case varisela

28
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas 1.Nama : An. A 2.Umur : 9 Tahun 3.Jenis Kelamin : Laki Laki 4.Alamat : Rt.10 Tanjung Raden , Seberang Kota Jambi 5.Tanggal periksa : 10 juli 2015 II. Latar Belakang Sosio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan Keluarga a.Status perkawinan : Belum Menikah b.Jumlah Saudara : 2 bersaudara c.Status ekonomi keluarga : Cukup d.Kondisi Rumah Pasien tinggal disebuah rumah permanen dengan beratap seng. Didalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang makan, dan 1 ruang dapur. Terdapat 1 kamar mandi yang berlantai kayu. Sumber air berasal dari air ledeng. e. Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua satu adiknya. Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Dan dalam kondisi lingkungan keluarga tidak ada masalah. III. Aspek psikologis di keluarga : 1

Upload: annisamegalisna

Post on 05-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

varisela

TRANSCRIPT

Page 1: Case Varisela

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas

1. Nama : An. A

2. Umur : 9 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki Laki

4. Alamat : Rt.10 Tanjung Raden , Seberang Kota Jambi

5. Tanggal periksa : 10 juli 2015

II. Latar Belakang Sosio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan Keluarga

a. Status perkawinan : Belum Menikah

b. Jumlah Saudara : 2 bersaudara

c. Status ekonomi keluarga : Cukup

d. Kondisi Rumah

Pasien tinggal disebuah rumah permanen dengan beratap seng.

Didalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang makan, dan

1 ruang dapur. Terdapat 1 kamar mandi yang berlantai kayu. Sumber air

berasal dari air ledeng.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga :

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua satu adiknya.

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Dan dalam kondisi

lingkungan keluarga tidak ada masalah.

III. Aspek psikologis di keluarga :

Baik

IV. Anamnesa

a. Keluhan utama :

Timbul gelembung-gelembung kecil berisi cairan yang muncul di

wajah, leher, tangan, punggung dan perut sejak 3 hari yang lalu

b. Riwayat perjalanan penyakit

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan timbul gelembung-

gelembung kecil berisi cairan yang muncul di wajah, leher, tangan,

punggung dan perut sejak 3 hari yang lalu. Awalnya berupa bercak

1

Page 2: Case Varisela

merah seukuran ujung jarum pentul dileher, disertai gatal hilang

timbul, nyeri pada bercak merah tidak ada. Bercak merah kemudian

menjadi lepuh berisi cairan jernih kemudian pecah. Pasien juga

mengalami demam yang tidak terlalu tinggi pada awal timbulnya

gejala, menggigil (-), nyeri sendi (-), kemudian pasien minum obat

penurun panas.

Pada saat pasien datang berobat kepuskesmas gelembung yang

berisi cairan ini semakin banyak dan menyebar ke wajah, leher,

punggung, perut, tangan, dan kaki disertai gatal hilang timbul, tidak

ada nyeri.

V. Riwayat penyakit dahulu/keluarga :

Riwayat mengalami penyakit yang sama sebelumnya disangkal.

Riwayat kontak dengan penderita cacar sejak satu minggu terakhir

(adik pasien)

VI. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum :

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

BB : 15 kg

TD : 100/60 mmhg

Nadi : 86 x/menit

RR : 22x/menit

Suhu : 37.5⁰C

Kepala : Normocephal

Mata : Conjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-).

THT :Dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak :

Paru :

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal

Perkusi : Sonor

2

Page 3: Case Varisela

Auskustasi : suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba di linea midclavicula sinistra 2

jari medial sela iga V

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen:

Inspeksi : datar, venektasi (-), luka parut (-)

Auskultasi : BU (+) normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.

Ekstermitas

Akral hangat, oedema (-), sianosis (-)

Status Dermatologikus:

Ad regio Regio frontalis, regio nucha, regio supraskapula, regio lumbalis,

regio abdomen anterior et posterior, regio ekstrimitas anterior et inferior

dextra et sinistra.

Lesi vesikel, multipel, ukuran miliar - lentikuler, diskret sebagian

konfluen, sebagian terdapat pustul multipel ukuran miliar-lentikuler diskret

sebagian terdapat krusta kehitaman tidak mudah di lepas.

VII. Laboratorium

Usulan pemeriksaan :

- Tzanck test

VIII. Diagnosa

Varicella

IX. Diagnosa Banding

Variola

Herpes Zooster

3

Page 4: Case Varisela

X. Manajemen

a. Promotif :

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit varicella adalah penyakit

menular dan menjelaskan cara penularan penyakit

Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara

pengobatannya

Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain

mengalami keluhan yang sama untuk segera berobat

b. Preventif

Sebaiknya tetap berada dirumah atau istirahat dahulu selama ± 7 hari

Mengindari kontak dengan kerabat selama beberapa hari untuk

mencegah penularan.

Jangan menggaruk dan memencet gelembung berisi cairan atau

melepaskan keropeng karena akan dapat menimbulkan bekas dan

infeksi

Gunakan pakaian yang ringan dan nyaman seperti bahan kaos untuk

menghindari gesekan ruam dan membuat ruam pecah. Jika pecah

kemungkinan untuk infeksi bakteri lebih besar

Mandi akan membersihkan tubuh dan mencegah infeksi bakteri.

Jika mengeringkan tubuh setelah mandi jangan menggunakan handuk

yang kasar dan menggosok tubuh secara perlahan

c. Kuratif

Non Farmakologi

- Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya

kulit dikompres dingin.

- Mandi dengan menggunakan air yang ditambahkan dengan larutan

antiseptik.

Farmakologi

- Asiklovir salep 5 % pada lesi

- Asiklovir tablet 4 x 400mg

- Bedak Salisil 2% pada lesi yang kering

4

Page 5: Case Varisela

- CTM 4 mg 3 x 1 jika terasa gatal

- Vitamin C 3 kali sehari

d. Dissability limitation

-

e. Rehabilitatif

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang

bergizi dan selalu menjaga kebersihan tubuh

Dinas Kesehatan Kota Jambi

Puskesmas Olak Kemang

Dr. Marda Sakinah

SIP. 1802032015

Alamat : KH. Moh. JakfarNo. 33 Kelurahan Olak Kemang Kota Jambi

Tanggal : 1 Juni 2015

R/ Asiklovir tab 400 mg No. X

S4 dd tab 1

R/ CTM 4 mg No.X S3 dd tab 1/2

R/ Vitamin c tab No. VI S2 dd tab 1

R/ Asiklovir zalp No. I

S u e

R/ salysil talk No. I S u e

Pro : An. AUmur : 9 tahunAlamat : Rt.10 Tanjung Raden , Seberang Kota Jambi

Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

5

Page 6: Case Varisela

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Varicella (cacar air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya

terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella

Zoster. Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada ank yang

sehat diatas umur 1 tahun. Setelah itu, insidensi varicella dan komplikasinya

6

Page 7: Case Varisela

mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak Negara bagian yang

mewajibkan vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah.1

Herpes Zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus Varicella Zooster yang

oleh penderita varicella. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral

terlokalisasi mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf sensoris.

Biasanya lebih dari satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien dengan

penyebaran hematogen, terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi local.

Zoster biasanya terjadi pada pasien dengan imunocompromised, penyakit ini juga

umum pada orang dewasa daripada anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti

nyeri pada kulit.1

2.2. Epidemiologi

Di negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada musim dingin

dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim

peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya Namun varisela

dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita

yang tinggal di populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu sekolah2,3 .

Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-

9 tahun. Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit

setelah terjadi penularan. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan,

percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara

transplasental. Individu dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa

inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum

lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari1,2,3,4,5 .

2.3. Etiologi

Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). yang termasuk

dalam kelompok Herpes Virus tipe ;. Virus ini berkapsul dengan diameter kira-

kira 150-200 nm. Inti virus disebut capsid yang berebntuk ikosahedral, terdiri dari

protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk suatu garis dengan berat molekul 100

juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat infeksius1,3 .

VZV dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Virus

ini dapat diinokulasikan dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio

7

Page 8: Case Varisela

manusia kemudian dilihat dibawah mikroskop elektron. Di dalam sel yang

terinfeksi akan tampak adanya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant

cell) dan adanya badan inklusi eosinofilik jernih (intranuclear eosinophilic

inclusion bodies) 1,4,5 .

VZV menyebabkan penyakit varisela dan Herpes Zoster. Kedua penyakit ini

memiliki manifestasi klinis yang berbeda. Pada kontak pertama dengan manusia

menyebabkan penyakit varisela atau cacar air, karena itu varisela dikatakan

sebagai infeksi akut primer. Penderita dapat sembuh, atau penderita sembuh

dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglia sensoris

dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivasi maka virus akan menyebabkan penyakit

Herpes zoster1,3,4 .

2.4. Patogenesis

Setelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita

berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer.

Infeksi mula-mula terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian

menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini virus menyebar

melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan berkumpul dalam

monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat

mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada

viremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar

ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai

dengan lesi varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel

pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula

sebasea, saat ini timbul demam dan malaise1,2,3 .

2.5. Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal,

stadium erupsi.

a. Stadium Prodormal

Timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan

merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri

kepala anoreksia, dan malaise2,3 .

b. Stadium erupsi

8

Page 9: Case Varisela

1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals”

tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan

dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang

pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari

pusat). Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula

kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini

disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam,

sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan

bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut

polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk

atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan

yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak

umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat

seperti tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-

mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat

sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi

absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan

akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung

pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal

berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang.

Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna,

saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta,

vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian

sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan

epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-

kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-

hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa

infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan

suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan

parut1,2,3 .

Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000

kelamilan). Sekitar 17 % anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela

9

Page 10: Case Varisela

pada 20 minggu pertama kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa

bekas luka dikulit (cutaneous scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah,

hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang, retardasi mental,

korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis

lainnya. Defisit neurologis yang mengenai system persarafan autonom dapat

menimbulkan kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom.

Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia

melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan

gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya

varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan transplasental dalam

bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang

mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada

4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala

verisela kongenital pada umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan

menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus dalam

jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan

transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia

dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus3,4,5 .

Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau

bayi yang terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun.3,4

2.6. Komplikasi

Beberapa komplikasi dapat terjadi pada infeksi varisela, infeksi yang dapat

terjadi diantaranya adalah:

a. Infeksi sekunder dengan bakteri

Infeksi bakteri sekunder biasanya terjadi akibat stafilokokus.

Stafilokokus dapat muncul sebagai impetigo, selulitis, fasiitis, erisipelas

furunkel, abses, scarlet fever, atau sepsis.2,5

b. Varisela Pneumonia

Varisela Pneumonia terutama terjadi pada penderita immunokompromis,

dan kehamilan. Ditandai dengan panas tinggi, Batuk, sesak napas, takipneu,

10

Page 11: Case Varisela

Ronki basah, sianosis, dan hemoptoe terjadi beberapa hari setelah timbulnya

ruam. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran noduler yang radio-

opak pada kedua paru1,5

c. Reye sindrom

Letargi, mual, muntah menetap, anak tampak bingung dan perubahan

sensoris menandakan terjadinya Reye sindrom atau ensefalitis. Reye sindrom

terutama terjadi pada pasien yang menggunakan salisilat, sehingga pada

varisela penggunaan varisela harus dihindari. Pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan peningkatan SGOT, SGPT serta ammonia.1,2,5

d. Ensefalitis

Komplikasi ini tersering karena adanya gangguan imunitas. Dijumpai 1

pada 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar, biasanya

timbul pada hari 3-8 setelah timbulnya ruam. Maguire (1985) melaporkan 1

kasus pada anak berusia 3 tahun dengan komplikasi ensefalitis menunjukkan

gejala susah tidur, nafsu makan menurun, hiperaktif, iritabel dan sakit kepala.

19 hari setelah ruam timbul, gerakan korea atetoid lengan dan tungkai.

Penderita meninggal setelah 35 hari perawatan.1

5. Hemorrargis varisela

terutama disebabkan oleh autoimun trombositopenia, tetapi hemorrargis

varisela dapat menyebabkan idiopatik koagulasi intravaskuler diseminata

(purpura fulminan).5

2.7. Terapi

Ada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Lotio

calamine dapat diberikan pada lesi kulit lokal, dan untuk menghilangkan gatal

diberikan antihistamin. Penggunaan kortikosteriod tidak dianjurkan. Penggunaan

salisilat sebaiknya dihindari karena berhubungan dengan komplikasi Sindroma

Reye. Karena VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada pembuluh

darah, maka pada varisela fulminan saat vesikel baru timbul, sebaiknya dapat

diberikan obat anti virus. Kuku sebaiknya dipotong dan dibersihkan agar tidak

terjadi infeksi sekunder saat anak menggaruk lesi karena merasa gatal. Jika terjadi

infeksi sekunder, antibiotik dapat diberikan. Pada pasien dengan penyulit

11

Page 12: Case Varisela

neurologis seperti ataksia serebelar, ensefalitis, meningoensefalitis, dan mielitis

dapat diberikan obat anti virus. Jika terjadi perdarahan, dapat diatasi sesuai

dengan hasil pemeriksaan sistem pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang.2

Pasien dengan immunodefisiensi seperti pada leukemia, keganasan, bayi

baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan

immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau kortikosteroid, radioterapi

mendapatkan obat antivirus secepat mungkin.2

Obat anti VZV yang lazim diberikan adalah asiklovir, baik untuk mengobati

varisela maupun herpes zoster. Asiklovir yang diberikan 1-2 hari setelah

timbulnya ruam terbukti dapat berguna untuk menurunkan panas dan menghambat

timbulnya lesi varisela. Pada pasien dengan immunosupresi, asiklovir telah

menunjukaan efisiensi dalam menurunkan kejadian diseminata. Terapi dengan

asiklovir harus dimulai pada 3 hari setelah onset zoster. VZ terlihat kurang

suseptibel dengan pengobatan asiklovir. Pada pasien dengan Herpes Zoster

dengan komplikasi post herpetic neuralgia, asiklovir hanya sedikit memiliki efek.

Pemberian asiklovir tdak dianjurkan untuk anak-anak berusia dibawah 12 tahun,

Dosis asiklovir yang umum diberikan adalah 500 mg/m2, i.v, setiap 8 jam selama

5 hari. Dosis parenteral ini terutama diberikan pada anak immunokompromis yang

terkena herpes zoster. Asiklovir oral dengan dosis 80 mg.KbBB/hari dibagi dalam

4 dosis, terbaik digunakan 1-2 hari sebelum timbulnya ruam kulit. Asiklovir oral

umumnya digunakan untuk anak-anak dengan status imun yang baik. Selain itu

Valacylovir 500 mg setiap 8 jam dan Fanciclovir 1 gr/hr dalam 3 dosis termasuk

golongan antiviral yang lebih baik absorpsinya.5

2.8. Pencegahan

Vaksinasi

Vaksin varisela dapat juga berguna untuk pencegahan jika diberikan 3-5

hari setelah kontak. vaksin varisela semula berasal dari virus hidup yang telah

dilemahkan (live attenuated). mengingat harga vaksin varisela yang cukup mahal,

sehingga cakupan imunisasinya belum cukup luas, dan daya perlindungan vaksin

hanya selama 10-12 tahun, maka bila vaksin diberikan pada anak dengan usia

kurang dari 12 tahun dapat mengubah epidemiologi penyakit, sehingga saat

dewasa anak yang telah divaksinasi ini akan menderita varisela, ini menyebabkan

12

Page 13: Case Varisela

bertambahnya jumlah orang dewasa yang menderita varisela. Karena varisela

pada ibu hamil cenderung menjadi berat dan beresiko terhadap anaknya maka

imunisasi varisela dianjurkan untuk diberikan saat anak berusia 12 tahun.

Vaksinasi varisela memiliki efek samping diantaranya adalah :

1. Ringan

Nyeri, bengkak saat vaksinasi dilakukan (1:5)

Demam (1:10)

Ruam ringan yang menetap sampai 1 bulan setelah vaksinasi (1:20). Pasien

ini dapat menularkan varisela pada orang-orang yang dekat dengannya,

namun hal ini jarang terjadi.

2. Sedang

Nyeri, dan bengkak pada tempat dimana vaksin disuntikkan (karena anak

bergerak atau terkejut) yang disebabkan oleh panas (1:1000)

3. Berat

Pneumonia (sangat jarang)

Reaksi serebral

Umumnya reaksi allergi terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam

setelah penyuntikan. Rekasi allergi ini seperti tanda-tanda sulit sesak napas, serak,

mengi, takikardi, pusing kepala, pucat atau radang tenggorokan, panas tinggi, dan

perubahan perilaku.5

Asiklovir sebagai postexposure prophylaxis sangat efektif jika diberikan 8-9

hari setelah kontak selama 7 hari. vaksinasi varisela sebaiknya diberikan sebagai

imunisasi wajib pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi untuk

terkena varisela.5

VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), sebaiknya dipertimbangkan

untuk diberikan pada pasien yang beresiko tinggi untuk terkena, dan pada pasien

yang jika terkena akan menderita penyakit yang lebih berat. Termasuk didalamnya

anak-anak dengan immunokompromis, wanita hamil yang belum pernah terkena

varisela, bayi-bayi baru lahir dari ibu yang terkena varisela kurang dari 5 hari

sebelum kelahirannya sampai 2 hari setelah kelahirannya, bayi prematur berusia

lebih dari 28 minggu dari ibu tanpa riwayat varisela, atau bayi kurang dari 28

minggu dengan riwayat ibu selama kehamilan memiliki kontak erat dengan

13

Page 14: Case Varisela

penderita varisela atau zoster. Yang termasuk kontak erat dengan penderita

varisela misalnya jika ibu tersebut tinggal serumah, sekamar di rumah sakit.

Immunoglobulin dosis tinggi dianjurkan pada 3-4 hari setelah kontak. Saat infeksi

telah terjadi, penggunaan immunoglobulin ini tidak terbukti dapat mencegah

memburuknya penyakit atau disseminata. Immunoglobulin tidak bermanfaat

digunakan sebagai terapi ataupun pencegahan rekurensi. Dosis VZIG 0-10

kg=125 IU, 10-20 kg=250 IU, 20-30 kg=375 IU, 30-40 kg=500 IU, > 40 k5=625

IU. Secara individual, VZIG ini tidak terbukti dapat benar-benar mencegah

terjadinya penyakit, namun VZIG ini dapat memperpanjang masa inkubasi 28 hari

menjadi 35 hari.3,5

BAB III

ANALISIS KASUS

ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK

a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :

Pasien An. A (9 tahun) datang ke Puskesmas Olak Kemang dengan

keluhan timbul gelembung-gelembung kecil berisi cairan yang muncul di

tangan, leher, wajah, dan perut sejak 3 hari yang lalu. Awalnya berupa bercak

merah seukuran ujung jarum pentul dileher, disertai gatal hilang timbul, nyeri

pada bercak merah tidak ada. Bercak merah kemudian menjadi lepuh berisi

cairan jernih kemudian pecah. Pasien juga mengalami demam yang tidak

14

Page 15: Case Varisela

terlalu tinggi pada awal timbulnya gejala, menggigil (-), nyeri sendi (-),

kemudian pasien minum obat penurun panas. Pada saat pasien datang berobat

kepuskesmas gelembung yang berisi cairan ini semakin banyak dan menyebar

ke wajah, leher, punggung, perut, tangan, dan kaki disertai gatal hilang timbul,

tidak ada nyeri. Ada riwayat kontak dengan penderita cacar sejak satu minggu

terakhir (teman pasien disekolah)

Dari pemeriksaan fisik didapatkan status dermatologis : Ad regio

Regio frontalis, regio nucha, regio supraskapula, regio lumbalis, regio

abdomen anterior et posterior, regio ekstrimitas anterior et inferior dextra et

sinistra. Lesi vesikel, multipel, ukuran miliar - lentikuler, diskret sebagian

konfluen, sebagian terdapat pustul multipel ukuran miliar-lentikuler diskret

sebagian terdapat krusta kehitaman tidak mudah di lepas.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, akhirnya didapatkan diagnosa

penyakit yang diderita pasien yaitu Varicella . Dimana gejala ini sesuai dengan

teori menunjukkan gejala varicella. Dari kondisi rumah disini tidak ada

hubungan antara kondisi rumah dengan keadaan pasien.

b. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga

Pasien tinggal bersama orang tua dan adiknya dimana untuk hubungan

dengan keluarga, tidak ada masalah. Didalam hubungan diagnosis dan aspek

psikologis disini tidak ada hubungan yang memperberat penyakit akibat dari

faktor psikologi pasien.

c. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis

Kausal penyebab dari masalah timbulnya suatu penyakit varicella pada

pasien ini adalah riwayat kontak dengan penderita varicella.

d. Analisis untuk menghindari faktor memperberat dan penularan penyakit

Untuk menghindari faktor memperberat dan penularan terjadinya

penyakit varicella adalah dengan cara :

Menghindari kontak dengan penderita varicella

Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat

menyebabkan luka dan resiko infeksi

Sebaiknya tetap berada dirumah atau istirahat dahulu selama ± 7 hari

15

Page 16: Case Varisela

RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA

PASIEN DAN KEPADA KELUARGA

- Menjelaskan kepada pasien bahwa varicella adalah penyakit menular dan

menjelaskan cara penularannya

- Menerangkan bahwa pentingnya menjaga kebersihan perorangan dan

lingkungan tempat tinggal.

- Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain mengalami

keluhan yang sama untuk segera berobat

RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA

KELUARGA

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit varicella adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh virus yaitu Varicella Zoster Virus (VZV). VZV ini

dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Pada kontak

pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar air,

sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian

terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah Herpes Zoster.

ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG

DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN

PADA PASIEN :

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit varicella berupa gelembung

berisi cairan, sebaiknya tidak menggaruk atau memecahkan gelembung

tersebut, jika dipecahkan akan terbentuk krusta yang lebih dalam sehingga

akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri

terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air

tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita

adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit

menghilang.

16

Page 17: Case Varisela

Menjelaskan bahwa VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada

pembuluh darah dan dapat menyebabkan komplikasi seperti Infeksi

sekunder dengan bakteri, varisela Pneumonia, Reye sindrom, Ensefalitis,

Hemorrargis varisela , hepatitis dan komplikasi lain sebaiknya menjalani

pengobatan yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko RP. Penyakit Virus Dalam: Djuanda A, dkk, editor. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

2010; 107-115

2. Harahap M. Varicella Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Gramedia.

1990: 127-129

3. Lndow RK. Infeksi Virus dan Infeksi Seperti Infeksi Virus. Dalam: Kaita

Selekta Terapi Dermatologik. Jakarta: EGC, 2004: 31-61

4. Martodiharjo S. Penatalaksanaan Klinik Herpes Zoster dan Varicella.

17

Page 18: Case Varisela

Berkala Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya. 2003: 45-53

5. Mitaart AH. Penyakit Kulit karena Virus. Penyakit Infeksi Tropik Pada

Anak. Jakarta. EGC. 2005: 174-184

Lampiran

18

Page 19: Case Varisela

19