakin turun , tetapi penyebab
kematian mulai bergeser. Sebelumnya penyebab kematian pada bayi sebagian besar
disebabkan masalah sepsis, asfiksia, dan sindrom distres nafas, maka akhir-akhir ini mulai
bergeser pada masalah cacat bawaan, begitu juga penyebab kematian anak-anak yang tadi
nya masalah nutrisi dan infeksi sangat dominan, tetapi masalah cacat.
B. TUJUAN
Yang menjadi tujuan dlam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep penyakit CHD
3. Untuk mengetahui konsep askep yang terrjadi atau terdapat pada CHD
C. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi CHD?
2. Apa dan bagaimana konsep penyakit CHD ?
3. Apa askep dari pada penyakit CHD ?
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
congenital heart disease (CHD) atau penyakit congenital adalah kelainan
jantung yang sudah ada sejak bayi lahir jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir,tetapi
kelainan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi,tidak jarang
kelainan tersebut baru di temukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa
tahun.
B. Anatomi fisiologi
Jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi
jantung dari mana saja. Mulai dari atrium/serambi kanan. Atrium kanan menerima kotor atau
vena atau darah yang miskin oksigen dari:
- Superior Vena Kava
- Inferior Vena Kava
- Sinus Coronarius
2

Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati:
- Katup pulmonal
- Pulmonal Trunk
- Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri
Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4
vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri.
Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup
mitral.
Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus
valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati
vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
• Sistole atau kontraksi jantung
• Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung
Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase Ventrikel Filling
2. Fase Atrial Contraction
3. Fase Isovolumetric Contraction
4. Fase Ejection
5. Fase Isovolumetric Relaxation
C. Etiologi
Penyebab penyakit jantung congenital bekaitan dengan kelainan
perkembangan embrionik pada usia 5-8 minggu,jantung pada pembuluh darah besar di bentuk.
Gangguan ini mungkin disebabkan oleh faktor prenatal seperti infeksi ibi selama trimester
pertama,penyebab lain adalah rubella,influenza,atau chicken fox. Faktor prenatal seperti ibu yang
3

menderita diabetes melitus dengan ketergantungan pada insulin serta faktor genetik juga
berpengaruh untuk terjadinya penyakit jantung congenital. Selain faktor orang tua,insiden
kelainan jasntung juga meningkat pada induvidu. Faktor lingkungan seperti radiasi,gizi ibu yang
jelek, kecanduan obat-obatan dan alkohol juga mempengaruhi perkembangan embrio.
D. Patofisiologi
Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik
utama. Shuting atau pencampuran darah arteri dari vena serta perubahan darah pulmional dan
tekanan darah. Shuting terjadi apabila daerah mengalir melalui lubang abnormal pada jantung
sehat dari daerah yang bertekanan lebih tiggi ke daerah yang bewrtekanan rendah. Menyebabkan
daerah yang terisogenisasi mengalir ke dalam sirkulasi sistematik. Aliran darah pulmonal
sewaktu lahir. Perubahan pada aliran darah pencampuran darah vena dan arteri serta kenaikan
tekanan pulmonal akan meningkat kerja jantung. Manifestasi dan penyakit congenital yaitu
gagal jantung,perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal
E. Manifestasi klinis
1. Pada bayi:
Dyspneu
Kambuhnya/ infeksi saluran pernafasan
Detak jantung lebih dari 200 kali/ menit
Bunyi murmur
Cyanosis
Berat badan menurun
2. Pada anak-anak:
Dyspneu
Perkembangan fisik lemah
Intoleransi aktifitas
Kambuhnya/ infeksi saluran pernafasan
Cyanosis
4

F. Pemeriksaan penunjang
1. Gambaran EKG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri,kateterisasi jantung
yang menunjukan striktura
2. Cardiac iso enzim (CPK & CKMB)
3. Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi adanya coriomegali dan ifiltrate paru
G. Penatalaksanaam Medis
Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untuk mernenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan. Pembedahan
berikutnya pada masa usia sekolah, bertujuan untuk koreksi secara
permanent. Dua pendekatan paliatif adalah dengan cara Blalock-Tausing,.
5

BAB III
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengkajian preoperasi
A.Biodata
1. Identitas klien
2. Identitas penanggung jawab
B.Riwayat kesehatan
1.Keluhan utama
Keletihan, sering mengalami infeksi saluran pernafasan, sianosis
2.Riwayat kehamilan
Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain
adalah rubella, influenza atau chicken fox.
Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada
insulin.
Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan tidak
kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
3.Riwayat persalinan
Proses kelahiran atau secara alami atau adanya factor-faktor yang memperlama proses
persalinan, pengunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus
dilakukan SC.
4.Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keturunan dengan memperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga
mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic yang menunjang.
6

2.Pemeriksaan fisik preoperasi
Aktifitas dan istirahat
Gejala : ibu klien mengatakan klien sulit dalam beraktifitas dan infeksi saluran
pernapasan atas
Tanda : klien sering mengalami kelelahan dan napas pendek
Integritas ego :
Gejala : ibu klien mengatakan klien kurang memperdulikan dengan kondisi yang
di alaminya
Tanda : klien tidak mudah tersinggung
Nyeri
Gejala : ibu klien mengatakan klien merasa nyeri dada
Tanda : klien merasa nyeri dada saat diraba
Pernapasan
Gejala : ibu klien mengatakan klien susah/sesak bernapas
Tanda : klien napas pendek
Sirkulasi
Gejala : ibu klien mengatakan klien sakit kepala,adanya ,penyakit jantung
Tanda : tekanan darah meningkat
Interaksi sosial
Gejala : ibu klien mengatakan klien bergaul dengan lingkungannya
Tanda :klien nampak bersosialisasi dengan lingkungannya walaw terbatas
Neurosensori
Gejala : ibu klien mengatakan klien sering pusing
Tanda : klien nampak lemah
Makanan dan cairan
Gejala : ibu klien mengatakan nafsu makan klien kurang nafsu makan
7

B. pengelompokan Data
Data subjektif
Ibu klien mengatakan adanya kenaikan tekanan darah
Ibu klien mengatakan adanya nyeri pada daerrah dada anaknya jika di raba
Ibu klien mengatakan anaknya kurang menyusui dan makan
Ibu klien mengatakan anaknya tidak aktif dalam beraktifitas
Ibu klien mengatakan anaknya sering mengalami kelelahan
Data objektif
Takipnea
Nadi meningkat
Wajah klien tampak meringis
Suhu meningkat
Skala nyeri
Psorsi makan tidak di habiskan
Pemeriksaan fisik postoperasi
Aktifitas dan istirahat
Gejala : ibu klien mengatakan klien tidak mampu dalam beraktifitas
Tanda : klien tidak dapat melakukan aktifitas sendiri
Integritas ego
Gejala : ibu klien mengatakan klien stress dengan kondisinya
Tanda : klien nampak gelisah dan cengeng
Nyeri
Gejala : ibu klien mengatakan klien merasa nyeri pasca operasi
Tanda : klien nampak meringis
Pernapasan
Gejala : ibu klien mengatakan klien masih butuh bantuan oksigen
Tanda : klien nampak terpasang bantuan oksigen
8

Sirkulasi
Gejala : ibu klien mengatakan klien tidak merasa nyeri dikepala
Tanda : tekanan darah tidak meningkat
Interaksi sosial
Gejala : ibu klien mengatakan kllien masih membutuhkan istirahat total
Tanda : klien nampak masih agak lemas setelah pasca operasi
Makanan dan cairan
Gejala : ibu klien mengatakan klien masih kurang nafsu makan
Tanda : klien tidak menghabiskan makanannya
Siatem kardiovaskuer
Gejala : Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung à depresi miocard, shock,
perdarahan atau overdistensi
Tanda : Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit ( 4 x ), 30 menit (4x).
2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi stabil.
Klasifikasi data
Data subjektif
Ibu klien mengatakan klien tidak mampu dalam beraktifitas
Ibu klien mengatakan klien nampak stress pasca operasi
Ibu klien mengatakan klien nyeri pasca operasi
Ibu kllien mengatakan klien masih harus istirahat total
Ibu klien mengatakan klien kurang nafsu makan pasca operasi
Data objektif
9

Klien nampak lemas
Klien nampak gelisah
Klien meringis kesakitan
Klien kurang nafsu makan
Klien kurang menyusui
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa preoperasi
1. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan kontraktilftas jantung,
perubahan tekanan jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menyusui dan makan
3. Nyeri; dada berhubungan dengan Iskemia miokard
Diagnose postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan pasca operasi
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan pasca operasi
3. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia, imobilisasi, nyeri
3. Intervensi Keperawatan
10

Intervensi preoperasi
No Diagnose
keperawatan
tujuan Intervensi
kepearawatan
Rasional
1 Penurunan Cardiac
Output
berhubungan
dengan penurunan
kontraktilftas
jantung, perubahan
tekanan jantung.
Tupan :
Setelah di
lakukan
tindakan
keperawatan
selama 4 hari
penurunan
cardiac output
teratasi
Tupen : setelah
di lakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari
penurunan
cardiac output
berangsur-
angsur
membaik
Monitor
tanda-tanda
vital
Informasikan
dan anjurkan
tentang
pentingnya
istirahat yang
adekuat
Berikan
oksigen
tambahan
permulaan terjadinya
gangguan pada
jantung akan ada
perubahan pada tanda-
tanda vital seperti
pernafasan menjadi
cepat, peningkatan
suhu, nadi meningkat,
peningkatan tekanan
darah, semuanya cepat
dideteksi untuk
penanganan lebih
lanjut.
istirahat yang
adekuat dapat
meminimalkan kerja
dari jantung dan
dapat
mempertahankan
energi yang ada
meningkatkan
sediaan oksigen
untuk kebutuhan
miokord untuk
melawan efek
11

dengan kanula
nasal/masker
sesuai indikasi
Kaji kulit
terhadap pucat
dan sianosis
Kaji
perubahan
pada sensori,
contoh letargi,
bingung
disorientasi
cemas
hipoksia/iskemik
pucat menunjukan
adanya penurunan
perfusi sekunder
terhadap
ketidakadekuatan
curah jantung,
vasokonstriksi dan
anemi.
dapat menunjukan
tidak adekuatnya
perfusi serebral
sekunder terhadap
penurunan curah
jantung.
2 . Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
menyusui dan
Tupan : setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 7 hari
nutrisi teratasi
Anjurkan ibu
untuk terus
memberikan
anak susu,
walaupun
sedikit tetapi
air susu akan
mempertahankan
kebutuhan nutrisi
anak
12

makan Tupen : setelah
di lakukan
tindaan selama
3 hari nutrisi
berangsur-
angsur teratasi
sering
Jika anak
menunjukan
kelemahan
akibat ketidak
adekuatannya
nutrisi yang
masuk maka
pasang iv
infuse
Pada anak
yang sudah
tidak
menyusui lagi
maka berikan
makanan
dengan porsi
sedikit tapi
sering dengan
diet sesuai
instruksi
Observasi
selama
pemberian
makan atau
menyusui
infuse akan
menambah
kebutuhan nutria
yang tidak dapat
dipenuhi melalui
oral
meningkatan intake,
dan mencegah
kelemahan.
selama makan atau
menyusui mungkin
dapat terjadi anak
sesak atau tersedak
3. . Nyeri; dada
berhubungan
dengan Iskemia
miokard
Tupan : setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Selidiki
adanya
keluhan nyeri,
yang pada
: perbedaan gejala
perlu untuk
mengidentifikasi
penyebab nyeri.
13

selama 7 hari
nyeri teratasi
Tupen : setelah
dilakukan
tindakan
selama 3 hari
nyeri
berangsur-
angsur teratasi
anak bisa
ditunjukan
dengan rewel
atau sering
menangis
Evaluasi
respon
terhadap
obat/terapi
yang
diberikan
Berikan
lingkungan
istirahat dan
batasi
aktivitas anak
sesuai
kebutuhan
Perilaku dan tanda
vital membantu
menentukan derajat
atau adanya
ketidaknyamanan
pasien.
penggunaan terapi
obat dan dosis, catat
nyeri yang tidak
hilang atau menurun
dengan penggunaan
nitrat.
: aktivitas yang
meningkatkan
kebutuhan oksigen
miokard. Contoh
kerja tiba-tiba,
stress, makan
banyak, terpaj'an
dingin) dapat
mencetuskan nyeri
dada.
Intervensi postoperasi
14

No Diagnose
keperawatan
Tujuan intervensi Rasional
1 Nyeri
berhubungan
dengan pasca
operasi
1.
Tupan : Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 7 hari nyeri
dapat teratasi
Tupen : setelah
dilakukan tindakan
selama 3 hari nyeri
berangsr-angsur
teratasi
mengobservasi TTV
klien
berikan posisi
berbaring pasien
senyaman mungkin
kaji skala nyeri klien
evaluasi ekspresi
wajah pasien terhadap
nyeri
mengetahui
tindakan apa
selanjutnya
memberi rasa
nyaman pada klien
mengetahui sampai
dimana tingakat
nyeri klien
mengetahui tingkat
psikologi klien
pasca operasi
2 Intoleransi
aktifitas
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
kelemahan
pasca operasi
1.
Tupan : setelah di
lakukan tindakan
keperawatan
selama 6 hari
intoleransi aktifitas
dapat teratasi
Tupen : setelah di
lakukan tindakan
keperawatan
kaji tingkat
kelemahan klien
bantu klien
melakukan aktifitas
yang tidak dapat
dilkukannya
libatkan keluarga
mengetahui batasan
yang dapat
dilakukan kilen
dengan bantuan
orang lain
kebutuhab ADL
terpenuhi
mengurangi
15

selama 3 hari
intoleransi
keperawatan
berangsurangsur
teratasi
dalam ADL klien
selingi periode
aktifitas dan istirahat
ketergantungan
keluarga terhadap
petugas
mengurangi kerja
otot dan
meminimalkan
penggunaan energy
berlebiahan
3. Gangguan
pertukaran
gas,
berhubungan
dengan efek
sisa
anesthesia,
imobilisasi,
nyeri
Tupan : setelah di
lakukan tindakan
keperawatan
selama 6 hari
gangguan
pertukaran gas
teratasi
Tupen : setelah di
lakukan tindakan
selama 3 hari
ganggguan
pertukaran gas
berangsur-angsur
teratasi
mengkaji pola napas
klien
Posistioning klien
untuk mencegah
aspirasi
Pemberian aksigen
Dorong batuk dan
bernapas dalam 5 –
10 x setiap 2 jam.
Khususnya 72 jam
pertama
Mengetahui
tindakan apa
selanjutnya
Memberi rasa
nyaman
Membantu dalam
oksigenasi klien
Membantu
pelancaran jalan
napas,
BAB IV
PENUTUP
16

A. KESIMPULAN
Congenital heart disease ( CHD )atau penyakit jantung congenital adalah kelainan
jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum lahir.
Tetapi kelainan jantung bawaan ini tidak selalu member! Gejala segera setelah bayi lahir ,
tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan
atau bahkan beberapa tahun ( Ngastiah )
Adapun ke 4 kelainan anatomi jantung yang dialami adalah :
1. Pulmonary stenosis ( penyempitan dari katup pulmonal dan outflow tract pada bagiaan
bawah katup yang menyebabkan obstruksi darah untuk mengalir dari ventricle kanan ke
arteri pulmonalis)
2. Ventricular septal defect
3. Overriding aorta (katup aorta membesar sehingga terletak lebih kanan dan diatas defek
septum interventricle)
4. Hipertrophy ventricle kanan ( dinding otot ventricle kanan menebal, yang timbul
karena ventricle kanan memompa dengan tekanan yang tinggi)
B. SARAN
Kami harapkan para mahasiswa/i dapat mendalami dari materi yang kita
bawakan,walawpun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ajdi kami harapkan kritik
dan saran demi terwujudnya kesempurnaan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
17

Carpenito, Linda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta: EGC. 2000.
Wong L, Donna, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1. Jakarta: EGC, 2009
Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit Edisi 2, Jakarta: EGC
WWW.CHD.com
18