cbd imp.bulosa

21
BAB I PENDAHULUAN Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular pada kulit yang superfisial terbatas pada bagian epidermis kulit, disebabakan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus β hemolitikus. Kelainan yang terlihat adalah terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula). Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia. Kemungkinan terjadi pada semua umur dimana frekuensi laki-laki dan wanita sama tetapi paling sering mengenai usia 2-5 tahun dan anak yang belum sekolah. Kebanyakan kasus ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang berkembang. Salah satu bentuk klinis yang paling sering dijumpai pada kasus pediatrik adalah impetigo bulosa. Bakteri umumnya menginfeksi bagian wajah tetapi juga memungkinkan menginfeksi permukaan tubuh lainnya. Terdapat beberapa lesi yang terlokalisasi pada suatu 1

Upload: ikrima-firda-maharani

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cbd Imp.bulosa

BAB I

PENDAHULUAN

Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular pada

kulit yang superfisial terbatas pada bagian epidermis kulit, disebabakan oleh

Staphylococcus aureus dan Streptococcus β hemolitikus. Kelainan yang terlihat

adalah terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula).

Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia. Kemungkinan terjadi

pada semua umur dimana frekuensi laki-laki dan wanita sama tetapi paling sering

mengenai usia 2-5 tahun dan anak yang belum sekolah.  Kebanyakan kasus

ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang

berkembang. Salah satu bentuk klinis yang paling sering dijumpai pada kasus

pediatrik adalah impetigo bulosa.

Bakteri umumnya menginfeksi bagian wajah tetapi juga memungkinkan

menginfeksi permukaan tubuh lainnya. Terdapat beberapa lesi yang terlokalisasi

pada suatu area. Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di

ketiak, dada, punggung. Gambaran klinis berupa vesikel, bula, bula hipopion,

pustul yang apabila pecah membentuk krusta atau berupa koleret di pinggirnya.

Penatalaksanaan impetigo bulosa dapat diberikan dengan antibiotika

topikal hingga oral dengan pertimbangan luas lesi serta kondisi klinis pasien.

Selanjutnya yang juga penting adalah memberikan edukasi kepada penderita

dan anggota keluarganya mengenai higienitas. Prognosis dari Impetigo Bulosa

bergantung pada pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan,

dan menghilangkan faktor predisposisi.

1

Page 2: Cbd Imp.bulosa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Definisi

Suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh berisi

cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.

I.2 Etiologi

Impetigo bulosa disebabkan oleh toksin epidermolitik yang dihasilkan

pada titik infeksi, dimana peling sering oleh Staphylococcus aureus. Toksin

menyebabkan pembelahan intraepidermal dibawah atau didaerah stratum

granulosum.

Impetigo bulosa menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah

kulit yang terinfeksi). Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya sendiri atau

orang lain setelah menggaruk lesi. Infeksi seringkali menyebar dengan cepat

pada tempat dengan higiene yang buruk atau tempat tinggal yang padat

penduduk. Faktor predisposisi antara lain kontak langsung dengan pasien

impetigo, kontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau pakaian pasien

impetigo, cuaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab,

kegiatan/olahraga dengan kontak langsung antar kulit, pasien dengan

dermatitis.

I.3 Epidemiologi

Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia. Paling sering

mengenai usia 2-5 tahun, umumnya mengenai anak yang belum sekolah,

namun tidak menutup kemungkinan untuk semua umur dimana frekuensi

2

Page 3: Cbd Imp.bulosa

laki-laki dan wanita sama. Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai

usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun.

Impetigo nonbullous atau impetigo krustosa meliputi kira-kira 70 persen dari

semua kasus impetigo. Di Belanda, insidensi impetigo meningkat dari 16,5

(1987) menjadi 20,6 (2001) per 1000 penduduk. Kebanyakan kasus

ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang

berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih tergolong lemah

atau miskin.

I.4 Patofisiologi

Impetigo bulosa (impetigo staphylococcal) disebabkan oleh

Staphylococcus aureus yang menghasilkan racun eksfoliatif serta

mengandung protease serin yang berkerja pada desmoglein 1, yaitu suatu ikan

peptide penting yang terikat pada molekul yang menahan sel epidermal secara

bersamaan. Proses ini memungkinkan bakteri Staphylococcus aureus untuk

menyebar dibawah stratum korneum dan kemudian mengeluarkan toksin

yang akan menyebabkan epidermis terpisah dari stratum granulosum. Lesi

yang besar kemudian terbentuk pada bagian epidermis dengan sebukan

neutrofil dan sering terjadi migrasi bakteri pada rongga bulosa. Sekitar 30%

dari populasi bakteri ini berkoloni di daerah nares anterior.

Bakteri dapat menyebar dari hidung ke kulit yang normal di dalam 7-14

hari, dengan lesi impetigo yang muncul 7-14 hari kemudian.Mekanisme

terbentuknya lesi dapat menjelaskan bagaimana tubuh mampu menahan

masuknya benda asing melalui permukaan epidermis. Pada impetigo bulosa

3

Page 4: Cbd Imp.bulosa

pecahnya bula dapat terjadi secara cepat menyababkan erosi dangkal dan

krusta kuning.

I.5 Gambaran Klinis

Impetigo bulosa paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak tetapi

terdapat kemungkinan untuk terjadi pada orang dewasa. Bakteri umumnya

menginfeksi bagian wajah tetapi juga memungkinkan menginfeksi permukaan

tubuh lainnya. Terdapat beberapa lesi yang terlokalisasi pada suatu area.

Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak, dada,

punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada anak dan

dewasa. Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan dengan

diameter 0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit sekitar

normal atau kemerahan. Pada awalnya vesikel berisi cairan yang jernih yang

berubah menjadi berwarna keruh. Atap dari bulla pecah dan meninggalkan

gambaran “collarette” pada pinggirnya. Krusta “varnishlike” terbentuk pada

bagian tengah yang jika disingkirkan memperlihatkan dasar yang merah dan

basah. Bulla yang utuh jarang ditemukan karena sangat rapuh.

I.6 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari

penyakit, pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk memberikan

gambaran terapi terhadap obat-obatan yang sensitif dan menyingkirkan

kemungkinan diagnosa banding. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara

lain:

4

Page 5: Cbd Imp.bulosa

1. Kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik, dapat digunakan dalam

menentukan terapi antibiotik yang sensitif untuk mengeradikasi bakteri

penyebab infeksi.

2. Pengecatan gram, digunakan untuk melihat bakteri penyebab infeksi,

apabila ditemukan bakteri gram positif dengan bentuk coccus (bulat) dab

berkelompok dapat menunjukkan adanya Staphylococcus aureus.

3. Pengecatan KOH, digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi

jamur.

I.7 Diagnosis

Diagnosis impetigo bulosa dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan

gambaran klinis dari lesi. Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan

pengobatan dengan terapi standar, biopsi jarang dilakukan. Biasanya diagnosa

dari impetigo dapat dilakukan tanpa adanya tes laboratorium. Namun

demikian, apabila diagnosis tersebut masih dipertanyakan, pemeriksaan

mikroskopis dapat membantu dalam penegakan diagnosis.

I.8 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari impetigo bulosa, antara lain:

1. Dermatofitosis : jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat koleret

eritematosa.

2. Erythema multifome : vesikel atau bula berasal dari sebagian plak

merah dengan diameter 1-5 cm pada permukaan dari tungkai bagian

ekstensor.

5

Page 6: Cbd Imp.bulosa

3. Lupus erythematous : penyebaran dari bula yang telah pecah dan

kadang disertai dengan gatal cenderung terjadi pada tubuh dan

ekstremitas atas bagian proksimal.

4. Herpes simpleks virus : vesikel bergerombol dengan dasar eritema yang

apabila ruptur menyebabkan erosi dengan bagian yang tertutup krusta,

biasanya terjadi pada daerah mulut dan genital.

5. Varisela : vesikel berdinding tipis dengan dasar eritema, dimana

penyebaran dimulai dari badan kemudian meyebar ke wajah dan

ekstremitas.

I.9 Penatalaksanaan

1. Terapi medikamentosa:

Antibiotik Dosis dan Durasi Terapi

Topikal

Gentamycin 2% ointment Oleskan pada lesi 3 kali sehari

selama 3 -5 hari

Oral

Amoxicilin/clavulanate

Dicloxacillin

Dewasa: 250-500 mg 2 kali sehari

selama 10 hari

Anak: 90 mg/KgBB per hari dibagi

dalam 2 dosis

Dewasa: 250-500 mg 4 kali sehari

selama 10 hari

Anak: 90 mg/KgBB per hari dibagi

6

Page 7: Cbd Imp.bulosa

Erythromicin

dalam 2-4 dosis

Dewasa: 250-500 mg 4 kali sehari

selama 10 hari

Anak: 90 mg/KgBB per hari dibagi

dalam 2-4 dosis

2. Terapi non-medikamentosa:

Mencegah untuk menggaruk daerah lesi. Dapat dengan menutup

daerah yang lecet dengan perban dan memotong kuku penderita.

Lanjutkan pengobatan sampai semua lesi sembuh

Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic dengan

jarum suntik untuk mencegah penyebaran lokal.

Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl

0,9% pada lesi yang basah.

Menjaga hiegenitas dengan mandi.

2.10 Prognosis

Quo ad Vitam : ad bonam

Quo ad fungtionam : ad bonam

Quo ad kosmetikan : ad bonam

7

Page 8: Cbd Imp.bulosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Adiprayoga, N. R. et al. 2007. Impetigo Bulosa : Sebuah Laporan Kasus.

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah, Denpasar, Bali

2. Cole, C. dan John G. 2007. Diagnosis and Treatment of Impetigo.

American Academy of Family Physician. 75:859-64,868

3. Djuanda, A, editor. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.

Jakarta : FKUI.

4. Ferri, F.F. 2011. Ferri’s Fast Facts in Dermatology. Saunders Elsevier, p.

195-197.

5. George, A. dan Rubin, G. A. 2003. Systematic Review and Meta-Analysis

of Treatment of Impetigo. British Journal of General Practice. 53;480-487

6. Habif, T.P. 2004. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and

Therapy. Mosby:p. 267-269

7. http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/476/basics/

pathophysiology.html

8. http://emedicine.medscape.com/article/965254-clinical

9. Koning, R.S.A. et al. 2006. Impetigo: Incidence and Treatment In Dutch

General Practice In 1987 and 2001: Results From Two National Surveys.

British Journal of Dermatology: jrg. 154, p. 239-243

8

Page 9: Cbd Imp.bulosa

BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal : 04 Agustus 2014

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. Zahra

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 1 tahun 10 bulan

Agama : Islam

Alamat : Genuk, Semarang

Pekerjaan : -

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis dengan ibu pasien.

Keluhan utama : borok di wajah dan leher, terasa gatal

Riwayat penyakit sekarang

Onset : 9 hari yang lalu

Lokasi : hidung, sekitar mulut, dagu, leher

Kualitas : dimulai dari lepuh kecil yang kemudian pecah

melebar dan mengganggu aktivitas

Kuantitas : lesi bertambah banyak dan dirasakan tidak terlalu

gatal

Faktor yang memperberat : jika berkeringat lesi menjadi basah

Faktor yang memperingan : ketika tidur tidak terasa gatal

Keluhan penyerta : tidak ada demam

9

Page 10: Cbd Imp.bulosa

Kronologis : 9 hari yang lalu, mulai muncul lepuh kecil di

hidung sisi kanan kemudian pecah dan lesi melebar ke sekitar

mulut. Sudah dilakukan pengobatan ke dokter, diberi digenta salep

dan amoxicillin serta dexamethasone oral tetapi anak hanya

menggunakan salep sedangkan obat oral tidak mau diminum

karena pahit. Lesi bertambah luas. Akibat garukan atau gesekan

oleh tangan lesi menyebar sampai ke leher.

Riwayat penyakit dahulu

Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga

Keluarga tidak ada sakit seperti ini dan tidak ada riwayat alergi.

Riwayat sosial ekonomi

Orangtua pasien bekerja di IGD RSI Sultan Agung Semarang.

Biaya pengobatan menggunakan asuransi TAKESSA.

Kesan ekonomi : cukup

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

Tensi : tidak dilakukan

Nadi : tidak dilakukan

Suhu : tidak dilakukan

Berat badan : 8,5 kg

Keadaan umum : composmentis, baik

Thorak : tidak dilakukan

10

Page 11: Cbd Imp.bulosa

Abdomen : tidak dilakukan

Ekstremitas : tidak dilakukan

b. Status Dermatologik

Inspeksi

Lokasi I : hidung sisi kanan

UKK : makula eritema, krusta, skuama halus,

sirkumskrip, koleret, bula hipopion (-)

Lokasi II : sekitar mulut dan dagu

UKK : makula eritema, krusta, skuama halus,

sirkumskrip, koleret dengan dasar

eritematosa, bula hipopion (-)

Lokasi III : leher

UKK : makula eritema, pustul, bula, skuama, bula

hipopion (-)

Distribusi : lesi multiple, regional

Konfigurasi : -

Palpasi : teraba licin dan tegang pada bula, kering

pada dasar krusta

Auskultasi : tidak dilakukan

Lain-lain : -

11

Page 12: Cbd Imp.bulosa

12

Page 13: Cbd Imp.bulosa

IV. DIAGNOSIS BANDING

1. Impetigo bulosa

2. Dermatofitosis

3. Impetigo Krustosa

V. PEMERIKSAAN LAB

Pewarnaan gram

VI. DIAGNOSIS KERJA

Impetigo bulosa

VII. PENGOBATAN

R/ Gentamycin cr 2% 5 gr No.I

S.u.e

R/ Amoxicillin 125 mg syr 60cc No. I

S.t.d.d cth. I

R/ NaCl 0,9% fl 100 cc No. I

S.t.d.d compres

VIII. PROGNOSIS

a. Ad Vitam : ad bonam

b. Ad Sanam : ad bonam

c. Ad kosmetikan : ad bonam

IX. ANJURAN

a. Mengonsumsi dan menggunakan obat sesuai anjuran dokter

13

Page 14: Cbd Imp.bulosa

b. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

c. Menghindari luka dari keringat

BAB IV

KESIMPULAN

Impetigo bulosa adalah peradangan superfisialis yang terbatas pada

bagian epidermis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus

aureus. Impetigo bulosa dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa tetapi paling

sering terjadi pada anak usia 2-5 tahun atau anak yang belum sekolah. Bakteri

ini menyebar dari satu individu ke individu yang lainnya melalui suatu kontak

langsung seperti melalui kontak tangan maupun kontak tidak langsung seperti

melalui pakaian atau lingkungan.

Bakteri umumnya menginfeksi bagian wajah tetapi juga memungkinkan

menginfeksi permukaan tubuh lainnya. Kelainan kulit berupa vesikel kurang

dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit sekitar normal atau kemerahan

dan yang khas dari impetigo bulosa adalah adanya bula hipopion. Apabila bula

14

Page 15: Cbd Imp.bulosa

pecah meninggalkan gambaran berupa koleret pada pinggir lesi, krusta dapat

terbentuk pada bagian tengah lesi.

Masalah yang sering muncul pada pasien dengan impetigo bulosa adalah,

karena garukan atau gesekan oleh tangan dapat membuat lesi menyebar ke

daerah lain. Prognosis penyakit ini baik apabila obat digunakan sesuai anjuran

dokter dan jarang sekali terjadi komplikasi berat.

15