chapter ii(2)
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77
merupakan kerja sama usaha dalam memproduksi biodiesel antara PT. Pamina
Adolina dengan PT. Ganesha Energy 77. PT. Pamina Adolina merupakan anak
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang
pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng, sedangkan PT.
Ganesha Energy 77 merupakan produsen biodiesel Indonesia.
Kerja sama ini merupakan perwujudan pembangunan industri biodiesel di
Indonesia. Setelah merasakan beban berat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pukulan telak terhadap
ekonomi akibat kenaikan BBM pada tanggal 1 Oktober 2005, terlihat kesadaran
bersama telah tumbuh untuk mewujudkan industri biodiesel. Presiden, Wakil
Presiden, Menteri, para CEO BUMN dan banyak pihak lainnya telah bersepakat
bahwa industri biodiesel layak diprioritaskan. Berdasarkan instruksi Presiden
kepada Menteri Negara BUMN melalui Inpres Nomor 1 tahun 2006 mendorong
BUMN untuk mengembangkan bahan bakar nabati. Melihat perkembangan situasi
tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) bersinergi dengan PT. Ganesha
Energy 77 untuk segera mewujudkan industri biodiesel.
Proyek investasi pembangunan pabrik biodiesel dengan kapasitas produksi
8.000 liter/hari dari bahan baku CPO dan/atau stearin yang merupakan produksi
Universitas Sumatera Utara
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan investasi pabrik biodiesel tersebut
akan menjadi lingkup kerja PT. Ganesha Energy 77. Untuk lokasi pabrik, bahan
baku dan utilitas disuplai oleh pihak PTPN IV. Dalam hal ini PT. Pamina Adolina
Perbaungan dipilih sebagai pabrik biodiesel KSO. Semula PT. Pamina Adolina
merupakan pabrik yang bergerak di bidang produksi CPO menjadi minyak
goreng, tetapi karena semakin tingginya persaingan minyak goreng di Sumatera
Utara menyebabkan produksi minyak goreng PT. Pamina Adolina mengalami
penurunan sehingga pendapatan PT. Pamina Adolina juga mengalami penurunan.
Dengan alasan tersebut, PT. Pamina Adolina dipilih untuk menjadi pabrik
biodiesel KSO yang nantinya diharapkan mampu menghasilkan pendapatan yang
tinggi dengan hasil penjualan biodiesel.
Pabrik dengan kapasitas 8.000 liter/hari dimaksudkan sebagai tahap
kerjasama awal dan merupakan bagian tak terpisahkan dengan rencana
pembangunan pabrik serupa dengan kapasitas yang lebih besar. Pabrik biodiesel
ini mulai dibangun pada bulan April 2006 dan produksi perdana (commissioning)
pada bulan Agustus 2006. Pabrik mulai berproduksi pada bulan September 2006
dan produknya telah digunakan di seluruh pabrik kelapa sawit PTPN IV.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina
Adolina – PT. Ganesha Energy 77 adalah mengolah CPO dan/atau stearin menjadi
biodiesel dengan kapasitas produksi 8.000 liter/hari.
Universitas Sumatera Utara
Penamaan biodiesel mengikuti rasio antara biodiesel dengan petroleum
diesel yang dipergunakan untuk menjalankan mesin-mesin. B-2 berarti campuran
antara 2% biodiesel dengan 98% petroleum diesel, demikian pula B-20 adalah
campuran antara 20% biodiesel dengan 80% petroleum diesel.
Biodiesel yang diproduksi oleh KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha
Energy 77 dengan kapasitas produksi 8.000 liter/hari terhitung sangat kecil dalam
industri bahan bakar. Dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional yang
mencapai 73 juta liter/hari. Konsumsi minyak diesel PTPN IV sendiri saat ini
berkisar 1,5 juta liter/bulan atau 50 ribu liter/hari. Dengan adanya biodiesel B-20,
PTPN IV akan mampu menyerap 10 ribu liter/hari. Dengan kalkulasi tersebut,
produksi biodiesel diperkirakan seluruhnya dapat diserap oleh kebutuhan PTPN
IV sendiri.
Untuk kedepannya, pabrik biodiesel KSO berencana untuk memasarkan
biodiesel ke tataran nasional, yaitu kepada Pertamina sebagai produsen tunggal
petroleum diesel nasional dengan harga yang mengacu kepada harga solar impor.
Disamping itu, produk biodiesel juga memiliki peluang untuk pasar ekspor antara
lain Jepang dan negara-negara Eropa.
2.3. Lokasi Perusahaan
Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77
terletak di kilometer 36 ke arah Tenggara dari kota Medan dan berkisar 800 meter
dari kota Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan menempati areal lahan
Universitas Sumatera Utara
seluas 3,5 hektar dimana lokasi ini juga merupakan lokasi PT. Pamina Adolina.
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa hal, antara lain:
1. Terletak di tepi jalan raya lintas Sumatera, sehingga mempermudah
pengangkutan bahan baku dan produk.
2. Mempunyai sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pabrik,
karena lokasi pabrik sekitar 1,5 km dari Sungai Ular.
3. Keadaan tanahnya rata dan keras serta tidak dijumpai daerah rawa dan
perbukitan.
2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan
2.4.1. Struktur Organisasi
Sistem birokrasi yang digunakan oleh KSO PT. Pamina Adolina – PT.
Ganesha Energy 77 merupakan sistem birokrasi yang dimiliki PT. Pamina
Adolina, yaitu dengan struktur organisasi fungsional-lini, dimana untuk posisi top
manajerial menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan
fungsi lini. Pembagian tugas dalam struktur organisasi ini dilakukan sesuai
dengan fungsi dari masing-masing departemen yang terdapat pada PT. Pamina
Adolina dan disesuaikan dengan job description serta spesialisasinya. Struktur
organisasinya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Pamina Adolina
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang
terdapat pada struktur organisasi KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy
77 dijelaskan sebagai berikut :
1. Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh dewan
komisaris. Adapun tugas dan tanggung jawab direktur antara lain:
a. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
c. Memelihara kekayaan perseroan terbatas.
d. Mewakili perusahaan mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan
mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan.
e. Menetapkan besarnya deviden perusahaan.
f. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
2. Kepala Unit
Tugas dan tanggung jawab kepala unit antara lain:
a. Merencanakan kegiatan operasional yang berhubungan dengan proses
produksi.
b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada masing-masing asisten.
c. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengorganisir dan mengendalikan semua kegiatan yang berhubungan dengan
proses produksi.
e. Melaporkan data kegiatan produksi kepada direksi.
f. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan
sistem prosedur yang berlaku.
3. Kepala Shift Pengolahan
Kepala shift pengolahan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Mengawasi semua aktivitas proses pengolahan yang dilakukan personil
pengolahan.
b. Mengidentifikasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses
pengolahan.
c. Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pengolahan.
d. Membuat laporan kerja harian proses pengolahan.
e. Membuat daftar kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan pada proses
pengolahan.
f. Mengajukan saran dan usulan kepada kepala unit untuk meningkatkan
efesiensi pabrik.
g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
h. Mengawasi jalannya proses produksi mulai dari bahan baku masuk sampai
menghasilkan produk jadi.
Universitas Sumatera Utara
4. Asisten Laboratorium
Asisten laboratorium memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengidentifikasi penerimaan bahan baku dan proses
pengolahan produksi.
b. Memeriksa mutu bahan baku dan hasil produksi.
c. Membimbing semua personil yang ada di laboratorium.
d. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap proses untuk menghasilkan
produk baru.
e. Memeriksa hasil laporan dan pengujian penerimaan bahan baku dan produk
akhir.
f. Memeriksa peralatan yang terdapat di laboratorium dan memonitor pemakaian
bahan kimia.
5. Asisten Teknik
Asisten teknik memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik dan dinas
civil sesuai dengan prosedur.
b. Mengajukan permintaan peralatan untuk kepentingan teknik.
c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part.
d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan mesin dan peralatan
pabrik.
e. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh personil teknik.
Universitas Sumatera Utara
6. Administrasi Produksi
Administrasi produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengecek laporan harian produksi.
b. Mengecek laporan jam kerja produksi.
c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan produksi.
d. Bertanggung jawab terhadap laporan produksi.
e. Mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan dan pengeluaran produk
dari gudang.
f. Mengkoordinir pekerjaan personel administrasi produksi.
7. Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Mengecek laporan harian keuangan produksi.
b. Mengecek laporan biaya peralatan produksi.
c. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan produksi.
d. Mengkoordinir pekerjaan personel administrasi keuangan.
e. Melaksanakan administrasi kas dan bank.
8. Kepala Tata Usaha
Kepala tata usaha (KTU) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang tata usaha dan personalia.
Universitas Sumatera Utara
b. Membuat laporan keuangan bulanan.
c. Mengkoordinir pekerjaan bidang keuangan.
d. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.
e. Melaksanakan evaluasi bulanan, semesteran dan tahunan.
f. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.
9. Operator Pengolahan
Operator pengolahan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menjalankan semua aktivitas proses pengolahan dari bahan baku masuk
sampai menghasilkan produk jadi.
b. Bertanggung jawab terhadap aktivitas pengolahan kepada Kepala Shift
Pengolahan.
c. Membuat laporan kerja harian proses pengolahan.
d. Mengajukan saran dan usulan kepada Kepala Shift Pengolahan untuk
meningkatkan efesiensi pabrik.
10. Operator Laboratorium
Operator laboratorium memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Melakukan analisa sampel terhadap bahan yang akan diproduksi.
b. Membuat laporan harian analisa laboratorium.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil analisa yang dilakukan oleh personil
laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
d. Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan laboratorium.
11. Petugas Dinas Civil
Petugas dinas civil memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengatur kendaraan bagi pimpinan dan karyawan perusahaan.
b. Mengecek kendaraaan dan melaporkan kerusakan kapada Asisten Teknik.
c. Membuat permintaan spare part kendaraan.
d. Membuat laporan pemakaian BBM dan pelumas.
e. Menjaga kebersihan perusahaan.
12. Operator Teknik
Operator teknik memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengajukan permintaan bahan dan barang kelistrikan.
b. Mengecek pemeliharaan panel pabrik dan instalasi listrik perusahaan.
c. Mengajukan kebutuhan alat kerja teknik listrik.
d. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan kelistrikan.
e. Bertanggung jawab terhadap peralatan gudang.
13. Krani Administrasi Produksi
Krani administrasi produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Mengecek laporan harian produksi.
b. Mengecek laporan jam kerja produksi.
Universitas Sumatera Utara
c. Membuat laporan penerimaan bahan.
d. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan produksi.
14. Krani Administrasi Keuangan
Krani administrasi keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Membuat laporan harian keuangan produksi.
b. Membuat laporan biaya peralatan produksi.
c. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan produksi..
d. Melaksanakan administrasi kas dan bank.
15. Krani Tata Usaha
Krani tata usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Membuat bukti penerimaan uang dari Kantor Pusat.
b. Membuat bukti pengeluaran kas dari bank.
c. Membuat daftar premi dan lembur.
d. Memeriksa biaya pemeliharaan pabrik.
e. Membuat evaluasi pemakaian biaya per bulan.
f. Bertanggung jawab kepada kepala tata usaha.
16. Krani Personalia
Krani personalia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengevaluasi pelaksanaan cuti karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyimpan dan memelihara catatan-catatan arsip dan dokumen surat-surat
bidang Personalia/Umum.
c. Menyelesaikan data-data penilaian karyawan untuk kenaikan golongan setiap
akhir tahun dan membuat surat teguran, peringatan dan PHK.
d. Mengkoordinir urusan kegiatan sosial dan kunjungan tamu.
e. Mengkoordinir kegiatan personil security dan poliklinik.
2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang digunakan pada pabrik biodiesel KSO PT. Pamina
Adolina – PT. Ganesha Energy 77 merupakan gabungan tenaga kerja dari KSO,
Pamina dan outsourcing dengan jam kerja yang disesuaikan dengan ketetapan
perusahaan. Berikut uraian jumlah tenaga kerja dan jam kerjanya.
2.5.1. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau karyawan yang digunakan pada pabrik biodiesel tidak
semuanya berasal dari KSO, melainkan karyawannya merupakan gabungan dari
KSO, PT. Pamina Adolina dan pihak outsourcing. Terdapat 2 perusahaan yang
mempekerjakan karyawannya secara outsourcing di pabrik biodiesel KSO, yaitu
PT. Sena Perkasa dan PT. Dambosco Bronton. Pembagian karyawan pada pabrik
biodiesel KSO dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Pembagian Karyawan di Pabrik Biodiesel KSO
No. BagianKaryawan
KSO Pamina Outsourcing
1 Pimpinan 1 - -
2 Administrasi 2 1 -
3 Produksi 2 4 -
4 Laboratorium - 3 1
5 Gudang - 1 -
6 Bengkel - - 4
7 Water Treatment - 2 -
8 Tata Usaha - 4 1
9 Timbangan - 1 -
10 Poliklinik - 1 -
11 Security - - 9
12 Supir - 2 -
13 Cleaning Service - 3 1
Jumlah 5 22 16
Sumber : Administrasi Produksi KSO Pamina-GE 77
Berdasarkan pembagian karyawan di atas, diperoleh bahwa jumlah
keseluruhan karyawan pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha
Energy 77 adalah sebanyak 43 orang.
2.5.2. Jam Kerja
Pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77
beroperasi selama 5 hari kerja, yaitu Senin sampai Jumat dengan jam kerja
produksi 16 jam per harinya. Penjadwalan jam kerja untuk karyawan biodiesel
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Karyawan kantor, yang terdiri dari karyawan administrasi, tata usaha, teknik,
poliklinik, timbangan dan bengkel mulai bekerja pada pukul 08.00 – 17.00
WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 14.00 WIB.
b. Karyawan produksi dan laboratorium dibagi atas dua shift kerja dan dilakukan
pertukaran shift setiap minggunya. Pembagian shift kerja karyawan produksi
dan laboratorium antara lain:
1. Shift I, bekerja pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 2 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.
2. Shift II, bekerja pada pukul 16.00 – 24.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 2 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.
Pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja dinyatakan sebagai kerja lembur
dan banyaknya lembur tergantung pada proses pengolahan yang dibutuhkan.
c. Security mempunyai 3 shift kerja setiap harinya. Tiap 1 shift terdapat 3
personil security yang bertugas menjaga keamanan pabrik. Pembagian shift
tersebut antara lain:
1. Shift I, bekerja pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.
2. Shift II, bekerja pada pukul 16.00 – 24.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.
3. Shift III, bekerja pada pukul 24.00 – 08.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian
Universitas Sumatera Utara
2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Sistem pengupahan dan fasilitas yang diperoleh karyawan pabrik biodiesel
KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 disesuaikan dengan
kebijakan perusahaan penyedia tenaga kerja masing-masing. Berikut uraian sistem
pengupahan dan fasilitas yang diperoleh karyawan.
2.6.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan yang dilakukan pada pabrik biodiesel KSO PT.
Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 disesuaikan dengan kebijakan
perusahaan penyedia tenaga kerja masing-masing. Setiap perusahaan mempunyai
kebijakan yang berbeda dalam sistem pengupahan karyawannya. Kebijakan
masing-masing perusahaan dalam sistem pengupahan antara lain:
1. KSO (Kerja Sama Operasi)
Sistem pengupahan dilakukan dengan melihat absensi karyawan per
harinya. Pengupahan karyawan dilakukan setiap bulannya oleh pihak KSO kecuali
untuk karyawan honor. Pengupahan karyawan KSO dibedakan menjadi 3 bagian,
antara lain:
a. Gaji untuk pimpinan per bulannya sebesar Rp. 6.000.000
b. Gaji untuk karyawan administrasi dan produksi per bulannya sebesar Rp.
1.100.000
c. Gaji untuk karyawan honor per harinya sebesar Rp. 40.000
Universitas Sumatera Utara
2. PT. Pamina Adolina
Karyawan PT. Pamina Adolina yang bekerja di pabrik biodiesel KSO
adalah karyawan golongan IA dan karyawan pensiunan. Untuk karyawan yang
masih produktif (golongan IA) diberikan gaji pokok per bulannya ditambah
dengan tunjangan tetap sebesar 25% dari gaji pokok serta tunjangan khusus yang
mendukung kegiatan produksi. Untuk karyawan yang bekerja di luar jam kerja
dan hari libur memperoleh uang lembur sesuai dengan golongan pekerjanya.
Untuk karyawan pensiunan, upah diberikan sesuai dengan UMP (Upah
Minimum Provinsi) sebesar Rp. 905.000 dan ditambah dengan tunjangan khusus
yang mendukung kegiatan produksi.
3. Perusahaan Outsourcing
Sistem pengupahan yang dilakukan perusahaan outsourcing kepada
karyawannya mengacu kepada UMP (Upah Minimum Provinsi) sesuai dengan
Keputusan Gubernur No. 561/4213/K/2008 yaitu sebesar Rp. 905.000. Bagi
karyawan outsourcing tidak diberlakukan jam lembur sehingga upah lembur dan
tunjangan karyawan ditiadakan.
2.6.2. Fasilitas Lainnya
KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan fasilitas-fasilitas penunjang
kegiatan produksi untuk kesejahteraan karyawannya. Sedangkan perusahaan
outsourcing tidak memberikan sarana ataupun fasilitas kepada karyawannya
karena disesuaikan dengan perjanjian kontrak kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan KSO dan PT. Pamina Adolina
kepada karyawannya antara lain:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Karyawan KSO dan PT. Pamina Adolina diikutsertakan dalam program
Jamsostek sesuai dengan ketentuan UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.
Program Jamsostek untuk karyawan terdiri dari jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua dan jaminan kematian.
2. Koperasi Karyawan
KSO dan PT. Pamina Adolina menyediakan koperasi bagi karyawannya.
Koperasi tersebut berfungsi untuk membantu keuangan dan penyediaan pangan
bagi karyawan.
3. Tunjangan Hari Raya Keagamaan
KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan tunjangan hari raya keagamaan
bagi karyawan yang merayakannya. Tunjangan tersebut tidak termasuk ke dalam
gaji pokok dan tunjangan tetap lainnya.
4. Program Pensiun
Karyawan KSO dan PT. Pamina Adolina diikutsertakan dalam program
jaminan hari tua atau pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun
Perkebunan (Dapenbun).
5. Pembinaan Rohani dan Jasmani
KSO dan PT. Pamina Adolina menyediakan sarana ibadah bagi
karyawannya yang berfungsi untuk pembinaan rohani menurut kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
masing-masing karyawan. Dan juga perusahaan menyediakan sarana olah raga
untuk menjaga kebugaran para karyawan.
6. Pemilikan Rumah Karyawan
KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan tempat tinggal berupa rumah
karyawan selama karyawan tersebut masih bekerja di pabrik biodiesel KSO PT.
Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77.
2.7. Proses Produksi
Biodiesel adalah senyawa ester alkil dari minyak nabati dengan alkohol
yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi/esterifikasi dan mempunyai sifat
fisika mendekati minyak solar/diesel. Minyak nabati atau lemak hewan yang
direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan senyawa kimia yang disebut
sebagai Fatty Acid Methyl Esters (FAME).
Biodiesel (methyl ester) terbentuk melalui reaksi antara senyawa ester
(CPO) dengan senyawa alkohol (metanol) sehingga terbentuk senyawa ester baru
(methyl ester). Produksi biodiesel atau alkil ester sudah banyak dikenal, terdapat
dua cara pembuatan biodiesel dari minyak atau lemak, yaitu:
1. Reaksi transesterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis basa.
2. Reaksi esterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis asam.
Reaksi transesterifikasi secara umum merupakan reaksi alkohol dengan
trigliserida menghasilkan methyl ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa.
Alkohol yang umumnya digunakan adalah metanol dan etanol. Untuk menggeser
Universitas Sumatera Utara
reaksi ke kanan biasanya menggunakan alkohol berlebihan. Menurut Ari Rahmadi
(2004) mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus CO2R
dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat
dapat balik. Reaksi esterifikasi mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung
di dalam trigliserida menjadi metil ester. Adapun mekanisme reaksinya sebagai
berikut:
Proses yang umum yang digunakan saat ini adalah menggunakan cara
yang pertama yaitu reaksi transesterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis
basa, dengan beberapa alasan:
Universitas Sumatera Utara
1. Suhu operasi rendah (650C) dan tekanan operasi juga rendah (1,36 atm)
2. Konversi tinggi (98%) dengan waktu reaksi dan reaksi samping minimal.
3. Konversi langsung metil ester tanpa ada reaksi antara.
4. Bahan konstruksi pabrik yang diperlukan murah.
Dalam proses produksi biodiesel terdapat 2 cara yang umum dilakukan,
yaitu:
1. Proses batch, yaitu proses pengolahan biodiesel yang dilakukan setelah
sejumlah bahan telah dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang telah
ditentukan. Proses ini digunakan untuk skala kecil dan biasanya skala industri
rumah tangga.
2. Proses kontinu, yaitu proses pengolahan untuk melanjutkan proses pengolahan
biodiesel sebelumnya yang sudah berjalan. Proses ini digunakan untuk skala
menengah dan besar, dan biasanya untuk skala industri dan produknya sebagai
bahan bakar mesin diesel.
Pada pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77
menggunakan proses produksi dengan sistem batch.
2.7.1. Standar Mutu Produk
Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan standar produk dan
memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu dilakukan oleh
bagian laboratorium dengan melakukan analisa sampel secara teratur dengan
selang waktu tertentu terhadap bahan baku dan produk akhir.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu, bahan baku berupa Crude Palm Oil (CPO) dan
stearin harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Standar
mutu bahan baku yang ditetapkan KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha
Energy 77 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Standar Mutu Bahan Baku Biodiesel
No. KomponenSyarat Mutu
CPO RBD Stearin
1 Free Fatty Acid (FFA) Max. 5% Max. 0,05%
2 Kadar Air (Moisture) Max. 0,2% Max. 0,2%
3 Kadar Kotoran (Impurities) Max. 0,05% Max. 0,05%
4 Bilangan Iodium (IV) 49-51 Min. 30
Sumber : Laboratorium PT. Pamina Adolina
Produk berupa biodiesel yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu
biodiesel nasional (National Biodiesel Standard), yaitu SNI 04-7182-2006.
Parameter-parameter yang digunakan untuk memenuhi standar tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. National Biodiesel Standard SNI 04-7182-2006
No. Parameter Unit Value Method
1 Density (400C) kg/m3 850-890 ASTM D 1298
2 Viscosity (400C) mm2/s (cSt) 2,3 – 6,0 ASTM D 445
3 Cetane Number Min. 51 ASTM D 613
4 Flash Point (close cup) 0C Min. 100 ASTM D 93
5 Cloud Point 0C Max. 18 ASTM D 2500
6 Sulfated Ash %-massa Max. 0,02 ASTM D 874
7 Phosphorous Content ppm (mg/kg) Max. 10 AOCS Ca 12-55
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. National Biodiesel Standard ..... (Lanjutan)
No. Parameter Unit Value Method
8 Water and Sediment %-vol. Max. 0,05ASTM D 2709 or
ASTM D 1796
9
Carbon Residu
1. Sample
2. 10% dist. residu
%-massa
Max. 0,05
Max. 0,3
ASTM D 4530
10Distillation Temperature,
90% recovered0C Max. 360 ASTM D 1160
11Copper Strip Corrosion
(3 hr, 500C)Max. 3 ASTM D 130
12 Sulfur ppm (mg/kg) Max. 100ASTM D 5453 or
ASTM D 1266
13 Acid Number (NA) mg-KOH/g Max. 0,8AOCS Cd 3-63
or ASTM D 664
14 Free Glycerin %-massa Max. 0,02AOCS Ca 14-56
or ASTM D 6584
15 Ester Content %-massa Min. 96,5 Calculated
16 Total Glycerin (Gttl) %-massa Max. 0,24AOCS Ca 14-56
or ASTM D 6584
17 Iodine Number%-massa
(g-I2/100 g)Max. 115 AOCS Cd 1-25
18 Halphen Test Negative AOCS Cb 1-25
Sumber : Tim Studi Pengembangan Teknologi Biodiesel
Spesifikasi biodiesel produk KSO dengan SNI biodiesel dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Standar Biodiesel Produk KSO dengan SNI Biodiesel
No. Parameter Unit Spesifikasi SNI Produk KSO
1 Kadar Ester %-massa Min. 96,5 97,5
2 Densitas (400) kg/m3 850-890 869
3 Viskositas (400) mm2/s 2,3 – 6,0 5,11
4 Flash Point 0C Min. 100 172
5 Carbon Residu %-massa Max. 0,1 0,08
6 Acid Number mg-KOH/g Max. 0,8 0,5
7 Gliserol Bebas %-massa Max. 0,02 0,01
8 Gliserol Total %-massa Max. 0,24 0,24
9 Iodine Number %-massa Max. 115 55
10 Kadar Sulfur ppm (mg/kg) Max. 100 22
11 Kadar Posfor ppm (mg/kg) Max. 10 4,7
12 Halphen Test Negative Negative
Sumber : Laboratorium KSO Pamina – GE 77
2.7.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi biodiesel di KSO PT.
Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 diklasifikasikan ke dalam dua jenis,
yaitu bahan baku dan bahan penolong.
2.7.2.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi dan memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi biodiesel adalah CPO
dan searin yang telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan KSO.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2.2.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam
memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong
tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan dan bahan penolong ini
tidak terdapat pada produk akhir atau tidak dapat dibedakan secara jelas pada
produk jadi. Bahan penolong yang digunakan pada proses pengolahan biodiesel
antara lain:
1. Metanol, berfungsi sebagai pelarut dalam campuran.
2. Sodium Methylate, berfungsi sebagai katalis basa.
3. Asam sitrat atau asam posfat, berfungsi untuk mempercepat pH air menjadi
normal pada unit pencucian biodiesel.
4. Air, berfungsi sebagai pencuci biodiesel.
2.7.3. Uraian Proses
Proses pengolahan biodiesel melalui beberapa tahapan pokok, yang terdiri
atas unit metoksida, unit transesterifikasi, unit pemurnian dan unit penyimpanan.
2.7.3.1. Unit Metoksida
Unit ini diperuntukkan sebagai sarana untuk mempersiapkan pencampuran
antara metanol dan katalis basa, yaitu sodium methylate. Metanol yang berasal
dari tangki metanol (T-423) dialirkan ke tangki mixer sebanyak 500 liter dengan
menggunakan pompa sentrifugal, kemudian dimasukkan sodium methylate
sebanyak 30 kg secara manual ke dalam tangki mixer. Dilakukan pengadukan
Universitas Sumatera Utara
antara metanol dengan sodium methylate selama 15-30 menit sehingga
terbentuklah metoksida yang kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan
metoksida (T-115).
2.7.3.2. Unit Transesterifikasi
Terdapat dua tahapan proses pada unit transesterifikasi, yaitu
transesterifikasi tahap pertama dan transesterifikasi tahap kedua. Adapun tahapan
prosesnya antara lain:
1. Transesterifikasi I
Stearin dari tangki stearin (T-000) dengan temperatur 60-700C dipompa
menuju reaktor esterifikasi (R-111) untuk proses transesterifikasi I dengan pompa
jenis sentrifugal sebanyak 2250 liter, kemudian dimasukkan metoksida ke reaktor
R-111 sebanyak 400 liter. Temperatur reaktor harus tetap terjaga pada 65-700C.
Kemudian dihidupkan agitator untuk melakukan pengadukan selama 1,5 jam
dengan putaran 250-300 rpm. Setelah itu agitator dihentikan dan campuran
dialirkan ke reaktor transesterifikasi I (R-113) untuk dilakukan settling selama 1
jam hingga terjadi pemisahan antara fase biodiesel pada bagian atas dan fase
gliserol pada bagian bawah. Fase gliserol dialirkan ke drum penampungan yang
selanjutnya dialirkan ke tangki gliserol (T-121). Kemudian dari T-121, gliserol
dialirkan ke tangki penyimpanan gliserol (T-287). Sedangkan fase biodiesel
dialirkan ke reaktor transesterifikasi II (R-114) untuk dilakukan proses
transesterifikasi tahap kedua.
Universitas Sumatera Utara
2. Transesterifikasi II
Biodesel yang telah dialirkan ke reaktor R-114 mengalami penyempurnaan
kembali, yaitu dengan mengalirkan sisa metoksida dari tangki metoksida
sebanyak 100 liter ke dalam reaktor R-114. Temperatur reaktor tetap terjaga pada
50-600C dan tidak lebih dari 600C. Kemudian dihidupkan agitator untuk
melakukan pengadukan selama 1 jam. Setelah itu agitator dihentikan dan
dilakukan settling kembali selama 1 jam hingga terjadi pemisahan antara fase
biodiesel dengan fase gliserol. Pemisahan ini dapat juga dilakukan dengan melihat
perbedaan warna, dimana gliserol berwarna merah kecoklatan sedangkan
biodiesel berwarna putih kebeningan. Selanjutnya fase gliserol yang sudah
terpisah dialirkan ke tangki T-121 dan kemudian dialirkan ke tangki gliserol
storage (T-287), sedangkan fase biodiesel dialirkan ke tangki T-280 untuk
dilakukan tahap pencucian.
2.7.3.3. Unit Pemurnian
Unit pemurnian terdiri dari tangki pencucian dan tangki pengeringan
dengan menggunakan vakum.
1. Tangki Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pengotor-pengotor dalam
biodiesel, seperti sisa metanol, gliserol, dan sodium methylete. Proses pencucian
dilakukan di washing tank (T-280) sebanyak 4 kali pencucian dengan
menggunakan air yang bersuhu 50-600C sebagai pencuci. Parameter berakhirnya
proses pencucian adalah pH air hasil pencucian normal atau secara visual dapat
Universitas Sumatera Utara
diketahui berdasarkan tingkat kebeningan air hasil pencucian. Untuk mempercepat
pencapaian pH normal dan mengurangi terbentuknya emulsi pada biodiesel, pada
larutan tersebut ditambahkan larutan asam lemah, yaitu asam sitrat (citric acid)
atau asam posfat (phosphoric acid).
Masalah utama dalam proses pencucian ini adalah terbentuknya emulsi
sabun pada larutan biodiesel yang sangat mengganggu dalam proses pemisahan
sehingga hal-hal yang menyebabkan terjadinya kemungkinan terbentuknya sabun
harus dihindari.
Adapun tahapan-tahapan pencucian sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Biodiesel dari reaktor R-114 dialirkan ke tangki T-280 dengan
menggunakan pompa sentrifugal. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu air
hangat ke dalam 2 drum atau sekitar 500 liter dan ditambahkan asam sitrat
sebanyak 500 ml kemudian dialirkan ke tangki T-280 tanpa diaduk. Dilakukan
penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk
mengeluarkan air kotor yang dialirkan ke drum penampungan, kemudian dicek
apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air yang masuk dan apakah
terbentuk emulsi atau tidak, kemudian dicatat pH air. Jika masih terbentuk sabun
atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka dilakukan pencucian kembali.
b. Tahap Kedua
Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan
asam sitrat ke dalam tangki T-280 untuk pencucian dan diaduk (jangan diaduk
jika pada tahap pertama terdapat banyak emulsi). Kemudian dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit kran tangki T-280 dibuka
kembali untuk mengeluarkan air kotor yang langsung dialirkan ke bak
penampungan air kotor. Dicek juga apakah jumlah air yang keluar sama dengan
jumlah air yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat
pH air. Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7,
maka diulangi pencucian.
c. Tahap Ketiga
Proses tahap ketiga ini sama dengan proses pada tahap pertama dan tahap
kedua. Dimasukkan air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan asam
sitrat ke dalam tangki T-280 sambil diaduk. Dilakukan juga penyettlingan selama
30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk mengeluarkan air
kotor dengan mengecek apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air
yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat pH air. Jika
pH air mendekati 7 atau antara 6-8, biodiesel ditransfer ke tangki T-281 (buffer
tank). Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka
ulangi pencucian dengan pengadukan.
d. Tahap Keempat
Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan
asam sitrat ke dalam T-280 dan dilakukan penyettlingan selama 30 menit. Setelah
30 menit kran tangki T-280 dibuka kembali untuk mengeluarkan air kotor yang
langsung dialirkan ke bak penampungan air kotor. Jika diperoleh air yang keluar
sudah jernih dan tidak terdapat lagi emulsi, menandakan bahwa pencucian telah
selesai. Biodiesel yang telah murni dialirkan ke tangki T-281 (buffer tank) untuk
Universitas Sumatera Utara
dilanjutkan ke tangki pengeringan (evaporator tank). Buffer tank ini mampu
menampung biodiesel sebanyak 10.000 liter atau sekitar 5 batch.
2. Tangki Pengeringan
Biodiesel yang berasal dari T-281 dialirkan secara gravitasi ke tangki
evaporator (V-282) yang dioperasikan dalam keadaan vakum yaitu 40 cmHg
dengan pompa vakum tipe liquid ring, kemudian tangki V-282 dipanaskan sampai
temperatur 90-1000C dengan steam. Uap air yang terbentuk akan terisap oleh
vakum sehingga biodiesel tetap terjaga kemurniannya. Setelah biodiesel dalam
keadaan bening atau kandungan air sekitar 500 ppm, biodiesel selanjutnya
dialirkan menuju biodiesel storage untuk penyimpanan.
2.7.3.4. Unit Penyimpanan
Unit penyimpanan berfungsi untuk menyimpan produk biodiesel sebelum
dipasarkan. Setelah biodiesel dalam keadaan bening pada tangki evaporator,
biodiesel selanjutnya dialirkan ke unit penyimpanan dengan menggunakan pompa
sentrifugal. Unit penyimpanan ini terdiri dari 3 tangki, yaitu T-284, T-285, dan T-
286 dan kapasitas masing-masing tangki ini adalah 90.000 liter.
2.8. Mesin dan Peralatan
Dalam proses pengolahan biodiesel, KSO menggunakan mesin-mesin dan
peralatan-peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan biodiesel.
Universitas Sumatera Utara
2.8.1. Mesin Produksi
Adapun spesifikasi mesin yang dipergunakan dalam proses pengolahan
biodiesel dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Mesin Produksi Biodiesel
No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi
1 Pompa Esterifikasi
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan stearin dari tangki
stearin menuju reaktor
esterifikasi
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 15 m3/hr
Tekanan 0,84 kg/cm2
Jumlah 1 unit
2Pompa
Transesterifikasi
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan biodiesel hasil
transesterifikasi I ke reaktor
transesterifikasi II
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 15 m3/hr
Tekanan 1,2 kg/cm2
Jumlah 1 unit
3 Pompa Air Proses
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan air proses ke drum
untuk dicampur dengan asam
sitrat menjadi air pencuci
biodiesel
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 2 m3/hr
Tekanan 1 kg/cm2
Jumlah 1 unit
4Pompa Air
Pencuci Biodiesel
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan air pencuci
biodiesel ke tangki pencucian
biodiesel
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 1,5 m3/hr
Tekanan 1,4 kg/cm2
Jumlah 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)
No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi
5 Pompa Biodiesel
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan biodiesel dari
tangki pengeringan ke tangki
penyimpanan biodiesel
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 1,5 m3/hr
Tekanan 2,1 kg/cm2
Jumlah 1 unit
6Pompa Buffer
Biodiesel
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan biodiesel dari hasil
proses transesterifikasi II ke
tangki buffer biodiesel
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 3 m3/hr
Tekanan 0,9 kg/cm2
Jumlah 1 unit
7 Pompa Metanol
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan metanol ke tangki
mixer untuk dicampur dengan
katalis
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 4,5 m3/hr
Tekanan 1,1 kg/cm2
Jumlah 1 unit
8 Pompa Metoksida
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan metoksida menuju
reaktor esterifikasi untuk
dicampur dengan stearin
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 4,5 m3/hr
Tekanan 1,1 kg/cm2
Jumlah 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)
No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi
9
Pompa
Penyimpanan
Gliserol
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan gliserol dari tangki
timbun menuju tangki
penyimpanan gliserol
Merek Grundfos
Tipe Sentrifugal
Cap. 0,5 m3/hr
Tekanan 1,1 kg/cm2
Jumlah 1 unit
10 Pompa Vakum
Tahun Pembelian 2006
Mengalirkan tekanan vakum ke
tangki evaporator
Tipe Water Ring
Cap. 20 m3/hr
Daya 11 kW
Jumlah 1 unit
11Agitator
Esterifikasi
Tahun Pembelian 2006
Mengaduk stearin dengan
metoksida di reaktor esterifikasi
Tipe Turbin
Temp. 1200C
Putaran 250 rpm
Jumlah 1 unit
12Agitator
Transesterifikasi
Tahun Pembelian 2006
Mengaduk biodiesel dengan
metoksida di reaktor
transesterifikasi II
Tipe Turbin
Temp. 1200C
Putaran 250 rpm
Jumlah 1 unit
13 Agitator Pencucian
Tahun Pembelian 2006
Mengaduk biodiesel dengan air
pencuci di tangki pencucian
Tipe Turbin
Temp. 1200C
Putaran 80 rpm
Jumlah 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)
No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi
14 Agitator Metoksida
Tahun Pembelian 2006
Mengaduk metanol dengan
katalis menghasilkan metoksia
di tangki mixer
Tipe Turbin
Temp. 1200C
Putaran 100 rpm
Jumlah 1 unit
15 Generator Set
Tahun Pembelian 2006
Memberikan penerangan pada
pabrik dan menggerakkan
peralatan pabrik
Merek A. Van Kaick
Frekuensi 50 Hz
Phase 3
Cos φ 0,8
Tegangan 14,5/35 V
Arus 0,79/1,69 A
Putaran 1500 rpm
Jumlah 1 unit
16 Forklift
Tahun Pembelian 2006
Mengangkat dan memindahkan
drum bahan
Merek Yale
Kapasitas 3 ton
Jumlah 1 unit
2.8.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi biodiesel dapat dilihat
pada Tabel 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Peralatan Produksi Biodiesel
No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi
1Biodiesel
Storage Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
biodiesel
Kode Tangki T-284, T-285, T-286
Kapasitas 90 ton
Jumlah 3 unit
2Gliserol
Storage Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
gliserol
Kode Tangki T-287
Kapasitas 90 ton
Jumlah 1 unit
3Crude Stearin
Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
stearin
Kode Tangki T-000
Kapasitas 60 ton
Jumlah 1 unit
4 Methanol Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
metanol
Kode Tangki T-423
Kapasitas 30 ton
Jumlah 1 unit
5Buffer
Methanol Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki cadangan
penyimpanan metanol
Kode Tangki T-421
Kapasitas 4 ton
Jumlah 1 unit
6 Evaporator Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki pengeringan
biodiesel
Kode Tangki V-282
Kapasitas 1 ton
Jumlah 1 unit
7Buffer Biodiesel
Tank
Tahun Perolehan 2006Sebagai tangki penyimpanan
sementara biodiesel sebelum
dialirkan ke washing tank
Kode Tangki T-281
Kapasitas 10 ton
Jumlah 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Peralatan Produksi ..... (Lanjutan)
No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi
8Reaktor
Esterifikasi
Tahun perolehan 2006
Mencampur metoksida dengan
stearin
Kode Tangki R-111
Merek PT. Astajaya
Kapasitas 3566 liter
Temperatur design 1000C
Jumlah 1 unit
9
Reaktor
Transesterifikasi
I
Tahun perolehan 2006
Mencampur biodiesel dengan
metoksida
Kode Tangki R-113
Merek PT. Astajaya
Kapasitas 3566 liter
Temperatur design 1000C
Jumlah 1 unit
10
Reaktor
Transesterifikasi
II
Tahun perolehan 2006
Mencampur biodiesel dengan
metoksida
Kode Tangki R-114
Merek PT. Astajaya
Kapasitas 3566 liter
Temperatur design 1000C
Jumlah 1 unit
11 Mixer Tank
Tahun perolehan 2006 Sebagai tangki pencampur
metanol dengan sodium
methylate
Kapasitas 700 liter
Jumlah 1 unit
12Metoksida
Storage Tank
Tahun perolehan 2006Sebagai tangki penyimpanan
metoksidaKapasitas 1000 liter
Jumlah 1 unit
13Tangki Air
Proses
Tahun perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
air proses
Kode Tangki T-240
Kapasitas 12 ton
Jumlah 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Peralatan Produksi ..... (Lanjutan)
No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi
14 Gliserol Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki penyimpanan
sementara gliserol
Kode Tangki T-121
Kapasitas 6 ton
Jumlah 1 unit
15 Washing Tank
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki pencucian
biodiesel
Kode Tangki T-280
Kapasitas 3 ton
Jumlah 1 unit
16Tangki Timbun
Gliserol
Tahun Perolehan 2006
Sebagai tangki timbun gliserolKapasitas 3,5 ton
Jumlah 2 unit
17Drum
Penampungan
Tahun Perolehan 2006Sebagai drum penampungan
gliserolKapasitas 300 liter
Jumlah 3 unit
18
Bak
Penampungan
Air Kotor
Tahun Perolehan 2006Sebagai bak penampung air
hasil cucian biodieselKapasitas 1,5 ton
Jumlah 1 unit
19Timbangan
Duduk
Tahun Perolehan 2006Untuk menimbang sodium
methylateKapasitas 50 kg
Jumlah 1 unit
20 Drum Kaleng
Tahun Perolehan 2006Untuk menyimpan sodium
methylate dan gliserolKapasitas 185 liter
Jumlah 80 unit
21 Drum Plastik
Tahun Perolehan 2006
Untuk menyimpan gliserolKapasitas 170 liter
Jumlah 20 unit
Universitas Sumatera Utara