ceramah ramadhan (yuti)
DESCRIPTION
Muslim harus bekerja keras, disini, di dunia ini. Begitu lah disampaikan dengan jelas dan tegas di Alquran, pada ratusan hadist juga.TRANSCRIPT
Judul awal = “101 Alasan Kenapa BEKERJA KERAS Harus”
Cetakan 1, Maret 2011 = “Islamic Miracle of Working Hard”
Cetakan 2, Sept 2011 = “Tangan-Tangan yang DICIUM Rasul”
Buku ini bukan tentang bagaimana menjadi pekerja keras. Tetapi, tentang mengapa kerja keras perlu, dan bagaimana mengembangkan KULTUR BERKERJA KERAS.
Testimoni pembaca:
1. Tanpa berpretensi sebagai ulama ……sudut pandang seorang sosiolog mengupas secara cerdas aspek religius dari kerja keras
2. ….. Sikap yang salah dalam memahami etos kerja seorang muslim pun tercerahkan sesudah kita dapat ‘memaknai bekerja keras dan disiplin’ sebagai bagian dari ibadah wajib kepada Allah SWT.”
3. Buku ini sangat membantu kita memahami narasi besar tentang kerja dalam konsep Islam …. mudah dicerna dan banyak menyajikan contoh
4. buku ini unik dan perlu dibaca, tidak membahas alquran secara normatif …..
6. Buku yang layak dibaca untuk meningkatkan semangat bekerja keras …..
7. 8. Sangat baik jika buku ini dibaca dengan fikiran terbuka dan visioner……
9. ….. menggunakan bahan bacaan yang kaya dari berbagai perspektif, buku ini berupaya menyeimbangkan pemahaman kita selama ini yang timpang tentang Islam
Rasul Muhammad SAW, mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari, Mu’adz bin Jabal, dan Fatimah Az-Zahra.
Yakni tangan yang telapak tanganya kasar, kotor, bukunya mengeras, dst ….. dan berkata:“ ….. inilah tangan yang tidak akan disentuh oleh api neraka, pula tangan yang dicintai Allah SWT karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras menghidupi keluarganya”
Orang Indonesia (dan Islam) menurut:
Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif Huntington dan HarrisonLaporan IPM, Indeks Korupsi, dst.David McCellandMuchtar Lubis: munafik, suka tahayul, dllKoentjaraningrat: penerabas, malas, dstDrs. P. HariyonoFeisal Tamin: malasSyed Hussein AlatasEdward Said
Penelitian: How islamic are islamic countries?
penelitian oleh Scheherazade S. Rehman dan Hossein Askari
Pertanyaan penelitian: seberapa jauh ajaran islam dipahami dan mempengaruhi perilaku masyarakat muslim dalam kehidupan bernegara dan sosial?
Ada 5 aspek yang ditelitiSampel 280 negara.Yang tertinggi: Selandia Baru, Luxemburg,
Irlandia, Iceland, dan FinlandiaIndonesia di posisi 140
Pertanyaan-pertanyaan yg mendasari penulisan buku ini:
bagaimana sesungguhnya makna dan hakekat berkerja dalam Islam?
apa jenis perkerjaan yang boleh dan tidak?
apa ganjaran dan kenikmatan bagi orang yang berkerja?
bagaimana Rasul dan para sahabat menjalankan hidupnya?
Bagaimana ibadah mahdah, ghairu mahdah, muamalah ?
Bagaimana Islam memandang harta dan dunia?
Daftar isi:PengantarBab 1. Pendahuluan Bab 2. Makna berkerja keras (alasan 1 – 11)Bab 3. Berkerja adalah hakekatnya ibadah (alasan 12 -
38)Bab 4. Para Rasul pun berkerja untuk hidupnya (alasan
39 – 45)Bab 5. Kerja keras lah yang menggerakkan dunia
(alasan 46 – 57)Bab 6. Berkerja adalah fitrah dan amanah (alasan 58 –
74)Bab 7. Kerja lebih bernilai dibanding harta (alasan 75 –
91)Bab 8. Berkerja keras sungguh indah dan
menyenangkan (alasan 92-101)Penutup
Abul A’la Maududi “Menjadi Muslim Sejati”:
“... kita adalah orang Islam namun berada dalam keadaan yang menyedihkan dan memalukan. Kita adalah muslim namun menjadi budak. Tidaklah mungkin bagi seseorang yang mengakui firman Tuhan namun menderita dalam keadaan yang menyedihkan dan memalukan, hidup di bawah penjajahan, terikat dan terbelenggu. Jika kita meyakini bahwa Tuhan itu adil dan kepatuhan kepadanya tidak menyebabkan kita berada dalam keadaan yang memalukan, maka ada sesuatu yang salah dalam pengakuan kita sebagai muslim.”
Buku Huntington dan Harrison “Cultural Matters” tahun 2000:
“… di antara yang paling korup adalah Indonesia, Rusia, dan beberapa negara Amerika Latin dan Afrika. Korupsi paling rendah di Eropa bagian Utara dan persemakmuran Inggris yang Protestan, sementara negara-negara penganut Konghucu di tengah-tengah.”
Bekerja keras adalah = tidak sekedar ”kerja”, tidak asal-asalan,berkerja secara fisik dan pemikiran, serta
mengorbankan materi dan non materi sampai batas tak bisa lagi dikorbankan
niat yang kuat, berkerja secara cerdas, penuh konsentrasi, dan menepis kesenangan pribadi.
sampai batas kemampuan fisik, Sampai batas ketersediaan waktu, ulet, teliti, sabar, efisienhatinya penuh gelora semangat, gemar dan rindu pada hasil kerja yang bermanfaat
luas. Sungguh-sungguh, gigih, tekun, cinta, bangga,
profesional, cakap, terampil, tanggung jawab, detail, kreatif,
Integritas dan ”kerja lebih”
Nasehat Imam Syafi’I tentang BEKERJA:
”Berangkatlah, niscaya engkau mendapat ganti untuk semua yang engkau tinggalkan. Bersusah payahlah, sebab kenikmatan hidup hanya ada dalam kerja keras. Ketika air mengalir ia akan menjadi jernih, dan ketika berhenti ia akan menjadi keruh.
Singa jika tak keluar dari sarangnya tak akan mendapatkan mangsanya, sebagaimana anak panah tak meninggalkan busurnya tak akan mengenai sasaran.
Biji emas yang belum diolah sama dengan debu di tempatnya. Ketika orang berangkat dan mulai berkerja, dia akan mulia seperti bernilainya emas”.
Ketaatan hati datang dari ketaatan fisik. Contoh: senyum
Apabila kita senyum (meskipun pura-pura) orang akan senyum balik kepada kita.
Keuntungan senyum = penampilan lebih manis, lebih menawan, lebih menyejukkan, dan terhindar dari penyakit ketegangan, jantung berdetak normal, darah mengalir baik.
Senyuman dapat meluluhkan emosi orang yang sedang marah.
Meningkatkan kekebalan tubuh=sedekah dan jembatan persahabatan.
Keutamaan dunia :”Jumpai Allah dengan berbakti pada orang
tuamu. Apabila engkau telah melakukannya, samalah dengan berhaji, berumrah, dan berjihad”. (hadits)
Nabi menyuruh mengurus orang tua dulu baru boleh berperang. (Imam Bukhari dan Imam Muslim).
”... barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan semua manusia”. (Al Maidah: 32)
Hadits riwayat Ahmad: ” .... orang-orang yang dicintai dan menemani Rasul di akhirat adalah orang-orang yang baik tingkah lakunya”.
Al hadits: “ Allah SWT senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) mencari rizki yang halal”.
“Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari hasil keringatnya sendiri, ...” (hadits HR Bukhari).
KH A. Dahlan: ”Islam adalah melakukan, bertindak, berbuat dan bermafaat bagi orang lain”
Keutamaan dunia :
Keutamaan bekerja:Rasul berdoa: “Ya Allah! Berikanlah
keberkahan kepada umatku, pada usaha yang dilakukan di pagi hari “. (Hadits HR. Tirmidzi)
“Ibadah ada sepuluh: sembilan di antaranya dalam mencari penghidupan (berkerja), dan satunya dalam ritual “. (riwayat Thabrani)
“Barangsiapa berkerja untuk anak isterinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah” (Hadits Al- Bukhari)
“Mencari kerja yang halal itu adalah fardhu selepas fardhu” . (Hadits Al- Baihaqi).
Keutamaan bekerja:”Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang
tidak bisa terhapus oleh (pahala) shalat, sedeqah ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan” (Hadits H.R.Thabrani).
“Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena berkerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” (Hadits Ahmad dan Ibnu Asakir)
"Barangsiapa yang diwaktu sorenya merasakan kelelahan karena berkerja, berkarya dengan tangannya, maka di waktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya" (Hadits HR.Thabrani dan Baihaqi).
Hadits Abu Hurairah: ''Siapa mencari dunia secara halal, membanting tulang demi keluarga dan cinta tetangga, maka pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya dengan wajah berbinar layak rembulan bulan purnama'' .
Keutamaan bekerja:Sabda Rasulullah: "Mencari rezeki halal itu
laksana pahlawan yang berjuang di medan perang dan barang siapa yang tertidur keletihan karena kerja mencari rezeki halal, Allah mengampunkan dosanya ketika dia tertidur."
Hadits Bukhari dan Muslim:“Orang yang berusaha untuk membantu para janda dan orang miskin diibaratkan sebagai orang yang berperang di jalan Allah, orang yang bangun shalat sepanjang malam dan seperti orang yang berpuasa tanpa berhenti” .
Ibadah mahdhah:
Perbandingan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah = “1 banding 100”
Prinsip ibadah mahdhah: berdasarkan adanya dalil perintah, tatacaranya sesuai contoh Rasul SAW, bersifat supra rasional atau bukan ukuran logika, dan azasnya “taat”.
Tata pelaksanaannya jangan dirubah-rubah, dan jangan pula kreatif.
mencakup wudhu, tayammum, mandi hadats, adzan, iqamat, shalat, membaca Al-Quran, i’tikaf, puasa, haji, umrah, dan menyelenggarakan jenazah.
keberhasilannya ditentukan bagaimana perilaku setelah ibadah tersebut dijalankan
Ibadah ghairu mahdhah:memiliki dimensi relasi dengan Allah, dan
dengan makhluk lainnya. Prinsip: keberadaannya didasarkan atas tidak
adanya dalil yang melarang, tatalaksananya tidak kaku, bersifat rasional, dan azasnya manfaat.
dianjurkan untuk berkreasi sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang telah ditetapkan.
bisa menutup kewajiban ibadah mahdhah, namun tidak sebaliknya.
Urutan turunnya ayat: (1) akidah, (2) akhlak, (3) ibadah mahdhah
Beriman = melakukan Abul A’la Maududi :
“iman sejati tidak cukup dengan lisan. Seandainya kita dalam kedinginan, lalu kita bergumam ’selimut-selimut’, pengaruh dingin tidak akan berkurang meski kita mengulang-ulang kata-kata tersebut beribu kali setiap malam dan memegang tasbih. Namun jika kita menyiapkan selimut dan menutupkannya ke tubuh, rasa dingin itu akan berhenti”
Imam Bukhari “…iman itu adalah ucapan dan sekaligus perbuatan”.
77 cabang iman a.l.: menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, bersuci, shalat, berzakat, puasa, menepati janji, menyampaikan amanat, amar ma’ruf nahi munkar, ta’at pada orang tua, silaturrahim, memenuhi hak-hak anak istri, menjawab salam, menengok orang sakit, menyalatkan mayat orang Islam, memuliakan tetangga, memuliakan tamu, belas kasih kepada anak-anak dan memuliakan orang tua, serta merukunkan orang yang berselisih.
Lebih dari lima puluh tempat dalam al-Qur’an = keimanan selalu dikaitkan dengan amal saleh
Ibadah “akhirat” juga utk dunia:
Dr. A. Newberg (radiologi, psikologi, dan studi religi) : orang rajin beribadah memiliki lapisan otak lebih tebal, maka akan mempertajam daya ingat
Robert Hummer (sosiolog, ahli demografi): masyarakat yang tidak rajin beribadah memiliki risiko meninggal dua kali lebih tinggi.
Prof. Dadang Hawari: intervensi religius adalah satu elemen penting untuk penyembuhan
shalat, puasa, membaca alquran, bersedekah = memberi dampak yang langsung pada kehidupan sehari-hari di dunia
Dampak shalat:melatih kemampuan konsentrasi, membiasakan
diri bersih, dan mengistirahatkan syaraf.Dr. Abdurrahman Al-Umari : mendapatkan
ketenangan dan ketentraman jiwa, keseimbangan produksi hormon, memperlambat penuaan organ, peregangan (stretching) yang melenturkan tubuh, dan melancarkan peredaran darah.
Ketenangan hati yang terus menerus diulang => perilaku yang santun, sabar dan bersahaja
Setiap gerakan shalat = baik untuk kesehatan
Dampak puasa:puasa baik untuk pengendalian hawa nafsu,
pengembangan empati dan simpati, dan latihan jujurMengistirahatkan pencernaan = mengurangi resiko
diabetes, darah tinggi, kolesterol tinggi, tukak lambung, obesitas
meningkatkan daya tahan tubuh.Pengurangan konsumsi kalori = mengurangi laju
metabolisme energi, suhu tubuh menjadi turun. Pengurangan konsumsi oksigen = mengurangi
produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen)
mencegah dari kanker = rasa lapar menggerakkan organ-organ internal di dalam tubuh untuk menghancurkan/memakan sel-sel yang rusak dan lemah
Rasul dan keluarga bekerja utk hidupnya:
Al-Hadits: ”Tuhan tidak pernah mengangkat Nabi yang tidak pernah menggembala domba atau kambing”.
Al Furqan ayat 20 "Tidaklah Kami mengutus para utusan sebelum engkau (Muhammad) melainkan sesungguhnya mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar".
Nabi Musa AS = ahli bangunan, menggembala pada Nabi Syuaib,
Nabi Daud = pengrajin baju perang Nabi Yusuf = pengawas gudang, Nabi Zakaria = tukang kayu Nabi Idris = menjahit pakaian. Nabi Ibrahim = membuat gerabah kebutuhan rumah tangga Nabi Isa = menggembala kambing, tukang kayu Nabi Daud = tukang besi Nabi Sulaiman = membuat hiasan dengan sepuhan emas Nabi Muhammad = menggembala kambing, berdagang,
memerah susu, menisik robekan bajunya, dan menjahit sendiri sandalnya
Islam masuk ke Indonesia mulai abad ke 7, 11 atau 13 (?)
Dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat , dan China
Melahirkan kerajaan Islam di pesisir-pesisir dan muara sungai, yaitu: Kerajaan Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore.
Penyebar Islam adalah pedagang:
Wali Songo:Pada abad ke 15 di JawaMaulana Malik Ibrahim = buka warung dan
pengobatan gratisSunan Giri = pesantren sebagai pusat
pengembangan sosek masyarakatSunan Bonang = ahli mencari sumber air,
gamelan Tombo AtiSunan Drajat = menyantuni fakir miskin dan
yatimSunan Muria = mengajarkan bertani, berdagang,
dan melaut, ahli pemerintahan kesultanan DemakSunan Gunung Djati = pemerintahan dan
membangun jalan
Ilmuwan muslim adalah polymath: Al-Razi = penemu teknik jahit luka, orang pertama yang
membedakan antara penyakit cacar dgn campak Al-Amidi = penemu sistem ”Huruf Braille” Al Kindi = filsafat, matematika, kedokteran, fisika, optik,
astronomi dan metalurgi Al-Khuwarizmi = ahli matematika, astronomi dan geografi,
mengembangkan tabel trigonometri (fungsi sinus, kosinus dan kotangen), dan konsep diferensiasi.
Ibnu Sina = pendiri ilmu kedokteran, matematika, astronomi dan filsafat
Ibnu Rushd = filsafat, hukum, kedokteran, astronomi dan teologi.
Ibnu Khaldun = teori pengembangan dan pembangunan sosial dan ekonomi
Al Ghazali = kebutuhan hidup manusia terdiri dari kebutuhan primer (darruriyyah), sekunder (hajiat), dan kebutuhan mewah (takhsiniyyat).
“abad Al Biruni“ = mineralogi, geologi, paleontologi, dll, menulis lebih dari 200 buku hasil penelitiannya
Dan lain-lain
Ilmu manusia hanya setetes air di lautan ilmu Allah, maka. ……mari
SAMA-SAMA kita PELAJARI hal ini.
Demikian
Terima kasih